HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI – LAKI DI DESA CENDONO KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS
Manuscript
Oleh : Erine Vila Novicka NIM : G2A008048
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki Di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang,
September 2012
Pembimbing I
Tri Hartiti, SKM, M.Kes Pembimbing II
Budi Santoso, SKM, M.Si,Med
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI-LAKI DI DESA CENDONO KACAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS Erine Vila Novicka 1 Tri Hartiti, SKM, M.Kes 2 Budi Santoso, SKM, M.Si,Med 3 Abstrak Berbagai perilaku keluarga yang remajanya merokok, orangtua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan mengajarkan kepada putra putrinya untuk berperilaku yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orangtua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, bimbingan dari orang tua, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sehingga mereka tidak melakukan perilaku merokok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki – laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasi dengan metode pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja laki – laki yang berusia antara 13 - 17 tahun yang berada di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode proporsional random sampling yaitu berjumlah 86 orang. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh sebagian besar responden memiliki pola asuh permisif yaitu sebanyak 46 orang (53,5%), Perilaku merokok remaja laki-laki sebagian besar adalah sedang yaitu sebanyak 31 orang (36,0%). Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dengan nilai p-value 0,000 < α (0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut maka diharapkan masyarakat menjadi bahan informasi untuk menambahkan pengetahuan tentang macam-macam pola asuh dan dapat mengaplikasikan pola asuh bahwa pola asuh orang tua sangat penting untuk membentuk perilaku remaja khususnya perilaku merokok pada remaja, sehingga orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang sesuai pada anaknya. Kata kunci : Pola asuh orang tua, perilaku merokok, remaja laki-laki
THE CORELATION OF PARENTING PATTERN WITH ADOLESCENT SMOKING BEHAVIOR IN MEN IN CENDONO, KECAMATAN DAWE, KABUPATEN KUDUS Abstract A variety of family behavior that teenage smoking, parents have an obligation to educate and teach her son to behave well and correctly. Parenting is done correctly by parents associated with providing care, attention, guidance from parents, and a positive influence on adolescents so that they do not do smoking behavior. The purpose of this study to determine the relationship of parenting parents with smoking behavior in adolescent males - males in the Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. This research is descriptive correlation with cross sectional approach. The population in this study were all adolescent males - males between the ages of 13-17 years residing in the Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus and sampling conducted by proportional random sampling with that is numbered 86 people. Analysis of the data used in this study is to use statistical analysis Chi Square. Based on the statistical analysis obtained the majority of respondents have a permissive parenting style that is as many as 46 people (53.5%), smoking behavior of teenage boys mostly are as many as 31 people (36.0%). There is a significant relationship between parenting parents with smoking behavior in adolescent boys in the Cendono, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus the value 0.000 p-value < α (0.05). Based on the results of the statistical analysis is then expected to be a material public information to add knowledge on a variety of parenting and parenting can apply the parenting of parents is very important to establish the behavior of adolescent smoking behavior in adolescents in particular, so that parents are expected to apply parenting appropriate to the child. Keyword : Parenting pattern, Smoking behavior, teenage boys
PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen Kesehatan RI, Indonesia pada akhir tahun 1999 kematian akibat rokok sudah mencapai 57.000 jiwa pertahun. Angka konsumsi rokok di Indonesia termasuk yang paling cepat pertumbuhannya di dunia karena melonjaknya perokok pemula yang sebagian besar berumur antara 10 - 19 tahun (Djunaedi, 2002).
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 1,2 miliar penduduk dunia merupakan perokok dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. Besarnya jumlah perokok tersebut menyebabkan angka kematian akibat merokok saat ini adalah 4 juta jiwa setiap tahun, yang berarti terdapat sekitar satu kematian dalam setiap 8 menit (Burhan, 2004).
Melihat dari data akibat yang disebabkan oleh bahaya merokok tersebut, tidak heran bahwa di negara maju aktivitas merokok mulai dibatasi, dan jumlah perokok semakin berkurang. Menurut badan kesehatan WHO dinegara maju prevalensi jumlah perokok menurun 1,1% setiap tahunnya, akan tetapi dinegara berkembang seperti Indonesia jumlah perokok ini 2,1% meningkat setiap tahunnya (A.F Muchtar, 2005).
Aktivitas merokok dianggap sebagai suatu trend di Indonesia. Riset WHO (1998) menunjukkan bahwa kelompok perokok aktif usia 10 tahun ke atas di Indonesia tercatat 59,04% untuk pria dan 4,85% untuk wanita. Berdasarkan kelompok usia tersebut 12,8% - 27,7% pria berusia muda dan 0,64% - 1% adalah wanita muda (Syahrir, 2003).
Jumlah perokok di Indonesia menempati urutan terbesar keempat dunia dengan kekerapannya sekitar 60% pada laki-laki dan 4% pada perempuan yang berumur lebih dari 15 tahun (Burhan, 2004). Sedangkan di Asia Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah Kamboja dengan presentasi perokok pria : Kamboja 54%, Indonesia53%, Vietnam 50%, Malaysia 49% dan Thailand 39% (Basyir, 2005).
Usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara usia 11- 13 tahun. Mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun (Smet, 1994). Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok, data WHO menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Kemala, 2005).
Hasil penelitian di Indonesia menyatakan bahwa
terdapat 31% orang mulai
merokok di usia 10-17 tahun dan 11% pada usia 10 tahun. Penelitian di Lombok dan Jakarta memperlihatkan 75% pria dewasa dan kurang dari 51% dewasa wanita mempunyai kebiasaan merokok dan kurang lebih 25% perokok menghabiskan 21 batang per hari. Kebiasaan merokok di kalangan remaja cukup memprihatinkan. Di Jakarta 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita merokok. Studi prevalensi perokok pada orang dewasa di Semarang menunjukkan tukang becak 96,11%, para medis 79,8%, pegawai negeri 51,9% dan dokter 36,8%
(Sani, 2005).
Indonesia terdapat peningkatan pesat konsumsi rokok pada remaja, pada tahun 2001 yang mencapai 24,2% dari semula 13,71% pada tahun 1995, yang kemudian menjadi perokok aktif / tetap (Walubi, 2004).
Pada awalnya kejadian merokok pada remaja umumnya terjadi pada daerah perkotaan, namun sekarang sudah masuk pada daerah pedesaan, salah satunya adalah pada desa cendono kecamatan dawe kabupaten kudus tahun 2011. Remaja yang dahulu belum sama sekali mengenal rokok, namun sekarang sudah sangat akrab dengan asap rokok dan aroma tembakau.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliastuti (2010) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di Desa Banyutowo Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor orang tua dengan perilaku merokok. Penelitian lain yang dilakukan oleh (2010) hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dengan hasil terdapat hubungan yang negatif antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja. Berdasarkan hasil survey dari fenomena diatas, dari jumlah remaja laki – laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus menunjukkan sebesar 85% adalah perokok. Mereka merokok kebanyakan ikut- ikutan, terpengaruh oleh teman sebayanya, dan terpengaruh oleh iklan rokok di media cetak maupun elektronik yang menampilkan gambaran bahwa seorang perokok adalah lambang kejantanan. Hal ini mengakibatkan para remaja laki – laki tersebut tertarik untuk tahu dan mencoba rokok serta mengikuti perilaku yang ada dalam iklan tersebut. Ada juga yang meniru dari orang tuanya atau keluarganya dengan alasan bahwa orang tuanya juga perokok dan mereka juga tidak pernah melarang mereka merokok. Orang tua membiarkan semua perilaku remaja dengan bebas dan tidak pernah memperhatikannya (keluarga kurang perhatian).
Berbagai perilaku keluarga yang remajanya merokok, orangtua mempunyai kewajiban untuk mendidik dan mengajarkan kepada putra putrinya untuk berperilaku yang baik dan benar. Pola asuh yang dilakukan secara tepat oleh orangtua terkait dengan memberikan pengasuhan, perhatian, bimbingan dari orangtua, dan memberikan pengaruh positif pada remaja sehingga mereka tidak melakukan perilaku merokok.
Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku merokok pada remaja laki – laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus ”.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendiskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis korelasi antara kedua variabel tersebut sehingga dapat diketahui seberapa jauh kontribusi variabel independen terhadap adanya variabel dependen (Notoatmodjo, 2000). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja laki – laki yang berusia antara 13 - 17 tahun yang berada di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yang berjumlah 86 orang . Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square (X²). HASIL PENELITIAN Responden dalam penelitian ini terdiri dari rentang umur antara umur 13 - 17 tahun. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel 4.1.
37,2% 30,2% 23,3% 5,8% 3,5%
Grafik 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, 2012
Berdasarkan grafik 4.1 diatas diketahui bahwa dari 86 responden didapatkan umur termuda adalah 13 tahun sedangkan umur tertua adalah 17 tahun, didapatkan bahwa sebagian besar remaja laki-laki yang berumur 17 tahun sebanyak 32 responden (37,2%), umur 16 tahun sebanyak 26 responden (30,2%), umur 15 tahun sebanyak 20 responden (23,3%), umur 14 tahun sebanyak 5 responden (5,8%), dan umur 13 tahun sebanyak 3 responden (3,5%). Secara umum pola asuh orang tua responden dapat dideskripsikan sesuai pada grafik 4.2 sebagai berikut:
53,5 % 18,6 %
27,9 %
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, 2012 Berdasarkan grafik 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki pola asuh permisif yaitu sebanyak 46 orang (53,5%), sedangkan yang memiliki pola asuh demokratis sebanyak 24 orang (27,9%), dan orang tua responden yang memiliki pola asuh otoriter yaitu sebanyak 16 orang (18,6%).
Secara umum perilaku merokok remaja dapat dideskripsikan sesuai pada grafik 4.3 sebagai berikut:
36,0 % 24,4 %
27,9 % 11,6 %
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki di Desa Cendono Keamatan Dawe Kabupaten Kudus, 2012 Berdasarkan grafik 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku merokok sedang yaitu sebanyak 31 orang (36,0%), sedangkan responden yang memiliki perilaku merokok berat sebanyak 24 orang (27,9%), responden yang memiliki perilaku merokok ringan sebanyak 21 orang (24,4%), dan responden yang memiliki perilaku merokok sangat berat yaitu sebanyak 10 orang (11,6%). Hasil analisis statistik berdasarkan hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki dalam penelitian ini dapat diketahui pada tabel 4.6 sebagai berikut ini :
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilak Merokok Pada Remaja Laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, 2012 Perilaku Merokok Pola Asuh Orang Tua
Ringan
P Berat & sangat berat
Sedang
Total
Value
F
%
F
%
F
%
F
%
Otoriter
14
87,5
2
12,5
0
0,0
16
100
Permisif
7
15,2
26
56,5
13
28,3
46
100
Demokratis
0
0,0
3
12,5
21
87,5
21
100
Total
21
24,4
31
36,0
34
39,5
43
100
0,000
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dari hasil perhitungan tabulasi silang dapat diketahui bahwa responden dengan pola asuh orang tua yang otoriter Sebagian besar memiliki perilaku merokok ringan yaitu sebanyak 14 orang (87,5%), yang memiliki perilaku merokok sedang sebanyak 2 orang (12,5%), dan tidak ada yang memiliki perilaku merokok berat serta sangat berat. Sedangkan responden dengan pola asuh orang tua yang permisif sebagian besar memiliki perilaku merokok sedang yaitu sebanyak 26 orang (56,5%), yang memliki perilaku merokok berat dan sangat berat sebanyak 13 orang (28,3%), serta yang memiliki perilaku merokok ringan sebanyak 7 orang (15,2%), dan responden dengan pola asuh orang tua yang demokratis sebagian besar memiliki perilaku merokok berat dan sangat berat yaitu sebanyak 21 orang (87,5%), yang memliki perilaku merokok sedang sebanyak 3 orang (12,5%), dan tidak ada responden yang memiliki perilaku merokok ringan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil X2 hitung yaitu 66,802, dan p-value 0,000 < α (0,05). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran pola asuh orang tua responden sebagian besar adalah permisif yaitu sebanyak 46 orang (53,5%). Hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang didapat oleh Mahardika (2004), yang menyatakan bahwa sebagian besar gambaran pola asuh orang tua pada remaja laki-laki di SMA YATPI Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan adalah permisif yaitu sebanyak 52 dari 96 orang responden (54,2%).
Menurut peneliti, hasil penelitian ini dimungkinkan karena orang tua kurang memahami pola asuh yang sesuai dan baik untuk diterapkan dalam mengasuh anaknya, sehingga anak lebih dibiarkan dan tidak dikontrol. Orang tua juga menganggap bahwa anaknya sudah bisa belajar sendiri dan mengerti akan tindakannya. Berdasarkan hal tersebut maka, diharapkan orang tua lebih mengawasi anak dalam hal pergaulan tetapi jangan terlalu berlebihan dan juga tidak memaksa sehingga anak dapat belajar dari tindakannya.
Hal ini didukung pendapat oleh Sochib (dalam Yuniati, 2003), yang menyatakan bahwa dalam pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anaknya untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan dari orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh bahwa gambaran perilaku merokok remaja sebagian besar adalah sedang yaitu sebanyak 31 orang (36,0%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2009), tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja pria usia 1721 tahun di Desa Buddagan Kab. Pamekasan, dengan hasil bahwa sebagian besar
responden memiliki perilaku merokok sedang yaitu sebanyak 42 dari 71 responden (59,1%).
Menurut peneliti hasil penelitian ini dimungkinkan karena kurangnya pengawasan dari orang tua sehingga anak bebas melakukan sesuatu tindakan yang dianggapnya benar. Selain itu masa remaja juga merupakan masa yang rawan dan rasa ingin tahunya tinggi terhadap hal baru walaupun hal tersebut belum tentu benar. Jika tidak adanya pengawasan orang tua untuk mengarahkan perilaku yang positif pada anak maka anak akan cenderung berperilaku yang kurang baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sari (2003), yang menyatakan bahwa munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya).
Berdasarkan hasil analisis data pada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki yang diperoleh dengan menggunakan uji korelasi Chi-square, didapatkan nilai X2 hitung yaitu 66,802, dan p-value 0,000 < α (0,05). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Beberapa hasil penelitian diatas menurut peneliti dimungkinkan karena orang tua adalah sebagai panutan dalam memberikan perilaku yang baik terhadap respon anak dalam melakukan perilaku sehari-hari. Dalam hal ini adalah perilaku merokok sehingga pola asuh orang tua berkaitan erat dengan perilaku remaja. Maka dari itu orang tua diharapkan memberikan pola asuh yang baik pada anak dengan cara yang baik seperti: tidak memaksakan kehendak, tidak banyak
menuntut dan memberikan pujian ataupun hadiah disetiap anak memperoleh keberhasilan.
Berdasarkan hal tersebut maka sesuai dengan pendapat Sukardi (2004), yang menyatakan bahwa pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku anaknya karena orang tua adalah sebagai contoh model, orang tua harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, orang tua harus mempunyai sikap tenang, penuh perhatian, sehingga anak nyaman dan memiliki perilaku yang positif.
Selain itu, perilaku remaja dipengaruhi oleh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah pengaruh berasal kelompok sebaya, artinya ketika remaja bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).
PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Pola asuh orang tua responden sebagian besar memiliki pola asuh permisif yaitu sebanyak 46 orang (53,5%) dan perilaku merokok remaja laki-laki sebagian besar adalah sedang yaitu sebanyak 31 orang (36,0%), Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Hasil penelitian ini sebaiknya dapat menambah pengetahuan remaja khususnya di Desa Cendono Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus tentang merokok sehingga diharapkan dapat merubah perilaku merokok pada remaja agar remaja dapat
terhindar dari bahaya-bahaya yang timbul yang disebabkan oleh rokok karena merokok bisa berakibat buruk bagi kesehatan khususnya pada remaja.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bahwa pola asuh orang tua sangat penting untuk membentuk perilaku remaja khususnya perilaku merokok pada remaja, sehingga orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang sesuai pada anaknya.
1
Erine Vila Novicka : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang.
2
Tri Hartiti, SKM, M.Kes : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan manajemen FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang.
3
Budi Santoso, SKM, M.Si,Med. : Dosen Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, B. (2011). Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja pria di SMA Negeri 3 Demak. Semarang: Universitas Diponegoro Press. Basyir. (2005). Perilaku merokok pada remaja SMP. Bandung : EGC Depkes RI. (2005). Pendekatan dan penanganan pada remaja beresiko tinggi. http://www.dinkes-bwi.net/pkjm/html/modules.php?p=modload&name= News&file+article&sid=1. Diakses 01 Januari 2012. Djunaedi. (2002). Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Rumah Sakit Paru Batu. Fakultas Kedokteran UMM Dowshen, S.A. (2002). Panduan kesehatan: petunjuk lengkap untuk orang tua. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada. Friedman, M.M. (1998). Keperawatan keluarga: teori dan praktik. Jakarta: EGC. _________. (2007). Metodologi penelitian keperawatan dan tekhnik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.
Imasar. (2008). Kampanye anti rokok di Indonesia. http://one.indoskripsi.com/ judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/kampanye-anti-rokok. Diakses 16 Januari 2012. Kemala, I. (2005). Perilaku Merokok Pada Remaja: Medan Mahardika, S. (2004). Gambaran pola asuh orang tua pada remaja laki-laki di SMA YATPI Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. from http://www.polaasuh.com. diakses 30 Juni 2012. Muchtar, A.F., 2005. Matikan Rokok Hidupkan Semangat: Jalan Menuju Hidup Sehat Bermakna. Bandung: Penerbit Amanah Publishing House. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta _____________. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Pengantar perilaku manusia untuk keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. ________. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Prasetyo, B., & Miftahul, J. (2005). Metode penelitian kuantitatif teori dan aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.. Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press. Sochib. (2003). Pola asuh permisif pada remaja laki-laki. from http://www.pola asuh.com. diakses 30 Juni 2012. Sukardi. (2009). Pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak. Jakarta: PT Gramedia Mediasarana. Supriyanto, A. (2009). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok pada remaja pria usia 17-21 tahun di desa Buddagan kab. Pamekasan. Jakarta: Balai Pustaka Universtas Indonesia. Syahrir. (2003) Mengutip Taryono, Yono. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja SMP Bandung