GAMBARAN STATUS GIZI DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI PADUKUHAN KARANGGENENG DAN MULUNGAN KULON DESA SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
ST
S E K I
N JE
Disusun Oleh :
RIKADANI PUSPITA WIDIYANTO 1112044
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015
i
A
T AR
HALAMAN PENGESAHAN
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
iii
A
T AR
PERNYATAAN
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
iv
A
T AR
INTISARI GAMBARAN STATUS GIZI DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DI POSYANDU MELATI PADUKUHAN KARANGGENENG DAN MULUNGAN KULON DESA SENDANGADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA Rikadani Puspita Widiyanto1, Endah Puji Astuti2 INTISARI Latar Belakang :Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya, sebagai pengantur proses dalam kehidupan. Gizi berperan dalam tubuh sebagai energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari, mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air dan cairan tubuh yang lain. Posyandu Melati mempunyai masalah gizi dari 10 balita (20%), didapatkan dengan gizi kurang sebanyak 5 balita (10%), dan gizi lebih sebanyak 5 balita (10%). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita, yaitu asupan makanan, infeksi penyakit, kesehatan pangan dikeluarga, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan keluarga, pengetahuan dan informasi mengenai gizi. Sesuai teori Notoatmodjo (2007), mengatakan tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan Tujuan : Mengetahui Gambaran Status Gizi dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta. Metode : Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling sebanyak 50 ibu balita. Instrument penelitian adalah kuesioner dengan jumlah 25 pertanyaan yang telah di uji validitas dan reliabilitas, analisis data menggunakan univariat. Hasil :Posyandu Melati diperoleh hasil status gizi balita baik (74%), kurang (18%), lebih (4%) dan buruk (4%). Sedangkan pengetahuan ibu tentang gizi, baik (80%), cukup (14%), dan kurang (6%). Kesimpulan : Mayoritas status gizi balita baik (74%) dan responden berpengetahuan baik (80%). Disarankan untuk kader yang ada di Posyandu Melati, yaitu lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan dan bersinambungan sehingga para ibu yang mempunyai balita memahami pentingnya gizi pada masa balita.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
S
E K I T
N JE
S
Kata Kunci
: Pengetahuan ibu tentang gizi, Status gizi, Balita
1. Mahasiswa Diploma III Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta 2. Dosen Pembimbing, Dosen Kebidanan Stikes A. Yani
v
A
T AR
ABSTRACT THE DESCRIPTION OF NUTRITION STATUS AND THE MOTHERS’ KNOWLEDGE ABOUT TODDLER’S NUTRITION AT POST INTEGRATED SERVICES MELATI OF KARANGGENENG AND MULUNGAN KULON HAMLETS SENDANGADI VILLAGE MLATI SLEMAN YOGYAKARTA Rikadani Puspita Widiyanto1, Endah Puji Astuti2 ABSTRACT Background: Nutrition is a chemical bond that is needed by the body to perform its functions, as regulate processes in life. Nutrition plays a role in the body as energy to perform daily activities, regulate metabolism and water balance and regulate various other body fluids. Post Integrated Services Melati has nutrition problem from 10 toddlers (20%), obtained with less nutrition as many 5 toddlers (10%), and over nutrition as many 5 toddlers (10%). Factors that influence the nutritional status of children are food intake, infectious diseases, health food in the family, parenting, health services, family education level, knowledge and information about nutrition. According to Notoatmodjo theory (2007), that the level of knowledge of someone influence on attitudes and behavior in food selection Purpose: to know the description of nutrition status and the mothers’ knowledge about toddler’s nutrition at post integrated services Melati of Karanggeneng and Mulungan Kulon Hamlets Sendangadi Village Mlati Sleman Yogyakarta Method: Kind of descriptive research. Samples taken by total sampling technique as many 50 toddler mothers. Research instrument is questioner with the number of question as many 25 that have been validity dan reliability tested, data analysis used univariat. Result: post integrated services Melati found the result of nutrition status of toddlers are good (74%), less (18%), over (4%) and bad (4%). While the mothers’ knowledge about toddler’s nutrition, good (80%), enough (14%), and less (6%). Conclusion: Most of toddler’s nutrition status is good (74%) and respondents in good knowledge (80%). It suggest for the cadre at post integrated services Melati to improve the counseling and ongoing activities so that the mothers who have children to understand the importance of nutrition in infancy
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
S
E K I T
N JE
S
Keywords
: mothers’ knowledge about nutrition, nutrition status, Toddler
1. Student of Diploma III Midwifery Stikes A. Yani Yogyakarta 2. Lecturer, Lecturer of Midwifery of Stikes A. Yani
vi
A
T AR
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Gambaran status gizi dan pengetahuan ibu tentang gizi balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta”. Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. Kuswanto Haradja, dr.M. Kes, selaku Ketua Stikes A. Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta. 3. Sri Subiyatun, S.SiT.,M.Kes, selaku dosen penguji penelitian yang telah memberikan masukan, saran, meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap penelitian ini. 4. Endah Puji Astuti, S.Si.T.,M.Kes, selaku pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang sudah memberikan saran dan masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. 5. Seluruh Staff Akademik Kebidanan Stikes A. Yani Yogyakarta yang telah memberi motivasi dan dukungan sepenuh hati. 6. Kepada Bapak Teguh Widodo, selaku Kepala Dusun Padukuhan Karanggeneng yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Ibu Balita, selaku responden yang sudah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 8. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat, dukungan dan do’a yang senantiasa mengalir. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak, baik dimasa kini maupun masa yang akan datang bagi pembaca umumnya dan tenaga kesehatan khususnya.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Yogyakarta, Agustus 2015 Penulis
vii
A
T AR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………..... LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….. PERNYATAAN ……………………………………………………….… INTISARI ……………………………………………………………….. ABSTRACT …………………………………………………………….. KATA PENGANTAR ...………………………………………………… DAFTAR ISI …………………………………………………………….. DAFTAR TABEL………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….
i ii iii iv v vi vii viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……..……………………………………………. B. Rumusan Masalah ……..………………………………………… C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. E. Keaslian Penelitian …………………………………………….....
1 4 4 5 6
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
RP
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori …………………………………………………... 1. Status Gizi Balita ...........…....………………………………. 2. Pengetahuan …………………………………………………. 3. Balita …………........………………………………………… 4. Gizi Balita..............…………………………………………... 5. Anjuran Pemberian Makanan pada Balita ………………....... 6. Permasalahan pada Gizi Kurang …………………………….. 7. Tanda kurang Gizi …………………………………………… 8. Cara pengolahan bahan makanan ……………………………. B. Kerangka Tinjauan Pustaka ……………………………………… C. Kerangka Konsep Penelitian ……………………………………..
9 9 15 21 23 34 35 35 36 40 41
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenisdan Rancangan Penelitian …………………………………. B. Lokasi dan Waktu ………………………………………………... C. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………………….. D. Variabel Penelitian ……………………………………………….. E. Definisi Operasional ……………………………………………… F. Instrumen Penelitian ………………………………………………
42 42 42 43 43 44
A L A
PEJENDER S
E K I T
S
viii
A
T AR
G. H. I. J. K.
Alatdan Metode Pengumpulan Data …………………………….. Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… Metode Pengolahan dan Analisa Data ....………………………… Etika Penelitian …………………………………………………... Pelaksanaan Penelitian ……….…………………………...………
45 47 50 50 51
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................ 54 B. Pembahasan ..................................................................................... 60 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 66 BAB V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 68 B. Saran ................................................................................................ 68
AN
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
ix
A
T AR
DAFTAR TABEL Hal Keaslian Penelitian …………………….............................. 6 Tabel Klasifikasi Status Gizi Balita .................................... 10 Angka Kecukupan Kalori per Anak per hari ....................... 25 Yang dianjurkan Daftar kandungan kabohidrat pada makanan ...................... 25 Kecukupan Protein yang dianjurkan untuk bayi ................. 27 Definisi Operasional …………………................................ 43 daftar Kisi-kisi Kuesioner .................................................... 44 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Responden di Posyandu Melati ................................. .......... 56 Distribusi Frekuensi Status Gizi di Posyandu Melati …….. 57 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi di Posyandu Melati ................................... 57 Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Balita dengan Status Gizidi Posyandu Melati ...................................................... 58 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Balita dengan Status Gizi di Posyandu Melati ...................................................... 59 Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Balita dengan Tingkat Pengetahuan tentang Gizi di Posyandu Melati .................... 59
Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Table 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4
AN
Tabel 4.5
A YAK K A OG
Tabel 4.6
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
DAFTAR GAMBAR Hal Kerangka Teori Gambaran Status ...................................... 40 Gizi dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita Kerangka Konseb Penelitian .............................................. 41 Gambaran Status Gizi dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita
Gambar 2.1 Gambar 2.2
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xi
A
T AR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17
Jadwal Kegiatan Penelitian Surat Studi Pendahuluan Surat Keterangan Izin Studi Pendahuluan Surat Pengantar Informed Consent Kuesioner Kunci Jawaban Kuesioner Surat Izin Uji Validitas dan Reliabilitas Surat Keterangan Izin Uji validitas dan Reliabilitas Hasil Uji Validitas Hasil Reliabilitas Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Izin Penelitian Tabel Standar Umur, Berat Badan dan Status Gizi Analisa Data Surat Balasan Penelitian Lembar Konsultasi
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xii
A
T AR
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Balita atau dibawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir yang berusia 0 sampai 5 tahun. Balita usia 1 sampai 5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Balita sering disebut konsumen pasif,
AN
A YAK K A OG
2011).
T ANI Y S U .Y
Hasil pemantauan status gizi di DIY yang dilaksanakan pada bulan Februari
P AL A R E ER
2012, menurut penilaian status gizi balita BB terdapat balita gizi buruk sebanyak
P
276 (0,45%), gizi kurang mencapai sebanyak 5,127 balita (8,27%), gizi baik
D
N JE
mencapai 54,889 (88,52%), dan gizi lebih sebanyak 1,685 balita (2,72%). Seluruh
S
E K I T
balita gizi buruk dilakukan pelacakan epidemiologi dan hasilnya ditemukan 87
S
balita sangat kurus atau kasus gizi buruk (0,14%) dari seluruh balita yang ada, adanya penyebab khusus kurangnya gizi salah satunya disebabkan oleh pola asuh yang salah. Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) selama satu tahun tertentu per 1000 anak usia yang sama pada pertengahan tahun itu, termasuk kematian bayi (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014).
1
A
T AR
sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif(Proverawati,
2
Kebutuhan gizi yang baik merupakan persyaratan utama dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa sekarang terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI, 2007). Pada usia balita, kecukupan gizi pada anak sangat tergantung kepada ibu atau pengasuhnya. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan kebutuhan zat gizi yang
AN
tinggi setiap kilogram berat badannya. Pada masa bayi dan balita, orang tua harus
A YAK K A OG
selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi anak
T ANI Y S U .Y
dengan membiasakan pola makan yang seimbang dan teratur setiap hari, sesuai
P AL A R E ER
dengan tingkat kecukupannya (Cindar Bumi, 2005).
Menurut penelitian Sari, E.P dkk (2013), di dapatkan hasil penelitian bahwa
P
D
N JE
dari 20 responden mayoritas ibu yang pemenuhan nutrisi baik, 2 orang
S
E K I T
diantaranya berpengetahuan baik sekitar (8,3%). Sedangkan dari 55 responden ibu
S
pemenuhan nutrisi pada anak batita kurang, 30 diantaranya berpengetahuan kurang sekitar (54,5%). Selanjutnya dianalisa menggunakan chi square (x2) dengan tingkat kemaknaan (a) adalah ≤ 0,05 di dapatkan nilai probabilitas (p) 0,020. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dalam memenuhan kebutuhan nutrisi anak. Pengaruh orang tua sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal untuk mendapatkan anak yang tumbuh dengan normal, tidak
2
A
T AR
3
lepas dari tingkat pengetahuan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada masa tumbuh dan kembang anak. Berdasarkan pemantauan status gizi balita tahun 2014 di Kabupaten Sleman, di dapatkan hasil dari total 3,731 balita, jumlah balita dengan gizi buruk sebanyak 11 balita (0,30%), gizi kurang sebanyak 134 balita (3,60%), gizi baik sebanyak 3,521 balita (94,40%) dan gizi lebih sebanyak 65 balita (1,74%) (Dinkes Sleman, 2014). Berdasarkan pemantauan status gizi pada bulan Februari 2015, di Wilayah
AN
Kerja Puskesmas Mlati I, kejadian gizi buruk terbanyak yaitu Desa Sendangadi
A YAK K A OG
dari total 956 balita. Jumlah gizi buruk sebanyak 3 balita (0,10%), gizi kurang
T ANI Y S U .Y
sebanyak 69 balita (7,22%), gizi baik sebanyak 863 balita (90,27%) dan gizi lebih
P AL A R E ER
sebanyak 21 balita (2,20%). Berdasarkan
P
survey
yang
dilakukan
Posyandu
Melati
Padukuhan
D
N JE
Karanggeneng dan Mulungan Kulon didapatkan data pada bulan Januari 2015
S
E K I T
memiliki 50 balita. Dari hasil survey dengan ibu kader yang berada di Posyandu
S
Melati terdapat 10 balita dengan masalah gizi dari total 50 balita, jumlah gizi kurang sebanyak 5 balita (10%), gizi lebih sebanyak 5 balita (10%) dan gizi baik sebanyak 40 balita (80%). Setelah dilakukan studi pendahuluan dengan mengambil 6 responden ibu yang memiliki balita usia 1 sampai 5 tahun di lakukan di Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta dengan mengisi kuesioner didapatkan
ibu
dengan
pengetahuan tentang gizi balita, 2 orang diantaranya berpengetahuan baik sekitar
3
A
T AR
4
(80%), 2 orang diantaranya dengan berpengetahuan cukup sekitar (72%), dan 2 orang diantaranya dengan berpengetahuan kurang sekitar (52%). Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana pengetahuan ibu mengenai kebutuhan gizi pada balita, dengan judul “Gambaran Status Gizi dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, maka dapat
AN
dirumuskan permasalahan “Bagaimana gambaran status gizi dan pengetahuan ibu
A YAK K A OG
tentang gizi balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan
T ANI Y S U .Y
Kulon DesaSendangadi Mlati Sleman Yogyakarta?”.
1.
RP
A L A
PEJENDER
Tujuan Umum
C. TUJUAN
Diketahuinya status gizi dan pengetahuan ibu tentang gizi balita di Posyandu
S E K I Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi TMelati
S
Mlati Sleman Yogyakarta. 2.
Tujuan Khusus a. Diketahuinya status gizi balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa SendangadiMlati Sleman Yogyakarta.
4
A
T AR
5
b. Diketahuinya pengetahuan ibu tentang balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon DesaSendangadi Mlati Sleman Yogyakarta. D. MANFAAT 1.
Manfaat teoritis Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan menyediakan informasi yang memadai tentang gizi anak-anak masa balita.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
AN
Meningkatkan pemahaman peneliti mengenai status gizi dan pengetahuan
A YAK K A OG
ibu tentang gizi anak-anak usia balita di Posyandu Melati Padukuhan
T ANI Y S U .Y
Karanggeneng dan Mulungan Kulon DesaSendangadiMlati Sleman
P AL A R E ER
Yogyakarta.
b. Bagi Ibu Kader Posyandu Melati
P
D
N JE
Sebagai bahan masukan atau bahan tambahan untuk memberikan
S
S penyuluhan E K TI
kepada ibu-ibu tentang gizi balita di Posyandu Melati
Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon DesaSendangadi Mlati Sleman Yogyakarta.
c. Bagi Bidan Puskesmas Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan supaya tenaga kesehatan lebih memperhatikan gizi dan status gizi anak usia balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta.
5
A
T AR
6
d. Bagi Ibu Balita Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan ibu dan lebih memperhatikan gizi pada anaknya di Posyandu Melati
Padukuhan
Karanggeneng
dan
Mulungan
Kulon
DesaSendangadiMlati Sleman Yogyakarta.
E. KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Nama /Judul Handono (2010) Hubungan Tingkat Pengetahuan pada Nutrisi, Pola Makan, dan Energi, Tingkat Konsumsi dengan Status Gizi Anak Usia 5 tahun
Metodologi Penelitian Desain Penelitian: Deskriptif Pengambilan Sampel dengan simple random sampling. Populasi sebanyak 2,104 orang. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data dengan teknik korelasi sederhana. Rumus :
S
E K I T
S
Sari dkk (2012) Pengetahuan Ibu dalamPemenuhan Gizi terhadapTumbuh Kembang Balitadi Puskesmas LakLakKutance aceh Tenggara
Status gizi pada balita akan meningkat apabila orang tua asuh mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi, sebab dengan pengetahuan yang tinggi maka akan berupaya untuk meningkatkan status gizi pada anaknya. Pengetahuan gizi ibu berpengetahuan terhadap status gizi balita sumbangan efektif (55,38%) dan sumbangan relatifnya (29,97%). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita di ketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu dalam kategori yang
T ANI Y S U .Y
D
N JE
r= n∑xy-(∑x) (∑y)
√(n∑x2-(∑x)2}-{n∑y2-(∑y)2}
Desain penelitian Deskriptif.Pengambilan sampel simple random sampling sebanyak 39 orang.Alat pengumpulan data kuesioner. Analisa data dengan teknik editing, coding dan prosesing.
6
Persamaan/ Perbedaan Persamaan: Jenis penelitian, instrument penelitian, alat. Perbedaan: Metode pengambilan data, lokasi dan waktu, sampel penelitian.
A
T AR
A YAK K A OG
P AL A R E ER
P
AN
Hasil Penelitian
Persamaan: Jenis penelitian, instrument penelitian, alat, dan analisa data. Perbedaan: Metode pengambilan data, lokasi dan waktu,
7
Sari dkk (2013) Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Batita di PosyanduDesa Glumpang Tiga Kabupaten Pidie
Rumus = P= F x 100% N
sama, kategori pengetahuan baik sebanyak 17 responden (43,6%), kategori pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (53,8%), dan kategori kurang hanya 1 responden (2,6%).
Desain penelitian Analitik. Pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 79 orang. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data dengan teknik editing, coding, transfering, dan tabulating. Rumus = P= F x 100% N
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 20 responden mayoritas ibu yang pemenuhan nutrisi baik, 2 orang diantaranya berpengetahuan baik (8,35), sedangkan dari 55 responden ibu pemenuhan nutrisi pada anak batita kurang, 30 diantaranya berpengetahuan kurang (54,5%). Dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
P
S
E K I T
D
N JE
S
7
Persamaan: Alat penelitian dan analisa data. Perbedaan: Jenis penelitian, metode penelitian, lokasi dan waktu, sampel penelitian
A
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
AN
sampel penelitian.
8
Rahmawati (2010) Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang dan Status Gizi Balita 1-5 tahun di Desa SumugenengWilaya hKerja Puskesmas Jenu Tuban.
Desain Penelitian: Analitik Kolerasional. Sampel sebanyak 97 orang. Alat pengumpulan data kuesioner dan observasi. Analisa data dengan teknik kolerasi spearman.
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sumugeneng sebagian besar balita mempunyai status gizi baik. Hal ini karena pengetahuan ibu yang baik tentang gizi seimbang, sehingga asupan makanan balita terpenuhi sesuai kebutuhan gizi yang diperlukan balita. Dimana dalam kesehatan balita memerlukan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan.
AN
Persamaan : Instrument penelitian dan alat pengumpulan data. Perbedaan : Jenis penelitian, lokasi dan waktu, dan analisa data.
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
8
A
T AR
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Posyandu Melati terletak di Dusun Karanggeneng, Desa Sendangadi, Kecamatan
Mlati,
Kabupaten
Sleman.
Jumlah
penduduk
dusun
Karanggeneng adalah 743 jiwa. Dusun Karanggeneng dibagi menjadi dua dusun, yaitu Dusun Mulungan Kulon dan Dusun Karanggeneng. Posyandu ini termasuk posyandu Purnama, yaitu posyandu yang
AN
A YAK K A OG
(lima) orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi
T ANI Y S U .Y
dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, serta telah
P AL A R E ER
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
P
masyarakat yang pesertanya masih terbatas, kurang dari 50% KK di wilayah
D
N JE
kerja posyandu. Posyandu Melati mempunyai 8 orang kader. Tempat
S
E K I T
pelaksanaan posyandu berada dirumah Ibu Surti dan dilaksanakan satu kali
S dalam sebulan yaitu tanggal 6. Kader yang ada di posyandu Melati aktif dalam melaksanakan kegiatan yang ada di posyandu seperti penimbangan berat badan yang sertiap bulan ada. Di posyandu sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang tumbuh kembang oleh puskesmas. Terdapat puskesmas keliling yang dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. Kader yang ada di posyandu Melati juga sudah pernah medapatkan pelatihan dari puskesmas, diantaranya cara
54
A
T AR
frekuensinya lebih dari 8 (delapan) kali per tahun, rata-rata jumlah kader 5
55
memberikan makanan tambahan pada balita, dan cara penimbangan berat badan yang benar. Jika terdapat balita dengan kurang gizi atau gizi buruk langkah yang dilakukan oleh posyandu dan puskesmas adalah memantau status gizi anak atau tumbuh kembangnya dan memberikan bantuan berupa susu dan makanan tambahan yang dibutuhkan balita. Program yang ada di posyandu Melati adalah sebagai berikut: a.
Melaksanakan penimbangan berat badan dan tinggi badan setiap belun sekali.
2.
b.
Pemberian vitamin A 2 kali setiap bulan Februrari dan Agustus.
c.
Ikut serta dalam lomba balita di Puskesmas.
d.
Pemberian makanan tambahan
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Karakteristik Responden
P AL A R E ER
Hasil penelitian terhadap ibu yang mempunyai balita usia 1 sampai 5
P
tahun yang ada di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan
ND E Kulon DesaSendangadi Mlati Sleman diperoleh karakteristik dari 50 jumlah SJ E IK di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan responden T S Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman, menurut usia, pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
55
A
T AR
56
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik responden di Posyandu Melti. Karakteristik F Umur : 20-35 41 9 >35 50 Total Pendidikan : SD 1 SMP 14 27 SMU 8 Perguruan Tinggi 50 Total Pekerjaan : IRT 25 Swasta 24 Wiraswasta 1 Total 50 Sumber : data primer diolah (2015).
% 82 18 100 2 28 54 16 100 50 48 2 100
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa karakteristik tersponden berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan didapatkan hasil
P AL A R E ER
jumlah usia terbanyak dari responden adalah usia antara 20 tahun sampai
P
ND E berpendidikan S J SMU (SLTA) sebesar 54%, sedangkan pekerjaan E TIKterbanyak dari responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 25 35 tahun sebesar 82%. Pendidikan terbanyak dari responden adalah
S
orang atau sebesar 50%.
3.
Status Gizi(BB/U) Status
gizi
balita
di
Wilayah
Posyandu
Melati
Padukuhan
Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman dapat dilihat dari tabel sebagi berikut :
56
A
T AR
57
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita di Posyandu Melati. Status gizi (BB/Umur) N Lebih 2 Baik 37 Kurang 9 Buruk 2 Total 50 Sumber : data sekunder (2015).
% 4 74 18 4 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa paling banyak dengan status gizi baik yaitu sebanyak 37 balita dengan presentase 74%.
4.
AN
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi
A
RT Pengetahuan ibu tentang di Wilayah Posyadu Melati Padukuhan A AK Y Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati G Sleman dapat O IY N dilihat pada tabel sebagai berikut : YA . A Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan L A Gizi di Posyandu RMelati. E ND Tingkat Pengetahuan E J gizi ibu N % S tentang E Baik 40 80 IK T S Cukup 7 14
A K A
T S U
P R E
P
Kurang 3 Total 50 Sumber : data primer diolah (2015).
6 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang baik tentang gizi yaitu adalah 40 responden dengan presentase 80 %.
57
58
5.
Tabulasi silang status gizi dan pengetahuan ibu tentang gizi. Tabel 4.4 Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Balita dengan Status Gizi di Posyandu Melati.
Karakteristik
Lebih F %
Baik F %
Usia 20-35 tahun 2 4 31 0 0 6 >35 tahun Jumlah 2 4 37 Pendidikan SD 0 0 0 SMP 0 0 11 2 4 19 SMU 0 0 7 PT Jumlah 2 4 37 Pekerjaan IRT 1 2 16 Swasta 1 2 20 Wiraswasta 0 0 1 Jumlah 2 4 37 Sumber : data primer diolah (2015).
Status Gizi Balita Kurang Buruk F % F %
Total F %
62 12 74
7 2 9
14 4 18
2 0 2
4 0 4
42 8 50
84 16 100
0 22 38 14 74
1 2 6 0 9
2 4 12 0 18
0 1 0 1 2
0 2 0 2 4
1 14 27 8 50
2 28 54 16 100
32 40 2 74
8 1 0 9
KA
AN
16 2 0 18
0 2 0 2
25 24 1 50
K
A GY
A I YO T S AN
U A. Y P R AL
0 4 0 4
48 2 100
Berdasarkan tabel 4.4 tentang tabulasi silang antara karakteristik
PEJENDER
ibu balita dengan status gizi balita dilihat berdasarkan karakteristik usia,
S E K TI Berdasarkan karakteristik pendidikan status gizi balita baik terbanyak
status gizi balita baik terbanyak pada kelompok 20-35 tahun (62%).
S
adalah ibu balita yang berpendidikan SMU (38%). Berdasarkan pekerjaan kategori baik terbanyak berada pada kelompok ibu yang bekerja sebagai Swasta (40%).
58
A
T A50R
59
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Balita dengan Status Gizi di Posyandu Melati. Status Gizi Balita Pengetahuan Lebih Baik Kurang Buruk f % f % F % F % Baik 2 4 31 62 6 12 1 2 Cukup 0 0 6 12 1 2 0 0 Kurang 0 0 0 0 2 4 1 2 Jumlah 2 4 37 74 9 18 2 4 Sumber : data primer diolah (2015).
Total % 80 14 6 100
f 40 7 3 50
Berdasarkan tabel 4.5 tentang tabulasi silang antara pengetahuan ibu balita dengan status gizi balita dilihat berdasarkan pengetahuan, status gizi balita baik terbanyak pada kelompok ibu dengan pengetahuan baik (62%).
AN
A
T AR
A YAK K A OG
Tabel 4.6Tabulasi Silang Karakteristik Ibu Balita dengan Tingkat Pengetahuan tentang Gizi di Posyandu Melati.
Karakteristik
T ANI Y S U .Y
Baik
RP
F
A L A
PEJENDER
Usia 20-35 >35 tahun Jumlah Pendidikan SD SMP SMU PT Jumlah Pekerjaan IRT Swasta Wiraswasta
S
E K I T
S
Jumlah Sumber
32 8 40
Tingkat Pengetahuan tentang Gizi Cukup Kurang Total % F % F % F % 64 16 80
7 0 7
14 0 14
2 1 3
4 2 6
41 9 50
82 18 100
0 9 23 8 40
0 18 46 16 80
0 3 4 0 7
0 6 8 0 14
1 2 0 0 3
2 4 0 0 6
1 14 27 8 50
2 28 54 16 100
19 21 0
38 42 0
4 2 1
8 4 2
2 1 0
4 2 0
25 24 1
50 48 2
14
3
6
50
100
40 80 7 : data primer diolah (2015).
59
60
Berdasarkan tabel 4.6 tentang tabuasi silang antara karakteristik ibu balita dengan tingkat pengetahuan tentang gizi dilihat berdasarkan karakteristik usia, tingkat pengetahuan baik terbanyak 20-35 tahun (64%). Berdasarkan karakteristik pendidikan tingkat pengetahuan baik terbanyak adalah pada ibu yang berpendidikan SMU (46%). Berdasarkan pekerjaan kategori baik terbanyak berada pada ibu yang bekerja sebagai swasta (42%).
B. Pembahasan 1.
Status Gizi
AN
Hasil penelitian di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan
A YAK K A OG
50 balita yang diambil sebagian besar memiliki status gizi baik, yaitu 37
T ANI Y S U .Y
balita (74%), dan status gizi buruk, yaitu 2 orang (4%). Status gizi balita
P AL A R E ER
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ada dua yaitu faktor langsung
P
dan tidak langsung. Faktor langsung yaitu gangguan gizi khususnya gangguan
ND E gizi pada bayi S J dan balita adalah tidak sesuai jumlah gizi yang diperoleh dari E IK dengan kebutuhan tubuh bayi dan balita. Sedangkan faktor tidak Tmakanan
S
langsung diantaranya ada pengetahuan, presepsi, kebiasaan atau pantangan, kesukaan atau jenis makanan tertentu, jarak kelahiran yang terlalu rapat, sosial ekonomi dan penyakit infeksi (Proverawati, 2011). Usia sebagian besar ibu balita dengan status gizi balita baik, yaitu usia 20-35 tahun sebanyak 31 orang (62%).Umur yang baik untuk hamil yaitu antara 20-35 tahun. Tetapi dalam kenyataan masih banyak wanita yang melahirkan dibawah 20 tahun dengan status gizi balita normal. Hal ini karena
60
A
T AR
Mulungan Kulon, Desa Sendangadi Mlati Sleman, menunjukkan bahwa dari
61
faktor kesungguhan ibu dalam merawat, mengasuh serta membesarkan anaknya. Sikap dan pengetahuan tentang gizi anak yang cukup akan memberikan dampak pada pola pemberian makanan yang diberikan kepada anak balita sehingga berpengaruh terhadap status gizi anak balita. Status gizi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar ibu balita dengan status gizi balita baik, yaitu SMU sebanyak 19 orang (38%). Hal ini disebabkan karena ibu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang luas dan mudahnya menangkap informasi baik dari pendidikan formal yang mereka tempuh maupun dari media massa (cetak
AN
dan elektronik) untuk menjaga kesehatan anak dalam mencapai status gizi
A YAK K A OG
yang baik sehingga perkembangan anaknya menjadi lebih optimal. Semakin
T ANI Y S U .Y
tinggi pendidikan orang tua maka pengetahuannya akan gizi akan lebih baik
P AL A R E ER
(Kristianti, 2013). Ibu balita dengan status gizi balita baik untuk pekerjaan lebih banyak bekerja sebagai Swasta, yaitu sebanyak 20 orang (40%).
P
D
N JE
Menurut Kristianti (2013), mengatakan bahwa ibu yang bekerja maka dapat
S
E K I T
menambah pendapatan keluarga sehingga mempengaruhi daya beli keluarga
S dalam
memenuhi kebutuhan gizi anak dan anggota keluarga lainnya.
Keluarga dengan pendapat lebih kemungkinan besar akan baik bahkan berlebihan dalam memenuhi kebutuhan makanan. Sedangkan 50 balita terdapat 2 balita (4%) dengan status gizi buruk. Dilihat dari hasil berdasarkan usia sebagian besar ibu balita, yaitu 20-35 tahun sebanyak 2 orang (4%). Sebagian besar ibu balita berpendidikan SMP sebanyak 1 orang (2%) dan untuk pekerjaan terbanyak bekerja sebagai
61
A
T AR
62
Swasta sebanyak 2 orang (4%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu balita karena keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dalam memenuhi kebutuhan makanan terutama untuk memenuhi kebutuhan gizi. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat tersediaanya zat gizi dalam seluruh tubuh. Status gizi adalah kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi dan diperlukan oleh tubuh dalam susunan makanan dan perbandingannyasatu dengan yang lain. Status
AN
gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat yang digunakan
A YAK K A OG
secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
T ANI Y S U .Y
otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi
P AL A R E ER
mungkin. Hasil penelitian ini juga dipengaruhi dari pola makan balita serta asupan gizi balita yang baik (Proverawati, 2011). Status gizi ini penting
P
D
N JE
karena merupakan faktor resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian.
S
E K I T
Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi kesehatannya dan
S juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman, sebagian besar balitamempunyai status gizi yang baik. Hal ini karena pengetahuan ibu yang baik tentang gizi, sehingga asupan makanan balita yang diberikan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan balita, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dalam keseharian balita memerlukan
62
A
T AR
63
gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan minoritasnya balita mempunyai status gizi kurang. Menurut Paath (2005), Gizi kurang merupakan keadaan dimana asupan makanan yang dikonsumsi tidak cukup. Oleh karena itu, ibu atau orang tua harus lebih memperhatikan kebutuhan gizi pada balitanya supaya dapat tumbuh kembang dengan optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Syafiq (2010), bahwa balita perlu dilakukan pemantauan status gizi untuk mengetahui sejauh mana status gizi balita, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu atau masyarakat. Dimana orang tua terutama ibu harus lebih memperhatikan kebutuhan gizi pada
AN
balitanya supaya dapat tumbuh kembang dengan optimal
2.
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
A
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Hasil penelitian di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan
P AL A R E ER
Desa Sendangadi Mlati Sleman, menunjukkan bahwa dari 50 responden yang
P
diambil, 40 responden (80%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang
ND E gizi, sedangkan S J 3 responden (6%) mempunyai pengetahuan kurang tentang E IK Responden yang berpengetahuan baik mampu menjawab 20-24 Tgizi.
S
pertanyaan
benar
dari
25
pertanyaan.
Sedangkan
responden
yang
berpengetahuan yang kurang hanya mampu menjawab 13-19 pertanyaan benar dari 25 pertanyaan, dimana subyek tidak mengetahuai tentang bahan utama yang dibutuhkan tubuh, vitamin A dan proses pengolahan daging. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang biasanya
63
64
diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : petugas kesehatan, media massa, media elektronik, buku petunjuk, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: umur, pendidikan, informasi, sosial ekonomi, budaya, dan pekerjaan. Pengetahuan ibu tentang gizi dapat dipengaruhi dari beberapa hal, diantaranya usia, pendidikan dan pekerjaan. Usia sebagian besar responden dengan pengetahuan baik, yaitu 20-35 tahun atau sebanyak 32 orang (64%). Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa semakin cukup umur maka tingkat pengetahuan dan kekuatan seseorang akan
AN
lebih matang dalam berfikir maupun bekerja. Tingkat pengetahuan
A YAK K A OG
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar
T ANI Y S U .Y
responden dengan pengetahuan baik berpendidikan SMU, yaitu sebanyak 23
P AL A R E ER
orang (46%). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah untuk menerima informasi, sehingga pengetahuan yang
P
D
N JE
dimiliki semakin banyak(Notoatmodjo, 2003).Hasil penelitian ini tidak sesuai
S
E K I T
dengan teori, karena sebagian responden untuk pekerjaan lebih banyak
S bekerja sebagai Swasta yaitu sebanyak 21 orang(42%). Menurut Mubarak (2011), mengatakan pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang gizi, karena pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pergaulan lingkungan sosial dalam pekerjaan akan memberikan dampak positif dan negatif. Seseorang yang bergaul dengan orang-orang yang
64
A
T AR
65
mempunyai pengetahuan tinggi maka secara langsung maupun tidak langsung pengetahuan yang dimilikinya akan bertambah begitu sebaliknya. Sedangkan dari 50 responden terdapat 3 orang (6%) yang mempunyaipengetahuan kurang tentang gizi. Dilihat dari hasil berdasarkan usia sebagian besar responden, yaitu 20-35 tahun sebanyak 2 orang (4%). Sebagian besar berpendidikan SMP sebanyak 2 orang (4%). Pekerjaan dengan pendidikan kurang terbanyak IRT sebanyak 2 orang (4%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh, selain itu tempat tinggal responden yang ada diperdesaan sehingga menyebabkan kurangnya informasi
AN
yang didapat, sehingga pengetahuan dan wawasan yang diperoleh lebih
A YAK K A OG
sempit terutama tentang gizi yang dibutuhkan balita.
T ANI Y S U .Y
Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam perawatan anaknya dalam
P AL A R E ER
hal pemberian dan penyediaan makanannya, sehingga seorang anak tidak kekurangan gizi. Kekurangan gizi juga dapat disebabkan karena pemilihan
P
D
N JE
bahan makanan yang tidak benar. Pemilihan bahan makanan ini dipengaruhi
S
E K I T
oleh tingkat pengetahuan ibu tentang bahan makanan. Ketidaktahuan dapat
S menyebabkan
kesalahan pemilihan dan pengolahan makanan, meskipun
bahan makanan sudah tersedia. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Sebab yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Handono, 2010).
65
A
T AR
66
Pengetahuan ibu balita yang baik tentang gizi antara responden yang paling banyak mengetahui, yaitu tentang cara pengolahan bahan makanan dan makanan sebagai sumber gizi. Sedangkan pengetahuan ibu balita yang kurang tentang gizi paling banyak belum mengetahui tentang definisi gizi dan kebutuhan gizi balita. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan makanan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan makanan bergizi merupakan faktor penting dalam masalah masalah kurang gizi. Ada sebab yang lain yang lebih penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi
AN
atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan sehari-hari
A YAK K A OG
(Handono, 2010).
T ANI Y S U .Y
Menurut Haver (2001), mengatakan tingkat pengetahuan gizi yang
P AL A R E ER
tinggi dapat membentuk sikap yang positif terhadap masalah gizi. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang untuk menyediakan
P
D
N JE
makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan
S
E K I T
kebutuhan. Kadar gizi anak dipengaruhi oleh pengasuhnya dalam hal ini
S adalah ibu (Handono, 2010). C. Keterbatasan Penelitian Masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini secara garis besar mempunyai keterbatasan yang harus dipertimbangkan untuk penelitian yang akan datang, sebagai berikut :
66
A
T AR
67
1.
Waktu penelitian yang memerlukan banyak waktu karena pada saat pengumpulan data dengan mengumpulkan responden hanya sebagian responden atau ibu yang mempunyai balita yang hadir dan yang tidak hadir dilakukan door to door, kemungkinan terjadi Bias besar.
2.
Pengisian kuesioner dilakukan secara bersama, ada beberapa responden yang menanyakan jawaban pada responden lain padahal pada saat pengisian sudah didampingin maupun tidak semua responden didampingi. Pendampingan pada pengisian kuesioner dilakukan 2 orang yaitu peneliti dan asisten peneliti. Untuk responden yang mengisi kuesioner tidak didampingi mungkin dapat
AN
terjadi kurang kejujuran atau mungkin monyontek jawaban responden yang
A YAK K A OG
lain.
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
67
A
T AR
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi balita di Posyandu Melati Padukuhan Karanggeneng dan Mulungan Kulon Desa Sendangadi Mlati Sleman, 2015. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Status gizi pada balita, sebagian besar gizi baik (74%), gizi kurang (18%), gizi lebih (4%) dan gizi buruk (4%).
2.
AN
A YAK K A OG
Pengetahuan ibu tentang gizi balita, sebagian besar berpengetahuan baik
T ANI Y S U .Y
(80%), berpengetahuan cukup (14%) dan berpengetahuan kurang (6%).
P AL A R E ER
B. Saran
P
ND E diberikan beberapa S J saran untuk dijadikan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, E IKberikut : sebagai T S Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas, maka berikut ini
1.
Bagi Mahasiswa Stikes A.Yani Yogyakarta Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan di Stikes Achmad Yani Yogyakarta untuk meningkatkan minat baca terutama tentang gizi balita, sebagai bekal untuk memberikan pelayanan atau penyuluhan dalam masyarakat supaya pengetahuan ibu dan status gizi balita lebih baik.
68
A
T AR
69
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti yang akan datang hendaknya menyempurnakan hasil penelitian ini, dapat lebih dapat mengatur waktu sesuai dengan jadwal yang ditentukan, pada saat mengumpulan data tidak harus pada saat kegiatan posyandu saja, bisa dengan mengundang ibu-ibu balita dan pada saat pengisian kuesioner responden lebih baik diberikan jarak duduk supaya tidak terjadi kecurangan dengan melihat atau menanyakan jawaban pada responden lain.
3.
Bagi Ibu Kader Posyandu Melati
AN
Lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan secara teratur dan
A YAK K A OG
bersinambungan sehingga para ibu yang mempunyai balita lebih memahami
T ANI Y S U .Y
pentingnya gizi pada masa balita. 4.
P AL A R E ER
Bagi Bidan Puskesmas
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya tentang gizi
P
D
N JE
balita dengan memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu yang mempunyai
S
E K I T
balita, aktif memantau status gizi sehingga pengetahuan ibu dan status gizi
S balita baik. 5.
Bagi Orang Tua Balita Orang tua balita harus lebih aktif dalam mencari informasi tentang gizi balita melalui media masa, cetak dan elektronik, buku-buku kesehatan tentang gizi balita atau dengan menghadiri penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan. Orang tua juga harus lebih memantau status gizi anak untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
A
T AR
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Arikunto. (2006).Prosedur Penelitian untuk Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Badan Pusat Statistik Indonesia. (2014).Angka Kematian Bayi dan Balita di DIY. Yogyakarta: BPSI Cindar, B. (2005). Pengaruh Ibu yang Bekerja terhadap Status gizi Balita di Klurahan Mangunjiwo Kabupaten Demak. Diaskses 24 Juli 2009. http://skripsistikes.wordpress.com/2009/05/03/ikpiii.com.6.5.1. Depkes, RI. (2007). Kebutuhan Gizi. Yogyakarta: RI
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Handono, N.P. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan pada Nutrisi, Pola Makan dan Energi Tingkat Konsumsi dengan Status Gizi Anak Usia Lima Tahun. Wonogiri
P AL A R E ER
Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba medika
P
D N E Kritianti, dkk. (2013). J Hubungan Antara Karakteristik Pekerjaan Ibu dengan S Status E Gizi Anak Usia 4-5 Tahun di TK Salomo Pontianak. Pontianak K I ST (2010). Landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: Percikan Ilmu Kurniasih.
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media Mubarok, W.I. (2011). Promosi Kesehatan utuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta . (2007). Perilaku Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta
70
A
T AR
Dinkes, Sleman (2014). Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/Umur. Sleman: Yogyakarta
3Nursalam. (2008).Konsep dan Penerapan Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Paath, E.F dkk. (2005). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Pandi Ema & Wirakusumah. (2012). Panduan Lengkap Makanan Balita. Jakarta: Penebar Swadaya grup Peristyowati, Y dkk (2014). Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika Proverawati, Atikah. &Erna Kusuma, Wati. (2011). Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha medika Rahmawati, E.S. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita 1-5 Tahun di Desa Sumugeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu Tuban. Tuban
AN
Sari, E.P dkk. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Ibu dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Batita di Posyandu Desa Pulolon Kecamatan Glumpang Tiga Kabupaten Pidie. Pulolon
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Sari, E.M & Reni Asma, Argi. (2012). Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi terhadap Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas Lak-Lak Kutacane Aceh Tenggara. Medan
P AL A R E ER
Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alpabet
P
D
N JE
Supariasa, dkk. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
S
E K I T
Susilowati. (2008). Pengukuran Status Gizi dengan Antropometri Gizi. Cimahi
S
Wawan, A. & M, Dewi (2010). Pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
71
A
T AR