Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Pelajaran 12 – Surat Pendengar Kalau Anda tidak mengerti sesuatu, bertanya kembali adalah pemecahan terbaik. Profesor menjawab pertanyaan pendengar tentang cerita sebelumnya: ini kesempatan yang baik sekali untuk mengulang dan mendalami isi cerita. Pendengar bertanya, Profesor menjawab. Ia akan menjawab dengan rinci. Untuk para pendengar, ini merupakan kesempatan terbaik untuk mengulang isi cerita dan mendalami ilmu pengetahuan atau kalau hanya sekedar ingin menanyakan hal-hal yang selalu ingin diketahui. Pertanyaan dari pendengar: Kata sapaan / Anrede mana yang sesuai dengan situasi apa? Dengan siapa saya berbicara, dengan "kamu (du)" atau "Anda (Sie)" ? Bagaimana cara memperkenalkan diri? Kapan saya menggunakan nama depan / Vornamen atau nama belakang / nama keluarga / Nachnamen ? Apa arti Modalpartikel "karena (denn)", "toh/namun/tetapi (doch)" dan "sebenarnya (eigentlich)"? Apa perbedaan antara "tidak/bukan (nicht)" dan "bukan apa-apa (nichts)" ? Naskah Episode 12 Deutsche Welle dan Goethe-Institut mempersembah-kan Radio D karangan Herrad Meese – sebuah kursus bahasa Jerman melalui radio bagi pemula, yang melengkapi kursus Redaktion D. Moderator Selamat berjumpa dalam bagian kedua belas kursus bahasa Radio D. Hari ini kami menyuguhkan hal istimewa: kami menjawab surat pendengar, tepatnya yang akan menjawab adalah Pak Profesor. Paula Hallo, liebe Hörerinnen und Hörer. Philipp Willkommen ... Paula ... bei Radio D. Philipp (mit unterlegter Titelmusik) Radio D ... Paula (mit unterlegter Musik „Hörerpost“) ... Hörerpost
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 1 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Moderator Baiklah, kita langsung mulai dengan pertanyaan pertama, yang diajukan oleh seorang wanita. Pendengar itu bertanya mengenai pemakaian sapaan dalam bahasa Jerman: kamu – DU atau Anda – SIE? Professor Pertanyaan yang menarik memang. Supaya jelas apa yang dipersoalkan, mari dengarkan contoh berikut dan coba membedakan antara SIE dan DU. Sprecherin Was machen Sie hier? Sprecherin Was machst du hier? Professor Berikut ini akan kami putarkan cuplikan dari beberapa adegan yang mengandung kedua bentuk sapaan itu. Barangkali Anda masih ingat contoh pertama, siapa yang bicara dan siapa yang disapa? Kalau begitu Anda sudah dapat menduga, kapan dipakai DU dan kapan dipakai SIE. Dr. Gudden (im Wasser kämpfend) Was machen Sie denn? Moderator Itu tadi dokter pribadi dari Raja Ludwig II. Professor Tentu sang dokter bergaya bahasa sangat sopan kalau berbicara dengan raja. Ya, bentuk sapaan yang sopan dalam bahasa Jerman adalah SIE. Josefine Ayhan, was machst du da? Moderator Itu tadi Josefine yang ingin tahu dari Ayhan, apa yang sedang dikerjakannya. Professor Josefine dan Ayhan masih muda, mereka saling mengenal dan sering bertemu di tempat kerja, maka mereka saling menyapa dengan DU. Dengarkan dua contoh lagi dan perhatikan kembali lagi peran yang dimainkan oleh peserta dialog yang bersangkutan. Paula Entschuldigung. Entschuldigung: Wer sind Sie? Schauspieler König Ludwig. Paula Also, Philipp: Das ist Ayhan.
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 2 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Philipp Wie heißt du? Ayhan? Ayhan? Moderator Kesimpulannya: Kalau kita mau bersikap sopan dan hormat, dan kalau menyapa orang tak dikenal atau orang yang lebih tinggi kedudukannya, kita memakai sapaan SIE. Di antara teman dan orang yang dikenal, dipergunakan sapaan DU. Professor Tunggu dulu, hal itu tidak berlaku secara umum. Orang yang sudah dikenal pun sering disapa dengan SIE – sebaliknya orang muda sering kali langsung memakai DU, biarpun mereka tidak saling mengenal. Sebagai pegangan untuk para pendengar ingin saya tekankan bahwa pemakaian sapaan SIE tidak pernah salah. Sebaliknya kalau kita langsung memakai DU, ada kemungkinan orang yang disapa menganggap kita kurang sopan. Jadi awal pembicaraan tidak begitu menguntungkan bagi kita. Moderator Benar. Lagi pula kalau kita menyapa orang dengan SIE yang sudah biasa dipanggil DU, ia pasti akan mengatakannya. Moderator Surat berikut dikirim oleh pendengar yang memiliki nama depan dan nama famili. Pertanyaannya: Kalau memperkenalkan diri, cukup kita sebutkan nama depan saja, atau nama depan dan nama keluarga? Professor Mengenai hal itu sudah kami berikan petunjuk dalam salah satu siaran sebelumnya. Faktor yang menentukan adalah konteks sosial. Para pendengar kita perlu mengetahui bahwa tidak ada yang salah kalau kita menyebutkan nama keluarga saja – terutama dalam acara resmi atau kalau bertemu dengan orang yang baru dikenal. Sprecher Mein Name ist Müller. Sprecherin Mein Name ist Meyer. Moderator Biasanya kita memperkenalkan diri kepada orang lain, atau kita yang diperkenalkan. Tentu saja ada tanggapan juga.
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 3 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Professor Jelas. Orang berbasa-basi dengan ”senang bertemu“ dan sebagainya, yang agak formil dan berbau kuno. Biasanya orang bereaksi dengan memperkenalkan dirinya saja. Sering diajukan juga pertanyaan ”Apa kabar Anda?“ atau ”Apa kabar?“ – WIE GEHT’S? Dr. Gudden Majestät, wie geht es Ihnen? Philipp Tag, Hanne. Wie geht’s? Moderator Rasanya pertanyaan itu tidak sepenuhnya serius, kan? Professor Dalam konteks kita baru berkenalan dengan orang lain, kalimat itu memang hanya ungkapan kosong yang cukup dijawab dengan perkataan sejenis, seperti ”Baik, terima kasih“ atau ”Terima kasih, kabar Anda bagaimana?“. Jadi tidak pada tempatnya kalau kita menerangkan keadaan kita secara panjang lebar. Moderator Kita beralih kepada pertanyaan lain – pertanyaan yang cukup sulit. Seorang pendengar meminta penjelasan mengenai sebuah kata kecil yang sering dipakai dalam bahasa Jerman, tetapi tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, – yaitu kata DENN. Professor Susah? Menurut saya tidak. Yang bertanya itu orang pintar. Saya senang sekali. Pendengar itu bertanya mengenai fungsi DENN. Kata itu tidak berubah dan tergolong jenis partikel – PARTIKEL. Moderator Memang dalam bahasa Indonesia ada partikel juga. Tetapi supaya pengertian itu tidak terlalu abstrak bagi pendengar kita, bagaimana kalau kita memberikan contoh pemakaiannya, Pak Profesor? Sprecherin Wer bist du denn? Sprecher Was machen Sie denn? Professor Saya yakin Anda mengerti kedua pertanyaan tadi: ”Siapa kamu? Apa yang Anda kerjakan?“ Tergantung dari konteks dan dari situasi yang berlaku pada saat pertanyaan itu diucapkan, aksentuasinya akan berbeda.
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 4 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Pada pertanyaan ”Siapa kamu?“, aksen atau tekanan dapat diberikan umpamanya pada kamu – DU, kalau si penanya ingin tahu siapa lawan bicaranya. Sprecherin Wer bist du? Moderator Rasa ingin tahu atau rasa heran diperkuat oleh partikel DENN. Contohnya pertanyaan Philipp yang penuh keheranan, ketika ia mendengar suara Compu untuk pertama kali. Philipp Wer bist du denn? Compu Ich bin Compu. Moderator Dengan partikel DENN kita tanggapi sesuatu yang dikatakan atau diperbuat sebelumnya. Reaksi itu dapat mengungkapkan keheranan atau rasa jengkel. Dengarkan sekali lagi kalimat contoh dengan tekanan yang terletak pada verba MACHEN. Sprecher Was machen Sie denn? Moderator Dapat dimengerti kalau dokter pribadi Raja Ludwig sangat marah ketika sang raja mencoba menariknya masuk ke air danau. Dr. Gudden Was machen Sie denn? Halt! Halt! Professor Sama halnya seperti semua partikel, kata kecil DENN tidak mengubah makna ungkapan secara mendasar. Akan tetapi ungkapan itu dimodifikasi olehnya, jadi atau diperkuat atau dihaluskan. Moderator Dengan demikian makna ungkapan tetap sama – lalu untuk apa para pendengar kita harus direpotkan dengan pengetahuan itu? Professor Di satu pihak Anda benar, kalimat-kalimat itu dapat dimengerti tanpa adanya partikel, maknanya tidak perlu dicari-cari. Namun para pendengar kita perlu mengetahui pula, bahwa partikel sering sekali dipakai dalam bahasa Jerman, khususnya dalam bahasa lisan. Berkat partikel, bunyi kalimat jauh lebih luwes, tidak begitu kering. Mari dengarkan dua contoh lagi.
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 5 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Sisi Was ist denn das? König Ludwig Ein Tisch, liebe Sisi. Josefine Hilfe, wer ist das denn? Compu Eulalia. Moderator Apakah kita pernah mendengar partikel lain pula? Professor Ya, yang masih ingin saya bicarakan ialah partikel kan – DOCH. Partikel DOCH itu dapat kita pakai dalam pembicaraan untuk memperoleh persetujuan lawan bicara. Sprecher Das ist doch Philipp. Professor Kita memperingatkan mitra tentang hal yang seharusnya diketahuinya – contohnya ada burung hantu di Radio D. Philipp Wie bitte? Wer ist das denn? Paula Eine Eule. Das siehst du doch! Moderator Justru kalau ada hal yang dianggap berlaku dengan sendirinya, orang sering suka memakai partikel DOCH, juga untuk mengungkapkan rasa kurang senang. Josefine Hallo, Eule, du bist auch noch da? Compu Das ist eine Eule, aber sie heißt Eulalia. Das weißt du doch. Professor Akhirnya ingin saya perkenalkan partikel kesayangan saya yang berarti sebenarnya. Partikel EIGENTLICH itu boleh dikatakan agak licik. Sprecher Wo ist Philipp? Sprecherin Wo ist eigentlich Philipp? Moderator Licik bagaimana?
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 6 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Professor Begitu, partikel itu kedengaran adem-adem saja, tetapi jelas dapat mempertajam tuduhan. Bagaimana menurut Anda? Pertanyaan yang diajukan Ayhan biasa saja, ataukah mengandung juga tuduhan karena Philipp absen dari redaksi? Ayhan Wo ist eigentlich Philipp? Paula In München. Compu Nein, im Stau. Philipp ist im Stau. Moderator Belum habis juga pertanyaan pendengar kita. Ini misalnya: Kapan dipergunakan ”tidak“ – NICHT dan kapan dipakai padanan istilah ”tak sesuatu pun“ – NICHTS? Professor Berbeda dengan kebiasaan, saya tidak akan mulai dengan menyodorkan kalimat contoh, melainkan memberikan nasihat kepada para pendengar: Dalam bahasa Jerman kedua kata ingkar NICHT dan NICHTS sangat mirip bunyinya. Oleh karena itu kita gampang keliru. Moderator Jadi apa yang patut dilakukan?
Professor Cara paling baik, mempelajari contoh-contoh dalam konteksnya sambil membayangkan situasi: Dalam keadaan sama sekali tidak mengetahui apa yang dibicarakan, kemungkinan besar orang akan mengatakan, ”Saya tidak mengerti apa-apa“. Sprecher Ich verstehe nichts. Moderator Situasi seperti itu dialami Ayhan pada saat Paula kembali dari perjalanan riset mengenai Raja Ludwig. Paula merasa jengkel karena suatu hal yang sama sekali tidak dapat dimengerti oleh Ayhan. Ayhan Paula, ich verstehe nichts. Ich verstehe überhaupt nichts. Paula Du verstehst nichts? Ach!
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 7 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Professor Jadi kata NICHTS berfungsi sebagai pengingkar untuk hal umum, misalnya bahwa kita sama sekali tidak mengerti, atau tidak tahu, tidak dapat, atau ... Dugaan saya, dalam semua bahasa di dunia ini ada cara untuk membedakan apakah orang mengetahui tak sesuatu pun atau tidak mengetahu hal tertentu. Yang terakhir itu diungkapkan dengan kata NICHT dalam bahasa Jerman. Kata itu selalu mengacu pada hal konkret. Moderator Umpamanya pada fakta bahwa Philipp tidak berada di redaksi Radio D ketika ibunya menelepon. Frau Frisch Mein Name ist Frisch, Hanne Frisch. Ist Philipp da? Josefine Nein, der ist nicht da. Professor Kalau boleh, saya ingin beralih sepintas lalu kepada lawannya NICHTS – kata semuanya – ALLES. Sprecherin Du verstehst alles? Moderator Itulah reaksi Josefine yang terheran ketika menyadari, bahwa Eulalia mengerti semua. Josefine O, Entschuldigung, du verstehst alles? Professor ALLES dan NICHTS menyebutkan hal yang sangat umum, yang satu positif, yang lainnya negatif. Jalan tengah di antara mengetahui semuanya dan mengetahui tak sesuatu pun adalah ”tidak mengetahui semuanya“. – Kalau sudah begitu, sebenarnya kita serba tahu, bukan? Josefine Eulalia, Eulalia – woher kommt dein Name? Eulalia Ich bin klug und weise, aber ich weiß nicht alles. Moderator Sayang waktu untuk menjawab surat pendengar sudah habis untuk kali ini. Terima kasih banyak, Pak Profesor.
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 8 von 9
Deutsch lernen und unterrichten – Arbeitsmaterialien
Radio D – Teil 1 Professor Saya ucapkan terima kasih kepada para pendengar yang mengajukan pertanyaan yang berbobot. Moderator Dalam siaran berikutnya Philipp dan Paula mendapat tugas investigasi kasus baru. Paula Liebe Hörerinnen und Hörer, bis zum nächsten Mal. Ayhan Und tschüs.
Herrad Meese
Ihr Deutsch ist unser Auftrag! DW-WORLD.DE/radioD © Deutsche Welle
Seite 9 von 9