PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK PULANG Yudha Shira Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, 021 5345830,
[email protected] Deddy Syamsuddin. S.Sn
ABSTRACT
RESEARCH OBJECTIVE of this short animated film is trying to explore the problems in the household between parents and children, especially in the problems of children who run away from home.
METHOD try, by taking data from the research of a number of related schools and private teachers of the school building to explore issues in the home between parents and children, especially in the problems of children who run away from home.
ACHIEVED RESULT Create a short animated film that tells the story of the conflict between a child and his parents to run away from home, until at some point the child returning home.
CONCLUSION is expected to thaw the relationship between parents and children that occurred in the relative times of children who grow up.
ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN, ialah mencoba menggali permasalahan dalam rumah tangga antara orang tua dan anak, terutama di permasalahan anak yang kabur dari rumah. METODE PENELITIAN, dengan mengambil data dari hasil riset dari sejumlah sekolah terkait dan guru bina pribadi dari sekolah bersangkutan. HASIL YANG DICAPAI adalah sebuah film animasi pendek yang mengisahkan tentang konflik antara seorang anak dan orang tuanya sehingga kabur dari rumah, sampai pada suatu titik si anak kembali pulang ke rumah. SIMPULAN dari film animasi pendek ini diharapkan dapat mencairkan kembali hubungan antara orang tua dan anak yang relatif terjadi di masa-masa anak yang beranjak dewasa.
Keyword Kata kunci yang menjadi dasar dari pengembangan The Big Idea diatas adalah "Pulang", "Ibu"," anak", "Rumah Tangga", "Kasih Sayang".
PENDAHULUAN Dewasa ini semakin banyak dari generasi muda yang sudah mulai melupakan akan berbagai adat dan kebudayaan sebagai orang timur salah satunya yakni sopan santun dan menghormati orang tua atau orang yang lebih tua seperti bapak atau ibu guru, dosen dan terutama adalah orang tua kita sendiri. Hal ini tampak dari hal kecil seperti berpamitan, salam sebelum dan setelah pergi, menegur orang tua atau kerabat yang kita kenal saat bertemu di jalan, dan masih banyak lagi. Ada pepatah dari buku konfucius yang mengatakan mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati orang tua dan pemimpin. Memanglah benar bahwa untuk berkembang dan terus maju ke depan kita tidak dapat memungkiri bahwa pastinya ada kerja keras dan usaha yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita dan salah satunya yang paling berjasa di dalam kehidupan kita sampai kita bisa mendapat pencapaian sejauh ini adalah merupakan hasil dari tetesan kerja keras orang tua kita serta cinta yang tak pernah berkesudahan semenjak kita dalam kandungan sampai detik ini. Mungkin sekilas tidak tampak korelasi antara menjadi sebuah generasi yang luar biasa dengan menghormati orang tua dan pemimpin. Sebenarnya sangatlah sederhana yaitu kumpulan dari individuindividu membentuk keluarga, kumpulan keluarga membentuk RT, kumpulan RT membentuk RW, kumpulan RW adalah dusun, kecamataan, kelurahan dan seterusnya sampai propinsi dan negara. Hal ini menunjukkan bahwa fondasi utama sebuah negara adalah KELUARGA. Sungguh betapa pentingnya pendidikan yang diberikan dalam sebuah keluarga, begitu pula budaya yang menghormati orang tua atau pemimpin, ini sudah harus dimulai dari lingkup keluarga, dan jika terus dikembangkan bukan tidak mungkin akan sampai tahapan sebuah propinsi dan negara. Ini merupakan sebuah gambaran sederhana dari sebuah nilai moral yaitu kita tidak boleh melupakan jasa-jasa dan kebaikan orang tua. Menyayangi dan menghormati orang tua sangatlah penting, inipun tercermin di dalam pribahasa "Janganlah seperti kacang yang lupa kulitnya". Di dalam pepatah ini mungkin sang pembuat ingin menyampaikan bahwa sebagaimana kita ada sekarang kita tidak boleh melupakan dari mana kita berasal karena keadaan kita yang sekarang adalah melalui proses yang dulu dari semenjak kita lahir dibesarkan oleh kedua orang tua kita dan sampai sekarang. Oleh karena itu sungguh sangatlah penting untuk kita mengingat jasa-jasa mereka, cinta dan kasih sayang mereka dan akan lebih baik lagi kita membalas kasih sayang mereka meskipun kasih sayang dan cinta mereka sebenarnya tidak pernah mengharapkan balasan. Sebenarnya keberadaan kita di sisi mereka itulah yang lebih utama di tengah menghadapi usia yang senja, mereka terkadang merasa kesepian karena ditinggal oleh anak-anak mereka yang telah sekian lama telah mendapat tempat terpenting di hati mereka. Kalau bukan kita buah hati mereka yang sanggup mengisi kekosongan hati mereka di usia senja siapa lagi ? Memang terkadang di saat kita sudah merasa dewasa, kasih sayang orang tua kita artikan bahwa mereka selalu menganggap kita adalah anak kecil. Hal ini terkadang terjadi karena memang rasa kasih sayang mereka tidak pernah berubah sejak kita di dalam kandungan bahkan sampai kita beranjak dewasa, dan ini sering menjadi salah pengertian dari diri para anak dan mereka lalu "memberontak" dan tidak mau dikekang dan tidak sedikit yang lebih memilih memisahkan dirinya dari rumah dan orang tua karena merasa mapan dan mampu, atau di saat kita berkeluarga kita sudah tidak memperhatikan orang tua kita lagi. Jika dibandingkan dengan kasih sayang dan ketulusan mereka sungguhlah hal-hal yang banyak terjadi akhir-akhir ini terhadap mereka sungguhlah tidak pantas mereka terima bak air susu dibalas air tuba. Kejadian yang banyak terjadi adalah rumah jompo, namun hal ini sudah memasuki masalah yang kompleks, akan tetapi yang mudah saja adalah di dalam kehidupan kita sehari-hari bersama mereka. Kehadiran kita lebih berarti dibandingkan semua materi yang bisa kita persembahkan kepada mereka, karena sungguhlah hanya kita harta yang paling berharga di sepanjang hidup mereka.
METODE PENELITIAN Dengan mengambil data dari hasil riset dari sejumlah sekolah terkait dan guru bina pribadi dari sekolah bersangkutan yakni sekolah-sekolah yang diduga para murid-muridnya mengalami ketidakharmonisan di dalam keluarga seperti pada contoh saya adalah 3 buah sekolah yang berada di daerah jembatan lima.
HASIL DAN BAHASAN Menggunakan gaya cinematography film drama, dengan metode photograhpy yang ditonjolkan. Hal ini untuk membantuk memberikan penekanan cerita yang ingin disampaikan kepada penonton sehingga tercapai kekuatan cerita yang ingin disampaikan. Penggunaan karakter manusia yang semi realis ditujukan agar pemirsa dapat merasakan sisi humanis dari karakter, bukan sebagai objek belaka, akan tetapi sebagai perwakilan diri dari penonton. Pemanfaatan handheld kamera view, guna menonjolkan scene yang hidup dan memberikan keleluasaan view yang ingin ditampilkan. Penggunaan warna-warna yang vivid seperti film UP namun berbaur dengan warna-warna warm dan cenderung pale ditujukan agar bisa tetap dinikmati dari rentang umur 8 tahun sampai 15 tahun, juga tingkatan umur di atasnya. Penggunaan warna-warna warm dan pale ditujukan untuk tetap menyampaikan kesan kesedihan dan lampau seperti yang diterapkan pada Toy Story 3 pada saat flash back Andy.
Gambar Moodboard Tone Dan manner
Desain karakter yang akan digunakan
Gambar. Budi Character Sheet
Gambar. Ibu Character Sheet
Gambar. Tukang Mie Character Sheet
Implementasi ke dalam 3d
Gambar. Budi 3d Budi Umur
: 15 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Sifat
: Keras kepala, Berpendirian kuat, Suka
bersenang-senang Fisik Mata Besar
: Kurus, Tinggi 150 cm, Rambut Plontos,
Gambar. Ibu 3d Ibu Budi Umur
: 40 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Sifat
: Teguh, Tegas, Perhatian
Fisik
: Sedang, Tinggi 165 cm, Rambut pendek,
Berkacamata
Gambar. Tukang mie 3d Tukang Bakmi Umur
: 50 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Sifat
: Ramah, Tidak pelit, Perhatian
Fisik
: Gendut, Tinggi 170 cm
Penggunaan visual Stylized Character dan menggunakan metode simplexity guna merujuk pembentukan karakter yang ditonjolkan ke wujud atau perwujudan karakter, maksudnya mengaplikasikan sifat-sifat ke dalam wujud model karakter, misalkan karakter yang jahat dibuat berwujud runcing dan edgy / bersiku.
Berikut merupakan screenshot dari film animasi pendek "PULANG"
Berikut adalah beberapa desain dalam berbagai media yang penulis gunakan dalam presentasi karya:
SIMPULAN DAN SARAN Film animasi pendek yang berjudul "Pulang" ini diharapkan bisa mengangkat tema yang sering terjadi di dalam keluarga, dan semoga bisa memberikan sebuah pandangan baru dalam sebuah hubungan antara orang tua dan anak. Mengambil media animasi untuk sebuah hal yang mengandung unsur kehidupan ditujukan agar pesan-pesan moral yang sangat penting itu tidak dibalut dengan keseriusan yang berlebih, akan tetapi dibungkus dengan animasi yang cenderung lebih disukai oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama remaja. Dalam menyampaikan sebuah pesan moral tidaklah hanya dapat melalui film-film real shot ataupun segala hal yang berbau serius, akan tetapi media animasi yang cenderung memiliki kesan tidak terlalu serius pun dapat menyampaikan suatu pesan moral yang sangat berharga dengan sangat baik, bahkan lebih baik dibandingkan film pada umumnya. Media animasi selanjutnya dapat menjadi sebuah media baru dalam memberikan pembelajaran moral bagi generasi mendatang.
REFERENSI 1. 2. 3. 4.
Film Animasi “Kinematograph”. Film Animasi “Up”. Film Animasi “Toy Story 3”. Iklan asuransi “Deaf Father”.
RIWAYAT PENULIS Yudha Shira lahir di DKI Jakarta tanggal 1 Januari1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara pada bidang Desain Komunikasi Visual Animasi pada 2012. DAFTAR PUSTAKA Cipasang, Y, 2011, Menebar Kebaikan dengan Setangkai Lolipop, Kompasiana.com Happy, 2011, Semangkuk Bakmi Panas, Pengharapan.com Indra, Y. (2011). Smart Beliefs. P.T. Visi Anugrah Indonesia, Bandung. Ratner, P. (2009). 3-D Human Modeling and Animation. 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc, USA. Templar, R. (2008). The Rules of Parenting. Erlangga, Jakarta. Williams, R. (2002). Animator's Survival Kit. Faber & Faber.