PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUAKSI “LADYBUG”
Renny Fitriaristi Wulandini Jl. Budi Raya, No 21 Kebon Jeruk Jakarta Barat Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan/ Palmerah, 0215345830.
[email protected] Renny Fitriaristi Wulandini, Ardyan Sah, S.T., Kadek Satria Adidharma, S.T, M.Des.
Abstract Final report titled Visual Communication Design An Education film “LADYBUG”. This Education film made for educated childrens. Nowaday childrens are busy with theirs gadgets, and stay cool indoor like go to shopping mall, or just stay at home play with their favourite game. Ladybug is education film that tells about ladybug, habitat, predators, life cycle, diferences between man and women, defences from their own predators. This education film come from a question “ do you know about ladybug? “ is the kid know about this kind of bug exist , or is this thing still exist?
Keyword : ladybug, habitat, nature
Abstrak
Laporan Tugas Akhir yang berjudul Perancangan Komunikasi Visual Animasi Edukasi "LADYBUG" . Film edukasi ini dibuat untuk memberi pengetahuan kepada anak-anak. Zaman sekaran anak-anak sibuk dengan gadgetnya masing-masing, dan lebih memilih diam di dalam ruangan seperti pergi ke pusat perbelanjaan atau hanya diam dirumah bermain dengan game favorit mereka. Ladybug adalah film edukasi yang menjelaskan tentang ladybug. Habitat, pemangsa, cara berkembangn biak, cara membedakan betina dan jantan, cara berlindung dari musuh. Film edukasi ini tercipta dari pertanyaan “ apakah kamu tau apa itu ladybug”. Apakah anak anak tau kalau serangga ini ada, atau apakah serangga ini masih ada. Kata kunci: film Final report titled Visual Communication Design An education film “LADYBUG" Keywords: education, animation, ladybug. animasi, edukasi, ladybug, alam.
1
PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti saat ini anak – anak lebih banyak bermain dengan gadget, dan beraktifitas diluar hanya pergi ke Pusat perbelanjaan. Dari survei yang didapat, dan target yang dituju, kebanyakan menjawab jarang bermain ditaman karena alasan takut terkena serangga yang mungkin bisa menimbulkan gatal. Waktunya dihabiskan di pusat perbelanjaan, atau bermain di dalam rumah. Berdasarkan hasil survei, satu dari tiga anak bahkan mulai menggunakan smartphone ketika berumur tiga tahun. Satu dari 10 anak menikmati gadget dalam usia yang lebih muda yakni dua tahun. Fenomena ini menunjukkan, jutaan anak mengalami kecanduan gadget. Karena pengaruh gadget anak-anak jarang berinteraksi dengan lingkungan. Ladybug merupakan serangga yang umunya dapat ditemui di dedaunan. Dari hasil survey yang dilakukan rata-rata 15 dari 20 anak (1 kelas ) tidak tau apa itu ladybug. Awal mula penulis ingin membuat Edukasi tentang ladybug, karena rasa ingin tahu dan nostalgia masa kecil. Dan pertanyaan apakah serangga ini masih dapat ditemui?, apakah anak-anak jaman sekarang mengetahui apa itu ladybug?. Seteleh melakukan survey dan riset, rata-rata anak-anak tidak mengetahui apa itu ladybug. Sehingga dari hasil yang didapatkan, penulis mendapatkan inspirasi untuk membuat animasi edukasi ladybug.
Rumusan Masalah Bagaimana membuat sebuah produk serial animasi edukasi dengan visual yang dikemas dengan menarik untuk masyarakat dan dapat menarik perhatian masyarakat serta menghibur audience. Dan bagaimana karakter animasi edukasi “LADYBUG” dapat di terima masyarakat .
Tujuan Desain 1.
Membuat animasi edukasi yang menarik untuk anak dengan visual yang menarik sehingga
penonton tidak cepat bosan. 2.
Membangkitkan antusias penonton untuk menonton serial animasi indonesia.
3.
Memberikan informasi untuk anak-anak yang menyukai kepik, agar lebih mengetahui tentang serangga kesukaannya.
4.
Membuat serial animasi yang efisien dari segi produksi dan dari segi bisnis model.
5.
Memperkenalkan kembali seranga ini pada anak-anak.
METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis untuk membuat karya ini didapat dari berbagai media, antara lain, buku, internet, dan video. Literatur-literatur tersebut digunakan oleh penulis sebagai sumber yang memperkuat data teori maupun data visual dalam pembuatan serial edukasi ini.
HASIL DAN BAHASAN Visual Style
Visual style pada sebuah film animasi edukasi “LADYBUG” dengan kesederhanaan bentuk yaitu dengan meniru bentuk ladybug tapi dibuat simple tapi tidak terlalu jauh melenceng dari bentuk aslinya. Warna yang digunakan adalah warna-warna yang playful dan warna karakter dengan tingkat detail yang tidak terlalu rumit. Berikut merupakan beberapa referensi visual style yang akan digunakan dalam serial animasi edukasi “LADYBUG” ini, yaitu :
Gambar 1. visual style 1 Sumber : http://vimeo.com/89474000
Gambar 2. visual style 2 Sumber : http://vimeo.com/79221576
Motion Style
Motion style yang digunakan adalah motion graphic dimana terjadi banyak gerakan yang berguna untuk mempermudah proses pembelajaran dan penyampaian informasi.
Desain Title
Gambar 4. Desain title Pada animasi edukasi ladybug ini, penulis menggunakan font Clair Hand dimana memberikan kesan santai dengan tingkat keterbacaan yang tinggi. Sedangkan font judul dibuat sendiri dengan tehnik vector di adobe illustrator. Warna yang digunakan warna dari ladybug sendiri yaitu merah.
Visualisasi Karakter Pada visualisasi karakter, penulis pertama-tama membuat sketsa yang sesuai dengan karakteristik masing-masing karakter. Berikut penjelasan dan pembahasan desain karakter :
Ladybug Ladybug atau Kepik dalam bahasa Indonesia. Dikemas simple namun tidak terlalu jauh dari bentuk aslinya. Bertujuan agar karakter dapat dimengerti dan mudah di ingat.
Gambar 5. Ladybug
Karakter Pendukung Karakter pendukung dalam animasi edukasi ini yaitu belalang, burung dan laba-laba. Karakter dibuat simple namun tidak menghilangkan bentuk aslinya, agar tidak membingungkan.
Gambar 6. Laba-laba, belalng dan burung
Visualisasi Environment Dalam animasi edukasi ini, penulis menciptakan beberapa aset 2d yang berbeda namun tetap satu kesatuan dalam Style. Penulis menggunakan Aset 2d untuk bagian motion graphic dan infographic nya. Environment dibuat sesimple mungkin, dengan menggunakan transisi dari adobe after effect.
Gambar 7. Visualisasi karakter
Visualisasi Scene Menngunakan motion graphic transisi, yang berganti.
Gambar 8. Visualisasi edukasi animasi
Poster Berikut adalah Item pendukung sebagai media promosi dan merupakan bisnis turunan yang dapat dihasilkan dari sebuah serial animasi;
Gambar 9. Poster Untuk desain poster 1, penulis mendesign dengan berbagai konsep pemikiran agar poster menarik dan pesan dari serial animasi ini tersampaikan dengan baik hanya dengan melihat poster nya, berikut adalah penjelasan design poster yang penulis rangkum ; • Menggunakan grid system untuk layout font dan peletakan character agar tersusun dengan rapih dan clean. • Memperlihatkan anatomi karakter utama dalam serial edukasi animasi sebagai media promosi pengenalan karakter utama. • Poster kedua memperlihatkan ladybug , pupa dan larva, di dedaunan, dimaksudkan untuk memperlihatkan habitat dan life cycle dari ladybug. • Poster ketiga memperlihatkan ladybug memliki warna kontras di antara warna hitam, yang dimaskudkan ladybug termasuk kedalam keluarga kumbang.
SIMPULAN DAN SARAN Industri kreatif Indonesia telah banyak memproduksi animasi. Masyarakat Indonesia juga merupakan penikmat serial animasi. Namun, disayangkan kualitas serial animasi Indonesia masih kalah dibanding serial animasi luar negri. Sempitnya waktu dan budget menyebabkan animasi Indonesia tidak maksimal. Ladybug atau dikenal dengan Kepik merupakan bianatang kecil yang selalu dianggap hama, dan dianggap agak berbahaya untuk anak-anak. Padahal kepik juga cukup membantu dalam bidang pertanian, karna memakan hama kutu daun. Sebaliknya kepik tidak berbahaya untuk anak-anak, karna kepik tidak membuat gatal atau menggigit. Animasi edukasi tentang ladybug dibuat untuk memberikan informasi tentang sejarah singkat, jenisjenis, cara berkembang biak, makanan, serta cara bertahan hidup agar sekedar mengetahui bahwa ladybug bukan hanya sekedar hama. Namun yang lebih penting adalah pesan apa yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas terutama oleh target segmen atau penonton. Visual, animasi dan transisi dengan narasi, pemilihan voice over, backsound dan sound effects yang tepat sangatlah penting dalam pembuatan sebuah animasi edukasi. Sehingga penonton tertarik utnuk menonton dan menyimaknya video sampai selesai. Komunikasi harus disampaikan dengan jelas dan sesingkat mungkin. Karena motion berbeda dengan print out, pada motion tulisan atau pesan yang ingin disampaikan tidak dapat di lihat kembali.
REFERENSI National Geographic (Ladybug) http://animals.nationalgeographic.com/animals/bugs/ladybug/ Anne Dameria. (2007). Color basic. Jakarta: Link Match & Graphic
Murawski, Darlyne, Nancy Honovich. ULTIMATE BUGOPEDIA. United States Of America: National Geographic (2009) Lost lady.org, diakses pada 14 april 2014 http://www.lostladybug.org/files/9%20LLP%20All%20About%20LadybugsPDF.pdf Fandy Tjiptono. (2006). Strategi Bisnis. Jakarta: Andi Publisher Guna. (2013).
Teori dan Fakta Tentang Warna, diakses pada 15 april 2014 dari
http://www.ar7ikel.com/view-content-36-teori-dan-fakta-tentang-warna.html Ivana
Apriliani.
(2013).
12
Prinsip
Animasi,
diakses
pada
15
april
2014
dari
http://sugarpinx.blogspot.com/2013/02/12-prinsip-animasi.html John Pickrell. (2014). National Georaphic, Oldest Known Pet Cat? 9,500-Year-OldBurial Found on Cyprus,
diakses
pada
15
april
2014
dari
http://news.national
geographic.com/news/2004/04/0408_040408_oldestpetcat.html Lizard Wijanarko. (2010). Dasar-Dasar Warna dalam Tata Rupa dan Desain diakses pada 15 april 2014 dari http://www.ahlidesain.com/dasar-dasar-warna-dalam-tata-rupa-dan-desain.html Maxfield
Champ.
(2007),
Design
Principal,
diakses
pada
27
februari
2014
dari
http://char.txa.cornell.edu/language/principl/principl.htm/3/13/2013/9/16/27AM) Richard Williams. (2001). THE ANIMATOR’S SURVIVAL KIT. United States: Faber and Faber Shawn Kelly, Bobby Beck, Carlos Baena. (2008) Animation Tips and Tricks. UnitedStates: e-book Yongky Safanayong. (2006). DESAIN KOMUNIKASI VISUAL TERPADU. Jakarta :ARTE INTERMEDIA Vincent Woodcock. (2007). HOW TO DRAW AND PAINT CRAZY CARTOON CHARACTERS. United States: Quatro Publishing ptc Walter Foster. (1996). How to Draw Cartoon Story.United. States: Publishing, Inc Shawn Kelly, Bobby Beck, Carlos Baena. (2009) Animation Tips and Tricks 2. California: e-book About.com (insects), http://insects.about.com/od/beetles/a/10-facts-ladybugs.htm National Geographic (Ladybug), diakses pada 16 april, http://animals.nationalgeographic.com/animals/bugs/ladybug/ Ladybug Project, diakses pada 16 april, http://www.lostladybug.org/ Learn About Nature, diakses pada 16 april, http://www.ladybuglady.com/LadybugsFAQ.html Hickman, Pamella . Starting With Nature BUG. Paperback. Watt, Fiona, Busy Bug BOOK. Usborne. Helbrough, Emma, 1001 Bugs to Spot.. Usborne. Oppenheim, Joanne F. Have You Seen Bugs?. Scholastic Press. Charlesbridge Publishing. Vlasta van Kampen, Beetle Bedlam, Charlesbridge Publishing. Bone, Emily, Big Books of Big Bugs. United Kingdom: Usborne Burgerman, Jon, Pens are my friends. United Kingdom : System Design Limited.
Ladybug life cycle, diakses pada 16 april, http://www.ladybugu-life-cycle.com Arizona, ladybug information, diakses pada 16 april, http://insected.arizona.edu/ladyinfo.htm Asian Ladybug Sructures , diakses pada 16 april, http://www2.ca.uky.edu/entomology/entfacts/ef416.asp Fast Fact about Ladybug http://www.canadiangeographic.ca/kids/animal-facts/lady_bug.asp
RIWAYAT PENULIS Renny Fitriaristi Wulandini lahir di Lombok pada tanggal 22 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual, Program Studi Animasi pada tahun 2014.