PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Pada Auditor Di Provinsi Gorontalo) Andriyana Tahir Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT Internal Auditor Professionalism influence the quality of Local Government Finance Report (Study on Auditor Inspector In Gorontalo province. The population in this study is that the auditor has certified JFA at Inspectorate in Gorontalo province amounted to 27 people. The data used are primary data obtained from the questionnaire. Methods of data analysis using simple linear regression analysis. The results prove that the professionalism of internal auditors affect the quality of financial reporting in the local government inspectorate in Gorontalo province. The coefficient of determination indicates that the internal auditor professionalis maffect the quality of government financial statements in the local government Inspectorate in Gorontalo province was 29.8% and 70.2% influenced by other factors nottestedin this study.
Keywords: Internal Auditor Professionalism, the quality of local government financial reports.
PENDAHULUAN Melalui pendekatan Otonomi Daerah sesuai dengan aturan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengharuskan seluruh pemerintah daerah harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada rakyatnya melalui undang-undang otonomi daerah pemerintah daerah harus mampu mengelola daerahnyadalam rangka untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Menurut
Mardiasmo
(2005),
terdapat
tiga
aspek
utama
yang
mendukungterciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,pengendalian, dan pemeriksaan.Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukanoleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalahmekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dankebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapattercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan olehpihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untukmemeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yangditetapkan. Salah satu unit yang melakukan audit/pemeriksaan terhadap pemerintah daerahadalah inspektorat daerah. Menurut Falah (2005) dalam Effendy (2010), inspektorat daerah mempunyaitugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugaslain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama denganauditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yangmerupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo dalam Effendy, 2005). Menurut
Boynton
dalam
Effendy
(2010),
fungsi
auditor
internal
adalahmelaksanakan fungsi pemeriksaan internal yang merupakan suatu fungsi penilaianyang
independen
dalam
suatu
organisasi
untuk
menguji
dan
mengevaluasi kegiatanorganisasi yang dilakukan. Selain itu, auditor internal
diharapkan pula dapat lebihmemberikan sumbangan bagi perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rangkapeningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian auditor internal pemerintah daerahmemegang peranan yang sangat penting dalam proses terciptanya akuntabilitas dantransparansi pengelolaan keuangan di daerah. Inspektorat daerah merupakan salah satu item dari auditor internal tentu harus menjunjung tinggi hal-hal yang menjadi kode etik dan aturan main dalam rangka menjelaskan fungsinya. Namun hampir semua di pemerintah daerah di Indonesia Inspektorat Daerah masih dirasa kurang mampu dalam rangka untuk menjalankan fungsinya untuk memberikan kontribusi yang baik terhadap pemerintah daerah, yakni masih banyaknya ditemukan beberapa penyimpangan- penyimpangan di pemerintah daerah oleh badan pemeriksa keuangan republik Indonesia. Khusus di pemeritah Propinsi Gorontalo masih banyak ditemukan beberapa hal- hal yang menjadi kurang dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya. Di mana Badan Pemeriksa Keuangan (2011) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Gorontalo ikhtisar hasil pemeriksaan smester I tahun 2011 terdapat 45 kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan 69 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan temuan kasus tersebut kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat inspektorat provinsi gorontalo saat ini masih menjadi sorotan karena masih banyaknya temuan audit yang tidak terdeteksi oleh inspektorat sebagai audit internal, akan tetapi ditemukan oleh auditor ektsternal yaitu BPK. Temuan- temuan tersebut sebenarnya bisa terhindari ketika fungsi pengawasan internal dalam hal ini adalah inspektorat daerah mampu memberikan peran optimal dalam rangka untuk memberikan kontribusi terhadap pemerintah. Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan dan kekurangan sebagaimana yang ditemukan oleh BPK maka dapat di indikasikan bahwa peran dari Inspektorat daerah atau auditor internal itu belum mampu memberikan apa yang harus di berikan buat pemerintah daerah.Sehingga dalam pelaksanaan pemeriksaan mereka yang bukan auditor kurang profesional dan ini menyebabkan kualitas audit kurang
baik. Bahkan mengalami resiko audit yang tinggi, yaitu tidak dapat memeriksa secara maksimal, kegagalan dalam mengungkapkan temuan di lapangan dan tidak bisa mendapatkan data ketika di lapangan. Guna menunjang profesionalismenya sebagai auditor internal maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan proses audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur audit dalam hal pegumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan (Muchtardalam Tolago, 2012). Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) se-Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 1. LHP atas LKPD TA 2011 LKPD
TA
OPINI
Pemprov Gorontalo
2011
WDP
Kota Gorontao
2011
WDP
Kabupaten Gorontao Utara
2011
WDP
Kabupaten Bone Bolango
2011
WDP
Kabupaten Gorontalo
2011
WDP
Kabupaten Boalemo
2011
WDP
Kabupaten Pohuwato
2011
WDP
Sumber: Bpk.go.id 2011 Penelitian yang dilakukan oleh Martiyani (Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”) pada Tahun 2011 tentang “Pengaruh Profesionalisme Auditor
dan
Kualitas
Audit
terhadap
tingkat
materialitas
dalam
pemeriksaanLaporan keuangan” penelitian tersebut menunjukan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat profesionalismedan juga kualitas audit terhadap tingkat materialitas pemeriksaan laporan keuangan. Serta penelitian lain yang dilakukan oleh Rosmiwati (Universitas Pendidikan Indonesia) pada Tahun 2011 tentang “Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Kota Bandung” penelitian tersebut menunjukan bahwa ketiga hipotesis diterima, yang pertama yaitu menyatakan bahwa kompetensi SDM keuangan secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan, yang kedua yaitu menyatakan bahwaperan auditor internal pemerintah secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan, dan yang ketiga menyatakan bahwa kompetensi SDM keuangan danperan auditor internal pemerintah secara bersamasama berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo dalam hal ini Inspektorat Provinsi Gorontalo ? Berdasarkan rumusan masaalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerahpada Inspektorat Provinsi Gorontalo.
METODE PENELITIAN Metode yang akan digunakan pada penlitian ini adalah metode Kuantitatif. Dengan melakukan survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubungan antar variabel secara sosiologis maupun psikologis (Sugiyono; 2009). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer.
Gambar 2. Desain Penelitian
X
Y
Dalam penelitian ini total populasi adalah seluruh auditor yang memiliki sertifikat JFA di Inspektorat Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango berjumlah 27 orang. Skala pengukuran dalam
penelitian ini yaitu mengajukan kuesioner dimana responden diminta
untuk menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Analisis yang digunakan adalah Analisis regresi yaitu untuk melihat seberapa besar pengaruh Profesionalisme Audit Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan menggunakan rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :
Y’= a + bX Keterangan : X
=
Profesionalisme Auditor Internal
Y’
=
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
a
=
Nilai konstanta
b
=
Koefisien Regresi
(Sugiyono, 2012 : 270)
Pengujian terhadap kualitas data penelitian ini dapat dilakukan dengan uji validitas Instrument dan uji reabilitas Instrumen. Untuk pengujian validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah:
n ( Xi Yi) - (∑Xi ) . (Xi) rhitung = √n. {∑X12 – (∑X1)2}.{n.∑Y12 – (∑Y1)} Dimana : rhitung
=
Koefisien Korelasi
∑Xi
= Jumlah
Skor Item
∑Yi
= Jumlah
Skor Total (seluruh item)
n
= Jumlah Responden (Sugiono;2012:24)
Selanjutnya di hitung dengan Uji-t dengan rumus: √n – 2 thitung = √1 –r2 Dimana : t
= Nilai t-hitung
r
= Koefisien Korelasi hasil r-hitung
n
= Jumlah Responden (Sugiono;2012:250)
Distribusi (tabel t) untuk a = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Keputusan :
Jika, thitung > Jika, ttabel berarti Valid, Sebaliknya Jika, thitung > Jika, thitung > berarti tidak Valid
Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan koefisien realibilitas Alpha Crombach (Arikunto, 2006:196) yaitu ∑αb2 r11 = 1 k–1 αt2 k
Keterangan : r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ab2 : jumlah varians butir
HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah terciptanya pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel di seluruh tataran penyelenggara negara. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah telah mencanangkan sasaran untuk meningkatkan pelayanan birokrasi kepada masyarakat dengan arah kebijakan penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) terutama dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik. Di tataran pemerintah daerah, akuntabilitas pelaporan keuangan sangat tergantung kepada baik buruknya kinerja aparat inspektorat daerah. Aparat inspektorat daerah yang juga dikenal dengan istilah APIP (Aparat Pemeriksa Internal Pemerintah) mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya aparat inspektorat sama dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. Agar dapat melakukan kegiatan pemeriksaan, auditor harus mempunyai pengetahuan
tentang
bidang
yang
diaudituntuk
memungkinkan
auditor
mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik, yang, menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit. Sebagai contoh, pengetahuan tersebut digunakan oleh auditor dalam menaksir risiko bawaan dan risiko pengendalian dan dalam menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur audit. Selain dituntuk untuk memiliki pengetahuan yang cukup, auditor juga diharuskan memiliki kecermatan dan keseksamaan serta kemahiran profesional
dalam melakukan kegiatan pemeriksaan. Profesionalisme auditor suatu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat
dan seksama memungkinkan auditor untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.Kesalahan dapat dideteksi jika auditor memiliki keahlian dan kecermatan. Temuan kesalahan pada laporan keuangan klien merupakan salah satu hal yang menunjukkan kualitas audit dan menunjukkan keahlian yang dimiliki oleh tim audit. Karena pentingnya profesionalisme dalam melaksanaka tugas pemeriksaan maka auditor hendaknya harus tetap menjaga sikap skeptis profesionalnya selama proses pemeriksaan, karena ketika auditor sudah tidak mampu lagi mempertahankan sikap skeptis profesionalnya, maka laporan keuangan yang diaudit tidak dapat dipercaya lagi. Hasil analisis mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan keuangan pada inspektorat Provinsi Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango. Kabupaten Gorontalo dan Kota sejalan dengan penjelasan diatas.
Gorontalo menunjukkan hal yang
Koefisien regresi yang positif dari
profesionalisme auditor berarti bahwa jika auditor yang ada di inspektorat semakin memiliki profesionalisme yang baik dalam melakukan pemeriksaan maka laporan keuangan pemda yang dihasilkan juga akan semakin berkualitas. Demikian pula hasil pengujian secara statistika baik terhadap model regresi maupun secara persial juga menunjukkan hasi yang signfikan pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesionalisme auditor internal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Semakin profesional auditor dalam melakukan pemeriksaan maka laporan keuangan yang dihasilkan akan semakin baik. Adapun pengaruh dari profesionalisme auditor terhadap kualitas laporan keuangan ditunjukkan oleh koefisien determinasi dari model regresi sebesar 0,298.Nilai
ini
berarti bahwa sebesar
29,8%
variasi kualitas
laporan
keuangandipengaruhi oleh profesionalisme auditor internalsedangkan sisanya
sebesar 70,2% dipengaruhi oleh variabel lain.Dari hasil ini terlihat bahwa pengaruh dari profesionalisme auditor terhadap kualitas laporan keuangan relatif kecil. Dengan kata lain, selain profesionalisme auditor, masih banyak faktor lain yang mempengaruh kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Faktor lain tersebut antara lain kebijakan pemda, keterbukaan dan prosedur birokrasi, serta tekanan politik. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martiyani (2010)Pengaruh profesionalisme auditor danKualitas audit terhadap tingkat Materialitas dalam pemeriksaanLaporan keuangan pada Kantor Akuntan Publik Surabaya. Dimana hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara tingkat profesionalisme dan juga kualitas audit terhadap tingkat materialitas. Khairiah (2009) Pengaruh profesionalisme dan pengalaman auditor Bpk perwakilan
provinsi
materialitasdalampemeriksaan
sumatera Laporan
utara keuangan
terhadap pemerintah
Tingkat pada
Bpk
perwakilan provinsi sumatera utara. Dimana hasil penelitiannya membuktikan bahwa profesionalisme dan pengalaman auditor berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan pemerintah. Hasan Basri (2011) Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan Di KAP Makassar. Penelitian Dimana hasil penelitian membuktikan Berdasarkan koefisien determinasi persamaan regresi, (R2) atau R Square sebesar 0,653. Koefisien ini mempunyai arti bahwa variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap variabel terikat sebesar 65,3% sedangkan sisanya 34,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Sedangkan sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial yaitu dapat dilihat berdasarkan koefisien determinasi parsial variabel pengabdian pada profesi sebesar 5,4%, kewajiban sosial sebesar 18,1%
SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Inspektorat di Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sesuai hasil analisis data perhitungan koefisien determinannya sebesar 0.298. Hal ini berarti bahwa profesionalisme memperoleh pengaruh sebesar 29,8% terhadap kualitas audit. Sedangkan sebesar 70.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diuji.
SARAN Berdasarkan hasil dan simpulan dari penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan masukan yang lebih baik di masa yang akan datang, dan juga memberikan informasi mengenai pentingnya profesionalime terhadap kualitas laporan keuangan sehingga menghasilkan laporan keuangan yang baik serta untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan variable lain selainprofesionalisme auditor internal yang dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan yang tidak dapat diteliti dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno. 2004. Auditing Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Agustia Dian. 2011. The Influence Of Auditor’s Professionalism To Turnover Intentions, An Empirical Study On Accounting Firm In Java And Bali, Indonesia. Journal Of Economics and Engineering, ISSN: 2078-0346, Vol. 2 No.1, February 2011. Andayani Wuryan, 2008, “Audit Internal”, Edisi 1 Yogyakarta: Bpfe. Basri Hasan. 2011. Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terahadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Auditor di KAP Kota Makassar). Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi sektor publik). Jakarta : PT Index Efendy Taufik Muh. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo). Enjel Boni, 2006, “Hubungan Antara Penerapan Etika Dengan Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal”, Universitas Widyatama Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit-UNDIP. Guy dan M. Alderman C. Wayne, Winters Alan J., 2002, Auditng Jilid I”, Edisi ke-5, Jakarta: Erlangga Harahab, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.Rajawali Pres. Jakarta. Khairiah syafina. Pengaruh profesionalisme dan pengalaman auditor Bpk perwakilan provinsi sumatera utara terhadap Tingkat materialitas dalam pemeriksaan Laporan keuangan pemerintah (Studi kasus pada Bpk perwakilan provinsi sumatera utara). Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Martiyani Milka. 2010. Pengaruh profesionalisme auditor danKualitas audit terhadap tingkat Materialitas dalam pemeriksaanLaporan keuangan (Studi kasus pada Kantor Akuntan Publik Surabaya). Muchtar Renold, 2011, “Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit”, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Samelson, D., Lowenshon, S., and Johnson, L. 2006. The Determinants of PerceivedAudit Quality and Auditee Satisfaction in Local Government. Journal of PublicBudgeting, Accounting, & Financial Management, Vol. 18, No. 2 Sugiyono,2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung. Alfabeta CV Pascu Maria Ana. 2010. Theoretical Considerations On The Influence Of Ethical Principles On Audit Quality , Between Objectivity And Responsibilty Of The Accounting Profession. Rida Rosmawati. 2011. Pengaruh Kompetensi SDM dan Peran Auditor Internal Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Kota Bandung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia. Dipublikasikan. Tolago U. Adam. 2012. Pengaruh Penerapan Kode Etik Terhadap Peningkatan Profesionalisme Auditor Internal. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Terok C. Gracecilla. 2012. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Coperate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Studi Kasus PT. Jasa Raharja (persero). ----------------- Peraturan Pemerintah Nomor Akuntansi Pemerintah Daerah www.bpk.go.id
71 Tahun 2010 tentang Standar