PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 Wahyudi
Hubungan Orang Tua Perokok Dengan Kebiasaan Merokok Pada Anak Usia 15-18 Tahun Di Desa Majasto Kecamatan Tawangsari Kabupaten sukoharjo Abstrak
Perilaku merokok pada remaja saat ini sudah tidak tabu lagi, dimanapun tempat tidak sulit menjumpai anak remaja dengan kebiasaaan merokok.Orang tua mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan perilaku anak,sehingga diharapkan menjadi role model yang baik bagi anaknya dalam kebiasaan merokok Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara orangtua perokok dengan kebiasaan merokok pada anak usia 15-18 tahun. Pelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik dengan rancangan case control study. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Desa yang berusia 15-18 Tahun Majasto Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo sejumlah 84 responden dan jumlah sampel adalah 46 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara orang tua perokok dengan kebiasaan merokok pada anak usia 15-18 tahun Di Desa Majasto Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dengan nilai p 0,017. Orang tua yang merokok mempunyai kemungkinan 2,12 kali untuk anaknya mempunyai kebiasaan merokok. Kata kunci : remaja, merokok, orang tua Daftar pustaka : pustaka (2002-2014)
I.
perokok saat ini paling tinggi juga
Latar Belakang Remaja adalah orang yang
terjadi pada anak remaja. Perilaku
(WHO,
merokok adalah gaya hidup yang
dalam nuradita, 2010 ). Anak
merugikan kesehatan diri sendiri
adalah seseorang sebelum berusia
dan orang lain. Perilaku merokok
18 tahun (UU no 44 Tahun 2008).
adalah perilaku yang dipelajari
Masa
dari
berusia
12-18
tahun
remaja merupakan masa
pihak-pihak
yang
peralihan dari masa kanak-kanak
berpengaruh besar dalam proses
ke masa dewasa yang mengalami
sosialisasi.
Konsep
perkembangan
pertama
berkembang
semua
sosialisasi dari
memasuki
sosiologi dan psikologi sosial
masa dewasa (Sri Rumini & Siti
yang merupakan suatu proses
Sundari,2004).
Dalam
transmisi nilai-nilai, sistem belief,
perkembangan menuju dewasa,
sikap maupun perilaku – perilaku
anak
dari
aspek/fungsi
untuk
mengalami
berbagai
generasi
sebelumnya
ke
perubahan
generasi berikutnya (Durkin dan
biologik, perubahan psikologis
Helmi, 2010). Merokok pada anak
dan
remaja
perubahan
meliputi
perubahan
sosial
sebenarnya
tidak
(Notoatmodjo, 2007), perubahan
dikehendaki orang tua, bahkan
tersebut mempengaruhi perilaku
masyarakat
anak di lingkungan masyarakat.
menginginkan
Perubahan perilaku anak, ada
masyarakatnya
yang mengarah ke arah positif dan
seorang perokok.
juga
Perilaku
ada yang ke arah negatif, perilaku
tidak anggota
untuk
menjadi
merokok
pada
dilatarbelakangi
oleh
negatif salah satu diantaranya
remaja
adalah remaja dengan perilaku
motivasi
merokok.
pengakuan (anticipatory beliefs),
Remaja merokok
dengan
saat
perilaku
ini dianggap
untuk
mendapatkan
untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing
beliefs)
dan
sebagai perilaku yang wajar di
menganggap perbuatan tersebut
masyarakat, tingkat penyebaran
tidak
melanggar
norma
1
(permission
beliefs)
(Joemana,2004). Menurut Hansen
merujuk
dalam
perilaku
Kemala
(2008)
konsep
transmisi
yaitu
dapat
berpendapat bahwa faktor yang
ditranmisikan melalui transmisi
mempengaruhi perilaku merokok
vertikal (orang tua ke anaknya)
yaitu : faktor biologis, faktor
maupun transmisi horisontal (oleh
psikologis,
teman
faktor
demografis,
sebayanya)
(Berry
faktor sosial-kultural, dan faktor
dkk,1992). Pernyataan ini sama
sosial politik. Orang tua sebagai
dengan Helmi dan Komalasari
role
(2000) dalam penelitianya bahwa
model
bisa
membentuk
terjadinya kedua faktor tersebut
perilaku
yang
menjadi
perilaku transmisif yang dipelajari
lingkungan terdekat dengan anak
dan ditularkan melalui aktivitas
dalam lingkup keluarga serta
teman
membentuk
permisif orang tua.
mana
bisa
kepribadian
sang
anak dalam pemberian pola asuh.
merokok
sebaya
Menurut
Menurut Agus (2012) pendidikan
Organization
dalam
Kemenkes
keluarga
pendidikan
yang
merupakan utama
dan
perokok
dan
perilaku
World
Health
(WHO)dalam
RI, di
merupakan
2012) Indonesia
(
jumlah yaitu
pertama bagi anak yang tidak bisa
terbesar ketiga di dunia dan
digantikan
oleh
lembaga
jumlah kematian akibat kebiasaan
pendidikan
manapun,sehingga
merokok mencapai 400 ribu orang
pola asuh yang diberikan orang
per tahun. Hasil penelitian di
tua dalam memberikan asuhan,
Indonesia
perhatian
positif
merokok di usia remaja selalu
sangat penting sehingga mereka
mengalami peningkatan, dari data
tidak
kebiasakan
Riskesdas 2003 ada 31% usia
dini
remaja (15-19 th) mulai merokok,
dan
contoh
melakukan
merokok
sejak
Model dan penguat bagi para
remaja
seseorang
mulai
pada tahun 2007 ada 33,1%
(Enrine,2012).
2
seorang perokok, yaitu dengan
untuk
menjadi
remaja mulai merokok dan tahun 2010 ada 43,3% remaja mulai
merokok.
Secara
nasional
untuk
meneliti
tentang
kelompok usia yang pertama kali
“Hubungan orang tua perokok
merokok di mulai pada usia 15-19
dengan kebiasaan merokok pada
tahun. Data perokok menurut
anak usia 15-18 tahun Di Desa
Nuradita(2006)
Majasto, Tawangsari, Sukoharjo.
menunjukkan
prevalensi perokok 16 kali lebih tinggi
pada
laki-laki
yaitu II.
(65,9%) dibandingkan perempuan
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
(4,2%). Data Kemenkes RI (2010)
menggunakan jenis penelitian
di Indonesia prevalensi merokok
kuantitatif
analitik
dengan
pada usia 15 tahun ke atas yakni
rancangan
case
control
pria
studyyaitu mengkaji hubungan
63,15%
(naik
1,4%
dibandingkan tahun 2001) dan
antara
wanita 4,5 % (naik tiga kali lipat
merokokremaja) dengan faktor
di bandingkan tahun 2001).
risiko (Orang tua perokok).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
pada
tanggal
Populasi
efek
(kebiasaan
adalah
wilayah
17
generalisasi yang terdiri atas
November 2014 di Desa Majasto
objek/subjek yang mempunyai
terdapat
kualitas
1105 KK, terdapat
dan
karakteristik
pemuda/pemudi usia 13-18 tahun
tertentu yang ditetapkan oleh
berjumlah 303 orang. Dari data
peneliti untuk dipelajari dan
sampling
kemudian ditarik kesimpulan
20 Kepala Keluarga
yang mempunyai anak remaja
(Sugiyono,2012).
terdapat 17 orang tua perokok,
dalam penelitian ini adalah
dan 23 remaja merokok dari 27
remaja di Desa yang berusia
orang total jumlah remaja. Dari 23
15-18
remaja yang merokok tersebut,
Kecamatan
orang tuanya adalah perokok.
Kabupaten Sukoharjo sejumlah
Berdasarkan
84 responden.
permasalahan
Tahun
Populasi
Majasto Tawangsari
tersebut maka penulis tertarik
3
Sampel
adalah
bagian
dari
dari
M.2000).
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
(Sugiyono,2012).
tersebut
Teknik
sampling
dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling
yaitu
teknik
perhitungan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 15-18 tahun di Desa Majasto Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo yang di hitung berdasarkan rumus
besar
sampel.Menurut
(Nursalam,2008) rumusnya : n=
dibulatkan
menjadi 46 orang
n : Perkiraan jumlah sampel Perkiraan
besar
populasi d : Tingkat kesalahan
(d=0.1)
4
tinggal
bersama orang tuanya, bisa membaca dan menulis, Anak usia 15-18 tahun. 2) Kriteria ekslusi:
Remaja
dengan
mental.
Adapun
gangguan
sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Kelompok kasus yaitu remaja usia 15-18 tahun yang merokok dan memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.2)
Kelompok
Jenis
data
yang
digunakan adalah data primer, alat pengumpulan data dengan
keterangan :
yang
:
eksklusi.
1+84(0.1)2
N:
inklusi
1)
memenuhi kriteria inklusi dan
84
45,6
kriteria
Sampel
tahun yang tidak merokok dan
1 + N (d)²
n=
Kriteria
kontrol yaitu remaja usia 15-18
N
n=
Zainudin
dipilih (Dikutip
kuesioner tertutup, analisa data dengan univariate dan bivariate dengan
uji
statistik
dengan Chi Square.
yaitu
I.
Hasil
Penelitian
dan
2015
pembahasan
d. Tabel 4.1.1.4 Distribusi Frekuensi
A. Hasil penelitian
Menurut Media Massa
1. Analisa univariate a. Tabel 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Kat ego ri
Usi a
Re rat a
16, 5
Sumber data primer tahun
Me dia n
16, 5
Nilai
Min ima l 15
Max iama l 18
S D
1, 29 1
Sumber data primer tahun 2015
Media Massa
f (orang )
Present ase (%) Ya 1 8 Tid 9 2 4 ak , 6 1 7 , 4 Ju 2 1 ml 3 0 ah 0 Sumber data primer tahun 2015
b. Tabel 4.1.1.2 Distribusi Frekuensi
Menurut
Pendidikan Pendidikan
f Presentase e. Tabel 4.1.1.5 Distribusi Frekuensi (orang) (%) SD 8 17,4 Menurut Teman Sebaya SMP 30 65,2 Merokok Kasus Kontrol SMA 17,4 8 F % f % Jumlah 46 100 Teman Sumber data primer tahun sebaya 18 39,1 10 21,7 5 10,9 13 28,3 2015 Merokok c. Tabel 4.1.1.3 Distribusi Frekuensi Tidak merokok Menurut Jenis Kelamin Jumlah 23 50 23 50 Jenis Kelamin f Presentase Sumber data primer tahun (orang) (%) 2015 Laki-laki 38 82,6 Perempuan 8 17,4 . Jumlah 46 100
5
Tabel 4.1.1.6 Distribusi Frekuensi
mengikuti
Kebiasaan Merokok pada Orang Tua
(Monk,
lingkungannya 1999).
Pada
remajapertengahan
usia
hubungan
Merokok Kasus Kontrol F % f % Orang tua 17 36,9 9 19,5 6 13,1 14 30,5 Merokok Tidak merokok Jumlah 23 50 23 50 Sumber data primer tahun 2015
keluarga yang dulu sangat erat
g. Tabel 4.1.1.7 Gambaran kebiasaan
psikososial yaitu masa pencarian
merokok pada remaja
gambaran diri dalam kebebasan
Merokok
Kasus F %
Kontrol f %
Remaja Merokok 23 50 0 0 Tidak 0 0 23 50 merokok Jumlah 23 50 23 50 Sumber data primer tahun 2015 2. Analisa Bivariat
sekarang agak terpecah, remaja cenderung
narsistis
mencintai
diri
yaitu
sendiri
dan
memilih teman-teman yang sama dengan dirinya. Pada masa ini remaja mengalami krisis aspek
pergaulan
( Gatchel, 1989 ).
Remaja juga mulai memiliki citra dalam dirinya sehingga merokok bagi remaja pada tahap ini
merupakan
simbolisasi
dari
perilaku kematangan,
kekuatan dan daya tarik terhadap
Tabel 4.1.2. Tabel Hubungan
lawan jenis (Brigham,1991)
Orang Tua Perokok Dengan
Hasil
Kebiasaan Merokok Pada Anak
menunjukkan
Usia 15-18 Tahun
responden
penelitian mayoritas berpendidikan
sekolah menengah pertama yaitu B. Pembahasan Hasil menujukkan respondenadalah
6
30 orang (65,2%). Pada masa penelitian rerata 16,5
usia tahun
sekolah
menengah
biasanya
anak
pertama
remaja
ingin
mencoba hal baru dan cenderung
yaitu termasuk golongan usia
mudah
remaja pertengahan, pada fase
merokok. Hasil ini didukung
ini remaja cenderung berperilaku
oleh penelitian Helmi (2000)
terpengaruh
misalnya
Hasil
yaitu sikap permisif orang tua terhadap
perilaku
merokok
penelitian
menunjukkan
mayoritas
remaja dan lingkungan teman
responden
sebaya
faktor
massa tentang informasi terkait
perilaku
dengan rokok yaitu 19 orang
merupakan
prediktor
terhadap
Hasil penelitianmenunjukkan mayoritas
jenis
kelamin
responden
adalah
laki-laki
yaitu
orang
(82,6%).
Menurut Hasanah, A. A., dan Sulastri
(2010),
yaitu
dukungan orang tua, teman sebaya
dan
iklan
mempengaruhi
perilaku
merokok pada siswa laki-laki Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali. Sesuai teori dari Gunarso
(2002)
yang
menyatakan remaja laki-laki cenderung mengikuti promosi rokok
yang
sering
menggambarkan keperkasaan laki-laki
dengan
cara-cara
menggunakan bintang idaman atau artis yang diidolakan remaja
laki-laki
media
(82,6%). Hasil penelitian Agus
merokok pada remaja.
38
terpapar
saat
dibanding perempuan.
ini
(2012)
yaitu
kebiasaan
merokok
tidak
sepenuhnya
dipengaruhi oleh orang tua bisa juga dari lingkungan, pergaulan teman seabaya serta media sosial. Penelitian ini juga didukung oleh Kustanti (2014) yaitu ada hubungan antara pengaruh iklan dengan perilaku merokok pada remaja dengan nilai statistik p= 0,024. Hasil
penelitian
menunjukkan
hasil
bahwa
teman sebaya responden kasus (perokok) juga
adalah
merokok.
menunjukkan
mayoritas Hal
teman
ini
sebaya
juga menjadi pemicu terhadap kebiasaan merokok. Menurut Komalasari (2000) menyatakan bahwa
lingkungan
merupakan
tempat
sosial dimana
seseorang berinteraksi dengan individu
pengaruh
dari
lingkungan sosial dalam hal ini
7
pergaulan
turut
sebaya merupakan prediktor
kepribadian
terhadap kebiasaan merokok
juga
membentuk
remaja. Penelitian ini sesuai
pada remaja.
dengan hasil penelitian dari Kustanti
(2014)
tentang
Hubungan
antara
Pengaruh
keluarga, pengaruh teman dan pengaruh
iklan
terhadap
perilaku merokok pada remaja di
SMP
N
I
Slogohimo
Wonogiri yaitu ada hubungan antara pengaruh teman dengan perilaku merokok pada remaja dengan
nilai
uji
statistik
p=0,013. Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas remaja
perokok
juga
mempunyai orang tua yang merokok pula yaitu 17 orang (36,9). Orang tua mempunyai peran penting dalam kebiasaan merokok pada remaja karena lingkungan remaja
pertama adalah
bagi
keluarga
(Mulyati,2013). Penelitian ini juga
didukung
oleh
hasil
penelitian dari Helmi (2000), yaitu sikap permisif orang tua terhadap
perilaku
merokok
remaja dan lingkungan teman
8
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
ada
hubungan antara orang tua perokok
dengan
kebiasaan
merokok pada anak usia 15-18 tahun
Di
Desa
Majasto
Tawangsari Sukoharjo dengan nilai odds ratio (OR) = 2,12 dengan CI 95% 1,055-5,497 menunjukkan bahwa orang tua merokok
mempunyai
kemungkinan
anaknya
merokok 2,12 kali dibanding yang tidak merokok. Hal ini sejalan
dengan
teori
yang
dikemukakan oleh Durkin dan Helmi (2010) yaitu konsep sosialisasi
pertama
berkembang dari sosiologi dan psikologi
sosial
yang
merupakan
suatu
proses
tranmisi
nilai-nilai,
sistem
belief, sikap maupun perilakuperilaku sebelumnya berikutnya.
dari ke
generasi generasi
Hasil
penelitian
ini
pertama
pada
dasarnya
didukung oleh Kustanti, 2014
diperoleh dari keluarga, tetapi
yang
berjudul
Hubungan
lingkungan masyarakat juga
Antara
Pengaruh
Keluarga,
dapat mempengaruhi psikologi
Pengaruh
Teman
Dan
seorang
anak.
Kebiasaan
Terhadap
merokok anak paling cepat
Perilaku Merokok pada Remaja
meniru dari kebiasaan orang
di
yang paling bermakna di dalam
Pengaruh
Iklan
SMP
N
Wonogiri.
I
Slogohimo,
Dengan
hasil
terdapat
hubungan
antara
pengaruh
keluarga
dengan
keluarga (Lindawati,2011). Perilaku
adalah perilaku yang dipelajari
perilaku merokok pada remaja.
dari
Penelitian
lain
berpengaruh
mendukung
adalah
yang dari
merokok
proses
pihak-pihak besar
sosialisasi.
yang dalam Konsep
Wahyuni, D dan Sudaryanto ,
sosialisasi
A (2010) yang berjudul Faktor-
berkembang dari sosiologi dan
faktor
psikologi
sosial
yang
denagn Sikap Merokok pada
merupakan
suatu
proses
Remaja
transmisi
yang
di
Berhubungan
Desa
Karang
pertama
nilai-nilai,
sistem
Tengah Keacamatan Sragen
belief, sikap maupun perilaku –
dengan hasil faktor orang tua
perilaku
mempengaruhi sikap merokok
sebelumnya
pada remaja di Desa Karang
berikutnya (Durkin dan Helmi,
Tengah Kecamatan Sragen.
2010). Merokok pada anak
Kebiasaan
merokok
remaja
dari
generasi
ke
sebenarnya
generasi
tidak
pada anak remaja memang
dikehendaki orang tua, bahkan
tidak terlepas dari pendidikan
masyarakat
dalam keluarga yaitu pola asuh
menginginkan
orang
yang
masyarakatnya untuk menjadi
dikemukakan mulyanti (2013)
seorang perokok. Teori ini juga
menyatakan bahwa lingkungan
didukung oleh teori Green
tua.
Teori
juga
tidak anggota
9
1980 yaitu kebiasaan orang tua merupakan
faktor
Agus, Wibowo, 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta
penguat
: Penerbit Pustaka Pelajar.
(reinforcing factor) anak untuk merokok.
Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur Penelitian
II.
KESIMPULAN
Suatu
Pendekatan
DAN Praktis
(edisi
revisi,
2010).
SARAN Jakarta : PT Rineka Cipta ; 2002.
Ada hubungan antara orang tua
perokok
dengan
Brigham, C.J., 1991. Social Psycology.
kebiasaan merokok pada anak
Boston
usia 15-18 tahun Di Desa
Publisher,Inc.
Majasto
Kecamatan
Tawangsari
Kabupaten
Sukoharjo
dengan
nilai
Dian,
K,.
:
2009.
Penyebab
p
Harper
Faktor-Faktor
Periaku
pada Remaja.
0,017.Orang tua yang merokok
Collins
Merokok
Yogyakarta
:
UII.
mempunyai kemungkinan 2,12 kali untuk anaknya mempunyai
Ekowati, 2012. Jumlah Perokok Muda
kebiasaan merokok. Bagi orang
Meningkat.
tua
September 2012
sebaiknya
merokok meniru
agar
berhenti anak
kebiasaan
orang tua, jika belum mapu berhenti
sebaiknya
10
dari http://
Tempo.co.id
tidak
merokok
Diakses
Fajar
Juliansyah,
2010.
Perilaku
Merokok Pada remaja.
tidak
merokok didepan anak.
Gatchel, R.J. 1989. An Introdunction to Health Psychology. New York
DAFTAR PUSTAKA Aditama Tjandra Yoga. 1997. Rokok dan Kesehatan. Penerbit UI Press. Jakarta.
: Mc Graw-Hill Book Company. Green
Lawrence,
Perencanaan
et
all.
1980.
Pendidikan
Kesehatan. Terjemahan Sulazmi Mamdy, dkk. FKM UI. Jakarta.
10
Gunarso Singgih. 2002. Psikologi Perkembangan Remaja.
Penerbit
Anak
dan
PT.
BPK
Gunung Mulia. Jakarta. Kemala, N.
pada
Remaja.
Semarang : USU.
Penyebab
Perilaku Merokok pada Remaja. Kemenkes RI, 2010. Pedoman Teknik Konseling Kesehatan. Jakarta : Dirjen
Bina
Masyarakat
Anak.
Yogyakarta
:Laras Media Prima.
Notoatmodjo,
2010.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
Komalasari,D & Helmi, A.F (2000). Faktor-Faktor
Psichologi
Mu’tadin, Z. 2002. Remaja dan Rokok.
Indri, 2007. Perilaku
Merokok
Mulyanti, S. 2013. Perkembangan
Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI. Lindawati (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok siswa siswi SMP Di Daerah Jakarta Selatan Tahun 2011.
Notoatmodjo,
2012.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam,
2011.
Konsep
Metodologi Keperawatan (ed. 2). Jakarta : Salemba Medika ; 2011. Pikiran Rakyat, Merokok
2009. Kebiasaan dalam
Tinjauan
Kesehatan Jiwa. 10 mei 2009. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
(Poltekesjakarta1.ac.id/741_Lind
Kuantitatif
awati).
Jakarta : alfabeta ; 2012.
Mubarok, 2012. Remaja dan Perilaku
dan
Udiyono,
A.
dan
2007.
Kualitatif:
Metodologi
Merokok. Diakses tanggal 25
Penelitian Kesehatan. Semarang
September 2012 dari http://id.
: UNDIP.
Shvo.org.com/ health/
medicine.and
1928293-Remaja
dan
Perilaku Merokok. Html.
11