PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI “ MY MOM MY HERO” Annisa Erintansari Binus University, Jakarta, DKI Jakart, Indonesia
Abstrak Tugas akhir berjudul “My Mom My Hero” ini adalah untuk memberitahukan kepada ibu-ibu yang sibuk, baik yang bekerja, atau beraktifitas social, untuk tetap memperhatikan anaknya. Karena Perhatian dan kasih sayang itu tidak bisa dihindari. Cara terbaiknya adalah dengan berkomunikasi. Walaupun terbatas oleh waktu dan jarak, komunikasi yang baik tetap bisa dilakukan. Dengan begitu akan mengurangi perdebatan antara anak dan ibu. Metode Penelitian antara lain dengan cara wawancara narasumber, survey, artikel, dan referensi lainnya. Hasil yang dicapai ialah untuk memberikan informasi tentang cara membina komunikasi yang baik antara ibu yang bekerja dan anak. Simpulan adalah merancang sebuah animasi edukasi yang menarik . Sehingga penonton merasa terhibur tanpa perlu adanya konten-konten yang berat untuk dapat disaksikan oleh audiens.
Keyword : mother, communication, children
1. Pendahuluan Seorang ibu adalah sosok istimewa yang diciptakan Allah SWT didalam kehidupan ini. Lebih dari itu, seorang ibu adalah gambaran manusia yang menakjubkan. Bagaimana tidak, dengan tampilan kekuatan fisik yang kerap kali dipandang rentan, Seorang ibu ternyata memiliki kekuatan lain yang tidak terduga. Dia
memiliki energy dan ketahanan yang jauh melampaui laki-laki (bapak). Bahkan peran yang dimainkannya dalam kehidupan ini, tidak tanggung-tanggung. Jika umumnya kaum laki-laki (bapak) hanya memainkan satu atau dua peran, ternyata seorang ibu bisa memainkan peran lebih banyak lagi. Salah satu dampak krisis moneter adalah bertambahnya kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi karena semakin mahalnya harga-harga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut salah satu caranya adalah menambah penghasilan keluarga. Akhirnya kalau biasanya hanya ayah yang bekerja sekarang ibupun ikut bekerja.
Ibu yang ikut bekerja mempunyai banyak pilihan. Ada ibu yang memilih bekerja di rumah dan ada ibu yang memilih bekerja di luar rumah. Jika ibu memilih bekerja di luar rumah maka ibu harus pandai-pandai mengatur waktu untuk keluarga karena pada hakekatnya seorang ibu mempunyai tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur dan membimbing anak-anak. Apalagi jika ibu mempunyai anak yang masih kecil atau balita maka seorang ibu harus tahu betul bagaimana mengatur waktu dengan bijaksana. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat kanak-kanak maupun pada masa remaja. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Dengan kurangnya perhatian dan kasih sayang, mereka akan berontak dan mulai berperilaku tidak baik yang biasanya tidak dimengerti orangtua Tujuan dari pembuatan animasi pendidikan ini adalah untuk memberi tahu kepada ibu-ibu diluar sana baik yang dirumah, beraktifitas social, terutama yang bekerja untuk mengerti sebenarnya yang diinginkan seorang anak dari ibu nya apa. Dengan begitu akan mengurangi dan menghilangkan perdebatan antara anak dan ibu.
2. Methodology Ruang lingkup dari pembuatan karya “My Mom My Hero” ini saya lakukan dengan proses strategi . Adapun pembahasan yang dilakukan meliputi sebagai berikut :
-
Strategi Kreatif
-
Tahap Produksi
-
Evaluasi
2.1.
Strategi Kreatif Animasi pendidikan ini akan terdiri dari kombinasi 3D dan live shot. Animasi ini diperankan oleh ibu dan anak. Dengan tampilan layar split screen, akan dijelaskan perbedaan cara berkomunikasi yang baik. Adapun strategi kreatif saya dalam membuat animasi edukasi ini yaitu :
-
Metode Live Shot
Live Shot ini digunakan untuk 2 karakter yang akan memperlihatkan beberapa percakapan yang biasa terjadi dikehidupan sehari-hari. Metode ini digunakan karena lebih mudah dimengerti oleh target audience. -
Metode 3D
Metode ini digunakan untuk background gambar. Dengan menggunakan 3D, maka akan lebih terlihat kedalaman ruang. Dengan 3D juga lebih memudahkan background terlihat lucu dengan material yang unik. -
Metode Infografik
Metode ini digunakan untuk bagian penjelasan dan maksut dari point-point yang akan disampaikan. Dengan menggunakan metode ini, akan bisa lebih singkat dan cepat. -
Metode Stop Motion
Metode ini digunakan untuk memberikan style baru dalam animasi. Karena stopmotion ini akan digabungkan dengan metode lainnya. Jenis stop motion yang digunakan pun dibuat sedemikian rupa oleh penulis dalam style yang unik yaitu dengan tema game. Dengan panel-panel game yang dipotong2 dengan dus.
2.2.
Tahap Produksi Tahap ini merupakan proses pembuatan animasi yang visualnya merupakan hasil yang akan digunakan untuk final render. -
Live Shot Pengambilan footage dengan greenscreen.
-
Modelling atau Visual Elemen Production Membuat model dan elemen-elemen visual yang diperlukan dalam film animasi edukasi, baik 3D maupun 2D, foto untuk stop motion, juga termasuk perancangan judul, teks, dan mood. Pengerjaan menggunakan Adobe Photoshop dan Autodesk 3dsMax.
-
Voice Over proses perekaman suara narator yang akan menjadi pedoman dalam melakukan animasi.
-
Animasi tahap awal atau Camera Export proses animasi untuk beberapa elemen-elemen 3D, juga melakukan render 3d yang akan digunakan di dalam compositing. Pengerjaan menggunakan Autodesk 3dsMax.
-
Compositing dan Editing Hasil gambar nantinya akan dicompose menjadi sebuah film animasi edukasi yang utuh dan diedit untuk mencapai efektifitas dalam visualisasi dan penyampaian pesan. Prosesnya dilakukan melalui Adobe After Effects dan Adobe Premiere Pro.
-
Visual Effect
Penambahan efek visual untuk dapat mencerminkan mood dan juga visual yang sesuai dengan storyboard yang telah dibuat. Program yang digunakan meliputi Adobe After Effects. -
Sound editing Setelah dirender dan sudah menjadi sebuah edukasi yang sudah pasti dalam visual maka akan diberikan musik dan efek suara.
-
Final render Hasil render terakhir dan film sudah layak tayang.
2.3.
Evaluasi Desain dari Animasi Edukasi ini meliputi beberapa tahap konsep visual, yaitu sebagai berikut : -
Mood dan Warna Warna-warna yang digunakan didalam animasi edukasi ini menggunakan mood warm, yaitu warna-warna coklat, orange, kuning, dan merah. Juga ditambahkan beberapa warna pendukung untuk kesan natural seperti biru dan hijau.
-
Elemen Grafis Elemen-elemen grafis yang dipakai didalam film ini merupakan bagian dari komposisi, untuk memperkuat penyampaian dan sebagai bagian dari pemilihan stopmotion style. Adapun elemen-elemen grafis yang dipakai didalam animasi ini meliputi potongan dus, potongan kertas berbentuk bintang, juga foto-foto.
-
Typografi Tipografi yang digunakan adalah sans serif, yaitu kiss kiss from paris. Style animasi yang digunakan adalah game, dengan begitu akan lebih santai dan lucu jika menggunakan tipografi ini.
-
Karakter Karakter yang dipakai di dalam animasi edukasi ini tentu seorang ibu yang bekerja dan seorang anak yang masih sekolah sma (15-17 tahun). Penulis membuat karakter tersebut untuk beberapa scene yang akan digunakan untuk contoh kejadian antara ibu dan anak saat sedang bertengkar karena hal sehari.
-
Desain Objek Environment didalam tuangan yang terdapat didalam animasi ini meliputi pintu, jendela, meja, kursi, lukisan, hiasan dinding, jam dinding, buku, Laptop, rak. Yang tentu saja dibuat dengan 3D max.
-
Compositing Compositing ini meliputi antara footage, elemen, juga environment.
-
Hasil Visual Hasil Visual dari hasil editing dan compositing bisa dilihat seperti dibawah ini :
.
Gambar Hasil Visual Animasi
3. Kesimpulan Berdasarkan visualisasi yang ada pada animasi edukasi ini, penulis membuat penggambaran terhadap apa yang terjadi antara ibu yang bekerja dan anak dikehidupan sehari-hari, dengan kejadian yang sering terjadi hamper disetiap keluarga. Visualisasi yang lebih memfokuskan terhadap sikap ibu, membuat apa yang kita lihat adalah sebenarnya apa yang dilakukan para ibu tersebut adalah hal yang wajar. Karena pada dasarnya mereka hanya khwatir terhadap anak-anaknya . Selain itu, mereka harus bekerja untuk tuntutan masalah ekonomi ataupun memang wanita karir, yang kadang secara tidak langsung membentuk sifat egois dan menuntut anak mereka untuk mandiri.
Bahkan mandiri dalam hal yang belum waktunya untuk umur tertentu. Penulis melakukan pengembangan karakter dari beberapa contoh ibu-ibu yang pernah ditemui ataupun dari narasumber. Dengan begitu, karakter ibu pun tidak sembarangan dibuatbuat. Kasih sayang tidak hanya diucapkan ataupun dihitung dengan adanya keadaan ekonomi yang sangat bagus, tetapi harus didukung dengan sikap. Tunjukkan rasa sayang kepada anak dengan komunikasi yang baik, maka akan terjalin hubungan yang harmonis.
Daftar Pustaka
[1] Adele, F., and Elaine M,. “Berbicara agar anak mau mendengar dan mendengar agar anak mau bicara,” Penerbit Buah Hati, Tangerang, 2008, [2] Edi, W., “Mengapa anak saya suka melawan dan susah diatur?,” PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008, [3] Zainun, M. SPsi. Msi., “Artikel Perkembangan Psikologi Remaja Penyesuaian Diri Remaja,” Jakarta, 2008 [4] Putri, N. W., “Psikolog” Jakarta, 2011 [5] Matrixs., “Kenakalan Remaja” Jakarta, 2004 [6] Ksrpmiunhas., “Psikolog Remaja, Karakteristik dan Permasalahannya” Jakarta, 18 September 2011