PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : NAILIL ASNA NIM. 111 10 173
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Nailil Asna
NIM
: 111 10 173
Jurusan
: Tarbiyah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 24 Oktober 2014 Yang menyatakan,
Nailil Asna NIM. 11110173
i
Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dosen STAIN Salatiga Nota pembimbing Lamp : 1 eksemplar Hal
: Naskah Skripsi Saudara Nailil Asna Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah tugas akhir saudara: Nama
: Nailil Asna
NIM
: 11110173
Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul
: PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014.
Dengan ini kami mohon tugas akhir saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 24 Oktober 2014 Pembimbing
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP.19580827 198303 1 002
ii
SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014 DISUSUN OLEH NAILIL ASNA NIM : 11110173 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Agama Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: A. Bahrudin, M.Ag NIP. 19531223 198203 1005
………………………
Sekretaris Penguji : Rasimin, S.PdI, M.Pd NIP. 19750713 200901 1011 Penguji I
: A. Bahrudin, M.Ag NIP. 19531223 198203 1005
Penguji II
………………………
: Dra. Sri Suparwi, M.A. NIP. 19690506 199303 2004
Penguji III
………………………
………………………
: Siti Rukhayati M.Ag NIP. 19770403 200312 2003
……………………… Salatiga, 24 Desember 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
"صالة ِع َمادُالدِّين َّ “ال Shalat itu adalah tiang agama Persembahan Ku persembahkan sekripsi ini untuk: Ibu dan bapak yang selalu ku hormati dan dan ku cintai yang telah membimbing, mendidik dan serta yang selalu mendoakanku Adik-adik ku yang aku sayangi dan kubanggakan Seluruh teman-temanku angkatan PAI 2010, Racana Kusumadilaga Worosrikandi, yang menjadiakan persahabatan indah serta melukis sebuah proses dalam hidupku
iv
ABSTRAK Asna, Nailil. 2014. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Stain Salatiga, Pembimbing: Dr, Imam Sutomo M. Ag. Kata kunci: bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (2) bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (3) adakah pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode penelitian korelasional. Dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang tanggal 8 September sampai 17 Oktober 2014. Populasi 679 dengan sampel 68 siswa ( 10% sesuai pendapat Arikunto). Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis pendahuluan dan lanjutan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk pada kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41% dengan interval 31-46 masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 4,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan kategori rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11 orang. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 31-46 berada dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan kategori rendah 0% terletak pada interval 15-30 dengan responden 0 orang . Hipotesis nihil atau dugaan sementara sebelum penelitian menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Sedangkan setelah penelitian menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 . Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu rhitung = 0,237 > rtabel = 0, 235.
v
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan anugrahnya , sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang ber
judul:
PENGARUH
BIMBINGAN
KEAGAMAAN
TERHADAP
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014. Dan peneliti yakin tanpa pertolongan dan petunjuk Nya sekripsi ini dapat terselesaikan. Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dalam penulisan ini, peneliti mendapatkan beberpa masukan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian. 3. Bapak Nur Salim, S. Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tuntang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian pada siswa di SMP Negeri 2 Tuntang. 4. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.
vi
5. Seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang yang telah mau bekerjasama dalam penelitian ini. 6. Team perpustakaan STAIN Salatiga. 7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati menyelesaikan skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai. Dalam laporan ini peneliti sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti berharap adanya kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfa’at. Amin. Salatiga, 24 Oktober 2014 Peneliti,
Nailil Asna NIM. 111 10 173
vii
DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan……………………….………………....….i Halaman Nota Pembimbing…………...………………………… ……………..…ii Halaman Pengesahan……...………………………………… ……………….…..iii Halaman Motto dan Pembahasan……………...…… ………………………...…..iv Abstrak……………………………………………… …………………….……....v Halaman Kata Pengantar……………...……………… ……………………..........vi Halaman Daftar Isi…………………….……….……… ……………………..…viii Daftar tabel ………………………………………………………………………xii Daftar lampiran………………………………………………………….. …….ivx BAB I PENDAHULUAN……………………………… …………………………1 A. Latar Belakang Masalah………………………… ….……………………..1 B. Rumusan Masalah………………………………… ………………………4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………….………………4 D. Hipotesis Penelitian…………..…………………… ………………………5 E. Manfaat Penelitian………………….……………………………………..5 F. Definisi Oprasional……..…………………………… ……………………6 1. Bimbingan Keagamaan…………………………… …………………..6
viii
2. Intensitas Ibadah Shalat Fardlu…………………… ………..…………7 G. METODE PENELITIAN……………………………… ………………….8 1. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian …………… ………………….9 2. Lokasi dan Waktu Penelitian…………….…………………………….9 3. Populasi dan Sampel………………..……………… …………………9 4. Instrument Penelitian……………………..…………………………..12 5. Metode Pengumpulan Data……….………………… ……………….14 6. Analisis data……………………………………………………….....16 H. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………… ………………17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BIMBINGAN KEAGAMAAN 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan………… ……..…………………19 2. Dasar Bimbingan Keagamaan………………..……… ………………21 3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah Dalam Mendidik Siswa…...….26 4. Tehnik Pendidikan Islam…………………… ………………..………28 5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa…… …………….31 B. INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDLU 1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardlu………………… ……….31 2. Dasar Kewajiban Shalat Fardlu………………...…………… ……….33 3. Keistimewaan Ibadah Shalat……………………………….… ……..34 4. Syarat - Syarat Shalat………………………………………… ……..35 5. Rukun Shalat…………...……………………………………… …….38
ix
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu…………………………………………………………………….39 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang ………...………… …….41 2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang………………………………....…….42 3. Visi dan Misi………………………………………………………...42 4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntang ………………………………………………………… ……...…….43 5. Sruktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang …………… ……...…...44 6. Sarana dan SMP Negeri 2 Tuntang………………………...……….46 7. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP Negeri 2 Tuntang………… …….….47 B. PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN 1. Data Nama Responden Dan Jenis Kelamin Responden…… ….……..49 2. Hasil Data Mentah……………………………………………………52 BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS DISKRIPTIF……………………………………… ………..59 1. Variabel Pertama ………………………..………………… ………60 2. Variabel Kedua……………………………………………………..64 B. PENGUJIAN HIPOTESIS………………………………………… …….68 C. PEMBAHASAN…………………………………………………… ……73 1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……. ...73
x
2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……………………………………………………………… …..73 3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……………….. …..74 D. PEMAKNAAN HASIL PENELITIAN….………………………… ……75 1. Bimbigan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…….. …75 2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………………………………………………………….. 76 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ………………………...…………………………… …..77 B. SARAN-SARAN……………………….…………………………… …..78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Daftar populasi penelitian..............................................................10
Tabel 1.2
Daftar sampel Penelitian………………………………................11
Tabel 1.3
Kisi-kisi angket bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang..........................................................................................13
Tabel 1.4
Kisi-kisi angket intensitas ibadah shalat fardhu iswa SMP Negeri 2 Tuntang ……………………………………………………..........13
Tabel 3.1
Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……...............43
Tabel 3.2
Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………………………………………………..44
Tabel 3.3
Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………………47
Tabel 3.4
Data ektrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………48
Tabel 3.5
Data nama responden, jenis kelamin dan kelas…………………..49
Tabel 3.6
Hasil angket bimbingan keagamaan terhdap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………..53
Tabel 3.7
Hasil angket intensits ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………………………………………56
xii
Tabel 4.1
Interval, kategori skor dan frekuensi variabel X………………...61
Tabel 4.2
Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas badah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………………………………….50
Tabel 4.3
Interval, kategori skor dan frekuensi variabel Y…………………65
Tabel 4.4
Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban anket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014….67
Tabel 4.5
Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………………………………………………..69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar riwayat hidup
Lampiran 2
Daftar SKK
Lampiran 3
Surat tugas pembimbing skripsi
Lampiran 4
Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 5
Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 6
Surat keterangan penelitian
Lampiran 7
Angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
Lampiran 8
Tabel nilai-nilai product moment
Lampiran 9
Struktur organisasi dan tata kerja SMP Negeri 2 Tuntang tahun pelajaran 2014/2015
Lampiran 10 Daftar nama siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 Lampiran 11
Foto kegiatan
Lampiran 12 Berita acara ujian munaqosah
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang anak dilahirkan ke dunia diciptakan dalam keadaan fitrah dan bersih jiwanya, menerima segala bentuk apa saja yang dapat memengaruhinya. Al Ghozali dalam buku Ihya’ Ulumiddin telah menyebutkan; “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang lebih darinya”(Abdurrohman, 2005:5). Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan. Namun, keluarga yang memberikan pengaruh pertama karena seorang anak masuk agama Islam sejak awal kehidupannya dan dalam keluargalah pertama ditanamkan benih-benih pendidikan. Orang tua yang pertama menjadi figur bagi anak-anaknya. Jika anak diberi contoh atau dibiasakan dengan melakukan kejelekan maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak yang buruk. Sedangkan jika ia dibiasakan dengan melakukan kebiasaan baik maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak baik. Penanggung jawab pendidikan anak yang kedua adalah lembaga pendidikan sekolah. Sekolah
yang
merupakan
lembaga
pendidikan
formal,
menyediakan proses belajar mengajar bagi pesetra didik serta bertujuan membentuk pribadi yang luhur, dewasa, dan dapat berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar di sekolah merupakan perpaduaan antara kemampuan akademik dan evektifitas bimbingan di 1
sekolah. Agar pendidikan anak berhasil, maka sangat dibutuhkan lingkungan sekolah yang agamis serta mendukung. Agama Islam telah memiliki acuan atau pedoman dalam membimbing anak. Maka dari itu
nilai-nilai ajaran agama yang
bersumberkan dari firman Allah dapat digunakan untuk menggugah semangat keimanannya sehingga self direction, self realization, dan self inventory serta self confidence tersebut dapat berkembang. (Arifin, 1994:18). Dengan adanya bimbingan keagaman ini akan muncul kesadaran diri, serta kebiasaan baik yang sering mereka lakukan di dalam sekolah. Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunai nilai tertinggi dan sebagai tiangnya agama Islam. Firman Allah SWT tentang perintah kewajiban shalat tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103:
ْ صالَةَ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَى ُجنُوبِ ُك ْم فَإ ِ َذا اط َمأْنَنتُ ْم فَأَقِي ُموا َّ ض ْيتُ ُم ال َ َفَإ ِ َذا ق ْ صالَةَ َكان َت َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِينَ ِكتَابًا َّموْ قُوتًا َّ صالَةَ إِ َّن ال َّ ال Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (AL Quran surat An Nisa’(4) ayat 103). Disamping firman Allah tersebut, Kewajiban shalat secara khusus disampaikan secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui proses isro’ mi’roj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan kewajiban ritual ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dan lain-lain. Dengan melaksanakan shalat yang baik dan benar serta khusuk, niscaya
2
akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan berakhlak mulia, sehingga akan terhindar dari segala kemaksiatan, serta dapat menjadikan masyarakat yang mempunyai mental yang kuat dan sanggup membentengi dirinya dari nafsu sekedar menuruti kesenangan pribadi. Untuk melaksanakan dan mewujudkan harapan di atas tidaklah mudah. Sebaiknya pendidikan agama ditanamkan sejak dini yaitu melalui latihan-latihan keagamaan seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, membaca Al-Qur’an. Shalat berjamaah harus dibiasakan sejak kecil sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang untuk melalukan ibadah tersebut. Guru yang memberikan pendidikan agama kepada siswa terutama dalam beribadah melalui perhatian, pembiasaan, dan keteladanan akan mudah diterima oleh anak daripada dengan kekerasan atau hukuman. Dengan pembiasaan dan keteladan guru dalam mengerjakan ibadah baik itu shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shadaqah (infaq dan zakat) dan lain sebagainya, anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah. Taat bukan berarti mengarjakan kebaikan (ibadah) jika ada guru atau orang yang ditakuti, akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan sedirinya, dengan hati nuraninya dan dengan niat ikhlas. SMP Negeri 2 Tuntang telah memberikan bimbingan keagamaan kepada anak mereka yang dilakukan secara rutin seperti halnya membaca Surat Yasin, membaca Asmaul Husna serta membaca Juz Ama dan lain sebagainya. Yang diharapkan kan muncul kebiasaan anak dalam berbuat
3
hal baik itu serta dapat menumbuhkan rasa kesadaran diri, Begitu pula ditambah dengan kegiatan keagamaan lain yang dirancang dan dibimbing oleh guru seperti halnya pesantren kilat, shalat dhukha, pengajian isro’ mi’roj, dan masih banyak kegiatan bimbingan keagamaan yang lainnya. Dengan adanya fenomena yang ada di SMP Negeri 2 Tuntang tersebut, maka penulis ingin meneliti adakah Pengaruh Bimbingan Keagamaan dengan Ibadah Shalat Fardhu Siswa di SMP Negeri 2 Tuntang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menggangkat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014? 2. Bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014? 3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. 2. Untuk mengetahui intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
4
3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. D. Hipotesis Penelitian Menurut suharsimi, “Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”(Arikunto, 2010:110). Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya belum pasti dan masih perlu dibuktikan atau perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: tidak ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai bimbingan keagamaan dan ibadah shalat fardhu siswa di sekolah. Dan informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis,yaitu: 1. Secara teoretis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan lembaga sekolah secara umum dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan Islam. 2. Secara praktis, jika ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga sekolah khususnya memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Selanjutnya dapat memberikan
5
bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan aktivitas beribadah yang tinggi pada peserta didik serta mengembangkan pembiasaanpembiasaan positif lainya agar peserta didik memiliki kompetensi dalam semua disiplin ilmu. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir dan agar mendapatkan kejelasan tentang judul penelitian di atas, kiranya penulis perlu memberikan batasan dan penjelasan mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas yaitu: 1. Bimbingan Keagamaan Bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance”, yang artinya bantuan atau tuntunan. Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah “bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Keagamaan berasal dari kata “agama”, sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah dapat dilihat dari dua aspek yaitu: 1.) Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitarnya.
6
2.) Aspek
objektif
(doktrinair).
Agama
dalam
pengertian
ini
mengandung nilai-nilai Tuhan yang dapat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia (Arifin, 1982:1-2). Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, yang dimaksud bimbingan keagamaan adalah arahan kepada individu agar menjadi baik itu individu yang memiliki arah dan tujuan jelas sesuai dengan agamannya batin maupun lahir sehingga dapat menyelesaikan masalah dan mandiri dalam keagamaan. Indikator bimbingan keagamaan dapat diukur dengan: a) Ajakan atau pendampingan b) Keteladanan c) Memberi bahan dan kegiatan tambahan d) Memberi peringatan, reward dan punishment e) Publikasi kegiatan keagamaan 2. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah segan taat melaksanakan perintah dan anjurannya serta menjauhi larangannya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan perkataan, maupun perbuatan (Mujib, 1994:109).
7
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, ibadah adalah kebaktian
kepada
Tuhan,
perbuatan
dan
sebagainya
untuk
menyatakan bakti kepada tuhan seperti shalat, berdoa, berbuat baik (Poerwadarminto, 1966:355). Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang ditentukan oleh syara’(Mujieb, 1994:313) Indikator intensitas shalat fardhu adalah: 1. Pemahaman bacaan shalat fardhu 2. Kelancaran bacaan shalat fardhu 3. Ketepatan pelaksanaan shalat fardhu 4. Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardhu G. Metode Penelitian Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara. Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan baru melalui metode-meode ilmiah. Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
8
1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini, penulis
menggunakan penelitian deskriptif
kuantitatif, dipilihnya penelitian ini menggunakan metode kuantitatif agar dapat mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan keagamaan dengan intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi yang dijadikan Penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Tuntang, adapun waktu penelitiannya tanggal 7 Juli sampai dengan September 2014. 3. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kwalitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Dari kedua pendapat di atas penulis menggambil kesimpulan bahwa populasi dari penelitian ini mencakup seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuntang 679 siswa yang terbagi dari 3 tingkat, Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas:
9
Tabel 1.1 Daftar populasi penelitian No
Kelas
Jumlah siswa tiap
Jumlah siswa muslim
kelas
tiap kelas
1
VII A
34
34
2
VII B
32
32
3
VII C
32
32
4
VII D
32
32
5
VII E
32
32
6
VII F
32
32
7
VII G
34
34
8
VIII A
34
32
9
VIII B
34
32
10
VIII C
32
32
11
VIII D
34
34
12
VIII E
32
32
13
VIII F
32
32
14
VIII G
32
32
15
IX A
32
32
16
IX B
32
32
17
IX C
32
32
18
IX D
32
32
19
IX E
32
32
20
IX F
31
31
21
IXG
30
30
Jumlah
20
679
675
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118), “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel 10
yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan tehnik proportionate stratified random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara diacak secara proporsional dan diambil dari strata tertentu. Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2010:120). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama (proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas. Arikunto (2006:134) berpendapat, “bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau lebih”. Merujuk dari pendapatnya Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 10% dari 675 siswa Muslim di SMPN 2 Tuntang (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proportionate sratified random sampling adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Daftar Sampel Penelitian No
Kelas
Jumlah siswa tiap
Sampel
kelas 1
VII
228
23
2
VIII
230
23
3
IX
221
22
Jumlah
679
68
11
4. Instrument penelitian Beberapa instrumen penelitian data yang penyusun gunakan agar penelitian ini berhasil, diantaranya adalah: a. Angket Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142). Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua angket yaitu angket yang pertama mengenai intensitas bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Angket yang kedua untuk mengetahui disiplin belajar siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Angket tersebut bersifat tertutup, maksudnya siswa tidak dibolehkan memilih jawaban sendiri selain jawaban yang sudah disediakan. Penulis menggunakan dua angket terlebih dahulu menyusun indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal dari masing-masing angket 10 soal. Sedangkan untuk mengetahui bagai mana kisi-kisi soalnya adalah sebagai berikut:
12
Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrument Angket Bimbingan Keagamaan Di SMP Negeri 2 Tuntang. No
Indikator
Jumlah
Sebaran
soal
soal
1.
Ajakan atau pendampingan
3
1-3
2.
Keteladanan
3
4-6
3.
Memberi bahan dan kegiatan 3
7-9
tambahan 4.
Memberi peringatan, reward dan 3
9-11
punishment 5.
Publikasi kegiatan keagamaan
3
12-15
Tabel 1.4 Kisi-kisi Angket intensitas ibadah shalat fardhu Siswa di SMP Negeri 2 Tuntang No 1. 2. 3. 4.
Indikator Pemahaman bacaan shalat fardhu Kelancaran bacaan shalat fardhu Ketepatan pelaksanaan shalat fardhu Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardhu
Jumlah soal 4
Sebaran soal 1-4
4
5-8
4
9-12
3
13-15
Pemberian skor untuk kedua angket tersebut menggunakan skala Likert, masing-masing jawaban A, B, C, D mempunyai skor berturut-turut: 4, 3, 2 dan 1. Karena jumlah soal, baik angket pertama maupun angket kedua masing-masing berjumlah 15, maka skor maksimal yang mungkin tercapai oleh responden adalah 60 dan
13
skor minimalnya adalah 15. Dengan demikian skor idealnya berkisar antara 15-60. Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam lampiran. b. Dokumen Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan atau data tentang gambaran umum SMPN 2 Tuntang, yang meliputi sejarah berdirinya, visi, misi, keadaan guru, karyawan dan siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini yang bersifat dokumentasi misalnya: foto, arsip, catatan-catatan yang diperlukan penulis. c. Pedoman observasi Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik pengamatan langsung terhadap keadaan SMP Negeri 2 Tuntang, baik itu proses belajar mengajar dikelas maupun keadaan di sekitar sekolah. d. Pedoman wawancara Pedoman ini penyusun gunakan pada saat observasi pendahuluan untuk menanyakan kaitannya dengan bimbingan kaagamaan dan intensitas shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang, serta penyusun gunakan untuk mencari data lain terkait dengan gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang 5. Metode pengumpulan data Dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga diperlukannya data-data yang berhubungan dengan masalah tersebut,
14
data yang yang berupa informasi, maupun dokumen yang kuat serta dapat dipercaya. Adapaun metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode angket Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sresponden dalam arti laporan tentang pribadi dari dirinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194). Angket disini digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh informasi tentang bimbingan keagamaan dan disiplin belajar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang. b. Metode observasi Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto, 2006:156). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati langsung keadaan SMP Negeri 2 Tuntang dan kegiatan belajar mengajar. c. Metode wawancara/interview Observasi
yakni
memperhatikan
sesuatu
dengan
menggunakan mata (Arikunto, 2010:199). Sedangkan Menurut sutresno hadi, interview merupakan tehnik pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara face to face. Tehnik ini digunakan untuk memperoleh
15
informasi mengenai intensitas bimbingan keagamaan dan disiplin belajar siswa serta gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang. d. Metode dokumentasi Tehnik dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, tarskip,buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, agenda (Arikunto, 2006:158-159). Metode ini akan penyusun gunakan untuk mencari data, mengenai gambaran umum SMP Negeri 2 Tuntang seperti, Sejarah Berdirinya Sekolah, Visi Misi, Keadaan Guru dan Siswa serta Dokumen lainnya. 6. Analisis data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. a. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui prosentase penelitian skor bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang adalah menggunakan rumus: P= F/N x 100% P
: presentase
F
: Frekuensi
N
:Jumlah Responden
b. Analisa data untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan dengan intensitas ibadah shalat fardhu, dengan menggunakan rumus product moment adalah sebagai berikut:
16
Keterangan: rxy = Koefisien Y2= Kuadrat Y X2 = Kuadrat X ∑X= Jumlah sekor total variabel X ∑Y=Jumlah sekor total variabel Y N = Jumlah Sampel (Sugiyono, 2009:228) H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika untuk memperjelas gambaran umum tentang sekripsi ini, yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. Sedangkan bagian inti berisi tentang: BAB I : PENDAHULUAN Berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II: KAJIAN PUSTAKA
17
Berisikan tentang landasan terori yang mendalam tentang variabel yang diteliti yaitu, Bimbingan Keagamaan, dan intensitas ibadah shalat fardhu dan pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas sibadah shalat fardhu. BAB III: LAPORAN HASIL PENLITIAN a. Berisikan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian yaitu: Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang, profil SMP Negeri 2 Tuntang, Visi dan Misi SMP Negeri 2 Tuntang, keadaan siswa, guru dan kariawan SMP Negeri 2 Tuntang, sruktur organisasi SMP Negeri 2 Tuntang, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang, sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Tuntang b.
Penyajian data penelitian meliputi Data nama responden dan jenis kelamin responden, data hasil penelitian.
BABIV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berisikan tentang Analisis Diskriptif, Pengujian Hipotesis, Pembahasan dan pemaknaan hasil penelitian. BABV: PENUTUP Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran. Selanjutnya bagian terakhir adalah Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat Hidup penulis skripsi.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Keagamaan Bimbingan keagamaan sangat diperlukan siswa agar mereka tetap berkembang sesuai tujuan yang diinginkan dan tetap terarah ke yang lebih baik.Maka
disekolah
wajib
adanya
bimbingan
keagamaan.Bimbingan
keagamaan disekolah adalah tugas pengajar yang berada disekolah.selanjutnya penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang bimbingan keagamaan. 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan Dipandang dari segi terminologi, bimbingan terjemahan dari “guidance”.Menurut Jones (1930: 2) Guidance is a means of helping individuals to understand and use wisely the educational. Vocational and personal opportunities they have or can develop and as a form of systematic assistance whereby students are aided in achieving satisfactory adjustment to school & to life. Dalam mengupas arti bimbingan masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri.Menurut Surya (1975:28) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu aau sekumpulan individu-
19
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Menurut Ketut (1993:3) bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar mereka itu dapat mandiri, melalui berbgai bahan, interaksi, nasihat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. Menurut Priyatno (1994:99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Keagamaan berasal dari kata agama dalam bahasa Inggris “religion” merupakansuatu istilah yang biasa kita pakai sehari-hari.Agama adalah segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban
yang
bertalian
dengan
kepercayaan
itu
(Poerwadarminta, 1982:18). Menurut Arifin (1994:2) agama memiliki dua aspek yaitu: pertama, aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitarnya.Kedua, Aspek objektif
20
(doktrinair).Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai Tuhan yang dapat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut.Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia. Religion or belief is defined as being any religion, religious belief or similar philosophical belief. The following factors can be considered in deciding what is a religion or similar belief: collective worship, a clear belief system, aprofound belief affecting the way of life or view of the word.(The employment equality religion or belief) regulation, 2003). Dengan demikian bimbingan keagamaan merupakan usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan masa mendatang. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi kesulitanya dengan kemampuannya sendiri, melalui dorongan dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin, 1982:1-2) 2. Dasar Bimbingan Keagamaan Al Qur’an dan Al Hadis adalah landasan ideal dan konseptual dalam bimbingan konseling Islam.Dari dua sumber tersebut gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada orang lain yaitu antara lain: Firman Allah Surat At Tahrim Ayat 6
21
يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا قُوا أَنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا }6{ ََمآلئِ َكةٌ ِغالَظٌ ِشدَا ُد ُُ الَّيَ ْعصُونَ هللاَ َمآأَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َماي ُْؤ َمرُون Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (At Tahrim:6) Dalam bukunya Arifin (1994:8-9), menyatakan bahwa dasar bimbingan keagamaan dalam menghadapi siswa sebagai anak bimbingan, yang berdasarkan Al Quran dan Hadis. Bimbingan keagamaan memandang: 1. Setiap siswa adalah mahluk pribadi yang memiliki kemampuan dasar beragama yang merupakan fitrah yang dibentuk oleh Tuhan sejak masa kejadiannya /pada awal kehidupannya dalam raim ibu. 2. Setiap siswa adalah pribadi yang berkembang memiliki corak, watak dan kepribadian yang tidak sama diantara siswa–siswa lainnya. Demikian
pula
ia
memiliki
kemungkinan
berkembang
dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan (sekolah, keluarga dan masyarakat)yang berbeda antara siswa yang satu dari yang lainnya. 3. Setiap siswa memiliki corak kepribadian individual yang berkembang di atas dua faktor pengaruh yaitu pengaruh dari dalam dirinya sendiri yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan jasmaniah dan rohaniah masing masing disatu pihak dan pengaruh factor yang diperoleh melalui pengalaman, baik dari lingkungan sekitar masa kini atau masa lampau, maupun lingkungan pendidikan.
22
4. Setiap siswa adalah pribadi yang masih berada dalam proses perkembanganyang
peka
terhadap
segala
perubahan.Proses
perkembangan tersebut dapat dibimbing dan diarahkan kepada titik perkembangan optimal yang menggantungkan dirinya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. 5. Setiap siswa sebagai siswa yang cenderung untuk memperoleh pemuasan akan segala kebutuhan seperti makan, minum, ketenangan hidup,
kebebasan
(dari
kelaparan,
penyakit,
penindasan,
dan
sebagainya) yang meliputi kejasmanian dan yang mengenai kejiwaan seperti memperoleh cinta kasih dan sesamanya dan seterusnya. 6. Siswa sebagai pribadi yang berkepribadian utuh, ingin memperoleh pengakuan tentang keberadaannya di tengah orang lain, dia ingin dihargai oleh orang lain, dan ingin meghargai dirinya sendiri. 7. Sebagai pribadi yang mandiri, setiap siswa cenderung untuk memperoleh perlindungan dari segala ancaman dan gangguan yang membahayakan
hidupnya,
lahiriah
dan
jasmaniah,
termasuk
perlindungan dari tuhan yang maha kuasa. 8. Setiap siswa sebagai pribadi cenderung untuk memperoleh keuntungan dalam
menentukan
pilihan-pilihan
alternatif
yang
diharapkan
kepadanya. 9. Setiap siswa sebagai pribadi yang sedang berkembang cenderung untuk memperoleh pelayanan dan pelakuan yang sama adilnya dengan siswa
23
yang lain tanpa membeda-bedakan suku,agama, status sosial, ekonomi, dan keluarga. 10. Setiap lembaga pendidikan dimana siswa melakukan proses bimbingan dan penyuluhan agam karena bimbingan merupakan salah satu progam dari komponan progam pendidikan dari lembaga tersebut. Firman Allah dan sabda nabi Muhammad SAW dibawah ini menunjukkan bahwa setiap manusia itu memiliki kemampuan dasar untuk menjadi manusia yang beragama terutama Islam dan semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, akan tetapi perkembangannya tergantung pada usaha pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik terutama orang tuanya.
ْ ِِّين َحنِيفًا ف ُ ق هللاِ َذلِكَ ال ِّد ين َ اس َعلَ ْيهَا الَتَ ْب ِد َ َّط َرتَ هللاِ الَّتِي فَطَ َر الن ِ فَأَقِ ْم َوجْ هَكَ لِلد ِ يل لِخَ ْل }03{ َاس الَيَ ْعلَ ُمون ِ َّْالقَيِّ ُم َولَ ِك َّن أَ ْكثَ َر الن Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum:30) Firman Allah dibawah ini juga menunjukkan pengertian bahwa dalam setiap diri manusia telah dikaruniai kemampuan dasar kejiwaan yang mengandung kemungkinan untuk berkembang kearah tingkat perkembangan hidup yang menggantungkan dirinya dan yang tidak menggantungkan dirinya sendiri.oleh karena itu diperlukan bimbingan yang dapat menghindarkan dirinya dari perkembangan yang merugikan hidupnya dimasa dewasa.
24
خَاب } َوقَ ْد9{ } قَ ْد أَ ْفلَ َح َمن زَ َّكاهَا8{ ُورهَا َوتَ ْق َواهَا َ َ } فَأ َ ْلهَ َمهَا فُج7{ س َو َما َس َّواهَا ٍ َونَ ْف }03{ َمن َدسَّاهَا Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(As Syamsu:7-10)
ح هللاُ لَ ُك ْم َوإِ َذا قِي َل َ ِيَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا إِ َذا ق ِ ِيل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال ِ س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس َت َوهللاُ بِ َما تَ ْع َملُون ٍ ان ُش ُزوا فَان ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هللاُ الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا ُ خَ بِير }00{ ُُ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah: 11) Dalam memberikan pengertian tentang ilmu agama sehingga siswa dapat mengamalkan ajaran agama dan juga mampu mengikuti serta mengembangkan sikap ilmiah sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi, maka firman Allah tersebut perlu dipegang oleh para pembimbinng.Karena dengan keberhasilan membimbing keimanan yang kuat dalam pribadi siswa, maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang di serap dapat berkembang di atas iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.Sehingga wawasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapat berkembang kearah yang baik yaitu kesejahteraan manusia.
25
3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah dalam Mendidik Siswa Di dalam sekolah, anak menerima pendidikan secara langsung dari gurunya.Guru atau pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormti dan dimuliakan setelah orang tua. Mereka menggantikan peran orang tua dalam mendidik anak anaknya atau peserta didik ketika berada di lembaga pendidikan.Karena pendidikan itu wajib maka belajar adalah tugas siswa dan tanggung jawab guru untuk mendidik siswa.Dengan demikian guru berkewajiban mengasuh, mendidik, mengarahkan, dan membimbing siswa agar nantinya menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta berakhlak mulia. Sabda Nabi SAW
َما ِمن: قال رسول هللا صلي هللا عليه وسلم:ض َي هللا َعنهُأنه َكا نَيقول َ عَن اَبِي هَ َر ِ يرةَ َر ُ َك َما تُنتَ ُج البهيمة، ويُ َم ِجسانِ ِه،ص َرانِه َ َِمولُو ٍداِاليُولَ َد َعلَي الف ِ َويُن، فَا َ بَ َواهُ يُهَ ِودانِ ِه،طر ِة وقرءوا إن شئتم:َبَ ِهي َمةً َجم َعا َء هَل تُ ِح ُسونَ فِيها ِمن َجد َعا َء؟ ثُ َم يقول اَبُو هُريرة َطرةَ هللاِ التي ف )25\8 (م.طرالناس عليهَاج ال تبديل لخلق هللاج) اآلية َ َ ِ(ف Dari Abu Hurairah Ra, Dia berkata,Rasolullah SAW telah bersabda,“seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi yahudi, nasrani, ataupun majusi – sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat?” Lalu Abu hurairah berkata, “ apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah SWT yang berbunyi: ‘… tetaplah atas firman Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.’ (QS Arrum (30): 30). Muslim 8/52 (Nashiruddin, 2012:557)
26
Menurut imam Al Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddindijelaskan ada empat tempat tugas pendidik atau pengajar, yaitu: a. Menunjukkan kasih sayang kepada muridnya dan menggangapnya seperti anak sendiri b. Mengikuti teladan pribadi Rosulullah c. Tidak menunda memberi nasihat dan ilmu yang diperlukan oleh peserta didik d. Menasehati murid serta melarangnya dari akhlak tercela Secara umum tugas pendidik adalah: a. Mujtahid yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun praktek, sesuai syariat islam. b. Mujtahid yaitu sebagai pemikir yang ulung c. Mujtahid yaitu sebagai pejuang kebenaran Sedangkan secara khusus tugas pendidik dilembaga pendidikan adalah: a. Perencana: mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta mental untuk mengajar. b. Pelaksana: pemimpin dalam proses pembelajaran c. Penilai: mengumpulkan data, mengklarifikasi, menganalisa, dan menilai keberhasilan d. Pembimbing: membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi siswa kearah yang lebih baik (Muchtar, 2008:155)
27
Seorang guru sebagai manusia yang lebih dewasa dan berpengetahuan luas merupakan pendidik utama dalam kelas serta mempunyai peran yang penting
dalam mendidiksiswanya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Disamping itu pendidikan tersebut mempunyai pengaruh terhadap kehidupan siswanya di kemudian hari. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab membimbing dan mendidik siswanya dengan kebaikan dasar-dasar agama. Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, tapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan nilai-nilai pada siswa. 4. Teknik pendidikan islam Islam dalam mendidikanak atau manusia belum pernah kehabisan persediaan dalam tehnik-tehnik pendidikan. Tehnik-tehnik itu diantaranya : 1. Teladanan Keteladanan adalah salah satu pendidikan yang efektif dan sukses. Allah mengutus Muhammad untuk menjadi teladan buat manusia.Didalam diri Muhammad Allah menyusun bentuk sempurna metodologi Islam. 2. Nasehat dan cerita Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata yang didengar.Pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu
28
kata-kata harus diulangi.Nasehat yang berpengaruh membuka jalannya kedalam jiwa secara langsung melalui perasaan. Bila tersedia suatu teladan yang baik maka nasehat akan sangat berpengaruh didalam jiwa. Danakan menjadi suatu yang sangat besar dalam pendidikan rohani. Nasehat dan cerita pada dasarnya menyimpan suatu pesan dan informasi dari sumbernya kepada pihak yang memerlukan (Nawawi, 1991: 221) 3. Hukuman Bila teladan tidak mampu, dan begitu juga nasehat maka harus diadakan tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang benar.Tindakan tegas itu adalah hukuman. 4. Partisipasi Sehubungan dengan firman Allah surat An Nahl ayat 125
ُ اُ ْد ك َ َّع إِلَى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي أَحْ َس ُن إِ َّن َرب }052{ َض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ِه َوهُ َو أَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين َ هُ َو أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An Nahl :125). Oleh karena mendidik dimaksudkan untuk mewujudkan kepribadian yang baik, maka kegiatannya mengandung makna mengajak berbuat kebaikan yang diridhoi Allah. Dalam interaksi pendidikan mengajak dapat diartikan sebagai pemberian partisipasi (Nawawi, 1991:236) .
29
Nabi tidak hanya memberikan teladan bagi umatnya tapi beliau juga mengajak serta memberikan informasi tentang agama islam kepada sahabatnya dan umatnya. Nabi tidak sedikitpun jenuh menyebarkan agama
Islam
untuk
menyeru
kepada
kebajikan.Demikian
Nabi
Muhammad sebagai contoh pendidik yang handal. 5. Kebiasaaan Berbagai
kebiasaan
harus
dibentuk
pada
siswa
oleh
para
pendidiknya.Kebiasaan baik dalam agama Islam harus ditanamkan sejak kecil, Agar menjadi tingkah laku yang dilakukan secara otomatis. Seperti kebiasaan mengucapkan salam. 6. Disiplin Kebiasaan dang pengulangan secara rutin itu terdapat nilai-nilai atau norma yang menjadi olak ukur tentang benar tidaknya atau efektif tidaknya pelksanaan oleh seseorang. Norma-norma itu terhimpun pada aturan yang harus terpenuhi sebagai keentuan atau harus hidup secara disiplin (Harun, 1993:235-363) 5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa Pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam
mencapai
ketentraman
batin
dan
kesehatan
mental
pada
umumnya.Tidak diragukan lagi bahwa agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya.Namun dalam kenyataan sehari-hari banyak kemungkaran dan perbuatan salah serta sesat dilakukan
30
oleh orang yang mengaku dirinya beragama Islam.Untuk itu maka diperlukannya bimbingan keagamaan untuk siswa. Tugas bimbingan keagamaan selain menjadikan siswanya taat dan memahami aturan agama juga untuk mensukseskan jalannya progam pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan agama disekolah dengan melalui beberapa cara yang tepat dan ditunjang oleh sarana prasarana dan biaya yang memadai. Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan sejak dini. Anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Sebaliknya jika anak didik dan dibiasakan dengan pendidikan agama oleh lingkungan sekitarnya baik di dalam keluarga maupun sekolah, maka anak akan terbiasa dan cenderung hidup dalam aturan-aturan agama. Terbiasa dengan menjalan kan ibadah, takut melakukan larangan-larangan agama, serta dapat merasakan nikmatnya hidup beragama. B. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Shalat fardhu adalah kewajiban bagi semua muslim, maka perlunya ada telaah intensitas ibadah shalat fardhu, sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis akan memaparkan pentingnya intensitas ibadah ini. 1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Intensitas dalam kamus umum bahasa Indonesia, adalah kehebatan, kekuatan, tingkat keseringan(Poerwadarminta, 1999:575).maksudnya adalah
31
kebulatan atau kesungguahan dalam melakukan ibadah shalat fardhu. Sedangkan ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti kepada Allah yang pelaksanaannya diatur oleh syariat, ketaatan menjahui larangannya dan menjalankan perintahnya (Fajri, 2009:367). Menurut Muhsin (1990:12) ibadah adalahproses menjadikan semua dimensi kehidupan berada pada jalan kehendak dan keridloan Allah. Shalat dalam bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut syariat yang telah ditentukan (Ash shidiqy, 1951:62). Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’(Rifa’i, 1976:34). Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua kalimat syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani. Fardhu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.Dapat di simpulkan intensitas ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah intensitas ibadah shalat fardhu adalah tingkat keseringan dalam melakukan
32
amal ibadah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam. 2. Dasar Kewajiban Shalat Fardhu Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur’an maupun Hadis Nabi Muhammad SAW. Dalil Al Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain: a. Q.S. AL Baqoroh : 43
َّ َوأَقِي ُموا ال }30{ َصالَةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'[Al Baqoroh (2) ayat 43)] b. Q.S. AL Ankabut : 45
َّ صالَةَ إِ َّن ال َّ ب َوأَقِ ِم ال صالَةَ تَ ْنهَى َع ِن َ وح َي إِلَ ْي ِ ك ِمنَ ْال ِكتَا ِ ُ ا ْت ُل َمآأ }32{ َْالفَحْ َشآ ِء َو ْال ُمن َك ِر َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َماتَصْ نَعُون Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.( Al Ankabut: 45) c. Q.S. Al Hajj : 77
يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُج ُدوا َوا ْعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم }77{ * َتُ ْفلِحُون
33
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(Al Hajj : 77) Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama, menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji, memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan. 3. Keistimewaan Ibadah Shalat Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: a. Shalat adalah fardhu yang mula-mula difardhukan dari ibadat-ibadat badaniah. b. Shalat adalah tiang agama
َّ ال صالة ِع َما ُدال ِّدين فَ َمن اَقَا َمهَا فَقَد اَقَا َم الِدين و َمن هَد َمها فَقَد هَ َد َم ال ِّدين Shalat itu tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkan shalat, sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.(H.R. Al Baihaqy dari Umar R.A, Al Ihya 2:9) c. Shalat lima difardhukan dimalam mi’roj, dilangit Shalat lima itu difardhukan dilangit, pada malam nabi Muhammad SAW ber isro’ (berjalan malam) dan bermi’roj (naik ke alam tinggi). Hanya shalat fardhulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain yang disampaikan melalui malaikat Jibrildahulu.
34
Diperintahkan shalat fardhu itu yang sebelumnya nabi terlebih dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam.Dan Allah SWT
memerintahkan
shalat
kepada
nabi
Muhammad
ketika
beliaumenghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar biasa, suatu perbuatan yang sangat terhormat. d. Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain. Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah akanAllah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu miliki.(H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8). e. Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang ditinggalkan umat didunia. f. Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20) 4. Syarat-syarat Shalat Syarat-syarat wajib shalat yaitu: a. Islam Shalat fardhu diwajibkan atas setiap muslimlaki-laki dan perempuan yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan membaca dua syahadad.Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk melakukan shalat. b. Balagh Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.Yang dimaksud dengan balagh ialah orang yang elah mencapai umur tertentu dan telah sampai umurnya untuk melakukan kewajiban agama, laki-laki
35
yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi, sedangkan perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi.Batasan balagh ini menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak memiliki kewajiban shalat. c. Berakal Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang sudah mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras. d. Suci dari hadas dan najis Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan hadas besar dengan mandi besar.Menghilangkan najis yang berada di tiga tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat. e. Menutup aurot Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan wanita adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan. f. Masuk waktu Waktu shalat ada lima waktu yaitu :
waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan panjangnya.
Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang dua kali lipat.
36
Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai terbenamnya mega merah.
Waktu shalat isya’, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar.
Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai terbit matahari (Sa’id, 2006:204-207).
g. Menghadap kiblat Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat. h. Niat Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni keeguhan hati untuk melakukan sesuatu(Sa’id, 2006:257). i. Telah sampai dakwah Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum. Firman Allah Q.S. AnNisa: 165
اس َعلَى هللاِ ُح َّجةُ ُُ بَ ْع َد الرُّ س ُِل ِ َّرُّ ُسالً ُّمبَ ِّش ِرينَ َو ُمن ِذ ِرينَ لِئَالَّ يَ ُكونَ لِلن }062{ َزي ًزا َح ِكي ًما ِ َو َكانَ هللاُ ع (mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. j. Jaga Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa. Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya :
37
“yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.(H.R. Abu daut dan ibnu majah). 5. Rukun Shalat Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu: a. Niat b. Takbirotul ikhrom c. Berrdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit d. Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat e. Ruku’ dengan tumakninah f. I’tidal dengan tumakninah g. Sujud dua kali dengan tumakninah h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah j. Membaca tasahud akhir k. Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir l. Membaca salam yang pertama m. Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Rifa’i, 1976:35-37)
38
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Telah diuraikan diatas, mengenai masalah bimbingan keagamaan guru terhadap siswanya.Dari berbagai pembinaan guru didalam mengarahkan dan mengajarkan siswanya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Guru membimbing siswa dalam ibadahnya sejak dini supaya siswa tersebut taat kepada Allah, selalu mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjahui segala larangan Nya. Dengan bimbingan keagamaan, seorang anak akan mengetahui arti pentingnya melakukan shalat fardhu. Shalat menjadikan anak rajin dan disiplin. Disiplin dan rajin akan tumbuh melalui kebiasaan, nasehat dan latihan yang dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru atau seseorang yang lebih dewasa. Dengan
demikian ada pengaruh yang erat antara bimbingan keagamaan
terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa yaitu bimbingan keagamaan dapat membantu anak memahami arti penting dan manfaat shalat fardhu serta siswa memiliki kebiasaan yang baik yang telah ditanamkan oleh guru di sekolah dan orang tuanya. Pembinaan
guru
terhadap
anak
akan
berhasil
apabila
guru
memperhatikan perkembangan jiwa siswa dan berusaha menciptakan suasana nyaman belajar disekolah. Guru memberikan contoh keteladanan yang baik bagi siswanya dan selalu berpegang teguh pada syari’at Islam. Karena dengan cara tersebut, disamping siswanya dapat menerima bimbingan keagamaan yang diberikan, secara pengalaman dan praktek, mereka dapat merasakan nikmatnya
39
beribadah dan semakin lama anak akan menjadi terbiasa dan ringan dalam melaksanakan ibadah. Tangung jawab guru dalam mendidik agama terhadap siswanya merupakan sunatullah yang harus dilaksanakan.Al Qur’an dengan tegas telah menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan bagi peserta didiknya, sehingga taat dalam beribadah dan berakhlaq mulia.
40
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian Disini peneliti akan memapaparkan gambaran umum dan subjek penelitian yaitu SMP Negeri 2 Tuntang yang menjadi tempat
penelitian sekaligus
populasi responden. Adapun gambaran umum lokasi SMP 2 Negeri Tuntang adalah sebagai berikut: 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia no. 0557/O/1984 sekolah SMP Negeri 2 Tuntang berdiri pada tanggal 1 Juli 1984. Sekolah ini berdiri karena mentri pendidikan dan kebudayaan membutuhkan lahan tanah untuk mendirikan sekolah di daerah Candirejo. Kemudian Mendikbut berkerjasama dengan aparat Desa untuk mencarikan lahan yang dibutuhkan. Lahan didapat dari membeli tanah kepada masyarakat Candirejo. Akhirnya di Candirejo didirikan sekolah dan diresmikan pada tahun 1984. Baru kemudian diadakan komite sekolah SMP Negeri 2 Tuntang. Dan untuk komite yang terbaru adalah: Ketua
: Drs. Abdul kosim
( Tokoh Masyarakat)
Sekretaris
: Dwi kusnanto, SH.
(Tokoh Masyarakat)
41
Bendahara
: 1. Asrori, SH
( Tokoh Pendidikan )
2.L. Sulistyowati, S. Pd Anggota
( Dewan Guru)
: 1. Rohcmat Effendi
( Tokoh Masyarakat)
2.Drs, Nur Hadi
(Tokoh Pendidikan)
3.Catur Rusmianto
(Tata Usaha)
2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang Nama sekolah
: SMP Negeri 2 Tuntang
No Statistik Sekolah
:201032206002
Tipe sekolah
:A / A1/ A2 / B / B1 / B2 / C / C1 / C2
Alamat sekolah
: Jl. Martokusumo – Ds. Candirejo (Kecamatan) Tuntang.
(Kabupaten/kota)
Semarang (Propinsi) Jawa Tengah Telepon / HP / fax
: (0298) 341843
Status sekolah
: Negeri / Swasta
Nilai akreditasi sekolah
:B
3. Visi dan Misi Visi Terselenggaranya pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya prestasi dan budi pekerti luhur. Misi a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif b. Meningkatkan pengembangan tenaga pendidik
42
c. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. d. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan e. Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan 4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntanng a. Keadaan siswa di SMP Negeri 2 Tuntang. Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara keseluruhan adalah 679 siswa dengan rincian sebagai berikut: Table 3.1 Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 No
Kelas
Jumlah kelas
Jumlah siswa muslim tiap kelas
1
VII
7
228
2
VIII
7
230
3
IX
7
221
21
679
Jumlah
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran-lampiran. b. Keadaan guru di SMP Negeri 2 Tuntang. Sekolah ini didukung oleh tenaga pengajar sebanyak 31 pengajar dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana dan beberapa magister. Guru-guru di SMP Negeri 2 Tuntang merupakan guru profesional mereka mengajar sesuai bidangnya masing-masing.
43
c. Keadaan karyawan di SMP Negeri 2 Tuntang. Untuk membantu kelancaran segala kegiatan di SMP Negeri 2 Tuntang dibantu oleh tenaga non akademik atau karyawan yang berjumlah 8 orang. Karyawan-karyawan tersebut mempunyai tugas membantu semua kegiatan yang sesuai bidangnya masing-masing sehingga tujuan yang akan dicapai terlaksana dengan baik. 5. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang Struktur organisasi SMP Negeri 2 Tuntang terdiri dari kepala sekolah, terletak paling atas menduduki jabatan sebagai pemimpin. Kepala sekolah berkoordinasi dengan komite sekolah. Selain itu dalam menjalakan tugas akademiknya kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah (wakasek) yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing serta seorang koordinator BK. Wakasek SMP Negeri 2 Tuntang terbagi dalam lima wakasek yaitu wakasek kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, humas dan pengembangan kurikulum. Sedangkan untuk tugas administrasi, kepala sekolah dibantu oleh koordinator administrasi atau tata usaha. Berikut adalah daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negari 2 Tuntang tahun 2014. Table 3.2 Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014 NAMA
JABATAN
Nur Salim, S. Pd
Kepala Sekolah
Sakri Budi Joewono, S. Pd
Wali kelas VIIIE+Lap IPA
44
Rochani S. Ag
Urusan Humas
Drs, Badri, M. M
Kepala Perpustakaan
Antonia Indarti, S. Pd
Wakil Kepala Sekolah
Didik Budi Jatmiko, S. Pd
Wali kelas VIIIG
Sutrisni, S. Pd
Wali kelas IXD
Dra. Ardina Novianti
Wali kelas VIID
Suhartatie, S. Pd
Wali kelas VIIG
Veronica Kunthi Hartati, A. Md
Wali kelas VIIE
Dra, Ch. Triningrum
Wali kelas IXE
Dra. Retno Haryanti W. W
Wali kelas IXF
Selamat Pujiono, S. Pd
Bendahara rutin/ gaji
Dinar Efisanti, S, Pd
Wali kelas VIIIB Pengelola Koprasi Siswa
Elly Murtiningsih, S. Pd
Bendahara BOS
Andri Irawati, S. Pd
Urusan kurikulum II
Siti Khaeroh, S. Pd
Wali kelas VIIB
Dra. As’adiyati
Wali kelas VIIIA
Tri Muah, S. Pd
Wali kelas IXB
Pujiyati, S. Pd
Wali kelas IXA Kepala laboratorium Bahasa
Drs. Hari Latiyana
Urusan kurikulum I
Retno Murdaningsih, S. Pd. Kn
Wali kelas VIIID
Edij Kismartanto, S. Pd
Urusan sarpras
45
Iwan Erfani, S. Pd
Urusan kesiswaan
Dra. Heny Ratna Yuliana R
Wali kelas IXC Pengelola perpustakaan
Eny Budi Rahayu, S. Pd
Wali kelas IXG
L. Sulistyowati, S. Pd
Wali kelas VIIA Pengelola koperasi siswa
Yubaidi, S. Kom
Urusan kesiswaan Kepala laboratorium TIK
Anna Kristiyana, S. Pd
Guru
Shafa Fitriyana, S. Pd
Wali kelas VIIIC
Istirokhah, S. Pd
Bendahara BOS
Dwi lestari, S. Pd
Wali kelas VIIC
Nugraheni Cahyaningrum, S. Pd
Wali kelas VIIIF
Siti maunah, S. Pd
Wali kelas VIIF
Adapun mengenai bagan struktur dan keterangannya berada dalam lampiran. 6. Sarana SMP Negeri 2 Tuntang Dalam proses kegiatan belajar mengajar SMP Negeri 2 Tuntang didukung adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sarana prasarana adalan apa saja yang ada di sekolah tersebut serta berupa fisik, baik benda bergerak maupun tidak bergerak dan berfungsi membantu semua aktifitas kegiatan belajar mengajar.
46
Tabel 3.3 Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 a) Data Ruang Belajar (Kelas) Jumlah Ruang
Jumlah Ruang Kelas Asli
Ruang Kelas
Ukura n 7x9 M2
Ukura n >63M 2
Ukura n <63M 2
Jumla h
(a)
(b)
©
(d)
15
-
-
15
Lainnya yang digunakan untuk Ruang Kelas (e)
a+b+c
3
Jumlah Ruang yang digunakan
Kondisi
untuk Ruang Kelas (f) = d+e
Bai k
Rusa k
18
13
5
b) Data Ruang Lain
Jenis Ruangan 1. Perpustakaan 2. Lab IPA 3. Ketrampilan 4. Lab Bahasa 5. Lab Komputer (TIK)
Jml (buah)
Ukuran (M2)
Kondisi Baik Rusak
2
63 + 105
1
120
1
84 (7x12)
1
63
1
63
Keterangan Buku belum mencukupi
Rusak sedang Alat dan ruang belum memadai
Alat dan ruang belum memadai
7. Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pokok/wajib diikuti oleh setiap siswa. Kegiatan belajar mengajar didalam kelas, di mana di dalamnya terjadi hubungan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Adapun ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaannya di luar jam
47
belajar, sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Tuntang bertujuan untuk menambah wawasan para siswa serta mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VII
SMP 2 Tuntang. Dan ini adalah
kegiatan ektrakurikuler yang ada di SMP 2 Tuntang: Tabel 3.4 Data intra dan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 No
Intrakurikuler
Ekstrakurikuler
1.
Saint Matematika
Pramuka
2.
Saint Fisika
Seni Tari
3.
Saint Biologi
Paskibra
4.
Saint IPS
Bola Basket
5.
Bahasa Indonesia
Pencak Silat
6.
Bahasa Inggris
Menjahit
B. Penyajian Data dan Hasil Penelitian 1. Data nama responden dan jenis kelamin responden Pada
tanggal 16 Juni 2014 peneliti telah melakukan penelitian
pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan misalnya namanama responden, menyiapkan instrument penelitian dalam hal ini angket, kemudian barulah mulai penelitian lanjutan pada tanggal 8 September 2014. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 68 siswa di SMP Negeri 2
48
Tuntang. Adapun persebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan tehnik stratified proportionate random sampling, data siswa tersebut tercantum sebagaimana berikut: Table 3.5 Data nama responden, jenis kelamin dan kelas No
Nama Responden
Jenis
Kelamin
L
P
1
ADE RAHMA
2
AKHMAD MUJIBUL IKHSAN
L
VII
3
ALDI DWI SETIYAWAN
L
VII
4
AMELIA DILA LILIANA
P
VII
5
AYU DWI KARTIKAWATI
P
VII
6
L
VII
L
VII
8
BAGUS DWI PRASETYO CACA MUHAMAD ARKAN HIDAYATULLAH CLARISA CANDRA DEVI
9
DAVID TEGAR FIRDAUS
L
10
DEVITA ARMA NOVITA SARI
11
L
13
DWIKI PUTRA NANDYTHO FEBRIKA YOANITA RAHMASARI HABIB ROHMAN SIDIQ
L
VII
14
HENDI FIKRI NOVIANTO
L
VII
15
IRVAN AFANDI
L
VII
16
MUHAMAD IRFAN SALEH
L
VII
17
L
VII
L
VII
19
MUHAMAD SARIFUDIN MUHAMMAD YUSUF NUR ANWARI MUHIMATUL ULYA
20
NANANG TRIYANTO
L
VII
21
NURUL HUDA
L
VII
22
RIZKI FADHILAH
VII
23
AGUS JARWANTO
L L
7
12
18
P
Kelas
49
P
VII
VII VII
P
VII VII
P
P
VII
VII
VIII
L
24
ANHARUL HUDA
25
ATIKA WULANDARI
26
BAGUS PRASETYO ADI
L
27
CAHYA DWI ARDANA
L
28
DANDY FISTA PANGESTU
L
29
ELFIA ANDINI
30
IKHSAN MALIK
31
INTAN WAHYU SAHARA
32
JAVANKA DHUHA SALTADA
L
33
JIMY WAHYU SETIAWAN
L
34
KRISNA PRAHITA PUTRI RANDITYA
P
VIII
35
LAELATUL FAJRIAH
P
VIII
36
MAULANA HAYDAR MUBAROK
37
MUAWANAH
38
MUHAMAD REZA SETIAWAN
L
39
MUHAMMAD AHSIN
L
40
MUKTI WAHYU DWI ARINDHA
P
VIII
41
NELLA AYU AGUSTIN
P
VIII
42
NURUL HUDA
L
43
NURUL KHODAM
L
44
PANCA PUTRI TUNGGAL
45
ACHMAD ALWI SUNARTO
L
1X
46
AHMAD DZUL FIKRI
L
IX
47
AHMAD IKSANI
L
XI
48
AJI TRI SETIYAWAN
L
IX
VIII P
VIII VIII VIII P
L
VIII VIII
P
VIII VIII VIII
L
VIII P
50
VIII
VIII VIII VIII
VIII VIII P
VIII
49
ALDI MAULANA
L
IX
50
DENDI TRI JUNIANTO
L
IX
51
DEWI MEGA PURNAMASARI
52
DONI FARESA
L
IX
53
FAHMI OKI ALFIANTO
L
IX
54
FAHRUL MAHFUT
L
IX
55
FEBRI WAHYU ARIANSAH
L
IX
56
HADDAD ALWI
L
IX
57
HAKIKI FERI SETIAWAN
L
IX
58
HERI SETIAWAN
L
IX
59
IGBAL YOGA HERMAWAN
L
IX
60
IRFAN FADHOLI
L
IX
61
MELLY ARI PERMADI
L
IX
62
MUHAMAD NAUFAL HAKIM
L
IX
63
MUHAMMAD GHUFRON ISROI
L
IX
64
MUHAMMAD MUNDOFIR
L
IX
65
NUR ARIF ROHMAN
L
IX
66
ROE EFFENDI
L
IX
67
SRI HARYUNI
P
IX
68
SYIFA MAULIDIYA
P
IX
P
IX
2. Hasil data mentah Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. a. Data hasil mentah angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas Ibadah shalat fardhu SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
51
Data angket yang pertama adalah angket yang berisikan tentang bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 yang berisikan 15 pertanyaan
berbentuk
pilihan
ganda.
Dari
masing-masing
pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Adapun contoh angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ada pada lampiran. Berikut hasil data mentah angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu: Table 3.6 Hasil angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
Jawaban
No Responden
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 C D C D C A C D D D D D D D D
2
B
B D A B D A A B
D
D
A
A
C
B
3
B
B D A C D A A B
D
D
A
A
C
D
4
C
C D A D B
B A A
B
D
C
A
D
D
5
C
C C
C
C D
C
C
D
B
B
B
6
D D D B D D D B B
C
D
D
D
C
C
7
D D C
B D B
C
B B
B
D
D
D
D
D
8
B D B D B B
B
B B
A
B
D
B
D
B
B
B C
52
9
A A A A D B
B A A
B
D
D
B
A
B
10
D B C D B D B D B
B
B
D
B
B
B
11
D C D D D A C A A
D
D
D
D
D
D
12
B
B D A C D A B B
D
D
A
A
C
D
13
B
C C
B B
B
B D
B
C
B
B
C
B
14
C
C C A B B
B
B B
A
B
D
B
A
B
15
B
B A D B B A A B
A
A
A
A
A
D
16
C
C D B
B B
C
C B
B
B
B
B
B
B
17
D D D B D B
C
B B
C
D
D
D
D
D
18
C D C
B D B D B B
B
D
D
D
D
D
19
D D D B D B
C D B
D
D
D
B
B
B
20
B
B D A B B
C
B B
B
C
D
C
C
D
21
B
B D C
C
C C
B
C
D
D
B
B
22
A C D C
B B A A A
C
C
D
C
B
B
23
C
B B
B B
B
C
C
B
D
C
24
A B A A A A A A A
A
A
A
A
A
A
25
A A A B A B
B
B B
D
B
C
B
A
B
26
D C C
B D B
C D B
C
D
C
C
C
C
27
B
B C
B
B B
B
B B
B
B
B
B
B
B
28
C
C C
B
B B
B D B
C
B
B
B
B
A
29
B
B B
B
C C
C
B C
C
D
C
C
C
C
30
B
B B
C
C B
C
C D
D
C
C
B
C
C
31
C D B D C B
C
B C
B
B
B
B
B
B
32
B
C D C
C B
C
B C
C
C
B
B
B
B
33
B
B B
B
C C
B A C
C
C
B
B
C
B
34
B
B B
B
B C
B
B
B
C
B
D
C
B C
B
C
C B
53
B
C B
35
B
C B
B
36
B
B B
37
C
C C
B B
C
C
C
C
C
C
B D C
B D C
C
C
D
C
D
D
B
C B
C
B B
B
B
B
B
A
B
38
A B A C
B B
C
C B
B
B
D
C
C
C
39
B
C A C
B B
B D C
C
D
B
B
C
D
40
B
B C A A C
C
B C
C
B
B
C
A
B
41
C
C C
B
B B
C
C C
D
D
C
B
B
A
42
B
C B
B
B B
B
B B
B
C
C
C
B
C
43
C
C C
C
C D D D C
C
C
B
B
B
C
44
D D B
B
B B
B
B B
A
B
A
A
B
A
45
B
B B
C
B B
B
B C
C
C
B
B
A
B
46
B
B A D D B
B
B C
D
D
C
D
C
C
47
A B A A B A A B B
B
D
C
B
B
C
48
B
C C
B
C C
B C
C
C
C
D
D
D
49
B
B B
B
B D A C B
C
A
A
B
B
A
50
A B B A B B
B A C
C
D
C
B
C
B
51
B
C B
B A B
C
D
A
B
C
A
52
B
C C A B B A B B
B
C
B
C
C
B
53
A B D D D C
C
C B
B
C
D
B
B
D
54
B
C C
C
C B
B
B B
B
B
C
B
B
B
56
D D C
B
B B
B
B B
B
B
B
B
B
B
57
B
C
C C
C D D
C
B
C
C
C
C
58
A B A A C A A C C
C
D
C
B
B
C
59
D B C
B D B
B B
A
A
D
B
C
D
60
D C C
B
C A B A A
B
D
D
C
B
B
61
B
B
B C
C
B
B
B
A
B
C C
B B
B C
B A C
54
B
C
C
C
C C
62
D D C
B
B C
C
C C
C
D
D
D
A
A
63
C
B
B B
C
B B
C
B
B
C
C
B
64
D C C
B A A C A C
A
D
D
A
B
B
65
B
C B
C
C
B C
C
C
C
C
B
C
66
B
B C
B D D C
C B
B
B
B
A
B
B
67
D C A A B A A C D
A
C
D
D
D
C
68
C
A
A
A
D
A
A
C C
B C
C
C B
C B D C C
b. Data mentah angket intensitas shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Data angket yang kedua adalah angket yang berisikan tentang intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 yang berisikan 15 pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Dari masing-masing pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Adapun contoh angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ada pada lampiran. Berikut hasil data mentah angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu:
55
Tabel 3.7 Angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
JAWABAN
No. Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
1
B B B B C C C C A
A
B
A
A
A
A
2
A A B B C D D D B
A
C
B
A
A
A
3
B A B B C C C C A
C
B
A
C
C
C
4
A B A A B B C C A
B
A
A
B
B
B
5
A A A B B B C C B
A
B
B
B
B
B
6
B B B C C D D D C
C
C
B
B
B
B
7
B B B B D D D D B
D
B
A
D
C
C
8
A A B A B B B C A
A
B
A
A
A
A
9
A B B B C C D D B
C
C
B
B
B
B
10
C C C D C C C C A
C
B
A
C
C
B
11
B B B B C C C C D
A
C
A
B
A
A
12
B B B B C C C C A
D
B
A
C
B
C
13
A A A C C D D D A
B
C
B
B
B
C
14
B B B C D D D D A
D
C
A
A
C
B
15
A C C C C C B C B
C
C
C
C
B
C
16
B B B C B C C C B
B
C
A
D
B
B
17
A B A B B C C C A
B
A
A
A
A
A
18
B B B B C C C B A
B
C
B
A
A
A
19
A A A A A B B C A
A
B
A
A
A
A
20
A A B B B C C C A
D
C
B
B
C
B
21
A B B B B B B C D
C
A
A
B
B
B
22
B B B C D D D C B
C
C
B
B
B
B
56
23
C A A A C C B C D
C
C
A
C
C
B
24
B B B B B B B B D
A
D
C
B
A
A
25
C B B B C C C C A
B
B
A
B
C
B
26
B B B B C C C C A
B
A
A
C
B
B
27
C B C B C C C C C
A
C
A
A
B
B
28
A A A C B B C C A
A
C
A
B
B
A
29
B C C C D D D D B
A
A
A
D
D
D
40
A B B B C C C C A
D
B
C
A
B
B
41
A A A C C C C C A
A
C
A
B
B
B
42
B B B B C D D D A
A
C
C
A
A
A
43
B B B A C C C C A
A
A
A
A
A
A
44
A A A A A A A A A
A
A
A
A
A
A
45
B B B B C D D D B
C
A
A
B
B
B
46
C B C B B C C C D
B
C
B
B
B
B
47
A A A A A A A A A
A
C
A
A
A
A
48
A B B C D D D D B
C
C
B
D
C
C
49
B B B B B B B C A
B
A
A
C
A
A
50
A A A B B D D D D
A
B
B
A
B
B
51
B B B C C C C C B
C
B
A
B
B
A
52
B B B C C C C C A
D
C
A
B
B
B
53
A A A B B C C A B
C
C
A
B
B
B
54
A A B B C C C C B
B
B
B
B
B
B
55
B B B B B B B C D
B
B
B
B
A
A
56
B B B B C C C C A
A
C
A
A
A
B
57
A B B C D D D D B
C
C
B
D
C
C
58
B B B B B B B C B
B
A
A
C
B
B
59
B B B B C D D C D
A
A
A
A
A
A
60
B B C C C C C C A
A
C
B
B
B
B
61
A B B C B B B C A
A
B
A
B
B
B
62
A A B B C C C C B
B
B
B
B
B
B
57
63
B B B B A A B C B
B
C
A
C
B
C
64
A A B B B C C C A
A
B
A
B
B
B
65
A A B B B C C C A
A
B
A
B
B
B
66
B B B B C D D D D
A
B
A
B
C
C
67
B B B B C C C C A
D
B
C
B
C
A
68
A B B B B B B B C
B
C
B
B
B
B
58
BAB IV ANALISIS DATA Analisis
data
bertujuan
untuk
mendapatkan
jawaban-jawaban
atas
permasalahan-permasalahan yang telah diajuakan dalam bab pendahuluan. Adapun permasalahan tersebut adalah: 1. Bagaimanakah bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. 2. Bagaimanakah intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. 3.
Adakah Pengaruh antara Bimbingan Keagamaan terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. Analisis data terdiri dari 3 bagian yaitu: Analisis masing-masing variabel,
pengujian hipotesis dan pembahasan. Analisis tiap variabel disini yaitu bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Analisis masing-masing variabel dapat dilakukan dengan tehnik statistik deskriptif. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi prodact moment. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembahasan terhadap hasil uji hipotesis yang telah dilakukan. A. Analisis Deskriptif Analisis diskriptif ini bertujuan untuk mengatahui bagaimanakah bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang. Untuk mencapai tujuan tersebut, data yang
59
sudah terkumpul dan tersaji pada bab sebelumnya peneliti berikan penilaian dengan penyekoran: 1. Alternatif jawaban A dengan nilai 4 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 3 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 2 4. Alternatif jawaban D dengan nilai 1 Dari
penyekoran
tersebut
maka
diperoleh
skor
tentang
bimbingan
keamgamaan dan intesnsitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Mengenai data selengkapnya tentang skor masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran. 1. Variabel pertama Variabel pertama adalah variabel X yaitu bimbingan keagamaan dari 68 responden yang ada dan skor tertinggi 60 dan terrendah 15. a. Menentukan panjang kelas / interval Sebelum melakukan perhitungan, penulis akan memaparkan kategorikategori yang dibutuhkan. Penetapan skor tertinggi dan terrendah diperoleh dari jumlah soal dari item penyekorannya. Jumlah soal angket variabel X atau angket Bimbingan Keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siwa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 adalah 15 dengan jawaban A, B, C, D yang bersekorkan masing-masing 4, 3, 2, 1 dan jumlah skor variabel X tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 15. Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan intervalnya adalah: Panjang interval =
60
Keterangan: Panjang interval
: panjang interval kategori yang digunakan
xti
: nilai tertinggi
xri
: nilai terrendah
n kategori
:
jumlah kategori yang diinginkan
dengan rumus tersebut maka diperoleh : panjang interval = =
+1
=
+1
= 16 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka interval yang diperoleh adalah 16. Kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel berikut: Table 4.1 Interval, Kategori Skor dan Frekuansi Variabel X No
Interval
Kategori skor
Frekuansi
1.
47-62
Tinggi
3
2.
31-46
Sedang
54
3.
15-30
Rendah
11
Jumlah
68
61
b. Menentukan presentase tiap-tiap kategori Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah menentukan presentase frekuensi variabel X (bimbingan keagamaan) dengan rumus sebagai berikut: P=
100%
Keterangan : P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden (Hadi, 1983:399)
1. Kategori Tinggi P=
100%
P=
P = 4,41% 2. Kategori Sedang P=
100%
P=
P = 79,41%
62
3. Kategori Rendah P=
100%
P=
P = 16,18%
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya peneliti sajikan tabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Tabel 4.2 Kategori skor, frekuensi, dan prosentase Jawaban angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
47-62
3
4,41%
2
Sedang
31-46
54
79,41%
3
Rendah
15-30
11
16,18%
68
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 11 orang atau 16,18% responden tergolong tingkat rendah, 54 orang atau 79,41%
63
responden yang tergolong sedang dan 3 orang atau 4,41% responden yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan keagamaan yang berada di SMP 2 Tuntang tahun 2014 paling banyak terletak pada kategori sedang yaitu sebanyak 54 orang atau 79,41% dari serponden 68 orang berada pada rentang interval 31-46. 2. Variabel kedua Variabel kedua adalah variabel Y yaitu intensitas ibadah shalat fardhu SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dari 68 responden yang ada dan skor tertinggi 60 dan terrendah 15. a. Menentukan panjang kelas / interval Sebelum melakukan perhitungan, penulis akan memaparkan kategorikategori yang dibutuhkan. Penetapan skor tertinggi dan terrendah diperoleh dari jumlah soal dai item penyekorannya. Jumlah soal angket variabel Y atau angket intensitas ibadah shalat fardhu adalah 15 dengan jawaban A, B, C, D yang bersekorkan masing-masing 4, 3, 2, 1 dan jumlah skor variabel Y tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 15. Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan intervalnya adalah: Panjang interval = Keterangan: Panjang interval
: panjang interval kategori yang digunakan
xti
: nilai tertinggi
xri
: nilai terrendah
64
n kategori
:
jumlah kategori yang diinginkan
dengan rumus tersebut maka diperoleh : panjang interval = =
+1
=
+1
= 16 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka interval yang diperoleh adalah 16. Kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Interval, Kategori Skor dan Frekuansi Variabel Y No
Interval
Kategori skor
Frekuansi
1.
47-62
Tinggi
20
2.
31-46
Sedang
48
3.
15-30
Rendah
0
Jumlah
68
b. Menentukan presentase tiap-tiap kategori Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah menentukan presentase frekuensi variabel Y (intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014) dengan rumus sebagai berikut: P=
100%
65
Keterangan : P
: Persentase
F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden (Hadi, 1983:399)
1. Kategori Tinggi
P=
100%
P=
P = 29,41%
2.
Kategori Sedang P=
100%
P= P = 70,59% 3. Kategori Rendah P=
100%
P= P = 0%
66
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya peneliti sajikan tabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket intensitas ibadah shalat fardhu di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Tabel 4.4 Kategori skor, frekuensi, dan prosentase Jawaban angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
No
Kategori
Interval
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
47-62
20
29,41%
2
Sedang
31-46
48
70,59%
3
Rendah
15-30
0
0%
68
100%
Jumlah
Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 0 orang atau 0% responden tergolong tingkat rendah, 48 orang atau 70,59% responden yang tergolong sedang dan 20 orang atau 29,41% responden yang tergolong tinggi. Dapat disimpulkan bahwa intensitas ibadah shalat fardhu siawa yang berada di SMP 2 Tuntang tahun 2014 paling banyak terletak pada kategori sedang yaitu sebanyak 48 orang atau 70,59% berada pada rentang interval 31-46 dan disusul dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 20 orang atau 29,41% dari responden 68 orang.
67
B. Pengujian hipotesis Pada bagian ini peneliti melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang peneliti ajukan sebelumnya yaitu: tidak ada pengaruh
yang
signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap
intensitas ibadah shalat fardhu di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Namun terlebih dahulu peneliti akan mencari ada tidaknya pengaruh antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus prodact momen. Hasil perhitungan menghasilkan nilai ( r ). Kenudian hasil perhitungan ( r ) di korelasikan dengan rtabel untuk sempel 68 dengan taraf kesalahan 5 % adalah 0.235. jika rhitung .> rtabel ,ada pengaruh posirif antara variabel X dan Y. jika rhitung < rtabel berarti ada pengaruh bersifat negatif antar 2 variabel . adapun variabel X yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan variabel Y adalah intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dibawah ini merupakan rumus prodact moment:
Keterangan: rxy
= Koefisien antara variabel X dan Y
Y2
= Kuadrat Y
X2
= Kuadrat X
∑X
= Jumlah sekor total variabel X
68
∑Y
= Jumlah sekor total variabel Y
n
= Jumlah Sampel (Arikunto, 2002:162)
Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka terlebih dahulu mencari unsur-unsur yang dibutuhkan oleh rumus tersebut. Melalui tabel sebagaimana berikut ini: Tabel 4.5 Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
X
Y
x2
y2
Xy
22 40 38 36 33 24 27 38 46 34 26 37 39 43 49 39 25 27 28 36 33 40 37 59 47 29
43 40 49 47 34 35 42 39 35 39 50 43 35 39 41 41 43 40 48 45 49 60 39 37 55 31
484 1600 1444 1296 1089 576 729 1444 2116 1156 676 1369 1521 1849 2401 1521 625 729 784 1296 1089 1600 1369 3481 2209 841
1849 1600 2401 2209 1156 1225 1764 1521 1225 1521 2500 1849 1225 1521 1681 1681 1849 1600 2304 2025 2401 3600 1521 1369 3025 961
946 1600 1862 1692 1122 840 1134 1482 1610 1326 1300 1591 1365 1677 2009 1599 1075 1080 1344 1620 1617 2400 1443 2183 2585 899
69
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
44 40 34 33 37 36 40 39 37 30 41 39 34 42 35 40 30 43 42 32 46 31 45 42 43 40 32 40 40 30 46 36 38 41 32 38 40 35 39 36 40
48 42 41 39 46 43 41 45 45 43 40 47 43 44 47 47 39 48 47 37 47 35 50 45 48 47 39 47 40 37 47 38 51 44 39 41 42 40 42 40 43
1936 1600 1156 1089 1369 1296 1600 1521 1369 900 1681 1521 1156 1764 1225 1600 900 1849 1764 1024 2116 961 2025 1764 1849 1600 1024 1600 1600 900 2116 1296 1444 1681 1024 1444 1600 1225 1521 1296 1600
70
2304 1764 1681 1521 2116 1849 1681 2025 2025 1849 1600 2209 1849 1936 2209 2209 1521 2304 2209 1369 2209 1225 2500 2025 2304 2209 1521 2209 1600 1369 2209 1444 2601 1936 1521 1681 1764 1600 1764 1600 1849
2112 1680 1394 1287 1702 1548 1640 1755 1665 1290 1640 1833 1462 1848 1645 1880 1170 2064 1974 1184 2162 1085 2250 1890 2064 1880 1248 1880 1600 1110 2162 1368 1938 1804 1248 1558 1680 1400 1638 1440 1720
68 Jumlah
40 2530
42 2915
1600 96900
1764 126717
1680 108979
Langkah selanjutnya adalah menghitung pengaruh antara variabel x dan y dengan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui: ∑ x = 2530 ∑ y = 2915 ∑ x2 = 96900 ∑ y2 =126717 ∑ xy = 108979 n
= 68
71
rxy = 0,237 Dari hasil perhitungan prodact moment tersebut menghasilkan rhitung = 0,237. Langkah selanjutnya adalah memadukan rhitung dengan rtabel .harga rtabel untuk jumlah responden 68 mendekati 70 dengan taraf signifikasi 5 % yaitu 0,235. Dari uraian diatas terlihat bahwa harga rhitung > rtabel pada taraf signifikasi 5 %. Oleh karena itu hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siawa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
72
C. Pembahasan Disini penulis akan memapaparkan pembahasan masalah-masalah yang ditanyakan dibab sebelumnya yaitu: 1. Bimbimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 berturut-turut adalah sebagai berikut: rendah 11,76% terletak pada interval 15-29 dengan jumlah responden 8 orang. Sedang 79,42% terletak pada interval 30-34 dengan jumlah responden 54 orang. Dan tinggi 8,82% terletak pada interval 45-60 dengan responden 6 orang. Dari uraian di atas tentang persentasi masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori sedang yakni 54 responden (79,42%) terletak pada interval 30-44. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 berada dalam kategori sedang. Menurut peneliti kaegori sedang bisa diperoleh karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurang seriusnya responden dalam mengisi angket bimbingan keagamaan. Meskipun demikian, hasil perhitungan skor angket bimbingan keagamaan tetap membuktikan hipotesis yang telah penyusun ajukan. 2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Berdasarkan analisi deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori variabel intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun
73
2014 berturut-turut adalah : kategori rendah 0% terletak pada interval 15-29 dengan jumlah responden 0 orang. Kategori sedang 63,24% terletak pada interval 30-44 dengan jumlah responden 43 orang. Dan kategori tinggi 36,76% terletak pada interval 45-60 dengan jumlah responden 25 orang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas badah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 paling banyak berada pada kategori sedang. kategori intensitas ibadah shalat siawa ini menurut penulis wajar untuk siswa SMP Negeri 2 Tuntang. Karena umur mereka berada pada pubertas yang masih memiliki tingkat emosi yang masih labil. 3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Telah ditentukan sebelumnya bahwa nialai ( rxy ) hasil perhitungan selanjutnya akan dikonsultasikan deng rtabel. Jika rhitung > rtabel , berarti hasil perhitungan antara variabel X dan Y ada pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan demikian, hipotesis peneliti ajukan ditolak. Jika rhitung < rtabel berarti hasil perhitungan antara variabel X dan Y berarti tidak signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan diterima. Dari analisis data variabel X dan Y di ketahui bahwa hasil r hitung = 0,237. Dan nilai r product moment pada tabel dengan responden 68 orang
74
yang mendekti 70 responden pada tabel memiliki taraf sisgnifikasi 5% adalah 0.235. Peneliti kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan nilai r pada tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung untuk taraf signifikasi 5% lebih besar dari rtabel. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Ho (hipotesis kerja) ditolak. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Hipotesis kerja dapat ditolak dengan dasar rhitung > rtabel maka hipotesis kerja signifikan, dalam arti dapat diberlakukan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. D. Pemaknaan hasil penelitian Disini penulis akan memapaparkan hasil penelitian, data-data yang diperoleh baik berupa angket maupun observasi dan wawancara di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. 1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan dari data-data yang telah diperoleh dilapangan. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang dianggap sedang sesuai dengan analisis yang telah kita bahas sebelumnya. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dianggap sedang karena hasil data penelitian belum sesuai dengan indikator. Seperti halnya hasil penelitian pada indikator ajakan, pendampingan serta
75
pemberian peringatan (reward dan panisement) ibadah shalat fardhu kepada siswa masih kurang. Bimbingan keagamaan lebih dominan pada bahan ajar dan pembiasaan membaca ayat Al Qur’an dibuktikan dengan adanya kegiatan membaca surat yasin, juz ama dan asmaul khusna pada setiap waktu tertentu. 2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang juga masih sedang karena hasil data penelitian
menunjukkan kebanyakan
responden kurang dalam pemahaman arti pada bacaan shalat, serta ketepatan shalat. Untuk kelancaran bacaan
shalat dan intensitas
mengerjakan shalat fardhu cukup baik dibuktikan dengan pengisian angket poin indikator kelancaran bacaan
shalat dan disiplin shalat fardhu
mayoritas responden memilih A atau B yang memiliki poin tinggi 4 dan 3.
76
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan diwujudkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014”. Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41% dengan interval 31-46 masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 4,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan kategori rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11 orang. 2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 3146 berada dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan kategori rendah 0% terletak pada interval 15-30 dengan responden 0 orang . 3. Ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensias ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan demikian 77
hipotesis yang berbunyi “tidak ada pengaruh positif bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014” dapat ditolak. Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu rhitung = 0,237 > rtabel = 0, 235. B. SARAN-SARAN Sehubungan dengan adanya pembahasan masalah dalam sekripsi ini, maka peneliti memandang perlu untuk menyampaikan saran-saran antara lain: 1. Saran untuk guru disekolah a. Guru hendaknya memberikan bimbingan keagamaan yang lebih kepada siswa agar siswa lebih terarah dan memiliki disiplin keagamaan yang tinggi dan tetap berada pada tujuan yang diinginkan. b. Guru hedaknya memberikan informasi dan tambahan kegiatan keagamaan agar siswa terbiasa melakukan ibadah dan hal–hal baik. c. Guru hendaknya memberikan teladan yang baik serta tuntunan untuk tekun beragama kepada siswa agar siswa dapat menjadi anak yang sholih dan sholikhah. 2. Saran untuk siswa a. Bersemangatlah dalam belajar baik agama maupun umum, singga dapat membanggakan orang tua dan guru disekolah. b. Disiplin dalam beribadah dan belajar disekolah.
78
c. Jadilah anak yang sopan, berakhlaq mulia, serta selalu mematuhi semua perintah dan larangan Allah sehingga menjadi pribadi yang di sholih dan sholikhah. d. Mematuhi semua norma, tata tertib yang ada di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. e. Mendengarkan semua nasehat guru maupun orang tua, agar menjadi anak yang membanggakan. 3. Saran untuk peneliti selanjutnya.
79
DAFTAR PUSTAKA Al Albani, Muhammad Nashiruddin. 2012. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Pustaka Azzam. Alith, Sayyid Ibrahim. 2009. Buku Pintar Panduan Shalat Lengkap. Jakarta: Alita Media. Arifin, 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Golden Terayon Press. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Ash Shidiqi, Hasbi. 1951. Pedoman Shalat, Jakarta: Bulan Bintang. Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2009. Kamus Legkap Bahasa Indonesia, cet.III, Difa Plubilizer. Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research jilid iii cet. 1v. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Harun, Salman. 1993. Sistem Pendidikan Islam Cet.iii. Bandung: PT Alma’arif. Jamal, Abdurrahman. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah. terj. Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi lc, Bandung: Irsyad Baitus Salam. Jones, Arthur Jelius. 1930. Principles Of Guidance. Mcgraw: Hill Book Company Ketut, Dewa Sukardi. 1995. Proses Bimbingan Dan Penyuluhan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Muchtar, Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mujieb, Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus. Nawawi, Hadari. 1991. Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas. Poerwadarminto. 1966. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Priyatno, Erman anti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Qiro’ati, Muhsin. 1997. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung: Pustaka Hidayah. Rifa’I Moh, 1976. Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: Toha Putra. Sa’id, bin ‘Ali bin Wahf al Qahthani. 2006. Ensiklopedi Shalat. Jakarta: Pustaka Imam Asy Syafi’i. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kwalitati Dan R dan D. Bandung: Alfabeta. Surya, Moh, 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah. Bandung: C.V ILMU. The Employment Equality (Religion or Belief) Regulations 2003. 2003. Guidance on Religion and Belief, Version 1.0, Nottingham: The University of Nottingham Walgito, Bimo, 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset.