i
PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZLIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: SITI FITRIYAH NIM: 11110192
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (Naskah)
Kepada
Hal
Yth. Rektor IAIN Salatiga
: Pengajuan Skripsi
Di Salatiga
Assalamu‟alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama
: Siti Fitriyah
NIM
: 11110192
Jurusan / Progdi : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan / Pendidikan Agama Islam Judul
: Perilaku
Sosial
Anggota
Jama‟ah
Tarikat
Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 Untuk diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 29 Agustus 2015 Pembimbing
Drs. Juz‟an M.Hum NIP. 19611024 198903 1 022
iii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email :
[email protected]
SKRIPSI PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZALIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
DI SUSUN OLEH : SITI FITRIYAH NIM. 11110192
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada Tanggal 29 Agusrus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S.1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji: Ketua Penguji
: Drs. Mufiq, M.Phil.
.........................................
Sekretaris Penguji
: Drs. Juz‟an, M.Hum.
........................................
Penguji I
: Fatchurrahman, M.Pd.
........................................
Penguji II
: Wahidin, M.Pd.
........................................
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd
iv
NIP. 19670121 199903 1 002 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: SITI FITRIYAH
NIM
: 11110192
Fakultas
: Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 Agustus 2015 Yang menyatakan,
SITI FITRIYAH NIM . 11110192 v
MOTTO “ Perbuatan Yang Menceritakan Tentang Keagungan Dzat Yang Memberi Nikmat, Disebabkan Nikmat Yang Diberikan Olehnya” “Tuntutlah Ilmu, Karena Ilmu Merupakan Perhiasan Bagi Pemiliknya, Keunggulan Dan Pertanda Segalapujian” “Jadikanlah Dirimu Sebagai Orang Yang Selalu Menambah Ilmu Setiap Hari. Dan Berenanglah Di Lautan Makna”
vi
PERSEMBAHAN Ku persembahkan Skripsi ini untuk: Malaikatku, ibunda ku tercinta Siti Khunaenah yang telah memberikan segalanya yang beliau punya, mencurahkan segala kasih sayang, pengorbanan, semangat, serta motivasi yang besar tanpa mengharapkan apapun. Bapakku Miftah Abdul Fatah yang telah berada disisiNya. Kakak-kakakku, Siti Mudrikah beserta suaminya, Siti Khofifah serta suaminya. Ponakan-ponakanku, Qosim Miftakhul Wahid, Alwi Khusnul Ma‟aarif, Ahmad Adzka Al-Ula. Agus Ulin Nuha yang telah memberikan Motivasi dan semangat. Teman-teman angkatan 2010 dan 2011 yang banyak membantu Mar‟atus Sholihah Alm.(Atus), lek ikah, Mbok Juminten, Leli Sulis, Ifah, Wahidah, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Serta ponaan jauh Rahmad Sayoga yang telah memberikan banyak buku sebagai referensi. Tanpa Restu, dan dukungan dari kalian skripsi ini tidak akan pernah dapat dipersembahkan.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatsahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Skripsi yang berjudul “Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dam Ilmu Keguruan (FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan. Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling dalam kepada Yth: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3.
Bapak Siti Rukhayati. selaku Ketua Progdi PAI IAIN Salatiga.
viii
4.
Bapak Juz‟an M.Hum. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
5.
Bapak M. Ghufron selaku pembimbing akademik.
6.
Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
7.
Seluruh anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning yang bersedia menampung saya dari awal mengikuti mujahadah sampai memberi informasi.
8.
Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Salatiga, 29 Agustus 2015 Peneliti
Siti Fitriyah NIM: 11110192
ix
Judul
Penulis NIM
ABSTRAK : Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 : Siti Fitriyah : 111 10 192
Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dimana terdapat perilaku anggota jama‟ah yang masih iri dengan orang lain, tidak peduli, dan masih sulitnya anggota jama‟ah untuk berzakat dan bershadaqah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang terhadap kehidupan bermasyarakat, mengetahui pemahaman terhadap tarikat yang mereka jalani. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Populasi Anggota Jam‟ah tarikat sadzaliyah berjumlah 27 orang, namun peneliti hanya mewawancarai 13 orang yang ke 12 merupakan pasutri. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan pengamatan secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Desa Bnyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2015. Peneliti membagi pertanyaan dalam tiga bagian, yang pertama pemahaman tentang tarikat menunjukkan setengah dari anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah yang mengetahui makna tarikat yang mereka jalankan, Sebagian lain hanya sekedar ikutikutan, serta sebagian lagi tidak mengetahui atau tidak berkenan memberikan informasi. . Sebagian beser anggota jama‟ah tarikat memiliki zuhud dan wara‟. Mereka tidak membedakan seseorang berdasarkan latar belakangnya. Mereka menganggap setiap orang sedrajat. Mereka menganggap bahwa setiap manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan sebagian kecil perilaku zuhud dan wara‟ terhadap perilaku sosialnya kurang. Sebagian besar responden bersedia mengeluarkan zakat, shadaqoh dan bersedia membantu tetangga yang sedang berada dalam kesesuahan sedangkan beberapa belum bisa menjalankannya. Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa “sebagian besar anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah mengetahui arti tarikat yang mereka jalani, memiliki sifat zuhud dan wara‟ serta mampu bersosialisasi dengan orang lain dengan baik, memiliki kepedulian sosial dengan mau memberikan zakat, shadaqah serta mau menolong orang lain.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii HALAMAN JUDUL............................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi MOTTO ............................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4 C. Fokus Penelitian ................................................................................
4
D. Tujuan Penelitian........... ..................................................................... 5 E. Kegunaan Penelitian ........................................................................
5
F. Penegasan Istilah .............................................................................
6
G. Metode Penelitian................................................................................ 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 14 A. Tarikat Sadzaliyah ............................................................................... 14 1. Pengertian Tarikat .......................................................................... 14 2. Tujuan Tarikat ................................................................................ 14 3. Peran Mursyid Dalam Tarekat ........................................................ 15 4. Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah. ................ 16 5. Ajaran Hizib (Doa dan Zikir) Tarekat Syaziliyah .......................... 20
xi
6. Perilaku
Sosial
Yang
Diajarkan
Dalam
Tarikat
Sadzali........................................................................................... 21 B. Perilaku Sosial..................................................................................... 30 1. Pengertian Perilaku Sosial............................................................. 30 2. Prinsip Perilaku Manusia .............................................................. 31 3. Dasar Perilaku Manusia ................................................................ 34 4. Cara Pembentukan Perilaku.......................................................... 30 5. Etika Sosial ................................................................................... 37 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................. 39 A. Tempat Penelitian................................................................................ 39 1. Kondisi Umum Desa ..................................................................... 40 2. Jumlah Penduduk .......................................................................... 40 3. Komposisi Penduduk menurut Agama Yang dianut ..................... 41 4. Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam ............... 42 5. Kegiatan Sosial Keagamaan .......................................................... 42 6. Data Organisasi Keagamaan ......................................................... 43 B. Tarikat Sadzaliyah ............................................................................... 43 1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah di Desa Banyukuning ........................ 43 2. Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah................................................ 45 3. Silsilah Abu Hasan Sadzili........................................................... 46 4. Sanad Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning ......................... 48 5. Daftar Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah ................................ 48 6. Gambaran Umum Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah..............50 C. Hasil Wawancara ................................................................................ 51 BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 60 A. Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah........60 B. Deskripsi Perilaku Sosial Masyarakat Banyukuning ......................... 67 A. Menjenguk Orang Sakit ................................................................ 68 B. Takziyah ........................................................................................ 68 C. Berangkat Pengajian...................................................................... 68
xii
D. Bersedekah saat bulan sura..........................................................................................69 E. Membayar Zakat Fitrah dan Zakat Mall ....................................... 69 F. Nyumbang (Kondangan)...............................................................69 G. Tilek Bayi......................................................................................70 BAB V PENUTUP................................................................................................71 A. kesimpulan ................................................................................................71 1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning............................ 71 2. Pokok-Pokok Ajaran Tarikat Sadzaliyah............................................72 3. Perilaku Sosial Masyarakat Yang Di Ajarkan Dalam Kegiatan Tarikat................................................................................................73 B. Saran ....................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tarikat merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yang berarti jalan. namun para jama‟ah tarikat ataupun para mursyid mengatakan tarikat adalah merupakan laju menuju jalan yang saliq dari ketareqohan seseorang akan mencapai kesufian. Dimana tarikat yang di lakukan secara istiqomah akan memimbulkan perasan insaf atau rasa ingin bertaubat dari segala kesalahan. Hal tersebut yang akan mendorong kecintaan yang besar antara mahluk dengan Kholiqnya. Tarikat sering dianggap sebagai aliran sesat atau majlis yang berlebihan dalam melakukan suatu ibadah. Namun tarikat bukan aliran yang menyimpang dari ajaran Islam. Tarikat dilaksanakan berdasarkan peraturan-peraturan
syariat
islam
yang
sah
(Jalaludin
dalam
Muhaiminan,1997:10). Allah berfirman dalam Al-qur‟an surat Ar ra‟d ayat 28 : Artinya : “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan menginat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram”. Nabi muhammad SAW. bersabda: الشريعة أقوالى والطريقة أفعالى والحقيقة أحوالى
1
Artinya: “Syari‟at adalah perkataanku dan Tarikat adalah pekerjaanku (perbuatan) dan hakikat adalah tingkah lakuku” (Jalaludin dalam Muhaiminan,1997:10) Tarikat merupakan bagian penting daripada pelaksanaan tasawuf. Mempelajari tasawuf dengan tanpa mengetahui dan melaksanakan tarikat adalah merupakan usaha yang hampa. Dalam ajaran tasawuf dijelaskan, bahwa syari‟at itu, hanya merupakan peraturan belaka, tarikatlah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syari‟at itu. Apabila syariat dan tarikat ini sudah dikuasai, maka lahirlah hakikat yang tidak lain adalah perbaikan keadaan atau akhwal, sedangkan tujuan yang terakhir adalah makrifat yang mencintai Tuhan dengan sebaik-baiknya. (Muhaiminan,1997:10) Sifat-sifat basyariyah (kemanusiaan) yang menyangkut perintah agama ada dua macam. Pertama menyangkut lahiriyah manusia, yaitu amal. Kedua yang menyangkut batiniyah dan hati manusia, yaitu perjanjian. Adapun berkaitan dengan lahiriyah dibagi menjadi dua , yaitu berkaitan dengan perintah yang dinamakan taat dan yang berkaitan dengan meninggalkan perintah maksiat. Adapun yang menyangkut dengan batiniyah juga di bagi menjadi dua, yaitu menyangkut hakikat, dimanakan iman dan ilmu, dan yang menyangkut lahirnya disebut nifaq dan jahil.(Ataillah, 1995:75)
2
Perilaku tarikat dan tasawuf akan membentuk perilaku kesalehan. Yang mana kesalehan terbagi menjadi dua. Yaitu kesalehan ritual atau individual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual sering diartikan sebagai kesalehan beribadah yangmana hanya mahluk dan Tuhan semata. Dan hanya menekankan pada ibadah mahdhoh saja. Baik ibadah mahdhoh individu maupun kelompok. Kesalehan sosial adalah perilaku orang orang yang sangat peduli dengan orang lain dengan menggunakan nilai-nilai islam. Orang-orang ini sangat memikirkan orang lain, baik tatakrama, sopan santun meski ibadah mahdhoh golongan ini tidak terlalu tekun. Orang Indonesia sering dianggap sebagai orang-orang yang taat beribadah. Karena dilihat dari tradisi-tradisi keagamaan maupun dari ritusritus beragama. Seperti halnya tahlilan, maulud, manaqib bahkan ibadah haji yang pelaksananya setiap tahun semakin bertambah. Namun pada kenyataannya masih banyak orang Indonesia yang berada pada keadaan miskin dan terbelakang. Hal ini membuktikan bahwa kesalehan orang Indonesia masih kurang, baik rakyat ataupun pemimpin. Begitu pula para penggerak amil zakat belum maksimal dalam melakukan tugasnya. Hal ini didorong karena kurang sadarnya seseorang tentang makna beribadah yang dilakukan. Seseorang hanya menganggap ibadahnya sebagai kewajiban individu, tanpa melihat aspek sosial dari peribadatan yang dilakukan.
3
Jika memahami ibadah tidak sekedar tekstual, namun juga melihat secara kontekstual seseorang akan mengerti dan memahami arti ibadah mahdhoh yang dilakukannya. Dari uraian diatas, penulis ingin meneliti dengan judul PERILAKU
SOSIAL
SADZALIYAH
DI
ANGGOTA
DESA
JAMA’AH
BANYUKUNING
TARIKAT
KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMRANG TAHUN 2015 B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah: 1.
Bagaimana sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan Banyukuning kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?
2.
Apa pokok-pokok ajaran tarikat Sadzaliyah?
3.
Bagaimana jama‟ah Tarikat Sadzaliyah dalam membangun Perilaku sosial masyarakat?
C. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, permasalahan yang penulis tekankan adalah mengenai Perilaku sosial anggota jama‟ah Taikat Sadzliyah di Desa Banyukuning, Kecamatan Bnadungan Kabupaten Semarang.
4
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Mengetahui sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandunagn Kabupaten Semarang.
2.
Memahami pokok-pokok ajaran Tarikat Sadzaliyah
3.
Mengetahi peranan Tarikat Sadzaliyah dalam membangun perilaku sosial masyarakat Krajan Banyukuning kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti: 1.
Bagi pihak peneliti a. Peneliti dapat mempelajari tentang peranan Tarikat Sadzaliyah dalam
kehidupan
sosial
masyarakat
baik
dari
fungsi
keagamaan dan non keagamaan . b. Peneliti dapat mengetahui seberapa pesat pengaruh Tarikat Sadzaliyah dalam membangun perilaku sosial masyarakat. 2.
Bagi pihak yang diteliti Memberi gambaran tentang sejarah dan pentingnya menjaga kesalehan sosial yang dapat dimaksimalkan oleh masyarakat dan dapat diterapkan peranannya. Serta menjadi masukan bagi para
5
ulama dalam mengasuh dan membimbing jama‟ah pada khususnya dan masyarakat umum agar tercipta kesalehan sosial bagi kemaslahatan masyarakat. 3.
Bagi masyarakat umum Memudahkan masyarakat dan memberikan gambaran tentang Tarikat Sadzaliyah.
F.
Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian dalam memahami judul skripsi diatas, maka penulis akan memberikan batasan pengertian tentang istilah-istilah sebagai variabel yang berkaitan dengan judul di atas, yaitu: a.
Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. (Achmad Mendatu dalam Fajriyah, 2011:19) Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasidalam
usaha
menunjang
pembangunan:
suka
memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya) (Depdiknas, dalam Maskiyah, 2012:7). b.
Anggota Anggota adalah bagian dari sesuatu yang berangkai. (Depdiknas:2007)
6
c.
Jama‟ah Jama‟ah atau jema‟ah adalah kumpulan atau rombongan beribadah yang terdiri dari banyak orang dan berada dalam satu himpun. (Depdiknas:2007)
d.
Tarikat Tarikat adalah cara atau aturan hidup (dl keagamaan atau ilmu kebatinan)yang mana merupakan persekutuan para penuntut ilmu tasawuf(Depdiknas, 2007:1144). Pengertian lain tarikat adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat, tabi‟in, turun-temurun kepada guru-guru, sambung – menyambung
dan
rantai-berantai
(Abu
Bakar
dalam
Maskiyah,2012:6). e.
Sadzaliyah Sadzaliyah merupakan nama dari sebuah tarikat yang di ajarkan oleh as-Syadzili Ali bin Abdillah bin Abdul-Jabbar yang berasal dari Maroko. Nama sadzaliyah sendiri diperoleh dari tempat beliau belajar ilmu Tarikat serta pengembangannya di Syadzilah,
yaitu
daerah
dekat
Tunis
Afrika.
(http://bengkelhatialaustadzdanu.blogspot.com/2013/07/sejarah-abilhasyan-syadzili-manaqib.html).
7
G.
Metode Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan Dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2008:4) Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa
hal
itu
merupakan
penelitian
yang
memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang. (Moleong, 2008:5) Landasan pendekatan kualitatif ini adalah berdasarkan pada fenomenologi yang menurut Hasserl dalam bukunya (Moleong, 2008:15) diartikan sebagai suatu study tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitankaitannya terhadap orang- orang yang berada dalam situasi- situasi tertentu. (Moleong, 2008:17) 2.
Kehadiran Peneliti a.
Peneliti telah melakukan penelitian dengan metode observasi langsung ke lokasi.
8
b.
Penelitian dengan metode wawancara dan dokumentasi Peran peneliti disini sebagai pengamat penuh, dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap anggota jama‟ah di lingkungan, dan melakukan wawancara kepada beberapa informan.
3.
Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini berada di Dusun Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Dimulai pada hari Selasa Pon, 16 September 2014.
4.
Sumber Data Dalam peneliti memperoleh data dilakukan dengan melalui wawancara, observasi langsung dan pengumpulan data-data tertulis sebagai dokumentasi.
5.
Prosedur Pengumpulan Data a.
Metode Interview ( Wawancara ) Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung antara interviewer dan interviewee. Metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis mengambil informan dari jama‟ah tarikat sadzaliyah, yaitu mursyid Tarikat Sadzaliyah di desa Banyukuning Ighfirli, dan
9
13 informan yang terdiri dari pasutri dan satu orang tidak. Sehingga peneliti mengambil tuju jawaban dari responden. b.
Metode Observasi Metode
observsi
adalah
metode
dengan
jalan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi dalam Kurniawati,
2010:9).
Metode
ini
digunakan
untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang ajaran tarikat sadzaliyah serta jama‟ah dan hubungan sosial jama‟ah dengan masyarakat. c.
Metode Dokumentasi Metode
dokumentasi
penelitian dengan
adalah
bersumber pada
pengumpulan
data
tulisan (Arikunto,
1995:94). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang telah ada guna memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. (Winarno Surahmat dalam
Pangestu dalam Kurniawati, 2010:9)
menjelaskan bahwa metode ini merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang
10
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, foto, notulen rapat, dsb. 6.
Analisis data Analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan data penulis menganalisis isinya (Suryabrata, 1995:65). Dalam penelitian kualitatif ini analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan langkah-langkah ; a.
pengumpulan data Usaha yang dilakukan untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel dan valid, maka datanya juga cukup variabel dan valid (Sumardi dalam Nur Asmaiyah dalam Kurniawati, 2010:10)
b.
Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data disini bukanlah suatu hal yang terlepas dari analisis data tetapi merupakan dari bagian dari analisis data.(A.Michael dalam Kurniawati, 2010:10)
11
c.
Penyajian Data Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. (A. Michael dalam Kurniawati, 2010:10)
d.
penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisa selama menulis, dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan tinjauan kembali. (A. Michael dalam Kurniawati, 2010:10) Dan keempat
komponen
berhubungan
dan
analisa
diatas,
berlangsung
terus
prosesnya
saling
menerus
selama
penelitian dilakukan. 7.
Pengecekan Keabsahan Data Dalam
penelitian
ini,
peneliti
berusaha
memperoleh
keabsahan temuannya. Teknik yang dipakai untuk meguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. (Moleong,2008:8)
12
8.
Tahapan-tahapan Penelitian a.
Kegiatan administratif meliputi, pengajuan ijin operational untuk penelitan dari ketua STAIN SALATIGA kepada pihak Mursyid Tarikat Sadzaliyah, menyusun pedoman wawancara dan melakukan administrasi lainnya.
b.
Kegiatan lapangan yaitu meliputi : 1)
Survei awal untuk mengetahui gambaran penelitian yaitu Tarikat Sadzaliyah dan jama‟ahnya di Dusun Krajan
Banyukuning,
Kecamatan
Bandungan
Kabupaten Semarang 2)
Melakukan observasi langsung kelapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informen sebagai langkah pengumpulan data.
3)
Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.
4)
Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulankesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.
5)
Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan
13
BAB II LANDASAN TEORI A.
Tarikat Sadzaliyah 1.
Pengertian Tarikat Tarikat adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi‟in turun temurun sampai kepada guru-guru (mursyid) sambung menyambung dan rantai berantai. (Huda dalam Maskiyah, 2012:13) Martin Van Bruinesen mengatakan bahwa kata tarikat (secara harfiyah berarti “jalan”) mengacu baik kepada sistem latihan meditasi maupun amalan (muroqobah, dzikir dan sebagainya) yang dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi yang tumbuh dalam metode tasawuf yang khas itu. (Maskiyah, 2012:13)
2.
Tujuan Tarikat Menurut Abu Bakar sufi dan tasawuf membagi ilmu dan amal itu dalam empat tingkat, sesuai dengan fitrah dan perkembangan keyakinan manusia, yaitu syari‟at, tarikat,hakikat dan makrifat. ( Maskiyah, 2012:14) Menurut Syaikh Najmudin Al-Kubro tersebut dalam kitab “Jami‟ul Auliya‟ mengatakan syariat itu merupakan uraian, tarikat merupakan pelaksanaan, hakikat merupakan keadaan dan makrifat itu merupakan tujuan pokok yaitu pengenalan Tuhan yang sebenar-
14
benarnya. Diberinya teladan seperti bersuci thaharah, dengan syaria‟at dengan air dan tanah,dengan tarikat bersih dari hawa nafsu, ada hakikat bersih dari hati selain dari Allah, semuanya mencapai Ma‟rifat Kepada Allah. Oleh karena itu orang tidak dapat berhenti pada syari‟at saja, mengambil tarikat atau makrifat saja, ia memperbadingkan syaria‟at dengan sampan, tarikat itu lautan, hakikat itu mutiara, orang tidak dapat mencapai mutiara itu dengan tidak melaui kapal dan laut. (Abu Bakar dalam Maskiyah, 2012:14) 3.
Peran Mursyid Dalam Tarikat Mursyid adalah orang yang mengtahui ilmu hakikat. Para ulama mensyaratkan adanya syaikh dalam tarikat. Dia akan membimbing dan mengarahkan muridin (orang yang dibimbing) berjalan menuju Allah.kebanyakan mereka menyebut syaikh dengan istilah mursyid (pembimbing). Dialah orang yang mengetahui jalan. para ulama menjadikan syaikh sebagai pedoman dalam jalan ini. Mereka dianggap sebagai orang yang paling mirip dengan
para
sahabat
atau
tabi‟in
karena
kealiman
dan
kesholehannya.(Muhammad Farid, 2013:9) Adapun seorang pengajar atau mursyid hendaklah menjaga tata krama dan tugas-tugasnya. Tugas pertama ialah menunjukkan kasih sayang kepada pelajar dan menganggap seperti anak Rosulullah. Guru merupakan bapak yang sebenarnya, karena bapak menyebabkan kehidupan
15
yang fana, sedangkan pengajar menyebabkan kehidupan yang kekal. Tugas kedua ialah mengikuti teladan Rosulullah. Tugas yang ketiga ialah, ia tidak menyimpan suatu nasihat bagi hari esok seperti melarangnya dari mencari kedudukan sebelum patut memperolehnya dan melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi sebelum menyempurnakan ilmu yang terang. Keempat ialah menasehati pelajar dan melarang dari akhlak tercela.(Imam AlGhozali, 1986:11) 4.
Perilaku Sosial Yang Diajarkan Tarikat Sadzaliyah Adapun perilaku sosial masyarakat yang di ajarkan dalam kegiatan tarikat adalah sebagai berikut: a.
Zuhud Kadar amal dari orang zuhud (tidak terlalu terikat dengan hidup dunia), nampak hanya sedikit, akan tetapi hakikatnya sangat banyak, karena lahir dari hati orang yang tidak memperhitungkan hal milik duniawinya. Sebaliknya, amal orang yang masih mencintai dunia, banyak pada lahirnya, sebenarnya pada hakikatnya sedikit. Amal orang yang zuhud itu memang sangat kecil, tetapi mereka telah mengeluarkannya dari keihlasan hati mereka, dan dari kemammpuan yang ada pada mereka. Tidak ada yang mereka pikirkan terhadap apa yang mereka keluarkan walau sangat kecil. Karena, semua itu hanya milik Allah yang
16
mereka peroleh sebagai anugerah, harta benda dunia itu mereka kembalikan kepada masyarakat yang memerlukan. Ketika memberikan milik mereka kepada masyarakat dan jalan Allah, harta itu tidak memmpengaruhi mereka, karena memang sangat kecil sangkutan mereka bahkan kebutuhan mereka terhadap harta dunia. Mereka ihlas menerima harta yang halal, apabila datang kepada mereka., dan mereka pun rela apabla harta itu dipergunakan oleh siapa saja yang memerlukan. Amal ibadah orang zuhud berkaitan dengan keihlasan niat yang sangat menyelamatkan ibadah mereka. Tidak mungkin orng yang beramal, akan tetapi masih berkaitan denganduniawinya,
akan
tetapi
masih
amal
yang
ihlas.(Athaillah, 1995:103) b.
Wara‟ Wara‟ adalah salah satu sifat mulia hamba Allah yang saleh. Untuk tidak terlalu terkait dengan keperluan dunia, menerima dengan ikhlas apa yang ada di tangannya, dan bersyukur atas semua yang telah dimilikinya, serta tidak merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Sifat wara‟, mampu menghancurkan keinginan yang berlebih-lebihan. Sebab keinginan yang berlebih-lebihan akan menimbulkan rasa iri dan dengki. Sifat iri dan dengki adalah sifat iblis yang
17
akan melahirkan
api yang bisa menghanguskan kesucian
jiwa dan raga. Sifat wara‟ menimbulkan sifat qona‟ah (merasa cukup dengan apa yang sudah ada ditangannya). Sikap qona‟ah akan menimbuhkan sikap sederhana yang sangat diperlukan oleh jiwa yang selalu ragu dan bimbang. Sifat qona‟ah akan melahirkan pula sifat teguh mempertahankan istiqomah (keteguhan jiwa dalam menjalankan prinsip agama yang berkaitan dengan adab terhadap Allah dan akhlak terhadap manusia). Sifat wara‟ yang ditampakkan dalam kehidupan umat akan menumbuhkan sifat menghindari perbutan syubhat, dan mengeluarkan manusia dari kesulitan yang sedang
merambah
syaraf
pikiran,
serta
memmberi
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang sulit. Akibat khusus dari wara‟ dalam diri orang beriman adalah ketenangan dirinya dalam menghadapi persoalan hidup. Tingkat wara‟ yang tertinggi adalah harapan seorang hamba dalam seluruh bentuk kehidupan hanya diperoleh dari Allah SWT. belaka, tidak ada hubungannya dengan manusia. Ia melihat semua yang ia terima, ia diberi, ia di tolak sematamata atas izin dan anugerah Allah belaka.(Ataillah, 1995:127)
18
Yahya bin Muaz berkata:”wara‟ memmpunyai dua wajah,. Yaitu wara‟ lahiriyah, tidak mengharap kecuali dari Allah. Wara‟ batiniyah, ia tidak memasukkan masalah duniawi yang dilihat, kecuali hanya Allah”. Manusia muslim yang bersifat wara‟, tidak berarti dalam masalah diniawi ia menolak kehadiran benda-benda duniawi, sama sekali tidak. Mereka tetap memmperhatikan masalah kediniawian dan lengkap hidupnya, akan tetapi ia tidak menempatkan barang-barang duniawi itu kedalam hati. Tidak membiarka benda dunia itu menguasai hati dan jiwa mereka, apalagi membelenggu jiwa. Benda dunia bagi orang arif yang saleh lagi bermakrifat bukanlah kepentingan yang harus dikejar dan diunggulkan. (Ataillah, 1995:127) c.
Tawadhu Tawadhu adalah sifat rendah hati, dan tidak sombong. Hal ini dikarenakan kunci yang tidak kalah pentingnya adalah kesanggupan kita mendengar, menyerap, dan menimba ilmu dari orang lain dalam rangka memperkaya ilmu dan menyerap misi. Semua ini akan membuat kita semakin cepat melesat jauh ke depan dibandingkan dengan orang-orang yang sombong, merasa pandai sendiri, dan menganggap cukup dengan yang dimilikinya sehingga merasa tidak membutuhkan orang lain.(Isya, 2002:120)
19
Dengan segala yang berbau kesombongan, merasa diri hebat, super, pemborong surga , paling benar dan paling mampu. Semua itu hanya akan membuat berkurangnya kemammpuan yang ada pada diri kita. Sesungguhnya kesombongan itu akan menutup hal yang sangat fitrah dari manusia, yaitu kemampuan melengkapi diri.(Isya, 2002:121) d.
Zakat dan Shodaqoh Zakat menurut istilah agama islam artinya” kadar harta yang
tertentu
yang
diberikan
kepada
yang
berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya zakat adalah salah satu rukun islam yang lima, fardhu „ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.(Sulaiman Rasjid, 2006:192) 1)
Zakat Mal Sebab-sebab
kewajiban
zakat
berdasarkan
objeknya ada enam, yaitu, zakat ternak, emas dan perak, perdagangan, zakat tambang, pertanian, dan zakat fitrah. Tidak wajib zakat ini atas dan lainnya, kecuali atas orang muslim yang merdeka dan tidak disyaratkan sudah baligh. Maka wajib atas harta anak kecil dan orang gila. Adapun syarat membayar zakat mal ada lima, yaitu, harus merupakan ternakyang
20
berkeliaran,genap
setahun,
mencapai
nisab,
dan
menjadi milik sempurna. Zakat unta hingga mencapai lima ekor dengan seekor kambing berusia dua tahun. Sapi telah mencapai 30 ekor dengan satu sapi. Kambing hingga mencapai 40 kambing dengan jumlah zakat seekor kambing. Tanaman yang merupakan makanan pokok dikenakan zakat seper sepuluh bila mencapai nisab kurang lebih 653 kg. Emas dan perak jika mencapai 200 dirham maka zakatnya lima dirham, 20 dinar zakatnya 1/40. Kelebihan dari emas dan perak walaupun satu dariq dikenakan zakat. Hasil tambang berupa emas dan perak sebesar 1/40 setelah dimurnikan.(Al-Ghozali, 1986:5254) 2)
Zakat Fitrah Zakat fitrah wajib berdasarkan sabda Rosullah SAW. atas setiap muslim yang berlebihan dari makanan pokok dan makanan pokok itu menjadi tanggungannya pada malam hari raya iddul fitri. Ukurannya adalah 2,5 Kg. Zakat fitrah dikeluarkan dari jenis makanan pokoknya, atau lebih baik dari itu dan pembagiannya sesuai zakat harta.(Al-Ghozali, 1986:54)
21
Selain dari sedekah wajib (zakat dan kafarat), agama juga menganjurkan supaya bersedekah dijalan Allah secukupnya apabila ada kepentingan-kepentingan yang memerlukan, baik pada hal-hal tertentu atau permasalahan umum. Allah berfirman : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” Dari ayat tersebut bahwa sedekah dijalan Allah itu akan mendapat ganjaran tuju ratus kali dari harta yang disedekahkan, bahkan Allah akan melipat gandakan dari itu bagi siapa yang dikehendakinya. Sehubungan dengan harta manusia terbagi menjadi tiga tingkatan. 1)
Sanggup mengrbankan hartanya untuk kepentingan dirinya
sendiri,
membantu
untuk
emaslahatan
menolong dan
orang
kemajuan
susah, Agama,
memakmurkan bangsa dan tanah air. Dengan bantuan
22
mereka agama islam dapat hidup maju. Umat islam mampu
berada
di
puncak
ketinggian
dan
kesempurnaan. Nama mereka akan tersimpan dalam lembaran tarikhan di akhirat mereka mendapat ganjaran yang setimpal dengan kemurahan mereka. 2)
Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk kesenangan dan kemegahan hawa nafsu sendiri. Tingkatan ini jauh bedanya dengan hewan liar. Dengan mereka agama tidak akan ada kemajuan, bahkan akan mendapat kemunduran. Dengan mereka agama akan mendapat kaca tidak baik dari pandangan luar. Orang akan berkata bahwa islam agama yang kurang baik, agama tidak dapat mengatur masyarakat. Tetapi kalau ini diselidiki dengan sebenarnya, dalam agama islam sudah tentu akan terdapat bahwa orang yang hanya mementingkan diri sendiri itu tidak disukai oleh agama Islam, bahkan sangat dibenci.
3)
Orang yang telah diberi rizki oleh Allah, mendapat banyak harta, sedang dia tidak mengambil manfaatnya. Baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain.hanya dikumpulkan dan dijaga saja supaya jangan keluar dari tangannya. Dia semata-mata hanya suka pada zat harta bukan manfaatnya. Disangka harta itu
23
yang
akan
menjadi
buah
dari
usahanya,tidak
dibelanjakannya, baik untuk dirinya sendri atau kemaslahatan orang lain. Orang itu kikir terhadap diri sendiri, apalagi terhadpat yang lain. Paham ini sebenarnya sangat jauh dari paham yang sehat. Otaknya tak dapat dipergunakannya, bahkan dapat dikatakan bahwa
otaknya
itu
mendekat
pada
ukuran
gila.(Sulaiman Rasjid, 2006:219) e.
Silaturrahmi Kata silaturrahmi berasal dari dua kata yaitu silahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahmi artinya kasih sayang, persaudaraan, Rahmad Allah ta‟ala. Dengan kata lain silaturrahmi adalah sebuah hubungan persaudaraan yang terkait
atas
dasar
kebersamaan,
persaudaraan,
saling
mengasihi, melindungi, sehingga rahmad Allah menyertai di tengah ikatan persaudaraan. (Fatihuddin, 2010:13) Silaturrahmi ialah suatu ikatan persaudaraan yang menimbulkan perdamaian dan kerukunan antar keluarga maupun orang lain. Pada dasarnya silaturrahmi dalam konsep islam merupakan dasar pertama kaliteori interaksi sosial. Hal ini berkaitan dengan status manusia sebagai makhluk , terbagi menjadi tiga rana penting.
24
1)
Manusia sebagai makhluk individu menunjukkan bahwa manusia merupakan kesatuan nilai yang memiliki kepribadian khusus. Manusia memiliki titik kepribadian unik yang tidak sama antara individi satu dengan individu yang lain.
2)
Manusia sebagai makhluk sosial menunjukkan manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia butuh bergaul dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
mulai
dari
kebutuhan
sandang
pangan,
kebutuhan intelektual, atau kebutuhan aktualisasi diri di hadapan manusia lain. 3)
Manusia sebagai makhluk berketuhanan memperjelas keterbatasan manusia. Manusia diciptakan disertai akal untuk berfikir, hati untuk merasa, dan fisik untuk meletakkan roh.(Fatihuddin, 2010:19)
B.
Perilaku Sosial 1.
Pengertian Perilaku Manusia Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial. Yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain (Nurul Fajriyah, 2011:19). Perilaku merupakan fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.(Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:20)
25
Paradigma perilaku sosisl memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan anatara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam obyek sosial. Persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perbuatan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan dalam perilaku. Bagi paradigma perilaku sosial, individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:20) 2.
Prinsip Perilaku Manusia Didalam perilaku manusia, menurut Miftah Toha harus diketahui prinsip-prinsip dasar perilaku manusia sebagai berikut : a.
Manusia berbeda perilakunya karena lingkungan sosialnya. Prinsip ini penting untuk memahami mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda-beda. Adanya perbedaan ini karena sejak lahir manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya. Selain itu juga karena perbedaanya menyerap informasi dari suatu gejala.
b.
Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
26
Manusia serangkaian
berperilaku kebutuhan.
karena Dengan
didorong
oleh
kebutuhan
ini
dimaksudkan adalah beberapa pernyataan di dalam diri seseorang
(internal
state)
yang
menyebabkan
seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu obyek atau hasil. c.
Orang berfikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing. Di dalam banyak hal, seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial
harus
dipenuhi
lewat
perilaku
yang
dipilihnya. Hal ini mendasarkan suatu anggapan yang menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang akan diikuti oleh seseorang manakala ia mempunyai kesempatan untuk membuat pilihan mengenai perilakunya. d.
Seseorang
memahami
hubungannya
dengan
lingkungannya pengalaman
dalam
masalalu
dan
kebutuhanya. Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif,
dimana
seseorang
mencoba
membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses
27
yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui secara
selektif
aspek-aspek
yang
bedara
di
lingkungannya. Menilai apa yang dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya. Oleh karena pengalaman dan kebutuhan seseorang itu sering kali
berbeda
sifatnya,
maka
persepsi
terhadap
lingkungan juga akan berbeda. e.
Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang Orang-orang jarang bertindak netral mengenai sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami. Dan mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak senang. Perasan senang dan tidak senang ini menjadikan seseorang berbuat yang beda dengan orang lain dalam rangka menanggapi suatu hal.
f.
Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang. Perilaku seseorang itu dipengaruhi banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula karena kebutuhannya dan ada
28
juga yang kareana dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungannya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:21-22) 3.
Dasar Perilaku Manusia Ada beberapa hamparan atau dasar untuk memahami perilaku manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu: a.
Hamparan Kognitif Hamparan kognitif ini meliputi kegiatan-kegiatan mental
yang
sadar
seperti
misalnya
berfikir,
mengetahui, memahami dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharapan yang semuanya itu merupakan faktor yang menuentukan di dalam sesuatu. b.
Hamparan Penguatan Konsepsi penguatan menjelaskan bahwa stimulasi adalah sesuatu yang merubah perilaku seseorang. Suatu stimulasi bisa berupa benda fisik maupun materi. Dan dapat di jumpai dalam lingkungan manusia. Adapun respon adalah setiap perubahan dalam perilaku individu. Dalam pendekatan konsepsi pengutan ini , suatu respon terjadi karena adanya stimulus. Dengan demikian suatu stimulus selalu menghasilkan respon dan respon selalu dihasilkan stimulus.
29
c.
Hamparan Psikoanalisis Hamparan psikoanalisis menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Frued menjelaskan bahwa hampir semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun
kegiatan
tertentu
dari
mental
dapat
mempengaruhi perilaku manusia. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011) Perilaku manusia pada hakekatnya adalah berorientasai pada tujuan, dengan kata lain bahwa perilaku seseorang itu pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan. Satuan dasar dari setiap perilaku adalah kegiatan, sehingga dengan demikian semua perilaku itu adalah serangkaian aktifitas atau kegiatan. Perilaku seseorang dapatdikaji sebagai saling interaksinya
atau
ketergantungannya
beberapa
unsur
yang
merupakan suatu lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan tujuan. Menurut Frued Luthans terdiri dari tiga unsur yaitu kebutuhan (need), dorongan (drive), dan tujuan (goals).( Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011)
30
4.
Cara Pembentukan Perilaku Perilaku sosial manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilakuyang dipelajari. Berkaitan denga
hal
tersebut, maka ada beberapa cara pembentukan perilaku yaitu: a.
Pembentukan perilaku dengan kebiasaan Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan atau kondisioning. Dengan cara membiasakan diri untuk perikalu seperti yang diharapkan,
akhirnya
akan
terbentuklah
perilaku
tersebut. b.
Pembentukan perilaku dengan pengertian Disamping
pembentukan
perilaku
dengan
kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight.cara ini didasarkan atas teori belajar kognif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.
c.
Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Dismping cara-cara pembentukan perilaku seperti tersebut, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang
31
dikemukakan oleh bandura. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011) 5.
Etika Sosial Didalam perilaku sosial manusia di batasi oleh etika-etika atau norma sosial, adapun etika sosial tersebut adalah sebagai berikut: a.
Menyapa, Senyum dan santun Menggalang silaturrahmi yang benar sabaiknya dimulaii dengan keramah-tamahan. Wajah yang asri dan menyejukkan
sangatlah berpengaruh terhadap
penilaian orang yang dihadapinya. Agama Islam meletakkan senyum yang ramah sekelas dengan shadaqoh yang baik. Perilaku sosial dilakukan dengan pembukaan yang santun, baik dari segi perkataan, perbuatan, perencanaan yang matang dan dengan senyum yang ramah akan menjadikan hubungan baik antar tetangga, kerabat atau orang lain. Senyum ramah, tutur dan tindak yang santun, jika dikaitkan dengan indikasi kebahagiaan, maka orangorang bahagia di dunia bahkan negara bukan ditentukan oleh
kekayaan,
kemajuan
suatu
negara,
atau
kelengkapan fasilitas hidup. Artinya kebahagiaan itu lahir dari orang-orang yang selalu menjaga persatuan,
32
kebersamaan, ujung-ujungnya
keterbukaan, karena
keramahtamahan,
dasar
civil
dan
society-nya
mengambil konsep silaturrahmi.(Fatihuddin, 2010:126) b.
Mengunjungi Orang Sakit dan Takziyah Rasulullah SAW. bersabda: Jenguklah
orang-orang
yang
sakit
dan
antarkanlah jenazah, karena hal itu bisa menginatkan dirimu akan akhirat. Maksudnya ialah agar seseorang seseorang senantiasa ingat terhadap kehidupan akhirat. Sebab pada
saat
ini
banyak
orang
yang
melalaikannya.(Mughni:114) Ikatan persaudaraan ibarat satu tubuh, jika bagian tubuh ada yang sakit, maka tubuh yang lain merasakan sakitnya. Dalam kondisi interaksi sosial yang normal, serta ikatan personality yang baik, hal seperti menjenguk orang yang sakit adalah sesuatu yang biasa. Bahkan suatu anjuran yang mendekati kewajiban tanpa beban. (Fatihuddin, 2010:236)
33
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A.
Tempat Penelitian 1.
Kondisi Umum Desa Wilayah Geografis Kabupaten
: Semarang
Kecamatan
: Bandungan
Desa
: Banyukuning
Dusun
: Banyukuning
Luas Wilayah
: 486 Ha
Pemukiman
: 110 Ha
Perbukitan & Ladang
: 80 Ha
Sawah
: 260 Ha
Prasarana Lain
: 36 Ha
Jumlah RW
: 2 RW
Jumlah RT
: 9 RT
Batas Wilayah 1)
:
Sebelah Utara
:Dusun
Banaran
Desa
Gelaran
Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan 2)
Sebelah Timur
:Dusun
Kenteng, Kecamatan Bandungan
34
3)
Sebelah Selatan Banyukuning
:Dusun
Mendongan
Kecamatan
Bandungan
Desa Kabupaten
Semarang 4)
Sebelah Barat
:Dusun
Berokan,
Dusun
Pakisan Desa Banyukuning 2.
Jumlah Penduduk Tabel 1 Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
555
Perempuan
674
Jumlah
1229
(Sumber : Wawancara Pada Kadus) 3.
Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut
No
Tabel 2 Agama
Jumlah
1.
Islam
1229
2.
Katolik
3
Keterangan
Warga
Mukum,
warga tetap 3.
Kristen
-
4.
Hindu
-
5.
Budha
-
6.
Aliran
-
Kepercayaan (Sumber : Wawancara Pada Kadus)
35
bukan
4.
Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam Di Desa Banyukuning Tabel 3 No Nama Jama‟ah Tarikat
Jumlah
1.
27
Tarikat Sadzaliyah
Keterangan
orang 2.
3.
Tarikat
63
QodariyahWanaqsabandiyah
Orang
Tarikat Kholidiyah
42 Orang
4.
Tarikat Wahidiyah
21 Orang
5.
MTA
1 Orang
6.
Wahabi
3 Orang
7.
Khuruj
7 Orang
(Sumber : Observasi Lapangan)
5.
Kegiatan Sosial keagamaan masyarakat Tabel 4 No Kegiatan
Anggota
36
Jumlah
Waktu
Tempat
1.
2.
Pengajian
Semua
Senin
Bergilir
Lapanan
masyarakat
Wage
tiap RT
Mujaha-
Semua
Malam
Masjid
dah
Masyarakat
Sabtu Wage
3.
Mujaha-
Semua
Malam
Rumah
dah
Masyarakat
Sabtu
Bapak
Legi
Sholekhan
4.
Yasinan
Ibu-ibu Dusun
Malam
Bergilir
Banyukuning
kamis
pada anggota
5.
Fidak‟an
Anggota
Apabila
Fidak‟an
ada yang
-
meminta 6.
7.
Sima‟an
Ibu-ibu
Alqur‟an
anggota
Yasinan
Bapak-bapak
Laki-laki
Jum‟at
bergilir
Tergan-
Malam
Bergilir
tung
Jum‟at
(dilaksa-
jumlah
nakan
KK
per RT)
dalam
37
RT 8.
Yasinan
Ibu-ibu
Tergan-
Tergantu
Perem-
tung
ng
puan
jumlah
kesepaka
KK
tan
dalam
RT
Bergilir
Per
RT (Sumber : Observasi Lapangan)
6.
B.
Data organisasi kegamaan a.
Muslimat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning
b.
Fatayat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning
Tarikat Sadzliyah 1.
Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Tarikat Sadzaliyah diamalkan warga pertama kali kurang lebih pada Tahun 1960an oleh salah seorang kyai di desa itu. Beliau bernama Khumaidi. Khumaidi daluhu menimba ilmu di Desa Poncol, Popongan, Bringin, Semarang, Jawa Tengah. Sebelum Ajaran Tarikat Sadzaliyah masuk sebagian besar masyarakat
telah
mengamalkan
ajaran
Tarikat
Qodariyah
Wanaqsabandiyah. Pada masa itu jumlah orang yang mengamalkan ajaran Tarikat Sadzaliyah sangatlah jarang, hanya beliau dan beberapa orang saja. Namun dari mana awal beliau di baiat atau
38
sanad gurunya tidak diketahui, karena sebagian besar warga yang nyantri di Poncol tidak mengamalkannya. Sepeninggal beliau Tarikat Sadzaliyah mati suri di daerah ini, bahkan putra putri beliau pada masa itu belum mengamalkannya. Tarikat sadzaliyah kembali ada di desa ini setelah adanya akhirussanah Madrasah Ainul Anwar yang pertama kali, yaitu pada Tahun 1987. Seorang kyai dari Parakan Temanggung bernama Muhaimin Gunardo menjadi pembicara dalam Akhirussanah ini. Setelah selesai kyai Muhaimin Gunardo menanyakan pada masyayih Madrasah Ainul Awar yaitu Ighirli. Apakah ighfirli sudah menjalankan tarikat, beliau menjawab belum. Kyai Muhaimin Gunardo meminta Ighfili datang kerumahnya. Setelah satu tahun berlalu yaitu tahun 1988 Ighfirli kembali sowan kerumah kyai Muhaimin Gunardo bersama Ihsan yang merupakan salah seorang tetangga Ighfirli. kyai Muhaimin Gunardo meminta kepada keduanya untuk menjalankan tarekat agar dapat istiqomah dalam mengingat Allah. Ighfirli menyanggupi untuk baiat, namun dalam hati Ihsan masih ada keraguan. Keraguan itu bukan karna beliau tidak mau, namun karena beliau sudah mengamalkan ajaran Tarikat Qodariyah Wanaqsabandiyah. Kebimbangannya itu ia tanyakan kepada kyai Muhaimin Gunardo. Beliau menjawab “boleh baiat asal kamu bisa menjalankannya, bukankah antara Qodariyah dan Naqsabandiyah dua tarikat yang
39
berbeda”. Keduanya mengihsankan perintah kyai Muhaimin Gunardo. Pada saat itu pula mereka berdua di baiat. Sesampainya di rumah beliau mengamalkan. dari amalan keduanya menumbuhkan keinginan tetangganya. Khasbun Aziz dan Sugi mengikuti ajarn tarikat ini, kemudian ikut baiat. Pada awalnya keduanya juga telah mengamalkan ajaran tarekat Qodariyah Wanaqsabandiyah. Dari kegiatan mujahadah yang di amalkan banyak orang tertarik mengikuti amalnya tak jarang jam‟ah mengajak sanak saudara dan kerabatnya, sehingga Tarikat Sadzaliyah dapat kembali berlangsung di desa Banyukuning. 2.
Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah Tarikat Sadziliyah adalah salah satu tarikat yang besar di samping
Tarikat Qadiriyah, Rifaiyah,Naqsyabandiah dan
Suhrawardiyah. Tarikat Syadziliyah adalah tarikat yang paling layak
disejajarkan
dengan
Tarikat
Qadiriyah
dalam
hal
penyebarannya. Ibn Ataillah mengemukan bahwa Al-Syadzili adalah orang yang ditetapkan oleh Allah SWT. sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW. Al-Syadzili tidak menuliskan ajaran-ajarannya dalam sebuah kitab karya tulis. Diantara sebab-sebabnya adalah karena kesibukannya melakukan pengajaran-pengajaran terhadap muridmuridnya yang sangat banyak dan sesungguhnya ilmu-ilmu tarikat itu adalah ilmu hakikat, oleh karena itulah akal manusia tidak
40
mampu menerimanya. Ajaran-ajarannya dapat diketahui dari para muridnya misalnya tulisan Ibn Ataillah Al-Iskandari. Ketika AlSyadzili ditanya perihal mengapa ia tak mau menuliskan ajaranajarannya, maka ia menjawab, “Kutubi Ashabi” yang artinya kitabkitabku adalah sahabat-sahabatku”.
Ini pokok-pokok Ajaran tarekat Al-Syadziliyah: a.
Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya
mengenai
pakaian,
makanan
dan
kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. dan mengenal rahmat illahi. Meninggalkan dunia yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaikbaiknya sesuai petunjuk Allah danRasul-Nya. b.
Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Islam. Ia adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur tasawwuf hampir searah dengan al-Ghazali, yakni suatu tasawwuf yang berlandaskan kepada al-Quran dan alSunnah, mengarah pada asketisme, pelurusan dan
41
penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pembinaan moral (akhlaq), suatu tasawuf yang dinilai cukup moderat. c.
Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan. Dunia yang dibenci para sufi adalah dunia yang melengahkan dan memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku syahwat, berbagai keinginan yang tak kunjung habis, dan hawa nafsu yang tak kenal puas. Semua itu hanyalah permainan (al-‟aab)dan senda gurau (al-lahw) yang akan melupakan Allah. Dunia yang semacam inilah yang dibenci para sufi.
d.
Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimilikinya. Seorang salik boleh tetap mencari harta kekayaan, namun jangan sampai melalaikan-Nya dan jangan sampai menjadi hamba dunia, tiada kesedihan ketika harta hilang dan tiada kesenangan berlebihan ketika harta datang. Sejalan dengan itu pula, seorang salik tidak harus memakai baju lusuh yang tidak berharga, yang akhirnya hanya akan menjatuhkan martabatnya. Dan konon dengan konsepnya ini, banyak kalangan usahawanusahawan tertarik menjadi pengikut ajaran Al-Syadzili.
42
e.
Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan ummat, berusaha menjambatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami oleh para salik. Al-Syadzili menawarkan tasawuf posotif yang ideal dalam arti bahwa di samping berupaya mencari „langit‟ (berusaha untuk bekalan akhirat),juga harus beraktivitas dalam realitas sosial di „bumi‟ ini. Beraktivitas sosial demi kemaslahatan umat adalah bagian integral dari hasil kontemplasi.
f.
Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah SWT.Tasawuf memiliki empat aspek penting, yakni berakhlakdengan akhlak Allah SWT. Senantiasa melakukan perintah-perintah-Nya, dapat menguasai hawa nafsu serta berupaya selalu bersama dan berkekalan
dengan-Nya
sungguh (sentiasa
berzikir
secara setiat
detik
sungguhdidalam
mengingati Allah SWT. g.
Dalam kaitannya dengan al- Ma‟rifah atau mengetahui, Al-Syadzili berpendapat bahwa ma‟rifah adalah salah satu tujuan ahli tarikat atau tasawuf yang dapat
43
diperoleh
dengan
dua
jalan.
Pertama
adalah mawahib atau „ain al-jud (sumber kemurahan Tuhan) yaitu Tuhan memberikannya dengan tanpa usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang akan
diberikan
anugerah
tersebut. Kedua
adalah makasib atau badzu al-Majhud yaitu ma‟rifah akan dapat diperoleh melalui usaha keras, melalui alriyadhah, mulazamah al-dzikri, mulazamah al-wudlu, puasa,
shalat
sunnah
dan
amal
saleh
lainnya.
(http://kasisnawatihp.blogspot.com/2014/09/tarekatqodariyah-tarekat-syadziliyah.html) 3.
Ajaran Hizib (Doa dan Zikir) Tarekat Syaziliyah Hizib yang diajarkan oleh Kyai Muhaimin Gunardo berasal dari
gurunya
Mbah
Penjalu
Tulungagung.
Hizib
Tarekat
Syadziliyah jumlahnya cukup banyak dan setiap murid tidak menerima hizib yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhiyah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun hizib-hizib tersebut antara lain adalah: hizb al-Asyfa‟, hizb alkafi atau al-autad,
hizb
al-bahr,
hizb
al-baladiyah
atau al-
birhatiyah, hizb al-barr, hizb an-nasr, hizb al-mubarak, hizb alsalamah, hizb al-nur danhizb al-hujb. Hizib-hizib tersebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali telah mendapatkan izin
44
atau ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk oleh mursyid untuk mengijazahkannya. Adapun buku manakib yang diamalkan merupakan hizb albarr dan an-nasr. Ini dinukil dari 1)
Mafarikhul aliygah fi ma‟atsiri sadzaliyah.
2)
Tabaqotul „auliya‟ karanagan Syaikh Abdul Wahab Asy Sya‟rani.
3)
Jamiul usul.
4)
An-nur jali fi manaqibisy syaikh abi hasan asy syadzali Dan lain- lain.(Muhaiminan, 1997:16)
4.
Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah Seorang ahli tarekat memiliki kewajiban dalam melaksakan ijazah yang diberikan oleh mursyidnya. Amalan yang di berikan merupakan dzikir kalimah toyyibah. Hal ini bertujuan agar seseorang
lebih
mendekatkan
diri
pada
Allah.
Sehingga
memunculkan komuniksi yang baik antara hamba dengan Kholiqnya. Allah berfirman dalam Surat An-nisa : 103 “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
45
Adapun amalan yang wajib di baca adalah sebagai berikut : 1)
Fatikhah untuk Nabi Muhammad SAW.
2)
Fatikhah untuk syaikh Abu Hasan Sadzili\
3)
Fatikhah untuk Mursyid
4)
Takbir 100 kali
5)
Istighfar 100 kali
6)
Sholawat Sadzaliyah
7)
Dzikir 100 kali
Allah berfirman dalam QS. Al-Muzamil 7-8 : “Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang
panjang
(banyak).
Sebutlah
nama
Tuhanmu,
dan
beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” Firman Allah dalam QS. Al-Insan 25-26 “Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepadaNya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” 5.
Silsilah Syaikh Abu Hasan Sadzili Rosulullah SAW. Sayidati Fatimah Sayid Hasan Sayid Hasan Mustana
46
Sayid Abdullha Sayid Idris Mustana Sayid Isa Sayid Muhammad Sayid Akhmad Sayid Ali Sayid Wardi Sayid Yusa‟ Sayid Yusuf Sayid Qhushoyyi Sayid Khotim Sayid Hurmuh Sayid Tamin Sayid Abdul Jabar Sayid Abdullah Ali Abi Hasan Asy Syadzali (Muhaiminan, 1997:16) 6.
Sanad Tarikat Sadzaliyah Di desa Banyukuning
47
Tabel 5 Syaikh Zakky (Makkah) Penjalu ( Tulungagung) Muhaimin Gunardo (Parakan Temanggung) Ighfirli dan Anggota Jama'ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning (Sumber: Wawancara Ighfirli)
7.
Daftar Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Di Dusun Krajan Banyukuning Table 6 No. Nama
Alamat
Pekerjaan
1
Ighfili
Banyukuning
Tani
2
Miyati
Banyukuning
Tani
3
Muh. Yoto
Banyukuning
Tani
4
Muslimatun
Banyukuning
Tani
5
Parmadi
Banyukuning
Tani
6
Amin
Banyukuning
Tani
7
Mardum
Banyukuning
Tani
8
Khasbun Aziz
Banyukuning
Perangkat Desa / Tani
48
9
Sutirah
Banyukuning
Dagang
10
Muakodi
Banyukuning
Tani
11
Nur Wakijo
Banyukuning
Tani
12
Nur Muhaiminan
Banyukuning
Dagang
13
Daryati
Banyukuning
Tani
14
Sahli
Banyukuning
-
15
Mukiyah
Banyukuning
-
16
Juri
Banyukuning
Tani
17
Tarmiyati
Banyukuning
Tani
18
Shofi‟i
Banyukuning
Tani
19
Naimatun
Banyukuning
Dagang
20
Riyamah
Banyukuning
-
21
Darji
Banyukuning
-
22
Zaenudin
Banyukuning
-
23
Slamet
Banyukuning
-
24
Badriyah
Banyukuning
-
25
Rohani
Banyukuning
-
49
26
Dakori
Banyukuning
Tani
27
Kundarni
Banyukuning
Dagang
(Sumber : Observasi Lapangan) 8.
Gambaran Umum Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Yang Menjadi Subyek Penelitian. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa peneliti bermaksud mengetahui tentang perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah. Subyek penelitian ini adalah bapak-bapak ibuibu anggota jam‟ah tarikat sadzaliyah. Dimana sebagian dari mereka adalah orang-orang yang telah lanjut usia. Secara umum mereka berusia antara 40-97 Tahun. Setiap hari mereka melakukan rutinitas pekerjaan mereka seperti bertani, berdagang, dan ada pula yang hanya di rumah dikarenakan faktor usia mereka yang telah lanjut, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktifitas. Dalam
pengamatan
penulis
anggota
jama‟ah
tarikat
sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bnadungan terdapat kurang lebih 27 orang yang mampu dijadikan sebagai subyek penelitian. Namun tidak kesemua subyek dapat memberikan respon, dikarenakan bebepara alasan. Adapun alasanya adalah sebagai berikut: 1)
Tidak bisa diwawancarai dengan alasan sibuk.
50
2)
Tidak bisa diwawancarai dengan alasan sudah udhur, yaitu dengan kurangnya pendengaran dan pengingatan orang yang sudah lanjut usia sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Bahkan sering terjadi salah faham ketika berkomunikasi.
3)
Kurangnya
keterbukaan
anggota
jama‟ah
tarikat
sadzaliyah terhadap perilaku sosial individu. Berdasarkan berbagai pertimbangan dan observasi lapangan yang intens, penulis akhirnya menentukan 13 informan yang terdiri dari pasutri anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang kecuali satu orang. Dari semua responden dapat diambil enam jawaban, karena
mereka
lebih
banyak
saling
melengkapi
jawaban
pasangannya serta satu menjawab, namun secara global. C.
Hasil Wawancara Sebagaimana tercantum pada pembahasan yang sudah ditulis pada bagian sebelumnya mengenai penjabaran pokok pemikiran tarikat sadzliyah, perilaku sosial, dan pembinaan adab dan akhlak bagi anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah, maka teori tersebut dapat penulis jabarkan dalam enam pertanyaan. Peneliti lebih menekankan pada kaitannya dengan harta. Karena dari situ orang banyak membedakan antara satu orang dengan orang lain. Namun disela-sela jawaban peneliti juga
51
menangkap ungkapan lain yang bukan dari pertanyaan yang diberikan. Akan tetapi ada hubungannya dengan penjabaran pada teori di Bab II. Pada pertanyan pertama tidak berkaitan dengan perilaku sosial, akan tetapi berkaitan dengan pemahan seseorang tentang tarikat. Berikut adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan peneliti kepada informan diwaktu yang berbeda. Jawaban seputar perilaku sosial anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah. 1.
Apa yang anda ketahui tentang tarikat sadzaliyah? a.
“ saya tidak mau jawab, mau memaksa seperti apa saya tidak mau jawab. Setiap orang memiliki pemahaman sendirisendiri untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan tentang Tarikat Sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan antara saya (Pak N) dengan (Pak I) atau dengan jam‟ah lain akan menjadikan persepsi yang berbeda, sehingga akan menjelekkan tarikat, terutama Tarikat Sadzliyah”. (R1-NW:408-2015)
b.
“Pada awalnya kami hanya ikut-ikutan dalam tarikat ini. Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja ikut tarikat. Namun lama-kelamaan kami merasa nyaman. Ikut tarikat ternyata bukan sekedar ngaji, namun menjadi beban dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Bukan sekedar amalan bacaaan yang dibaca setelah salat, namun perilaku. Kami memang belum bisa menjadi orang baik. Memakai
52
kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami menjaga perilaku kami”. (R2-SN:07-08-2015) c.
“Tarikat adalah suatu sarana untuk mendekat dan diri dengan Allah”. Istrinya menambahkan ” Membaca sholawat, dzikir, mengurangi
nafsu,
sebagai
sarana
mensabarkan
hati,
menenangkan hati, serta membuat hati lebih terang. Dengan tarikat, hidup akan selamat, damai sejahtera dengan istiqomah, bahagia dunia akherat”. (R3-DK-04-08-2015) d.
“ apa ya. Sana tanya pada pak firli saja” istrinya menambahkan “ dulu bapak juga mengamalkan seperti ini, hizb bahr tapi ya saya tidak berani ikut membaca, karena dulu dimarahi bapak”. Jawabnya sambil tersenyum. (R4MM-04-08-2015)
e.
“ Apabila kamu mau tahu tentang tarikat sadzaliyah tanyalah pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”. (R5-PA-05-082015)
f.
“ Tarikat ya untuk mendekatkan diri dengan Allah”. (R6NW-06-08-2015)
2.
Bagaimana sikap anda ketika berada dalam suatu majelis dimana orang-orang yang berada di dalam majlis tersebut berasal dari berbagai macam latar belakang sosial? a.
“ Ya biar orang mau seperti apa”. (R1-NW:4-08-2015)
53
b.
“ Baik atau buruk orang, kaya atau miskin itu sama saja. Toh semua sama saja makan nasi, sama-sama memakai baju dari kain. Orang itu belum tentu seperti apa yang dia kenakan. Terkadang orang yang berpenampilan seadanya dia merasa bahagia, namun orang yang memakai baju bagus gelisah dengan bebannya”. (R2-SN:07-08-2015)
c.
“ Di buat sama saja. Semua adalah ciptaan Allah tidak ada perbedaan didalam penciptaan manusia”. (R3-DK-04-082015)
d.
“ Bebas, tidak ada perbedaan didalamnya”. (R4-MM-04-082015)
3.
e.
“ Semua orang itu sama saja”. (R5-PA-05-08-2015)
f.
“ Biasa saja”. (R6-NW-06-08-2015)
Bagaimana sikap anda jika tetangga anda membeli mobil atau membangun rumah yang sangat mengah? a.
Responden tidak bersedia menjawab pertanyaan. (R1-NW:408-2015)
b.
“ Saya ikut senang dan bahagia. Karena suatu saat saya akan meminta bantuan pada tetangga saya, apabila memiliki mobil sewaktu-waktu saya minta bantuan, apa anak saya lahiran akan lebih mudah”. (R2-SN:07-08-2015)
c.
“ Tidak boleh emosi, berdoa saja, semoga tertular, agar bisa membeli dan membangun rumah”. (R3-DK-04-08-2015)
54
d.
“Ya biarkan saja, ikut bahagia. Apabila dia punya bisa dimintai tolong. Kalau rasa ingin pasti ada, ya berdoa saja. Kalau sekarang saja tak buat apa. Sudah tua seperti ini. Biar anak cucu saja yang punya. Kalau harta duania meski tua harus tetap mencari”. (R4-MM-04-08-2015)
e.
“Malahane. Dari pada tetangga saya kekurangan, lebih baik berkecukupan”. (R5-PA-05-08-2015)
f.
”Ya biarkan saja, wong dia bisa karena bekerja”. (R6-NW06-08-2015)
4.
Bagaimakah sikap anda apabila anda memiliki harta berupa panenan yang melimpah? Apakah anda akan menyisihkan untuk zakat atau sodaqoh? a.
“ Jika saya lego palilo ya saya akan berikan, kalau tidak ya tidak”. (R1-NW:4-08-2015)
b.
“ Kalau ada pasti saya beri, kami itu tidak bisa kalau menjawab pertanyaan apalagi harus menulis, kami akan lebih ihlas kalau dimintai uang. Cilek‟e nang limangewu gedene nang seket ewu itu lebih mudah dari kami”, suaminya menambahkan “ dapat sedikit disukuri, banyak ya sukur. Yang didapat juga harus dibagi dengan orang lain, baik untuk zakat atau sodaqoh”. (R2-SN:07-08-2015)
c.
“ Sebaiknya zakat mal baik harta dari sawah ataupun hasil dagang dari pasar. Shodaqoh itu bagi kami bukan sunah,
55
tetapi suatu kewajiban yang harus dijalankan”. (R3-DK-0408-2015) d.
“ Harus bersedekah. Meski hanya sedikit. Kalau tidak ya pas menengok orang sakit, nyumbang, layat, itu diniati sodaqoh sekalian zakat mal”. (R4-MM-04-08-2015)
e.
“ Saya berikan seihlasnya”. (R5-PA-05-08-2015)
f.
“ Kenapa harus dibagi pada orang lain, wong saya mencari ya sendiri. Buat anak cucu saja cukup. Soqoh ya sa berikan pada anak cucu saya”. (R6-NW-06-08-2015)
5.
Apa yang anda lakukan jika anda mengetahui tetangga anda dalam keadaan kesusahan ekonomi? a.
Responden tidak menjawab, namun responden mengalihkan pertanyaan yang diberikan peneliti dengan hal lain. (R1NW:4-08-2015)
b.
“ Saya akan membantu semampu saya, ra ketong meng sak mplok‟an ( meskipun hanya satu suapan)”. (R2-SN:07-082015)
c.
“ Dibantu semampunya”. (R3-DK-04-08-2015)
d.
“ Diberi semampunya, seihlasnya. Apabila tidak punya ya pinjam. Kalua tidak ya meminta waktu sampai punya”. (R4MM-04-08-2015)
e.
“Dibantu
semammpunya.
Tidak
kemammpuan kita”. (R5-PA-05-08-2015)
56
memaksa
diluar
f. 6.
“Ya tak bantu thow”. (R6-NW-06-08-2015)
Bagamaina sikap anda terhadap anggota jama‟ah tarikat yang lain, apabila tarikat yang lain melakukan ritual ajarannya? a.
Responden malah mengatakan jika ada orang yang berkata “ wong melu torekoh, nak ditakoni ora semaor(orang yang telah mengikuti tarikat, namun jika di tegur atau ditanya orang tidak menjawab)”. (R1-NW:4-08-2015)
b.
“ Biar saja, dulu saya tarikat juga ikut-ikutan, saya tidak tahu mana benar dan mana yang salah, biarlah Allah yang menilai mana yang baik. Tapi saya yakin kalau semua baik dan bertujuan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah”. (R2SN:07-08-2015)
c.
“ Tidak apa-apa, itu memang pengamalan mereka”. (R3-DK04-08-2015)
d.
“ Biar amalnya sendiri-sendiri. Karena hanya Allah yang menilai. Manusia hanya bisa mencari dan diliputi dengan kebodohan. Sehingga hanya mengikuti ajaran Nabi SAW. dan Allah semata. Yang terpenting kita mengikuti guru biar Allah yang memberi balasan terhadap apa yang dikerjakan”. (R4-MM-04-08-2015)
e.
“ Tidak apa-apa. Mereka hanya mengikuti gurunya”. (R5-PA05-08-2015)
f.
Responden tidak menjawab. (R6-NW-06-08-2015)
57
Ada seorang responden yang langsung ingin mengetahui semua pertanyaan. Maka peneliti mengutarakan semua pertanyaan secara langsung. Responden tersebut menjawab “ saiki aku wes tuwo, wong wes tuwo nang ngendi to parane, melu torekoh sakdermo sarono kanggo ndepe-ndepe marang Gusti. Saiki arep shodakoh, arep zakat yo nggowo opo, urep meng melu anak, njagakke anak, ngeleh, wareg yo kono moso bodo‟o anak‟e ( Sekarang saya sudah tua, orang sudah tua mau kemana, mengikuti tarikat hanya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Saat ini, mau shodaqoh, zakat, mau menggunakan apa. Hidup hanya ikut pada anak. Lapar, kenyang saya serahkan pada anak”. (R7-SL-25-07-2015)
BAB IV
58
PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Pada bagian ini penulis ingin memaparkan perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari. Terkait dengan perilaku yang menjadi tuntunan telah dipaparkan pada Bab II. Penulis hanya membatasi pada kehidupan yang berkaitan dengan interaksi dengan tetangga, serta tentang harta benda yang merupakan hal pokok dalam kehidupan seseorang . Berdasarkan pada uraian bab sebelumnya yaitu pada Bab III tentang perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di desa Banyukuning Kecamatan Bnadungan Kabupaten Semarang dapat penulis paparkan sebagai berikut. Tidak semua anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah mengetahui tentang arti tarikat yang sebenarnya. Adapun mereka mengetahui, mereka lebih tertutup tentang ajarannya kepada orang lain yang bukan merupakan anggota atau kelompok dari tarikat tersebut. Adapun jawaban dari responden “R1” “Setiap orang memiliki pemahaman sendiri-sendiri untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan tentang tarikat sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan antara saya (Pak N) dengan (Pak I) atau dengan jam‟ah lain akan menjadikan persepsi yang berbeda, sehingga akan menjelekkan tarikat, terutama Tarikat Sadzliyah”. Menurut pengamatan penulis responden ini kurang faham tentang arti
59
tarikat sadzaliyah, namun beliau berusaha menutupi ketidak tahuannya dengan cara beliau berbicara. Jawaban dari responden “R2” “Pada awalnya kami hanya ikutikutan dalam tarikat ini. Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja ikut tarikat. Namun lama-kelamaan kami merasa nyaman. Ikut tarikat ternyata bukan sekedar ngaji, namun menjadi beban dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Bukan sekedar amalan bacaaan yang dibaca setelah salat, namun perilaku. Kami memang belum bisa menjadi orang baik. Memakai kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami menjaga perilaku kami”. Kedua responden ini, yang merupakan pasutri memang benar-benar tidak mengetahui arti dari Tarikat Sadzaliyah, namun pada kehidupannya mereka ingin memperbaiki diri dengan berperilaku lebih baik, serta beribadah lebih tekun. Jawaban dari responden “R3” “Tarikat adalah suatu sarana untuk mendekatkan diri dengan Allah. Membaca sholawat, dzikir, mengurangi nafsu, sebagai sarana mensabarkan hati, menenangkan hati, serta membuat hati lebih terang. Dengan tarikat hidup akan selamat, damai sejahtera dengan istiqomah. Bahagia dunia akherat”. Responden ini memang lebih memahami dan mampu memberi penjelasan tentang rangkaiaan kegiatan serta isi amalan Tarikat Sadzaliyah. Meskipun dibanding yang lain responden ini paling akhir masuk Tarikat Sadzaliyah, namun beliau bisa mengamalkan ajaran tarikat dengan baik.
60
Jawaban dari responden “R4” “Pada pertanyaan pertama responden tidak berani menjawab, namun beliau menjelaskan bahwa apa yang diamalkan ini sama dengan yang ayahnya (Kyai Khumaidi) amalkan. Meski pada awalnya beliau tidak mengetahui kalau itu adalah amalan Tarikat Sadzaliyah”. Responden ini merupakan anak serta menantu dari pembawa Tarikat Sadzaliyah pertama kali di desa Banyukuning. Bapak “M” juga merupakan badal dari mursyid di Banyukuning. Meskipun mereka mengannggap diri mereka adalah dzuriyah Kyai, namun pemahaman mereka kurang, mereka hanya menjalankan apa yang ada di teks amalan wajib, tanpa membaca arti dan ajarannya. Jawaban responden “R5” ”Apabila kamu mau tahu tentang Tarikat Sadzaliyah tanyalah pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”. Responden hanya menjawab semampunya dikarenakan usia responden yang sudah udhur. Jawaban responden “R6” “Tarikat ya untuk mendekatkan diri dengan Allah” menurut pengamatan penulis, responden mengeahui, namun tidak bersedia memberi jawaban. Menurut pengamatan penulis masih banyak anggota jama‟ah Tarikat Sadzliyah yang tidak mengetahui arti dan tujuan tarikat sebenarnya. Seharusnya mursyid lebih mengenalkan arti dan tujuan tarikat, agar anggotanya memahami dari tarikat itu sendiri, sehingga mereka dapat mengamalkan amalan ibadahnya lebih baik dari orang yang tidak mengikuti tarikat.
61
Dari pertanyaan no 2 dan 3 jawaban responden ”R1” lebih tidak peduli, pada kesehariaanya beliau memang jarang mengikuti pengajian atau kegiatan kemasyarakatan, kecuali ngaji lingkungan dan mujahadah tarikat sazdaliayah. Dilihat jawaban responden “R2” pada poin A mereka lebih menghargai orang lain, meskipun pada kegiatan keagamaan mereka jarang mengikuti karena kesibukannya namun hubungan mereka dengan orang lain sangat baik. Mereka mau bergaul dengan siapa saja meski mereka termasuk orang kaya. Dari responden “R3” responden lebih terbuka, dalam kehidupan sehari-hari responden ini sangat aktif dalam kegiatan keagamaan ataupun organisasi keagamaan. Mereka juga ramah terhadap siapa saja. Baik di rumah atau pun di pasar. Responden “R4”, respoden ini termasuk orang yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan. Beliau menganggap semua sama saja tidak membedakan satu sama lain. Untuk keinginan terhadap sesuatu mereka ingin namun melihat usia dan kemammpuannya yang sudah tidak mungkin. Responden “R5” termasuk orang yang kurang aktif dalam kegiatan keagamaan, responden tergolong orang yang kurang bergaul dengan masyarakat. Responden “R6” termasuk orang yang kurang peduli terhadap orang lain. Meskipun responden termasuk orang yang aktif dalam
62
kegiatan keagamaan responden lebih tidak peduli, responden seolah membatasi dirinya dengan peneliti. Perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah
dapat
disimpulkan. Anggota jama‟ah tarikat memiliki zuhud dan wara‟. Mereka tidak membedakan seseorang berdasarkan latar belakangnya. Mereka menganggap setiap orang sedrajat. Mereka menganggap bahwa setiap manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan sebagian orang perilaku zuhud dan wara‟ terhadap perilaku sosialnya kurang. Mereka lebih acuh terhadap orang lain. Menurut pengamatan penulis dalam kehidupan sehari-hari jika dalam majlis pengajian antara anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah dengan orang lain sama saja. Mereka duduk berdampingan tanpa ada perbedaan. Sifat wara‟ dan zuhud akan menjadikan hati bersih dari riya, adalah hati yang telah terbentuk oleh kumpulan ikhlas yang jujur. Allah Ta‟ala akan memberikan pahala kepada orang yang beramal dengan ikhlas hati dan menempatkan ke tempat yang ia ridhai. Riya‟ itu adalah akibat manusia begitu tergoda oleh hidup dunia sementara. Kerusakan, ketamakan, dan perbuatan yang sama dengan itu telah menghadirkan bermacam-macam penyakit yang merusak ibadah. Hasil dari responden pada pertanyaan nomor 4, 5 lebih berkaitan terhadap zakat, shadaqah dan hubungan silaturrahmi. Dari jawaban responden pada bab III, sebagian besar responden bersedia mengeluarkan zakat, shadaqoh dan bersedia membantu tetangga yang sedang berada
63
dalam kesusahan sedangkan, sebagian kecil dari mereka belum bisa menjalankannya. Adapun responden “R1”, Responden tidak menjawab, namun responden mengalihkan pertanyaan yang diberikan peneliti dengan hal lain. Ada pendapat dari tetangga dekat responden “ apalagi dimintai uang, diminta menjawab saja tidak mau, padahal memberi jawaban kan termasuk shadaqoh” hal ini dapat di simpulkan bahwa ada beberapa kemungkinan dari jawaban-jawaban responden “R1” adapun alasan yang dapat ditarik peneliti pertama, responden sebenarnya tidak berkenan dengan kehadiran peneliti, kedua meskipun responden termasuk orang mampu namun memang responden agak pelit. Terlihat dari sikapnya saat bersamaan peneliti mewawancarainya ada orang yang meminta sumbangan, namun responden “R1” malah marah-marah. Adapun Hikmah Zakat dan Shadaqoh sebagai berikut. Pertama, menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajiban
terhadap
Allah
dan
terhadap
makhluk
Allah
(masyarakat).Kedua, membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak tercela, serta mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan berkepentingan.Ketiga, sebagai ucapan syukur dan terima kasih atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya.. Keempat, guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah.Kelima, guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta
64
mencintai antara si miskin dan si kaya. Rapatnya hubungan tersebut akan membuahkan beberapa kebaikan dan kemajuan, serta faedah bagi kedua golongan dan masyarakat umum. (sulaiman Rasjid, 2006:218) Pada pertanyaan nomor 6 jawaban responden hampir sama, yaitu membiarkan, karena mereka menjalani ajarannya masing-masing. Banyak anggota jama‟ah tarikat yang hanya mengamalkan ijazah saja, naumun pendididikan syari‟at sebagai landasan dasar atau pondasi dalam ibadah seringa mereka abaikan, atau dikesampingkan. Sehingga aspek pendidikan rohani tidak hanya berkecimpung pada tarikat saja. Aspek lain dari hasil penelitian ini adalah dimensi konsekuesial keberagamaan sebagai implikasi dari ajaran islam. Yang dilaksanakan berdasarkan pada pokok pemikiran pendiri Tarikat Sadzaliyah terutama tentang aspek sosial. Tentang apek sosial terhadap penderitaan orang lain yang sedang mengalami kesusahan ekonomi, menjenguk orang sakit, nyumbang orang yang mantu dan lain-lain. Banyak anggota jam‟ah tarikat sadzliyah yang peduli terhadap lingkungan dan menganggap satu sama lain sama saja. Antara yang kaya dan miskin saling membantu. Dikarenakan mereka sadar bahwa manusia adalah mahluk individu sosial. Dimana satu sama lain saling membutuhkan. Rosulullah bersabda: “Jika engkau dapat beramal dalam keadaan ridho kepada Allah, maka beramallah, dan jika tidak dapat, maka dalam melakukan
65
kesabaran atas hal-hal yang engkau membencinya, terdapat kebaikan yang banyak” Menurut pengamatan penulis kesadaran masyarakat secara umum dalam mendekatkan diri kepada Allah sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan rutin, baik kegiatan yang dilaksanakan di tingkat dusun maupun tingkat lingkungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesadaran untuk bersedekah juga bagus. B.
Deskripsi Perilaku Sosial Masyarakat Banyukuning Adapun perilaku sosial yang berlaku dimasyarakat yang seolah sudah bukan menjadi beban adalah: 1.
Menjenguk orang sakit Menjenguk orang sakit biasanya dilakukan bersamasama, apabila orang sakit itu berada di rumah sakit. Namun apabila dirumah masyarakat lebih sering beragkat sendirisendiri.
2.
Takziyah Adapun ramkaian takziyah yang dilakukan masyarakat Banyukuning adalah: a.
Memandikan, mengkafani, merupakan tugas dari modin atau orang yang dipercaya.
b.
Menggali kubur dilakukan oleh bapak-bapak secara suka rela.
c.
Mentahlilkan saat jenazah masih dirumah.
66
d.
Membaca Alqur‟an 30 Juz saat sore hari, dilakukan oleh bapak-bapak.
e.
Sonjo, sonjo adalah tahlil saat malam, dilaksanakan dari hari pertama sampai hari ketuju.
3.
Berangkat pengajian Pengajian lebih sering dilaksanakan untuk umum, namun masih banyak masyarakat yang tidak berangkat. Yang berangkat dalam satu pengajian denan pengajian yang lain, biasanya hanya orang-orang yang sama. Kebanyakan masyarakat lebih berat meninggalkan pekerjaannya.
4.
Memberi shodaqoh saat bulan sura Shadaqoh dibulan as-sura biasanya rutin dilaksanakan satiap satu tahun sekali. Shodaqoh ini diikuti oleh masyarakat umum. Yang diberikan untuk anak-anak yatim atau tidak mampu.
5.
Membayar zakat fitrah dan zakat mall di masjid saat bulan ramadhan Zakat fitrah dan zakat mall dikumpulkan menjadi satu pada saat bulan ramadhan. Namum pembagiannya berbeda, zakat fitrah akan dibagiakan, pembagiannya dibagi kembali untuk semua KK, karena pernah ada suatu kejadian hanya
67
orang miskin yang diberi, namun menjadi masalah yang tidak diinginkan. Zakat mal lebih diarahkan ke masjid, pembangunan madrasah atau disimpankan lembaga, zakat mall yang ada di desa Banyukuning juga akan di berikan untuk membantu orang yang tidak mampu yang sedang sakit di rumah sakit, hal ini untuk meringankan beban masyarakat. 6.
Nyumbang (kondangan) Istilah nyumbang diperuntukkan untuk kondangan orang yang sedan memiliki hajatan, baik diperuntukkan orang menikah, sunat ataupun acara lain, yang mana tetangga sedang ada perlu.
7.
Tilek Bayi Tilek bayi berarti menjenguk bayi, namun arti sebenarnya dalam masyarakat adalah menenok orang yang baru saja melahirkan.
68
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Setelah dilakukan pembahasan dan analisis dari Bab I sampai dengan
Bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan pada skripsi ini, yaitu: 1.
Sejarah tarikat Sadzaliyah di Desa Banyukuning Tarekat Sadzaliyah diamalkan warga pertama kali kurang lebih pada Tahun 1960an oleh salah seorang kyai di desa itu. Beliau bernama Kyai Khumaidi. Sepeninggal beliau Tarekat Sadzaliyah mati suri di daerah ini, bahkan putra putri beliau pada masa itu belum mengamalkannya Tarekat Sadzaliyah kembali ada di desa ini setelah adanya akhirussanah Madrasah Ainul Anwar yang pertama kali, yaitu pada Tahun 1987. Seorang kyai dari Parakan Temanggung bernama Muhaimin Gunardo menjadi pembicara dalam Akhirussanah ini. Tahun 1988 Ighfirli kembali sowan kerumah kyai Muhaimin Gunardo bersama Ihsan yang merupakan salah seorang tetangga Ighfirli. Sesampainya di rumah beliau mengamalkan. dari amalan keduanya menumbuhkan keinginan tetangganya. Khasbun Aziz dan Sugi mengikuti ajarn tarikat ini, kemudian ikut baiat. Dari kegiatan mujahadah yang di amalkan, banyak orang tertarik mengikuti amalnya tak jarang jam‟ah mengajak sanak saudara dan 69
kerabatnya, sehingga tarekat sadzaliyah dapat kembali berlangsung di desa Banyukuning. 2.
Pokok-Pokok Ajaran Tarikat Sadzaliyah a.
Tidak
menganjurkan
kepada
murid-muridnya
untuk
meninggalkan profesi dunia mereka. b.
Tidak mengabaikan dalam menjalankan syariat Islam.
c.
Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan.
d.
Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung pada harta yang dimilikinya.
e.
Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan ummat, berusaha menjembatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami oleh para salik.
f.
Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
g. 3.
Ma‟rifat
Perilaku Sosial Masyarakat Yang Di Ajarkan Dalam Kegiatan Tarikat a.
Zuhud (tidak terlalu terikat dengan hidup dunia),
70
b.
Wara‟ adalah salah satu sifat untuk tidak
terlalu terkait
dengan keperluan dunia. c.
Tawadhu adalah sifat rendah hati, dan tidak sombong.
d.
Zakat menurut istilah agama islam artinya” kadar harta yang tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.
Silaturrahmi berasal dari dua kata yaitu silahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahmi artinya kasih sayang, persaudaraan, Rahmad Allah ta‟ala. B.
Saran Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu mengenai Perilaku Sosial Anggota Jama‟ahtarikat Sadzaliayah Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, maka peneliti hendak menampaikan saran: 1.
Untuk Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliayah Tetap menjalankan ibadah ritual denagn baik, baik secara syariat atau pun jalan tarikat yang telah di tempuh. Tidak memisahkan antara syari‟at dengan tarikat. Namun menjalankan ibadah berdasarkan tingkatan yang telah mereka jalani. Mengikuti tarikat bukan hanya sekedar ikut-ikutan ataupun mengisi waktu senggang. Namun harus memahami antara orang yang hanya berpegangan pada jalur syaria‟at saja dan tanggung jawab mereka terhadap jalan yang ia tempuh.
71
2.
Untuk Mursyid Memberi pendidikan secara universal, baik pendidikan syari‟at yang menjadi pondasi seseorang dalam menjalankan ibadah mahdhohnya. Mursyid diharapkan tidak hanya mengenalkan tentang kebahagiaan akhirat saja, namun harus mengenalkan pada aspek lain yang fundamenta; dalam kehidupannya di dunia. Pendidikan tarikat yang merupakan tahapan lebih tinggi dalam mengenal Allah, memahami arti yang berada dalam syaria‟at secara lebih. Pendidikan Akhalak dan adab, baik akhlak terhadap Roobnya maupun terhadap sesama. Mengenalkan makna tarikat secara makna maupun contoh yang nyata.
72