No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada September 2016 tercatat 100,15 atau mengalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,33. Indeks NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 91,58; Subsektor Hortikultura (NTPH) 89,29; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 103,46; Subsektor Peternakan (NTPT) 107,71; dan Subsektor Perikanan (NTNP) 112,28. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 102,02 atau naik sebesar 0,45 persen dari sebelumnya 101,56. Pada Bulan September 2016, secara nasional 21 provinsi mengalami kenaikan Indeks NTP, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,50 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Lampung sebesar 1,15 persen. Pada September 2016, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,63 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada enam kelompok yaitu: kelompok bahan makanan naik 0,73 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 1,25 persen; perumahan 0,46 persen; kelompok sandang 0,31 persen; kelompok kesehatan 0,08 persen; serta kelompok transportasi dan komunikasi 0,09 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami penurunan sebesar 0,27 persen.
Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Indeks NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Indeks Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dengan komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Sulawesi Tenggara pada September 2016, Indeks NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding bulan Agustus 2016 yaitu dari 100,33 menjadi 100,15. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor September 2016 (2012=100)
Subsektor
Nasional
Sulawesi Tenggara
Bulan
Bulan
Agst’16
Sept’16
% Perub
Agst’16
Sept’16
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
124,59 126,98 98,12
125,49 127,36 98,53
0,72 0,30 0,42
112,89 123,85 91,15
114,18 124,68 91,58
1,14 0,67 0,47
129,01 125,39 102,89
129,79 125,73 103,23
0,60 0,27 0,34
110,27 123,81 89,07
111,15 124,49 89,29
0,80 0,55 0,25
122,17 124,65 98,01
122,73 125,05 98,14
0,46 0,33 0,14
129,97 123,27 105,43
128,26 123,97 103,46
-1,31 0,57 -1,87
129,82 119,28 108,84
131,33 119,55 109,86
1,17 0,22 0,94
126,31 119,18 105,98
128,83 119,61 107,71
1,99 0,36 1,63
126,64 122,78 103,15
126,87 123,07 103,09
0,18 0,24 -0,06
137,26 122,73 111,84
138,33 123,21 112,28
0,78 0,39 0,39
132,87 121,82 109,07
133,37 122,10 109,23
0,38 0,23 0,15
145,38 122,45 118,72
146,65 122,91 119,31
0,87 0,37 0,50
122,17 123,49 98,93
122,21 123,79 98,72
0,03 0,24 -0,22
117,72 123,40 95,39
118,32 123,93 95,47
0,51 0,43 0,07
a. Indeks yang Diterima (It)
126,16
127,07
0,73
122,98
123,42
0,36
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
124,22
124,56
0,28
122,58
123,23
0,53
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
101,56
102,02
0,45
100,33
100,15
-0,17
(1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 3. Tanaman Perkeb. Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTN) 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPi) Gabungan
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
Nilai Tukar Petani Bulan September 2016 mengalami penurunan disebabkan satu subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami penurunan yang cukup besar yaitu: subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,87 persen. Sedangkan empat subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,47 persen; subsektor hortikultura 0,25 persen; subsektor peternakan 1,63 persen; dan subsektor perikanan 0,39 persen.
Gambar 1 Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor September 2016 120 110 100 90
80 70 60 50 Nasional Tan.Pangan
Hortikultura
Sultra TPR
Peternakan
Perikanan
1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Jika dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada September 2016, empat subsektor mengalami kenaikan, yaitu subsektor tanaman pangan 1,14 persen; subsektor hortikultura 0,80 persen; subsektor peternakan 1,99 persen; dan subsektor perikanan 0,78 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan indeks adalah subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,31 persen 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada September 2016, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,53 persen dibandingkan Agustus 2016, yaitu dari 122,58 menjadi 122,23. Jika dilihat untuk masing-masing subsektor, terjadi kenaikan indeks di keseluruhan subsektor yang mendukung nilai tukar petani yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,67 persen; subsektor hortikultura 0,55 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,57 persen; subsektor peternakan 0,36 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,39 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
3
Gambar 2. Indeks Harga Yang Diterima & Indeks Harga Yang Dibayar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara September 2016 128 126 124 122 120 118 116 114 112 110 108 106 104 102 100 Nasional
Indeks Harga Yang Diterima Petani
Sultra
Indeks Harga Yang Dibayar Petani
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija (NTPP)) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) September 2016 dibandingkan Agustus 2016, mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen. Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,14 persen lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,67 persen. Hal ini yang menyebabkan naiknya NTP subsektor tanaman pangan. Naiknya Indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 1,35 persen dan palawija sebesar 0,63 akibat naiknya harga beberapa komoditas antara lain: gabah sebesar 1,35 persen; ketela pohon/ubi kayu 0,70 persen; jagung 0,63 persen; dan kacang tanah 0,21 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,76 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,16 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) NTP subsektor hortikultura (NTPH) pada September 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,80 persen, lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,55 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga subkelompok sayursayuran sebesar 0,45 persen dan subkelompok buah-buahan 1,07 persen pengaruh naiknya harga beberapa komoditas antara lain: cabai merah 12,41 persen; bawang merah 9,68 persen; terung panjang 2,98 persen; mangga 2,41 persen; jeruk 1,92 persen; cabai rawit 1,81 persen; dan bayam 1,62 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,60 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,19 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) pada September 2016 mengalami penurunan sebesar 1,87 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,31 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,57 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,31 persen akibat turunnya harga beberapa komoditas antara lain: cengkeh 5,98 persen; lada/merica sebesar 4,66 persen; dan kakao 0,55 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,64 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,22 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTP Peternakan (NTPT) September 2016 naik sebesar 1,63 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,99 persen lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,36 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok ternak besar 2,11 persen; ternak kecil 1,59 persen; unggas 2,13 persen; dan hasil ternak sebesar 0,98 persen pengaruh naiknya harga beberapa komoditas antara lain: ayam buras 2,18 persen; sapi potong 2,13 persen; ayam ras pedaging 1,76 persen; kambing 1,59 persen; dan telur ayam ras 1,44 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,58 persen dan indeks BPPBM 0,11 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTP Perikanan (NTNP) September 2016 naik sebesar 0,39 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan 0,78 persen, lebih tinggi dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,39 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok penangkapan sebesar 0,87 persen dan subkelompok budidaya 0,51 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen dan indeks BPPBM 0,11 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada September 2016, NTN naik sebesar 0,50 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani naiksebesar 0,87 persen, lebih tinggi daripada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,37 persen. Kenaikani ndeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks subkelompok penangkapan laut sebesar 0,87 persen pengaruh naiknya beberapa komoditas, antara lain: kakap 3,45 persen; selar 3,24 persen; kepiting laut 2,69 persen; kerapu 2,26 persen; kuwe/bebara 1,93 persen; kembung 1,80 persen; dan cakalang sebesar 1,24 persen. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen dan indeks BPPBM 0,07 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada September 2016, NTPi naik sebesar 0,07 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,51 persen lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,43 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks subkelompok budidaya laut sebesar 0,55 persen dan subkelompok budidaya air payau sebesar 0,23 persen pengaruh naiknya komoditas rumput laut sebesar 0,56 persen dan bandeng sebesar 0,23 persen. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen dan indeks BPPBM 0,21 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
5
Tabel 2. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya September 2016 (2012=100)
Subsektor
(1) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima - Padi - Palawija b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 3. Tanaman Perkeb Rakyat a. Indeks yang Diterima - Tan. Perkeb Rakyat b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
6
Nasional
Sulawesi Tenggara
Bulan
Bulan
Agst’16
Sept’16
% Perub
Agst’16
Sept’16
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
124,59 121,53 133,72 126,98 129,61 118,78 98,12
125,49 122,45 134,45 127,36 130,02 119,05 98,53
0,72 0,75 0,55 0,30 0,32 0,23 0,42
112,89 111,88 115,48 123,85 126,25 112,26 91,15
114,18 113,38 116,21 124,68 127,21 112,44 91,58
1,14 1,35 0,63 0,67 0,76 0,16 0,47
129,01 126,16 131,69 119,87 125,39 129,04 114,28 102,89
129,79 127,42 132,19 119,54 125,73 129,41 114,49 103,23
0,60 0,99 0,38 -0,28 0,27 0,29 0,18 0,34
110,27 123,96 101,45 118,33 123,81 125,98 111,35 89,07
111,15 124,52 102,54 118,33 124,49 126,74 111,55 89,29
0,80 0,45 1,07 0,00 0,55 0,60 0,19 0,25
122,17 122,17 124,65 128,15 113,69 98,01
122,73 122,73 125,05 128,63 113,80 98,14
0,46 0,46 0,33 0,37 0,10 0,14
129,97 129,97 123,27 125,49 112,81 105,43
128,26 128,26 123,97 126,29 113,06 103,46
-1,31 -1,31 0,57 0,64 0,22 -1,87
129,82 132,29 125,47 127,47 123,84 119,28 129,11 110,51 108,84
131,33 134,77 127,86 127,67 122,90 119,55 129,50 110,66 109,86
1,17 1,87 1,90 0,15 -0,76 0,22 0,30 0,14 0,94
126,31 125,17 132,05 127,33 126,29 119,18 126,96 111,72 105,98
128,83 127,80 134,15 130,03 127,52 119,61 127,70 111,85 107,71
1,99 2,11 1,59 2,13 0,98 0,36 0,58 0,11 1,63
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
Subsektor (1)
Agst’16 (2)
5. Perikanan a. Indeks yang Diterima - Penangkapan - Budidaya b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima - Penangkapan Laut b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. NTN 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima - Budidaya Laut - Budidaya Air Payau b. Indeks yang Dibayar - Indeks Konsumsi RT - Indeks BPPBM c. NTPi
Nasional
Sulawesi Tenggara
Bulan
Bulan
Sept’16 (3)
% Perub (4)
Agst’16 (5)
Sept’16 (6)
% Perub (7)
126,64 132,87 122,17 122,78 129,28 111,91 103,15
126,87 133,37 122,21 123,07 129,71 111,97 103,09
0,18 0,38 0,03 0,24 0,33 0,06 -0,06
137,26 145,38 117,72 122,73 127,67 112,72 111,84
138,33 146,65 118,32 123,21 128,33 112,85 112,28
0,78 0,87 0,51 0,39 0,51 0,11 0,39
132,87 132,77 121,82 128,48 111,38 109,07
133,37 133,25 122,10 128,89 111,46 109,23
0,38 0,36 0,23 0,32 0,07 0,15
145,38 145,38 122,45 127,75 112,80 118,72
146,65 146,65 122,91 128,41 112,88 119,31
0,87 0,87 0,37 0,51 0,07 0,50
122,17 115,44 120,02 123,49 129,89 112,30 98,93
122,21 115,39 120,35 123,79 130,33 112,36 98,72
0,03 -0,04 0,28 0,24 0,34 0,05 -0,22
117,72 117,73 117,65 123,40 127,48 112,54 95,39
118,32 118,37 117,93 123,93 128,12 112,77 95,47
0,51 0,55 0,23 0,43 0,51 0,21 0,07
4. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, terjadi kenaikan NTP di 21 provinsi pada September 2016, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada September 2016 tercatat di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,50 persen disusul Provinsi Jambi 1,43 persen serta Provinsi Riau sebesar 1,15 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan NTP terbesar adalah Provinsi Lampung sebesar 1,15 persen disusul Provinsi Maluku 0,74 persen dan Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,53 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
7
Tabel 3. Nilai Tukar Petani per Provinsi dan Persentase Perubahannya September 2016 (2012=100) Propinsi
8
It Indeks
Ib % Perb
Indeks
NTP % Perb
Rasio
% Perb
Aceh (11) Sumatera Utara (12) Sumatera Barat (13) Riau (14) Jambi (15) Sumatera Selatan (16) Bengkulu (17) Lampung (18) Bangka Belitung (19) Kep. Riau (21) DKI Jakarta (31) Jawa Barat (32) Jawa Tengah (33) DI Yogyakarta (34) Jawa Timur (35) Banten (36) Bali (51) Nusa Tenggara Barat (52) Nusa Tenggara Timur (53) Kalimantan Barat (61) Kalimantan Tengah (62) Kalimantan Selatan (63) Kalimantan Timur (64) Sulawesi Utara (71) Sulawesi Tengah (72) Sulawesi Selatan (73) Sulawesi Tenggara (74) Gorontalo (75) Sulawesi Barat (76) Maluku (81) Maluku Utara (82) Papua Barat (91) Papua (94)
118,22 126,56 120,77 124,72 123,10 116,35 116,86 127,25 120,65 116,06 119,71 132,17 125,57 130,42 134,06 123,67 131,14 130,46 123,65 117,07 119,81 116,10 121,29 118,73 122,76 130,29 123,42 130,93 129,44 126,57 126,33 124,58 117,50
0,23 1,98 1,30 1,65 1,91 -0,06 1,21 -0,54 0,44 -0,33 0,20 0,35 0,69 0,29 1,26 0,69 1,14 0,85 0,84 0,66 0,68 0,74 0,72 -0,56 0,05 -0,15 0,36 -0,28 1,11 -0,56 0,00 -0,18 0,56
124,31 125,57 123,47 125,85 123,97 123,62 125,50 123,14 119,95 119,62 119,32 126,90 124,48 123,33 126,71 123,08 122,06 121,94 121,19 123,46 122,67 119,87 122,96 123,90 123,69 124,25 123,23 123,99 119,19 124,68 121,84 124,01 122,18
0,72 0,47 0,60 0,50 0,47 0,42 0,60 0,62 0,55 0,08 0,39 0,15 0,24 0,02 0,25 0,46 0,40 0,15 -0,06 0,06 0,19 0,08 0,21 -0,20 0,58 0,21 0,53 -0,31 0,49 0,19 -0,14 -0,06 0,32
95,10 100,79 97,81 99,11 99,30 94,11 93,12 103,34 100,58 97,02 100,33 104,15 100,88 105,75 105,80 100,47 107,44 106,99 102,03 94,82 97,67 96,86 98,64 95,82 99,24 104,86 100,15 105,60 108,60 101,52 103,68 100,46 96,17
-0,49 1,50 0,70 1,15 1,43 -0,47 0,60 -1,15 -0,10 -0,41 -0,19 0,20 0,44 0,27 1,01 0,22 0,74 0,69 0,91 0,60 0,48 0,66 0,51 -0,36 -0,53 -0,35 -0,17 0,03 0,62 -0,74 0,13 -0,12 0,24
Nasional
127,07
0,73
124,56
0,28
102,02
0,45
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan perubahan nilai konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan. Pada Bulan September 2016, dari 33 provinsi yang dilaporkan, 27 provinsi mengalami inflasi perdesaan sedangkan 6 provinsi lainnya mengalami deflasi perdesaan. Provinsi yang mengalami inflasi perdesaan tertinggi adalah Provinsi Aceh sebesar 0,94 persen disusul Provinsi Lampung sebesar 0,83 persen; dan Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,76 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami deflasi perdesaan terbesar adalah Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,31 persen disusul provinsi Maluku Utara 0,18 persen; dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,14 persen.
Gambar 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara September 2016 (Persen) 1,30
1,10 0,90 0,70
Persen (%)
0,50 0,30 0,10 -0,10 -0,30
Bahan Makanan
Perumahan
Makanan Jadi
Sandang
Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
Transportasi & Komunikasi
9
Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi September 2016 (2012=100) Konsumsi Rumah Tangga
Bahan Makanan
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
Transportasi dan Komunikasi
Aceh (11) Sumatera Utara (12) Sumatera Barat (13) Riau (14) Jambi (15) Sumatera Selatan (16) Bengkulu (17)
0,94 0,53 0,76 0,60 0,60 0,52 0,72
1,95 0,85 0,96 0,71 0,71 0,82 1,42
-0,06 0,34 1,01 0,81 1,20 0,45 0,42
0,00 0,27 0,52 0,23 0,25 -0,03 0,18
0,46 0,31 0,53 0,31 0,05 0,45 0,20
0,20 0,30 0,28 0,19 0,25 0,41 0,20
0,15 -0,19 0,19 0,21 0,00 -0,05 0,00
0,09 0,32 0,05 0,53 0,01 0,06 0,01
Lampung (18)
0,83
1,51
0,39
0,41
Bangka Belitung (19)
0,05
0,19
0,05
0,34
0,66 0,11
0,87 0,16
0,85 0,15
0,22 0,20
0,23 0,34
0,36 -0,11
0,12 -0,27
0,43 -0,13
0,61 0,14 0,27
1,02 0,03 0,59
1,13 0,35 -0,14
-0,31 0,10 0,16
-0,46 0,17 0,11
0,00 0,22 0,29
0,00 0,05 0,00
0,04 0,15 -0,01
-0,10 0,30 0,47 0,44 0,21 -0,14 0,03 0,19
-0,47
0,19
-0,07
0,39
-0,02
0,18
0,18
0,36 0,68 0,74 0,13 -0,49 -0,16 0,18
0,26 0,60 0,34 0,56 0,61 0,45 0,53
0,22 0,09 0,18 0,31 -0,12 -0,04 -0,39
0,27 0,48 0,39 0,00 -0,09 0,25 0,29
0,55 0,17 0,37 0,14 0,60 0,18 0,26
0,34 0,00 0,15 0,68 0,01 0,07 0,22
0,12 -0,05 0,12 -0,23 -0,02 -0,02 0,08
0,11 0,19
-0,13 0,26
0,68 0,60
-0,46 -0,31
0,54 -0,12
0,54 0,25
0,00 -0,10
0,03 -0,14
-0,31 0,73 0,19
-0,88 1,25 0,18
0,62 0,82 0,28
-0,01 -0,05 0,18
0,14 0,51 0,38
0,14 0,49 0,25
0,00 0,02 0,03
0,10 -0,07 0,04
Sulawesi Barat (76)
0,63 -0,31 0,61
0,73 -0,84 0,94
1,25 0,40 0,73
0,46 0,18 0,03
0,31 0,19 0,13
0,08 0,35 0,12
-0,27 0,00 0,01
0,09 -0,02 0,33
Maluku (81) Maluku Utara (82) Papua Barat (91) Papua (94)
0,21 -0,18 -0,10 0,38
-0,02 -0,89 -0,41 0,14
0,77 0,93 0,53 0,73
0,17 0,43 -0,18 0,92
0,80 0,78 -0,04 0,24
-0,03 0,06 0,03 0,46
0,57 -0,01 -0,16 -0,44
-0,09 -0,31 -0,13 0,31
Nasional
0,32
0,44
0,34
0,16
0,23
0,33
0,10
0,09
Propinsi
Kepulauan Riau (21) DKI Jakarta (31) Jawa Barat (32) Jawa Tengah (33) DI Yogyakarta (34) Jawa Timur (35) Banten (36) Bali (51) NTB (52) NTT (53) Kalbar (61) Kalteng (62) Kalsel (63) Kaltim (64) Sulut (71) Sulteng (72) Sulsel (73) Sulawesi Tenggara (74) Gorontalo (75)
10
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor Pada September 2016, NTUP Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Hal ini disebabkan Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,36 persen lebh tinggi daripada kenaikan pada indeks BPPBM yang naik sebesar 0,17 persen. Naiknya NTUP gabungan juga disebabkan naiknya NTUP di empat subsektor penyusun NTUP, yaitu: subsektort anaman pangan 0,98 persen; subsektor hortikultura 0,61 persen; subsektor 1,88 persen; dan subsektor perikanan 0,67 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 1,53 persen. Tabel 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya September 2016 (2012=100)
Subsektor
Nasional
Sulawesi Tenggara
Bulan
Bulan
Agst’16
Sept’16
% Perub
Agst’16
Sept’16
% Perub
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya
104,90 112,89 107,45 117,48 113,17 119,30 108,80
105,41 113,36 107,85 118,68 113,31 119,66 108,77
0,49 0,42 0,36 1,02 0,12 0,31 -0,03
100,57 99,03 115,21 113,05 121,77 128,88 104,60
101,55 99,64 113,45 115,18 122,58 129,91 104,91
0,98 0,61 -1,53 1,88 0,67 0,80 0,30
Gabungan
110,08
110,69
0,56
109,60
109,80
0,18
(1)
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016
11
BadanPusatStatistikProvinsi Sulawesi Tenggara
Informasilebihlanjuthubungi: BidangStatistikDistribusi Telp 0401 3121751‐3135363 Fax 0401 3122355 Email:
[email protected]
12
Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 55/10/Th.X, 3 Oktober 2016