PENGARUH KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO (STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KOTA GORONTALO) Dodi Fs Lumentut1, Sahmin Noholo2, Amir Lukum3 1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi ,2)Dosen Jurusan Akuntansi, 3)Dosen Jurusan Akuntansi Progran studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universits Negeri Gorontalo Email:
[email protected]
ABSTRAK: Dodi Fs Lumentut. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Gorontalo (studi kasus pada Inspektorat Kota Gorontalo). Skripsi. Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo, dibawah bimbingan Bapak Sahmin Noholo, SE, MM dan Bapak Amir Lukum, S.Pd, MSA. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitasPemerintah Daerah Kota Gorontalo. Sampel dalam penelitian ini adalah Aparat Pengawas Intrn Pemerintah yang ada pada Inspektorat Kota Gorontalo yaitu sebanyak 55 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden, data dianalisis dengan menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pada pemerintah kota Gorontalo. hasil analisis koefisien determinasi menunjukan bahwa sebesar 54,7% variabilitas akuntabilitas pemerintah Kota Gorontalo dapat dipengaruhi oleh Kualitas pelaporan keuangan Kata Kunci: kualitas pelaporan keuangan, akuntabilitas. 1
Dodi Fs. Lumentut: Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sahmin Nohoilo, SE, MM: Pembimbing I Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis 1 Amir Lukum, S.Pd, MSA: Pembimbing II Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis 1
PENDAHULUAN Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negaramaupun daerah adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan megikuti standar akuntansi pemerintah (Mursyidi, 2009: 31).Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap pengelolaan keuangannya, sebagaimana dijelaskan oleh Mahmudi (2010: 2) terkait dengan tugas untuk menegakan akuntabilitas khususnya didaerah pemerintah daerah bertanggunggjawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya. Mursyidi (2009: 59) menjelaskan untuk mengetahui posisi dan kinerja keuangan suatu entitas dapat dilihat dalam laporan keuangannya.Menurut Mursyidi tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk pengamblian keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadannya.Untuk menciptakan akuntabilitas maka laporan keuangan yang disampaikan juga harus berkualitas.Laporan keuangan pemerintah merupakan bentuk pertanggungjawaban eksternal (eksternal akuntability), yaitu pertanggungjawaban kepala daerah kepada masyarakat, investor, kreditor, lembaga donor, pers, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan tersebut sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.Karena laporan keuangan tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka laporan keuangan pemerintah daerah tersebut harus disajikan secara tepat waktu dan dapat diandalkan.Selain itu laporan keuangan tersebut juga perlu dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusan, (Mahmudi, 2010: 3). Kualitas pelaporan Keuangan dimaksud dapat meningkatkan kredibilitasnya dan pada gilirannya akan dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitaspengelolaankeuanganpemerintahandaerah. Pemenuhan tujuan dan laporan keuangan akan bermanfaat dan dapat memenuhi tujuannya jika memenuhi empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), andal (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability). Informasi dapat dipahami bilamana pengguna dapat memahami laporan keuangan yang disajikan (Nazier, 2006) dalam Sukhemi (2011). Kualitas pelaporan keuangan secara jelas dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang sekarang menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, bahwa kualitas pelaporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki jika memenuhi unsur kualitatif laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya, antara lain pelaporan keuangan tersebut memenuhi unsur relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Mursyidi (2010) mengatakan bahwa penyajian laporan keuangan adalah salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas pengelolaan keuangan publik.Dengan demikian tidak adanya laporan keuangan
berkualitas menunjukan lemahnya akuntabilitas.Lebih lanjut lemahnya akuntabilitas tersebut mengindikasikan lemahnya sistem yang selanjutnya berimbas pada membudayannya korupsi sistematik.Untuk mengikis hal tersebut salah satu caranya adalah membudayakan akuntabilitas yang juga berarti membudayakan membuat laporan keuangan yang berkualitas. Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Selain itu masalah kualitas pelaporan keuangan, permasalahan yang terjadi yaitu belum diterapkannya secara penuh standar akuntansi keuangan sektor publik yang baku. Sedangkan standar akuntansi tersebut sangat penting sebagai pedoman untuk pembuatan laporan keuangan dan sebagai salah satu mekanisme pengendalian. Dengan belum diterapkannya standar akuntansi secara penuh akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas informasi keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan. Meski pemerintah Kota Gorontalo dalam hal ini DPPKAD telah melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai dengan standar akuntansi sektor publik yaitu berdasarkan standar akuntansi pemerintah (SAP) namun pada saat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan Pemerintah kota Gorontalo untuk tahun anggaran 2011/2012 masih terdapat masalah yang menyebabkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia tidak memperoleh keyakinan yang memadai terhadap laporan keuangan Pemerintah Kota Gorontalo, sehingga sampai saat ini BPK masih memberikan opini “wajar dengan pengecualian” atau qualified opinion atas laporan keuangan Pemerintah Kota Gorontalo, (IHPS BPK, 2011) Penelitian mengenai pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas pemerintah diantaranya yaitu penelitian Nurulqisthi (2011) dengan judul pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan instansi pemerintah daerahpenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan instansi pemerintah daerah. Penelitian dilakukan pada 28 SKPD yang berada di Pemerintah Kota Bandung.Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada Inspektorat Kota Bandung.Analisis Statistik yang digunakan adalah analisis regresi dan uji t statistik dengan tingkat signifikansi 5%.Penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelaporan keuangan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan instansi pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut penulis ingin mengkaji judul yang sama tetapi pada waktu dan tempat yang berbeda dengan judul Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah Pemerintahan Kota Gorontaloyaitu padaKantor Inspektorat kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan selesai. Desain penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dalam penelitian ini yaitu variabel X (kualitas pelaporan keuangan) dan variabel Y (akuntabilitas). Penelitian ini merupakan penelitian survei.Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel, dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Hasan, 2008).Sifat penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab akibat (Hasan, 2008). Penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh kualitas pelaporan keuangan sebagai variabel independen terhadap akuntabilitas publik pada pemerintahKota Gorontalo sebagai variabel dependen. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka desain penelitian sederhana akan digambarkan seperti gambar 2 di bawah ini: Gambar 2: Desain Penelitian Kualitas Laporan Keuangan (X)
Akuntabilitas (Y)
Populasi dan Sampel Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung atau pengukuran kuntitatif atau kualitatif dan karakteristik tertentu atau sekumpulan objek yang lengkap dan jelas sifatnya. Adapun rincian populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2: Populasi dan Sampel No. APIP Jumlah 1
APIP yang memiliki sertifikat JFA dan yang telah menjadi Auditor
2 orang
2
APIP yang memiliki sertifikat JFA tetapi belum menjadi Auditor
13 orang
3
Pejabat pengawasa (P2UPD)
urusan Total
pemerintah
daerah
40 orang 55 orang
Sumber: Inspektorat Kota Sesuai dengan kebutuhan penelitian maka seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Arikounto (2006) apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka, yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari populasi tersebut atau disebut sampel total. Sedangkan jumlah populasi lebih dari 100, maka yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau 20%-25%. Dengan demikian peneliti mengambil keseluruhan pegawai menjadi sampel penelitian (jumlah total) yaitu sebanyak 55 orang.
No 1
2
Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat seperti dijelaskan sebagai berikut: 1. Kualitas pelaporan keuangan (X), adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya, (SAP, 2010: 25). 2. Akuntabilitas (Y), adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban,menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenanganuntukmeminta pertanggungjawabantersebut,(Mardiasmo, 2002) Tabel 2: Definisi Operasional dan Indikator Jenis Definisi Dimensi Indikator Skala Variabel Operasional Kualitas Kualitas 1. Relevan 1. Memiliki Manfaat umpan Ordi Laporan pelaporan balik nal keugan Keuangan adalah 2. Memiliki manfaat prediktif daerah (X) ukuran-ukuran 3. Tepat waktu normatif yang 4. Lengakp perlu 2. Andal 5. Penyajian jujur Ordi diwujudkan 6. Dapt diverifikasi nal dalam informasi 3. Dapat 7. Laporan keuangan dapat Ordi akuntansi dibandin dibandingkan Secara nal sehingga dapat gkan eksternal maupun intrnal memenuhi 4. Dapt 8. Dapat dipahami Ordi tujuannya, (SAP, dipahami penggunaanya nal 2010: 25) Akuntabilita akuntabilitas 1. Akun 1. Menghindari Ordi s (Y) publik adalah tabilitas penyalahgunaan jabatan nal kewajiban pihak kejujuran 2. Kepatuhan terhadap
pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawa ban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawa ban tersebut, (Mardiasmo, 2002)
hukum 2. Akun tabilitas proses
3. Akun tabilitas program 4. Akun tabilitas kebijakan 5. Akun tabilitas Financial
Mardiasmo, (2002) dan Rasul (2002)
Hukum 3. Prosedur yang digunakan dala melaksanakan tugas sesuai dengan kecukupan SIA, SIM, prosedur administrasi 4. Pengawasan akuntabilitas proses 5. Pertanggungjawaban program 6. Efektivitas program dalam mengahasilkan outcom 7. Bertanggungjawab dalam menyikapi dampak kebijakan 8. Menggunakan dana pulik secara efektif, efisien dan ekonomis 9. Membuat dan mempublikasikan laporan keuangan
Ordi nal
Ordi nal
Ordi nal
Mardiasmo, (2002) dan Rasul (2002)
Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden yang akan diteliti maka, penulis menggunakan teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada Auditor dan Aparat pengawas intern pemerintah pada Inspektorat Kota Gorontalo. Sumber Data Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer.Data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden. Untuk memperoleh data/informasi yang akurat maka penulis menggunakan pendekatan langsung kepada instansi yang bersangkutan serta para auditor sebagai responden yang ada dalam instansi tersebut. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut variable penelitian (Sugiyono, 2011). Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berhubungan dengan indikator Kualitas pelaporan
Keuangan dan akuntabilitas publik, pertanyaan dalam instrumen ini untuk variabel X kualitas laporan keuangan menggunakan indikator yang diambil dari standar akuntansi pemerintah tahun 2010 sedangkan untuk variabel Y menggunakan indikator dari Mardiasmo (2002) dan penelitian Sande (2011). Prosedur Pengujian Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006) bahwa instrumen adalah alat untuk memperoleh data pada waktu peneliti menggunakan suatu metode. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan, maka diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi valid dan reliabel. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan yang telah teruji validitas dan realiabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur pertanyaan atau persyaratan yang ada dalam kuesioner atau pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu mengungkap apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiono, 2011:121). Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan skor untuk masing-masing variabel. Validitas menunjukan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa yang ditanyakan atau apa yang diukur dalam penelitian. Tingkat validitas kuesioner diukur berdasarkan koefisien validitas yang dalam hal ini menggunakan koefisien korelasi pearson. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment (Sugiyono, 2011) yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: x : Skor item ke-1 y : Skor total variabel n : Jumlah responden Uji Reliabilitas Uji reliabilitas pada dasarnya untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data pada dasarnyan menunjukan ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan terhadap pernyataan-perrnyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan dari waktu ke waktu). Reliabilitas instrumen penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Jika nilai koefisien alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa instrument penelitian tersebut handal atau reliabel (Ghozali, 2005). Koefisien korelasi antara dua kelompok tersebut menunjukan kehandalan
internal alat ukur yang digunakan. Proses perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16 dan Microsoft excel 2007. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien reliabitas Alpha cronbach (Arikunto, 2006: 196)yaitu:
Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 ∑σb : Jumlah varians butir σt2 : Varians total Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reliabilitasnya minimal 0,5 atau 0,6. Transformasi Data Untuk mengukur variabel-variabel tersebut akan dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden. Data yang terkumpul adalah adalah data yang berskala ordinal, sedangkan syarat data untuk dapat digunakannya statistik inferensial (analisa regresi) sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval.Oleh karena itu seluruh variabel yang berskala ordinal terlebih dahulu dikonversi untuk selanjutnya dinaikkan ketinggian pengukuran interval.Teknik yang digunakan dalam konversi data ini adalah metode interval berurutan (method successive intervals).
Keterangan: Density at lower limit : Kepadatan batas bawah Density at upper limit : Kepadatan batas atas Area under upper limit : Daerah dibawah atas Density under lower limi : Daerah dibawah batas bawah Tehnik analisis data Setelah data penelitian dinaikkan skala ukurannya menjadi skala interval/ratio.Maka tahap selanjutnya adalah diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji regresi dan uji korelasi linear sederhana.Sistematika dari pengolahan ini, maka langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji normalitas data untuk kedua variabel untuk mengetahui tes yang instrumen yang digunakan apakah berdistribusi normal atau tidak.Kemudian dalam uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan rumus regresi dan korelasi.Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear sederhana. Penggunanaan teknik
ini karena dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel terikat (akuntablitas) dan satu variabel independen (kualitas pelaporan keuangan) model yang akan dibentuk sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009: 261) adalah: Ŷ = a + bX Dimana: Y X b a
: Variabel dependen (akuntabilitas) : Variabel independen (kulaitas laporan keuangan) : Angka arah atau koefisien regresi : Intercept atau konstanta
Uji Koefisien DeterminasiR2 Untuk mengukur besarnya proporsi atau presentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian koefisien determinan. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Hal ini berarti R2 = 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R2 semakin besar mendekati 1, menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Hipotesis Statik Secara parsial hipotesis Statistik yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagaiberikut: H0 : β= 0, Artinya tidak terdapat pengaruh antara kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh pengaruh antara kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Gambaran Umum Responden Adapun responden dalam penelitian ini adalah audit internal dan aparat pengawas intern pemerintah yang ada pada inspektorat Kota Gorontalo yaitu sebanyak 55 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkankepada para responden, kusioner disebar dengan cara diantar langsung kepada responden, kuesioner ditinggal kemudian diambil kembali setelah kuesioner dibagikan, dari 55 kuesioner yang dibagikan hanya 50.kuesioner yang kembali dan dapat digunakan untuk olah data selanjutnya sedangkan sisanya .5 tidak kembali hal ini disebabkan pada saat pengambilan kembali kuesioner ada pegawai yang tidak hadir. Adapun profil responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4: Profil Responden No Keterangan Jumlah %
1
2
3
4
Jenis Kelamin Pria Wanita Usia 20 s/d 30 tahun 31 s/d 40 tahun 41 s/d 50 tahun 51 s/d 60 tahun Pendidikan SMA/ Sederajat Diploma Sarjana Magister Lama Bekerja 1-2 tahun 2-4 tahun 4-6 tahun 6-10 tahun
22 28
44,00% 56,00%
9 20 13 8
18,00% 40,00% 26,00% 16,00%
5 8 32 5
10,00% 16,00% 64,00% 10,00%
3 11 13 23
6,00% 22,00% 26,00% 46,00%
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui profil responden berdasarkan: 1. Jenis Kelamin Dari tabel 4 dapat diketahui responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden wanita yaitu sebanyak 56% sedangakn responden Pria sebanyak 40%. 2. Usia Berdasarkan Usia Responden dengan usia 31 s/d 40 tahun sebanyak 40%, kemudian responden dengan usia 41 s/d 50 tahun sebanyak 25%, responden dengan usia 20 s/d 30 tahun sebanyak 18% dan responden dengan usia 51 s/d 60 tahun sebanyak 16%. 3. Pendidikan Berdasarkan pendidikan diketahui responden dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 32 orang, responden dengan Diploma 8 orang, dan responden dengan pendidikan SMA sederajat dan magister masing-masing sebanyak 5 orang. 4. Lama Bekerja Berdasarkan lama kerja responden dengan lama kerja 6-10 tahun sebanyak 46%, 4-6 tahun sebanyak 26%, 2-4 tahun sebanyak 22% dan 1-2tahun sebanyak 6%. Uji Kualitas Intrumen Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan pengujian validitas dan reliabilitas. Oleh karena itu
sebelu dibagikan kepada responden, terlebuh dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan atau mengukur sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini untuk mengukur validitas digunakan coefisien correlation pearson product moment (sugiono, 2009) yaitu dengan menghitung korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan totol score. Adapun kriteri pengujian validitas adalah dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rpatokan yaitu 0.3 Jika, rhitung > rPatokan (0,3) berarti Valid, sebaliknya rhiutng
Variabel akuntabilitas dalam penelitian ini terdiri atas 9 item pernyataan, dengan menggunakan program SPSS 16 hasil uji validitas variabel Akuntabilitas. dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6: Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Akuntabilitas) Item RHitung Pertanyaan P1 0.878 P2 0.912 P3 0.906 P4 0.535 P5 0.827 P6 0.584 P7 0.404 P8 0.715 P9 0.734 Sumber: Olah Data 2014
Rpatokan
Status
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan status pada tabel 6 di atas dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel Akuntabilitas valid, hal ini sebagaimana terlihat dari nilai rhitung dari semua item pertanyaan lebih besar dari nilai rpatokan yang telah ditentukan yaitu 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabelAkuntabilitas Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya relatif sama maka alat ukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama, (Azwar, 2001). Pengambilan keputusan berdasarkan nilai alpha Cronbach jika nilai Alpha melebihi atau sama dengan 0,6 maka pertanyaan variabel tersebut reliabel dan sebaliknya (Ghozali, 2005). Adapun hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 7: Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Nilai Alpha Status Kualitas laporan keuangan 0.779 Reliabel Akuntabilitas 0.774 Reliabel Sumber: Olah data 2014 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa variabel kualitas laporan keuangan dan Akuntabilitas memiliki status reliabel. Hal ini dikarenakan nilai Alpha Cronbach variabel tersebut lebih besar dari 0,6. Yang artinya instrumen yang
digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya. Kondisi ini juga memberikan arti bahwa seluruh variabel tersebut dapat digunakan pada analisis selanjutnya. Statistik Deskriptif Distribusi frekuensi jawaban pada dasarnya untuk melihat jumlah responden yang menjawab setiap alternative jawaban. Dari hasil jawaban yang diperoleh maka dapat diketahui jawaban yang pada umumnya dipilih oleh responden. Diketahui repsonden dalam penelitian ini sebanyak 58\0 orang dengan nilai skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 sehingga perhitungan rentang skala adalalah sebagai berikut: Skor Tertinggi = 5 X 50 = 250 dan Skor Terendah =1 X 58 = 50 sehingga rentang skala dapat dihitung 250-50/5 = 40, sehingga berdasarkan rentang skala tersebut dibuat penilaian sebagaina terlihat pada Tabel 8 berikut: Tabe 8: Iterprestasi Skor Hasil Kategori 50-90 Sangat Kurang 91-130 Kurang Baik 131-170 Cukup baik 171-210 Baik 211-250 Sangat Baik Sumber: Data Olahan, 2014 Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap setiap item variabel disajikan pada tabel-tabel berikut. 1. Kualitas laporan keuangan Kualitas laporan keuangan diukur dengan 10 item pernyataan, adapun analisis deskriptif hasil jawaban responden dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 9 Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel X (Kualitas Laporan keuangan) Total Skor Pernyataan Jawaban Responden Jwaban Ideal % 1 2 3 4 5 1 0 2 12 18 18 202 250 80,80% 2 0 2 24 16 8 180 250 72,00% 3 0 2 18 14 16 194 250 77,60% 4 0 3 13 22 12 193 250 77,20% 5 0 0 17 22 11 194 250 77,60% 6 0 0 16 19 15 199 250 79,60% 7 0 0 18 19 13 195 250 78,00% 8 0 0 13 20 17 204 250 81,60% 9 0 0 18 20 12 194 250 77,60% 10 0 3 7 21 19 206 250 82,40% 1961 2500 78,44% 196,10
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden tentang kualitas laporan keuangan relatif beragam. Dari hasil tabulasi skor jawaban, tampak terlihat bahwa responden cenderung memilih jawaban variabel kualitas laporan keuangan pada kisaran skor 4, 5 dan 3. Nilai rata-rata kualitas laporan keuangan secara keseluruhan diperoleh skior 196,10 dengan presentase 78,44% ada pada kategori baik. Dari ke 10 item pernyataan terlihat bahwa pada item 2 mengenai Laporan keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah memiliki manfaat prediktif, telihat, terlihat bahwa kecenderungan responden menjawab pada skor 3 yang menunjukkan bawa respenden cenderung menjawab kurang setuju atas item pernyataan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat manfaat prediktif dari laporan keuangan pada pemerintah tersebut masih relatif rendah dimana nilai presentase jawaban responden atas pernyataan tersebut diperoleh sebesar 72%. Selai itu item pernyataan yag memiliki nilai tertinggi yterkait dengan aspek kualitas laporan keuangan yaitu pada item pernyataan 10 dengan pernyataan Laporan keuangan disusun sesuai dengan batas pemahaman para penggunaanya. Hal ini diketahui bahwa responden cenderung menjawab setuju dan sangat setuju atas item pernyataan tersebut. 2. Akutabilitas Variabel akuntabilitas dalam penelitian ini diukur dengan 9 item pernyataan. Adapun analisis deskriptif hasil jawaban responden variabel akutabilitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 10 Hasil Analisis Jawaban Responden Variabel Y (Akuntabilitas) Total Skor Pernyataan Jawaban Responden Jwaban Ideal % 1 2 3 4 5 1 0 2 16 20 12 192 250 76,80% 2 0 2 19 19 10 187 250 74,80% 3 0 2 19 17 12 189 250 75,60% 4 0 0 24 23 3 179 250 71,60% 5 0 8 8 19 15 191 250 76,40% 6 0 1 21 16 12 189 250 75,60% 7 0 3 12 14 21 203 250 81,20% 8 0 7 12 17 14 188 250 75,20% 9 0 7 10 21 12 188 250 75,20% 1706 2250 75,82% 170,60 Hasil dari data yang telah diolah pada tabel diatas, secara umum reponden memilih jawaban pada poin 4, 5 dan 3 atas item pernyataan akuntabilitas. Dari hasil tersebut rata-rata jawaban kuesioner atas pernyataan variabel akutabilitas adalah sebesar 170,60 dengan presentase 75,82% dengan kategori cukup.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui item pernyataan terendah adalah item pernyataan empat terkait dengan pernyataan Pemeriksaan selalu dilakukan dalam proses pelaksanaan dan penyusunan laporan keuangan untuk menghindari inefisensi dan pemborosan. Hal ini ditunjukan dengan dominannya responden yang memberi skor 3 atas item pernyataan tersebut, sedangkan item pernyataan tertinggi adalah item pernyataan 7 yaitu Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat mampu dipertanggungjawabkan kepada DPRD maupun masyarakat luas. Terkait dengan pernyataan tersebut responden cenderung menjawan setuju dan sangat setuju atas item pernyataan tersebut. Transformasi Data Data mengenai variabel-variabel penelitian melalui kuisioner adalah data ordinal, sedangkan syarat untuk dapat digunakannya statistik sebagai alat analisis utama dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya data yang berskala interval. Sebelum dianalisis lebih lanjut, data ordinal yang dikumpulkan melalui instrument kuisioner selanjutnya dijadikan data interval melalui method successive interval (MSI). Hasil MSI untuk setiap item pertanyaan dalam setiap variabel dapat dilihat dalam lampiran. Pengujian Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan pada taraf di atas 5% (0,05), maka data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai KolmogorovSmirnov signifakan pada taraf 5% atau dibawahnya berarti data mengikuti distribusi tidak normal. Hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 11 berikut: Tabel 11: Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kualitas laporan keuangan N Normal Parametersa Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
50 25.95494 7.135641 .092 .092 -.079 .651
Akuntabilitas 50 25.39968 6.096471 .109 .109 -.091 .771
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Sumber: Data olahan, 2014
.790
.592
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel kualitas laporan keuangan dan akuntabilitas, memiliki tingkat signifikan berada di atas 5% (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel ini mengikuti distribusi normal. Selaini dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji norlmalitas dapat dilakukan dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001). Hasil Normal Probability Plotuntuk uji normalitas adalah sebagai berikut: Gambar 3: Grafik Hasil Pengujian Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan mengikuti dasar pengambilan keputusan di atas, maka disimpulkan bahwa data dalam model regresi ini memenuhi asumsi normalitas data. Analisis Regresi
Setelah data dinaikkan menjadi skala interval, maka akan dilakukan analisis regresi untuk melihat model pengaruh dari kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas yang dihasilkan. Model yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a+ bx Dimana : Y = Akuntabilitas X = Kualitas laporan keuangan a = Nilai Konstanta harga Y jika X = 0 b= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variable Y. Hasil Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen) serta memprediksi nilai variabel tergantung (dependen) dengan menggunakan variabel bebas (independen). Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan bantuan program SPSS ditampilkan pada tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12: Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kualitas laporan keuangan
Std. Error 9.005
2.233
.632
.083
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Sumber: Data Olahan, 2014 Berdasarkan hasil analisis di atas, model regresi linear sederhana yang di bangun adalah: Y = 9.005 + 0.632X Berdasarkan model persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut: a. Nilai constanta sebesar 9.005 menunjukan Jika tidak terdapat pengaruh dari variabel kualitas laporan keuangan (pengaruhnya tidak signifikan), maka ratarata akuntabilitas adalah sebesar 9.005 satuan. b. Nilai Koefisien Regresi Variabel X (kualitas laporan keuangan), menunjukan setiap perubahan variabel kualitas laporan keuangan sebesar 1 satuan akan mempengaruhi akuntabilitas sebesar 0,632 kali satuan.
c. Nilai koefisien regresi menunjukan arah positif yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang positif kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas. Pengujian Hipotesis Setelah diperoleh model persamaan regresi, maka langkah selanjutnya melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut: H0 : β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan variabel X (Kualitas laporan keuangan) terhadap variabel Y (akuntabilitas). H1 : β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh signifikan variabel X (Kualitas laporan keuangan) terhadap variabel Y (akuntabilitas). Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan penerimaan dan penolakan setiap hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel untuk masing-masing koefisien regresi. jika nilai thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Jika nilai thitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak signifikan. 2. Cara yang kedua selain dengan kriteria perbandingan thitung dengan ttabel, yaitu dengan menggunakan kriteria nilai p value (kekuatan koefisien regresi dalam menolak H0). Jika Pvalue < 0,05 maka H0 ditolak dan apabila Pvalue > 0,05 maka H0 diterima. Adapun hasil Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 13 beikut: Tabel 13: Hasil Uji Hipotesis Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B 9.005
Std. Error 2.233
Standardized Coefficients Beta
t 4.032
Sig. .000
Kualitas laporan .632 .083 .739 7.608 .000 keuangan a. Dependent Variable: Akuntabilitas Sumber: data olahan, 2014 Hasil analisis pada tabel 13 menunjukan bahwa nilai t-hitung untuk variabel kualitas laporan keuangan diperoleh sebesar 7.608, sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas n-k-1 =50-2-1= 47 sebesar 1.677. Jika kedua nilai t ini dibandingkan maka nilai t-hitung masih lebih besar dibandingkan dengan nilai t-tabel (7.608>1.677) sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya signifikan. Selain itu apabili kita membandingkan nilai signifikan (Pvalue), maka dapat dilihat bahwa nilai Pvalue dari pengujian ini lebih kecil dari 0.05. Dengan kata lain
pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas pada Inspektorat Kota Gorontalo . Koefisien Determinasi Setelah diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis besar pengaruh yang ditimbulkan oleh kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas pada pemerintah Kota Gorontalo, untuk keperluan tersebut digunakan analisis koefisien determinasi. Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersamasama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar antara 0%-100%. Semakin besar nilai koefisien determinasi suatu model regresi menunjukkan bahwa pengaruh dari variabel bebas yang terdapat dalam model terhadap variabel tidak bebasnya juga semakin tinggi. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 14 berikut: Tabel 14: Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .739a .547 .537 4.147428 a. Predictors: (Constant), Kualitas laporan keuangan b. Dependent Variable: Akuntabilitas Sumber: Data Olahan 2014 Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada tabel di atas menunjukkan besarnya koefisien determinasi atau angka R Square adalah sebesar 0.547. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 54,7% variabilitas akuntabilitas pada Inspektorat Kota Gorontalo dapat dipengaruhi oleh Kualitas laporan keuangan, sedangkan sisanya sebesar 45,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pembahasan Hasil analisis deskripsi jawaban responden atas item pernyataan kualitas laporan keuangan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Nilai rata-rata kualitas laporan keuangan secara keseluruhan diperoleh skior 196,10 dengan presentase 78,44% ada pada kategori baik. Dari hasil tabulasi skor jawaban tersebut, tampak terlihat bahwa responden cenderung memilih jawaban variabel kualitas laporan keuangan pada kisaran skor 4, 5 dan 3. Dari ke 10 item pernyataan terlihat bahwa pada item 2 mengenai Laporan keuangan dapat dikatakan berkualitas apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan telah memiliki manfaat prediktif,
telihat, terlihat bahwa kecenderungan responden menjawab pada skor 3 yang menunjukkan bawa respenden cenderung menjawab kurang setuju atas item pernyataan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat manfaat prediktif dari laporan keuangan pada pemerintah tersebut masih relatif rendah dimana nilai presentase jawaban responden atas pernyataan tersebut diperoleh sebesar 72%. Selai itu item pernyataan yag memiliki nilai tertinggi yterkait dengan aspek kualitas laporan keuangan yaitu pada item pernyataan 10 dengan pernyataan Laporan keuangan disusun sesuai dengan batas pemahaman para penggunaanya. Hal ini diketahui bahwa responden cenderung menjawab setuju dan sangat setuju atas item pernyataan tersebut. Dari jawaban responden tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata responden atas item pernyataan kualitas laporan keuangan pada pemerintah daerah memiliki skor yang baik meskipun masih ada beberapa item yang cenderung rendah, semakin baik dan buruknya kualitas laporan keuangan pada pemerintah tersebut tentunya akan berpengaruh pada akuntabilitasnya. akuntabilitas adalah evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan/kinerja organisasi untuk dapat dipertanggungjawabkan serta sebagai umpan balik bagi pimpinan organisasi untuk dapat lebih meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang. Hasil jawaban kuesioner atas variabel akutabilitas pada penelitian diperoleh nilai rata-rata jawaban kuesioner atas pernyataan variabel akutabilitas adalah sebesar 170,60 dengan presentase 75,82%, hal ini dikarenakan secara umum reponden memilih jawaban pada poin 4, 5 dan 3 atas item pernyataan akuntabilitas. Dari hasil tersebut Hasil analisis diketahui item pernyataan terendah adalah item pernyataan empat terkait dengan pernyataan Pemeriksaan selalu dilakukan dalam proses pelaksanaan dan penyusunan laporan keuangan untuk menghindari inefisensi dan pemborosan. Hal ini ditunjukan dengan dominannya responden yang memberi skor 3 atas item pernyataan tersebut, sedangkan item pernyataan tertinggi adalah item pernyataan 7 yaitu Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat mampu dipertanggungjawabkan kepada DPRD maupun masyarakat luas. Terkait dengan pernyataan tersebut responden cenderung menjawan setuju dan sangat setuju atas item pernyataan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa kualitas laporan keuangan dapat mempengaruhi akuntabilitas pada Pada Pemerintah Kota Gorontalo. Berdsarkan pengujian hipotesis menunjukan bahwa Kualitas laporan keuangan pada pemerintah kota Gorontalo berpengaruh dengan arah postif dan signifikan terhadap akuntabilitas, hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas laporan keuangan pada pemerintah kota Gorontalo maka akan semakin baik akuntabilitas pemerintah tersebut. Hal ini juga sebagaimana dijelaskan oleh Mardiasmo (2004) yang mengatakan bahwa salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya akuntabilitas dan transparansi adalah melalui penyajian laporan keuangan pemerintah. Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah diharapkan dapat menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas laporan realisasi anggaran, neraca, dan Calk. Laporan keuangan tersebut merupakan
komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik dan merupakan salah satu alat ukur kinerja financial pemerintah. Akuntabilitas merupakan syarat terciptanya penyelenggaraan pemerintah yang baik, demokratis amanah. Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Pertanggungjawaban jeuangan pemerintah salah satunya dengan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas, (Mardiasmo, 2004) Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumberdaya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efekivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan pemerintah. Harus disadari bahwa terdapat bayak pihak yang akan mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, oleh karena itu, laporan keuangan publikasi tersebut harus disajikan dengan berkualitas, Laporan keuangan harus dapat disajikan secara wajar dan terbebas dari salah saji. laporan keuangan yang disajikan pemerintah daerah dinilai berkualitas apabila memenuhi ciri-ciri yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa kualitas laporan keuangan dapat meningkatkan akuntabilitas pada pemerintah tersebut, laporan keuangan yang berkualitas merupakan salah satu bentuk atau pertanggungjawaban pemerintah dalam melaksanakan akuntabilitas, ,laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Karena laporan keuangan tersebut akan digunakan untuk pembuatan keputusan, maka laporan keuangan pemerintah daerah perlu dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai mengenai informasi-informasi yang dapat mempengaruhi keputusan. Berbagai penelitian juga membuktikan adanya pengaruh kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas diatarannya penelitian Nurulqisthi (2011) dengan judul pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas keuanganInstansi Pemerintah DaerahPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan instansi pemerintah daerah. Penelitian dilakukan pada 28 SKPD yang berada di Pemerintah Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah auditor pada Inspektorat Kota Bandung. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi dan uji t statistik dengan tingkat signifikansi 5%. Penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelaporan keuangan berpengaruh positif terhadap akuntabilitas keuangan instansi pemerintah daerah.
Pasaribu (2011) Pengaruh penyajian laporan keuangan skpd dan aksesibilitas laporan keuangan skpd terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD secara simultan berpengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa penyajian laporan keuangan berperngaruh negatip dan signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan, namun aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh positip terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan SKPD di pemerintahan kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Sande (2013) Pengaruh penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas kualitas pelaporan keuangan (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat) Hasil pengujian menunjukkan bahwa: 1) Penyajian laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, 2) Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu disarankan bagi seluruh instansi pemerintah Provinsi Sumatera Barat agar dapat meningkatkan penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan agar akuntabilitas Kualitas pelaporan Keuangan dapat terus ditingkatkan Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa kualitas laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas pada pemerintah kota Gorontalo. Peningkatan kualitas laporan keuangan yang semakin baik maka akan dibarengi oleh peningkatan akuntabilitas, Dengan kata lain kualitas laporan keuangan yang semakin baik akan turut meningkatkan akuntabilitas pada pemerintah kota Gorontalo. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dijelaskan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berkut: Telah dijelaskan sebulumnya bahwa kualitas laporan keuangan sangat penting guna meningkatkan akuntabilitas pemerintah, oleh karena itu Pemerintah meningkatkan lagi kualitas laporan keuangan dengan cara menambah wawasan dan pemahaman tentang cara menyajikan laporan keuangan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian dengan memperluas lokasi penelitian dan memperluas objek penelitian yang berkaitan dengan kualitas laporan keuangan dan akuntabilitas.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2006. Statistik Penelitian. PT BumiAksara. Jakarta Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta. PT Index , 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi sektor publik). Jakarta: PT Index Halim Abdul. Theresia damayanti. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen. YPKN. Hasan, Iqbal. 2004. Analsis Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Mahmudi, 2010. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Penerbit STIE YPKN, Cetakan pertama, Yogyakarta Mahsun, Mohamad. Dkk. 2006. Akuntasi Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Penerbit Andi Mardiasmo, 2004.Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. Penerbit Andi. Mursyidi, 2009. Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia. Bandung. PT Revika Aditama. Pasaribu, Frans Judika. 2011. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan SKPD Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan SKPD Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan SKPD. Tesis. Universitas Sumatra Utara. Qorrie Nurulqisthi .2011. Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah Daerah. Skripsi. Universitas Padjadjaran. Sande, Peggi. 2013. Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat). Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. . 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Sukhemi, 2011. Pengaruh Tingkat Pengungkapan Laporan Transparansi Keuangan Daerah. AKMENIKA UPY.
Keuangan
Terhadap
Standar Akuntansi Pemerintah. 2010. Peraturan pemerintah RI Nomor 71 taun 2010. Fokusmedua. Bandung. Syahrudin, Rasul. 2003. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU NO.17/2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: PNRI (http://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-akuntabilitas.html). Turner, Mark and Hulme, David ,1997. Governance, Administrasi, and Development: Making The State Work. London: MacMillan (http://www.kajianpustaka.com/2012/12/teori-akuntabilitas.html)
Press
Ltd
Ulum, Ilhayul. 2008. Akuntansi Sektor Publik. UMM Press. Malang