HUBUNGAN POLA ASUH IBU PEKERJA DENGAN AKHLAK ANAK DI DESA KLEGO KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
OLEH : EKA PRADITA AGNA LUHSARI NIM : 11111185
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
ii
iii
iv
v
Moto:
Pendidikan yang baik akan membentuk akhlak yang baik. Pendidikan untuk hidup dan kecerdasan adalah kekuatan. Persembahan
Sekripsi ini penulis persembahkan untuk :
Kedua orang tuaku bapak Surono & ibu Suharti tersayang yang telah membersarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang. Kedua
saudara
kandungku,
adik-adikku
tersayang
Muhammad
Aminudin dan Hendrik Putra Pamungkas atas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai. Ibu Dr. Lilik Sriyanti M.Si yang telah membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini dengan ikhlas dan tulus. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I, Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberkan bimbingan dan pengarahan selama menempuh pendidikan di STAIN Salatiga. Seluruh sahabat-sahabati PAI angkatan 2011, khususnya PAI E kalian akan selalu aku kenang dengan catatan tinta emas dalam lembaran sejarah kehidupanku. Rekan-rekan Resimen Mahasiswa (MENWA) 953 Kalimosodo IAIN Salatiga, Senior maupun Junior, terimakasih atas doa dan motivasinya sehingga dalam penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.Wb. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam, dan Ihsan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Semoga kita tergolong umat yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah Hubungan Pola Asuh Ibu Pekerja dengan Akhlak Anak di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan bimbingan, arahan dan meluangkan waktunya selama proses penyusunan skripsi.
vii
5. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberi dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan di IAIN Salatiga. 6. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, bimbingan dan pengalaman berharga selama perkuliahan di jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga. 7. Seluruh staf dan karyawan IAIN Salatiga. 8. Kedua orang tua terhebat (Bapak Surono dan Ibu Suharti) yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. 9. Adik-adikku tersayang (Muhammad Aminudin, Hendrik Putra Pamungkas) yang selalu mendukung penulis. 10. Fatchur Rohman yang selalu menemani dan memberikan dukungan. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya. Wassalamu’alaikum wr. wb. Salatiga, 14 Maret 2016 Penulis
Eka Pradita Agna L NIM: 11111185
viii
ABSTRAK
L Agna, Eka Pradita. 2016. Hubungan Pola Asuh Ibu Pekerja dengan Akhlak Anak di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata Kunci : pola asuh ibu pekerja, akhlak anak. Penelitian ini membahas tentang Hubungan Pola Asuh Ibu Pekerja dengan Akhlak Anak Desa Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Peran ibu awalnya mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya telah beralih peran sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Perubahan peran ibu, dari yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) menjadi pekerja. Hal ini membuat saya peneliti tertarik melakukan penelitian ini, karena perubahan peran ibu rumah tangga menjadi pekerja ini merupakan bentuk terjadinya pergeseran nilai peran seorang ibu, perubahan peran ini memhubungani pola asuh yang diterapkan oleh ibu kepada anak. Secara tidak langsung perubahan pola asuh ini akan berhubungan pada akhlak anak juga mengingat peran ibu adalah pengasuh sekaligus pendidik anak-anaknya. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola asuh ibu pekerja pada anak di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali (2) Bagimana akhlak yang berada dalam pengasuhan ibu pekerja di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali , dan (3) Adakah hubungan antara pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan deksriptif dan metode korelasional. Kemudian teknik pengumpulan data menggunakan angket. Untuk memudahkan pemecahan masalah, analisis data dilakukan dengan cara uji statistik. Untuk mengetahui hasil data masing-masing variabel dilakukan dengan mencari interval sehingga dapat mengetahui kategori setiap responden, kemudian mencari prosentase frekuensinya. Kemudian data dari kedua variabel ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data koefisien korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pola asuh ibu pekerja tergolong baik dengan persentase 5%, cukup dengan prosentase 90%, dan kurang 5%. (2) Akhlak siswa tergolong baik dengan persentase 15%,cukup dengan prosentase 77,5%, dan kurang 7,5%. (3) Ada hubungan positif dan signifikan antara pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak. Hal ini ditunjukkan dengan rh > rt (0,792 > 0,403).
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Klego Menurut Kelompok Usia.............46 2. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Desa Klego Menurut Mata Pencaharian.........46 3. Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Desa Klego Menurut Agama...........................47 4. Tabel 3.4 Daftar Nama Responden...............................................................50 5. Tabel 3.5 Hasil Angket Tentang Pola Asuh Ibu pekerja..............................51 6. Tabel 3.6 Hasil Angket Tentang Akhlak Anak............................................52 7. Tabel 4.1 Data Nilai Angket Pola Asuh Ibu pekerja....................................54 8. Tabel 4.2 Interval Pola Asuh Ibu pekerja`...................................................55 9. Tabel 4.3 Persentase Pola Asuh Ibu pekerja................................................57 10. Tabel 4.4 Data Nilai Angket Akhlak Anak................................................58 11. Tabel 4.5 Interval Akhlak Anak.................................................................59 12. Tabel 4.6 Persentase Akhlak Anak ...........................................................61 13. Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Hubungan Pola Asuh Ibu pekerja dengan Akhlak Anak...............................................................................64
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Peta Desa Klego.............................……………………………
xi
43
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................
v
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
vii
KATA PENGANTAR ........................................................................
viii
ABSTRAK ..........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................
xi
DAFTAR ISI .......................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
5
D. Hipotesis Penelitian ..............................................................
6
E. Manfaat Penelitian ................................................................
6
F. Definisi Operasional .............................................................
7
G. Metode Penelitian .................................................................
10
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. A. Pola Asuh................................................................................... 1. Pengertian Pola Asuh ..........................................................
15
2. Faktor-faktor yang memhubungani pola asuh .....................
22
B. Akhlak ..................................................................................... 1. Pengertian Akhlak...............................................................
28
2. Dasar, Tujuan, dan Ruang Lingkup Akhlak .......................
29
3. Macam-macam Akhlak ......................................................
31
xii
4. Urgensi Pendidikan Anak ................................................... C. Pola Asuh Ibu Dengan Akhlak Anak .....................................
32 40
BAB III HASIL PENELITIAN ......................................................... A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian.........................
40
1. Keadaan Goegrafi....................................................................
43
2. Keadaan Monografi.................................................................
46
B. Laporan Data Penelitian ...............................................................
50
1. Data Responden .................................................................
50
2. Data Hasil Penyebaran Angket ..........................................
51
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................... A. Analisis Pendahuluan....................................................................
53
B. Analisis Pengolahan Data .............................................................
62
C. Analisis Uji Hipotesis ..................................................................
66
BAB V PENUTUP .............................................................................. A. Kesimpulan..............................................................................
67
B. Saran dan Kata Penutup ...............................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. LAMPIRAN ..........................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah buah hati bagi orang tua dalam sebuah keluarga sekaligus sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan orang tua dalam keluarga. Setiap orang tua memiliki tanggung jawab yang besar di dalam mengasuh ,mendidik, dan membentuk anak agar masa depan anak menjadi generasi yang baik dan bermanfaat bagi keluarga, bangsa, dan Negara. Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas yang mulia yang tidak lepas dari berbagai tantangan. Telah banyak cara yang dilakukan orang tua untuk membekali pengetahuan – pengetahuan yang berkaitan dengan akhlak anaknya. Dalam perkembangan akhlak anak, keluarga menjadi sorotan utama dalam penelitian ini. Pada umumnya, sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak yang memiliki perannya masing- masing. Seperti ayah yang mencari nafkah, serta melindungi keluarganya. Kemudian ibu yang mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak. Dan anak berperan sesuai tingkat perkembangannya. Namun, dilihat dari kenyataan yang ada, sebagian besar yang memegang peranan penting dalam mengatur peranan rumah tangga,terutama mengasuh anak-anak, dan memberikan pendidikan kehidupan sehari-hari adalah ibu. Pendidikan seorang ibu dengan anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat di abaikan sama sekali. Oleh
1
karena itu,seorang ibu hendaklah bijaksana dan pandai mendidik anakanaknya. Sebagian orang mengatakan bahwa, kaum ibu adalah pendidik bangsa. Dengan demikian, nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah tangga, baik atau buruknya pendidikan seorang ibu dengan anaknya akan berhubungan dengan perkembangan dan watak dan akhlak anak di kemudian hari. Masa kanak-kanak merupakan fase terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia, karena pada masa inilah karakter dasar seseorang dibentuk baik yang bersumber dari otak (IQ), emosional (EQ), maupun spiritual (SQ). Berkualitas atau tidaknya seseorang pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh proses pengasuhan dan pendidikan yang diterima pada masa kanak-kanak, terutama anak-anak usia sekolah yang memang butuh perhatian ekstra dari seorang ibu karena selain pendidikan sekolah yang diampu oleh guru peran ibu juga sangat diperlukan dalam mendidik anak ketika berada di rumah (Abdullah, 2010: 154). Anak adalah pengikat batin dalam keluarga, yang di amanatkan Allah SWT kepada ayah dan ibu mereka. Anak-anak yang berakhlak baik adalah sumber kebahagiaan keluarga, namun sebaliknya anak yang berakhlak tidak baik bisa menjadi fitnah bagi keduanya. Anak-anak belum sanggup menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, maka perlu adanya contoh-contoh, pembiasaan-pembiasaan, dan latihan-latihan karena masa kanak-kanak adalah masa terbaik menanamkan dasar-dasar
2
pendidikan akhlak (Zainuddin 1991 :106). Apabila anak melakukan kebaikan maka orang tua akan ikut mendapatkan pahalanya dan juga sebaliknya, apabila anak melakukan dosa maka orang tuanya ikut memikul dosanya. Dalam hal ini, Al-Ghazali mengatakan bahwa: “Apabila anak itu dibiasakan untuk mengamalkan apa-apa yang baik, diberi pendidikan ke arah itu, pastilah ia akan selamat sentosa di dunia dan akhirat. Kedua orang tuanya dan semua pendidik, pengajar, serta pengasuh ikut serta memperoleh pahalanya. Sebaliknya jika anak itu sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidik dan pengajarnya, yakni sebagaimana halnya memelihara binatang, maka akibatnya anak itupun akan celaka dan rusak binasa akhlaknya, sedang dosanya yang utama dipikulkan kepada orang tuanya, pendidiknya, dan pengasuhnya ” (Zainuddin, 1991 :107). Lebih jelasnya bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama dan kemudian tergantung pada pendidikan selanjutnya. Kalau mereka mendapatkan pendidikan baik, maka mereka akan menjadi orang yang berakhlak mulia. Tetapi sebaliknya, jika mereka tidak mendapat pendidikan, pola asuh yang salah mereka akan jauh dari agama dan berakhlak tercela. Firman Allah SWT, dalam surat Al- lukman 17-19 :
3
Artinya : “Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena kesombongan) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakan dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai ”. (QS.Lukman: 17-19)
Berdasarkan ayat di atas jelas bahwa orang tua haruslah mendidik anaknya dengan mengajarkn sholat, menyeru kepada yang makruf dan mencegah kepada yang mungkar, sabar, tidak sombong serta berkata baik. Jika pola asuh yang diterapkan salah maka akan berakibat buruk bagi akhlak anak. Rosulullah SAW bersabda :
،" ص َرانِ ِه أ َ ْو يُش ِ َِّركَانِ ِه َ ُُك ُّل َم ْولُو ٍد يُولَد ِّ ِ َعلَى ا ْل ِملَّ ِة فَأ َ َب َواهُ يُ َه ِّ ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن َ َام ِل ين ِ اَّللُ أ َ ْعلَ ُم ِب َما كَانُوا ع َّ " : فَ َم ْن َهلَكَ قَ ْب َل ذَ ِلكَ ؟ قَا َل،ِاَّلل َّ سو َل ُ َيا َر:ِقي َل بِ ِه Artinya : “ setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibubapaknyalah (yang akan berperan) “mengubah” anak itu menjadi seorang yahudi, nasrani, atau majusi…” (HR. Bukhori) (Muallifah, 2009: 57).
4
Berdasarkan hadis diatas, dijelaskan bahwa lingkungan yang mempengaruhi akhlak anak, keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan akhlak anak terutama dalam mengasuh, memelihara, merawat dan mendidiknya karena anak pada dasarnya adalah fitrah yang dibawanya sejak lahir. Dalam hukum islam, seorang ibu jauh lebih baik berhak dengan pemeliharaan daripada seorang ayah, oleh karena itu hak mengasuh didahulukan pihak perempuan. Namun saat ini, peran ibu sebagai ibu rumah tangga telah berubah menjadi pencari nafkah. Peran ibu awalnya adalah sebagai istri, ibu dari anak-anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya telah beralih peran sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.Perubahan peran ibu, dari ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) menjadi ibu pekerja ini sangat menyita waktu para ibu yang mulanya bersama anak-anaknya menjadi tak punya waktu karena harus bekerja, hal ini membuat saya peneliti tertarik melakukan penelitian ini, karena perubahan peran ibu rumah tangga menjadi ibu pekerja ini merupakan betuk terjadinya pergeseran nilai peran seorang ibu, perubahan peran ini memhubungani pola asuh yang diterapkan oleh ibu kepada anak. Secara tidak langsung perubahan pola asuh ini akan berhubungan pada akhlak anak juga mengingat peran ibu adalah pengasuh sekaligus pendidik anak-anaknya. Penelitian mengenai hubungan pola asuh ibu pekerja dan dengan akhlak anak ini akan dilakukan di Kelurahan Klego, Kecamatan Klego,
5
Kabupaten Boyolali dengan alasan karena di Desa Klego ini baru berdiri pabrik garment yang merekrut karyawan dalam jumlah besar sehingga, sebagian besar masyarakat yang bermukim di daerah tersebut merupakan Ibu rumah tangga yang beralih peran sebagai Ibu pekerja (pencari nafkah). Sehingga memiliki kemungkinan besar untuk dapat dilakukan penelitian terkait judul yang saya ajukan. Beberapa hal yang telah diuraikan di atas, merupakan alasan peneliti dalam penyusunan naskah skripsi, sehingga penulis memilih judul “HUBUNGAN POLA ASUH IBU PEKERJA DENGAN AKHLAK ANAK DI DESA KLEGO KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 "
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pikiran yang telah penulis sampaikan, maka penulis dapat merumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu: 1.
Bagaimana pola asuh ibu pekerja pada anak di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016 ?
2.
Bagaimana akhlak anak yang berada dalam pengasuhan keluarga ibu pekerja di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016 ?
3.
Apakah ada hubungan antara pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di Desa Klego,Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis mempunyai tujuan dalam penelitian sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui bagaimana pola asuh ibu pekerja pada anak di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016.
2.
Untuk mengetahui bagaimana akhlak anak yang berada dalam pengasuhan keluarga ibu pekerja di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh ibu pekerja dengan pendidikan anak di Desa Klego Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016.
D. Hipotesa penelitian Kata hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo” artinya “di bawah” dan“thesa” artinya “kebenaran”. Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dengan permasalahan penelitian sampai terbukti data permasalahan yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Dalam arti kata hipotesis adalah pernyataan yang bersifat proposisi, baik sederhana maupun komplek. Ini berarti hasil pernyataan yang dihasilkan dari proses penelitian harus di uji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh Ibu pekerja dengan akhlak anak di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016 ”.
7
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya hubungan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak. Dari informasi tersebut dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis yaitu : 1. Secara
teoritis,
diharapkan
dapat
memberi
sumbangan
bagi
pengembangan pengetahuan, perilaku dan khususnya dapat memberi sumbangan di bidang psikologi pendidikan yang diperoleh di lapangan. 2. Secara praktis, apabila ternyata ada hubungan pola asuh ibu pekerja dengan pendidikan anak, maka kaum ibu memperoleh pemahaman tentang pola asuh yang baik untuk anak, selanjutnya dapat memilih bagaimana pola asuh yang terbaik yang harus dilakukan.
F. Definisi Operasional Skripsi ini berjudul “HUBUNGAN POLA ASUH IBU PEKERJA DENGAN AKHLAK ANAK DI DESA KLEGO KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 ” untuk menghindari kekeliruan
dan
kesalah
pahaman
dalam
penafsiran
judul
yang
dimaksudkan, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan disini: 1. Pola asuh Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua (pengasuh) dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab dengan anaknya (Mansur, 2005: 350). Menurut Horlock, ada tiga jenis pola asuh orang tua dengan
8
anak-anaknya, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis,dan pola asuh laisses fire (Mansur, 2005: 354). Pola asuh tersebut biasa di gunakan orang tua atau pengasuh bagi anak-anaknya. Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil tentang pola asuh seperti bagaimana merawat, memelihara, mendidik dan mengarahkan yang bertujuan baik. Dalam islam juga dijelaskan tentang seni mendidik anak (Muallifah, 2009: 145). Maka hal ini, dapat dijelaskan dengan indikator sebagai berikut : a. Membiasakan anak untuk sholat tepat waktu. b. Mengajarkan tentang musyawarah. c. Menasehati anak bila salah. d. Menyuruh anak untuk belajar Al-Qur’an. e. Menegur anak ketika berkata bohong. f. Mengajarkan kemandirian pada anak. g. Menanamkan rasa percaya diri pada anak. h. Mendukung proses belajar anak. i. Mengajarkan kedisiplinan pada anak. j. Memberikan pujian dan hadiah. 2. Ibu Pekerja Ibu pekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan di luar rumah dengan tujuan untuk mencari nafkah untuk keluarga (Santrock, 2007).
9
Jadi yang penulis maksudkan dalam penelitian ini ibu pekerja adalah seorang ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik yang sebagian waktunya dihabiskan untuk bekerja, dan tak jarang mereka tak bisa meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anaknya. 3. Akhlak anak Menurut Al-Ghozali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dari sifat itu sendiri timbul perbuatan-perbuatan yang mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Dalam pengertian sehari-hari akhlak di artikan dengan budi pekerti, kesusilaan,dan sopan santun. Dalam bahasa Indonesia, tidak berbeda pula dengan arti kata moral (Mansur, 2005: 222). Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Yunahar, 2007: 2) Dalam pasal 1 ayat 2 UU NO. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Menyebutkan bahwa “Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah ”. Usia secara jelas mendefinisikan karakteristik yang memisahkan anak-anak dengan orang dewasa. Maka dalam penelitian ini, yang peneliti ajukan adalah anak yang berumur 7 sampai 13 tahun. Jadi pengertian akhlak anak dalam penelitian ini adalah suatu kondisi secara umum akhlak anak-anak di desa Klego, Klego, Boyolali
10
yang berada dalam asuhan ibu pekerja dari umur 7 sampai 13 tahun. Persoalan akhlak menurut Kahar masyur (1985) yaitu bagaimana seorang bersikap pada penciptanya, dengan sesama manusia dengan keluarganya, serta dengan masyarakat (Yunahar, 2007: 5). Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Mendirikan sholat tepat waktu.
b.
Rajin berdoa.
c.
Berani bicara jujur.
d.
Malu berbuat jahat.
e.
Menghargai dan menghormati orang tua.
f.
Membiasakan hidup sehat.
g.
Bersikap sabar dan pemaaf.
h.
Memuliakan tamu.
i.
Mengajak kepada perbuatan baik dan mencegah yang mungkar.
j.
Mecintai keluarga.
G. Metode Penelitian. 1. Pendekatan dan Rancangan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, sedang rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variable
11
(Arikunto, 2005: 247). Penelitian hanya mencari hubungan dari variable X, yaitu pola asuh ibu pekerja dengan variable Y, yaitu akhlak anak. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan difokuskan di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, mulai tanggal 29 februari sampai 6 februari. Peneliti memilih lokasi tersebut karena di daerah tersebut banyak ibu rumah tangga yang beralih peran sebagai ibu pekerja (pencari nafkah). Sehingga memiliki kemungkinan besar untuk dapat dilakukan penelitian terkait judul yang saya ajukan. 3. Populasi dan Sampel Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya (Burhan, 2010: 99). Dalam penelitian ini, keseluruhan dari jumlah anak dari umur 7 sampai 13 tahun yaitu 273. Kemudian dari penentuan sumber data, maka jenis populasi dalam penelitian ini yaitu populasi terbatas, populasi yang memiliki sumber data
yang jelas secara batas-batasnya secara
kuantitatif. Artinya, dalam pengambilan jumlah populasi dari anak mulai dari 7 sampai 13 tahun yang dalam pengasuhan ibu pekerja di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti serta dianggap mewakili dengan seluruh populasi yang diambil dengan teknik tertentu. Jenis sampel ini merupakan sampel total
12
yaitu keseluruhan populasi yang merangkap sebagai sampel penelitian (Burhan, 2010: 101). Teknik pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah apabila subyeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua,
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya, jika penelitian subyeknya lebih besar dapat diambil 10 % 15 % atau lebih (Arikunto, 1997: 112). Dan karena populasi ada 273 anak atau lebih dari 100 maka peneliti mengambil 15% yaitu 40 anak saja. 4. Prosedur Pengumpulan Data a. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Metode dokumentasi adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa gambar, catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998 : 236). Metode ini digunakan untuk mengetahui luas dan batasbatas wilayah, keadaan penduduk, jumlah penduduk, keadaan pemeluk agama, kondisi soaial budaya, dokumen dari subjek, nilai anak dan sebagainya. b. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik, fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1977:136). Metode ini peneliti gunakan untuk membantu dalam pengumpulan
13
data kondisi secara umum Desa Klego, seperti letak geografis, aktifitas, mata pencaharian dan lain sebagainya. c. Metode Angket Angket adalah cara pengumpulan data dengan mempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden (Sandjaya, 2006: 149). Metode ini digunakan untuk mencari data tentang perilaku pola asuh ibu pekerja dan juga akhlak anak yang ditujukan kepada objek yang di teliti yaitu anak. Dan menganalisis bagaimana pola asuh yang diterapkan ibu pekerja kepada anak dan juga menganalisis bagaimana akhlak anak-anak dalam pola asuh ibu pekerja. d. Analisis Data Dalam penelitian ini, setelah data semuanya terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data atau mengolahnya. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1) Analisis pendahuluan Menentukan variable bebas dan variable terikat, yaitu: Variable bebas (X) = Pola asuh ibu pekerja Variable terikat (Y) = Akhlak anak Untuk mengetahui variasi dari masing-masing variable digunakan tehnik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus:
14
Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah responden. 2.) Analisis pengolahan data Untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak maka dalam penelitian ini digunakan, teknik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis data koefisien korelasi product moment dengan rumus:
Keterangan : rxy = koefisien korelasi product moment (X dan Y) X = variabel pengaruh (pola asuh ibu pekerja) Y = variable terpengaruh (akhlak anak) N = jumlah obyek yang diteliti ∑ = sigma xy = perkalian antara x dan y 3.)
Analisis uji hipotesis Dalam analisis uji hipotesis yaitu perhitungan dari rxy atau hasil perhitungan product moment dibandingkan dengan r tabel. Jika rxy < r tabel maka hipotesis nihil/ ditolak, dan rxy >
15
r tabel maka diterima. Dari uji analisis tersebut maka dapat diketahui apakah ada hubungan yang signifikan atau tidak.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh serta memudah pemahaman dengan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dikelompokkan menjadi 5 bab. Dimana antara bab satu dengan bab yang lainnya saling berhubungan. Bab I, bagian ini merupakan pendahuluan, yang dikemukakan dalam bab ini merupakan pengantar dari keseluruhan isi pembahasan. Pada bagian pertama ini akan dibahas beberapa sub bahasan, yaitu : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan laporan. Bab II, berisi landasan pijak teoritis dari penelitian. Pada bagian ini dikemukakan teori yang menjadi landasan teori penelitian,khususnya berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu teori-teori tentang pola asuh, teori-teori tentang akhlak anak dan pola asuh yang diterapkan ibu pekerja dengan anaknya. Bab III, dalam bab ini, dicantumkan tentang gambaran umum lokasi dan obyek penelitian dan laporan data penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah dilakukan di Desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali tahun 2016. Dengan menjadikan anak menjadi obyek penelitian yang mana dalam pola asuh ibu pekerja. 16
Bab IV, pada bab ini akan dilakukan analisis dengan data yang terkumpul dengan melakukan analisis pendahuluan, analisis pengolahan data, analisis uji hipotesis. Yaitu dengan mendeskripikan hasil interview, observasi, dokumen serta angket tentang hubungan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak, kemudian menganalisis hubungan antar teori dengan observasi, dokumen serta angket. Bab V, merupakan kajian paling akhir dari skripsi ini, yang mana pada bagian ini berisi kesimpulan penulis dari pesan dan saran penulis.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh 1. Pengertian Pola Asuh Menurut kamus besar bahasa indonesia “Pola” berarti cara atau model (Poerwodarminto, 1982: 763). Menurut Theresia Indira Shanti, Psi. Msi., pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak. Lebih jelasnya yaitu bagaimana sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan, mengajarkan nilai atau norma, memberikan perhatian dan kasih sayang, serta menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dijadikan contoh atau panutan bagi anaknya (Muallifah, 200: 43). Menurut Baumrind, menerangkan bahwa pola asuh pada perinsipnya merupakan parental control, yaitu bagaimana orang tua mengontrol, membimbing, dan mendampingi anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan menuju dewasa. Menurut Hurlock pola asuh yaitu mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya atau supaya dapat diterima oleh masyarakat (Muallifah, 2009: 42). Sedangkan menurut Kohn juga mengatakan bahwa pola asuh adalah cara pengasuh berinteraksi dengan anak meliputi pemberian
18
aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian, serta tanggapan orang tua dengan setiap perilaku anak.(Maria, Abdullah,2010: 154). Dalam buku Pendidikan Anak usia dini dalam Islam pengertian pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya (Mansur, 2005: 350). a.
Macam-macam Pola Asuh Dalam buku Pendidikan Anak usia dini dalam Islam Mansur membagi macam-macam pola asuh menjadi 3 yaitu : 1) Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (pengasuh), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Pola asuh yang bersifat otoriter ini ditandai dengan hukuman-hukuman yang dilakukan dengan keras atau hukuman badan. Kadang orang tua mengatur jadwal perbuatan anak, jam istirahat, cara membelanjakan uang, warna pakaian yang cocok bahkan memilih teman. Dengan demikian sampai menginjak dewasa kemungkinan besar nanti anaknya mempunyai sifat-sifat yang ragu-ragu dan lemah kepribadian serta tidak mampu mengambil keputusan tentang apapun yang dihadapi, sehingga akan menggantungkan pada orang lain.
19
2) Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua dengan kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua atau pengasuh. Dalam pola asuh yang demokratis, anak bebas memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan yang menurut anak terbaik bagi dirinya. Dalam hal-hal tertentu orang tua perlu ikut campur tangan, misalnya dalam keadaan yang membahayakan hidupnya dan keselamatan anak. Demikian pula dengan hal-hal yang sangat prinsip mengenai pilihan agama, orang tua dapat memaksakan kehendaknya dengan anak karena anak belum memiliki alasan yang cukup tentang hal itu. Dengan demikian tidak semua materi pelajaran agama seluruhnya diajarkan secara demokratis. 3) Pola Asuh Laisses fire Pola asuh ini adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang mereka kehendaki. Jadi semua yang dilakukan anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan, atau bimbingan. Hasilnya, anak-anak biasanya tidak belajar mengontrol diri atas tingkah lakunya dan menemui banyak kesulitan psikologis karena ketidak mandirian mereka.
20
Menurut Baumrind sebagaimana dikutip oleh Mualifah bahwa, pola asuh orang tua ada tiga macam, yaitu pola asuh authoritarian (otoriter), authoritative (demokratis), dan pola asuh permisif (Muallifah,2009: 45). 1) Pola asuh Authoritarian (otoriter) Menurut Baumrind, bentuk pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri sebagai berikiut : a) Memperlakukan anak dengan tegas. b) Suka menghukum anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginan orang tua. c) Kurang memiliki kasih sayang. d) Kurang simpatik. e) Mudah menyalahkan segala aktifitas anak. 2) Pola asuh Authoritative (demokratis) Sedangkan pola asuh Authoritative mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Hak dan kewajiban antara orang tua dan anak diberikan secara seimbang. b) Saling melengkapi satu sama lain. c) Memiliki tingkat pengandalian tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial sesuai usia dan kemampuan mereka, tetapi mereka
21
tetap
memberikan
kehangatan,
bimbingan
dan
komunikasi. d) Memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan yang telah diberikan orang tua kepada anak. e) Selalu mendukung apa yang dilakukan anak tanpa membatasi segala potensi yang dimiliki, namun tetap membimbing dan mengarahkan anaknya. 3) Pola asuh Permisif Sedangkan pola asuh permisif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Orang tua memberi kebebasan pada anak seluas mungkin. b) Anak tidak dituntut untuk belajar bertanggung jawab. c) Anak diberi hak yang sama dengan orang dewasa, dan diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri. d) Orang tua tidak banyak mengatur dan mengontrol, sehingga anak tidak mendapat kesempatan untuk mandiri karena ketergantungan pada orang lain. Pola asuh di atas merupakkan pola asuh yang biasa dilakukan orang tua, jadi dari berbagai pola asuh atau cara mendidik, merawat, dan mengasuh anak haruslah memperhatikan kondisi anak. Rachmadi Usman (2006: 351), Mengenai kewajiban dan tanggung jawab keluarga dan orang tua dengan anak juga ditegaskan
22
dalam ketentuan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang menentukan sebagai berikut: 1.
Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk: a.
Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak.
b.
Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya.
c. 2.
Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak.
Dalam
hal
orang
keberadaannya,
tua
atau
tidak
karena
ada, suatu
atau
tidak
sebab,
diketahui
tidak
dapat
melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pasal (1) dapat beralih kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-
undangan yang berlaku. Jika mengkaji ayat-ayat al-Qur’an dan hadist maka banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan kepada para pendidik atau pengasuh untuk benar-benar memikul tanggung jawab dan memberi peringatan kepada keluarga dan tidak lupa untuk menjaga diri dari dosa dan kejahatan. Allah berfirman: ...
23
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” (QS. At Tahrim: 6). Dan dalam hadist Nabi SAW :
َع ِل ُم ْوا ا َ ْو ََلدَ ُك ْم فَ ِأ نَّ ُه ْم ُم ْخلُقُ ْونَ ِلزَ َم ِن َغي َْر زَ َمنِ ُك ْم Artinya : “ Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara : mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al Qur’an (HR. Ath thirmidzi). (Huda, 2009: 67). Dari ayat Al-Qur’an dan hadis di atas akan dapat diambil inti sari bahwa setiap orang tua berfungsi sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh seluruh anggota keluarganya dengan tidak melupakan dirinya sendiri dari siksa api neraka. Kemudian bila ayat tersebut dikaitkan dengan hadis di atas maka akan ada kesesuaian dan kesamaan maksud dan tujuan yang erat sekali dengan proses pendidikan dan pengajaran orang tua tehadap anaknya. Ayat dan hadis di atas memiliki hubunganerat di mana hadis tersebut menjelaskan ayat, jika orang tua ingin memelihara dan terhindar dari api neraka, maka sesuai dengan hadis di atas orang tua di perintahkan untuk mendidik anaknya tentang 3 perkara antara lain : 1.
Mencintai Nabi SAW Maksud dan tujuan mencintai nabi adalah dengan memberi bekal ilmu pengetahuan tentang sejarah nabi dengan anak, anak akan kenal dan mau mengikuti dan mencontoh serta meneladani 24
ajaran-ajaran nabi sehingga bisa dikatakan anak memiliki perasaan cinta dengan nabi saw. Orang tua yang baik memberi teladan yang baik serta memelihara dan memberi latihan. (Muhibbin syah, 1995: 32). 2.
Mencintai Ahli Baitnya (keluarganya) Ajaran-ajaran nabi saw, bila dipahami dan diamalkan secara benar maka setiap orang yang mengamalkannya akan mampu menemukan kebahagiaan yang dicita-citakan baik kebahagiaan dunia maupun ahirat. Misalnya, orang tua (ibu) diperintahkan untuk mendidik anak-anaknya untuk mencintai keluarganya diajarkan dan diamalkan kepada tiap-tiap keluarga. Dengan demikian kedamaian dan ketentraman akan terwujud jika dibina dengan penuh kasih sayang.
3.
Gemar membaca Al-Qur’an Seorang anak harus dididik dan diajarkan untuk gemar membaca al-Qur’an, karena dengan ajaran ini anak akan merasa mengenal agamanya dan merasa dekat dengan kitab al-Qur’an, kedekatan ini akan menjadikan anak agar gemar membaca alQuran, anak tersebut akan mampu menumbuhkan minatnya untuk lebih banyak mengkaji dan menjalani isi al-Qur’an dengan sebaik-baiknya, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan ajaran agama islam kemudian dapat berperilaku berakhlakul karimah.
25
Diriwayatkan dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: .َُخي ُْر ُك ْم َم ْن ت َ َعلَّ َم ْألقُ ْرانَ َو َعلَّ َمه Artinya: “sebaik-baiknya orang diantara kamu sekalian adalah orang
yang
mau
belajar
Al-Qur’an
dan
mau
mengamalkannya”. (Ahmad Najieh, 1985: 69).
Adapun perbuatan-perbuatan dan ucapan-ucapan yang dapat dibiasakan antara lain adalah menjalankan shalat 5 waktu dan shalat sunah lainnya serta sopan santun dalam pergaulan. Rasulullah SAW bersabda: .)س ْب َع ِسنِيْنَ َوأِذَا َبلَ َغ َعش ََر ِسنِيْنَ فَاض ِْرب ُْوهُ َعلَ ْي َها (رواه الترميذي َّ ي ِبا ل َّ ُم ُّر ْوا ال َ ص ََلةِ أِذَا َبلَ َغ َّ ص ِب Artinya: “Suruhlah anak-anakmu bersembahyang apabia ia telah berumur 7 tahun, dan apabila ia telah berumur 10 tahun ia meninggalkan sembahyang itu, maka pukulah ia”. (HR. Turmudzi) (Uhbiyati, 2009: 55). Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada umat islam agar mengajak dan membiasakan anak-anak untuk menjalankan shalat 5 waktu maupun shalat sunnah lainnya serta berlaku sopan dalam pergaulan. Di samping itu ibu agar sering-sering mengajak anak asuhnya dalam pergaulan, dengan
26
maksud anak kelak akan luwes dalam pergaulan dan tampil percaya diri. Dari uraian di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pengasuhan ibu pekerja adalah suatu cara terbaik yang dilakukan oleh ibu dalam merawat, memelihara dan mendidik anaknya meskipun ia pekerja. Yaitu kebutuhan jasmani (mengurus makanan, minuman, pakaian, kebersihan) serta kebutuhan rohani (pendidikan umum atau agama) agar selamat dari kehidupan dunia dan akhirat.
2. Faktor-faktor yang Memhubungani Pola Asuh Adapun faktor yang memhubungani pola asuh adalah sebagai berikut: a. Latar belakang pendidikan pengasuh (ibu) Pendidikan memperbaharui
merupakan dirinya
dalam
alat
di
masyarakat
melangsungkan
untuk
kehidupan
bermasyarakat. Al-Ghazali mengemukakan bahwa amal perbuatan, perilaku, akhlak dan kepribadian seorang pengasuh sebagai seorang pendidik adalah penting dari pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Karena kepribadian pengasuh akan di teladani dan di tiru oleh anaknya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan secara langsung maupun tidak langsung (Zainuddin,1991: 56).
27
b. Pengetahuan pengasuh (ibu) Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan erat dengan pendidikan. Anak dalam pengasuhan ibu dengan latar belakang pendidikan tinggi
akan memungkinkan
mendapat kesempatan untuk lahir dan tumbuh dengan baik, sebaliknya jika pengetahuan ibu akan pengasuhan sangat minim memungkinkan juga mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang kurang. Pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan formal, tetapi juga dari informasi di media masa atau hasil dari pengalaman orang lain. Pembentukan kepibadian terjadi dalam masa panjang, mulai dari dalam kandungan sampai umur 21 tahun (Kaelany,2000: 243). Pembentukan kepribadian ini erat hubungannya dengan pembinaan iman dan akhlak. c. Aktivitas pengasuh (ibu) Kebutuhan wanita dengan tugas dan di luar tugas sebagai ibu adalah berbeda-beda, ada ibu yang merasa bahagia dengan perannya dalam mengasuh anaknya, ada juga yang merasa terbebani dengan tanggung jawab mengasuh anak. Aktivitas ibu juga menjadi alasan utama dalam keberhasilan memelihara, merawat, mendidik dan juga mengarahkan anak. Ibu yang sibuk bekerja atau mengurus diri sendiri karena terbebani oleh tanggung jawab dalam hal ekonomi tentu dalam pengawasan serta kontrol pada anak kurang sehingga anak lepas dari pengawasannya.
28
Sedangkan ibu yang hanya aktivitasnya mengasuh anak saja dirumah, tentu dapat setiap saat bisa mengawasi anak tersebut. d. Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi dalam pengasuhan dihubungani oleh gaya dan pengalaman yang dimilikiserta pengetahuan yang diterimanya. Perbedaan dalam pola asuh seorang ibu juga bisa dilihat dari status sosial ekonomi dalam masyarakat. Status sosial ekonomi mempunyai peranan dengan perkembangan anak-anak, misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup,menyebabkan lingkungan materil yang dihadapi oleh anak di dalam keluarga akan lebih luas, sehingga ia dapat kesempatan lebih luas di dalam memperkenalkan kecakapan-kecakapan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan kalau tidak ada alat-alatnya (Ahmadi,1991: 91). Menurut Casmini (2007), sebagaimana dikutip oleh Muallifah (2009: 63)
menjelaskan bahwa, adapun faktor
pendukung dalam terlaksananya pola asuh dengan baik bukan hanya tergantung dengan jenis pola asuh yang ditetapkan orang tua (ibu), tetapi juga tergantung pada karakteristik keluarga, anak dan jenis pola asuh yang ditetapkan. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut: a.
Karakteristik Keluarga dan Anak Dalam keluarga dan anak ada beberapa karakteristik yaitu:
29
1). Karakteristik struktur keluarga Hal yang berkaitan dengan struktur keluarga adalah etnis keluarga dan pendidikan (lingkungan pergaulan dan etnis). 2). Karakteristik struktur anak Ketika ingin memperlakukan jenis pola asuh, maka harus memperhatikan karakteristik anak, diantaranya adalah karakter anak, bagaimana perilaku sosial dan keterampilan kognitif anak. 3). Karakteristik budaya keluarga Karakeristik kemampuan
kultur
berbahasa,
keluarga
sedangkan
didefinisikan
indikator
dalam
karakteristik kultur keluarga adalah reading behavior (kebiasaan membaca), home language (bahasa asli), dutch language
(bahasa
asing),
mastery
and
culture
participation (menguasai dan partisipasi budaya). 4). Karakteristik situasi keluarga Penelitian tentang komposisi keluarga menunjukkan anak dalam keluarga satu orang tua akan mengalami problem perilaku. b. Karakteristik Pola Asuh Anak Dalam karakteristik pola asuh ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu:
30
1) Perilaku pola asuh anak Perilaku pola asuh orang tua (ibu) sangatlah variatif, tergantung pada ideologi dan keinginan. Namun, tidak seharusnya dia menerapkan tipe pengasuhan ekstrem pada satu model. 2) Interaksi ibu dan anak Interaksi orang tua (ibu) dan anak tidak hanya ditentukan oleh kualitas pertemuan antara keduanya, tetapi juga ditentukan kualitas dalam pertemuan itu. 3) Kompetensi ibu dalam pola asuh anak Kompetensi pengasuhan anak bukan merupakan faktor statistik, namun dinamis. Karena ini juga tergantung
dengan
kemampuan
ibu
untuk
bisa
mengkoneksikan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Dari karakteristik pola asuh yang akan digunakan tersebut harus mampu menyesuaikan dan memahami kondisi anak. Karena setiap anak berbeda-beda antara anak yang pertama, kedua, ketiga dan yang terakhir juga memiliki karakter yang berbeda.
3. Seni mendidik dalam Islam Sebelumnya telah dijelaskan seorang ibu perlu memperhatikan bagaimana mengasuh, merawat, mendidik juga mengarahkan dan
31
memberi teladan yang baik. Menurut Muallifah (2009: 145). Tentang seni mendidik anak dalam islam. Adapun seni, atau cara mendidik anak dalam islam adalah sebagai berikut : a. Membiasakan anak untuk sholat tepat waktu. b. Mengajarkan tentang musyawarah. c. Menasehati anak bila salah. d. Menyuruh anak untuk belajar Al-Qur’an. e. Menegur anak ketika berkata bohong. f. Mengajarkan kemandirian pada anak. g. Menanamkan rasa percaya diri pada anak. h. Mendukung proses belajar anak. i. Mengajarkan kedisiplinan pada anak. j. Memberikan pujian dan hadiah.
B. Akhlak 1. Pengertian Akhlak Kata “Akhlak” dalam bahasa Arab bentuk jama’ dari kata khuluq yang artinya budi pekerti, perangai atau tingkah laku. Akhlak sama artinya dengan etika atau moral, kebiasaan yang diulang-ulang. Menurut Ahmad amin dalam bukunya “Al-akhlak” menyatakan bahwa akhlak
adalah
membiasakan
Maksudnyanadalah
perbuatan
32
kehendak yang
(Tono,
dilakukan
1998:
87).
berdasarkan
kecenderungan hati yang selalu diulang-ulang tanpa pemikiran dan pertimbangan yang rumit. Menurut Abdullah dirroj, bahwa akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak jahat). Apabila terdapat perbuatan yang hanya dilakukan sekali dan setelah itu tidak pernah dilakukan kembali, kemudian perbuatan itu dilakukan karena adanya unsur paksaan, maka perbuatan itu tidak dinamakan akhlak. Muhyiddin Ibnu Arabi, dalam kitabnya Tahdzib Al-akhlak mendefinisikan akhlak sebagai berikut: .سانُ اَ ْف َعالَهُ ِب ََل ُرؤْ َية َ َح ٌل ِللنَّ ْف ِس ِب َها َي ْف َع ُل اْ ِأل ْن Artinya : “kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mengerjakan
sesuatu
tanpa
adanya
pemikiran-
pemikiran atau pertimbangan-pertimbangan tertentu” (Rahman,1999: 13)
Menurut definisi para ulama’, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri secara kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa diawali berfikir panjang, merenung dan memaksakan diri. Sedangkan sifat-sifat yang tidak tertanam kuat dalam diri, seperti kemarahan seseorang yang asalnya pemaaf, maka itu bukan akhlak (Mahmud, 2004: 34).
33
Dari beberapa uraian mengenai definisi akhlak di atas, peneliti menyimpulkan bahwa akhlak anak merupakan suatu perbuatan yang tertanam kuat dalam diri seorang anak untuk melakukan suatu perbuatan yang dilakukan dengan berulang-ulang tanpa diawali dengan berfikir panjang dan tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Manusia tidak akan menjadi insan kamil selama mereka tidak berhubungan dengan baik dengan Allah SWT. Firman Allah SWT, QS.Ali’imron :112 ...
Artinya :
“Mereka senantisa diliputi, kehinaan dimanapun
mereka berada, kecuali jika mereka berhubungan baik dengan sesama manusia ” (QS. Ali-imron :112 ) Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk menjadi insan kamil atau yang berakhlakul karimah, seorang muslim harus berakhlakul karimah dengan Allah SWT dan berakhlakul karimah dengan sesamanya.
2. Dasar, Tujuan, dan Ruang lingkup Akhlak a. Dasar
Artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang berakhlak mulia ”. (Al-qolam : 4).
34
Pujian Allah ini bersifat individual dan khusus hanya diberikan kepada Nabi Muhammad karena kemuliaan akhlaknya. Penggunaan istilah khulukun ‘adhim menunjukkan keagungan akhlak Muhammad SAW. Dengan lebih tegas Allah SWT pun memberi penjelasan bahwa Rasulullah sangat layak ditiru sebagai sauri tauladan yang baik, melalui firman-Nya :
Artinya: “Sesungguhnya bagi kamu pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah SWT ”. (QS. Al Ahzab :21). b. Sumber akhlak Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran islam, sumber akhlak adalah Al- qur’an dan sunnah, bukan akal dan pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral.
35
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (Al-qur’an dan sunnah) menilainya demikian.
Artinya: “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”. (QS Ar-rum :30). Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya. Demikian halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Demikianlah tentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat?, pandangan masyarakat juga bisa dijadikan salah satu ukuran baik dan buruk suatu akhlak, tetapi sangat relatif tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga. Dari
36
uraian di atas jelas bahwa ukran yang pasti,obyektif untuk menentukan baik
buruknya
akhlak
adalah
Al-qur’an dan
sunnah,bukan yang lain-lainnya. c. Ruang lingkup akhlak Membahas ruang lingkup akhlak, menurut Kahar Masyhur sebagaimana dikutip oleh Tono Sidik (1998: 94), dalam bukunya Ibadah dan Akhlak dalam Islam menyebutkan bahwa ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana seharusnya seseorang bersikap dengan penciptanya, dengan sesama manusia, keluarga dan masyarakat. Menurut Ahmad Azhar Basyir, sebagaimana dikutip oleh Tono Sidik (1998: 94) menyebutkan cakupan akhlak meliputi semua aspek kehidupan sesuai dengan kedudukan sebagai makhluk individu, makhluk sosial,makhluk penghuni, dan makhluk sebagai ciptaan Allah SWT. Dengan kata lain akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak sosial, akhlak politik, akhlak jabatan, akhlak dengan Allah SWT dan juga akhlak dengan alam. Dengan kata lain dapat dikatakan ruang lingkup akhlak yaitu akhlak dengan tuhan, akhlak dengan keluarga, akhlak dengan masyarakat,dan akhlak dengan sesama. Hal-hal di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Akhlak dengan Allah SWT
37
Titik tolak akhlak dengan Allah bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Dia yang memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agungnya sifat terpuji itu yang jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjunjung-Nya. 2) Akhlak dengan keluarga Akhlak dengan keluarga meliputi kewajiban orang tua dengan anak, dalam islam mengarahkan para orang tua untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaranajaran yang bijak. Seorang anak haruslah mencintai orang tua karena dialah yang memperhatikan, memelihara, dan mendidik anaknya. 3) Akhlak dengan masyarakat Akhlak dengan maasyarakat meliput akhlak dengan tetangga, akhlak dengan tamu, dan juga sanak keluarga. 4) Akhlak dengan sesama Akhlak dengan sesama meliputi akhlak dengan makhluk lain, banyak sekali yang dikemukakan al-Qur’an berkaitan dengan perlakuan dengan sesama manusia. Allah berfirman, dalam Al-Qur’an:
38
Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari pada
sedekah yang disertai dengan sesuatu
yang menyakitkan (perasaan si penerima)
3. Macam-macam Akhlak Dalam penelitian ini penulis akan menguraikan tentang akhlak anak dalam pola asuh ibu pekerja, tetapi sebelumnya penulis akan memberikan uraian tentang macam-macam akhlak. Menurut Al-Ghazali, norma-norma kebaikan dan keburukan akhlak ditinjau dari pandangan akal pikiran dan syariat agama islam. Akhlak yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak mulia dan baik, sebaliknya akhlak yang tidak sesuai (bertentangan) dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak sesat atau buruk (Zainuddin, 1991: 103). Dalam buku Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam Mansur membagi macam-macam akhlak menjadi 2 yaitu : a. Terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) Akhlak terpuji atau al-akhlaq al- mahmudah maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik yang datang dari sifat-sifat batin yang ada dalam hati menurut syara’. Di antaranya contoh-contoh akhlakul mahmudah yang ada dalam al-Qur’an antara lain: sabar, jujur, tawadhu’ (rendah hati), keberanian, bersikap lemah lembut, pemaaf, menyambung silaturrohim, dan amanah.
39
b. Tercela (al-akhlaq mazmmumah) Akhlak tercela atau al- akhlak al- mazmumah sifat menurut syara’ dibenci Allah dan rosulnya yaitu sifat-sifat ahli maksiat pada Allah. Di antaranya contoh-contoh akhlakul mazmumah antara lain: kezhaliman, iri dengki, menipu, riya, berprasangka buruk pada orang lain, dan ghibah.
4. Urgensi Pendidikan Anak a. Pendidikan anak islami Berbicara tentang pendidikan islam, maka tidak lepas dengan konsep- konsep yang dikemukakan oleh al-Qur’an dan alhadits. Menurut Miftahul Huda (2009: 59) dalam buku “idealisme pendidikan anak” ada dua macam, pernyataan al-Qur’an untuk mengistilahkan anak. Pertama: al-awlad, biasanya dikaitkan dengan konotasi makna pesimistis. Ayat-ayat ini misalnya seperti berikut:
Artinya: “maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan
40
anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir”. (QS.Al-Taubat: 55).
Artinya: “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anakanakmu
itu
adalah
sebagai
cobaan
dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS.Al-Anfaal: 28).
Ayat-ayat tersebut sebagai titik tolak untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam rangka memperbaiki anak melalui pendidikan, sehingga mereka dapat menjadi wasilah untuk memperdebatkan kepada Allah SWT, bukan sebaliknya menjadi fitnah bagi orang tua dan masyarakat. Kedua:
ayat-ayat
dengan
ungkapan
al-banun
yang
mengandung arti/pemahaman optimis. Diantaranya adalah ayatayat sebagai berikut:
41
Artinya:
“Harta
dan
anak-anak
adalah
perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah labih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik menjadi harapan” (QS. Al-Kahfi: 46).
Artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkan
kepada
kami
istri-istri
kami
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqan: 74). Jadi anak dapat menjadi impian yang menyenangkan manakala di didik dengan baik, dan sebaliknya, akan menjadi malapetaka (fitnah) jika tidak di didik dengan baik. Anak harus di didik dengan benar karena pada hakekatnya manusia dilahirkan fitrah dapat di didik dan mendidik.
42
b. Fase perkembangan pendidikan anak Berbicara mengenai fase perkembangan pendidikan anak, dalam islam menjelaskan bahwa fase perkembangan pendidikan dapat dimulai sejak dalam kandungan sampai usia baligh (Huda, 2009: 49). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS. Al-isra :85).
Artinya: “Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti
orang-orang
yang
sebelum
mereka
meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya, dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”. (QS. An-Nuur: 59).
43
Menurut
Aristoteles
periodesasi
perkembangan
anak
ditinjau dari biologis dibedakan menjadi 3 fase, yaitu: Pertama
: dimulai dari lahir sampai umur 7 tahun
Kedua
: dimulai dari 7 tahun sampai 14 tahun
Ketiga
: dimulai dari 14 tahun sampai 20 tahun Menurut Kohstam periodesasi anak secara psikologi dapat
digolongkan menjadi 5 (Huda,2009: 31), yaitu sebagai berikut: Pertama
: Periode vital (mulai lahir sampai umur 2 tahun)
Kedua
: Periode estetis (mulai 2 sampai 7 tahun)
Ketiga
: Periode intelektual (mulai umur 7 sampai 13/14
tahun) Keempat
: Periode sosial (mulai umur 13/14 sampai 20/21
tahun) Kelima
: Periode maturasi (mulai umur 20/21 sampai usia
dewasa) Melihat periodesasi pendidikan anak secara lebih jelas, maka peneliti dapat mengambil dalam penelitian ini yaitu anak dari umur 7 sampai 13 tahun. Maka bagaimana pola asuh yang digunakan ke anak dalam mendidik terutama mengenai akhlak anaknya. Hurlock (1996: 146), mengemukakan bahwa usia 7 merupakan usia ahir kanak-kanak atau usia sekolah, dan juga usia yang menyulitkan suatu masa dimana anak tidak mau menuruti
44
perintah dan dimana banyak dihubungani oleh teman-teman dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain. Ayat al-Qur’an telah banyak mengkaji tentang bagaimana seorang anak berakhlak dengan Allah SWT, keluarga, masyarakat dan juga sesamanya. Maka hal ini dapat dijelaskan indikator sebagai berikut: 1. Mendirikan Sholat Tepat Waktu Kebiasaan sholat berjamaah dan tepat waktu dapat menumbuhkan kepekaan sosial. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surah Al-Ma’un ayat 1-7.
Artinya: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka celakalah bagi orang-orang yang
salat.
meninggalkan
45
(yaitu) shalatnya,
orang-orang orang-orang
yang yang
berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna”. (QS.Al-Ma’un 1-7)
2. Rajin Berdoa Tidak hanya ketika sholat kita berdoa bahkan segala aktivitas kita harus dimulai dengan berdoa. Karena berdoa merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan berdoa berarti kita selalu mengingat-Nya. Dan jangan sekali-kali kita berdoa atau meminta pertolongan selain Allah SWT, karena itu merupakan kedzaliman yang besar dengan mempersekutukan
kedzaliman
yang
besar
dengan
mempersekutukan Alah. Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an:
Artinya: “Dan (ingatlah) ingatlah ketika luqman berkata pada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya,”Hai
anakku
mempersekutukan mempersekutukanNya
janganlah
Allah, adalah
kamu
sesungguhnya benar-benar
kezaliman yang besar”. (QS. Al-Luqman: 13).
46
3. Berani Berbicara Jujur Berani berkata jujur merupakan akhlak yang mulia, sebagai hamba Allah dan juga hubungan dengan manusia lain. Allah akan membalas setiap perbuatan manusia meskipun seberat biji sawi dan perbuatan jujur membawa ke surga. Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an :
Artinya: “(Lukman berkata): Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau dari dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui ”. (QS. Al-lukman: 16). 4. Malu Berbuat Jahat Mempunyai perasaan malu merupakan akhlak yang baik, yaitu malu dalam melakukan perbuatan yang keji/jahat. Seseorang yang mempunyai perasaan malu maka akan tidak terbiasa melakukan kejahatan dan dosa. Perasaan tersebut harus tertanam sejak dini, bukan hanya malu dengan manusia tetapi
47
juga kepada Allah. Karena perasaan malu merupakan bagian dari iman. 5. Menghormati dan Menghargai Kedua Orang Tua Melalui orang tualah Allah menciptakan dan menumbuhkan umat manusia, orang tua menjadi perantara kehadiran manusia di dunia. Maka orang tua mendapat tempat istimewa dalam agama. Firman Allah SWT, dalam al-Quran : ...
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak...”(QS.Al-Baqarah: 83) Dalam ayat lain juga dijelaskan:
Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya yang telah mengandung
dalam
keadaan
lemah
yang
bertambah-tambah, dan menyapih dalam 2 tahun. 48
Bersyukurlah kepadaku dan kepada orang tuamu, hanya kepadakulah kembalimu”. (QS.al-Lukman: 14). 6. Membiasakan Hidup Sehat Islam sangat memperhatikan soal kesehatan dengan cara antara lain mengajak dan menganjurkan untuk menjaga, mempertahankan kesehatan yang dimilikinya baik kesehatan jasmani maupun rohani. (Kaelany,2000: 167). Misalnya diperintahkan untuk bersuci sebelum melakukan ibadah dan juga makan makanan yang baik. Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an :
Artinya:
“Dan
pakaianmu
bersihkanlah”.
(QS.al-
Muddatsir: 4)
Artinya: “Hai manusia makanlah yang halal lagi baik dan apa yang terdapat di bumi, dan janganlah
49
mengkuti langkah setan, karena sesungguhnya itu musuh nyata bagimu”. (QS.al-Baqarah: 168) 7. Bersikap Sabar Sikap sabar sangat dibutuhkan oleh setiap orang, karena setiap orang pasti merasakan pahit getirnya kehidupan. Mengingat manusia diciptakan dengan karakter yang tergesagesa, ingin mendapat sesuatu secara cepat dan instan. Sikap sabar adalah usaha menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai dengan sepenuh kerelaan dan kepasrahan (Ahmadi,2004: 85). Jadi sikap sabar harus dibiasakan menerima apa adanya. Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. (QS. Aliimran: 200).
50
8. Memuliakan Tamu Memuliakan tamu merupakan sunnah Rosulullah yang kepada setiap umat harus menirunya. Ada istilah “tamu adalah raja”, maka memuliakan tamu besar pahalanya. 9. Mengajak Kepada Berbuat Baik dan Mencegah Yang Mungkar
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar dan bersabarlah dengan apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan allah”. (QS.al-Lukman:17). 10. Mencintai Keluarga Keluarga merupakan satu tubuh, yang mana salah satu sakit maka yang lain juga ikut merasakannya. Sebagai seorang anak yang berakhlakul karimah tidak boleh menceritakan aib seseorang, apalagi aib keluarga sendiri. Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an :
51
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seseorang diantara kamu yang suka memekan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ” (QS.al-Hujaarat: 12). Dari ayat di atas Allah SWT melarang seseorang saling mencari
keburukan
dengan
sesamanya,
Allah
SWT
mengibaratkan seseorang yang membicarakan sesamanya sama saja dengan memakan daging saudaranya yang telah mati. Maka sebagai anak yang berakhlakul karimah juga harus mencintai keluarganya.
52
C. Pola Asuh Ibu dengan Akhak Anak Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama dikenalkan pada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama didalam lingkungan keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain itu menyebabkan bahwa seorang anak menyadari akan dirinya, bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu dia harus memenuhi segala kebutuhan hidupnya demi untuk kelangsungan hidupnya di dunia. Sebagai makhluk sosial ia menyasuaikan diri dengan kehidupan bersama. Menurut Hurlock, pola asuh adalah mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya atau supaya dapat diterima oleh masyarakat. Sedangkan menurut Kohn, menyatakan bahwa pola asuh merupakan cara pengasuh berinteraksi dengan anak meliputi pemberian aturan, hadiah, hukuman, pemberian perhatian serta tanggapan orang tua (ibu) dengan setiap perilaku anak (Muallifah,2009: 42). Dalam kehidupan keluarga, seorang ibu memiliki peranan sangat besar dengan pendidikan dan akhlak anaknya. Oleh karena itu, seorang ibu seharusnya tidak menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru sekolah, apalagi kepada pembantu. Sebab, lingkungan sekolah seharusnya hanya menjadi pendidikan kedua bagi anak. Jika ibu berperan sedikit dengan pendidikan anak, maka dikhawatirkan pendidikan dan perkembangan
53
jiwanya kurang mendapat pengasuhan yang baik sehingga kepribadian anak yang baik tidak tercapai. Pola asuh ibu sangat bervariatif, tergantung pada ideologi dan keinginannya, namun tidak seharusnya dia menerapkan tipe pengasuhan ekstrem pada satu model. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pola asuh menurut para ahli ada 3 yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permissif. Tiga jenis pola asuh tersebut biasa digunakan orang tua. Adapun terlaksananya pola asuh dengan baik juga tergantung jenis dari pola asuh yang diterapkan, dan juga melihat karakteristik keluarga. Pola asuh ibu yang baik, juga akan berhubungan dengan akhlak anak. Dari indikator pola asuh yang telah disebutkan sebelumnya misalnya: menyuruh anak sholat berjamaah, menyuruh anak untuk belajar Al-qur’an, berdoa sebelum tidur, menanamkan rasa percaya diri, memberikan pujian dan hadiah dan sebagainya. Maka dari itu, seorang ibu harus dapat memahami dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengasuh dan mendidik anaknya ke arah yang lebih baik. Semestinya seorang ibu tidak terlalu sibuk dengan aktivitas diluar rumah agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Apalagi ibu pekerja yang lebih banyak berada di tempat kerja dari pada di rumah sehingga kurang memiliki waktu berinteraksi dengan anaknya. Namun pola asuh ibu yang baik juga akan berhubungan baik pada anak meskipun seorang ibu pekerja.
54
Dalam hal ini, hendaknya orang tua (ibu) takut seandainya meninggalkan keturunan yang lemah.
Firman Allah SWT, dalam al-Qur’an :
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah,
yang
mereka
khawatir
dengan
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mereka mengucapkan yang benar”. (QS. An-nisa: 9).
Dari ayat di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa setiap orang tua (ibu), hendaklah takut apabila meninggalkan di belakang mereka anakanak yang lemah (berakhlak buruk).
55
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian Sebelum memasuki pokok permasalahan penyajian data, peneliti memandang perlu untuk menyajikan keadaan obyek penelitian secara umum, yaitu untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang obyek penelitian yang peneliti maksud. Desa Klego yang dijadikan penelitian ini adalah termasuk dalam wilayah kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Adapun untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai desa Klego, maka dapat dilihat keterangan di bawah ini : 1. Keadaan Geografi Desa Klego merupakan desa yang terletak di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Desa Klego terdiri dari 5 dusun yaitu dusun Klego, dusun Karang anyar, dusun Klalingan, dusun Ngembat, dan dusun Kedokan. Hal ini dapat dilihat dari gambaran desa Klego sebagai berikut :
56
Gambar 1. Peta Desa Klego
a. Luas dan Batas Wilayah 1) Luas desa Klego adalah luas keseluruhan wilayah dengan luas : 2.829.035Ha yang terbagi atas 5 dusun yaitu: a) Klego b) Karang Anyar c) Klalingan d) Ngembat e) Kedokan 2) Batas- batas Wilayah Klego a) Sebelah Selatan
: Desa Blumbang
b) Sebelah Utara
: Desa Gondang legi
c) Sebelah Timur
: Desa Bade
d) Sebelah Barat
: Desa kecamatan Karang gede
57
a. Orbitas (jarak dari pusat pemerintahan) 1) Dari ibu kota kecamatan
: 100 m
2) Dari ibu kota kabupaten
: 32 Km
3) Dari ibu kota provinsi
: 85 Km
4) Dari ibu kota negara
: 625 Km
b. Pertanahan 1) Tanah sawah irigasi sederhana
: 10.000
Ha
2) Tanah hujan / sawah rendengan
: 90.000
Ha
3) Pekarangan / bangunan
: 1.233.570
Ha
4) Perladangan
: 566.780
Ha
5) TPU
: 13.720
Ha
6) Tanah kas desa murni
: 3.119
m²
7) Lapangan
: 0, 7690
Ha
8) Masjid / mushola
: 4.300
m²
9) Sarana pendidikan
: 11.900
m²
: 2.000
m²
10) Sarana kesehatan c. Sarana ibadah dan Pendidikan 1) Sarana Ibadah
a) Masjid/mushola : 6 buah / 8 buah b) Gereja
:-
2) Sarana Pendidikan a) TK Guru PNS
: 3 buah : 2 guru
58
Guru Wiyata
: 6 guru
Siswa
: 73 siswa
b) SD/MI
: 3/1 buah
Guru PNS
: 21 guru
Guru Wiyata
: 16 guru
Siswa
: 373 siswa
c) SMP
: 1 buah
Guru PNS
: 3 guru
Guru Wiyata
: 27 guru
Siswa
: 360 siswa
d) PAUD
: 1 buah
Guru
: 2 guru
Siswa
: 20 siswa
2. Keadaan Monografi a. Jumlah penduduk Desa Klego terdiri dari 24 RT dan 5 RW yang jumlah penduduknya yaitu 4285 jiwa, terdiri dari laki-laki 2137 jiwa dan perempuan 2148 jiwa. Mengenai gambaran umum dari penduduk desa klego menurut kelompok usia, mata pencaharian dan pemeluk agama tahun 2016 dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
59
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Klego Menurut Kelompok Usia Tahun 2016 Usia/tahun
Jumlah
0–5
378
6 – 16
357
17 – 25
367
26 – 55
261
56 ke atas
221
Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2016 No
Jenis pekerjaan
Jumlah
1
Petani
1403
2
Buruh Industri / bangunan
165
3
PNS
116
4
Pedagang
467
5
Industri kecil / pengrajin
47
6
Pengangkutan
97
7
Pensiun TNI / PNS
89
8
TNI/POLRI
9
9
Peternak
60
2574
Tabel 3.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama Tahun 2016 No
Agama
Jumlah
1
Islam
4263
2
Kristen
17
3
Katholik
5
4
Hindu
0
5
Budha
0
b. Struktur pemerintahan desa Klego Desa klego terdiri dari 5 dusun yaitu: dusun Klego, dusun Karang anyar, dusun Klalingan, dusun Ngembat, dan dusun Kedokan. Adapun struktur pemerintahan desa Klego dari tingkat kelurahan sampai tingkat RT/RW adalah sebagai berikut: 1) Kepala desa di jabat
: Guntur S.Pd.
2) Sekretaris desa dijabat
: Uun Waluyo
3) Kadus I dijabat
: Joko Mursito
4) Kadus II dijabat
: Sucipto
5) Kadus III dijabat
: Sri Waryanti
6) Kadus IV dijabat
: Sucipto
7) Kadus V dijabat
: Barok
8) Kaur Pembangunan
: Supardi
9) Kaur Umum
: Tahril
61
Kemudian badan pemerintahan desa (BPD) desa Klego yaitu: a.) Ketua
: Yuhroni S.Pd.
b.) Wakil
: Ngatimin S.Pd.
c.) Sekretaris
: Eko Prasetyo
d.) Anggota
:
1. Sufyani 2. Tunggono S.Pd. 3. Pranoto 4. Suripto 5. Surono 6. Hery Praptomo
Sedangkan pemerintah dari tingkat RW/RT yaitu : a.) RW 1
: Gatot iriyanto
RT 01 : Suwarno RT 02 : Nyono purnomo RT 03 : Agus purnomo RT 04 : Karjo raharjo RT 05 : Totok S RT 06 : Sutadi b.) RW 2
: Sarimo
RT 07 : Sukamdi RT 08 : Taslim RT 09 : Slamet Loso RT 10 : Sukarsih
62
RT 11 : Kurdi c.) RW 3
: Emisih budiyono
RT 12 : Tunggono S.Pd. RT 13 : Sabar RT 14 : Sujeni
d.) RW 4
: Alwan
RT 15 : Muh. Rozi RT 16 : Suratnun RT 17 : M. Zuhni RT 18 : Muh. Ajib S RT 19 : Walidi RT 20 : Sampan S RT 21 : Lasimin e.) RW 5
: Sumyani
RT 22 : Nasrun M RT 23 : Suhardi RT 24 : Jamhari
63
B. Laporan Data Penelitian 1. Data Responden Daftar nama responden yang peneliti ambil sebagai obyek penelitian dari umur 7 sampai 13 tahun adalah 40 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 20 orang dan jumlah perempuan sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.4 di bawah ini : Tabel 3.4 Daftar Nama Responden No
Nama Responden
Usia
Jenis Kelamin
1
ADP
13
Laki-laki
2
NP
10
Perempuan
3
CA
9
Perempuan
4
BAS
12
Laki-laki
5
FBR
12
Laki-laki
6
DJF
8
Laki-laki
7
AES
12
Laki-laki
8
WF
12
Perempuan
9
MT
9
Laki-laki
10
LM
9
Perempuan
11
MNH
9
Laki-laki
12
AFS
9
Perempuan
13
HPP
10
Laki-laki
14
CAN
12
Perempuan
15
WUA
13
Laki-laki
16
MA
11
Perempuan
17
FN
8
Laki-laki
18
RYA
13
Perempuan
64
19
FAY
11
Laki-laki
20
NLA
12
Perempuan
21
IAP
9
Perempuan
22
JWP
13
Perempuan
23
APM
8
Perempuan
24
MIH
12
Laki-laki
25
MHH
10
Laki-laki
26
AF
10
Laki-laki
27
FR
13
Perempuan
28
CFP
8
Perempuan
29
AFZ
12
Laki-laki
30
MVW
12
Perempuan
31
KSH
8
Perempuan
32
SCW
11
Laki-laki
33
AFE
9
Perempuan
34
DR
8
Perempuan
35
LA
8
Perempuan
36
RO
13
Laki-laki
37
RFN
9
Laki-laki
38
YMZ
13
Laki-laki
39
ACF
8
Perempuan
40
ATP
9
Laki-laki
2. Data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Ibu Pekerja Hasil dari penyebaran angket tentang pola asuh ibu pekerja di Desa Klego, Kec.Klego, Kab.Boyolali tahun 2016. Maka dapat dilihat dari tabel 3.5 sebagai berikut : 65
Tabel 3.5 Hasil Angket Tentang Pola Asuh Ibu Pekerja (X) No
Nama Responden
Nomor item Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
ADP
B
C
A
B
A
C
A
B
B
B
2
NP
A
A
B
C
C
A
B
B
A
B
3
CA
B
A
C
A
B
C
A
C
A
B
4
BAS
C
C
A
B
B
A
C
C
C
B
5
FBR
B
A
B
C
A
B
B
A
C
B
6
DJF
B
A
B
A
B
B
C
A
C
B
7
AES
B
A
A
B
B
A
C
B
A
A
8
WF
B
B
B
B
C
B
C
B
A
B
9
MT
B
A
B
A
B
B
C
A
B
C
10
LM
A
B
A
B
A
B
A
B
B
B
11
MNH
B
C
A
B
A
B
A
B
C
B
12
AFS
C
B
A
B
A
C
A
B
C
B
13
HPP
B
C
A
B
A
C
B
C
B
B
14
CAN
B
C
B
B
B
B
A
B
A
B
15
WUA
A
A
A
B
B
B
B
B
C
A
16
MA
C
A
B
B
A
C
A
B
B
A
17
FN
B
A
C
A
A
C
B
C
A
A
18
RYA
A
A
B
A
B
B
B
B
C
A
19
FAY
B
B
B
C
B
A
B
C
B
A
20
NLA
A
B
A
B
A
A
B
C
C
B
21
IAP
B
C
C
A
B
B
A
B
B
B
22
JWP
C
A
B
A
B
B
B
C
B
A
23
APM
A
B
B
C
A
C
B
B
B
B
24
MIH
B
B
A
C
C
A
B
A
C
B
66
25
MHH
B
B
A
C
C
A
B
C
C
B
26
AF
A
C
C
C
B
B
B
A
B
B
27
FR
A
B
A
C
B
B
B
C
B
C
28
CFP
B
B
B
C
C
A
B
C
B
C
29
AFZ
C
C
B
C
C
B
B
C
B
C
30
MVW
B
B
B
A
C
B
C
B
B
A
31
KSH
A
B
C
C
B
A
B
B
C
B
32
SCW
B
C
C
A
B
B
B
C
B
B
33
AFE
A
B
C
A
B
B
A
C
C
B
34
DR
B
B
B
A
C
B
A
B
B
B
35
LA
A
B
B
B
B
C
B
B
C
B
36
RO
B
C
B
C
B
C
A
B
C
C
37
RFN
B
A
B
A
B
B
B
C
B
C
38
YMZ
B
C
B
B
C
B
C
B
A
B
39
ACF
B
A
B
B
B
C
C
A
B
B
40
ATP
B
B
B
B
C
A
B
C
B
B
3. Data Hasil Angket Tentang Akhlak Anak Hasil dari penyebaran angket tentang akhlak anak di Desa Klego, Kec.Klego, Kab.Boyolali tahun 2016. Maka dapat dilihat dari tabel 3.6 adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Angket Tentang Akhlak Anak (Y)
No
1
Nama Responden
Nomor item Soal
ADP
67
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
B
A
B
B
A
B
B
B
2
NP
A
A
B
A
B
B
B
C
B
A
3
CA
B
A
B
A
B
B
A
C
C
A
4
BAS
C
A
C
A
B
B
B
A
C
B
5
FBR
C
C
B
B
A
B
B
A
C
B
6
DJF
B
A
B
B
C
C
B
C
A
B
7
AES
B
A
B
C
B
A
B
C
B
A
8
WF
A
A
A
B
B
B
B
A
A
A
9
MT
B
A
A
B
A
C
B
A
B
A
10
LM
A
B
A
C
B
A
C
B
B
B
11
MNH
B
A
B
A
C
A
A
B
A
A
12
AFS
B
A
B
A
A
B
B
A
B
A
13
HPP
C
A
B
B
B
C
A
B
C
A
14
CAN
A
B
A
B
B
C
A
C
B
B
15
WUA
C
A
C
A
B
B
B
A
C
B
16
MA
A
A
B
A
B
B
B
A
B
A
17
FN
A
C
A
B
A
B
B
B
B
C
18
RYA
B
A
B
A
B
B
B
A
B
A
19
FAY
B
A
B
A
B
C
B
C
A
A
20
NLA
A
A
A
C
B
B
B
A
C
C
21
IAP
A
B
B
B
B
C
B
A
B
C
22
JWP
B
A
B
C
B
A
B
B
C
B
23
APM
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
24
MIH
C
B
B
B
B
C
B
C
B
C
25
MHH
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
26
AF
B
A
B
A
B
B
B
A
C
A
27
FR
B
A
A
B
B
A
B
C
A
C
28
CFP
B
B
B
B
A
B
B
B
B
C
68
29
AFZ
B
C
B
C
B
B
C
B
C
C
30
MVW
A
B
A
B
B
A
A
B
C
B
31
KSH
A
B
A
B
A
B
B
C
A
B
32
SCW
A
B
A
C
A
B
B
B
B
B
33
AFE
C
B
B
A
B
A
C
B
A
A
34
DR
B
A
A
C
B
B
A
C
A
B
35
LA
C
A
B
B
B
A
A
B
A
B
36
RO
C
B
A
C
B
C
B
C
C
B
37
RFN
A
B
A
B
A
B
A
B
B
A
38
YMZ
A
C
B
B
B
B
B
B
B
B
39
ACF
B
B
C
A
B
A
C
A
A
B
40
ATP
C
B
B
B
B
B
B
C
A
B
69
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul dilakukan analisa data untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Untuk mengetahui hubungan perilaku pola asuh ibu pekerja (variable X) dan akhlak anak (variable Y) di desa Klego, Kec.Klego, Kab.Boyolali yaitu menggunakan rumus product moment. Yaitu sebagai berikut :
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi product moment (X dan Y)
X
: Variabel pengaruh (ibu pekerja)
Y
: Variable terpengaruh (akhlak anak)
N
: Jumlah objek yang diteliti
∑
: Sigma
Xy
: Perkalian antara X dan Y
Berdasarkan rumus diatas, maka dilakukan dengan langkahlangkah yaitu: A. Analisis Pendahuluan 1. Pola Asuh Ibu Pekerja Data tentang pola ibu pekerja telah diperoleh dari penyebaran angket yang berisi 10 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
70
a. Anak yang menjawab A diberi nilai 3. b. Anak yang menjawab B diberi nilai 2. c. Anak yang menjawab C diberi nilai 1. Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Data Nilai Angket Pola Asuh Ibu Pekerja Desa Klego Tahun 2016 No
Nomor item Soal
Jumlah
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
1
3
2
3
1
3
2
2
2
22
2
3
3
2
1
1
3
2
2
3
2
22
3
2
3
2
3
2
1
3
1
3
2
22
4
1
1
3
2
2
3
1
1
1
2
17
5
2
3
2
1
3
2
2
3
1
2
21
6
2
3
2
3
2
2
1
3
1
2
21
7
2
3
3
2
2
3
1
2
3
3
24
8
2
2
2
2
1
2
1
2
3
2
19
9
2
3
2
3
2
2
1
3
2
1
21
10
3
2
3
2
3
2
3
2
2
2
24
11
2
1
3
2
3
2
3
2
1
2
21
12
1
2
3
2
3
1
3
2
1
2
20
13
2
1
3
2
3
1
2
1
2
2
19
14
2
1
2
2
2
2
3
2
3
2
21
15
3
3
3
2
2
2
2
2
1
3
23
71
16
1
3
2
2
3
1
3
2
2
3
22
17
2
3
1
3
3
1
2
1
3
3
22
18
3
3
2
3
2
2
2
2
1
3
23
19
2
2
2
1
2
3
2
1
2
3
20
20
3
2
3
2
3
3
2
1
1
2
22
21
2
1
1
3
2
2
3
2
2
2
20
22
1
3
2
3
2
2
2
1
2
3
21
23
3
2
2
1
3
1
2
2
2
2
20
24
2
2
3
1
1
3
2
3
1
2
20
25
2
2
3
1
1
3
2
1
1
2
18
26
3
1
1
1
2
2
2
2
3
2
19
27
3
2
3
1
2
2
2
1
2
1
19
28
2
2
2
1
1
3
2
1
2
1
17
29
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
14
30
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
22
31
3
2
1
1
2
3
2
2
1
1
18
32
2
1
1
3
2
2
2
1
2
2
18
33
3
2
1
3
2
2
3
1
1
2
20
34
2
2
2
3
1
2
3
2
2
2
21
35
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
20
36
2
1
2
1
2
1
3
2
1
1
16
37
2
3
2
3
2
2
2
1
2
1
20
38
2
1
2
2
1
2
2
3
2
18
39
2
3
2
2
2
1
1
3
2
2
20
40
2
2
2
2
1
3
2
1
2
2
19
72
1
Setelah penskoran dengan jawaban angket tentang pola asuh ibu pekerja langkah yang ditempuh berikutnya adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah. Dari tabel diatas, kemungkinan bila anak menjawab A (tinggi) dan menjawab C (rendah), maka nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10 selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga :
Kemudian setelah di intervalkan dengan rumus di atas, selanjutnya dapat dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui yang dalam kategori baik,cukup dan kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut:
73
Tabel 4.2 Interval Pola Asuh Ibu Pekerja Li
Jumlah Anak
24-30 17-23 10-16
2 36 2
Nilai Nominasi A B C
Keterangan Baik Cukup Kurang
Setelah diketahui berapa banyak pola asuh ibu pekerja yang baik, cukup, dan kurang. kemudian dipersentasekan sebagai berikut : a. Untuk pola asuh ibu pekerja yang baik mendapat nilai A sebanyak 2 orang.
b. Untuk pola asuh ibu pekerja yang cukup mendapat nilai B sebanyak 36 orang.
c. Untuk pola asuh ibu pekerja yang kurang mendapat nilai C sebanyak 2 orang.
74
Dari hasil persentase dari pola asuh ibu pekerja yang dalam kategori baik, cukup, kurang adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Persentase Pola Asuh Ibu Pekerja No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
24-30
2
5%
2
Cukup
17-23
36
90%
3
Kurang
10-16
2
5%
40
100%
Jumlah
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pola asuh ibu pekerja yang termasuk dalam kategori baik adalah 2 orang dengan jumlah persentase 5%, kemudian yang termasuk kategori cukup adalah 36 orang dengan jumlah persentase 90%, dan yang termasuk dalam kategori kurang adalah 2 orang dengan jumlah persentase 5%. Dengan demikian pola asuh ibu pekerja di desa Klego, Klego, Boyolali adalah cukup. 2. Akhlak Anak Data tentang pola ibu pekerja telah diperoleh dari penyebaran angket yang berisi 10 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
75
a. Anak yang menjawab A diberi nilai 3 b. Anak yang menjawab B diberi nilai 2 c. Anak yang menjawab C diberi nilai 1 Hasil angket dari akhlak anak setelah jawaban diberi skor angka yaitu : Tabel 4.4 Data Nilai Angket Tentang Akhlak Anak di Desa Klego Tahun 2016 No
Nomor item Soal
Jumlah
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
27
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
25
3
2
3
2
3
3
3
3
3
1
3
26
4
1
3
1
3
2
2
2
3
1
3
21
5
3
1
2
3
3
3
2
3
3
2
25
6
2
3
2
3
3
1
2
1
3
3
23
7
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
27
8
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
26
9
2
3
3
3
3
1
2
1
3
3
24
10
3
2
3
1
3
3
1
2
2
2
22
11
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
28
12
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
27
13
1
3
3
2
2
1
3
1
3
3
22
14
3
3
3
3
2
1
3
3
3
3
27
15
1
3
1
3
2
2
2
3
1
2
20
76
16
3
3
2
3
2
2
2
3
2
3
27
17
3
1
3
2
3
2
2
2
2
1
21
18
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
24
19
2
3
2
3
3
1
2
1
3
3
23
20
3
3
3
1
3
3
3
3
3
1
26
21
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
25
22
2
3
2
3
2
3
3
2
1
3
24
23
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
23
24
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
16
25
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
19
26
2
3
3
3
2
2
2
3
1
3
24
27
2
3
3
2
2
3
2
1
3
1
22
28
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
21
29
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
15
30
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
27
31
3
2
3
2
3
2
3
1
3
2
24
32
3
3
3
1
3
2
3
3
3
2
26
33
1
2
2
3
3
3
1
2
3
3
23
34
2
3
3
1
2
2
3
1
3
2
22
35
1
3
2
2
2
3
3
2
3
2
23
36
1
2
3
1
2
1
2
1
1
2
16
37
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
27
38
3
1
2
2
2
2
2
2
2
20
39
2
2
1
3
2
3
2
3
3
2
23
40
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
18
77
2
Setelah penskoran dengan jawaban angket tentang akhlak anak langkah yang ditempuh berikutnya adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah. Dari tabel diatas, kemungkinan bila anak menjawab A (baik) dan menjawab C (rendah), maka nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 10 selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga :
Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi dan menemukan interval, maka dapat menggunakan rumus interval di atas. Kemudian dari jumlah anak yang dalam kategori baik, cukup, dan kurang dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Interval Akhlak Anak
78
Li
Jumlah Anak
Nilai
Keterangan
Nominasi 24-30
6
A
Baik
17-23
31
B
Cukup
10-16
3
C
Kurang
Setelah diketahui berapa banyak akhlak anak yang baik, cukup, kurang kemudian dipersentasekan sebagai berikut : a. Untuk akhlak anak yang baik mendapat nilai A sebanyak 6 orang.
b. Untuk akhlak anak yang cukup mendapat nilai B sebanyak 31 orang.
c. Untuk akhlak anak yang kurang mendapat nilai C sebanyak 3 orang.
79
Dari hasil persentase dari akhlak anak yang dalam kategori baik, cukup, kurang adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Persentase Akhlak Anak No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
24-30
6
15%
2
Cukup
17-23
31
77,5%
3
Kurang
10-16
3
7,5%
40
100%
Jumlah
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa akhlak anak yang termasuk dalam kategori baik adalah 6 orang dengan jumlah persentase 15%, kemudian yang termasuk kategori cukup adalah 31 orang dengan jumlah persentase 77,5%, dan yang termasuk dalam kategori kurang adalah 3 orang dengan jumlah persentase 7,5%. Dengan demikian akhlak anak di desa Klego, Klego, Boyolali adalah cukup.
B. Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variable pola asuh ibu pekerja dan akhlak anak, untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment. Hasil perhitungan
80
menghasilkan nilai korelasi r yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai
koefisien
korelasi
(r)
hasil
perhitungan
kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 40 dengan taraf signifikasi 1% yaitu 0,403. Jika r hitung > r tabel maka ada hubungan yang positif antara variabel x dan y. Jika r hitung = 0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan y. Jika r hitung < r tabel maka terdapat hubungan negatif antara variabel x dan y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi product moment (X dan Y)
X
: Variabel hubungan (ibu pekerja)
Y
: Variable terhubungan (akhlak anak)
N
: Jumlah objek yang diteliti
∑
: Sigma
Xy
: Perkalian antara X dan Y
Analisis ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nilai dari pola asuh ibu pekerja dan akhlak anak. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel pola asuh ibu pekerja diberi nama variabel X (variabel pengaruh) dan akhlak anak diberi nama variabel Y (variabel terpengaruh).
81
Selanjutnya kedua variabel tersebut di distribusikan ke dalam koefisien dan perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y, agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Maka sebelum melakukan perhitungan, Peneliti terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat tabel untuk mencari hubungan antara pola asuh ibu pekerja (X) dengan akhlak anak (Y) di desa Klego, Klego, Boyolali Tahun 2016. 2) Mencari x, y,
dan xy dengan cara mengalikannya.
3) Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi product moment angka kasar. Hasil dari koefisien korelasi hubungan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di desa Klego, Kec.Klego, Kab. Boyolali Tahun 2016. Maka dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Hubungan Pola Asuh Ibu Pekerja dengan Akhlak Anak di Desa Klego Tahun 2016 Nomor
X
Y
XY
1
22
23
484
529
506
2
22
23
484
529
506
3
22
22
484
484
484
4
17
21
289
441
357
5
21
19
441
361
399
6
21
19
441
361
399
Responden
82
7
24
21
576
441
504
8
19
26
361
676
494
9
21
22
441
484
462
10
24
21
576
441
504
11
21
25
441
625
525
12
20
25
400
625
500
13
19
20
361
400
380
14
21
21
441
441
441
15
23
20
529
200
460
16
22
27
484
729
594
17
22
21
484
441
462
18
23
24
529
576
552
19
20
22
400
484
440
20
22
21
484
441
462
21
20
20
400
400
400
22
21
20
441
400
420
23
20
22
400
484
440
24
20
16
400
256
320
25
18
19
324
361
342
26
19
23
361
529
437
27
19
22
361
484
418
28
17
20
289
400
340
29
14
15
196
225
210
30
22
23
484
529
506
31
18
23
324
529
414
32
18
23
324
529
414
33
20
20
400
400
400
83
34
21
22
441
484
462
35
20
23
400
529
460
36
16
16
256
256
256
37
20
25
400
625
500
38
18
20
324
400
360
39
20
23
400
529
460
40
19
18
361
324
342
Jumlah
806
856
16416
18382
17332
Dari tabel di atas diketahui : 806 856 16416 18382 17332 N
: 40
Data-data yang telah diketahui kemudian dimasukkan kedalam rumus product moment :
84
0,792 C. Analisis Uji Hipotesis Setelah data dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel, dengan jumlah responden 40 anak dengan taraf signifikasi 1% diperoleh nilai sebesar 0,403, maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung yaitu 0,792 > r tabel, atau rxy hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat hubungan yang positif atau signifikan. Jika dibandingkan 0,792 < r tabel, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak/tidak diterima dan hipotesis kerja/ alternatif (Ha) yang penulis ajukan tidak ditolak / diterima. Dari hasil penelitian, bila dibandingkan antara rxy hitung dengan r tabel, rxy hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,792 > 0,403. Artinya terdapat hubungan yang positif atau signifikan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di desa Klego, Kec. Klego, Kab. Boyolali tahun 2016. Dan diperoleh hasil nilai rxy sebesar 0,792. angka ini menunjukkan nilai positif. Kemudian diinterpretasi dengan menggunakan tabel nilai product moment ternyata bahwa N = 40, pada taraf signifikasi 1% diperoleh r tabel = 0,403. Oleh karena itu 0,792>0,403 itu berarti menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan demikian hipotesis alternatif ha yang berbunyi “ada hubungan positif pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak” yang diajukan adalah diterima dan memang terdapat
85
hubungan positif antara variabel X dan variabel Y, yaitu antara pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak.
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan jumlah data 40 anak tentang pola asuh ibu pekerja yaitu anak yang di asuh dengan baik yaitu 2 orang dengan persentase 5%, anak yang di asuh dengan cukup yaitu 36 orang dengan persentase 90%, kemudian anak yang di asuh dengan kurang yaitu 2 orang dengan persentase 5%. Dengan demikian pola asuh ibu pekerja di Desa Klego,Klego,Boyolali tahun 2016 adalah cukup. 2. Berdasarkan jumlah data 40 anak tentang akhlak anak yaitu anak yang dalam kategori baik yaitu 6 orang dengan persentase 15%, anak yang dalam kategori cukup yaitu 31 orang dengan persentase 77.5%, kemudian anak yang dalam kategori kurang yaitu 3 orang dengan persentase
7,5%.
Dengan
demikian
akhlak
anak
di
Desa
Klego,Klego,Boyolali tahun 2016 adalah cukup. 3. Dari r tabel untuk sampel 40 dengan taraf signifikan 1% yaitu 0,403. Kemudian dari hasil perhitungan diperoleh rxy hitung adalah 0,792. Jika dibanding dengan rxy hitung dengan r tabel, maka diperoleh rxy hitung>dari r tabel atau 0,792>0,403. Artinya ada hubungan positif
87
yang signifikan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di Desa Klego,Klego,Boyolali tahun 2016. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima bahwa ada hubungan positif yang signifikan pola asuh ibu pekerja dengan akhlak anak di Desa Klego, Klego, Boyolali tahun 2016. B. Saran Demi memperbaiki dan kesempurnaan dalam penelitian ini, maka bagi pembaca maupun pengasuh yaitu ibu pekerja perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi pengasuh yaitu orang tua secara umum, dan khususnya bagi ibu pekerja agar memperhatikan pola asuh mereka agar tepat dalam membentuk kepribadian anak berakhlakul karimah. 2. Bagi PT. ESGI Klego hendaknya lebih memperhatikan jam kerja karyawan terutama karyawan yang juga adalah seorang ibu, dengan memberikan sedikit kelonggaran terkait jam lembur yang terlalu berlebih sehingga ibu yang pekerja di PT. ESGI Klego dapat memaksimalkan pengasuhan dengan anak-anaknya.
C. Kata Penutup Dengan mengucap Alhamdulillahi Robbil’alamin kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahnya. Kemudian sholawat serta salam pada Nabi agung Muhammad SAW.
88
Atas
karuniaNya berupa nikmat kesehatan dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama pada dosen pembimbing karena tanpa bimbingan dan pengarahan tentunya penulis akan mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah SWT membalas amal baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam penggunaan bahasa, penyusunan kata-kata yang baku. Untuk itu, kepada para pembaca penulis sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Ahirnya suatu harapan penulis, semoga skripsi ini membawa manfaat baik dalam bidang pengetahuan maupun dalam pengalaman khususnya bagi penulis, Aamiin ya Robbal’Alamin.
89
90
DAFTAR ANGKET POLA ASUH IBU BEKERJA DI DESA KLEGO TAHUN 2016 A. IDENTITAS Nama
:
Umur
:
Ibu
:
B. PETUNJUK 1. Bacalah dengan baik pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 2. Berilah tanda (X) pada salah satu huruf. 3. Jawablah dengan jujur sesuai hati nurani. C. SOAL POLA ASUH IBU BEKERJA 1. Pernahkah ibu menyuruh Anda agar sholat tepat waktu? A. Ya, ibu menyuruh. B. Ibu menyuruh sambil marah-marah. C. Tidak pernah mengingatkan. 2. Ketika keluarga anda berunding memutuskan akan pergi berlibur dimana, bagaimana sikap ibu Anda? A. Ibu menanyakan pendapat saya ingin berlibur kemana lalu dirundingkan bersama. B. Ibu tidak meminta pendapat saya, karena anak harus nurut keputusan orang tua. C. Ibu membiarkan saya memilih sendiri kemana saya akan berlibur. 3. Ketika anda berkelahi dengan teman Anda, ibu Anda tahu kalau Anda yang salah. Bagaimana sikap ibu Anda? A. Ibu menasehati dan mengingatkan bahwa saya yang salah. B. Ibu menasehati, memarahi dan bahkan memukul saya. C. Ibu biasa-biasa saja. 4. Pernahkah ibu Anda menyuruh anda belajar membaca al-Qur’an? A. Ibu menyuruh dan mengajari belajar membaca al-Qur’an. B. Ibu menyuruh belajar al-Qur’an pada guru ngaji.
C. Ibu cuek dan tidak mau tau saya belajar al-Qur’an atau tidak.
5. Bagaimana sikap ibu ketika tahu bahwa Anda berkata tidak jujur/bohong? A. Ibu mengingatkan bahwa berbohong itu salah dan dosa. B. Ibu marah dan memukul saya. C. Ibu diam saja. 6. Apakah ibu selalu ikut campur dengan urusan Anda, misalnya dalam mengerjakan tugas sehari-hari? A. Ya, kalau saya minta kepadanya. B. Ya, ibu selalu ikut campur. C. Tidak pernah. 7. Pada suatu malam, Anda mau pergi ke warung dan anda meminta ibu untuk mengantar Anda. Bagaimana sikap ibu Anda? A. Ibu mengantar saya pergi ke warung. B. Ibu pergi ke warung sendiri. C. Ibu membiarkan saya pergi ke warung sendiri 8. Ketika Anda ada outbond di sekolah dan Anda pulang dengan baju yang sangat kotor, bagaimana sikap ibu Anda? A. Ibu tidak marah malah mendukung karena outbond kegiatan mengasah kreatifitas juga menasehati agar hati-hati saat kegiatan. B. Ibu memarahi saya bahkan menyalahkan saya karena saya pulang dengan keadaan kotor. C. Ibu tidak marah karena ibu membebaskan saya memilih kegiatan yang saya suka. 9. Ketika Anda bermain dari pagi sampai larut sore, pernahkah ibu Anda memarahi atau memukul Anda? A. Ya, ketika saya pulang kesorean ibu marah dan menasehati agar tidak pulang telat lagi. B. Ibu marah dan memukul saya. C. Ibu biasa-biasa saja.
10. Ketika Anda naik kelas dan dapat nilai bagus. Sikap/perhatian apa yang diberikan ibu Anda? A. Memuji dan memberi hadiah. B. Hanya memuji saja. C. Cuek,biasa-biasa saja.
DAFTAR ANGKET AKHLAK ANAK DI DESA KLEGO TAHUN 2016
A. IDENTITAS Nama
:
Umur
:
Ibu
:
B. PETUNJUK 1. Bacalah dengan baik pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. 2. Berilah tanda (X) pada salah satu huruf. 3. Jawablah dengan jujur sesuai hati nurani. C. SOAL AKHLAK ANAK 1. Ketika mendengar suara adzan, apa yang Anda lakukan? A. Saya pergi ke masjid/mushola untuk sholat berjamaah. B. Saya pergi ke masjid/mushola ketika diperintah. C. Saya seolah-olah tidak mendengar adzan dan tetap melanjutkan aktivitas sendiri. 2. Kapan Anda berdoa kepada Allah SWT? A. Setiap akan melakukan aktivitas. B. Kadang setelah selesai sholat. C. Tidak pernah. 3. Ketika Anda bersalah, Anda takut kalau anda bicara jujur akan mendapat hukuman. Bagaimana sikap Anda? A. Saya berbicara jujur, meskipun harus dihukum. B. Jujur kalau dipaksa. C. Berbicara bohong agar tidak dihukum. 4. Ketika ada teman sekelas Anda yang memakai sepatu jelek/jebol dan teman-teman Anda yang lain mengejeknya, bagaimana sikap Anda? A. Berusaha melerai dan menasehati teman-teman yang lain agar tidak mengejek teman saya.
B. Diam saja pura-pura tidak tau. C. Ikut-ikutan mengejek. 5. Bagaimana sikap Anda,dalam berkata-kata dengan orang yang lebih tua dan lebih muda? A. Saya menghormati dan berkata baik pada orang yang lebih tua / muda. B. Hanya pada orang yang lebih tua saja. C. Biasa-biasa saja. 6. Berapa kali Anda mandi setiap hari? A. 2x sehari. B. 1x sehari. C. Kadang sering tidak mandi. 7. Ketika Anda meminta dibelikan sesuatu kepada orang tua Anda dan orang tua belum punya uang, bagaimana sikap Anda ? A. Sabar, tidak jadi meminta karena orang tua belum punya uang. B. Tetap meminta setelah orang tua punya uang. C. Meminta dibelikan tidak perduli orang tua tidak punya uang . 8. Bagaimana sikap Anda, ketika ada tamu dan dirumah ada 2 toples kue kesukaan Anda? A. Menyuguhkan kue itu kepada tamu. B. Menyuguhkan kue itu satu toples saja sisanya saya makan sendiri. C. Tidak menyuguhkan kue itu,karena itu kue kesukaan saya. 9. Ketika Anda asyik bermain dengan teman-teman, tiba-tiba teman Anda meminta Anda memetik buah mangga punya tetangga yang sedang pergi keluar kota, bagaimana sikap Anda? A. Menolak permintaan teman saya dengan halus,dan menasehati kalau tidak ijin yang punya mangga itu namanya mencuri, dan itu dosa. B. Menolak permintaan teman saya, karena takut dimarahi yang punya mangga.
C. Memetik mangga dan saya berikan kepada teman saya,toh yang punya mangga tidak tahu mangganya saya petik. 10. Ketika ibu sakit dan teman-teman Anda mengajak Anda bermain, bagaimana sikap Anda? A. Saya menolak ajakan teman dan tetap menjaga ibu saya. B. Saya bermain sebentar lalu kembali menjaga ibu saya. C. Saya ikut bermain tanpa menghiraukan ibu saya karena sudah ada anggota keluarga yang lain.
Biodata Penulis
Eka pradita Agna Luhsari lahir 20-Februari-1994 di Klego, kecamatan klego, Kabupaten Boyolali adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Kedua saudaranya adalah Muhammad aminudin (adik) dan Hendrik putra pamungkas (adik). Setelah lulus dari TK Pertiwi Ngembat, Kemudian melanjutan ke SD Negeri 1 Klego (lulus 2005) melanjutkan pendidikan formal di SMP Negeri 1 Klego (lulus 2008). Dan setelah lulus dari SMP Negeri 1 Klego Penulis melanjutkan pendidikannya di SMK Negeri 1 Klego (tahun 2011). Karena lulus dari SMK masih terlalu muda yaitu sekitar 17 tahun, penulis sulit mencari pekerjaan, sehingga penulis melanjutkan pendidikannya kembali ke Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga Jurusan Tarbiyah Progdi Pendidikan Agama Islam, yang sekarang menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam PAI untuk meraih kelar sarjana S1.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama
: Eka Pradita Agna Luhsari
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Boyolali, 20 Februari 1994
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Agama
: Islam
5. Warga Negara
: Indonesia
7. Alamat KTP
: Karang anyar 08/02, Klego,Klego, Boyolali
8. Alamat Sekarang
: Karang anyar 08/02, Klego,Klego, Boyolali
9. Nomor Telepon / HP
: 085786957944
10. e-mail
:
[email protected]
II. Riwayat Pendidikan 1. TK Pertiwi Klego lulus tahun 1999 2. SD Negeri 1 Klego lulus tahun 2005 3. SMP Negeri 1 Klego lulus tahun 2008 4. SMK Negeri 1 Klego lulus tahun 2011
III. Riwayat Pengalaman Organisasi Periode
2013
Nama Organ
Posisi
Resimen Mahasiswa (MENWA) 953 Staf. V Keputrian Kalimosodo IAIN Salatiga
2014
Resimen Mahasiswa (MENWA) 953 Staf.III Personalia Kalimosodo IAIN Salatiga
Demikian Riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Salatiga, 14 Maret 2016
( Eka Pradita Agna L )