PENGARUH INTENSITAS KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU ANAK DI DUSUN NGELOSARI DESA JOMBOR KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh DEVI LAILATUL MUNIROH NIM 111 10 011
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
FAKULTAS TARBIYAH
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Devi Lailatul Muniroh
NIM
: 11110011
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: HUBUNGAN
KEPRIBADIAN
DENGAN
PERILAKU SOSIAL MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2014. telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, Pembimbing
Dra. Sri Suparwi, M.Si NIP.
SKRIPSI
HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN PERILAKU SOSIAL MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAIN SALATIGA ANGKATAN 2010 TAHUN 2014.
DI SUSUN OLEH : DEVI LAILATUL MUNIROH NIM. 11110011
Telah dipertahankan di Depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal …………….dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana SI kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Drs. Mubasirun, M.Ag
_______________
Sekretaris Penguji
: Benny Ridwan, M.Hum
_______________
Penguji I
: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag _______________
Penguji II
: Jaka Siswanta, M.Pd
Penguji III
: Drs. H. M. Zulfa M., M.Ag _______________
_______________
Salatiga, Ketua STAIN Salatiga
Dr. IMAM SUTOMO, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 00
SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU ANAK DUSUN NGELOSARI DESA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 DISUSUN OLEH Devi Lailatul Muniroh 111 10 011 Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
:
Sekretaris Penguji
: Dr. M. Zulfa, M.Ag.
:
Penguji I
: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
:
Penguji II
: Dr. Budiyono Saputra, M.Pd.
:
Salatiga, 20 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id email :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Devi Lailatul Muniroh
NIM
: 11110011
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Yang menyatakan,
Devi Lailatul Muniroh
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri pula” (QS. Al-Isra’: 7)
Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia
PERSEMBAHAN
Orang tuaku M yusuf dan Nur Hayati yang tiada henti memberikan petuah serta nasehatnya dalam kehidupanku . Kakak-kakakku Ida Nur Nasihtaul Masyruroh dan Dina Nur Nayyiroh yang memberikan dorongan menyelesaika skripsi ini. Keluarga besar yang selalu memotivasi menyelesaikan skripsi ini. Ery Syahriar, Basyiroh, Rika Sefiyanti, susy Rahayu, Ufa Nasiroh Azzi, Sugeng Wibowo, dan Mika Husyada yang selama empat tahun ini menjadi teman kuliah lebih berwarna. Keluarga besar PAI A angkatann 2010 yang selalu bersama-sama.
Dan teman spesialku yang selalu mendukungku. Semua mahasiswa STAIN Salatiga
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Intensitas Kepemimpinan Orang Tua Terhadap Sikap Tawadhu Anak Di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak ]akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, Selaku ketua jurusan tarbiyah 3. Bapak Rasimin, S.pdi, M.Pd selaku ketua progdi Pendidikan Agama Islam. 4. Dr. H. M. Zulfa M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini. 5. Dra.Siti Asdiqoh M.Pd selaku dosen pembimbing akademik
6. Segenap dosen fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama di bangku perkuliahan. 7. Bapakku M. Yusuf dan ibuku Nur Hayati yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta dengan tulus ikhlas mendoakan agar cepat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat dan seluruh pihak yang tidak bias penulis sebutkan satupersatu. Terimakasih atas segala bantuan dan do‟anya. Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon do‟a semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT. Dan mendapat pahala yang lebih baik serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikumWr. Wb
Salatiga,5 Desember2014 Penulis,
Devi Lailatul Muniroh 11110011
ABSTRAK Muniroh, Devi Lailatul 2014. 11110011. Pengaruh Intensitas Kepemimpinan Orang Tua Terhadap Sikap Tawadu Anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pembimbing: Dr. H. M. ZulfaM.Ag. Kata kunci: Kepemimpinan Orang Tua, Tawadhu anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) intensitas kepemimpinan orang tua di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kec Tuntang Kab. Semarang Tahun 2014, 2) sikap tawadhu anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kec Tuntang Kab. Semarang Tahun 2014, 3) Ada tidaknya pengaruh Intensitas Kepemimpinan Orang Tua Terhadap Sikap Tawadu Anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi, dan observasi. Yang menjadi subjek penelitian adalah orang tua dan anak yaitu 47orang, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis statistik, dengan menggunakan rumus chi kuadrat.Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di DusunNgelosari Desa Jombor kecamatan Tuntang kabupaten Semarang tahun 2014. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket cek list dari kepemimpian orang tua yang memperoleh kategori tinggi mencapai 10,64%, kategori sedang 89,36% dan kategori rendah 0%. Sedangkan hasil chek list untuk tawadhu anak yang memperoleh kategori tinggi mencapai 4,26%, kategori sedang mencapai 95,74% dan kategori rendah 0%. Dari analisis yang telah dilakukan secara sistematik diperoleh hasil akhir yaitu hasil rhitung (rh) sebesar 0,399 berada diatas rtabel (rt) pada tarafsignifikan 5% yaitu 0,288 dengan N = 47. Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi civitas akademik STAIN Salatiga agar lebih meningkatkan kedisiplinan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv HALAMAN MOTTO ............................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi KATA PENGANTAR ................................................................................ vii ABSTRAK .................................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 C. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................... .. 6 D. Tujuan Penelitian ........................................................................ .. 6 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6 F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 7 G. Definisi Operasional ...................................................................... 7 H. Metode Penelitian ....................................................................... .. 14 I. Sistematika Penulisan ................................................................. .. 19
BAB II : LANDASAN TEORI 1. Kepemimpinan Orang Tua .......................................................... 21 a. Kepemimpinan ....................................................................... 21 b. Orang Tua ………………………………………
24
2. Gaya dan Ciri Kepemimpinan Orang Tua ..................................... 25 a. Gaya Kepemimpinan Orang Tua ......................................... 25 b. Ciri Kepemimpinan Orang Tua ........................................... 26 1. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Demokratis .........
26
2. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Otoriter ...............
28
3. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Laissez Faire. .....
29
c. Pola Asuh dalam Perspektif Islam ....................................... 31 d. Kiat-kiat Mendidik Anak agar Berakhlak Mulia ................. 32 3. Sikap Tawadhu Anak ..................................................................
33
a. Pengertian .................................................................................. 33 b. Keutamaan tawadhu…………………………………………
34
c. Perkara Yang Menafikkan Tawadhu ......................................
35
d. Faidah-faidah tawadhu dan pengaruhnya terhadap akhlak Seorang hamba .......................................................................
35
4. Pengaruh Intensitas Kepemimpinan Orang Tua terhadap sikap Tawadhu anak ............................................................................... 36 BAB III : LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Objek penelitian ........................................................... 38 1. Letak Geografis ........................................................................ 38
2. Monografis ................................................................................ 39 B. Penyajian Data ........................................................................... 42 1. Daftar Nama Responden Intensitas Kepemimpinan Orang Tua .................................................................................. 43 2. Hasil Jawaban Angket Intensitas Kepemimpinan Orang Tua .................................................................................. 48 3. Daftar Nama Responden Sikap Tawadhu Anak ..................... 49 4. Data Jawaban Angket Sikap Tawadhu Anak ............................ 52
BAB IV : ANALISA DATA A. Analisis Pertama ......................................................................... 56 B. Analisis Kedua ............................................................................ 66 C. Analisis Ketiga ............................................................................ 73
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 81 B. Saran ........................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Tabel Mata Pencaharian Penduduk
Tabel2
: Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel3
: Jumlah Sarana danPrasarana
Tabel 4
: Daftar Nama Responden Intensitas Kepemimpinan
Tabel5
: Frekuensi Intensitas Kepemimpinan Orang Tua
Tabel6
: Daftar Nama Responden Sikap Tawadhu Anak
Tabel7
: Jawaban Angket Tawadhu Anak
Tabel8
: Tabel Pengelompokan
Tabel9
: Jawaban Tentang Intensitas Kepemipinan Orang Tua
Tabel10
: Tingkat Presentase Intensitas Kepemimpinan Orang Tua
Tabel11
: Frekuensi Intensitas Kepemimpinan Orang Tua
Tabel12
: Jumlah Hasil Jawaban
Tabel13
: Data Skor Dan Nominasi Sikap Tawadhu Anak
Tabel14
: Tabel Frekuensi Presentase Sikap Tawadhu Anak
Tabel15
: Tabel Sikap Tawadhu Anak
Tabel 16 : Tabel Persiapn Tabel 17 : Tabel Frekuensi Yang Diperoleh Tabel 18
: Tabel Frekuensi Yang Diharapkan
Tabel 19
: Tabel Kerja Untuk Menghitung Chi Kuadrat
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup Nota Pembimbing Skripsi Angket Check list Izin Penelitian Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lembar Konsultasi Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif Surat Keterangan Kegiatan Tabel Nilai Korelasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Keluarga merupakan lingkup terpenting dalam pendidikan, karena pendidikan dasar dalam keluarga diberikan oleh orang tua. bukan pendidikan formal seperti yang diberikan di sekolah, tetapi lebih kepada pendidikan yang bersifat non formal. Seperti karakter, sikap, dan watak. Dikatakan demikian karena pada usia dini, anak sudah bisa menangkap apa yang diperlihatkan orang tua, seperti tutur kata, tingkah laku, gaya bahasa, dan bahasa tubuh. Bahkan bisa menirukan apa yang dilakukan oleh orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus menanamkan nilai-nilai dasar yang baik, yang diperlukan anak untuk membentuk kepribadian yang baik.Sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Dalam masyarakat yang ditemui penulis banyak orang tua yang kurang menanamkan nilai-nilai dasar untuk membentuk kepribadian anak. Tetapi ada juga orang tua yang tegas kepada anak dan mendidik anak sejak dini untuk membentuk sikap dan perilaku yang baik. Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga harus mampu mengarahkan dan membimbing anak-anaknya untuk menjadi anak yang berkepribadian baik. Hal ini menjadi kewajiban dan tanggun jawab orang tua yang sudah diberi amanah oleh Allah swt, yaitu dengan diberi
keturunan dari mereka agar dididik dan dibimbing untuk menjadi anak yang berkualitas baik. Sebagai mana sabda Rasulullah saw :
و. سًعت رسٌل هللا ص: ً عن ابن عًر رضي هللا عنيًب قبل االيبو راع ًيسئٌل عن, كهكى راع ًكهكى يسئٌل عن رعيتو: يقٌل ًانًرءة را عيتو في,رعيتو ًانرجم راع فى اىهو ًيسئٌل عن راعيتو انخبدو راع فى يبل سيذه ًيسئٌل عن.بيت زًجيب ًيسئٌنة عن رعيتيب ) عن رعيتو ( يتفق عهيو
فكهكى راع ًيسئٌل,راعيتو
Artinya: dari Ibnu Umar ra, ia berkata: “saya mendengar Rasulullah saw berdabda: kalian adalah pemimpin yang dimintai pertanggunga jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinanmu”(HR. BukhariMuslim) Setiap keluarga membawa kekayaan dan kekhasan nilai-nilai yang terbentuk dalam diri anak mereka. Ada keluarga yang menanamkan nilai disiplin sejak kecil, rasa menghormati kepada orang lain dan kebiasaan untuk berterima kasih. Namun ada keluarga yang sama sekali abai
terhadap pendidikan anak, dan cenderung memanjakan anak dengan banyak hal karena alasan tertentu. Situasi seperti ini dapat terjadi karena tradisi dan lingkungan yang berbeda dalam keluarga.Kesibukan kerja dan dinamika kehidupan masyarakat modern sering kali memaksa orang tua meninggalkan tugas pokok mereka sebagai pendidik anak-anak ketika mereka berada di rumah. Hal ini terjadi karena kuantitas perjumpaan mereka dengan anak-anak mereka semakin sedikit (Doni Koesoema A, 2012 :146). Perkembangan anak tergantung pada peran orang tua, bagaimana orang tua tersebut membimbing, mendidik, mengarahkan anak sehingga anak tumbuh dengan kepribadian yang baik. Maka peran orang tua didalam keluarga adalah sebagai teladan di segala bentuk perkembangan anak. Keteladan dalam pendidikan merupakan cara yang tepat untuk mempersiapkan dan membentuk aspek moral dan spiritual. Keteladanan menjadi faktor dalam menentukan perilaku baik dan buruknya anak. Jika orang tua memberikan memberikan contoh yang baik, seperti jujur, berakhlak mulia, menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama, tentu anak juga akan tumbuh dalam hal yang baik. Kepemimpinan merupakan hasil dari organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dari dinamika dari interaksi sosial. Sejak semula terbentuknya suatu kelompok sosial seseorang atau beberapa orang orang diantara warga-warganya melakukan peran yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga beberapa orang tampak lebih menonjol dari
yang lainnya. Itulah asal mula kepemimpinan yang mulanya timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Setiap orang dalam suatu keluarga memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda-beda. ada orang tua yang cenderung otoriter, ada orang tua yang penuh dengan demokrasi dan ada pula orang tua yang cenderung memberikan kebebasan kepada anak-anaknya. Salah satu hal penting yan memicu diskripsi diatas adalah kurang tertanamnya nilai keagamaan dalam nilai anak. Yang mana dalam subyek pendidik ini adalah orang tua yang mendidik anak – anaknya. Dengan gaya kepemimpinan tertentu, anak akan tumbuh berkembang sesuai dengan hasil kepemimpinan orang tua tersebut. Akan tetapi dalam massa yang sekarang seperti ini, kedudukan anak didalam keluarga tidak seperti anak yang seharusnya sebagai anak. Banyak anak yang tidak bisa menempatkan posisinya sebagai anak dalam keluarga. Mereka tidak menggunakan etika yang baik sesuai dengan posisi mereka sebagai anak. Rasa hormat serta ta‟dhim pada perkembangan anak terutama pada anak terhadap orang tua. Seperti halnya yang terjadi dalam masyarakat, banyak anak yang kurang menghormati orang tua. Hal tersebut terjadi karena anak sulit diarahkan, berbicara kotor, pergaulan yang tidak tepat dengan teman sebayanya. Seperti halnya yang terjadi di masyarakat, peneliti mendapati kasus seperti orang tua yang dalam mendidik anaknya tanpa memperhatikan
perilaku anak yang terjadi dalam kesehariannya. Orang tua hanya memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh anak tanpa memperhatikan perilaku anak tersebut. Atas dasar itulah, peneliti tertarik untuk melakkan penelitian yang berjudul “ PENGARUH INTENSITAS KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU ANAK DI DUSUN NGELOSARI DESA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014”
B. Rumusan masalah Dalam kaitannya dengan judul yang penulis kemukakan diatas, maka disini ada beberapa pokok permasalahan yaitu: 1. Bagaimana intensitas kepemimpinan orang tua di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2014? 2. Bagaimana sikap tawadhu anak (usia 11 – 24 tahun) di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2014? 3. Adakah pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2014?
C. Kerangka pikir penelitian Keluarga merupakan tempat tumbuh kembang anak pertama kali. Orang tua sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran yang penting dalam tumbuh kembang anak. Gaya kepemimpinan orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap hormat serta tawadhu anak terhadap orang tua.
D. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui intensitas kepemimpinan orang tua di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2014. 2. Untuk mengetahui sikap tawadhu anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kab. Semarang pada tahun 2014.
E. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritik maupun secara praktik.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam khasanah keilmuwan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan orang tua dan sikap tawadhu anak. b. Manfaat praktik Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan masyarakat mengenai perhatian orang tua, bimbingan orang tua dalam membimbing anaknya.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Suharsimi Arikunto, 1998: 67 ) . Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah ada pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di Dusun Ngelosari Desa Jombor, kecamatan Tuntang, kab. Semarang Tahun 2014.
G. Definisi Operasional Agar tidak terjadi berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu:
1. Pengaruh Yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh satu pihak ke pihak lain sehingga dapat mengubah tindakan. 2. Intensitas Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata intensitas terbentuk dari Intens/intens/adv 1 hebat atau sangat kuat (tentang kekuatan, efek, dsb); 2 tinggi (tentag mutu); 3 bergelora, menyala-nyala, bearpiapi, berkobar-kobar (tentang perasaan); 4 sangat emosional (tentang orang), intensitas / intensitas / n keadaan , tingkatan, dan ukuran intensnya ( Depdiknas, 2008:594). intensitas termasuk dalam kata kerja yang berarti keadaan tingkatan. Dalam hal ini kekuatan / kesungguhan dan semangat dalam menjalankan sebuah aktivitas erat kaintannya dengan motivasi. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya daya (energy) (Makmun, 2009: 38). Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa intensitas dan motivasi menggambarkan tentang adanya kekuatan / daya dalam beraktivitas atauu melakukan suatu hal. Kesamaan ini kemudian diadopsi pula dalam sebuah penelitian untuk menentukan indikator intensitas dari indikator motivasi. Untuk mengidentifikasi motivasi ini Makmun (2009:40) memberikan beberapa indikator dalam term-term tertentu, antara lain: a) Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan).
b) Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu). c) Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan. d) Ketabahan, keuletan,dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan da kesulitan untuk mencapai tujuan. e) Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan. f) Tingkat aspirasinya (maksudnya,rencana, cita-cita, sasaran atau target, dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. g) Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berupa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak). h) Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif). Intensitas sendiri merupakan realitas dari motivasi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab ketik seseorang melakukan suatu usaha dengan penuh semangat biasanya karena adanya motivasi, yang berfungsi sebagai pendorong pencapaian prestasi tadi.
3. Kepemimpinan Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntunan, bimbingan, hasil memimpin. Kepemimpinan
yaitu
tindakan
atau
perbuatan
seseorang
yang
menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak kearah tujuan-tujuan tertentu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila seseorang itu dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain, baik dalam bentuk individu ataupun kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ciri kepemimpinan orang tua demoktratis : a) Hak dan kewajiban antara anak dan orang tua diberikan secara seimbang. b) Saling melengkapi satu sama lain, orang tua yang menerima
dan
melibatkan
anak
dalam
mengambil
keputusan terkait dengan kepentingan keluarga. c) Memiliki tingkat pengendalian tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka. d) Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan yang diberikan oleh orang tua kepada anak. e) Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak seseuai dengan bakat dan minat, tetapi
tetap mengarahkan dan
membimbing anak-anaknya (Muallifah, 2009 : 47).
Ciri kepemimpinan orang tua otoriter : a) Memperlakukan anaknya dengan tegas. b) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua. c) Kurang memiliki kasih sayang. d) Kurang simpatik. e) Mudah mengalahkan segala akktivitas anak terutama ketika anak tidak ingin berlaku kreatif.
Ciri kepemimpinan orang tua laisses faire : a) memberikan kebebasan yang seluas luasnya kepada anaknya. b) Mereka mengambil keputusan dan menetapkan segala sesuatu sesuai dengan aturan yang ada. c) Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya menjadi hak sepenuhnya dari anaknya. d) Seluruh kegiatan yang berlansung dalam keluarga terjadi tanpa dorongan, bimbingandan pengarahan dari orang tua. Orang tua menganggap semua itu adalah hak mereka. e) Orang tua hanya memantau dari luar kegiatan,sehingga solah olah orang tua tidak ikut campur dalam kegiatan tersebut.
4. Orang tua Kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “orang tua adalah ayah, ibu kandung, dua orang yang dianggap tua” (Kridalaksana, dkk 1996: 706). Kartono (1982 :2) mengatakan bahwa : orang tua adalah bapak / ibu yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya. Dari kedua pengertian diatas, maka penulis simpulkan bahwa orang tua adalah bapak / ibu kandung yang mempunyai hak dan kewajiban untuk membesarkan anak-anaknya. Sehubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu dalam keluarga dari masyarakat dusun ngelosari desa jombor, kec. Tuntang tahun 2014.
5. Sikap Adapun sikap atau perilaku menurut W.J.S Poerwodarminto adalah tingkah laku, kelakuan, perbuatan yang telah dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari . sikap merupakan suatu kecenderungan yang menentukan atau suatu kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku yang ditujukan kerah suatu obyek khusus dengan cara tertentu, baik obyek itu berupa orang, kelembagaan ataupun masalah bahkan berupa dirinya sendiri (Arifin, 2000: 104).
6. Tawadhu Adalah merendahkan diri dan berlaku hormat kepada siapa saja. Tawadhu juga dapat diartikan sebagai seseorang merendahkan diri kepada Allah, menerima kebenaran dari yang Maha Benar dan hanya karena Nya. Orang yang tawadhu akan dapat merendahkan dirinya kepada Allah sehingga akan menjadi orang takwa ( Supiana, 2009 : 231-232), Sikap tawadhu dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat dalam bentuk-bentuk berikut ini : a. Tidak menonjolkan diri dari orang yang level atau statusnya sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat islam. b. Berdiri dari tenpat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut orang yang lebih mulia dan lebih berilmu dari pada dirinya dan menghantarkannya
ke
pintu
keluar
jika
bersangkutan
meninggalkan majlis. c. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka. d. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya. e. Mau duduk bersama-samm dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh dan kaum dhua‟fa lainnya, serta bersedia mengabulkan undangan mereka.
f. Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Yunahar, 2005: 124).
7. Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.” ( UU no 23 tahun 2002 pasal 1 butir 1 ).
H. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumulkan data, diperlikan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006: 6).
1. Pendekatan dan rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak - banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan peranan antar variabel.
2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah dusun ngelosari, desa jombor kecamatan tuntang, kab. Semarang. Menurut peneliti terdapat sesuatu
yang menarik
untuk
diteliti
yatu
tentang intensitas
kepemimpinan orang tua dan sikap tawadhu anak.
3. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2010: 115). Populasi dalam penelitian ini diambil dari orang tua dan anak di dusun ngelosari, desa jombor kecamatan tuntang, kab. Semarang tahun 2014yang berjumlah 2 RT, kemudian diambil secara random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari orang tua dan anak karena peneliti ingin mengetahui jawaban psikologis anak, dalam arti bahwa anak tersebut yang menerima dan mengalami didikan dari orang tuanya, dan orang tua sebagai orang yang menerima hasil perubahan sikap anak. sehingga dapat diambil sebanyak 47 keluarga.
4. Sampel dan teknik pengambilan sampel Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki. (Suharsimi Arikunto,2010: 117). Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak. Dalam penelitian ini
peneliti mengambil sampel dari orang tua dan anak karena peneliti ingin mengetahui jawaban psikologis anak, dalam arti bahwa anak tersebut yang menerima dan mengalami didikan dari orang tuanya, dan orang tua sebagai orang yang menerima hasil perubahan sikap anak.
5. Teknik Pengumpulan Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh, sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencacatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, hal 136). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat konkrit seperti kondisi keluarga, keadaan orang tua dan anak, dan lain-lain.
b. Metode angket Metode angket juga sering disebut metode kuesioner. Penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai kepemimpinan orang tua dan sikap tawadhu anak dalam masyarakat.adapun caranya adalah dengan menyebarkan angket kepada orang tua dan anak.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan penulis sebagai pelengkap dalam pengumpulan data. Dalam menetapkan mentode ini hanya digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat – surat atau dokumentasi.
6. Analisis Data Dilakukan dengan menggunakan metode statistika tergantung pada skala pengukuran variabel karena beberapa prosedur analisis hanya cocok untuk skala pengukuran tertentu. Untuk meganalisis data adalah sebagai berikut : a. Analisis awal Data yang dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis dengan dua data. Dalam proses analisisnya dibagi menjadi dua tahapan. Analisis pendahuluan dengan menggunakan distribusi sederhana untuk setiap variabel dengan menggunakan criteria : a) Jawaban alternative A b) Jawaban alternative B c) Jawaban alternative C
Langkah selanjutnya menentukan kualifikasi dari internal nilai dengan menentukan :
P=
Keterangan : P : angka presentase F : frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : jumlah responden
b. Analisis Lanjut Sedangkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan, akan menggunakan rumus chi kuadrat karena sampel dan jumlah respondennya sama, sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan:
FO = frekuensi yang diperoleh Fh = frekuensi yang diharakan
I.
sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut :
1. Bagian muka memuat : Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, dan daftar isi. 2. Bagian isi yang berisi: BAB I : PENDAHULUAN YANG MEMUAT A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Kerangka pikir D. Tujuan Penelitian E. Hipotesis Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Definisi Operasional H. Metode Penelitian I. Sistematika Penulisan
BAB II : KAJIAN PUSTAKA YANG MEMUAT A. Pengertian tentang kepemimpinan orang tua
B. Factor
–
factor
yang
mempengaruhi
kepemimpinan otrang tua C. Pengertian Tawadhu BAB III : LAPORAN PENELITIAN YANG MEMUAT A. gambaran tentang gambaran umum dan lokasi penelitian B. jumlah penduduk Dusun Ngelosari C. jumlah anak Dusun Ngelosari BAB IV : ANALISI DATA YANG MEMUAT A. Analisis data yang memuat analisis isi B. Analisis pendahuluan C. Analisis lanjutan D. Analisis hipotesis BAB V : PENUTUP YANG MEMUAT A. Kesimpulan B. Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1) Kepemimpinan Orang Tua a. Kepemimpinan Istilah pemimpin dan kepemimpinan merupakan kesamaaan kata yang sulit dipisahkan, karena tiada pemimpin tanpa kepemimpinan. Istilah kepemimpinan secara etimologis berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) yang berarti membimbing atau menuntun. Setelah diberi awalan “pe” maka menjadi pemimpin (leader), artinya seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain melalui kewibawaan dan komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Apabila diakhiri dengan “an” Kepemimpinan (leader ship) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu orang yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut (Abu Ahmadi, 1999 :123). Sedangkan menurut Khatib Pahlawan Karyo (2005: 7) kepemimpinan secara umum adalah suatu proses etika seorang pemimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influences) atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain. Dari pengertian umum tersebut dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan tindakan atau
perbuatan seseorang yan menyebabkan seseorang atau kelompok lain menjadi bergerak ke arah tujuan-tujuan tertentu. Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut, maka menurut penulis kepemimpinan adalah perbuatan mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun esensi kepemimpinan menurut ajaran islam adalah wewenang dan tanggung jawab. Islam menempatkan setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya. Manusia yang sudah dewasa diberikan wewenang oleh Allah untuk mengurus dirinya dan orang lain, terutama yang berada langsung dibawah tanggung jawabnya seperti anak dan istri. Kemudian agar proses kepemimpinan yang dilaksanakan manusia itu tertuntun dengan baik dan senantiasa berjalan yang lurus dan benar, Allah memerintahkan agar manusia memperkuat iman dan takwanya dengan akidah yang kokoh (Khatib Pahlawan Karyo, 2005: 11). Firman Allah surat al baqarah ayat 30
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Surat at tahrim ayat 6
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat
yang
kasar,
keras,
dan
tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
b. Orang Tua
Dalam kamus besar bahasa indonesia yang dimaksud dengan orang tua adalah “ayah, ibu kandung, dan orang – orang yang dianggap tua” (Krisdalaksana, dkk, 706). Sedangkan menurut kartono, orang tua adalah bapak/ibu yang memiliki wewenang untuk membesarkan anak anaknya. Dari pengertian – pengertian tersebut, maka orang tua menurut penulis adalah ayah dan ibu kandung yang memiliki wewenang untuk membimbing dan mendidik anak –anaknya hingga dewasa. Sifat – sifat orang tua menurut M. Tholib antara lain :
Senang mempunyai anak.
Senang anak-anaknya sholih.
Berusaha menempatkan anak di tempat yang baik.
Sedih melihat anaknya lemah atau hidup miskin.
Memohon kepada Allah bagi kebaikan anaknya.
Lebih memikirkan keselamatan anaknya daripada dirinya saat terjadi bencana.
Senang mempunyai anak yang bisa dibanggakan.
Menghendaki anaknya berbakti kepada orang tuanya.
Sabar menghadapi perilaku baik buruknya anak.
Sedangkan tipe orang tua menurut M. Tholib adalah penyantun dan pengayom, berwibawa dan pemurah, pemurah kepada istri, lemah lembut, dermawan, egois, emosional, mau menang sendiri, dan kejam (Syaiful Bahri Djamarah, 2004 : 28).
2) Gaya dan Ciri Kepemimpinan Orang Tua a. Gaya Kepemimpinan Orang Tua. Setiap orang tua dalam keluarganya masing mempergunakan gaya kepemimpinan yang tidak sama. Ada orang tua yang cenderung demokrasi, otoriter bahakan ada orang tua yang menggunakan tipe laisses faire. Untuk mengetahui kesuksesan pemimpin adalah dengan mempelajari gaya – gayanya. Karena itu akan melahirkan berbagai tipe kepemimpinan yang dikenal dengan tipe demokratis, laissez faire dan autoktratis. Dalam mempersoalkan gaya kepemimpinan, bahwa orang tua harus mempertahankan yang konsisten dalam semua kegiatannya, tetapi harus bersifat fleksibel dengan menyesuaikan gaya tersebut dengan situasi yang spesifik. Dengan demikian, elemen yang harus diperhatikan adalah:
orang tua.
Anak.
situasi ( husna asmara, 1982 : 35).
Sementara itu dalam buku psychologi sosial,cara-cara kepemimpinan yang berlainan yang dicobakan adalah otoriter, demokratis, dan laisser faire (gerungan,: 134).
Model dan pengasuhan Baumrid , bahwa pola asuh orang tua dibagi menjadi dalam tiga macam, yaitu pola asuh authoritarian ( otoriter), pola asuh authoritative, dan pola asuh permisif (Muallifah, 2009: 45).
b. Ciri-ciri Kepemimpinan Orang Tua. Berikut ini akan diuraikan secara singkat ciri masing-masing cara kepemimpinan orang tua, yaitu: 1. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Demokratis. Dalam kepemimpinan ini, orang tua mengajak anak untuk bekerja sama dalam menyelesaikann sesuatu. Semua perencana dan langkah-langkah pekerjaan ditentukan secara musyawarah. Orang tua yang demokratis berusaha untuk serta dalam keterlibatan kegiatan keluarga, berusaha menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Menurut Baumrid, bentuk pola asuh authoritative (demokrasi) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Hak dan kewajiban antara anak dan orang tua diberikan secara seimbang. b) Saling melengkapi satu sama lain. Orang tua yang menerima dan melibatkan anak dalam
mengambil
kepentingan keluarga.
keputusan
yang
terkait
dengan
c) Memiliki tingkat pengendalian tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka. Tetapi mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan, dan komunikasi dua arah. d) Memberikan alasan dan penjelasan atas hukuman dan larangan yang diberikan orang tua kepada anak. e) Selalu mendukung apa yang dilakukan oleh anak tanpa membatasi segala potensi dan kreativitas yang dimilikinya, namun tetap membimbing dan mengarahkan anak-anaknya (Muallifah, 2007: 47). Dalam bertindak / bersikap kepada anak selalu memberikan alasan kepada anak, mendorong untuk saling membantu dan bertindak secara objektif. Orang tua juga cenderung tegas, tetapi kreatif dan percaya diri, mandiri, bahagia, serta memiliki tanggung jawab sosial. Orang tua memiliki sikap bebas namun masih dalam batas-batas normatif. Anak dari orang tua seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebaya, dan mau bekerja sama dengan orang tua.
Mereka juga kemungkinan berhasil secara
intelektual dan sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.
2. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Otoriter. Orang tua dengan kepemimpinan ini mempunyai kekuatan yang absolut terhadap anaknya. Orang tua senantiasa menciptakan kondisi yang seolah olah anaknya selau diawasi atau dicurigai. Orang tua yang otoriter, sangat khawatir bila anaknya diberi kesempatan
untuk
maju
dan
berkembang,
karena
dapat
memunculkan suatu ancaman terhadap kedudukannya (Kahatib Pahlawan Kayo, 2005: 61). Menurut Baumrid, bentuk pola asuh authoritarian (otoriter) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: f) Memperlakukan anaknya dengan tegas. g) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua. h) Kurang memiliki kasih sayang. i) Kurang simpatik. j) Mudah mengalahkan segala akktivitas anak terutama ketika anak tidak ingin berlaku kreatif. Menurut Diana Baumrind pola asuh otoriter mempunyai ciriciri sebagai berikut: a) Umumnya dianut oleh kelas bawah / pekerja b) Menuntut kepatuhan semata c) Terlalu banyak aturan d) Sikap acceptance rendah dan control tinggi
e) Orang tua mengharuskan melakukan sesuatu tanpa kompromi f) Bersikap kaku dan keras g) Cenderung emosional dan cenderung menolak Pada perilaku authoritarian, orang tua mempunyai ciri-ciri yaitu suka memaksakan anak-anaknya untuk patuh terhadap yang dibuat orang tua, berusaha membentuk perilaku, sikap, serta cenderung mengekang keinginan anak-anaknya, tidak mendorong anak untuk mandiri,
jarang
memberikan
pujian
ketika
anak
sudah
mendapatkan prestasi, hak anak sangat dibatasi tetapi anak dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sebagaimana orang dewasa, pengontrolan tingkah laku yang sangat ketat, sering menghukum anak
dengan
hukuman
fisik
sehingga
anak
kurang
mengembangakan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya (Khattib Pahlawan Kayo, 2005: 46).
3. Ciri Kepemimpinan Orang Tua Laissez Faire. Dalam kebebasan
kepemimpinan
ini
oarang
yang seluas luasnya
kepada
tua
memberikan
anaknya. Mereka
mengambil keputusan dan menetapkan segala sesuatu sesuai dengan aturan yang ada. Semua kebijaksanaan
metode dan
sebagainya menjadi hak sepenuhnya dari anaknya. Seluruh kegiatan yang berlangsung dalam keluarga terjadi tanpa doromgan,
bimbingan dan pengarahan dari orang tua. Orang tua menganggap semua itu adalah hak mereka. Orang tua hanya memantau dari luar kegiatan, sehingga solah-olah orang tua tidak ikut campur dalam kegiatan tersebut. Keadaan yang semacam ini akan memunculkan berbagai hal yang negatif diantaranya : 1). Timbul kekacauan dalam kegiatan keluarga. 2). Banyak ide-ide yang tidak terlaksana. 3). Tujuan dari keluarga sulit dicapai. Munculnya gaya kepemimpinan seperti ini disebabkan karena: a) Orang tua yang kurang memiliki kecakapan memimpin anaknya lebih-lebih karena anak dianggap lebih mampu dari orang tuanya. b) Orang tua tidak perduli terhadap anaknya. c) Kurangya komunikasi antara orang tua dan anak.
Menurut Baumrind, ada beberapa cap untuk orang tua. Pertama, orang tua yang sangat menerima namun tidak pernak ada tuntutan terhadap anaknya. Ini disebut indulgent (sangat sabar). Kedua, tipe orang tua yang sifat penerimaan dan tuntutannya sama tinggiya, maka disebut orang tua otoritatif (pemberi wewenang). Ketiga, orang tua yang sangat menuntut perilaku anaknya, ini
disebut orang tua otoriter. Keempat, orang tua tidak menuntut sama sekali. c. Pola Asuh Anak Dalam Perspektif Islam Dalam syariat sudah diajarkan bahwa mendidik dan membimbing anak merupakan kewajiban bagi orang muslim karena anak merupakan amanah dari Allah yang besuk akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt. Firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6
6.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat
yang
kasar,
keras,
dan
tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Intisari dari ayat tersebut adalah bahwa sebagai orang tua diperintahkan untuk memelihara keluarga, termasuk anak. Orang tua harus bisa mengarahkan, mendidik dan mengajarkan anak agar terhindar dari api neraka. Dengan demikian,
orang tua juga harus bisa memberikan
arahan dan mampu menerapkan pendidikan bagi anak, sehingga anak mempunyai prinsip untuk menjalani hidupnya dengan positif, menjalankan ajaran islam dengan benar. Pada akhirnya orang tua mampu membentuk anak mereka menjadi anak yang
berakhlakul
karimah dan menunjukkan kepada mereka hal – hal yang bermanfaat.
d. Kiat-kiat Mendidik Anak Agar Berakhlak Mulia 1. Mengembangkan perilaku moral anak a.
Menciptakan kasih sayang dan kehangatan keluarga.
b.
Menjadi teladan yang baik.
c.
Mengajarkan disiplin dan empati.
2. Mengajarkan sopan santun kepada anak. a. Membangun hubungan positif dengan anak b. Membantu anak belajar bersikap. c. Memberikan keluasan untuk mengembangkan diri 3. Memahami bakat dan mengembangkan kreativitas anak. 4. Mengurangi kemanjaan dan mendidik anak hidup mandiri. 5. Menciptakan kedisiplinan kepada anak. 6. Mengembangkan aspek-aspek individual pada anak. 7. Mengoptimalkan bakat dan potensi anak (AbdulMustaqim, 2005 : 103).
3) Sikap Tawadhu anak
a. Pengertian Kata tawadhu berasal dari kata kerja lampau (fi’il madhi) yakni yang berarti menaruh atau meletakkan sesuatu. Kata tawadhu secara etimologis berarti orang yang merasa dirinya memiliki sejumlah kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Orang tawadhu adalah orang yang tidak memandang dirinya lebih dari oarng lain, meskipun dia memiliki kelebihan dibanding orang lain. Tawadhu adalah terfokusnya hati kepada Allah azza wajalla, merendahkan diri dan belas kasih kepada makhluk, sampai tingkatan dimana dia tiada lagi melihat dirinya memiliki keutamaan diatas orang lain, tiada melihat dirinya mempunyai hak pada diri seorangpun. Tawadhu tidak bisa ditimbang dengan barometer keturunan (nasab), harta benda, kekuasaan dan kedudukan. Tetapi hanya bisa diraih dengan cara berlomba-lomba dengan ketakwaan dan amal sholeh. Dikarenakan tawadhu akan mendapatkan pahala dan ganjaran disisi Allah, maka
syaitan
sangat
gigih
dan
bersungguh-sungguh
untuk
menghalangi pahala ini. Maka hendaklah hasrat kita tertuju untuk memahami tawadhu dengan pemahaman yang benar, kemudian kita amalkan apa yang menjadi konsekuensi dari apa yang kita pahami tersebut. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah Rahimahullah bahwa manusi itu terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu : a) Golongan pertama.
Orang-orang yang menginginkan ketinggian diatas manusia dan berbuat kerusakan di bumi, yaitu berbuat maksiat kepada Allah. Mereka adalah kalangan para raja, para pemimpin yang senang membuat kerusakan seperti: Fir‟aun dan kelompoknya. Dan mereka adalah sejelek-jeleknya makhluk. b) Golongan kedua. Yaitu orangorang yang sekedar menginginkan kerusakan tanpa menginginkan ketinggian, seperti para pencuri dan para pelaku tindak kriminal dari kalangan orang-orang rendahan. c) Golongan ketiga. Yaitu mereka yang menginginkan ketinggian tanpa membikin kerusakan, seperti orang-orang yang punya piutang. d) Golongan keempat. Mereka adalah ahli surga, orang-orang yang tidak menginginkan ketinggian di muka bumi dan tidak suka berbuat kerusakan, padahal mereka sendiri terkadang sebenarnya lebih tinggi dari selainnya. b. Keutamaann tawadhu Keutamaan tawadhu antara lain yaitu :
Allah mengangkat orang yang tawadhu.
Menambahkan kemuliaan bagi orang yang memaafkan.
Tidak berkurang harta karena shadaqoh.
c. Perkara yang menafikkan tawadhu
Hal-hal yang dapat menafikkan tawadhu antara lain yaitu :
Melihat dirinya mempunyai hak atas Allah.
Melihat dirinya memiliki keutamaan diatas manusia dan keunggulan diatas makhluk lainnya.
Melihat ketawadhuan sendiri.
Ujub diri.
Tidak mau menerima kritikan yang sifatnya membangun dan nasehat yang baik.
d. Faidah-faidah tawadhu dan pengaruhnya terhadap akhlak seorang hamba.
Mudah menerima kebenaran dari orang lain tanpa melihat jenis, keturunan, kedudukan, pangkat dan usia.
Tidak gampang meremehkan manusia.
Terciptanya manusia yang lurus dan saling mencintai, seperti ibarat jasad yang satu, tidak ada padanya seorangpun yang meninggikan diri atas yang lainnya.
Menampakkan kekuatan, power (kekuasaan) dihadapan orang kafir.
Suka memaafkan, lapang dada, dan merendah terhadap orangorang yang beriman.
Bersikap lemah lembut terhadap anak kecil dan kaum lemah.
Diangkat derajat dan kedudukannya.
Merasakan lezatnya iman.
Tidak berbangga diri, dzalim dan tidak senang ketenaran.
Berakhlak mulia dan pelakunya mendapat kedudukan yang tinggi dan derajat yang agung serta keutamaan yang melimpah (Asy- syaikh husain bin „audah al awayisyah: 32 – 39).
4) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Orang Tua Terhadap Sikap Tawadhu Anak. Orang tua adalah pendidik utama dalam keluarga. Bagi anak, orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani, maka sikap dan perilaku orang tua harus mencerminkan akhlak yang mulia. Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan kepada anak sesuatu yang baik. Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Abdur Razaq Sa‟id bin Mansur, Rasulullah saw bersabda:
“ ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik” .
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tawadhu merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anaknya. Banyak perilaku yang harus diperhatikan oleh orang tua. Agar sikap tawadhu anak terhadap orang tua dapat tumbuh dan menancap didalam hatinya secara maksimal,
maka perlu diperhatikan dalam memilih pendidikan bagi anak. Orang tua harus mampu membawa anaknya ke arah yang positif dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkan oleh orang tua. Peran kepemimpinan orang tua sangat menentukan sikap anaknya. Karena dengan gaya kepemimpinan tertentu dapat digunakan sebagai bekal hidup, jalan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Antara lain dengan anak mempunyai sikap tawadhu sehingga anak akan berbakti kepada orang tua. Dengan demikian gaya kepemimpinan orang tua mempunyai pandangan yang positif terhadap sikap tawadhu anak. Anak akan hormat , tunduk, dan rendah hati kepada orang tua. Karena anak menganggap gaya kepemimpinan orang tua mampu membimbing dan membina menuju ke arah yang positif untuk menggapai cita-cita.
BAB III LAPORAN PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan disajikan beberapa data penting hasil observasi di Dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014. A.
Diskripsi Objek Penelitian. 1.
Letak Geografis Dusun Ngelosari merupakan salah satu dusun yang
terletak di Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan jarak dari kantor kelurahan kecamatan
500 meter, jarak dari
5 km dan jarak dari kabupaten +_ 45 km (sumber data
tata usaha pemerintahan Desa Jombor tahun 2014). a.
Adapun batas – batas wilayah dusun Ngelosari adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara: DesaCandirejo 2) Sebelah Selatan : DusunKerep 3) SebelahTimur : Kota Salatiga 4) Sebelah Barat : DusunKrajan
b.
Luas Wilayah Luas wilayah dusun Ngelosari 1)
Pemukiman
2,5 Ha yang terdiri dari :
: 1,5 Ha
2.
2)
Perkebunan
: tidak ada
3)
Persawahan
: 1 Ha
4)
Pemakaman
: tidak ada.
Monografis Jumlah penduduk dusun Ngelosari 680 jiwa ,terdiri dari
170 kepala keluarga yang terbagi dalam 2 RT (Sumber Tata Usaha Pemerintahan Desa Jombor KecamatanTuntang). a.
Mata pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat dusun Ngelosari
Desa Jombor kebanyakan adalah pedagang. Berdasarkan data dari dusun Ngelosari Desa Jombor diperoleh rincian dengan mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel I Tabel Mata PencaharianPenduduk No Pekerjaan
Jumlah
1
Petani
128
2
Pedagang / Wiraswasta
160
3
TNI
57
4
Pertukangan
26
5
PegawaiSwasta
36
6
Buruh
103
7
Lain – lain
170
b.
KondisiKeagamaan Kondisi
keagamaan
penduduk
Dusun
Ngelosari
tergolong kedalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari hasil penelitian dilapangan bahwa penduduk Dusun Ngelosari 100% memeluk agama islam.
c.
Keadaan sosial
1.
Adat istiadat Penduduk Dusun Ngelosari khususnya dan warga Desa Jombor pada umumnya masih menjunjung tinggi adat istiadat misalnya gotong royong membersihkan jalan dan selokan seminggu sekali setiap hari jum‟at, peringatan harike 7, 40, 100 dan 1000 hari bagi orang yang sudah meninggal untuk mengenang dan membacakan tahlil dan surat yasin. Peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid nabi Muhammad SAW, isra‟ mi‟raj. Selain hari besar keagamaan ada kegiatan yang lain seperti karang taruna remaja setiap dua minggu sekali dan kegiatan PKK ibu – ibu setiap dua minggu sekali juga.
2.
Keadaan sosial pendidikan Masyarakat Ngelosari rata – rata peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik yang penulis peroleh sebagai berikut:
Tabel II Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Tingkat Perguruan Tinggi
28 orang
2
Tamat SMA
25 orang
3
Tamat SMP
48 orang
4
Tamat SD
40 orang
5
Belum Tamat SD
69 orang
7
Tidak Tamat SD
25 orang
3.
Sarana dan Prasarana Adapun jenis sarana dan prasarana yang ada di dusun
Ngelosari adalah sebagai berikut: Tabel III Jumlah Sarana dan Prasarana
No
Jenis
Jumlah
1
Masjid
1
2
Mushola
3
3
TK
1
4
Lapangan
1
Yadi Kadus
Slamet
Rifky
Suyetno
RT 01
RT 02
RT 03
Ahmad Rifai Karang Taruna
Masyarakat 5
Taman bacaan
4.
1
StrukturPemerintahan
Bagan I
B.
Penyajian Data Setelah melakukan observasi, maka langkah berikutnya melakukan
penelitian dengan penyebaran angket dan pengumpulan data. Untuk memperlancar semuanya maka peneliti terlebih dahulu menyajika bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Untuk memperoleh data tentang intensitas kepemimpinan orang tua, dan sikap tawadhu‟ anak dusun ngelosari menggunakan angket. Dengan masing-masing 15 pertanyaan tentang intensitas kepemimpinan orang tua dan 15 pertanyaan tentang sikap tawadhu‟ anak. Dengan pilihan jawaban selalu, kadang-kadang dan jarang yang dijukan kepada anak dan orang tua dusun Ngelosari yang berumur 11-24 tahun. Dan setiap item pertanyaan mempunyai 3 jawaban alternatif yaitu: a.
Alternatif jawaban selalu dengan nilai 3
b.
Alternatif jawaban kadang-kadang dengan nilai 2
c.
Alternatif jawaban jarang dengan nilai 1
Pedoman penilaian ini digunakan debagai dasar untuk membuat interval untuk mengetahui hasil penilaian angket. Nilai T maksimal = 15 x 3 = 45 Nilai T minimal = 15 x 1 = 15 Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitiann di dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014. 1.
Daftar Nama Responden Intensitas Kepemimpinan Orang Tua Tabel IV Daftar Nama Responden
NO
NAMA RESPONDEN
UMUR (TAHUN)
1.
Pradista Rizky Anton S
13
2.
Beni Purnawan
14
3.
M. Taufik Irfa‟i
13
4.
Agus p
13
5.
Nurul Huda alAmin
15
6.
Aang
17
7.
Muhammad Fikri
17
8.
Wahyu Risqi A.
19
9.
Novian Edi Z.
21
10.
Novia F.
18
11.
Laila N.A.
14
12.
Choirul Anam
17
13.
Anna Jiatun Ni‟mah
16
14.
Nely Rahmawati
18
15.
Egye Dia Rafika
19
16.
Devi Suryana
17
17.
Eka Aprilia
20
18.
Mega Mariana
20
19.
Nur Indri Ramadhani
19
20.
Mutmainah
18
21.
M. Mubarok
19
22.
Sakti Setiawan
20
23.
N. Kumala S.
19
24.
Mustika
21
25.
Siti Aisyah
23
26.
Farida
16
27.
Mohammad ikul
22
28.
Usman Ali
24
29.
Mohammad Ali
16
30.
Iman
16
31.
Ari Susanto
19
32.
Heri setiawan
24
33.
Yuli ardiansyah
15
34.
Maftukhati azizah
20
35.
Muhammad muksin
22
36.
Lis setiowati
23
37.
Safaah
17
38.
Ani
15
39.
Solehah
17
40.
Desi
16
41.
Nadhir
20
42.
Mohammad Zaky
18
43.
Mohammad Dwi
19
44.
Nandar
16
45.
Salikudin
17
46.
Siti Fatonah
15
47.
Reza
16
2.
Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai
dalam item pertanyaan dalam angket yang sudah terlampir, hasil jawaban dari opsi pertanyaan tersebut adalah:
a.
intensitas Kepemimpinan Orang Tua Data hasil jawaban angket tentang intensitas kepemimpinan orang
tua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel V Frekuensi intensitas kepemimpinan orang tua Jawaban Soal
Selalu
Kadangkadang
Tidak
a. Orang tua memberikan fasilitas untuk
31
15
2
b. Orang tua memberi kesempatan kepada 26
19
1
memenuhi pendidikan anak.
anak untuk menyampaikan pendapat tentang suatu masaah. c. Orang tua memberi pengetahuan dan
28
19
41
6
motivasi
22
22
12
f. Orang tua membatasi pergaulan dengan
18
20
10
17
27
1
15
30
2
4
30
13
nasehat kepada anak sesuai dengan umur kalian. d.
Orang
tua
mengingatkan
memperhatikan
kepada
kalian
dan untuk
mengucapkan tutur kata yang baik. e.
Orang
tua
memberikan
mengenai cita-cita kalian.
sesama teman. g. Orang tua melakukan
menghukum
kesalahan
atau
anak jika melanggar
peraturan. h. Perintah dari orang tua harus selalu didengar dan diikutii oleh anak. i. Orang tua hanya memerintah atau melarang anak tanpa ada penjelaasan, dorongan, bimbingan dari orang tua.
j. Orang tua memarahi anak jika kalian tidak
14
21
10
31
13
1
23
18
5
27
19
1
n. Orang tua acuh terhadap perilaku anak.
22
25
o. Orang tua lepas tanggungjawab terhadap
14
33
melakukan kegiatan apa-apa. k. Orang tua memberikan kebebasan seluas luasnya untuk memilih pendidikan. l. Orang tua memberikan hak dan kewajiban kepada anak secara sepenuhnya tetapi sesuai dengan koridor aturan yang ada. m. Orang tua membebaskan anak untuk memilih sesuatu yang disukainya.
apa yang dilakukan anak.
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, rendah. Adapun untuk menemukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut: 1)
Nominasi A adalah nilai 35 - 45 intensitas tinggi
2)
Nominasi B adalah nilai 25 - 34 intensitas sedang
3)
Nominasi C adalah nilai 15 - 24 intensitas rendah
Dari data tersebut di atas intensitas kepemimpinan orang tua dapat dikategorikan menjadi tiga sesuai dengan intervalnya: 1)
Intensitas kepemimpinan orang tua tinggi ada 5 responden
2)
intensitas kepemimpinan orang tua sedang ada 42 responden
3)
b.
intensitas kepemimpinan orang tua rendah ada 0 responden
Tawadhu‟ Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di
dusun Ngelosari Desa Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014. Tabel VI
Daftar Nama Responden
NO
NAMA RESPONDEN
UMUR (TAHUN)
1.
Komari
40
2.
Tamariyah
38
3.
Darsilah
45
4.
Waginah
43
5.
Adadi
47
6.
Asituri
49
7.
Saniyah
43
8.
Joko Sulistyo
39
9.
Anuwan
46
10.
Muslimah
53
11.
Hariyanti
48
12.
Sujarno
56
13.
Zuhriyah
45
14.
Salim
47
15.
Rofiq
42
16.
Rokhimin
41
17.
Solimin
48
18.
Sri Wahyuni
47
19.
Anwan
52
20.
Darsilah
58
21.
Sajiroh
52
22.
Sumiyati
46
23.
Murni
43
24.
Poniah
40
25.
Moh Zam
46
26.
Yatin
46
27.
Kotiah
43
28.
Kholil
45
29.
Hasyim
39
30.
Moh
42
31.
Julikah
41
32.
Sriyatun
43
33.
Madkuri
43
34.
Mohammad Ribut
45
35.
Moh Kani
46
36.
Salim
52
37.
Amri
46
38.
Moh yusuf
41
39.
Mintri
37
40.
Zamhuri
47
41.
Salim
46
42.
Soderi
44
43.
Supriyadi
43
44.
Nasikah
40
45.
Ribut
45
46.
Siti
40
47.
Umi
37
Data hasil jawaban angket tentang sikap tawadhu‟ anak dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VII Jawaban Angket Sikap Tawadhu’ Anak
Jawaban Soal
Jumlah Skor Tiap Item
No
Skor Selalu
Kadang-kadang
Tidak
3
2
1
1.
6
7
3
18
14
3
35
2.
1
8
6
3
16
6
25
3.
5
7
3
15
14
3
32
4.
3
8
4
9
16
4
29
5.
6
5
4
18
10
4
32
6.
5
5
5
15
10
5
30
7.
7
3
5
21
6
5
32
8.
4
7
4
12
14
4
30
9.
7
5
3
21
10
3
34
10.
7
6
2
21
12
2
35
11.
5
8
2
15
16
2
33
12.
3
7
5
9
14
5
28
13.
4
9
2
12
18
2
32
14.
4
5
6
12
10
6
28
15.
6
5
4
18
10
4
32
16.
2
10
3
6
20
3
29
17.
4
10
1
12
20
1
33
18.
3
9
3
9
18
3
30
19.
6
6
3
18
12
3
33
20.
2
7
6
6
14
6
26
21.
6
3
6
18
6
6
30
22.
1
9
5
3
18
5
26
23.
5
7
3
15
14
3
32
24.
3
9
3
9
18
3
30
25.
5
7
3
15
14
3
32
26.
4
6
5
12
12
5
29
27.
6
3
6
18
6
6
30
28.
4
7
4
12
14
4
30
29.
5
5
5
15
10
5
30
30.
6
3
6
18
6
6
30
31.
7
3
5
21
6
5
32
32.
6
5
4
18
10
4
32
33.
5
4
6
15
8
6
29
34.
3
5
7
9
10
7
26
35.
6
3
6
18
6
6
30
36.
7
5
3
21
10
3
34
37.
5
6
4
15
12
4
31
38.
6
4
5
18
8
5
31
39.
5
7
3
15
14
3
32
40.
2
9
4
6
18
4
28
41.
5
8
2
15
16
2
33
42.
6
4
5
18
8
5
31
43.
5
6
4
15
12
4
31
44.
6
6
3
18
12
3
33
45.
6
7
2
18
14
2
34
46.
5
7
3
15
14
3
32
47.
6
4
5
18
8
5
31
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masing – masing responden
kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut : 1)
Nominasi A adalah nilai 35 – 45 intensitas tinggi
2)
Nominasi B adalah nilai 25 – 34 intensitas sedang
3)
Nominasi C adalah nilai 15 – 24 intensitas rendah
Dari data tersebut diatas sikap tawadhu anak dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1)
Sikap tawadhu anak tinggi ada 2 responden
2)
Sikap tawadhu anak sedang ada 45 responden
3)
Sikap tawadhu anak rendah ada 0 responden
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor tahun 2014. Analisis ini diperlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu: 1. Bagaimana intensitas kepemimpinan orang tua di dusun Ngelosari desa jombor tahun 2014. 2. Bagaimana sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa jombor tahun 2014. 3. Bagaimana pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa jombor tahun 2014. Berdasarkan pada ketiga tujuan tersebut, maka analisis pertama, kedua dan ketiga penulis menggunakan rumus prosentase:
Keterangan: P = prosentase F = frekuensi
N = jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga penulis menggunakan analisa statistik chi kuadrat sebagai berikut:
Keterangan:
FO = frekuensi yang diperoleh Fh = frekuensi yang diharakan
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas kepemimpinn orang tua dan sikap tawadhu anak, maka data yang
diperoleh akan
dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan rumus chi kuadrat melalui tiga tahapan analisa yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. A.
Analisis Pertama
Analisis pendahulun dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak menggunakan metode observasi secara langsung kepada orang tua. Hasil yang diperoleh nanti akan digunakan sebagai data yang dikorelasikan dengan sikap tawadhu anak pada penelitian selanjutnya.
Dalam penelitian ini dipersiapkan rumus yang akan dipakai dalam analisis lanjut dan sebelumnya akan diperjelas permasalahannya, maka terlebih dahulu diketahui: X = intensitas kepemimpinan orang tua Y = sikap tawaadhu anak Langkah selanjutnya adalah mencari data dari masing – masing variable diatas.Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan menyebarkan angket kepada anak. Setelah data diperoleh, kemudian ditentukan skor minimal dan skor maksimal.dari kedua skor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: Tabel VIII Tabel pengelompokkan No
Kategori
Singkatan
1.
Tinggi
T
2.
Sedang
S
3.
Rendah
R
Setelah data diperoleh, kemudian ditentukan skor minimal dan skor maksimal.dari kedua skor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kecamatan Tuntang kab.Semarang tahun 2014 dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Langkah selanjutnya adalah mencari data dari masing – masing variable diatas.Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan menyebarkan angket kepada orang tua untuk mengetahui hasil tawadhu anak. Untuk analisis kedua ini penulis membaginya dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui lebar interval
Keterangan: i
= interval ideal
Xt = nilai tertinggi ideal Xr = nilai terendah ideal Ki = kelas interval
= = 10,33 = 10
2. Menentukan interval 35 – 45
: tinggi
25 - 34
: sedang
15 – 24
: rendah
Tabel IX
Kesimpulan Jawaban Responden Tentang Intensitas Kepemimpinan Orang Tua No
Intensitas kepemimpinan orang tua
Skor
Tinggi
Sedang
Rendah
1
7
6
2
34
2
6
7
2
32
3
5
7
3
36
4
10
2
3
31
5
4
9
2
34
6
4
9
2
31
7
5
3
7
27
8
7
5
3
32
9
6
6
3
32
10
4
7
4
35
11
7
4
4
32
12
6
7
2
32
13
5
7
3
32
14
8
4
3
34
15
9
2
4
34
16
7
8
-
32
17
9
4
2
33
18
11
2
2
29
19
8
5
2
35
20
9
1
5
34
21
1
10
4
36
22
7
5
3
33
23
5
5
5
38
24
6
5
4
34
25
4
7
4
33
26
7
6
2
31
27
10
4
1
29
28
12
3
-
28
29
9
5
1
32
30
6
7
2
30
31
5
8
2
28
32
4
9
2
30
33
8
6
1
31
34
6
6
3
31
35
5
7
3
34
36
5
7
3
33
37
7
4
4
34
38
8
5
2
31
39
5
10
-
32
40
6
7
2
29
41
7
7
1
31
42
6
8
1
32
43
5
7
3
31
44
5
6
4
30
45
6
7
2
31
46
8
3
3
31
47
5
5
5
31
Dari hasil tersebut penulis membagi skor menjadi 3 (tiga) criteria: 1. Kategori tinggi
= = 10,64%
2. Kategori sedang
= = 89,36%
3. Kategori rendah 0%
Adapun data distribusi intensitas kepemimpinan orang tua dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel X Tingket prosentase intensitas kepemimpinan orang tua No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Kriteria
1.
35 – 45
5
10,64%
Tinggi
2.
24 – 34
42
89,36%
Sedang
3.
15 – 24
0
_
Rendah
Jumlah N
47
100 %
Jadi dapat diketahui diatas bahwa tingkat intensitas kepemimpinan orang tua kategori tinggi 10,64%, sedang 89,36% dan rendah 0%. Adapun data distribusi intensitas kepemimpinan orang tua dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel XI
Frekuensi intensitas kepemimpinan orang tua No
Soal
Jawaban Selalu
Kadang- Tidak kadang
a. Orang tua memberikan fasilitas untuk
31
15
2
b. Orang tua memberi kesempatan kepada anak 26
19
1
28
19
-
41
6
-
22
22
12
memenuhi pendidikan anak.
untuk menyampaikan pendapat tentang suatu masaah. c. Orang tua memberi pengetahuan dan nasehat kepada anak sesuai dengan umur kalian. d. Orang tua memperhatikan dan mengingatkan kepada kalian untuk mengucapkan tutur kata yang baik. e. Orang tua memberikan motivasi mengenai cita-cita kalian.
f. Orang tua
membatasi pergaulan dengan
18
20
10
g. Orang tua menghukum anak jika melakukan
17
27
1
15
30
2
4
30
13
14
21
10
31
13
1
23
18
5
27
19
1
n. Orang tua acuh terhadap perilaku anak.
-
22
25
o. Orang tua lepas tanggungjawab terhadap apa
-
14
33
sesama teman.
kesalahan atau melanggar peraturan. h. Perintah dari orang tua harus selalu didengar dan diikutii oleh anak. i. Orang tua hanya memerintah atau melarang anak
tanpa
ada
penjelaasan,
dorongan,
bimbingan dari orang tua. j. Orang tua memarahi anak jika kalian tidak melakukan kegiatan apa-apa. k. Orang tua memberikan kebebasan seluas luasnya untuk memilih pendidikan. l. Orang tua memberikan hak dan kewajiban kepada anak secara sepenuhnya tetapi sesuai dengan koridor aturan yang ada. m. Orang tua membebaskan anak untuk memilih sesuatu yang disukainya.
yang dilakukan anak.
Kesimpulan jawaban responden tentang intensitas kepemimpinan orang tua. Tabel XII No
Jumlah Hasil Jawaban Selalu
Kadang kadang
Tidak
1
31
15
2
2
26
19
1
3
28
19
-
4
41
6
-
5
2
22
12
6
18
20
10
7
17
27
1
8
15
30
2
9
4
30
13
10
4
21
10
11
31
13
1
12
23
18
5
13
27
19
1
14
-
22
25
15
-
14
33
295
116
Jml 265 Jumlah Total
676
B. Analisis kedua
Selanjutnya untuk mengetahui hasil sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kecamatan Tuntang kab.Semarang tahun 2014 dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu selalu, kadang-kadang, dan tidak. Untuk analisis kedua ini penulis membaginya dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui lebar interval
Keterangan: i
= interval ideal
Xt = nilai tertinggi ideal Xr = nilai terendah ideal Ki = kelas interval
= = 10,33 = 10
3. Menentukan interval 35 – 45
: tinggi : A
25 -34
: sedang : B
15 – 24
: rendah : C
Sesuai dengan klasifikasi diatas, maka hasil penelitian mengenai sikap tawadhu anak dapat dilihat pada tabel sebagai bberikut:
Tabel XIII Data score dan Nominasi Sikap tawadhu anak No responden
Score
Nominasi
1.
35
T
2.
25
S
3.
32
S
4.
29
S
5.
32
S
6.
30
7.
32
S
8.
30
S
9.
34
S
10.
35
T
11.
33
S
S
12.
28
S
13.
32
S
14.
28
S
15.
32
S
16.
29
S
17.
33
S
18.
30
S
19.
33
S
20.
26
S
21.
30
S
22.
26
S
23.
32
S
24.
30
S
25.
32
S
26.
29
S
27.
30
S
28.
30
S
29.
30
S
30.
30
S
31.
32
S
32.
32
S
33.
29
S
34.
26
S
35.
30
S
36.
34
S
37.
31
S
38.
31
S
39.
32
S
40.
28
S
41.
33
S
42.
31
S
43.
31
S
44.
33
S
45.
34
S
46.
32
S
47.
31
S
Berdasarkan hasil score dan nominasi diatas, dapat dikelompokkan dalam prosentase berdasarkan tiga criteria. Rumus prosentase:
Keterangan : P = prosentase F = frekuensi
N = jumlah responden Dengan menggunakan rumus di atas, maka dapat dicari tingkat sikap tawadhu anak berdasarkan score dan prosentase masing-masing kategori, yaitu tinggi(A) ada 10 anak, sedang ada(B) ada 30 anak, da rendah ada 7 anak. a. Kategori A
= = 4,26% b. Kategori B
= = 95,74% c. Kategori C 0%
Tabel XIV Frekuensi Prosentse Sikap Tawadhu Anak No 1
Kategori Tinggi
Interval
Frekuensi
Prosentase
35 – 45
2
4,26%
2
Sedang
25 – 34
45
95, 4%
3
Rendah
15 – 24
0
-
47
100%
Jumlah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat sikap tawadhu anak kategori tinggi mencapai 4,26%, sedang 95,74% dan rendah 0%. Sehingga dengan demikian tingkat sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kecamatan Tuntang kab. Semarang tahun 2014 tergolong pada kategori kadang-kadang ( sedang ), yaitu dengan prosentase 95,74%.
Analisis item pertanyaan Selanjutnya penulis akan menyajikan variasi jawaban dari 15 item pertanyaan tentang sikap taawadhu anak. Sehingga dapat diketahui prosentase dari jawaban 47 responden sebagai berikut:
Tabel XV Sikap tawadhu anak No Item Pertanyaan
Frekuensi S
K
Prosentase J
S
K
J
A
Anak selalu menghormati 34 orang tua ketika orang tua sedang berbicara kepada kita.
13
72,34 27,66
B
Berbuat salah terhadap 23 orang tua maka kita harus mengakui kesalahan yang telah kita perbuat
25
48,94 53,19
C
0rang tuamu membelikan 29 baju yang tidak sesuai dengan selaramu tetapi kamu menerimanya
29
12
61,70 61,70 25,53
D
Tidak menuntut apa apa 11 ketika orang tua menghidangkan makanan kepada kita
17
9
23,40 36,17 19,15
E
Disaat ulang tahun, tidak 18 diadakan perayaan karena kondisi orang tua yang pas pasan
25
4
38,30 53,19 8,51
f
Anak bersikap baik dengan 23 anggota keluarga
21
3
48,94 44,68 6,38
g
Anak berkomunikasi 3 dengan baik kepada orang tua
24
14
6,38 51,06 29,79
h
Tidak membangkang apa 6 yang diperintahkan oleh orang tua
28
7
12,77 59,57 14,89
i
Membantu rumah
j
pekerjaan 2
5
41
4,25 10,64 87,23
Anak meminta sesuatu 4 yang berlebihan dari kemampuan orang tua
11
31
8,51 23,40 65,96
k
Anak membantu pekerjaan 16 orang tua dirumah.
31
2
34,04 65,96 4,25
l
Mencium tangan kedua 24 orang tua ketika hendak dan pulang bepergian.
7
16
51,06 14,89 34,04
m
Mendoakan orang tua 3 ketika masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
10
8
6,38 21,28 17,02
n
Anak meminta nasehat dari 11 orang tua tentang suatu hal yang blm diketahui.
7
29
23,40 14,89 61,70
o
Tidak menyombongkan 8 sesuatu yang dimiliki orang tua.
27
12
17,02 57,45 25,53
C. Analisis ketiga Untuk
melakukan
analisis
tentang
pengaruh
intensitas
kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawaadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kec.Tuntang kab. Semarang tahu 2014, maka penulis menggunakan analisis statistic Chi kuadraat dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: lambang chi kuadrat
frekuensi yang diperoleh frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh selanjutnya adalah: 1. Membuat tabel persiapan 2. Membuat tabel Fo (tabel frekuensi hasil observasi) 3. Membuat tabel Fh (tabel frekuensi yang diharapkan) 4. Membuat tabel kerja chi kuadrat Langkah-langkah tersebut penulis jabarkan sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan Tabel dibawah ini akan memuat data tentang intensitas kepemimpinan orang tua dan sikap tawadhu anak yang telah penulis kumpulkan melalui metode cek list dan angket. Data-data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel XVI Tabel persiapan No
intensitas kepemimpinan orang Sikap tua
tawadhu Kriteria
anak
1.
S
T
ST
2.
S
S
SS
3.
T
S
TS
4.
S
S
SS
5.
S
S
SS
6.
S
S
SS
7.
S
S
SS
8.
S
S
SS
9.
S
S
SS
10.
T
T
TT
11.
S
S
SS
12.
S
S
SS
13.
S
S
SS
14.
S
S
SS
15.
S
S
SS
16.
S
S
SS
17.
S
S
SS
18.
S
S
SS
19.
T
S
TS
20.
S
S
SS
21.
T
S
TS
22.
S
S
SS
23.
T
S
TS
24.
S
S
SS
25.
S
S
SS
26.
S
S
SS
27.
S
S
SS
28.
S
S
SS
29.
S
S
SS
30.
S
S
SS
31.
S
S
SS
32.
S
S
SS
33.
S
S
SS
34.
S
S
SS
35.
S
S
SS
36.
S
S
SS
37.
S
S
SS
38.
S
S
SS
39.
S
S
SS
40.
S
S
SS
41.
S
S
SS
42.
S
S
SS
43.
S
S
SS
44.
S
S
SS
45.
S
S
SS
46.
S
S
SS
47.
S
S
SS
Keterangan:
T : Tinggi
TS : Tinggi Sedang
S : Sedang
SS : Sedang Sedang
2. Membuat tabel frekuensi yang diperoleh (Fo) Berdasarkan hasil tabel persiapan dari dua variable diatas, maka dapat dibuat frekuensi yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel XVII Tabel frekuensi yang diperoleh Intensitas Kepemimpinan TinggiSedang Rendah Orang tua (A) (B) (C) Sikap Tawadhu Anak Tinggi
Jumlah
1
4
-
5
Sedang
1
41
-
42
Rendah
-
-
-
-
Jumlah
2
45
-
47
3. Membuat tabel frekuensi yang diharapkan (Fh) Berdasarkan hasil tabel frekuensi yang diperoleh (Fo) diatas, maka akan mendapatkan data tentang frekuensi yang diharapkan (Fh) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Fh = frekuensi yang diharapkan nk = jumlah angka pada kolom nb = jumlah angka pada baris N = jumlah sampel Hasil perhitungan dengan rumus tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel XVIII Tabel frekuensi yang diharapkan Intensitas Kepemimoinan Tinggi Sedang Rendah Orang Tua
(A)
(B)
Jumlah
(C)
Sikap Tawadhu Anak Tinggi
0,2
4,8
-
5
Sedang
1,8
40,2
-
42
Rendah
-
-
-
-
Jumlah
2
45
-
47
4. Membuat tabel chi kuadrat.
Berdasarkan hasil Fo dan Fh diatas, maka dapat dihitung chi kuadrat dengan menggunakan tabel chi kuadrat sebagai berikut:
Tabel XIX Tabel kerja untuk menghitung chi kuadrat Intensitas kepemimpinan orang tua Tinggi
Sikap tawadhu Fo anak
Fh
Fo - Fh
(Fo – Fh)²
(Fo – Fh)² Fh
Tinggi
1
0,2
0,8
0,64
3,2
Sedang
4
1,8
2,2
4,48
2,68
Rendah
-
-
-
-
-
5
2
3
5,48
5,88
Tinggi
1
4,8
-3,8
14,44
3,008
Sedang
41
40,2
0,8
0,64
0,0159
Rendah
-
-
-
-
-
42
45
-3
15,08
3,0239
Tinggi
-
-
-
-
-
Sedang
-
-
-
-
-
Rendah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
JUMLAH Sedang
JUMLAH Rendah
JUMLAH
TOTAL
47
47
0
20,56
8,9039
Setelah diketahui nilai chi kuadrat, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai chi kuadrat kedalam rumus koefisien kontigensi, sebagai berikut:
√
√
√
√
Hasil akhir perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel taraf signifikansi 5% dan 1%. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian hipotesis, dengan N = 47 sebagai berikut:
1. Dengan taraf signifikansi 5% diketahui bahwa r hitung = 0,399 dan r tabel =0,288. Hal ini berarti bahwa r hitung ≥ r tabel. Dengan
demikian
hipotesis
alternative
diterima
(Ha)
“diterima”.Artinya secara umum intensitas kepemimpinan orang tua mempengaruhi sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kec.Tuntang kab.Semarang tahun 2014.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
berjudul
“
pengaruh
intensitas
kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kec. Tuntang kab. Semarang tahun 2014 “ disimpulkan sebagai berikut: 1. Intensitas kepemimpinan orang tua penulis ajukan sebagai berikut:
Berdasarkan analisa jawaban per item diperoleh informasi dari 47 responden bahwa 5 responden hasilnya cenderung kategori tinggi, 42 responden hasinya cenderung kategori sedang dan 0 responden hasilnya cenderung kategori rendah. Dan intensitas kepemimpinan orang tua dalam kategori sedang menjadi kategori yang paling banyak. Hal ini dapat diketahui bahwa tingkat intensitas kepemimpinan tinggi mencapai 10,64%, sedang 89,36% dan rendah 0%. 2. Sikap tawadhu anak dalam kategori sedang menjadi kategori yang
dianggap paling banyak. Hal ini dapat diketahui bahwa tingkat sikap tawadhu anak kategori tinggi mencapai 4,26%, sedang 95,74% dan rendah 0%. Sehingga dengan demikian tingkat sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kecamatan Tuntang kab. Semarang tahun 2014 tergolong pada kategori ( sedang ), yaitu dengan prosentase 95,74%. Sikap tawadhu anak tinggi ada 2 responden ( 4,26% ). Sikap tawadhu anak
sedang ada 45 responden ( 95, 74% ). Sikap tawadhu anak rendah ada 0 responden (0% ). 3.
Pengaruh intensitas kepemimpinan orang tua terhadap sikap tawaduk anak dapat diketahui, hasil akhir perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel taraf signifikansi 5%. Hal ini dilakukan sebagai pembuktian hipotesis, dengan N= 47sebagai berikut: 2. Dengan taraf signifikansi 5% diketahui bahwa r hitung = 0,399 dan r tabel =0,288. Hal ini berarti bahwa r hitung ≥ r tabel. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil dari r hitung = 0,399 lebih besar dari r tabel signifikansi 5% (0,288).
Dengan demikian hipotesis alternative diterima (Ha) “diterima”. Artinya secara umum intensitas kepemimpinan orang tua mempengaruhi sikap tawadhu anak di dusun Ngelosari desa Jombor kec. Tuntang kab. Semarang tahun 2014.
B. Saran 1. Saran Untuk Orang Tua a. Hendaknya sebagai orang tua harus memperhatikan kebutuhan anak mana yang dianggap penting dan harus didahulukan.
b. Orang tua harus mengajarkan tata krama serta sopan santun kepada anak sejak dini, sehingga anak mempunyai tata karma dan sopan yang bagus. c. Sikap merupakan dasar bagi anak untuk modal kehidupannya, sehingga orang tua harus mengajarkan sikap yang baik bagi anak . d. Hendaknya orang tua membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan salah satunya tentang intensitas kepemimpinan orang tua. e. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak. 2. Saran Untuk Anak a. Sebagai seorang anak, harus menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. b.
Hendaknya anak mengerti keadaan orang tua apabila meminta sesuatu.
c. Hendaknya anak terbuka dengan orang tua tentang segala sesuatu, karena keluarga khususnya orang tualah yang paling mengerti sifat dan sikap anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Muhammad Abu.Shohih Bukhori. Semarang: Toha Putra. Ahmadi,Abu. 1998. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta. Asmara, Husna. 1985. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan Jakarta: Ghalia Indonesia. Djamarah, Saiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta : PT RENIKA CIPTA. Gerungan. 1981. Psychologi Sosial. Jakarta : PT ERESCO. Hadi, Sutrisno. 1981. metodologi research. Yogyakarta : yayasan penerbitan fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada. Hartono, 2004. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta: LSFKP. Husain. 2005. Tawadhu Kedudukan Dalam Agama. Yogyakarta: Al maktabah AL-GHUROBA. Kartono, Kartini. 1991. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali. Kayo, Khatib Pahlaawan. 2005. Kepemimpinan Islam Dan Dakwah. Jakarta : AMZAH. Koesoema, Doni A. 2012. Pendidikan Karakter
Utuh Dan Menyeluruh.
Yogyakarta : PENERBIT KANISIUS (Anggota IKAPI). Kridalaksana,dkk. 1996 .Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting. Yogyakarta : DIVA press. Mustaqim , Abdul 2005. Menjadi Orangtua Bijak. Bandung : PT MIZAN pustaka.
UU no 23 tahun 2002 pasal 1 butir 1 tentang pengertian Anak. Roqib Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : Lkis. Sarwono Sarlito, eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : salemba Humanika. Supiana. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. Yunahar ilyas. 2007. Kuliah Akhlak. LPPI. Al qur’an dan Terjemahannya yayasan penyelenggara penterjemah 1 Al-quran.
LAMPIRAN
CURRIKULUM VITAE
Nama lengkap
: Devi Lailatul Muniroh
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Lahir
: Kab. Semarang, 7 april 1991
Agama
: Islam
Nama Ayah
: M Yusuf
Nama Ibu
: Nur Hayati
Nama Kakak
: 1. Ida Nur Nasihatul Masyruroh 2. Dina Nur Nayyiroh
Alamat
: Jl. Sumbawa 2 Rt 02/2 Kerep Jombor kecamatan Tuntang, kab. Semarang
Jenjang Pendidikan
:
1. MI jombor 2. SMP 02 Tuntang 3. SMK N 1 Tengaran 4. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) Fakultas Tarbiyah Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam
Salatiga, 5 Desember 2014 Penulis
Devi Lailatul Muniroh NIM: 11110011
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG KECAMATAN TUNTANG DESA JOMBOR Jalan Sumbawa Nomor 1 Jombor Kecamatan Tuntang, kode pos 50773 SURAT KETERANGAN No : 756/XII/2014 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Yusuf
Jabatan
: Kepala Desa
Dengan ini menerangkan bahwa: Nama
: Devi Lailatul Muniroh
Tempat Tanggal lahir : Kab. Semarang, 7 april 1991 Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
: Jl. Sumbawa 2 rt 02/02 kerep Jombor kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Keterangan
: Orang tersebut benar-benar warga desa Jombor dan telah melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “PENGARUH INTENSITAS KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU ANAK DIDUSUN NGELOSARI DESA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”
Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jombor, 5 mei 2014 Kepala Desa Jombor
YUSUF
INSTRUMEN PENELITIAN SIKAP TAWADHU Identitas responden : Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Petunjuk mengerjakan 1. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan seksama. 2. Jawablah pernyataan anggket ini dengan memberikan tandan check (√) pada alternatif jawaban yang ada, keterangan pilihan alternatif jawaban: Selalu Kadang – kadang Tidak 3. Pilihlah jawaban anda yang paling sesuai / mendekati diri anda secara jujur. 4. segala jawaban anda tidak akan mempengaruhi apapun. 5. Kerahasiaan identitas dann jawaban anda dijamin oleh peneliti. 6. Mulailah mengerjakan dengan bismillah da diakhiri dengan hamdallah.
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban Selalu
Kadangkadang
1
Anak selalu menghormati orang tua ketika orang tua sedang berbicara kepada kita.
2
Berbuat salah terhadap orang tua maka kita mengakui kesalahan yang yang telah kita perbuat.
3
Orang tuamu membelikan
Tidak
baju yang tidak sesuai dengan seleramu tetapi kamu menerimanya. 4
Tidak menuntut apa-apa ketika orang tua menghidangkan makan kepada kita.
5
Disaat ulang tahun tidak ada perayaan karena kondisi orang tua yang pas-pasan
6
Anak bersikap baik dengan anggota keluarga. Anak berkomunikasi baik dengan orang tua.
8
Tidak membangkan apa yang diperintahkan orang tua.
9
Membantu pekerjaan rumah
10
Anak meminta sesuatu yang berlebihan dari kemampuan orang tua.
11
Anak tidak membantu pekerjaan rumah
12
Mencium tangan kedua orang tua ketika hendak dan pulang dari bepergian.
13
Mendoakan orang tua yangg masih hidup
maupun yang sudah meninggal 14
Anak meminta nasehat orang tua tentang sesuatu hal yang belum diketahui.
15
Tidak menyombongkan sesuatu yang dimiliki orang tua
INSTRUMEN PENELITIAN INTENSITAS KEPEMIMPINAN Identitas responden
:
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Petunjuk mengerjakan 7. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan seksama. 8. Jawablah pernyataan anggket ini dengan memberikan tandan check (√) pada alternatif jawaban yang ada, keterangan pilihan alternatif jawaban: Selalu Kadang – kadang Tidak 9. Pilihlah jawaban anda yang paling sesuai / mendekati diri anda secara jujur. 10. segala jawaban anda tidak akan mempengaruhi apapun. 11. Kerahasiaan identitas dann jawaban anda dijamin oleh peneliti. 12. Mulailah mengerjakan dengan bismillah da diakhiri dengan hamdallah.
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban Selalu
1
Orang tua memberikan fasilitas untuk memenuhi kebutuhab anak.
2
Orang tua memberi kesempatan kepada
anak
untuk
menyampaikan
pendapat
tentang suatu masalah. 3
Orang
tua
memberi
pengetahuan dan nasehat kepada anak sesuai dengan umurnya. 4
Orang tua memperhatikan dan mengingatkan
kepada
kalian untuk mengucapkan tutur kata yang baik. 5
Orang
tua
motivasi
memberikan sesuai
dengan
umur kalian. 6
Orang tua membatasi pergaulan dengan sesama teman
7
Orang tua menghukum anak jika anak berbuat kesalahan ata melanggar aturan.
9
Orang tua memarahi anak jika kalian
tidak
melakukan
kegiatan apa-apa. 10 Orang tua hanya melarang atau memerintah anak tanpa ada
Kadang-kadang
Tidak
penjelasan,
dorongan,
bimbingan dari orang tua. 11 Orang tua memberi kebebasan seluas-luasnya
untuk
memilih pendidikan. 12 Orang tua memberikan hak dan kewajiban
kepada
anak
secara sepenuhnya tetapi sesuai
dengan
koridor
peraturan yang ada. 13 Orang tua membebaskan anak untuk memilih sesuatu yang disukainya. 14 Orang tua acuh terhadap anak. 15 Orang
tua
lepas
tanggung
jawab terhadap apa yang dilakukan anak.
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Devi Lailatul Muniroh Agama Islam
Program Studi : Pendidikan
NIM : 11110011 Asdiqoh, M.Si
Dosen PA
Jurusan
: Dra. Siti
: Tarbiyah
No Nama Kegiatan
Pelaksanaan
Nilai
Keterangan
1
Opak STAIN Salatiga
25 -27 agustus2010
3
peserta
2
English Friendship Camp
23 – 24 oktober 2010
3
Peserta
3
Ittaqa
30 oktober 2010
3
peserta
4
Tafsir tematik surat al a‟raf 96 – 100 dan ar rum 41 – 42 dengan tema indonesia menangis darah Ceramah Dan Dialog (CERDIG ) muslimah dengan tema “ muslimah 24 karat “ National Worskhop of Entrepreneurship and basic cooperation 2010 Reveal a book “ ratusan bangsa merusak satu bumi “ Bedah buku “ ijinkan aku menikah tanpa pacaran “ Surat keterangan lulus praktikum mata kuliah BTQ Kegiatan smart succesfull siba test II Seminar nasional pendidikan “ realisasi pendidikan karakter bangsa dalam kurikulum pendidikan nasiona “ Praktikum kepramukaan Praktikum etika profesi
29 nopember 2010
2
Peserta
3 desember 2010
3
Peserta
19 desember 2010
6
Peserta
3 mei 2011
2
Peserta
14 mei 2011
2
Peserta
22 juni 2011
3
Pesrta
1 juli 2011
3
Peserta
18 juni 2011
6
Pesrta
22 – 27 juli 2011 10 pebruari 2012
4 3
Peserta Peserta
5
6
7
8 9
10 11
12
13 14 15
16
17
18
19
20 21
22
23
24
keguruan Praktikum komputer multimedia Seminar nasional kopma dengantema “ tren bisnis berbasis multimedia dan teknologi informatika sebagai wujud pasar modern” Seminar nasional “ berpolitik untuk kesejahteraan indonesia reorientasi gerakan mahasiswa pasca reformasi” Bedah buku HMI “ sang maha segalanya mencintai sang maha siswa Pelatihan mengatasi kecemasan tampil di depan umum Seminar nasional dengan tema “ mewaspadai gerakan islam garis keras di perguruan tinggi” Sertifikat perawatan jenazah Tabligh akbar “ tafsir tematik dalam upaya menjawab persoalan israil dan palestina surat al fath 26 -27 Seminar nasional “upaya membangun dan stabilitas keuangan nasional, menimbang peran dan fungsi BI pasca pembentukan OJK “ Seminar nasional “ hiv /aids bukan kutukan dari tuhan” Sertifikat library user education Talk show “how to be
14 – 15 pebruari 2012 21 april 2012
3
Peserta
6
Peserta
12 mei 2012
6
Peserta
14 mei 2012
2
Peserta
9 juni 2012
3
Peserta
23 juni 2012
6
Peserta
17 september 2012
3
Peserta
1 desember 2012
2
Peserta
15 desember 2012
6
Peserta
13 maret 2013
6
Peserta
16 september 2013
3
Peserta
7 april 2013
6
Peserta
25
26
27
succesfull cretive preneur to face asean economic community 2015 Seminar nasional 30 april 2013 “perjuangan kaum perempuan dalam kesetaraan hukum islam di indonesia” Kristalisasi nilai qur‟ani 23 - 24 november menuju insan yang penuh 2013 hikmah JUMLAH
6
Peserta
3
Peserta
104
Salatiga, 13 September 2014 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Moh Khusen, M.ag M.A NIP. 19741212199903 1 003
DISTRIBUSI NILAI rtabel SIGNIFIKANSI 5% dan 1% N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
The Level of Significance 5% 1% 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959 0.811 0.917 0.754 0.874 0.707 0.834 0.666 0.798 0.632 0.765 0.602 0.735 0.576 0.708 0.553 0.684 0.532 0.661 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.432 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505 0.388 0.496 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463 0.355 0.456 0.349 0.449 0.344 0.442 0.339 0.436 0.334 0.430 0.329 0.424 0.325 0.418
N 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
The Level of Significance 5% 1% 0.320 0.413 0.316 0.408 0.312 0.403 0.308 0.398 0.304 0.393 0.301 0.389 0.297 0.384 0.294 0.380 0.291 0.376 0.288 0.372 0.284 0.368 0.281 0.364 0.279 0.361 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317 0.235 0.306 0.227 0.296 0.220 0.286 0.213 0.278 0.207 0.267 0.202 0.263 0.195 0.256 0.176 0.230 0.159 0.210 0.148 0.194 0.138 0.181 0.113 0.148 0.098 0.128 0.088 0.115 0.080 0.105 0.074 0.097 0.070 0.091 0.065 0.086 0.062 0.081