PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TENDAS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh : DWI FAIK ASTUTIK NIM : 111 06 070
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dwi Faik Astutik
NIM
: 11106070
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 Juli 2010 Yang menyatakan,
Dwi Faik Astutik
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Dwi Faik Astutik
NIM
: 111 06 070
Jurusan
: Tarbiyah
Judul
: PENGARUH TERHADAP TENDAS
KEDISIPLINAN KEPRIBADIAN
KECAMATAN
ORANG ANAK
TAYU
DI
TUA DESA
KABUPATEN
PATITAHUN 2010 Telah kami setujui untuk di munaqosahkan.
Salatiga, 29 Juli 2010 Pembimbing
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si NIP. 19660814 199103 3 003
iii
KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax. (0298) 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
P E N G E S A H A N KELULUSAN
Skripsi Saudari : Dwi Faik Astutik dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11106070 yang berjudul : "Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak di
Desa
Tendas
Kecamatan
Tayu Kabupaten
Pati",
Telah
dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga (STAIN) pada Selasa, 31 Agustus 2010 M dan bertepatan dengan tanggal 21 Ramadhan 1431 H, telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
21 Ramadhan 1431 H Salatiga, 31 Agustus 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag NIP. 19720531 199803 1 002
Winarno, S.Si., M.Pd NIP. 19730526 199903 1 004 Pembimbing
Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si NIP. 19660814 199103 3 003
iv
MOTTO
Jangan putus asa Jangan bersedih dan jangan khawatir Ada matahari yang akan menyibak mendung kehidupanmu... Ada usapan lembut yang menyeka air mata kehidupanmu Ada kekuatan yang akan mengangkatmu ketempat yang mulia ALLAH sungguh sangat mencintai kita PERSEMBAHAN Untuk orang tua (ayahanda masyhudi dan ibunda siti asiyah) tercinta yang dengan seluruh pengorbanan telah mengukir segala asa, cita dan harapan. Kakak dan Adikku tersayang (Didik dan Fidaus) yang selalu memberiku kekuatan untuk selalu bertahan. Ibu Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat selesai. Mbak Iluz yang begitu sangat aku sayangi dan begitu telatennya memberikan pengarahan dan semangat pada penulis. Bapak Rozi selaku Kepala Desa Tendas, Kecamatan Tayu Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin dan membantu menyelesaikan skripsi ini. Calon pendamping hidupku yang kelak menjadi pemimpin yang bijaksana. Teman-teman kost Fatimah, Dayah, Watik, Tini, Mbak Evi yang selalu memberikan inspirasi yang besar bagi penulis. Mas A. Rohadi yang selalu memberikan semangat pada penulis. Hida yang selama ini banyak membantu penulis untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini
v
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan junjungan nabi agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010". Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN 2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 3. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini. 4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.
vi
5. Bapak rozi selaku Kepala Desa Tendas, kecamatan Tayu Kabupaten Pati yang telah memberikan ijin dan membantu menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak dan ibuku (siti aisiyah dan masyhudi) tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita. 7. Seluruh
sahabat-sahabat
yang
selalu
memberikan
dorongan
dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Amin – amin yarobbal 'alamin
Salatiga, 29 Juli 2010 Penulis
Dwi Faik Astutik
vii
ABSTRAK
Astutik, Dwi Faik. 111 06 070. Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak di Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati tahun 2010. Skripsi Jurusan Tarbiyah Progdi Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi PAI STAIN Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. Kata kunci : kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Pengalian data mengunakan metode angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 45 responden, menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data kedisiplinan orang tua dan data kepribadian anak. Disimpulkan hasil angket bahwa kedisiplinan orang tua dalam kategori tinggi memperoleh nilai 80% dari 45 responden. Sedangkan untuk kepribadian anak memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 66,67%, berada pada interval 27-30. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak. Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah subyek 45 responden dengan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% = 0,380, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi ro = 0,414 > 0,380. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "ada pengaruh yang sangat signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keparibadian anak" hipotesis yang penulis ajukan diterima.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN DEKLARASI .......................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Rumusan Masalah..........................................................
3
C. Tujuan Penelitian...........................................................
4
D. Hipotesa Penelitian ........................................................
4
E. Kegunaan Penelitian .....................................................
5
F. Definisi Operasional ......................................................
5
G. Metodologi Penelitan.....................................................
8
1. Variabel Penelitian .................................................
8
2. Populasi ..................................................................
9
3. Sampel ....................................................................
9
4. Metode Pengumpulan Data......................................
10
ix
BAB II
5. Analisis Data ...........................................................
11
H. Sistematika Penulisan ....................................................
12
KAJIAN PUSTAKA A. Kedisiplinan...................................................................
14
1. Pengertian Kedisiplinan ...........................................
14
2. Jenis-jenis Kedisiplinan ...........................................
18
3. Fungsi Kedisiplinan .................................................
22
4. Tujuan Kediplinan ...................................................
23
5. Unsur-unsur Kedisiplinan ........................................
24
B. Kepribadian ..................................................................
24
1. Pengertian Kepribadian............................................
24
2. Konsep Diri dan Bentuk Kepribadian.......................
26
3. Perkembangan Kepribadian .....................................
29
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian .......
33
C. Pengaruh
Kedisiplinan
Orang
Tua
terhadap
Kepribadian Anak.......................................................... BAB III
42
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ...........................................
44
1. Situasi dan Kondisi Biografis...................................
44
2. Keadaan Umum Desa ..............................................
44
3. Keadaan dan Jumlah Penduduk................................
45
4. Struktur Pemerintahan ............................................
47
5. Keadaan Sosial Keagamaan .....................................
48
x
BAB IV
BAB V
6. Keadaan Sosial Pendidikan ......................................
49
7. Keadaan Sosial Ekonomi .........................................
50
B. Penyajian Data...............................................................
51
ANALISIS DATA A. Analisis Data .................................................................
56
B. Analisis Lanjutan...........................................................
70
C. Interpretasi Data ............................................................
73
PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................
74
B. Saran .............................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jumlah Penduduk Menurut Umur Warga Tendas Periode 2010 ...............................................................................
Tabel 2
45
Pengurus Rukun Tetangga Masa Bhakti Tahun 20082013 ...............................................................................
48
Tabel 3
Penduduk Berdasarkan Agama Periode 2010...................
48
Tabel 4
Sarana Peribadatan Periode 2010.....................................
49
Tabel 5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Periode 2010...................................................................
49
Tabel 6
Jumlah Sarana Pendidikan Periode 2010..........................
50
Tabel 7
Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Periode 2010 ..
50
Tabel 8
Daftar Responden............................................................
51
Tabel 9
Jawaban Angket Variabel Kedisiplinan Orang Tua..........
52
Tabel 10
Jawaban Angket Variabel Kepribadian Anak...................
54
Tabel 11
Skor Angket Kedisiplinan Orang Tua ..............................
57
Tabel 12
Data Nilai Kedisiplinan Orang Tua..................................
58
Tabel 13
Interval Skor Kedisiplinan Orang Tua .............................
60
Tabel 14
Skor Nominasi Kedisiplinan Orang Tua ..........................
61
Tabel 15
Frekuensi Kedisiplinan Orang Tua Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati ....................................
63
Tabel 16
Skor Angket Kepribadian Anak.......................................
63
Tabel 17
Data Nilai Kepribadian Anak...........................................
65
Tabel 18
Interval Skor Kepribadian Anak ......................................
67
Tabel 19
Skor Nominasi Kepribadian Anak ...................................
67
Tabel 20
Frekuensi Kepribadian Anak Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.......................................................
Tabel 21
69
Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Kedisilpinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak ...........................
xii
70
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor sosial yang ikut menentukan kepribadian anak adalah faktor keluarga. Dalam keluarga terjadi interaksi yang sangat erat antara anak dan orang tua. Melalui sikap dan perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya dapat dilihat dengan cara orang tua memberikan kasih sayang, penghargaan, penerimaan, dan cara orang tua dalam memberikan kedisiplinan yang telah yang telah diberlakukan. Orang tua merupakan pusat kehidupan rohani dan sebagai penyebab perkenalan anak dengan alam luar dan pemikiran dikemudian hari sangat terpengaruh oleh sikap orang tua dipermulaan hidupnya (Daradjad, 1984:38). Dalam hal ini orang tua menempatkan peranan yang sangat penting demi kelancaran
dan
kesuksesan
anak
yang
berjalan
sesuai
dengan
perkembangannya karena orang tua merupakan tokoh utama dalam kehidupan anak seperti dalam hadist sohih muslim bukhori dikatakan :
. : ....'() * %+ , . !" #" $ %"& && Artinya :Hadist riwayat Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW bersabda, “setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah kedua orang tuanya lah yang membuatnya menjadi seorang yahudi, seorang nasrani, ataupun seorang majusi”. (Al-Mundziri, 2002:1068).
1
2
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial (Kartono, 1985:9). Dari interakasi dengan lingkungan pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar dari pada kepribadiannya. Dari situ akhlak, nilai-nilai, kebiasaan, dan emosi, kedisiplinannya menjadi kenyataan yang hidup dan tingkah laku yang tampak. Kedisiplinan harus ditanamkan pada anak mulai dari kecil. Anak harus di didik mengenal hak-hak orang lain dalam sosial. Anak harus dilatih dapat mengenal diri. Hal semacam itu termasuk pembentukan kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantu anak menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat. Disiplin dianggap perlu untuk perkembangan anak, tetapi pandangan tentang disiplin yang baik telah mengalami banyak perubahan, selanjutnya banyak orang tua tidak mau cukup berusaha untuk menanamkan disiplin, karena dikhawatirkan akan menyebabkan rasa benci yang akan membuat hubungan orang tua dengan anak menjadi tidak menyenangkan. Orang cenderung mengacu ke dalam konsep disiplin yang bertentangan dengan memakai istilah negatif dan positif. Konsep negatif, disiplin berarti pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya diterapkan secara sembarangan. Itu merupakan bentuk pengekangan melalui cara yang tidak di sukai dan menyakitkan. Konsep positif dari disiplin ialah sama dengan pendidikan dan bimbingan karena menerapkan penekanan di dalam disiplin diri dan pengendalian diri. Hal ini kemudian akan melahirkan motivasi dari dalam.
Jadi disiplin
negatif
memperbesar ketidak
matangan
3
individu sedangkan disiplin positif menumbuhkan kematangan
(Hurlock,
1993:82). Seorang anak akan berperilaku kurang baik ketika orang tua salah dalam mendidiknya, mengasuhnya, dan dalam menerapkan kedisiplianan yang ada. Namun akan kelihatan berbeda ketika orang tua membesarakan anak-anaknya dengan didikan demokrasi, memberikan kebebasan kepada anak tetapi tetap menggunakan pantauan orang tua. Sikap orang tua yang demikian akan mempengaruhi psikologi anak terutama pada perkembangan, tingkah laku dan kepribadian. Seorang anak akan mempunyai kepribadian yang baik jika orang tua menerapkan sikap disiplin pada diri anak sesuai dengan batasan-batasan yang di sesuaikan dengan pribadi anak. Mengajarkan tanggung jawab dan arti sebuah amanat yang diberikan. Dengan permasalahan-permasalahan maka sebagai perwujudan yaitu penulis mengambil judul : Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak Pada Masyarakat Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas perlu dibuat suatu rumusan permasalahan yang akan menuntun langkah-langkah penelitian berikutnya. Adapun rumusan permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati?
4
2. Bagaimana kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati? 3. Adakah pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati?
C. Tujuan Penelitian Beberapa hal yang ingin penyusun capai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kedisiplinan orang tua desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. 2. Untuk mengetahui kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.
D. Hipotesis Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukannya itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, akan tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran (Arikuntho, 1990:71).
5
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : -
Untuk hipotesa nol (ho): “tidak ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadaian anak”.
-
Untuk hipotesa kerja (ha): “Ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak”.
E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritik a. Memberikan sumbangan pengetahuan bagaimana cara mendidik anak yang sesuai dengan pribadi dan ketentuan-ketentuan dalam syariat islam. b. Memberikan wawasan atas pemahaman mengenai cara kedisiplinan orang tua yang disesuaikan dengan psikologi anak. 2. Manfaat Praktis a.
Tulisan ini menjadi sebuah wacana atau motivasi bagi orang tua yang menerapkan sikap disiplin demi mendapatkan pribadi yang baik pada diri anak.
b. Tulisan ini menjadi sumbangan pemikiran alternatif bagi orang tua untuk memperoleh pribadi anak dengan memberikan contoh disiplin yang baik .
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesimpang siuran arti istilah di dalam judul di atas maka penulis akan menjelaskan istilah yang ada pada judul tersebut, dengan
6
harapan agar dapat memperlancar pembaca dalam memahami judul skripsi ini, adapun istilah-istilah yang penulis jelaskan adalah : 1. Pengaruh Pengaruh adalah suatu daya yang timbul dari sesuatu (manusia binatang atau benda lain dan sebagainya), yang bisa menguasai individu atau berkekuatan terhadap sesuatunya sehingga terjadi tujuan timbal balik (Poerwadarminta, 2006:261). 2. Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin, arti yang meluas yaitu disiplin mendidik, menuntut, mengarahakan anak dalam hidupnya dan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan (Schaefer, 1989 : 11). Jadi kedisiplinan adalah cara orang tua menerapkan tata tertib dalam keluarga sehingga menimbulkan proses peniruan pada anak. Cara ini dilakukan dengan memberikan bantuan kepada anak bagaimana harus bertingkah laku dilingkungan masyarakat, memberikan petunjuk dan batasan tingkah laku, membatasi dan melarang hal-hal tertentu, bukan semata-mata karena larangan, tetapi untuk mencapai tujuan yang di inginkan. 3. Kepribadian Anak Kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifatsifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan dirinya dalam kehidupan seseorang (Fauzi, 2008:121).
7
Orang tua yang bersifat kaku dan yang memberikan kebebasan penuh akan mendorong anak untuk berperilaku agresif. Sedangkan orang tua yang bersikap demokratis akan menjadi pendorong terhadap perkembangan anak ke arah yang lebih positif. Jadi keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap anak untuk berperilaku agresif atau tidak. Cara menumbuhkan kepribadian anak harus dilakukan secara intensif untuk membentuk suatu tingkah laku, sifat-sifat, ataupun kebiasaan sehingga melahirkan pribadi yang luhur. Kepribadian akan tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai anak menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia berlangsung dari bayi hingga ia remaja, terutama kanak-kanak. Sehingga orang tua dapat menanamkan tentang arti perintah dan larangan pada masa tersebut. Sedangkan yang penulis maksud dengan kepribadian anak adalah suatu bagian yang menjadi ciri khas
pada diri anak yang mencakup
tentang keseluruhan aktifitasnya yang nampak dalam kehidupan yang di tempuh melalui proses pendidikan dalam keluarga. Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka penulis menegaskan bahwa yang dimaksud pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak adalah sikap disiplin orang tua dalam menanamkan segala kebiasaan yang dilakukan oleh anak dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan serta mengajarkan arti pentingnya anjuran dan
8
larangan yang akan membawa pengaruh pada diri anak sehingga melahirkan pribadi yang nampak dalam kehidupan.
G. Metodologi Penelitan Untuk membantu dalam penulisan skripsi ini, penulis mengambil beberapa metode untuk dijadikan landasan dalam pengumpulan data yang dibutuhkan yakni: 1. Variabel Penelitian a. Kedisiplinan orang tua 1) Kedisiplinan yang otoriter Dengan indikator: a) Menerapkan jadwal sehari-hari secara ketat b) Memaksa anak untuk mematuhi peraturan c) Pengekangan terhadap anak d) Memberi sangsi yang tegas terhadap kesalahan anak e) Tidak ada penghargaan atau pujian 2) Kedisiplinan yang lemah Dengan indikator: a) Tidak ada jadwal di dalam rumah b) Orang tua tidak memberlakukan tata tertib c) Memberikan kebebasan penuh terhadap anak d) Orang tua tidak pernah memberi peringatan e) Tidak pernah ada hukuman maupun penghargaan
9
3) Kedisiplinan yang demokratis Dengan indikator: a) Membicarakan jadwal harian b) Aturan dibuat berdasarkan persetujuan bersama c) Pengarahan terhadap anak d) Melatih anak memiliki rasa tanggung jawab e) Lebih banyak memberikan penghargaan atau pujian b. Kepribadian anak 1) Kemampuan bersosialisasi 2) Rasa percaya diri 3) Tanggung jawab 4) Inisiatif 5) Tingkah laku 2. Populasi Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak di generalisasikan (Hadi, 2002:70). Adapun populasi dalam penelitian ini di ambil dari anak di desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dari umur 8-12 tahun berjumlah 182 anak. 3. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang di selidiki (Hadi, 2002:70). Jadi, sampel merupakan bagian individu yang di selidiki yang akan dijadikan sebagian atau semua pada sampel yang telah ditentukan oleh penulis.
10
Untuk menjamin validitas hasil penelitian yang dicapai maka penelitian ini penulis mengambil sebagian kecil dari anak-anak di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati. Jadi disini peneliti mengambil sampel sebanyak 45 anak. Maka untuk menjamin hasil penelitian, maka penulis mengambil sampel sejumlah kurang lebih 25 % atau 45 anak dari besarnya populasi 182 siswa. Teknik mengambil sampel menggunakan random sampling. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10 − 15% atau 20 − 25 % (Arikuntho, 2006:134). Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil sampel dari jumlah populasi seluruh anak desa Tendas dari umur 8−12 tahun yang berjumlah 182 anak dengan ketentuan sampel 25%, maka diperoleh sampel sebanyak 45 anak. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menempuh dengan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode angket Angket merupakan daftar pertanyaan yang di berikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna (Arikuntho,
11
2005:102-103). Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak. b. Metode Observasi Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1981:136). Dengan metode ini dapat secara langsung mengetahui objek yang sedang diteliti yaitu situasi umum didesa Tendas. Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk: 1) Melengkapi data yang diperoleh 2) Menguatkan data yang telah terkumpul c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikuntho, 1997:139). Disini penulis menggunakan catatan dan arsip guna untuk memenuhi pengumpulan data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi. 5. Analisa data Dari hasil pengumpulan data yang telah terkumpul selama dalam penelitian, penulis menggunakan analisis dan statistik dengan rumus : P=
F x 100 % N
12
Keterangan: P
: Angka prosentase
F
: Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N
: Jumlah siswa
100% : Bilangan konstanta Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh sikap orang tua terhadap kepribadian anak. Digunakan analisa statistik dengan menggunakan rumus:
(ΣX )( ΣY ) N 2 2 (Σ X ) 2 ( Σ Y ) 2 Σ X − Σ Y − N N ΣXY −
rxy =
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
x
:Variabel pengaruh
y
:Variabel terpengaruh
x2
: Product dari x
y2
:
N
: Jumlah responden
Product dari y
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dan memperjelas gambaran dalam memahami skripsi maka perlu ada sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
13
Bab satu Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian dan metode penelitian. Bab dua landasan teori, berisi uraian berbagai teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu teori mengenai kedisiplinan orang tua, kepribadian anak. Bab tiga Laporan Hasil Penelitian, berisi di laporkan hasil pengumpulan data mengenai eksistensi desa Tendas Kecamatan Tayu kabupaten Pati yang memuat tinjauan historis, tinjauan geografis, keadaan disekitar serta aktifitas keseharian disamping itu memuat data kedisiplinan terhadap kepribadian anak. Bab empat Analisa Data, berisi analisis data yang di kumpulkan dengan pertahapan, klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase, untuk mengetahui pokok masalah yaitu ada tidaknya pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Bab lima Penutup, berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, saransaran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek peneliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kedisiplinan 1. Pengertian kedisiplinan Menurut Syaiful Bahri, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Djaramah, 2002:12). Peraturan ini diberlakukan pada setiap kegiatan, mengajarkan tentang tanggung jawab dan konsekuensi yang di terima jika melanggar peraturan. Dalam hal ini orang tua menempati peranan yang utama yaitu sebagai
pengawas
dan
pengontrol
dalam
mengatur
kehidupan
bermasyarakat. Menurut Elizabeth B. Hurlock bahwa disiplin berasal dari kata yang sama dengan ‘disciple’ yaitu seorang yang belajar atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin (Hurlock, 1993:82). Orang tua menjadi pemegang kekuasaan penuh, anak menjadi pelaksana yang siap menjalankan setiap tata tertib dan peraturan yang telah diberlakukan. Masa kanak-kanak merupakan masa peralihan yang mudah terpengaruh jika tidak adanya kontrol dari orang tua. Kedisiplinan merupakan sarana yang paling tepat untuk mengarahkan anak, membekali diri untuk menyambut kehidupan yang akan datang. Bagi banyak orang, berbicara kedisiplinan akan membawa pikiran kita membayangkan seorang keluarga victorian yang memegang tongkat, kedisiplinan seolah tidak bisa dipisahkan dari hukuman, dan hukuman
14
15
sangat terkait dengan kekuasaan, kepatuhan dan aturan yang di tegakkan dengan menebar rasa takut. Ini merupakan gambaran kedisiplinan yang ada di benak kebanyakan orang, dan ini pula alasan yang menyebabkan banyak orang yang mengambil arah berlawanan dengan cara menolaknya. Anak yang sulit untuk dikendalikan sangat membutuhkan disiplin yang tepat, memberikan sebuah pemahaman atas kesalahan yang dilakukan secara halus, tegas, dalam setiap peraturan yang diterapkan. Memberikan hadiah kepada anak dengan ucapan selamat atas keberhasilan yang diperolehnya dengan berlaku disiplin dan menaati peraturan, namun jika anak gagal sangsi dijalankan secara tegas. Sangsi ini harus sungguhsungguh menjadi prioritas dalam rumah tangga. Orang tua diharapkan tegas tetapi tenang dan mendukung, menunjukkan kepada anak bahwa orang tua mengerti perasaan. Menggunakan nada netral dan tidak mencela dalam setiap hal yang di lakukan anak. Orang tua menerapkan peraturan dan memberikan pemahaman jika peraturan itu dilanggar. Sehubungan dengan disiplin Allah menerangkan dalam Al-Qur’an: a. Qs. Al-Insyiroh ayat 7
َْ ْ َ ََِ Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia), maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah) Qs. Al-Jumu’ah ayat 12
. ِ / &0 ِ َّ ِ ْ ُ َِ َ !ُ" َ#$ %&َ'ِ !ُّ(َ)ْ !%َ $ َ* +, -#ِ $َ*, َ'ِ$ 1ِ2ِ ّ 3 &0 3 َّ$ +ِ, -4ِّ . ِ$ ِ!%َّ
16
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari jum’at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Dari kedua ayat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Allah menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk tidak menundanunda pekerjaan. Apabila suatu pekerjaan itu harus dapat di kerjakan pada hari ini, maka kerjakanlah pada hari itu juga¸jangan menunda sampai besok karena orang yang suka menunda-nunda pekerjaan merupakan orang-orang yang merugi. Orang tua harus menerapkan kedisiplinan secara tepat dan mengena, menggunakan kecakapan dan ketangkasan. Menjalankan disiplin dengan suasana tenang. Penyampaian atau penjelasan arti disiplin dilakukan dengan lemah lembut dan akrab. Hal tersebut akan menolong anak
untuk
menyadari
kesalahan
dan
mendorong
anak
untuk
memperbaikinya. Karena disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam pembentukan dan pengembangan watak secara sehat. Selain pentingnya menemukan arah dan tujuan hidup yang jelas, disiplin merupakan syarat mutlak untuk mencapai atau melaksanakan misi hidup. Oleh karena itu orang tua memperlihatkan kuasa tehadap anaknya, berlaku tegas dalam setiap tingkah laku anak. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha menanamkan disiplin pada anak adalah sebagai berikut : a. Menyadari adanya perbedaan tingkatan kemampuan kognitif anak sesuai dengan asas perkembangan kognitif.
17
b. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai seawal mungkin. c. Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mampu menggunakan tehnik yang paling tepat sesuai dengan kondisi anak. d. Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai sikap tegas, konsekuen dan konsisten dengan dasar bahwa yang dihukum bukan si anak, atau perasaan anak melainkan perbuatan yang melanggar aturan. e. Menanamkan disiplin bukan kegiatan ‘sekali jadi’ melainkan harus berkali-kali. Dalam penanaman disiplin yang diterapkan pada anak dan bukan merupakan tujuan orang tua untuk menyiksa, mengekang ataupun membelenggu tetapi itu semua merupakan bukti kasih sayang orang tua kepada anaknya. Maka dari itu anak harus menghargai serta mentaati segala perintah yang diterapkan dan diberlakukan orang tua (Ginanjar, 2008:86). Di dalam QS. Al-Isra’ 24 dikatakan bahwa:
56ِ 7 8ِ&ّ9, َ" %3 :, ; ِّ , ْ ُ $ <ِ : ّ . ِ =ِّ ُ>ّ ? @ %3َ A )ِ 0 $ Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". Sebagai seorang anak yang berkepribadian baik seharusnya mau serta mampu menerapkan peraturan yang diberlakukan oleh orang tua kepadanya. Dan ketika orang tua sudah lanjut usia, anak pasti akan merasakan pentingnya didikan orang tua meskipun didikan itu keras.
18
Karena semua itu demi kelangsungan hidup yang lebih baik demi mencetak anak yang berkepribadian luhur. 2. Jenis-jenis kedisiplinan Jenis-jenis kedisiplinan di bedakan menjadi tiga macam: a. Disiplin tradisional Disiplin tradisional merupakan disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa, dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. b. Disiplin modern Disiplin merupakan pendidikan yang hanya menciptakan suatu yang memungkinkan agar anak dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang
akrab,
hangat,
bebas
dari
rasa
takut
sehingga
anak
mengembangkan kemampuan dirinya. c. Disiplin liberal Disiplin liberal merupakan disiplin yang di berikan kepada anak
sehingga
merasa
memiliki
kebebasan
tanpa
batas
(www.suaranyawa.co.cc/2009/07/pengar). Berdasarkan pandang lama, orang tua hanya mencegah perbuatan yang tidak di inginkan. Orang tua tidak mengingat dorongan jiwa yang menyebabkan anak ingin berbuat demikian, disiplin sering kali diajarkan pada saat yang salah yaitu disaat anak tidak dapat mendengarkan nasihat orang tua karena emosi. Dalam hal menghukum anak, sering kali cara
19
yang orang tua lakukan kurang tepat sehingga menimbulkan suatu perlawanan. Berdasarkan pandangan baru, bahwa disiplin yang sekarang digunakan banyak membantu anak dalam hal perasaan maupun perbuatan. Orang tua membolehkan anak mengeluarkan isi hati dan perasaannya. Orang tua juga mencegah dan membatasi segala perbuatan yang tidak diinginkan atau mengarahkan mereka dengan baik, cara ini dilakukan sedemikian rupa sehingga diri anak ataupun harga diri orang tua tidak terluka. Hubungan orang tua yang akrab dan wajar bisa di pertahankan selama orang tua tetap bersikap hangat meskipun sebenarnya orang tua sedang berusaha menegakkan disiplin dengan perilaku tegas. Menurut Elizabeth B. Hurlock jenis-jenis disiplin yang digunakan pada masa kanak-kanak ada tiga macam: a. Disiplin otoriter Disiplin otoriter merupakan bentuk disiplin tradisional yang berdasarkan
pada
ungkapan
kuno
yang
mengatakan
bahwa
“menghemat cambukan berarti memanjakan anak”. Anak tidak di berikan kesempatan untuk mengemukakan tentang adil tidaknya peraturan tersebut. Disiplin otoriter akan sangat mempengaruhi kepribadian anak karena semakin banyak hukuman fisik digunakan, semakin anak cenderung menjadi cemberut, sehingga mengakibatkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk.
20
b. Disiplin demokratis Dalam peraturan demokratis
diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya sendiri, bila anak menganggap bahwa peraturan itu tidak adil. Dalam disiplin yang demokratis hukuman di sesuaikan dengan kejahatan dalam arti diusahakan agar hukuman yang diberikan
berhubungan
dengan
kesalahan
dan
perbuatannya.
Penghargaan terhadap usaha-usaha untuk menyesuaikan dengan harapan sosial yang tercakup dalam peraturan-peraturan di perlihatkan melalui pemberian hadiah terutama dalam bentuk pujian dan pengakuan sosial. Anak yang di besarkan dibawah disiplin yang demokratis akan mempunyai penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik. c. Disiplin yang lemah Filsafat yang mendasari tehnik disiplin yang lemah dengan melalui akibat dari perbuatannya sendiri. Dari situ anak
belajar
bagaimana berperilaku secara sosial. Dengan demikian anak tidak di ajarkan peraturan. Anak tidak di hukum karena sengaja melanggar peraturan, juga tidak ada hadiah bagi anak yang berperilaku sosial yang baik, mengakibatkan anak cenderung tidak menghiraukan hakhak orang lain, agresif dan kurang bersosialisasi (Hurlock, 1996:125). Banyak
keluarga
yang
mengharuskan
anak-anak
mereka
melakukan beragam kegiatan mulai dari olah raga, musik, kesenian, dan macam-macam pelajaran tambahan, pada setiap sore hari dan akhir pekan.
21
Kalau segala kegiatan ‘tambahan’ tadi di gabung dengan tekanan karena pekerjaan rumah yang juga harus dikerjakan. kebanyakan anak hanya akan punya sedikit sekali sisa waktu untuk menjadi anak secara wajar. Orang tua yang keterlaluan dalam menerapkan jadwal yang sedemikian ketat. Pemecahan masalah itu bisa dilakukan dengan menerapkan satu aturan sederhana, satu anak satu kegiatan (Bilddulph, 2006:36). Orang tua yang terlalu dini dengan sikap kaku, menjadikan anak penakut dan tidak berani berekspresi. Jika orang tua bersikap negatif dan banyak menghukum membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Tetapi jika orang tua terlalu banyak memberikan kebebasan, akan mengarahkan anak menajadi impulsif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja (Rimm, 2003:49). Orang tua menjadi faktor penentu dalam setiap kegiatan yang akan menjadi bekal anak untuk menghadapi kehidupan di masa datang. Disiplin harus di sesuaikan dengan watak dan kepribadian anak supaya orang tua tidak salah dalam langkah yang di ambil, konsekuensi tetap menjadi prioritas untuk mengambil suatu tindakan. Menurut Steve Biddulph, menumbuhkan keluarga bagaikan menumbuhkan pohon. Yang menjadi akarnya tidak lain adalah masa kanak-kanak anda dan bagaimana anda memelihara diri sendiri. Batangnya adalah perkawinan anda dan komitmen anda kepada anak-anak anda. Cabang-cabang adalah segala tindakan anda berdasarkan berbagai pilihan yang anda ambil setiap harinya. Anak-anak adalah bunga dan buahnya (Bidulph, 2006 : 37).
22
3. Fungsi kedisiplinan Hanya melalui disiplin orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk
mengendalikan keinginan-keinginannya,
membatasi berbagai
macam hasratnya, membatasi dan melalui batasan, menerapkan berbagai sasaran aktifitasnya. Fungsi disiplin adalah untuk menjamin ditaaatinya batas tertentu, jika batas yang sangat di perlukan tadi tidak ada. Jika kekuatan moral yang mengelilingi kita tidak dapat lagi menampung atau mengendalikan nafsunafsu kita, maka karena tidak lagi dibatasi, tindakan manusia hilang dalam kekosongan, hilang dalam kehampaan yang terselubung dan terhiasi dengan nama muluk kebebasan sepenuhnya (Durkheim, 1990 : 36). Disiplin tentu banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi kanak-kanak yang membutuhkan banyak pengarahan. Sehingga anak tidak bersikap semaunya sendiri dalam bertingkah laku dan juga dalam bertindak. Apalagi masa kanak-kanak yang pada usia tersebut anak akan menghadapi masa puber yang bercirikan anak suka mencoba hal-hal yang baru karena pada usia itu anak mempunyai rasa penasaran yang sangat besar terhadap sesuatu yang belum diketahui. Pada saat inilah dibutuhkan sesuatu yang bisa membatasi anak untuk tidak bersikap yang melampui batasan yaitu dengan penerapkan disiplin yang disesuaikan dengan karakter anak sehingga anak bisa membatasi perbuatan mana yang boleh dilakukan dan perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan.
23
4. Tujuan kediplinan Tujuan disiplin adalah mengarahakan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disipin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang (Rimm, 2003:47). Karena dengan disiplin akan membentuk kebiasaan yang baik bagi anak, dan dengan kebiasaan yang baik tersebut akan terbawa sampai anak itu dewasa bahkan sampai tua. Semua disiplin mempunyai tujuan ganda, mengembangkan suatu keteraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. Disiplin mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal yang merupakan kebiasaan juga membatasinya. Disiplin mengatur dan memaksa. Disiplin menjawab segala sesuatu yang selalu terulang dan bertahan lama dalam hubungan antara manusia (Durkheim, 1990:35). Dengan berawal dari keterpaksaan ini diharapakan anak bisa tahu batasan-batasan dari perbuatannya sehingga anak membiasakan diri dalam tingkah laku, dan bisa membedakan perbuatannya yang baik dan perbuatan yang jelek, antara perbuatan yang dianjurkan dengan perbuatan yang dilarang. Dengan disiplin diharapkan bisa memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan-kegiatan seseorang. Dengan penerapan disiplin yang tegas akan membentuk kepribadian yang baik yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab dalam perilaku.
24
5. Unsur-unsur kedisiplinan Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang di tetapakan kelompok sosial mereka harus memenuhi empat unsur: a. Peraturan sebagai pedoman perilaku b. Konsisten dalam peraturan tersebut dan cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya c. Hukuman untuk pelanggaran peraturan d. Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (Hurlock,1993 : 84).
B. Kepribadian 1. Pengertian kepribadian Membahas tentang kepribadian banyak pendapat para ahli psikologi mengenai isi batasan atau definisi tentang kepribadian itu sendiri. Pembahasan kepribadian harus dilakukan secara intensif, karena menyangkut masalah-masalah yang abstrak sebagaimana pendapat Zakiyah Daradjat : “Kepribadian yang sesunggunya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala kegiatan aspek kehidupan, misalnya dalam tindakannya, cara bergaulnya dan berpakaiannya, ucapannya dan dalam mengatasi setiap persoalan atau permasalahan baik yang ringan maupun yang berat” (Daradjah, 1985:16). Karena
sangat
abstraknya
perkembangan
kepribadian
dan
wujudnya bukan serta merta akan tetapi melalui proses kehidupan yang
25
panjang, dari mulai penerapan dan tolak ukur yang diterapkan dalam lingkungan setempat. Menurut Ahmad Fauzi yang dimaksud dengan kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang (Fauzi, 2008 :121). Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian merupakan segala tingkah laku yang nampak dalam diri seseorang, yang menjadikan ciri khas dari orang tersebut. Sedangkan menurut simandjuntak kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis dalam individu yang menentukan keunikan penyesuaian terhadap lingkungan (Pasaribu, Simandjuntak, 1984:95). Jadi kepribadian adalah penampilan atau bekas yang nampak dalam tingkah laku yang nampak dalam kehidupan sehingga menjadi ciri khas atau keunikan dari pribadi tersebut. Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, di asuh oleh orang tua dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya, sehingga cukup besar pengaruh dan peranan orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi hingga remaja, terutama kanak-kanak yaitu masa
26
yang
paling
baik
dalam
pembentukan
kepribadian
(Ahmadi,
Sholeh:2005:167). Karena masa kanak-kanak adalah masa di mana anak diperkenalkan pada sebuah kehidupan, dan tidak jarang ketika orang tua melakukan sebuah pembiasaan-pembiasaan melalui komunikasi dan interaksi yang baik dan terarah, sehingga anak dapat memahami sebuah perintah dan larangan. Islam meminta agar orang tua benar-benar memperhatikan pendidikan terhadap anak-anaknya. Sebagaimana nasehat luqman pada putranya. Ayat yang mulia pesan luqman bahwa ia tealah di karuniai hikmah. QS. Luqman: 13
/E&ِF /EْFُ َ َ G ِّ ّC'ِ ِ َّ9ِ ْ ِ G #ُ B 8 ّ 93 H 3 Fُ Iِ H ! J3 $ ِ ِ9B C3 ْDُ َ=َ ْ'ِ$ Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dari ayat Al-qur’an yang penulis kemukakan, betapa pentingnya pendidikan orang tua terhadap anaknya karena pendidikan yang utama dan pertama yang diberikan kepada anak untuk menanamkan nilai-nilai tauhid. Sebelum anak menginjak usia remaja di anjurkan tentang etika, sopan santun dalam bergaul di masyarakat. 2. Konsep diri dan bentuk kepribadian Manusia merupakan sosok yang sangat unik, mempunyai kebiasaan meniru karena manusia memiliki persamaan atau kesamaan
27
dengan orang lain, tetapi mempunyai khas tersendiri dalam dirinya. Misalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang beolahraga, suka berpakaian yang sederhana dan sebagainya. Dipihak lain ada orang yang memiliki sifat penyabar, tenang, tekun bekerja, tetapi tidak suka bergaul, pendiam, pelit, suka berpakaian rapi, tidak suka berolah raga, dan sebagainya, polapola sifat, kebiasaan, kegemaran dan sebagainya yang di kemukakan diatas adalah contoh pola/bentuk kepribadian seseorang (Fauzi, 2008:122). Dalam buku belajar pede kepribadian pada konsep diri anak dapat diklasifikasikan dalam dua bagian: a. Konsep diri positif Anak dengan konsep positif dapat mengembangkan sifat-sifat kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk menilai dirinya secara realitas sekaligus dapat menilai hubungan dengan orang lain secara tepat dengan penyesuaian lingkungan sosial yang baik. b. Konsep diri negatif Konsep diri negatif menyebabkan anak pada pengembangan perasaan tidak mampu dan rendah diri, sikap ragu, dan kurang percaya diri serta memiliki cara adaptasi sosial yang buruk. Ketidakmampuan untuk melihat diri secara realistik sekaligus menilai orang lain dalam peran dan hubungan sehingga akan membuatnya anak menjadi penakut, sikap rendah diri ini dapat menghambat aktualisasi diri dan menghilangkan kreativitas (Rasimin, Subqi, 2009:59).
28
Sigmund frued mengemukakan teori kepribadian terdiri atas tiga macam sistem yaitu: a. Id Merupakan bagian kepribadian yang berhubungan erat dengan prinsip kesenangan atau pemuas dorongan biologis yang segera tidak memperhitungkan realitas. b. Ego Merupakan
bagian
keribadian
yang
timbul
setelah
manusia
berhubungan dengan lingkungan, sehingga dasarnya adalah kenyataan. Ego berhubungan dengan proses dan kebutuhan psikologis. c. Superego Bagi kepribadian sebagian hasil perkenalan dengan norma sosial budaya, sehingga erat hubungannya dengan moral dan kebutuhan rohaniah (Fauzi, 2008:132). Untuk menegaskan pada diri manusia sebenarnya terdapat sejumlah sifat yang rumit, Frued menyederhanakan menjadi tiga bagian seperti yang sudah dijelaskan diatas. Ego menurut Frued merupakan bagian kepribadian manusia yang sadar, yang di maksud Frued ini bukan sadar ilmiah tetapi hanya sadar dalam dalam arti hidup sebagai makhluk yang biologis. Sedangkan id adalah wujud kasar manusia yakni badan yang bekerja seperti halnya mesin. Justru karena badan bermekanisme, maka timbul berbagai rangsangan, kebutuhan, dan dorongan naluriah, yang selanjutnya sering disebut sebagai syahwat.
29
Dari ketiga struktur kepribadian (id, ego, super ego) akan menimbulkan kecenderungan yang berdampak pada tingkah laku yang tampak dalam kehidupannya, apabila kecenderungan individu dan tingkah laku di dominasi oleh id menyebabkan kepribadian individu tidak matang dan bercorak lust principle sehingga individu cenderung beringkah tanpa pertimbangan dan di tujukan melulu pada pencapaian kesenangan. Sedangkan yang di dominasi superego yang tampil akan sebaliknya yakni kepribadian individu yang moralistis, kaku, dan tidak realistis dengan tingkah laku yang selalu di pertimbangkan dan bahkan di hambat oleh kode-kode moral, disini ego selaku eksekutif kepribadian dan berada pada posisi yang sulit, baik id maupun superego selalu berusaha agar ego berada dipihaknya. Apabila ego dengan antikoteksisnya cukup kuat, maka kedua sistem yang bertolak belakang dan sama-sama ingin tampil dominan itu bisa di damaikan sehingga kepribadian akan terintegrasi dengan baik (Koswara, 1991:44). 3. Perkembangan kepribadian Perkembangan dapat di definisikan sebagai perubahan bentuk fisik, struktur saraf, perilaku dan sifat yang terbentuk secara teratur dan berlangsung terus (Mussen, Conger, Kagan, Huston, 1988:7). Perubahan ini dipengaruhi oleh umur yang semakin bertambah dan juga lingkungan yang ada disekitarnya. Tujuan perkembangan menurut Jung adalah mencapai aktualisasi diri. Aktualisasi diri berarti diferensiasi sempurna dan saling berhubungan
30
yang selaras dalam hubungan aspek kepribadian manusia (Farozin, Fathiyah, 2003:64). Hubungan ini dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam yang menjadi penentu dari perkembangan kepribadian seseorang. Ditinjau dari perkembangannya, kepribadian seseorang terbagi menjadi beberapa fase: a. Fase oral (0-1 tahun) Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun pertama dari kehidupan individu. Pada fase oral ini daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuas kebutuhan dasar akan makanan dan minuman. Stimulisasi atau perangsang atas mulut seperti mengisap, bagi bayi merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan. b. Fase anal (1-3 tahun) Pada fase ini fokus dari energi libido yang di alihkan dari mulut ke daerah dubur, serta kesenangan atau kepuasan di peroleh dalam kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces (kotoran). Sehingga pada fase ini anak di perkenalkan kepada aturanaturan kebersihan oleh orang tuanya yang dikenal dengan nama toilet training. Frued membedakan dua cara orang tua dalam menerapkan toilet training beserta akibatnya, yang pertama penerapan yang keras dan menekan yang berakibat anak dimasa dewasanya akan memiliki kepribadian anal-retentive dengan ciri: keras kepala, kaku, kikir, terlalu
31
teliti dan ektrem dalam soal kebersihan. Yang kedua adalah orang tua yang membiarkan anaknya membuang kotoran kehendak anak, akibatnya akan mengembangkan kepribadian anal-agressive, yang akan menunjukkan sifat-sifat kejam, destruktif, pembenci, serta memiliki kecenderungan memandang orang lain sebagai objek untuk dimiliki atau dikuasai. c. Fase falik (3-5 tahun) Pada fase ini energi libido sasarannya di alihkan dari daerah dubur ke daerah alat kelamin. Pada fase falik ini dijumpai apa yang oleh Frued sebut dengan oedipus complex (untuk anak laki-laki), electra complex (untuk anak perempuan). d. Fase genital (5-12 tahun) Pada fase ini individu mengalami kebangkitan atau peningkatan dalam dorongan seksual, dan mulai menaruh perhatian terhadap lawan jenis (Koswara, 1991:49-53). Timbulnya perubahan struktur kepribadian dan perbedaanperbedaan individu terjadi diantara masa anak sampai dewasa. Pada anak (2-3 tahun) belum begitu tertarik pada nilai-nilai. Alport menganggap bayi yang baru lahir memiliki dorongan-dorongan naif dan refleks-refleks yang belum mempunyai suatu kepribadian. Anak diwarnai oleh potensi-potensi fisik
dan
temperamen.
Beberapa tingkah
laku
bayi
merupakan
pendahuluan pola kepribadian selanjutnya. Dan pada umur 2 ½ tahun
32
anak-anak mulai memperlihatkan perbedaan kualias kepribadian (Pasaribu, Simandjuntak, 1984:123-124). Menurut Alport perkembangan kepribadian yang sehat adalah perkembangan di mana apabila bayi menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup, pertumbuhan psikologi yang positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri dan anak akan mulai meluas melampui orang itu. Maka peranan ibu sangat penting, jika anak tidak diberikan keamanan dan rasa kasih sayang yang cukup maka anak akan besar dalam kondisi tidak aman, agresif, suka menuntut, iri hati, ego sentris dan pertumbuhan psikologisnya berkurang (Schultz, 1991:29). Pada penelitian di awal abad ke 20 pada dasarnya bahwa anak usia 2, 5, dan 10 tahun menunjukkan titik berat di mana perilaku berada dalam suatu kesinambungan yang baik. Anak-anak itu mempunyai kesulitan yang relatif minim dalam dirinya sendiri atau dengan dunia sekitarnya. Setiap usia di atas yang dapat dikatakan berjalan lancar dan tidak terganggu selalu di ikuti oleh periode singkat dimana perilaku kelihatan terpecah, terganggu, dalam keadaan sulit saat anak menunjukkan dirinya berada dalam ketidakseimbangan. Jadi kelancaran perilaku seorang anak berusia 2 tahun terpecah pada usia 2 ½ tahun, usia 5½ tahun sampai 6 tahun dan 11 tahun. Anak usia 11 tahun biasanya menunjukkan bahwa ia tidak cocok dengan lingkungan dan dirinya sendiri. Sedangkan usia 4, 8, dan tahun merupakan usia di mana perilaku anak di tandai dengan sikap suka keluar
33
dalam berbagai hal. Bahkan ia mungkin berada dalam bahaya karena berkembang terlalu pesat. Ia keluar dari rumah dan hilang pada usia 4 tahun. Pada usia 8 tahun ia menuntut bersepeda dijalan umum dan kemungkinan tertabrak, usia 14 tahun ia terjerat dalam berbagai rencana sosial yang bertentangan (Mussen, dkk, 1988:14). 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian Hipocrates
(460-375SM)
berpendapat
bahwa
kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama oleh bekerjanya cairan-cairan dalam tubuh: a. Jenis sanguinin: sangat periang dipengaruhi sebagian terbesar oleh darah. b. Jenis fregmatik: lamban, tak semangat, yang paling berpengaruh adalah kelenjar ludah. c. Jenis kholerik: pemarah, cepat bereaksi, banyak dipengaruhi oleh empedu kuning (Fauzi, 2008:167). Selain dipengaruhi oleh kelenjar dalam tubuh, kepribadian juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada di sekitarnya, baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Cara orang tua mendidik dan menerapkan disiplin pada anak sangat mempengaruhi pribadi dan tingkah laku keseharian anak, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam yang menjadi penentu dari perkembangan kepribadian seseorang.
34
Selain itu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepribadiaan anak adalah pendidikan, yang salah satu di antaranya adalah sikap orang tua yang terlalu memanjakan anaknya. Adapun faktor yang menyebabkan orang tua terlalu memanjakan anak yaitu: a. Orang tua anak tersebut di manjakan oleh orang tuanya sehingga pengalaman itu di wariskan kepada anaknya b. Orang tua mempunyai konsep kebahagiaan yang kurang tepat. Misalnya kebahagiaan di identikkan dengan menyenangkan hati anakanaknya dengan menuruti semua permintaan mereka memberi barangbarang, lux, uang. c. Sikap memanjakan dapat di sebabakan juga karena orang tua dahulu mempunyai pengalaman hidup yang pahit dan miskin sehingga mereka ingin menghindari anak mereka dari situasi yang serba sulit d. Orang tua yang banyak kegiatan dan bisnis sehingga tidak mempunyai waktu senggan yang cukup bagi anak-anaknya.kegiatan overaktif ini dapt menimbulkan rasa bersalah bagi orang tua sehingga mereka menuruti semua peramintaan atau memberikan barang-barang berharga sebagai substitusi kasih sayang mereka e. Kecenderungan orang tua yang kadang-kadang membedakn anak-anak mereka. Sikap membedakan biasanya di latar belaknagi oleh factor pandangan/kebudayaan yang tertentu misalnya rasa bangga terhadap anak laki-laki. Keadilan orang tua yang tidak merata terhadap anak dapat beruap perbedaan dalam pemberian fasilitas terhadap anak
35
maupun perbedaan kasih sayang. Bagi anak yang merasa di perlakukan tidak addil dapat menyebabkan kekecewaan terhadap orang tuanya dan akan merasa iri hati dengan saudara kandungnya. Dalam hubungan ini biasanya anak melakukan protes terhadap orang tuanya yang di wujudkan
dalam
berbagai
bentuk
kenakalan
(www.pdqueen.com/html/ahr). Dari kelima faktor di atas yang mempunyai kekuatan besar mempengaruhi pribadi anak. Penyimpangan/kenakalan akan tampak pada diri anak yang mendapat perlakuan tersebut. Dengan perawatan jiwa, semua perasaan yang terpendam dapat di ungkapkan melalui permainan dan secara langsung situasi perawatan memungkinkannya mengenal perasaannya dan dapat menerima kenyataan dengan obyektif. Dengan itu pribadi anak akan berubah menjadi supel, menyenangkan dan dapat bergaul baik dengan adik dan orang tua di rumah, maupun dengan teman-temanya di sekolah (Daradjat, 1972:476). Menurut pendapat Tarde, kejahatan bukanlah masalah antropologis melainkan masalah sosiologis. Sebagai lain-lain kejadian sosiologis kejahatan itu di kuasai oleh hasrat meniru, karena peniruanlah mak tingkah laku jahat terbentuk, jadi bukan karena dasar yang di bawa sejak lahir (Suryobroto, 1990:88). Proses yang diberikan oleh orang tua akan memberikan respon yang kuat kepada anak. Tingkah laku, tutur kata, gaya bahasa yang orang tua pakai dalam keseharian akan sangat mempengaruhi kepribadian anak, hal ini terbukti karena proses peniruan yang di lakukan
36
oleh anak. Misalnya anak kembar identik yang di lahirkan dalam satu ovum tetapi di besarkan dengan tempat yang berbeda dan mendapat asuhan serta pendidikan yang berlainan. Kepribadian dan tingkah laku akan Nampak jelas sesuai dengan keadaan sosial yanga di terimanya sehari-hari Keluarga merupakan bagian dari sebuah masyarakat, unsur-unsur yang ada dalam sebuah keluarga baik budaya, mazhab, ekonomi bahkan jumlah anggota keluarga sangat mempengaruhi perlakua dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu. pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluarga yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Adapun faktor lain yang mempengaruhi kepribadian anak adalah sebagai berikut: a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan unit pergaulan hidup yang terkecil dalam lingkungan masyarakat yang terdiri ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga berperan sebagai pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi anggota keluarga dimana ketentraman dan ketertiban di peroleh dalam keluarga tersebut. Selain itu dikatakan juga bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fungsi primer bagi perkembangan anak, juga
37
memberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukan watak dan kepribadian anak (Karono, 1989:166). Maka baik bururknya keluarga ini
memberikan
dampak
yang
positif
maupun
negatif
bagi
pertumbuhan anak menuju kepada taraf kedewasaannya. Peran seorang ayah adalah sebagai kepala keluarga yang diharapkan
mempunyai
sifat-sifat
kepemimpinan
yang
bisa
memberikan teladan atau contoh kepada anak untuk bersiakap bijak dan arif dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan dirinya sendiri maupun orang lain, dan seorang ayah harus bisa memberikan contoh kepada anaknya untuk bersikap tegar dan kuat dalam menghadapi segala hal, sehingga anak menjadi pribadi dan pemimpin yang benar-benar menjadi teladan kelak jika dewasa. Peran seorang ibu pada anak juga tidak kalah pentingnya, karena sejak anak di lahirkan sampai dewasa peran ibu bahkan lebih besar dari pada peran ayah, karena ibulah yang melahirkan, menyusui, merawat, mendidik anak-anaknya memberikan sentuhan dan kasih sayang yang lebih besar sehingga anak dapat mengenal serta bersosialisasi dengan anggota keluarga. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap perilaku dan kejiwaan anak. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama karena pengalaman dan pendidikan anak yang pertama kalinya diperoleh dari orang tua dan orang-orang terdekat anak. Perilaku dan kejiwaan anak akan jelas terlihat dalam tingkah
38
lakunya ketika orang tua tidak pernah memperhatikan anak dan sibuk dengan urusan dan pekerjaannya sehingga anak terlupakan dan cenderung terabaikan. Sedangkan anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua itu selalu merasa tidak aman, dan merasa kehilangan tempat berpijak atau tempat berlindung. Mereka merasa sangat sengsara di hati, sedih, malu dan satu penderitaan batin lainnya. b. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (syamsyu, 1999:54). Sekolah dalam hal ini berfungsi sebagai pembantu orang tua untuk mengerjakan kebiasaankebiasaan yang baik, menanamkan budi pekerti yang luhur sebagaimana yang dikemukakan oleh Mahmud Yunus: Kewajiban sekolah adalah melaksanakan pendidikan yang tidak dapat di laksanakan dirumah tangga. Pengalaman anak-anak dirumah di jadikan dasar pelajaran di sekolah. Tabiatnya yang salah di perbaiki atau di betulkan kelakuan anak yang kurang baik di perbaiki, perangai yang kasar di perhalus, tingkah laku yang senonoh di perbaiki dan begitulah seterusnya (Rasimin, 2009:38). Dalam hal ini pendidikan di sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap kepribadian anak untuk memupuk rasa solidaritas, etika dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari karena peran guru
39
di sekolah sebagai pengganti orang tua di rumah. Dalam pemberian hukuman di sekolah, guru harus bisa menempatkan sesuai dengan pembelajaran yaitu memberikan hukuman bukan yang bertujuan untuk mempengaruhi anak mempunyai sikap tanggung jawab, dan sebaiknya guru jangan memberikan hukuman dalam keadaan marah karena hal itu dapat berakibat: 1) Tidak bermanfaat 2) Rasa antipati dan kebencian dalam diri anak 3) Pukulan yang di yimpakan pada saat itu bukan untuk tujuan mendidik, melainkan untuk memuyaskan diri dan maenyalurkan kemarahan yang begejolak dalam dada terhadap anak didik yang patut di kasihani 4) Sesungguhnya orang yang dalam keadaan marah seperti ini biasanya tidak memelihara hukum-hukum Allah saat menimpakan pukulan (Rahman, 2005:283) Keempat akibat di atas dapat menghancurkan kepribadian anak, seorang anak yang selalu di larang oleh gurunya untuk tidak berbicara ketika guru menjelaskan dapat sedikit menghancurkan daya inisiatif dan kreatif dalam dirinya. Anak yang seperti itu terkadang cenderung diam padahal di balik diam yang anak miliki tersimpan sejuta pertanyaan yang menarik untuk dikupas. Anak takut untuk berkomentar karena sudah mendapat larangan yang membuat anak
40
takut. Sedangkan dalam pemberian hukuman seperti memukul hindari bagian wajah seperti dalam hadist Muslim dijelaskan:
@ ! Kِ 4L&َْ E "ُ 3 :َ ; َM َِ Artinya: Apabila seseorang di antara kalian memukul maka hindari lah bagian wajah (Rahman, 2005:284). c. Lingkungan masyarakat Dikatakan olaeh Ahmad D. Rimba, bahwa corak dan ragam pendidikan yang dialami masyarakat banyak sekali, hal ini mengikuti segala bidang baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan kepribadian, pengetahuan, sikap, dan minat ,maupun pengetahuan kesusilaan dan keagamaan (Rasimin, 2009:39). Dengan kata lain peran disini sangat berpengaruh, semisal pada pengembangan diri anak. Pada awalnya pendidikan yang di peroleh dari keluarga kemudian di kembangkan melalui lingkungan masyarakat. Sikap, perasaan atau emosi seseorang akan berkembang semenjak anak bergaul dengan lingkungannya. Perkembangan itu akan berdampak positif maupun negatif tergantung lingkungan yang ada di sekelilingnya. Dalam proses sosialisasi yang dilakukan oleh anak tergantung dari masing-masing pribadi anak yang telah memiliki konsep diri yang baik (positif) adalah mereka yang tahu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, kemudian dengan menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya anak dapat belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, sehingga mereka dapat lebih mudah dalam
41
beradaptasi bagi anak yang memiliki konsep diri yang buruk (negatif), anak tidak dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya sehingga kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar sangatlah kurang. Apabila terjadi suatu perubahan biasanya anak itu akan mengalami frustasi, sikap pesimis karena sulit beradaptasi (Rasimin,
2009:40). Sedangkan
faktor luar yang
mempengaruhi kepribadian adalah lingkungan anak itu tinggal, misalnya lingkungan tempat anak bergaul. Pendidikan yang diperoleh dari lingkungan masyarakat akan membawa
hal-hal
yang
membuat
anak
lebih
berkembang.
Diriwayatkan dari Amr bin syu’aib yang telah mengatakan bahwa Rosullah pernah bersabda:
َ 3 َ$ N3 3 ْOH َB$ P Q ِ %ْ0ِ R َSَ ْ Iْ)#َ E َ C َِ 3 َ ِ J َSَ ً<%"َِ H َ4U Cِ$ V3َ$ %9َِF&6ِ &ِ Artinya: Jika kamu membeli buah-buahan berilah dia: dan jika kamu tidak mau memberikannya, masukkan buah-buahan itu secara sembunyi-sembunyi dan jangan biarkan anak kamu keluar (sambil memakannya) karena akan membuat anak tetanggamu kepingin (Ramhan, 2005:342). Hadist di atas menjelaskan bahwasannya anak diajarkan dalam bergaul untuk bersikap rendah diri, menghormati setiap orang yang bergaul dengan anak dan lemah lembut tutur sapanya dengan mereka dan anak tidak berbangga dengan apa yang dimiliki oleh orang tuanya mengakibatkan anak menjadi sombong.
42
C. Pengaruh Kedisiplinan Orang Tua terhadap Kepribadian Anak Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, kepribadian orang tua sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak (Rasimin, Subqi, 2009:37). Disiplin yang di terapkan orang tua merupakan suatu hal yang di bentuk sedemikian rupa untuk membentuk karakter seorang anak. Pembiasaan yang terus di jalaninya akan menjadi sumber otomatis untuk membentuk pribadi anak. Disiplin yang otoriter dan disiplin yang lemah akan cenderung untuk membentuk pribadi yang agresif. Pembentukan kepribadian anak merupakan suatu proses bukan sekali jadi akan tetapi harus melalui pembiasaan-pembiasaan setiap hari dilakukan, karena pada dasarnya anak kecil cenderung meniru segala hal yang ada disekitarnya. Mendidik dengan penuh rasa kasih sayang, cinta kasih, keteladanan, dan tanggung jawab akan menciptakan pribadi anak yang mandiri. Tetapi sebaliknya jika cara orang tua mendidik anak secara paksa melalui pukulan dan celaan, menjadikan pribadi anak merasa rendah diri, sulit untuk bersosialisasi, pemurung, bahkan yang lebih parah adalah anak menarik diri dari lingkungan sekitarnya yang mengakibatkan perkembangan anak terganggu karena tidak tumbuh menjadi pribadi anak yang tidak wajar. Sama juga anak yang tidak pernah di terapkan disiplin sama sekali yang orang tua disibukkan oleh pekerjaannya sehingga tidak pernah memperhatikan anaknya. Hal ini mengakibatkan anak menjadi pribadi yang tidak menghiraukan orang lain dan sulit untuk bersosialisasi.
43
Pribadi anak yang mudah bersosialisasi, mempunyai rasa percaya diri, tanggung jawab dalam setiap hal, mempunyai daya kreatifitas yang tinggi menjadi pribadi yang ceria bukan merupakan suatu kesengajaan atau kebetulan akan tetapi merupakan suatu proses orang tua dengan menanamkan sebuah pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan. Tetapi sebaliknya jika ada pribadi anak yang menarik diri dari masyarakat sekitar, agresif, pemurung, dan merasa rendah diri merupakan dampak dari disiplin yang tidak disesuaikan dengan pribadi anak. Dengan demikian cara orang tua dalam membiasakan anak akan sangat menentukan
kepribadian
seorang.
Mencetak
malaikat-malaikat
yang
mempunyai kepribadian yang dahsyat dengan suri teladan yang baik, lemah lembut dan penuh dengan kasih sayang.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Situasi dan kondisi biografis Untuk mengetahui keadaan desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati, dimana desa Tendas kecamatan Tayu secara geografis terletak di pesisir laut Jawa dengan sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Dan secara geografis desa Tendas bebatasan dengan: a. Sebelah selatan : Desa sendangrejo b. Sebelah barat : Desa sumberejo dan kedungbang c. Sebelah utara
: Desa keboromo dan sambiroto
d. Sebelah timur : Desa jepat lor 2. Keadaan umum desa Luas desa Tendas adalah 170.100 ha, yang terdiri dari: a. Tanah sawah
: 67.160 ha
b. Tanah tegal
: 28.790 ha
c. Tanah perumahan
: 70.720ha
d. Tanah lain-lain
: 3.420 ha
Jumlah total
: 170.100 ha
Terbagi atas: a. 4 dusun
44
45
b. 2 RW c. 16 RT 3. Keadaan dan jumlah penduduk Keadaan dan jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 2.493 jiwa. Untuk lebih jelas dan lebih rinci dapat di klasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. a. Jumlah total
= 2.493
b. Laki-laki
= 1.217 jiwa
c. Perempuan
= 1.276 jiwa
d. Jumlah kepala keluarga = 805 kk
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Umur Warga Tendas Periode 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Umur 0-12 bln 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun 15 tahun
Jumlah 40 orang 42 orang 36 orang 39 orang 35 orang 40 orang 34 orang 33 orang 41 orang 45 orang 30 orang 32 orang 47 orang 32 orang 40 orang 37 orang
46
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Umur 16 tahun 17 tahun 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun 26 tahun 27 tahun 28 tahun 29 tahun 30 tahun 31 tahun 32 tahun 33 tahun 34 tahun 35 tahun 36 tahun 37 tahun 38 tahun 39 tahun 40 tahun 41 tahun 42 tahun 43 tahun 44 tahun 45 tahun 46 tahun 47 tahun 48 tahun 49 tahun 50 tahun > 51 tahun
Jumlah 30 orang 36 orang 39 orang 34 orang 32 orang 35 orang 39 orang 41 orang 44orang 42 orang 39 orang 31 orang 36 orang 37 orang 42 orang 41 orang 31 orang 33 orang 35 orang 34 orang 37 orang 37 orang 34 orang 42 orang 41 orang 34 orang 32 orang 29 orang 41 orang 37 orang 38 orang 36 orang 47 orang 45 orang 46 orang 582 orang
47
4. Struktur Pemerintahan Kelurahan Tendas secara administrasi berada diwilayah Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan, baik tugas rutin maupun tugas pembangunan, seorang kepala kelurahan dibantu oleh perangkat kelurahan yang terdiri atas: a. Satu kepala desa b. Satu orang sekretaris c. 11 orang perangkat desa lainnya Terdiri atas: a. 5 orang kepala saksi b. 2 orang kepala dusun c. 4 orang staf pembantu Untuk lebih lengkap lihat keterangan di bawah ini: a. Kepala desa
: M. Rozi
b. Sekretaris desa
: H.M Rahim
c. Kadus RW 01
:-
d. Kadus RW 02
:-
e. Ka-sie pemerintahan
:-
f. Ka-sie pembanguna
: H. Kusairi
g. Ka-sie kesra
:-
h. Kaur administrasi/umum : i. Kaur keuangan
: Kardo Suwandi
j. Staf ka-sei pemerintahan : Ashari k. Staf ka-sie pembangunan : Sujatmiko
48
l. Adapun pengurus rukun tetangga masa bhakti tahun 2008-2013 berdasarkan surat keputusan kepala desa Tendas nomor: 141/01/2010 tanggal 9 januari 2010, adalah:
Tabel 2 Pengurus Rukun Tetangga Masa Bhakti Tahun 2008-2013 Ketua
Sekretaris
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
RT/ RW 01/01 02/01 03/01 04/01 05/01 06/01 07/01 08/01 01/02 02/02 03/02 04/02 05/02
Winoto Usodo Y. Marwoto Sutopo Sulkan Sukarmin A. Kumaidi SH Sukamto S.Pd Suparman Sukibi Kusmono Jaenuri M. Samidi
Selamet Suroso Ngatimin Mulyono Triyono Yasir Arafat Kupurwantono Syaifudin S.Ag Supriyanto Sadi Kunardi Siswanto Fauzan S.pd
Samito Heri SR Joyo urip Ali ahmadi Suratno Suyadi Sulistiyono Pardi Sarman Sarmin Triyono Sukoyo Waluyo
Seksi Pembanguna Suroto Sutomo Suyanto Sutrisno Kasbi Suyono Selamet Kasian Suroto Laswi Surantoi Kunarto Kastur Sutaryo
14 15 16
06/02 07/02 08/02
Hardi Kasmuri Subandi
Kasturi Sutikno Hurito
Ahmad rondi Suharto Suroso
Rusdi Supar Siswoyo
No
Bendahara
Seksi Kesejahteraan Purwanto Suhud Sutowo Sukardi Pardi Jamin Rusmijan Mat Ghofar Sukarsan Karlin Ramijan Sutarno Agus suwignyo Parwi M. Sugiyanto Hadi
5. Keadaan sosial keagamaan Masyarakat Tendas yang berjumlah 2.493 jiwa, Mayoritas beragama Islam dan Kristen Protestan. Lebih jelasnya lihat dalam table berikut: Tabel 3 Penduduk Berdasarkan Agama Periode 2010 No
Jenis Agama
Jumlah
1
Islam
2.390
2
Kristen
103
49
No
Jenis Agama
Jumlah
3
Katolik
-
4
Hindu
-
5
Budha
-
Jumlah
2.493
Tabel 4 Sarana Peribadatan Periode 2010 No
Jenis Sarana Ibadah
Jumlah
1
Masjid
1
2.
Mushola
10
3
TPQ
2
4
Gereja
1
6. Keadaan Sosial Pendidikan Masyarakat Tendas bisa dikatakan baik dan peduli terhadap pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari data statistik tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Tendas pada tabel berikut: Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Periode 2010 No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Tingkat Perguruan Tinggi
26 orang
2
Tamat SLTA
264 orang
3
Tamat SLTP
384 orang
4
Tamat SD
626 orang
5
Belum Tamat SD
680 orang
6
Tidak Tamat SD
549 orang
50
Adapun laporan sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Tendas adalah sebagai berikut: Tabel 6 Jumlah Sarana Pendidikan Periode 2010
1.
Jenis Sarana Pendidikan TK
2.
RA
1
3.
SD
1
4.
MI
1
No
Jumlah 1
7. Keadaan Sosial Ekonomi Keadaan penduduk Tendas berdasarkan mata pencaharian: Tabel 7 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Periode 2010 No
Mata Pencaharian
Jumlah
1
Petani sendiri
296
2
Buruh Tani
126
3
Nelayan
4
4
Swasta
712
5
Pertukangan
35
6
Pedagang
16
7
Pegawai negeri
25
8
Pensiunan
5
9
Lain-lain
96
10
Wiraswasta
5
11
Perangkat desa
5
Jumlah
1.325
51
B. Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi interviuw dan dokumentasi di lapangan, Terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Untuk memperoleh data tentang kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak desa Tendas menggunakan angket yang berisi indikator tentang kedisiplinan orang tua sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c kepada orang tua desa Tendas yang mempunyai anak berumur 8-12 tahun. Mengisi jawaban angket yang berisi indikator tentang kepribadian anak sebanyak 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah di sediakan yaitu a, b, c kepada orang tua desa Tendas sebanyak 45 orang. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati tahun 2010/2011 Tabel 8 Daftar Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama AN MAI AA AP YM WSH NR SW MY DSN AAAR AAT AFA MNI EH
Umur 8 tahun 11 tahun 9 tahun 9 tahun 9 tahun 12 tahun 10 tahun 8 tahun 10 tahun 11 tahun 10 tahun 8 tahun 8 tahun 12 tahun 11 tahun
52
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Nama
Umur 12 tahun 10 tahun 9 tahun 8 tahun 10 tahun 9 tahun 12 tahun 11tahun 12 tahun 8 tahun 10 tahun 10 tahun 11 tahun 10 tahun 9 tahun 8 tahun 8 tahun 8 tahun 8 tahun 10 tahun 11 tahun 10 tahun 9 tahun 9 tahun 8 tahun 11 tahun 11 tahun 10 tahun 11 tahun 10 tahun
AM DMR NUK KN S AM SM NIN AEP ARM AAP EAF UK YNS HS NKN YDLS DSW UN S ST NF YA MNR KN AR SZ FW MES AS Tabel 9
Jawaban Angket Variabel Kedisiplinan Orang Tua No Responden 01 02 03 04 05 06
1 A A B A A A
2 A A B A A A
3 A A A A A A
4 A A B C A A
Nomor Item 5 6 A B A A A C A C A A A C
7 B B A A B A
8 A A C B A A
9 B A A A A B
10 A A A A B A
53
No Responden 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A B A A A A B A
2 B C A A A C B A A A B A C A A A A B A A A A A A A A A A B B A B A B B A B A A
3 A C A A A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A A B A A A A B A A A B A A
4 A C A A A A A A B A A A A B A C A A A A A A A A A B A A A A A A A B A A B B A
Nomor Item 5 6 A A A A B A A C A C A A A A A A A A A B A A A C A A A A A A A B A A A C A A A A A A A C A A A A B A A B A A A A B C B C A A A B A A A A A A B A A A A A A A
7 A C A B A A A B C A A A B A C A A B B A A A B A A A B B A C A A B B A A A A A
8 B C A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A A A A B C A A A A A A A A A B B A
9 B B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A A A A A
10 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A B A A B A A
54
Tabel 10 Jawaban Angket Variabel Kepribadian Anak No Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
1 A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A C A A A A A
2 B A C A A A A C A A A A A A A A B A C A A A A A A A B B A A A A B A B B B A A
3 A A A B A A A B A A A A A A A A A A A A A A A B A A A B B A A A C A C B C A A
4 A A A A A A A B A B B B B B B A A A A A B A A B B A B B A B B B B B B B A A A
Nomor Item 5 6 A A A A A A A B A A A A A A B C A B B A A A A A A A B B A A A B A A A C A A A A A A A B A A A B A A A A A B A A C A A B A A A A A C A B A A B C A A A A A A
7 A A A C A A A C A A A A A A A A A A B A A A A A B A A A A A A A B A A A A B A
8 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A A A C B A A A A A A A C A
9 A A A C A A A A C A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A B A A A A A A A A C
10 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A B A A A A B B A A A A B A
55
No Responden 40 41 42 43 44 45
1 B B A C B A
2 B B A B B B
3 C C A B A B
4 B B A B B B
Nomor Item 5 6 B B B B A A B B B C B B
7 B B A B B B
8 B C A C B B
9 C B A B C A
10 A A A A B A
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian orang tua desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati. Analisis ini di perlukan untuk mengetahui tujuan penelitian. Adapun tahap-tahap analisa akan diuraikan sebagai berikut: A. Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik. Adapun dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan tehnik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut: (ΣX )(ΣY ) N 2 2 (ΣX ) 2 (ΣY ) 2 ΣX − ΣY − N N ΣXY −
rxy =
Keterangan: r xy
:koefisien korelasi antara
x
:variable pengaruh
y
:variabel terpengaruh
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai kedisiplinan orang tua, kepribadian anak dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel kedisiplinan orang tua dan kepribadian anak.
56
57
1. Data kedisiplinan orang tua di peroleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan tiga alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: Alternatif jawaban A memiliki nilai 3, Alternatif jawaban B memiliki nilai 2, Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
Tabel 11 Skor Angket Kedisiplinan Orang Tua No. Res 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 1 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
4 3 3 2 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3
Nomor item 5 6 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3
7 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3
8 3 3 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2
9 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58
No. Res 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3
Nomor item 5 6 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
7 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3
8 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
9 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
Tabel 12 Data Nilai Kedisiplinan Orang Tua No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A 7 9 5 7 8 8 7 4 9 8 9 9 9 9 8
Jawaban B 3 1 3 1 2 1 3 1 1 1 0 0 1 1 1
C 0 0 2 2 0 1 0 5 0 1 1 1 0 0 1
3 21 27 15 21 24 24 21 12 27 24 27 27 27 27 24
Nilai 2 6 2 6 2 4 2 6 2 2 2 0 0 2 2 2
1 0 0 2 2 0 1 0 5 0 1 1 1 0 0 1
Jumlah 27 29 23 25 28 27 27 19 29 27 28 28 29 29 27
59
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
A 9 9 9 8 8 9 8 9 5 9 10 9 9 9 10 8 7 7 7 7 5 10 8 7 6 9 9 5 7 10
Jawaban B 1 1 0 1 2 0 1 0 4 1 0 1 0 1 0 2 3 2 3 2 3 0 2 3 4 1 1 5 3 0
C 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 27 27 27 24 24 27 24 27 15 27 30 27 27 27 30 24 21 21 21 21 15 30 24 21 18 27 27 15 21 30
Nilai 2 2 2 0 2 4 0 2 0 8 2 0 2 0 2 0 4 6 4 6 4 6 0 4 6 8 2 2 10 6 0
1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 29 29 28 27 28 28 27 28 24 29 30 29 28 29 30 28 27 26 27 26 23 30 28 27 26 29 29 25 27 30
Untuk mengetahui kedisiplinan orang tua dengan jumlah 10 item di ketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 19, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
60
Rentangan data ini adalah 30 – 19 = 11. Kelompok data ini menjadi 3 kelas, 11 : 3 = 3,67 meliputi semua bilangan (dalam data hal ini lebar kelas ditetapkan 4. Jadi bisa memilih batas kelas 19 sampai 22, 23 sampai 36, dan 27 sampai 30.
Tabel 13 Interval Skor Kedisiplinan Orang Tua Interval
Jumlah siswa
Keterangan
27-30
36
Sangat disiplin
23-26
7
Disiplin
19-22
2
Kurang disiplin
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui tentang kedisiplinan orang tua desa Tendas kecamatan Tayu, kategori sangat disiplin (A) ada 36 anak, kategori disiplin (B) ada 7 anak, dan kategori kurang disiplin (C) ada 2 anak. Kemudian di masukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak orang tua di pengaruhi kedisiplinan, sangat disiplin, disiplin, maupun kurang disiplin.
61
Tabel 14 Skor Nominasi Kedisiplinan Orang Tua No Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Skor 27 29 21 25 28 28 27 19 29 27 28 28 29 29 27 29 29 28 27 28 28 27 28 24 29 30 29 28 29 30 28 27 26 27 26 23 30 28 27 26
Kategori A A C B A A A C A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B A B B A A A B
62
No Responden 41 42 43 44 45
Skor 29 29 25 27 30
Kategori A A B A A
Setelah di ketahui berapa banyak sisiwa yang memperoleh skor kedisiplinan orang tua dengan sangat disiplin, disiplin dan kurang disiplin, kemudian masing-masing variabel di prosentasekan dengan rumus: P=
F x 100 % N
Keterangan: P
: Angka prosentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: Jumlah subyek
a. Untuk kategori sangat disiplin tentang kedisiplinan orang tua ada 36 responden:
P=
36 X 100% 45
= 80% b. Untuk kategori disiplin tentang kedisiplinan orang tua ada 7 responden:
P=
7 X 100% 45
= 15,56% c. Untuk kategori kurang disiplin tentang kedisiplinan orang tua ada 2 responden:
63
P=
2 X 100% 45
= 4,44% Oleh karena itu hasil kuantitatif prosentase variabel kedisiplinan orang tua desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati tertera dalam tabel berikut:
Tabel 15 Frekuensi Kedisiplinan Orang Tua Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase %
1
Tinggi
27-30
36
80%
2
Sedang
23-26
7
15,56%
3
Rendah
19-22
2
4,44%
45
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas, di simpulkan bahwa kedisiplinan orang tua desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati berada dalam taraf sangat disiplin 80%, taraf disiplin 15,56%, dan taraf kurang disiplin 4,44% 2. Data tentang kepribadian anak Adapun hasil penyebaran angket kepribadian anak dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 16 Skor Angket Kepribadian Anak No. Res 1
1 3
2 2
3 3
Nomor item 4 5 6 7 2 3 2 3
8 3
9 3
10 3
64
No. Res 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3
2 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 1
4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2
Nomor item 5 6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3
7 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3
9 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3
65
No. Res 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3
2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2
3 2 1 3 3 1 1 3 2 3 2
4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2
Nomor item 5 6 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2
7 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2
8 3 3 1 3 2 1 3 1 2 2
9 3 3 3 1 1 2 3 2 1 3
Tabel 17 Data Nilai Kepribadian Anak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A 7 10 9 6 10 10 10 3 8 8 9 9 9 7 9 9 9 9 8
Jawaban B 3 0 0 2 0 0 0 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 0 1
C 0 0 1 2 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 21 30 27 18 30 30 30 9 24 24 27 27 27 21 27 27 27 27 24
Nilai 2 6 0 0 4 0 0 0 6 2 4 2 2 2 6 2 2 2 0 2
1 0 0 1 2 0 0 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
Jumlah 27 30 28 24 30 30 30 19 27 28 29 29 29 27 29 29 29 28 27
10 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
66
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
9 9 8 9 7 8 10 6 7 7 6 9 7 4 7 7 5 8 7 9 1 1 10 1 1 3
1 1 2 0 3 2 0 4 3 1 4 1 3 4 2 2 4 1 2 0 7 7 0 7 7 7
0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 2 2 0
27 27 24 27 21 24 30 18 21 21 18 27 21 12 21 21 15 24 21 27 3 3 30 3 3 9
2 2 4 0 6 4 0 8 6 2 8 2 6 8 4 4 8 2 4 0 14 14 0 14 14 14
0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 1 1 1 1 1 1 2 2 0 2 2 0
29 29 28 28 27 28 30 26 27 25 26 29 27 22 26 26 24 27 26 28 19 19 30 19 19 23
Untuk mengetahui kepribadian anak dengan jumlah 10 item di ketahui nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 19, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
67
Rentangan data ini adalah 30 – 19 = 11. Kelompok data ini menjadi 3 kelas, 11 : 3 = 3,67 meliputi semua bilangan (dalam data hal ini lebar kelas ditetapkan 4. Jadi bisa memilih batas kelas 19 – 22, 23 – 36, dan 27 – 30.
Tabel 18 Interval Skor Kepribadian Anak Interval
Jumlah Siswa
Keterangan
27-30
30
Baik
23-26
9
Sedang
19-22
6
Kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui tentang kepribadian anak desa Tendas Kecamatan Tayu, kategori baik (A) ada 30 anak, kategori sedang (B) ada 9 anak, dan kategori kurang (C) ada 6 anak. Kemudian di masukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak orang tua di kepribadian anak, baik, sedang, maupun kurang.
Tabel 19 Skor Nominasi Kepribadian Anak No Responden 01 02 03 04 05 06 07 08
Skor 27 30 28 24 30 30 30 19
Kategori A A A B A A A C
68
No Responden 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Skor 27 28 29 29 29 27 29 29 29 28 27 29 29 28 28 27 28 30 26 27 25 26 29 27 22 26 26 24 27 26 28 19 19 30 19 19 23
Kategori A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A B B A A C B B B A B A C C A C C B
Setelah di ketahui berapa banyak siswa yang memperoleh skor kepribadian anak dengan baik, sedang dan kurang, kemudian masingmasing variabel di prosentasekan dengan rumus:
69
P=
F x 100 % N
Keterangan: P
: Angka prosentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: Jumlah subyek
a. Untuk kategori baik tentang kepribadian anak ada 30 responden:
P=
30 X 100% 45
= 66,67% b. Untuk kategori sedang tentang kepribadian anak ada 9 responden:
P=
9 X 100% 45
= 20% c. Untuk kategori kurang tentang kepribadian anak ada 6 responden: P=
6 X 100% 45
= 13,33% Oleh karena itu hasil kuantitatif prosentase variabel kepribadian anak desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati tertera dalam tabel berikut:
Tabel 20 Frekuensi Kepribadian Anak Desa Tendas Kecamatan Tayu Kabupaten Pati No
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase %
1
Tinggi
27 – 30
30
66,67%
2
Sedang
23 – 26
9
20%
70
3
Rendah
19 – 22
Jumlah
6
13,33%
45
100%
Berdasarkan tabel di atas, di simpulkan bahwa kepribadian anak desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati berada dalam kategori baik 66,67%, kategori sedang 20%, dan kategori kurang 13,33%.
B. Analisis Lanjutan Untuk mengetahui adakah korelasi antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati, maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment, yang didahului dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari korelasi antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati. 2. Mencari x, y, x2, y2 dengan cara mengalikannya 3.
memasukkan nilai x dan y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi
product mement tabel 21 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Kedisilpinan Orang Tua Terhadap Kepribadian Anak No 1 2 3 4 5
x
y
x2
y2
xy
27 29 23 25 28
27 30 28 24 30
729 841 529 625 784
729 900 784 576 900
729 870 644 600 840
71
No 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
x
y
x2
y2
xy
27 27 19 29 27 28 28 29 29 27 29 29 28 27 28 28 27 28 24 29 30 29 28 29 30 28 27 26 27 26 23 30 28 27 26 29 29 25
30 30 19 27 28 29 29 29 27 29 29 29 28 27 29 29 28 28 27 28 30 26 27 25 26 29 27 22 26 26 24 27 26 28 19 19 30 19
729 729 361 841 729 784 784 841 841 729 841 841 784 729 784 784 729 784 576 841 900 841 784 841 900 784 729 676 729 676 529 900 784 729 676 841 841 625
900 900 361 729 784 841 841 841 729 841 841 841 784 729 841 841 784 784 729 784 900 676 729 625 676 841 729 484 676 676 576 729 676 784 361 361 900 361
810 810 361 783 756 812 812 841 783 783 841 841 784 729 812 812 756 784 648 812 900 754 756 725 780 812 729 572 702 676 552 810 728 756 494 551 870 475
72
No 44 45 ∑
x
y
x2
y2
xy
27 30 1233
19 23 1196
729 900 33983
361 529 32264
513 690 32898
Diketahui
∑x
= 1233
∑y2
= 32264
∑y
= 1196
∑xy
= 32898
∑x 2
= 33983 Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai
berikut: (ΣX )(ΣY ) N rxy = 2 2 (ΣX ) 2 (ΣY ) 2 ΣX − ΣY − N N
ΣXY −
rxy =
(1233)(1196) 45 2 (1233) (1196) 2 33983 − 32264 − 45 45
rxy =
1474668 45 1520289 1430416 33983 − 32264 − 45 45
rxy =
32898 − 32770,4 {33983 − 33784,2}{32264 − 31787,02}
rxy =
127,6 (198,8)(476,9778)
32898 −
32898 −
73
rxy =
rxy =
127,6 94823,19
127,6 307,9337
rxy = 0,414
C. Interpretasi Data Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai 0,414, kemudian dibandingkan dengan rtabel dengam jumlah N = 45. Adapun kaidah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bila rxy > dari rtabel 1% hasil dinyatakan sangat signifikan 2. Bila rxy > dari rtabel 5% hasil dinyatakan signifikan 3. Bila rxy < dari rtabel 5% hasil dinyatakan tidak signifikan Pada taraf signifikan 1% rtabel menunjukkan sebesar 0,380. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa rxy lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1%, sehingga hipotesis nilai (Ha) diterima. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh rxy (0,414) > 0,380. Oleh karena itu, dinyatakan sangat signifikan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa: ”Ada pengaruh yang sangat signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keparibadian anak”. Hasil ini ditunjukkan dengan menggunakan product moment.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang Ada pengaruh positif antara kedisiplinan orang tua terhadap kepribadian anak di desa Tendas kecamatan Tayu kabupaten Pati, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kedisiplinan orang tua a. Kedisiplinan orang tua dengan kategori sangat disiplin, dibuktikan oleh 36 responden atau 80 % dari 45 responden. b. Kedisiplinan orang tua dengan kategori disiplin, dibuktikan oleh 7 responden atau 15,56 % dari 45 responden. c. Kedisiplinan orang tua dengan kategori kurang disiplin, dibuktikan oleh 2 responden atau 4,44% dari 45 responden. 2. Kepribadian anak a. Kepribadian anak dengan kategori baik, dinyatakan oleh 30 respoden atau 66,67 % dari 45 responden. b. Kepribadian anak dengan kategori sedang, dinyatakan oleh 9 responden atau 20 % dari 45 responden. c. Kepribadian anak dengan kategori kurang, dinyatakan oleh 6 responden atau 13,33 % dari 45 responden.
74
75
3. Berdasarkan analisis data dengan rumus product moment, hasil penelitian rhasilnya 0,414. Maka perhitungan yang diperoleh rxy (0,414) < dari r tabel 1%. Oleh karena itu, dinyatakan sangat signifikan. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan: ”Ada pengaruh yang sangat signifikan antara kedisiplinan orang tua terhadap keparibadian anak”
B. Saran Demi perbaikan dan kesempurnaan kedisiplinan yang diterapkan terhadap anaknya maka sebagai orang tua hendaknya: 1. Menanamkan nilai-nilai sikap dan kedisiplinan yang disesuaikan dengan karakter masing-masing anak, memperbanyak disiplin demokrasi dan sedikit mengesampingkan disiplin otoritas dan disiplin lemah. 2. Menanamkan kedisiplinan terhadap anak sejak dini, sehingga anak dapat melakukan sesuatu dengan tepat waktu dan tepat guna. Dalam hal ini khususnya disiplin yang demokrasi guna membentuk kepribadian anak berbasis Islami sehingga anak menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berguna bagi sesama. 3. Sebagai seorang anak hendaknya ”birrul walidai” selama yang diperintahkan oleh orang tua tidak menyimpang dari nilai-nilai agama. 4. Orang tua sebagai orang yang pertama dan utama dalam memberikan pendidikan pada anak harus hati-hati dan jeli karena anak merupakan transisi yang akan mengalami berbagai macam tahap perubahan. Untuk mencatat kepribadian anak yang berakhlakul karimah, hendaknya selalu
76
mengembangkan diri dan meningkatkan kreativitas dalam mendidik anak sehingga anak tidak cenderung bosan. 5. Para orang tua hendaknya meningkatkan kedisiplinan yang sama kratis karena orang tua dapat adalah ujung tombak dalam mencatat kepribadian anak 6. Hendaknya orang tua memegang konsekuensi atas segala apa yang orang tua terapkan terhadap anak 7. Setelah peneliti melaksanakan penelitian lapangan, lebih dari 50% orang tua sudah melaksanakan disiplin yang demokrasi, namun penulis juga masih menemukan sedikit lebih banyak tentang sikap orang tua yang otoriter dan di temukan pula orang tua yang membiarkan anaknya begitu saja, maka dari itu penulis mengharapkan kepada pihak kepala desa dan stafnya memberikan pengarahan dan bimbingan sebgaimana mestinya supaya tidak ada lagi anak yang mempunyai kepribadian yang buruk bahkan menyimpang dari tatanan yang telah di tentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu., Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan, Jakarra, Rineka cipta, 2005. Al-Mundziri, Al-Hafidzh Al-Dir A’bd Al-Azhim. Ringkasan Shahih Muslim, Bandung, Mizan Media Utama, 2002. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta, 1990. B., Elizabeth H. Bagaimana Membuat Anak Anda Menjadi Pribadi yang Dahsyat dan Bahagia, Jogjakarta, Gara Ilmu, 2009. Biddulph, Steve, dan Shaaron Giddulph. Mendidik Anak dengan Cinta, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2006. Daradjah, Zakiyah. Kepribadian Guru, Jakarta, Bulan Bintang, 1985 _______________. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1984. Departemen Agama RI. Al-Qur’an Terjemah, Semarang, CV. Asy Syifa’, 1999. Djaramah, Saiful. Rahasia Suksas, Jakarta, Rineka Cipta, 2002. Emile, Durkheim. Pendidikan Moral, Jakarta, Erlangga, 1985. Farozin, Muh., Kartika Nur Fathiyah. Pemahaman Tingkah Laku, Jakarta, Rineka Cipta, 2004. Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum, Bandung, Pustaka Setia, 2008. Fleming, Don., dan Mark Ritts. Mengapa Anakku jadi Nakal Ya, Jogjakarta, Gara Ilmu, 2009. Ginanjar, Adrana S. Panduan Praktis Mendidik Anak Autis: Menjadi Orang Tua Istimewa, Jakarta, Dian Rakyat, 2008. Hadi, Sutrisno. Metodologi Risarch, Yogyakarta, Andi Offset, 2002. Hanafi, M. Terjemahan Juz ‘Amma, Surabaya, Sinar Terang, t.th. Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak Jilid 2, Jakarta, Erlangga, 1993. _________________. Psikologi Perkembanga, Jakarta, Erlangga, 1996. Kartono, Kartini. Peran Keluarga dalam Memandu Anak, Jakarta, Rajawali, 1985.
Koewara, E. Teori-teori Kepribadian, Bandung, Erasco, 1991. Mussan, Paul Henry. dkk, Perkembangan dan Kepribadian Anak, Jakarta, 1988. Pasaribu, B. Simanjuntak. teori-teori Kepribadian, Bandung, Tarsito, 1984. Porwadarminto, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2006. Rasimin, Imam Subdi. Belajar Pe-De, Yogyakarta, Mitra Candikiq, 2009. Rimm, Sulvia. Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2003. Schaefer, Charles. Bagaimana Mempengaruhi Anak Pegangan Praktis Bagi Orang Tua, Semarang, Dhara Prize, Semarang, 1989. Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan, Yogyakarta, Kanisius, 1991. Suryobroto, Sumadi. Psikologi Perkembangan, Yogyakarta, Rake Sarasin, 1984. www.pdqueen.com/html/ahr, 15 April 2010, Jam 09.30 WIB www.suaranyawa.co.cc/2009/07/pangar, 26 April 2010, jam 13.00 WIB