PENGARUH PERAN DAN KINERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nurul Wardah NIM. 1111082000053
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436/2015 i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Nurul Wardah
No. Induk Mahasiswa : 1111082000053 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 23 Juni 2015
Nurul Wardah
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Nurul Wardah
2. Tempat Tanggal Lahir
: Bogor, 23 Juni 1993
3. Alamat
: Jl. Pekapuran Kp. Baru RT 06/07 No. 19 Kecamatan Cimanggis Kota Depok 16453.
4. Telepon
: 085716967729
5. Email
:
[email protected],
II. PENDIDIKAN 1. MI Al Attasiyah
Tahun 1999-2005
2. SMP Taruna Bhakti
Tahun 2005-2008
3. MAN Cibinong
Tahun 2008-2011
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1.
Wakil Ketua Osis SMP Taruna Bhakti
2.
Pengurus Ekstrakulikuler PASKIBRA MAN CIBINONG
Tahun 2005-2007
Tahun 2009-2011
3. Pengurus Karang Taruna Kp. Baru RT 06/07
Tahun 2013-2014
IV. PENGALAMAN BEKERJA 1.
Pelatih PRAMUKA dan PASKIBRA SMPI ALATTASIYAH
2.
3.
Tahun 2012-2013
Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar KUMON
Tahun 2013-2014
Guru Kelas MI AL-ATTASIYAH
Tahun 2014-sekarang
vi
V. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Sebagai peserta dalam Seminar “The Attainment of Justice, Prosperity, and Peace in Pluralism for Revitalization of Civilization”, 17-18 April 2014, Syahida Inn, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sebagai peserta dalam “Seminar Motivasi dan Pelatihan Proposal Bisnis”, 28 Mei 2014, Aula Madya, UIN Syrif Hidayatullah Jakarta. 3. Sebagai peserta dalam Seminar “Apes gara-gara manakan?”, 14 Mei 2014, Teater Fakultas Sains dan Teknologi Lt. 2, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Sebagai peserta kuliah umum “Sosialisasi Hemat Energi dilakukan dengan Baik”, 08 November 2012, Teater Lt. 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Sebagai peserta dalam “Seminar Pengalaman Mengawal Reformasi”, 24 Desember 2014, Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
VI. LATAR BELAKANG KELUARGA 1.
Ayah
: M. Amin Riva‟i
2.
Ibu
: Usnawati
3.
Anak ke
: 2 dari 4 bersaudara
4.
Alamat
: Jl. Pekapuran Kp. Baru RT 06/07 No. 19 Kecamatan Cimanggis Kota Depok 16453
vii
EFFECT OF ROLES AND PERFORMANCE OF INTERNAL AUDITOR TO THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM. ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the effect of roles and performance of internal auditor to the effectiveness of internal control system. This research uses primary data through questionnaires. The research has been done by questionnaires internal auditor. The respondent are auditors who worked in four University BLU in DKI Jakarta and Banten counted 30 (thirty) responders. They were 33 (thirty three) questionnaires. The questionnaires were collected 30 (thirty). The method of determining the sample is by using convenience sampling method, while methods of data analysis was conducted using multiple linier regression analysis to analyze data researcher used SPSS 22 version. Results of this research show that the roles of internal auditors has a significant impact on the effectiveness of internal control system, while performance of internal auditors has a not significant impact on the effectiveness of internal control system.
Keyword: Roles of auditor internal, performance of auditor internal, internal control system, effectiveness.
viii
PENGARUH PERAN DAN KINERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Penelitian ini menggunakan data primer dengan kuesioner sebagai sumber penelitian. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh auditor internal. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor internal yang bekerja di empat Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten sebanyak 30 (tiga puluh) responden. Kuesioner yang disebar kepada empat Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum tersebut sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kuesioner. Kuesioner yang terkumpul sebanyak 30 (tiga puluh) kuesioner. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan untuk metode analisis data dilakukan dengan metoderegresi linier berganda yang didukung program SPSS versi 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, sedangkan variabel kinerja auditor internal tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
Kata kunci: Peran auditor internal, kinerja auditor internal, sistem pengendalian internal, efektivitas.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)”.Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Keluarga tercinta Bapak Amin Riva‟i, Ibu Usnawati, Maulana Yusuf dan adik tercinta Muhamad Nabil yang telah memberikan semangat, doa dan hal lainnya kepada penulis.
2.
Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia memberikan waktunya untuk membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Wilda Farah, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CPA, selaku dosen Pembimbing Skripsi II terhebat yang selalubersedia memberikan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing penulis selama proses penulisan skripsi ini.
6.
Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
7.
Seluruh staf auditor internal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Terbuka, Universitas Negeri Jakarta, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas partisipasinya dalam mengisi kuesioner pada penelitian penulis.
x
8.
Rifqi Fauzan Rajba, terima kasih untuk selalu ada di setiap kejenuhan yang datang di saat menyusun skripsi ini, selalu bersediamenjadi pendengar setia segala keluh kesah penulis dan selalu bersedia direpotkan dan tidak lupa selalu mendoakan serta memberikan semangat tiada henti untuk penulis.
9.
Seluruh murid tercinta MI AL FUTUHAT AL ATTASIYAH terutama kelas 3 (tiga), terima kasih selalu menghibur, mendoakan dan memberikan semangat.
10. Sahabat tersayang Nuratikah, Dinia, Vicky, Tewe, Hanifah dan Akuntansi B yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, serta seluruh teman-teman Akuntasi 2011yang selalu membantu dan memberikan semangat untuk penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurkan skripsi ini.
Jakarta, 23 Juni 2015
Nurul Wardah
xi
DAFTAR ISI Halaman Judul..................................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .....................................................
v
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................
vi
Abstract ............................................................................................................
viii
Abstrak .............................................................................................................
ix
Kata Pengantar .................................................................................................
x
Daftar Isi...........................................................................................................
xii
Daftar Tabel .....................................................................................................
xvi
Daftar Gambar .................................................................................................. xvii Daftar Lampiran ............................................................................................... xviii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
11
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
11
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
12
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
13
A. Tinjauan Literatur .....................................................................
13
1. Teori Peran ...........................................................................
13
2. Audit Internal .......................................................................
14
xii
3. Auditor Internal ...................................................................
16
4. Peran Auditor Internal .........................................................
18
5. Kinerja Auditor Internal ......................................................
22
6. Sistem Pengendalian Internal………………………………
24
7. Efektivitas………………………………………………….
29
8. Perguruan Tinggi…………………………………………..
30
9. Badan Layanan Umum…………………………………….
32
B. Penelitian Sebelumnya .............................................................
37
C. Kerangka Berpikir……………………………………………..
40
D. Hipotesis ...................................................................................
41
1. Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas SistemPengendalian Internal .............................
41
2. Pengaruh Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ............................
42
3. Pengaruh Pertan dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal ............................
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................
45
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
45
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................
45
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................
46
D. Metode Analisis Data ...............................................................
46
1. Statistik Deskriptif ...............................................................
46
2. Uji Kualitas Data .................................................................
46
xiii
a) Uji Validitas………………………………………..
46
b) Uji Reliabilitas……………………………………..
47
3. Uji Asumsi Klasik………………………………….............
48
a) Uji Multikolonieritas……………………………….
48
b) Uji Normalitas……………………………………… 48 c) Uji Heteroskedastisitas……………………………..
49
4. Uji Hipotesis………………………………………….......... 49 a) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)…………...
50
b) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t).
51
c) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….
51
E. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 52 1. Variabel Peran Auditor Internal (X1) ................................... 52 2. Variabel Kinerja Auditor Internal (X2)…………………….
53
3. Variabel Sistem Pengendalian Internal ................................
53
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................
57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................
57
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
57
2. Karakteristik Profil Responden…………………………….
58
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................
60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................
60
2. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................
62
a) Hasil Uji Validitas……………………………….…
62
b) Hasil Uji Reliabilitas……………………………….
65
xiv
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... a) Hasil Uji Multikolonieritas…………………………
66 66
b) Hasil Uji Normalitas………………………………... 67 c) Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………….
67
4. Hasil Uji Hipotesis………………………………………… 68 a) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)……………..
68
b) Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)…….……………………………… 69 c) Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)…… 73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
76
A. Kesimpulan ...............................................................................
76
B. Saran .........................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………..
82
xv
Daftar Tabel No. Tabel
Keterangan
Halaman
2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal .............................
17
2.2
Daftar Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (BLU) .......
36
2.3
Penelitian Terdahulu ..............................................................
38
3.1
Operasional Variabel Penelitian .............................................
55
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian ..........................................
57
4.2
Data Sampel Penelitian ..........................................................
58
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden ..............................................
59
4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................
61
4.5
Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal .............................
62
4.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Internal ..........................
63
4.7
Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal ..................
64
4.8
Hasil Uji Reliabilitas ..............................................................
65
4.9
Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................
66
4.10
Hasil Uji Normalitas ..............................................................
67
4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................
68
4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................
69
4.13
Hasil Uji Statistik t .................................................................
70
4.14
Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F)........................................
74
xvi
Daftar Gambar No.
Keterangan
Halaman
2.1
Struktur Auditor Internal/Tata Kelola Auditor Internal ..............
21
2.2
Kerangka Pemikiran…………………………………………….
40
xvii
Daftar Lampiran No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ...............................................................
83
2
Kuesioner Penelitian ...................................................................
88
3
Jawaban Responden ....................................................................
102
4
Hasil Output ................................................................................
110
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perguruan Tinggi
merupakan
satuan
pendidikan
penyelenggara
pendidikan tinggi. Pengelolaan dan regulasi Perguruan Tinggi di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, selain itu juga terdapat Perguruan Tinggi yang dikelola oleh Kementerian atau Lembaga Pemerintah Nonkementerian. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, Perguruan Tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional. Perguruan Tinggi Negeri yang diijinkan secara penuh untuk menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU), maka pengelolaan keuangan dapat dilakukan lebih fleksibel, dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Pola pengelolaan keuangan BLU dimaksudkan agar Perguruan Tinggi Negeri sebagai instansi pemerintah dapat meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, dalam hal ini mahasiswa, masyarakat, dan para stake holder (Wibawa, 2012:1). Pada era globalisasi saat ini, sebuah Perguruan Tinggi dituntut untuk mampu menjaga kelangsungan hidupnya, yaitu dengan meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Perguruan Tinggi merupakan entitas ekonomi yang mengelola dana yang bersumber dari perorangan, masyarakat dan
1
pemerintah. Oleh karena itu Perguruan Tinggi
memiliki
kewajiban
menyampaikan laporan keuangan secara berkala atas pengelolaan sumber dana tersebut. Tuntutan transparansi dan akuntabilitas juga dapat mendorong pihak manajemen untuk menghasilkan laporan yang berkualitas yang akan terbebas dari permasalahan. Pengawasan yang lebih ketat perlu dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya perilaku penyimpangan melalui peningkatan sistem pengendalian internal dalam manajemen perguruan tinggi (Dewi dan Apandi, 2011:1). Perguruan Tinggi selain memiliki bagian Satuan Penjamin Mutu, Perguruan Tinggi juga memiliki bagian Satuan Pengendalian Internal atau Auditor Internal yang memiliki tugas untuk melakukan audit dalam bidang manajemen keuangan, akademik, dan sumber daya (Dewi dan Afandi, 2011:2). Audit internal menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diaudit sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dalam kegiatan organisasi yang pada akhirnya tercapai tujuan dari organisasi. Pernyataan tersebut dipertegas melalui definisi dari IIA dalam Sawyer‟s (2005:9) yaitu audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan di berbagai institusi, tidak terkecuali untuk Perguruan Tinggi. Undang-undang sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan yang terdiri dari kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan harus
2
dilakukan baik terhadap program studi maupun terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Pada Undang-undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012 menjelaskan dasar dan tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi untuk melaksanakan otonomi, dievaluasi secara mandiri oleh Perguruan Tinggi (Pasal 62 ayat 3 ) dengan membentuk organisasi pengawas dan penjamin mutu di Perguruan Tinggi (Pasal 61 ayat 2). Terkait mengenai profesionalisme peran dan kinerja auditor internal di lingkungan Perguruan Tinggi belum mencapai tingkat yang memadai, hal ini disebabkan karena tumpang tindihnya jabatan fungsional dan struktural (Dewi dan Apandi, 2011:2). Fungsi auditor internal di Indonesia masih tergolong dalam kategori belum efektif. Menghadapi hal seperti itu, berbagai kebijakan dan strategi yang ada pada Perguruan Tinggi harus terus dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mencegah terjadinya permasalahan yang disebabkan oleh manajemen Perguruan Tinggi itu sendiri. Salah satu cara diantaranya adalah meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi harus dapat melaksanakan semua kegiatan operasionalnya berdasarkan rancangan sistem prosedur
yang telah ditetapkan, sehingga mampu
mewujudkan sebagaimana yang diharapkan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Perguruan Tinggi akan mampu menjamin dan mempertahankan keberadaan serta keberlangsungan hidup perguruan tinggi tersebut (Miraceti, 2011:1).
3
Salah satu strategi yang penting dalam Perguruan Tinggi adalah menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen serta personil lain dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan dengan kategori: (a) efektivitas dan efisiensi operasi, (b) reliabilitas laporan keuangan, dan (c) ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku (Sawyer, 1998 dalam Tugiman, 2002). Pada sistem pengendalian internal juga terdapat komponen penting yang juga harus ditanamkan pada tiap Perguruan Tinggi, yaitu lingkungan kontrol (control environment), penentuan risiko (risk assessment), aktivitas kontrol (control activities), informasi dan komunikasi (information and communication), serta pengawasan (monitoring) (Sawyer‟s, 2009: 61). Halim (2001:189) mengemukakan bahwa sistem pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan pada suatu entitas yang ditunjukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan dicapai. Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian internal yaitu: (a) perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit, (b) tanggung jawab utama untuk melindungi asset organisasi, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan terletak pada manajemen, (c) saling cek merupakan cara yang tepat untuk menutup kekurangan human error, dan (d) pengawasan sistem pengendalian langsung
4
dari internal dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dari pemeriksa dari luar (Gondodiyoto, 2007:249). Sistem pengendalian internal merupakan keseluruhan mekanisme yang merupakan bagian integral dari prosedur kerja suatu organisasi, dan disusun sedemikian rupa untuk menjamin bahwa pelaksanaan kegiatan organisasi sudah sesuai dengan yang seharusnya. Adapun yang paling berkepentingan terhadap sistem pengendalian internal suatu organisasi adalah manajemen, karena dengan
sistem
pengendalian
internal
yang
baik
manajemen
dapat
mengharapkan bahwa kebijakannya dipatuhi (Miraceti, 2011:3). Dengan menetapkan serta menerapkan sistem pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu Perguruan Tinggi, maka Perguruan Tinggi tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan risiko. Jika suatu sistem pengendalian internal telah ditetapkan semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada dibawah kendali, tujuan akan tercapai, resiko menjadi kecil dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas (Hermanson, 2004 dalam Miraceti, 2011:3). Untuk menjalankan segala aktivitas atau kegiatan memerlukan informasi. Informasi yang diperlukan oleh manajemen yang ada pada Perguruan Tinggi tersebut adalah informasi yang handal dan dapat dipercaya. Informasi merupakan unsur yang penting dari sistem pengendalian internal organisasi. Informasi diperlukan manajemen untuk pedoman operasi, dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada organisasi (Kumaat 2011:17).
5
Kesalahan didalam penyedia informasi akan berpengaruh terhadap perencanaan yang dibuat, dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peran dan kinerja auditor internal di Perguruan Tinggi tersebut. Auditor internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Aktifitas ini membantu Perguruan Tinggi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola. Berbicara mengenai peran auditor internal mengungkapkan bahwa auditor internal berusaha untuk meningkatkan operasi organisasi dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal negatif. Auditor internal membantu manajemen dalam mendesain serta memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian internal. Auditor internal juga berperan untuk bertanggung jawab menilai kecukupan dan keefektifan dari masingmasing sistem pengendalian internal yang memberikan jaminan kualitas dan integritas internal (Dana et al., 2008 dalam Dewi dan Apandi, 2011:6). Tolak ukur kesuksesan suatu Perguruan Tinggi selain dilihat dari peran auditor internal itu sendiri juga dapat dilihat dari kinerja yang dihasilkan oleh auditor internal. Kinerja auditor internal yang ada di dalam Perguruan Tinggi menggambarkan keadaan manajemen dan organisasi suatu Perguruan Tinggi, keadaan laporan keuangannya, laba yang akan didapat, serta usaha dalam mempertahankan going concern nya (Fanani et al, 2008:1).
6
Menurut penelitian yang dilakukan Eviyanti dan khairani (2009:1) yang berjudul Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi Risiko Penjualan Secara Kreditmengatakan bahwa peran audit internal merupakan peran auditor internal yang dilakukan seorang auditor untuk melakukan suatu penelitian secara sistematis dan objektif terhadap kegiatan operasi suatu organisasi untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peranan audit internal berpengaruh dalam upaya mengatasi risiko penjualan secara kredit. Dalam penelitian (Dzaky, 2009:1) yang berjudul Peran Auditor Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance. Yang hasil penelitiannya menemukan pengaruh yang signifikan dalam upaya mewujudkan good corporate governance, karena auditor internal adalah suatu fungsi penilaian yang dilakukan oleh orang dalam bagian perusahaan terhadap seluruh operasional yang terjadi di perusahaan guna membantu pihak manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam penelitian Sukirman dan Sari (2012:1) yang berjudul Peran Internal Audit Dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance di UNNES. Menunjukkan hasil penelitian yang sama yaitu peran internal audit mempengaruhi tata kelola suatu instansi pendidikan. Internal auditor dianggap penting dalam mewujudkan penciptaan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan peranannya serta mampu mencegah terjadinya kecurangan yang terjadi di manajemen Perguruan Tinggi agar dapat menjalankan fungsi transfer knowledge nya secara maksimal dan akuntabel
7
dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya serta mematuhi segala peraturan yang berlaku (Sukirman dan Sari 2012:69). Kinerja auditor internal merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi (Fanani et al., 2008:1). Pencapaian kinerja auditor yang baik harus sesuai dengan standar dalam kurun waktu tertentu, yaitu: (a) kualitas kerja, (b) kuantitas kerja, dan (c) ketepatan waktu (Goldwasser, 1993 dalam Fanani et al., 2008:1-2). Fanani et al., (2008:2) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Mengatakan kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama. Kondisi kerja yang kurang kondusif mempengaruhi kinerja auditor sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Semakin tinggi kinerja seorang auditor tersebut, maka akan semakin baik pula keadaan Perguruan Tinggi tersebut. Oleh karena itu, sebuah Perguruan Tinggi harus mengevaluasi kinerja seorang auditor yang ada di dalamnya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Dalam penelitian (Sujana:2012:1) yang berjudul Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Pemerintah Kabupaten. Menunjukkan
8
bahwa kesesuaian peran auditor internal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor internal, rendahnya kompetensi, lemahnya motivasi dan persepsi kesesuaian peran yang rendah berpengaruh terhadap lemahnya komitmen organisasi auditor internal. Menurut penelitian Hirth (2008:1) perusahaan yang memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi melakukan penelitian yang menguji sejauh mana pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Dimana responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada pada Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Penelitian ini merupakan penelitian hasil pengembangan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terdapat pada penilitian yang dilakukan oleh Atika Fitria (2009). Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran dan kinerja auditor internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu penilaian kinerja dan penerapan audit internal. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu efektivitas sistem pengendalian
9
internal, sedangkan pada penelitian sebelumnya, yaitu sistem pengendalian internal perusahaan. 2. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor internal yang ada di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten, sedangkan obyek penelitian sebelumnya yaitu auditor internal yang ada di perusahaan perbankan di daerah Jakarta Pusat. 3. Periode penelitian dalam penelitian ini menggunakan data pada tahun 2015, sedangkan pada penelitian sebelumnya data yang digunakan yaitu data tahun 2009. Beberapa alasan kenapa penulis tertarik dengan penelitian ini adalah pertama, beberapa penelitian yang menguji tentang pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, objek penelitiannya yaitu pada perusahaan, berbeda dengan objek penelitian yang penulis gunakan yaitu di Perguruan Tinggi. Kedua, hasil penelitian ini nantinya akan memperlihatkan variasi peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal di beberapa Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten)”.
10
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal? 2. Apakah kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal? 3. Apakah peran dan kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh antara peran dan kinerja auditor internal dengan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 2. Untuk menganalisis pengaruh antara kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
11
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menggali ilmu pengetahuan mengenai peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 2. Bagi Perguruan Tinggi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menjadi masukan dan informasi tambahan kepada pihak Perguruan Tinggi mengenai
perkembangan
lebih
lanjut
tentang
efektivitas
sistem
pengendalian internal serta dapat mengetahui apakah auditor internal yang dijelaskan telah memadai. 3. Bagi Auditor Internal Agar lebih mengetahui bahwa peranan auditor internal itu sangat penting dalam peningkatan kinerja sebuah organisasi, sehingga auditor internal lebih memelihara tanggung jawab professional, meningkatkan kompetensi peran dan kinerja yang dimiliki oleh auditor internal. 4. Bagi Pihak Lain Penelitian ini berguna bagi pihak-pihak yang ingin meneliti lebih jauh tentang peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal di suatu perguruan tinggi dan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dan pengkajian untuk pihak lain yang memerlukan.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Peran Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan antropologi (Sarwono 2002, dalam Hutami 2011:5). Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian
dianalogikan
dengan
posisi
orang
dalam
masyarakat.
Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran (Hutami, 2011:5). Teori peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang diharapkan oleh individu tidak konsisten, maka mereka dapat mengalami stress, depresi, merasa tidak puas, dan kinerja mereka akan kurang efektif daripada jika pada harapan tersebut tidak mengandung konflik (Ahmad dan Taylor 2009, dalam Hutami 2011:6)
13
Peran berarti laku, bertindak. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan makna peran yang dijelaskan dalam status, kedudukan dan peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman Yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu, Kedua pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan cara tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain (Agustina, 2009:3).
2. Audit Internal Definisi audit internal yang telah diciptakan untuk menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tidak terbatas menurut Sawyer‟s (2009:10) adalah sebagai berikut: “Penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
14
untuk menentukan apakah: (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif. Semua itu dilakukan dengan tujuan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.” Audit internal adalah pekerjaan penilaian yang bebas (independen) di dalam suatu organisasi
meninjau kegiatan-kegiatan organisasi guna
memenuhi kebutuhan pimpinan (Tunggal 2005:3, dalam Dzaky 2009:5). Audit internal adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan (American Accounting Association dalam Sawyer‟s, 2009:8). Audit internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi (Halim 2008, dalam Eviyanti 2012:2). Menurut (Guidance Task Force (GTF) dalam Sawyer‟s, 2009:8) definisi audit internal adalah sebagai berikut: “Aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional organisasi. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrrol dan pengelolaan organisasi.” Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulan bahwa proses audit internal merupakan proses audit internal yang bertujuan untuk menilai informasi dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, risiko yang
15
dihadapi sebuah organisasi telah diidentifikasi dan diminimalisasi, kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis, dan tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.
3. Auditor Internal Menurut (Institute of Internal Auditor dalam Sawyer‟s, 2009:12) definisi Auditor internal adalah sebagai berikut: “Suatu aktivitas independen, objektif dan pemberian konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi-operasi organisasi. Seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuantujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.” Auditor internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian internal. Auditor internal merupakan profesi yang terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi (Dana, et al 2008, dalam Dewi dan Apandi, 2011:6). Auditor internal membantu manajemen dalam mendesain serta memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern. Auditor internal juga bertanggungjawab untuk menilai kecukupan dan keefektifan dari masing-masing sistem pengendalian yang memberikan jaminan kualitas dan integritas dari proses pelaporan keuangan (Dewi dan Apandi, 2011:6). Auditor internal merupakan orang atau badan yang melaksanakan aktivitas
audit
internal.
Auditor
internal
senantiasa
berusaha
16
menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan penilaian langsung
atas
setiap
bentuk
pengawasan
untuk
dapat
mengikuti
perkembangan yang semakin kompleks. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seorang auditor internal itu menunjukkan bahwa proses auditing itu dilakukan oleh seorang internal auditor didalam suatu organisasi. Aktivitas internal audit menunjukkan seluruh aktivitas organisasi yang berada dalam lingkup internal audit dan jasa kepada organisasi.
Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal NO AUDITOR INTERNAL AUDITOR EKSTERNAL 1
Merupakan karyawan perusahaan atau bisa juga merupakan entitas independen.
2
Melayani kebutuhan organisasi meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
3
Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggap kebutuhan dan keinginan dari semua tingkat manajemen. Menelaah aktivitas secara terusmenerus
4
5
Melayani klien yang membutuhkan informasi keuangan yang dapat diandalkan. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan. yaitu pihak ketiga. Memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum.
Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik.
Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental
Sumber: Sawyer‟s (2009:8)
17
Seorang
internal
auditor
wajib
memiliki
independensi
dan
objektivitas yang telah tertera jelas didalam kode etik pemeriksa internal. Internal auditor juga bertujuan untuk mengevaluasi seluruh aktivitas organisasi dan kefektifan pengendalian, dengan penilaian yang independen dalam menemukan fakta dan melakukan penilaian, serta bertanggung jawab kepada manajemen.
4. Peran Auditor Internal Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawabyang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orangorang memerlukan cara tertentu untuk mengantisipasi perilaku orang lain (Agustina, 2009:3). Peran auditor internal di sebuah organisasi sangat diperlukan. Auditor internal memiliki tanggung jawab sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer‟s, 2009:7).
18
Menurut Hall (2006:27) keterlibatan auditor internal dapat ditinjau dari setiap tahapan dalam system development life cycle dan tujuan serta manfaat sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Dalam tahap ini akuntan ataupun auditor internal sering diminta untuk memberikan keahlian mereka untuk mengevaluasi kelayakan sebuah proyek, mereview masalah kelayakan ekonomi, kelayakan perencanaan sistem pengendalian intern dan kelayakan operasi. Tahap ini merupakan awal dari semua tahapan yang dilakukan oleh auditor internal. b. Tahap Analisis Sistem Peran auditor dalam tahap ini adalah mensuplai laporan audit pada sistem yang akan diuji oleh tim studi. Akuntan dengan latar belakang pendidikan formal dan informalnya menunjukkan bahwa ia memiliki keahlian untuk melakukan analisis sistem. Akuntan akan melakukan survey sistem untuk memahami elemen-elemen penting dari sistem yang digunakan saat ini dan menentukan persyaratan sistem yang baru. c. Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini akuntan berperan penting dalam memanfaatkan keahlian transaksinya peran ini dilakukan dalam hal desain system konseptual, disini akuntan bertanggung jawab untuk system konseptual dan profesional bertanggung jawab terhadap sistem fisik (pekerjaan teknis untuk membangun sistem), dimana dalam melakukan perannya ini
19
akuntan harus mempertimbangkan bahwa setiap sistem harus dikontrol secara memadai. d. Tahap Implementasi Sistem Dalam tahap ini secara rinci internal auditor, harus terlibat dalam caracara berikut ini: 1) Menspesifikasi standar dokumen. 2) Memverifikasi kelayakan kontrol. 3) Review konversi sistem lama ke sistem baru e. Tahap Pengoperasian Sistem Dalam tahap ini auditor melakukan evaluasi dan menilai ketepatan pengendalian dalam operasi sistem. Pada tahap ini pula auditor intern harus secara aktif memantau apakah tahap pengoperasian sistem telah sesuai dengan standar pengoperasian yang telah ditetapkan sebelumnya. Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam kontrol internal. Tetapi harus diingat bahwa auditor internal membantu manajemen, bukan berperan sebagai manajer itu sendiri (Sawyer‟s, 2009:83). Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat struktur organisasi auditor internal yang terdapat pada gambar 2.1 berikut ini:
20
Gambar 2.1 Struktur Auditor Internal / Tata Kelola Auditor Internal Ketua SPI
Bendahara Pengeluaran Pembantu Staf Administrasi
Kepala Bidang Keuangan
Sekretaris SPI
Koordinator Audit
Koordinator Quality Assurance
Koordinator Administrasi
Kepala Bidang Sarana
Kepala Bidang Teknologi Informasi
Kepala Bidang Pembangu nan
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia
Auditor
Sumber: www.tatakelolaauditorinternal.com Dari gambar diatas kita dapat melihat bahwa kedudukan auditor internal dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menjalankan tugas, sehingga dengan posisi tersebut memungkinkan auditor internal dapat melaksanakan fungsinya dengan baik serta dapat bekerja dengan independen dan objektif.
21
Struktur organisasi penetapan bagian auditor internal secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara auditor internal dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer.
Menurut Agoes (2004:243-246), ada
empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu: a. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi keuangan). b. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama. c. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris. d. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.
5. Kinerja Auditor Internal Kinerja didefinisikan sebagai evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri dan bawahan langsung (Kalber dan Fogarty 1995, dalam Agustina, 2009:44). Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Suyadi dalam Agustina, 2009:44) Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian kinerja menurut Whitmore merupakan pengertian kinerja yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil (Whitmore
22
dalam
Uno dan Lamatenggo, 2012:59-60). Oleh karena itu, Whitmore
mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representative, maka tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas yang dapat diukur, kinerja diukur dengan instrumen yang dapat dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum, selanjutnya diterjemahkan kedalam penilaian perilaku secara mendasar, meliputi: kualitas kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disimpulkan, dan perencanaan kerja. Kinerja auditor merupakan tindakan atas pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah disesuaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol kearah tercapainya tujuan organisasi. Kinerja dibedakan menjadi dua yaitu: kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja yang telah ditentukan. Sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok (Mangkunegara, 2005). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor internal merupakan suatu hasil yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketetapan waktu.
23
6. Sistem Pengendalian Internal Menurut Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal 2004, dalam Rapina dan Christyanto, 2011:6-7) mendefinisikan Sistem Pengendalian Internal adalah: “ Semua tidakan yang dilakukan oleh manajemen, direksi, komisaris, ataupun pihak lain untuk mengelola risiko dan meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Manajemen merencanakan, mengorganisir dan mengarahkan pelaksanaan tindakan yang memadai untuk meningkatkan kepastian bahwa tujuan akan tercapai. Sistem pengendalian internal terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan (prosedur) pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian.” Menurut (The Comitte of Sponsoring Organization (COSO), dalam Bodnar, 2001:182), sistem pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa sistem pengendalian internal merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam sebuah perguruan tinggi. Sistem pengendalian internal memberikan kepastian secara objektif yang berhubungan dengan segala aspek perguruan tinggi baik organisasional maupun pribadi yang dilakukan secara efektif dan efisien. COSO menjelaskan bahwa pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait sebagai berikut (Sawyer‟s, 2009:61-62): a. Lingkungan pengendalian Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini mencakup
24
etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen. b. Penentuan Resiko Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis. c. Aktivitas kontrol Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan dengan
konsep
kontrol
internal.
Aktivitas-aktivitas
ini
meliputi
persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan. d. Informasi dan komunikasi Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi tentang operasi kontrol internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola operasinya.
25
e. Pengawasan Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol. Menurut (Tunggal 1995:2, dalam Rapin dan Christyanto 2011:8) terdapat lima tujuan pengendalian internal, antara lain: a. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi Manajemen harus memeiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan kegiatan operasi. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting. b. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya Harta fisik bisa saja dicuri, disalahgunakan atau rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk harta yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian internal dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat. c. Untuk menggalakkan efisiensi usaha Pengendalian juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
26
d. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan. Sistem pengendalian internal memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut. e. Penilaian Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta telah dinilai dengan selayaknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim dan bahwa penyesuaian-penyesuaian telah dilakukan dengan sah. Menurut (Willson dan Campbell 1986, dalam Rapina dan Christyanto, 2011:7) pengendalian internal dibagi menjadi dua yaitu: a. Pengendalian akuntansi Pengendalian akuntansi mencakup rencana organisasi dan semua metode dan prosedur yang terutama menyangkut pengamanan harta perusahaan serta keterandalan dari catatan-catatan keuangan. Pada umumnya ia meliputi pengendalian-pengendalian seperti misalnya sistem kewenangan dan persetujuan, pemisahan tugas-tugas yang berhubungan dengan pembukuan dan laporan-laporan akuntansi dari tugas-tugas yang berhubungan dengan operasi atau perlindungan harta, pengamanan fisik dari harta dan pemeriksaan intern. b. Pengendalian Administratif Terdiri dari rencana organisasi dan semua metode dan prosedur yang terutama berhubungan dengan efisiensi operasi dan ketaatan pada kebijaksanaan manajemen dan biasanya hanya berhubungan secara tidak
27
langsung dengan catatan-catatan finansial. Pada umumnya ia meliputi pengendalian-pengendalian seperti misalnya analisa statistic, time and motion studies, laporan pelaksanaan, program latihan pegawai, dan pengendalian kualitas. Dibawah ini merupakan pentingnya pengendalian internal (Sagara dan Jalil, 2013:79-80): a. Ditetapkan di ISA 400, „istilah sistem pengendalian intern berarti semua kebijakan dan prosedur (kontrol internal) yang diadopsi oleh manajemen entitas untuk membantu dalam mencapai tujuan manajemen memastikan, sedapat mungkin, perilaku tertib dan efisien bisnisnya, termasuk kepatuhan terhadap kebijakan manajemen, pengamanan asset, pencegahan penipuan dan kesalahan, akurasi dan kelengkapan catatan akuntansi, dan persiapan tepat waktu informasi keuangan yang dapat diandalkan. b. Setiap orang dalam organisasi memiliki tanggung jawab untuk pengendalian internal. CEO secara pokok bertanggung jawab dan harus mengasumsikan
„kepemilikan‟
dari
sistem
pengendalian
internal,
memberikan kepemimpinan dan arah untuk manajer senior. c. Auditor tertarik terutama dalam kontrol yang berhubungan dengan keandalan pelaporan keuangan. Auditor memiliki tanggung jawab yang signifikan untuk penemuan manajemen dan penipuan karyawan dan pada tingkat yang lebih rendah, beberapa jenis tindakan illegal.
28
7. Efektivitas Menurut Anthony dan Vijay (2005:174) efektivitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penentu apakah tujuan perusahaan yang telah ditetapkan telah tercapai. Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending wisely) (Mardiasmo, 2009:132, dalam Sumenge, 2013:75). Contoh yang dapat dijadikan sebagai contoh dari nilai efektivitas dari kinerja perguruan tinggi yaitu seperti hasil kegiatan operasional dan laporan realisasi
anggaran. Efektivitas
juga menunjukkan kesuksesan atau
keberhasilan perguruan tinggi dalam merealisasikan tujua perguruan tinggi tersebut. Dengan demikian efektivitas itu adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen atau organisasi, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Menurut Anthony dan Vijay (2005:175) pengukuran efektivitas dapat menggunakan beberapa pendekatan antara lain: a. Pendekatan kuantitatif akuntansi Pendekatan ini digunakan untuk mendapatkan objektivitas dan independensi yang tinggi dari perguruan tinggi. Pengukuran pendekatan ini melalui penggunaan informasi akuntansi dan keuangan yang ada
29
kelemahan-kelemahan, sehingga dibutuhkan pendekatan lain yaitu kuantitatif manajemen. b. Pendekatan kuantitatif manajemen Pendekatan ini mengakomodasi variabel-variabel kuantitatif yang bersifat non financial dan diluar sistem akuntansi. Pendekatan ini membantu perumusan-perumusan permasalahan yang dihadapi sebagai alat analisa dalam pemecahan permasalahan, serta memperjelas kesimpulan yang akan diambil analisis kuantitatif akuntansi. c. Digunakan sebagai pelengkap hasil kedua pendekatan diatas, hasil analisa kualitatif ini dimaksudkan untuk memperjelas kesimpulan yang akan diambil dari kedua pendekatan diatas. Sedangkan untuk mengukur efektivitas auditor dapat menggunakan teknik seperti memeriksa, membandingkan, memeriksa dokumen dasar (vouching), menganalisa, mengecek, menginspeksi, menghitung, menelusuri
(trace), serta
memverifikasi (verify).
8. Perguruan Tinggi Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1, yang dimaksud perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan menengah mencakup program pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dalam UU No. 2 tahun 1989, pasal 16, ayat 1 perguruan tinggi yaitu kelanjutan
pendidikan
menengah
yang
diselenggarakan
untuk
30
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua: a. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah. b. Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Secara umum tugas penyelenggaraan pendidikan tinggi saat ini bertambah berat karena paradigma baru seperti akuntabilitas, kualitas pendidikan, otonomi dan evaluasi diri pendidikan tinggi dipersyaratkan oleh masa depan yang menuntut aktualisasi keunggulan kemampuan manusia secara optimal, yang sementara ini masih “tersembunyi” dalam diri (hidden excellence in personhood) (Semiawan, 1998:12) Tugas Perguruan Tinggi dalam PP No. 30 tahun 1990 pasal 1 ayat 2 yaitu perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi. Sedangkan dalam mukadimah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 603/0/2001 dinyatakan tugas perguruan tinggi adalah berperan aktif dalam perbaikan dan pengembangan kualitas kehidupan dan kebudayaan,
pengembangan
ilmu
pengetahuan,
dan
pengembangan
31
pengertian dan kerjasama internasional untuk mencapai kedamaian dunia dan kesejahteraan lahir batin umat manusia berkelanjutan. Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009 setiap perguruan tinggi di Indonesia harus memiliki Badan Hukum Pendidikan yang berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik, berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan pendidikan nasional. Di Indonesia, perguruan tinggi negeri dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor perguruan tinggi negeri merupakan pejabat setingkat eselon 2 di bawah Menteri Pendidikan Nasional ataupun kementerian lainnya. Perguruan tinggi swasta di Indonesia, dikelola oleh masyarakat sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1961 pasal 22. Dalam UU No. 22 Tahun 1961 pasal 24 dikatakan bahwa Bimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan perguruan tinggi swasta pada mulanya dilakukan oleh Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (LPTS) yang dibentuk oleh pemerintah.
9. Badan Layanan Umum (BLU) Pengertian Badan Layanan Umum (BLU) menurut Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2005 pasal 1 adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
32
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan menceerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat (Wibawa, 2012:3). Dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 pasal 3 dijelaskan mengenai asas Badan Layanan Umum (BLU), yaitu: a. BLU
beroperasi
sebagai
unit
kerja
kementerian
Negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan. b. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian Negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hokum BLU tidak terpisah dari kementerian Negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk. c. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan. d. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/bupati/walikota. e. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
33
f. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian Negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah. g. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang sehat. Satuan kerja BLU dapat memiliki fleksibilitas dalam hal pengelolaan keuangan yang berbeda dengan instansi biasanya (Non BLU) berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Rudiyanto (2013) menyebutkan beberapa hal terkait dengan fleksibilitas yang diberikan kepada satuan kerja BLU yaitu: a. Pendapatan dapat digunakan langsung, tanpa terlebih dahulu disetorkan ke Kas Negara. b. Belanja menggunakan pola anggaran fleksibel dengan ambang batas tertentu. c. Dapat mengelola kas BLU untuk memanfaatkan idle cash BLU yang hasilnya menjadi pendapatan BLU. d. Dapat memberikan piutang usaha maupun menghapus piutang sampai batas tertentu. e. Dapat melakukan utang sesuai jenjang dengan tanggung jawab pelunasan pada BLU. f. Dapat melakukan investasi jangka panjang dengan seijin Menteri Keuangan.
34
g. Dapat dikecualikan dari aturan umum pengadaan barang/jasa dan dapat mengalihkan barang inventaris. h. Dapat diberikan remunerasi sesuai tingkat tanggung jawab dan profesionalisme. i. Surplus dapat digunakan untuk tahun berikutnya dan defisit dapat dimintakan dari APBN untuk Publik Service Obligation (PSO). j. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan professional non PNS. k. Pengaturan
organisasi
dan
nomenklatur
diserahkan
kepada
Kementerian/Lembaga dan BLU yang bersangkutan dengan seijin Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Fleksibel tersebut dimaksudkan untuk mendorong satuan kerja BLU dalam menerapkan praktik-praktik yang sehat berdasarkan prinsip-prinsip dan kaedah manajemen yang baik dalam rangka mewujudkan tata kelola organisasi yang baik dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU, pejabat Pengelola Badan Layanan Umum adalah (a) Pemimpin BLU, (b) Pejabat Keuangan, dan (c) Pengelola Teknis. Rektor Perguruan Tinggi bertindak sebagai Pemimpin BLU sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran mempunyai tugas menyiapkan rencana strategis bisnis BLU, menyiapkan rencana
bisnis dan anggaran BLU,
mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai ketentuan
35
yang berlaku dan menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU. Berikut ini adalah perguruan tinggi yang telah menjadi Badan Layanan Umum dapat dilihat pada tabel 2.2.
14
Tabel 2.2. Daftar Perguruan Tinggi BLU Nama BLU Lokasi Kementerian/ Lembaga Universitas Negeri Sunan Yogyakarta Kementerian Agama Kalijaga Universitas Islam Negeri Jakarta Kementerian Agama Syarif Hidayatullah Universitas Islam Negeri Malang Kementerian Agama Malang Sekolah Tinggi Akuntansi Tangeramg Kementerian Keuangan Negara Universitas Islam Negeri Bandung Kementerian Agama Sunan Gunung Djati Universitas Diponegoro Semarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Brawijaya Malang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Negeri Jakarta Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka Tangerang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Padjadjaran Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Negeri Yogyakarta Kementerian Pendidikan Yogyakarta dan Kebudayaan Universitas Sriwijaya Palembang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan IAIN Sulthan Thaha Jambi Kementerian Agama Saifuddin Poltekkes Jakarta III Jakarta Kementerian Kesehatan
15
IAIN Sunan Ampel
Surabaya
Kementerian Agama
16
Poltekkes Jakarta II
Jakarta
Kementerian Kesehatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bersambung pada halaman berikutnya
36
Tabel 2.2 (lanjutan) No
Nama BLU
Lokasi
17
Universitas Mataram
Mataram
18
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta
19
Universitas Negeri Surabaya
Surabaya
20
Universitas Mulawarman
Samarinda
21
IAIN Ar Raniry Darussalam
22
Universitas Tadulako
Banda Aceh Palu
23
Poltek Negeri Malang
Malang
24
Ageng Serang
25
Universitas Sultah Tirtayasa Universitas Udayana
26
Poltekkes Yogyakarta
27
Poltekkes Tanjung Karang
28
IAIN Rden Intan
29
IAIN Raden Fatah
30
Kementerian/ Lembaga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Perhubungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Kesehatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bandung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta Kementerian Kesehatan Bandar Lampung Bandar Lampung Palembang
IAIN Sultan Maulana Serang Hasanuddin Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Kementerian Kesehatan Kementerian Agama Kementerian Agama Kementerian Agama
B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.3.
37
Tabel 2.3. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu No
Peneliti (tahun) 1. Sukirman dan Maylia Pramono Sari (2012)
Judul Penelitian Peran Internal Audit dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance di UNNES
Metodologi Penelitian Persamaan Perbedaan Objek Variabel penelitian Mewujudkan pada Good Universitas University /Perguruan Governance. Tinggi BLU. Regresi linier berganda
2. Aristanti Widyanin gsih (2010)
Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Biaya Produksi
Responden Auditor Internal dan metode penelitian.
Model analisis yang digunakan korelasi.
3. Rosmita Dewi Yuniarti Rozali (2012)
Pengaruh Kompetensi, Objektivitas, dan Kinerja Auditor Internal terhadap Keefektifan Fungsi Audit Internal.
Variabel Kinerja Auditor Internal
Objek penelitian dilakukan di BUMN Bandung.
Hasil Penelitian Peran auditor internal berpengaruh secara signifikan dalam mewujudkan Good University Governance. Pelaksanaan audit internal memberikan pengaruh yang tinggi terhadap efektivitas pengendalian internal biaya produksi. Secara simultan kompetensi, objektifitas, dan kinerja auditor internal mempunyai pengaruh positif yang rendah terhadap keefektifan fungsi audit internal.
Bersambung pada halaman selanjutnya
38
Tabel 2.3 (Lanjutan) No
Peneliti (tahun)
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Persamaan Variabel Kinerja Audit Internal. Dan uji hipotesis regresi linier berganda.
Perbedaan Variabel aktivitas interpersonal.
Analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Modeling)
4. Rispantyo dan M Rofiq Sunarko (2013)
Aktivitas Interpersonal dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Audit Internal.
5. Edy Sujana (2013)
Pengaruh kompetensi, motivasi, dan persepsi kesesuaian peran terhadap komitmen organisasi auditor internal/pegawa i Inspektorat
Variabel kinerja auditor internal. Responden auditor internal.
6. Robert B. Hirth Jr (2008)
Better Internal Audit Leads to BetterControl
Hasil penelitian yaitu peran auditor internal berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal
Hasil Penelitian Motivasi dan komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor internal.
Rendahnya kompetensi, lemahnya motivasi dan persepsi kesesuaian peran yang rendah berpengaruh terhadap kinerja auditor internal/pega wai Inspektorat. Variabel X Berpengaruh dan Y berbeda positif antara Peran auditor terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi.
39
C. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.2.
Sejarah Perguruan Tinggi dan pengendalian internal dalam manajemen Perguruan Tinggi
Pentingnya adanya sistem pengendalian internal
Basis Teori: Teori Peran dan Teori-teori Audit Internal
Variabel Independen
Variabel Dependen
Peran Auditor Internal (X1)
Sistem Pengendalian Internal (Y)
Kinerja Auditor Internal (X2)
Model Analisis: Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan Regresi Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
40
D. Hipotesis Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan dependen serta perumusan hipotesis dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Peran Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Menurut penelitian Hirth (2008:1) perusahaan yang memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth (2008) menungkapkan pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor internal maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang ada. Menurut penelitian Tugiman (2002) pengendalian internal (internal control) dirancang untuk memberikan jaminan yang pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dengan kriteria antara lain: (1) efektivitas dan efisiensi dari operasi perusahaan, (2) reliabilitas laporan keuangan, (3) dipatuhinya semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Suatu perusahaan harus meningkatkan kualitas auditor internalnya melalui pendidikan, pelatihan dan pengalamanny aagar mampu bekerja secara efektif. Hal ini berhubungan dengan meningkatkan pengendalian internal
41
suatu perusahaan. semakin tinggi kualitas auditor internal di dalam suatu organisasi maka akan semakin baik pengendalian internalnya. Menurut penelitian Anggraini (2008) peran auditor internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan kinerja perusahaan. hal tersebut disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan auditor internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hirth (2008), Tugiman (2002), dan Anggraini (2008) diduga bahwa terdapat pengaruh antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan: H1: Peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 2. Pengaruh Kinerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya. Variabel kinerja auditor internal dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Fanani et al. (2007). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (likert), semakin baik kualitas kinerja seorang
42
auditor internal maka sistem pengendalian internal yang ada akan semakin baik pula atu efektif. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: H2: Kinerja internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 3. Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal dengan Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Agustina (2009:42) mengatakan bahwa peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawabyang menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, orang-orang memerlukan cara tertentu untuk mengantisipasi perilaku orang lain. Sedangkan kinerja Menurut Whitmore dalam Uno dan Lamatenggo (2012:59-60) secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang. Pengertian kinerja menurut Whitmore merupakan pengertian kinerja yang menuntut kebutuhan paling minim untuk berhasil. Oleh karena itu, Whitmore mengemukakan pengertian kinerja yang dianggapnya representative, maka tergambarnya tanggung jawab yang besar dari pekerjaan seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, salah satunya yaitu Menurut penelitian Anggraini (2008) peran auditor internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan
43
kinerja perusahaan. hal itu disebab oleh ruang lingkup pekerjaan auditor internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Menurut penelitian Hirth (2008) perusahaan yang memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan independen,penilaian atas resiko perusahaan secara tepat, penggunaan teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Hirth (2008) menungkapkan pengaruh yang positif antara peran auditor terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin baik peran auditor internal maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang ada. Menurut penelitian Fanani et al. (2007). Semakin baik kualitas kinerja seorang auditor internal maka sistem pengendalian internal yang ada akan semakin baik pula atau efektif. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut: H3: Peran dan kinerja auditor internal berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal.
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Populasi yang terdapat di dalam penelitian ini adalah empat Perguruan Tinggi Badan Layana Umum yang ada di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten. Di mana Perguruan Tinggi tersebut telah menerapkan sistem pengendalian internal dan ada auditor internal di dalamnya. Adapun responden dalam penelitian ini adalah auditor internal.
B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, metode ini memilih sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002:130). Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja pada empat
Perguruan Tinggi yang ada di
wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Para auditor internal tersebut harus memiliki pengalaman bekerja minimal 1 tahun, memiliki jenjang pendidikan minimal D3, seluruhnya lengkap dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
45
C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 (satu) cara, yaitu dengan penelitian lapangan (Field Research). Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor internal yang masih aktif bekerja di Perguruan Tinggi. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada auditor internal secara langsung. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor internal sebagai responden dalam penelitian ini. D. MetodeAnalisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
46
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:52). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor
butir
pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2013:54). Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05, berarti dapat disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2013:55). b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Ghozali (2013:48) menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, responden akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu
47
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2013:48). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti menggunakan
uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji
heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013:105). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) atau nilai tolerance dan lawannya (Ghozali, 2013:105). Regresi bebas dari ,asalah multikolonieritas adalah nilai Tolerance >0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2013:106). b. Uji Normalitas Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati nol (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji
48
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Untuk mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal. Residual terdistribusi secara normal ketika tingkat signifikansi di atas 0.05 (Ghozali, 2013:165). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Park dengan melihat pada koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut memiliki tingkat signifikansidi atas 0,05, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut ditolak (Ghozali, 2013:142).
4. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
49
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran dan kinerja auditor internal. Sedangkan variabel dependennya adalah sistem pengendalian internal. Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + ɛ
Dimana: Y
= Sistem Pengendalian Internal
α
= Konstanta
β
= Koefisien Regresi
X1
= Peran Auditor Internal
X2
= Kinerja Auditor Internal
ɛ
= Error
Pengujian hipotesis ini melalui beberapa pengujian, yaitu: a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secarabersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,2013:98). Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 dengan syarat pengambilan keputusan sebagai berikut; bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat
50
kepercayaan 5%. Dengan kata lain hipotesis alternative diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat nilai
probabilitasnya. Jika nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Menurut Imam Ghozali (2013:97) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji koefisien determinasi ini dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi. Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika Adjusted R² semakin
51
kecil berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Batasan operasional variabel merupakan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan. Variabel penelitain ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dan orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Peran Auditor Internal (X1) Auditor internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern (Dana, et al 2008, dalam Dewi dan Apandi, 2011:6). Auditor internal merupakan profesi yang terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses dan teknologi. Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol. Dalam penelitian Sukirman dan Sari
(2012:70) menyebutkan bahwa
peningkatan peran auditor internal akan mempengaruhi tata kelola suatu institusi pendidikan. Peran auditor internal yang bertugas meneliti, mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrument yang digunakan oleh Dewi dan Apandi (2012:3). Variabel ini diukur dengan
52
menggunakan skala interval 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), sangat setuju (5).
2. Kinerja auditor internal (X2) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Suyadi dalam Agustina, 2009:44). Kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya. Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Fanani et al. (2007). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 (lima) poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), sangat setuju (5).
3. Sistem Pengendalian Internal (Y) Sistem pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain yang di bangun untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu:
53
a. Keandalan pelaporan keuangan b. Efektivitas dan efisiensi operasi c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Dalam penelitiannya, Anggraini (2008:30) menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi sistem pengendalian internal diantaranya adalah pelaksanaan pengendalian internal yang efektif, pengawasan, pemahaman dan resiko pengendalian. Menurut (The Comitte of Sponsoring Organization (COSO), dalam Bodnar, 2001:182), sistem pengendalian internal adalah proses
yang dapat
dipengaruhi manajemen
dan karyawan dalam
menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya. Dalam
penelitian
ini,
pernyataan
yang
diteliti
merupakan
pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh (Anggraini, 2008). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 5 (lima) poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), sangat setuju (5).
54
Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian Variabel Pengaruh Peran Auditor Internal (X1) (Dewi dan Apandi, 2012)
Indikator
No. Butir Pertanyaan 1
a. Penggunaan SDM b. Konsultan manajemen
2
c. Profesionalitas
3
d. Ketaatan manajemen
4
e. Data dan informasi
5
f. Mengukur dan mengidentifikasi resiko
6
g. Mengevaluasi resiko
7
h. Mendeteksi kecurangan
8
i. Profesionalitas
9
j. Tingkat independensi dan objektivitas Kinerja auditor internal (X2) (Fanani et al, 2007)
10-13
a. Meningkatkan audit
prosedur
1
b. Memperbaiki dengan klien
hubungan
2
c. Penilaian sendiri
kinerja
d. Meningkatkan audit
diri
3
prosedur
4
e. Kualitas pekerjaan
Skala Pengukuran Interval
Interval
5-8
f. Menganalisis resiko
9
g. Kualitas pekerjaan
10-12
Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Tabel 3.1. (Lanjutan) Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Internal (Y) (Anggraini, 2008)
Indikator
No. Butir Pertanyaan
1. Lingkungan pengendalian a. Wewenang dan tanggung jawab organisasi b. Penegakan disiplin
Skala Pengukuran Interval
1
tindakan
2
c. Standar kompetensi setiap posisi d. Strategi perencanaan dan pembinaan SDM
3 4
2. Penaksiran resiko a. Identifikasi dan analisis resiko
5
b. Kondisi manajemen
6
c. Penilaian resiko
7
3. Aktivitas Pengendalian a. Pemisahan tugas yang memadai
8
b. Dokumentasi dan catatan yang memadai 4. Informasi dan Komunikasi
9-11
a. Memperbarui sistem informasi b. Ketepatan wewenang
12
c. Kebijakan prosedur
14
d. Koordinasi yang baik 5. Pemantauan
15
a. Melakukan pengevaluasian rasional b. Penilaian kinerja c. Kegiatan monitoring
13
16 17 18-20
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
56
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor internal yang bekerja di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten. Auditor internal yang berpartisipasi dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja yang bekerja di dalam internal Perguruan Tinggi yang dijadikan sebagai objek penelitian kali ini. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yaitu auditor internal yang bekerja di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2015 hingga 10 Maret 2015. Peneliti mengambil sampel sebanyak 4 Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum yang berada di wilayah provinsi DKI Jakarta dan Banten, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.
2
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian Nama Perguruan Kuesioner Tinggi Dikirim UIN Syarif Hidayatullah 11 Jakarta Universitas Terbuka 11
3
Universitas Negeri Jakarta
9
9
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Total Sumber: Data primer yang diolah
2
2
33
30
No 1
4
Kuesioner Dikembalikan 8 11
57
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 33 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 30 kuesioner atau 91%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 3 buah atau 9%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 30 buah atau 91%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah 0 buah atau 0%.gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
No
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian Keterangan
1 Jumlah kuesioner yang disebar 2 Jumlah kuesioner yang kembali 3 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5 Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Jumlah
Persentase
33 30 3 0 30
100% 91% 9% 0% 91%
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja pada Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, latar belakang pendidikan, dan lama bekerja responden dapat dilihat pada tabel 4.3.
58
Tabel 4.3. Hasil Uji Deskripsi Responden Deskripsi Responden Frekuensi Persentase Persentase Valid Jenis Laki-laki 10 33,0 33,0 Kelamin Perempuan 20 67,0 67,0 Total 30 100,0 100,0 Usia < 25 tahun 5 17,0 17,0 25-40 tahun 16 53,0 53,0 >40 tahun 9 30,0 30,0 Total 30 100,0 100,0 Pendidikan Diploma 1 3,0 3,0 Terakhir S1 15 50,0 50,0 S2 13 44,0 44,0 S3 1 3,0 3,0 Total 30 100,0 100,0 Latar Akuntansi 24 80,0 80,0 Belakang Manajemen 2 7,0 7,0 Pendidikan Ilmu Ekonomi Hukum 1 3,0 3,0 Teknik Lain-lain 3 10,0 10,0 Total 30 100,0 100,0 Lama < 3 tahun 9 30,0 30,0 Bekerja 3-5 tahun 10 33,0 33,0 >5 tahun 11 37,0 37,0 Total 30 100,0 100,0 Sumber: Data primer yang diolah
Persentase Komulatif 33,0 100,0 17,0 70,0 100,0 3,0 53,0 97,0 100,0 80,0 87,0 90,0 100,0 30,0 63,0 100,0
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa 20 responden atau 67% didominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya sebesar 10 orang atau 33% responden berjenis kelamin laki-laki. Tabel 4.3 juga menunjukkan bahwa responden yang mengisi kuesioner 17% atau 5 orang berusia kurang dari 25 tahun, responden yang berusia antara 25 sampai 40 tahun berjumlah 16 orang atau 53%, sedangkan responden yang berusia diatas 40 tahun berjumlah 9 orang atau 30%.
59
Pada pendidikan terakhir terlihat bahwa responden didominasi oleh reponden yang berpendidikan terakhir Strata satu (S1) dengan jumlah 15 orang atau 50%, responden yang berpendidikan terakhir Stara dua (S2) dengan jumlah 13 orang atau 44%, responden yang berpendidikan terakhir Diploma dengan jumlah 1 orang atau 3%, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang atau 3% responden berpendidikan terakhir Strata tiga (S3). Selanjutnya pada latar belakang pendidikan terlihat didominasi oleh responden yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi sebanyak 24 orang atau 80%, yang berlatar belakang pendidikan manajemen sebanyak 2 orang atau 7%, responden yang berlatar belakang pendidikan hukum sebanyak 1 orang atau 3%, sedangkan sisanya sebanyak 3 orang atau 10% responden berlatar belakang pendidikan lain-lain. Selanjutnya pengalaman kerja auditor internal terlihat didominasi oleh responden yang memiliki pengalaman bekerja selama lebih dari 5 tahun sebanyak 11 orang atau 37%, kemudian diikuti oleh responden yang memiliki pengalaman bekerja selama 3 sampai 5 tahun sebanyak 10 orang atau 33%, sedangkan sisanya responden yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun berjumlah 9 orang atau 30%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peran auditor internal (TPA),
kinerja auditor internal (TKI) dan sistem pengendalian
60
internal (TSP) akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Mean TPA 30 45 TKI 30 38 TSP 30 58 Valid N (listwise) 30 Sumber: Data primer yang diolah
65 59 100
56,60 47,90 82,93
Std. Deviation 4,945 5,448 8,030
Tabel 4.4 menjelaskan pada variabel peran auditor internal jawaban minimum responden adalah sebesar 45 dan maksimum sebesar 65 dengan rata-rata total jawaban adalah 56,60 dan standar deviasi sebesar 4,945. Pada variabel kinerja auditor internal, jawaban minimum responden adalah sebesar 38 dan maksimum sebesar 59 dengan rata-rata total jawaban adalah 47,90 dengan standar deviasi sebesar 5,448. Sedangkan variabel sistem pengendalian internal memiliki jawaban minimum sebesar 58 dan maksimum sebesar 100 dengan rata-rata jawaban sebesar 82,93 dan standar deviasi sebesar 8,030. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden untuk variabel peran auditor internal, kinerja auditor internal dan sistem pengendalian internal adalah setuju.
61
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation dengan pedoman apabila suatu pertanyaan memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Peran Auditor Internal dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal No PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) Keterangan PA1 0,375* PA2 0,653** PA3 0,438* PA4 0,825** PA5 0,716** PA6 0,404* PA7 0,496** PA8 0,703** PA9 0,582** PA10 0,764** PA11 0,773** PA12 0,637** PA13 0,715** Sumber: Data primer yang diolah
0,041 0,000 0,015 0,000 0,000 0,027 0,005 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa variabel peran auditor internal memenuhi kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel peran
62
auditor internal dalam penelitian ini mampu mengungkapkan variabel peran auditor internal dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Kinerja Auditor Internal dalam Tabel 4.6.
No
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Internal Pearson Correlation Sig.(2 -tailed) Keterangan
KI1 0,545** KI2 0,545** KI3 0,868** KI4 0,723** KI5 0,518** KI6 0,676** KI7 0,672** KI8 0,661** KI9 0,701** KI10 0,688** KI11 0,370* K112 0,503** Sumber: Data primer yang diolah
0,002 0,002 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,044 0,005
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa variabel kinerja auditor internal memenuhi kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel kinerja auditor internal memenuhi dalam penelitian ini mampu mengungkapkan variabel kinerja auditor internal memenuhi dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel Sistem Pengendalian Internal dalam Tabel 4.7
63
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Sistem Pengendalian Internal No PearsonCorrelation Sig.(2-tailed) Keterangan SP1 0,648** SP2 0,602** SP3 0,639** SP4 0,740** SP5 0,716** SP6 0,806** SP7 0,812** SP8 0,387* SP9 0,541** SP10 0,663* SP11 0,510** SP12 0,507** SP13 0,722** SP14 0,555** SP15 0,767** SP16 0,645** SP17 0,603** SP18 0,460* SP19 0,439* SP20 0,446* Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.7
diatas
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,035 0,002 0,000 0,004 0,004 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,010 0,015 0,014
menunjukkan
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid bahwa
variabel
sistem
pengendalian internal memenuhi kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel sistem pengendalian internal dalam penelitian ini mampu mengungkapkan variabel sistem pengendalian internal dan layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
64
b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi instrument penelitian. Suatu intrumen penelitian dapat dikatakan reliable atau handal jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013:48). Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
No. 1
Variabel
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’sAl Jumlah pha Item
Peran Auditor 0,869 Internal 2 Kinerja Auditor 0,858 Internal 3 Sistem 0,913 Pengendalian Internal Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan
13
Reliabel
12
Reliabel
20
Reliabel
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga variabel penelitian dengan cronbach’s alpha untuk variabel peran auditor internal sebesar 0,869, variabel kinerja auditor internal sebesar 0,858, variabel sistem pengendalian internal sebesar 0,913. Cronbach’s alpha untuk tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,70, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan dalam mengukur suatu variabel akan mampu memperoleh data yang konsisten, sehingga apabila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang konsisten dengan jawaban sebelumnya.
65
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) atau nilai
tolerance.
Model
regresi
yang
terbebas
dari
masalah
multikolonieritas adalah nilai Tolerance >0.10 atau sama dengan nilai VIF <10 (Ghozali, 2013:106).
Variabel
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Tolerance VIF Kesimpulan
TPA
O,638
1,566
Tidak terjadi multikolonieritas
TKI
0,638
1,566
Tidak terjadi multikolonieritas
a. Dependent variable: TSP Sumber: Data primer yang diolah. Berdasarkan Tabel 4.9 di atas terlihat bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 yaitu variabel peran auditor internal memiliki nilai tolerance sebesar 0,638, kinerja auditor internal sebesar 0,638. Selanjutnya semua variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu variabel peran auditor internal sebesar 1,566, variabel kinerja auditor internal sebesar 1,566. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah multikolonieritas sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
66
b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi
variabel
independen
dan
variabel
dependen
keduanya
mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati nol (Ghozali, 2013:160). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrikKolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan melihat angka probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal (Ghozali, 2013:164). Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test Unstandardized Residual Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
0,118 0,200c,d
Hasil pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov yang terdapat dalam Tabel 4.10 di atas menunjukkan tingkat signifikansi di atas 0,05 dengan nilai Test Statistic sebesar 0,118 dan nilai probabilitas 0,200, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data residual memiliki distribusi normal. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji Park dengan melihat pada koefisien parameter
67
beta dari persamaan regresi tersebut. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut ditolak (Ghozali, 2013:142). Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji Park Coefficientsa Variabel t Sig. (Constant) 0,533 TPA 0,115 TKI -0,211 a. Dependent Variable: LNU2i Sumber: Data primer yang diolah.
0,598 0,909 0,835
Tabel 4.11 di atas menunjukkan nilai signifikansi dari masingmasing variabel independen berada di atas 0,05 yaitu variabel peran auditor internal (TPA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,909, variabel kinerja auditor internal (TKI)
memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,835. Hal ini mengindikasikan bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi antara peran dan kinerja auditor internal
68
terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model
R
1
,711a
Model Summaryb R Square Adjusted R Square ,506
Std. Error of the Estimate
,469
5,849
a. Predictors: (Constant), TKI TPA b. Dependen Variable: TSP Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,469. Hal ini menandakan bahwa variabel peran dan kinerja auditor internal hanya dapat menjelaskan 46,9% variasi variabel efektivitas sistem pengendalian internal. Sedangkan sisanya, yaitu
53,1%(100% -
46,9%) dijelaskan oleh faktor lain, seperti keahlian auditor internal, efektivitas manajemen dan kepatuhan karyawan. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 5,849 semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05, maka variabel independen secara satu persatu
69
berpengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.13 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t dalam penelitian ini.
Variabel
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized T Coefficients B
(Constant) 16,759 TPA 1,091 TKI 0,092 a. Dependent Variable: TSP Sumber: Data primer yang diolah.
1,315 3,971 0,368
Sig. 0,200 0,000 0,716
Dari Tabel 4.13 di atas, dapat terlihat bahwa hanya terdapat satu variabel independen dalam penelitian ini meliputi variabel peran auditor internal (TPA) yang berpengaruh terhadap variabel dependen efektivitas sistem pengendalian internal (TSP) karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Sedangkan untuk variabel independen kinerja auditor internal (TKI) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen efektivitas sistem pengendalian internal (TSP) karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Adapun penjelasannya sebagai berikut: Hipotesis 1: Peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Hasil pengujian variabel peran auditor internal mempunyai nilai signifikansi 0,000, tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti menerima H1, sehingga dapat dikatakan bahwa peran auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.. Semakin baik peran auditor internal dalam suatu Perguruan Tinggi maka
70
akan semakin baik pula efektivitas sistem pengendalian internal nya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hirth (2008) dengan hasil penelitian pengaruh yang positif antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2008) dengan hasil penelitian peran auditor internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal. Hal tersebut disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan auditor internal yang sesuai dengan perannya masingmasing sehingga akan berdampak baik pula terhadap pengendalian internal. Hipotesis 2: Kinerja internal auditor berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Tabel 4.14 memperlihatkan nilai signifikansi untuk variabel kinerja auditor internal yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,716. Hal ini menunjukkan bahwa H2 tidak terdukung yang berarti kinerja auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Hasil penelitian ini tidak sejenis dan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al (2007) dengan hasil penelitian kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja
71
individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang ditentukan sebelumnya. Kinerja auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dapat disebabkan karena pengalaman bekerja seorang auditor internal belum terlalu lama sehingga kualitas kerja dan pengetahuan yang dimiliki auditor internal tersebut masih rendah sehingga sistem pengendaliannya pun tidak efektif. Oleh karena itu kinerja auditor internal belum mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal. Berdasarkan Tabel 4.13, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 16,759 + 1,091 + 0,092+ ɛ
Dimana: Y = Sistem Pengendalian Internal X1 = Peran Auditor Internal X2 = Kinerja Auditor Internal ɛ = Error Penjelasan mengenai model regresi berganda sebagai berikut: 1) Pada persamaan regresi diatas menunjukkan nilai konstanta positif sebesar 16,759. Apabila variabel peran auditor dan kinerja auditor internal diasumsikan tidak ada atau bernilai 0 maka efektivitas sistem pengendalian internal akan konstanta sebesar 16,759.
72
2) Koefisien regresi variabel peran auditor internal bernilai positif sebesar 1,091 jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan variabel peran auditor internal mengalami kenaikan satu satuan maka variabel efektivitas sistem pengendalian internal akan bertambah sebesar 1,091. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, jika peran auditor internal dilakukan dengan efektif dalam suatu organisasi maka penerapan efektivitas sistem pengendalian internal akan mengalami peningkatan dan berjalan semakin baik dalam organisasi. 3) Koefisien regresi variabel kinerja auditor internal bernilai positif sebesar 0,092 jika variabel independen lainnya nilainya tetap dan variabel kinerja auditor internal mengalami kenaikan satu satuan maka variabel efektivitas sistem pengendalian internal akan bertambah sebesar 0,092. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, jika kinerja auditor internal dijalankan dengan efektif dalan menjalankan setiap aktivitas organisasi maka penerapan kinerja auditor internal di organisasi tersebut akan berjalan semakin baik.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yaitu variabel peran dan kinerja auditor internal
73
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secarabersamasama terhadap variabel dependen atau terikat berupa efektivitas sistem pengendalian internaldengan kriteria pengambilan keputusan apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka Ha3 diterima. Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan (Uji Statistik F) ANOVAa F Sig. 13,832 0,000b d. Dependent Variable: TSP e. Predictors: (Constant), TPA, TKI, TSP Sumber: Data primer yang diolah. Hipotesis 3: Peran dan kinerja auditor internal berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal Tabel 4.14 di atas menunjukkan nilai F sebesar 13,832 dengan nilai signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa peran dan kinerja auditor internal berpengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Auditor internal yang selalu mengetahui dan menjalankan secara baik peran dan kinerjanya di dalam manajemen Perguruan Tinggi akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hirth (2008:1) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang memfungsikan internal audit dengan baik secara umum memiliki kontrol yang lebih baik. Internal audit yang baik tersebut seperti peran internal auditor yang total dan
74
independen, penilaian atas risiko perusahaan secara tepat, penggunaan teknologi dalam proses audit internal, dan mengutamakan efisiensi. Semakin baik peran auditor internal maka akan semakin baik sistem pengendalian internal yang ada. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Tugiman (2002) pengendalian internal (internal control) dirancang untuk memberikan jaminan yang pantas berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Suatu perusahaan harus meningkatkan kualitas
auditor
internalnya
melalui
pendidikan,
pelatihan
dan
pengalamanny agar mampu bekerja secara efektif. Hal ini berhubungan dengan meningkatkan pengendalian internal suatu perusahaan. semakin tinggi kualitas auditor internal di dalam suatu organisasi maka akan semakin baik pengendalian internalnya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2008) peran auditor internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan kinerja perusahaan. hal tersebut disebabkan oleh ruang lingkup pekerjaan auditor internal meliputi penilaian dan pengevaluasian terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa auditor internal yang memiliki peran dan kinerja yang tinggi akan cenderung berdampak positif terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Efektivitas terhadap sistem pengendalian internal akan semakin baik dengan peran dan kinerja auditor internal yang dimiliki auditor internal.
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel independen yaitu peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Metode penentuan sampel menggunakan metode convenience sampling yang berdasarkan kemudahan. Responden dalam penelitian ini adalah auditor internal di Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten. Responden yang mengisi secara baik kuesioner yang disebar, sehingga dapat diolah berjumlah 30 orang. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dam pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan pada penelitian ini, dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran auditor internal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. variabel peran auditor internal mempunyai nilai signifikansi 0,000, tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti menerima H1. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirth (2008) dengan hasil penelitian pengaruh yang positif antara peran auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Semakin tinggi peran auditor internal
76
didalam Perguruan Tinggi maka akan semakin meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal, auditor internal yang selalu mengetahui dan menjalankan secara baik perannya di dalam manajemen Perguruan Tinggi akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal yang ada. 2. Kinerja auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal.nilai signifikansi untuk variabel kinerja auditor internal lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,716. Kinerja auditor internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal dapat disebabkan karena pengalaman bekerja seorang auditor internal belum terlalu lama sehingga kualitas kerja dan pengetahuan yang dimiliki auditor internal tersebut masih rendah sehingga sistem pengendaliannya pun tidak efektif. Oleh karena itu kinerja auditor internal belum mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian internal. Hal ini menunjukkan bahwa H2 di tolak. Hasil penelitian ini tidak sejenis dan tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al (2007) dengan hasil penelitian kinerja auditor internal berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. 3. Berdasarkan hasil uji statistik F, peran dan kinerja auditor internal secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian internal. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2008) peran auditor internal berpengaruh secara nyata terhadap pengendalian internal dan kinerja
77
perusahaan. Semakin baik peran dan kinerja auditor internal di dalam manajemen Perguruan Tinggi maka akan meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internalnya. B. Saran Saran-saran yang dapat diberikan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian
selanjutnya
diharapkan
dapat
menambahkan
variabel
independen lainnya, baik yang berasal dari faktor eksternal maupun faktor internal auditor atau menambahkan variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen. Sehingga hasil penelitian lebih menggambarkan pengaruh-pengaruh variabel dependen yang sebenarnya. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten saja tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih berkualitas.
78
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, “ Pemeriksaan Akuntan (Auditing) oleh Kantor Akuntan Publik”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2005. Agustina, Lidya,“Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor”, Jurnal Akuntansi, Bandung, 2009. Anggraini, Fitria, “Analisis Pengaruh Peran Auditor Internal Terhadap Peningkatan Pengendalian Intern dan Kinerja Perusahaan”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, “Sistem Pengendalian Manajemen”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. B.Uno Hamzah dan Lamatenggo Nina, “Teori Kinerja dan Pengukurannya”, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2012. Dewi dan Apandi, “Gejala Fraud dan Peran Auditor Internal dalam Pendeteksian Fraud di Lingkungan Perguruan Tinggi”, UPI, 2011. Dzaky, Vicky, “Peran Audit Internal dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance”, Widyatama, 2009. Eviyanti, Siti Khairani, Rika Kharlina, “Peranan Audit Internal Dalam Mengatasi Risiko Penjualan Secara Kredit”, STIE MDP, 2012. Fanani, Zaenal, “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 5 Nomor 2, Surabaya, 2008. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21”, Edisi 7 Cetakan VII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Gondodiyoto, Sanyoto, “Audit Sistem Informasi (Pendekatan CoBIT)”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007. Halim, Abdul, “Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
79
Hall, James, “Sistem Informasi Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, FE UIN Press, Jakarta, 2007. Hirth, Robert B, “Better Internal Audit Leads to Better Control”, Vol 24, Morristown, 2008. Hutami, Gartiria dan Chariri, Anis, “Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen, Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah”, 2011. Indriantoro dan Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus Versi Online, “Peran”, diakses pada tanggal 15 April 2015, dari http://kbbi.web.id/peran. Kumaat, G Valery, “Internal Audit”, Salemba Empat, Jakarta. Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik”, Yogyakarta, 2009. Miraceti, Karina, “Pengaruh Peran dan Tanggung Jawab Auditor Internal terhadap Peningkatan Efektivitas Sistem Pengendalian Internal”, Jakarta, 2011. Peraturan No. 23 Tahun 2005. Keuangan Negara. 2005 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990. Pendidikan Tingii. 1990 Purwaningsih, Akmalia, “Peranan Internal Audit”, FEUI, 2008. Rispantyo dan Sunarko, “Aktivitas Interpersonal dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Audit Internal”, Surakarta, 2013. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Sawyer, Lawrence B, et al, “Internal Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Sujana, Edy, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat Pemerintah Kabupaten”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, Singaraja, 2012.
80
Sukirman dan Sari, “Peran Internal Audit dalam Upaya Mewujudkan Good University Governance di UNNES”, Semarang, 2012. Sumenge, “Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)”, Jurnal Analisis, Manado, 2013. Triyuwono, Iwan, “Konsistensi Praktik Sistem Pengendalian Internal dan Akuntanbilitas Pada Lazis”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Yogyakarta, 2002. Tugiman, Hiro, “Pengaruh Peran Auditor Internal, serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi, Bandung, 2002. Tunggal, Amin Wijaya, “Internal Auditing”, Jakarta, Harvarindo, 2005. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012. Pendidikan Tinggi. 2012 Undang-Undang No. 2 Tahun 1989. Sistem Pendidikan Nasional. 1989 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 . Sistem Pendidikan Nasional. 2003 Undang-Undang No. 22 Tahun 1961. Perguruan Tinggi. 1961 Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 2009. Badan Hukum Pendidikan. 2009 Wibawa, Sutrisna, “Implementasi Pengelolaan BLU di Perguruan Tinggi”, Yogyakarta, 2012. Widyaningsih, Aristanti, “Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Biaya Produksi”, Bandung, 2010.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN SKRIPSI
83
84
85
86
87
LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN
88
PENGARUH PERAN DAN KINERJA AUDITOR INTERNAL TERHADAPEFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (Studi Empiris Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum diWilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten )
Ol NURUL WARDAH 1111082000053
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436H
89
Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta,
Kepada Yth. Bapak/Ibu/sdr/I Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Nurul Wardah
NIM
: 1111082000053
Fak/Jur/smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Peran dan Kinerja Auditor Internal Teradap Efektivitas Sistem Penendalian Internal.” Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh peran dan kinerja auditor internal teradap efektivitas sistem penendalian internal. Mengingat kualitas hasil penelitian ini, sangat bergantung dari isian kuesioner Bapak/Ibu/Sdr/i, sehingga saya memohon agar kiranya dapat mengisi dengan sejujurnya.Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yangmembutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon: 085716967729 dan e-mail:
[email protected]).Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen pembimbing
Hormat Saya, Peneliti
(Prof. Dr. Abdul Hamid MS)
Nurul Wardah
90
A. Identitas Responden Untuk keperluan validitas jawaban kuesioner dan analisis data, penulis memerlukan jawaban Bapak/Ibu/Saudara/I sebagai responden.Mengingat data ini dapat mempengaruhi keakuratan penelitian, untuk itu dimohon Bapak/Ibu/Saudara/I untuk mengisi dengan sejujurnya. Isilah pertanyaan dibawah ini dengan (X) pada tempat yang telah disediakan. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Responden : Nama Perguruan Tinggi : Unit Kerja : Posisi anda saat ini : Jenis Kelamin : a. Laki-laki Usia : a. < 25 tahun b. 25-40 tahun c. > 40 tahun 7. Pendidikan Formal Terakhir : a. Diploma b. S1 c. S2 d. S3 8. Latar Belakang Pendidikan : a. Akuntansi b. Manajemen c. Ilmu Ekonomi d. Hukum e. Teknik f. Lain-lain 9. Lama anda bekerja : a. < 3 tahun b. 3-5 tahun c. > 5 tahun
b.Perempuan
91
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Isilah identitas Bapak/Ibu/Sdr/i dengan lengkap, khusus untuk nama boleh tidak diisi 2. Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk membaca dan memahami setiap pertanyaan dalm kuesioner ini. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Sdr/i dengan memberikan tanda silang (X) pada: STS TS CS S SS 3. Dimohon
: Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Cukup Setuju : Setuju : Sangat Setuju untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab
dengan lengkap semua pertanyaan,karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku 4. Bapak/Ibu/Sdr/i diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada, dan jangan sampai ada yang terlewati 5. Dalam Bapak/Ibu/Sdr/i memberikan jawaban, tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar dan dapat kami terima sepanjang sesuai dengan keadaan diri saudara yang sebenarnya 6. Sebelum
kuesioner
ini
dikembalikan,
periksalah
kembali
sampai
Bapak/Ibu/Sdr/i yakin bahwa keusioner sudah dijawab semua 7. Bapak/Ibu/Sdr/i tidak perlu khawatir, karena kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu/Sdr/i, kami jamin 8. Hasil kuesioner ini tidak akan mempengaruhi kedudukan dan evaluasi kerja Bapak/Ibu/Sdr/i, tetapi hanya untuk keperluan penelitian saja.
92
B. Pendapat Responden
Keterangan: 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
4: Setuju (S)
2: Tidak Setuju (TS)
5: Sangat Setuju (SS)
3: Cukup Setuju (CS)
I. PERAN AUDITOR INTERNAL (X1) No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
1
CS
S
SS
Auditor Internal berperan dalam menilai penggunaan SDM secara ekonomis dan efisien
2
Auditor Internal memberikan layanan konsultasi kepada manajemen Perguruan Tinggi
3
Auditor Internal mengembangkan kemampuan teknis melalui pendidikan yang berkelanjutan
4
Auditor Internal berperan mengawasi ketaatan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan perundang-undangan
5
Auditor Internal memastikan tingkat keandalan data/informasi
Bersambung pada halaman selanjutnya
93
Lanjutan tabel kuesioner peran auditor internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
6
CS
S
SS
Auditor Internal mengukur dan mengidentifikasi resiko
7
Auditor Internal berperan mengevaluasi resiko
8
Auditor Internal berperan dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan
9
Peran Auditor Internal yang profesional akan lebih efektif dan efisien
10
Auditor Internal berperan mengevaluasi bukti-bukti audit
11
Auditor Internal harus memiliki tingkat independensi dan objektivitas
12
Auditor Internal membantu manajemen untuk melakukan pencegaan sedini mungkin terhadap kelemahan pengendalian internal
13
Auditor Internal memiliki komitmen terhadap kompetensinya
94
Keterangan: 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
4: Setuju (S)
2: Tidak Setuju (TS)
5: Sangat Setuju (SS)
3: Cukup Setuju (CS)
II. KINERJA AUDITOR INTERNAL (X2) No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
1
CS
S
SS
Di dalam melakukan audit, Auditor Internal mampu menemukan cara untuk meningkatkan prosedur audit
2
Di dalam melakukan audit, bagi Auditor Internal mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan klien merupakan hal yang sangat penting
3
Di dalam melakukan audit, Auditor Internal mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan di banding rekan yang lain
4
Di dalam melakukan audit, Auditor Internal selalu memperoleh bukti komponen sesuai dengan prosedur audit
Bersambung pada halaman selanjutnya
95
Lanjutan tabel kuesioner kinerja auditor internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
5
CS
S
SS
Di dalam melakukan audit, Auditor Internal selalu menemukan salah saji yang terdapat dalam laporan keuangan
6
Di dalam pembuatan kertas kerja audit, harus mengacu pada standar pemeriksaan keuangan yang berlaku umum
7
Di dalam melakukan audit, Auditor Internal selalu berpedoman pada prinsip akuntansi dan prinsip auditing dalam melakukan pekerjaan
8
Sebelum melakukan proses audit, Auditor Internal selalu melakukan penelitian pendahuluan terhadap kondisi bisnis operasi serta keuangan klien
9
Menganalisis kemungkinan resiko audit merupakan hal yang sangat penting
10
Di dalam penugasan audit, Auditor Internal selalu melakukan penerapan sesuai dengan SPAP
Bersambung pada halaman selanjutnya
96
Lanjutan tabel kuesioner kinerja auditor internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
11
CS
S
SS
Di dalam melakukan audit Auditor Internal selalu mematuhi SOP yang berlaku
12
Di dalam penugasan audit, Auditor Internal dapat menyelesaikannya sesuai dengan kontrak atau jadwal yang disepakati bersama
97
Keterangan 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
4: Setuju (S)
2: Tidak Setuju (TS)
5: Sangat Setuju (SS)
3: Cukup Setuju (CS)
III. EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (Y) No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
A
Lingkungan Pengendalian
1
Masing-masing bagian organisasi
CS
S
SS
dalam sebuah manajemen memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing 2
Adanya penegakan tindakan disiplin atas penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur atau pelanggaran
3
Terdapat standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada setiap posisi
4
Adanya strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia untuk mendukung pencapaian visi dan misi
Bersambung pada halaman selanjutnya
98
Lanjutan tabel kuesioner efektivitas sistem pengendalian internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
B
Penaksiran Resiko
5
Melakukan identifikasi dan analisis
CS
S
SS
terhadap risiko yang mungkin akan terjadi 6
Evaluasi secara terus-menerus mengenai pengaruh dari setiap perubahan lingkungan dan kondisi dalam manajemen
7
Melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan
C
Aktivitas Pengendalian
8
Adanya pemisahan tugas diantara bagian organisasi
9
Menilai dan mengevaluasi pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
10
Setiap transaksi dibukukan setelah mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
Lanjutan tabel kuesioner efektivitas sistem pengendalian internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
11
CS
S
SS
Pembatasan akses perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan dokumentasi atas otorisasi akses
D
Informasi dan Komunikasi
12
Mengembangkan dan memperbarui sistem informasi agar tercapainya komunikasi yang berkualitas
13
Terdapat kejelasan dan ketepatan dalam wewenang dan tanggung jawab
14
Mengkomunikasikan kepada divisi yang
bersangkutan
mengenai
kebijakan dan prosedur pengamanan asset 15
Terdapat
koordinasi
yang
baik
antara atasan, bawahan, dan sesama rekan kerja Bersambung pada halaman selanjutnya
100
Lanjutan tabel kuesioner efektivitas sistem pengendalian internal No
Pernyataan
Tingkat Pengaruh STS TS
E
Pemantauan
16
Melakukan pengevaluasian rasional
CS
S
SS
yang dinamis atas informasi yang diberikan
pada
komunikasi
informasi untuk tujuan manajemen control 17
Melakukan penilaian kinerja dan kualitas
struktur
pengendalian
internal dalam satu waktu 18
Melakukan
kegiatan
monitoring
melalui kegiatan yang berjalan 19
Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas manajemen terus-menerus atau evaluasi terpisah
20
Evaluasi
yang
ada
dalam
pemantauan dapat dilakukan oleh pihak luar
………Terimakasih………
101
LAMPIRAN 3 JAWABAN RESPONDEN
102
JAWABAN RESPONDEN MENGENAI IDENTITAS No.
Jenis Kelamin
Usia
Pendidikan Terakhir
Latar Belakang Pendidikan
Lama Bekerja
1
1
2
2
1
3
2
2
2
2
1
2
3
2
1
2
1
1
4
2
3
3
1
3
5
2
3
4
6
1
6
2
2
2
1
2
7
2
2
3
1
2
8
2
2
3
1
2
9
2
3
3
2
3
10
2
3
1
2
3
11
1
2
2
1
2
12
1
3
3
4
3
13
2
3
3
2
3
14
1
3
3
6
3
15
2
1
2
1
1
16
2
1
2
1
1
17
2
2
2
1
1
18
2
1
2
1
1
19
2
3
2
6
3
20
2
2
3
1
3
21
1
2
3
1
3
22
1
1
2
1
1
23
2
2
3
1
1
24
2
2
2
1
1
25
1
2
2
1
2
26
2
2
3
1
2
27
2
2
2
1
2
28
2
2
3
1
2
29
1
2
3
1
2
30
1
3
3
1
3
103
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PERAN AUDITOR INTERNAL No
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
1
4
4
4
5
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
4
4
5
5
4
4
5
7
4
5
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4
4
9
4
5
4
5
4
4
4
5
10
5
5
4
5
5
5
4
5
11
4
5
5
5
5
5
5
4
12
5
5
4
5
5
5
5
5
13
4
5
3
5
4
4
3
5
14
4
5
5
5
5
5
4
5
15
4
4
4
4
4
4
4
4
16
5
5
4
5
5
5
5
5
17
5
4
5
5
4
4
3
4
18
4
5
5
5
5
5
5
5
19
4
4
5
4
5
4
4
4
20
5
5
5
5
5
2
5
5
21
4
4
4
4
4
4
4
4
22
4
4
4
2
3
4
4
4
23
4
4
4
4
5
4
4
4
24
4
4
3
4
4
4
4
4
25
5
4
4
4
5
4
3
3
26
4
4
5
5
5
4
4
5
27
4
5
4
4
4
5
4
5
28
5
5
5
5
5
5
5
5
29
4
4
5
5
4
4
4
4
30
4
4
3
4
3
4
5
4
Bersambung pada halaman berikutnya
104
Tabel (lanjutan) No
PA9
PA10
PA11
PA12
PA13
TPA
1
5
5
4
4
5
55
2
4
4
4
4
4
52
3
4
4
4
4
4
57
4
4
4
5
4
5
56
5
4
4
4
4
4
52
6
5
5
5
5
4
59
7
5
4
4
4
3
53
8
4
4
4
4
4
52
9
4
5
5
5
5
59
10
5
5
5
5
5
63
11
5
5
5
4
5
62
12
5
5
5
5
5
64
13
4
4
5
5
5
56
14
4
5
5
5
5
62
15
4
4
5
5
5
55
16
4
5
5
5
4
62
17
4
4
4
4
4
54
18
5
5
5
5
5
64
19
3
4
4
3
4
52
20
5
4
5
5
5
61
21
4
4
4
4
4
52
22
4
4
1
4
3
45
23
4
5
5
4
5
56
24
4
4
5
5
4
53
25
4
4
3
4
4
51
26
5
5
5
5
5
61
27
5
4
4
3
4
55
28
5
5
5
5
5
65
29
5
5
5
5
5
59
30
4
4
4
4
4
51
105
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KINERJA AUDITOR INTERNAL No
KI1
KI2
KI3
KI4
KI5
KI6
KI7
1
5
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
2
3
3
4
4
4
3
3
2
3
2
4
4
5
3
3
2
4
2
4
4
6
4
4
3
3
2
4
4
7
4
4
3
2
4
4
4
8
4
4
4
4
3
4
4
9
3
5
4
4
3
4
5
10
5
4
4
4
4
5
4
11
4
4
4
5
3
5
5
12
5
5
4
5
4
5
5
13
4
4
2
3
3
3
3
14
4
5
4
4
4
4
5
15
4
4
2
4
3
4
4
16
4
4
3
4
2
4
4
17
4
4
4
4
3
4
4
18
5
5
5
5
3
5
5
19
4
3
4
4
3
4
5
20
5
4
2
4
3
3
2
21
4
4
2
4
3
4
4
22
4
5
1
2
3
4
3
23
4
4
3
4
3
4
4
24
4
3
4
5
4
4
4
25
4
4
4
4
5
4
4
26
4
4
4
4
4
4
5
27
4
4
4
4
4
4
4
28
5
5
5
5
4
5
5
29
3
3
2
4
4
4
4
30
4
4
5
4
4
4
4
Bersambung pada halaman berikutnya
106
Tabel (lanjutan) No
KI8
KI9
KI10
KI11
KI12
TKI
1
4
4
4
5
4
50
2
4
4
4
4
4
48
3
4
4
4
4
3
41
4
3
4
4
5
3
40
5
4
3
2
4
3
38
6
4
5
5
4
4
46
7
4
4
4
4
4
45
8
4
4
4
4
4
47
9
5
5
4
4
5
51
10
4
5
5
5
4
53
11
5
5
5
5
4
54
12
5
5
5
4
3
55
13
4
3
3
4
4
40
14
5
5
5
5
4
54
15
4
4
4
4
4
45
16
5
5
3
4
5
47
17
3
4
4
5
5
48
18
5
5
5
5
5
58
19
4
4
4
5
3
47
20
5
5
1
5
5
44
21
4
4
4
4
4
45
22
3
4
3
4
2
38
23
4
5
5
4
4
48
24
5
4
5
4
4
50
25
5
5
5
4
4
52
26
5
5
5
4
4
52
27
4
4
4
4
5
49
28
5
5
5
5
5
59
29
4
4
4
4
4
44
30
4
4
4
4
4
49
107
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL No
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
SP7
SP8
SP9
SP10
1
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
9
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
10
5
5
4
5
4
5
5
4
4
5
11
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
12
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
13
5
4
4
4
3
4
3
5
5
4
14
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
15
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
16
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
18
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
19
4
5
4
4
4
4
4
3
4
2
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
21
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
22
2
4
1
2
3
3
3
4
4
3
23
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
24
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
25
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
27
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
28
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
30
4
3
4
4
4
5
4
4
4
3
Bersambung pada halaman berikutnya
108
Tabel (lanjutan) No
SP11
SP12
SP13
SP14
SP15
SP16
SP17
SP18
SP19
SP20
TSP
1
4
4
4
3
4
4
5
4
4
3
75
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
3
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
82
4
3
4
3
4
5
4
5
4
5
4
77
5
4
5
5
5
5
3
3
4
3
5
82
6
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
97
7
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
8
4
4
3
4
5
4
5
4
5
4
82
9
4
4
5
4
4
4
3
4
4
3
80
10
4
5
5
5
5
5
5
5
4
1
90
11
4
5
5
4
5
4
5
5
5
4
93
12
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
89
13
4
5
4
4
4
4
4
4
4
2
80
14
5
4
4
5
4
4
4
5
4
3
88
15
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
16
5
4
4
4
4
4
4
5
5
1
83
17
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
18
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
97
19
3
5
5
4
5
4
4
5
4
4
81
20
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
100
21
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
70
22
4
4
2
4
2
2
2
4
4
1
58
23
3
4
4
4
4
4
4
4
4
5
84
24
4
5
5
3
4
4
4
4
5
4
84
25
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
26
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
85
27
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
85
28
5
5
4
4
4
2
2
2
3
3
83
29
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
30
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
80
109
LAMPIRAN 4 HASIL OUTPUT
110
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PERAN AUDITOR INTERNAL Correlations PA1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA1 1
32
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,385
N
30
*
PA2 * ,385
PA3 .224
PA4 * ,368
PA5 ** ,469
PA6 .050
PA7 .151
PA8 .109
PA9 .147
PA10 .081
PA11 .048
PA12 .222
PA13 .065
TPA * ,375
.035
.235
.046
.009
.792
.424
.567
.438
.670
.803
.238
.732
.041
30
30
30
30
30
30
30
30
.321
.348
.308
.259
,653
1
.035 30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.224
.164
.235
.387
N
30
,495
.387
.005
.021
30
30
30
30 **
,503
.068
.005
30
30
,368
N
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,469 .009
.021
.005
.000
N
30
30
30
30
.005 ,418
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.050
,381
.792
N
30
1
,603
.068
30 **
.338
30 *
*
,503
30 **
,418
.338
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.046
,495
.164
1
30 *
30 **
,603
**
30 *
**
**
,381
30 *
,417
30 *
,583
30 **
,398
*
.038
.022
.001
.029
.083
.059
.097
.168
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.035
.195
.172
.200
.271
.159
-.017
.304
,438
.853
.301
.363
.288
.148
.401
.928
.102
.015
30
30
30
30 **
.182
.133
,485
.000
.335
.483
.007
.014
.001
30
30
30
30
30
30
1
.236
.256
.315
.259
,528
.208
.172
.090
.166
.003
30
30
30
30
30
30
.035
.182
.236
.038
.853
.335
.208
30
30
30
30
1
30
,443
30 *
,596
30 **
,762
30 **
.000
**
,641
,825
30
30
.286
,425
.004
.126
.019
.000
30
30
30
30
.158
.055
.126
,404
**
*
*
.000
,504
*
30 **
.003
30 **
,521
30 **
*
*
.000 30 *
,716
*
*
.223
.261
.183
,493
.236
.164
.333
.006
.404
.775
.506
.027
30
30
30
30
30
30
30
30
*
Bersambung pada halaman berikutnya
111
Tabel (lanjutan) Correlations PA7
PA8
PA9
PA10
PA11
PA12
PA1 .151
PA2 * ,417
PA3 .195
PA4 .133
PA5 .256
PA6 .223
.424
.022
.301
.483
.172
.236
N
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.109
,583
.172
,485
.315
.261
,383
.567
.001
.363
.007
.090
.164
.037
N
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.147
,398
.438
N
30
**
*
.200
,443
.029
.288
30
30
**
*
PA7 1
*
PA8 * ,383
PA9 .296
PA10 .304
PA11 .311
PA12 .256
PA13 .154
TPA ** ,496
.037
.112
.102
.095
.172
.416
.005
30
30
1
,396
30
.259
.183
.296
,396
.014
.166
.333
.112
.030
30
30
30
30
30
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.081
.321
.271
,596
.670
.083
.148
.001
.003
N
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.048
.348
.159
,762
.803
.059
.401
.000
N
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.222
.308
-.017
,521
.238
.097
.928
N
30
30
30
**
**
,528
,504
**
**
,493
**
*
.010
30
30
1
,462
.006
.102
.010
.003
30
30
30
30
.311
,556
.004
.404
.095
.001
30
30
30
30
.286
.055
.256
,512
.003
.126
.775
.172
30
30
30
30
**
**
,521
**
30 *
,556
30 **
,512
30 **
,469
30 **
,703
.001
.004
.009
.000
30
30
30
30
.306
.359
.320
,582
.003
.100
.051
.084
.001
30
30
30
30
,521
30 *
,462
.030
.304
.158
30 *
**
1
,507
30
.306
,507
.100
.004
30
30
**
**
,586
.004
.003
.001
30
30
30
1
,569
30 **
,528
**
.359
,528
,569
.004
.051
.003
.001
30
30
30
30
**
**
,729
.001
.000
30
30
1
30
,514
**
**
30 **
,764
**
.000 30 **
,773
**
.000 30 **
,637
.004
.000
30
30
**
Bersambung pada halaman berikutnya
112
Tabel (lanjutan) Correlations PA1 PA13
PA3
PA4
PA6
PA8
.126
.154
PA10
.320
PA11
PA12
.168
.102
.000
.019
.506
.416
.009
.084
.001
.000
.004
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Sig. (2-tailed)
.041
N
30
.000 30
,438
*
,825
**
,716
**
,404
*
,496
**
,703
**
,582
**
,764
**
,773
**
,514
**
.732
**
,729
**
Sig. (2-tailed)
,653
,586
**
.304
*
,469
PA9 **
.259
,375
,425
PA7
*
.065
Pearson Correlation
,641
PA5 **
Pearson Correlation
N TPA
PA2
,637
**
PA13
TPA
1
,715
**
.000 30
30
**
1
,715
.015
.000
.000
.027
.005
.000
.001
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
113
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KINERJA AUDITOR INTERNAL Correlations KI1
KI2
KI3
KI4
KI5
KI6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
KI1 1
N
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,417
N
30
*
KI2 * ,417
KI3 * ,397
KI4 .327
KI5 .338
KI6 .344
KI7 -.023
KI8 .320
KI9 * ,410
KI10 .173
KI11 * ,411
KI12 .239
TKI ** ,545
.022
.030
.078
.068
.062
.903
.084
.024
.362
.024
.204
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
,366
.183
.211
.310
.221
.320
,497
.205
.133
.323
,545
.047
.332
.263
.096
.241
.085
.005
.277
.482
.082
.002
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.022
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,397 .030 30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30 *
,366
*
*
**
.047 30
30
.000 30
.007 30
.003 30
.327
.183
,623
1
.240
,501
.078
.332
.000
.202
.005
.006
.000
30
30
30
30
30
30
30
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.338
.211
,485
.068
.263
.007
.202
N
30
30
30
30 **
.240
,501
1
30 **
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.344
.310
,525
.189
.062
.096
.003
.005
.316
N
30
30
30
30
30
,633
**
,623
30
,525
**
1
**
,485
**
.000 30 **
,493
,460
*
.011 30 **
,625
,427
**
*
**
30 **
.307
,467
.001 30
.099 30
.009 30
.346
.284
,428
.040
.061
.128
.018
.000
30
30
30
30
30
-.032
.122
,518
.018 30 ,377
*
,592
**
*
,868
*
,723
.178
.308
.173
,427
.316
.347
.098
.362
.019
.868
.519
.003
30
30
30
30
30
30
30
30
.299
0.000
,676
1
30
,695
*
,650
**
**
.000 30
.189
**
**
.247
,455
.000
.189
.012
.000
.108
1.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
Bersambung pada halaman berikutnya
114
Tabel (lanjutan) Correlations KI7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KI8
KI9
KI10
KI11
KI12
KI1 -.023
KI2 .221
KI3 ** ,633
KI4 ** ,493
KI5 .178
KI6 ** ,695
.903
.241
.000
.006
.347
.000
30
30
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.320
.320
,460
.084
.085
.011
N
30
30 *
,410
,427
.024 30
.005 30
.018 30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.173
.205
,592
.362
.277
N
30
,625
**
.000
30 **
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
*
,497
30 *
30 *
.247
,390
.098
.189
.033
30
30 ,455
.040 30
.362 30
.012 30
.346
,427
.001
.061
.019
.000
30
30
30
30
.133
.307
.284 .128
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
,411 .024
.482
.099
N
30
30
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.239
.323
,467
.204
.082
.009
N
30
30
30
30 **
,428
*
30
.308
.173
**
,377
*
KI7 1
*
30 *
KI9 * ,373
KI10 ** ,717
KI11 .176
KI12 .068
TKI ** ,672
.033
.042
.000
.352
.721
.000
30
30
30
30
30
1
,619
30 *
.236
.037
,435
.000
.209
.844
.016
30
30
30
30
,462
.000 30
30
.236
,462
.000
.209
.010
30
30
30
30
-.032
.299
.176
.037
.868
.108
.352
.844
30
30
30
30
,650
.042 30 **
,717
**
,619
**
**
1
*
,373
KI8 * ,390
,661
30 *
,377
.010 30
.145 30
.040 30
.000 30
1
.075
.048
,688
.694
.800
.000
30
30
30
30
.273
.075
1
.194
,370
.145
.694
.305
.044
*
,377
*
,701
30
30
30
30
.048
.194
1
,503
.122
0.000
.068
,435
.018
.519
1.000
.721
.016
.040
.800
.305
30
30
30
30
30
30
30
30
**
.000
.273
30 *
*
30 *
**
**
*
**
.005 30
30
Bersambung pada halaman berikutnya
115
Tabel (lanjutan) Correlations KI1 TKI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KI2
,545
**
KI3
,545
**
KI4
,868
**
KI5
,723
**
,518
KI6 **
,676
KI7 **
,672
KI8 **
,661
KI9 **
,701
KI10 **
,688
KI11 **
,370
KI12 *
,503
**
.002
.002
.000
.000
.003
.000
.000
.000
.000
.000
.044
.005
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
TKI 1
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
116
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Correlations
SP1
Pearson Correlation
SP1 1
Sig. (2-tailed) N SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
30
Pearson Correlation
.335
Sig. (2-tailed)
.070
N
30
Pearson Correlation
,713
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
Pearson Correlation
,588
Sig. (2-tailed)
.001
N
30
Pearson Correlation
,366
Sig. (2-tailed)
.047
N
30
SP2 .335
SP3 ** ,713
SP4 ** ,588
SP5 * ,366
SP6 ** ,570
SP7 ** ,514
SP8 .304
SP9 * ,367
SP10 ** ,515
SP11 .258
.070
.000
.001
.047
.001
.004
.103
.046
.004
.168
30
30
1
,376
30 **
,376
*
30 *
.040
.008
30
30
1
,733
.040 30 **
,478
30 **
.008
,609
30 **
.000
,379
,549
.000
.002
30
30
1
,500
,474
,500
**
30 **
,597
,597 .000
30
30
1
,679
,570
,679
Sig. (2-tailed)
.001
.039
.008
.000
.000
N
30
30
30
30
30
**
,504
30 **
,539
30 **
,712 .000
30
30
30
**
.002
.000
1
**
.004
30 **
.005
Pearson Correlation
30 **
.008
30 **
,474
,598
30 **
.000
30 **
.005
30 *
,549
,379
30 *
.039
30 **
30 **
.002
30 **
,733
**
,609
30 **
.000
.000
30 *
,478
30 **
,800
**
**
,388
30 *
,380
30 *
,460
30 *
.344
.034
.039
.011
.063
30
30
30
30
.197
.142
.329
.138
.296
.455
.076
.467
30
30
30
30
.125
.251
.352
.148
.509
.182
.057
.436
30
30
.304
,367
.103
.046
30
30
30 *
,515
30 **
.004
,540
**
.001
30 **
,556
30 **
.258
,571
,453
.000
.169
.001
.002
.012
30
30
30
30
30
*
Bersambung pada halaman berikutnya
117
Tabel (lanjutan) Correlations
SP7
SP8
SP9
SP10
SP11
SP12
Pearson Correlation
SP1 ** ,514
SP2 ** ,598
SP3 ** ,504
SP4 ** ,539
SP5 ** ,712
SP6 ** ,800
Sig. (2-tailed)
.004
.000
.004
.002
.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.304
,388
Sig. (2-tailed)
.103
.034
N
30
Pearson Correlation
,367
Sig. (2-tailed)
.046
N
30
Pearson Correlation
,515
Sig. (2-tailed)
.004
N
30
*
30 *
,380
*
.039 30 **
,460
*
.125
.304
.258
.329
.296
.509
.103
.169
.076
30
30
30
.142
.251
,367
.455
.182
.046
30
30
30
.329
.352
,515
.011
.076
.057
.004
30
30
30
30
30 *
,571
,540 .002
.344
.138
.148
,556
Sig. (2-tailed)
.168
.063
.467
.436
.001
.012
N
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
,412
Sig. (2-tailed)
.024
N
30
,419
*
,453
*
,409
.076
.004
.000
.025
30
30 ,602
,602
**
30 **
,598
.000
30
30
1
,498
,506
,498
**
30 **
,597
**
30 **
,597
.005
.000
30
30
1
,719
**
**
.000
30 **
,506 .004
.005
30 *
,598
.000
30 **
.000
30 *
SP11 * ,409
30 **
.000
30 **
,645
SP10 ** ,645
.000
30 **
SP9 ** ,516
30 **
.004
30 **
,516
SP8 .329
1
30 **
.001
.258
30
30
.197
Pearson Correlation
*
SP7 1
30 **
,719
30 **
1
.025
.004
.000
.000
30
30
30
30
30
.295
.214
.302
.328
.319
.206
.320
.291
,452
.021
.275
.084
.119
.012
.114
.257
.105
.077
.086
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Bersambung pada halaman berikutnya
118
Tabel (lanjutan) Correlations
SP13
SP14
SP15
SP16
SP17
SP18
Pearson Correlation
SP1 ** ,503
SP2 ** ,478
SP3 ** ,482
SP4 ** ,585
SP5 ** ,586
SP6 ** ,568
SP7 ** ,512
SP8 .254
SP9 .316
SP10 .279
SP11 .257
Sig. (2-tailed)
.005
.008
.007
.001
.001
.001
.004
.175
.088
.135
.170
N
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.219
,428
Sig. (2-tailed)
.244
N
30
Pearson Correlation
,518
Sig. (2-tailed)
.003
N
30
Pearson Correlation
,372
Sig. (2-tailed) N
**
*
*
.126
,486
.018
.508
.007
30
30
.252
,503
.180
.005
.000
30
30
30
**
30 **
,611
.201
.346
,442
.043
.286
.061
30
30
30
.326
,397
.079
.030
30 **
*
,431
30 *
,670
.018
.000
30
30
.198
,398
.014
.295
.029
30
30
30
.535
.026
.014
.018
30
30
30
30
-.097
.310
.296
.181
.000
.611
.095
.112
.340
*
30
30
30
30
30
.360
.046
.145
.273
.099
.051
.811
.444
.144
.605
30
30
30
30
-.110
.044
.294
.055
,605
**
30 *
,382
*
,442
30 *
,405
30 **
30 *
.118
.011
30 *
,457
*
,430
Pearson Correlation
.345
.084
.274
.353
.199
,424
Sig. (2-tailed)
.062
.659
.143
.055
.291
.020
.037
.565
.817
.115
.773
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.119
.342
.046
.294
.218
.185
.259
-.058
.067
.094
.130
Sig. (2-tailed)
.532
.064
.810
.115
.248
.329
.167
.760
.724
.620
.493
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
Bersambung pada halaman berikutnya
119
Tabel (lanjutan) Correlations
SP19
SP20
TSP
Pearson Correlation
SP1 .020
SP2 .171
SP3 .122
SP4 .212
SP5 .218
SP6 .287
SP7 .259
SP8 .039
SP9 .179
SP10 .173
SP11 .223
Sig. (2-tailed)
.917
.366
.520
.260
.248
.124
.167
.839
.343
.360
.236
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.061
.000
.340
.321
.266
.308
.326
.070
.064
.069
-.053
Sig. (2-tailed)
.747
1.000
.066
.083
.155
.098
.079
.712
.738
.716
.781
N
30
30
30
**
,602
**
,639
30 **
,740
30 **
,716
30 **
,806
30 **
,812
30 **
,387
30 *
,541
30 **
,663
30 **
Pearson Correlation
,648
,510
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.035
.002
.000
.004
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
120
Tabel (lanjutan) Correlations
SP1
SP2
SP3
SP4
SP5
SP6
Pearson Correlation
SP12 * ,412
SP13 ** ,503
SP14 .219
SP15 ** ,518
SP16 * ,372
SP17 .345
SP18 .119
SP19 .020
SP20 .061
TSP ** ,648
Sig. (2-tailed)
.024
.005
.244
.003
.043
.062
.532
.917
.747
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
,419
.252
.201
.084
.342
.171
.000
,602
Sig. (2-tailed)
.021
.008
.018
.180
.286
.659
.064
.366
1.000
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.346
.274
.046
.122
.340
,639
.061
.143
.810
.520
.066
.000
30
30
30
30
30
.353
.294
.212
.321
,740
30 *
,478
Pearson Correlation
.206
,482
Sig. (2-tailed)
.275
.007
N
30
30
30 **
**
,428
*
.126
,503
.508
.005
30 **
30 **
,585
Sig. (2-tailed)
.084
.001
.007
.000
.014
.055
.115
.260
.083
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.198
.199
.218
.218
.266
,716
.295
.291
.248
.248
.155
.000
30
30
30
30
.185
.287
.308
,806
.291
,586
Sig. (2-tailed)
.119
.001
N
30
30 *
,568
.326
,431
.079
.018
30 **
,397
*
30 *
,670
,442
*
.320
Pearson Correlation
,611
30 **
Pearson Correlation
**
,486
**
30 **
,398
30 *
,424
*
Pearson Correlation
,452
Sig. (2-tailed)
.012
.001
.030
.000
.029
.020
.329
.124
.098
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
**
**
Bersambung pada halaman berikutnya
121
Tabel (lanjutan) Correlations
SP7
SP8
SP9
SP10
SP11
SP12
Pearson Correlation
SP12 .295
SP13 ** ,512
SP14 * ,457
SP15 ** ,605
SP16 .360
SP17 * ,382
SP18 .259
SP19 .259
SP20 .326
TSP ** ,812
Sig. (2-tailed)
.114
.004
.011
.000
.051
.037
.167
.167
.079
.000
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.214
.254
.118
-.097
.046
-.110
-.058
.039
.070
,387
Sig. (2-tailed)
.257
.175
.535
.611
.811
.565
.760
.839
.712
.035
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.310
.145
.044
.067
.179
.064
,541
.095
.444
.817
.724
.343
.738
.002
30
30
30
30
30
30
30
.296
.273
.294
.094
.173
.069
,663
.112
.144
.115
.620
.360
.716
.000
30
30
30
30
30
30
30
.181
.099
.055
.130
.223
-.053
,510
.605
.773
.493
.236
.781
.004
30
30
30
30
30
30
.080
.100
.181
.181
.094
,507
Pearson Correlation
.302
.316
,405
Sig. (2-tailed)
.105
.088
.026
N
30
30
30
Pearson Correlation
.328
.279
,442
Sig. (2-tailed)
.077
.135
.014
N
30
30
30
*
*
*
Pearson Correlation
.319
.257
,430
Sig. (2-tailed)
.086
.170
.018
.340
N
30
30
30
30
Pearson Correlation
1
,589
.268
,480
.001
.152
.007
.674
.598
.337
.337
.622
.004
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Sig. (2-tailed) N
30
**
**
*
**
**
**
**
Bersambung pada halaman berikutnya
122
Tabel (lanjutan) Correlations
SP12
SP14
SP15
SP16
SP17
SP18
Pearson Correlation
SP12 ** ,589
Sig. (2-tailed)
.001
N
30
SP13 1
30
Pearson Correlation
.268
,364
Sig. (2-tailed)
.152
.048
N
30
*
30 **
Pearson Correlation
,480
,626
Sig. (2-tailed)
.007
.000
N
30
30
Pearson Correlation
.080
,443
Sig. (2-tailed)
.674
N
30
SP14 * ,364
SP15 ** ,626
SP16 * ,443
SP17 .259
SP18 .357
SP19 .047
SP20 .325
TSP ** ,722
.048
.000
.014
.166
.053
.807
.079
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.304
.186
.358
-.040
.211
,555
.012
.102
.326
.052
.835
.263
.001
30
30
30
30
30
1
,450
30 **
,450
*
*
1
,543
.012 30
30
.304
,543
.014
.102
.002
30
30
30
*
**
30 **
.002
.000
30
30
1
,852
30 **
,631
,852
**
**
,440
.051
.051
.015
.000
30
30
.313
,645
.092
.000
30
30
.339
,603
.067
.000
30
30
-.010
,460
.002
.960
.010
30
30
30
,605 .000
30
30
.100
.259
.186
,631
Sig. (2-tailed)
.598
.166
.326
.000
.000
N
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.181
.357
.358
.360
,605
1
Sig. (2-tailed)
.337
.053
.052
.051
.000
.001
N
30
30
30
30
30
30
,587
30 **
.360
.000
Pearson Correlation
,587
**
30 *
.360
30 **
30 **
,523 .003 30
**
,655
.001
.000
30
30
1
,537
30
**
**
**
**
,767
**
**
**
*
Bersambung pada halaman berikutnya
123
Tabel (lanjutan) Correlations
SP19
SP20
TSP
Pearson Correlation
SP12 .181
SP13 .047
SP14 -.040
SP15 .360
SP16 ** ,523
SP17 ** ,655
SP18 ** ,537
Sig. (2-tailed)
.337
.807
.835
.051
.003
.000
.002
N
30
30
30
30
30
30
30
.313
.339
.092
.067
Pearson Correlation
.094
.325
.211
,440
Sig. (2-tailed)
.622
.079
.263
.015
N
30
30 **
,722
30 **
,555
*
30 **
,767
30 **
,645
30 **
,603
SP20 .134
TSP * ,439
.480
.015
30
30
30
-.010
.134
1
,446
.960
.480
30 **
,460
SP19 1
.014
30 *
,439
*
30 *
Pearson Correlation
,507
,446
Sig. (2-tailed)
.004
.000
.001
.000
.000
.000
.010
.015
.014
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30 *
1
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
124
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL PERAN AUDITOR INTERNAL
Case Processing Summary
Valid
N
%
30
30,0
Cases
a
Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based N of Items on Standardized Items
Excluded 70 70,0 Total 100 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
,868
,869
13
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PA1
4,27
,450
30
PA2
4,43
,504
30
PA3
4,27
,640
30
PA4
4,47
,681
30
PA5
4,40
,621
30
PA6
4,20
,610
30
PA7
4,10
,607
30
PA8
4,40
,563
30
PA9
4,37
,556
30
PA10
4,43
,504
30
PA11
4,43
,858
30
PA12
4,40
,621
30
PA13
4,43
,626
30
125
Inter-Item Correlation Matrix
PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA9
PA10 PA11 PA12
PA13
PA1
1,000
,385
,224
,368
,469
,050
,151
,109
,147
,081
,048
,222
,065
PA2
,385
1,000
,164
,495
,418
,381
,417
,583
,398
,321
,348
,308
,259
PA3
,224
,164
1,000
,338
,503
,035
,195
,172
,200
,271
,159
-,017
,304
PA4
,368
,495
,338
1,000
,603
,182
,133
,485
,443
,596
,762
,521
,641
PA5
,469
,418
,503
,603 1,000
,236
,256
,315
,259
,528
,504
,286
,425
PA6
,050
,381
,035
,182
,236 1,000
,223
,261
,183
,493
,158
,055
,126
PA7
,151
,417
,195
,133
,256
,223 1,000
,383
,296
,304
,311
,256
,154
PA8
,109
,583
,172
,485
,315
,261
,383 1,000
,396
,462
,556
,512
,469
PA9
,147
,398
,200
,443
,259
,183
,296
,396
1,000
,521
,306
,359
,320
PA10
,081
,321
,271
,596
,528
,493
,304
,462
,521 1,000
,507
,528
,586
PA11
,048
,348
,159
,762
,504
,158
,311
,556
,306
,507 1,000
,569
,729
PA12
,222
,308
-,017
,521
,286
,055
,256
,512
,359
,528
,569
1,000
,514
PA13
,065
,259
,304
,641
,425
,126
,154
,469
,320
,586
,729
,514
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Corrected ItemItem Deleted Deleted Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha if Correlation Item Deleted
PA1
52,33
22,989
,293
,573
,870
PA2
52,17
21,454
,588
,635
,857
PA3
52,33
22,092
,325
,461
,871
PA4
52,13
19,361
,772
,843
,844
PA5
52,20
20,441
,646
,680
,853
PA6
52,40
22,386
,294
,476
,873
PA7
52,50
21,845
,395
,488
,867
PA8
52,20
20,855
,638
,563
,854
PA9
52,23
21,564
,500
,396
,861
PA10
52,17
20,902
,716
,787
,851
PA11
52,17
18,626
,687
,857
,850
PA12
52,20
20,924
,553
,587
,858
PA13
52,17
20,420
,644
,665
,853
Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 56,60 24,455 4,945 13
126
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL KINERJA AUDITOR INTERNAL
Case Processing Summary N
%
Valid
30
30,0
a
Cases
Excluded 70 70,0 Total 100 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,856
N of Items
,858
12
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KI1
4,07
,583
30
KI2
3,97
,718
30
KI3
3,33
1,093
30
KI4
3,90
,759
30
KI5
3,33
,758
30
KI6
4,10
,481
30
KI7
4,13
,681
30
KI8
4,27
,640
30
KI9
4,37
,615
30
KI10
4,10
,960
30
KI11
4,33
,479
30
KI12
4,00
,743
30
127
Inter-Item Correlation Matrix KI1 KI1
1,000
KI2
KI3
KI4
KI5
KI6
KI7
KI8
KI9
KI10
KI11
KI12
,417
,397
,327
,338
,344
-,023
,320
,410
,173
,411
,239
KI2
,417 1,000
,366
,183
,211
,310
,221
,320
,497
,205
,133
,323
KI3
,397
,366
1,000
,623
,485
,525
,633
,460
,427
,592
,307
,467
KI4
,327
,183
,623
1,000
,240
,501
,493
,625
,377
,346
,284
,428
KI5
,338
,211
,485
,240 1,000
,189
,178
,308
,173
,427
-,032
,122
KI6
,344
,310
,525
,501
,189 1,000
,695
,247
,455
,650
,299
,000
KI7
-,023
,221
,633
,493
,178
,695 1,000
,390
,373
,717
,176
,068
KI8
,320
,320
,460
,625
,308
,247
,390
1,000
,619
,236
,037
,435
KI9
,410
,497
,427
,377
,173
,455
,373
,619
1,000
,462
,273
,377
KI10
,173
,205
,592
,346
,427
,650
,717
,236
,462 1,000
,075
,048
KI11
,411
,133
,307
,284
-,032
,299
,176
,037
,273
,075 1,000
,194
KI12
,239
,323
,467
,428
,122
,000
,068
,435
,377
,048
,194
1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted
KI1
43,83
26,557
,463
,641
,850
KI2
43,93
25,926
,442
,416
,851
KI3
44,57
20,530
,803
,765
,822
KI4
44,00
24,276
,646
,671
,837
KI5
44,57
25,978
,405
,498
,854
KI6
43,80
26,372
,623
,728
,843
KI7
43,77
25,151
,595
,844
,841
KI8
43,63
25,482
,587
,768
,842
KI9
43,53
25,361
,636
,715
,839
KI10
43,80
23,407
,576
,761
,843
KI11
43,57
27,978
,290
,439
,858
KI12
43,90
26,162
,390
,526
,855
Scale Statistics Mean 47,90
Variance 29,679
Std. Deviation 5,448
N of Items 12
128
HASIL UJI RELIABILITAS VARIABEL SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Case Processing Summary N
%
Valid
30
Cases
30,0
a
Excluded 70 Total 100 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
70,0 100,0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,903
N of Items
,913
20
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
SP1
4,13
,571
30
SP2
4,33
,661
30
SP3
4,07
,740
30
SP4
4,07
,691
30
SP5
4,13
,571
30
SP6
4,20
,551
30
SP7
4,20
,610
30
SP8
4,27
,583
30
SP9
4,23
,504
30
SP10
3,97
,718
30
SP11
4,10
,607
30
SP12
4,40
,498
30
SP13
4,23
,728
30
SP14
4,23
,568
30
SP15
4,27
,691
30
SP16
3,93
,691
30
SP17
4,07
,828
30
SP18
4,20
,610
30
SP19
4,20
,610
30
SP20
3,70
1,179
30
129
Inter-Item Correlation Matrix
SP1
SP1 1.000
SP2 .335
SP3 .713
SP4 .588
SP5 .366
SP6 .570
SP7 .514
SP8 .304
SP9 .367
SP10 .515
SP2
.335
1.000
.376
.478
.609
.379
.598
.388
.380
.460
SP3
.713
.376
1.000
.733
.549
.474
.504
.197
.142
.329
SP4
.588
.478
.733
1.000
.500
.597
.539
.125
.251
.352
SP5
.366
.609
.549
.500
1.000
.679
.712
.304
.367
.515
SP6
.570
.379
.474
.597
.679
1.000
.800
.258
.571
.540
SP7
.514
.598
.504
.539
.712
.800
1.000
.329
.516
.645
SP8
.304
.388
.197
.125
.304
.258
.329
1.000
.602
.598
SP9
.367
.380
.142
.251
.367
.571
.516
.602
1.000
.498
SP10
.515
.460
.329
.352
.515
.540
.645
.598
.498
1.000
SP11
.258
.344
.138
.148
.556
.453
.409
.506
.597
.719
SP12
.412
.419
.206
.320
.291
.452
.295
.214
.302
.328
SP13
.503
.478
.482
.585
.586
.568
.512
.254
.316
.279
SP14
.219
.428
.126
.486
.326
.397
.457
.118
.405
.442
SP15
.518
.252
.503
.611
.431
.670
.605
-.097
.310
.296
SP16
.372
.201
.346
.442
.198
.398
.360
.046
.145
.273
SP17
.345
.084
.274
.353
.199
.424
.382
-.110
.044
.294
SP18
.119
.342
.046
.294
.218
.185
.259
-.058
.067
.094
SP19
.020
.171
.122
.212
.218
.287
.259
.039
.179
.173
SP20
.061
0.000
.340
.321
.266
.308
.326
.070
.064
.069
SP1
SP11 .258
SP12 .412
SP13 .503
SP14 .219
SP15 .518
SP16 .372
SP17 .345
SP18 .119
SP19 .020
SP20 .061
SP2
.344
.419
.478
.428
.252
.201
.084
.342
.171
0.000
SP3
.138
.206
.482
.126
.503
.346
.274
.046
.122
.340
SP4
.148
.320
.585
.486
.611
.442
.353
.294
.212
.321
SP5
.556
.291
.586
.326
.431
.198
.199
.218
.218
.266
SP6
.453
.452
.568
.397
.670
.398
.424
.185
.287
.308
SP7
.409
.295
.512
.457
.605
.360
.382
.259
.259
.326
SP8
.506
.214
.254
.118
-.097
.046
-.110
-.058
.039
.070
SP9
.597
.302
.316
.405
.310
.145
.044
.067
.179
.064
SP10
.719
.328
.279
.442
.296
.273
.294
.094
.173
.069
SP11
1.000
.319
.257
.430
.181
.099
.055
.130
.223
-.053
SP12
.319
1.000
.589
.268
.480
.080
.100
.181
.181
.094
SP13
.257
.589
1.000
.364
.626
.443
.259
.357
.047
.325
SP14
.430
.268
.364
1.000
.450
.304
.186
.358
-.040
.211
SP15
.181
.480
.626
.450
1.000
.543
.631
.360
.360
.440
SP16
.099
.080
.443
.304
.543
1.000
.852
.605
.523
.313
SP17
.055
.100
.259
.186
.631
.852
1.000
.587
.655
.339
SP18
.130
.181
.357
.358
.360
.605
.587
1.000
.537
-.010
SP19
.223
.181
.047
-.040
.360
.523
.655
.537
1.000
.134
SP20
-.053
.094
.325
.211
.440
.313
.339
-.010
.134
1.000
130
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
SP1
78,80
58,855
,604
,897
SP2
78,60
58,524
,546
,898
SP3
78,87
57,430
,580
,897
SP4
78,87
56,740
,697
,894
SP5
78,80
58,234
,679
,896
SP6
78,73
57,651
,780
,894
SP7
78,73
56,892
,784
,893
SP8
78,67
61,195
,322
,904
SP9
78,70
60,355
,494
,900
SP10
78,97
57,344
,608
,897
SP11
78,83
59,868
,451
,901
SP12
78,53
60,671
,458
,901
SP13
78,70
56,562
,675
,895
SP14
78,70
59,734
,503
,900
SP15
78,67
56,437
,728
,893
SP16
79,00
57,793
,590
,897
SP17
78,87
57,154
,531
,899
SP18
78,73
60,340
,397
,902
SP19
78,73
60,547
,375
,903
SP20
79,23
57,426
,317
,913
Scale Statistics Mean 82,93
Variance 64,478
Std. Deviation 8,030
N of Items 20
131
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficient Correlations Model
a
TKI
TPA
TKI
1,000
-,601
TPA
-,601
1,000
TKI
,062
-,041
TPA
-,041
,076
Correlations 1 Covariances
a. Dependent Variable: TSP
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B (Constant)
1
Std. Error
16,759
12,744
TPA
1,091
,275
TKI
,092
,250
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
1,315
,200
,672
3,971
,000
,638
1,566
,062
,368
,716
,638
1,566
a. Dependent Variable: TSP
132
HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN UJI KOLMOGROVSMIRNOV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
30 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
0E-7 5.64338719
Absolute
.118
Positive
.118
Negative
-.076
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.118 .200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
133
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS MENGGUNAKAN UJI PARK
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
B
Standardize d Coefficients
Std. Error 2.513
4.713
TPA
.012
.102
TKI
-.019
.092
(Constant) 1
a
t
Sig.
Beta .533
.598
.028
.115
.909
-.051
-.211
.835
a. Dependent Variable: LnU2i
134
HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI PADA REGRESI BERGANDA b
Model Summary Model
R
R Square
.711
1
a
Adjusted R Square
.506
Std. Error of the Estimate
.469
5.849
a. Predictors: (Constant), TKI, TPA b. Dependent Variable: TSP
HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F) PADA REGRESI BERGANDA a
ANOVA Model
Sum of Squares
Regression 1
Residual Total a. Dependent Variable: TSP
df
Mean Square
946.280
2
473.140
923.587 1869.867
27 29
34.207
F
Sig.
13.832
.000
b. Predictors: (Constant), TKI, TPA
HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI STATISTIK t) PADA REGRESI BERGANDA Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
B (Constant) 1
a
TPA TKI a. Dependent Variable: TSP
Standardized Coefficients
Std. Error Beta 16.759 12.744 1.091 .092
.275 .250
.672 .062
t
Sig.
1.315
.200
3.971 .368
.000 .716
135
b
136