PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI PENDEK “BENANG MERAH” Michael Eden Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480
[email protected] Arik Kurnianto, S.Sn., M.T. Frans Santoso, S.Sn, M.Des.
ABSTRAK Animation Film is a film that created by many layers from sequenced still image which it become life after we use some techinique in the working process. There’s 2 type for working with animation film: 2D and 3D, where 2D only works in x and y axis, while 3D using x, y and z axis, so 3D have more volume than 2D. In this occasion, the writer wants to make this film using 3D technique. This film will be categorized as short film with the duration around 4 Minutes. The story is about a man who believe with the legend called “red string of fate” where everyone in this world already have their live partner that tangled with the invisible red string. So he wondering if the girl that he love at the first sight is his future partner. Film animasi adalah film yang dibuat dari susunan gambar diam yang memiliki urutan, dan dengan proses pengerjaannya dibuat menjadi bergerak. Dalam prosesnya itu sendiri, film animasi dibagi menjadi 2, yaitu 2D dan 3D, dimana 2D hanya terbatas oleh sumbu x dan y saja (dimensi datar), sedangkan 3D memiliki 3 axis, yaitu x, y, dan z , sehingga 3D lebih memiliki volume dibandingkan 2D. dalam kesempatan ini, penulis ingin membuat karya dengan teknik pengerjaan 3D. film yang akan dibuat merupakan animasi pendek yang berdurasi sekitar 4 menit. Cerita ini berisikan tentang seorang lelaki yang percaya pada suatu legenda bernama benang merah, dimana setiap orang memiliki jodoh yang terikat oleh benang merah yang tak terlihat. Dan ia berharap bahwa gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertamanya adalah jodohnya. Kata Kunci: Film Pendek, Benang Merah, Jodoh, Romance, Comedy
PENDAHULUAN Di jaman sekarang yang serba digital ini, film dapat dijadikan suatu sarana hiburan favorit bagi para masyarakat dalam mengisi waktu luangnya. Beberapa orang lebih memilih menonton film pendek fiksi naratif dibandingkan film panjang, karena keterbatasan waktu dan tetap dapat menghibur. pengertian film pendek fiksi naratif adalah sebuah film yang berdurasi dibawah 60 menit yang diiringi oleh narasi dimana yang menceritakan sebuah kejadian fiksi. (Kenan, 1983) Kendati banyaknya penggemar film dengan selera yang berbeda-beda, maka film dibagi-bagi lagi menjadi beberapa genre. Dalam hal ini, penulis memilih genre romance yang ditambah dengan unsure komedi. Penulis memilih genre romance comedy karena banyaknya peminat kedua film genre tersebut. Tak hanya itu, romance comedy biasanya dapat dibuat dari topik sehari-hari yang ringan, tetapi tetap dapat menghibur. (web.calstatela.edu, "Favorite Films and Film Genres As A Function of Race, Age, and Gender")
Biasanya film-film romance comedy ini memiliki alur yang sederhana sehingga para penontonnya seakan sudah mengetahui apa akhir yang ada di film tersebut, tetapi tetap ingin mengikutinya. Karena alurnya yang sederhana ini, membuat genre ini kerap kali dipakai untuk pembuatan film pendek. Memang terlihat mudah, Tetapi film ini juga memiliki tantangan dalam pembuatannya, dimana kita harus tetap dapat menghibur dan membuat penonton menikmati alur yang kita sajikan dalam waktu yang singkat. Penulis memilih judul “Benang Merah” dalam film animasi penulis. Benang Merah sendiri merupakan sebuah legenda yang berasal dari Negara Tiongkok (dalam Bahasa Cina : -Yīnyuán hóngxiàn). Legenda ini juga cukup populer di kalangan masyarakat Jepang. Dalam legenda ini , disebutkan bahwa setiap manusia terhubung dan diikat oleh sebuah benang merah yang tak terlihat. Benang merah itu akan terikat kepada seseorang lainnya yang merupakan jodohnya. Dua orang tersebut merupakan jodoh yang akan dipertemukan oleh takdir. Benang tersebut bisa saja renggang atau kusut, tetapi benang itu tak akan pernah putus. (anitasnotebook.com, "Red string of fate")
姻缘红線
Walaupun cerita ini merupakan legenda Tiongkok, tetapi dalam penggarapannya penulis juga akan merubah dan memodifikasi dari cerita aslinya, serta memasukkan budaya Indonesia didalamnya. Alasan penulis memilih legenda cina adalah karena penulis sendiri merupakan keturunan Tionghoa, dan local content menurut penulis sendiri tak terbatas hanya wayang dan legenda Indonesia saja. Jika kita melihat lebih luas, Banyak juga budaya dan konten luar yang mempengaruhi kebudayaan Indonesia. Di Indonesia sendiri, banyak kebudayaan yang didapat oleh bangsa lain, contohnya Kota Tua merupakan warisan Belanda, Agama Islam yang dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India. Barongsai serta pengucapan “cepek,gopek, dll” dalam menyebutkan nominal uang yang juga dibawa oleh masyarakat Tionghoa.( www.bimbie.com, "Pengaruh Budaya Cina-India di Asia Tenggara") Warisan dan budaya luar itu sudah melekat sejak lama, sehingga jika kita misalnya menyebutkan nama “kota tua” saja, kita langsung tahu bahwa itu adalah local content Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang penulis gunakan terbagi menjadi tiga, yaitu saat preproduksi, produksi, dan post produksi. dalam dunia desain, kita harus memperhatikan banyak prinsip dasar, seperti keseimbangan, kontras, penekanan, dll. (Millman, 2008) Untuk itu, Pada saat preproduksi, penulis melakukan metode wawancara dan pengumpulan data untuk menggali lebih dalam hal yang berkaitan tentang film tersebut. Untuk wawancara, penulis menghubungi teman penulis yang bekerja sebagai animator sekaligus penulis buku yang berkewarganegaraan Singapur bernama Chan Yong Kang. Wawancara dilakukan lewat media online, terkait dengan ide dan solusi dalam pembuatan film pendek penulis. Penulis memilih Yong Kang untuk orang yang diwawancarai karena menurut penulis, ia memiliki hubungan yang erat dalam segi teknis film , maupun cerita. Pengetahuannya di bidang ini yang membuat penulis merasa info yang diberikannya begitu bermanfaat. Pengumpulan data yang dilakukan penulis seperti mencari referensi visual maupun cerita lewat beberapa media, khususnya internet dan video. Dari referensi visual ini, penulis melakukan penelitian mengenai elemen apa yang dapat memperkuat cerita dan mempertarik daya visual film ini. Pada proses produksi, penulis yang telah mengumpulkan referensi visual kemudian mencari tahu terlebih dahulu bagaimana cara pembuatan suatu film tersebut. Biasanya, penulis mencari video tutorial terlebih dahulu sebelum pengerjaan untuk menghasilkan hasil yang baik dan cepat. Saat penulis merasa bahwa film ini siap untuk dikerjakan, barulah referensi visual itu digunakan. Proses pembuatan terbagi menjadi beberapa tahapan, antara lain modelling, texturing, rigging, animating, rendering, dan editing. Proses animasi lebih ditonjolkan karena penulis lebih fokus pada tahap tersebut. Untuk itu, penulis benarbenar memperhatikan 12 prinsip animasi untuk membuat animasi lebih terlihat menarik. Beberapa prinsip yang saya paling tonjolkan antara lain Arc, Secondary Action, Anticipation, dan Follow through (Thomas, 1984) Pada proses post produksi, bagian film yang masuk tahap editing kemudian disempurnakan kembali, penulis menambahkan suara, Background Music, mengcompose, dan color adjusting. Yang kemudian setelah semuanya selesai, penulis membawa hasilnya ke percetakan untuk dicetak beberapa pernak-perniknya.
HASIL DAN BAHASAN Penulis mencari data-data survei mengenai genre terfavorit, khususnya remaja yang tinggal di Indonesia. Penulis mendapatkan data survei di forum indowebster yang membahas tentang genre film, baik drama maupun film lainnya. Dari sana didapat hasil survei seperti yang dibawah ini:
Grafik 1 Survei genre favorit remaja (Sumber : http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=251553)
Grafik 2 Genre Terfavorit berdasarkan jenis kelamin (Sumber : http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=251553) Penulis juga mendapat hasil survei ketertarikan genre film berdasarkan jenis kelamin. Dapat dilihat bahwa laki-laki paling suka dengan film komedi, sedangkan wanita lebih menyukai film romance. Akan tetapi, kedua film ini merupakan kedua genre yang paling disukai remaja. Analisa dirujukan kepada remaja hingga dewasa awal yang memang rata-rata memiliki daya Tarik yang lebih terhadap menonton film. Dari survei diatas, dilihat bahwa sebagian responden lebih tertarik film komedi, dibandingkan dengan film romantis. Akan tetapi, responden merasa bahwa jika menggabungkan kedua genre tersebut akan menghasilkan suatu karya yang menarik ketimbang hanya satu genre saja. Umumnya mereka lebih menyukai film yang dibuat sendiri daripada adaptasi legenda atau cerita rakyat. Dan mereka merasa untuk film romantic comedy, mereka lebih memilih memakai dialog dengan Bahasa gaul, atau tidak perlu memakai dialog (kedua jawaban memiliki jumlah responden yang sama). Bahasan mengenai Karakter dan Environment,
Pada mulanya, style tersebut terinspirasi dari graphic novel berjudul "The Kite Runner” karya Khaled Hosseini yang diilustrasi oleh Fabio Celoni dan Mirka Andolfo. Dari referensi ini, kemudian penulis mencari referensi semi-realis lain dalam media 3D. Dari beberapa referensi yang penulis kumpulkan, Penulis mendapat beberapa cerita yang memiliki genre yang sama, dan dengan karakter yang sesuai dengan keinginan penulis. Untuk itu, penulis akan membahas masing-masing karakter dan referensinya. (Hosseini, 2011)
Gambar 1 Cover buku The Kite Runner (kiri) dan isinya (kanan) (Hosseini, 2011) Film ini terdiri dari 3 karakter utama, yaitu: -
Fidel : Fidel merupakan karakter utama dalam cerita ini. Umurnya sekitar 23 Tahun. Dia adalah seorang karyawan muda. Karena pekerjaannya inilah, ia selalu berangkat pagi ke halte untuk naik bus yang akan membawanya ke kantor. Dari sinilah awal ia berjumpa dengan gadis yang ia sukai sejak pandangan pertamanya (Alice). Perawakannya kurus dan agak acak-acakan. Fidel memiliki kepribadian yang ceroboh, tak sabaran, mudah panik, tapi tak mengenal putus asa dan selalu mengejar impiannya. Meskipun orangnya ceroboh, ia selalu belajar untuk memperbaiki kesalahannya dan memiliki tanggung jawab yang tinggi. Referensi utama Fidel adalah tokoh lelaki di film “Paperman”. Penulis menggunakan referensi utama film ini karena memiliki kesamaan pekerjaan, dan kesamaan umur, serta karakter dengan kepribadian yang cukup kuat.
Gambar 2 Referensi Fidel dari tokoh lelaki di film Paperman (https://www.youtube.com/watch?v=HSxJkKiHXbw&spfreload=10)
Gambar 3 Visualisasi Fidel
-
Maya : Maya merupakan salah satu dari dua karakter wanita dalam film ini. Maya berumur sekitar 20 Tahun dan merupakan seorang mahasiswi. Maya digambarkan sebagai gadis kutubuku pada umumnya. Ciri fisiknya adalah memiliki mata yang sipit, memakai kacamata tebal, serta bentuk kepala yang cenderung bulat. Karena ia orang yang agak pemalu, maka ia lebih memilih memakai pakaian yang rapi dan tertutup. Walaupun ia pemalu, ia seorang yang rendah hati dan murah senyum. Referensi utama Maya adalah ada di film “Ladybug” walaupun sepertinya film ini belum diliris (masih dalam tahap pengerjaan, tetapi sudah memperlihatkan teaser), film ini memiliki karakter yang penulis sukai. Pembuat film ini dapat membuat karakter yang terlihat manis dan innocent sebelum berubah.
Gambar 4 Referensi Maya dari film Ladybug (http://24.media.tumblr.com/tumblr_ma9bnklQDN1rucmldo1_1280.jpg)
Gambar 5 Visualisasi Maya
-
Alice : Alice merupakan Karakter yang disukai Fidel. Walaupun namanya tidak disebutkan sampai akhir cerita, tetapi tetap saja penulis memberikan nama ini untuknya. Alice kira-kira seumuran dengan Fidel. Ia merupakan sosok wanita karir. Pekerjaannya adalah seorang sekretaris. Ia selalu datang pagi-pagi dan menunggu di halte bus untuk bekerja. Ciri-ciri fisiknya adalah cantik, bermata belo, berwajah tirus, Memakai Make up, dan berpenampilan anggun. Karena kecantikannya inilah yang membuat Fidel jatuh hati sejak pandangan pertamanya. Referensi karakter Alice ada di salah satu karya Carlos Ortega Elizalde. Ia adalah seorang 3D modeller yang cukup terkenal. Kebanyakan dari hasil karyanya merupakan wanita yang sangat memiliki daya tarik.
Gambar 6 Referensi Alice dari beberapa karya yang dibuat oleh Carlos Ortega Elizalde (http://im3.peldata.com/bl12/113676/8th.jpg)
Gambar 7 Visualisasi Alice
Film ini memiliki 3 Background utama, yaitu: 1.
Kamar : Tempat saat Fidel tidur hingga siap berangkat ke kantor. Fidel Tinggal di kamar yang kecil, dan cukup berantakan.
2.
Jalanan: Jalanan biasa saat Fidel hendak mengejar bus. Jalanan adalah tempat yang cukup luas, tetapi penulis akan mencoba mensiasati membuat jalanan dengan Texture mapping agar dapat mempercepat proses produksi
3.
Halte: Tempat bus berhenti, dan saat Fidel maupun Alice menunggu bus
Referensi utama pembuatan background pada film ini adalah dari film berjudul Tekkon Kinkreet. Referensi yang diambil baik secara style, maupun cara pembuatannya. Penulis mengambil referensi Tekkon kinkreet secara style karena memiliki kesamaan peletakan tempat yang sesak dan rumit seperti Indonesia. Selain itu, style backgroundnya juga dapat dibilang sangat menarik dan unik.
Gambar 8 Tekkon kinkreet yang memiliki kecocokan background dengan gaya bangunan di Indonesia. (http://data1.whicdn.com/images/64270693/large.jpg) Penulis yang penasaran dengan pembuatan film ini, kemudian mencari tahu teknik yang digunakan dalam Film tersebut. Ternyata mereka menggunakan Texture mapping untuk mensiasati backgroundnya yang sangat banyak dan rumit. Teknik ini menggunakan objek berupa bentuk objek 3d yang Flat, yang ditimpa dengan texture dari gambar-gambar background. Sehingga menghasilkan suatu kota yang terlihat detail, tetapi sebenarnya hanyalah gambar 2D. Cara seperti ini tentunya akan sangat mempercepat waktu pengerjaan dalam membuat Background Jalanan. Keuntungan lain yang dihasilkan adalah karena memiliki background dengan menggunakan objek flat yang memakai texture mapping, kita dapat menghemat poly agar performa komputer kita tetap ringan.
Gambar 9 Contoh screenshot behind the scene Tekkon Kinkreet (https://www.youtube.com/watch?v=6FfXWg7_AGI&spfreload=10)
Pada film pendek ini, terdapat 2 Scene utama, yaitu Indoor (rumah), dan Outdoor (halte dan jalan raya).Kamar Fidel merupakan adegan awal dimana Fidel masih tertidur pulas di rumahnya. Kamar ini dibuat agak berantakan, dan terlihat memiliki warna cerah yang energik agar lebih menjelaskan sifat dan karakteristik Fidel sendiri.
Gambar 10 Kamar Fidel Background kedua berada di outdoor, yaitu jalanan dan halte bus. Di jalanan inilah adegan saat Fidel berlari untuk mengejar keterlambatannya. Di jalanan terdapat beberapa objek pendukung seperti tiang listrik, mobil yang lalu lalang, maupun halte bus.
Gambar 11 Jalan raya
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan dari film ini adalah terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Disaat kita tak mendapatkan yang kita harapkan, seringkali kita putus asa, dan takut akan kegagalan. Pemikiran seperti itulah yang membuat kita akhirnya malah makin terjerumus dan terjebak di kegagalan itu sendiri. kita tak boleh putus asa dan berani mengambil sebuah tindakan yang menurut kita benar. Karena dalam setiap kegagalan, kita dapat memetik suatu hasil untuk mendapatkan hal yang mungkin lebih baik. Di dalam film ini , makna cerita ini terdapat saat Fidel mengejar impiannya untuk berkenalan dengan Alice, tetapi saat itu ia malah bangun kesiangan. Disinilah letak problem nya. Walau begitu, ia tetap berlari hingga akhirnya ia hampir dapat naik bus yang ditumpangi Alice. Sayangnya, sesaat sebelum Fidel naik, Maya terjatuh dan membutuhkan pertolongan, Fidel yang ragu antara menolong Maya atau berkenalan dengan Alice justru akhirnya membuat keputusan yang tak terduga yaitu menolong Maya. Memang hasilnya ia kembali gagal berkenalan dengan Maya, akan tetapi ia pada akhirnya bisa berkenalan dengan gadis lain. Saran penulis terhadap Mahasiswa angkatan berikutnya yang akan menjalani tugas akhir adalah lebih baik memilih Judul yang simpel, tetapi menarik untuk dikembangkan. Dari judul yang simpel tersebut, barulah diperkuat konsepnya agar memiliki alur cerita yang baik dan tujuan yang jelas. Selain itu, belajar memiliki manajemen waktu yang baik dan kemampuan untuk mengatasi masalah. Karena dalam setiap proses kemungkinan akan mengalami kendala yang akan menghambat proses pengerjaan. Dari kemampuan mengatasi masalah, dianjurkan agar para peserta dapat mengakali proses agar dapat menghasilkan karya yang tetap baik dengan waktu yang lebih cepat. Penulis juga memiliki saran untuk Bina Nusantara khususnya jurusan DKV animasi, yaitu agar memperbaiki sistem Tugas akhir. Tugas akhir dibuat agar mahasiswanya dibebaskan memilih antara mengerjakan sendiri atau berkelompok. Hal ini ditujukan karena lahan animasi tak hanya berkisar kepada bidang seorang generalist saja, tetapi juga specialist. Kebanyakan specialist bekerja jauh lebih baik saat berkelompok dibandingkan dengan generalist, karena kemampuan mereka yang lebih terkhusus. Hanya saja, saat Specialist dipaksa mengerjakan semua bidang animasi, tentunya akan merasa sangat kesulitan. Sayangnya, DKV animasi Bina Nusantara hanya mencetak orang-orang Generalist saja. Saran penulis terhadap Animasi di Indonesia, menurut penulis lebih tingkatkan lagi kualitasnya. Karena saat ini kualitas animasi di Indonesia masih terlihat kurang dibanding negara lain. Hal ini bukan disebabkan karena kekurangan sumber daya manusia, tetapi karena beberapa faktor, misalnya kurangnya gaji karyawan yang membuat mereka tidak semangat, deadline yang terlalu ketat, sistem studio yang masih belum matang, dan masih banyak lagi.
REFERENSI Hosseini, K., & Celoni, F. (2011). The kite runner: The graphic novel. London: Bloomsbury. Kenan, S. (1983). Narrative fiction: Contemporary poetics. London: Methuen. Millman, D. (2008). The essential principles of graphic design. Cinncinnati, Ohio: How Books. Thomas, F., & Johnston, O. (1984). Disney animation: The illusion of life (Popular ed.). New York: Abbeville Press. Favorite Films and Film Genres As A Function of Race, Age, and Gender. Diakses 9 Maret, 2015, dari web.calstatela.edu/faculty/sfischo/media3.html Red string of fate. Diakses 2 Maret, 2015, dari anitasnotebook.com/2012/01/the-red-string-of-fate-bindsyou-to-your-soulmate.html
RIWAYAT PENULIS Michael Eden lahir di Jakarta pada 10 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual program Animasi pada tahun 2015