PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI “KESEHATAN GIGI” Irene Devi Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan – Palmerah Jakarta Barat 11480, (021) 534 5830
[email protected] Irene Devi Dermawan Syamsuddin, S.Sn Ahmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn., M.Sn.
ABSTRAK
Dental health education is very important because of the high percentage of cavities in Indonesian society. Maybe for people who are well educated, dental health problems is not a threat because they received while in school education, but education for the less educated to be aware of. Counseling alone is not enough, but there must be education to teach that oral health is essential for life. Especially to parents who have an important role in teaching how to brush teeth correctly for their children. Edukasi akan kesehatan gigi sangatlah penting dikarenakan tingginya persentase gigi berlubang di masyarakat Indonesia. Mungkin bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi, masalah kesehatan gigi bukanlah ancaman karena mereka mendapat edukasi saat di sekolah, tetapi edukasi untuk kalangan yang berpendidikan rendah harus diperhatikan. Penyuluhan saja tidak cukup, melainkan harus ada edukasi untuk mengajarkan bahwa kesehatan gigi sangatlah penting bagi kehidupan. Terutama terhadap orangtua yang mempunyai peranan penting dalam mengajarkan cara menyikat gigi yang benar dan tepat kepada anak-anaknya. Kata Kunci: Edukasi, KesehatanGigi, Orangtua, Anak-anak
PENDAHULUAN Kesehatan gigi sangat mempengaruhi penampilan sesorang dan juga perkembangan otaknya. Gigi yang tidak sehat ataupun berlubang mengakibatkan kurangnya asupan gizi ke dalam tubuh dan juga dapat menyebabkan rasa minder. Bahkan penelitian yang dilakukan di negara maju memperlihatkan bahwa anak yang sering sakit gigi mempunyai kecendurangan 4 kali lebih besar untuk mendapat nilai rendah dibanding teman-temannya yang mempunyai gigi sehat. Walaupun sudah dilakukan penyuluhan dimana-mana untuk meningkatkan kesehatan gigi anak-anak di Indonesia, tetapi masih banyak pula yang tidak memiliki awareness terhadap kesehatan gigi. Tak jarang orangtua yang menganggap enteng kesehatan gigi anak-anak mereka karena menganggap gigi berlubang (karies gigi) adalah ritual yang biasa terjadi pada anak-anak. Tentunya edukasi akan kesehatan gigi sangatlah penting dikarenakan tingginya persentase gigi berlubang di masyarakat Indonesia. Mungkin bagi masyarakat yang berpendidikan tinggi, masalah kesehatan gigi bukanlah menjadi ancaman dikarenakan mereka mendapat edukasi saat di sekolah, tetapi edukasi untuk kalangan yang berpendidikan rendah harus diperhatikan. Penyuluhan saja tidak cukup, melainkan harus ada edukasi untuk mengajarkan bahwa kesehatan gigi sangatlah penting bagi kehidupan. Maka dari itu video edukasi menjadi salah satu pilihan yang baik untuk memberikan masa depan yang cerah bagi kesehatan gigi masyarakat Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam menciptakan konsep antara lain adalah dengan wawancara, riset melalui internet, video serta literature buku. Untuk wawancara, penulis mengunjungi drg. Melia Sari untuk mengetahui fakta-fakta penting tentang kesehatan gigi yang selama ini beliau tangani dari pasien-pasien beliau.
Gambar 1. Foto Wawancara Bersama drg. Melia Sari Riset yang dilakukan penulis ternyata menyimpulkan bahwa brand pasta gigi Pepsodent dominan di dalam penyuluhan kesehatan gigi. Brand tersebut juga mengadakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional setahun sekali yang biasanya memberikan pelayanan priksa gigi gratis. Hal ini membuat penulis menggunakan warna-warna dominan Pepsodent yang diaplikasikan ke dalam video edukasi.
Gambar 2. Pemilihan Color Tone
Pada proses perancangannnya, penulis membaginya menjadi 3 tahap, yaitu tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap pasca produksi. Pada tahap pra produksi, penulis mengumpulkan data dan mengemasnya ke dalam sebuah konsep yang kemudian dikembangkan lagi menjadi sebuah script. Setelah script selesai, penulis mulai membuat storyboard. Setelah itu dilakukan proses dubbing awal dan kemudian dibuatlah menjadi sebuah animatik (offline) Pada tahap produksi, penulis mulai menggunakan software 2D untuk membuat layout, character design, dan environment, serta animation untuk tahap akhir. Setelah proses produksi selesai, penulis mulai memasuki tahap pasca produksi yaitu mengkomposisi seluruh hasil layout di software compositing, kemudian mengedit dan memberikan efek suara untuk final touch-nya.
HASIL DAN BAHASAN Untuk logo desain judul, penulis menggunakan font “BLANCH” yang mudah dibaca dan sesuai dengan desain karakter yang digunakan.
Gambar 3. Desain Judul Untuk visualisasi karakter, pada awalnya penulis mencari refrensi karakter yang sesuai dengan video edukasi kesehatan gigi. Berikut refrensi karakter yang digunakan.
Gambar 4. Refrensi Karakter Dan berikut inilah visual karakter dan juga visual properties. Visual properties dibuat dengan menggunakan style yang sesuai dengan visual karakter.
Gambar 5. Karakter
Gambar 6. Properties
Berikut ini adalah storyboard sekaligus scenes yang ada di dalam video edukasi.
Gambar 7. Storyboard
SIMPULAN DAN SARAN Animasi edukasi sangat membantu menyebarkan informasi yang penting untuk kebutuhan masyarakat. Informasi yang disampaikan dengan visual dan juga suara dapat membuat penonton lebih menangkap informasi tersebut secara efektif dibandingkan informasi yang hanya berupa tulisan saja. Kesehatan gigi mungkin sering diremehkan karena banyak masyarakat yang belum tahu pentingnya kesehatan gigi bagi kehidupan mereka. Edukasi animasi “Kesehatan Gigi” ini berusaha untuk menginformasikan akibat apa saja yang terjadi ketika kita meremehkan kesehatan gigi kita dan juga informasi penting tentang menyikat gigi yang baik dan benar sehingga memungkinkan berkurangnya penyakit gigi pada masyarakat Indonesia. Dengan bertambahnya edukasi animasi di Indonesia, diharapkan bahwa perkembangan animasi edukasi dapat lebih meningkat daripada sebelumnya sehingga kualitas animasi juga terangkat.
REFERENSI Ardiansyah. (2012). Film Animasi Sebagai Medium Dokumentasi Kekayaan Alam, Intelektual, Budaya, Dan Dinamika Sosial Politik, diakses pada 30 Maret 2015 dari http://library.binus.ac.id/eColls/eJournal/35_DKV_Ardiansyah.pdf Atmadjaja, Jolanda Srisusana. (1999). Estetika Bentuk, diakses pada 22 Maret 2015 dari http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/estetika/Bab_3.pdf Motion by Design. (2010). History of Motion Design, diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.motionbydesign.net/pdf/MBD1.pdf Prasthieka, Joshua. (2012). Pembuatan Video Kehumasan STIKOM Surabaya, Maret 2015 dari http://sir.stikom.edu/345/6/BAB%20III.pdf Rustan,
Surianto. (2011). Tipografi, diakses pada http://www.bkd.kotimkab.go.id/themes/web/produk/pdf.pdf
22
diakses
Maret
pada
2015
22
dari
Sihombing, Danton. (2001) Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Lankow, Jason. (2002). INFOGRAFIS Kedasyatan Cara Bercerita Visual. Jakarta: Gramedia
West, Richard. (2008) Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.
RIWAYAT PENULIS Irene Devi lahir di kota Mataram pada 9 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program Animasi pada 2015.