Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
PERAN INTERNAL AUDITOR TERHADAP EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL PROCESS CREDIT GRANTING AND COLLECTION Natalia Evindonta Tarigan School of Accounting Harapan Bangsa Business School, Bandung Email:
[email protected] Bobby W Saputra School of Accounting Harapan Bangsa Business School, Bandung Email:
[email protected] Tomi Ginting Jurusan Akuntansi STMIK Bina Insani, Bekasi Email:
[email protected]
ABSTRACT Internal auditor function is to help management in the internal control process in the company toward risks. For finance corporations, the role of internal auditor cannot be separated with internal control process credit granting and collection. Internal control process credit granting and collection aims to minimize the risks that might occur, so that the purpose of lending to consumers in terms of both stability of cash flow as well as the gains from credit granting and collection. This research uses descriptive analysis and a simple linear regresion method. This analysis is conducted to internal auditors in PT. X with a total samples of 30 respondents. This study tested one hypothesis on the influence of the role of internal auditors toward effectiveness of internal control process of credit granting and collections in PT. X. The result showed that the role of internal auditors have influence significantly on the level of effectiveness on internal control process of credit granting and collection in PT. X at 13,9%. The remaining balance of 86,1% is influenced by other factors that are not examined in this study, such as; approaches to riskbased internal auditing tasks. Keywords: Finance Corporation, Internal Auditor, Internal Control
ABSTRAK Fungsi internal auditor membantu manajemen dalam proses pengendalian internal di perusahaan yang rentan terhadap berbagai resiko yang mungkin terjadi. Bagi perusahaan pembiayaan, peran internal auditor tidak dapat dipisahkan pengendalian internal process credit granting and collection. Pengendalian internal process credit granting and collection memiliki tujuan untuk meminimalisasikan resiko yang mungkin terjadi, sehingga tujuan dari pemberian pinjaman kepada konsumen baik dari segi stabilitas arus kas perusahaan maupun keuntungan yang diperoleh dari internal process credit granting and collection. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana. Analisis ini dilakukan kepada internal auditor PT. X dengan sampel sebanyak 30 responden. Penelitian ini menguji satu hipotesa pengaruh peranan internal auditor terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Hasil penelitian menunjukkan peranan internal auditor berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection di PT.X sebesar 13,9% dan 86,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti seperti pendekatan risk-based audit yang dilakukan internal auditor. ISSN # 2252-6242
68
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
Kata kunci: perusahaan pembiayaan, auditor internal, pengendalian internal
I.
PENDAHULUAN Pembiayaan akan diberikan apabila manajemen perusahaan merasa yakin bahwa nasabahnya dapat mengembalikan pembiayaan tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati, baik pokok ataupun bunga pinjaman yang ditetapkan, sehingga perusahaan dapat menghindari diri dari tidak tertagihnya kredit tersebut, yang nantinya akan menimbulkan masalah kredit macet. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen perusahaan dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor penguasaan kredit yang lemah, analisis laporan keuangan yang tidak cermat dan kompetensi dari sumber daya manusia yang masih lemah (Afrianiswara, 2010). Isu kasus Lehman Brothers tahun 2008 karena ingin melihat penjualan tinggi sehingga terus memberikan kredit tanpa ada persyaratan dan uang muka untuk menjamin sehingga saat konsumen tidak dapat melakukan kewajiban untuk mengangsur pinjaman sehingga perusahaan ini menghadapi krisis sampai mengalami kebangkrutan karena stabilitas asset sudah memburuk diakibatkan penjualan dan piutang semakin hari semakin meningkat. Dengan melihat fungsi internal auditor di perusahaan untuk melakukan deteksi terhadap unit bisnis yang melakukan process credit granting tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku untuk segera diambil tindakan dalam rangka mengurangi resiko bad debt customers dan melakukan tindakan preventif untuk mencegah adanya process credit granting yang tidak berkualitas, hal ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan dan observasi dari penugasan audit lapangan. Dari pendahuluan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peranan internal auditor terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection pada PT X di Jakarta dan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection pada PT X. II. II.1.
TINJAUAN TEORI PERANAN INTERNAL AUDITOR Peran internal auditor adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal itu, internal auditor akan melakukan analisa-analisa dan penilaian-penilaian serta memberikan rekomendasi, dan saran-saran. Peran penting internal auditor didalam suatu organisasi adalah audit internal telah menangani sekitar 30% efisiensi dan efektifitas kegiatan perusahaan. Disamping itu internal auditor semakin banyak memberikan pelayanan kepada manajemen dimana aktifitas audit tidak lagi terfokus pada keuangan namun telah banyak kebidang operasional antara lain produksi, penjualan, distribusi, personil, dan lain sebagainya (Asikin, 2006). II.1.1.
INDEPENDENSI INTERNAL AUDITOR Tugiman (2006) menyatakan pengertian independensi mengenai tanggungjawab internal auditor dalam pengawasan internal adalah bahwa internal auditor harus terbebas atau terpisah dari berbagai aktivitas yang mereka periksa. Pengawas internal memiliki kebebasan apabila mereka dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kebebasan memungkinkan pengawas internal untuk memberikan berbagai penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang sangat penting bagi pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat dicapai melalui status organisasional dan keobjektivitasan. Berdasarkan definisi di atas, pada prinsipnya independensi audit internal dapat dicapai melalui dua hal, yaitu: 1. Status Organisasional Tugiman (2006) menyatakan bahwa status organisasi unit audit internal haruslah ISSN # 2252-6242
69
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan. Audit internal haruslah memperoleh dukungan dari manajemen senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. 2.
Objektivitas Objektivitas meliputi sikap mental yang tidak memihak dan kejujuran atas pekerjaan yang dilakukannya. Tugiman (2006) menyatakan bahwa objektivitas adalah keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang untuk merasakan suatu realitas seperti apa adanya. Hal inilah yang akan menyebabkan seseorang mampu untuk melihat realitas secara tepat.
II.1.2.
KOMPETENSI INTERNAL AUDITOR Tugiman (2006) menyatakan bahwa audit internal dilaksanakan secara ahli dan dengan ketelitian profesional. Kemampuan profesional merupakan tanggung jawab bagian audit internal dan setiap audit internal. Pemimpin audit internal dalam setiap pemeriksaan haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki pengetahuan, kemampuan dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas. Desyanti dan Ratnadi (2010) menyatakan bahwa komponen keahlian dapat dibagi menjadi lima komponen, antara lain: 1. Komponen pengetahuan (knowledge component) yang meliputi komponen seperti pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur, dan pengalaman; 2. Ciri-ciri psikologis (psychological traits) yang ditujukan dalam komunikasi, kepercayaan, kreativitas, dan kemampuan bekerja dengan orang lain; 3. Kemampuan berpikir untuk mengakumulasikan dan mengolah informasi; 4. Strategi penentuan keputusan, baik formal maupun informal; 5. Analisis tugas yang dipengaruhi oleh pengalaman audit yang mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. II.1.3. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan auditor internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan. Empat lingkup pekerjaan audit internal menurut Tugiman (2006), yaitu: 1. Keandalan informasi: audit internal haruslah mengaudit keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi dan melaporkan suatu informasi tersebut. 2.
Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan: Auditor internal haruslah mengaudit sistem yang telah ditetapkan untuk meyakinkan apakah sistem tersebut telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan atau operasi-operasi, laporan-laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah memenuhi hal-hal tersebut.
3.
Perlindungan terhadap harta: auditor internal harus mengaudit alat atau cara yang dipergunakan untuk melindungi harta atau aktiva, dan bila dipandang perlu, melakukan verifikasi keberadaan berbagai harta organisasi.
ISSN # 2252-6242
70
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
4.
Penggunaan sumber daya ekonomis dan efisien: auditor internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada.
5.
Pencapaian tujuan: auditor internal harus menilai pekerjaan, operasi, atau program untuk menentukan apakah hasil-hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan apakah suatu pekerjaan, operasi atau program telah dijalankan secara tepat dan sesuai dengan rencana.
II.1.4.
PELAKSANAAN INTERNAL AUDIT Empat langkah kerja pelaksanaan audit internal menurut Tugiman (2006) adalah sebagai
berikut: 1. Perencanaan audit. a. Penetapan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan. b. Memperoleh informasi dasar tentang kegiatan yang akan diperiksa. c. Penentuan berbagai tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan audit. d. Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu. e. Melaksanakan survei secara tepat untuk lebih mengenali kegiatan yang diperlukan, resiko-resiko dan pengawasan-pengawasan untuk mengidentifikasi area yang ditekankan dalam audit, serta untuk memperoleh berbagai ulasan dan sasaran dari pihak yang akan diaudit. f. Penulisan program audit. 2. Pengujian dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut: a. Informasi tentang seluruh hal yang berhubungan dengan tujuan audit dan lingkup kerja haruslah dikumpulkan. b. Informasi haruslah mencakup kompeten, relevan dan berguna untuk membuat dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi. c. Prosedur pemeriksaan, termasuk teknik pengujian dan penarikan contoh yang dipergunakan harus terlebih dahulu diseleksi bila memungkinkan, dan diperluas atau diubah bila keadaan menghendaki demikian. d. Proses pengumpulan, analisis, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi haruslah diawasi untuk memberikan kepastian bahwa sikap objektif auditor terus dijaga dan sasaran audit dapat dicapai. e. Adanya kertas kerja audit. 3. Penyampaian hasil audit. a. Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah pengujian terhadap audit selesai dilakukan. b. Auditor internal harus terlebih dahulu mendiskusikan berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan tingkatan manajemen yang tepat. sebelum mengeluarkan laporan akhir. c. Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif dan tepat waktu. d. Laporan haruslah mengemukakan tentang maksud, lingkup dan hasil pelaksanaan audit, dan bila dipandang perlu, laporan harus pula berisikan pernyataan tentang pendapat auditor. e. Laporan dapat mencantumkan berbagai rekomendasi bagi berbagai perkembangan yang mungkin dicapai, pengakuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara meluas dan tindakan korektif. 4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan Auditor internal dalam tindak lanjut (follow up) harus terus-menerus meninjau untuk memastikan bahwa terhadap temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan ISSN # 2252-6242
71
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
yang tepat. II.2. II.2.1.
EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL PROCESS CREDIT GRANTING DAN COLLECTION PENGERTIAN EFEKTIFITAS Pengertian efektifitas menurut Arens dan Loebbecke (2008) adalah “Effectiveness refers to the accomplishment of objectives, whereas efficiency refers to the resource used to achive those obyective. An example of effectiveness is the production of parts without defects. Efficiency concerns whether those parts are produced at minimum cost”.
Sedangkan Pribowo (2007) menyatakan bahwa efektifitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan efektifitas adalah tercapainya tujuan, dan hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang ditetapkan perusahaan sebelumnya. Ketika apa yang ditetapkan perusahaan itu berhasil barulah dikatakan perusahaan itu efektif. II.2.2.
PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL Penelitian sebelumnya oleh Pribowo (2007), menyatakan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai lainnya, dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan. Terdapat tiga tujuan yang menjadi dasar dilakukannya pengendalian internal oleh perusahaan (Arens et al, 2010), yaitu: 1. Keandalan dalam laporan keuangan Pengendalian internal dirancang untuk menjamin bahwa proses pengolahan data akuntansi akan manghasilkan informasi keuangan yang teliti dan handal.
2.
Operasi yang efektif dan efisien Tujuan pengendalian internal berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi yang ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala hal kegiatan bisnis dan untuk mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
3.
Kepatuhan pada hukum dan peraturan Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang memadai ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.
II.2.3.
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL Munawaroh (2011) menyatakan bahwa pengendalian internal (internal control) menurut Commite of Sponsoring Organization (COSO) terdiri atas lima komponen, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian Menggambarkan tindakan para pemilik serta manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian internal perusahaan. Lingkungan pengendalian terdiri dari beberapa faktor berikut: a. Nilai etika dan kejujuran Etika dan kejujuran merupakan dasar dari pengendalian yang dilakukan oleh manajemen dalam mengurangi dan meredam tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh individu-individu dalam perusahaan karena pelanggaran etika dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. ISSN # 2252-6242
72
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
2.
b.
Keinginan untuk maju Keinginan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian, untuk mendapatkan suatu perbaikan serta pertimbangan manajemen terhadap kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu dan bagaimana tingkat kecakapannya diterjemahkan ke dalam keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan.
c.
Dewan direksi dan komite audit Suatu kesatuan pengendalian dipengaruhi oleh dewan direksi atau komite audit.
d.
Falsafah manajemen dan gaya operasi Melalui kebijakan dan aktivitasnya, manajemen memberikan tanda yang jelas terhadap falsafah manajemen dan gaya operasi tentang pentingnya pengendalian internal.
e.
Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi serta garis pelaporan yang jelas.
f.
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab Penetapan wewenang dan tanggung jawab dimaksudkan agar mempermudah proses operasi, proses pelaporan, dan memperjelas tingkat kepemimpinan dalam perusahaan.
g.
Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan dengan proses penerimaan, penempatan, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi dan penggantian karena sumber daya manusia merupakan komponen kunci dalam suatu pengendalian.
Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan arahan manajemen dilaksanakan dengan baik serta meredam risiko dalam pencapaian keseluruhan tujuan secara umum. Kegiatan pengendalian dapat dikategorikan ke dalam kebijakan dan prosedur sebagai berikut: a. Tinjauan ulang atas penampilan kerja Kegiatan pengendalian dilakukan dengan mengadakan perbandingan antara penampilan kerja sebelumnya serta analisis-analisis yang telah dilakukan dan tindakan koreksi yang telah dilaksanakan. b. Pengelolaan informasi Berbagai tindakan pengendalian dilakukan dengan memeriksa keakuratan, kelengkapan, otorisasi transaksi, pengembangan sistem dan pengoperasian pengolahan data. c. Pengendalian umum Unsur pengendalian umum meliputi transaksi yang telah diotorisasi diproses sekali saja secara lengkap, teliti, serta menjamin bahwa pengolahan data benar dan sesuai dengan keadaan. d. Pengendalian aplikasi terbagi menjadi: 1) Pengendalian preventif Bertindak sebagai petunjuk untuk membantu segala sesuatu terjadi seperti yang seharusnya terjadi, meliputi unsur-unsur diantaranya; otorisasi data sumber, konversi data, penyimpanan data sumber, turn around document, formulir bernomor urut cetak, validasi masukan, pemutakhiran arsip dengan komputer, dan pengendalian terhadap pengolahan data.
ISSN # 2252-6242
73
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
2) Pengendalian detektif Memberikan petunjuk dimana letak terjadinya masalah yang terdiri dari; data transmissions, control register, control totals, documentation and testing, using label, dan output check. 3) Pengendalian fisik Pengendalian ini dilakukan terhadap pengendalian fisik atas asset, untuk menjaga asset dari perbedaan perhitungan antara catatan pengendalian dengan hasil dari perhitungan fisik. 4) Pemisahan tugas Tujuan utama pemisahan tugas adalah menghindari timbulnya kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja dalam pengotorisasian transaksi, pencatatan transaksi dan sebagainya. 3.
Perkiraan risiko Perkiraan risiko merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi tujuan organisasi. Organisasi harus dapat mengetahui dan menghadapi risiko yang ada, risiko dapat timbul dalam keadaan berikut: a. Perubahan dalam lingkungan organisasi Perubahan dalam lingkungan organisasi yang disebabkan oleh faktor ekternal dapat mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda. b. Karyawan baru Karyawan baru mungkin memiliki pandangan atau pengertian yang lain atas pengendalian internal yang sedang diterapkan dalam perusahaan. c. Perubahan sistem informasi Perubahaan yang pesat dalam sistem informasi dapat merubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian internal. d. Perubahan operasi perusahaan Perubahan pesat operasi perusahaan dapat meningkatkan risiko akibat dari pengendalian yang sudah tidak berfungsi secara memadai. e. Teknologi baru Teknologi baru yang diterapkan pada proses transaksi.
4.
Informasi dan komunikasi Informasi mengacu pada sistem akuntansi organisasi yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan utang yang terkait. Sedangkan komunikasi merupakan proses pemahaman peran individu dan pertanggungjawaban yang berhubungan dengan pengendalian internal terhadap laporan keuangan. Komunikasi biasanya secara lisan dan melalui tindakan yang dilakukan oleh manajemen.
5.
Pengawasan Salah satu tanggung jawab manajemen adalah menetapkan dan memelihara fungsi pengendalian internal, manajemen menindaklanjuti pengawasan berkesinambungan terhadap kegiatan operasi perusahaan, evaluasi terpisah atau kombinasi keduanya, seperti dengan cara
ISSN # 2252-6242
74
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
mempelajari pengendalian internal yang ada, laporan audit internal dan laporan dari pihak luar perusahaan, umpan balik dari karyawan. II.2.4.
PROCESS CREDIT GRANTING AND COLLECTION Process credit granting “proses pemberian kredit kepada debitur” dan proses collection “proses penagihan angsuran dari debitur”. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere“ yang berarti kepercayaan (trust) oleh karena itu dasar kredit adalah kepercayaan seseorang atau suatu badan yang memeberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimana yang akan datang akan sanggup memenuhi segala kewajiban yang telah di perjanjikan terlebih dahulu. Analisis kelayakan kredit dimaksudkan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Dengan analisis kelayakan kredit, dapat menentukan tingkat kepercayaan kepada pelanggan dan dapat menghidari kemungkinan terjadinya kerugian di masa yang akan datang akibat adanya kredit macet. Secara umum analisis kelayakan kredit dapat dilakukan dengan menggunakan Prinsip 5C, Analisis Umur Piutang, dan Analisis Ratio. Dalam pemberian kredit ada beberapa tahapan dalam pemberian kredit menyatakan bahwa: 1. Tahap persiapan kredit (Credit Preparation) 2. Tahap Penelitian dan Analisa Kredit (Credit Analysis/Credit Appraisal) 3. Tahap Keputusan Kredit (Credit Decision) 4. Tahap Pelaksanaan (Credit Realization) 5. Tahap Administrasi Kredit/Tata usaha kecil 6. Tahap Supervisi Kredit dan Pembinaan Debitur II.3.
STUDI EMPIRIS Di dalam tabel berikut ini, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan sebelumnya sehubungan dengan peran internal auditor. Tabel 2.1: Ikhtisar Penelitian-Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Bambang 2005 Variabel independen: Hasil penelitian ini mengemukakan Pamungkas Internal Auditor. bahwa peran internal auditor sangat mendukung pengendalian internal Variabel dependen: pemberian kredit dan pengembalian Pengendalian Internal kredit dari konsumen serta menjaga Piutang. stabilitas arus kas ditentukan oleh prosedur tetap diimplementasikan di internal kontrol kredit sehingga bisnis berjalan efektif dan efisien. Hasil penelitian ini pelaksanaan 2 Ellok Izzi 2010 Variabel independen: Afrianiswara Pengendalian Internal. keseluruhan audit internal di PT. Bank Mandiri untuk kegiatan pemantauan Variabel dependen: kredit memiliki pondasi yang Kredit Investasi. memadai untuk investasi dengan aturan dan kebijakan yang ditetapkan Variabel kontrol: oleh kantor pusat, tetapi juga sesuai Peran Internal dengan verifikasi dan evaluasi. Auditor. 3 Munawaroh 2011 Variabel Independen: Hasil penelitian ini untuk mengetahui Peranan Pengendalian peranan pengendalian internal dalam ISSN # 2252-6242
75
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
No
Peneliti
Tahun
Variabel Penelitian Internal.
Hasil Penelitian mendukung efektivitas sistem kredit untuk usaha mikro dan menengah Variabel Dependen: yang diberikan oleh BRI Kediri. Dari Efektifitas sistem hasil penelitian dari para responden pemberian kredit penelitian menunjukkan bahwa usaha kecil dan pengendalian intern telah diterapkan menengah. secara efektif di BRI Kediri. Responden diambil secara acak oleh peneliti. 4 Ni Putu Eka 2010 Variabel independen: Hasil penelitian ini menunjukkan Desyanti dan Independensi, bahwa independesi, kompetensi Ni Made kompetensi profesional, dan pengalaman kerja Dwi Ratnadi profesional, dan atau internal controller yang secara pengalaman kerja atau simultan dan parsial mempengaruhi internal controller. efektifitas penerapan struktur pengendalian internal pada Bank Perkreditan Rakyat di Bandung secara signifikan. Sumber: Pamungkas (2005); Afrianiswara (2010); Munawaroh (2011); Desyanti dan Ratnadi (2010). II.4.
KERANGKA PEMIKIRAN Dalam kerangka pemikiran ini paradigma konseptual teori menggambarkan bagaimana peranan internal auditor dapat berpengaruh atau juga mendukung efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran
II.5.
PERUMUSAN HIPOTESA Pada penelitian ini akan dilihat peranan internal auditor pada efektifitas pengendalian internal process credit granting dan collection, adalah sebagai berikut: ISSN # 2252-6242
76
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
H1:
Peranan internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection.
III. III.1.
METODE PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini terdapat variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Langkah selanjutnya variabel yang telah ditentukan akan digunakan kedalam dimensidimensi. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah peranan internal auditor (X) dan efektifitas pengendalian internal process credit granting and collecting (Y). III.2.
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan penelitian ini untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Dalam definisi ini mencakup penjelasan nama variabel, definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian, hasil ukur/kategori/dimensi, dan skala pengukuran dan nomor pernyataan (Aditya, 2009).
ISSN # 2252-6242
77
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
Tabel 3.1: Operasionalisasi Variabel No 1
Variabel Peranan Internal Audit (X)
Definisi
Dimensi
Peran internal audit adalah 1. Independensi (Tugiman, suatu fungsi penilaian 2006) yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan menguji dan 2. Kemampuan mengevaluasi kegiatanProfesional kegiatan organisasi yang (Tugiman, dilaksanakan (Asikin, 2006) 2006)
3. Lingkup Pekerjaan (Tugiman, 2006)
Indikator 1. Status organisasional 2. Objektifitas
Skala Pengukuran Ordinal
(Tugiman, 2006) Ordinal 1. Komponen pengetahuan dan kecakapan 2. Psikologi internal audit yang baik 3. Kemampuan berfikir untuk mengolah data 4. Pengambilan keputusan 5. Pendidikan (Desyanti dan Ratnadi, 2010) 1. Keandalan informasi 2. Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturanperaturan 3. Perlindungan terhadap proses pemberian dan pembayaran kembali kredit 4. Pencapaian tujuan
Ordinal
Nomor Pernyataan 1,2 3,4,5
6 7 8 9 10 11 12, 13
14
15 4. Pelaksanaan Kegiatan Audit (Tugiman, 2006)
ISSN # 2252-6242
(Tugiman, 2006) 1. Perencanaan audit 2. Pengujian dan pengevaluasian informasi 3. Penyampaian hasil audit 4. Tindak lanjut hasil pemeriksaan
Ordinal
16, 17 18 19, 20 21, 22, 23 78
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
No 2
Variabel
Definisi
Efektifitas Pengendalian Internal Process credit granting and collection (Y)
Internal audit merupakan suatu alat bantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas internal perusahaan yang memberikan analisis, rekomendasi, bimbingan serta informasi yang berhubungan dengan aktivitas yang diperiksanya, melalui review informasi yang berhubungan dengan aktivitas yang diperiksanya, melalui review informasi, ketaatan terhadap kebijakan, penggunaan sumbersumber serta review program yang telah dilaksanakan (Bu, 2006)
Dimensi 1. Lingkungan pengendalian process credit granting and collection (Munawaroh, 2011) 2. Penaksiran risiko atas process credit granting and collection (Munawaroh, 2011) 3. Aktivitas pengendalian process credit granting and collection (Munawaroh, 2011)
4. Sistem informasi dan ISSN # 2252-6242
Indikator (Tugiman, 2006) 1. Nilai integritas dan etika 2. Komitmen terhadap kompetensi 3. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab 4. Struktur organisasi 5. Kebijakan prosedur pegawai (Munawaroh, 2011) 1. Mengidentifikasi 2. Menganalisis 3. Mengelola resiko yang terkait sesuai dengan prinsip akuntansi
Skala Pengukuran Ordinal
Nomor Pernyataan 24, 25 26, 27, 28 29,30 31, 32, 33 34
Ordinal
35 36, 37 38, 39
Ordinal
40
(Munawaroh, 2011) 1. Pemisahan fungsi yang jelas 2. Otorisasi yang selayaknya atas pemberian dan penerimaan kembali kredit 3. Dokumen dan catatan yang lengkap untuk dilakukannya verifikasi dan rekonsiliasi 4. Penilaian atas prestasi kerja 5. Pembagian tugas dan keamanan terhadap asset perusahaan (Munawaroh, 2011) 1. Penyajian laporan kegiatan operasional
41, 42
43, 44
45
Ordinal
46 47 79
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
No
Variabel
Definisi
Dimensi komunikasi process credit granting and collection (Munawaroh, 2011) 5. Pemantauan (monitoring) penggunaan process credit granting and collection (Munawaroh, 2011)
ISSN # 2252-6242
Indikator
Skala Pengukuran
2. Ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku
Nomor Pernyataan 48, 49
(Munawaroh, 2011)
1. Penilaian kualitas pengendalian 2. Fungsi internal audit
Ordinal
50, 51 52
(Munawaroh, 2011)
80
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
III.3
JENIS DAN SUMBER DATA Data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah interview (wawancara), kuesioner, dan dokumen-dokumen terkait. Data sekunder yang digunakan adalah peranan internal auditor dan efektifitas pengendalian internal processes credit granting and collection pada PT X yang berdasarkan pada hasil studi empiris ataupun literatur-literatur. III.4
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan pada studi kasus. Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian lapangan lalu mengolah data tersebut sebagai data primer yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan cara interview (wawancara), kuesioner, observasi secara langsung dengan pihak terkait dan dokumen terkait. III.5
POPULASI DAN SAMPEL Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah seluruh auditor sehingga teknik yang digunakan adalah sensus, karena jumlah auditor PT X yang menjadi populasi kurang lebih 30 orang, maka seluruh populasi tersebut digunakan sebagai sampel sehingga jumlah responden yang akan diteliti pada penelitian ini berjumlah kurang lebih 30 orang internal auditor. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. UJI KUALITAS DATA IV.1.1. PENGUJIAN VALIDITAS Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan pada tiap-tiap item pernyataan kuesioner untuk variabel peranan internal auditor (X) dan efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection (Y). Dapat dilihat bahwa variabel independen (X) yang berjumlah 23 butir pernyataan dari pernyataan 1 sampai 23 dinyatakan valid dan sesuai dengan data yang dibutuhkan dan variabel dependen (Y) yang berjumlah 29 butir pernyataan dari pernyataan 24 sampai 52 dinyatakan valid dan sesuai dengan data yang dibutuhkan. IV.1.2. PENGUJIAN RELIABILITAS Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa variabel independen (X) yang berjumlah 23 butir pernyataan dari pernyataan 1 sampai 23 dinyatakan reliable dan sesuai dengan data yang dibutuhkan dan juga reliability statistics ada pada kriteria reabilitas baik dan variabel dependen (Y) yang berjumlah 29 butir pernyataan dari pernyataan 24 sampai 52 dinyatakan reliable dan sesuai dengan data yang dibutuhkan dan juga reliability statistics ada pada kriteria reabilitas baik. IV.2. ANALISIS DESKRIPTIF IV.2.1. DESKRIPTIF VARIABEL PERANAN INTERNAL AUDITOR (X) Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui tanggapan responden terhadap dimensi independensi yang menjawab sangat setuju sebanyak 58,67%, setuju sebanyak 32,67%, dan kurang setuju sebanyak 8,00%. Dengan demikian, mayoritas responden menyatakan sangat setuju dengan peranan internal auditor yang independen dan dengan melihat data responden ini internal auditor tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju dengan independensi yang harus dimiliki internal auditor, sehingga menunjukkan setiap internal auditor yang baik adalah internal auditor yang independen dalam pekerjaannya, yang tidak memihak kepada kepentingan pribadi atau kelompok dan bebas dari kecurangan. Berdasarkan hasil kuesioner diperoleh tanggapan responden terhadap dimensi kemampuan profesional, sebanyak 65,33% responden menjawab sangat setuju, 32% responden menjawab setuju dan 2,67% responden menjawab kurang setuju sehingga dapat ditarik ISSN # 2252-6242
81
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
kesimpulan mayoritas responden sangat setuju pada kemampuan proferional dari peranan internal auditor, dengan kemampuan profesional internal auditor melaksanakan tugasnya untuk melakukan verifikasi data. Berdasarkan hasil kuesioner didapati pernyataan responden mengenai dimensi lingkup pekerjaan adalah sebanyak 67,33% menyatakan sangat setuju, 30,67% menyatakan setuju, dan 2, 00% menyatakan kurang setuju. Dengan hasil data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan internal auditor juga dapat dilihat dari lingkup pekerjaannya seberapa besar internal auditor berperan dalam perusahaan untuk melakukan pengendalian di perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner pada dimensi pelaksanaan kegiatan audit, responden yang menjawab sangat setuju dengan peranan internal auditor adalah sebanyak 38,33%, setuju sebanyak 37,92%, kurang setuju sebanyak 17,08%, dan tidak setuju sebanyak 6,25, sehingga kesimpulannya sebagian responden menyatakan pelaksanaan kegiatan audit perlu dilakukan agar setiap keputusan yang diambil managemen itu tidak merugikan perusahaan karena terlebih dahulu ada peranan internal auditor yang melakukan audit. Hasil penelitian alternatif yang dilakukan dari empat dimensi yang digunakan oleh variabel peranan internal auditor, dengan melihat nilai setiap indikator sehingga didapatkanlah hasil perhitungan yang dapat menunjukkan variabel peranan internal audit ada pada kategori sangat kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bagi perusahaan peranan internal auditor sangat kuat dengan segala indikator yang dimiliki auditor. IV.2.2. DESKRIPTIF VARIABEL EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL PROCESS CREDIT GRANTING AND COLLECTION (Y) Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner diketahui dimensi lingkup pengendalian process credit granting and collection ada 29,39% responden yang sangat setuju 20,91 yang setuju, 13,64 yang kurang setuju, 16,36 tidak setuju, dan 19,70 yang sangat tidak setuju. Sehingga mayoritas responden memberikan pernyataan sangat setuju dengan lingkup pengendalian yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pengendalian internal dengan tetap menjaga integritas dan etika. Berdasarkan data kuesioner penaksiran resiko atas process credit granting and collection, responden yang menjawab sangat setuju sebesar 46%, yang menjawab setuju 23,33%, yang kurang setuju 10%, tidak setuju 10,67% dan 10% adalah sangat tidak setuju. Sehingga disimpulkan mayoritas responden memberikan pernyataan sangat setuju yang berjumlah 46%, artinya sebagian internal auditor memahami peranannya sebagai internal auditor harus dapat mengestimasi resiko yang akan terjadi untuk keadaan saat ini maupun mendatang dengan mempersiapkan semua data analisisnya. Tetapi tetap saja masih ada beberapa persen responden yang kurang setuju bahkan sampai sangat tidak setuju dengan resiko yang harus diperkirankan dalam proses pengendalian internal credit granting and collection. Dilihat dari hasil kuesioner, mayoritas responden memberikan pernyataan setuju untuk aktifitas pengendalian ini yaitu dengan jumlah 38,57%, dari data ini dapat dinyatakan bahwa peranan internal audit adalah melakukan aktivitas pengendalian sehingga dalam segala devisi harus ada kejelasan setiap kegiatan yang dilakukan dan setiap aktivitas yang terjadi ada otorisasi dari bagian yang berkaitan. Dilihat dari hasil kuesioner, responden yang memberikan pernyataan sangat setuju sebanyak 54,44%, setuju 23,33%, kurang setuju 22,22%, dan untuk tidak setuju juga sangat tidak setuju 0%. Sehingga kesimpulannya responden terbanyak adalah menjawab sangat setuju yang artinya efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection dapat dilihat dari ISSN # 2252-6242
82
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
sistem informasi dan komunikasi yang dimiliki peranan internal auditor. Berdasarkan hasil kuesioner, tanggapan responden terhadap pemantauan (monitoring) yang dilakukan yang memberikan pernyataan sangat setuju 32,22%, setuju 45,56%, dan kurang setuju 22,22% dan yang menjadi mayoritas pernyataan adalah pernyataan setuju. Internal auditor menyatakan setuju dengan dilakukannya pemantauan untuk selalu dapat menyatakan tidak adanya kesalahan yang dilakukan. Dari tanggapan responden terhadap penelitian alternatif, pada variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection skor tanggapan responden dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari lima dimensi yang lebih di jelaskan lagi di indikator. Lalu, dari setiap indikator muncul pertanyaan dan menghasilkan pernyataan dari internal auditor. Setelah skor hasil pernyataan didapatkan maka dilanjutkan dengan menghitung jumlah dari skor sehingga menghasilkan nilai dalam bentuk persentase kategori dari variabelvariabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection adalah baik. Pengukuran efektifitas dari pengendalian internal yang dilakukan perusahaan PT. X dilakukan dengan melihat dimensi terhadap indikator-indikator yang dihasilkan. Penilaian efektifitas dari variabel Y melihat skor akhir yang dihasilkan oleh pernyataan responden dari setiap indikator yang ada dan untuk mengetahui rentang nilai efektifitas perusahaan. Skor untuk efektifitas adalah sebesar 75%, maka diketahui bahwa 75% ada pada rentang 51% - 75% yang dinyatakan cukup efektif. Maka, tingkat efektifitas pada PT. X dapat dikatakan cukup efektif. IV.3.
METHOD SUCCESSIVE INTERVAL (MSI) Pada penelitian ini dilakukan pengujian statistik, dari data penelitian yang diperoleh skalanya adalah ordinal dan untuk menganalisis pengujian statistik parametik yang digunakan dalam analisis data minimum adalah interval, sehingga pada penelitian ini dilakukan transformasi data terlebih dahulu dari data ordinal menjadi data interval. Transformasi dilakukan dengan menggunakan software add-ins Microsoft Excel (MSI). IV.4.
UJI ASUMSI KLASIK Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan atas model regresi yang dilakukan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan pada uji normalitas, uji linearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. IV.4.1. UJI NORMALITAS Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan terdistribusi normal dan menyebar disekitar garis diagonal. Berikut ini hasil data normalitas yang diolah dalam SPSS. Gambar 4.1: Uji Normalitas
Sumber: SPSS, 2012 ISSN # 2252-6242
83
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
Berdasarkan gambar diatas dinyatakan bahwa model regresi telah memenuhi syarat bahwa variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal karena datanya terdistribusi normal dan menyebar disekitar garis diagonal. Dengan demikian, model regresi pada penelitian ini adalah normal. IV.4.2. UJI AUTOKORELASI Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi mengandung korelasi serial atau tidak di antara variabel pengganggu. Akibat yang terjadi pada penaksir apabila metode kuadrat terkecil diterapkan pada data yang mengandung autokorelasi yaitu adalah bahwa variabel dari taksiran kuadrat terkecil akan bias ke bawah (downward biased) atau underestimate. Akibat yang lain adalah bahwa peramalan akan menjadi tidak efisien. Dengan kata lain, prediksi yang dilakukan atas dasar penaksiran kuadrat terkecil akan keliru karena prediksi tersebut memiliki variabel-variabel yang besar. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menguji asumsi ini adalah dengan menggunakan uji Dubin-Watson. Data yang dimasukkan adalah data peranan internal auditor dan variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Tabel 4.1: Uji Autokorelasi (Model Summaryb) Model
1 a.
R
,411
R Square ,169
Adjusted R Square
Std. Error of Durbinthe Watson Estimate
,139 10,97026
,767
Predictors: (constant), Peranan Internal Auditor
b.
Dependent Variabel: Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and Collection
Sumber: SPSS, 2012 IV.4.3. UJI LINEARITAS Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and collection * Peranan Internal Auditor
Tabel 4.2: Uji Linearitas (ANOVA Tabel) Sum of Mean df Squares Square (Combined) 4038,623 25 161,545 Linearity 683,541 1 683,541 Between Deviation Groups from 3355,082 24 139,795 Linearity Within Groups 14,623 4 3,656 Total 4053,246 29
F
Sig.
44,189 186,974
,001 ,000
38,239
,001
Sumber: SPSS, 2012 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel peranan ISSN # 2252-6242
84
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
internal auditor dan efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection terdapat hubungan yang linear. IV. 4.4. UJI HETEROSKEDASTISITAS Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang terbaik adalah bila tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.2: Uji Heteroskedastisitas
Sumber: SPSS, 2012 Pada gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola yang jelas. Ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi pengaruh peranan internal auditor berdasarkan masukan dari variabel independennya. IV.5.
KORELASI PRODUCT MOMENT 2 VARIABEL Tabel berikut ini menunjukkan hasil SPSS tentang korelasi variabel X dan Y. Tabel 4.3: Korelasi Product Moment Variabel X dan Y (Correlations)
Pearson Correlation Peranan Internal Auditor Sig. (2-tailed) N Pearson Efektifitas Pengendalian Internal Correlation Process Credit Granting Sig. (2-tailed) and collection N
Peranan Internal Auditor (X)
Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and collection (Y)
1
,411*
30
,024 30
,411*
1
,024 30
30
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)
Sumber: SPSS, data diolah, 2012 Analisis menggunakan regresi linier sederhana adalah untuk mengukur hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010). Teknik korelasi product moment ini digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel ISSN # 2252-6242
85
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
peranan internal auditor (X) dan variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection (Y).
No
Tabel 4.4: Rangkuman Hasil Korelasi Hubungan antar Variabel Korelasi Nilai Sig. Peranan Internal Auditor terhadap Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and collection
1
RXY
0,411 0,024
Keterangan
Signifikan
Sumber: SPSS, data diolah, 2012 Berdasarkan hasil output SPSS diatas, dapat diketahui bahwa besarnya korelasi antara variabel peranan internal audit (X) dan variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection adalah sebesar 0,411. Dilihat dari data bahwa keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y termasuk kategori sedang, karena nilai yang didapatkan dari pengolahan data adalah 0,411 yang berada di kisaran 0,40 – 0,599. Dengan demikian, Peranan Internal Auditor (X) terhadap Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and collection (Y) bersifat sedang. Uji signifikansi koefisien korelasi menghasilkan nilai signifikan 0,024 dan lebih kecil daripada α = 0,05 (Sig. = 0,024 < 0,05), hal ini berarti korelasinya bersifat signifikan. IV.6.
ANALISIS REGRESI Analisis regresi merupakan analisis hubungan yang melibatkan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat/tidak bebas (dependen). Dari hubungan tersebut akan dicari bentuk hubungannya dengan tujuan prediksi mengenai nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui atau ditentukan. Tabel 4.5: Koefisien Regresi (Coefficientsa) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta (Constant) 40,742 12,962 Peranan ,490 ,206 ,411 Internal Auditor
1
b.
t
Sig.
3,143 2,383
,004 ,024
Dependent Variabel: Efektifitas Pengandilian Internal Process Credit Granting and collection
Sumber: SPSS, 2012 IV.7.
PENGUJIAN HIPOTESA Untuk mendapatkan hipotesa dari penelitian ini telah dilakukan beberapa langkah, mulai dari mentrasformasikan data di software microsoft excel add-ins (MSI), melakukan analisis korelasi product moment 2 variabel, analisis regresi, analisis uji t, dan analisis koefisien determinasi sehingga saat ini akan dilakukan pengujian hipotesa. H0: β1 ≠ 0; yang mengandung arti bahwa peranan internal auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Parameter yang digunakan adalah bahwa H0 tidak berpengaruh jika nilai signifikansi ≥ 0,05 H1: β1 = 0; yang mengandung arti bahwa peranan internal auditor berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Parameter yang digunakan adalah bahwa H1 berpengaruh jika nilai signifikansi ≤ 0,05 ISSN # 2252-6242
86
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
Berdasarkan hasil analisis uji T yang memiliki nilai signifikansi (0,024) ≤ α = (0,05) maka hipotesa alternatif H0 ditolak dan hipotesa alternatif H1 diterima dengan asumsi adanya pengaruh signifikan dari peranan internal auditor terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection.
IV.8.
UJI PARSIAL (UJI T)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Hasil dari uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6: Uji Parsial (Uji T - Coefficientsa) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Sig. Model t Std. B Beta Error (Constant) 40,742 12,962 3,143 ,004 1 Peranan Internal ,490 ,206 ,411 2,383 ,024 Auditor b. Dependent Variabel: Efektifitas Pengendalian Internal Process Credit Granting and Collection
Sumber: SPSS, 2012 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang dimiliki adalah sebesar 0,024 dan tingkat signifikansinya α = 0,05. Dengan demikian, pada penelitian ini peranan internal auditor dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection apabila nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi; 0,024 ≤ 0,05. IV.9.
KOEFISIEN DETERMINASI Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien (R) atau disebut juga sebagai R-Square. Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peranan internal audit secara parsial terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection. Hasil SPSS menunjukkan koefisien determinasi data seperti dibawah ini: Tabel 4.7: Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial (Model Summaryb) Model 1
R ,411
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,139
10,97026
,169
a.
Predictors: (Constant), Peranan Internal Auditor b. Dependent Variabel: Efektifitas Pengandilian Internal Process Credit Granting and collection
Sumber: SPSS, 2012 Berdasarkan hasil output SPSS, diketahui nilai koefisien determinasi atau R-Square adalah sebesar 0,139 atau 13,9%. Hal ini menunjukkan bahwa peranan internal auditor secara parsial memberikan pengaruh terhadap variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection sebesar 13,9%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 86,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. ISSN # 2252-6242
87
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
V. V. 1.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan penelitian di PT. X mengenai pengaruh peranan internal auditor terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection, dapat disimpulkan bahwa: 1. Peranan internal auditor pada PT. X berpengaruh secara signifikan terhadap efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection sebesar 13,9% dan sisanya sebesar 81,6 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, seperti pendekatan risk based audit (Tugiman, 2006), yang dilakukan oleh internal auditor. Berdasarkan keeratan hubungan antara variabel peranan internal auditor terhadap variabel efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection ada pada kategori sedang tetapi tetap signifikan dengan kisaran nilai sebesar 0,40 – 0,599. Berdasarkan deskripsi dari responden yang menunjukkan jenjang pendidikan internal auditor ada dikisaran S1 dan lama bekerja rata-rata 1 – 2 tahun menunjukkan bahwa kompetensi internal auditor belum mencapai tingkat yang maksimal untuk melaksanakan tugasnya yaitu melakukan verifikasi data. 2.
Efektifitas pengendalian internal process credit granting and collection pada PT X dengan melihat data efektif maka efektifitas pengendalian process credit granting and collection ada pada skor 75% yang dinyatakan cukup efektif, berdasarkan pernyataan Munawaroh (2011) dengan kisaran antara 51% - 75% digolongkan dalam kategori cukup efektif.
V. 2.
SARAN Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data untuk melakukan analisis dan juga memperoleh kesimpulan, pada bagian ini penulis mencoba mengemukakan saran-saran yang dimaksudkan untuk memberikan bahan sumbangan pada perusahaan dalam menyempurkan keberadaan audit internal dan perannya bagi perusahaan sebagai berikut ini: 1.
Kualifikasi audit internal terus-menerus dikembangkan dengan mengikuti seminar-seminar juga pelatihan-pelatihan dan melanjutkan jenjang pendidikan yang berhubungan dengan internal auditor agar wawasan dan pengetahuan auditor semakin luas dan dengan demikian jenjang karir internal auditor juga dapat meningkat.
2.
Internal auditor pada PT. X haruslah melakukan audit terus menerus terhadap kebijakan pemberian dan penerimaan kembali kredit sehingga semakin hari kualitas kebijakan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA Arens, Alvin A. & James L. Loebbecke. (2008). Auditing Pendekatan Terpadu, Terjemahan oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Dua, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Aditya, I. D. (2009). Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Surakarta. Afrianiswara, E. I. (2010). Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Eketifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Pada PT Bank X. Disertasi Program Sarjana . Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Arens, Alvin A., Elder., Rendel J., dan Beasley, M.S. (2010). Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi, 12th ed. Jakarta: Erlangga Arens, A. A., & Leobbecke, J. K. (2000). Auditing An Integrated Approach. Dalam J. 1, Alih Bahasa Amir Abdi Jusuf. New York: Prentice-Hall International, Inc. Asikin, B. (2006). Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditoror Dalam Pengungkapan Temuan Audit. 795 Jurnal Bisnis, Manajemen dan ISSN # 2252-6242
88
Finance & Accounting Journal, Vol. 2, No. 1, Maret 2013
Ekonomi Volume 3 Nomor 3. Bu, K. (2006). Peranan Internal Auditor Dalam Menunjang Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pada PT XYZ. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 6 No. 2, 118-122. Desyanti, N. P., & Ratnadi, N. M. (2010). Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Bandung. Munawaroh. (2011). Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus di Koperasi Pegawai BRI Cabang Kediri). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan Vol 15 No.1, 76-82. Pamungkas, B. (2005). Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan Pengendalian Intern Piutang Studi Kasus Pada PT Vaksindo Satwa Nusantara. Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 5 No. 2, 85-92. Pribowo, A. (2007). Peranan Audit Internal Di dalam Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Kredit Investasi Studi Kasus Pada PT Bank Nasional Indonesia 46 (Persero) Cabang Asia Afrika Bandung. Skripsi Program Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Dalam Cetakan Ke-15. Bandung: Alfabeta, CV. Tugiman, H. (2006). Standar Profesional Audit Internal. Dalam Edisi Kelima. Yogyakarta: Kanisius.
ISSN # 2252-6242
89