PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK “RARA DAN ROTI”
Dimas Pradipta Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan – Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830
[email protected] Dimas Pradipta, Ardiyansah, ST., Ahmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn
ABSTRAK: Membuat animasi pendek yang memiliki tema sosial dengan cara mengumpulkan data mengenai realita kehidupan yang terjadi di Indonesia khususnya di jalanan sebagai sumber informasinya. Film pendek ini bercerita mengenai seorang pengamen yang mempunyai impian untuk menikmati roti dari sebuah toko. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan observasi dan mengambil data – data, referensi, atau artikel dari internet.Tujuan dibuatnya animasi ini adalah penonton dapat menikmati film ini, merasakan emosi, mengerti dan mendapatkan makna yang terkandung didalamnya.
Kata Kunci : Rara, Roti, Impian, Kejujuran, Pahala
ABSTRACT To make short animations that have social themes by collecting data as a source of information about the reality of life that happened in Indonesia, especially at the streets. The short film tells the story about a street musician who has a dream to enjoy a bread from a bakery. The study conducted with observing method and obtaining datas, references or articles from internet. The goal formaking this movie is that audience can enjoy the film, feel the emotion, understand and gain meaning contained therein.
Keyword: Rara, Roti, Dream, Honesty, Reward
PENDAHULUAN Indonesia telah merdeka kurang lebih dari 66 tahun yang lalu. Namun kemerdekaan untuk Indonesia bukan berarti kemerdekaan untuk rakyatnya juga. Masih banyak rakyat Indonesia yang belum bisa merasakan kemerdekaan dalam bertempat tinggal, mengenyam pendidikan, atau bahkan kemerdekaan untuk sekedar hidup secara layak di Indonesia. Jakarta misalnya, masih sering kita temukan gelandangan, pengemis atau pengamen yang berjuang bertahahan hidup mencari uang karena mereka tidak punya keterampilan lain yang bisa dijadikan modal untuk mereka bekerja. Dan tidak menutup kemungkinan juga beberapa dari mereka merupakan anak – anak yang sebenarnya masih dalam usia sekolah. Jumlah mereka yang banyak dan tersebar diseluruh pelosok kota menyulitkan pemerintah untuk menindak-lanjuti keberadaan mereka. Sifat masyarakat kota Jakarta yang heterogen dan terkadang cenderung individualistis juga membuat keberadaan mereka seperti tidak dianggap. Padahal mungkin akan lebih baik jika antara sesama mereka bisa saling membantu dan saling berkomunikasi, sehingga akan terjalin kekeluargaan dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik atau setidaknya dapat hidup berdampingan tanpa ada rasa kecurigaan yang bersifat memecah belah.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para animator dalam membuat sebuah animasi salah satunya adalah prinsip dasar animasi. Prinsip dasar animasi adalah sebuah teori / aturan dasar dalam pembuatan sebuah animasi agar dapat menghasilkan sebuah gerakan animasi yang terlihat nyata dan wajar. Prinsip dasar animasi ada 12, yaitu: Pose to pose
2.
Merupakan penentuan posisi key animation dan in between yang menentukan gerak karakter. Timing
3.
Jeda/waktu dalam gerakan suatu animasi, dengan menentukan berapa frame waktu yang dibutuhkan. Scretch & squash
4.
Gerakan karakter/objek agar terlihat lebih hidup, dan juga memberi kesan benda/karakter tersebut bervolume dan memiliki bobot dalam animasi. Anticipation
5.
Merupakan ancang-ancang/gerakan awal ketika ingin melakukan suatu gerakan utama. Secondary action
6.
Aksi tambahan/kedua yang merupakan gerakan yang ada yang juga digunakan setelah/bersamaan dengan gerakan utama. Follow through & overlapping action
7.
Gerakan yang diakibatkan oleh dua benda yang sama atau berlainan yang saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat saling mempengaruhi dalam setiap gerakan. Slow in & slow out
8.
Merupakan pengaturan timing dan staging dalam suatu scene ke scene. Ada gerakan melambatkan di saat memulai sesuatu dan melambat ketika suatu objek di akhir gerakan. Archs
9.
Sistem pergerakan tubuh pada manusia atau makhluk hidup lainnya yang mengikuti pola/jalur yang bersifat melengkung/melingkar agar terlihat lebih dinamis. Exaggeration
Gerakan yang "dilebih-lebihkan" agar terlihat lebih meyakinkan atau terlihat lebih lucu. 10. Staging Meliputi lingkungan yang dibuat untuk mendukung suasana dalam suatu animasi/keseluruhan scene pada animasi. 11. Appeal Merupakan kualitas dimana orang yang melihat animasi yang dibuat dapat menikmatinya. 12. Solid drawing Kemampuan menggambar yang baik dan benar. Beberapa fakta mengenai pengamen jalanan : - Tak ada seorang pun (setidaknya mayoritas) Pengamen yang ingin terus-terusan dan selamanya menjadi Pengamen. - Ada beberapa keluarga yang seluruhnya; dari Ibu, Ayah dan anak-anaknya berprofesi sebagai Pengamen. - Banyak yang dari sejak kecil hingga dewasa bahkan sampai berkeluarga (selama belasan atau puluhan tahun) mencari uang dengan menjadi Pengamen. - Ada seorang Pengamen yang menjadi ondel-ondel atau bisa disebut badut Penopeng yang dari hasil ngamennya itu, dia bisa membiayai sekolahnya sendiri dari SD, SMP, SMA hingga menikah. - Banyak juga kepala keluarga yang bisa menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya dengan mencari uang di jalan. - Sebaliknya, ada anak-anak jalanan yang justru jadi Tulang Punggung Keluarga dan menyetorkan hasil ngamennya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
- ‘Mengamen’ mengalami perluasan makna di antara para pengamen sendiri. ‘Meminta-minta’ pun sudah disebut dengan mengamen. - Anggapan bahwa uang yang kita kasih ke anak-anak jalanan dan Pengamen kadang dipakai buat beli minuman keras tidaklah terlalu salah. Tapi tentu saja hanya sebagian kecilnya saja. Hal itu sama benarnya dengan orang lain yang berprofesi selain ‘Pengamen’. Dari karyawan, kuli bangunan sampai artis, sebagian hasil jerih payahnya sendiri dipakai untuk hal-haltak berguna seperti beli minuman keras, drugs dan lainlain. - Menjadi Pengamen atau anak jalanan memiliki dampak negative yang menimbulkan sikap pesimistif, krisis percaya diri, sensitive, idealis, berbahasa kasar, berperangai keras, ketergantungan, merasa terasingkan dari masyarakat luas (minder) dekat dengan kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas. - Dampak positif menjadi Pengamen; menjauhkan diri dari kejahatan mencuri, menipu dan sebagainya, memperkecil jumlah pengangguran, timbulnya rasa solidaritas yang kuat, rasa persaudaraan yang kental, mengasah kemampuan dan skill bermusik. - Ada beberapa Pengamen yang jauh dari orang tua atau tidak punya rumah tidur di kontrakan, kosan, rumah teman, mushola bahkan gubuk pinggir jalan dan sisi-sisi bangunan.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara mencari referensi-referensi, artikel, dan datadata dari internet seputar pengamen jalanan. Selain itu, penulis juga mengamati pengamen jalanan yang ada di beberapa lampu merah. Target audience dari film animasi pendek ini adalah remaja sampai dewasa yang berusia 15-25 tahun yang tinggal di kota-kota besar, orang yang memiliki pikiran yang terbuka, berjiwa sosial dan dapat menikmati film animasi.
Dalam pembuatan animasi film pendek, penulis melakukannya dalam 3 tahap : Pre Production : pada tahap ini, penulis melakukan brainstorming pada konsep dan cerita yang akan dibuat serta penggambaran sketsa karakter dan environment yang akan digunakan lewat referensi yang didapat dari internet dan pengamatan. Production : pada tahap ini, memvisualisasikan sketsa karakter dan environment menjadi bentuk 3 dimensi dan melakukan animate pada karakter-karakter yang sudah dibuat sesuai dengan cerita. Post Production : pada tahap ini, penulis melakukan compositing dan render, termasuk memasukkan background music dan sound effect.
HASIL DAN BAHASAN
Mood Warna Mood warna yang digunakan sebagian besar lebih dark/gelap agar memunculkan kesan dull.
Visualisasi Karakter Tahap pertama dalam pembuatan karakter, penulis menentukan karakter Rara dan Ibu Rosa sebagai karakter utama:
Rara Rara merupakan sebuah karakter yang memiliki usia kurang lebih 9 tahun, berprofesi sebagai pengamen cilik, berjiwa bebas dan selalu riang. Namun dibalik itu semua ia memiliki sebuah impian yang belum tercapai. Penulis memvisualisasikan Rara menjadi seorang yang memakai topi terbalik, jerawatan, gigi tidak terurus, rambut yang terbelah – belah, jaket tipis lusuh, dan tanpa menggunakan alas kaki. Warna yang dipakai untuk Rara juga memakai warna yang dull agar bisa mendapatkan kesan tidak terurus.
Ibu Rosa Ibu Rosa merupakan sebuah karakter yang memiliki usia kurang lebih 35 tahun, berprofesi sebagai pemilik sebuah yayasan kemanusiaan yang memiliki pemikiran yang terbuka dan ramah. Penulis memvisualisasikan karakter Ibu Rosa memakai setelan blazer hitam, dengan kemeja krem bergaris merah muda, rok hitam, dan sepatu kerja.
Visualisasi Environment Environment yang penulis ambil mengambil setting di sebuah pemukiman pinggiran kota, dimana pemukiman itu merupakan sebuah pusat pertokoan yang menjual berbagai macam barang. Di sepanjang jalan terdapat berbagai macam toko, namun kebanyakan tutup karena merupakan hari libur dan hanya beberapa toko yang buka.
Item Pendukung Beberapa hal yang penulis buat sebagai item pendukung animasi film pendek Rara dan Roti ini seperti pada gambar diatas; diantaranya adalah : enam buah pin “Rara dan Roti”, Kaos “Rara dan Roti”, dua buah mug “Rara dan Roti”, desain hardcover DVD dan cover keping DVD, X-banner “Rara dan Roti” berukuran 160 cm x 160 cm, dan sebuah poster “Rara dan Roti” berukuran A3.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk yang beraneka ragam. Dan hal itu terkadang membuat jarak komunikasi pada masyarakat. Untuk itu Indonesia membutuhkan sebuah film animasi yang menceritakan tentang norma kemanusiaan pada sesama, daripada film – film bergenre sinetron yang mengajarkan kebencian, dendam, dan drama. Anak – anak butuh disuguhkan film animasi yang mengajarkan tentang kebaikan, namun tetap sesuai dengan realita yang terjadi di sekitarnya, karena anak – anak lah yang merupakan penerus bangsa. Melalui film Rara dan Roti ini anak – anak akan diajarkan bagaimana kebaikan, kejujuran, dan usaha keras akan mendapatkan imbalan yang setimpal atau mungkin lebih.
Saran Dalam pembuatan karya ini penulis menemukan beberapa hal yang mungkin dapat menjadi saran dan pembelajaran untuk animator di masa mendatang. Membuat sebuah animasi film pendek yang baik harus didukung dari segala aspek; seperti cerita yang baik dan bermakna, karakter yang unik, sifat local content yang membuat cerita yang dibuat jadi lebih akrab dengan lingkungan sekitar, kesesuaian project dengan target audiens yang tepat, dan penceritaan yang baik. Selain itu segi teknis seperti penguasaan penggunaan software dan kekayaan wawasan dalam animasi juga sangat penting agar dapat menyelesaikan project secara efisien. Kesabaran, kerja keras, dan usaha untuk tidak membuang – buang waktu dalam pengerjaan project juga sangat penting agar dapat membuat hasil yang maksimal.
REFERENSI 1.
http://haldaaditya.blogspot.com/2008/02/bergaul-dengan-pengumpul.html
2.
http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000012304816/kisah-si-pengumpul-sampah-yangtak-kenal-lelah
3.
http://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film-pendek-2/
4.
http://animia.mywapblog.com/pengertian-animasi-dan-konsep-pembuatan.xhtml
5.
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/software/2040864-definisi-animasi/
6.
http://www.femina.co.id/isu.wanita/topik.hangat/film.pendek.nyaris.tak.terdengar/005/007/6
7.
http://www.pasarkreasi.com/news/detail/animation/49/sejarah-animasi-dan-filmnya
8.
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/06/08/cerita-pengamen-dan-susu/
9.
http://victz26.blogspot.com/2011/05/arti-warna-dalam-grafis.html
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi 11. http://elearning.unesa.ac.id/tag/data-pengamen-dan-pengamen-tahun-2011 12. http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000009424985/fakta-pengamen-jalanan 13. http://pencarifaktadunia.blogspot.com/2011/09/kisah-perjuangan-dhea-bocah-pengamen.html 14. http://udifq.wordpress.com/2010/02/19/kesenjangan-sosial/
15. http://www.bisnis.com/articles/data-kemiskinan-prosentase-penduduk-miskin-terbanyak-dimaluku-dan-papua 16. http://www.anneahira.com/ciri-ciri-masyarakat-kota.htm 17. http://akuinginhijau.org/2007/11/15/jangan-biarkan-air-dari-ac-terbuang/
RIWAYAT PENULIS Dimas Pradipta lahir di kota Jakarta pada 8 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang animasi pada tahun 2012.