PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DESA SOLOWIRE KEC. KEBONAGUNG KAB. DEMAK TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : DARYANTO 111 10 087
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] SKRIPSI PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA SOLOWIRE KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014 DISUSUN OLEH DARYANTO NIM: 111 10 087 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, pada tanggal 7 Maret2014 dan telah dinyatakanmemenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Benny Ridwan, M.Hum _________________ Sekretaris Penguji : Dra.Hj.Maryatin, M.Pd. _________________ Penguji I : Rasimin, S.PdI., M.Pd _________________ Penguji II : Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. _________________
Salatiga, 26 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP: 19670112 199203 1005
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara DARYANTO Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama
: Daryanto
NIM
: 111 10 087
Jurusan/progdi
: Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi
: PENGARUH POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA SOLOWIRE KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 8 Januari 2015 Pembimbing
Dra.Hj. Maryatin, M.Pd. NIP: 196904021998032001
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Daryanto
Nim
: 111 10 087
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Yang menyatakan
Daryanto NIM: 11110087
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Artinya:” dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.(Q.S Al Furqaan :63)
PERSEMBAHAN Skripsiku ini ku persembahkan kepada keluarga, khususnya kepada Bapak dan Ibuku tercinta.dan kakak Seseorang yang selalu di hati, yang memberi motivasi, dan mendoakan ku. Seluruh teman-teman (PAI C) seperjuangan. Teman-teman Kampung Gayam Sari.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah, memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat islam dari belenggu kebodohan. Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi serta do’a sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku ketua IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku ketua Jurusan Tarbiyah IAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin, S.PdI., M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga. 4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya dalam
memberikan
bimbingan
dan
arahan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak/Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Teman-temanku seperjuangan khususnya seluruh keluarga besar PAI C 2010, keluarga besar PPL di SMP 3 Salatiga 2013, keluarga besar KKN di desa Jagang Kidul, kampung Gayam Sari dan mahasiswa IAIN Salatiga 2010 umumnya. 7. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a, semoga semua amal dan kebaikannya dapat diterima disisi Allah sebagai amal yang sholeh dan mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini kecuali Allah SWT yang Maha Sempurna. Mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.dan penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai daya guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 14 Januari 2015
Penulis
ABSTRAK Daryanto. 2014. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Sikap Tawadhu’ pada Remaja di Desa Solowire Kebonagung Demak Tahun 2014”. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. IAIN Salatiga. Dosen pembimbing: Dra. Hj. Maryatin,M.P.d Kata Kunci: Pola Komunikasi, Sikap Tawadhu’ Remaja. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh antara pola komunikasi orang tua dan sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire Kebonagung Demak. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga di desa Solowire, Kebonagung, Demak? (2) Bagaimana sikap tawadhu’ remaja desa Solowire, Kebonagung, Demak? (3) Adakah pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja desa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014? Metode penelitian yang di gunakan adalah dengan metode kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan dokumentasi. Sampel penelitian sebanyak 70 pemuda desa Solowire. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pola komunikasi orang tua dalam kategori baik 7 orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 42 orang dengan prosentase 60% dan yang termasuk dalam kategori kurang 21 orang dengan prosentase 30%, 2) Sikap tawadhu’ pada remaja dalam kategori baik 7 orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 35 orang dengan prosentase 50% dan yang termasuk dalam kategori kurang 28 orang dengan prosentase 40%. 3) Ada pengaruh pola komunukasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire Kebonagung Demak tahun 2014. Setelah dianalisis menggunakan rumus product moment di peroleh rxy hitung sebesar 0,631 dan rxy tabel sebesar 0,361, r tabel product moment dengan N=70 pada taraf signifikasi 1%=0,361 rxy hitung sebesar 0,631> rxy tabel sebesar 0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak tahun 2014. Maka hipotesis yang diajukan diterima.
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................i LEMBAR BERLOGO ...............................................................................................ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................v MOTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................................vi KATA PENGANTAR ...............................................................................................vii ABSTRAK .................................................................................................................ix DAFTAR ISI ..............................................................................................................x DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6 C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................7 D. Hipotesis Penelitian........................................................................................7 E. Manfaat Penelitian .........................................................................................8 F. Definisi Operasional.......................................................................................9 G. Metode Penelitian...........................................................................................10 H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................................15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pola Komunikasi Orang Tua ..........................................................................17
1. Pengertian pola komunikasi ....................................................................17 2. Aneka komunikasi....................................................................................18 3. Fungsi-fungsi komunikasi ........................................................................23 4. Keberhasilan komunikasi .........................................................................26 5. Orang tua ..................................................................................................28 B. Sikap Tawadhu’ .............................................................................................30 1. Pengertian sikap tawadhu’ .......................................................................30 2. Keutamaan sikap tawadhu’ ......................................................................31 3. Bentuk-bentuk tawadhu’ ..........................................................................32 4. Pembentukan sikap tawadhu’...................................................................33 5. Cara untuk melatih sikap tawadhu’ ..........................................................34 6. Pengertian remaja .....................................................................................35 C. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Sikap Tawadhu’ pada Remaja............................................................................................................39 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ..........................................43 1. Letak geografis .........................................................................................43 2. Keadaan monografi ..................................................................................45 B. Laporan Data Penelitian .................................................................................49 1. Daftar nama responden ............................................................................49 2. Data hasil angket tentang pola komunikasi orang tua ..............................51 3. Data hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja ...........................53
BAB IV ANALISIS DATA A. Analis Pertama ...............................................................................................56 1. Analisis pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kebonagung, Demak ......................................................................................................56 2. Analisis sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak ......................................................................................................62 B. Analisis Lanjut ...............................................................................................67 C. Pembahasan ....................................................................................................70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................................71 B. Saran...............................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jumlah penduduk desa Solowire menurut kelompok usia tahun 2014 .........................................................................45
Tabel 3.2
Jumlah penduduk desa Solowire menurut tingkat pendidikan tahun 2014 ...............................................................46
Tabel 3.3
Keadaan penduduk menurut mata pencaharian tahun 2014.......46
Tabel 3.4
Keadaan penduduk berdasarkan pemeluk agama tahun 2014...47
Tabel 3.5
Daftar nama responden peserta pemuda di desa Solowire ........49
Tabel 3.6
Hasil angket tentang pola komunikasi orang tua……………...51
Tabel 3.7
Hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja ...................53
Tabel 4.1
Data nilai angket tentang pola komunikasi orang tua di desa Solowire tahun 2014 ...................................................57
Tabel 4.2
Interval pola komunikasi orang tua ..........................................60
Tabel 4.3
Persentase pola komunikasi orang tua .....................................61
Tabel 4.4
Data nilai angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun 2014 ...................................................62
Tabel 4.5
Interval sikap tawadhu’ pada remaja ......................................65
Tabel 4.6
Persentase sikap tawadhu’ pada remaja ..................................66
Tabel 4.7
Koefisien pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun 2014 ....67
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk Allah yang telah diciptakan dalam bentuk yang paling indah dan dilengkapi dengan berbagai atribut yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya yang ada di dalam raya ini. Dengan memperhatikan yang ada pada manusia maka definisi yang diberikan oleh para ahli tentang manusia menjadi beragam. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia juga mempunyai hubungan interpredensi, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan yang lain. Manusia akan mencapai kesadaran dirinya dengan adanya orang lain dan hubungan antara manusia akan tercapai melalui komunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Alwi, 2007:585). Komukasi juga didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang memperhatikan perilaku kita dan memberinya makna, komunikasi telah terjadi terlepas apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak dan menyengajanya atau tidak. Bila kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk tidak berperilaku. Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi. (Mulyana,1990:14). Komunikasi interpersonal dalam keluarga yang terjalin antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perkembangan
individu komunikasi yang di harapkan adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan demikian juga dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara orang tua dan anaknya, sehingga akan terjadi hubungan yang harmonis. (Effendy, 1993:8). Orang tua dan anak adalah satu ikatan dalam jiwa.Tidak seorang pun dapat memisahkannya. Ikatan tersebut dalam bentuk hubungan emosional antara anak dengan orang tua yang tercermin dalam perilaku. Termasuk dalam perbedaan keyakinan agama sekalipun antara orang tua dan anak, maka seorang anak tetap diwajibkan menghormati orang tua sampai kapanpun. Allah memerintahkan kepada manusia agar mengabdi atau hanya menyembah kepada Allah dan agar berbuat baik kepada kedua orang tua ibu serta bapaknya. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ (17) ayat 23:
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia (Allah) dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu”.(QS Al-Isra’:23)
Peran orang tua dalam keluarga sangat penting, Terlebih peran orang tua untuk
perkembangan
fisik,
intelegensi,
sikap,
perilaku
dan
jasmani
anak.Perkembangan anak di dalam keluarga tergantung pada peran kedua orang tua, bagaimana orang tua membimbing, mengasihi, menyayangi dan merawat
anak untuk tumbuh dewasa.Anak yang baru lahir seperti kertas putih yang belum ada goresan tinta.Maka disiniperan orang tua untuk mengarahkan kepada anak untuk memiliki kemampuan yang lebih baik. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits sebagai berikut:
ْ َِما ِم ْن َم ْىلُ ْى ٍداِ اَّل ي ُْـىلَ ُد َعلَى ْالف ُص َرانَوُ أَ ْويُ َم ِّج َسانَو ِّ َط َر ِة فَأَبَ َىاهُ يُهَ ِّى َدانَوُ أَ ْويُن ((رواه مسلم Artinya:”tidak ada seorangpun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang menjadikan orang yahudi, nasrani atau majusi” (HR.’ ’Muslim)(Naseh Ulwan, 1999: 376)
Melihat hadits tersebut, jelaslah bahwa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan serta perkembangan anak. Hal ini berkaitan dengan anak adalah amanah untuk orang tua dari Allah yang akan dimintai pertanggung jawabannya. Memeliharanya dari segala marabahaya dan mendididiknya agar menjadi anak yang cerdas.Itulah hak orang tua terhadap anak.Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh M. Thalib, dalam Djamarah (2004:28), hak orang tua terhadap anaknya adalah menjadikan agar anak-anaknya salih, menempatkan anak ditempat yang baik, serta memohon kepada Allah bagi kebaikan anaknya. Komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting dalam menentukan baik-buruknya anak. Jika orang tua menanamkan sikap jujur, berkhlak mulia, rendah hati, berani, mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan Allah dan menanamkan dalam diri anak untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka anak akan tumbuh dalam kejujuran,
terbentuk dengan akhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbutanperbuatan yang bertentangan dengan agama. Jadi jika komunikasi dalam keluarga terjalain secara harmonis atau baik, maka anak akan merasa bahwa dirinya sangat berharga dimata kedua orang tuanya, sehingga akan menumbuhkan sikap tawadhu’ dalam diri anak. Tawadhu’ adalah, rendah hati, lawan dari sombong atau takabur (Ilyas, 2005:124). Jadi orang yang memiliki sikap tawadhu’ akan merasa rendah hati dan tidak menyombongkan apa yang telah di berikan Allah kepadanya. Kemudian orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbesit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa anak remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis serta tidak memiliki pola komunikasi yang baik, maka remaja tersebut lebih cenderung menjadi remaja nakal, dibandingkan dengan remaja yang dibesarkan oleh keluarga harmonis dan memiliki pola komunikasi yang baik, maka mereka lebih bisa menjadi remaja yang baik dalam kepribadian dan berperilaku. Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya.Dengan demikian uluran tangan dalam usaha memberi bantuan
kepada para remaja untuk menyelesaikan suatu masalah, acapkali perlu didasari pendekatan yang khusus. (Gunarsa, 2007:9). Di usia remaja, seseorang biasanya memiliki masalah-masalahnya sendiri. Walaupun tidak dialami oleh semua remaja. Remaja adalah kelompok orang yang sering menyusahkan orangtua. Pada pihak lainnya lagi, menganggap bahwa remaja sebagai potensi yang perlu dimanfaatkan, atau mungkin ada pula remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang-orang tua (Mappiare,1982:11). Komunikasi yang diterapkan orang tua dalam keluarga yang terdapat di desa Solowirekurang terjalin secara baik, sehingga berdampak pada perilaku anak.Sebagai contoh kasus,ada sebagian besar merekasuka membantah nasehat orang tua. Hal itukarenaterpengaruh pada lingkungan pergaulandi sekitarnya yang kurang baik,antara lain: kurangnya perhatianorang tua, karena orang tua sibuk di sawah atau ladang, minimnya pendidikan orang tua. Namun tidak semua anak bersikap kurang patuh kepada orang tua, namun beberapa dari mereka masih patuh kepada orang tua dan memiliki sikap tawadhu’. Jadi dapat dikatakan bahwasanya sebagian remaja desa Solowire masih mempunyai sikap tawadhu’ kepada kedua orang tuanyadengan alasan, karena desa Solowire merupakan desa yang terletak di kota Demak yang terkenal dengan sebutan kota santri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“PENGARUH POLA KOMUNIKASI
ORANG TUATERHADAP SIKAP TAWADHU’ PADA REMAJA DI DESA SOLOWIRE KEBONAGUNG DEMAK TAHUN 2014”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga di desa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014? 2. Bagaimana sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014? 3. Adakah pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis mempunyai tujuan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi orang tua dalam keluarga desa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014. 2. Untuk mengetahui sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014. 3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola komunikasi orang tuaterhadap sikap tawadhu’remajadesa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014. D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
merupakan jawaban
yang bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.(Arikunto, 2006:71). Hipotesis adalah kesimpulan yang tarafnya rendah karena belum diuji oleh kenyataan empirik. (Wirartha,2006:25). Kebenarannya perlu di uji dengan fakta, ukuran atau dasar-dasar pemikiran tertentu untuk kemudian di terima atau di tolak atau masih di uji lagi. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ remaja desa Solowire, Kebonagung, Demak Tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang pengaruh pola komunikasi orang tua dalam keluarga dan sikap tawadhu’ pada remaja serta memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni : 1. Secara teoritis a. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan berkaitan dengan bagaimana seharusnya pola komunikasi orang tua dalam keluarga. b. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan agama islam khususnya dalam pendidikan aqidah akhlakuntuk menanamkan sikap tawadhu’. 2. Secara praktis
a. Bagi Orang Tua Dengan
penelitian
ini
orang
tua
diharapkan
bisa
menerapkan
polakomunikasi baik dan santun dalam kehidupan sehari-hari, dalam keluarga, lingkungan dan masyarakat. b. Bagi Remaja Dengan adanya pola komunikasi yang baik antara orang tua dengan anaknya, diharapkan anak dapat mencontoh hal-hal yang baik, sehingga dapat menumbuhkan sikap tawadhu’.
c. Bagi Masyarakat Penelitidiharapkan dapat membina kontribusi yang baik sehingga dapat memberikn solusi bagi pola komunikasi keluarga yang kurang baik. F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan salah tafsir dalam memahami judul penelitian di atas perlupenjelasan beberapa istilah pokok antara lain: 1. Pola komunikasi orang tua Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penenerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1).
Dalam penelitian ini yang dimaksud pola komunikasi adalah bentuk komunikasi yang berlangsung secara timbal balik dan baik dari orang tua terhadap anak atau sebaliknya bagaimana pola komunikasi anak terhadap orang tua. 2. Sikap tawadhu’ Sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian (pendapat atau keyakinan), perilaku dan gerak gerik (Depdikbud RI, 1995:938). Tawadhu’adalah merendah diri dan berlaku hormat kepada siapa saja (Supiana, 2003:231).Tawadhu’ artinya merendah diri.Kerendahan hatinya diwujudkan dalam ucapan, sikap dan tindakan (Tim Abdi Guru, 2007:48). Sikap tawadhu’adalah perbuatan atau sikap merendah diri dan berlaku hormat kepada siapa saja yang ditunjukkan dalam ucapan, sikap dan tindakan dalam berinteraksi dalam keluarga atau masyarakat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maksud judul penelitian ini yaitu bagaimana pola komunikasi orang tua terhadap anak (remaja) dalam pergaulan sehari-hari yang terjadi di desa solowire kebonagung Demak. G. Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami sesuatu objek (Soeharto, 1989:141).Sementarapenelitian menurut California adalah suatu teknik penelitian secara sistematis yang diperluas dengan menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan prosedur-prosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu
problem secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa (Kasiram 2008:36). Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi komparasi. Hal ini di sebabkan karena penelitian ini meneliti tentang hubungan antar variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel, pola komunikasi orang tua dalam keluarga sebagai variabel yang pertama dan sikap tawadhu’remaja sebagai variabel yang kedua. 1.
Lokasi dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di desa Solowire, Kebonagung, Demak, mulai awal April sampai Oktober Tahun 2014.
2.
Populasi dan sampel Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditentukaan.Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130).Adapun populasi dalam penelitian ini diambil dari remaja-remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak dengan jumlah populasi sebanyak 350 remaja. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2011:81).Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto sampel
adalah
sebagian
(Arikunto,2006:131).
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
Besar kecilnya sampel tidak ditentukan, tetapi semakin besar sampel yang diambil,maka kesimpulan yang diperoleh sama. Suharsimi Arikunto mengatakan, untuk sedekar ancer-ancer bila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil
semua
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan (Arikunto, 1998:120). Berdasarkan uraian diatas,maka peneliti mengambil sampel 20% populasi
dari jumlah 350 remaja yaitu sebanyak 70responden. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yaitu dengan cararandom sampling. 3.
Metode pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Metode angket Angket adalah pertanyaan yang disampaikan secara tertulis dan disebarkan untuk dijawab. Setelah dijawab, pertanyaan dikembalikan lagi pada peneliti. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan terbuka dan dapat pula berupa pertanyaan tertutup. (Wirartha,2006:3).Metode ini penulis gunakan untuk mencari data tentang pola komunikasi orang tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’pada remaja. b. Metode Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yag spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
angket karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam
yanglain
(Sugiyono,2011:144).Dalam
penelitian
ini
peneiti
menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk mendapatkan data tentang pengaruh pola komunikasi orang tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja desa Solowire Kebonagung Demak. c. Metode dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1996:234). Disini penulis menggunakan catatan dan arsip guna untuk memenuhi pengumpulan data-data yang digunakan dalam penulisan skripsi. 4.
Instrumen penelitian Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102).Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran.Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang pola komunikasi orang tuadalam keluarga dan yang kedua angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja. a. Variabel 1 : pola komunikasi orang tua dengan indikator sebagai berikut: 1) Menjalin rasa saling percaya terhadap anak. 2) Menjalin komunikasi yang terbuka. 3) Memberikan keteladanan yang baik.
4) Mengajarkan kebiasaan yang baik. 5) Membiasakan saling hormat menghormati dalam keluarga. 6) Menjalin kedekatan dengan bertamasya bersama keluarga. 7) Membentuk karakter yang baik pada anak. b. Variabel 2 : Sikap tawadhu’ dengan indikator sebagai berikut: 1) Berbicara santun. 2) Rendah hati. 3) Suka menolong. 4) Patuh terhadap orang tua. 5) Mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada Allah. 6) Ikhlas dalam menjalankan pekerjaan. 7) Tidak berlebih-lebihan. 5.
Teknik analisis data Data yang akan di analisis antara lain tentang pola komunikasi orang tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’remaja dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : P : Angka prosentase F : Frekuensi N: Jumlah responden
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi orang tua dalam kelurga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja. Maka penulis menggunakan rumus Product moment. Adapun sebagai berikut : ∑ √∑
(∑ )(∑ ) (∑ )
∑
(∑ )
Keterangan : rxy = koefisien product moment (X dan Y) X = variable pengaruh ( Pola komunikasi orang tua ) Y = variable terpengaruh (Sikap tawadhu’ pada remaja) N = jumlah objek yang diteliti ∑ = sigma XY= perkalian antara X dan Y H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam 5 bab yang secara sistematika kami jabarkan sebagai berikut: Bab I, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, kajian pustaka yang berisi tentang penjabaran dari pola komunikasi orang tuadalam keluarga dan sikap tawadhu’ pada remaja serta pengaruh antara pola komunikasi orang tua dalam keluarga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja. Bab III, laporan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran umum lokasi , subjek penelitian dan penyajian data.
Bab IV, analisis data tentang pola komunikasi orang tua dalam kelurga, analisis data tentang sikap tawadhu’ pada remaja dan uji hipotesis pengaruh pola komunikasi orang tua dalam kelurga terhadap sikap tawadhu’ pada remaja dengan rumus product moment. Bab V, penutup ini berisi kesimpulan, dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pola Komunikasi Orang Tua 1. Pengertian Pola Komunikasi Pola secara bahasa (KBBI) adalah bentuk (struktur) yang tetap (Alwi, 1990:885). Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah, 2004:1). Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio, yang akar katanya adalah communis, tetapi bukan partai komunis dalam kegiatan politik.Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dan secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam pengertian pragmantis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, tatap muka, atau via media massamaupun
media
nonmassa
misalnya
surat,
telepon,
dan
sebagainya. (Djamarah, 2004:12). Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Alwi, 2007:585). Komukasi juga didefinisikan sebagai apa yang terjadi bila makna diberikan kepada suatu perilaku. Bila seseorang
memperhatikan perilaku kita dan memberinya makna, komunikasi telah terjadi terlepas apakah kita menyadari perilaku kita atau tidak dan menyengajanya atau tidak.Bila kita memikirkan hal ini, kita harus menyadari
bahwa
tidaklah
mungkin
bagi
kita
untuk
tidak
berperilaku.Setiap perilaku memiliki potensi komunikasi.(Mulyana, 1990:14). Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memeperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya (Soejanto, 2001: 27). Berdasarkan pengertian diatas pola komunikasi adalah hubungan pengiriman pesan yang timbal balik antara anak dan orang tua atau orang lain melalui tulisan, lisan, tatap muka, media massa yang dilakukan secara rutin. 2. Aneka Komunikasi Dalam komunikasi sehari-hari ada beberapa macam-macam komunikasi menurut Djamarah sebagai berikut : a. Komunikasi verbal Komunikasi verbal adalah sesuatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk katakata atau kalimat. Panjang pendeknya suatu kalimat, tepat tidaknya penggunaan kata-kata yang merangkai kalimat, menjadi faktor
penentu kelancaran komunikasi.Struktur kalimat yang kacau atau penggunaan kata-kata yang bertele-tele diakui sebagai penyebab ketidak efektifan komunukasi. Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga.Setiap hari orang tua selalu ingin berbincangbincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering dipergunakan oleh orang tua atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan tersebut tidak hanya dipakai oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi bisa juga dipakai oleh anak terhadap anak yang lain. Dalam komunikasi antara orang tua dan anak akan terjadi interaksi. Dalam interaksi itu orang tua beruasaha mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan. Anak mungkin berusaha menjadi pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang akan disampaikan oleh orang tua. b. Komunikasi Non verbal Komunikasinon verbal adalah komunikasi dengan gejala yang menyangkut gerak gerik (gestures), sikap (postures), expressi muka (facial expessions), pakaian yang bersifat simbolik (syimbolic clothing) dan gejala lainnya yang mengandung pengertian tertentu (Rousydiy, 1989:56). Fungsi komunikasi nonverbal itu sangat terasa
jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas. Komunikasi nonverbal sering dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan suatu pesan kepada anak.Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakan hati anak untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengerjakan apa yang pernah dilihat dan didengarnya dari orang tuanya. Masalah pendidikan salat misalnya, karena anak sering melihat orang tuanya mengerjakan salat siang dan malam dirumah, anak pun meniru gerakan salat yang pernah dilihatnya dari orang tuanya.Terlepas benar atau salah gerakan salat yang dilakukan oleh anak, yang jelas pesan-pesan nonverbal telah direspons oleh anak.Tidak hanya orang tua, anak juga sering menggunakan pesan nonverbal dalam menyampaikan gagasan,
keinginan
atau
maksud
tertentu
kepada
orang
tuanya.Malasnya anak untuk melakukan sesuatu yang diperintah oleh orang tua adalah sebagai ekspresi penolakan anak atas perintah. Kebiasaan anak mengucapkan salam ketika keluar masuk rumah merupakan simbol keberhasilan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak melalui keteladanan dan pembiasaan. c. Komunikasi Individual Komunikasi individual adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena
sifatnya yang dialogis berupa percakapan.Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga.Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah interaksi antar pribadi; antar suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan anak, dan antara anak dan anak.Ketika suasana sepi, anak-anak sedang tidak ada di rumah, suami istri sering berbincangbincang tentang banyak hal, terutama tentang bagaimana mendidik anak agar nantinya menjadi anak yang berbudi luhur dan berbakti kepada kedua orang tua. Pada kesempatan yang lain, orang tua tidak menyia-nyiakan waktu senggang untuk berbincang-bincang dengan anak secara pribadi tentang sesuatu hal; entah mengenai pelajaran di sekolah, mengenai pengalaman, atau hal-hal apa saja sebagai topik perbincangan. Baik ayah atau ibu, masing-masing memiliki keinginan
untuk bersama-sama dengan anak, duduk santai,
berbicara sambil bersenda gurau dalam suasanya keakraban. Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas kebawah atau dari bawah keatas.Bila komunikaasi itu dimulai orang tua kepada anak, maka komunikasi itu disebut komunikasi arus atas.Bila komunikasi itu dimulai oleh anak kepada orang tua, maka komunikasi itu disebut komunikasi arus bawah, dapat berlangsung silih berganti.
d. Komunikasi kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seorang komunikasi dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama
dalam
bentuk
kelompok
(Rousyidiy,
1989:76).Kelompok tersebut bisa kecil atau bisa juga kelompok besar contohnya dalam keluarga.Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga.Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan.Masalah waktu dan kesempatan menjadi faktor penentu berhasil atau gagal suatu pertemuan.Boleh jadi, suatu pertemuan yang sudah direncanakan oleh orang tua atau anak untuk berkumpul, duduk bersama dalam satu meja, dalam acara keluarga terancam gagal disebabkan belum adanya pertemuan antara waktu dan kesempatan. Waktunya mungkin sudah ada, tetapi kesempatan untuk menghadiri pertemuan keluarga itu belum ada untuk setiap orang tua atau anak sehingga ada sebagian anggota keluarga yang tidak bisa hadir dalam acara tersebut. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya.Misalnya, orang tua yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, anak yang sudah terlanjur memiliki acara tersendiri di luar rumah. Sebenarnya pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama dalam satu waktu dan kesempatan sangat penting sebagai simbol keakraban keluarga.Moment seperti waktu makan, menonton televisi,
duduk santai, ketika anak sedang bermain-main di dalam rumah dapat dimanfaatkan orang tua untuk bercengkrama, besenda gurau atau membicarakan hal-hal yang bermanfaat bagi kebaikan anggota keluarga (2004:48). 3. Fungsi-Fungsi Komunikasi a. Komunikasi Sosial Komunikasi diarahhkan
sosial
kepada
adalah
pencapaian
suatu
kegiatan
suatu
situasi
yang
lebih
integrasi
sosial.komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar perguruan tinggi, RT, RW, desa, Kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan berkomunikasi adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan manusia. Tidak adak manusia yang melepaskan hidupnya untuk berkomunikasi antar sesama. Dengan seperti itu, komuniasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan seksama, karena manusia tercipta sebagai makhluk sosial.
b. Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif adalah komunikasi yang dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal. komunikasi ekspresif juga dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok, yaitu melalui Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Contohnya seorang ibu menunjukan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.Seorang atasan menunjukan simpatinya kepada bawahannya yang istrinya baru meninggal dengan menepuk bahunya.Orang dapat menyalurkan kemarahanya dengan mengumpat, berkecak pinggang, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya. c. Komunikasi Ritual Komunikasi ritual adalah proses pemaknaan pesan sebuah kelompok terhadap aktifitas religi dan sistem kepercayaan yang dianutnya.
Komunikasi
ritual
juga
merupakan
bagian
dari
komunikasi trasendental yang dimana komunikasi trasendental merupakan suatu komunikasi yang terjadi antara manusia dan tuhan, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Contohnya dilakukan pada saat upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropologi sebagai rites of passage, mulai
dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun (nyanyi Happy Birthday dan pemotongan kue), pertunangan (melamar, tukar cincin), siraman, pernikahan (ijab qabul, sungkem kepada orang tua, sawer, dan sebagainya), ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian. Dalam
acara-acara
menampilkan
itu
orang
mengucapkan
perilaku-perilaku
tertentu
kata-kata yang
atau
bersifat
simbolik.Simbolik bisa berbentuk bahasa lisan atau tertulis (verbal) melalui isyarat-isyarat tertentu.Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual.Meraka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. d. Komunikasi instrumental Komunikasi instrumental adalah untuk memberitahukan atau menerangkan dan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk diketahui.Dengan bertujuan
untuk
demikian
fungsi
menginformasikan,
komunikasi
instrumental
mengajar,
mendorong,
mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur.Bila diringkas,
maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor,
pernyataannya
dapat
membujuk
mahasiswa
untuk
membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghibur (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan pesoalan hidup mereka. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangkapendek
ataupun
tujuan
jangka-panjang.Tujuan
jangka-pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi dan politik.Sedangkan untuk tujuan jangka-panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis (Mulyana, 2002:25). 4. Keberhasilan Komunikasi Ketercapaian komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan itu tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut:
a.
Komunikator Komunikator
merupakan
sumber
dan
pengirim
pesan.Kepercayaan penerima pesan pada komunikator serta ketrampilan
komunikator
dalam
melakukan
komunikasi
menentukan keberhasilan komunikasi.Komunikator juga bisa diartikan sebagai pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Sekalipun fungsinya sama yaitu sebagai pengirim pesan, sebetulnya masing-masing istilah itu memiliki ciri khas tersendiri terutama tentang sumber. Seorang sumber bisa jadi komunikator atau pembicara.Sebaliknya, seorang komunikator atau sumber tidak selalu sebagai sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana dari seorang sumber untuk menyampaikan pesan kepada khalayak ramai atau individu. b.
Pesan yang disampaikan Keberhasilan komunikasi tergantung dari: 1) Daya tarik pesan. 2) Kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan. 3) Lingkup pengalaman yang sama antara pengirim dan penerima pesan tentang pesan tersebut. 4) Peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.
c.
Komunikan
Keberhasilan komunikasi tergantung dari: 1) Kemampuan komunikasi. 2) Komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi kebutuhannya. 3) Perhatian komunikan terhadap pesan yang diterima. d.
Konteks Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu.Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi.
e.
Sistem penyampaian Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indra penerima pesan yang kondisinya berbeda-beda akan sangat menunjang keberhasilan komunikasi (Djamarah, 2004:15).
5. Orang Tua Orang tua mempunyai tugas yang sangat mulia yaitu membantu, membimbing, mengarahkan, memimpin dan menghindarkan anak-anak dari bahaya dan membawa kearah kebahagiaan lahir batin, jasmani rohani dan dunia akhirat. Orang tua sebagai pemimpin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk menentukan dan menetapkan kemana isi keluarga itu akan dibawa dan bagaimana watak, perilaku dan kepribadian anak akan dibentuk. Orang tua merupakan pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)(QS. Luqman: 17). (Depag RI, 1979:653) Orang tua harus banyak mengarahkan anak-anaknya, dalam arti orang tua harus memberikan bimbingan, dorongan , saran dan nasehatnasehat dan tidak memberikan anak-anak berbuat sewenang-wenang diluar jalur agama. Hal ini dimaksudkan agar anak-anaknya nanti menjadi orang yang shaleh dan berakhlakul karimah yang memang merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua.Dalam mendidik anak orang tua mempunyai peran yang sangat penting, tetapi secara tidak sadar juga terkadang orang tua meberikan contoh yang baik dan kurang baik misalnya contoh yang baik, seperti memberikan pendidikan yang layak, menanamkan pendidikan agama pada anak, mengajak anak untuk shalat berjama’ah.Sedangkan contoh yang kurang baik seperti meminta tolong kepada anak dengan nada mengancam, tidak mau mendengarkan cerita anak tentang suatu hal, memberi nasehat tidak pada tempatnya dan tidak pada waktu yang tepat serta berbicara kasar pada anak.
B. Sikap Tawadhu’ 1. Pengertian Sikap Tawadhu’ Sikap atau yang dalam bahasa inggris disebut attitude adalah cara beraksi terhadap suatu perangsang (Purwanto, 1987:141). Sedangakan menurut Jalaludin (1998:187) bahwa sikap adalah merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi yang terus menerus dengan lingkungan. Menurut beberapa pakar ilmu agama tawadhu’ di artikan sebagai berikut. Secara Etimologi Arab kata, tawadhu’ berasal dari kata
( تى ا
– ) ضعا تضعYang mempunyai arti (rendah hati). Selain itu ada kata lain ( ) و ضعyang artinya “(tempat, letaknya)”(Yunus, 1992:105). Sedangkan menurut Al-Ghozali dalam buku ihya ulumuddin (1995:350) tawadhu’ adalah mengeluarkan kedudukanmu atau kita dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita. Sedangkan menurut Ilyas (2005:124), tawadhu’ adalah lawan dari sombong, atau takabur.Pada hakekatnya tawadhu’ adalah sesuatu yang timbul karena melihat kebesaran Allah, dan terbukanya sifat-sifat Allah (Athoillah, 2006:448). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap tawadhu’ adalah perbuatan atau sikap merendah diri dan berlaku
hormat kepada siapa saja yang ditunjukkan dalam ucapan, sikap dan tindakan dalam berinteraksi dalam keluarga atau masyarakat.
2. Keutamaan Sikap Tawadhu’ Orang yang rendah hati (tawadhu’) selalu di sayang oleh Allah dalam arti Sikap tawadhu’ tidak akan membuat derajat seseorang menjadi rendah, bahkan dia akan dihormati dan dihargai. Masyarakat akan senang dan tidak ragu bergaul denganya dalam kehidupan seharihari. Dalam hadits Rasulullah dijelaskan sebagai berikut:
ُ التٌ َى ا ُضعُىْ ا يَرْ فَ ْع ُك ُم للا َ ض ُع َّلَ يَ ِز يْد ُا ْل َع ْب َد اِ اَّلَ ِر ْف َعتَ فَتَ َى ا ()ر و ا ه د يلم Artinya: “tawadhu’ tidak ada yang bertambah bagi seorang hamba kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhu’lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan (derajat) mu”(HR. Dailami) (Ilyas, 2005:124). Berdasarkan hadist diatas dijelaskan bahwa apabila seseorang bertawadhu’ tidak ada yang bertambah selain derajat yang diberikan Allah SWT kepada hambanya.Dan sebagai khalifah kita semuanya untuk senantiasa menanamkan sikap tawadhu’ terhadap siapapun dan dimanapun kasih sayang dari Allah SWT. Dalam firmanya dijelaskan sebagai berikut:
Artinya:”Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan” (QS. Al Furqon 63). Berdasarkan ayat di atas bahwa Allah SWT akan menyayangi hamba-hambanya yang tawadhu’, baik kepada Allah, antar sesama manusia dan lain sebagainya. Dan Allah SWT akan memasukan orangorang yang tawadhu’ kedalam kelompok hamba-hamba yang mendapatkan kasih sayang dari Allah SWT.Jadi ketika seseorang memiliki sikap tawadhu’ maka akan mendaptkan ketentraman hidup didunia dan mendapatkan keselamatan di akhirat nanti, karena Allah selalu menyayangi orang-orang yang mempunyai sikap tawadhu’. 3. Bentuk-Bentuk Tawadhu’ Sikap tawadhu’ dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat antara dalam bentuk-bentuk sebagai berikut: a.
Tidak menonjolkan diri dari orang yang level atau statusya sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat islam.
b.
Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu dari pada dirinya dan mengantarkan ke pintu keluar jika yang bersangkutan meninggalkan majlis.
c.
Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka.
d.
Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya.
e.
Mau duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh, dan kaum dhu’afa lainya, serta bersedia mengabulkan undangan mereka.
f.
Tidak makan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan (Ilyas,2005:124).
4. Pembentukan sikap Tawadhu’ Tawadhu’ adalah satu bentuk budi pekerti yang baik, hal itu bisa diperoleh bila ada keseimbangan antara kekuatan akal dan nafsu. Faktor-faktor pembentukan adalah : a.
Berkat anugrah Tuhan atas manusia dan kesempurnaan fitrah manusia sendiri. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dilengkapi dengan akal, ghodob (marah) atau nafsu amarah. Semua anugrah Tuhan itu berjalan sesuai dengan hajat hidup manusia, maka diperlukan adanya keseimbangan sebagaimana ditentukan oleh agama dan syara’.
b.
Diperoleh melalui mujahadah, kesungguhan dan melatih batin. Artinya membiasakan diri kepada pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan budi yang dituntut itu. Misalnya orang yang bermaksud menjadikan dirinya seorang yang tawadhu’, maka jalanya adalah membiasakan beribadah seperti selalu menjalankan shalat lima waktu dan bersikap tawadhu’. Membiasakan diri untuk
bersikap rendah diri, sopan dan berbicara lemah lembut sehingga akhinya menjadi tabiat yang baik. Hal ini memudahkan diri untuk mengajarkan
segala
aktivitas
dan
tidak
merasa
berat.
Orangtawadhu’ adalah orang yang merasa lezat merasakan rendah diri dan mengakui kekurangannya di hadapan Allah SWT. Teori Al-Ghozali dalam upaya menundukkan nafsu adalah dengan kelautan dan latihan.Telah diakui oleh ilmu psikologi modern bahwa yang dinamakan oleh ilmu jiwa, yaitu “oto Sugesti” (Hamka, 1992:12). 5. Cara untuk melatih Sikap Tawadhu’ Cara untuk melatih sikap tawadhu’ harus menghilangkan takabur pada diri kita dan mengilangkan takabur itu tidak cukup dengan angan-angan saja, tetapi harus di amalkan dan menggunakan cara yang tepat dan untuk mengobati sikap takabur. Menurut Imam Ghozali (1995:336), menghancurkan pokok atau inti dari takabur dari tempat mencabutya tempat tumbuhnya di hati, yaitu di bedakan menjadi dua: a.
Ilmu Hendaknya ia mengerti akan kedudukan dirinya dan mengerti kedudukan Tuhan-nya, karena orang yang tahu kedudukan dirinya sebagai seorang hamba, maka ia akan tahu bahwa dirinya makhluk yang hina atau rendah. Tidak pantas baginya untuk sombong atau harus baginya tawadhu’ atau rendah diri dan ketika ia mengenal Tuhan-nya maka ia akan tahu keagungan, kesombongan tidak
pantas kecuali bagi Allah SWT. Jadi pada dasarnya illmu itu adalah semata-mata hanya pemberian Allah kepada setiap hambanya dan illmu yang dimiliki manusia itu memiliki keterbatasan sehingga tidaklah patut jika seseorang tersebut menyobongkan ilmu yang dimilikinya. b.
Amal Amal itu membiasakan untuk rendah diri dihadapan Allah SWT dan semua makhluk dengan menggunakan akhlak tawadhu’. Dan sikap tawadhu’ tidak akan smpurna hanya dengan ilmu saja tetapi harus Allah dan Rosulnya itu memerintahkan untuk beriman dan melaksanakan sholat. Didalam sholat ada nilai tawadhu’ yaitu contohnya ketika sujud dimana seseorang merendahkan atau tunduk kepada Allah. “barang siapa yang menetapkan dirinya atau mengaku-aku dirinya orang yang tawadhu’ itu berati menganggap dirinya mempunyai sikap yang baik” (Athoillah, 2006:282).
6. Pengertian Remaja a. Menurut bahasa Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, yang berasal dari bahsa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” (Ali dan Asrori, 2010: 9). b. Menurut istilah
Menurut bebrapa para ahli istilah remaja didefinisikan sebagi berikut: 1) Hurlock dalam Ali dan Asrori (2010:9) Hurlock berpendapat bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Tranformasi intelektual sari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan mereka kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. 2) Santrock (2003: 26) Santcrok
berpendapat
bahwa
remaja
(adolescence)
diartiikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. 3) Ali dan Asrori (2010: 9)
Ali dan Asrori berpendapat bahwa remaja tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat sepenuhnya untuk masuk kegolongan orang dewasa.Remaja ada diantara anak dan orang dewasa.Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “mencari jati diri” fase “topan dan badai”.Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.Namun, perlu diketahui bahwa yang terpenting, fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa sangat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. 4) Daradjat (1990: 23) Daradjat berpendapat bahwa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.Dalam masa ini anak mengalami perubahan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau berindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial. c. Batasan Umur Remaja
1) Whitherington dalam Rumuni dan Sundari (2004: 54). Whitherington berpendapat penggunaan masa adolensi yang dibagi menjadi 2 fase yang disebut: a) Preadolescence, berkisar usia 12-15 tahu dan b) Late adolescence, antara usia 15-18 tahun. 2) Hurlock dalam Rumini dan Sundari (2004: 54) Hurlock berpendapat bahwa puber adalah periode tumpang tindih, karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Pembagiannya adalah sebagai beikut: a) Tahap prapuber: wanita 11-13 tahun; pria 14-16 tahun b) Tahap puber: wanita 13-17 tahun; pria 14-17 tahun enam bulan c) Tahap paska puber: wanita 17-21 tahun; pria 17 tahun 6 bulan-21 tahun 3) Mappiare dalam Ali dan Asrori (2010: 9) Mappiare berpendapat bahwa masa remaja terbagi menjadi dua sebagai berikut: a) Remaja awal: wanita 12-17 tahun; pria 13-18 tahun. b) Remaja akhir wanita 17-21 tahun; pria 18-22 tahun. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwasanya masa remaja mengalami dua tahap perkembangan yaitu perkembangan remaja
awal 13-18 tahun dan remaja akhir 18-22 tahun, berdasarkan mengacu pada teori yang sudah ada yaitu rata-rata dari umur 12-18 . Dalam pengambilan sampel penelitian tentang pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2014.Mengambil dua teori yang di padukan antara remaja awal dan remaja akhir.Sehingga batasan umur remaja yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah dari umur 12-22 tahun. C. Pengaruh Pola Komunikasi Orang Tua terhadap Sikap Tawadhu’ pada Remaja. Fungsi utama keluarga yaitu sosialisasi menempatkan keluarga sebagai benteng utama penjaga kepribadian anak.Keluarga menjadi simpul utama untuk mengajarkan nilai dan norma-norma agama pada anak.Dalam hal ini peran orang tua sebagai pihak utama dalam keluarga sangat penting untuk melindungi anak dari perilaku atau lingkungan yang negatif. Remaja awal diartikan sebagai tahap remaja merasa terheran-heran akan perubahan yang terjadi serta dorongan-dorongan yang yang menyertai perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi pada masa remaja awal adalah perubahan fisik, psikis dan kematangan organ seksual. Dilihat dari kisaran usia remaja awal yaitu antara 12-15 tahun, maka masa remaja awal dialami oleh remaja yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada tahap akhir atau kelas enam, dan pada awal-awal duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
Masa remaja awal di awali dengan masa pubertas (puberty), yaitu perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal.Perubahan dalam bentuk perkembangan fisik dan psikis pada
masa
remaja
merupakan
kedua
hal
yang
tidak
dapat
dipisahkan.Reakasi seorang remaja terhadap perubahan fisik pada masa remaja tergantung pada pencerminan diri dan penerimaan lingkungan diamana remaja tersebut berbeda.Oleh karena itu, remaja memerlukan bimbingan dari orang tuanya untuk memberikan pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungan. Saat ini maraknya kenakalan remaja awal sangat drastis terasa, ini akibat dari pengaruh perubahan globalisasi seperti teknologi juga dari pengaruh dari lingkungan dengan teman sebayanya yang salah.Pada masa remaja individu memiliki peranan yang tidak jelas karena remaja bukanlah anak-anak tetapi belum dewasa, remaja awal seperti ini membutuhkan komunikasi yang efektif dari orang tuannya, mengingat orang tua merupakan figur panutan dalam dalam keluarga. Maka segala tingkah laku di dalam keluarganya akan dijadikan teladan. Keberhasilan orang tua dalam mendidik dan mengawasi anak remaja awal dengan kondisi lingkungan dan teknologi yang ada pada saat ini patut dijadikan sebagai panutan.Salah satu factor yang menjadikan keberhasilan orang tua dalam mendidik anak remaja awal adalah dengan adanya keharmonisan dalam keluarga yang terasa saat orang tua dengan anak memiliki hubungan pola komunikasi yang baik.Komunikasi
interpersonal memberikan dampak yang besar terhadap tumbuh kembang anak remaja, karena remaja awal cenderung merasa tidak memiliki kejelasan arah/tujuan hidup. Remaja dengan usia tersebut akan sangat mungkin mengalami kehidupan yang tidak nyaman, stres, dan depresi. Disinilah pola komuikasi antara orang tua dengan anak menjadi sangat penting. Fenomena keberhasilan orang tua untuk menciptakan komunikasi interpersonal yang harmonis dalam keluarga mampu menjadikan anak terbuka, keterbukaan itu menjadikan anak patuh kepada orang tua. Sekalipun lingkungan dan teman sebayanya mempengaruhi anak kedalam sifat negatif, orang tua mampu mengahalau semua sikap tersebut dengan pola komunuikasi interpersonal yang harmonis dalam sebuah keluarga. Komunikasi dalam keluarga sangatlah penting, karena dalam hal ini orang tua merupakan panutan untuk anak, orang tua sebagai tempat untuk memberikan pengajaran tentang nilai dan norma-norma agama pada anak. Anak yang merasa nyaman karena keharmonisan komunikasi dalam keluarga akan menjadikan anak tersebut memiliki sikap rendah diri (tawadhu’) dan dapat menerima apa adanya sehingga membuat anak lebih merasa nyaman berada dirumah dan memudahkan anak dalam mengekspresikan dirinya dalam meraih prestasi. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi keluarga yang kurang memiliki keharmonisan dalam komunikasi keluarga yang menyebabkan terciptanya jarak emosional antara orang tua dengan anak. Dalam kondisi
demikian, anak akan, memilik sikap sombong sehingga akan mencari kepuasan diluar rumah dan pencapaian prestasinyapun tidak ada. Dalam hal ini komunikasi antara orang tua dengan anak harus terjaga secara harmonis karena dengan komunikasi yang harmonis atau baik, akan membentuk anak untuk mempunyai sikap rendah hati (sikap tawadhu’). karena dengan keharmonisan dalam berkomunikasi orang tua lebih mudah dalam menanamkan
akhlak terpuji khususnya dalam
menanamkan sikap tawadhu’, dan anakpun akan merasa senang ketika orang tua memberikan pelajaran tentang akhlak terpuji. Dengan demikian komunikasi yang harmonis sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap yang positif khususnya dalam pembentukan sikap tawadhu’.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian. 1. Letak geografis Desa Solowire merupakan desa yang terletak di kecamatan Kebonagung, kabupaten, Demak. Desa Solowire terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Pilang Wetan, dusun Paiton dan dusun Solowire. Hal ini dapat dilihat dari gambaran desa Solowire sebagai berikut : a. Luas dan batas wilayah 1). Luas desa Solowire adalah luas keseluruhan wilayah dengan luas : 221.000 Ha / m2 yang terbagi atas 3 dusun yaitu: a). Pilang Wetan b). Paiton c). Solowire 2). Batas-batas wilayah Solowire. a). Sebelah utara
: desa Doreng
b). Sebelah selatan
: desa Ringin harjo
c). Sebelah timur
: desa Sarimulyo
d). Sebelah barat
: desa Trimulyo
b. Orbitas ( jarak dari pusat pemerintahan desa) 1). Dari ibu kota kecamatan : 6 Km 2). Dari ibu kota kabupaten
:12 Km
3). Dari ibu kota provinsi
: 42 Km
4). Dari ibu kota negara
: 385 Km
c. Pertanahan 1). Sawah
: 126,830 ha / m2
2). Pemukiman
: 34,5 ha / m2
3). Pekarangan
:-
4). Perladangan
: 52,785 ha / m2
5). TPU
: 2,25 ha / m2
6). Perkantoran
: 1,125 ha / m2
7). Jalan
: 4,25 ha / m2
8). Lain-lain
:-
d. Sarana ibadah dan pendidikan 1).Sarana ibadah
a). Masjid / Musholla b). Gereja
: 1 (satu) : 1 (satu)
2). Sarana pendidikan a). TK
: 1 (satu)
b). SD
: 1 (satu)
c). Madrasah diniyah
: 1 (satu)
2. Keadaan monografi a. Jumlah penduduk Desa Solowire terdiri dari 11 Rt dan 3 Rw yang jumlah penduduknya yaitu 2.296 orang, terdiri dari Laki-laki 1.178, Perempuan 1.099, kepala keluarga 684 KK dan kepadatan penduduk 800 per km. Data secara umum penduduk di desa Solowire menurut kelompok usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian dan pemeluk agama tahun 2014, dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Jumlah penduduk desa Solowire menurut kelompok usia tahun 2014
No
Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0–5
87
82
169
2
6 – 10
109
105
214
3
11 – 15
89
96
185
4
16 – 20
135
118
253
5
21 – 25
130
127
257
6
26 – 30
111
106
216
7
31 – 35
92
90
182
8
36 – 40
92
89
181
9
41 – 45
97
93
190
10
46 – 50
76
74
150
11
51 – 55
75
70
145
12
56 – 60
37
39
76
13
61 – 65
19
10
29
14
66 – 70
16
9
25
15
71 – 75
14
9
23
Jumlah
1179
1117
2296
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.2 Jumlah penduduk desa Solowire menurut tingkat pendidikan tahun 2014
No
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Usia 3-6 th / pra TK
58
55
113
2
Usia 3-6 sedang TK
15
17
32
3
Usia 7-18 sedang sekolah
206
204
410
4
Usia 18 - 56 tidak sekolah
6
19
25
5
Usia 18-56 tidak tamat SD
15
24
39
6
Tamat SD dan sederajat
571
595
1166
7
Usia 12-66 tidak tamat SLTP
571
595
1166
8
Usia 18-56 tidak tamat SLTA
744
716
1460
9
Usia 18-56 tamat SLTA
314
522
836
10
Usia 18-56 masih kuliah
9
5
14
11
Usia 18-56 sdh S1
11
7
18
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.3 Keadaan penduduk menurut mata pencaharian tahun 2014
NO
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Petani
92
151
243
2
Buruh Tani
189
238
427
3
PNS
6
2
8
4
Pedagang Keliling
-
4
4
5
Montir
2
-
2
6
Bidan Swasta
-
1
1
7
Pembantu rumah tangga
-
16
16
8
TNI
2
-
2
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
Tabel 3.4 Keadaan penduduk berdasarkan pemeluk agama tahun 2014
NO
Agama
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1138
1083
2.221
1
Islam
2
Kristen
40
35
75
3
Katholik
-
-
-
4
Hindu
-
-
-
5
Budha
-
-
-
Data : Dokumentasi desa Solowire tahun 2014
b. Sruktur pemerintahan desa Solowire Desa Solowire terdiri dari 3 dusun yaitu : dusun Pilang Wetan, Paiton dan Solowire. Adapun stuktur pemerintahan desa Solowire dari tingkat kelurahan sampai tingkat RT/RW adalah sebagai berikut :
Kemudian badan pemerintahan desa (BPD) desa Solowire yaitu : a). Ketua
: Maskuri
b). Wakil
: Yoyok
c). Sekretaris
: Dayat
d). Anggota :1. Khabib 2. Ali Sedangkan pemerintahan dari tingkat RW/RT yaitu : a). RW I
: Bambang Subagiyo
RT 1
: Fuadi
RT 2
: Tukul
RT 3
: Jasmin
RT 4
: Slamet Pujiono
b). RW II
: Nur kholis
RT 1
: Jasmani
RT 2
: Rifa’i
RT 3
: Sukiran
c). RW III
: Mahrus
RT 1
: Sukiban
RT 2
: Matori
RT 3
: Kasmiran
RT 4
: Sumiran
B. Laporan Data Penelitian 1. Daftar nama responden Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar nama responden pemuda di desa Solowire No
Nama Responden
Um ur
Alamat
1
Imam Nawawi
22
RT 01/RW III
2
Supanggih Nuramin
18
RT 01/RW III
3
M. Sunhaji
22
RT 01/RW III
4
M. Sarif
20
RT 01/RW III
5
Yateno
19
RT 01/RW III
6
Bagus Aji Biantoro
16
RT 01/RW III
7
Syahru Romadhon
17
RT 01/RW III
8
Toufiq Muhammad Nur
19
RT 01/RW III
9
Arief Kurniawan
21
RT 01/RW III
10
Mudrikul Falak
22
RT 01/RW III
11
Musbikin
22
RT 01/RW III
12
Ahmad Obet
19
RT 01/RW III
13
Khoirul Umam
20
RT 01/RW III
14
Asropi
19
RT 01/RW III
15
Kalimi
20
RT 01/RW III
16
Muhaimin
14
RT 01/RW III
17
Abdul Basir
21
RT 01/RW III
18
Misbakul Munir
18
RT 01/RW III
19
Slamet Ariadi
16
RT 01/RW III
20
Malikul Zaman
20
RT 01/RW III
21
Ahmad Zaini
19
RT 01/RW III
22
Mutohar
22
RT 01/RW III
23
Junaidi Ahmad Jamal
16
RT 01/RW III
24
Nur Kholis
20
RT 01/RW III
25
Nur Azizi
22
RT 02/RW III
26
Mudhofar
20
RT 02/RW III
27
Kabib Safi’i
19
RT 02/RW III
28
Muhammad Sholikin
18
RT 02/RW III
29
Lutfi Khakim
18
RT 02/RW III
30
Saiful Huda
20
RT 02/RW III
31
Tri Anggoro
21
RT 02/RW III
32
Abdul Qodir
22
RT 02/RW III
33
Muh Subakir
22
RT 02/RW III
34
Ahmad Su’udi
21
RT 02/RW III
35
Fakhur Rohman
20
RT 02/RW III
36
Yoyok Purnomo
19
RT 02/RW III
37
Parik Asraf
19
RT 02/RW III
38
Muhammad Nauval
17
RT 02/RW III
39
Khoirul Anas
22
RT 03/RW I
40
Suripto
22
RT 03/RW I
41
Akhsin Fuat
22
RT 03/RW I
42
Sholeh Muhammad Nur
19
RT 03/RW I
43
Heri Utomo
18
RT 03/RW I
44
Subkhan
22
RT 03/RW I
45
Ulil Absor
19
RT 03/RW I
46
Nanang Mujianto
21
RT 03/RW I
47
Abdul Khlim
21
RT 03/RW I
48
Samsul Rois
19
RT 03/RW I
49
Mudhofar
21
RT 03/RW I
50
Tatma’inul Qulub
19
RT 03/RW I
51
Budiono
20
RT 03/RW I
52
Ahmad Fauzi
18
RT 04/RW III
53
Ahmad Dzakirin
20
RT 04/RW III
54
Sugeng Arifianto
20
RT 04/RW III
55
Sholekan
20
RT 04/RW III
56
Muhammad Toha
19
RT 04/RW III
57
Zamroni
19
RT 04/RW III
58
Edi Prayetno
19
RT 04/RW III
59
Latif Sukron
18
RT 04/RW III
60
Kholillul Rohman
20
RT 04/RW III
61
M. Abdul Muzakka
16
RT 02/RW II
62
Mudhofir
22
RT 02/RW II
63
Faidhon
18
RT 02/RW II
64
Mun’im
22
RT 02/RW II
65
Saifudin
21
RT 02/RW II
66
Mad Sholeh
20
RT 02/RW II
67
Aji Mufti
20
RT 02/RW II
68
Maimun Toha
19
RT 02/RW II
69
Teguh Basuki
19
RT 02/RW II
70
Sodikul Amin
21
RT 02/RW II
2. Data hasil angket tentangpola komunikasi orang tua Hasil dari penyebaran angket tentang pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2014. Maka dapat dilihat dari tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Hasil angket tentangpola komunikasi orang tua (X)
Nama Responden No
Nomor Item Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
IN
C
B
B
C
B
C
B
B
C
B
C
B
C
B
C
2
SNN
A
C
C
C
A
A
A
A
B
A
C
B
A
A
A
3
MSI
B
B
A
B
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
4
MSF
A
B
B
C
B
A
A
B
B
A
C
B
B
B
C
5
YTN
A
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
C
B
6
BAB
B
A
A
C
B
B
A
A
A
B
B
A
A
A
A
7
SRN
C
A
B
A
A
C
A
B
A
C
C
B
C
A
A
8
TMN
C
A
B
C
C
B
A
B
A
C
B
C
C
C
B
9
AKN
B
B
B
B
C
A
A
B
B
B
C
B
A
A
A
10
MFK
A
B
B
C
B
A
B
B
C
B
A
A
B
C
B
11
MBN
B
B
C
A
B
C
B
B
A
B
C
B
C
B
C
12
AMO
C
B
C
C
B
C
C
C
B
B
C
B
C
B
B
13
KRU
C
C
B
C
C
B
C
C
B
C
C
C
B
C
C
14
ARI
A
B
C
A
B
B
A
A
B
C
A
B
C
A
B
15
KM
B
B
A
B
C
B
A
B
C
B
B
A
B
C
B
16
MHN
B
B
C
C
C
A
A
A
A
C
B
B
A
A
A
17
ADB
A
B
A
B
C
B
A
B
B
C
C
B
A
B
B
18
MKM
A
C
C
B
A
C
B
B
C
A
B
C
B
B
C
19
SA
A
B
B
A
A
A
B
A
A
C
C
C
B
A
B
20
MZ
A
B
B
B
B
A
C
C
B
C
B
C
B
C
C
21
AZ
B
A
A
A
B
A
C
A
B
C
A
C
B
A
C
22
MTR
C
C
B
B
C
B
C
C
B
C
B
B
C
B
C
23
JAJ
A
B
A
B
B
C
B
A
B
C
B
B
A
B
B
24
NK
A
B
B
C
B
B
A
A
B
B
C
C
B
B
C
25
NA
B
A
B
B
C
B
A
B
B
C
B
A
B
C
B
26
MFR
B
A
B
A
A
A
B
A
A
B
B
C
A
A
A
27
KS
B
B
B
B
B
B
C
C
C
B
B
C
B
C
B
28
MDS
B
B
C
B
B
B
B
B
C
B
B
B
C
C
B
29
LK
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
C
B
30
SH
B
A
B
C
B
C
B
B
A
B
B
C
B
C
B
31
TAO
B
A
B
B
C
B
B
A
B
C
B
C
B
C
B
32
AQ
B
B
C
B
A
B
C
B
B
C
C
B
B
C
B
33
MSR
A
C
C
B
C
B
B
C
B
B
C
C
B
C
B
34
AS
B
C
B
C
C
A
B
C
A
B
C
B
B
B
B
35
FRN
A
B
B
C
B
B
C
C
B
B
A
C
B
A
B
36
YP
B
B
C
B
A
B
C
B
C
B
A
A
B
C
B
37
PAF
B
C
B
B
A
A
B
B
C
C
A
B
A
A
C
38
MNL
B
C
A
B
B
C
C
C
B
A
B
B
C
B
C
39
KA
B
C
A
C
B
A
B
B
C
C
A
A
B
B
C
40
SPT
A
B
B
C
B
C
B
C
B
C
B
B
A
B
C
41
AF
A
C
C
B
A
A
B
C
C
B
B
A
B
B
C
42
SMN
A
B
A
B
C
B
A
B
B
C
C
B
A
B
B
43
HU
B
C
A
A
B
C
A
B
B
C
C
B
A
B
B
44
SBN
C
B
A
B
B
A
A
B
B
A
B
C
B
C
B
45
UA
B
C
B
B
B
C
A
B
B
C
B
A
B
A
B
46
NM
C
B
C
B
C
B
B
B
B
C
C
B
B
C
B
47
AK
C
C
B
B
C
B
B
C
B
C
B
B
B
B
C
48
SR
C
B
B
C
B
C
C
B
B
B
C
C
C
B
B
49
MDR
A
B
B
C
C
C
A
A
C
B
B
A
B
C
C
50
TQ
B
B
C
C
B
B
C
C
B
B
C
C
B
B
B
51
BDO
C
C
B
B
B
C
B
B
C
C
B
B
B
C
C
52
AF
B
A
A
B
B
C
B
B
C
C
B
B
A
A
A
53
AD
C
C
B
A
B
B
B
C
C
B
A
B
B
C
B
54
SA
C
B
C
B
B
B
B
C
B
B
C
B
B
B
C
55
SKN
A
B
C
B
B
C
B
B
B
C
C
C
B
A
B
56
MT
C
C
B
B
B
C
C
B
C
B
C
B
B
B
C
57
ZRI
A
B
C
B
A
A
B
B
C
A
B
C
B
A
B
58
EP
B
B
C
B
B
B
C
B
C
B
C
B
B
C
C
59
LS
B
C
B
C
B
B
B
C
B
B
C
B
C
B
B
60
KR
A
B
A
A
B
C
A
B
C
C
B
B
A
A
B
61
MAM
B
B
C
A
B
A
A
A
A
C
C
C
A
A
A
62
MHR
B
A
B
B
C
B
B
B
C
B
A
C
B
B
B
63
FDN
A
B
B
A
B
C
B
B
C
A
C
B
B
A
B
64
MNM
A
B
B
C
B
B
B
C
C
B
B
A
B
B
C
65
SDN
B
A
A
B
C
C
B
C
C
B
B
A
B
B
B
66
MS
A
B
B
A
C
B
B
B
C
B
B
C
C
B
B
67
AM
A
B
C
B
B
B
B
A
B
B
C
C
B
B
B
68
AS
A
B
C
B
B
A
B
B
B
C
C
A
A
B
C
69
TB
B
A
B
C
B
C
B
B
C
B
C
C
C
B
C
70
SA
C
B
A
B
B
C
B
A
A
B
C
B
B
C
B
3. Data hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja Hasil dari penyebaran angket tentang sikap tawadhu’pada remaja di desa Solowire,
Kec. Kebonagung, Kab. Demak Tahun 2014. Maka dapat dilihat
dalam tabel 3.7 sebagai berikut : Tabel 3.7 Hasil angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja (Y)
Nama Responden No
Nomor Item Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
IN
B
B
C
B
C
A
C
B
B
C
B
A
B
B
C
2
SNN
B
B
C
C
B
C
B
B
A
A
A
A
A
A
C
3
MSI
B
A
B
A
B
A
A
B
A
B
A
B
A
A
B
4
MSF
B
B
A
B
B
B
A
B
B
C
B
B
A
C
B
5
YTN
B
A
C
B
B
C
B
B
A
B
B
A
A
B
B
6
BAB
B
B
B
B
B
C
B
B
A
A
A
C
C
B
C
7
SRN
B
B
C
B
A
B
C
A
A
A
B
A
C
C
B
8
TMN
B
C
C
C
C
B
A
B
A
B
A
B
B
A
B
9
AKN
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
B
B
B
B
10
MFK
B
A
B
B
C
B
A
B
B
C
C
B
B
A
B
11
MBN
A
B
B
A
B
C
B
C
B
A
B
C
C
B
A
12
AMO
B
B
B
B
B
B
B
B
C
C
B
B
B
C
B
13
KRU
B
B
C
C
B
B
B
C
B
C
B
B
C
B
B
14
ARI
C
B
C
B
A
C
C
A
B
B
C
A
C
B
B
15
KM
B
B
A
A
C
B
B
C
C
B
B
B
C
B
A
16
MHN
B
A
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
A
B
17
ADB
C
C
B
B
C
B
B
C
C
B
A
B
B
C
B
18
MKM
B
A
B
C
C
B
B
C
C
B
A
B
B
C
B
19
SA
A
B
B
A
A
B
A
B
B
B
A
B
C
B
B
20
MZ
B
A
B
B
B
C
B
B
C
B
B
B
A
A
B
21
AZ
B
C
A
B
C
A
B
C
A
C
B
B
C
A
B
22
MTR
C
B
C
B
C
C
A
C
B
A
B
B
C
B
B
23
JAJ
C
B
B
A
B
B
C
C
B
B
B
A
B
C
C
24
NK
A
B
B
A
A
A
B
B
C
C
B
B
C
B
A
25
NA
B
B
A
B
B
A
B
B
C
A
A
B
B
A
B
26
MFR
B
A
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
27
KS
C
B
B
C
B
C
B
C
B
B
C
B
B
B
C
28
MDS
B
B
B
C
B
A
C
C
B
B
B
C
C
C
C
29
LK
C
B
C
A
B
B
C
C
B
B
C
B
C
B
B
30
SH
B
C
B
B
C
A
B
C
B
B
C
B
B
C
B
31
TAO
C
C
B
B
C
B
B
C
B
C
B
A
B
C
B
32
AQ
C
B
C
B
C
B
C
B
C
B
B
C
B
C
B
33
MSR
B
B
C
B
C
C
B
C
B
B
C
B
C
B
B
34
AS
C
C
B
C
A
A
C
B
B
C
C
B
C
C
B
35
FRN
C
C
B
B
C
B
B
C
B
A
B
C
B
A
C
36
YP
A
B
C
B
B
B
C
B
B
A
C
B
B
C
B
37
PAF
C
C
B
B
B
C
B
C
B
B
C
A
A
B
C
38
MNL
C
B
B
C
A
A
B
C
B
B
C
C
B
A
B
39
KA
B
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
C
40
SPT
B
C
C
C
B
B
C
B
C
B
C
C
B
C
A
41
AF
C
B
B
C
B
B
A
B
B
C
C
B
A
B
B
42
SMN
A
B
B
C
C
B
B
C
C
A
C
B
B
C
B
43
HU
C
B
A
B
B
A
B
B
C
A
B
B
B
A
B
44
SBN
B
C
C
B
B
A
B
C
B
B
C
C
B
A
B
45
UA
B
C
B
B
A
B
B
C
B
A
B
B
A
A
B
46
NM
A
C
C
C
B
A
B
B
B
C
C
B
C
B
B
47
AK
B
C
B
B
B
C
C
B
B
C
B
C
B
C
B
48
SR
C
C
B
B
C
C
C
B
B
C
B
C
B
B
A
49
MDR
B
C
B
A
B
B
C
C
B
A
B
B
C
B
B
50
TQ
B
B
B
C
C
B
C
C
C
B
B
B
B
B
C
51
BDO
C
C
C
B
B
B
B
C
C
B
C
C
C
B
B
52
AF
B
B
A
B
C
A
B
B
B
A
B
B
A
B
C
53
AD
A
A
B
B
B
A
B
C
C
A
B
C
B
B
B
54
SA
B
B
B
C
B
B
B
C
C
B
C
B
B
C
B
55
SKN
B
C
B
B
C
B
C
B
B
C
B
B
C
B
B
56
MT
B
B
C
B
C
B
B
C
C
B
B
B
C
B
B
57
ZRI
B
A
B
C
A
B
A
A
B
C
C
B
A
B
C
58
EP
B
B
A
B
C
B
C
B
B
B
C
B
B
B
C
59
LS
C
B
C
B
B
B
B
C
B
C
B
C
B
C
B
60
KR
A
B
C
A
B
B
A
B
C
B
A
B
C
A
B
61
MAM
B
B
B
A
B
A
B
B
A
A
A
A
A
B
B
62
MHR
A
B
A
B
B
B
C
B
B
B
C
B
B
C
B
63
FDN
C
B
B
B
B
C
B
B
A
A
C
B
B
B
C
64
MNM
B
B
C
C
B
A
C
C
B
B
A
C
C
B
B
65
SDN
A
B
C
B
B
B
C
C
B
B
B
A
B
C
C
66
MS
B
C
C
B
B
B
A
B
B
C
B
A
B
B
B
67
AM
C
C
B
A
B
B
C
B
B
A
A
A
B
C
B
68
AS
B
A
B
B
C
A
B
C
B
A
B
B
C
A
B
69
TB
B
C
B
C
B
C
C
B
B
C
B
C
B
B
B
70
SA
B
B
A
B
C
B
B
C
C
B
A
B
C
B
B
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang telah diteliti, adapun tahap-tahap adalah sebagai berikut: A. Analis Pertama 1. Analisis pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Data tentang pola komunikasi orang tua telah diperoleh dari penyebaran angket yang berisi 15 item pertanyaan dengan alternatifjawaban sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A dengan penilaian 3 b. Alternatif jawaban B dengan penilaian 2 c. Alternatif jawaban C dengan penilaian 1 Dengan demikian setelah masing-masing jawaban diberi skor angka, maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data nilai angket tentang pola komunikasi orang tua desa Solowire tahun 2014
No
Nama Responden
Nomor Item Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
IN
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
23
2
SNN
3
1
1
1
3
3
3
3
2
3
1
2
3
3
3
35
3
MSI
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
40
4
MSF
3
2
2
1
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
31
5
YTN
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
1
2
33
6
BAB
2
3
3
1
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
38
7
SRN
1
3
2
3
3
1
3
2
3
1
1
2
1
3
3
32
8
TMN
1
3
2
1
1
2
3
2
3
1
2
1
1
1
2
26
9
AKN
2
2
2
2
1
3
3
2
2
2
1
2
3
3
3
33
10
MFK
3
2
2
1
2
3
2
2
1
2
3
3
2
1
2
31
11
MBN
2
2
1
3
2
1
2
2
3
2
1
2
1
2
1
27
12
AMO
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
22
13
KRU
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
20
14
ARI
3
2
1
3
2
2
3
3
2
1
3
2
1
3
2
32
15
KM
2
2
3
2
1
2
3
2
1
2
2
3
2
1
2
30
16
MHN
2
2
1
1
1
3
3
3
3
1
2
2
3
3
3
33
17
ADB
3
2
3
2
1
2
3
2
2
1
1
2
3
2
2
31
18
MKM
3
1
1
2
3
1
2
2
1
3
2
1
2
2
1
27
19
SA
3
2
2
3
3
3
2
3
3
1
1
1
2
3
2
34
20
MZ
3
2
2
2
2
3
1
1
2
1
2
1
2
1
1
26
21
AZ
2
3
3
3
2
3
1
3
2
1
3
2
2
3
1
34
22
MTR
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
22
23
JAJ
3
2
3
2
2
1
2
3
2
1
2
2
3
2
2
32
24
NK
3
2
2
1
2
2
3
3
2
2
1
1
2
2
1
29
25
NA
2
3
2
2
1
2
3
2
2
1
2
3
2
1
2
30
26
MFR
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
1
3
3
3
38
27
KS
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
25
28
MDS
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
26
29
LK
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
25
30
SH
2
3
2
1
2
1
2
2
3
2
2
1
2
1
2
28
31
TAO
2
3
2
2
1
2
2
3
2
1
2
1
2
1
2
28
32
AQ
2
2
1
2
3
2
1
2
2
1
1
2
2
1
2
26
33
MSR
3
1
1
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
24
34
AS
2
1
2
1
1
3
2
1
3
2
1
2
2
2
2
27
35
FRN
3
2
2
1
2
2
1
1
2
2
3
1
2
3
2
29
36
YP
2
2
1
2
3
2
1
2
1
2
3
3
2
1
2
29
37
PAF
2
1
2
2
3
3
2
2
1
1
3
2
3
3
1
31
38
MNL
2
1
3
2
2
1
1
1
2
3
2
2
1
2
1
31
39
KA
2
1
3
1
2
3
2
2
1
1
3
3
2
2
1
29
40
SPT
3
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
3
2
1
27
41
AF
3
1
1
2
3
3
2
1
1
2
2
3
2
2
1
29
42
SMN
3
2
3
2
1
2
3
2
2
1
1
2
3
2
2
31
43
HU
2
1
3
3
2
1
3
2
2
1
1
2
3
2
2
30
44
SBN
1
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
1
2
1
2
31
45
UA
2
1
2
2
2
1
3
2
2
1
2
3
2
3
2
30
46
NM
1
2
1
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
24
47
AK
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
24
48
SR
1
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
2
2
23
49
MDR
3
2
2
1
1
1
3
3
1
2
2
3
2
1
1
28
50
TQ
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
24
51
BDO
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
1
23
52
AF
2
3
3
2
2
1
2
2
1
1
2
2
3
3
3
32
53
AD
1
1
2
3
2
2
2
1
1
2
3
2
2
1
2
27
54
SA
1
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
25
55
SKN
3
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
3
2
27
56
MT
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
2
2
2
1
23
57
ZRI
3
2
1
2
3
3
2
2
1
3
2
1
2
3
2
32
58
EP
2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
1
24
59
LS
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
2
26
60
KR
3
2
3
3
2
1
3
2
1
1
2
2
3
3
2
33
61
MAM
2
2
1
3
2
3
3
3
3
1
1
1
3
3
3
34
62
MHR
2
4
2
2
1
2
2
2
1
2
3
1
2
2
2
30
63
FDN
3
2
2
3
2
1
2
2
1
3
1
2
2
3
2
31
64
MNM
3
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
3
2
2
1
28
65
SDN
2
3
3
2
1
1
2
1
1
2
2
3
2
2
2
29
66
MS
3
2
2
3
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
28
67
AM
3
2
1
2
2
2
2
3
2
2
1
1
2
2
2
29
68
AS
3
2
1
2
2
3
2
2
2
1
1
3
3
2
1
30
69
TB
2
4
3
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
2
1
26
70
SA
1
2
3
2
2
1
2
3
3
2
1
2
2
1
2
29
Setelah penskoran terhadap jawaban angket tentang tentang pola komunikasi orang tua, langkah yang ditempuh adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan
terendah. Dari tabel di atas, remaja yang menjawab A (baik) dan remaja yang menjawab C (kurang), maka di peroleh nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 20 selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan dengan rumus sebagai berikut :
li
( Ba Bb ) 1 Ji
Keterangan : Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
Sehingga :
li
(40 20) 1 3
li
21 7 3 Kemudian setelah di intervalkan dengan rumus di atas,dapat dilihat dalam
tabel di bawah, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Interval pola komunikasi orang tua
Li
Jumlah remaja
Nilai Nominasi
Keterangan
34-40
7
A
Baik
27-33
42
B
Cukup
20-26
21
C
Kurang
a. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 7 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
7 100 % 70
P=10% b. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai cukup mendapat nilai B sebanyak 42 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
42 100 % 70
= 60 %
c. Untuk pola komunikasi orang tua yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai C sebanyak 21 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
21 100 % 70
= 30 % Secara keseluruhan nilai pola komunikasi orang tua dapat di kategorikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Persentase pola komunikasi orang tua
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Baik
34-40
7
10%
2
Cukup
27-33
42
60 %
3
Kurang
20-26
21
30%
70
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pola komunikasi orang tua dalam kategori baik adalah 7 orang dengan jumlah persentase 10%, kemudian dalam kategori cukup sebanyak 42 orang dengan persentase 60%, dan yang termasuk dalam kategori kurang adalah 21 orang dengan persentase 30%. Dengan
demikian pola komunikasi orang tua di desa Solowire, Kec. Kebonagung, Kab. Demak adalah cukup.
2. Analisis sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Data tentang sikap tawadhu’ pada remaja telah diperoleh dari penyebaran angket yang berisi 15 item pertanyaan dengan alternatif jawaban sebagai berikut : Hasil angket dari sikap tawadhu’ pada remaja setelah jawaban diberi skor angka yaitu : Tabel 4.4 Data nilai angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun 2014
No Nama Responden
Nomor Item Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
IN
2
2
1
2
1
3
1
2
2
1
2
3
2
2
1
27
2
SNN
2
2
1
1
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3
1
32
3
MSI
2
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
2
38
4
MSF
2
2
3
2
2
2
3
2
2
1
2
2
3
1
2
31
5
YTN
2
3
1
2
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
2
32
6
BAB
2
2
2
2
2
1
2
2
3
3
3
1
1
2
1
29
7
SRN
2
2
1
2
3
2
1
3
3
3
2
3
1
1
2
31
8
TMN
2
1
1
1
1
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
30
9
AKN
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
34
10
MFK
2
3
2
2
1
2
3
2
2
1
1
2
2
3
2
20
11
MBN
3
2
2
3
2
1
2
1
2
3
2
1
1
2
3
30
12
AMO
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
27
13
KRU
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
25
14
ARI
1
2
1
2
3
1
1
3
2
2
1
3
1
2
2
27
15
KM
2
2
3
3
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
3
29
16
MHN
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
40
17
ADB
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
3
2
2
1
2
25
18
MKM
2
3
2
1
1
2
2
1
1
2
3
2
2
1
2
27
19
SA
3
2
2
3
3
2
3
2
2
2
3
2
1
2
2
34
20
MZ
2
3
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
3
3
2
31
21
AZ
2
1
3
2
1
3
2
1
3
1
2
2
1
3
2
29
22
MTR
1
2
1
2
1
1
3
1
2
3
2
2
1
2
2
23
23
JAJ
1
2
2
3
2
2
1
1
2
2
2
3
2
1
1
27
24
NK
3
2
2
3
3
3
2
2
1
1
2
2
1
2
3
32
25
NA
2
2
3
2
2
3
2
2
1
3
3
2
2
3
2
34
26
MFR
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
39
27
KS
1
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
24
28
MDS
2
2
2
1
2
3
1
1
2
2
2
1
1
1
1
24
29
LK
1
2
1
3
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
25
30
SH2
2
1
2
2
1
3
2
1
2
2
1
2
2
1
2
26
31
TAO
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
2
3
2
1
2
25
32
AQ
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
23
33
MSR
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
24
34
AS
1
1
2
1
3
3
1
2
2
1
1
2
1
1
2
24
35
FRN
1
1
2
2
1
2
2
1
2
3
2
1
2
3
1
26
36
YP
3
2
1
2
2
2
1
2
2
3
1
2
2
1
2
28
37
PAF
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
3
3
2
1
26
38
MNL
1
2
2
1
3
3
2
1
2
2
1
1
2
3
2
28
39
KA
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
25
40
SPT
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
3
23
41
AF
1
2
2
1
2
2
3
2
2
1
1
2
3
2
2
28
42
SMN
3
2
2
1
1
2
2
1
1
3
1
2
2
1
2
26
43
HU
1
2
3
2
2
3
2
2
1
3
2
2
2
3
2
32
44
SBN
2
1
1
2
2
3
2
1
2
2
1
1
2
3
2
27
45
UA
2
1
2
2
3
2
2
1
2
3
2
2
3
3
2
32
46
NM
3
1
1
1
2
3
2
2
2
1
1
2
1
2
2
26
47
AK
2
1
2
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
2
24
48
SR
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
3
24
49
MDR
2
1
2
3
2
2
1
1
2
3
2
2
1
2
2
28
50
TQ
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
24
51
BDO
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
22
52
AF
2
2
3
2
1
3
2
2
2
3
2
2
3
2
1
32
53
AD
3
3
2
2
2
3
2
1
1
3
2
1
2
2
2
31
54
SA
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
2
2
1
2
25
55
SKN
2
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
25
56
MT
2
2
1
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
25
57
ZRI
2
1
2
1
3
2
3
3
2
1
1
2
3
2
1
29
58
EP
2
2
3
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
27
59
LS
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
24
60
KR
3
2
1
3
2
2
3
2
1
2
3
2
1
3
2
32
61
MAM
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
37
62
MHR
3
2
3
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
1
2
29
63
FDN
1
2
2
2
2
1
2
2
3
3
1
2
2
2
1
28
64
MNM
2
2
1
1
2
3
1
1
2
2
3
1
1
2
2
26
65
SDN
3
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
3
2
1
1
27
66
MS
2
1
1
2
2
2
3
2
2
1
2
3
2
2
2
29
67
AM
1
1
2
3
2
2
1
2
2
3
3
3
2
1
2
30
68
AS
2
3
2
2
1
3
2
1
2
3
2
2
1
3
2
31
69
TB
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
2
24
70
SA
2
2
3
2
1
2
2
1
1
2
3
2
1
2
2
28
Setelah penskoran terhadap jawaban angket tentang sikap tawadhu’ pada remaja langkah yang ditempuh adalah mengidentifikasi nilai tertinggi dan terendah dari sikap tawadhu’ pada remaja. Dari tabel di atas, remaja yang menjawab A (baik) dan remaja yang menjawab C (kurang), maka di peroleh nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 20 selanjutnya dari jumlah nilai tiap responden di intervalkan dengan rumus sebagai berikut :
li
( Ba Bb ) 1 Ji
Keterangan :
Sehingga :
Li
: Lebar interval
Ba
: Batas atas
Bb
: Batas bawah
Ji
: Jumlah interval
li
(40 20) 1 3
li
21 7 3 Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi dan menentukan interval,
maka dapat menggunakan rumus interval di atas. Kemudian dari jumlah remaja yang dalam kategori baik, cukup, dan kurang dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.5 Interval sikap tawadhu’ pada remaja
Li
Jumlah remaja
Nilai Nominasi
Keterangan
34-40
7
A
Baik
27-33
35
B
Cukup
20-26
28
C
Kurang
a. Untuk sikap tawadhu’ pada remaja memperoleh nilai baik mendapat nilai A sebanyak 7 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
7 100 % 70
P = 10 %
b. Untuk sikap tawadhu’ pada remajayang memperoleh nilai cukup mendapat nilai B sebanyak 35 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
35 100 % 70
= 50 % c. Untuk sikap tawadhu’ pada remaja yang memperoleh nilai kurang mendapat nilai C sebanyak 28 orang, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
P
F 100 % N
P
28 100 % 70
= 40% Secara keseluruhan nilai sikap tawadhu’ pada remaja dapat di kategorikan sebagai berikut: Tabel 4.6 Persentase sikap tawadhu’ pada remaja
No 1
Kategori Baik
Interval
Frekuensi
Persentase
34-40
7
10%
2
Cukup
27-33
35
50%
3
Kurang
20-26
28
40%
70
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap tawadhu’ pada remaja dalam kategori baik adalah 7 orang dengan jumlah persentase 10%, kemudian yang termasuk dalam kategori cukup sebanyak 35 orang dengan persentase 50%, dandalam kategori kurang adalah 28 orang, maka hasil daripersentase 40%. Dengan demikian sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak adalah cukup. B. Analisis Lanjut 1. Mencari nilai pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Setelah di peroleh data tentang pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Maka selanjutnya akan di analisis dengan rumus product moment, tetapi sebelum masuk rumus tersebut terlebih dahulu akan di lihat tabel kofisiensi hubungan. Dalam analisis lanjut ini akan menganalisis tentang pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. Dalam bentuk tabel koefisiensi hubungan, dimana pola komunikasi orang tua sebagai variabel X dan sikap tawadhu’ pada remaja sebagai variabel Y. Maka dapat dilihat dalam tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.7 Koefisien pengaruh pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire tahun 2014
Nomor Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
23
27
529
729
621
2
35
32
1225
1024
1120
3
40
38
1600
1444
1520
4
31
31
961
961
961
5
33
32
1089
1024
1056
6
38
29
1600
841
1102
7
32
31
1024
961
992
8
26
30
676
900
780
9
33
34
1089
1156
1122
10
31
20
961
400
620
11
27
30
729
900
810
12
22
27
484
729
594
13
20
25
400
625
500
14
32
27
1024
729
864
15
30
29
900
841
870
16
33
40
1089
1600
1320
17
31
25
961
625
775
18
27
27
729
729
729
19
34
34
1156
1156
1156
20
26
31
676
961
806
21
34
29
1156
841
986
22
22
23
484
529
506
23
32
27
1024
729
864
24
29
32
841
1024
928
25
30
34
900
1156
1020
26
38
39
1444
1521
1482
27
25
24
625
576
600
28
26
24
676
576
624
29
25
25
625
625
625
30
28
26
784
676
728
31
28
25
784
625
700
32
26
23
676
529
598
33
24
24
576
576
576
34
27
24
729
576
648
35
29
26
841
676
754
36
29
28
841
784
812
37
31
26
961
676
806
38
31
28
961
784
868
39
29
25
841
625
725
40
27
23
729
529
621
41
29
28
841
784
812
42
31
26
961
676
806
43
30
32
900
1024
960
44
31
27
961
729
837
45
30
32
900
1024
960
46
24
26
576
676
624
47
24
24
576
576
576
48
23
24
529
576
552
49
28
28
784
784
784
50
24
24
576
576
576
51
23
22
529
484
506
52
32
32
1024
1024
1024
53
27
31
729
961
837
54
25
25
625
625
625
55
27
25
729
625
675
56
23
25
529
625
575
57
32
29
1024
841
928
58
24
27
576
729
648
59
26
24
676
576
624
60
33
32
1089
1024
1056
61
34
37
1156
1369
1258
62
30
29
900
841
870
63
31
28
961
784
868
64
28
26
784
676
728
65
29
27
841
729
783
66
28
29
784
841
812
67
29
30
841
900
870
68
30
31
900
961
930
69
26
24
676
576
624
70
29
28
841
784
812
2014
1966
59218
56368
57329
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas diketahui:
∑X : 2014 ∑Y : 1966 ∑X2: 59218 ∑Y2: 56368 ∑X.Y: 57329 N: 70 Data yang telah diketahui kemudian dimasukkan dalam rumus product moment:
rxy= rxy= rxy= rxy= rxy= rxy=
(∑ )(∑ )
∑ √*(∑
) (∑ )
√*(
) (
√*(
)
√
rxy=
rxy=0,631
C. Pembahasan
) (∑ )
(
)( +*(
)
+*(
+*
√*
√*
+*(∑
+*
+
) ) (
)
+
)
+
+
+
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,631 kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N=70 pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai sebesar 0,361. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,631> rxy tabel 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif atau hipotesis diterima dalam arti pola komunikasi orang tua memiliki hubungan yang positif dengan sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
pada
bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pola komunikasi orang tua dalam kategoribaik 7 orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 42 orang dengan prosentase 60% dan yang termasuk dalam kategori kurang 21 orang dengan prosentase 30%. 2.
Sikap tawadhu’ pada remaja dalam kategori kategoribaik 7 orang dengan prosentase 10%, kemudian dalam kategori cukup 35 orang dengan prosentase 50% dan yang termasuk dalam kategori kurang 28 orang dengan prosentase 40%.
3. Berdasarkan hipotesis penelitian tentang pengaruh pola komunukasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja. Maka hasil menunjukkan bahwa setelah dianalisis dengan menggunakan rumus product moment di perolehrxy hitung sebesar 0,631 dan rxy tabel sebesar 0,361, r tabel product moment dengan N=70 pada taraf signifikasi 1%=0,361rxy hitung sebesar 0,631>rxy tabel sebesar 0,361. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pola komunikasi orang tua terhadap sikap tawadhu’ pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak.
B. Saran 1. Bagi remaja agar dapat mengaplikasikan sikap tawadhu’ dalam kehidupan sehari-hari di desa Solowire, Kebonagung, Demak. 2. Bagi orang tua dapat mengajarkan dan memberi contoh sikap tawadhu’ dengan baik pada remaja di desa Solowire, Kebonagung, Demak. 3. Bagi masyarakat dapat menjalin komunikasi yang baik antar sesama warga terlebih di aplikasikan dalam rumah tangga masing-masing dan semua orang di desa Solowire, Kebonagung Demak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghozali. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahanya. Bandung: CV Diponegorop Ali, Muhammad dan Mohammad asrori. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aska Alwi, Hasan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Arikunto, Suharsimi.1996.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta Departemen Agama RI. 1979. AL-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta Djmarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta Effendy. Onong Uchjana, 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Gunarsa, Singgih D. 2007.Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: PT Erlangga Ilyas,
Yunahar. 2005. Kuliah Muhammadiyah Yogyakarta
Akhlak.
Moh.Kasiram, M.sc, 2008.Metodologi Yogyakarta: UIN-Maliki Press
Yogyakarata: Penelitian
LPPI
Universi
Kuantitatif-Kualitatif.
Mappiare,Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional Mulyana, Deddy. 1990. Komunikasi antar Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana,Deddy.2002. Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Karya Rahmat, Jalaludin. 1998. Psikologi agama. Jakarta: PT Grafindo Persada Rousyidy, Lathief. 1989. Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi. Medan: Firma Rimbow Rumini,Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta: PT Rineka Cipta Santrock. 2003. Andolescence. Jakarta: Erllanga Soeharto, Bohar. 1989. Menyiapkan Ilmiah.Bandung: Tarsito
Penelitian
dan
Penulisan
Karya
Soejanto, Agoes. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung. Penerbit: PT Remaja Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Wirartha, I Made. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis. Yogyakarta: C.V Andi Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta
Kisi-kisi Instrument Angket No. 1.
Variabel
Indikator
Pola komunikasi orang tua
1. Menjalin rasa saling percaya kepada orang tua
2.
3.
4.
5.
Angket
1. Pernahkah Saudara selalu menurut pada perintah orang tua? 2. Apakah Saudara memegang teguh kepercayaan yang diberikan orang tua kepada Saudara? Menjalin komunikasi 3. Ketika Saudara mempunyai yang terbuka masalah apakah Saudara bercerita kepada orang tua? 4. Ketika Saudara berbuat salah apakah Saudara mengatakan yang sejujurnya pada orang tua? Memberikan 5. ketika ada teman mengajak keteladanan yang baik untuk berbohong apakah Saudara masih ingat pesan orang tua bahwa Saudara harus berbicara jujur? 6. Apakah orag tua menyuruh kepada Saudara untuk selalu berbuat baik dan sopan pada semua orang? Mengajarkan 7. Apakah orang tua kebiasaan yang baik membiasakan kepada Saudara untuk bersikap baik kepada siapapun? 8. Apakah orang tua mengajarkan budi pekerti yang baik kepada Saudara? Membiasakan saling 9. Apakah dalam keluarga hormat menghormati Saudara saling menghormati dalam keluarga sesamanya? 10. Apakah Saudara memberi tahu dan pamitan pada orang tua ketika berpergian?
6. Menjalin kedekatan dengan bertamasya bersama
7. Membentuk karakter yang baik pada anak
2.
Sikap tawadhu’ remaja
1. Berbicara santun
2. Rendah hati
3. Suka menolong
4. Patuh terhadap orang tua
11. Apakah dalam keluarga Saudara sering mengadakan perjalanan atau refresing secara bersama-sama? 12. Apakah dalam keluarga Saudara membiasakan untuk bercengkrama bersama? 13.Apakah orang tua mengajarkan pada Saudara untuk selalu menghormati kepada yang lebih tua, mengargai terhadap sesama, dan toleran terhadap yang lebih muda? 14.Apakah orang tua Saudara mendidik untuk bertanggung jawab, disiplin, dan bekerja keras? 15.Apakah dalam keluarga Saudara orang tua memberikan penanaman agama yang kuat sejak dini? 1. Apakah Saudara selalu berbicara dengan sopan dan lemah lembut terhadap siapapun? 2. Ketika orang tua menasehati apakah Saudara mendengarkan dengan baik? 3. Apakah Saudara selalu bersikap rendah hati kepada semua orang? 4. Apakah Saudara masih bersikap rendah hati ketika mendapatkan prestasi baik di sekolah? 5. Apakah Saudara selalu menolong teman yang sedang kesulitan? 6. Apakah Saudara ikhlas ketika menolong teman yang sedang kesulitan? 7. Apakah Saudara patuh tehadap perintah orang tua? 8. Apakah Saudara selalu melaksanakan perintah orang
tua? 5. Mensyukuri nikmat yang diberikan kepada Allah
6. Ikhlas dalam menjalankan pekerjaan
7. Tidak berlebihlebihan
9. Apakah Saudara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah? 10.Dengan keadaan sekarang dengan kehidupan yang sederhana apakah Saudara menyukurinya? 11.Ketika Saudara membantu pekerjaan orang tua apakah Saudara iklas? 12.Ketika Saudara menjalani rutinitas keseharian apakah Saudara jalani dengan iklas? 13.Ketika Saudara pingin sesuatu hal kebetulan keinginan tersebut belum tercapai apakah Saudara akan beruasaha dengan maksimal? 14.Dengan keterbatasan fasilitas yang diberikan orang tua apakah Saudara merasa cukup? 15.Apabila orang tua memberi uang saku lebih apakah Saudara memanfaatkan dengan baik?
ANGKET PENELITIAN
Identitas Responden: Nama
:………………
Usia
:………………
Alamat
:………………
Petunjuk Mengerjakan:
Sebelum menjawab terlebih dahulu isi identitas anda
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan tanda silang (X) pada huruf a, b atau c
Pilihlah jawaban dengan jujur sesuai dengan apa yang anda lakukan
Kerahasiaan data anda dijamin peneliti.
A. Angket Pola Komunikasi Orang Tua 1. Pernahkah Saudara selalu menurut pada perintah orang tua ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apakah Saudara memegang teguh kepercayaan yang diberikan orang tua kepada Saudara ? a. Ya 3.
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Ketika Saudara mempunyai masalah apakah Saudara bercerita kepada orang tua ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Ketika Saudara berbuat salah apakah Saudara mengatakan yang sejujurnya pada orang tua ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernahh
5. ketika ada teman mengajak untuk berbohong apakah Saudara masih ingat pesan orang tua bahwa Saudara harus berbicara jujur ?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah orag tua menyuruh kepada Saudara untuk selalu berbuat baik dan sopan pada semua orang ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah orang tua membiasakan kepada Saudara untuk bersikap baik kepada siapapun? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8. Apakah orang tua mengajarkan budi pekerti yang baik kepada Saudara ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah dalam keluarga Saudara saling menghormati sesamanya ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah Saudara memberi tahu dan pamitan pada orang tua ketika berpergian ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah dalam keluarga Saudara sering mengadakan perjalanan atau refresing secara bersama-sama ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Apakah dalam keluarga Saudara membiasakan untuk bercengkrama bersama ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
13. Apakah orang tua mengajarkan pada Saudara untuk selalu menghormati kepada yang lebih tua, mengargai terhadap sesama, dan toleran terhadap yang lebih muda ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 14. Apakah orang tua Saudara mendidik untuk bertanggung jawab, disiplin, dan bekerja keras ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 15. Apakah dalam keluarga Saudara orang tua memberikan penanaman agama yang kuat sejak dini ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
B. Angket Sikap Tawadhu’ 1. Apakah Saudara selalu berbicara dengan sopan dan lemah lembut terhadap siapapun ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Ketika orang tua menasehati apakah Saudara mendengarkan dengan baik ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah Saudara selalu bersikap rendah hati kepada semua orang ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apakah Saudara masih bersikap rendah hati ketika mendapatkan prestasi baik di sekolah ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah Saudara selalu menolong teman yang sedang kesulitan ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah Saudara ikhlas ketika menolong teman yang sedang kesulitan ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah Saudara patuh tehadap perintah orang tua ? a. Ya
b.Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah Saudara selalu melaksanakan perintah orang tua ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah Saudara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Dengan keadaan sekarang dengan kehidupan yang sederhana apakah Saudara menyukurinya ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Ketika Saudara membantu pekerjaan orang tua apakah Saudara iklas ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. Ketika Saudara menjalani rutinitas keseharian apakah Saudara jalani dengan iklas ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
13. Ketika Saudara pingin sesuatu hal kebetulan keinginan tersebut belum tercapai apakah Saudara akan beruasaha dengan maksimal ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14. Dengan keterbatasan fasilitas yang diberikan orang tua apakah Saudara merasa cukup? a. Ya 15. Apabila
b. Kadang-kadang orang tua
memberi
c. Tidak pernah uang saku lebih
apakah
memanfaatkan dengan baik ? a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Saudara
KEPALA DESA ASLORI
KADUS I KRISTIANTO
KADUS II MUSTOFA
KADUS III MOH. SYIRAT
SEKDES AHMAD SHOLEH S.Pdi
KAUR PEMERINTAHAN PAIMIN
KAUR KEUANGAN KUMAIDI
KAUR UMUM MUNAWAROH
KAUR KESRA SUBADI
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK KECAMATAN KEBONAGUNG KANTOR KEPALA DESA SOLOWIRE
SURAT KETERANGAN NO: KDS/S.K/08/IX/2014
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Desa Solowire, Kec, Kebonagung, Kab, Demak. Dengan ini menerangkan bahwa: Nama
: Daryanto
Nim
: 11110087
Jurusan/Progdi
: Tarbiyah/PAI
Semester
: IX
Benar-benar telah melaksanakan penelitian di Desa Solowire, Kec, Kebonagung, Kab, Demak, mulai tanggal : 26 November 2014 s.d selesai. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat di gunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Solowire, 27 November 2014 Kepala Desa Solowire
( ASLORI)
DAFTAR NILAI SKK Nama NIM Jurusan/ Progdi Dosen P.A. No. 1. 2.
3.
4.
5. 6.
7.
8.
9.
10.
11. 12.
: Daryanto : 111 10 087 : Tarbiyah/ PAI : Dra.Hj. Maryatin, M.Pd.
Jenis Kegiatan OPAK STAIN Salatiga 2010 UPT Perpustakaan (User Education) STAIN Salatiga Latian Basic Traning (LK1)Kolektif Himpunan Mahasiswa Islam “Mewujudkan Mahasiswa Islam Yang Ideal Demi Terwujudnya Kader Yang Militan” Bedah novel “BUMI CINTA”bersama Ust. Habiburrahman El Shirazy, Lc “Tingkatkan Iman Dengan Persaudaraan Menuju Pemimpin Insan Terdepan” di Kota Salatiga “Praktikum Mata Kuliah Baca Tulis Al Qur’an (BTQ)” STAIN Salatiga” Praktikum Kepramukaan STAIN Salatiga Pertama Cabang Lomba Futsal” Pekan Pengembangan Minat Bakat Mahasiswa (PPMBM) STAIN se-Jawa di STAIN Kudus Sebagai ATLET FUTSAL Panitia Pekan Pengembangan Minat Bakat Mahasiswa (PPMBM) STAIN seJawa di STAIN Kudus”Sebagai Juara Pertama Cabang Lomba futsal Panitia Pelaksana Musrti Pondok Pesantren Edi Mancoro Sebagai Sarana Regenerasi Untuk Mewujudkan Pemimpin Yang berakhlakul Karimah Seminar Nasional Dengan Tema “Mewaspadai Gerakan Islam Garis Keras di Perguruan tinggi” di STAIN SALATIGA Praktikum mata kuliah fiqh “Perawatan Jenazah” STAIN Salatiga Pelatiahan Ice Breaker Penyemangat
Waktu Pelaksanaan 25-27 Agustus 2010
Skor 3
Ket. Peserta
20-25 September 2010
3
Peserta
22-24 Oktober 2010
3
Peserta
30 Januari 2011
2
Peserta
22 Juni 2011
2
22-27 Juli 2011
3
Peserta
20-22 April 2012
4
Peserta
22 April 2012
4
Peserta
15-17 Juni 2012
3
Pesrta
23 Juni 2012
6
Peserta
17 September 2012
2
Peserta
23 September 2012
3
Peserta
Peserta
Belajar “Kiat Cerdas Menghidupkan Kelas; Guru Okay Muridpun Enjoy” di STAIN Salatiga
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23. 24.
Seminar Nasional Dengan Tema “Ahlissunnah Waljamaah Dalam Perspektif Islam Indonesia” Diselenggarakan Dewan Mahasiswa STAIN Salatiga Semnar Nasional Sharia Economics Festiv “Indonesia Will Grow And Shine With Sharia Economics” di STAIN SALATIGA Seminar Regioanal Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Pada Anak di STAIN Pekan Ilmiah Olah raga Seni dan Riset (PIONER) VI PTAIN Se-Indonesia di Banten Workshop “Persiapan Karir dan Kematangan Menikah” Biro Konsultan Psikologi “TASKIA” di STAIN Salatiga Seminar Nasional MMJ Tarbiyah Dengan Tema “Guru Kreatif Dalam Emplementasi Kurikulum 2013” di STAIN SALATIGA Seminar Regional “Pengembangan Progam Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Serta Kualitas Lulusan” di STAIN SALATIGA Talk Show “How To Be A Successfull Creative Preneur To Face ASEAN Economic Community 2015” Diselenggarakan KOPMA STAIN Salatiga Pelatihan Manasik Haji Yang di Selenggarakan Oleh Biro Pendidikan Pondok Pesantren Edi Mancoro Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPPBMM) V PTAIN Se-Jawa di IAIN Surakarta Seminar Enterpreunership dengan tema “Creativepreuner Enterpreunership” KKN 41 STAIN Salatiga Dusun Jagang Kidul Desa Salam Kegiatan FESTIVAL RAMADHAN
26 Maret 2013
6
Peserta
4 Juni 2013
6
Peserta
18 Juni 2013
4
Peserta
19-24 Agustus 2013
6
Peserta
22 Oktober 2013
3
Peserta
18 November 2013
6
Peserta
28 November 2013
5
Peserta
7 April 2014
3
Peserta
30-31 Maret 2014
3
Peserta
12-14 Juni 2014
4
Peserta
21 Juni 2014
3
Peserta
2-3 Juli 2014
3
Peserta
25.
26.
27.
1435 H se Desa Ngablak “Asramanisasi Ramadhan 1435 H” Dengan tema “Menyambut Indahnya Ramdhan Sucikan Hati untuk Meraih Cinta Ilahi” di Pondok Edi Mancoro Seminar Nasional dengan tema Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalitas Pendidikan yang diselenggarakan oleh HMJ TARBIYAH di STAIN Salatiga “Seminar Nasional Entrepreneurship” yang diselenggarakan oleh Gerakan Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gugus Depan di STAIN Salatiga Jumlah Skor
Salatiga, 14 Januari 2015 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Moh. Khusen, M.Ag., M.A. NIP. 19741212 199903 1 003
29 Juni- 22 Juli 2014
3
Peserta
13 November 2014
6
Peserta
16 November 2014
6
Peserta
105
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Tempat/tanggal lahir NIM Jurusan Alamat Asal Jenis Kelamin Agama Warga Negara Nama Orang Tua a. Ayah b. Ibu Jenjang Pendidikan
: Daryanto : Demak, 19 November 1991 : 11110087 : Tarbiyah PAI : Solowire Rt 01/Rw 03, Kebonagung, Demak. : Laki-laki : Islam : Indonesia : Sukiban : Siti Lestari : 1. SDN Solowire tahun 2004 2. MTS Nurul Huda Dempet lulus Tahun 2007 3. SMAN 2 Demak tahun 2010
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 12 Januari 2015 Penulis
Daryanto
PERNYATAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Daryanto
Nim
: 111 10 087
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini biasa dipublikasikan oleh STAIN Salatiga.
Salatiga, Yang menyatakan
Daryanto NIM: 11110087