HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012
SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: FATHURROHIM NIM 12108006
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013
PERSEMBAHAN Skripsiinipenulispersembahkankepada: 1. Keduaorangtuaku
yang telahmencurahkanbegitubanyakkasihsayang,
perjuangan,
danpengorbananhinggaakusepertisekarang. 2. Kakak-kakaku,
keponakan-keponakanku,
danseluruhkeluargabesar
yang
telahmendukungku. 3. Temansejatiku yang selalumemberikusemangatuntukmenyelesaikanskripsiini. 4. Sahabat-sahabatku
di
CATURDAdanteman-temanku
yangtelahmelukisbanyakkenangan. 5. Para Dosen yang telahmemberikanbanyakilmukepadaku. 6. Semuamahasiswa STAIN Salatigaangkatan 2008.
PAI
E
KATA PENGANTAR AssalamualaikumWr. Wb. Puji syukur penulis pancatkan kehadirat Allah, atas petunjuk dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pola Asuh Oratua Terhadap Perilaku Sosial Remaja Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2012”.Di mana skripsi ini merupakan salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di FakultasTarbiyah SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Nurhasanah,M.Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. 4. Bapak Suharno selaku Kepala Dusun Candi yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai. 5. Kedua orangtua, kakak-kakakku, dan seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Semua remaja Dusun Candi (CATURDA), yang telah bekerjasama dalam penelitian ini. 7. Sahabat-sahabat yang telah yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Semua pihak yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik materiil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.
Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan. Penulis berharap semoga bantuan dan bimbimgan semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal ibadah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga,November 2012 Penulis Fathurrohim NIM 12108006
ABSTRAK Fathurrohim 121 08 006: Hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2012. Skripsi. Jurusa Tarbiyah Program studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata kunci: pola asuh orangtua;perilaku social remaja Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku sosial remaja di Dusun Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2012 dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk : a. mengetahui pola asuh orangtua dusun Candi ;b. mengetahui perilaku social remaja dusun Candi ; c. mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku social remaja dusun Candi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2012 di Dusun Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Pengambilan ini mengambil 30 remaja (umur 15-20 tahun) di Dusun Candi sebagai sampel dan dianalisis menggunakan teknik product moment. Hasil analisis pada penelitian kuantitatif ini menunjukkan adanya hubungan positif pola asuh orangtua dengan perilaku sosial remaja di Dusun Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Hal ini terbukti dari hasil rxy
hitung
sebesar 0,521 di atas rxy
table
produk moment pada taraf signifikasi 5%= 0,361 dengan N= 30. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pola asuh orangtua berpengaruh terhadap perilaku sosial remaja.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ................ii DEKLARASI...................................................................................................iii MOTTO..............................................................................................................................iv PERSEMBAHAN...................................................................................................v KATAPENGANTAR............................................................................................vi DAFTAR ISI...........................................................................................................viii DAFTAR TABEL...................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1 B. Rumuan Masalah ............................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ..... ....................................................................................... 4 D. Hipotesis Penelitian…………….... .................................................................. 4 E. Kegunaan Penelitian................................................................................... 4 F. Definisi Operasional................................................................................... 6 G. Metode Peneitian.........................................................................................8 H. Sistematika Penulisan Skripsi................................................................ 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PolaAsuhOrangtua………………………………………………………. 12 1. Pengertianpolaasuh………………….………………. 12 2. Bentuk-bentukpolaasuh………………….……….… 14 3. Faktor-faktor yang mempengaruhipolaasuh…………19 B. PerilakuSosialRemaja……………………………………………………21 1. PengertianPerilakuSosial……………………………21 2. Bentuk-BentukPrilakuSosial…………………………27 3. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerilakuSosial…28 C. PengaruhPolaAsuhOrangtuaterhadapPerilakuSosialRemaja….……… 31
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. GambaranUmumLokasidanSubjekPenelitian..…………………………34 1. KeadaanGeografi……………..…………………………………34 2. Monografis......………………………………...…………….… 35 B. Penyajian Data…………………………………………………………...…….39 1. NamaResponden………..……………………………………..21 2. Data PolaAsuhOrantuadanPeliakuSosialRemaja.………..…40 3. Data HasilAngket…….………….……………………………..48 BAB IVANALISIS DATA A. AnalisisDeskriptif……………………………………………………………53 B. PenyajianHipoesis………………………………………………………...…..68 C. Pembahasan…………………………………………………………..……….71
BAB VPENUTUP A. Kesimpulan…………………….............................................…...........72 B. Saran...................................................................................................
.72
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Anak adalah pemberian Allah SWT yang dianugerahkan kepada orang tua dan menjadi dambaan sekaligus amanah bagi orang tua. Untuk itu segala perilaku dan kepribadian anak sangat bergantung pada bagaimana orang tua mengasuhnya. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits:
ِﻣ َو ْ ﻟ ُو ْ د ٍ اِﻻ َﯾ ُو ْ ﻟ َﻣدَﺎُ ﻣﻋ َِن ْل َ اﻟ ّ ﻔِط َ ر َ ةِ ﻓ َﺎ َ ﺑ َو َ اهُ ﯾ ُﮭ َو ّ د َ ﻧِﮫِ و َ ﯾ ُﻧ َﺻ ِ ر َ ﻧِ ﮫ ِ و َ ﯾ ُ ﻣ َﺟ ِﺳ َﺎ ﻧِﮫ Artinya
: "Tidak ada seorang bayi pun yang terlahir kecuali dolam keadaan fitrah (Islam). Nainun kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasroni atau Majusi. "(HR ABU HURAIRAH). (Abdullah;1992:45).
Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya memenuhi kebutuhan jasmani anak tetapi juga kebutuhan rohani yang berupa pendidikan akhlak yang baik, yaitu sebuah pendidikan yang akan menjaga anak dari ketergelinciran dalam kehidupanya, pendidikan yang akan menjaga anak sehingga tidak keluar dari jalan yang benar, serta pendidikan yangberguna untuk pembentukan perilaku sosial sebagai bekal dalam
hidup
bermasyarakat. Ketika masa kanak-kanak telah selesai, orang tua merasa bersyukur karena masa penuh bahaya berupa penyakit kanak-kanak telah dilalui dan ditinggalkan. Namun ternyata lagi-lagi orang tua harus diliputi rasa cemas dengan datangnya masa remaja. Karena justru dimasa inilah seorang individu dihadapkan pada berbagai masalah yang sebelumnya belum pernah ia hadapi, maka dibutuhkan pendidikan dan perhatian ekstra dan orang tua. Pada masa sekarang, para, remaja telah berkembang dalam kehidupan yang modem. Dimana media teknologi menjadi informasi yang paling mudah dikonsumsi oleh remaja. Sedikit kelengahan perhatian yang diberikan orang tua bisa menjadi dampak yang kurang baik untuk seorang remaja. Namun itu semua juga tidak lepas dari bagaimana pola asuh orang tua. Pada kenyataanya seringkali orang tua membuat kesalahan yang khas, yang tak mereka sadari. Kesalahan yang pertama yaitu orang tua menganggap masa remaja sebagai sebuah jembatan dimana semua orang melewatinya dan perilaku buruk mereka akan
segera lenyap bila mereka telah dewasa. Kesalahan yang kedua, orang tua menganggap kebebasan remaja yang makin besar sebagai ancaman yang harus diselesaikan melalui pengendalian dan dominasi yang makin ketat.(Maurice Balson,1996:144). Jika orang tua memberikan kebebasan tanpa aturan, mereka tidak akan dihonnati oleh anak-anak mereka dan dicap sebagai orang tua yang lemah, tak mampu memberikan bimbingan dan memelihara kesetiakawanan dalam keluarga. Pada giliranya, remaja yang dileluasakan begitu rupa itu tidak mempunyai harapan apa-apa terhadap mereka, tidak menghargai mereka. Mereka tinggal menunggu cukup usia untuk meninggalkan rumah orang tuanya dan menentukan jalan hidupnya. Sedangkan jika orang tua berusaha memaksakan anak-anak remajanya agar berbuat dengan cara tertentu, kaum remaja akan memberikan reaksi dalam dua pilihan cara. Mereka merasa tidak didorong untuk berbuat sesuatu dengan alasan mereka tidak mampu mengatasi problem kehidupan,atau sebaliknya mereka melakukan pemberontakan. Seperti yang kita tahu masa remaja adalah mass yang rentan sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan dimana mereka tinggal. Perkembangan yang sangat signifikan pada diri remaja yang sebelumnya pernah dilalui, seperti pertumbuhan jasmani yang terlalu cepat, keadaan jiwa agama yang belum stabil akan sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan mereka. Sehingga tidak aneh kalau mereka sering melanggar norma-norma agama yang telah digariskan. Jika mereka dibiarkan tanpa mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya orang tua, maka tidak menutup kemungkinan banyak dari mereka terjerumus dalam kesatan dan ketidakpastian yang berlarut-larut. Dari alasan-alasan diatas sebagai akibatnya, para remaja akan menentukan jalan hidupnya sendri dengan tanpa mempertimbangkan apakah itu salah atau benar. Hal serupa inilah yang sekarang terjadi pada remaja di Dusun Candi, Desa Candi. Dimana beberapa orang tua dibuat resah karena perilaku anak remajanya yang cenderung mulai mengarah kepada sikap dan kebiasaan yang kurang baik. Dengan adanya kekhawatiran-kekhawatiran tersebut sehingga diharapkan para orangtua mampu mensiasati agar anak-anaknya mampu terhindar dari perilaku-perilaku buruk yang dimulai dari pola asuh yang diterapkan orangtua dalam kehidupan seharihari.Dari latar belakang tersebut, maka sangatlah mendorong penulis untuk mengadakan penelitian mengenai "HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN TAHUN 2012".
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka secara spesifik, permasalahan itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola asuh orang tua di dusun Candi Desa Candi Tahun 2012? 2. Bagaimana perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012? 3. Adakah hubugan antara pola asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja di Dusun
Candi Desa Candi Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian Kaitanya dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial
remaja di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012.
D. Hipotesis Penelitian Untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, maka perlu dirumuskan hipotesis. Hipotesis penelitian adalah kebenaran yang masih di bawah ( belum tentu benar) dan baru diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai bukti-bukti. (arikunto 1990:57).Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: "Ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja di Dusun Candi atau dengan kata lain semakin tepat pola asuh orang tua, semakin baik pula perilaku sosial remaja."
E. Manfaat Penelitian 1. Segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran berupa ilmu pengetahuan tentang pola asuh orangtua dan perilaku social remaja khusunya di Dusun Candi Desa Candi 2. Segi praktis a.Untuk menerapkan pola asuh orangtua yang tepat b.Untuk meningkatkan perilaku social remaja yang lebih baik F. Definisi Operasional
Sebagai langkah awal agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan judul di atas, maka perlu kiranya penulis memberikan penjelasan pada istilah-istilah yang dipakai dalam judul di atas. Adapun penjelasanya antara lain: 1. Hubungan Hubungan adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang,benda, dsb) (Poerwadarminto,1982:731).Yang dimaksud pengaruh disini adalah adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial remaja atau dengan kata lain pola asuh orang tua mempengaruhi perilaku sosial remaja. 2. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung (Chabib Thoha : 1996). Secara langsung artinya bentuk asuhan atau pengajaran oleh orang tua yang dilakukan dengan sengaja. Sedangkan secara tidak langsung yaitu "bentuk asuhan berupa pembiasaan oleh orang tua pada perilaku sehari-hari yang dengan tidak sengaja menjadi cerminan perilaku anak. Menurut Hourlock (1973), pola asuh orang tua ada 3 yaitu: a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan–aturan yang ketat, Seringkali memaksa anakuntuk berperilakuseperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatas. Sub indikator dari pola asuh otoriter adalah 1. Penggunaan hukuman yang keras pada anak 2. Lebih banyak menggunakan hukuman badan 3. Peraturan ketat sampai anak dewasa b. Pola asuh demokratis Pola asuh ditandai dengan adanya pengakuan terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orangtua. Sub indikator dari pola asuh demokratis adalah: 1. Anak diberi kebebasan untuk memilih 2. Orang tua mendengar pendapat anak 3. Anak dilibatkan dalam musyawarah
c.
Pola asuh permisive Pola asuh ini ditandai dengan cara orangtua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa/muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya
untuk melakukan apa saja yang dikendaki Sub indikator dari pola asuh permisive adalah: 1. Kontrol orangtua terhadap kelakuan anak sangat lemah 2. Orangtua tidak memberikan bimbingan perilaku yang cukup 3. Semua yang dilakukan anak dianggap benar
3. Perilaku sosial remaja Perilaku adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan atau lingkungan (departemen pendidikan nasional;2007:859). Sosial dalam kamus bahasa Indonesia bermakna berkenaan dengan khayalak, dengan masyarakat, dengan umat, suka menolong dan memperhatikan orang lain. Dengan demikian perilaku sosial remaja adalah reaksi seorang remaja dalam menjalin secara harmonis dengan masyarakat dan lingkungan sosial. Sub indikator perilaku sosial remaja menurut (Maurice Balson,1987:154) adalah: 1. Mandiri 2. Disiplin waktu 3. Tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan 4. Ramah terhadap masyarakat di sekitarnya 5. Menolong sesama yang membutuhkan 6. Membantu sesama teman 7. Solidaritas terhadap kesalahan orang lain Dari batasan istilah di atas, maka penulis dapat menjalankan maksud dari judul di atas, yaitu: suatu penelitian atau penyelidikan ilmu mengenai "HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN TAHUN 2012".
G. Metodologi Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi (Arikunto, Revisi IV 1998:115). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah para remaja di dusun candi yang berjumlah 60 remaja (usia 12 - 23 tahun). Sedangkan teknik samplingnya penulis menggunakan model random, dimana semua populasi dianggap sama.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview Interview atau disebut juga wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (intervewer)
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara
(interviewer),(Arikunto,2006:155). Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mewawancarai segenap remaja di dusun candi untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Di dalam wawancara ini digunakanjenis wawancara bebas terpimpin. Dengan kebebasan diharapkan pembicara dapat mengarah ke pokok persoalan. b. Metode Observasi Metode ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan pengamatan dengan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto,2006:156) Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengetahui secara langsung situasi kegiatan para remaja di dusun candi. c. Angket (Questioner) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,2006:151). Angket ini penulis gunakan untuk meneliti seluruh remaja di dusun candi, guna memperoleh data mengenai pola asuh orang tuadan perilaku sosial remaja itu sendiri. Menurut bentuk angket yang penulis buat merupakan angket tertutup, yaitu angket yang menyelidiki kemungkinan jawaban. Jadi responden tidak diberi kesempatan dengan bebas menurut pendapatnya sendiri serta gaya bahasanya sendiri. d. Dokumentasi Yang dimaksud dengan metode dokumentasi di sini yakni metode pengumpulan data melalui dokumen yang terdiri atas bahan tulis seperti notula rapat, laporan berkala, jadwal pekerjaan dan lain sebagainya (Arikunto,2006:158). Adapun data yang penulis harapkan dari metode dokumentasi antara lain tentang data profil masing-masing remajadan data lain yang berhubungan dengan penelitian.
e. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu:
1) Variabel bebas (variabel X)
Yaitu variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pola asuh orang tua. 2) Variabel terikat (variabel Y)
Adalah merupakan yang dipengaruhi atau variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah perilaku sosial remaja. 3) Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisa deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, dengan teknik presentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a) Analisis pertama Pada tahap ini digunakan perhitungan awal dari data yang dipisahkan melalui presentase dan analisis tiap-tiap item. Rumus: P=
F x 100% N
Keterangan: P = presentase F = frekuensi N = jumlah total sampel. b) Analisis kedua Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti membagi menjadi dua yaitu pola asuh orang tua dan perilaku sosial remaja. Untuk mengetahui adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku sosial remaja, maka penulis menggunakan PRODUCT MOMENT Rumus : rxy =
nå xy - å xå y {nå x 2 - (å x)2}{nå y 2 - (å y)2}
Keterangan = rxy
= koefisien korelasi Produk Moment
x
= variabel pengaruh
y
= variabel terpengaruh
N
= jumlah respoden
€
= sigma/jumlah.
H. Sistematika Penulisan Skripsi im disusun dalam lima bab yang secara sistematisnya kami jabarkan sebagai berikut: BAB I.
Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II.
Kajian pustaka meliputi tinjauan tentang pola asuh orang tua, tinjauan tentang perilaku sosial remaja, dan hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja.
BAB III.
Laporan penelitian yang terdiri atas gambaran umum Dusun Candi Desa Candi Bandungan dan laporan hasil angket.
BAB IV.
Analisis data meliputi, analisis data tentang pola asuh orang tua, tentang perilaku sosial remaja dan tentang hubungan pola asuh orang tua hubungan perilaku sosial remaja.
BAB V.
Kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Asuh Orangtua 1. Pengertian Pola Asuh Pola secara bahasa berarti cara atau model (Poerwadarminta, 1982:763), sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik anak kecil untuk dapat berdiri sendiri (Poerwadarminta, 1982:63). Pola asuh orangtua berarti cara mendidik anak oleh orangtua. Sedangkan secara istilah diartikan sebagai berikut; a. Menurut pendapat Kohn dalam buku (Chabib Toha ,1996:110), pola asuh merupakan sikap orangtua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari bebagai segi, antara lain dari cara orangtua menerapkan peraturan kepada anak, cara memberikan reward dan punishment, cara orang tua menunjukan otoritas dan toleransi kepada anak, dan cara orang tua memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban seorang anak. b. pola asuh berarti upaya orangtua yang diaktualisasikan terhadap penataan ; lingkungan fisik, sosal internal dn eksternal, pendidikn internal eksternal, dialog engan anak-anaknya, suasana psikologis, sosial budaya, perilaku yang ditampilkan pad saat terjadinya pertemuan dengan ana-anak , control terhadap anak, menetukan nilai-nilai moral dan cara berperilaku yang baik kepada anak-anaknya (moch. Sochib,1998:15). Dengan demikian, dapat kita simpulkan yang dimaksud dengan polaasuh orangtua adalah metode atau cara tentang bagaimana orangtua dalam mendidik, mengasuh, dan memperlakukan anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Cara orangtua mendidik secara langsung artinya pendidikan yang diterima anak secara sengaja, bentuk-bentuk asuhan ini berkaitan dengan pembentukan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan, dalam situasi seperti ini diharapkan muncul dari anak adalah efek instruksional respon-respon anak terhadap aktifitas pendidikan itu. Sedangkan orang tua mendidik dengan secara tidak langsung artinya
pendidikan yang diterima anak dengan tidak disengaja, yang berupa contoh kehidupan sehari-hari baik tutur kata sampai alat kebiasaan dan pola hidup. Hubungan orangtua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami istri, yang tanpa sengaja telah membentuk perilaku anak sebagai cerminan kehidupan sehari-hari dari orangtuanya. Pola asuh orang dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri ini adalah upaya orangtua yang diaktualisasikan terhadap penataan: a. Lingkungan fisik b. Lingkungan sosial internal dan eksternal c. Pendidikan internal dan eksternal d. Dialog dengan anak-anaknya e. Suasana psikologis f. Sosiobudaya g. Perilaku yang ditampilkan pada saat terjadinya pertemuan dengan anak-anaknya h. Kontrol terhadap perilaku anak-anak i.
Menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku dan diupayakan kepada anak-anak (Shochib, 1998:15). Pada realita yang ada, dalam hubungan orangtua dengan anak secara umum
terdapat 3 karakter orangtua yang mempengaruhi pembentukan anak. Karakter orangtua yang pertama adalah orang tua yang selalu menang yaitu orangtua yang selalu gigih mempertahankan dalam membenarkan hak mereka untuk menggunakan otoritas maupun kekuasaan atas anak. Mereka percaya perlunya mengekang, menentukan batas, menuntut tingkah laku sesuatu, memberi perintah, dan mengarapkan sikap taat. Karakter orangtua yang kedua adalah orang tua yang selalu kalah, yaitu orangtua yang selalu memberikan anak-anaknya kebebasan. Mereka secara sadar menghindari pemberian batas-batas kepada anak mereka dengan bangga mengemukakan bahwa mereka bukan penganv metode otoriter. Karakter orangtua yang ketiga yaitu orangtua yang beranggapan bahwa sulit mengikuti secara konsisten salahsatu diantara keduanya. Akibatnya, untuk mencoba sampai pada "perpaduan yang adil" dari masingmasing pendekatan itu, mereka bergerak hilir mudik antara menjadi orangtua yang keras dan lemah, sulit dan mudah, membatasi dan membiarkan, menang dan kalah (Gordon, 1984:10), untuk menjadi orangtua yang ideal.
2. Bentuk-bentuk Pola Asuh a. Pola Asuh Otoriter Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturanaturan yang ketat, namun dituntut untuk mempunyai tanggungjawab, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orangtua), kebebasan untuk bertindak atas nama sendiri dibatasi sehingga anak tidak bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliki termasuk kreativitasnya. Anak jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orangtua, orangtua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar, sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak. Pola asuh yang bersifat otoriter jugaditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun menginjak usia dewasa (Thoha,1996:111). Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifat-sifat kepribadian anak, sehingga kemungkinan sifat anak dari keluarga otoriter adalah:
1. Kurang inisiatif 2. Gugup 3. Ragu-ragu 4. Suka membangkang 5. Menentang kewibawaan orangtua 6. Penakut 7. Penurut (Barnadib, 1976:126). Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz Al Qussy, merupakan kewajiban orangtua untuk menolong anak dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, akan tetapi tidak boleh berlebih-lebihan dalam menolong sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri nantinya (Al Qussy, 1974:220). Lebih lanjut dikemukakan bahwa ada orangtua yang suka mencampuri urusan anak sampai pada masalah yang kecil-kecil, misalnya mengatur jadwal perbuatan anaknya, jam istirahat, cara membelanjakan uang, warna pakaian yang cocok, memilihkan teman-teman untuk bermain, alat-alat sekolah yang harus dimiliki. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja (Al
Qussy, 1974:225). Anak dari orangtua otoriter menunjukkan ciri-ciri pasivitas (sikap menunggu) dan menyerahkan segala-segalanya kepada pemimpin, makin berkurang ketidaktaatan, kurangnya inisiatif, tidak merencanakan sesuatu, daya tahan berkurang dan penakut (Gerungan, 1991:189). Kepribadian anak yang negatif juga dipengaruhi oleh kedisiplinan yang dipaksakan orangtua. Anak yang di luar tampak diam, berperilaku baik dan tidak melawan sering memendam permusuhan mendalam yang membuatnya tidak bahagia dan curiga terhadap siapa saja yang berhubungan denganya. b. Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orangtua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orangtua. Orangtua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpastisipasi dalam menatur hidupnya (Thoha, 1996:111). Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifat-sifat kepribadian anak dari keluarga yang demokratis antara lain: 1. Anak aktif di dalam hidupnya 2. Penuh inisiatif 3. Percaya kepada diri sendiri 4. Perasaan sosial 5. Penuh tanggung jawab 6. Menerima kriktik dengan terbuka 7. Emosi lebih stabil 8. Mudah menyesuaikan diri (Barnadib,1976:125). Prof. Dr. Abdul Aziz Al Qussy mengatakan bahwa tidak semua orangtua harus mentolerir terhadap anak, dalam hal-hal tertentu orangtua perlu ikut campur tangan, misalnya: 1. Dalam keadaan yang membahayakan hidupnya atau keselamatan anak 2. Hal-hal yang terlarang bagi anak dan tidak tampak alasan-alasan yang lahir 3. Permainan yang menyenangkanbagi anak, tetapi menyebabkan keruhnya suasana yang mengganggu ketenangan umum (Al Qussy, 1974:227).
Begitu pula ketika anak belum memiliki wawasan yang cukup terhadap sesuatu, misalnya pilihan agama, pilihan dalam menentukan pasangan hidup, orangtua mempunyai otoritas untuk mengarahkan dan menunjukkan yang lebih baik, demi masa depan anaknya. Keluarga
demokrasi
memandang
anak
sebagai
individu
yang
berkembang, anak diperlakukan seperti yang seharusnya yaitu mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan aktif, anak dapat menghargai orang lain karena anak sudah biasa menghargai hak setiap orang.
b. Pola Asuh Permisif Pola asuh permisif ditandai dengan cara orangtua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa. Ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang ia kehendaki. Kontrol orangtua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya. Semua apa yang dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan (Thoha, 1996:112). Anak yang diberikan kebebasan tanpa batas akan menganggap orangtua tidak mempunyai wibawa sama sekali. Bahkan bisa jadi anak akan menjadi liar tak terkendalikarena ia merasa tak ada pegangan yang jadikan anutan. keadaan demikian mempunyai pengaruh yang negatif terhadap perkembangan kepribadian anak. anak tidak mengenal tata tertib, tidak dapat mematuhi orang yang seharusnya ia patuhi seperti guru, ustadz, pemimpin dalam kelasnya, karena terbiasa bebar, selain itu, sulit pula apabila ia dijadikan pemimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain sehingga anak selalu egois dan mementingkan diri sendiri. Biasanya anak dalam keluarga permisif mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1. Agresif 2. Menentang atau tidak dapat bekerjasama dengan orang lain 3. Emosi kurang stabil 4. Selalu berekspresi bebas 5. Selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan (Barnadib, 1976:124).
Selain itu, anak juga cenderung menjadi bingung dan tidak aman. Secara umum, dalam pola asuh otoriter orangtua sangat menanamkan disiplin dan menuntut prestasi tinggi pada anaknya, hanya sayangnya orangtua tidak memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan pendapat sekaligus mengabaikan kebutuhan anak. Dalam pola asuh permisif, orangtua kadang bersikap demokratis dan penuh kasih sayang, namun kendali orangtua dan tuntutan prestasi terhadap anak rendah. Anak dibiarkanberbuat sesukanya tanpa beban kewajiban atau target apapun. Sementara itu, pola demokratis muncul bila orangtua menerapkan kendali yang tinggi tapi disertai sikap demokratis dan kasih sayang pula. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orangtua yang berpola asuh otoriter memiliki ciri-ciri cenderung memberikan perintah dan larangan, menerapkan disiplin yang kaku, mengharuskan anak untuk patuh dan tidak boleh membantah orangtua, anak tidak mempunyai hak untuk berpendapat, bila bersalah anak harus dihukum, orangtua merasa paling benar dan anak disalahkan. Orangtua yang berpola asuhdemokratis memiliki ciri-ciri keputusan dan aturan dirumah dibuat bersama oleh orangtua dan anak, ada bimbingan dan kontrol dari orang tua kepada anak, bila melakukan kesalahan anak akan mendapat peringatan atau hukuman, dan bila anak berbuat baik akan mendapatkan pujian atau hadiah. Pelaksanaan peraturan dan disiplin mempertimbangkan keadaan atau alasan dari anak yang dapa diterima oleh orangtua, hubungan keluarga sangat komunikatif dan hangat.demokratis memiliki ciri-ciri keputusan dan aturan dirumah dibuat bersama oleh orangtua dan anak, ada bimbingan dan kontrol dari orang tua kepada anak, bila melakukan kesalahan anak akan mendapat peringatan atau hukuman, dan bila anak berbuat baik akan mendapatkan pujian atau hadiah. Pelaksanaan peraturan dan disiplin mempertimbangkan keadaan atau alasan dari anak yang dapa diterima oleh orangtua, hubungan keluarga sangat komunikatif dan hangat. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua Pola asuh oangtua yang beragam tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya adalah: a. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga yang tidak stabil sangat mempengaruhi pola asuh orangtua. Karena tuntutan kebutuhan yang sangat banyak, cenderung
menjadikn orangtua terlalu fokus pada pekerjaan dan bekerja secara berlebihan. Alhasil waktu yang mereka punya trsita dengan pekerjaanya, sehingga perhatian kepada anak sangat sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali mereka seolah memberikan peluang kepada anak untuk brbuat semaunya. b. Ambisi orangtua yang berlebihan Orangtua yang ambisius terhadap sesuatu yang mereka yakini benar, cenderung memaksakan kehendak kepada anaknya. Anak seolah menjadi boneka, yang segala sesuatu yang dikerjakan akan diatur dan dipaksakan oleh orangtua. Bahkan tidak sedikit orangtua yang ambisius seperti ini tidak pernah memberikan pilihan kepada anaknya. Bagi mereka yang terenting adalah anaknya menjadi seperti apa yang mereka maui. c. Kasih sayang orangtua yang berlebihan Orangtua yang memberikan kasih sayang kepada anaknya memang wajar, akan tetapi justru akan menjadi tidak baik ketika kasih sayang yang mereka berikan terlalu berlebihan. Orangtua yang selalu menuruti semua kemauan anaknya, akan menjadikan anak cenderung manja dan tidak mandiri, karena terbiasa segala keperluanya dipenuhi oleh orang tuanya
B. Perilaku Sosial Remaja 1. Pengertian Perilaku Sosial Remaja Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai dengan sifat yang layak bagi manusia (poerdarminta,1976:553). Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau kemasyarakatan (poerwadarminta,1982:961). Sedangkan secara istilah diartkan sebagai berikut ini: a. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 1999:362). b. Perilaku sosial adalah cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyek sosial. (Gerungan, 1981:362) Jadi perilaku sosial dapat diartikan sebagai perbuatan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat yang sifatnya berulangulang terhadap obyek sosial. Tingkah laku ini disebabkan banyak hal diantaranya ada faktor internal dan eksternal. Iternal dari dalam diri seseorang, dan eksternal adalah
pengaruh dari bagaimana kondisi lingkungan tempat ia tinggal. Sedangkan pengertian remaja adalah: Masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004:14). Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku sosial remaja adalah perbuatan dan tingkah laku remaja dalam kehidupan sehari-harinya yang berhubungan dengan masyarakat. Secara umum, masa remaja terbagi menjadi tiga tahap yaitu masa remaja awal (usia 13-14 tahun), masa remaja tengah (usia 15-17 tahun), dan masa remaja terakhir (usia 18-21 tahun). Masa remaja merupakan masa rentan bagi seorang individu. Masa ini adalah masa dimana seorang anak mempunyai rasa penasaran yang tinggi dan adanya keinginan yang besar
untuk mencoba hal-hal baruyang belum mereka temukan
sebelumnya.Selain itu, biasanya seorang remaja juga mempunyai ciri-ciri yang diantaranya sebagai berikut: a. Rasa keingintahuan yang besar, sehingga mendorongnya melakukan sesuatu yang ia rasa perlu untuk diketahui. b. Sikap menantang resiko yang disebabkan oleh adanya rasa penasaran, sehingga ia mengambil tindakan untuk mencoba-coba c. Selalu memiliki khayalan-khayalan tentang sesuatu yang luar biasa d. Ingin mendapatkan perhatian orang disekitarnya, oleh karena itu mereka kadang melakukan tindakan-tindakan yang diluar batas agar mendapat perhatian dari orang disekit arnya. Perilaku juga sering disebut dengan akhlak atau moral. Moral ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggungjawab atas kelakuan atau tindakan tersebut (Drajat, 1985:63). Seperti yang telah kita ketahui bahwa akhlak atau moral membutuhkan bimbingan dan binaan agar terarah pada akhlak yang baik dan bukan pada akhlak yang buruk atau menyimpang. Dalam proses pembinaan akhlak atau moral sebaiknya sesuai dengan nilai dan norma agama. Seperti dalam tulisan (daradjat,1971:85), "Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan sangat penting. Karena nilainilai moral yang datang dari agama, tetap tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat". Nilai dan norma yang berasal dari agama tidak akan pernah berubah karena semua bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Penerapan nilai dan norma agama ini
dapat dengan melalui pendidikan yang dilakukan orangtua dalam keluarga. Pendidikan moral selain berdasar pada norma dan nilai agama, juga harus berdasar pada nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai makhluk sosial manusia hidup diantara masyarakat yang mempunyai serangkaian aturan kehidupan. Norma yang ada di masyarakat baik yang bersumber dari agama ataupun dari adat istiadat setempat merupakan tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur perilaku seseorang, baik itu perilaku baik ataupun perilaku buruk. Seseorang akan dianggap berperilaku baik ketika perbuatan dan tingkah lakunya sesuai dengan norma dan nilai yang ada. Sebaliknya, seseorang akan dianggap berperilaku buruk atau menyimpang ketika perbuatan dan tingkah lakunya tidak sesuai dan melanggar norma yang ada. Pada kenyataanya sekarang ini, seseorang akan mudah melakukan pelanggaran terhadap norma yang ada. Bentuk-bentuk pelanggaran terhadap norma itulah wujud dari kemerosotan moral dan akhlak. Ada beberapa faktor yang umum menjadi penyebab terjadinya penurunan nilai-nilai moral pada anak ataupun remaja. Faktorfaktor tersebut diantaranya adalah a. Minimnya pengetahuan agama yang didapat Pengetahuan tentang agama, sangat perlu diterima seorang anak, sebagai benteng moral yang kuat. Jika ia benar-benar memahami ajaran agamanya dengan baik, maka ia akan selalu berusaha menjalankan kebaikan dan menghindari keburukan. Namun sebaliknya, jika pengetahuan agamanya sangat minim, maka akan sulit pula memelihara moralnya. b. Kondisi keluarga dan lingkungan anak yang kurang baik Lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak, khususnya keluarga. Keluarga yang baik mampu memberikan pendidikan moral, begitu juga dengan lingkungan masyarakat. Namun jika kondisi keluarga dan masyarakat sekitar kurang baik, maka akan memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
c. Adanya pengaruh budaya asing Budaya asing yang tidak tersaring akan berpengaruh pada pola pikir remaja. Karena masa remaja cenderung
meniru apa-apa saja yang ia anggap hebat,
sekalipun itu bertentangan dengan norma dan adat istiadat di wilayahnya. d. Tidak terealisasinya pendidikan moral
Perilaku orangtua dalam kehidupanya sehari-hari sangat berpengaruh pula pada perilaku remaja. Karena remaja cendering menjadi cerminan dari perilaku orangtuanya. Jika orangtua sendiri belum bisa menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik, Maka akan sulit pula bagi seorang remaja menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Selain itu, banyak faktor yang lain pula yang menjadi penyebab menurunnya akhlak dan moral pada remaja. Karena itulah para orangtua diharapkan mampu mengendalikan dan menangani masalah tersebut dengan melakukan pendidikan agama kepada anak, melakukan pembinaan moral serta mendampingi dan mengarahkan anak kepada hal-hal yang baik. Karena moral yang baik tidak akan terbentuk tanpa adanya pembiasaan dan teladan yang baik. Oleh karena itu, pendidikan moral yang diajarkan kepada anak-anak sebaiknya tidak berhenti pada proses pengajaran saja. Menurut (Kohlberg,1995:65),"Anak-anak tidak hanya perlu diajar hal-hal moral, mereka perlu diajar untuk mempraktikan perilaku dan kebiasaan moral, serta perlu diberi ganjaran atas perilaku moralnyadihukum karena mengikuti godaan". Langkah ini dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui ajaran tentang moral, tetapi juga mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak hanya aspek kognitif dan afektif saja, namun juga aspek psikomotorik. Perilaku sosial sendiri terdiri dari dua macam, yaitu: a. Perilaku sosial yang baik Yaitu terdiri dari perilaku sosial dalam keluarga dan perilaku dalam bermasyarakat yang mengarah pada kebaikan. b. Perilaku sosial yang tidak baik Yaitu terdiri dari perilaku-perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku baik norma masyarakat, adat istiadat, dan agama. Sedangkan dilihat dari lingkunganya, perilaku sosial yang positif dibedakan menjadi: a. Dalam lingkungan keluarga Yaitu hubungan seorang remaja dengan semua anggota kelurga, diantaranya adalah: 1. Bersikap baik terhadap orangtua dan anggota keluarga lain Bersikap baik dapat diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati
kedua orangtua
dan anggota
keluarga
yang
lain.
Mendengarkan dan melaksanakan nasehat serta bimbingan orangtua. 2. Kasih sayang terhadap orangtua dan anggota keluarga lain Adanya kasih sayang antar anggota keluarga akan menciptakan suasana yang menyenangkan, penuh kedamaian danenyamanan dalam keluarga tersebut. Dengan adanya kasih sayang, dalam suatu keluarga akan timbul sikap dan rasa saling memiliki antara anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain. b. Dalam lingkungan masyarakat Yaitu hubungan remaja yang baik dengan masyarakat dimana ia tinggal, diantaranya yaitu: 1. Bersikap baik dalam bergaul Dalam pergaulan sudah sepatutnya seseorang bersikap baik, sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain, memperlakukan orang lain sebagaimana mestinya, memberikan apa yang menjadi hak orang lain, dan bersikap atau bertingkah laku yang baik sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap orang lain. 2. Kasih sayang terhadap sesama Kasih sayang tidak hanya dibutuhkan dalam lingkungan keluarga saja. Dalam bergaul dengan masyarakat, diperlukan juga adanya kasih sayang sehingga timbul rasa saling memiliki. 3. Peduli dan tolong menolong terhadap sesama Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Kehidupan yang semakin sulit menuntut seseorang untuk bisa peduli terhadap sesama dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang membutuhkan guna meringankan beban mereka. 4. Mau memberi dan menerima saran Hidup bermasyarakat tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan kemauan. Apa yang difikirkan tidak selalu sama dengan realita yang ada. Keadaan ini menuntut agar seseorang dapat menerima perbedaan yang ada. Saling mengingatkan dan memberi saran ketika terjadi kesalahan agar tercipta keadaan yang harmonis.
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Sosial Ada beberapa bentuk perilaku sosial yang sering kita lihat. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut: a. Meniru Merupakan perilaku sosial dimana seseorang mencontoh orang lain yang menjadi idolanya ataupun panutanya mulai dari sikap, tingkah laku,cara berbicara, cara berpakaian hingga pada cara pandangnya. b. Persaingan Merupakan bentuk perilaku sosial dimana terdapat keinginan untuk saling mengalahkan dan mengungguli antara satu dengan yang lain c. Kerja sama Merupakan bentuk perilaku sosial yang positif dari seseorang yang didalamnya terdapat keinginan untuk saling membantu satu dengan yang lain untuk melakukan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan bersama. d. Simpati Simpati merupakan perasaan rasa tertarik kepada orang lain (Walgito, 1994:73). Rasa simpati timbuk atau muncul tidak secara logis, namun rasa simpati muncul karena faktoremosi dan perasaan. e. Empati Merupakan bentuk perilaku yang berkenaan dengan perasaan seseorang dimana orang tersebut merasa turut merasakan atau turut merasa sedih terhadap penderitaan orang lain dan bersikap seolah-olah berada pada posisi orang lain. f. Dukungan sosial Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk dirinya. Suport dan dukungan dari orang lain akan sangat berguna ketika seseorang berada pada kesulitan. Dukungan sosial dapat berupa perhatian, dukungan untuk menumbuhkan percaya diri, serta memberikan semangat pada orang lain ketika berada dalam kesulitan.
g. Membagi Merupakan bentukperilaku sosial dimana seseorang memberikan sebagian yang dimilikinya kepada orang lain. Dengan ini diharapkan ia akan diterima dalam suatu kelompok. h. Perilaku akrab Sikap seseorang dalam hubungan sosial dimana antara satu dengan yang lain
tidak ada perasaan saling mengalahkan. Perlakuan yang baik pada orang lain serta mudah bergaul dengan orang lain.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Remaja Perilaku ada dua jenis, yang pertama yaitu perilaku yang alami atau refleksif dan yang kedua yaitu perilaku operan atau bentukan. Perilaku yang alami yaitu perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap rangsangan yang mengenai organisme yang bersangkutan. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibawa sejak manusia lahir. Sedangkan perilaku operan atau bentukan yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar, latihan, pembentukan dam pembiasaan. Perilaku operan atau bentukan ini dapat berubah-ubah sesui dengan bagaimana latihan dan pembiasaan yang dilakukan. Perilaku sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut: a. Faktor dari dalam (internal) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktorfaktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Faktor biologis bisa berupa faktor genetik atau bawaan dan motif biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor sosiopsikologi berupa kemampuan afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi perilaku manusia. Ketika faktor dalam diri baik maka akan menimbulkan perilaku yang baik pula. Sebaliknya ketika faktor dalam diri buruk maka akan menimbujan perilaku yang buruk pula. Faktor internal yang bermacam-macam yang berada dalam diri seseorang akan menimbulkan bentuk perilaku sosial yang bermacammacam. b. Faktor dari luar (eksternal) Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan mempengaruhi perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan
adanya reinforcement (hukuman dan hadiah) yang ada dalam komunitas tersebut. Pengaruh linkungan terhadap perilaku individu dapat berupa kondisi masyarakat, perubahan iklim dan cuaca serta faktor ekonomi individu. Kondisi masyarakat yang baik dan stabil akan berdampak baik pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang tidak kondusif akan menimbujan perilaku yang buruk sebagai bentuk perwujudan dari perasaan dan emosional. Perubahan iklim dan cuaca juga mempengaruhi perilaku seseorang. Disini
perilaku timbul
sebagai wujud penyesuaian diri terhadap cuaca yang sedang berlangsung. Selanjutnya adalah faktor ekonomi dari individu. Faktor ini merupakan faktor dalam perilaku seseorang. Keadaan ekonomi yang kurang dan sulit akan menjadikan seseorang berbuat nekat dan semaunya tanpa mempedulikan orang lain. Seseorang akan melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhanya dengan melakukan pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku. Tidak ada lagi rasa malu dan sungkan melakukan kegiatan yang melanggar aturan. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan yang terus mendesak. Faktor eksternal yangselanjutnya yaitu adanya hadiah dan hukuman. Hukuman ataupun hadiah akan menjadi pendorong yang sangat kuat dalam perilaku manusia. Seseorang akan selalu berperilaku baik dengan harapan akan mendapatkan hadiah. Adanya hukuman juga akan menjadi kendali serta kontrol terhadap perilaku sosial manusia. Dengan adanya hukuman dan hadiah maka seseorang akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bentuk perilaku manusia dalam kehidupanya. Begitu banyak dan begitu kompleks faktor yang mempengaruhi perilaku sosial manusia. Baik faktor lingkungan atau dengan adanya reinforcement (hadiah dan hukuman), mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku sosial. Perilaku yang timbul juga bermacam-macam sesuai dengan faktor mana yang menyebabkan dan mempengaruhi. Perilaku baik dan perilaku buruk dapat timbul karena faktor-faktor tersebut. Untuk perilaku baik tentu tidak menimbulkan masalah. Namun, untuk perilaku buruk tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar.
C. Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Sosial Remaja
Bimbingan dan arahan memang sangat dibutuhkan seorang anak, bukan hanya pada saat ia masih kanak-kanak, tetapi sampai ketika ia dewasapun masih perlu arahan dari orangtua. Apalagi pada masa sekarang ini, dimana banyak sekali budayabudaya barat yang masuk tanpa adanya penyaringan. Bukan hanya pengaruh positif saja, pengaruh negatif pun diterima secara mentah-mentah oleh anak khususnya remaja. Sifat meniru remaja terhadap hal-hal yang ia anggap "hebat" membuat mereka lupa dengan norma-norma, adat istiadat yang berlaku di negaranya. Tidaksedikit remaja sekarang ini lupa akan cara bersopan santun. Pelanggaran-pelanggaran seolah seperti kebiasaan yang memang harus terjadi. Bahkan tidak sedikit juga, para remaja menyalahgunakan segala fasilitas yang diperoleh dari orangtuanya. Maka tidak heran jika kemudian banyak kasus yang menimpa para remaja diantaranya hamil diluar nikah karena seks bebas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, tawuran antar pelajar, minum-minuman keras, juga banyak kasus-kasus kriminal yang dilakukan banyak remaja seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan,dan pencopetan, yang jelas-jelas merusak masa depan remaja.Remaja adalah generasi penerus bangsa, jika generasinya rusak, maka tidak menutup kemungkinan masa depan bangsa pun akan buruk. Semua itu tidak lepas dari bagaimana didikan dan pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, bukan hanya ketika ia masih kanak-kanak, tapi juga ketika sudah mulai beranjak dewasa, arahan hendaknya terus diberikan. Orangtua tidak selamanya harus selalu memenuhi apa yang anaknya kehendaki. Kadangkala orangtua yang terlalu menuruti kehendak anaknya justru malah membuat anak cenderung manja dan tidak mandiri. Selain itu, anak juga akan menjadi manusia yang selalu bergantung dan cepatputus asa. Namun, bukan berarti orangtua harus keras, karena jika orangtua menerapkan sistem kekerasan pada anaknya, akan berdampak kurang baik terhadap pertumbuhanya. Anak akan cenderung memberontak, ketika ia sudah mulai remaja. Bahkan bukan hanya itu, anak juga akan memiliki pribadi seorang penakut, karena terbiasa deng otoritas yang ia peroleh dari orangtuanya.
Penerapan kebiasaan-kebiasaan yang baik, haruslah diberikan kepada anak sejak dini. Para ahli psikologi dan pendidikan menyatakan bahwa tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa paling penting bagi pembentukan kepribadian dan penanamansifat-sifat dasar (Aly dan Munzier, 2003:201). Dalam keluarga anak akan lebih mudah memahami, menghayati, dan melaksanakan apa yang diajarkan kepada mereka, karena pendidikan dalam keluarga tidak hanya memberikan materi namun juga memberi contoh pelaksanaan materi tersebut. Dalam keluarga, orangtua akan membimbing anak untuk melaksanakan materi yang telah diberikan. Keluarga merupakan tempat pertama dalam sosialisasi anak. Dalam keluarga seorang anak akan meniru dan mencontoh apa yang dilihat dalam kehidupan sehariharinya. Dalam keluarga juga seorang anak mendapat pengalaman-pengalaman baru yang akan membekas kuat dalam ingatanya. Pengalaman baru itu mempengaruhi pola fikir dan perilakunya dimasa yang akan datang. Dari uraian diatas dapat diketahui orangtua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk pribadi serta pola perilaku anak. Apa yg diajarkan orangtua itulah yang akan membentuk dasar perilaku seseorang. Anak yang telah mendapat asuhan yang baik oleh orangtua, maka selanjutnya anak akan mengalami perkembangan perilaku sosial yang baik pula. Dengan catatan bukan hanya bersifat materi saja, tetapi lebih dari itu adalah keteladanan yang diberikan oleh orangtua. Pendidikan dan pola asuhasuhan merupakan dasar atau pondasi bagi kepribadian anak yang akan dikembangkan ketika anak menjadi remaja dan mulai hidup bermasyarakat. Ketika pondasi moral yang dibiasakan sejak kecil sudah kuat, maka kepribadian remaja selanjutnya juga akan kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh perubahan zaman yang begitu pesat. Dan ketika pondasi yang dibangun lemah, maka kepribadian remaja selanjutnya juga akan lemah sehingga anak tidak punya pendirian dan anak akan dengan mudah terpengaruh perkembangan zaman yang tidak terkendali. Pola asuh orangtua yang baik sangat penting dilakukan sebagai usaha memperbaikperilaku-perilaku remaja yang telah melampaui batasan yang ada. Pola asuh yang baik tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang baik dalam perkembangan perilaku remaja dimasa yang akan datang. Dengan melaksanakan asuhan, bimbingan dan arahan secara tepat, setidaknya kita menyiapkan khalifahkhalifah yang tangguh dan kuat yang kelak mampu memperbaiki keadaan dunia dimasa yang akan datang.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semaranga 1. Keadaan Geografis Dusun Candi Desa Candi Dusun Candi merupakan sebuah Dusun yang terletak di Desa Candi Kecamatan Bandungan. Kantor kelurahan Desa Candi berada tepat di Dusun Candi, jarak dengan kecamatan ± 3 Km, dan jarak engan Kabupaten ± 25 Km( Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Candi Desa Candi). a. Batas wilayah Dusun Candi Dusun candi berbtasan dengan Dusun lainnya yaitu: -
Sebelah utara
: Dusun Nglarangan
-
Sebelah selatan
: Persawahan Desa Candi
-
Sebelah timur
: Dusun Ngablak
-
Sebelah barat
: DusunNgonto
b. Luas wilayah Luas wilayah Dusun Candi ± 30,5 Ha yang terdiri atas: -
Pemukiman
: 31 %
-
Persawahan
: 60 %
-
Tempat usaha
:4%
-
Pemakaman
:5%
2. Monografis Dusun Candi Desa Candi Jumlah penduduk Dusun Candi ± 608 jiwa, yang ter diri atas 308 laki-laki dan 300 perempuan terbagi dalam 155 Kepala Keluarga. (Sumber Usaha Dusun Candi
Desa Candi Kecamatan Bandungan). a. Mata Pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Candi banyak yang menjadi petani. Berdasarkan data Dusun Candi Desa Candi diperoleh perician mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel I Tabel Mata Pencaharian Penduduk Dusun Candi Desa Candi NO
PEKERJAAN
JUMLAH PENDUDUK
1
Petani
225 Orang
2
Buruh tani
15 Orang
3
Pedagang/ wiraswasta
57 Orang
4
PNS
2 Orang
5
Pertukangan
34 Orang
6
Pegawai swasta
2 Orang
7
Buruh industri
8 Orang
8
Buruh bangunan
30 Orang
9
Penjahit
3 Orang
10
Dosen
1 Orang
11
Buruh bangunan
30 Orang
12
Guru swasta
12 Orang
13
Lain-Lain
218 Orang
b. Kondisi Agama Mayoritas penduduk Dusun Candi Desa Candi penganut agama Islam. Berdasarkan data yang diperoleh tentang kondisi keagamaan Dusun Candi adalah sebagai berikut:
Tabel II Tabel Keagamaan Penduduk Dusun Candi Desa Candi NO
KELOMPOK AGAMA
JUMLAH PENDUDUK
1
Islam
606
2
Kristen
2
3
Katolik
-
4
Hindu
-
5
Budha
-
6
Lain-lain
Jumlah
608
c. Keadaan Sosial 1. Adat istiadat Adat istiadat di Dusun Candi masih terbilang dapat dikatakan berjalan dengan baik dan dilestarikan oleh penduduknya,hal ini dapat dilihat dengan
adanya
selamatan dalam memperingati hari-hari besar keagamaan maupun nasional yang masih tetap berlaku, di samping itu juga aktifnya kegiatan rutinan seperti adanya jamaah yasinan, jamaah tahlilan, jamaah quranan dan manakiban. Peringatan hari besar agamapun di peringati dengan begitu antusias, seperti peringatan maulid nabi, isra’ mi’raj, nuzulul qur’an dan pembagian zakat. Selain itu juga masih ada kegiatan dari masing-masing RT dan remaja yang telah terprogram. 3. Struktur Organisasi Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Dusun Candi di pimpin oleh seorang Kepala Dusun
yang dipilih oleh
masyarakat dan dalam bekerjanya dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut:
TABEL III Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan
Kepala Dusun
SUHARNO
Ketua RW
Moden
SUHARNO
KHANAFI
Ketua RT 01
Ketua RT 02
AHMAD RAJI
AHMAD TABIIN
Ketua RT 04
Ketua RT 03
MUHAJIR
ZARKASI
MASYARAKAT
B. Penyajian Data 1. Data Nama Responden Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel IV Daftar Nama Responden Remaja Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan NO
NAMA RESONDEN
UMUR
KODE RESPONDEN
1
Nadhirin
18
1
2
Qoribun
17
2
3
Afiful mashar
18
3
4
Dewi nur lidiawati
17
4
5
Mila madatul husna
17
5
6
Riski cahyani
17
6
7
Andriyani
17
7
8
Muhammad saerozi
20
8
9
Arwan zaini
16
9
10
Solekhan
19
10
11
Muhammad amirudin
17
11
12
Ahmad lutfi roehan
17
12
13
Alfiah
16
13
14
Tahlisol qolbi
16
14
15
Lilik septiani nafiah
17
15
16
Panji satria windu
16
16
17
Ana khoirun nisa
16
17
18
Siska dewi
16
18
19
Desi susilowati
17
19
20
Solahudin alghozali
16
20
21
Arif
17
21
22
Eta zulfina
17
22
23
Isti dani sofia
19
23
24
Akhmad roekhan
18
24
25
Amin nasoha
18
25
26
Amirul hasan
15
26
27
Aliatur rohmania
15
27
28
Dwi nur hidayati
15
28
29
pujianto
18
29
30
Zainul mukhid
15
30
2. Data Tentang Pola Asuh Orang Tua Dan Data Tentang Perilaku Social Remaja Di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Data tentang pola asuh orang tua di Dusun Candi Desa Candi adalah sebagai berikut: Tabel V Data Pola Asuh Orangtua Dusun Candi Desa Candi NO 1.
ITEM SOAL Apa yang yang terjadi ketika anda melakukan kesalahan? a. Orangtua menasehati
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,7
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
b. Orangtua memarahi c. Orangtua memarahi sambil memukul 2.
Hukuman seperti apa yang sering anda dapatkan? a. Nasehat b. Makian c. Pukulan
3.
Apa arti kesalahan yang diajarkan orangtua untuk
anda? a. Setiap orang berhak dimaafkan b. Boleh dimaafkan boleh tidak c. Tidak ada maaf bagi orang yang salah 4.
Ketika anda remaja, apakah anda dibolehkan membawa kendaraan sendiri?
27
3
-
90
10
-
4
22
4
13,3
73,3
13,3
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
a. Dibolehkan asal hatihati b. Boleh yang penting anda senang c. Tidak dibolehkan 5.
Ketika anda ingin membeli sesuatu, apakah anda dibolehkan memilih? a. Dibolehkan dengan arahan orangtua b. Selalu dibolehkan c. Orangtua yang menentukan
6.
Ketika anda ingin melanjutkan sekolah, biasanya orangtua? a. Memberikan pilihan b. Pilihan ditangan anda c. Pilihan ditangan orangtua
7.
Ketika orngtua mengalami kesulitan, apakah mereka pernah meminta saran anda? a. Pernah disaat-saat tertentu b. Selalu menuruti saran
anda c. Tidak pernah mau 8.
Apa yang terjadi jika anda mengeluhkan sesuatu yang anda kurang suka pada orangtua? a. Mendengarkan sambil mencarikan solusi
30
-
-
100
-
-
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
b. Mendengarkan dan menuruti anda begitu saja c. Tidak peduli dan marah pada anda 9.
Siapa yang menetukan dekorasi dan penataan rumah ? a. Semua anggota keluarga melalui musyawarah b. Tergantung maunya anak-anak c. orangtua saja yang lebih tahu
10.
Ketika ingi membeli keperluan keluarga, apa yang biasanya terjadi? a. Orangtua meminta pendapat anda b. Orangtua menuruti apa yang anda maui c. Orangtua mengabaikan anda
11.
Ketika ada musyawarah keluarga, biasanya bagaimana sikap orangtua pada anda?
a. Mengajak untuk dilibatkan b. Anda prioritas utama yang harus ada c. Mengabaikan 12.
Apa yang biasanya terjadi ketika anda belum pulang sampai larut malam? a. Mencari anda
28
1
1
93,3
3,3
3,3
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
b. Membiarkan c. Mencari anda sambil marah-marah 13.
Apa arti menghormati orangtua bagi anda? a. Menghormati adalah kewajiban anda b. Menghormati tidak perlu karna sudah pasti orangtua sayang anda c. Menghormati karena takut
14.
Apa yang biasanya terjadi ketika anda ketahuan berkelahi? a. Orangtua menasehati dan mengarahkan b. Orangtua membela anda c. Orangtua menghukum keras anda
15.
Tindakan seperti apa yang orangtua berikan kepada anda ketika anda terkena kasus di sekolahan?
a. Memberi perhatian lebih b. Menganggap itu wajar c. Memarahi dan menghukum keras anda
Data tentang perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi sebagai berikut: Tabel VI Data Perilaku Sosial Remaja Dusun Candi Desa Candi NO 1.
ITEM SOAL Bantuan seperti apa yang sering anda minta pada orangtua? a. Nasehat dan arahan
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
b. Semua tugas yang anda malas mengerjakan c. Semua tugas tanpa terkecuali 2.
Bagaimana cara anda mendapatkan barang yang anda ingin beli? a. Menabung b. Menunggu bantuan orang lain c. Memaksa orangtua membelikan
3.
Dalam masalah keuangan
anda, bagaimana anda mendapatkan penghasilan tambahan? a. Kerja sampingan
22
8
-
73,3
26,6
-
27
3
-
90
10
-
8
22
-
26,6
73,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
b. Menabung uang saku yang diberi orangtua c. Semuanya ditanggungkan kepada orangtua 4.
Jika anda akan bepergian, siapakah yang menyiapkan keperluan anda? a. Diri sendiri b. Sendiri dibantu orangtua c. orangtua
5.
Bagaimana anda biasa bangun tidur? a. Selalu bangun pagi dan shalat subuh tepat waktu b. Bangun pagi jika dibangunkan orangtua c. Jarang bangun pagi karena masih ngantuk
6.
Dalam sebuah pekerjaan, bagaimana anda menyelesaikan? a. Segera dikerjakan agar selesai tepat waktu b. Menunda dulu, biar selesai pada batas waktu akhir
saja c. Sering menunda dan sering terlambat 7.
Jika anda mempunyai janji bertemu dengan teman, siapakah yang lebih dulu datang? a. Anda
26
4
-
86,6
13,3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
b. Kadang anda c. Teman anda 8.
Jika anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan, sikap anda? a. Meminta maaf dan bertanggung jawab b. Meminta maaf saja c. Menyalahkan orang lain
9.
Dalam musyawarah desa pendapat anda ditolak, sikap anda? a. Menerima jika ada pendapat yang lebih baik b. Tetap mempertahankan pendapat anda c. Marah dan langsung pergi
10.
Apa yang anda lakukan ketika berjalan di depan orangtua? a. Berjalan sambil membungkukan
badan b. Berjalan biasa c. Lewat smbil berlari 11.
Apakah anda bersikap baik kepada semua tetangga anda? a. Selalu bersikap baik pada semua tetangga anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
b. Bersikap baik jika tetangga baik c. Pilih-pilih tetangga yang kaya saja 12.
Ketika ada tetangga dekat sedang sakit, apa yang anda lakukan? a. Membantu semampu anda b. Turut sedih tanpa melakukan apaapa c. Tidak peduli
13.
Ketika ada teman yang kesulitan, sikap anda? a. Memberikan nasehat dan membantu dengan ikhlas b. Membantu sambil menggerutu c. Tidak membantu
14.
Apa yang anda lakukan ketika ada teman meminta bantuan? a. Bersedia
membantu dengan ikhlas b. Membantu jika ada imbalan c. Menyuruh meminta bantuan orang lain saja 15.
Ketika ada teman yang melakukan kesalahan dan meminta maaf, sikap anda? a. Memaafkan dengan ikhlas
28
2
-
93,3
6,6
-
b. Memaafkan dengan syarat c. Tidak memaafkan karena masih marah
3. Data Hasil Angket a. Data Hasil Angket Tentang Pola Asuh Orangtua Untuk mengetahui pola asuh oranngtua di Dusun Candi Desa Candi , penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden. Angket tentang pola asuh orangtua berisi 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban yaitu A, B, dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A dengan 3 2. Alternatif jawaban B dengan 2 3. Alternatif jawaban C dengan 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:
NO
Nama Responden
Hasil Jawaban Acak A
B
C
NILAI
Nominasi
1
Nadhirin
13
2
-
43
A
2
Qoribun
9
5
1
38
B
3
Afiful mashar
10
3
2
38
B
4
Dewi nur lidiawati
10
4
1
39
B
5
Mila madatul husna
8
6
1
37
B
6
Riski cahyani
11
4
-
41
A
7
Andriyani
13
2
-
43
A
8
Muhammad saerozi
7
8
-
37
B
9
Arwan zaini
6
7
2
34
C
10
Solekhan
10
5
-
40
B
11
Muhammad amirudin
11
4
-
41
A
12
Ahmad lutfi roehan
9
5
1
38
B
13
Alfiah
7
7
1
36
B
14
Tahlisol qolbi
7
8
-
37
B
15
Lilik septiani nafiah
15
-
-
45
A
16
Panji satria windu
12
3
-
42
A
17
Ana khoirun nisa
12
3
-
42
A
18
Siska dewi
11
4
-
41
A
19
Desi susilowati
15
-
-
45
A
20
Solahudin al ghozali
4
8
3
31
C
21
Arif
13
2
-
43
A
22
Eta zulfina
13
2
-
43
A
23
Isti dani sofia
13
2
-
43
A
24
Akhmad roekhan
7
8
-
37
B
25
Amin nasoha
13
2
-
43
A
26
Amirul hasan
13
2
-
43
A
27
Aliatur rohmania
12
3
-
43
A
28
Dwi nur hidayati
12
3
-
43
A
29
Pujianto
10
5
-
40
B
30
Zainul mukhid
14
1
-
43
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori demokratis, permisive , dan otoriter. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: a. Nominasi A adalah nilai 41-45 pola asuh demokratis b. Nominasi B adalah nilai 36-40 pola asuh permisive c. Nominasi C adalah nilai 31-35 pola asuh otoriter Dari data di atas tingkat pola asuh orangtua dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya: 1. Pola asuh orangtua demokratis ada 17 orang 2. Pola asuh orangtua permisive ada 11 orang 3. Pola asuh orangtua otoriter ada 2 orang
b. Data Hasil Angket Perilaku Sosial Remaja Untuk mengetahui perilqku sosial remaja, penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden yang terdiri atas 15 item pertanyaan yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu A,B,dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket tentang perilaku sosial remaja dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini: Tabel VIII Tabel Hasil Angket Tentang Perilaku Sosial Remaja Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
NO
NAMA RESPONDEN
Hasil Jawaban Acak A
B
C
NILAI
Nominasi
1
Nadhirin
14
1
-
44
A
2
Qoribun
11
4
-
41
A
3
Afiful mashar
15
-
-
45
A
4
Dewi nur lidia wati
14
1
-
44
A
5
Mila madatul husna
11
4
-
41
A
6
Riski cahyani
13
2
-
43
A
7
Andriyani
15
-
-
45
A
8
Muhammad saerozi
14
1
-
44
A
9
Arwan zaini
4
8
3
31
C
10
Solekhan
14
1
-
44
A
11
Muhammad amirudin
14
1
-
44
A
12
Ahmad lutfi roehan
13
2
-
41
A
13
Alfiah
12
3
-
42
A
14
Tahlisol qolbi
12
3
-
42
A
15
Lilik septiani nafiah
15
-
-
45
A
16
Panji satriawindu
15
-
-
45
A
17
Ana khoirun nisa
14
1
-
44
A
18
Siska dewi
11
4
-
41
A
19
Desi susilowati
15
-
-
45
A
20
Solahudin al ghozali
14
1
-
44
A
21
Arif
13
2
-
43
A
22
Eta zulfina
15
-
-
45
A
23
Isti dani sofia
15
-
-
45
A
24
Akhmad roekhan
13
2
-
43
A
25
Amin nasoha
14
1
-
44
A
26
Amirul hasan
14
1
-
44
A
27
Aliatur rohmania
14
1
-
44
A
28
Dwi nur hidayati
14
1
-
44
A
29
Pujianto
13
2
-
43
A
30
Zainul mukhid
15
-
-
45
A
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari masingmasing responden, kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang, rendah. Adapun untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
=5
Setelah diketahui lebar interval 5, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: a. Nominasi A adalah nilai 41-45 intensitas baik b. Nominasi B adalah nilai 36-40 intensitas sedang c. Nominasi C adalah nilai 31-37 intensitas buruk Dari data tersebut di atas perilaku sosial remaja dapat dikategorikan menjadi 3
sesuai intervalnya: 1. Perilaku sosial remaja dengan intensitas baik ada 29 orang 2. Perilaku sosial remaja dengan intensitas sedang ada 0 oang 3. Perilaku sosial remaja dengan intensitas buruk ada 1 orang
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian dan data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut.Analisis ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran atas pokok-pokok permasalahan yang diajukan. Atau dengan kata lain, analisis ini diajukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam bab pendahuluan di depan yang meliputi: 1. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orangtua di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku sosial remaja di Dusun Candi Desa Candi Tahun 2012. Untuk mengetahui jawaban dari ketiga pokok permasalahan tersebut, penulis memggunakan analisis sebagai berikut: A.
Analisis deskriptif (tiap-tiap variabel)
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui pola asuh orangtua dan perilaku social remaja dengan menggunakan rumus prosentase yaitu:
P=
F x 100% N
Keterangan: P = presentase F = frekuensi N = jumlah total sampel. 1.
Pola asuh orangtua
Berdasarkan data hasil penelitian pada bab III tentang pola asuh orangtua diketahui rekapitulasi pola asuh orangtua adalah sebagai berikut:
TABEL IX REKAPITULASI POLA ASUH ORANGTUA DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1.
Demokratis
41-45
17
56,7%
2.
Permissive
36-40
11
36%
3.
Otoriter
31-35
2
6,6%
30
100%
JUMLAH
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orangtua demokratis mencapai 56,7%, permissive mencapai 36,7%, dan otoriter mencapai 6,6%. Dengan demikian, pola asuh orangtua di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan tergolong dalam kategori demokratis 56,7% sebanyak 17 orang. Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal dalam bentuk table sebagai berikut:
TABEL X DATA POLA ASUH ORANGTUA DUSUN CANDI DESA CANDI NO 1.
ITEM SOAL Apa yang yang terjadi ketika anda melakukan kesalahan? a.Orangtua menasehati
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
29
1
-
96,7
3,3
-
18
12
-
60
40
-
16
14
-
53,3
46,6
-
27
3
-
90
10
-
b.Orangtua memarahi c.Orangtua memarahi sambil memukul 2.
Hukuman seperti apa yang sering anda dapatkan? a.Nasehat bMakian c.Pukulan
3.
Apa arti kesalahan yang diajarkan orangtua untuk anda? a.Setiap orang berhak dimaafkan b.Boleh dimaafkan boleh tidak c.Tidak ada maaf bagi orang yang salah
4.
Ketika anda remaja, apakah anda dibolehkan membawa kendaraan sendiri? a.Dibolehkan asal hati-hati b.Boleh yang penting anda senang
c.Tidak dibolehkan 5.
Ketika anda ingin membeli sesuatu, apakah anda dibolehkan memilih? a.Dibolehkan dengan arahan orangtua
4
22
4
13,3
73,3
13,3
22
6
2
73,3
20
6,6
7
23
-
23,3
76,6
-
30
-
-
100
-
-
b.Selalu dibolehkan c.Orangtua yang menentukan 6.
Ketika anda ingin melanjutkan sekolah, biasanya orangtua? a.Memberikan pilihan b.Pilihan ditangan anda c.Pilihan ditangan orangtua
7.
Ketika orngtua mengalami kesulitan, apakah mereka pernah meminta saran anda? a.Pernah disaat-saat tertentu b.Selalu menuruti saran anda c.Tidak pernah mau
8.
Apa yang terjadi jika anda mengeluhkan sesuatu yang anda kurang suka pada orangtua? a.Mendengarkan sambil mencarikan solusi b.Mendengarkan dan menuruti anda begitu saja c.Tidak peduli dan
marah pada anda 9.
Siapa yang menetukan dekorasi dan penataan rumah ?
30
-
-
100
-
-
24
5
1
80
16,6
3,3
28
-
2
93,3
-
6,6
28
1
1
93,3
3,3
3,3
a.Semua anggota keluarga melalui musyawarah b.Tergantung maunya anak-anak c.orangtua saja yang lebih tahu 10.
Ketika ingi membeli keperluan keluarga, apa yang biasanya terjadi? a.Orangtua meminta pendapat anda b.Orangtua menuruti apa yang anda maui c.Orangtua mengabaikan anda
11.
Ketika ada musyawarah keluarga, biasanya bagaimana sikap orangtua pada anda? a.Mengajak untuk dilibatkan b.Anda prioritas utama yang harus ada c.Mengabaikan
12.
Apa yang biasanya terjadi ketika anda belum pulang sampai larut malam? a.Mencari anda b.Membiarkan c.Mencari anda sambil marah-marah
13.
Apa arti menghormati orangtua bagi anda? a.Menghormati adalah kewajiban anda
26
4
-
86,6
13,3
-
16
13
1
53,3
43,3
3,3
19
11
-
63,3
36,6
-
b.Menghormati tidak perlu karna sudah pasti orangtua sayang anda c.Menghormati karena takut 14.
Apa yang biasanya terjadi ketika anda ketahuan berkelahi? a.Orangtua menasehati dan mengarahkan b.Orangtua membela anda c.Orangtua menghukum keras anda
15.
Tindakan seperti apa yang orangtua berikan kepada anda ketika anda terkena kasus di sekolahan? a.Memberi perhatian lebih b.Menganggap itu wajar c.Memarahi dan menghukum keras anda
Interprestasi soal 1.
Pada item 1, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa orangtua
menasehati jika responden melakukan kesalahan ketika masih kecil, 3,3% orangtua memarahi ,dan 0% memarahi sambil memukul. 2.
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 60% menyatakan mendapat hukuman dari orangtua berupa nasehat, 40% berupa makian, dan 0% berupa pukulan.
3.
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan bahwa orangtua responden berpendapat bahwa setiap orang berhak dimaafkan, 46,6% menyatakan boleh memaafkan, dan 0% menyatakan tidak ada maaf bagi orang yang salah.
4.
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa orangtua memerbolehkan
membawa
kendaraan,
10%
menyatakan
orangtuaa
memperbolehkan, dan 0% menyatakan orangtua tidak boleh. 5.
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 13,3% menyatakan bahwa orangtua responden membolehkan untuk memilih, 73,3% menyatakan orangtua selalu membolehkan
responden,
dan
13,3%
menyatakan
orangtua
tidak
membolehkan. 6.
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa responden dibolehkan diberikan pilihan, 20% menyatakan dibolehkan sesuka hati, dan 6,6% menyatakan sama sekali tidak.
7.
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 23,3% menyatakan pernah dimintai pendapat orangtua, 76,6% menyatakan sering, dan 0% menyatakan tidak pernah.
8.
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 100%
menyatakan orangtua
mendengarkan keluhan responden, 0% menyatakan sering dan tidak pernah. 9.
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan orangtua mengajak responden bermusyawarah, 0% menyatakan orangtua mengikuti responden dan orangtua yang menentukan.
10.
Pada item 10, jawaban responden sebanyak 80% menyatakan orangtua meminta pendapat responden ketika orangtua ingin membeli keperluan keluarga, 16,6% menuruti pendapat responden, dan 3,3% orangtua mengabaikan.
11.
Pada item 11, jawaban responden sebanyak 93,3 % menyatakan orangtua mengajak responden untuk ikut dalam musyawarah keluarga, 0% menyatakan
responden diajak tapi harus diam, dan 6,6% responden dianggap tidak ada. 12.
Pada item 12, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan orangtua mencari responden ketika belum pulang sampai larut malam, 3,3% menyatakan orangtua menunggu, dan 3,3% orangtua membiarkan.
13.
Pada item 13, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan bahwa orangtua responden mengajarkan menghormati wajib, 13,3% menyatakan sesuka hati, dan 0% menyatakan menghormati karna takut
14.
Pada item 14, jawaban responden sebanyak 53,3% menyatakan oarangtua menasehati dan mengarahkan ketika responden ketahuan berkelahi, 43,3% menyatakan orangtua membela, dan 3,3% orangtua memarahi.
15.
Pada item 15, jawaban responden sebanyak 63,3% menyatakan orangtua member perhatian lebi, 36,6% menyatakan membela, dan 0% menyatakan orangtua memarahi.
2.
Perilaku social remaja Berdasarkan hsil penelitian pada bab III tentang perilaku social remaja diketahui rekapitulasi perilaku social sebagai berikut:
TABEL XI REKAPITULASI PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
NO
KATEGORI
INTERVAL
FREKUENSI
PROSENTASE
1.
Baik
41-45
29
96,7%
2.
Sedang
36-40
0
0%
3.
Buruk
31-35
1
3,3%
30
100%
JUMLAH
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial remaja yang baik yaitu 96,7% sebanyak 29 orang, perilaku social yang sedang yaitu
0%, dan perilaku social remaja yang buruk yaitu 3,3% sebanyak 1 orang. Sehingga dengan demikian, perilaku social remaja di Dusun Candi Desa Candi tergolong dalam kategori baik yaitu sebesar 96,7% atau 29 orang. Selanjutnya penulis sajikan prosentase masing-masing item soal dalam bentuk table sebagai berikut: TABEL XII DATA PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN CANDI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN NO 1.
ITEM SOAL Bantuan seperti apa yang sering anda minta pada orangtua? d. Nasehat dan arahan
FREKUENSI
PROSENTASE
A
B
C
A
B
C
28
2
-
93,3
6,6
-
30
-
-
100
-
-
22
8
-
73,3
26,6
-
e. Semua tugas yang anda malas mengerjakan f. Semua tugas tanpa terkecuali 2.
Bagaimana cara anda mendapatkan barang yang anda ingin beli? d. Menabung e. Menunggu bantuan orang lain f. Memaksa orangtua membelikan
3.
Dalam masalah keuangan anda, bagaimana anda mendapatkan penghasilan tambahan? d. Kerja sampingan e. Menabung uang saku yang diberi
orangtua f. Semuanya ditanggungkan kepada orangtua 4.
Jika anda akan bepergian, siapakah yang menyiapkan keperluan anda? d. Diri sendiri
27
3
-
90
10
-
8
22
-
26,6
73,3
-
28
2
-
93,3
6,6
-
26
4
-
86,6
13,3
-
e. Sendiri dibantu orangtua f. Orangtua 5.
Bagaimana anda biasa bangun tidur? d. Selalu bangun pagi dan shalat subuh tepat waktu e. Bangun pagi jika dibangunkan orangtua f. Jarang bangun pagi karena masih ngantuk
6.
Dalam sebuah pekerjaan, bagaimana anda menyelesaikan? d. Segera dikerjakan agar selesai tepat waktu e. Menunda dulu, biar selesai pada batas waktu akhir saja f. Sering menunda dan sering terlambat
7.
Jika anda mempunyai janji bertemu dengan
teman, siapakah yang lebih dulu datang? d. Anda e. Kadang anda f. Teman anda 8.
Jika anda melakukan kesalahan dalam suatu pekerjaan, sikap anda? d. Meminta maaf dan bertanggung jawab
29
1
-
96,6
3,3
-
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
e. Meminta maaf saja f. Menyalahkan orang lain 9.
Dalam musyawarah desa pendapat anda ditolak, sikap anda? d. Menerima jika ada pendapat yang lebih baik e. Tetap mempertahankan pendapat anda f. Marah dan langsung pergi
10.
Apa yang anda lakukan ketika berjalan di depan orangtua? d. Berjalan sambil membungkukan badan e. Berjalan biasa f. Lewat smbil berlari
11.
Apakah anda bersikap baik kepada semua tetangga anda?
d. Selalu bersikap baik pada semua tetangga anda e. Bersikap baik jika tetangga baik f. Pilih-pilih tetangga yang kaya saja 12.
Ketika ada tetangga dekat sedang sakit, apa yang anda lakukan? d. Membantu semampu anda
29
1
-
96,6
3,3
-
29
-
1
96,6
-
3,3
29
1
-
96,6
3,3
-
e. Turut sedih tanpa melakukan apaapa f. Tidak peduli 13.
Ketika ada teman yang kesulitan, sikap anda? d. Memberikan nasehat dan membantu dengan ikhlas e. Membantu sambil menggerutu f. Tidak membantu
14.
Apa yang anda lakukan ketika ada teman meminta bantuan? d. Bersedia membantu dengan ikhlas e. Membantu jika ada imbalan f. Menyuruh meminta bantuan orang lain saja
15.
Ketika ada teman yang melakukan kesalahan dan meminta maaf, sikap anda? d. Memaafkan dengan ikhlas
28
2
-
93,3
6,6
-
e. Memaafkan dengan syarat f. Tidak memaafkan karena masih marah
Iterprestasi soal 1.
Pada item 1, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden meminta bantuan pada orangtua berupa nasehat dan arahan, 6,6% menyatakan semua tugas yang responden malas mengerjakanya, dan 0% menyatakan semua tugas responden dikerjakan orangtuanya.
2.
Pada item 2, jawaban responden sebanyak 100% menyatakan bahwa responden menabung untuk mendapatkan barang yang ingin dibeli, 0% menunggu bantuan oranglain dan memaksa orangtua membelikan.
3.
Pada item 3, jawaban responden sebanyak 73,3% menyatakan bahwa responden kerja sampingan dalam mendapatkan penghasilan tambahan, 26,6% menyatakan menabung uang saku yang diberikan orang tua, dan 0% menyatakan semuanya ditanggungkan orangtua.
4.
Pada item 4, jawaban responden sebanyak 90% menyatakan bahwa responden menyiapkan sendiri segala keperluanya jika ia akan bepergian, 10% menyatakan menyiapkan sendiri dibantu orangtua, dan 0% disiapkan oarngtua.
5.
Pada item 5, jawaban responden sebanyak 26,6% menyatakan bahwa responden selalu bangun pagi dan sholat subuh tepat waktu, 73,3% menyatakan bangun pagi jika dibangunkan orangtua, dan 0% menyatakan jarang bangun pagi karena masih ngantuk.
6.
Pada item 6, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden selalu mengerjakan pekerjaan tepat waktu, 6,6% menyatakan
bahwa responden selalu menunda pekerjaan, dan 0% responden sering terlambat. 7.
Pada item 7, jawaban responden sebanyak 86,6% menyatakan bahwa responden selalu datang lebih dulu dari teman jika mempunyai janji dengan teman, 13,3% menyatakan kadang responden yang dating lebih dulu, dan 0% menyatakan seringkali teman yang lebih dulu datang.
8.
Pada item 8, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden meminta maaf dan bertanggung jawab jika melakukan kesalahan, 3,3% menyatakan hanya meminta maaf saja, dan 0% responden menyalahkan oranglain.
9.
Pada item 9, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden menerima dengan lapang dada jika pendapatnya ditolak dalam suatu musyawarah, 3,3% menyatakan tetap mempertahankan pendapat responden, dan 0% menyatakan marah dan langsung pergi.
10.
Pada item 10, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden berjalan sambil membungkukan badan di depan orangtua, 0% menyatakan berjalan biasa saja, dan 3,3% berlari.
11.
Pada item 11, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden selalu bersikap baik kepada semua tetangga, 3,3% menyatakan bersikap baik jika tetangga baik, dan 0% menyatakan memilih yang kaya saja.
12.
Pada item 12, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden selalu membantu tetangga jika ada yang sakit, 3,3% menyatakan turut sedih tanpa melakukan apa-apa, dan 0% menyatakan tidak peduli.
13.
Pada item 13, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden memberikan nasihat dan membantu dengan ikhlas jika ada teman dalam kesulitan, 0% menyatakan membantu sambil menggerutu, dan 3,3% menyatakan tidak membantu.
14.
Pada item 14, jawaban responden sebanyak 96,6% menyatakan bahwa responden bersedia membantu dengan ikhlas jika ada teman yang meminta
bantuan, 3,3% menyatakan membantu jika ada imbalan, dan 0% menyuruh meminta bantuan oranglain saja. 15.
Pada item 15, jawaban responden sebanyak 93,3% menyatakan bahwa responden memaafkan dengan ikhlas jika teman ada yang meminta maaf, 6,6% memaafkan dengan syarat, dan 0% menyatakan tidak memaafkan karena masih marah.
B.
Pengujian Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis tentang pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku social remaja di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Langkah- langkah pengujian adalah; a.
Mentukan HO dan Ha
b.
Menetukan lefel of significance
c.
Criteria pengujian
d.
Kesimpulan. (Danang sunyoto;2010:82)
-Menentukan Ho dan Ha Ho: (tidak ada pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku social remaja) Ha: (ada pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku social remaja) -
Menentukan lefel of significance
Taraf keyakinan 99% dan tingkat toleransi 1%, serta pada taraf keyakinan 95% dan tingkat toleransi 5%. -
Criteria pengujian
Banyak responden ada 30, jadi menggunakan nilai t, baik t hitung maupun t table dan pengujian untuk dua sisi. Nilai
t
1%;df(29)=2,1171.
yaitu
df(n-1),
t5%;df(29)=1,9011
dan
pada
t
Ho diterima jika -1,9011 atau -2,1171≤ t
hitung≤+1,9011
atau +
2,1171 Ho ditolak jika thitung ‹-1,9011/-2,117 dan › 1,9011/2,1171 t=
t=
Pengujian
1 + r2 1- r2 1 + 1746 1 - 1746
t = 2,1290
Kesimpulan Karena t hitung = 2, 1290 lebih besar dari 1,7011 maupun 2,1171 maka Ho di tolak, berarti ada pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilku social remaja. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul adalah teknik statistik, yaitu produk moment yang berguna untuk mengukur antara variable bebas (X) dengan variable terikat (Y). (Danang sunyoto;2010:149) dengan rumus:
rxy =
nå xy - å xå y {nå x 2 - (å x)2}{nå y 2 - (å y)2}
Berikut table persiapan untuk mencapai adakah hubugan pola asuh orangtua (variable X) terhadap perilaku social remaja (variable Y).
TABEL XIII TABEL KERJA KOEFISIEN PRODUK MOMENT ANTARA POLA ASUH ORANGTUA
DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
X
Y
X2
Y2
XY
43 38 38 39 37 41 43 37 34 40 41 38 36 37 45 42 42 41 45 31 43 43 43 37 43 43 43 43 40 43 1209
44 41 45 44 41 43 45 44 31 44 44 43 42 42 45 45 44 41 45 44 43 45 45 43 44 44 44 44 43 45 1297
1849 1444 1444 1521 1369 1681 1849 1369 1156 1600 1681 1444 1296 1369 2025 1764 1764 1681 2025 961 1849 1849 1869 1369 1849 1849 1849 1849 1600 1849 49053
1936 1681 2025 1936 1681 1849 2025 1936 961 1936 1936 1849 1764 1764 2025 2025 1936 1681 2025 1936 1849 2025 2025 1849 1936 1936 1936 1936 1849 2025 56273
1892 1558 1710 1716 1517 1763 1935 1628 1054 1760 1804 1634 1512 1554 2025 1890 1848 1681 2025 1364 1849 1935 1935 1591 1892 1892 1892 1892 1720 1935 52403
Dari table tersebut dapat diketahui: N
: 30
∑X
: 1209
∑Y
: 1296
∑X2 : 49053 ∑Y2 : 56273 ∑XY : 52403
Setelah mengetahui data yang diperlukan, kemudian data dimasukkan dalam rumus produk moment sebagai berikut:
rxy =
nå xy - å xå y {nå x 2 - (å x)2}{nå y 2 - (å y)2}
rxy =
52403- 5226,1 {(49053- 48722,7 )(56273-56073,6)}
rxy =
133,9 {(330,3)(199,4)}
rxy =
133,9 65861,8
rxy =
133,9 256,6
rxy =
0,521
C.
Pembahasan
Setelah dianalisis dengan menggunakan teknik produk moment dan diperoleh rxy sebesar 0,521, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes
signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada rtabel produk moment dengan N = 30 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,361. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy sebesar 0,521 > rxy
table
hitung
sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif atau terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua terhadap perilaku social remaja di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarag.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan
pada bab-bab sebelumnya dan penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pola asuh orangtua demokratis mencapai 56,7%, permissive mencapai 36,7% dan otoriter mencapai 6,6%.
2.
Perilaku social remaja pada kategori baik mencapai 96,7%, kategori sedang 0% dan kategori buruk mencapai 3,3%.
3.
Dari penelitian yang dianalisis secara statistic diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan atau pengaruh pola asuh orangtua terhadap perilaku social remaja. Hal ini terbukti dari hasil rxy hitung sebasar 0,521 di atas rxy table produk moment pada taraf signifikasi 5% = 0,361 dengan N = 30. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima, sehingga dapat
dikatakan bahwa pola asuh orangtua berpengaruh terhadap perilaku social remaja.
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1.
Kepada para orangtua khususnya di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, hendaknya mampu menerapkan pola asuh yang tepat, yang berorientasi bukan hanya pada apa yang menjadi kehendak orangtua, tetapi juga pada apa yang anak butuhkan. Selain itu, orangtua juga harus membekali anaknya dengan pengetahuan agama yang baik agar anak siap menghadapi perkembangan zaman.
2.
Kepada para remaja khususnya di Dusun Candi Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, diharapkan mampu manjaga dan membatasi diri dari pengaruh lingkungan yang kurang baik, sehingga terhindar dari tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.