KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANJUT USIA DI DUKUH SENGGRONG DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK
Manuscript
OLEH :
LM. Yayan Darmawan NIM : G2A008074
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANJUT USIA DI DUKUH SENGGRONG DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK LM. Yayan Darmawan. 1, Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep, M.Med.Ed 2 , Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes. 3 Abstrak Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup pada lanjut usia saat ini maka terjadi prevalensi juga terhadap penyakit hipertensi. Proses degeneratif pada lanjut usia yang menyebabkan berbagai penyakit diperparah lagi dengan kebiasaan perilaku lanjut usia yang mengkhawatirkan. Kebiasaan tersebut seperti merokok, minum alkohol dan sebagainya. Merokok merupakan masalah yang serius karena pengaruhnya pada berbagai aspek, yaitu aspek kesehatan, aspek ekonomi, aspek sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi pada lanjut usia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Rancangan penelitian ini adalah analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lanjut usia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebanyak 106 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden merupakan perokok sedang sebanyak 43,4%, sebagian besar responden merupakan penderita hipertensi ringan yaitu sebanyak 63,6%. Hasil analisis Chi Square dinyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi pada lansia di Dukuh Senggrong Desa Kagkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Berdasarkan hasil tersebut maka lansia untuk dapat menjaga kesehatan dengan baik salah satunya mnghindari konsumsi rokok. Lansia dalam menghentikan kebiasaan merokok harus diniati dengan kuat dan diimbangi dengan olah raga yang teratur. Kata kunci : Hipertensi, Kebiasaan merokok, Lansia. Smoking habit and hypertension level in the elderly at the Senggrong sub-village of Kangkung vilage Mranggen District Demak Abstract Along with the increase in life expectancy at older now there is also the prevalence of hypertension. Degenerative process in the elderly that causes a variety of diseases aggravated by behavioral habits alarming elderly. Habits such as smoking, drinking alcohol and so on. Smoking is a serious problem because of its influence on various aspects such as health aspects, economic aspects, social aspects. The purpose of this study was to determine the correlations between smoking habit with hypertension level in the elderly at the Senggrong sub-village Kangkung Vilage Mranggen District Mranggen Demak regency. The study design was a cross sectional analytic. The population in this study were all elderly in the Senggrong sub-village Kanggung Vilage Mranggen District Demak as many as 106 people. The sampling technique used was total sampling. The results showed that most respondents were smokers as much as 43.4 %, the majority of respondents are as middle hypertension 63.6 %. Chi Square analysis of the results revealed a significant correlation between smoking habit and hypertension level in the elderly at the Senggrong sub-village Kangkung village Mranggen Demak. Based on these results the elderly to be able to maintain good health by avoid the cigarette consumption. Elderly in smoking cessation should be intentional with strong and balanced with regular exercise. Keywords: Hypertension, Smoking, Elderly.
PENDAHULUAN Penyakit hipertensi sangat identik dengan para lanjut usia. Dari hasil studi tentang kondisi kesehatan lanjut usia (Lansia) yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit
hipertensi (38,8%) dan sisanya penyakit sendi, katarak dan
anemia. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (Roehadi, 2008). Menurut Laporan Departemen kesehatan RI didapatkan angka kekerapan penyakit hipertensi pada golongan usia 45-54 tahun adalah 19.5%, yang meningkat menjadi 30.6% diatas usia 55 tahun (Rilantono,2004). Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup pada lanjut usia saat ini maka terjadi prevalensi juga terhadap penyakit hipertensi. Prevalensi hipertensi di Amerika Serikat yaitu pada populasi kulit putih usia 50-69 tahun prevalensinya sekitar 35% yang meningkat menjadi 50% pada usia di atas 69 tahun. Kejadian hipertensi pada lanjut usia ini berbeda dengan patogenesis hipertensi secara umum, yaitu faktor usia berperan terhadap penurunan kadar renin, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua dan perubahan ateromatous (Darmojo dan Martono, 2006). Adanya proses degeneratif pada lanjut usia yang menyebabkan berbagai penyakit diperparah lagi dengan kebiasaan perilaku lanjut usia yang mengkhawatirkan. Kebiasaan tersebut seperti merokok, minum alkohol dan sebagainya. Merokok merupakan masalah yang serius karena pengaruhnya pada berbagai aspek, yaitu aspek kesehatan, aspek ekonomi, aspek sosial. Ditinjau dari sisi kesehatan, kebiasan merokok telah terbukti berhubungan dengan sedikitnya 25 jenis penyakit dari berbagai alat tubuh manusia, seperti kanker paru, bronkitis kronik, emfisema dan berbagai penyakit paru lainnya (Aditama, dalam Setiaji, 2010). Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok di dunia yakni sekitar 65 juta orang. Angka ini akan terus meningkat jika pemerintah tidak mengatur perilaku merokok dan industri rokok serta tidak menerapkan larangan iklan rokok. Usia para perokok di Indonesia lebih banyak pada kisaran 15 hingga
19 tahun, diantaranya 70% dari jumlah perokok itu adalah masyarakat dari kalangan menengah ke bawah (Hertanto, 2010). Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Pengaruh bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, karbonmonoksida dan tar akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan susunan syarat simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru dan bronchitis kronis (Komalasari, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani (2011) yang meneliti tentang hubungan merokok dengan kejadian hipertensi ditemukan bahwa ada hubungan antara jumlah rokok dengan kejadian hipertensi serta jenis rokok dengan kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini secara umum menemukan bahwa kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko hipertensi. METODOLOGI Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lain. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu melalui pengukuran data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada penentuan waktu secara bersama (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lanjut usia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak sebanyak 106 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yang namun pada saat penelitian ditemukan 7 orang telah meninggal dunia sehingga semua sampel berjumlah 99 lansia.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Penelitian ini dilakukan terhadap lansia di Dukuh Senggrong dengan populasi sebanyak 106 orang, namun pada saat penelitian ditemukan ada 7 orang lansia yang telah meninggal dunia sehingga pada proses penelitian ini digunakan sampel sebanyak 99 lansia. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kebiasaan Merokok lansia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak tahun 2013 Kebiasaan merokok Perokok ringan Perokok sedang Perokok berat Jumlah
Frekuensi 54 38 7 99
Persentase 54,5 38,4 7,1 100
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perokok ringan yaitu sebanyak 54 orang (54,5%) yang perokok sedang sebanyak 38 orang (38,4%), dan yang perokok berat sebanyak 7 orang (7,4%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat Hipertensi lansia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak tahun 2013 Hipertensi Hipertensi ringan Hipertensi sedang Jumlah
Frekuensi 63 36 99
Persentase 63,6 36,4 100
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan penderita hipertensi ringan yaitu sebanyak 63 orang (63,6%), sedangkan yang menderita hipertensi sedang sebanyak 36 (36,4%).
Tabel 3 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Tingkat Hipertensi pada Lansia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak tahun 2013
Kebiasan merokok Perokok ringan Perokok sedang dan berat Jumlah
Tingkat Hipertensi Hipertensi Hipertensi ringan sedang n % n % 48 88,9 6 11,1 15 33,3 30 66,7 63
63,3
36
36,4
Total
%
54 45
100 100
99
100
p 0,000
Berdasarkan tabel di atas, responden yang perokok ringan sebagian besar hipertensinya kategori ringan yaitu sebanyak 88,9%, yang memiliki kebiasaan merokok sedang dan berat sebagian besar kategori hipertensinya adalah hipertensi sedang yaitu 66,7%. Hasil uji statistik menggunakan Continuity correction didapatkan nilai p=0,000 (nilai probabilitas (p) < α (0,05)). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi pada lansia di Dukuh Senggrong Desa Kagkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar sebagian besar responden adalah perokok ringan yaitu sebanyak 54,5% yang perokok sedang sebanyak 38,4%, dan yang perokok berat sebanyak 7,4%. Hal ini terjadi karena kebiasaan merokok sangat mudah ditemui di Indonesia ini sebagai Negara tropis yang sedang berkembang. Kebiasaan merokok ini dapat ditemui disemua lapisan masyarakat, baik yang kaya maupun yang miskin, yang muda maupun yang tua bahkan anak-anak remaja. Perilaku merokok yang biasa dilakukan oleh masyarakat ini didukung oleh kemudahan-kemudahan mendapatkan rokok yang dijual bebas di pasaran. Bahkan anak kecil pun dapat membeli rokok tanpa ada batasan umur. Hal ini terjadi karena negara mempunyai kebijakan yang mendua
tentang rokok. Disatu sisi membuat himbauan tentang bahaya merokok namun disisi lain pemerintah tidak memberi batasan-batasan dan larangan yang tegas terhadap penggunaan rokok. Pendapatan negara dari cukai rokok yang cukup besar masih sangat dibutuhkan sehingga di Indonesia ini setiap orang sangat mudah memperoleh akses terhadap penggunaan rokok.
Fatah (2005) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok menyebutkan bahwa faktor pemungkin perilaku merokok adalah lingkungan rumah (penjual dan perokok) dan faktor pendorong teman yang mengajak untuk merokok. Faktor teman yang mengajak untuk merokok ini akhirnya timbul suatu kebiasaan bahkan sifatnya kecanduan. Ada perasaan tertentu yaitu ada sesuatu yang dirasa hilang bagi seseorang yang biasa merokok namun menghentikan kebiasaan merokok tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar responden penelitian adalah penderita hipertensi ringan yaitu sebanyak 66,7%, sedangkan yang menderita hipertensi sedang sebanyak 33,3%. Banyak faktor yang menjadi penyebab tejadinya hipertensi antara lain adalah faktor keturunan dan kebiasaan merokok. Hiptertensi sering menyerang orang yang berusia 40 tahun keatas. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan sampai menurun drastis (Brunner dan Suddarth, 2002). Hal lain yang menyebabkan hipertensi adalah ras, obesitas, asupan garam yang tinggi, riwayat hipertensi, gangguan emosi, konsumsi alkohol dan tembakau atau kebiasaan merokok.
Hasil penelitian juga menemukan bahwa jenis kelamin laki-laki memiliki kecenderungan menderita hipertensi dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebagian besar (60,4%)
menderita hipertensi sedang, dan yang berjenis kelamin perempuan sebagian besar (91,3%) menderita hipertensi ringan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih beresiko menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa seluruh responden adalah penderita hipertensi dan yang hiptertensinya kategori sedang sebagian besar adalah perokok dengan intensitas sedang yaitu sebanyak 61,1%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi pada lansia di Dukuh Senggrong Desa Kangkung Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dengan nilai p sebesar 0,000.
Penlitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniati (2012) yang menemukan bahwa ada hubungan jumlah rokok yang dihisap dengan profil tekanan darah sistolik (p=0,0001 jadi p<0,05) dan tekanan darah diastolik (p=0,0001 jadi p<0,05) pada responden perokok. Penelitian lain dilakukan oleh Nurcahyani (2011) yang menemukan bahwa ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap dengan dengan kejadian hipertensi di LKV Ciputat,
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok yang dilakukan oleh para responden penelitian dapat mempengaruhi tingkat hipertensi pada responden. Kebiasaan merokok yang tinggi oleh responden membawa dampak pada kesehatannya, namun demikian hal ini masih kurang dapat disadari oleh para responden sehingga masih tetap melakukan kebiasaan merokok bahkan dengan intensitas yang masih terbilang tinggi. Kondisi kesehatan
dengan terdeteksinya penyakit hipertensi yang telah menyerang dirinya, tidak menyurutkan kebiasaan merokok para responden ini. Mereka menganggap ada sesuatu yang hilang apabila menghentikan kebiasaan merokok. Para responden ini beranggapan bahwa selama tekanan darah yang tinggi ini belum mengganggu kondisinya secara fisik, maka dianggap bukan penyakit yang harus ditakuti apalagi dengan menghentikan kebiasaan merokok yang sudah berjalan sekian lama dan merupakan sumber kenikmatan bagi dirinya..
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa responden penelitian banyak yang mempunyai kebiasaan merokok baik kategori ringan maupun sedang yaitu sebesar 53,6%. Sebagian besar responden penelitian adalah menderita hipertensi ringan yaitu sebesar 66,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan tingkat hipertensi dengan nilai p = 0,000 (P<0,05). Salah satu penyebab penyakit hipertensi adalah dari rokok, oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat khususnya lansia untuk dapat menjaga kesehatan dengan baik salah satunya mnghindari konsumsi rokok. Lansia dalam menghentikan kebiasaan merokok harus diniati dengan kuat dan diimbangi dengan olah raga yang teratur. Puskesmas diharapkan dapat memberikan penyuluhan yang lebih intensif tentang bahaya merokok beserta akibat-akibat yang ditimbulkannya misalnya dengan memperbanyak pemasangan poster bahaya merokok atau penyuluhan langsung kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan bersama kelompok lansia seperti pengajian dan sebagainya.
1
LM. Yayan Darmawan : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2. Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep, M.Med.Ed: Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes : Dosen Kelompok Keilmuan Gizi Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kelima, Jakarta : Rineka Cipta Bandiyah Siti. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika Hasan, I. (2004). Analisis data penelitian dengan statistik. Jakarta : Bumi aksara Hastono, S.P. (2010). Modul analisa data. Jakarta : FKM.UI. Indrayani, D.E. (1999). Perilaku Merokok Ditinjau Dari Persepsi Remaja Pria Terhadap Tayangan Iklan Rokok. Skripsi (tidak diterbitkan) Semarang : Universitas Katolik Sugiyapranata. Komalasari, H. (2010). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Jurnal UII Kusmana, D. (2007). Rokok dan Kesehatan Jantung, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. Lanny Sustrani, dkk. 2004, Hipertensi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Martono & Darmojo. (2006). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI Mu’tadin, Zainun. (2002). Remaja Dan Rokok, www.e-psikolgi.com. Dianbil Pada Tanggal 10 Juni 2010. National Heart Center (2005). Manajemen tekanan darah tinggi (Hipertensi). http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/.htm. Noorkasiani & Tamher. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Notoadmojo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, W. (2000). Kepeawatan lanjut usia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nugroho, W. (2008). Kepeawatan gerontik & Geriatrik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba medika.
ilmu
Palmer, A. (2005). Tekanan darah tinggi. Alih bahasa Elizabeth Yasmine. Penerbit Erlangga Rilantono, LI, (2004). Buku Ajar Kardiologi. Penerbit FKUI. Jakarta. Soeharto, Iman (2002). Kolesterol dan lemak jahat dan kolesterol baik dan proses terjadinya serangan jantung dan stroke. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka. Stanley, M. dan Patricia G. Beare, (2007). Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Stuart, G.W (2006). Buku saku :Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Tambayong, J., 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. EGC, Jakarta Waney, A T. (2008). Saatnya Lepas dari jeratan Rokok, www.medicastore.com. Yosep, Iyus (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama. . .
PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL
KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TINGKAT HIPERTENSI PADA LANJUT USIA DI DUKUH SENGGRONG DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, Oktober 2013
Pembimbing I
Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep, M.Med.Ed.
Pembimbing II
Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes.