ARTIKEL
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BATANG JARAK TENTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP Bacillus subtilis dan Escherichia coli
OLEH : DEWA AYU SRI NOVITA CAHYANI DEWI 050110a010
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN AGUSTUS,2016
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BATANG JARAK TENTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP Bacillus subtilis dan Escherichia coli Dewa Ayu Sri Novita Cahyani Dewi Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Latar belakang :Batang jarak tentir mengandung senyawa kimia flavonoid dansaponin yang diduga dapat menghambat bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L)dapatmenghambatBacillus subtilisdanEschericha coli yang sebanding dengan ciprofloxacin. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifidaL.) mempunyai aktivitas antibakteri. Metode: penelitian eksperimental menggunakan post test control design menggunakan 5 kelompok perlakuan. Kelompok control positif , kelompok control negatif, Perlakuan 1 konsentrasi 25%, Perlakuan 2 konsentrasi 50%, Perlakuan 3 konsentrasi 75%.Uji aktivitas antibakteri menggunaka nmetode dilusi padat data yang diperoleh berupa larutan keruh pada media ada pertumbuhan bakteri. Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang jarak tentir konsentrasi 75% v/v memiliki kemampuan menghambat bakteri Bacillus subtilis yang ditunjukkan dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 16,3 mm, sedangkan bakteri E. Coliditunjukkan dengan diameter zona bunuh rata-rata sebesar 6,7 mm. Kesimpulan : Pada konsentrasi 75% b/v ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L.)dapat menghambat Bacillus subtilis dan Escherichia coli sebagai aktivitas antibakteri yang sebanding dengan ciprofloxacin. Saran :Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri pada ekstrak etanol batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) dengan menggunakan metode yang berbeda dan konsentrasi yang sama.
Kata kunci :Batang jarak tentir (Jatrophamultifida L.), antibakteri, Bacillus subtilis, E. coli.
ABSTRACT Background: Stem within tentir contains chemical compounds flavonoids and saponins which allegedly can inhibit the bacteria Bacillus subtilis and Escherichia coli. This study aims to determine the antibacterial activity of the extract stem tentir distance (Jatrophamultifida L) can inhibit Bacillus subtilis and Eschericha coli comparable to ciprofloxacin. Objective: To determine whether the extract stem tentir distance (Jatropha multifida L.) has antibacterial activity. Methods: experimental study using post test control design using the 5 treatment groups. Positive control group, negative control group, treatment 1 concentration of 25%, treatment 2 concentration of 50%, 75% Treatment 3 concentration .Uji antibacterial activity using data obtained solid dilution solution was cloudy at no bacterial growth media. Results: The results showed that the extract of the stem within tentir concentration 75% v / v has the ability to inhibit the bacteria Bacillus subtilis as indicated by inhibition zone diameter on average by 16.3 mm, whereas the E. coli bacteria was shown with the mean diameter kill zone average of 6.7 mm. Conclusion: At a concentration of 75% w / v extract stem tentir distance (Jatrophamultifida L) can inhibit Bacillus subtilis and Escherichia coli as an antibacterial activity comparable to ciprofloxacin. Suggestion: Before test the antibacterial activity of ethanol extract stem tentir distance (Jatrophamultifida L.) using different methods and the same concentration. Keywords: Stem tintir distance (Jatrophamultifida L.), antibacterial, Bacillus subtilis, E. coli. Kata kunci :stem tentir distance (Jatrophamultifida L) can inhibit Bacillus subtilis and Eschericha A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial harus menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungan untuk kelangsungan hidup. Penyesuaian diri tersebut dapat berupa aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Aktivitas makhluk hidup selalu dipengaruhi oleh faktor abiotik dan biotik.Faktor abiotik yaitu suhu, cuaca, nutrisi, air, kelembaban, dan pH, sedangkan faktor biotik berupa tumbuh - tumbuhan, hewan, dan mikroba.Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari berbagai jenis mikroba, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, penyakit infeksi merupakan salah satu permasalahan dalam bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyebab utama penyakit di dunia terutama pada daerah tropis, seperti Indonesia karena keadaan yang berdebu dan temperatur yang hangat dan lembab sehingga mendukung mikroba untuk tumbuh subur (Gibson,1996). Bakteri merupakan salah satu mikroorganisme utama penyebab penyak itinfeksi (Jawetzet al., 2001).Escherichia coli menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan, penyakit diare (Brooks et al, 2001).Adapun jenis bakteri yang merugikan ataralain Bacillus subtilis bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit infeksi pada saluran pencernaan.Bacillus subtilis termasuk kelompok bakteri family Bacillaceae yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia bersifat patogen.
Bakteri ini merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang, dan sering ditemukan ditanah air, udara, serta tumbuh-tumbuhan (Dwidjoseputro,2005). Bakteri ini dapat mengakibatkan keracunan makanan, meningitis, dan infeksi pada mata (Ryan & Ray, 2004).Berdasarkan hasilrisetKesehatanDasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi rata-rata infeksi di Indonesia sebesar 3,5 persen. prevalensi tertinggi adalah Provinsi Jawa Tengah sebesar 3,3 persen dan terendah adalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 3,1 persen (Depkes RI, 2013).Penggunaan antibiotik yang luas mengakibatkan timbulnya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Sehingga perlu dikembangkan alternatif pengobatan menggunakan tanaman obat sebagai sumber potensi obat baru karena lebih mudah didapat,lebih murah,dan memiliki efeksamping yang relatifrendah (Igoliet al., 2000).Salah satu anti bakteri dari alam yang dapat digunakan sebagai obat adalah ekstrak batang Jarak tentir(Jatropha multifida L) yang memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak masyarakat Indonesia mengetahuinya. Beberapa masyarakat pedesaan memanfaatkan tanaman yodium atau jarak tentir (Jatropha multifida L).
B. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan Autoklaf, oven, obyek glass, lampu spritus, inkase, cawan petri, lampu spritus, ose steril, mikropipet, jangka sorong, autoklaf, incubator, pipet ukur steril, pipet volum, pipet tetes, batang pengaduk, yellow tips, dan alat-alat gelas yang disterilkan (beaker glass, Erlenmeyer, tabung reaksi, labu takar, dan gelas ukur). Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) yang di dapat di daerah Blora. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli. senyawa kimia flavonoid, saponin, aquadest dan ciprofloxacin. 2. Cara Penelitian 1. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pembuatan ekstrak etanol batang jarak tentir bobot 500 gram setelah diuapkan, diperoleh ekstrak kental sebesar 87,6 gram, sehingga didapat kadar ekstrak (rendemen) sebesar 17,52%. dibuat dalam 3 konsentrasi yaitu 25% b/v, 50% b/v, dan 75 b/v. 3. Dimasukkan media Na sebanyak 10 ml Dimasukkan ekstrak sebanyak 1 ml kedalam cawan dengan masing-masing konsentrasi Ditambahkan 100µl suspensi bakteri Masing-masing cawan petri digoyang hingga homogen Ditunggu hingga padat Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam Diamati larutannya.
3. METODE ANALISA DATA Data yang diperoleh yaitu berupalarutan keruh pada media ada pertumbuhan bakteri pada media dan untuk mengtahui ekstrak batang jarak tentir tersebut bisa menghambat bakteri atau tidak maka dilakukan penanaman ulang pada media dan dihitung Mean±SD (mm) pada setiap bakteri untuk melihat perbedaan antara kedua bakteri dan hasil yang diperoleh berbeda dan memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda. Ekstrak batang kosentrasi 75% b/v telah berhasil KHM bakteri ditunjukkan dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 16,3 mm, sedangkan pada E. coli berhasil KHM bakteri ditunjukkan dengan diameter zona hambat rata-rata sebesar 6,7mm. C. Hasil dan Pembahasan 1. Identifikasi senyawa Tabel 1 Hasil identifikasikan dungan kimia pada batang jarak tentir Uji senyawa
Hasil
Keterangan
Ekstrak + aquadest panas didinginkan Buih stabil Saponin kemudian kocok kuat 10 detik hasil berbuih ditambahkan HCl Ekstrak + methanol panas kemudian Merah Flavonoid tambahkan H2SO4 a. Flavonoid Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan methanol sampai terendam kemudian dipanaskan, filtrat yang didapat kemudian ditambahkan dengan larutan H2SO4. Reaksi positif ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi warna merah. b. Saponin Sebanyak 0,1 g sampel ditambahkan dengan air panas selama 5 menit, kemudian disaring dan dikocok secara vertikal dan diamkan selama 10 menit. Kemudian ditambahkan dengan HCL 10% sebayak 1 ml. Reaksi positif ditandai dengan adanya buih yang stabil. Berdasarkan reaksi pengamatan warna tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam ekstrak etanol batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) mengandung senyawa flavonoid dan saponin.
2. Pengukuran zona hambat bakteri Tabel 1 Parameter Zona Hambat Bakteri Bacillus subtilis Kelompok Perlakuan Mean±SD Kontrol + 16,7±0,24 Kontrol 0±0 P1 14,5±0,3 P2
15,3±0,24
P3
16,3±0,2
Keterangan : K + = Ciprofloxacin 15 µg/ml K= Aquadest P1 = Ekstrak 25%b/v P2 = Ekstrak 50% b/v P3 = ekstrak 75% b/v Table diatas menunjukan pada konsentrasi konsentrasi 25% b/v (P1), 50% b/v (P2) dan 75% b/v (P3) telah terbukti dapat menghambat bakteri.Tetapi pada konsentrasi 25% b/v (P1) hanya bisa menghambat 14,5mm tidak seperti konsentrasi 50%b/v (P2) dan konsentrasi 75% b/v (P3), sedangkan konsentrasi 50% b/v (P2) dan 75% b/v (P3) jumlah zona hambat bakteri 15,3mm dan 16,3 mm dibandingkan konsentrasi 25% b/v (P1).Data hasil daya antibakteri ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) terhadap Bacillus subtilis dan Eschericha coli’. Tabel 2 uji normal Bacillus subtilis Shapiro-Wilk Perlakuan Statistic Df Sig. zona_hambat_bacillus_s kontrol postifif 1.000 3 1.000 ubtilis konsentrasi 25% .987 3 .780 konsentrasi 50% 1.000 3 1.000 konsentrasi 75% .964 3 .637 a. Lilliefors Significance Correction Uji normalitas dilihat dari Shapiro-Wilk karena datanya kurang dari 50. Dilihat signifikansinya jika kurang dari 0,05 berarti dia tidak terdistribusi normal jika lebih dari (>0,05) terdistribusi normal dilihat dari tabel diatas uji normalitasnya 0,634 (p>0,05) berarti dari terdistribusi normal. Tabel 3 uji homogenitas Bacillus subtilis Test of Homogeneity of Variances zona_hambat_bacillus_subtilis Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.349 4 10 .318 Dilihat dari homogenitas data pada hasil statistik lihat signifikansinya jika kurang dari 0,05 tidak homogenitas jika lebih dia homogenitas dilihat dari tabel diatas uji homogenitasnya 0,318 (p>0,05) berarti homogenitas.
Tabel 4 uji ANOVA Bacillus subtilis ANOVA zona_hambat_bacillus_subtilis Sum of Mean Squares Df Square F Sig. Between (Combined) 600.823 4 150.206 2816.356 .000 Groups Linear Contrast 293.281 1 293.281 5499.025 .000 Term Deviation 307.541 3 102.514 1922.133 .000 Within Groups .533 10 .053 Total 601.356 14 Uji ANOVA dilihat dari signifikansinya jika signifikansinya kurang dari 0,05 berarti data tidak berbeda bermakna. dilihat dari tabel diatas uji ANOVA 0,000 (p<0,05) berarti data didapatkan hasil berbeda bermakna pada uji ANOVA. Tabel 5 uji LSD Bacillus subtilis Perakuan K- vs K+ K- vs K 25% k- vs K50% K- vs K75% K+ vs K 25% K+ vs K 50% K+ vs K 75% K 25% vs K50% K 25% vs K 75% K 50% vs K 75%
Hasil 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,080 0,001 0,000 0,000
Kesimpulan Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Tidak berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna Berbeda bermakna
Di lanjutkan dengan uji LSD yang perlakuan pada bakteri Bacillus subtilis. Konsentrasi 75% terhadap kontrol positif didapatkan hasil 0,080 yang artinya tidak berbeda bermakna dan pada konsentrasi 25% dan 50% pada kontrol positif terhadap kontrol negatif nilai signifika 0,000 yang artinya berbeda bermakna. kelompok dilakukan uji LSD lihat signifikansi jika signifikansinya kurang dari 0,05 berarti bahwa tiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan bermakna. Jika lebih dari 0,05 berarti bahwa tiap kelompok perlakuan memiliki perlakuan yang sama dilihat dari tabel diatas Hal ini dikarenakan pada kontrol negatif yang berisi aquadest tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada kontrol positif yang berisi ciprofloxacin telah dapat menimbulkan daya hambat bakteri Bacillus subtilis.
Tabel 6 Parameter Zona Hambat Bakteri Escheriachia coli Kelompok Perlakuan Mean±SD (mm) Kontrol + 7,73±0,20 Kontrol 0±0 P1 6,5±0,5 P2
6,2±0,22
P3
6,7±0,6
Keterangan : K + = Ciprofloxacin 0,015 µg/ml K= Aquadest P1 = Ekstrak 25% b/v P2 = Ekstrak 50% b/v P3 = Ekstrak 75% b/v Table diatas menunjukan pada konsentrasi konsentrasi 25% b/v (P1), 50% b/v (P2) dan 75% b/v (P3) telah terbukti dapat menghambat bakteri. Tetapi pada konsentrasi 50% b/v (P1) hanya menghambat 6,5mm tidak seperti konsentrasi 25%b/v (P2) dan konsentrasi 75% b/v (P3), sedangkan konsentrasi 50% b/v (P2) dan 50% b/v (P3) jumlah zona hambat bakteri 6,5mm dan 6,7mm dibandingkan konsentrasi 50% b/v (P1). Tabel 7 uji normal E.coli Shapiro-Wilk Perlakuan Statistic Df Sig. zona_hambat_eschericha kontrol positif .987 3 .780 _colli konsentrasi 25% 1.000 3 1.000 konsentrasi 50% .893 3 .363 konsentrasi 75% .750 3 .000 a. Lilliefors Significance Correction Uji normalitas dilihat dari Shapiro-Wilk karena datanya kurang dari 50. Dilihat signifikansinya jika kurang dari 0,05 berarti tidak terdistribusi normal jika lebih dia terdistribusi normal dilihat dari tabel diatas uji normalitasnya 0,780 (p>0,05) berarti dari terdistribusi normal. Tabel 8 uji homogenitas E.coli Test of Homogeneity of Variances zona_hambat_eschericha_colli Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.901 4 10 .078
Dilihat dari tabel diatas uji homogenitasnya 0,078 (p>0,05) berarti dia homogenitas. Tabel 9 Uji Kruskall Walls Variabel dependen X hitung P-Value Daya Hambat 3.857 0.050 Dari tabel Uji Kruskal Walls diatas diperoleh p-value 0.050. Oleh karena p-value 0.050>a(0.05), maka disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna jumlah zona hambat diantara keempat perlakuan. Ini menunjukan bahwa semua perlakuan memiliki efek sama terhadap jumlah zona hambat. Tabel 10 Uji Mann-Whitney Test Kelompok Perlakuan Signifikansi Kontrol (+) vs 25% 0.100 Kontrol (+) vs 50% 0.100 Kontrol (+) vs 75% 0.100 Konsentrasi 25% vs 50% 0.700 Konsentrasi 25% vs 75% 0.700 Konsentrasi 50% vs 75% 0.400 Tabel bermakna
diatas
dengan
Keterangan Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna Berbeda tidak bermakna
menunjukan bahwa kontrol positif berbeda tidak konsentrasi
25%,
50%,
dan
75%
karena
nilai
signifikiansinya >0,005. Pada konsentrasi 25% vs 50% dan 75% berbeda tidak bermakna. Pada konsentasi 50% vs75% berbeda tidak bermakna. Tabel 11 Uji daya bunuh Bacillus subtilis Perlakuan Kontrol positif Konsentrasi 25% Konsentrasi 50% Konsntrasi 75%
Hasil Jernih Keruh Keruh keruh
Tabel 12 Uji daya bunuh E.coli Perlakuan Kontrol positif Konsentrasi 25% Konsentrasi 50% Konsntrasi 75%
Hasil Jernih Keruh Keruh keruh
Berdasarkan uji aktivitas anti bakteri Ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia colipada konsentrasi 25% v/v, 50% v/v, dan 75% v/v memiliki aktivitas menghambat bakteri dengan diperoleh larutan keruh pada media ada pertumbuhan bakteri dan memiliki aktivitas antibakteri yang sama. dan untuk mengetahui ekstrak batang tersebut bisa membunuh bakteri atau tidak maka dilakukan penanaman ulang pada media dan hasil yang diperoleh berbeda dan memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda. Ekstrak batang kosentrasi 75% v/v telah berhasil KHM bakteri ditunjukkan dengan diameter zona hambat. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) terbukti mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis dan Escherichia coli. 2. Pada konsentrasi 75% b/v ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L) dapat menghambat Bacillus subtilis dan Escherichia coli yang sebanding dengan ciprofloxacin. E. Saran 1. Perlu dilakukan penelitianlebih lanjutuntu kmengetahui KHM dan KBM pada akterijenis lainnya dengan menggunakan ekstrak etanol batang jarak tentir (Jatropha multifida L.) 2. Perlu dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak batang jarak tentir (Jatropha multifida L) dangan menggunakan metode yang sama dan konsentrasi yang berbeda. H. DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi, cetakan ke-16. Jakarta. Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, 72-74, Badan Penelitiandan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. E.,Edisi XXII, 224-227, Jakarta, Penerbit Salemba Medika. Gibson. 1996.Uji aktivitas ekstrak etanol daun anggur (Vitisvinifera L.) dan praksi-praksinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Jawetz, Et. al. 2001.Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh Mudihardi, Robinson, T., 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.