PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Oleh : Nurbaedah NIM: 205082000232
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009
ABSTRACT
Nurbaedah. Script title the influance of role Internal Auditor for the Effectiveness of Accounting Departement Ekonomic and Social State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M. The purpose of this research is to know the influence of role internal auditor for the effectiveness of Accounting Information System. This research used primary data, object of the research consist of 30 internal auditor. Scondary data also used to support the research, for analyzing the data research used SPSS version 16. The test conducted on hypotesis had shown that significant of the influence of role internal auditor for the effectiveness of accounting information system.
Keywords: Auditor Internal, Accounting Information System
iv
ABSTRA K
Nurbaedah. Judul skripsi Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi. Strata (SI) Konsentrasi Auditing, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 1430 H / 2009 M. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi dan seberapa besar pengaruhnya. Pada penelitian ini digunakan data primer yang diolah dari riset lapangan menggunakan angket dengan objek penelitian Auditor Internal sebanyak 30 responden, dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Sedangkan untuk metode analisis dan uji hipotesis menggunakan regresi linear sederhana, lalu perhitungannya menggunakan program SPSS 16. Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa peran auditor internal berpengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
Kata Kunci: Auditor Internal, Sistem Informasi Akuntansi
v
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang karena nikmat-Nyalah telah sempurna segala kebaikan. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para nabi, sholihin, amilin, abiding dan para mujahid yang berjihat fisabilillah, baginda kita nabi Muhammad Rosullullah SAW. Tiada yang pantas terucap selain syukur Ahamdullillahi Robbil’alamin akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL
TERHADAP
EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri. Melainkan berkat bantuan, sokongan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Penyejuk mata, jiwa dan hatiku : ibuku yang tiada pernah berhenti untuk memberikan apa yang beliau miliki hanya untukku dan bapak jangan pernah lelah karena aku akan menyenangkan kalian dengan kasih sayangku. 2. Motivasi hidupku yang membuatku semangat untuk terus berusaha untuk menjadi contoh bagi adikku tercinta Iwan Erwandi. Semoga kita selalu menjadi anak-anak dan saudara yang membahagiakan dan membanggakan orang tua kita dengan akhlaq kita. 3. Bapak Dr. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing I sekaligus dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang senantiasa ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah selalu mencintai beliau karena kebaikan hatinya. 4. Ibu Rini, SE., Ak., Msi selaku dosen pembimbing II yang dengan kesabaran hatinya memberikan penulis bimbingan dan semangat bahwa semua itu akan menjadi mudah jika kita terus senantiasa berjuang dan berdoa. Semoga Allah selalu memberikan kebahagian dan keberkahan di setiap langkahnya. 5. Bapak Prof., Dr, Ahmad Rodoni selaku dosen penguji ahli dalam ujian komprehensif dan sidang skripsi.
iii
6. Bapak Afif sulfa, SE.,Ak.,Msi, Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., Msi, selaku dosen penguji dalam ujian komprehensif dan ujian sidang skripsi. 7. Seluruh dosen dan karyawan dan semua orang yang selalu memfasilitasi penulis dalam mengembangkan pengetahuan saya. 8.
Teman-teman seperjuangan ku di akuntansi A angkatan 2005, Maya, Devi, Fuah, Ita, Eny, Teguh, Ajid, Ocul, Rendy, Mas iwan, Arya, Padank, Bedul, Ferdi, Ega, Ardy, dan teman-teman yang lain yang belum disebut namanya.
9. Teman-teman di FEIS angkatan 2005 semoga kita terus bisa menjaga silaturrahmi diantara kita. 10. Pimpinan dan segenap pegawai Bank yang dengan penuh kebaikan memberikan penulis kesempatan untuk melakukan riset dikantor bapak dan ibu. 11. semua pihak yang telah membantu penulis dan belum disebutkan namanya, terima kasih atas semua bantuannya. Penulis
juga
menyadari
skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, sehingga besar harapan penulis bagi segenap pembeca agar bisa memberi masukan untuk perbaikan kedepan. Akhir kata, terima kasih atas semua kerja samanya dan mohon maaf atas semua salah dan khilaf.
Jakarta, 29 September 2009
Nurbaedah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
ABSTRAK..................................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ...................................................
1
B. Perumusan Masalah..........................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat .........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal ....................................................................
7
1. Pengertian Audit ..........................................................
7
2. Pengertian Auditor Internal .........................................
11
3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal .......
15
4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen
17
5. Standar Audit Internal..................................................
18
6. Jenis-Jenis Kegiatan Audit Internal..............................
19
7. Peran Auditor Internal...................................................
19
8. Fungsi Peran Internal Audit..........................................
20
9. Keterlibatan Auditor Internal dalam Pengembangan Sistem...........................................................................
21
B. Sistem Informasi Akuntansi .............................................
24
1. Pengertian Sistem ........................................................
24
2. Pengertian Informasi....................................................
26
3. Pengertian Akuntansi ...................................................
27
4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ......................
28
5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ............................
29
vi
6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi…………………..
30
7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi…………...
32
8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi………………………………….
33
9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi……………….
34
10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan
BAB III
Auditor Internal……………………………………….
35
C. Kerangka Pemikiran .........................................................
36
D. Hipotesis .............................................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................
39
B. Metode Penentuan Sampel ...............................................
39
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................
39
1. Data Primer....................................................................
40
2. Data Sekunder...............................................................
41
D. Metode Analisis Data ........................................................
41
1. Uji Kualitas Data ...........................................................
41
a. Uji Validitas ...........................................................
41
b. Uji Reliabilitas..........................................................
42
2. Uji Asumsi Klasik..........................................................
43
a. Uji Heterokedastisitas..............................................
43
b. Uji Normalitas..........................................................
43
3. Uji Hipotesis....................................................................
44
a. Regresi Linier Sederhana..........................................
44
b. Uji R 2 (Koefisien Determinasi)…………………….
45
c. Uji Statistik t……………………………………….
45
E. Operasional Variabel Penelitian ......................................
45
vii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................
49
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................
49
B. Karakteristik Responden...................................................
50
C. Hasil Analisis Deskriptif....................................................
50
D. Hasil dan Pembahasan ......................................................
53
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................
53
2. Uji Asumsi Klasik .........................................................
55
a. Uji Heterokedastisitas .............................................
55
b. Uji Normalitas .........................................................
56
3. Uji Hipotesis..................................................................
57
2
BAB V
a. Uji R (Koefisien Determinasi).................................
57
b. Uji Statistik t.............................................................
58
PENUTUP ...............................................................................
61
A. Kesimpulan ........................................................................
61
B. Implikasi dan Saran ..........................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
64
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal
16
3.1
Tingkat Peran auditor Internal
40
3.2
Kriteria Korelasi
43
3.3
Operasional Variabel
46
4.1
Gambaran Distribusi Kuesioner
51
4.2
Jenis Kelamin
51
4.3
Usia Responden
52
4.4
Tingkat pendidiikan Akhir
53
4.5
Lama Bekerja
53
4.6
Uji Validitas Innstrumen Pengaruh Auditor Internal
54
4.7
Uji Reliabilitas Pengaruh Peran auditor internal
55
4.8
Uji Validitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi55
4.9
Uji Reliabilitas Instrumen Sistem Informasi Akuntansi
56
4.10
Uji R2 Koefisien Determinasi
56
4.11
Hasil Uji Statistikat
58
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
37
4.1
Uji Heterokedastisitas
55
4.2
Uji Normalitas
56
x iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Saat ini teknologi informasi menjadi sangat penting bagi perusahaan, memberikan
kesempatan-kesempatan
untuk
mendapatkan
keunggulan
kompetitif dan menawarkan kelengkapan untuk meningkatkan produktifitas, dan akan memberikan keuntungan lebih banyak lagi di masa mendatang. Saat ini semakin banyak nilai–nilai perusahaan yang telah bergeser dari hal-hal yang bersifat tangible (misal persediaan, fasilitas, dan sebagainya), menjadi bersifat intangible
(misal informasi, pengetahuan, keahlian, reputasi,
kepercayaan, paten, dan sebagainya) kebanyakan asset-asset ini ditangani oleh perusahaan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Dan untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dengan kata lain, informasi yang handal akan dapat diperoleh melalui hasil audit internal yang dilakukan oleh para pemeriksa atau pengawas internal dalam perusahaan, karena lewat hasil audit internal tersebut di harapkan akan dapat meningkatkan reliabilitas informasi tentang ” keadaan” dalam unit-unit yang diawasinya.
1
Sistem informasi akuntansi sendiri adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal berperan sebaik mungkin melaksanakan tugas utamanya, yaitu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap sistem dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Berperannya auditor internal yang optimal diharapkan akan berpengaruh terhadap proses manajemen agar lebih objektif dan tujuan perusahaan tercapai. Laporan evaluasi dan penilaian auditor internal terhadap pencapaian tujuan perusahaan merupakan umpan balik kepada para manajer dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu upaya yang dilakukan auditor internal dalam memeriksa sistem informasi akuntansi adalah dengan melihat apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah akurat, maksudnya adalah sejauh mana sistem informasi itu bebas dari kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Secara ideal semua sistem informasi akuntansi yang dihasilkan harus seakurat mungkin. Selain itu auditor internal harus melihat apakah sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan sudah relevan, maksudnya adalah sistem informasi akuntansi harus dapat menambah pengetahuan atau 2
nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian, menaikkan kemampuan untuk memprediksi, menegaskan atau membenarkan ekspektasi semula. Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan suatu perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat membantu kebijakan
manajemen
dalam
merencanakan
program
dan
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Sistem informasi yang tepat itu sendiri digolongkan ke dalam sistem yang lebih kecil, menurut Mc Leod Jr, Raymond (2001) sistem informasi dapat dibagi menjadi lima subsistem yang meliputi: sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem informasi pendukung keputusan, sistem informasi otomatisasi akuntansi, dan sistem informasi pakar. Dari lima subsistem tersebut, sistem informasi akuntansi yang merupakan sistem informasi yang lebih dahulu dikenal. Sistem informasi akuntansi ini digunakan untuk mengolah data. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan pada umumnya baik itu perusahaan manufaktur, dagang, maupun jasa sangat memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak 3
diluar perusahaan yang membutuhkannya. Informasi memang menjadi penentu dalam pengambilan keputusan, baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan peran auditor internal dalam memeriksa apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah dijalankan secara efisien dan efektif. Auditor internal disamping memberikan jasa dibidang audit seringkali memberikan jasa tambahan yang berkaitan dengan audit, antara lain membantu para manajer mencegah terjadinya penyimpangan, melaksanakan penyidikan, pemalsuan, mengelola hubungan dengan para auditor eksternal, memeriksa sistem informasi, Apakah yang dijalankan perusahaan sudah akurat, namun seberapa besar pengaruh auditor internal terhadap sistem informasi akuntansi suatu perusahaan tidak diketahui secara pasti apakah berpengaruh atau tidak. Untuk itu peneliti mencoba meneliti ”Pengaruh Peran
Auditor
Internal
Terhadap
Efektivitas
Sistem
Informasi
Akuntansi”. Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan Bariyyah (2007), adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
4
Tabel 1.1 Perbedaan penelitian yang dilakukan Bariyyah dengan penelitian yang dilakukan peneliti Keterangan Subjek Penelitian
Variabel Penelitian
Waktu Penelitian
Bariyyah (2007) Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan perbankan (Studi Kasus) Pengaruh auditor internal terhadap efektivitas manajemen risiko perusahaan Penelitian dilakukan pada tahun 2007
Penelitian Sekarang Fokus penelitian adalah perusahaan perbankan di jakarta (Studi Empiris) Penelitian mengarah pada: Pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi Penelitian dilakukan pada tahun 2009
Sumber: Data diolah
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan
sebagai berikut: Apakah peran auditor internal
mempunyai pengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap
efektivitas sistem informasi akuntansi
adalah sebagai berikut: Untuk menganalisis pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
5
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Sebagai bahan informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan, memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis. b. Bagi Peneliti Operasi Yang Kompleks Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh peran auditor internal terhadap
perusahaan
dengan
mengefektifkan
sistem
informasi
akuntansi. c. Bagi Pembaca Dapat digunakan sebagai salah satu bacaan dan ilmu pengetahuan tentang
pengaruh peran auditor internal terhadap
efektivitas sistem informasi akuntansi.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Audit Internal 1. Pengertian Audit William C. Boynton (2006:5) menurut ” Report of the Committee on Basic Concepts of the American Accounting Association” (Accounting Review, vol.47 2004) memberikan definisi Auditing sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapikan sebelumnya serta penyampaian hasilhasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Beberapa ciri penting yang ada dalam definisi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Suatu Proses sistematis berupa serangkaian langkah atau prosedur yang logis, terstruktur, dan terorganisir. ASB (Dewan standar Auditing) menerbitkan GAAS (Standar Auditing yang Berlaku Umum) yang digunakan sebagai pedoman profesional berkaitan dengan proses audit. b. Memperoleh dan Mengevaluasi bukti secara objektif berarti memeriksa daftar asersi serta mengevaluasi hasil pemeriksan tersebut tanpa memihak dan berprasangka, baik untuk atau terhadap perorangan (entitas) yang membuat asersi tersebut.
7
c. Asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi merupakan representasi yang dibuat oleh perorangan atau entitas. Asersi ini merupakan subjek pokok auditing. d. Derajat Kesesuaian menunjuk pada kedekatan dimana asersi dapat diidentifikasi dan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang telah ditetapkan adalah standar-standar yang digunakan sebagai dasar untuk menilai asersi atau pernyataan, misalnya GAAP. f. Penyampaian hasil diperoleh melalui laporan tertulis yang menunjukan derajat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditetapkan. g. Pihak-pihak yang berkepentingan adalah mereka yang menggunakan temuan-temuan auditor. Dalam lingkungan bisnis, mereka adalah para pemegang saham, investor, manajemen, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat luas. Menurut Halim (2001), definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang mendefinisikan auditing sebagai: “Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi buktibukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”.
8
Definisi tersebut dapat diuraikan 7 elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu: a. Proses Yang Sistematik Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir. b. Menghimpun dan Mengevaluasi Bukti Secara Obyektif Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas. c. Asersi Tentang Berbagai Tindakan dan Kejadian Ekonomi Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. d. Menentukan Tingkat Kesesuaian (Degree of Correspondence) Hal
ini
berarti
menghimpun
dan
mengevaluasi
bukti
dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. e. Kriteria yang ditentukan Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukur untuk mempertimbangkan (judgment) asersi atau representasi.
9
f. Menyampaikan Hasil-Hasilnya Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan. g. Para Pemakai yang Berkepentingan Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu: a. Seorang auditor harus independen. b. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung pendapatnya. c. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report). Menurut Agoes (2000:1) auditing adalah: "Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan”. Menurut Susan Irawati (2008:2) audit adalah: “Suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti audit mengenai kegiatan ekonomi yang mencerminkan dari informasi keuangan suatu perusahaan tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan laporan mengenai adanya tingkat persediaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan pernah dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten”.
10
2. Pengertian Auditor Internal Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya, sulit mendefinisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor. Institute of internal auditor (2001) auditor internal di definisikan sebagai berikut: “Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuantujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi”. Pengertian tersebut mengandung beberapa hal, yaitu: 1) internal menunjukkan bahwa auditing adalah dikerjakan dalam suatu organisasi oleh para internal auditor, 2) fungsi penilaian independen membuat auditing menjadi jelas bahwa tidak ada keterbatasan atau rintangan pada pertimbangan auditor, 3) ditetapkan menyatakan bahwa entitas secara khusus memberikan kewenangan terhadap fungsi internal audit, 4) meznguji dan mengevaluasi menjelaskan sifat internal audting pertama mencari fakta dan evaluasi hasil, 5) aktivitas menunjukan bahwa seluruh aktivitas organisasi berada dalam lingkup internal audit, dan 6) jasa kepada organisasi mengindikasikan bahwa internal auditing ada untuk membantu atau memberi manfaat kepada organisasi.
11
Menurut Susan Irawati (2008:6) ”Auditor internal adalah: “Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”. Menurut Mulyadi (2008:29) “Auditor intern adalah: “Auditor yang bekerja dalam perusahaan (prusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh bagian berbagai organisasi”. Menurut Amin Widjaja (2008:2) konsorsium organisasi profesi auditor internal di indonesia mendefinisikan internal audit sebagai berikut: “Internal audit adalah kegiatan asurance dan konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance”. Lembaga auditor internal (institute
of
internal auditors IIA)
mendefinisikan audit internal sebagai fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam perusahaan untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai aktivitasnya sebagai layanan bagi perusahaan. Auditor internal
adalah sebuah
profesi
yang
dinamis
yang
mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya sangat beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan
struktur,
proses
dan
teknologi
organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di
12
fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor. Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan, ukuran, maupun struktur dan oleh orang di dalam atau luar organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal di setiap kondisi. Namun kepatuhan terhadap standard for the professional practice of internal auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal. Definisi di atas jika diartikan sebagai berikut: auditor internal adalah suatu aktivitas yang independen, objektif, memberikan jaminan dan konsultasi yang dibuat untuk memberikan nilai serta meningkatkan operasi suatu organisasi. Auditor internal membantu suatu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan
meningkatkan keefektifan
sistem
informasi akuntansi. Auditor internal adalah profesi yang dinamis dan berkembang yang mengantisipasi perubahan di dalam struktur organisasi, profesi dan teknologi. Professionalisme dan komitmen yang unggul dilakukan di dalam kerangka kerja pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh the institute of internal auditor. Definisi terbaru tersebut bisa diketahui betapa auditor internal sudah berkembang dan berubah dari hanya proses reperforming contols menjadi suatu aktivitas yang memberikan nilai bagi perusahaan. Auditor internal 13
membentu perusahaan dengan memeriksa sistem informasi
akuntansi
tersebut. Auditor internal diharapkan mampu membantu mengantisipasi perubahan di dalam lingkungan usahanya dan melalui peran mereka, perusahaan mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang berubah. Tidak hanya itu saja, auditor yang dulunya hanya melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis, sekarang
auditor
berkepentingan untuk memberikan nilai yang berguna bagi perusahaan untuk masa sekarang dan juga yang akan datang. Auditor diharapkan mampu memberikan sarana dan kontribusi bagi manajemen perusahaan atas keputusan yang akan diambilnya dimasa yang akan datang juga dilibatkan dalam perencanaan keputusan strategis perusahaan. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang penting dari auditor internal. Informasi semakin berharga jika dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dari permasalahan, atau pemecahan masalah. Namun informasi yang berlebihan, sama sekali bukan merupakan keuntungan, melainkan justru merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat mungkin terjadi pada pihak pengguna informasi (manajemen perusahaan) misalnya akan mengabaikan sebagian bahkan seluruh informasi yang ada. Para auditor internal harus menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan dalam mengaudit suatu perusahaan.
14
Menurut Susan Irawati (2008:6) Auditor internal adalah: ”Proses pemeriksaan audit yang dilakukan oleh bagian auditor internal terhadap pelaksanaan keuangan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan sehingga dapat dipercaya dan pengendalian intern perusahaan”. 3. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal penelaah kecukupan kontrol pada fungsi
akuntansi, namun
perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak dari pada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan, yang bertujuan menentukan kewajaran penyajian posisi keungan perusahaan dan hasil untuk periode tersebut. Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
dan diterapkan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya, bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko terkait dalam menjalankan usaha. Penelaah internal atas kontrol di bidang akuntansi merupakan hal yang penting, dan auditor internal haruslah terlibat dalam hal ini, kerugian akibat 15
proses produksi yang salah, perekayasaan, pemasaran atau pengelolaan persediaan bisa jadi lebih besar dibandingkan kerugian akibat kelemahan dibidang keuangan. Audit eksternal memiliki fokus yang sempit, sementara auditor internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif. Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material terhadap laporan keuangan, dilain pihak auditor internal sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan dari manapun sumbernya dan secuil apapun jumlahnya. Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal NO Auditor Internal Auditor Eksternal 1 Merupakan karyawan perusahaan Merupakan orang yang independen di luar perusahaan 2 Melayani kebutuhan organisasi, Melayani pihak ketiga yang meskipun fungsinya harus dikelola memerlukan informasi keuangan perusahaan yang dapat diandalkan 3 Fokus pada kejadian – kejadian di masa Fokus pada ketetapan dan depan dengan mengevaluasi kontrol yang kemudahan pemahaman dari dirancang untuk meyakinkan pencapaian kejadian–kejadian masa lalu tujuan organisasi yang dinyatakan dalam laporan keuangan 4 Langsung berkaitan dengan pencegahan Sekali-kali memperhatikan kecurangan dalam segala bentuknya atau pencegahan dan pendektesian perluasan dalam setiap aktivitas yang kecurangan secara umum, namun ditelaah akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material 5 Menelaah aktivitas secara terus - menerus Menelaah catatan-catatan yang mendukung laopran keuangan secara periodik, biasanya satu tahun sekali Sumber: Sawyer’s (2005:7)
16
Menurut Susan Irawati (2008), persamaan audit internal dan audit eksternal adalah sebagai berikut: a. Diperlukan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang cukup dalam bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputerisasi. b. Harus membuat rencana audit, program audit secara tertulis. c. Harus membuat dokumentasi audit lengkap dan jelas, dalam kertas kerja audit. d. Staf audit harus melaksanakan pendidikan profesi berkelanjutan. e. Harus memiliki audit manual sebagai pedoman auditing. f. Harus memiliki kode etik dan sistem pengendalian mutu. 4. Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen Auditor internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staff audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi diatas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan organisasi. Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintah. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam: a. Mengawasi kegiatan yang tidak dapat diawasi oleh manajemen puncak b. Mengidentifikasi dan meminimalkan resiko 17
c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior d. Membantu manajemen dalam bidang teknis e. Membantu proses pengambilan keputusan f. Menganalisis masa lalu dan masa depan g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan 5. Standar Audit Internal Berdasarkan Institute of Internal Auditor ( 2001 ), tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian
internal
perusahaan,
serta menetapkan
keluasan dari
pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal: a. Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi operasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan. b. Menetapkan apakah sistem telah didesain untuk sesuai dengan kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku. c. Melakukan
tinjauan
mengenai
bagaimana
asset
dijaga,
dan
memverifikasi keberadaan asset tersebut. d. Mempelajari
sumber daya perusahaan untuk menetapkan seberapa
efektif dan efisien mereka digunakan.
18
e. Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka telah dilakukan sesuai dengan rencana dan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka. 6. Jenis – jenis Kegiatan Audit Internal Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan yaitu: a. Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-catatan akuntansi
(baik
informasi
keuangan
dan
operasional)
dan
menghubungkannya dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal. b. Audit sistem informasi akuntansi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilai kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan. c. Audit operasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efisien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. 7. Peran Auditor Intern Berikut ini adalah aktivitas pemeriksaan intern dan merupakan peran dari auditor intern dalam perusahaan (Tugiman, 2006:17): a.
Compliance Aktivitas ini untuk menilai sampai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturanperaturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan. 19
b. Verifikasi Kegiatan verifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan phisik serta hasil operasi perusahaan. c. Evaluasi Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi,
juga
menilai
hasil-hasil
pelaksanaan
dan
petugas
pelaksanaannya. d. Merekomendasi Merekomendasikan suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. 8. Fungsi Peran Internal Audit Keseluruhan tujuan pemeriksaan intern adalah untuk membantu segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif, dengan memberi mereka analisis, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Untuk mencapai keseluruhan tujuan ini, maka auditor internal harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:
20
a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya. b. Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapakn. c. Memeriksa sampai sejauh mana aktiva perusahaan dipertanggung jawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian. d. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan. e. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditugaskan. 9. Keterlibatan Auditor Intern Dalam Pengembangan Sistem Keterlibatan auditor inten dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam System Development Life Cycle memiliki tujuan dan manfaat, sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Menurut Hall (2007) dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendalian intern dan kelayakan operasi b. Tahap Analisis Sistem. Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar 21
belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan menentukan kebutuhan informasi pemakai akhir, standar kontrol internal, kebutuhan jejak audit, dan prosedur-prosedur dimandatkan jelas merupakan tugas-tugas penting untuk menentukan persyaratan sistem yang baru sehingga diharapkan sistem yang nantinya dipakai akan kompatibel dengan audit lanjutan yang akan digunakan. f. Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan keahlian transaksinya, pean ini dilakukan dalam hal: Desain sistem konseptual, disini akuntan bertanggung jawab untuk sistem
konseptual (arus informasi ogis) dan profesional
bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis untuk membangun sistem), diman dalam melakukan perannya ini akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara memadai, jejak audit yang harus dilestarikan, konversi akuntansi dan persyaratan-persyaratan hukum harus dipahami. g. Tahap Implementasi sistem Dalm tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam craa-cara berikut ini:
22
1) Menspesifikasi standar dokumen. Auditor intern ikut serta menentukan spesifikasi dokumentasi sistem agar nantinya dalam pemeriksaan dapat mudah, maka akuntan harus aktif mendorong para pemakai sistem untuk taat pada standar dokumentasi yang telah diterapkan. 2) Menverifikasi kelayakan kontrol Tugas ini tidak semata-mata berdiri sendiri tetapi merupakan rangkaian atas usulan struktur pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dalam fase sebelumnya. Pada tahap implementasi inilah review kembali
apakah SPI
yang
telah ditetapkan
memiliki
keterbatasan yang cukup besar atau tidak. 3) Review konversi sistem lama ke sistem baru Untuk memastikan bahwa data-data akurat selama proses penggantian tersebut. Review terhadap ketepatan uji data dan hasil uji. h. Tahap Pengoperasian Sistem Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian
dalam operasi sistem, kaitannya dengan
pemeliharaan sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya.
23
B. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pegertian Sistem Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi susunan dasar adalah: Input, Transformasi, Output, Mekanisme Kontrol, Tujuan. (Mc Leod, JR, 2001:11). Menurut Jogiyanto (2003:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: “ Suatu sistem adalah suatu jaringan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Sedangkan prosedur menurut Jogiyanto (2003:1) mengutip dari Richard F. Neuschel, didefinisikan sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana (how) mengerjakannya. Krismiaji (2002:29) mendefinisikan sistem sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan. Sedangkan definisi sistem menurut Mulyadi (2005:2) sebagai berikut: a) Setiap sistem terdiri atas unsur-unsur. b) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan. c) Unsur-unsur tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem. d) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. Sedangkan pengertian prosedur menurut Zaki 24
Baridwan (2000:3) adalah merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi. Sistem dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu: a. Sistem Lingkaran Terbuka adalah sistem yang tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan dan sistem ini juga b. Sistem Lingkaran Tertutup adalah sistem yang disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan. Sedangkan sifat sistem terdiri dari empat kelompok diantaranya adalah: a. Sistem
terbuka
adalah
Sistem
yang
dihubungkan
dengan
lingkungannya melalui arus sumberdaya. b. Sistem Tertutup adalah Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan lingkungannya. c. Sistem Fisik: sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya fisik d. Sistem Konseptual: sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual (data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.
25
2. Pengertian Informasi Dibawah ini adalah pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu: Menurut Hall (2007:14) ”informasi adalah proses dan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat dilakukan atau tidak dilakukan”. Menurut Mc Leod. Jr (2001:15) ”Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti”. Menurut Wahyono (2004:23) yang dikutip dari bukunya Gordon B. Davis, informasi adalah: “informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan”. Informasi sangat penting dalam suatu organisasi, informasi mengarahkan dan memperlancar kegiatan sehari-hari. Suatu sistem yang kurang dapat informasi akan menjadi kerdil dan kurang berguna karena masukan-masukan dari data kurang berfungsi dengan baik. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yag lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata (fakta) yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain, informasi adalah fakta yang mempunyai arti dan berguna untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi berbeda dengan data, karena informasi merupakan hasil akhir atau keluaran suatu sistem
26
informasi. Sedangkan data merupakan bahan yang akan diolah oleh sistem informasi. Data dapat berupa angka, tulisan, gambar dan bahkan simbol. 3. Pengertian Akuntansi Ada beberapa didefinisikan yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Niswonger, Werren, Reeve dan Fees (2006:6) Akuntansi adalah sebagai berikut: “Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”. Menurut Riahi-Belkaoui (2001:38) Akuntansi adalah: ”Suatu aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang dioperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan yang ada”. Menurut Kieso, Weygandt & Warfield (2002:2) Akuntansi bisa didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) Entitas ekonomi kepada (3) Pemakai yang berkepentingan. Akuntansi merupakan suatu sistem yang memberikan inforamasi kuantitatif bisnis-bisnis ekonomi, terutama sifat-sifat keuangan yang ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis.
27
4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Kita telah mengetahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Dan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri. Dan dibawah dijelaskan beberapa pengertian sistem informasi akuntansi menurut para ahli: Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah sebagai berikut: ”Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa, untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Menurut Krismiaji (2002:4) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: ”Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”. Menurut Jogiyanto (2003:225) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: ”Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi yang merekam dan melaporkan transaksi bisnis aliran dana dalam organisasi, dan menghasilkan laporan keuangan”. Menurut Wahyono (2004:17) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: ”Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu penyajian informasi”. 28
Menurut Dasaratha V.Rama/Frederic L.Jones (2008:6) sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: ”Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi”. Berdasarkan keempat definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dapat di definisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian – kejadian internal. 5. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Hall (2007:18), ada tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem termasuk sistem akuntansi, yaitu: a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (Stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ketanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan atau pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggung jawaban.
29
b. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk tanggung jawab pengambilan keputusan. c. Untuk mendukung kegiatan informasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi ponsel informasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. 6. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson (1995:9) ada lima fungsi dari sistem informasi, adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan data. Upaya pengumpulan data biasanya terdiri dari penangkapan data (data Capture) menarik data kedalam sistem. Setelah “ditangkap” data biasanya dicatat kedalam formulir-formulir yang dikenal sebagai dokumen sumber. Juga bisa diabsahkan (Validated) untuk menjamin kecermatan dan dikelompokan agar bisa ditempatkan pada kategori yang telah ditentukan, sebelumnya dan selanjutnya data bisa dipancarkan atau dipindahkan dari tempat “penangkapan” ketempat “pemrosesan”. b. Pemrosesan data. Sebelum menjadi informasi yang berguna, data yang telah dikumpulkan harus diproses terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pembahasan
data
yang
terkumpul
bisa
diikhtisarkan
dengan
menjumlahkan transaksi yang sejenis. Kadang data bisa dialihkan (transcribed) kedokumen atau media lain. Data juga bisa ditumpuk dan 30
dengan mengumpulkan transaksi yang serupa dalam satu kelompok dokumen. Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu. Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan perbandingan sering dilakukan, karena itu data bisa “diciptakan”. c. Manajemen data. Tugas manajemen data terdiri dari tiga langkah pokok yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan ulang. Penyimpangan data bisa dilakukan dalam arsip, file atau database dengan cara yang relatif permanen atau bersifat sementara menunggu pemrosesan selanjutnya. Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar mencerminkan operasi, peristiwa dan keputusan yang terbaru. Pengmbilan ulang merupakan usaha pengambilan kembali data yang tersimpan untuk diproses lebh lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang berguna. d.
Pengembalian dan pengamanan data. Data yang dimasukan kedalam pemrosesan bisa salah, hilang, atau dicuri selama pemrosesan, catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya. Untuk itu, maka salah satu tugas penting pada sistim informasi adalah melindungi dan menjamin keakuratan termasuk informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat meliputi otorisasi, laci khas yang terkunci, rekonsiliasi, verifikasi, dan tinjauan.
31
e. Pengadaan informasi. Tugas akhir dari sistem informasi yaitu penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan meliputi penyiapan laporan dari data yang telah diproses,
yang
telah
disimpan atau
keduanya. Sedangkan
pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan sedemikian rupa agar lebih dimengerti dan berguna bagi pemakai atau penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai. 7. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mc Leod
Jr. (2001:306) jika dibandingkan dengan
sistem informasi yang lain sistem informasi akuntansi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda meliputi: a. Melaksanakan tugas yang diperlukan. Perusahaan tidak memutuskan untuk melaksanakan pengolahan diharuskan
oleh
undang-undang
data
atau
untuk
tidak. Perusahaan
memelihara
catatan
kegiatannya. Elemen-elemen dalam lingkungan seperti pemerintah, pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat keungan menurut perusahaan agar melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika lingkungan
tidak
memintanya
manajemen perusahaan
pasti
menerapkan sistem informasi akuntansi sebagai cara mencapai dan menjaga pengendalian. b. Berpegang pada prosedur yang relatif standar. Peraturan dan praktek yang diterima menentukan cara pelaksanaan pengolahan data. Segala
32
jenis organisasi mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama. c. Menangani data yang rinci. Karena berbagai catatan pengolahan data menjelaskan kegiatan
perusahaan
secara rinci, catatan tersebut
menyediakan jejak audit (audit trail). Jejak audit adalah kronologi kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga ke akhir, dan dari akhir ke awal. d. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh sistem informasi akuntansi umumnya menjelaskan apa yang terjadi dimasa lampau. Ini terutama terjadi jika berkelompok (batch) digunakan. e. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal sistem informasi akuntansi menghasilkan sebagai output informasi bagi manajer perusahaan. Sebagai contoh laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca. 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Terdapat berbagai faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun sistem informasi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal diluar sistem akuntansi tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Dikutip pada buku sistem akuntansi oleh Zaki Baridwan (2000:7). Faktorfaktor itu antara lain: 1) Perilaku manusia dalam organisasi Perlu dipertimbangkan dalam menyusun informasi akuntansi karena sistem informasi tidak mungkin berjalan tanpa manusia. 33
2) Penggunaan metode kuantitatif Dengan metode kuantitaif informasi yang dihasilkan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan oleh manajemen akan lebih terarah, sehingga keputusan yang dibuat akan lebih efektif. 3) Penggunaan komputer sebagai alat bantu Kemampuan komputer untuk mengolah data jauh melebihi kecatan manusia seperti: a. Verifikasi, yaitu komputer dapat mengecek kebenaran maupun kelayakan angka-angka yang menjadi input dan suatu proses. b. Sortir, yaitu
komputer memungkinkan
untuk dilakukannya
persortiran data kedalam beberapa klasifikasi yang berbeda dengan cepat. c. Transmission, yaitu komputer dapat memindahkan data dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan cepat. d. Perhitungan, yaitu dengan komputer perhitungan-perhitungan dapat dilakukan dengan cepat. 9. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi Ada beberapa pengguna sistem informasi akuntansi, seperti yang dikutip pada buku sistem informasi akuntansi oleh George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2000:2), bahwa pemakaian sistem informasi dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: a. Pemakaian ekstern yang mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan dan pemasok, pesaing, serikat pekerja 34
dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organsiasi sebagai keluaran ini bersifat rutin. Misalnya, transaksi hutang dagang dengan pemasok, membutuhkan pengeluaran seperti pesanan pembelian dan cek dari sistem informasi akuntansi organisasi yang bersangkutan. b. Pemakai intern terutama pada manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatnya dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan. 10. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi dengan Auditor Internal Sistem inforamsi akuntansi adalah sebuah sistem data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisinis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah dijalankan sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Oleh karena itu peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan
apakah
sistem
informasi
akuntansi
yang
dijalankan
perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informsi yang tepat akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan 35
menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. C. Kerangka Pemikiran Abdul Hamid (2007:26) kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif dari serangkaian makalah yang ditetapkan. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang penting. Adapun masalah-masalah yang dianggap penting dalam penelitian kali ini adalah pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Seberapa besar pengaruhnya dan variabel apa yang paling dominan berpengaruh. Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses jasa dan transaksi
guna menghasilkan
informasi
yang
bermanfaat untuk
merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dalam hal ini peran auditor internal dalam suatu perusahaan sangat penting dalam memeriksa sistem informasi akuntansi yang ada di dalam suatu perusahaan apakah sistem informasi akuntansi tersebut sudah sesuai kebijakan perusahaan atau malah melenceng dari kebijakan perusahaan. Peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang 36
tepat karena sistem informasi akuntansi yang tepat dapat membantu kebijakan manajemen dalam merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Peran Auditor Internal
Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
D. Hipotesis Abdul Hamid (2007, 27) hipotesis merupakan dugaan sementara atas hubungan dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik
37
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho: Peran auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi
akuntansi.
Ha: Peran Auditor internal berpengaruh terhadap efektifitas sistem informasi akuntansi.
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang memiliki auditor internal dan sistem informasi akuntansi. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Adapun objek penelitiannya adalah auditor internal.
B. Metode Penentuan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sampel populasi, dimana semua populasi yang bersangkutan dijadikan sampel dalam penelitian ini
C. Metode Pengumpulan Data Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan dalam observasi. Menurut Sugiyono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. ”sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak 39
langsung memberikan data kepada pengumpul, misalnya melalui orang lain atau melihat dokumen”. Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Data Primer Merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer. Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau secara langsung obyek penelitian, data yang diperoleh adalah dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan skala ordinal. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui responden dengan mengajukan dan menyebarkan
beberapa pertanyaan secara tertulis.
Adapun yang menjadi responden penelitian ini adalah auditor internal. Skala likert (Likert Scale) merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap subjek, objek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:104). Adapun kriteria tingkat pengaruh peran auditor internal adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Tingkat Pengaruh Peran Auditor Internal Kriteria Presentasi Nilai Kondisi Sangat Berpengaruh Berpengaruh Cukup Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh
5 4 3 2 1
40
2. Data Sekunder Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung tentang penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari berbagai buku, majalah, literatur atau tulisan lain yang dianggap memilki hubungan dengan penelitian. D. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data menggunakan metode deskriptifkuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis variabel independen yaitu peran auditor internal terhadap variabel dependen yaitu efektivitas sistem informasi akuntansi. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS versi 16. 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dikuesioner dapat mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Pengujian validitas dilakukan terlebih dahulu dengan mempersiapkan tabulasi jawaban responden atas pernyataan penelitian, dihitung angka korelasional atau r hitung dari jawaban tiap responden untuk tiap butir pertanyaan dengan jumlah nilai jawaban keseluruhan pertanyaan untuk 41
tiap responden. Angka korelasional tersebut dibandingkan dengan angka kritis atau r kritis untuk seluruh responden dengan tingkat signifikan 0.05 % pada tabel product Moment yang digunakan sebagai rumus korelasi sebagai rumus korelasi. Suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan) dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid yakni jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikasi 0.05%. Dan begitu juga sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid (Ghozali, 2005:45). b. Uji Reliabilitas Setelah menentukan validitas instrumen penelitian
tahap
selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuesioner dikatakan reliable (handal) jika jawaban seseorang terhadap adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghazali 2005: 45). Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s
Alpha. Penelitian menggunakan
bantuan
program SPSS dalam menghitung koefisien Cronbach’s Alpha, yaitu menggunakan tabulasi jawaban responden. 42
Untuk menginterprestasikan nilai
alpha yang
diperoleh,
digunakan kriteria korelasi menurut Gulford dalam Wellyando (2000:63), yaitu: Tabel 3.2 Kriteria Korelasi Kurang dari 0,20 = Tidak ada Korelasi 0,20-0,40 = Korelasi Rendah 0,40-0,70 = Korelasi Sedang 0,70-0,90 = Korelasi Tinggi 0,90-1,00 = Korelasi Sangat tinggi 1,00 = Korelasi Sempurna 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumber Y (Santoso, 2002). b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan untuk penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh langsung oleh pihak pertama melalui kuesioner. Pengujian normalitas
dilakukan dengan uji normal
probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal.
43
Menurut Ghazali (2005) ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik yaitu salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 3. Uji Hipotesis Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data diatas dpat diproses sesuai dengan jenis data dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan angka dalam metode statistik, sebagai berikut : a. Regresi Linier Sederhana (Linier Regression) Analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Adapun persamaan regresi linier sederhana dapat dinyatakan, sebagai berikut : Y= a + bX Dimana : Y = variabel terikat a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi X = Variabel bebas
44
b. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (R- Square). Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel independen
memberikan
hampir sama semua
informasi
yang
dibutuhkan untuk memprediksi (Ghazali, 2005: 83). c. Uji Statistik t Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (signifikacant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansi < 0.05 maka variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinya > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap variabel
dependen (Santoso, 2000:168).
E. Operasional Variabel Penelitian Abdul Hamid (2007,3) Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian kali ini variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen. 45
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam
tinjauan
pustaka maka
operasional
penelitian
dapat
digambarkan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen : Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2001:3)
”sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang di koordinasikan sedemikian rupa, untuk
menyediakan
informasi
keuangan
yang
dibutuhkan
oleh
manajemen, guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Efektivitas sistem informasi akuntansi adalah variabel terkait yang dipengaruhi oleh variabel independen dalam hal ini adalah peran auditor internal. Di sini dapat dilihat, jika pengaruh peran auditor internal sangat kuat maka akan mempengaruhi efektivitas sistem informasi akuntansi pula. 2. Variabel Independen: Peran Auditor Internal Auditor internal adalah sebuah profesi yang dinamis yang mengantisipasi
perubahan
dalam
lingkungan
operasinya
sangat
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan struktur, proses dan teknologi organisasinya. Professionalisme dan komitmen terhadap keunggulan di fasilitasi dengan operasi dalam kerangka kerja praktek yang professional yang ditetapkan oleh institute of internal auditor. Auditor internal memiliki peran yang penting dalam menilai efektivitas sistem informasi akuntansi. Varibel yang diukur adalah dengan menggunakan instrumen yang berkaitan dengan audit operasional dan 46
penilaian sistem informasi akuntansi. Dari audit operasional dan penilaian sistem informasi akuntansi dapat dilihat dan dibandingkan dengan efektivitas sistem informasi akuntansi.
Variabel
Peran Auditor Internal (Variabel X)
Tabel. 3.3 Operasional Variabel Penelitian Sub. Variabel Indikator 1. Memberikan informasi yang a. Misi auditor diperlukan manajer internal 2. Mengevaluasi sistem kontrol 3. Menunjukan kelemahan Sistem informasi akuntansi kepada manajemen 4. Bertindak sebagai penilai independen 5. Mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol secara efektif Penilaian yang sistematis dan objektif b. Tujuan yang dilakukan auditor internal auditor terhadap operasi dan kontrol yang internal berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: 6. Informasi keuangan dan operasi akurat dan dapat diandalkan 7. mengidentifikasi risiko 8. Meminimalisasi risiko 9. Penggunaan sumber daya yang tepat 10. Menilai keekonomisan fungsi tersebut sesuai prosedur yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi 11. Menilai keefektifan fungsi tersebut sesuai prosedur untuk mencapai tujuan organisasi 12. Menyusun program audit c. Tugas dan tehnik auditor 13. Penentuan risiko 14. Melakukan review internal terhadappelaksanaan sistem informasi akuntansi 15. Menyusun kebijakan dan prosedur 16. Pelatihan tehnik yang memadai d. Keahlian auditor
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal 47
internal e. Meminimalisa si risko f. Hasil audit intern
a. Karakteristik sistem informasi akuntansi
Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Variabel Y)
b. Faktor-faktor yang mempengaruh i kinerja sistem informasi akuntansi c. Tujuan sistem informasi akuntansi
17. Melakukan review terhadap keefektifan sistem informasi akuntansi 18. Lingkungan pengendalian 19. Penilaian terhadap hasil yang dicapai 20. Mengkomunikasikan informasi hasil audit 1. Melaksanakan tugas yang diperlukan 2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar 3. Menangani data yang rinci 4. Terutama berfokus histeris 5. Menyediakan informasi pemecahan masalah 6. Perilaku manusia dalam organisasi 7. Penggunaan metode kuantitatif 8. Penggunaan Komputer sebagai alat bantu
9. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajeman 10. Untuk mendukung pengambilan kep[utusan manajemen
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang disebar ke beberapa perusahaan perbankan yang berada di wilayah jakarta dengan objek penelitian adalah auditor internal. Pengumpulan data memakan waktu selama kurang lebih satu bulan, yaitu antara awal bulan april sampai awal bulan mei 2009. Dalam penyebaran kuesioner peneliti mendatangi langsung perusahaan perbankan yang bersedia dijadikan tempat penelitian, yang kemudian didistribusikan ke auditori nternal di perusahaan perbankan tersebut. Dalam penyebaran kuesioner penelitian ini di bank memakan waktu yang lama karena banyaknya proses perizinan yang harus diikuti agar dapat memperoleh izin untuk dapat melakukan penyebaran kuesioner di bank tersebut dan pada akhir tahun aktivitas bank semakin sibuk hal ini membuat pengembalian kuesioner kepada peneliti terlambat. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 60 eksemplar, dengan jumlah pengambilan sebanyak 30 eksemplar, jadi response rate pada penelitian ini adalah 50%. Dari 30 eksemplar yang dikembalikan semua kuesioner dapat diolah untuk penelitian.
49
B. Karakteristik Responden Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian melalui kuesioner yang dibagikan sebanyak 60 buah kepada auditor internal. Kuesioner yang kembali sebanyak 30 buah (50%), sedangkan yang tidak kembali sebanyak 30 buah (50%) yang berarti dapat dianalisis. Tabel 4.1 Gambaran Distribusi Kuesioner No.
Kuesioner
Jumlah
Presentase (%)
1.
Kuesioner yang dikirim
60
100
2.
Kuesioner yang tidak kembali
30
50
3.
Kuesioner yang kembali
30
50
Kuesioner yang dapat diolah
30
50
Sumber: Data diolah
C. Hasil Analisis Deskriptif Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki berjumlah 21 atau 70%, sedangkan sisanya 9 orang atau 30% dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, sebagian besar responden yang mengisi kuesioner adalah lakilaki.
Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Frekuensi
Presentase (%)
Laki-laki
21
70
Perempuan
9
30
Jumlah
30
100
Sumber: Data diolah
50
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan usia tersebar berada pada responden berusia 30-45 tahun sebanyak 20 orang atau 66,7% dari 30 responden. Responden yang berusia 25-30 tahun sebanyak 10 orang atau 33,3%, sedangkan resdponden yang berusia diatas 55 tahun tidak ada atau 0%. Tabel 4.3 Usia Responden Usia
Frekuensi
Presentase (%)
<30 Tahun
10
33,3
30-45 Tahun
20
66,7
Jumlah
30
100
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan D3 sebanyak 2 orang atau 6,67% dan yang berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu (S1) sebanyak 10 orang atau 33,3%, dan Strata Dua (S2) sebanyak 18 orang atau 60%. Artinya, kondisi ini menggambarkan bahwa auditor internal sebagai responden yang terdapat d perusahaan perbankan sebagian besar berpendidikan terakhir Sarjana Strata Dua (S2).
51
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan akhir Pendidikan
Frekuensi
Presentase (%)
D3
2
6,67
S1
10
33,3
S2
18
60
Jumlah
30
100
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa lama bekerja yang dijalankan oleh responden, dalam hal ini adalah auditor internal yang paling mendominasi yaitu >10-20 tahun sebanyak 13 orang atau 43,3%. Lama bekerja 5-10 tahun sebanyak 8 orang atau 26,7%. 3-5 tahun sebanyak 5 orang atau 16,7%, sedangkan <3 tahun sebanyak 4 orang atau 13,3%. Tabel 4.5 Lama Bekerja Lama bekerja
Frekuensi
Presentase (%)
<3 tahun
4
13,3
3-5 tahun
5
16,7
5-10 tahun
8
26,7
>10-20 tahun
13
43,3
Jumlah
30
100
Sumber: Data diolah
52
D. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Validitas dan Reabilitas Tabel 4.6 Uji Validitas Instrumen Pengaruh Peran Auditor Internal Pernyataan Pearson Keterangan Correlation PAI1 451* Valid PAI2 362* Valid PAI3 509** Valid PAI4 509** Valid PAI5 420* Valid PAI6 367* Valid PAI7 456* Valid PAI8 476** Valid PAI9 668** Valid PAI10 539** Valid PAI11 652** Valid PAI12 613** Valid PAI13 592** Valid PAI14 721** Valid PAI15 555** Valid PAI16 571** Valid PAI17 760** Valid PAI18 456* Valid PAI19 400* Valid PAI20 645** Valid Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.6 diatas terlihat bahwa instrumen pengaruh peran auditor internal memiliki koefisien korelasi > 0,300 ini menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid.
53
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Instrumen Pengaruh Peran Auditor Internal Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based
on
Standardized Cronbach's Alpha Items
N of Items
.867
20
.871
Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa instrumen pengaruh peran auditor internal memiliki koefisien korelasi > 0.600 ini menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan reliable. Tabel 4.8 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Pertanyaan SIA1 SIA2 SIA3 SIA4 SIA5 SIA6 SIA7 SIA8 SIA9 SIA10
Pearson Correlation 502** 614** 663** 670** 657** 633** 688** 488** 663** 660**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.8 diatas terlihat bahwa instrumen efektivitas sistem informasi akuntansi memiliki koefisien
korelasi > 0,300 ini
menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan valid. 54
Tabel 4.9 Reabilitas Instrumen Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based
on
Cronbach's Alpha
Standardized Items
N of Items
.827
.826
10
Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.9 diatas terlihat bahwa instrumen efektivitas sistem informasi akuntansi memiliki koefisien
korelasi > 0.600 ini
menunjukan hasil yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan kepada responden dinyatakan reliabel. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Heterokedastisitas Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heterokedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2000)
55
Sumber:Data diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar
4.1 diatas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas karena titik-titik menyebar diatas dan dibawah nilai angka nol (0) pada sumbu Y dan tidak membentuk pola. b. Uji Normalitas Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi normal jika nilai-nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Gambarl 4.2 akan menunjukan hasil uji normalitas peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, pada tabel 4.2 berikut ini dapat dikatakan sebaran data terdistribusi normal Karena data berada sepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas.
56
Sumber: Data diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan gambar 4.2 di atas, bahwa terdistribusi normal jika nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal. Dan dapat dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena data berada sepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji R2 Koefisien Determinasi Tabel 4.10 Uji R dan Adjusted R2 Model Summaryb Model R 1
.596a
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
.355
1.723
.332
3.895
a. Predictors: (Constant), TPAI b. Dependent Variable: TSIA
Sumber: Data diolah
57
Karena jumlah variabel independen tidak lebih dari satu, maka peneliti menggunakan R2 (koefisien determinasi) dan bukan adjusted R2 (singgih santoso, 2004). Berdasarkan tabel model summary b diatas diperoleh hasil bahwa R2 0.355, jika disajikan presentasenya adalah sebesar 35.5%. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa variabel peran auditor internal dapat menjelaskan sebesar 35.5% variabel efektiviatas sistem informasi akuntansi. Adapun sisanya sebesar 64.5% (100%-35.5%) dipengaruhi oleh variabel lain seperti kualitas sumber daya manusia, sistem pengendalian
internal,
serta
pengetahuan
sistem
teknologi
informasi akuntansi seorang auditor internal dalam menjalankan sistem informasi akuntansi perusahaan tersebut. Hal ini menunjukan bahwa peran auditor internal dapat memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi, Standard Error Estimate (SEE) adalah sebesar 3.895 semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Uji Statistik t Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak, dengan kriteria berdasarkan nilai signifikan < 0.05 maka variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap 58
variabel dependen dan sebaliknya, jika nilai signifikansinay > 0.05, maka variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Santoso, 2000:168). Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik t Coefficients
Model 1
TPAI a.
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
10.337
7.239
.369
.094
T
Beta
.596
Sig.
1.428
.164
3.928
.001
Dependent Variable: TSIA
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa variabel peran auditor internal memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 nilai ini lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05). Ini berarti H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan proses peran auditor internal (X) berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian terdahulu (Bariyyah:2007) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara auditor internal dengan manajemen risiko perusahaan, demikian juga dengan hasil penelitian yang sekarang terdapat kesamaan hasil yang signifikan antara peran auditor nternal dengan sistem informasi akuntansi. Hal ini dikarenakan karena peran auditor internal sangatlah penting dalam menentukan apakah sistem informasi akuntansi yang dijalankan perusahaan sudah cukup baik 59
atau tidak. Karena apabila perusahaan ingin tetap eksis dan mampu bersaing, dengan pemain lain adalah dengan cara menjalankan sistem informasi yang tepat karena sistem informasi yang tepat akan membantu kebijakan manajemen merencanakan program dan menjalankan kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.
60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan Pengujian terhadap
permasalahan yang
telah
diungkapkan pada bab sebelumnya yang menggunakan analisis regresi sederhana. Peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa: 1. Efektivitas sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh peran auditor internal secara signifikan, dalam hal ini auditor internal harus menentukan peranan paling sesuai untuk perusahan sesuai dengan kondisi sistem informasi yang ada pada perusahaan. 2. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen diperoleh hasil bahwa R2 0,355. Angka tersebut mempunyai maksud bahwa variabel peran auditor internal dapat menjelaskan efektivitas sistem informasi akuntansi. Adapun sisanya sebesar 64,5% (100%-35,5%) dipengaruhi oleh variabel lain.
61
B. Implikasi dan Saran 1. Implikasi a. Auditor internal memiliki pengaruh dalam sistem informasi akuntansi. Terutama pada perusahaan perbankan, karena memberikan informasi yang diperlukan manajer
dalam menjalankan sistem
informasi
akuntansi agar lebih efektif. b. Adanya pengaruh peran auditor internal terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi terbukti dari hasil kuesioner yang telah diolah dengan tingkat signifikan sebesar 0,001 dan tingkat pengaruhnya sebesar 33,2%. Oleh karena itu, sistem informasi sangat penting di dalam suatu perusahaan untuk melindungi perusahaanya dari berbagai risiko yang akan terjadi. 2. Saran a. Penerapan sistem informasi akuntansi pada perusahaan perbankan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan terutama dalam memberikan informasi yang diperlukan manajer. Oleh karena itu perusahaan memerlukan peran auditor internal untuk menilai sistem informasi akuntansi. b. Penerapan sistem informasi akuntansi tidak lepas dari pengetahuan dan keahlian peran auditor internal dalam memberikan informasi. Oleh karena itu perusahaan harus memiliki auditor internal yang handal. Hal ini bertujuan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat. 62
c. Lamanya penelitian yang dilakukan ini disebabkan karena beberapa faktor, dan faktor utama adalah sulitnya akses melakukan penelitian dengan objek auditor internal karena pada masing-masing perusahaan hanya memiliki auditor 5 orang. Oleh karenanya, bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian dengan objek auditor internal sebaiknya memilih perusahaan yang telah go public karena memiliki auditor internal dalam jumlah yang cukup banyak.
63
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Halim. “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Jilid 1,
Agoes, Sukrisno. “Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) oleh Kantor Akuntan Publik”, Lembaga penerbit fakultas ekonomi universitas Indonesia, Jakarta, 2000. Alhusin, Syahri. “Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows”, Graha ilmu, Yogyakarta, 2003. Bariyyah, Chaerul, Siti, Skripsi S1. “Pengaruh Auditor Internal Terhadap Efektivitas Manajemen Resiko Perusahaan”, 2007. Baridwan, Zaki. “Sistem Informasi Akuntansi”, Edisi 2, BPFB-yogyakarta, Yogyakarta, 2000. Bodnur, George H, and S Hoopwood William. “Sistem Informasi Akuntansi”, terj. Amir Abdi Yusuf dan Rudi Tambunan, Jakarta, Salemba Empat, 2000. Boynton, W.C, Johnson, R.N, dan Kell, W.G. “Modern Auditing”, Edisi 7, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2006. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2005. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, 2007. Hall, James A. “Sistem Informasi Akuntansi”, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2002. ,“Information Technologi Auditing and Asurance”, Buku Satu, Salemba Empat, 2007. Hamzah, Zilal, Muhammad, dan Ritonga Musa. “Pengaruh Satuan Pengawasan Intern (SPI) Terhadap Upaya Peningkatan Kinerja PD. Perkebunan Propinsi Sumatera Utara”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informsai. Volume 6, No.3, Desember 2006, FE Universitas Trisakti, Jakarta. Hery, “Menuju Reposisi Peran Audit dalam Era Globalisasi”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Volume 4, No.3, Desember 2004, FE Universitas Trisakti, Jakarta. 64
IAI, “Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia”. IAI, Jakarta, 2001. Indriyantoro, Nur, dan Sutomo Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, 2002. Irawati, Susan. “Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung, 2008. Jogiyanto. “Sistem Teknologi Informasi”, Penerbit Andi Yogyakarta, 2003. Krismiaji. “Sistem Informasi Akuntansi”, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta, 2002. Kieso, Weygant dan Wafield. “Akuntansi Intrrmediate”, Erlangga, Jakarta, 2002. Mc Leod Jr., Nugroho. “Sistem Informasi Manajemen”, Edisi Indonesia, Jilid 1 & 2, Prehalindo, Jakarta, 2001. Mulyadi. “Sistem Informasi Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Murtanto. “Kredibilitas Departemen Internal Audit”, Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi. Volume 2, No.2, Agustus 2002, FE Universitas Trisakti, Jakarta. Niswonger, Rollin C, Carl s. Warren, James m. Reeve, Philip E Fees, Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan. “Prinsip-prinsip Akuntansi”, Edisi ke-19, Cetakan Kesatu, Erlangga, Jakarta, 2006. Riahi Ahmed-Belkaoui. “Teori Akuntansi”, terj. Marwoto, cr.al, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Rama, V. Dasaratha/Jones, Frederic L. “Sistem Informasi Akuntansi”, Terj. M. Almet Wibowo, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Sawyer B, Lawrence. Dittenhofer A, Mortimer., dan Scheiner H, James. “Internal Auditing”, Buku 1, Jakarta, 2005. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”, PT Elex Media Komputerindo, Jakarta, 2004. Surendro, Kridanto. “Rerangka Pengaturan Teknologi Informasi untuk Organisasi di Indonesia”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi., Volume 4, No.3, Desember 2004, FE Universitas Trisakti, Jakarta. Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, Alfabeta, Bandung, 2008. 65
Tugiman, Hiro. “Qualified Internal Auditor Salah Satu Anggota Komite Audit”, Artikel diakses tanggal 16 februari 2006, dari http://www:internalauditing.or.id Utami
Ningsih, Sri, Nunik. “Peran Auditor Sistem Informasi dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi”, April 2008, STIE Kubang, Semarang, 2008.
Wahyono, Teguh. “Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi”, edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004. Widjaja Amin, Tunggal. “Memahami Internal Auditing”, Hervindo, Jakarta, 2008. Wilkinson, Joseph W. “Sistem Akuntansi dan Informasi”, Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta, 1995.