SKRIPSI
PENGARUH PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PT BPD SULAWESI TENGGARA)
OLEH : WAODE HARLINA B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PENGARUH PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PERUSAHAAN (STUDI PADA PT BPD SULAWESI TENGGARA)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Halu Oleo Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
OLEH : WAODE HARLINA B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
WAODE HARLINA, 2016. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Pengendalian Internal Perusahaan Pada PT. BPD Sulawesi Tenggara. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Halu Oleo. Pembimbing (1) DR. Husin, M.Si. (2) Ika Maya Sari SE.,M.Si.,Ak.,CA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan dari Profesionalisme Internal Auditor Efektivitas Pengendalian Intern Perusahaan PT. BPD Sulawesi Tenggara dan menganalisis validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menganalisis variabel independen yang mempengaruhi profesionalisme auditor internal terhadap variabel dependen, yaitu efektivitas pengendalian intern kredit. Dimana analisis berdasarkan data dari 11 responden yang penelitiannya dilakukan melalui kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan melalui uji t menunjukkan bahwa. diperoleh thitung untuk variabel profesionalisme internal auditor yaitu sebesar 12,120 lebih besar dari t tabel 1,833 dengan tingkat signifikansi α 0,000 < 0,05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa profesionalisme internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara.
Kata kunci: Profesionalisme, Internal Auditor, Pengendalian Internal, Efektivitas
vi
ABSTRACT
Waode Harlina, 2016. Effect Against Professionalism Internal Auditor Internal Control of the Company PT. BPD Southeast Sulawesi. Essay. Accounting major. Economics and Business Faculty. Halu Oleo university. Supervisor (1) DR. Husin, M.Sc. (2) Ika Maya Sari SE., M.Sc., Ak., CA.
This study aims to determine Significant influence of Professionalism Internal Auditor The Effectiveness of Internal Control of the Company PT. BPD Southeast Sulawesi and analyze the validity and reliability. In this study, the source of the data used are primary data and secondary data.
The method used is quantitative descriptive analysis method using simple linear regression analysis to analyze the independent variables that influence the professionalism of internal auditors on the dependent variable, namely the effectiveness of internal control of credit. Where the analysis is based on data from 11 respondents whose research was conducted through a questionnaire.
The results of this study indicate through t test shows that the variable tcount to the professionalism of internal auditors in the amount of 12.120 bigger than ttable 1,833, with a significance level α 0.000 <0.05, so the H1 can be accepted and H0 can be rejected. This means that the internal auditor professionalism significantly influence the effectiveness of internal control at PT. BPD Southeast Sulawesi.
Keywords : Professionalism, Internal Auditor, Internal Control, Effectiveness
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
dengan
judul
“Pengaruh
Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Pengendalian Internal Perusahaan (Studi Pada PT. BPD Sulawesi Tenggara)”. Tak lupa penulis haturkan doa, shalawat serta salam junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatsahabatnya yang setia dalam memperjuangkan nilai-nilai Ilahi. Pada kesempatan ini dengan segala kesulitan dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Almarhumah Ibunda Waode Atina yang telah lebih dulu dipanggil oleh yang kuasa sebelum melihat penulis mengenakan toga yang dia impikan serta Ayahanda La Awe yang telah dengan tulus, penuh kasih sayang dan kesabaran memberikan kepercayaan, dorongan, dukungan, materil dan doa yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini. Mudah – mudahan dengan selesainya skripsi yang menjadi syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo menjadi salah satu kado terbaik atas perjuangan kalian selama ini membesarkan penulis hingga menjadi seperti saat sekarang ini. Dan khusus untuk almarhumah Mama, semoga ini menjadi salah satu amal jariyah terbaik yang selalu mengalir untuk beliau agar diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang penulis miliki dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Penulis
viii
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Bapak DR. Husin, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Ika Maya Sari, SE,.M.Si.,Ak,.CA selaku pembimbing II yang banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis dari lubuk hati yang paling dalam menghaturkan terima kasih yang tulus dan teristimewa kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.Si. Selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2.
Ibu Dr. Hj. Rostin, SE.,MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3.
Ibu Tuti Dharmawati, SE.,M.Si, Ak, QIA, CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4.
Bapak Safaruddin, SE, M.SA, Ak, CA. Selaku sekretaris Jurusan.
5.
Bapak Dr. H. Nasrullah Dali, SE., M.Si, Ak, CA, Bapak Safaruddin SE, M.SA, Ak, CA, dan Ibu Sulvariani Tamburaka SE, M.Si selaku dosen penguji, terima kasih atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Staf di lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo yang telah memberikan banyak ilmu selama penulis berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo.
7.
Segenap Auditor PT. BPD Sulawesi Tenggara yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian pada PT. BPD Sulawesi Tenggara, dan para karyawan khususnya auditor yang telah membantu memberikan data-data yang dibutuhkan.
8.
Saudara Kandungku Tercinta ka Rahman, ka Malik, ka Nur, ka Ira, ka Abdul, dan kakak-kakak ipar saya yang cantik yang selalu memberi motivasi dan dukungan juga ka Fini dan ipar saya lainnya ka Ami, ka Heng dan ka Kama.
ix
9.
Keponakanku Vika, Vivi, Vira, Vini, Vidya, Virza, Rian, Febi, Irma, Bebel, Afdal, Putri, Pangeran, dan Sultan semoga menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.
10. Seluruh Keluarga Besar saya, terima kasih atas doa dan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung. 11. Seluruh Guruku semasa SDN 6 Kendari, SMPN 26 Makassar, SMAN 9 Kendari, terima kasih atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga Allah SWT membalas jasa-jasa dan kebaikan mereka. 12. Sahabat-sahabatku tercinta semasa SMA, Risfiani wulandari S.Fam, Muh. Kamaruddin Jamal S.Pd, Nur Fitrah Masumi, Rianto S.Mat, Vebby Mawarni SH, Hera, Adin, Mira, Mini, Ermin, Zul, Aci, Izty, dan teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebaikan kalian serta motivasi yang diberikan kepada penulis. 13. Teman-teman KKN seperjuangan Azriyana SS, Inri, Nisrina Nasrun SMat, Geong Antrie, Asrin Syahrir, Naskun Ahmad, Rahmat sukses selalu untuk kalian. 14. UKLI Community khususnya D’eonnies genk ka Era, ka Vivin, ka Desty, ka Awi, ka Uni, ka Jihan, dan teman ukli dek Winda, dek Aika, dek Sica, dek Nanda, dek Erwin, dek Faisal, dek Farah, dan semuanya, terima kasih atas dukungannya, pengertiannya terima kasih banyak. 15. Sahabat seperkuliahanku Stiffany Suci Delvi E, Rahmawati S.Ak, Waode Nela, Auliyana, dan Fitri, terima kasih atas dukungan, bantuan dan doa yang telah di berikan selama ini. 16. Special Thanks buat teman-teman Akuntansi Kelas D : Andi Nurjannah Tulmagwa, Mulawati, Yulianti, Asmiatin Rahman S.Ak, Selfi Dewita Yusran S.Ak, Sul S.Ak, Dinan Azmi S.Ak, Sumianti Lasania S.Ak, Kurniawan Hermansyah S.Ak, Sarita Olivia S.Ak. Rois, Mega, Yadi, Irwan, Igo, Ika, dan
x
yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas dukungan dan kebaikan kalian, kebersamaan kalian dan teman-teman yang belum bergelar S.Ak, saya doakan semoga cepat menyusul. Aamiin. 17. Untuk teman-teman Akuntansi angkatan 2012 Rinda, Falziah, Irma, Isma Salihi S.Ak, Fitri Sarufa S.Ak, Andi Ainun Senja S.AK, Yaya Cahyanisa S.Ak, Cindy, Rahmi, Marianti S.Ak, serta teman-teman yang tidak bisa di sebutkan satu persatu terima kasih.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pribadi penulis. Semoga Allah SWT, seanantiasa memberikan hidayah, rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Aamiin…..
Kendari, September 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN................................................................... v ABSTRAK.................................................................................................. vi KATA PENGANTAR................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................... xii DAFTAR TABEL....................................................................................... xvi DAFTAR SKEMA...................................................................................... xvii DAFTAR GRAFIK..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 9 2.2 Konsep Tentang Audit Internal ........................................................ 10 2.2.1 Definisi Tentang Audit Internal ........................................... 10 2.2.2 Jenis-Jenis Audit Internal ..................................................... 11 2.2.3 Tujuan Dan Ruang Lingkup Audit Internal ......................... 13 2.2.4 Fungsi Dan Tanggungjawab Audit Internal ......................... 14
xii
2.3 Konsep Profesionalisme ................................................................... 15 2.3.1 Definisi Profesionalisme ..................................................... 15 2.3.2 Dimensi Profesionalisme .................................................... 16 2.3.3 Indikator Profesionalisme Auditor ...................................... 18 2.4 Konsep Pengendalian Internal........................................................... 21 2.4.1 Definisi Pengendalian Internal .............................................. 21 2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal................................................ 21 2.5 Konsep Tentang Efektivitas .............................................................. 22 2.5.1 Definisi Tentang Efektivitas ................................................ 22 2.5.2 Aspek-Aspek Efektivitas ...................................................... 23 2.5.3 Konsep Efektivitas Pengendalian Internal ........................... 23 2.6 Konsep Tentang Kredit ..................................................................... 25 2.6.1 Definisi Tentang Kredit ....................................................... 25 2.6.2 Tujuan Dan Fungsi Kredit .................................................... 25 2.6.3 Prosedur Pemberian Kredit ................................................ 27 2.6.4 Penggolongan Kolektibilitas Kredit......................................28 2.7 Konsep Pengendalian Internal Kredit ............................................ 31 2.7.1 Indikator Pengendalian Internal Kredit ................................ 32 2.8 Hubungan Antara Variabel Penelitian ........................................... 33 2.8.1 Hubungan Profesionalisme Internal Auditor terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan ...... 33 2.9 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 34 2.10 Paradigma Penelitian ................................................................... 38 2.11 Perumusan Hipotesis ..................................................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ............................................................................ 40 3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ................................................... 40 xiii
3.3 Jenis Dan Sumber Data ................................................................. 41 3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42 3.5 Metode Pengolahan Data .............................................................. 43 3.6 Metode Analisis Data .................................................................... 43 3.6.1 Metode Analisis Deskriptif .................................................. 43 3.6.2 Regresi Linear Sederhana..................................................... 44 3.7 Pengujian Asumsi Klasik ............................................................... 46 3.7.1 Uji Normalitas ..................................................................... 46 3.7.2 Uji Heterokedastisitas .......................................................... 46 3.7.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 47 3.8 Uji Hipotesis ................................................................................... 47 3.8.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi) .......................................... 47 3.8.2 Uji Statistik T ..................................................................... 48 3.9 Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara)….. 51 4.1.1 Sejarah Singkat Bank Sultra................................................. 51 4.1.2 Visi dan Misi Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara)…52 4.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Bank Sultra………………. 53 4.1.4 Struktur Organisasi Bank Sultra………………………….. 57 4.2 Hasil Penelitian………………………………………………….. 59 4.2.1 Karakteristik Responden…………………………………… 59 4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian……………………………… 62 4.2.3 Uji Validitas dan Reabilitas……………………………….. 71 4.2.4 Uji Asumsi Klasik…………………………………………. 75
xiv
4.2.5 Analisis Regresi Sederhana……………………………….... 79 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis………………………………………… 81 4.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)........................ 81 4.3.2 Koefisien Determinasi………………………………..…….. 82 4.4 Pembahasan…………………………………………………..….. 82 4.4.1 Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Pengendalian Kredit Pada Bank Sultra.................................... 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…………………………………………………........ 85 5.2 Saran………………………………………………………….…. 86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Nomor Tabel 1.1 Perkembangan Kredit Pada Bank Sultra Periode 2013-2015..............
5
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu.................................................................
9
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian...........................................................
50
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Usia…............................
59
Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja….............................
60
Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.............................
61
Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...................
61
Tabel 4.5 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Profesionalisme Internal Auditor..........................................................
63
Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengendalian Internal..............................................................................
68
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Profesionalisme Internal Auditor......................................................................................
73
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengendalian Internal...
74
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb..............................................
78
Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi Linear Sederhana...........................................
79
xvi
DAFTAR SKEMA Halaman
Nomor Skema 2.1 Kerangka Pikir......................................................................................
37
Skema 2.2 Paradigma Penelitian............................................................................
38
Skema 4.1 Struktur Organisasi Bank Sultra.........................................................
58
xvii
DAFTAR GRAFIK Halaman
Nomor Grafik 4.1 Normal Plot of Regression Standardized Residual............................
76
Grafik 4.2 Scatter Plot (diagram plot)....................................................................
77
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Kuisioner
2.
Tabulasi Variabel Profesionalisme Internal Auditor dan Variabel Pengendalian Internal
3.
Validitas dan Reabilitas
4.
Analisis Regresi
xix
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dunia perbankan akan terus mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, hal ini diakibatkan karena kemajuan industri yang semakin pesat di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan suatu industri yang pesat membutuhkan sokongan dana yang besar juga maka dari itu bank selaku salah satu dunia usaha yang memberikan modal berperan penting untuk memajukan perindustrian dalam hal memberikan modal, baik modal awal maupun modal untuk perlusaan usaha suatu perusahaan. Pengaturan dan pengawasan kepada perbankan haruslah di perketat agar perbankan dapat terus tumbuh dengan sehat dan melakukan praktik-praktik yang sehat jauh dari kejahatan perbankan. Tetapi walaupun pengawasan terhadap perbankan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) upaya pembobolan kejahatan perbankan masih sering terjadi. Independensi merupakan hal yang penting dalam pekerjaan sebagai auditor, sangat sulit sekali bagi auditor apabila mempunyai relasi atau hubungan yang berlebihan dengan klien. Auditor yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya yang berarti auditor tersebut tidak memihak kepada
1
2
kelompok atau pribadi tertentu. Di samping itu dalam menyelesaikan tugasnya dalam mengaudit seharusnya auditor tidak terkekang oleh batasan-batasan mengaudit dan memberikan hasil yang terbaik kepada eksekutif perusahaan. Auditing
internal
dimaksudkan
untuk
dapat
membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup seluruh aspek organisasi perusahaan. Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan. Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam efektivitas pengendalian kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan pengawasan kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan baik oleh debitur maupun intern bank. Kredit merupakan kegiatan operasional terpenting dalam operasi bank, karena kredit memberikan nilai pendapatan yang terbesar dalam
3
suatu bank. Terkait dengan apa yang menjadi kegiatan pokok bank yaitu menerima simpan pinjam dari masyarakat dalam bentuk tabungan serta deposito berjangka, pemberian kredit dilakukan dalam rangka turut membantu meningkatkan kegiatan perekonomian, kredit sangat diperlukan oleh masyarakat karena seiring perkembangan dunia usaha yang semakin pesat diseluruh dunia maupun di Indonesia kegiatan usaha baik dalam sekala kecil, menengah maupun skala besar membutuhkan aliran dana dalam mengarungi kegiatan operasionalnya. Sesungguhnya membicarakan risiko yang terkandung dalam setiap pemberian kredit. Agar terhindar dari kredit yang bermasalah atau kredit macet, dalam menjalankan kegiatan yang efisiensi dan efektif, bank memerlukan sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur yang dirancang dengan tujuan untuk menjaga kekayaan dan catatan perusahaan, untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntan, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya manajemen. Karena masih terjadi pengembalian kredit yang tidak tepat dan tidak teratur. Bertambahnya jumlah kredit akan memberikan pendapatan yang besar bagi bank, tetapi juga bisa menimbulkan bahaya yang besar dan akan mengakibatkan kerugian yang besar sehingga bank tidak bisa menjalankan aktivitasnya apabila kredit tersebut tidak dikelola dengan baik.
Maka
disinilah
kita
memerlukan
auditor
internal
agar
meminimalisir kemungkinan tingkat kredit yang bermasalah. Dalam
4
penggolongan kredit dapat kita bagi menjadi lima yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Bank Sultra (PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara) sebagai bank umum sejak berdirinya telah menjalankan operasionalnya dengan menghimpun dana dalam bentuk giro, tabungan, deposito serta menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian serta memprioritaskan pada usaha produktif. Selain itu Bank Sultra juga memberikan pelayanan pada jasa-jasa perbankan seperti transfer, referensi bank serta pelayanan jasa perbankan lainnya. Bank Sultra diharapkan sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana bagi masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank Sultra mempunyai pangsa pasar yang cukup establish dan memiliki loyalitas tinggi, meskipun mulai banyak bank umum lainnya yang beroperasi pada penyaluran kredit dilevel usaha kecil dan mikro. Namun demikian, untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat, Bank Sultra perlu meningkatkan daya saing dan efisiensi pengelolaan usahanya agar mampu bersaing dengan bank umum dan lembaga keuangan lainnya yang beroperasi penyaluran kredit dalam usaha mikro dan kecil. Kegiatan/usaha Bank Sultra yang utama adalah pemberian kredit yang mana kegiatan ini merupakan sumber pendapatan utama bagi bank. Dimana harus memaksimalkan pemasaran uangnya dan sekecil mungkin mencegah uang menganggur. Sehingga usaha ini mempunyai
5
kecenderungan terjadinya kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Berikut ini perkembangan kredit Bank Sultra dari tahun 20132015. Tabel 1.1 Perkembangan kredit pada Bank Sultra Periode 2013-2015
No 1.
Keterangan Kredit Lancar
Dalam Perhatian Khusus 3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet Sumber : Bank Sultra 2.
(Dalam Ribuan Rupiah) 2015 (Rp)
2013 (Rp)
2014 (Rp)
2.081.588.000
2.417.814.000
3.189.858.000
24.209.000
57.072.000
38.946.000
2.486.000 3.471.000 28.928.000
14.966.000 6.582.000 54.543.000
1.902.000 7.481.000 86.444.000
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa kondisi perkembangan kredit dari tahun 2013-2015 untuk kredit lancar mengalami peningkatan sebesar Rp333.226.000.000, pada tahun 20132014 dan pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan kembali sebesar Rp772.044.000.000, Dalam perhatian khusus juga mengalami peningkatan
sebesar
Rp32.863.000.000,
pada
tahun
2013-2014
sedangkan pada tahun selanjutnya 2015 mengalami penurunan sebesar Rp18.126.000.000, Kurang lancar mengalami peningkatan sebesar Rp12.480.000.000, pada tahun 2013-2014 dan pada tahun 2015 mengalami
penurunan
sebesar
Rp13.064.000.000,
Diragukan
mengalami peningkatan sebesar Rp3.111.000.000, pada tahun 20132014 dan pada tahun selanjutnya mengalami peningkatan kembali sebesar Rp899.000.000, Kredit macet mengalami peningkatan sebesar
6
Rp25.615.000.000, dan pada tahun 2015 mengalami peningkatan kembali sebesar Rp31.901.000.000. Pencapaian kinerja mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan Non Performing Loan (NPL) Bank Sultra dimana NPL gross 31 Desember 2015 sebesar 2,90% naik dari tahun 2014 NPL gross sebesar 2,45% dan dari tahun 2013 sebesar 1,64%. Hal ini terjadi akibat adanya peningkatan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL), selain itu dimungkinkan karena pengendalian intern kredit yang dilakukan oleh Bank Sultra masih lemah sehingga tingkat pengembalian masih rendah. Tentunya dalam hal ini terdapat internal auditor sebagai pengawas internal dalam perusahaan agar berjalan efektif dan efisien. Auditor internal juga membutuhkan sikap profesionalisme di dalamnya agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pemeriksaan internal merupakan kegiatan yang penting untuk menilai sejauh mana
kebijakan
dengan
tepat,
internal
harus
yang ditetapkan dan
apabila
perusahaan terdapat
segera melakukan
telah
terlaksana
penyimpangan auditor
tindakan
koreksi
agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih
Profesionalisme
lanjut
dengan
Internal
mengangkat
Auditor
Pengendalian Internal Perusahaan”
judul
Terhadap
”Pengaruh Efektivitas
7
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah profesionalisme internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
yaitu
untuk
mengetahui
pengaruh
profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara dan menganalisis uji validitas dan reabilitas.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak antara lain : 1. Bagi penulis Penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai internal auditor dalam mengendalikan kredit dan untuk memperoleh pemahaman lebih dalam dari teori yang diperoleh dengan kenyataan yang terjadi pada bank. 2. Bagi perbankan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna sebagai bahan masukan untuk perbankan dalam mengendalikan kredit dalam kaitannya dengan peran internal auditor di perbankan.
8
3. Bagi pihak lain Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat pada umunya, dan dapat juga dijadikan sebagai bahan referensi atau masukan bagi penelitian selanjutnya untuk menyajikan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang di bahas dalam skripsi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan tidak menjadi bias sehingga menimbulkan banyak persepsi dan pandangan maka ruang lingkup masalah dalam penelitian ini hanya sebatas pada pengaruh internal auditor terhadap efektivitas pengendalian
internal kredit.
Dimana data dalam penelitian ini di peroleh dari persepsi dan pemahaman seluruh auditor internal pada PT. BPD Sulawesi Tenggara selama 3 tahun yaitu tahun 2013 sampai dengan 2015.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Rangkuman mengenai penelitian terdahulu yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti terdahulu yang masih berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini akan disajikan beberapa kesimpulan dari penelitian-penelitian terdahulu : Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu No . 1.
Penulis Rachmat Kasdiarto (2015)
Judul
Hasil penelitian
Persamaan
Perbedaan
Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan
Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan
Persamaan dari penelitian ini, peneliti juga meneliti pengaruh profesionalis me auditor internal terhadap pengendalian internal
Perbedaann ya terletak pada variabelnya yaitu peneliti bukan hanya meneliti profesionali sme auditor internal tetapi independen sinya juga dan efektifitas seorang internal auditor tersebut selain itu peneliti hanya meneliti pengendali an internal saja bukan tentang
9
10
2.
Martha Lestari Sembiring (2011)
3.
Rama Arsaputra (2011)
kredit Perbedaann ya yaitu peneliti juga meneliti tentang efektifitas auditornya dalam mengendali an kredit investasi Pengaruh hasil persentase Persamaanny Perbedaann Profesionalisme sebesar 85,13% a yaitu ya yaitu Internal Auditor dan dapat peneliti peneliti terhadap Jumlah disimpulkan bahwa meneliti meneliti Kredit Macet Pengaruh tentang pengaruh Profesionalisme pengaruh profesionali Auditor Internal profesionalis sme Terhadap Jumlah me internal internal Kredit Macet auditor auditor adalah sangat terhadap dalam berpengaruh kredit jumlah dari kredit macetnya bukan tentang pengendali an kredit Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Kredit Investasi
Audit internal berpengaruh secara positif dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pemberian kredit investasi
Persamaanny a yaitu peneliti juga meneliti tentang audit internal dalam pengendalian kredit
2.2 Konsep Tentang Audit Internal 2.2.1 Definisi Tentang Audit Internal Secara umum audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Audit internal berkewajiban untuk menyediakan informasi tentang kelengkapan dan keefektifan pengendalian internal. Menurut sukrisno agoes (2012:4) pengertian auditing adalah :
11
“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”
2.2.2 Jenis-Jenis Audit Menurut Sukrisno Agoes (2012:10) ditinjau dari luasnya pemeriksaan audit dibedakan atas : 1. General Audit (Pemeriksaan Umum) Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. 2. Special Audit ( Pemeriksaan Khusus) Suatu Pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audit) yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas. Sukrisno Agoes (2012:10) memaparkan bahwa jika ditinjau dari jenis pemeriksaan audit bisa dibedakan atas : a. Operational audit (Audit Operasional) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
12
ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis. b. Complience audit ( pemeriksaan ketaatan) Pemeriksaan
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, yang ditetapkan oleh pihak interen perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (pemerintah, Bapepam, LK, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal audit. c. Internal audit ( pemeriksaan Interen) Pemeriksaaan yang dilakukan oleh internal auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP. Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan, serta pihak-pihak luar perusahaan menganggap
bahwa
internal
auditor,
merupakan
orang dalam
perusahaan, tidak independen. Laporan audit internal berisi temuan pemeriksaan (audit findings) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian
internal,
(recommendation).
beserta
saran-saran
perbaikannya
13
2.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar Menurut Sukrisno Agoes (2012:222) tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Lingkup penugasan audit internal menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (SPAI 2004:20) yaitu : 1. Pengelolaan Resiko Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi tehadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian internal. 2. Pengendalian Fungsi audit internal harus dapat membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern dengan cara mengevaluasi kecukupan,
14
efesiensi, dan efektivitas
pengendalian tersebut, serta mendorong
peningkatan pengendalian secara berkesinambungan. 3. Proses Governance Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuan berikut : a. Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai didalam perusahaaan. b. Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas. c. Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat dalam perusahaan. d. Secara
efektif
mengkomunikasikan
mengkoordinasikan informasi
di
antara
kegiatan
dan
pimpinan,
dewan
pengawas, auditor internal, dan eksternal serta manajemen.
2.2.4 Fungsi dan Tanggungjawab Audit Internal Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk
menilai
efisiensi
dan
keefektifan
pelaksanaan
struktur
pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan atau tindak lanjutnya.
15
Tanggung jawab auditor internal yang diperuntukkan bagi Ikatan Akuntan Indonesia adalah Auditor internal bertanggung jawab untuk menyediakan data analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, informasi kepada manajemen suatu usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung jawabnnya untuk memenuhi tanggung jawab tersebut. Auditor internal mempertahankan obyektifitasnnya yang berkaitan dengan aktifitas yang diauditnnya.
2.3
Konsep Profesionalisme
2.3.1 Definisi Profesionalisme Menurut pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi Etika Profesional yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme
dapat
dibedakan
secara
konseptual.
Profesi
merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individul yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003 dalam Novanda Friska, 2012). Secara sederhana, profesionalisme berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan.
16
Sebagai seorang yang professional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran. Sebagai profesional, auditor mengakui tanggung jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan pengorbanan pribadi.
2.3.2 Dimensi Profesionalisme Konsep profesionalisme banyak digunakan oleh para peneliti untuk mengukur profesionalisme dari profesi auditor yang tercermin dari sikap dan perilaku. Menurut Hall (1968) dalam Novanda Friska Bayu Aji Kusuma (2012:15) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu: a) Pengabdian pada profesi Pengabdian
pada
profesi
dicerminkan
dari
dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi, sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.
17
b) Kewajiban sosial Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut. c) Kemandirian Kemandirian
dimaksudkan
sebagai
suatu
pandangan
seseorang yang profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain (pemerintah, klien, dan bukan anggota profesi). Setiap ada campur tangan dari luar dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. d) Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. e) Hubungan dengan sesama profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.
18
2.3.3 Indikator Profesionalisme Auditor Konsorsium organisasi profesi audit internal menerbitkan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dijelaskan oleh Hiro Tugiman (2001:6) dalam bukunya yang berjudul Standar Profesional Internal Audit, isi dari standar tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Independensi Independensi merupakan istilah yang selalu dibicarakan berkaitan dengan audit. Independensi diartikan sebagai kebebasan yang melekat pada dirinya, lingkup yang tak terbatas, kewenangan untuk memeriksa apapun pada saat kapanpun, kebebasan menyatakan sesuatu seperti apa adanya, dan dukungan penuh dari atasan. Hiro Tugiman (2003:16) menyebutkan bahwa yang termasuk dalam independensi adalah status organisasi, status organisasi unit audit intern haruslah memberikan keleluasaan untuk
memenuhi
atau
menyelesaikan
tanggung
jawab
pemeriksaan yang diberikan. Objektifitas para auditor interen haruslah melakukan audit secara objektif. 2.
Kemampuan Profesional Untuk
dapat
melaksanakan
tugasnya
sebagaimana
yang
diharapkan dan memenuhi syarat profesionalisme, maka audit intern harus
terdiri
dari
tenaga-tenaga
yang
kompeten,
mempunyai
pengetahuan dan kemampuan teknis audit dengan standar yang tinggi, memiliki daya imajinasi serta berinisiatif, dan mampu berhubungan
19
dengan bagian lainnya dalam organisasi perusahaan tersebut. Hiro Tugiman (2003:17) menyebutkan bahwa untuk dapat bersikap profesionalisme unit audit intern harus memiliki, kesesuaian dengan standart profesi, pengetahuan dan kecakapan, hubungan antar manusia dan komunikasi pendidikan berkelanjutan. 3.
Program Audit Program audit intern dewasa ini bukan hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran, akan tetapi meliputi semua aspek organisasi perusahaan. Tujuan audit intern untuk membantu semua anggota manajemen dalam tugas mereka dengan memberikan saran-saran dan komentar-komentar analisis dan penelitian mengenai kegiatan yang diperiksanya. Hiro Tugiman (2003:17) menyebutkan bahwa program audit intern harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap keandalan informasi, kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan, penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efesien. 4.
Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Tahap awal dari pelaksanaan kegiatan pemeriksaan adalah
perencanaan atau membuat program audit intern. Program tersebut akan menjadi pedoman bagi auditor dalam melaksanakan kegiatan audit. Hiro Tugiman (2003:18) menyebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan pemeriksaan harus meliputi: Perencanan pemeriksaan,
20
pengujian
dan
pengevaluasian
informasi,
penyampaian
hasil
pemeriksaan, tindak lanjut hasil pemeriksaan. 5.
Laporan Hasil Audit Internal Pelaporan hasil audit internal merupakan dokumen formal di
mana audit internal merangkum pekerjaannya dengan melaporkan pengamatan dan rekomendasi. Laporan audit adalah produk akhir yang paling penting dari proses audit internal dan merupakan kendaraan utama oleh yang menggambarkan kegiatan audit internal untuk orangorang baik di dalam maupun di luar perusahaan. Laporan audit memberikan bukti tentang karakter profesional kegiatan audit internal dan memungkinkan orang lain untuk mengevaluasi kontribusi ini. 6. Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal Menurut Hiro Tugiman definisi tindak lanjut atas hasil laporan audit internal adalah sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan (audit) yang dilaporkan. Pekerjaan audit internal hanya mungkin efektif apabila pihak manajemen memanfaatkan hasil-hasil pekerjaan tersebut serta memberikan tindak lanjut atas hasil pekerjaan audit internal itu dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
21
2.4
Konsep Tentang Pengendalian Internal
2.4.1 Definisi Tentang Pengendalian Internal The Committe Of Sponsoring Organization Of The Treadway Commission
(COSO)
dalam
Ardeno
Kurniawan
(2012)
mendefinisikan sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini: a. Keandalan laporan keuangan b. Efektivitas dan efisiensi operasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku COSO
memandang
pengendalian
internal
rangkaian tindakan yang mencangkup keseluruhan
merupakan
proses dalam
organisasi. Pengendalian internal berada pada proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Pengendalian bukanlah sesuatu yang ditambahkan dalam proses manajemen tersebut, tetapi merupakan bagian integral proses manajemen tersebut. 2.4.2 Tujuan Pengendalian Internal Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian internal adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan Pengendalian Internal menurut COSO adalah sebagai berikut :
22
1. Keefektifan dan efesiensi dari operasi Dengan menggunakan sistem pengendalian internal maka kegiatan operasi perusahaan dapat diharapkan lebih efektif dan efesien. 2. Keandalan pelaporan keuangan Jika sistem informasi internal perusahaan bagus maka dapat dipastikan laporan keuangan juga bagus. 3. Ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku Sistem pengendalian internal dibuat agar para pekerja dalam perusahaan menaati peraturan dan hukum yang berlaku. 4. Menjaga kekayaan suatu organisasi Sistem pengendalian internal diharapkan kekayaan perusahaan dapat dijaga dari segala kemungkinan/resiko yang terjadi misalnya penyalahgunaan kas dapat dikontrol melalui sistem pengendalian internal yang telah dibuat oleh perusahaan. 2.5 Konsep Tentang Efektivitas 2.5.1
Definisi Efektivitas Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Abdurahmat dalam Othenk (2008:7), efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa
23
efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. 2.5.2 Aspek-Aspek Efektivitas Aspek-aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaroh (2010:13), efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain: 1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya. 2. Aspek rencana atau program, jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif; 3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. 4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.
2.5.3 Konsep Efektifitas Struktur Pengendalian internal Evaluasi struktur pengendalian internal dalam suatu sistem pada dasarnya dilakukan oleh auditor untuk mengetahui berbagai kelemahan pengendalian material dalam sebuah sistem dan dampak
24
akibat oleh kelemahan yang ditimbulkan. Evaluasi terhadap struktur pengendalian internal sangat penting untuk dilakukan karena pengendalian internal merupakan salah satu kunci utama dalam memastikan keandalan laporan keuangan. Dalam audit, prosedur pemeriksaan ditentukan oleh efektif atau tidaknya dilakukan untuk menentukan baik atau buruknya serta efektif tidaknya suatu struktur pengendalian internal. Efektivitas merupakan kriteria utama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Arens, et. al (2008:496) mendefinisikan efektivitas sebagai sesuatu yang merujuk ke pencapaian tujuan. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Tujuan perusahaan harus diformulasikan dengan suatu cara dan memungkinkan penilaian pencapaiannya dapat dilakukan terhadap pencapaiannya. Untuk mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia, auditor bekerjasama dengan manajemen dan badan pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pada pelaksanaan suatu program. Ada beberapa kriteria dalam menilai efektivitas, yaitu: kegunaan, ketepatan dan objektifitas, ruang lingkup, efektifitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan waktu.
25
2.6 Konsep Tentang Kredit 2.6.1 Definisi Tentang Kredit Kasmir (2011:274) Istilah kredit berasal dari Bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti percaya atau kepercayaan. Oleh karena itu, kepercayaan atau rasa saling percaya merupakan dasar dalam kredit. Maksudnya adalah apabila seseorang atau badan yang akan memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa kredit yang diberikan pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian atau kontrak yang telah disepakati dan penerima kredit (debitur) yang telah dipercaya mempunyai kewajiban untuk mematuhi perjanjian atau kontrak yang telah disepakati. Sedangkan menurut Rivai dan Permata (2013:3) definisi kredit adalah penyerahan barang dan jasa atau uang dari satu pihak kreditur atas dasar kepercayaan kepada pihak lain debitur dengan janji membayar dari penerimaan kredit.
2.6.2 Tujuan dan Fungsi Kredit Menurut Rivai dan Permata (2013:5) tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut : 1. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh debitur. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada debitur yang diyakini mampu dan mau mengembalikan kredit telah diterimanya.
26
2. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan karena benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benarbenar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Tujuan di atas, suatu fasilitas memiliki beberapa fungsi. Menurut Rivai dan Permata (2013:7). Fungsi kredit sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan daya guna (utility) dari modal/uang. Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank. Para pengusaha menikmati kredit dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya, baik utnuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha rehabilitasi ataupun usaha peningkatan produktivitas terlebih dahulu. 2. Untuk meningkatkan daya guna (utility) suatu barang. Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah bahan mentah/bahan baku menjadi barang jadi. 3. Kredit meningkatkan kegairahan dan lalu lintas uang. Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari suatu daerah lainnya.
27
4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. Pemberian kredit akan mendorong pengusaha untuk berusaha meningkatkan volume usahanya dukungan dana melalui pemberian kredit. 5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi. Memberikan kredit dapat dikatakan stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat kemudian kredit dapat pula membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri. 6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Pengusaha yang memperoleh kredit tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Dengan pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaan akan terus bertambah. 7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Bank sebagai lembaga penyalur kredit tidak hanya menjalankan operasi di dalam negeri saja menyalurkan namun juga menjalankan operasinya diluar negeri juga menyatukan dan menyalurkan dalam bentuk kredit sehingga hal tersebut akan menimbulkan hubungan ekonomi antar negara/ hubungan ekonomi internasional.
2.6.3 Prosedur pemberian kredit Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh
28
berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing bank. Prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2012:143) yaitu: “Prosedur kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”. 2.6.4 Penggolongan Kolektibilitas Kredit Kenyataannya tidak semua kredit yang diberikan dapat berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju kemacetan. Demi amannya suatu kredit, maka perlu di ambil langkahlangkah untuk mengklasifikasikan kredit berdasarkan kelancarannya. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan tugas-tugas pengendalian kredit agar dapat berjalan dengan lancar. Penilaian kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut, Rivai dan Permata (2013:37) : 1.
Kredit lancar Kredit lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. Lancar (pass), kredit yang digolongkan sebagai kredit lancar apabila memenuhi kriteria: a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu. b. Memiliki mutase rekening yang aktif c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan angunan tunai
29
2.
Kredit Perhatian Khusus Kredit perhatian khusus yaitu Kredit dalam perhatian khusus
yaitu kredit yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai menunggak. Dalam perhatian khusus (special mention), kredit yang digolongkan sebagai dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 (sembilan puluh) hari; b. Kadang-kadang terjadi cerukan; c. Mutasi rekening relatif aktif; d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; e. Didukung oleh pinjaman baru. 3.
Kredit kurang lancar Kurang lancar yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
atau pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari sampai 180 hari dari waktu yang telah disepakati. Kredit kurang lancar (substandard), kredit kurang lancar apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok/bunga yang telah melebihi 90 hari, karena sering terjadi cerukan. b. Frekuensi rekening relative rendah c. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari d. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. e.
Dokumentasi pinjaman lemah.
30
4.
Kredit diragukan Diragukan yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya terdapat tunggakan yang telah melampaui 180 hari sampai 270 hari dari waktu yang disepakati. Kredit diragukan (doubtful), kredit diragukan apabila memenuhi kriteria: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan yang telah melampaui 180 hari.
b.
Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c.
Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d.
Terjadi kapitalisasi bunga
e.
Dokumentasi hukum yang lemah
5. Kredit macet Kredit macet yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. Kredit macet (loss) Kredit macet mempunyai kriteria sebagai berikut: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok dana tau bunga telah melampaui 270 hari
b.
Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c.
Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar. Besarnya rasio non performing loan (NPL) atau rasio yang
menggambarkan tingkat kredit bermasalah ynag diperbolehkan oleh
31
Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika lebih 5% maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mempengaruhi nilai/skor yang diperolehnya.
2.7
Konsep Pengendalian Internal Kredit Pemberian kredit merupakan usaha pokok karena bank akan menarik keuntungan dari selisih antara bunga yang diterima dengan bunga yang dibayarkan (cost of money) sehingga divisi pemberian kredit merupakan sumber pendapatan utama bank. Untuk itu sumber pendapatan utama harus mendapatkan pengawasan yang memadai sehingga terhindar dari segala penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan. Maka perlu dirancang suatu pengendalian internal kredit yang sebaik mungkin. Untuk menciptakan pengendalian internal yang memadai atas pemberian kredit pada suatu bank, yang perlu dilaksanakan adalah disusunnya pemisahan fungsi antara : 1. Fungsi
pembahasan
kredit,
yaitu
fungsi
yang
menganalisa
kemungkinan kredit dapat diberikan atau tidak. 2. Fungsi penyelenggaraan kredit, yaitu fungsi yang melaksanakan tata usaha dan administrasi kredit, mengisi kartu teknis kredit, memelihara dokumen debitur dan lain-lain. 3. Fungsi pengawasan kredit, yaitu yang mengawasi setelah kredit diberikan.
32
2.7.1 Indikator Pengendalian Internal Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berkaitan. Ardeno Kurniawan (2012:108) komponen pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang ada di dalam suatu organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian internal secara menyeluruh karena komponen ini berpengaruh pada kesadaran
masing-masing personel organisasi akan pentingnya
pengendalian. 2. Penaksiran Resiko Penaksiran resiko adalah
proses identifikasi dan analisis risiko-
risiko yang berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi serta menentukan tindakan yang tepat untuk menghadapi risiko-risiko tersebut. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah semua kebijakan dan prosedur yang dilakukan untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah dijalankan. 4.
Informasi dan Komunikasi Tujuan dari laporan sistem informasi dan komunikasi adalah untuk mengidentifikasi, mengumpulkan mengklasifikasikann menganalisa,
33
mencatat dan melaporkan transaksi dalam perusahaan dan untuk mempertahankan pertanggungjawabannya terhadap aset. 5. Pemantauan Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian efektivitas rancangan dan operasi struktur pengendalian intern secara periodik dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan.
2.8
Hubungan Antara Variabel Penelitian
2.8.1 Hubungn Profesionalisme Internal Auditor terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Auditing
internal
dimaksudkan
untuk
dapat
membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup seluruh aspek organisasi perusahaan. Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan.
34
Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam pengendalian kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan pengawasan kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan baik oleh debitur maupun intern bank. Profesionalisme komponen-komponen
internal yang
auditor
meliputi
harus
di
independensi,
dukung oleh kemampuan
operasional, program audit, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, laporan hasil audit internal dan tindak lanjut atas hasil laporan audit internal. Semua hal tersebut akan mendukung seorang auditor menjadi profesional. Dengan demikian, jika seorang auditor dapat professional dalam menjalankan tugasnya maka bisa dipastikan pengendalian internal di dalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan memadai.
2.9 Kerangka Pemikiran Audit internal berperan sebagai suatu fungsi penelitian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan
organisasi
yang
dilaksanakan.
Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.
35
Auditing
internal
dimaksudkan
untuk
dapat
membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup seluruh aspek organisasi perusahaan. Profesionalisme harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi audit intern. Sifat kesempurnaan
teknik
yang
profesional
adalah
kondisi-kondisi
dimiliki seseorang melalui dengan
pengetahuan yang dimilikinya disertai latihan dan belajar selama ber tahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan teknik tersebut dan keinginan
untuk
mencapai
kesempurnaan
dan
keunggulan
dibandingkan dengan rekan sejawatnya. Internal auditor yang bergabung dalam SKAI dituntut untuk menjadi profesional, bahkan harus menjadi acuan dalam pelaksanaan fungsi internal auditnya. Penilaian pengendalian internal merupakan salah satu ruang lingkup dari pekerjaan internal audit. Audit internal membantu manajemen dalam menjalankan pengendalian di perusahaan, sehingga bila ada penyelewengan– penyelewengan dapat dideteksi lebih dini. Audit internal merupakan alat bantu bagi manajemen dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap aktivitas perusahaan. Salah satunya adalah audit
36
terhadap bidang perkreditan. Audit internal perkreditan memberikan perhatian terhadap sebab-sebab terjadinya kegagalan atau kredit macet yang akan merugikan pihak bank yang bersangkutan. Audit internal yang profesional juga mempunyai pengaruh yang penting di dalam mengefektifan pengendalian internal kredit , karena melalui fungsi ini kesepadanan dan keefektifan pengendalian internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu dan tidak memihak (independen) sehingga pengendalian internal kredit dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Dari penjelasan di atas, maka dapat digambarkan sebuah paradigm pemikiran dan skema pemikiran sebagai bentuk alur pemikiran bagi peneliti adalah sebagai berikut :
37
Skema 2.1 Kerangka Pikir Studi Teoritis
Fakta Empirik 1. Penelitian Terdahulu 2. Fenomena pada Bank Sultra yaitu Peningkatan Kredit bermasalah terutama yang terjadi pada kredit yang diragukan dan macet yang dimungkinkan karena pengendalian intern kredit masih lemah, ini tentunya usaha pengendalian kredit yang dilakukan oleh auditor internal untuk mempengaruhi manajemen dalam pengendalian kreditnya belum berjalan dengan baik. Serta Kenaikan NPL yang berarti pencapaian kinerja mengalami penurunan.
Internal Audit Profesionalisme Internal Audit Efektivitas Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan
() Apakah profesionalisme internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal?
Analisis Deskriptif Analisis Regresi sederhana
Hasil dan Pembahasan
38
2.10. Paradigma Penelitian
ε
Skema 2.2 Paradigma Penelitian
Profesionalisme Internal Audit
Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan
(X)
(Y)
2.11. Perumusan Hipotesis Auditor internal merupakan fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk memberikan jasa dalam lingkup pengujian
dan
evaluasi
terhadap
kecukupan
dan
keefektivan
pelaksanaan pengendalian internal yang dimiliki perusahaan. Auditing
internal
dimaksudkan
untuk
dapat
membantu
organisasi dalam mencapai tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Oleh karena itu, ruang lingkup audit internal tidak hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis, namun mencakup seluruh aspek organisasi perusahaan. Sistem pengendalian internal dijalankan oleh seluruh entitas yang merupakan sebuah rangkaian proses, yang mana proses tersebut
39
mencakup berbagai macam kebijakan dan prosedur yang sistematis, bervariasi, dan memiliki tujuan. Profesionalisme sangat diperlukan oleh auditor internal dalam menilai efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan. Penggunaan sikap profesionalisme memungkinkan auditor untuk dapat mengumpulkan bukti yang akan memberinya dasar yang layak untuk membentuk suatu pendapat dan opini. Termasuk dalam pengendalian kredit. Perlunya audit internal dalam pengendalian kredit bertujuan untuk memastikan bahwa pengelolaan, penjagaan dan pengawasan kredit sebagai aset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga tidak timbul risiko-risiko yang diakibatkan penyimpangan baik oleh debitur maupun intern bank. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Kasdiarto (2015) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal perusahaan. Kondisi ini menunjukkan jika seseorang mempunyai profesionalisme yang tinggi maka efektivitas struktur pengendalian internal pada perusahaan juga semakin baik.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebegai berikut : Ha : Profesionalisme internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal
40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah profesionalisme auditor sebagai variabel independen dan efektivitas pengendalian internal sebagai variabel dependen yang dilakukan pada Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara) Kendari.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan kelompok individu, kejadian-kejadian yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti atau diselidiki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor internal pada Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara) Kendari. Sejumlah 11 orang. 3.2.2 Sampel Sampel diambil dari populasi yang merupakan auditor internal pada Bank Sultra. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sampling jenuh dimana semua populasi digunakan sebagai sampel dan metode ini juga dikenal dengan istilah sensus dikarenakan sedikitnya populasi yang berjumlah 11 orang.
40
41
3.3
Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut : 1. Data kualitatif, yaitu data berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek penelitian dan juga pernyataan dalam kuesioner yang akan diklasifikasikan kedalam kategori menggunakan skala likert. 2. Data kuantitatif, yaitu data berupa jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang diukur meggunakan skala likert.
3.3.2 Sumber Data Pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Data Primer Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala likers. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap memilki hubungan dengan penelitian.
42
3.4
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat atau mengcopy berbagai laporan yang telah dibuat oleh pihak Bank Sultra. 2. Wawancara, yaitu tanya jawab kepada karyawan Bank Sultra mengenai data tambahan yang diperlukan dalam penelitian. 3. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dari daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi berdasarkan pendapat responden. Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu suatu skala yang didasarkan pada penjumlahan sikap responden dalam merespon pernyataan berkaitan dengan indikator-indikator suatu konsep atau variabel yang sedang diukur ( Sanusi, 2011:59). Jawaban dari responden yang bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (Lima) poin skala Likert, yaitu : Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai 2 = Tidak Setuju (TS) Nilai 3 = Netral (N) Nilai 4 = Setuju (S)
43
Nilai 5 = Sangat Setuju (SS) ( Sanusi, 2011:59).
3.5 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Editing, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti kekonsistenan jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuisioner sehingga data siap diproses.
2.
Coding, yaitu mengkode atau memisahkan data berdasarkan klasifikasi variabel.
3.
Tabulasi, yaitu mengidentifikasi, mencacah terhadap setiap item pernyataan dalam bentuk distribusi frekuensi.
3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Deskriptif Penelitian ini analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis variabel independen yaitu pengaruh profesionalisme internal
auditor
terhadap
variabel
dependen
yaitu
efektivitas
pengendalian internal kredit. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 21. Untuk mengetahui tingkat persentase kecenderungan skor jawaban (Riduwan, 2008:89) digunakan rumus:
44
Total skor keseluruhan yang diperoleh x100% Skor Ideal
Keterangan:
Persentase kecenderungan skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kriteria interprestasi skor kuisioner seperti yang dikemukakan oleh (Riduwan, 2008:89) sebagai berikut : 0%-20%
= Sangat lemah
21%-40%
= Lemah
41%-60%
= Cukup
61%-80%
= Kuat
81%-100%
= Sangat Kuat
3.6.2 Regresi Linier Sederhana (Linier Regression) Regresi sederhana ini menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas (Sanusi, 2011:131). Penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana dengan bantuan software IBM Statistical Package of Social Sciences (SPSS) Statistical versi 21. Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh
profesionalisme
internal
auditor
terhadap
efektivitas
pengendalian internal perusahaan. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
45
Keterangan : Y
= efektivitas pengendalian internal kredit
a
= Nilai Konstanta
b
= Koefisien Arah Regresi
x
= profesionalisme auditor
Ɛ
= Epselon
Analisis regresi linear sederhana menggunakan kuesioner, terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan. Adapun tahap pengujian tahap pengujian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing masing item dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang di inginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Gozali, 2006:45). Uji validitas dilakukan dengan analisa item, dimana setiap niai yang diperoleh untuk setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel. Uji korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah r ≥ 0,30 dengan derajat signifikansi α = 0,05 atau 5%.
46
2.
Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Uji reliabiltas dalam penelitian ini menggunakan teknik cronbach alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel), bila memiliki cronbach alpha ≥0,60 (Ghozali, 2006 : 46).
3.7 Uji Asumsi Klasik 3.7.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh langsung oleh pihak pertama melalui kuesioner. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal.
3.7.2 Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumber Y (Santoso, 2002).
47
3.7.3. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada varibel-variabel penelitian. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Mengenai ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Waston Statistik (Sanusi, 2011:136).
3.8 Uji Hipotesis Secara statistik ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual dapat diukur dari nilai statistik t, serta koefisien determinasinya (R2). 3.8.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi) Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (R-Square). Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen
memberikan
hampir
sama
semua
dibutuhkan untuk memprediksi (Ghazali, 2005: 83).
informasi
yang
48
3.8.2 Uji Statistik t Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2000:168). 3.9 Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka maka operasional penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Variabel
Dependen
:
Efektivitas
Pengendalian
Internal
Perusahaan Menurut
COSO
pengendalian
internal
adalah
proses,
dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personel lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Pengendalian internal kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan
49
perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai pengendalian intern kredit yang efektif, yaitu pengendalian intern yang memadai. Pengendalian intern kredit dapat berperan jika dapat mencapai tujuannya untuk mencapai pengelolaan kredit yang efektif. Adapun indikator dari pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian,
penaksiran
pengendalian,informasi
dan
resiko,
komunikasi
dan
aktivitas pemantauan
(Ardeno Kurniawan, 2012:108) 2.
Variabel Independen : Profesionalisme Internal Auditor Profesionalisme internal auditor adalah suatu keadaan pada pekerjaan komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan keinginan tulus membantu permasalahan yang dihadapi klien. Indikator profesionalisme internal auditor yaitu independensi,
kemampuan
professional,
program
audit,
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, laporan hasil audit internal dan tindak lanjut atas laporan audit internal (Hiro Tugiman, 2001:6)
50
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No
Variabel
Indikator
Skala
Instrumen
Pengukuran 1
Profesionalisme Internal Auditor (X)
a. Independensi b. Kemampuan Operasional c. Program Audit d. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan e. Laporan hasil audit internal f. Tindak lanjut atas hasil laporan audit internal
Skala Likert
Kuesioner
2
Pengendalian Internal (Y)
a. Lingkungan Pengendalian b. Penaksiran Resiko c. Informasi dan Komunikasi d. Aktivitas Pengendalian e. Pemantauan
Skala Likert
Kuesioner
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bank Sultra (PT. BPD Sulawesi Tenggara) 4.1.1 Sejarah Singkat PT. BPD Sulawesi Tenggara Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara didirikan berdasarkan surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 34 tahun 1968 tanggal 02 Maret 1968 tentang Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulawesi Tenggara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1981 tanggal 22 Januari 1981, Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1988 tanggal 8 April 1988 dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1993 tanggal 13 Februari 1993. Sejalan dengan adanya perubahan peraturan dan ketentuan perbankan khususnya mengenai ketentuan permodalan bagi Bank Umum sebagaimana dimaksud oleh Arsitektur Perbankan Indonesia (API) maka ketentuan pendirian BPD Sulawesi Tenggara dilakukan penyesuaian yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2003 tanggal 12 September 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2004 tanggal 21 September 2004 dengan merubah ketentuan tentang modal dasar BPD Sulawesi Tenggara dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah) menjadi Rp.150.000.000.000,- (seratus lima puluh miliar rupiah). Kemudian
52
diubah dengan Peraturan Daerah nomor 3 tahun 2011 tanggal 20 April 2011 tentang modal dasar Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara dari Rp.750.000.000.000,- (tujuh ratus lima puluh milyar rupiah). Peningkatan kualitas layanan dan pengembangan usaha Pada bank sultra semakin baik hal ini dibuktikan dengan BPD Sulawesi Tenggara berubah status dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU-4433.AH.01.01 tanggal 23 Agustus 2013. 4.1.2 Visi dan Misi PT. BPD Sulawesi Tenggara a. Visi Bank Sultra memiliki visi untuk mewujudkan Bank Sultra sebagai bank yang mampu bersaing dan terkemuka di Propinsi Sulawesi Tenggara, memiliki manajemen yang handal serta didukung dengan personil yang profesional guna mendukung program dan rencana strategi pemerintah daerah melalui pendekatan ekonomi kerakyatan yang berorientasi pada kemandirian. b. Misi 1. Pergerak pertumbuhan perekonomian di daerah. 2. Menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah.
53
4.1.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi PT BPD Sulawesi Tenggara
Adapun tugas pokok dan fungsi segenap jajaran BPD Sultra adalah sebagai berikut: a. Divisi Perencanaan 1. Sebagai koordinator dalam rangka penyusunan Corporate Plan, Rencana Bisnis dan Rencana Kerja dan Anggaran Bank; 2. Sebagai koordinator dalam rangka pembinaan Cabang dan BPR; 3. Memberikan rekomendasi pemikiran strategis yang meliputi rencana pengembangan bisnis, pengembangan jaringan kantor, pengembangan produk, organisasi dan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta evaluasi anggaran. b. Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) 1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan pengendalian intern melalui kegiatan pemeriksaan internal; 2. Bertindak sebagai pendamping pemeriksa ekstern termasuk didalamnya memberikan rekomendasi, rencana dan kebijakan pengembangan pengendalian Intern (internal audit) Bank. c. Divisi Kepatuhan dan Hukum 1. Mengkoordinir kegiatan dan pelaksanaan fungsi dan tugas terkait pengelolaan kepatuhan terhadap kegiatan operasional Bank dengan memfokuskan pada aspek kepatuhan dan disesuaikan dengan peraturan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah serta peraturan internal;
54
2. Memberikan rekomendasi rencana dan kebijakan tentang Pengendalian Kepatuhan operasional Bank; d. Divisi Keuangan dan Akuntansi 1. Mengkoordinir dan mensupervisi pembukuan dan Akuntansi Bank termasuk didalamnya pengelolaan RTGS dan kegiatan Card
Center
serta
menjamin
kebenaran
laporan
dan
penyampaian laporan tepat pada waktunya.; 2. Memberikan rekomendasi rencana/kebijakan Pengembangan administrasi keuangan sesuai dengan perkembangan Chart of Account akibat adanya penambahan produk dan jasa baru dan atau transaksi-transaksi baru yang dilaksanakan oleh Bank. e. Divisi SDM dan Umum 1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan kebijakan Direksi di Bagian Administrasi Pegawai yang meliputi recruitment, placement, pengembangan karir, serta kesejahteraan pegawai sesuai dengan Peraturan Perusahaan; 2. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan inventarisasi Aktiva tetap dan inventaris, pembelian/pengadaan Aktiva Tetap dan Inventaris, kebutuhan kantor (logistik), administrasi Aktiva Tetap dan Inventaris, pemeliharaan Aktiva Tetap dan Inventaris termasuk didalamnya pemberian rekomendasi dan rencana kerja terhadap pengembangan Sarana dan prasarana serta kegiatan lainnya dilingkungan kerja Divisi SDM dan Umum.
55
3. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan kebijakan Direksi di Bagian Diklat dan Pengembangan yang meliputi peningkatan kualitas dan pengembangan Sumber Daya Manusia sesuai dengan rencana kerja; f. Divisi Teknologi Sistem dan Informasi (TSI) 1. Mengkoordinir
dan
mensupervisi
pelaksanaan
kegiatan
Supporting Teknologi Sistem Informasi kepada seluruh unit kerja
operasional
dan
non
operasional
terkait
dengan
pengembangan core banking system, database dan sistem informasi manajemen dalam rangka analisa; 2. Membantu manajemen dalam memonitor dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di bank secara dini untuk pengambilan keputusan. termasuk di dalamnya memberikan rekomendasi rencana dan kebijakan Pengembangan Teknologi Sistem Informasi; g. Divisi Treasury 1. Mengkoordinir
dan
mensupervisi
pelaksanaan
transaksi
Settlement, ALCO Support, termasuk di dalamnya Manajemen Dana Bank yang terkait; 2. Memberikan
rekomendasi
rencana
serta
kebijakan
pengembangan kegiatan Treasury Bank, termasuk didalamnya pemasaran produk dana dan jasa bank;
56
h. Divisi Perkreditan 1. Mengkoordinir dan mensupervisi pelaksanaan pemasaran kredit, monitoring kredit, Support kredit serta penyelesaian dan penyelamatan kredit; 2. Memberikan
rekomendasi
kebijakan
rencana
strategi
pengembangan perkreditan Bank. i. Divisi Corporate Secretary Memastikan
kepatuhan
dan
administrasi
pengambilan
keputusan didalam perusahaan, dan melakukan fungsi komunikasi dalam rangka membangun goodwill keluar perusahaan yang merupakan kepanjangan fungsi Direksi dalam menjalankan fungsi komunikasi. j.
Kantor Cabang Utama/Cabang/Capem Berfungsi
untuk
mengkoordinir
dan
mensupervisi
pelaksanaan kegiatan operasional dan pemasaran Kantor Cabang Utama didalam mencapai target pertumbuhan aktiva, laba, perkreditan dan dana serta bertanggung jawab kepada Direksi atas terlaksananya seluruh pekerjaan dan tugas-tugas pokok pengelolaan Kantor Cabang sesuai dengan batasan dan kewenangan yang diberikan oleh Direksi. k.
Pemimpin Kantor Kas Berfungsi
untuk
mengkoordinir
dan
mensupervisi
pelaksanaan kegiatan operasional dan pemasaran Kantor Kas,
57
didalam mencapai target pertumbuhan dana dan bertanggungjawab kepada atasan langsung atas terlaksananya seluruh pekerjaan dan tugas-tugas pokok pengelolaan Kantor Kas dan melakukan Otorisasi,
Verifikasi
dan
Pengecekan
atas
dokumen,
slip
pembukuan, kwitansi dan warkat lainnya sesuai dengan batasan dan
kewenangan
yang
diberikan
oleh
Direksi,
termasuk
memberikan rekomendasi rencana dan kebijakan pengembangan Kantor Kas.
4.1.4 Struktur Organisasi PT. BPD Sulawesi Tenggara Adapun struktur organisasi pada Bank Sultra dapat kita lihat pada gambar di bawah ini: 1. Dewan Komisaris 2. Direksi 3. Kantor Cabang Direksi terdiri dari: a. Direktur
utama:
SKAI,
Divisi
perencanaan,
corporate
secretarity, dan bagian SKMR b. Direktur umum: Divisi keuangan dan akuntansi, Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum, serta Divisi Teknologi Sistem Informasi. c. Direktur kepatuhan: Divisi Kepatuhan dan Hukum d. Direktur pemasaran: Divisi Treasury dan Divisi Perkreditan
58
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada bagan struktur organisasi berikut ini: (PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara) Skema 4.1 Struktur Organisasi Bank Sultra
Sumber: PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tenggara (Data primer diolah tahun 2015)
59
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian adalah meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja di Bank Sultra. Sebagai gambaran awal diperoleh karakteristik dari seluruh responden yang merupakan hasil dari pengisian identitas yang dilakukan oleh 11 responden,data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4.
a. Responden Berdasarkan Tingkat Usia Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia Responden Menurut Usia 25 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun > 50 tahun Jumlah Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
Jumlah 4 5 2 11
Persentase (%) 36,4% 45,5% 18,2 % 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat terlihat bahwa rata-rata berumur 31-40 tahun terlihat dari persentase tertinggi yaitu 45,5% atau 5 orang dan sekitar 36,4% atau 4 orang responden berada pada usia 2530 tahun, Kemudian persentase terendah terlihat pada usia 41-50 tahun yaitu 18,2%. Dari segi usia mayoritas auditor pada Bank Sultra berusia dibawah 50 tahun atau masih dalam usia produktif sehingga lebih
60
dinamis dalam bertindak, mempunyai kemampuan fisik yang kuat dan mempunyai keberanian dalam mengambil suatu keputusan serta berani mengambil resiko.
b. Responden Berdasarkan Masa Kerja Karakteristik responden berdasarkan lama masa kerja dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden Menurut Masa Kerja ≤ 10 Tahun 11 – 20 Tahun ≥ 21 Tahun Jumlah Sumber : Data primer diolah tahun 2016
Jumlah 4 5 2 11
Persentase (%) 36,4% 45,5% 18,2% 100%
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa lama kerja responden menjadi auditor ≤ 10 Tahun 36,4%, 11 – 20 tahun sebesar 45,5%, dan ≥ 21 Tahun sebesar 18,2%. Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata responden telah berpengalaman dalam bidang pekerjaannya. Auditor yang berpengalaman akan cenderung memahami instansi tempat ia melakukan pemeriksaan dan cepat tanggap terhadap adanya indikasi yang mencurigakan.
c. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
61
Tabel 4.3 Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin Responden Menurut Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki 7 Perempuan 4 Jumlah 11 Sumber: Data primer yang diolah pada tahun 2016
Persentase (%) 63,6 % 36,4 % 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 7 orang atau sebesar 63,6%, sedangkan perempuan berjumlah 4 orang responden atau 36,4%. Dalam urusan pekerjaan laki laki cenderung lebih agresif dan lebih berani mengambil resiko dibanding perempuan ditambah dengan pekerjaan sebagai auditor yang termasuk dalam pekerjaan lapangan dan harus berhadapan dengan berbagai jenis instansi, sehingga memungkinkan kinerja yang lebih maksimal.
d. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Klasifikasi Respoden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
S2 S1 SMA Jumlah Sumber: Data primer diolah tahun 2016
3 6 11
Persentase (%) 45,5% 54,5% 100%
62
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa tingkat pendidikan terakhir yang menjadi responden dalam penelitian ini persentase tertinggi yakni S1 sebesar 54,5% atau 6 responden, kemudian S2 sebesar 45,5% atau sebanyak 5 orang. Dari data terlihat bahwa aparat yang melakukan pemeriksaan mayoritas telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PERMENPAN yakni Strata 1.
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini adalah profesionalisme internal auditor. Profesionalisme internal auditor yang dimaksud disini yaitu “audit internal yang dalam pekerjaannya mempunyai pengaruh yang penting di dalam mengefektifkan pengendalian internal kredit, sehingga pengendalian internal kredit dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi sebagaimana mestinya”. Variabel ini terdiri dari enam indikator yaitu Independensi (X1.1), Kemampuan Profesional (X1.2), Program Audit (X1.3), Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (X1.4), Laporan Hasil Audit Internal (X1.5), dan Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal (X1.6). Adapun
rekapitulasi
distribusi
frekuensi
profesionalisme internal auditor adalah sebagai berikut :
atas
variabel
63
Tabel 4.5 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Profesionalisme Internal Auditor
Item (butir) F X1.1.1 3 X1.1.2 4 1.1.3 3 X1.2.1 X1.2.2
3 3
X1.2.3
4
Ferkuensi Jawaban Responden (F) & Presentase (%) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) % F % F % F % F % 27,27 4 36,36 2 18,18 2 18,18 0 0 36,36 4 36.36 3 27,27 0 0 0 0 27,27 5 45,45 1 9,09 2 18,18 0 0 Rata-rata indikator Independensi (X1.1) 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 27,27 7 63,64 1 9,09 0 0 0 0 36,36
3
27,27
3
27,27
1
9,09
41 45 42 128 45 46
Rata Rata Skor 3,73 4,09 3,82 3,88 4,09 4,18
74,55 81,82 76,36 77,58 81,82 83,64
Jml
(%)
0
0
43
3,91
78,18
2 18,18 8 72,73 1 9,09 0 0 0 Rata-rata indikator Kemampuan Profesional (Y1.2) X1.3.1 4 36,36 3 27,27 4 36,36 0 0 0
0
45 179 44
4,09 4,07 ,4,00
81,82 81,36 80,00
46
4,18
83,64
3,91 3,73 3,95 4,27 4,09 4,18 3,64 3,82 4,18 3,91 4,00 4,01 4,18 3,91 3,64 3,91 4,27 4,18
78,18 74,55 79,09 85,45 81,82 83,64 72,73 76,36 83,64 78,18 80,00 80,23 83,64 78,18 72,73 78,18 85,45 83,64
4,23 4,00
84,55 80,00
X1.2.4
X1.3.2
5
X1.3.3 X1.3.4
1 2
45,45
4
27,27
3
27,27
0
0
0
0 0
9,09 9 81,82 0 0 1 9,09 0 0 43 18,18 4 36,36 5 45,45 0 0 0 0 41 Rata-rata indikator Program Audit (X1.3) 174 X1.4.1 5 45,45 4 36,36 2 18,18 0 0 0 0 47 X1.4.2 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 45 X1.4.3 4 36,36 5 45,45 2 18,18 0 0 0 0 46 X1.4.4 5 45,45 1 9,09 2 18,18 2 18,18 1 9,09 40 X1.4.5 3 27,27 3 27,27 5 45,45 0 0 0 0 42 X1.4.6 6 54,55 2 18,18 2 18,18 1 9,09 0 0 46 X1.4.7 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 0 43 X1.4.8 1 9,09 9 9,09 1 9,09 0 0 0 0 44 Rata-rata indikator Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (X1.4) 353 X1.5.1 4 36.36 5 45,45 2 18,18 0 0 0 0 46 X1.5.2 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 0 43 X1.5.3 0 0 7 63,64 4 36,36 0 0 0 0 40 Rata-rata indikator Laporan Hasil Audit Internal (X1.5) 129 X1.6.1 3 27,27 8 72,73 0 0 0 0 0 0 47 X1.6.2 5 45,45 3 27,27 3 27,27 0 0 0 0 46 Rata-rata indikator Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal (X1.6) 93 Rata-rata Variabel Profesionalisme Internal Auditor (X1.1 – X1.6) 1056 Sumber : Data primer diolah tahun 2016
64
Presentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai berikut: Skor Ideal = Angka Penilaian Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah responden = 5 x 24 x 11 = 1320 Kecenderungan Skor Jawaban = Total Keseluruhan yang Diperoleh x 100% Skor Ideal
Kecenderungan Skor Jawaban = 1.056 x 100% = 80% (Kuat) 1.320 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa kecenderungan skor jawaban responden untuk variabel profesionalisme internal auditor berada dalam kategori kuat dengan persentase 80%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian responden menanggapi positif bahwa seorang auditor harus memiliki profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor di lingkup Bank Sultra. Rata-rata responden setuju dengan indikator profesionalisme internal
auditor
karena
responden
merasa
telah
memenuhi
profesionalisme sebagaimana yang diharapkan dalam melakukan tugasnya. Namun adapula responden yang memberikan tanggapan netral dan tidak setuju pada beberapa item yang ada pada indikator profesionalisme internal auditor, hal tersebut terjadi karena sebagian responden merasa belum mencapai profesionalisme sebagai seorang auditor yang diharapkan dalam tugasnya. Indikator independensi merupakan indikator pertama dalam mengukur variabel independensi. Berdasarkan hasil jawaban responden
65
dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,88 dengan persentase 77,58 dan berada pada kategori kuat. Hal ini dikarenakan pada Bank Sultra telah menerapkan tata kelola perusahaan sesuai dengan prinsip dasar Good Corporate Governance (GCG), Namun skor jawaban responden tidak mencapai 100% disebabkan ada juga beberapa responden yang menjawab netral dan tidak setuju pada item pernyataan dalam kuisioner yang diberikan. Selain dilihat dari segi independensi untuk mengukur tingkat profesionalisme internal auditor yang baik juga dilihat dari kemampuan operasional. Berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,07 atau sebesar 81,36% dan berada pada kategori sangat kuat. Hal ini dikarenakan mayoritas auditor telah memiliki pengalaman yang cukup baik dalam melakukan pemeriksaan yang sesuai dengan standar profesi, serta pengetahuan dan kecakapan yang dimilikinya. Namun adapula responden yang menjawab netral dan tidak setuju jika dalam mengukur tingkat profesionalisme internal auditor dilihat dari kemampuan operasionalnya, mungkin karena menganggap banyaknya pengalaman, pengetahuan
seorang auditor belum bisa menjadi
professional dalam menghasilkan audit yang berkualitas memenuhi standar profesinya.
yang
66
Kemudian dari segi indikator program audit berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,95 atau sebesar 79,09% dan berada pada kategori kuat. Hal ini dikarenakan mayoritas auditor telah memiliki kemampuan dalam merencanakan prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan yang dimiliki seorang internal auditor agar dalam melakukan operasi atau program yang dijalankan sesuai dengan rencana serta hasil-hasil sesuai dengan tujuan dan sasarannya.Tetapi ada sebagian responden yang menjawab netral dan tidak setuju hal ini dikarenakan responden tersebut belum memiliki keahlian dalam merencanakan
atau menguasai
teknik-teknik
pemeriksaan
yang
dilakukan oleh seorang audit internal. Kita lihat dari segi indikator pelaksanaan kegiatan pemeriksaan berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,01 atau sebesar 80,23% dan berada pada kategori sangat kuat. Hal ini dikarenakan mayoritas internal auditor sudah melaksanakan tugas pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau atau di review serta merencanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi, ada juga responden yang memilih netral dan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju, dikarenakan bagi sebagian responden masih banyak internal auditor yang belum menjalankan tanggungjawab dalam pemeriksaannya sebagaimana yang diharapkan.
67
Dilihat dari indikator laporan hasil audit internal berdasarkan hasil jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,91 atau sebesar 78,18% yang dikategorikan kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas auditor telah bertanggungjawab dalam memberikan saran dan rekomendasinya untuk para manager di perusahaannya. Namun masih ada dari sebagian responden yang memilih netral, ini dikarenakan masih adanya auditor yang belum bisa melakukan tanggungjawab dalam memberikan saran dan rekomendasi sesuai yang diharapkan. Kemudian kita lihat dari indikator tindak lanjut atas hasil laporan audit internal berdasarkan jawaban responden dari item pernyataan yang telah dikalkulasi diperoleh rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,23 atau sebesar 84,55% dikategorikan sangat kuat. Hal ini dikarenakan pemantauan yang dilakukan dalam memenuhi saran dan rekomendasi untuk manajemen sudah berjalan dengan semestinya, namun masih ada yang responden menjawab netral, karena bisa saja ada sebagian dari auditor belum melaksanakan pemantauan dengan baik ataupun saran dan rekomendasi yang diberikan pada manajemen belum efektif. 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengendalian internal. Variabel pengendalian internal terdiri dari 4 indikator yaitu Lingkungan Pengendalian (Y1.1), Penaksiran Resiko (Y1.2), Informasi
68
dan Komunikasi (Y1.3), Aktivitas Pengendalian (Y1.3) dan Pemantauan (Y1.4). Adapun distribusi jawaban dan persentase kecenderungan skor jawaban variabel kinerja auditor adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi Jawaban Responden Atas Variabel Pengendalian Internal Kredit
Item (butir) Y1.1.1 Y1.1.2 Y1.1.3 Y1.1.4 Y1.1.5 Y1.2.1 Y1.2.2 Y1.2.3 Y1.3.1 Y1.3.2 Y1.3.3 Y1.4.1 Y1.4.2 Y1.4.3 Y1.5.1 Y1.5.2 Y1.5.3
Ferkuensi Jawaban Responden (F) & Presentase (%) SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) F % F % F % F % F % 3 27,27 8 72,73 0 0 0 0 0 0 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 1 9,09 6 54,55 4 36,36 0 0 0 0 2 18,18 5 45,45 2 18,18 2 18,18 0 0 4 36,36 2 18,18 3 27,27 2 18,18 0 0 Rata-rata indikator Lingkungan Pengendalian (Y1.1) 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 3 27,27 6 54,55 2 18,18 0 0 0 0 2
18,18 5 45,45 3 27,27 1 9,09 0 Rata-rata indikator Penaksiran Resiko (Y1.2) 2 18,18 5 45,45 4 36,36 0 0 0
0
2 18,18 3 27,27 4 36,36 2 18,18 0 1 9,09 7 63,64 3 27,27 0 0 0 Rata-rata indikator Informasi dan Komunikasi (Y1.3) 5 45,45 6 54,55 0 0 0 0 0 4 36,36 6 54,55 1 9,09 0 0 0 5 45.45 1 9,09 4 36,36 1 9,09 0 Rata-rata indikator Aktivitas Pengendalian (Y1.4) 4 36,36 6 54,55 1 9,09 0 0 0 2 18,18 4 36,36 5 45,45 0 0 0 3 27,27 4 36,36 4 36,36 0 0 0 Rata-rata indikator Pemantauan (Y1.5)
0 0
0
0 0 0 0 0 0
Rata-rata Variabel Profesionalisme Internal Auditor (Y1.1 – Y1.5) Sumber: Data primer diolah tahun 2016
47 45 41 40 41 214 45 45
Rata Rata Skor 4,27 4,09 3,73 3,64 3,73 3,89 4,09 4,09
85,45 81,82 74,55 72,73 74,55 77,82 81,82 81,82
41 131 42
3,73 3,97 3,82,
74,55 79,39 76,36
38 42 122 49 47 43 139 47 41 43 131
3,45 3,82 3,70 4,45 4,27 3,91 4,21 4,27 3,73 3,91 3,97
69.09 76,36 73,94 89,09 85,45 78,18 84,24 85,45 74,55 78,18 79,39
737
3,94
78,82
Jml
Persentase kecenderungan skor jawaban kuesioner adalah sebagai berikut:
(%)
69
Skor Ideal = Angka Penilaian Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah responden = 5 x 17 x 11 = 935 Kecenderungan Skor Jawaban = Total Keseluruhan yang Diperoleh x 100% Skor Ideal
Kecenderungan Skor Jawaban = 737 x 100% =78,82% (Kuat) 935 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa kecenderungan skor jawaban responden untuk variabel pengendalian intern berada dalam kategori kuat dengan persentase 78,82%. Hal ini mengindikasikan responden menanggapi positif bahwa auditor juga mempengaruhi dalam pengekfektifan pengendalian internal perusahaan. Indikator pertama dalam pengukuran pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian. Auditor yang memiliki pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian
maupun
dampaknya
secara
kolektif.
Dari
hasil
rekapitulasi jawaban kuesioner rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,89 atau sebesar 77,82% atau dikategorikan kuat, hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas auditor pada Bank Sultra telah memperoleh
pengetahuan
yang
memadai
tentang
lingkungan
pengendalian. Namun masih terdapat sebagian auditor yang belum mempunyai pengetahuan yang memadai tentang pengendalian internal.
70
Indikator kedua dalam pengendalian intern yaitu penaksiran resiko. Auditor harus dapat mengidentifikasi entitas dan menganalisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya. Dari hasil rekapitulasi jawaban kuesioner rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,97 atau sebesar 79,39% atau dikategorikan kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas auditor pada Bank Sultra telah mampu dalam penaksiran resiko.Namun tidak semua auditor mampu dalam penaksiran resiko ini karena masih ada auditor yang belum merasa mampu untuk menetapkan penaksiran resiko dengan baik. Indikator ketiga dalam pengendalian intern yaitu informasi dan komunikasi. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan serta tanggung jawab dalam pelaporan keuangan. Dari hasil rekapitulasi jawaban kuesioner rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,70 atau 73,94% atau dikategorikan kuat, hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas auditor pada Bank Sultra telah memperoleh pengetahuan yang memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan serta tanggung jawab dalam laporan keuangannya, namun tidak semua auditor mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai sistem informasi dan tanggung jawab pada pelaporan keuangan karena masih terdapat auditor yang belum melaksanakan tugas seperti yang diharapkan. Indikator keempat dalam pengendalian intern yaitu aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
71
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Berdasarkan hasil rekapitulasi rata-rata skor jawaban responden sebesar 4,21 atau sebesar 84,24% atau dikatagorikan sangat kuat. Ini menidikasikan bahwa sebagian besar auditor telah melaksanakan aktivitas pengendalian sebagaimana mestinya. Indikator kelima pengendalian intern yaitu pemantauan auditor intern harus dapat memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Dari hasil rekapitulasi rata-rata skor jawaban responden sebesar 3,97 atau sebesar 79,39% atau dikatagorikan kuat. Hal ini mengindikasikan
bahwa
sebagian
besar
auditor
sudah
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas
dapat kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Namun masih terdapat auditor yang belum merasa mampu dalam memantau aktivitas entitas karena masih merasa kalau yang dilakukan belum berjalan dengan semestinya. 4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk membuktikan apakah alat ukur yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan keandalan (reability) untuk mengukur apa yang seharusnya menjadi fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi product moment dengan kriteria yang dikatakan valid jika nilai r ≥ 0,30
72
dengan derajat signifikan berada dibawah α= 0,05. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilihat dari koefisien alpha cronbach (α), dimana data dianggap realibel apabila alpha cronbachnya .0,60. Berikut hasil uji statistik validitas dan reabilitas .
73
1.
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Profesionalisme Internal Auditor (X) Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Profesionalisme Internal Auditor Indikator variabel
Item
Koefisien Korelasi
Sig
Ket
Cronbach’s Alpha
Ket
Independensi (X1.1)
X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3
0,896 0,614 0,853
0,000 0,044 0,001
Valid Valid Valid
0,856
Reliabel
Kemampuan Operasional (X1.2)
X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.2.4
0,884 0,440 0,805 0,607
0,000 0,047 0,003 0,048
Valid Valid Valid Valid
0,776
Reliabel
Program Audit (X1.3)
X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3 X1.3.4
0,595 0,814 0,808 0,805
0,049 0,002 0,003 0,003
Valid Valid Valid Valid
0,841
Reliabel
Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan (X1.4)
X1.4.1 X1.4.2 X1.4.3 X1.4.4 X1.4.5 X1.4.6 X1.4.7 X1.4.8
0,691 0,784 0,346 0,578 0,743 0,595 0,490 0,589
0,019 0,004 0,046 0,043 0,009 0,050 0,047 0,043
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,768
Reliabel
Laporan Hasil Audit Internal (X1.5)
X1.5.1 X1.5.2 X1.5.3
0,494 0,787 0,920
0,048 0,004 0,000
Valid Valid Valid
0,740
Reliabel
Tindak Lanjut Hasil Laporan Audit Internal
X1.6.1 X16.2
0,545 0,894
0,045 0,000
Valid Valid
0,723
Reliabel
Sumber: data primer diolah tahun 2016
74
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua item indikator yang ada pada variabel Profesionalisme Internal Auditor valid dan reliabel, Keputusan ini diambil karena nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dengan tingkat signifikansi dibawah (0,05) dan hasil cronbach’s alpha ≥ 0,60. 2.
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Efektivitas Pengendalian Intern (Y) Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pengendalian Internal
Indikator variabel Lingkungan Pengendalian (Y1.1)
Y1.1.1 Y1.1.2 Y1.1.3 Y1.1.4 Y1.1.5
Koefisien Korelasi 0,474 0,623 0,826 0,840 0,857
Y1.2.1 Y1.2.2 Y1.2.3
0,825 0,825 0,846
Informasi dan Komunikasi (Y1.3)
Y1.3.1 Y1.3.2 Y1.3.3
0,955 0,768 0,311
0,000 0,006 0,049
Aktivitas Pengendalian (Y1.4)
Y1.4.1 Y1.4.2 Y1.4.3
0,422 0,959 0,899
0,048 0,000 0,000
Pemantauan (Y1.5)
Y1.5.1 Y1.5.2 Y1.5.3
0,916 0,904 0,925
0,000 0,000 0,000
Penaksiran Resiko (Y1.2)
Item
Sumber: data primer diolah tahun 2016
Sig 0,049 0,041 0,002 0,001 0,001
0,002 0,002 0,001
Ket
Cronbach’s Alpha 0,804
Reliabel
0,884
Reliabel
0,731
Reliabel
0,690
Reliabel
0,948
Reliabel
Ket
Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid
Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
Berdasarkan hasil uji validitas dan reabilitas tabel 4.9 menunjukkan bahwa semua item dari indikator yang ada pada variabel Pengendalian Intern valid dan reliabel. Keputusan tersebut diambil karena nilai koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 dengan tingkat signifikansi dibawah (0,05) dan hasil cronbach’s alpha ≥ 0,60. 4.2.4 Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan model regresi yang estimator linearnya tidak bias dan yang terbaik, maka harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Berikut hasil uji asumsi klasik : a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada grafik berikut :
76
Grafik 4.1 Normal Plot of Regression standardized residual
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21
Berdasarkan grafik 4.1 normal probability plot diatas, terlihat bahwa
titik-titik
menyebar
di
sekitar
garis
diagonal,
serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga diketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
77
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan melalui scatter plot (diagram pancar), dari variabel bebas terhadap variable terikat terpenuhi jika diantara nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu. Grafik 4.2 scatter plot (diagram plot)
Sumber: Hasil output IBM SPSS 21
Berdasarkan grifik scatter plot diatas terlihat secara visual nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu (acak), sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari masalah heterokedastisitas.
78
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan unutk menguji suatu model regresi linear apakah terdapat korelasi antara residual (kesalahan pengganggu) dari satu periode ke periode lainnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W (Durbin- Watson) yang bisa dijadikan patokan, sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model
1
R
,971
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
,942
,891
,16030
2,800
Sumber: data diolah melalui SPSS Versi 21
Berdasarkan tabel 4.10 pada output summary terlihat bahwa angka Durbin-Watson (D-W) adalah 2,800 dimana angka tersebut berada di antara -4 sampai +4 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Dimana dijelaskan bahwa : -Angka D-W di bawah -4 berarti ada autokorelasi positif. -Angka D-W di antara -4 sampai +4, berarti tidak ada autokorelasi. -Angka D-W di atas +4 berarti ada autokorelasi negatif.
79
4.2.5 Analisis Regresi Linear Sederhana Sebagaimana telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya bahwa untuk mengetahui pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara, maka dilakukan dengan metode statistik. Peralatan analisis statistik yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana yang diolah dengan menggunakan program SPSS 21, untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini. Hasil regresi sederhana variabel profesionalisme internal auditor (X) terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan (Y) dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Estimasi Regresi Linear Sederhana Model
Unstandardized Coefficients B Std. Eror
(Constant)
2,009
X R2 R t table
0,971 0,080 0,942 0,971 1,833
0,076
T
12,120
Sig
0,000
Correlations ZeroOrder
Partial
Part
0,971
0,971
0,971
Sumber: Data Primer diolah tahun 2016
Berdasarkan hasil pengujian model regresi pada tabel diatas yang menguji pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara maka diperoleh persamaan regresi, sebagai berikut :
80
Y = 2,009 + 0,971 X + e Dimana : Y = Efektivitas Pengendalian internal a = Konstanta (2,009) b = koefisien arah regresi (0,971) X = Profesionalisme internal auditor e = Epselon Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut :
Konstanta = 2,009 artinya jika profesionalisme internal auditor tidak mengalami perubahan atau konstan maka efektivitas pengendalian intern kredit akan tetap sebesar 2,009 dengan asumsi semua variabel yang mempengaruhi kinerja auditor di dalam model penelitian ini adalah konstan.
Koefisien (b) = 0,971 artinya jika terjadi perubahan terhadap profesionalisme internal auditor sebesar 1% maka efektivitas pengendalian internal kredit akan mengalami peningkatan sebesar 97,1% dengan asumsi semua variabel yang mempengaruhi profesionalisme internal auditor di dalam model ini adalah konstan.
Nilai R Squaer Nilai R Square (R2) = 0,942 atau sebesar 94,2% artinya bahwa pengaruh variabel bebas (profesionalisme internal
81
auditor) terhadap variabel terikat (pengendalian internal) sebesar 94,2%.
Nilai R (koefisien korelasi) = 0,971 menunjukkan keeratan hubungan langsung antar variabel bebas (profesionalisme internal auditor)
terhadap
variabel
terikat
(pengendalian
internal)
hubungan ini secara statistik sangat kuat.
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan apakah variabel profesionalisme internal auditor mempunyai pengaruh terhadap efektivitas pengendalian kredit, maka digunakan uji t sebagai berikut :
4.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan ttabel dan nilai t-sig dengan α = 0,05. Apabila thitung > ttabel maka terima H1 dan tolak H0. Sebaliknya, apabila thitung < ttabel tolak H1 dan terima H0. Berdasarkan tabel regresi 4.11 diperoleh thitung untuk variabel profesionalisme internal auditor yaitu sebesar 12,120 lebih besar dari ttabel 1,833 dengan tingkat signifikansi α 0,000 < 0,05, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa profesionalisme internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada PT. BPD Sulawesi Tenggara.
82
4.3.2 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel profesionalisme internal auditor terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan, dapat dilakukan dengan melihat koefisien determinasinya (R2). Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel 4.11 diketahui besarnya R2 (R-Squaer) = 0,942. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung variabel X dan Y adalah sebesar 94,2%. Hal ini berarti masih ada variabel lain atau variabel epselon (e) sebesar 5,8% yang mempengaruhi variabel Y namun tidak diukur dalam penelitian ini. 4.4. Pembahasan 4.4.1 Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan Pada PT. BPD Sulawesi Tenggara Profesionalisme internal auditor mempunyai pengaruh yang penting di dalam mengefektifkan pengendalian internal perusahaan, karena melalui fungsi ini kesepadanan dan keefektifan pengendalian internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu sehingga pengendalian internal perusahaan dapat dijaga agar tetap memadai dan berfungsi sebagaimana mestinya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana diketahui bahwa variabel profesionalisme internal auditor yang diukur melalui independensi, kemampuan operasional, program audit, pelaksanaan
83
kegiatan pemeriksaan, laporan hasil audit internal dan tindak lanjut atas hasil laporan audit internal memiliki pengaruh positif yaitu jika profesionalisme internal auditor meningkat maka pengendalian internal yang dihasilkan oleh Bank Sultra juga akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmat Kasdiarto (2015) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian internal pada perusahaan juga semakin baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Martha Lestari Sembiring (2011) yang menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh secara positif dan signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal pemberian kredit investasi sehingga dari hasil penelitian terdahulu ini semakin memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap pengendalian internal perusahaan pada Bank Sultra. Dikaitkan dengan karakteristik responden, Auditor yang menjadi responden di Bank Sultra mayoritas berjenis kelamin laki-laki sehingga memungkinkan kinerja profesional audit yang maksimal, rata-rata berada dalam usia yang produktif dan memiliki pengalaman yang memadai. Besarnya pengaruh profesionalisme internal auditor terhadap pengendalian internal perusahaan dilihat dari koefisien determinasi (R2)
84
yaitu sebesar 94,2%. Dimana pengukuran pengendalian internal dengan menggunakan indikator lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. Sehingga secara keseluruhan pengendalian internal dikatakan kuat karena berada > 60%.
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa profesionalisme internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan pada Bank Sultra. Hal ini disebabkan karena pemantauan yang dilakukan dalam memenuhi saran dan rekomendasi untuk manajemen sudah berjalan dengan semestinya ini berdasarkan indikator profesionalisme internal auditor yaitu tindak lanjut atas hasil laporan audit internal yang paling kuat menurut jawaban responden. Kemudian disusul indikator lainnya
seperti
kemampuan
profesional,
pelaksanaan
kegiatan
pemeriksaan, program audit, laporan hasil audit internal dan terbawah menurut responden yaitu independensi. Dari segi indikator pengendalian internal disebabkan karena telah melaksanakan aktivitas pengendalian sebagaimana mestinya ini berdasarkan indikator aktivitas pengendalian yang paling kuat menurut responden. Kemudian disusul indikator lainnya seperti penaksiran resiko, pemantauan, lingkungan pengendalian serta terakhir informasi dan komunikasi.
85
86
5.2 Saran Adapun saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Auditor internal pada Bank Sultra sebaiknya lebih meningkatkan profesionalismenya agar efektivitas pengendalian internal kredit yang ada pada Bank Sultra berjalan semakin baik. Mengenai profesionalisme hal yang perlu ditingkatkan yaitu independensi mengingat independensi sangat penting juga untuk seorang auditor serta program audit dan laporan hasil audit internal juga perlu diperhatikan agar dapat berjalan lebih baik. Sedangkan pada pengendalian kredit hal yang perlu ditingkatkan yaitu penaksiran resiko, informasi dan komunikasi serta pemantauan. 2. Bagi peneliti selanjutnya : a.
Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada Bank Sultra saja, diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas area penelitian serta menambah jumlah sampel agar dapat lebih digeneralisasi.
b.
Penelitian ini juga bisa dilanjutkan dengan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi pengendalian internal seperti kualitas jasa auditor, tanggung jawab manajemen, sistem informasi akuntansi dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012 Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta. Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria Permata. 2014. Credit Management Handbook. Penerbit PT.Rajawali Pers, Jakarta. Tugiman, Hiro. 2001 Standar Profesional Audit Internal,edisi kelima, Yogyakarta : Kanisius (anggota IKAPI). Tugiman, Hiro.2003.Standar Profesional Audit Internal.Yogyakarta: Kanisius Friska Bayu Aji Kusuma, Novanda. 2012. Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta Kasdiarto, Rachmat, 2015. Pengaruh Independensi, Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Internal Perusahaan (Studi Kasus PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen), Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Sembiring, Martha Lestari, 2011. Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Pemberian Kredit Investasi pada Bank Jabar Banten (BJB) di Bandung. Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. From: http://repository.maranatha.edu/10123/ Arsaputra , Rama , 2011. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Jumlah Kredit Macet (Studi Kasus pada PT Bank Internsional Indonesia Tbk). Other thesis, Universitas Kristen Maranatha. From: http://repository.maranatha.edu/9711/ Hildawati, 2014. Pengaruh Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. Multi Mineral Utama Nusantara) di Kabupaten Bombana, Skripsi, Universitas Halu Oleo Aswar, Wiwin, 2014. Pengaruh Aturan Etika dan Komitmen Profesi Terhadap Profesionalisme Auditor Internal (Studi Pada Inspektorat Kote Kendari), Skripsi, Universitas Halu Oleo. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Arsaputra, Rama. 2011. Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Jumlah Kredit Macet (Studi Kasus pada PT Bank Internsional Indonesia
Tbk). Other thesis, Universitas http://repository.maranatha.edu/9711/
Kristen
Maranatha.
From:
Kurniawan, Ardeno. 2012. Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta. Standar Profesi Audit Internal (SPAI). 2004. Salemba Empat, Jakarta. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. 2004. Standar Profesi Audit Internal. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI Lekatompessy, J.E. 2003. Hubungan Profesionalisme dengan konsekuensinya: Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Keinginan Berpindah (Studi Empiris di Lingkungan Akuntan Publik). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5, No.1, April, hlm.69–84. Hall, Richard. 1968. Professionalism and Bureaucratization, American Sosiological Review, 33: 92-104. New Jersey. Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta
.
LAMPIRAN
PENGARUH PROFESIONAL INTERNAL AUDIT TERHADAP PENGENDALIAN KREDIT
KUISIONER PENELITIAN
OLEH : WAODE HARLINA B1C1 12 157
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
Lampiran 1 Kendari, Mei 2016 Kepada Yth: Bapak/Ibu/Saudara (i) Responden Di Lingkungan Kerja Bank Sultra Di – Tempat
Dengan Hormat, Bersama ini saya, Waode Harlina , Mahasiswa Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Haluoleo Kendari Stambuk: B1C1 12 157, yang sedang melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: ”Pengaruh Profesional Internal Audit Terhadap Pengendalian Internal Perusahaan” meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk mengisi kuisioner yang saya sajikan. Kuisioner ini terdiri atas sejumlah pertanyaan. Perlu Bapak/Ibu/Saudara (i) ketahui bahwa keberhasilan penelitian ini sangat tergantung dari partisipasi Bapak/Ibu/Saudara (i) dalam menjawab kuisioner. Atas partisipasi dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara (i), saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Hormat Saya,
Waode Harlina B1C1 12 157
KUISIONER PENGARUH PROFESIONAL INTERNAL AUDITOR TERHADAP PENGENDALIAN KREDIT
A. Petunjuk Pengisian Kuisioner Cara pengisian Kuesioner Bapak/Ibu/Saudara (i) cukup memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang angka dari 1 sampai dengan 5) sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i). setiap pernyataan mengharapkan hanya satu jawaban. Setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Netral (N) 4 = Setuju (S) 5= Sangat Setuju (SS) Untuk pernyataan yang tidak ada angka pilihannya, Bapak/Ibu/Saudara (i) diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan kondisi yang dialami pada pekerjaan saat ini. B. Identitas Responden Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk melengkapi daftar isian yang tertera dibawah ini: 1. Nama : …………………… 2. Umur : …………………… 3. Jenis Kelamin :
Pria;
4. Pendidikan Terakhir :
Wanita S3;
S2;
S1;
D3;
SLTA
5. Pangkat/Golongan : ……………………………. 6. Jabatan : ………………………………… 7. Lama Bekerja di Bank Sultra : ………………………… 8. Diklat Teknis/Fungsional yang pernah diikuti : a………………............... b………………… c……………..……….
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PROFESIONAL INTERNAL AUDIT (X)
No.
NILAI PERNYATAAN
STS
TS
N
S
SS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) mengenai pernyataan berikut ini : INDEPENDENSI 1`.
Struktur organisasi yang ada menunjang terciptanya independensi dalam audit. 2. Dalam melakukan tugasnya, Auditor internal telah bersifat bebas serta objektif agar tidak terjadi penekanan dan KKN. 3. Auditor internal selain berperan sebagai pemeriksa dan pengawas internal dalam organisasi saja, juga berperan sebagai mitra stratejik dan kerja dalam menjalankan tugas yang diembannya. KEMAMPUAN PROFESIONAL 1.
2.
3. 4.
Dalam melakukan tugasnya, auditor internal yang terlibat dalam kegiatan audit internal memiliki latar belakang pendidikan, kecakapan, serta pengalaman yang memadai. Dalam penugasan audit, pimpinan audit internal menugaskan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu serta selalu mengawasi sebagaimana mestinya Auditor internal mematuhi standar profesional dalam melakukan audit. Auditor internal bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif dengan seluruh departement yang ada dan/atau dengan sesama auditor internal lainnya dalam rangka saling berkonsultasi dan pemberian saran. PROGRAM AUDIT
1.
Audit internal dilakukan untuk memberi informasi keuangan dan kegiatan yang terjadi di perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dalam melakukan tugasnya, auditor internal melakukan sistem yang ditetapkan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan. Dalam melakukan tugas, auditor internal 3. memastikan sumber-sumber daya yang ada di dalam perusahaan untuk digunakan secara efektif dan efisien. Dalam melakukan tugas, Audit internal 4. yang ada untuk menentukan suatu pekerjaan, operasi, atau program dijalankan secara tepat sesuai dengan rencana serta hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMERIKSAAN 2.
1.
2.
3. 4.
5. 6. 7.
8.
1. 2. 3.
Auditor internal sebelum pelaksanaan pemeriksaan/audit melakukan pertemuan dan komunikasi awal dengan pimpinan objek yang akan diperiksa. Auditor internal mengumpulkan informasi secara berulang-ulang tentang kegiatan yang akan diperiksa. Aktivitas pelaksanaan audit dilaksanakan sesuai dengan program yang disusun sebelumnya. Penyelesaian pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan auditor internal pernah melewati batas yang dicanangkan pada saat perencanaan pemeriksaan. Laporan hasil audit yang disajikan relevan digunakan untuk menarik perhatian perusahaan ke arah bidang yang terjadi penyimpangan. Setiap laporan hasil audit menyajikan temuan-temuan dan rekomendasi yang diperlukan. Auditor internal secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa temuan audit dilaporkan, dilakukan tindakan yang tepat. Auditor internal meminta pandangan dari pihak yang diperiksa/pihak terkait tentang berbagai kesimpulan dan rekomendasi LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL Laporan hasil audit internal selalu menyajikan saran-saran dan rekomendasi. Laporan hasil audit internal diterbitkan segera setelah audit internal dilaksanakan. Laporan hasil audit internal mampu memberikan arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan.
TINDAK LANJUT ATAS HASIL LAPORAN AUDIT INTERNAL 1.
2.
Auditor internal melakukan pemantauan sehubungan dengan rekomendasi yang diberikan. Saran dan rekomendasi yang diberikan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh bagian yang diperiksa.
DAFTAR PERNYATAAN UNTUK VARIABEL PENGENDALIAN INTERN KREDIT (Y)
No.
NILAI PERNYATAAN
STS
TS
N
S
SS
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bagaimana Pendapat Bapak/Ibu/Saudara (i) mengenai pernyataan berikut ini : LINGKUNGAN PENGENDALIAN 1.
2.
3.
4.
5.
Pada Bank Sultra telah terdapat pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab yang jelas. Pada Bank Sultra terdapatnya struktur organisasi yang menunjang aktivitas operasional perkreditan yang dapat menunjang pengendalian intern. Nilai integritas dan etika telah ditanamkan dengan tegas oleh Bank Sultra terhadap karyawannya. Bank Sultra telah menetapkan kebijakan dan praktik akuntansi yang akan digunakan sebelum menjalankan aktivitasnya. Bank Sultra melaksanakan pelatihan karyawannya secara rutin. PENAKSIRAN RESIKO
1.
Bank Sultra telah menetapkan penaksiran resiko dengan baik. 2. Bank Sultra dalam penanganan kredit melakukan penilaian agunan sebagai jaminan kredit nasabah dengan baik. 3. Penaksiran risiko atas kredit macet dilaksanakan dengan baik hal ini terlihat dengan adanya identifikasi terhadap penerimaan dokumen. INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1.
Pada Bank Sultra prosedur penanganan kredit telah diketahui oleh karyawannya dengan baik. 2. Bagian kredit pada Bank Sultra telah melakukan penyidikan dan analisis kredit dengan baik. 3. Pencatatan atas penanganan kredit telah sesuai dengan akuntansi yang berlaku dan telah terkomputerisasi. AKTIVITAS PENGENDALIAN 1.
Pada Bank Sultra telah melakukan pengendalian fisik atas aktiva dan catatan yang berhubungan
2. 3.
dengan penanganan kredit dengan baik. Pada Bank Sultra telah adanya pemisahan fungsi operasi dengan fungsi pencatatan Pada Bank Sultra telah melakukan otorisasi pemberian kredit dengan baik.
PEMANTAUAN 1.
2.
3.
Pemantauan dilakukan oleh direksi terhadap bagian-bagian yang terlibat dalam penanganan kredit telah dilaksanakan dengan baik. Dalam penanganan kredit pada Bank Sultra peninjauan langsung terhadap debitur telah dilakukan dengan baik sehingga dapat meminimalkan resiko kredit macet. Pemantauan terhadap debitur oleh bagian kredit telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Lampiran 2. Tabulasi Variabel Profesionalisme Internal Auditor
Distribusi Frekuensi Responden
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase (%)
SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Total
27.27 36.36 18.18 18.18 0.00 100
36.36 36.36 27.27 0.00 0.00 100
27.27 45.45 9.09 18.18 0.00 100
27.27 54.55 18.18 0.00 0.00 100
27.27 63.64 9.09 0.00 0.00 100
36.36 27.27 27.27 9.09 0.00 100
18.18 72.73 9.09 0.00 0.00 100
36.36 27.27 36.36 0.00 0.00 100
45.45 27.27 27.27 0.00 0.00 100
9.09 81.82 0.00 9.09 0.00 100
18.18 36.36 45.45 0.00 0.00 100
45.45 36.36 18.18 0.00 0.00 100
27.27 54.55 18.18 0.00 0.00 100
36.36 45.45 18.18 0.00 0.00 100
45.45 9.09 18.18 18.18 9.09 100
27.27 27.27 45.45 0.00 0.00 100
54.55 18.18 18.18 9.09 0.00 100
27.27 36.36 36.36 0.00 0.00 100
9.09 81.82 9.09 0.00 0.00 100
36.36 45.45 18.18 0.00 0.00 100
27.27 36.36 36.36 0.00 0.00 100
0.00 63.64 36.36 0.00 0.00 100
27.27 72.73 0.00 0.00 0.00 100
45.45 72.73 27.27 100.00 27.27 27.27 0.00 0.00 0.00 0.00 100 200
Lampiran 2 Tabulasi Variabel Pengendalian Kredit
Distribusi Frekuensi Responden (orang)
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase (%)
27.27 72.73 0.00 0.00 0.00 100
27.27 54.55 18.18 0.00 0.00 100
9.09 54.55 36.36 0.00 0.00 100
18.18 45.45 18.18 18.18 0.00 100
36.36 18.18 27.27 18.18 0.00 100
27.27 54.55 18.18 0.00 0.00 100
27.27 54.55 18.18 0.00 0.00 100
18.18 45.45 27.27 9.09 0.00 100
18.18 45.45 36.36 0.00 0.00 100
18.18 27.27 36.36 18.18 0.00 100
9.09 63.64 27.27 0.00 0.00 100
45.45 54.55 0.00 0.00 0.00 100
36.36 54.55 9.09 0.00 0.00 100
45.45 9.09 36.36 9.09 0.00 100
36.36 54.55 9.09 0.00 0.00 100
18.18 36.36 45.45 0.00 0.00 100
27.27 36.36 36.36 0.00 0.00 100
Lampiran 3 1.
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PROFESIONALISME INTERNAL AUDITOR (X) a. Independensi Test of validity
Correlations X1.1.1 Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
X1.1.1
X1.1.2
X1.1.3 *
X1.1 ,896
**
,357
,710
,282
,014
,000
N
11
11
11
11
Pearson Correlation
,357
1
,243
,614
Sig. (2-tailed)
,282
,471
,044
N
11
X1.1.2
11
11
11
Pearson Correlation
,710
*
,243
1
,853
Sig. (2-tailed)
,014
,471
N
11
11
X1.1.3
**
,896
Sig. (2-tailed)
,000
,044
,001
N
11
11
11
Tes reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,856
N of Items 4
,853
11 **
Pearson Correlation X1.1
,614
**
,001 11
*
*
1
11
b. Kemampuan Profesional Tes of validity
Correlations X1.2.1
,241
,186
,017
,476
,000
11
11
11
11
11
Pearson Correlation
,430
1
-,130
,252
,440
Sig. (2-tailed)
,186
,703
,456
,047 11
Sig. (2-tailed)
11
11
11
1
,371
,696
*
-,130
Sig. (2-tailed)
,017
,703
11
11
Pearson Correlation
,241
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
X1.2
11
Pearson Correlation
N
X1.2.4
X1.2
,696
N
X1.2.3
X1.2.4
,430
1
N
X1.2.2
X1.2.3 *
Pearson Correlation X1.2.1
X1.2.2
N
Tes reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,776
N of Items 5
,805
**
**
,261
,003
11
11
11
,252
,371
1
,607
,476
,456
,261
11
11
11
**
,440
,000
,175
,003
,048
11
11
11
11
,884
Sig. (2-tailed)
,884
,805
**
*
,048 11
11
*
1
,607
11
c. Program Audit Tes of validity
Correlations X1.3.1 Pearson Correlation X1.3.1
1
Sig. (2-tailed) N
X1.3.2
11
Pearson Correlation
,128
Sig. (2-tailed)
,708
N
X1.3.3
X1.3.4
X1.3
,128
,479
,142
,595
,708
,136
,677
,049
11
11
11
11
,520
**
1
,807
,814
**
,101
,003
,002 11
11
11
11
Pearson Correlation
,479
,520
1
,495
Sig. (2-tailed)
,136
,101
11
11
Pearson Correlation
,142
**
Sig. (2-tailed)
,677
,003
,122
11
11
11
11
11
Pearson Correlation
,595
**
**
**
1
Sig. (2-tailed)
,053
,002
,003
,003
11
11
11
11
N
X1.3
X1.3.3
11
N
X1.3.4
X1.3.2
N
Tes of Reability Cronbach's Alpha ,841
N of Items 5
,807
,814
,808
**
,122
,003
11
11
11
,495
1
,808
,805
**
,003
,805
11
d. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Tes of Validity
Correlations X1.4.1 X1.4.2 X1.4.3 X1.4.4 X1.4.5 X1.4.6 X1.4.7 X1.4.8 Pearson Correlation
1
N Pearson Correlation X1.4.2 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.3 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.4 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.5 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.6 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.7 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation X1.4.8 Sig. (2-tailed) N
X1.4
,195
,284
,691
,585
,092
,225
,348
,059
,787
,506
,007
,566
,397
,019
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,314
1
,156
,510
,520
,373
,359
,638
,648
,109
,101
,259
,278
,035
,004
,348
*
,784
**
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,585
,156
1
,065
,208
,202
-,452
,000
,346
,059
,648
,851
,540
,551
,163
1,000
,046
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,092
,510
,065
1
,554
-,264
,291
,000
,578
,787
,109
,851
,077
,433
,385
1,000
,043
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,225
,520
,208
,554
1
,251
,250
,512
,506
,101
,540
,077
,457
,458
,108
,009
11
11
11
11
11
11
11
11
,355
,622
*
,595
,284
,041
,050
11
,743
**
**
,373
,202
-,264
,251
,007
,259
,551
,433
,457
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,195
,359
-,452
,291
,250
,355
1
,269
,490
,566
,278
,163
,385
,458
,284
,424
,047
11
11
11
11
11
11
11
11
11
,284
,638
*
,000
,000
,512
,622
*
,269
1
,589
,397
,035
1,000
1,000
,108
,041
,424
11
11
11
11
11
11
11
11
11
*
**
,346
,578
**
,595
,490
,589
1
,761
,784
,743
1
,043
Pearson Correlation
,691
Sig. (2-tailed)
,019
,004
,297
,062
,009
,054
,126
,057
11
11
11
11
11
11
11
11
N
*
,314
X1.4.1 Sig. (2-tailed)
,761
X1.4
**
11
Tes of Reliability Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,768
9
e. Laporan Hasil Audit Internal Tes of validity
Correlations X.1.5.2 Pearson Correlation X.1.5.2
11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
X1.5
-,131
,192
,494
,701
,572
,048
11
11
11
1
**
,867
,787
**
,001
,004 11
11
11
11
Pearson Correlation
,192
**
1
Sig. (2-tailed)
,572
,001
11
11
11
11
Pearson Correlation
,494
**
**
1
Sig. (2-tailed)
,123
,004
,000
11
11
11
N
X1.5
-,131
X1.5.3
,701
N
X1.5.3
1
Sig. (2-tailed) N
X1.5.2
X1.5.2
N
Tes of Reability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,740
N of Items 4
,867
,787
,920
**
,000
,920
11
f. Tindak Lanjut Atas Hasil Laporan Audit Internal Tes of validity
Correlations X1.6.1 Pearson Correlation X1.6.1
1
,545
,744
,045
11
11
11
Pearson Correlation
,111
1
Sig. (2-tailed)
,744
Sig. (2-tailed)
N
X1.6
X1.6
,111
N
X1.6.2
X1.6.2
,894
**
,000
11
11
11
Pearson Correlation
,545
**
1
Sig. (2-tailed)
,083
,000
11
11
N
Tes of Reability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,723
N of Items 3
,894
11
2.
UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENGENDALIAN KREDIT (Y) a. Lingkungan Pengendalian Tes of validity
Correlations Y1.1.1 Pearson Correlation
1
Pearson Correlation Y1.1.2 Sig. (2-tailed)
Y1.1.3 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Y1.1.5
Y1.1
,019
-,392
,474
,511
,860
,956
,233
,049
11
11
11
11
11
11
,222
1
,281
,329
,392
,623
,403
,324
,233
,041
11
11
11
11
,589
**
11
Pearson Correlation
Y1.1.4
-,060
,511
N
11
-,060
,281
,860
,403
11
11
1
11
,803
,826
*
**
,057
,003
,002
11
11
11
1
*
,329
,589
,956
,324
,057
11
11
11
-,392
,392
**
,233
,233
,003
,032
11
11
11
11
11
11
Pearson Correlation
,047
,623
*
**
**
**
1
Sig. (2-tailed)
,890
,041
,002
,001
,001
11
11
11
11
11
N Pearson Correlation Y1.1.5 Sig. (2-tailed) N
N
Tes of reliability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,804
N of Items 6
,803
,826
,647
,840
**
,019
Y1.1.4 Sig. (2-tailed)
Y1.1
Y1.1.3
,222
Y1.1.1 Sig. (2-tailed) N
Y1.1.2
,032
,001
11
11
11
*
1
,647
,840
,857
**
,001
,857
11
b. Penaksiran Resiko Tes of validity
Correlations Y1.2.1 Pearson Correlation Y1.2.1
1
,825
**
,055
,104
,002
11
11
11
11
Pearson Correlation
,593
1
,516
Sig. (2-tailed)
,055
Sig. (2-tailed)
,825
**
,104
,002 11
11
11
11
Pearson Correlation
,516
,516
1
Sig. (2-tailed)
,104
,104
11
11
11
11
**
**
**
1
N Pearson Correlation Y1.2
Y1.2
,516
N
Y1.2.3
Y1.2.3
,593
N
Y1.2.2
Y1.2.2
,825
Sig. (2-tailed) N
Tes of Reability Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,884
N of Items 4
,825
,846
**
,001
,846
,002
,002
,001
11
11
11
11
c. Informasi dan Komunikasi Tes of validity
Correlations Y1.3.1 Pearson Correlation Y1.3.1
Y1.3.3
,037
,275
,000
11
11
11
11
*
1
-,335
,631
Sig. (2-tailed)
,037
,631
,955
,768
**
**
,314
,006
11
11
11
11
Pearson Correlation
,361
-,335
1
,311
Sig. (2-tailed)
,275
,314
11
11
11
11
**
**
,311
1
,000
,006
,351
11
11
11
N Pearson Correlation Y1.3
Y1.3
,361
1
Pearson Correlation
N
Y1.3.3 *
Sig. (2-tailed) N
Y1.3.2
Y1.3.2
Sig. (2-tailed) N
Tes of reability
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,731
N of Items 4
,955
,768
,049
11
d. Aktivitas Pengendalian Tes of validity
Y1.4.1 Pearson Correlation Y1.4.1
11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Y1.4
Sig. (2-tailed) N
Tes of Reability Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,690
-,108
Y1.4.3
N of Items 4
Y1.4
-,108
-,429
,422
,753
,188
,048
11
11
11
1
**
,753
N
Y1.4.3
1
Sig. (2-tailed) N
Y1.4.2
Y1.4.2
,854
**
,001
,000 11
11
11
11
-,429
**
1
,854
,959
,899
**
,188
,001
11
11
11
11
-,022
**
**
1
,959
,000
,899
,948
,000
,000
11
11
11
11
e. Pemantauan Tes of validity
Correlations Y1.5.1 Pearson Correlation Y1.5.1
1
Sig. (2-tailed) N
11
Pearson Correlation Y1.5.2
,751
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
N
Tes of reability
Reliability Statistics
,948
N of Items 4
,795
,916
**
,008
,003
,000
11
11
11
1
*
,723
**
,000 11
11
11
*
1
,723
,904
,012
**
,925
**
,003
,012
11
11
11
11
**
**
**
1
,916
Sig. (2-tailed)
Cronbach's Alpha
,751
Y1.5 **
11 ,795
N
Y1.5
**
Y1.5.3 **
,008
N
Y1.5.3
Y1.5.2
,904
,000
,925
,000
,000
,000
11
11
11
11
Lampiran 4 Analisis Regresi
Correlations PENGENDALIAN PENGENDALIAN
PROFESIONAL
1,000
,971
,971
1,000
.
,000
,000
.
PENGENDALIAN
11
11
PROFESIONAL
11
11
Pearson Correlation PROFESIONAL PENGENDALIAN
Sig. (1-tailed)
PROFESIONAL
N
b
Model
1
Model Summary Std. Error R Adjusted Change Statistics Durbinof the R Square F df1 df2 Sig. F Square R Square Estimate Watson Change Change Change
R
,971
a
,942
,936 ,25326603
,942
146,900
1
9
,000
2,557
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Mean Square
9,423
1
,577
9
10,000
10
Residual Total
df
a. Dependent Variable: PENGENDALIAN b. Predictors: (Constant), PROFESIONAL
F
9,423 146,900 ,064
Sig. ,000
b
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients Std. B Error
Standardized
a
t
Sig.
Correlations
Coefficients Beta
Zero-
Partial
Part
order (Constant)
2,009E-016
,076
,971
,080
,000
1 PROFESIONAL
a. Dependent Variable: PENGENDALIAN
,971
12,12 0
1,000 ,000
,971
,971
,971
CHART Uji Normalitas
Uji Heterokedastisitas