Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
1
PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS KINERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris pada Internal Auditor PT. Sinar Himalaya)
Diah Aminati 12.2.02.18.0267 Sutjipto Ngumar Akhmad Riduwan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stiesia) Surabaya
ABSTRACT This research aim to examine the infuence of auditor professionalism on the quality of intern auditor performance. The sample of this research are all auditors at pt.sinar himalaya -jakarta, surabaya, semarang, medan, pulogadung. The data is taken from questionaire which is shared to respondent. The used variable in this research is based on dependent variable and independent variable. Variable independent is auditor profesionalism including auditor competency, auditor independency, auditor accountability, auditor work experience, accountancy information system understanding while dependent variable intern audit performance quality. The data is analyzed by using double linear regression analysis. The result of this research indicates that the auditor competency, auditor independency, auditor work experience and accountancy information system comprehension effects positively on intern audit performance quality, while auditor accountability variable doesn't have any effect on the quality of intern auditor performance. Key word : audite professionalism, competency, independency, accountability, work experience, SIA comprehension, intern audit performance quality.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas kinerja auditor internal. Sampel penelitian ini adalah seluruh auditor pada PT.Sinar Himalaya – Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, PuloGadung. Data diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen adalah Profesionalisme Auditor yang meliputi Kompetensi auditor (KA), Independensi auditor (IA), Akuntabilitas auditor (AA), Pengalaman Kerja Auditor (PKA), Pemahaman sistem Informasi Akuntansi (SIA) sedangkan variabel dependen adalah Kualitas Kinerja Audit Internal (KKAI). Data dianalisis dengan menggunakan analisa regresi linear
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
2
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompetensi Auditor, Independensi Auditor, Pengalaman Kerja Auditor dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja audit internal, sedangkan variabel akuntabilitas auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. Kata Kunci : Profesionalisme Auditor, Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Pemahaman SIA, Kinerja Audit Internal
PENDAHULUAN Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan di dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian intern organisasi. Adams (1994) dalam Putri (2011) menjelaskan bahwa kualitas internal yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan objektifitas dari staf internal auditor tersebut. Maraknya kasus kecurangan yang terjadi didalam perusahaan mengakibatkan kebutuhan akan internal audit semakin meningkat. Semakin banyak perusahaan yang menggunakan audit internal karena audit internal dianggap sebagai tolok ukur suatu perusahaan untuk menjelaskan kondisi perusahaan tersebut. Audit internal memberikan peranan yang besar bagi pihak manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Pihak manajemen perusahaan membutuhkan informasi yang handal dan strategis dari auditor internal untuk pengambilan kebijakan, prosedur, serta proses pengambilan keputusan bisnis dan keputusan operasional perusahaan. Auditor internal diharapkan mampu menghasilkan kualitas audit bagi kebutuhan manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Auditor internal sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau objek audit yang dilakukannya. Jika auditor internal diminta untuk melanggar kode etik mereka atau standar praktik professional, pilihan yang tersedia bisa tidak menyenangkan. Menolak permintaan klien bisa menyebabkan auditor internal kehilangan pekerjaan mereka, apalagi bila mereka tidak memiliki independensi (Sawyer, 2009:35). Auditor dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Kode Etik Profesi dan Pernyataan Standar Audit menekankan sekali pentingnya independensi karena independensi merupakan dasar dari prinsip objektifitas dan integritas. Arens, et.al, (2011;74) menyatakan bahwa independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2002:52). Mardisar dan Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
3
dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Dalam konteks ini, pengertian akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur pengukuran kinerja. Kualitas kinerja auditor juga sangat dipengaruhi oleh pemahaman sistem informasi akuntansi. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dimana transaksi yang dilakukan menjadi sedemikian besarnya sehingga perusahaan menerapkan suatu Sistem Informasi Akuntansi yang dapat mengelola data dan Informasi tersebut. Pembukuan yang dilakukan perusahaan tidak lagi dilakukan secara manual dan sederhana, akan tetapi telah melibatkan teknologi informasi yang canggih. Sistem Informasi Akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis dan dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dari penjabaran latar belakang maka rumusan masalah yang muncul dari permasalahan ini adalah : (1) Apakah Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal? (2) Apakah Independensi berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal? (3) Apakah Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal? (4) Apakah Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal? (5) Apakah Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal? Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam menyusun penelitian ini adalah : (1) Untuk memperoleh bukti empiris apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. (2) Untuk memperoleh bukti empiris apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. (3) Untuk memperoleh bukti empiris apakah akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. (4) Untuk memperoleh bukti empiris apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. (5) Untuk memperoleh bukti empiris apakah pemahaman sistem informasi akuntansi auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal.
TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Tinjauan Teoritis Menurut FASB, ada dua karakteristik terpenting yang harus ada dalam laporan keuangan yakni relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut sangatlah sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
4
Internal Auditor ialah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas internal auditing. Oleh sebab itu Internal Auditor senatiasa berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks. Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah: 1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi. 2. Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan. 3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian. 4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. 5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan. Kompetensi Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Lastanti (2005) mendefinisikan kompetensi sebagai ketrampilan dari seorang ahli. Dimana ahli didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Kompetensi auditor adalah pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Hayes-Roth mendefinisikan keahlian sebagai pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dari lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan tersebut (Mayangsari, 2003). Keahlian auditor menurut Tampubolon (2005) dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan serta pengalaman yang memadai dalam melaksanakan audit. Lee dan Stone (1995) dalam Efendy (2010) mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Sedangkan menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Alim, dkk (2007) kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
5
Independensi Audit Independensi menurut Arens dkk. (2008:111) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan. Independensi menurut Mulyadi (2002:26-27) dapat diartikan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Hasil penelitian Lawenson et al. (2006) menyimpulkan bahwa spesialisasi auditor dan besarnya fee yang diterima auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sementara itu dalam penelitian Alim dkk. (2007) dan Elfarini (2007), diperoleh kesimpulan bahwa keahlian dan independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Harhinto (2004) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit,dimana keahlian diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan, sedangkan independensi diproksikan dalam lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor. Akuntabilitas Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang berarti pertanggungjawaban atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawab. Tetclock (1984) dalam Diani dan Ria 2007, mendifinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Dalam sektor publik, akuntabilitas dapat diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodic (Stanbury, 2003). Pengalaman Kerja Marinus dkk.(1997) dalam Herliansyah dkk. (2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas. Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Bloom (2003:17-19) memasukkan kategori pemahaman kedalam klasifikasi ranah kognitif. Klasifikasi itu disusun secara hirerarkis mulai dari taraf yang paling rendah ke yang lebih tinggih yaitu : (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, sintesis dan evaluasi. Selanjutnya Bloom mengaplikasikan kategori pemahaman menjadi tiga, yaitu : pertama translation atau terjemahan, kedua interpretation atau interprestasi dan yang ketiga adalah ekstrapolasi (Bloom, 2003:89-91).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
6
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu rerangka pengkordinasian sumber daya untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Sehingga dapat disimpulkan : (1) Sistem informasi akuntansi merupakan proses mengumpulkan, menggolongkan, mengolah data transaksi, lalu menganalisis, dan dikomunikasikan hasilnya dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. (2) Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak dalam perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kinerja Menurut Tika (2006) Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Menurut Hasibuan (2009) prestasi kerja atau kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yag dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kalbers dan Forgatty (1995) dalam Trisnaningsih (2007), mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Perumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Kompetensi Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas kinerja auditor internal. H2 : Independensi Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas kinerja auditor internal. H3 : Akuntabilitas Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas kinerja auditor internal. H4 : Pengalaman Kerja Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas kinerja auditor internal. H5 : Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap Kualitas kinerja auditor internal.
METODE PENELITIAN Data Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat dihitung dengan membaca tabel-tabel maupun angka-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
7
angka yang tersedia. Adapun data responden yang akan di ambil sampel adalah seluruh auditor PT.Sinar Himalaya pada tahun 2011–2013. Identifikasi Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada PT.Sinar Himalaya–Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, PuloGadung yang berjumlah 42 responden. Karena jumlah populasi hanya terdiri dari 42 responden, maka metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode sensus, yaitu penyebaran kuesioner dilakukan pada semua populasi. Teknik Pengumpulan data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data primer adalah data yang diperoleh langsung yang bersumber dari jawaban kuesioner dari responden yang dikirim melalui surat. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen adalah Profesionalisme Auditor yang meliputi Kompetensi auditor (KA), Independensi auditor (IA), Akuntabilitas auditor (AA), Pengalaman Kerja Auditor (PKA), Pemahaman sistem Informasi Akuntansi (SIA) sedangkan variabel dependen adalah Kualitas Kinerja Audit Internal (KKAI). Semua instrument menggunakan skala Likert 5 poin, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti sangat tidak setuju (STS), dan seterusnya poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti sangat setuju (SS). Variabel Dependen Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Kalbers dan Forgatty (1995) dalam Trisnaningsih (2007), mengemukakan bahwa kinerja auditor sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, diri sendiri, dan bawahan langsung. Kinerja audit diukur dengan menggunakan pernyataan yang menggambarkan tingkat persepsi auditor. Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner Linting (2013). Variabel Independen Variabel independen adalah Profesionalisme Auditor yang diproksi oleh Kompetensi auditor (KA), Independensi auditor (IA), Akuntabilitas auditor (AA), Pengalaman Kerja Auditor (PKA), Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sedangkan variabel dependen adalah Kinerja Audit Internal (KAI). Kompetensi Auditor Kompetensi dalam pengauditan merupakan pengetahuan, keahlian, dan indicator mutu personal yang dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indicator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
8
khusus, (Sukriah, 2009). Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner dari Linting (2013). Independensi Auditor Kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksanakannya, (Sukriah, 2009). Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner dari Linting (2013). Akuntabilitas Auditor Mardisar dan Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner dari Ahyaruddin (2013). Pengalaman Kerja Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan dan 3) mencari penyebab munculnya kesalahan. Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner dari Samsi (2012). Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan melihat pentingnya sistem informasi akuntansi ini, maka pemahaman sistem informasi akuntansi ini menjadi sangat mutlak bagi seorang auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Triasnaningsih (2007) membuktikan pemahaman terhadap SIA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik (KAP). Kuesioner yang digunakan penelitian ini mengadopsi kuesioner dari Esya (2008). Teknik dan Analisis Data Dalam mengkaji hubungan antara beberapa variabel menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu peneliti menentukan satu variabel yang disebut dengan variabel tidak bebas dan satu atau lebih variabel bebas. Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier sederhana. Kemudian Jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi linier berganda (multiple linear regression model). Berdasarkan variabel-variabel yang digunakan, maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : KKAI = α + β1KA + β 2IA + β 3AA + β 4PKA + β 5SIA + ε Keterangan =
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
9
KKAI α β KA IA AA PKA SIA Ɛ
= Kualitas Kinerja Auditor Internal = Konstanta = Koefisien Regresi = Kompetensi Auditor = Independensi Auditor = Akuntabilitas Auditor = Pengalaman Kerja Auditor = Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi = error.
Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk menguji validitas konstruk setiap tabel yaitu dengan melakukan analisa faktor. Uji validitas bertujuan untuk melihat ketepatan instrumen pengukur dalam penelitian. Pengujian ini untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian agar dapat memberikan informasi yang akurat tentang hal yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara melihat korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor variabel melalui program statistical product and service solution (SPSS). Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai r hitung > r table. Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha menggunakan software Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 20.0.0. Dasar pengambilan keputusan jika dikatakan handal, jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,70. Pengujian Asumsi Klasik Oleh karena alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini mencakup uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, normalitas. Pengujian Multikolinearitas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). model regresi yang normal memiliki Batas angka tolerance value lebih besar dari 0,10, sedangkan batas nilai VIF adalah lebih kecil dari 10 dan mempunyai angka mendekati 1. Jika tolerance value di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinearitas. Pengujian Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
10
Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2) Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat KKAI dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu KA, IA, AA, PKA, SIA. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari KKAI tidak dapat diterangkan oleh KA, IA, AA, PKA, SIA sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari KKAI secara keseluruhan dapat diterangkan oleh KA, IA, AA, PKA, SIA. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. Normalitas Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi akan mengakibatkan kesalahan atau tidak, variabel dependen dan variabel independen keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Uji Hipotesis (Uji t) Uji hipotesis digunakan untuk menguji signifikan atau tidak signifikannya variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen) (Ghozali, 2013:98). Berikut adalah kriteria hipotesisnya: Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka dapat diartikan variabel bebas (variabel independen) mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen). Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat diartikan variabel bebas (variabel independen) tidak mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik terhadap data yang akan diolah. Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk pengujian terhadap asumsiasumsi yang diisyaratkan dalam analisis regresi linier berganda, dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh lebih akurat dan mendekati sama dengan kenyataan. Dalam uji asumsi klasik diperoleh hasil sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji KolmologorovSmirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan tabel 7.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
11
Tabel 7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. Deviation ,03299897 Absolute ,079 Most Extreme Differences Positive ,079 Negative -,010 Kolmogorov-Smirnov Z ,502 Asymp. Sig. (2-tailed) ,962 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pada gambar 2 berikut ini akan menyajikan gambar grafik normal P-Plot yang mempunyai pola distribusi.
Gambar 2 Grafik normal P-Plot Uji Normalitas Dengan melihat tampilan grafik normal P-Plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
12
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya (Ghozali, 2013). Hasil uji multikolonieritas pada tabel 8 berikut: Tabel 8 Hasil Uji Multikoloniertitas Model
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,085
,053
KA ,186 IA ,478 1 AA ,138 PKA -,797 SIA ,977 a. Dependent Variable: KKAI
,050 ,022 ,069 ,129 ,155
Coefficientsa Standardized Coefficients Beta ,165 ,514 ,166 -,629 ,747
T
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
1,604
,118
3,719 21,323 2,001 -6,171 6,314
,001 ,000 ,053 ,000 ,000
VIF
,242 ,254 ,566 ,132 ,252
Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel independen kompetensi dan independensi mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel indpenden yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel independen KA, IA, AA, PKA, SIA terhadap variabel dependen KKAI. Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian digunakan uji heterokedastisitas. Deteksi terhadap masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Studentized Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini :
Gambar 3 Uji Heteroskedastisitas
4,132 3,935 1,767 7,565 6,235
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
13
Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil ini dipertegas dengan uji statistik berupa uji Glesjer. Hasil uji menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi semua variabel independen di atas tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Dengan kata lain pada model regresi ini variasi data homogen, terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Analisis Regresi Berganda Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen Kompetensi auditor (KA), Independensi auditor (IA), Akuntabilitas auditor (AA), Pengalaman Kerja Auditor (PKA), Pemahaman sistem Informasi Akuntansi (SIA) terhadap variabel dependen adalah Kualitas Kinerja Auditor Internal (KKAI). Berikut ini adalah uraian hasil pengujian regresi berganda dan output table pengujian dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 dalam bentuk output model summary, dan coefficient (uji t) seperti pada tabel sebagai berikut: Uji Koefisien Determinasi Uji R2 merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 ,999a ,997 ,997 ,03534 a. Predictors: (Constant), SIArata2, KArata2, IArata2, AArata2, PKArata2 Model
R
Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel 9, besarnya adjusted R2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,997. Nilai ini menunjukkan bahwa 99,7% variasi kualitas audit dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel independen yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas, pengalaman kerja dan pemahaman sistem informasi akuntansi, sedangkan sisanya 0,3% dijelaskan oleh sebab lain di luar model. Standard Error of Estimate (SEE) 0,7758 apabila dibandingkan dengan standard deviation variabel dependen kualitas audit 3,534 adalah lebih kecil. Hal ini mengindikasikan variabel-variabel independen lebih baik dalam memprediksi variasi dependen kualitas audit daripada rata-rata kualitas audit itu sendiri. Model Regresi Linear Berganda : KKAI = 0,085 + 0,186KA + 0,478IA + 0,138AA + 0,328PKA + 0,977SIA + ε
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
14
Keterangan = KKAI = Kualitas Kinerja Auditor Internal α = Konstanta β = Koefisien Regresi KA = Kompetensi Auditor IA = Independensi Auditor AA = Akuntabilitas Auditor PKA = Pengalaman Kerja Auditor SIA = Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Ɛ = error. Uji Goodness of Fit Pada tabel 10 berikut ini akan menjelaskan hasil uji goodness of fit. Tabel 10 Uji Goodness of Fit Model Summary R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 ,999 ,997 ,997 ,03534 a. Predictors: (Constant), SIArata2, KArata2, IArata2, AArata2, PKArata2 Model
R
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh secara keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Uji Goodness of fit dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0.0, dimana diperoleh hasil perhitungan regresi linier berganda, dengan hasilnya adalah nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,997. Angka ini menunjukan bahwa variabel bebas yang terdiri dari kompetensi auditor, independensi auditor, akuntabilitas auditor, pengalaman kerja auditor dan pemahaman sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal dengan jumlah pengaruh sebesar 99,7% sedangkan sisanya 0,3% (100% - 99,7%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Uji Statistik t (Uji t) Uji t ini digunakan untuk menguji signifikan atau tidak signifikannya variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen) (Ghozali, 2013:98). Hasil pengujian Uji T pada tabel 11. Tabel 11 HASIL UJI T Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
(Constant)
,085
,053
KA IA 1 AA PKA SIA a. Dependent Variable: KKAI
,186 ,478 ,138 ,328 ,977
,050 ,022 ,069 ,079 ,155
Standardized Coefficients Beta ,165 ,514 ,166 ,333 ,747
T
Sig.
1,604
,118
3,719 5,323 2,001 4,133 6,314
,001 ,000 ,053 ,000 ,000
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
15
Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) yang menyebutkan bahwa Kompetensi Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja audit internal. Tabel 23 tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,001. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel Kompetensi Auditor (KA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain H1 diterima. Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) yang menyebutkan bahwa Independensi Auditor (IA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja audit internal. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel Independensi Auditor (IA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain H2 diterima. Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) yang menyebutkan Akuntabilitas Auditor (AA) tidak berpengaruh terhadap kualitas kinerja audit intenal. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,053. Berdasarkan hasil pengujian H3 ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Akuntabilitas Auditor (AA) tidak berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal dengan kata lain H3 ditolak.. Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) yang menyebutkan bahwa Pengalaman Kerja Auditor (PKA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor intenal. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel Pengalaman Kerja Auditor (PKA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja audit internal pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain H4 diterima. Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) yang menyebutkan bahwa Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor intenal. Pada tabel 23 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi (PSIA) berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja audit internal pada taraf signifikansi 5% atau dengan kata lain H5 diterima. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hipotesis pertama menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,001 sehingga hipotesis 1 diterima. Hal ini dikarenakan kinerja auditor internal hanya dapat dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki jenjang pendidikan tertentu, pengalaman profesional dibidang audit dan memiliki pengetahuan proses dan prosedur operasi; sertifikasi profesional sebagai audit internal dan kesiapan serta teknik tersendiri dalam mengaudit. Hasil pengujian hipotesis ini berhasil mendukung penelitian Sukriah (2009) yang menyatakan bahwa Kompetensi dalam pengauditan merupakan pengetahuan, keahlian, dan indicator mutu personal yang dibutuhkan auditor untuk dapat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
16
melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal, pengetahuan umum dan keahlian khusus. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah. Pengaruh Independensi Auditor terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hipotesis kedua menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 sehingga hipotesis 2 diterima. Hal ini dikarenakan Auditor internal yang independen pada kinerjanya audit tidak akan pernah mendapatkan kesulitan dalam mewawancarai auditee, bertanggung jawab kepada internal audit dan bagian yang sedang di audit tidak terlibat konflik. Hasil pengujian hipotesis ini berhasil mendukung penelitian Sukriah (2009) yang menyatakan bahwa Kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksanakannya. Pengaruh Akuntabilitas Auditor terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa akuntabilitas auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. Nilai ini ditunjukkan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,053 sehingga hipotesis 3 ditolak. Hasil pengujian hipotesis ini tidak mendukung penelitian Mardisar dan Sari (2007) yang menyatakan bahwa kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa akuntabilitas yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hipotesis keempat menyatakan bahwa Pengalaman Kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 sehingga hipotesis 4 diterima. Auditor yang berpengalaman akan menjamin auditor tersebut memiliki kualitas kinerja yang lebih tinggi, terbukti dalam pengumpulan dan pemilihan informasi. Hasil pengujian hipotesis berhasil mendukung penelitian Purnamasari (2005) dalam Asih (2006) yang menyatakan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi akan memiliki keunggulan seperti : 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan, 3) mencari penyebab munculnya kesalahan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
17
Pengaruh Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kinerja auditor internal. Hipotesis kelima menyatakan bahwa Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,000 sehingga hipotesis 5 diterima. Hal ini dikarenakan dengan adanya penggunaan SIA dalam menjalankan kinerja audit internal dapat mempercepat penyelesaian audit karena dari pengumpulan data yang diperoleh dari perusahaan dan penukaran data dengan auditee dilakukan dengan menggunakan internet tanpa membuang waktu dengan membuat jadwal pertemuan auditee, hasil Triasnaningsih (2007) menyatakan bahwa Pemakai informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi adalah pihak perusahaan, terutama manajemen dan pihak luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan melihat pentingnya sistem informasi akuntansi ini, maka pemahaman sistem informasi akuntansi ini menjadi sangat mutlak bagi seorang auditor. Pemahaman sistem informasi akuntansi dalam penelitian ini mendukung penelitian Triasnaningsih (2007) yang menyatakan bahwa pemahaman sistem informasi akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja audit internal.
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman kerja dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas kinerja auditor internal di PT.Sinar Himalaya. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hal ini berarti semakin baik kompetensi auditor maka semakin baik kinerja audit internal. Karena semakin auditor memiliki pendidikan yang tinggi, semakin banyak mengikuti pelatihan dan pengembangan maka pengetahuan dan ilmu sebagai auditor akan semakin banyak sehingga auditor tersebut akan semakin berkompetensi dalam menjalankan kinerjanya. 2. Independensi Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hal ini berarti semakin independensi auditor maka kinerja audit akan semakin baik. Karena apabila auditor memiliki rasa independensi yang meliputi tidak mempunyai hubungan dengan pihak yang sedang di audit maka akan membuat auditor semakin leluasa menjalankan pekerjaannya, tidak akan terjadi memihak pada sisi manapun sehingga kinerjanya akan terjamin bebas dari pengaruh siapapun. 3. Akuntabilitas Auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hal ini berarti akuntabilitas tidak menjamin kinerja audit akan semakin berkualitas apabila seorang auditor memiliki rasa akuntabilitas. Karena jika hanya rasa bertanggung jawab saja tapi masih terbiasa melakukan toleransi terhadap kesalahan-kesalahan kecil yang dibuatnya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
18
4.
5.
6.
dan masih bisa dipertanggungjawabkan hasil akhirnya, maka kinerja auditor belum terjamin. Pengalaman kerja Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hal ini berarti semakin berpengalaman seorang audit internal maka kinerjanya juga semakin baik. Karena apabila auditor semakin lama berkerja dalam bidangnya dan selalu belajar dari kesalahankesalahan yang dibuatnya maka auditor tersebut akan semakin andal dalam menjalankan kinerjanya, seperti semakin mudah menemukan kesalahan dan sebagainya. Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi seorang Auditor berpengaruh positif terhadap kualitas kinerja auditor internal. Hal ini berarti kinerja audit internal akan terbantu apabila seorang auditor tersebut semakin memahami SIA karena akan membantu pelaksanaannya menjadi lancar. Dengan semakin memahami sistem informasi akuntansi akan membuat auditor semakin mudah dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data, sehingga membuat kinerja auditor tersebut semakin baik. Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman kerja dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap kualitas kinerja audit internal di PT.Sinar Himalaya. Karena dengan auditor memiliki pendidikan yang tinggi, sifat profesional dan tidak memihak, rasa tanggung jawab, pengalaman kerja yang cukup, dan pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi dalam mengumpulkan dan mengolah data maka kinerja auditor akan terjamin semakin baik.
Implikasi Penelitian ini berimplikasi pada audit internal PT.Sinar Himalaya. Adanya pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman kerja dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas kinerja audit internal yang dilaksanakan oleh PT.Sinar Himalaya menunjukkan bahwa segala kinerja audit yang dilakukan oleh audit internal dapat ditunjang dengan hal-hal tersebut. Kinerja audit internal dapat ditunjang dengan melalui terus menjaga dan meningkatkan kompetensi audit, tidak melalaikan independensi yang dimiliki audit internal dalam menjalankan tugas audit, memprioritaskan pengalaman kerja, dan juga harus sering memantau pemahaman SIA agar kinerja audit semakin berkualitas. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, telah menunjukkan pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman kerja dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kualitas kinerja audit internal PT.Sinar Himalaya. Keterbatasan dan Saran Peneliti menganjurkan agar penentu kebijakan perlu terus meningkatkan kompetensi audit melalui pemberian pelatihan-pelatihan serta kesempatan untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. Dan tidak hanya itu, penentu kebijakan juga harus memperhatikan sikap independensi yang dimiliki audit internal dalam menjalankan tugas audit, sehingga para audit dapat maksimal dalam menjalankan kinerjanya. Tidak lupa juga agar penentu kebijakan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
19
lebih mempertimbangkan mengenai pengalaman kerja, agar apabila ingin menambah audit internal maka pengalaman kerja dapat diprioritaskan karena semakin berpengalaman seorang audit akan semakin mengerti hasil dan tugasnya. Sedangkan penentu kebijakan juga harus sering memantau mengenai SIA agar para audit internal dapat menguasai SIA dan kinerja audit dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil audit yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Penelitian ini tidak menggunakan metode wawancara langsung, hanya dengan menyebar kuesioner, sehingga memperbesar kelemahan terkait internal validity. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada sebuah perusahaan yang memiliki beberapa cabang di Indonesia. Sehingga jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini terbatas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, antara lain : 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data penelitian agar dapat mengurangi adanya kelemahan terkait internal validity. 2. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan dengan banyak perusahaan sehingga penelitian selanjutnya dapat membuat jumlah populasi dan sampel yang lebih banyak. 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh variabel lainnya yang belum termasuk dalam model regresi pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Alim, M.N., T. Hapsari, dan L. Purwanti. 2007a. Simposium Nasional Akuntansi X. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. 1-26. AUEP-08. ____ 2007b. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar ____ 2008. Memahami Internal Auditing. Harvarindo. Jakarta Ahyaruddin, Muhammad. 2013. Pengaruh Akuntabilitas Auditor, Independensi, dan Etika Profesional Terhadap Kualitas Audit. Arens et al. 2008. Auditing and Assurances Services - An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Prentice Hall. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan Ke dua belas, edisi revisi V. Rineka Cipta. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
20
Asih, D.A.T. 2006. Jurnal. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Batubara, R.I. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Bawasko Medan). Thesis S2. Universitas Sumatera Utara. Medan. Budi, S., Basuki dan Hendaryatno. 2004. Internal Auditor dan Dilema Etika. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Castellani, J. 2008. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor pada Kualitas Audit. Trikonomomika. Vol. 7, No. 2 Desember 2008. Efendy, M.T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Indepedensi, Dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Elfarini, E.C. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Negeri Semarang Esya, F.P. 2008. Pengaruh Kompetensi Auditor dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Bea dan Cukai di Wilayah Jakarta. Universitas Sumatera Utara. Medan. Ghozali, H. I., 2013, Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Harhinto, T. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur. Semarang. Tesis Maksi. Universitas Diponegoro. Semarang. http://asisiverry.blogspot.com/2013/08/analisis-koefisien-determinasi-uji-r2.html Indah, S.N.M. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Penelitian Universitas Diponegoro. Semarang. Lastanti, H.S. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Akandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol, 5 No.1 April 2005. Linting, I. 2013. Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, Independensi dan kinerja auditor internal terhadap kualitas audit pada BRI Inspektorat Makassar. Universitas Hasanuddin. Makassar. Mardisar, D. dan R.N. Sari. 2007. Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Audit. Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit : Suatu Eksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6 No.1. Januari. 1-22 Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Dua, Ed 6. Jakarta: Salemba Empat Samsi, N. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan Kepatuhan Etika Auditor sebagai Variabel Pemoderasi. Sekolah Pascasarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya. Saifudin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen Pada Auditor Dan Mahasiswa). Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
21
Sawyer, L. Dittenhofer dan Scheiner. 2005. Audit Internal Sawyer. Salemba Empat. Jakarta. Singgih, E.M. dan I.R. Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Proffesional Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung Sukriah, I. Akram dan B. A. Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA XII. Palembang. Tampubolon, R. 2005. Risk and Sistems-Based Internal Audit. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta Trisnaningsih, S. 2007. Jurnal. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. SNA X Makassar. Tjun Tjun Lauw, et al. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi auditor Terhadap kualitas Audit. Bandung Yusnita, R.T. 2009. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaannya (Survei pada BPR yang Ada di Kota Tasikmalaya Tahun 2009. Tasikmalaya