HUBUNGAN KEKERASAN ORANG TUA DENGAN MORAL ANAK DI DUSUN NGEGOT DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011
SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: LISMIA NURZAIN NIM 11107097
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
ii
HUBUNGAN KEKERASAN ORANG TUA DENGAN MORAL ANAK DI DUSUN NGEGOT DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011
SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: LISMIA NURZAIN NIM 11107097
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Lismia Nurzain
NIM
: 11107097
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 19 September 2011 Yang Menyatakan
vi
MOTTO
Jika anak dibesarkan dalam kecaman, ia akan belajar menyalahkan Jika anak dibesarkan dalam permusuhan, ia akan belajar berkelahi Jika anak dibesarkan dalam ketakutan, ia akan menjadi penakut di masa depan Jika anak dibesarkan dalam belas kasihan, ia akan belajar menyesali dirinya (Dorothy L. Notle)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Keluarga tercinta Ayahanda Sumadi dan ibu Siti Zaenab yang telah
mencurahkan
kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menikmati dan mengenyam pendidikan sedari kecil hingga sekarang, penulis persembahkan skripsi ini sebagai bukti ketulusan dan bakti penulis. 2. Adikku Heri Sulis Tiyono dan Fatkhul Kholifatkhul Azizah yang selalu
mengisi hari-hariku dalam canda maupun tawa. 3. Mas Rohim calon pendamping hidup ku yang selalu memberikanku semangat,
motivasi, cinta, dan perhatian 4. Teman-temanku (Win, Ela, Alfi, Qumi, Wuri dan semuanya) yang selalu
mengisi hari-hariku dalam canda tawa, dan penuh kasih sayang. 5. Semua teman- temanku PAI C banyak kenangan yang kita lalui bersama
dalam keadaan suka maupun duka. 6. Semua teman- temanku angkatan 2007. 7. Semua teman- teman kos HFC (Nuah Sweet, mbak Siwi, Merita, Iin, Elfa,
Tika, Sofi dan semuanya)
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kekuatan untuk melaksanakan tugas skripsi ini. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dan menunjukkan kepada kita jalan yang benar serta agama yang diridhoi Allah SWT. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban penulis dalam rangka melengkapi syarat- syarat guna memperoleh gelar sarjana pada sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) salatiga, jurusan tarbiyah (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “ HUBUNGAN KEKERASAN ORANGTUA DENGAN MORAL ANAK DI DUSUN
NGEGOT
DESA
SUMBERAGUNG
KECAMATAN
KLEGO
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011”. Akhirnya
dengan
selesainya
penulis
skripsi
ini,
penulis
ingin
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, serta penghargaan yang setinggitingginya kepada yang terhormat; 1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) salatiga 2. Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga 3. Ibu Lilik sriyanti, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, serta sarannya sampai terwujudnya skripsi ini. 4. Bapak ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
ix
5. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu penulis baik yang berupa moral maupun materiil. Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do’a kepada Allah SWT, semoga amal sholeh bapak, ibu, teman-teman dan semua pihak dapat di terima Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang mulia di sisi-Nya. Amin. Salatiga, 19 September 2011 Penulis
x
ABSTRAK
Nur Zain, Lismia. 2011. Pengaruh kekerasan orang tua terhadap moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011. Program Studi Pendidikan Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata kunci: Kekerasan orang tua, Moral anak. Upaya penerapan kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak semata-mata dengan tujuan untuk mendidik anak-anak mereka agar dapat berdisiplin diri. Akan tetapi, orang tua tidak mengetahui bahwa kekerasan tersebut dapat berakibat fatal bagi anak-anak mereka baik fisik maupun psikologisnya. Dalam penelitian ini digunakan metode angket (kuesioner), observasi dan pengamatan dan juga dokumentasi yang tujuannya untuk (1) bagaimana kekerasan orang tua di dusun Ngegot (2) bagaimana moral anak di Dusun Ngegot (3) Adakah kekerasan orangtua dan moral anak di Dusun Ngegot. Pengumpulan data pada anak-anak yang dilakukan di Dusun Ngegot ditemukan adanya kekerasan orangtua terhadap moral anak. Mengacu pada temuan dalam penelitian tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan penyuluhan tentang dampak kekerasan orangtua terhadap moral anak agar para orangtua tidak salah (metode) dalam mendidik anak-anak mereka. Karena betapa indahnya mendidik tanpa kekerasan, tidak ada pihak yang dirugikan baik segi fisik ataupun psikologis.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................... LOGO .............................................................................................................. HALAMAN JUDUL........................................................................................ NOTA PEMBIMBING .................................................................................... PENGESAHAN ............................................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... MOTTO ........................................................................................................... PERSEMBAHAN ............................................................................................ ABSTRAK ....................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................ D. Hipotesis..................................................................................... E. Kegunaan Penelitian.................................................................... F. Definisi Operasional.................................................................... G. Metode Penelitian........................................................................ H. Sistematika Penulisan Skripsi ..................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kekerasan Orang Tua Pada Anak ............................................... B. Moral Anak ................................................................................. C. Korelasi antara tingkat kekerasan orangtua terhadap moral anak ............................................................................................. BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dusun Ngegot Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali ...................................... B. Data Nama Responden................................................................ C. Data Hasil Angket ....................................................................... BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data ............................................................................... 1. Data tentang kekerasan orangtua .......................................... 2. Data tentang moral anak ....................................................... B. Interpretasi Data .......................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. B. Saran............................................................................................ C. Kata Penutup ............................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
i ii ii iv v vi vii viii ix x xii xv xvi 1 4 4 5 6 6 9 13 14 30 32
36 41 43 46 47 52 58 59 60 61
DAFTAR TABEL
TABEL I
Data Monografis Dusun Ngegot
TABEL II
Struktur Organisasi Dusun Ngegot
TABEL III
Jumlah Penduduk Dusun Ngegot Berdasarkan Jenis Kelamin
TABEL IV
Jumlah Penduduk Dusun Ngegot Berdasarkan Agama Yang Dianut
TABEL V
Jumlah Penduduk Dusun Ngegot Berdasarkan Mata Pencaharian Penduduk
TABEL VI
Jumlah Penduduk Dusun Ngegot Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TABEL VII
Daftar Lembaga Pendidikan di Dusun Ngegot
TABEL VIII
Data Nama Responden
TABEL IX
Jawaban Subjek Tentang Kekerasan Orang Tua
TABEL X
Jawaban Subjek Tentang Moral Anak
TABEL XI
Rekapitulas Data Tentang Kekerasan Orang Tua
TABEL XII
Kategori Data Kekerasan Orang Tua
TABEL XIII
Tabel Distribusi Frekuensi Kekerasan Orang Tua
TABEL XIV
Rekap Data Moral Anak
TABEL XV
Kategori Moral Anak
TABEL XVI
Distribusi Frekuensi Moral Anak
TABEL XVII
Tabel Kerja Koofesien Variabel X Dan Variabel Y
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anak merupakan amanat dari Allah swt yang harus dijaga dan dilindungi oleh orang tua, karena di samping sebagai amanat, anak juga merupakan suatu nikmat, yang diberikan oleh Allah swt. nikmat ini tidak akan sempurna, tanpa adanya bimbingan moral yang baik dari kedua orang tua. Orang tua adalah pondasi utama bagi terbentuknya moralitas anak yang baik. Baik buruknya budi pekerti anak, serta tumbuhnya aqidah seorang anak
ditentukan dari
pendidikan yang diberikan oleh orang tua sebagaimana sabda Rasulullah saw:
آ د اة ا دا او ا او )روا (رى#$ا Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan islam kedua orangtuanya yang akan membentuknya menjadi seorang yahudi, atau nasrani maupun majusi.” (HR.Bukhori). Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa orangtua bertanggung jawab atas amanat yang diberikan oleh Allah yaitu untuk mendidik anakanaknya. Bila orangtua salah dalam mendidik anak, maka kesalahan itu akan menyebabkan kerusakan yang nyata, kelainan yang serius, penghianatan kepada amanat itu, dan hal tersebut menunjukan bahwasanya orang tua yang bersangkutan lemah dalm hal agama. Dalam mendidik dan membesarkan anak tidak selamanya orang tua mampu memahami perasaan, sikap dan tingkah laku anaknya. Sehingga orang tua salah dalam mendidik, mengarahkan dan
2
memberikan kasih sayangnya. Sudah jelas bahwa orang tua bertangung jawab memberikan pendidikan moral pada anaknya. Dengan pendidikan moral berdasarkan nilai-nilai akhlak dan yang baik maka moral anak pun akan baik. Namun sayangnya, tidak semua orang tua dapat melakukanya. Buktinya dalam kehidupan di masyarakat sering ditemukan anak-anak nakal dengan sikap dan perilaku jahiliyah yang tidak hanya terlibat dalam perkelahian, tetapi juga terlibat dalam pergaulan bebas, perjudian, pencurian, narkoba dan sebagainya. Permasalahan seperti ini, tentu bukan suatu yang terjadi dengan sendirinya, akan tetapi dibalik itu semua pasti ada sesuatu yang menjadi penyebab banyaknya perilaku menyimpang pada anak, di antaranya kondisi keluarga yang brokenhome, kurangnya pendidikan yang dimiliki oleh orang tua baik pendidikan agama yang berupa akhlak maupun pendidikan umum yang lainnya, dan yang lebih buruk adalah hilangnya keteladanan baik yang diberikan orang tua kepada anaknya. Dalam kondisi masyarakat sekarang ini orangtua hanya memikirkan kebutuhan materiil saja bagi si anak, padahal jauh di balik itu semua kebutuhan pendidikan dan perhatian yang maksimal yang paling dibutuhkan oleh sang anak. Dalam beberapa keluarga yang ada dimasyarakat sekitar banyak ditemukan sikap dan perilaku orangtua yang mendidik anak-anak mereka dengan cara yang kurang benar, mereka menggunakan kekerasan dalam membina dan mendidik sang anak mereka sering membentak, menghardik, memarahi, mencela, memberikan hukuman fisik kepada anak jika sang anak berbuat salah, padahal cara tersebut sangat tidak baik bagi perkembangan
3
psikologis yang berdampak negatif pada moral anak. Dalam al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat Ali Imron: 159 yakni sebagai berikut:
ôÏΒ (#θ‘ÒxΡ]ω É=ù=s)ø9$# xá‹Î=xî $ˆàsù |MΨä. öθs9uρ ( öΝßγs9 |MΖÏ9 «!$# zÏiΒ 7πyϑômu‘ $yϑÎ6sù ö≅©.uθtGsù |MøΒz•tã #sŒÎ*sù ( Í÷ö∆F{$# ’Îû öΝèδö‘Íρ$x©uρ öΝçλm; öÏøótGó™$#uρ öΝåκ÷]tã ß#ôã$$sù ( y7Ï9öθym ∩⊇∈∪ t,Î#Ïj.uθtGßϑø9$# =Ïtä† ©!$# ¨βÎ) 4 «!$# ’n?tã Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam proses mendidik, membimbing anak yang baik adalah tanpa adanya kekerasan. Tindakan kekerasan yang diberlakukan oleh orangtua terhadap anak dalam rangka mendidik anak justru memberikan efek yang tidak baik bagi anak, anak justru dengan menaati aturan atau perintah yang diberikan orang tua. Maka dari itu di dalam ayat tersebut menganjurkan dan mengajarkan kepada kita sebagai orang tua untuk dapat mendidik anaknya dengan sikap lemah lembut, santun, agar anak merasa aman, nyaman, tidak ada tekanan dalam diri anak akan tetapi jika karakteristik anak tidak mampu diajak dengan kelembutan kita
4
sebagai orangtua juga dianjurkan untuk bersabar, memaafkan mereka dan memohonkan ampun kepada Allah SWT serta bertawakal kepadanya. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti masyarakat Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung mengenai kekerasan orang tua terhadap moral anak.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kekerasan orang tua terhadap anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011? 2. Bagaimana moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011? 3. Adakah hubungan kekerasan orang tua terhadap moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini merupakan jawaban-jawaban yang ingin dicari dari masalah yang ada, jadi tujuan penelitian berhubungan dengan aspek objektivitas yang akan didapatkan dari penelitian (Wijaya, 2008:49). Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kekerasan orang tua di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011.
5
3. Untuk mengetahui hubungan kekerasan orang tua terhadap moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Hipotesis juga dapat diartikan sebagai dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan (Hadi, 1981:63). Dengan meninjau kedua pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin bisa benar dan mungkin juga bisa salah. Dalam skripsi ini, hipotesis yang penyusun ajukan adalah “Ada hubungan antara kekerasan orang tua terhadap moral anak di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kabupaten Boyolali tahun 2010”.
E. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua manfaat yang peneliti paparkan, diantaranya adalah: 1. Secara Teoretik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum, khususnya masyarakat di
6
Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali mengenai pengaruh kekerasan orang tua terhadap moral anak. 2. Secara Praktik a. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan contoh-contoh, atau teladan dan pelajaran yang berharga bagi masyarakat tentang bagaimana mendidik anak yang baik menurut islam tanpa adanya kekerasan. b. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan dalam bidang kesejahteraan anak, agar lebih memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anak.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penafsiran judul, maka perlu adanya penjelasan berkenaan dengan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel dalam penelitian ini. Adapun batasan istilah tersebut adalah: 1. Kekerasan Orangtua a. Kekerasan Adalah campur tangan fisik yang tidak diinginkan oleh kelompokkelompok dan perseorangan terhadap tubuh orang lain yang konsekuensinya orang tersebut menderita serangkaian dampak, akibat dari kekerasan mulai dari keguncangan jiwa, memar, radang
7
pernafasan, hilangnya anggota badan atau bahkan sampai berakibat pada kematian (Khisbiyah, 2001: 199) b. Orangtua merupakan teladan (contoh) bagi anak, termasuk disini panutan
dalam
mengamalkan
ajaran
agama,
orang tua
yang
menciptakan iklim yang religius (agamis) dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak. Bukan dengan kekerasan atau pukulan untuk membimbing anak melainkan menggunakan kelembutan dan kasih saying, dengan begitu anak akan mengalami moral yang baik. Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan kekerasan orangtua terhadap anak adalah kekerasan yang dilakukan oleh orangtua pada anak baik itu secara fisik maupun psikis yang akan membawa dampak negatif pada anak yang berupa keguncangan jiwa, memar, hilangnya anggota badan bahkan sampai berakibat pada kematian. Adapun indikator dari kekerasan orangtua adalah: a. Adanya tindakan yang berniat menyakiti anak secara fisik dengan keras dan kasar. Misalnya memukul, menendang, melempar, mengikatnya, dan lain sebagainya. b. Adanya tindakan yang megikut sertakan anak dalam hal yang menyangkut masalah seksual seperti mencium, atau menyentuh organ kemaluan anak, menyuruh anak menyentuh alat vital orang lain, dan sebagainya.
8
c. Adanya tindakan pengabaian terhadap kebutuhan anak, misalnya: butuh
perhatian,
tempat
tinggal
yang
memadai,
pakaian,
kebersihan, pendidikan, keamanan, dan lain sebagainya. d. Adanya ucapan atau perkataan kasar orangtua yang bisa menyakiti anak. Misalnya anak di bentak-bentak diejek dan lain sebagainya 2. Moral Anak Dalam kamus besar bahasa Indonesia, moral adalah dapat dikatakan
baik
buruk
perbuatan
dan
kelakuan
(Poerwadarminta,
2006:775). Moral adalah kata yang artinya dekat dengan etika karena moral berasal dari kata mores dari bahasa latin yang berarti adat atau kebiasaan. Moral juga berarti ajaran baik buruk yag diterima umum mengenai perbuatan dan sikap (Hurlock, 1989: 74). Anak yang dimaksudkan di dalam penelitian ini adalah anak pada masa 6-12 tahun ketika sifat individu dan sifat lingkungan menemukan tingkah laku apa yang aktual dan terwujud yang menyangkut sesuai perbuatan (Darajat, 1970: 109) Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan moral anak adalah perubahan yang terjadi pada anak berupa ajaran baik buruk yang di terima umum berupa perbuatan dan sikap. Adapun indikator dari moral anak adalah: a. Anak memiliki emosi yang stabil b. Anak memiliki tanggung jawab yang besar c. Anak mudah menerima saran dari orang lain
9
d. Anak mudah diatur dan taat peraturan atas kesadaran dirinya sendiri
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (Field Research) dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif dipilih untuk mengidentifikasi pengaruh kekerasan orangtua terhadap moral anak di Dusun Ngegot Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun 2011. 2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini difokuskan pada moral anak dalam kehidupan seharihari pada masyarakat ini tepatnya di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2011 ditemukan tindak kekerasan yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak. Penelitian ini diagendakan akan memakan waktu kurang lebih 2 bulan, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga penulisan laporan.
10
3. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek dalam penelitian (Arikunto, 1998:115). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak di Dusun Ngegot, Desa SumberAgung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Yang dimaksud anak di sini adalah manusia yang baru tumbuh dan berkembang yang memerlukan kasih sayang, baik di sekolah, di rumah, maupun dimana saja. b. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009: 62). Sebagaimana pendapat dari Arikunto yang menyatakan bahwa jika populasi kurang dari 100 maka populasi dijadikan sampel secara keseluruhan atau total (Arikunto, 1984: 62) Kemudian
teknik
pengambilan
sampel
adalah
dengan
menggunakan populasi yang melibatkan seluruh anak Dusun Ngegot Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali tahun 2011. 4. Metode Pengumpulan Data a. Angket (Kuesioner) Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
11
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya (Sugiyono, 2010:199). Pengumpulan angket/kuesioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik, dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, angket-angket yang penyusun persiapkan ada dua yaitu angket untuk mengetahui kekerasan orangtua pada anak dan angket untuk mengetahui moral anak. b. Observasi dan Pengamatan Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. (Wijaya, 2008: 60). Dalam artian luas observasi berarti pengamatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung terhadap kekerasan orangtua yang diselidiki baik dalam kondisi normal maupun kondisi buatan. Metode ini menuntut adanya pengamatan peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitiannya. c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang bukti tertulis (Arikunto, 1996: 115). mengenai situasi umum lokasi penelitian yaitu Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.
12
5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data, diantaranya berdasarkan metode yang digunakan terdapat alat yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh data dari masing-masing variabel. Ada juga yang berupa daftar pertanyaan untuk bertanya atau interview langsung dengan pihak yang bersangkutan. Setelah diperoleh data-data melalui beberapa metode kemudian peneliti mengolah data dari hasil penyebaran angket. 6. Analisa Data Setelah data terkumpul, peneliti mengolah dan menganalisis secara diskriptif dengan tehnik prosentase untuk mengetaui frekuensi gejala yang muncul (Arikunto, 1996:160). Sedangkan untuk mengetaui hubungan antara variable X dengan variable Y digunakan tehnik statistik Product Moment sebagai berikut: Rumus Prosentase, yakni: P=
F × 100 % N
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Responden Kemudian rumus product moment:
13
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan: : Koefisiensi korelasi antara x dan y X
: Variabel pengaruh
Y
: Variabel terpengaruh
XY
: Pengaruh antara variabel x dan y
N
: Jumlah responden
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi
operasional,
metode
penelitian
dan
sistematika
penulisan skripsi. BAB II
: KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka ini meliputi: kekerasan orang tua, moral anak dan korelasi antara kekerasan orang tua dan moral anak
BAB III
: HASIL PENELITIAN Bab ini terdiri dari gambaran umum di Dusun Ngegot, Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, data nama responden dan data hasil angket.
14
BAB IV
: ANALISIS DATA Bab ini menyajikan tentang analisis pertama, analisi ke dua, analisis ke tiga dan analisis ke empat.
BAB V
: PENUTUP Dalam bab ini meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kekerasan Orang Tua Pada Anak 1. Pengertian Kekerasan Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian upaya untuk mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling
bertanggungjawab
dalam
mengupayakan
kesejahteraan,
perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau orang yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaannya (otoritasnya) terhadap anak yang tidak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengasuhnya. Hal ini bisa mengakibatkan penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian. Padahal anak merupakan amanat dari Allah yang harus dijaga dan di lindungi oleh orangtua. Orangtua bertanggungjawab atas pelaksanaan amanat tersebut. Bila orangtua salah dalam mendidik anaknya, maka kesalahan itu akan menyebabkan kerusakan yang nyata, kelalaian yang serius, penghianatan terhadap amanat tersebut, dan hal tersebut menunjukan bahwasannya
orangtua
yang melakukan kekerasan lemah dalam hal agama. Dalam mendidik dan membesarkan anak, tidak selamanya orangtua mampu memahami perasaan, sikap dan tingkah laku anaknya, sehingga orangtua salah dalam memberikan kasih sayangnya. 15
16
Dalam kenyataan yang dihadapi sekarang, tidak sedikit anak-anak yang kurang mendapat perhatian khusus dari orangtua mereka, baik mengenai kesehatan, keselamatan, kasih sayang dan lain sebagainya. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh anak. Bahkan tidak sedikit orangtua yang tega melakukan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan terhadap anakanak. Kata-kata kekerasan mengingatkan kita pada suatu keadaan, situasi, ataupun perlakuan yang menimbulkan rasa sakit, tidak nyaman, dan berbagai bentuk kerugian baik secara fisik maupun non fisik. Sebagaimana yang diungkapkan John keane, bahwasannya kekerasan adalah campur tangan fisik yang tidak diinginkan oleh kelompok- kelompok dan perseorangan terhadap tubuh orang lain, yang konsekuensinya orang tersebut menderita serangkaian dampak, akibat mulai dari keguncangan, memar, radang, bengkak, sampai patah tulang, serangan jantung, ganguan pernafasan, hilangnya anggota badan atau bahkan sampai berakibat pada kematian (khisbiyah, 2001:199). Lain
halnya
dengan
Johan
Galtung
yang
menyebutkan
bahwasannya kekerasan adalah sesuatu yang memperlebar jurang antara yang pontensial, aktual, yang merintangi usaha mempersempit jurang tersebut (Khisbiyah, 2001:199). Kekerasan terhadap anak menurut Siswanto (2007:121) adalah perlakuan yang salah atau kejam terhadap anak yang sering dilakukan oleh orang lain dan umumnya dilakukan oleh orang dewasa.
17
Orangtua yang terlalu keras dan kasar terhadap anak, dia tidak segan mengunakan kekerasan untuk mencapai keinginannya, seperti halnya dengan memukul, berkata kasar, menyeret, perbuatan keji dan lainya. Anak yang berada dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan dan perbuatan keji yang di berikan kepadanya, mengakibatkan anak akan merasa tersiksa. Anak penuh dengan kesedihan karena harus menerima kekerasan dari orangtuanya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan orangtua terhadap anak adalah perbuatan yang menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan fisik, psikologis dan penelantaran dalam rumah tangga termasuk ancaman melakukan perbuatan pemaksaan, perampasan, kemerdekaan dalam lingkungan rumah tangga terhadap anak. 2. Bentuk- bentuk Kekerasan yang Dilakukan Orangtua terhadap Anak Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk di sini panutan dalam mengamalkan ajaran agama, orangtua yang menciptakan iklim yang religius (agamis) dengan cara membersihkan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak. Bukan dengan kekerasan atau pukulan untuk membimbing anak melainkan mengunakan kelembutan dan kasih sayang. Namun jika orangtua dalam membentuk moral sang anak dengan mengunakan kekerasan seperti pukulan dan katakata yang tidak layak, maka hilanglah kesempatannya dalam membentuk moral anak.
18
Adapun bentuk-bentuk kekerasan orangtua terhadap anak menurut American Medical Association yang penulis kutip dalam bukunya Siswanto, (2007: 124-126) adalah sebagai berikut: a. Physical abuse (perlakuan salah terhadap fisik) Adalah ketika anak mengalami pukulan, tamparan, gigitan, pembakaran atau kekerasan fisik lainnya. b. Sexual Abuse (perlakuan salah secara seksual) Adalah ketika anak diikut sertakan dalam situasi seksual dengan orang dewasa atau orang yang lebih tua. c. Neglect (diabaikan atau dilalaikan) Adalah ketika kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi, meliputi kebutuhan makanan bergizi, tempat tinggal yang memadai, pakaian, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan efeksi, pendidikan, keamanan, dan perawatan kesehatan. d. Emotional Abuse (perlakuan salah secara emosi) Adalah
ketika
anak
secara
teratur
diancam,
dibentak,
dipermalukan, diabaikan, disalahkan, atau salah penanganan secara emosional lainya. Seperti memanggil anak dengan nama yang lucu dan selalu di cari-cari kesalahanya. Menurut Terry E. Lawson yang penulis kutip dalam buku Zainal Aqib (2008:14-15), ada 4 bentuk kekerasan yang di lakukan orangtua terhadap anak, diantaranya adalah:
19
a. Emotional Abuse Yaitu kekerasan
yang dilakukan terhadap
anak
dengan
cara
mengabaikan permintaan atau keinginan anak yang meminta perhatian. Misalnya anak basah karena ngompol, anak minta makan karena lapar, semua dibiarkan atau diabaikan. b. Verbal abuse Yaitu kekerasan yang di lakukan terhadap anak dalam bentuk katakata. Misalnya ketika anak ramai disuruh diam, ketika banyak bertanya dicap anak usil, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk verbal abuse dapat berupa bentakan, menakut-nakuti, mengancam, dan semacamnya. c. physical Abuse Yaitu kekerasan yang di lakukan terhadap anak dengan cara menyakiti secara fisik. Misalnya, memberikan hukuman dalam bentuk fisik seperti push up, lari, berdiri dengan satu kaki, memukul, atau menendang, melempar dan sebagainya. d. Sexsual Abuse Yaitu kekerasan yang dilakukan terhadap anak dengan cara melakukan tindakan yang mengarah pada pelecehan seksual, seperti pencabulan, pemerkosaan, dan sejenisnya. Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan dalam rumah tangga menurut UU RI NO. 23 Tahun 2004 pasal 5-9 (UU RI No.23, 2004:46) adalah sebagai berikut:
20
a.
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.
b.
Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan penderitaan psikis berat pada seseorang.
c.
Kekerasan seksual yang meliputi: 1) Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam rumah tangga tersebut. 2) Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan tujuan tertentu. 3) Penelantaran dalam rumah tangga yang meliputi: a) Setiap orang di larang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuanya atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, permuatan atau pemeliharaan kepada orang terebut. b) Penelantaran yang di maksud di atas juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut.
21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat bermacam - macam bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan orangtua terhadap anak. Adapun bentuk tindakan kekerasan tersebut dapat dilihat dari sikap orangtua dalam mendidik anak, memberikan kasih sayang, perhatian terhadap anak-anaknya. 3. Motif Kekerasan Orangtua terhadap Anak Kekerasan orang tua terhadap anak pasti ada penyebab atau motifmotif yang mendorong orangtua untuk melakukan kekerasan tersebut. karena sesungguhnya naluri sebagai orangtua, yaitu menyayangi dan mengasihi anaknya sendiri. Adapun motif kekerasan orangtua terhadap anak menurut Fahmi (1997: 101-102) adalah sebagai berikut: a. Perlakuan orangtua terhadap anak terpengaruh pada pengalaman mereka waktu kecil, kadang-kadang mereka mencerminkan perlakuan yang mereka terima waktu kecil dan lain-lain. b. Super ego (hati nurani) setengah orang tua itu sangat kuat sampai ke tingkat kaku (hati nurani dalam hal ini tidak menyerap nilai-nilai yang kaku) sehingga mereka berusaha menerapkan nilai-nilai tersebut terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, mereka saling memberi nasehat kepada anak-anaknya. Tidak mengingat tempat, mereka juga tidak dapat memaafkan setiap kesalahan yang terlanjur di lakukan oleh anaknya. c. Kadang-kadang kekerasan itu lahir dari ibu, hal ini mungkin di sebabkan karena si ibu waktu kecil telah ditinggal oleh ibunya yang
22
meninggalkan sejumlah anak kecil, ia telah dibebani dengan pemeliharaan adik-adiknya sebagai pengganti ibunya dan saat dewasa dan berkeluarga tampak bahwa ia akan mengambil sikap dan cara dalam memperlakukan anak-anaknya dengan kekerasan, kekuasaan dan kekejaman (terpengaruh oleh pengalaman yang di dapat sesame kecilnya dahulu). Demikian pula halnya dengan bapak yang pemabuk atau peminum, ia adalah bapak yang paling kejam kepada anak-anaknya, karena dia tidak puas akan dirinya, atau ia merasa dirinya gagal. Oleh karena itu, ia menuntut kesempurnaan dari anak-anaknya. Berdasarkan berbagai penelitian, Paget Philp dan Abra Mezky dalam bukunya Siswanto (2007:135-136) faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi tindakan kekerasan orangtua pada anak dalam keluarga adalah: a. Keluarga yang memiliki jumlah anak banyak b. Ibu yang mempunyai riwayat alkoholisme dan promiskuitas seksual c. Kemiskinan d. Pendidikan ibu e. Usia ibu yang masih remaja ketika memiliki anak pertama f. Status perkawinan ibu g. Kehamilan yang tidak di rencanakan h. Sejarah keluarga dengan penyalahgunaan alkohol
23
i. Harapan orang tua terhadap perkembangan anak terlalu rendah atau sebaliknya j. Ibu yang memiliki riwayat kekerasan harga diri rendah dan isolasi k. Ibu memiliki sindrom depresi l. Ibu kesepian, kurang dalam partisipasi sosial, kurang terlibat dalam jaringan bantuan informasi m. Ketidakhadiran ayah n. Kurangnya dukungan emosioanal untuk ibu o. Jauh dari anggota keluarga dan mengalami kebingungan berfikir Sedangkan menurut Mrazek dan Bentovin dalam bukunya Siswanto (2000:136) faktor yang menyebabkan tindak kekerasan dalam keluarga adalah: a. Mitos-mitos dalam keluarga, seperti misalnya anak tersebut bukan anak kandung atau selagi kecil di kerasi supaya supaya setelah besar nanti menurut b. Miskin dalam ketrampilan pengasuhan. Ini biasanya terjadi karena ke dua orang tua juga ketika masih kecil mendapat pengasuhan yang miskin dan mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan berlatih pola pengasuhan yang memadai c. Relasi emosi dalam keluarga yang dangkal. Ikatan emosi antar anggota keluarga yang lemah, masing-masing anggota keluarga tidak mempedulikan satu sama lain
24
d. Pengalaman orang tua yang kabur atau kacau ketika mereka kanakkanak. Sedangkan menurut Siswanto (2007: 141) motif orangtua melakukan tindakan kekerasan adalah: a. Kehilangan kontrol ketika mereka menghadapi masalah mereka sendiri b. Tidak tahu cara mendisiplinkan anak c. Mengharapkan tingkah laku yang realistis, yang sesuai dengan usia kemampuan anak d. Pernah menjadi korban kekerasan oleh orang tua mereka atau pasangan e. Mengalami kesulitan financial f. Kehilangan kendali ketika mengunakan alkohol dan obat-obatan lainnya. Dengan melihat faktor-faktor tersebut di atas maka dapat di ketahui bahwasannya penyebab kekerasan orang tua terhadap anak tidak hanya menyangkut satu penyebab saja, tetapi merupakan gabungan yang saling terkait antara individu, hubungan antara individu dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, keadaan sosial, budaya, dan faktor lingkungan. 4. Dampak Kekerasan Orangtua terhadap Anak Dampak kekerasan orangtua terhadap anak tidak sedikit akibat yang disebabkan oleh adanya kekerasan orang tua terhadap anak secara fisik maupun psikis. Adapun dampak yang dapat ditimbulkan akibat
25
kekerasan. Menurut Awang dalam bukunya Siswanto (2007: 133-134) adalah sebagai berikut: a. Gambaran diri yang buruk b. Tingkah laku agresif, mengganggu dan kadang-kadang ilegal c. Marah dan gusar, atau perasaan-perasaan kesedihan atau gejala-gejala lain yang merupakan tanda depresi d. Tingkah laku merusak diri atau menyalahkan diri sendiri, pikiranpikiran bunuh diri e. Tingkah laku pasif atau menarik diri f. Kecemasan atau ketakutan, atau terkadang masa lalu dan mimpi buruk g. Masalah-masalah atau kegagalan-kegalan sekolah h. Penyalahgunaan obat atau alkohol i. Kehilangan minat pada sekitarnya j. Mengalami masalah dalam belajar k. Takut pada orang atau tempat tertentu l. Ketakutan yang tidak beralasan terhadap pemeriksaan fisik. Menurut Fahmi (1977: 102-103) dampak kekerasan adalah sebagai berikut: a. Terlalu sopan dan tunduk pada penguasa, merasa hina dan patut yang tidak pada tempatnya, tidak mampu mengeluarkan pendapat dan berdiskusi seperti anak kecil b. Tidak mempunyai keberanian untuk berterus terang, sangat bergantung pada orang lain terutama orang tuanya, yang berarti bahwa ia tidak
26
mampu mengambil kebijaksanaan dalam suatu hal, tanpa mengambil kebijaksanaan dalam suatu hal, tanpa mengambil kebijaksanaan orang lain, mereka selalu mengangu apa yang di katakana (diperintahkan) kepadanya, tanpa adanya usaha untuk bertindak dalam hal apa saja c. Tidak dapat merasakan kesenangan hidup dan mengisi waktu senggang d. Kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berdaya dan tidak mampu menghadapi situasi, bagaiman tingkah laku kesukarannya, sebab adalah karena ia telah terbiasa menja di pengikut dan bukan yang di ikuti. Menurut American Medical Association dalam bukunya Siswanto (2007: 137) dampak kekerasan adalah sebagai berikut: a. Lebih mudah terlibat didalam aktifitas kekerasan criminal di kemudian hari b. Melakukan kekerasan terhadap mereka sendiri c. Mengunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah d. Mengalami kesulitan dalam belajar e. Memiliki kesulitan-kesulitan emosional f. Mencoba untuk bunuh diri g. Mengunakan alkohol dan obat-obatan yang lain h. Lebih mudah menjadi pelaku anak atau orang lain Menurut Aqib (2008: 21) dalam bukunya Sekolah Ramah Anak (mencegah kekerasan dalam sekolah) menyebutkan adanya dampak kekerasan terhadap Anak adalah sebagai berikut:
27
a. Kematian b. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan c. Mempengaruhi kesehatan anak d. Mempengaruhi kemampuan untuk belajar dan kemauanya untuk bersekolah e. Menghancurkan rasa percaya diri anak f. Dapat membangun kemampuanya untuk menjadi orang tua yang baik di kemudian hari Menurut Piaget Philp dan Abramezyk dalam bukunyaa Siswato (2007:137) menyebutkan bahwa dampak kekerasan jangka panjang terhadap anak adalah sebagai berikut: a. Kenakalan remaja b. Meninggal c. Menjadi criminal d. Alkoholik e. Mengalami ganguan jiwa sebelum berumur 35 tahun Menurut Andrian (2006:145-146) menyebutkan bahwa dampak kekerasan terhadap anak adalah sebagai berikut: a. Anak cenderung mengunakan kekerasan saat dia menjumpai masalah b. Ada kemungkinan akan mengunakan cara kekerasan terhadap anaknya, jika menjadi orang tua nanti c. Menimbulkan kecemasan pada anak
28
d. Membentuk konsep diri yang buruk sehingga anak cenderung minder dan menarik diri dari teman- temannya. Berbeda dengan beberapa pendapat di atas, Rini menyebutkan secara spesifik dan terperinci dari dampak yang di timbulkan akibat tindakan kekerasan terhadap anak, di klasifikasikan ke dalam 4 masalah, (Siswanto, 2007:138-139) yaitu sebagai berikut: a. Masalah rasional, meliputi: 1) Kesulitan untuk menjalin hubungan ataupun persaudaraan 2) Merasa kesepian 3) Kesulitan dalam membentuk hubungan yang harmonis 4) Sulit mempercayai diri sendiri dan orang lain 5) Menjalin hubungan yang tidak sehat, misalnya terlalu tergantung atau terlalu mandiri 6) Sulit membagi perhatian antara mengurus diri sendiri dengan mengurus orang lain 7) Mudah curiga dan selalu berhati-hati terhadap orang lain perilakunya tidak sopan 8) Kesulitan menyusuaikan diri 9) Lebih suka menyendiri dari pada bermain bermain dengan temantemannya 10) Suka memusuhi orang lain atau dimusuhi 11) Merasa takut menjalin hubungan secara fisik dengan orang lain 12) Sulit membuat komitmen
29
13) Terlalu bertanggung jawab atau justru menghindari tanggung jawab b. Masalah emosional meliputi: 1) Merasa bersalah, malu 2) Menyimpan perasaan dendam 3) Depresi 4) Merasa takut tertular ganguan mental yang di alami orang tua 5) Merasa takut masalah dirinya di ketahui orang lain 6) Tidak mampu mengekspresikan kemarahan secara konstruktif atau positif 7) Merasa bingung dengan identitasnya 8) Tidak mampu menghadapi tuntutan terhadap segala masalahnya c. Masalah kognisi, meliputi: 1) Mempunyai persepsi yang negatif terhadap kehidupan 2) Timbul pikiran negatif tentang diri sendiri
yang di ikuti oleh
tindakan yang cenderung merugikan diri sendiri 3) Sulit berkosentrasi dan menurunya prestasi di sekolah 4) Memilih citra diri yang negatif d. Masalah perilaku, meliputi: 1) Muncul perilaku berbohong, mencuri, membolos sekolah 2) Perbuatan kriminal atau kenakalan 3) Tidak mengurusi diri dengan baik
30
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang tidak wajar dan di buat- buat untuk mencari perhatian 5) Muncul keluhan sulit tidur 6) Muncul perilaku seksual yang tidak wajar 7) Kecanduan obat bius, minuman keras, dan sebagainya 8) Muncul perilaku makan yang tidak normal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwasanya kekerasan orang tua pada anak pengaruhnya sangat besar untuk anak, baik fisik maupun psikologisnya. Dampak tersebut di antaranya, anak mempunyai kecenderungan tertutup, mudah tersinggung, muncul perilaku yang dapat merugikan orang lain maupun dirinya.
B. Moral Anak 1. Pengertian Moral Anak Moral dalam kamus besar bahasa indonesia adalah baik buruk perbuatan dan kelakuan (Poerwadarminta, 2006:775). Moral adalah kata yang artinya dekat dengan etika karena moral berasal dari kata mores dari bahasa latin yang berarti adat atau kebiasaan. Moral juga berarti ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan dan sikap (Hurlock, 1989: 74). Sedangkan menurut Rober J. Havighurst moral yang bersumber dari adanya suatu tata nilai yakni a value is an obyect estate or affair wich is desired (Suatu obyek rohani atas suatu keadaan yang di inginkan). Maka kondisi atau potensi internal kejiwaan seseorang untuk dapat melakukan
31
hal-hal yang baik, sesuai dengan nilai-nilai value yang diinginkan itu (Sholeh, 2005:104). Berbeda dengan Bertens, (1997:5) moral adalah kata yang artinya dekat dengan etika karena moral berasal dari kata mores dari bahasa latin yang berarti adat atau kebiasaan sedangkan etika berasal dari kata ethos yaitu dari bahasa yunani yang memiliki arti yang sama seperti moral yaitu kebiasaan atau adat. Dalam kamus umum moral berarti budi pekerti, susila, akhlak atau kondisi jiwa yang menjadikan seseorang bersemangat, dan bersedia berkorban (Bahry, 1996:181). Jadi moral anak adalah perubahan yang terjadi pada anak berupa ajaran baik buruk yang diterima umum berupa perbuatan dan sikap. 2. Tahap Moral Anak a. Perkembangan kuantitas menuju kualitas Ketika anak mulai mengenal larangan orangtua, anak cenderung menilai dosa atau kesalahan berdasarkan besar-kecilnya akibat perbuatan yang ditimbulkannya. Misalnya anak menganggap bahwa menjatuhkan beberapa gelas secara tidak sengaja lebih besar dosanya daripada menjatuhkan satu gelas secara sengaja. Pada tahap awal perkembangan moral, anak tidak memperhitungkan unsur motivasi. Baru pada usia yang lebih besar, ia mulai memahami bahwa kualitas suatu perbuatan harus diperhitungkan dalam menilai benar-salah.
32
b. Ketaatan mutlak menuju inisiatif pribadi Pada mulanya seorang anak akan menaati apa yang dikatakan orangtuanya. Inilah kesempatan terbaik orangtua untuk mengajarkan apa yang harus diajarkannya karena masa ini akan cepat berlalu. Setelah itu, anak akan lebih terikat dengan perjanjian-perjanjian. Pada tahap ini, anak akan bermain dengan peraturan yang dapat diubah sesuai perjanjian yang dibuat. c. Kepentingan diri menuju kepentingan orang lain. Tahap awal perkembangan moral anak adalah egosentris yaitu segala sesuatu dipusatkan pada diri pribadi anak. Anak-anak akan lebih memperhatikan kepentingan pribadinya, dan ketika perkembagan moral anak berjalan baik barulah anak akan bisa membuka fikirannya untuk orang lain (layyinakita.wordpress.com). 3. Peranan Keluarga terhadap Nilai-nilai Moral Anak a. Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau orang lain yang tinggal serumah) berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang dapat diamatinya. b. Melalui pelarangan-pelarangan perbuatuatan-perbuatan tidak baik, anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan hukuman c. Melalui hukuman-hukuman yang diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-perbuatan
yang
kurang
baik
atau
kurang
wajar
diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian atau
33
penderitaan-penderitaan
akibat
perbuatan-perbuatannya.
(musyariaulia.blogspot.com).
C. Korelasi antara Tingkat Kekerasan Orangtua terhadap Moral Anak Ragam teori baik mengenai kekerasan orang tua maupun tentang moral anak sebagaimana telah di uraikan di atas mengisyaratkan bahwa eratnya hubungan antara kekerasan orangtua terhadap moral anak. Korelasi atau hubungan antara kekerasan orang tua terhadap moral anak sangat erat karena pada dasarnya kekerasan orang tua justru akan mengahambat moral pada anak. Sikap orang tua yang terlalu banyak perintah, larangan, teguran, bahkan orang tua yang sama sekali mengindahkan keinginan anak, memberlakukan aturan-aturan yang sangat ketat terhadap anak, memaksa anak untuk melakukan sesuatu seperti dirinya (orangtuanya), kebebasan untuk bertindak di batasi, dan pemberian hukuman-hukuman fisik atau hukuman badan, dan sebagainya,sehingga sikap orang tua yang seperti ini akan dapat menimbulkan efek baik fisik maupun psikis. Efek atau akibat yang berupa fisik misalnya luka pada salah satu bagian tubuh anak akibat pemberian hukuman badan, dan efek psikis yang di timbulkan misalnya anak merasa tidak nyaman, merasa tegang, anak tidak sanggup mengeluarkan pendapat, bahkan anak kadang terlalu sopan dan tunduk kepada yang berkuasa, anak kurang mimiliki insiatif dan spontanitas, anak terlalu bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, anak kurang mampu mengisi waktu luang.
34
Meski demikian, masih banyak orang tua yang menyangka bahwa kekerasan itu baik dan perlu, dengan tujuan agar anak nantinya bisa hidup sebagaimana mestinya. Sudah barang tentu juga, orang tua memiliki tujuan yag signifikan kenapa mengunakan kekerasan dalam mendidik anak-anak mereka. Adapun macam alasan yang mendorong orang tua menggunakan kekerasan dalam mendidik anak, antara lain di dorong oleh keinginan supaya anaknya belajar displin dan teratur sejak kecil, agar setelah dewasa, anak dapat menghadapi kehidupan dengan baik, mungkin pula dengan alasan karena orang tua itu mendapat perlakuan yang juga keras dari orang tuanya dahulu. Karena sekarang ia sukses, di sangkanya bahwa apa yang diterimanya dahulu itu yang membawa sukses baginya dalam kehidupan. Islam membolehkan pemberian hukuman berupa pukulan. Dan pukulan
ini
di
lakukan
pada
tahap
terahir
setelah
nasihat
dan
meninggalkanya. Tata cara yang tertib ini menunjukkan bahwa orang tua tidak boleh menggunakan cara yang keras jika yang lebih ringan sudah bermanfaat. Sebab pukulan adalah hukuman yang paling berat, tidak boleh menggunakanya kecuali jika dengan jalan lain sudah tidak bisa (Abdullah, 1978: 169) di samping itu, pukulan tidak boleh di lakukan sebelum sang anak menginjak 10 tahun. Dan hal ini berkenaan dengan masalah meninggalkan shalat, sebagaimana rasuluallah SAW bersabda:
& ' ((& ' وه& ا ) و+ وا,' - .$- ة وه& ا/ &دآ0و أو .23ا
35
Artinya: ”Ajarkanlah anak-anak kamu sekalian tentang sholat ketika mereka berumur 7 tahun, dan pukullah mereka bila meninggalkan sholat ketika mereka berumur 10 tahun, dan pisahkanlah diantara mereka dalam tempat tidur”. Menelusuri hadist nabi tersebut di atas tentang anjuran shalat pada usia 7 tahun, maka dapat di simpulkan bahwa dalam konteks ini, himbauan shalat tanpa diikuti bentuk sanksi, karena pada usia 7 – 10 tahun belum ada kesadaran internal. Baru kemudian memasuki usia sepuluh tahun perintah sholat di ikuti dengan sanksi (pukulan) bagi yang mengabaikanya. Penerapan sanksi bagi pelanggar (usia 10 tahun) yang sudah mencapai tahapan normal dikaitkan dengan tumbuhnya kesadaran moral dan memiliki pertanggung jawaban terhadap perbuatannya ( Djami’atul, 2009: 12-13) Bentuk dari pada hukuman yang berupa pukulan merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap anak. Sesungguhnya mendidik anak mengacu pada system pemukulan dan kekerasan tidak akan menambah sesuatu kepada anak kecuali kebodohan dan kebekuan pikiran. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa korelasi atau hubungan antara kekerasan orang tua terhadap moral anak sangatlah erat, karena kekerasan yang di berlakukan terhadap anak dalam rangka mendidik anak dengan kekerasan justru akan berakibat fatal kepada anak baik secara fisik ataupun psikis. Hubungan dengan moral anak, disebabkan dari kejiwaan anak yang selalu di kerasi maka jiwa anak akan merasa tidak aman, tidak nyaman, merasakan ketakutan. Berawal dari kondisi kejiwaan anak yang seperti itulah menjadikan anak kurang kreatif, takut salah, kurang tegas
36
membedakan baik dan buruk, kurang supel dalam bergaul, anak cenderung terlalu bebas. Ketakutan-ketakutan inilah yang merupakan tanda-tanda bahwa
moral anak
sangat lemah. Jadi hubungan antara kekerasan
orangtua terhadap moral anak benar-benar terkait dan erat hubunganya, saling berpengaruh satu sama lain.
37
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Ngegot Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Singkat Pada zaman dahulu terdapat suatu wilayah dimana hampir 90% keseluruhan wilayah berupa tanah persawahan, ladang (lahan pertanian) sedang bangunan rumah masih sangat jarang. Awal cerita
pemberian
nama dusun “Ngegot” ini bermula terdapat banyak sekali tumbuhan berduri tumbuhan berduri tersebut dinamai dengan bandotan dan duri dari pada tumbuhan bandotan tersebut dinamai dengan duri got, maka pada saat itu di namailah dengan desa Ngegot, masyarakat berharap dengan dinamai desa ngegot tersebut masyarakat mempunyai harapan tumbuhan-tumbuhan berupa padi dan lainnya bisa tumbuh subur seperti halnya dengan tumbuhan bandotan got yang subur dan bisa tumbuh dimana-mana. Hingga akhirnya sebutan itu sampai sekarang ini kalau dusun tersebut bernama dusun Ngegot. 2. Letak Geografis Dusun Ngegot adalah salah satu dusun dari 13 dusun yang ada di Desa SumberAgung, Dusun Ngegot ini merupakan dusun yang memiliki wilayah yang paling luas dibandingkan dengan wilayah dusun yang lain. Berdasarkan data monografi Desa Ngegot yang kami peroleh yaitu diantaranya: 37
38
Tabel I Data Monografis Dusun Ngegot 1. Luas Wilayah,
Jumlah
a. Berupa Daratan: 1) Sawah
181 h
2) Perumahan
100 h
b. Berupa Perairan: 1) Sungai
1
2) Waduk
-
2. Batas Wilayah, a. Orbitrasi Jarak Tempuh: 1) Dusun ke Desa
2 km
2) Dusun ke Kecamatan
4 km
3) Dusun ke Kabupaten
25 km
4) Dusun ke Provinsi
60 km
b. Batas Wilayah: 1) Sebelah Barat
Sumur Duren
2) Sebelah Utara
Karangmojo
3) Sebelah Timur
Sabaran
4) Sebelah Selatan
Grintingan
39
3. Struktur Organisasi Dalam wilayah Dusun, ketua dusun dibantu oleh ketua RT Struktur organisasi dalam wilayah dusun tidak terlalu dispesifikasikan. Adapun struktur organisasi di Dusun Ngegot adalah sebagai berikut: Tabel II Struktur Organisasi Dusun Ngegot Budianto Kades
Dawam
Latif
Komeri
Turmadi
Trimo
Yatno
Rubadi
RT I
RT II
RT III
RT IV
RT V
RT VI
RT VII
4. Keadaan Penduduk a. Jumlah Penduduk TABEL III JUMLAH PENDUDUK DUSUN NGEGOT BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO
JENIS KELAMIN
1.
Laki-laki
700
2.
Perempuan
415
Jumlah b.
JUMLAH
1.115
40
c. Agama Yang Dianut Penduduk TABEL IV JUMLAH PENDUDUK DUSUN NGEGOT BERDASARKAN AGAMA YANG DIANUT AGAMA
NO
JUMLAH PENDUDUK
1
Islam
1.114
2
Kristen Protestan
-
3
Kristen Katolik
1
4
Hindu
-
5
Budha
-
Jumlah
1.115
d. Mata Pencarian Penduduk TABEL V JUMLAH PENDUDUK DUSUN NGEGOT BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Perantau
2
TNI/ POLRI
5
3
Wiraswasta
90
4
Pertukangan
30
5
Petani
550
6
Pandai besi
10
380
41
7
Koveksi tas
20
8
Pembuat tempe
30
Jumlah
1.115
e. Pendidikan TABEL VI JUMLAH PENDUDUK DUSUN NGEGOT BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN No
Jenis Pendidikan
Jumlah
1
Tamat Akademik
237
2
Tamat SLTA/SMA
300
3
Tamat SLTP/SMP
301
4
Tamat SD
51
5
Belum Tamat SD
76
6
Tidak Tamat SD
20
7
Tidak sekolah
130
Jumlah 5. Sarana dan Lembaga Pendidikan a. Sarana 1)
Sarana Peribadatan a) Mushola : 5 b) Masjid
2)
:2
Sarana Olahraga a) Lapangan Sepak Bola : 1
1.115
42
3)
b) Lapangan Volly
:1
c) Lapangan Tenis
:1
Sarana Kesehatan a) Puskesmas Pembantu
:1
b. Lembaga Pendidikan TABEL VII DAFTAR LEMBAGA PENDIDIKAN DI DUSUN NGEGOT No
Nama Lembaga Pendidikan
Jumlah
1
Kelompok Bermain/ Play Group
1
2
TK
1
3
SD
1
Jumlah
3
B. Data Nama Responden Sesuai dengan sampel yang penulis tentukan berjumlah 30 anak. Dari 30 anak, baik putra maupun putri ini, penulis ambil datanya melalui angket dan interview, serta pengamatan, dengan harapan responden berkenan mengungkapkan permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan masingmasing responden.
43
TABEL VIII DATA NAMA RESPONDEN No
Nama
Jenis kelamin
Usia
1.
IN
P
10 th
2.
FA
P
10 th
3.
EK
L
9 th
4.
HE
L
10 th
5.
SI
P
10 th
6.
PU
P
9 th
7.
DI
P
10 th
8.
DE
P
10 th
9.
NI
P
9 th
10.
RA
P
10 th
11.
DIK
P
10 th
12.
UP
P
10 th
13.
NIK
L
10 th
14.
DA
L
9 th
15.
RAH
L
10 th
16.
LI
P
9 th
17.
IK
P
10 th
18.
DIN
P
9 th
19.
MA
P
10 th
20.
IL
P
9 th
44
21.
DIL
P
10 th
22.
AH
L
10 th
23.
SA
P
10 th
24.
KI
P
9 th
25.
SR
L
10 th
26.
AHM
P
9 th
27.
UM
P
9 th
28.
PO
P
10 th
29.
WA
L
9 th
30.
DIA
P
10 th
Jumlah
30
C. Data Hasil Angket TABEL IX JAWABAN SUBJEK TENTANG KEKERASAN ORANG TUA Jawaban No.
Nama Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
IN
C
C
C
C
A
A
A
A
A
A
2.
FA
C
A
B
B
A
B
A
C
A
B
3.
EK
C
C
C
A
C
B
B
C
B
C
4.
HE
A
A
B
A
A
B
C
C
A
B
5.
SI
C
A
B
C
A
A
C
A
A
B
6.
PU
A
A
C
C
C
A
A
C
A
C
45
7.
DI
C
B
B
C
A
C
C
B
C
B
8.
DE
C
A
C
B
A
B
A
C
C
A
9.
NI
C
B
C
B
A
B
C
B
A
C
10.
RA
C
B
C
A
B
B
A
C
A
B
11.
DIK
C
B
A
C
B
C
B
C
B
B
12.
UP
C
B
A
B
C
B
C
B
A
B
13.
NIK
C
A
B
C
A
B
C
C
A
A
14.
DA
C
B
A
B
C
B
A
C
A
B
15.
RAH
C
B
A
B
A
B
A
C
A
B
16.
LI
B
C
B
C
B
C
C
B
C
C
17.
IK
C
A
B
A
B
B
A
A
B
A
18.
DIN
C
C
A
B
C
A
B
B
B
C
19.
MA
C
B
C
A
B
C
B
A
B
B
20.
IL
C
A
B
C
A
A
B
C
B
A
21.
DIL
A
B
C
B
B
C
C
B
A
B
22.
AH
C
C
C
B
B
B
C
B
A
C
23.
SA
A
A
B
A
A
B
C
C
A
B
24.
KI
C
B
A
B
B
C
B
C
A
A
25.
SR
A
A
A
C
A
A
A
A
A
C
26.
AHM
C
C
A
C
B
B
C
A
A
A
27.
UM
A
C
C
B
C
B
B
C
A
A
28.
PO
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
46
29.
WA
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
30.
DIA
A
C
A
C
A
A
A
A
A
A
TABEL X JAWABAN SUBJEK TENTANG MORAL ANAK Jawaban No.
Nama Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
IN
B
A
A
A
B
A
A
A
C
A
2.
FA
C
A
C
A
A
A
B
A
B
A
3.
EK
C
C
B
C
C
C
C
C
C
C
4.
HE
B
A
B
B
B
A
A
A
B
A
5.
SI
A
A
A
B
A
A
C
A
B
A
6.
PU
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
7.
DI
B
B
B
B
C
A
C
B
B
C
8.
DE
B
C
C
B
B
B
B
A
C
C
9.
NI
C
C
A
C
B
B
C
C
C
B
10.
RA
C
C
A
B
A
B
A
B
C
A
11.
DIK
C
B
A
B
A
C
C
A
C
C
12.
UP
B
C
A
A
A
B
B
A
C
C
13.
NIK
B
A
C
C
B
B
A
A
B
A
14.
DA
B
A
B
B
A
C
B
C
C
B
15.
RAH
C
C
B
C
B
C
B
B
C
C
47
16.
LI
B
C
A
B
C
A
B
B
A
B
17.
IK
B
C
A
C
A
B
C
B
C
B
18.
DIN
A
C
A
B
C
A
B
C
C
B
19.
MA
C
B
B
C
B
C
B
C
B
C
20.
IL
A
C
B
A
B
C
B
C
C
B
21.
DIL
B
C
A
A
C
B
B
A
C
C
22.
AH
B
C
B
B
B
C
B
C
C
B
23.
SA
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
24.
KI
C
B
A
A
B
B
C
A
C
A
25.
SR
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
26.
AHM
B
A
B
B
C
C
B
A
B
B
27.
UM
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
28.
PO
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
29.
WA
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
30.
DIA
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
48
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kekerasan orangtua terhadap moral anak di Dusun Ngegot Desa SumberAgung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali 2011, data yang diperoleh akan dianalisis. Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis akan menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut:
rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
XY
: Perkalian antara X dan Y
X
: Variabel pertama (kekerasan orang tua)
Y
: Variabel kedua ( moral anak)
N
: Jumlah sampel yang diteliti
∑
: Sigma/ jumlah Langkah selanjutnya menyiapkan tabel nilai kekerasan orangtua dan
tabel
moral anak untuk mencari koefisiensi korelasi sebab akibat antara
variabel pertama dengan variabel kedua.
48
49
1. Data tentang kekerasan orangtua Data tersebut diperoleh dari penyebaran soal yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga)
kriteria
jawaban dengan kategori sebagai berikut: a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 dengan kategori tinggi b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 dengan kategori sedang c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 dengan kategori rendah Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : TABEL XI REKAPITULAS DATA TENTANG KEKERASAN ORANG TUA Nama
Frekuensi
Skor
No
Jumlah responden
A
B
C
3
2
1
Kategori
1
IN
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
2
FA
8
1
1
24
2
1
27
Tinggi
3
EK
5
5
-
15
10
-
25
Sedang
4
HE
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
5
SI
7
2
1
21
4
2
27
Tinggi
6
PU
8
2
-
24
4
-
28
Tinggi
7
DI
3
7
-
9
14
-
23
Rendah
8
DE
3
7
-
9
14
-
23
Rendah
9
NI
5
4
1
15
8
1
24
Sedang
10
RA
6
4
-
18
8
-
26
Tinggi
50
11
DIK
6
2
2
18
4
2
24
Sedang
12
UP
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
13
NIK
6
3
1
18
6
1
25
Sedang
14
DA
6
4
-
18
8
-
26
Tinggi
15
RAH
6
4
-
18
8
-
26
Tinggi
16
LI
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
17
IK
5
4
1
15
8
1
24
Sedang
18
DIN
6
3
1
18
6
1
25
Sedang
19
MA
5
5
-
15
10
-
25
Sedang
20
IL
5
4
1
15
8
1
24
Sedang
21
DIL
2
8
-
6
16
-
22
Rendah
22
AH
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
23
SA
6
3
1
18
6
1
25
Sedang
24
KI
8
2
-
24
4
-
28
Tinggi
25
SR
8
2
-
24
4
-
28
Tinggi
26
AHM
4
4
2
12
8
2
22
Rendah
27
UM
3
4
3
9
8
3
20
Rendah
28
PO
7
2
1
21
4
1
26
Tinggi
29
WA
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
30
DIA
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
Kemudian hasil angket untuk kekerasan orangtua dengan jumlah pertanyaan 10 item diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
51
I= Keterangan: I : interval 3: Kelas interval R: Range, yaitu data yang menyebar, dan untuk mendapatkan R dengan rumus: R= H - L + 1 Keterangan: R : Range H : Batas Tertinggi L : Batas Terendah R= H - L + I R= 28 – 20 + 1 R= 8 + 1 R= 9, Jadi intervalnya adalah:
I=3 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui kategori kekerasan orangtua yang tinggi, sedang dan rendah.
52
TABEL XII KATEGORI DATA KEKERASAN ORANG TUA Nilai Interval
Frekuensi
Nilai Nominasi
Kategori
26 – 28
14
A
Tinggi
23 – 25
11
B
Sedang
20 – 22
5
C
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk kekerasan orangtua kategori tinggi dengan nilai 26-28 sebanyak 14 orang. b. Untuk kekerasan orangtua kategori sedang dengan nilai 23-25 sebanyak 11 orang. c. Untuk kekerasan orangtua kategori rendah dengan nilai 20-22 sebanyak 5 orang. Setelah diketahui kekerasan orangtua dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah kemudian dipersentasikan masing-masing dengan rumus sebagai berikut: P=
F × 100% N
Keterangan : P : Proporsi individu dalam golongan F : Frekuensi N : Jumlah subyek keseluruhan a. P =
14 × 100% 30
53
P = 46,7% b. P =
11 × 100% 30
P = 36,6% c.
P=
5 × 100% 30
P = 16,7% Keterangan : a. Untuk kekerasan orangtua kategori tinggi dengan nominasi A sebanyak 46,7%. b. Untuk kekerasan orangtua kategori sedang dengan nominasi B sebanyak 36,6%. c. Untuk kekerasan orangtua kategori rendah dengan nominasi C sebanyak 16,7%.
TABEL XIII TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KEKERASAN ORANG TUA No
Kategari
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
26-28
14
46,7%
2
Sedang
23-25
11
36,6%
3
Rendah
20-22
5
16,7%
30
100%
Jumlah
54
2. Data tentang moral anak Data diperoleh dari penyebaran lembar penilaian yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 (tiga) kriteria jawaban dengan kategori sebagai berikut: a. Kriteria jawaban A memiliki nilai 3 dengan kategori tinggi b. Kriteria jawaban B memiliki nilai 2 dengan kategori sedang c. Kriteria jawaban C memiliki nilai 1 dengan kategori rendah Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : TABEL XIV REKAP DATA MORAL ANAK Frekuensi No
Skor
Nama responden
Jumlah A
B
C
3
2
1
Kategori
1
IN
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
2
FA
8
2
-
24
4
-
28
Tinggi
3
EK
5
5
-
15
10
-
25
Sedang
4
HE
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
5
SI
7
2
1
21
4
1
26
Tinggi
6
PU
8
2
-
24
4
-
28
Tinggi
7
DI
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
8
DE
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
9
NI
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
10
RA
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
55
11
DIK
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
12
UP
7
3
-
21
6
-
27
Tinggi
13
NIK
9
1
-
27
2
-
29
Tinggi
14
DA
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
15
RAH
4
3
3
12
6
3
21
Rendah
16
LI
5
5
-
15
10
-
25
Sedang
17
IK
6
4
-
18
8
-
26
Tinggi
18
DIN
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
19
MA
4
4
2
8
8
2
18
Rendah
20
IL
3
4
3
9
8
3
20
Rendah
21
DIL
3
5
2
9
10
2
21
Rendah
22
AH
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
23
SA
6
4
-
18
8
-
26
Tinggi
24
KI
8
1
1
24
2
3
29
Tinggi
25
SR
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
26
AHM
4
6
-
12
12
-
24
Sedang
27
UM
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
28
PO
2
8
-
6
16
-
22
Sedang
29
WA
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
30
DIA
3
7
-
9
14
-
23
Sedang
Kemudian hasil angket untuk
moral anak dengan jumlah
pertanyaan 10 item diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: R= H – L + 1
56
R= 29 – 18 + 1 R= 11 + 1 R= 12, Jadi intervalnya adalah:
I=4 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui kategori moral anak yang tinggi, sedang dan rendah.
TABEL XV KATEGORI MORAL ANAK Nilai Interval
Jumlah Responden
Nilai Nominasi
Kategori
26 – 29
9
A
Tinggi
22 – 25
17
B
Sedang
18 – 21
4
C
Rendah
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk moral anak kategori tinggi dengan nilai 26-29 sebanyak 9 orang. b. Untuk moral anak kategori sedang dengan nilai 22-25 sebanyak 17 orang. c. Untuk moral anak kategori rendah dengan nilai 18-21 sebanyak 4 orang.
57
Setelah diketahui moral anak dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah kemudian dipersentasikan masing-masing dengan rumus sebagai berikut: P=
F × 100% N
Keterangan : P : Proporsi individu dalam golongan F : Frekuensi N : Jumlah subyek keseluruhan a. P =
9 × 100% 30
P = 30% b. P =
17 × 100% 30
P = 56,7% c.
P=
4 × 100% 30
P = 13,3% Keterangan : a. Untuk moral anak kategori tinggi dengan nominasi A sebanyak 30%. b. Untuk moral anak kategori sedang dengan nominasi B sebanyak 56,7%. c. Untuk moral anak kategori rendah dengan nominasi C sebanyak 13,3%.
58
TABEL XVI DISTRIBUSI FREKUENSI MORAL ANAK No
Moral Anak
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
26-29
9
30%
2
Sedang
22-25
17
56,7%
3
Rendah
18-21
4
13,3%
30
100%
Jumlah
Tabel kerja untuk mencantumkan koefisien antara variabel X (kekerasan orangtua) dan variabel Y ( moral anak). TABEL XVII TABEL KERJA KOOFESIEN VARIABEL X DAN VARIABEL Y Nama
X
Y
X2
Y2
XY
IN
27
27
729
729
729
FA
27
28
729
784
756
EK
25
25
625
625
625
HE
27
24
729
576
648
SI
26
26
676
676
676
PU
28
28
784
784
784
DI
23
23
529
529
529
DE
23
23
529
529
529
NI
24
24
576
576
576
RA
26
24
676
576
624
DIK
24
24
576
576
576
59
UP
27
27
729
729
729
NIK
25
29
625
841
725
DA
26
24
676
576
624
RAH
26
21
676
441
546
LI
27
25
729
625
675
IK
24
26
576
676
624
DIN
25
23
625
529
575
MA
25
18
625
324
450
IL
24
20
576
400
480
DIL
22
21
484
441
462
AH
27
23
729
529
621
SA
25
26
625
676
650
KI
28
27
784
729
756
SR
28
23
784
529
644
AHM
22
24
484
576
528
UM
20
23
400
529
460
PO
26
23
676
576
624
WA
24
23
576
529
552
DIA
22
20
576
529
552
755
722
19113
17744
18329
60
Dari tabel di atas diketahui : ∑X
: 755
∑Y
: 722
∑X
2
: 19113
∑Y2
: 17744
∑XY : 18329
N
: 30 Untuk mengetahui korelasi pengaruh atau sebab akibat antara
variabel X (kekerasan orangtua) dengan variabel Y ( moral anak), maka variabel X dan variabel Y dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut :
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
N ∑ XY − (∑ X
{N ∑ X
2
)(∑ Y ) − (∑ X ) }{N ∑ Y − (∑ Y ) } 2
2
2
30 x 18329 − (755)(722)
{30 x 19113 − (755) }{30 x 17744 − (722) } 2
549870 − 545110 {573390 − 570025}{532320 − 521284} 4760 {3365}{11036} 4760 37136140 4760 6093,94
rxy = 0,781
2
61
B. Interpretasi Data Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, nilai yang diambil adalah N = 30, yaitu pada taraf signifikansi 1% adalah 0,463. Hasil yang diperoleh dari koefisien antara variabel X (kekerasan orangtua) dengan variabel Y ( moral anak) adalah 1%. Kemudian langkah selanjutnya adalah menghubungkan rt hasil penelitian dengan ro pada tabel, pada taraf signifikansi 1%. Apabila rt hasil koefisien diperoleh lebih besar dari nilai ro pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan. Artinya hipotesis yang penulis ajukan diterima. Hasil yang diperoleh dari koefisien korelasi antara variabel X (kekerasan orangtua) dengan variabel Y ( moral anak) adalah 0,781, sedangkan pada tabel adalah 0,463 pada taraf signifikansi 1%. Jika melihat dari hasil tersebut di atas, maka koefisien korelasi lebih besar dari hasil pada tabel nilai r product moment (0,781 > 0,463). Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang signifikan antara kekerasan orangtua dengan
moral anak di Dusun
Ngegot Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun 2011” dapat diterima atau dapat dibuktikan.
62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah penulis lakukan selanjutnya dapat di simpulkan sebagai berikut: 1. Untuk permasalahan yang pertama tentang kekerasan orang tua tergolong dalam kategori tinggi. Hal ini dapat di buktikan melalui angket yang dijawab 30 responden yang berada pada tingkat tinggi sebanyak 14 responden atau 46,7% sedangkan pada tingkat sedang sebanyak 11 responden atau 36,7% dan yang berada pada tingkat rendah sebanyak 5 responden atau 16,7% 2. Untuk permasalahan kedua tentang moral anak, tergolong dalam kategori sedang. Hal ini dapat dibuktikan melalui angket yang di jawab 30 responden, yang berada pada tingkat tinggi sebanyak 9 responden atau 30% sedangkan pada tingkat sedang sebanyak 17 responden atau 56,7%, dan yang berada pada tingkat rendah sebanyak 4 responden atau 13,3%. 3. Pada uji statistik yang menggunakan koefisien product moment (rxy). Untuk menguji hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang signifikan antara kekerasan orang tua terhadap moral anak pada masyarakat Dusun Ngegot, Desa SumberAgung, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali tahun 2011 “. Di peroleh hasil 0,781 setelah dikonsultasikan dengan tabel r pada product moment ternyata nilai rt hitung lebih besar dari pada nilai ro tabel yang ada, pada taraf signifikan 1% yaitu 0,463 dengan demikian
62
63
hipotesis di atas dapat diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara kekerasan orang tua terhadap moral anak pada Dusun Ngegot Desa SumberAgung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun 2011.
B. Saran - Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah di peroleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Wawasan pendidikan sangat penting bagi orangtua, lebih tinggi wawasan pendidikan orangtua akan berimplikasi pada cara pandang mereka dalam mendidik anak–anak mereka, dengan kata lain orang tua yang memiliki wawasan yang luas tidak akan salah langkah dalam menerapkan cara untuk mendidik anak, bahkan orang tua akan lebih tahu dan paham cara apa yang harus diterapkan untuk mendidik mereka dengan melihat karakteristik yang dimiliki oleh anak. 2. Secara normatif, Al Quran telah mengajarkan kepada kita sebagai orang tua untuk berlaku lemah lembut dalam mendidik anak-anaknya karena dengan perilaku lemah lembut anak akan menjadi lebih nyaman, lebih merasa dihargai, diakui keberadaanya oleh orangtua mereka. Dalam hal ini agama tentu bersifat universal termasuk terhadap orang tua yang berkedudukan sebagai pendidik pertama dan utama dalam membentuk moral anak. 3. Menciptakan rasa aman, nyaman bagi setiap anak dalam keluarga sangatlah penting. karena rasa aman, nyaman berkorelasi erat dengan
64
moral anak mereka. Rasa aman dan nyaman ini tentu saja tidak ada hubungannya dengan tingkat kemantapan ekonomi keluarga akan tetapi perasaan aman dan nyaman tersebut dapat diupayakan oleh setiap orang tua yang mampu memahami pentingnya perasaan aman dan nyaman bagi setiap pribadi.
C. Penutup Mengakhiri penulisan skripsi, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayahnya serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, jauh dari sempurna kata demi kata merupakan aktualisasi maksimal dari kekuatan pikiran yang ada pada penulis, sehingga penulis mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta bagi masyarakat. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, Elga. 2006. Problema Anak Usia Dini Berbasis Gender. Yogyakarta: Kansius Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian. Rineka Cipta: Jakarta Daradjat, Zakiyah. 1979. Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung Depag. 1989. Alqur’an Dan Terjemah. Semarang: Toha Putra. Fahmi, Musthafa. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Jilid 1. Jakarta: Bulan Bintang. Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Andi Offset: Yogyakarta Hari Wijaya, M. 2008. Cara Mudah Menyusun Proposal Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Pararaton Publising. Hurlock, Elizabeth. 1993. Perkembangan Anak. Erlanga: Jakarta Khisbiyah, Yayah, dkk. 2001. Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offeet. Materi Penyuluhan Hukum Untuk Kelompok Binaan. UU RI No. 23 Tahun 2004. Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Salatiga; YLPHS. Poerwadarminta. 2006. Kamus umum bahasa Indonesia. Balai pustaka: Jakarta Siswanto, 2007. Kesehatan Mental (Konsep Cakupan dan perkembangan). Yogyakarta: Andi. Sugiyono, 2007. Statistik untuk penelitian. Albeata: Bandung
DAFTAR ANGKET I.
BIODATA RESPONDEN
II.
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
PETUNJUK PENGISIAN 1. Sebelum mengisi atau mengerjakan angket ini, isilah biodata anda terlebih dahulu. 2. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan memberi tanda (x) pada jawaban yang tepat menurut anda. 3. Pahamilah terlebih dahulu pertanyaanya sebelum anda jawab. 4. Telitilah dahulu jawaban anda sebelum dikumpulkan. 5. Jawaban yang anda berikan akan kami rahasiakan. Oleh karena itu jawaban yang jujur sangat kami harapkan dan merupakan sumbangan yang sangat berharga demi keberhasilan penelitian.
III.
DAFTAR PERTANYAAN
A. Tentang “Tingkat kekerasan orang tua terhadap anak” 1. Bagaimana sikap bapak ibu kalian, ketika kalian enggan melakukan apa yang disuruh orang tua? a. Bapak ibu menegur, dan menasihati kalian dengan penuh kasih sayang. b. Bapak ibu diam saja c. Bapak ibu marah dan menakut-nakuti kalian dengan berbagai cara entah dikurangi uang sakunya atau bahkan akan dijewer telinganya. 2. Bilamana kalian melakukan perbuatan yang dilarang oleh bapak ibu, bagaimanakah sikap bapak ibu kalian? a. Bapak ibu memberi perhatian khusus kepada kalian agar tidak melakukan lagi. b. Bapak ibu tidak memperhatikan sikap dan perilaku kalian. c. Bapak ibu marah dan mengancam jika kalian melakukan perbuatan itu lagi akan dilaporkan kepada polisi. 3. Apakah bapak kalian
sering menakut-nakuti kalian apabila kalian tidak
melakukan apa yang diperintahkan oleh bapak ibu?
a. Tidak pernah, karena bapak ibu selalu mengarahkan kalian dan tidak pernah melarang kalian b. Kadang-kadang, setiap bapak ibu ada waktu. c. Seringkali karena bapak ibu terlalu khawatir dan takut jika terjadi sesuatu dengan kalian. 4.
Apakah bapak ibu memberlakukan atau memberikan jadwal kegiatan kalian sehari-hari baik kegiatan di rumah, maupun di luar rumah? a. Tidak memberikan jadwal, karena bapak ibu memberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan apa saja. b. Tidak memberikan jadwal, akan tetapi kalian di arahkan dan di bimbing untuk membuat jadwal sendiri sesuai kebutuhan adik. c. Diberi jadwal yang sangat ketat, agar kalian terarah sesuai dengan yang di inginkan orang tua.
5. Pada suatu hari kalian terlambat pulang, sehingga jadwal kegiatan kalian terbengkalai, bagaimana sikap bapak ibu kalian? a. Menegur dan bertanya kepada kalian alasan atas keterlambatan pulang sekolah. b. Diam, tidak mempedulikan apa-apa yang terjadi pada kalian. c. Seketika langsung memarahi tanpa di tanyai terlebih dahulu alasan keterlambatan kalian. 6. Bagaimana sikap bapak ibu, ketika mereka mempunyai rencana akan bertamasya? a. Bapak ibu selalu meluangkan waktu untuk bermusyawarah. b. Kadang-kadang jika bapak ibu ada waktu. c. Hampir tidak pernah , karena bapak ibu selalu memutuskan sendiri rencana yang diinginkan tanpa memperhatikan keinginan anaknya. 7. Apakah bapak ibu selalu mengharuskan atau memaksakan keinginan mereka terhadap kalian? a. Tidak pernah Karena bapak ibu memberikan kebebasan yang seluasseluasnya untuk memilih kegiatan sesuai dengan keinginan kalian. b. Kadang-kadang jika bapak ibu ada waktu saja c. Selalu mengharuskan atau memaksa kalian untuk melakukan apa yang di perintahkan oleh bapak ibu.
8. Bagaimanakah sikap bapak ibu terhadap pergaulan kalian dengan temanteman? a. Bapak ibu memberikan arahan tentang tata cara bergaul yang baik. b. Sama sekali tidak memperhatikan pergaulan kalian. c. Bapak ibu sangat memperhatikan bagaimana pergaulan adik dan menentukan dengan siapa kalian bergaul. 9. Bagaimana sikap bapak ibu kalian jika kalian memiliki bakat untuk menjadi mekanika atau teknisi, padahal bapak ibu menginginkan kalian untuk menjadi seorang guru ? a. Bapak ibu mendukung dan memberikan atau menyalurkan bakat dan potensi kalian. b. Diam, tidak memperhatikan bakat dan potensi yang kalian miliki. c. Tetap memaksa kalian untuk menjadi apa yang di inginkan bapak ibu dan mengabaikan bakat yang kalian miliki 10. bagaimana sikap orang tua kalian ketika kalian melakukan kesalahan a. dinasehati dengan baik-baik. b. ditegur. c. dimarahi sambil dibentak-bentak.
B. Moral anak 1. Apa yang kalian rasakan saat kalian dimarahi orang tua? a. Saya terima, sudah sepantasnya saya dimarahi b. Agak jengkel tapi diam saja c. Tidak terima, jengkel, marah-marah di belakangnya 2. Saat kalian dalam keadaan emosi karena suatu masalah, apa yang ada dalam pikiran kalian? a. Mencari tahu apa sebenarnya inti masalahnya dan mencari jalan keluar terbaik b. Mencari penyebabnya dan berpikir bagaimana caranya untuk bisa balas dendam c. Mencari pelampiasan, tidak peduli baik ataupun buruk, yang penting emosi tersalurkan 3. Apa yang kalian rasakan saat seorang teman mengejek kekurangan kalian?
a. Intropeksi diri, berusaha tidak membalas karena belum tentu dia lebih baik b. Meski marah dan tidak terima, tapi diam saja. c. Tidak terima, marah-marah dan balas mengejek. 4. Ketika kalian menerima rapot, ternyata nilainya jelek dan membuat orangtua kalian kecewa, apa yang kalian rasakan? a. Bertekat akan belajar lebih giat untuk mendapat nilai yang lebih baik. b. Saya terima, karena sudah berusaha dan memang hanya segitu kemampuan saya. c. Cuek, dan dianggap tidak penting. 5. Bagaimana sikap kalian ketika diberi tugas ibu untuk mengerjakan pekerjaan rumah? a. Melaksanakan dengan senang hati. b. Mau meskipun tetap terpaksa c. Tidak dikerjakan karena malas
6. Bagaimana sikap kalian ketika disuruh orangtua untuk menunggu rumah? a. Menjaga rumah dengan baik seperti perintah ibu. b. Bermain di rumah dengan mengajak teman-teman. c. Membiarkan rumah kosong ketika bapak ibu pergi 7. Jika kalian sedang bermain tiba-tiba tetangga kalian menyuruh kalian untuk menyampaikan undangan kepada orangtua kalian apa yang kalian lakukan? a. Segera diserahkan pada orang tua. b. Diserahkan bila sempat. c. Tidak diserahkan karena dianggap tidak penting. 8. Ketika kalian dinasehati orangtua bagaimana sikap kalian? a. Mendengarkan nasehat bapak dengan baik. b. Mendengarkan dengan penuh terpaksa. c. Acuh tak acuh karena tidak penting. 9. Bagaimana sikap kalian ketika teman kalian mengkritik kelakuan kalian yang tidak baik? a. Menerima dan memperbaiki kelakuan kalian. b. Tidak mempedulikan kritikan dari teman. c. Marah karena tersinggung.
10. Apa yang kalian lakukan ketika waktu sholat sudah tiba a. Segera melaksanakan sholat tanpa di suruh orangtua. b. Melaksanakan karena takut dimarahi orangtua. c. Menunda-nunda waktu sholat
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI Nama : Lismia Nurzain Tempat, Tanggal lahir : Boyolali, 26 September 1987 Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Ngegot, RT 03/ III SumberAgung, Klego B. PENDIDIKAN 1. SDN SumberAgung III 2001 2. SMP Muhamadiyah Gentan Susukan 2004 3. MAN Tengaran 2007