PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQIH TERHADAP KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH FUTUHIYYAH PALEBON PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh : MOHAMAD AL’ AMIN NIM : 073111225
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
ABSTRAK
Mohamad Al Amin (NIM : 073111225). Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih Terhadap Ketrampilan Ibadah Shalat Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang Tahun 2011. Skripsi. Semarang :Program Strata 1 jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2010/2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pertama, prestasi belajar fiqih siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang, kedua,ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang, ketiga, pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap ketrampilan ibadah shalat siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. Penelitian ini menggunakan Metode Random Sampling, dengan Tekhnik Analisis Kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 30 responden. Dari data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis. Hasil penelitianmenunjukkanbahwa : 1. Prestasi belajar Fiqih siswa di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang dapat dikategorikan cukup. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata prestasi belajar fiqih yang didapati yaitu 76,83 (dibulatkan 77) dilihat pada kategori interval nilainya antara 69 - 77 yang kategorinya dikatakan cukup. 2. Ketrampilan ibadah salat siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang termasuk kategori baik, hal ini dapat dibuktikan dengan skor ratarata ketrampilan ibadah shalat siswa yang didapati yaitu 34,6 (dibulatkan 35) dilihat pada kategori interval nilainya antara 34 – 36 yang kategorinya dikatakan sering. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar Fiqih dengan ketrampilanibadah shalat siswa di MI. Futuhiyyah Palebon Semarang dengan taraf signifikansi F 0,05 (1 : 28 ) Fhitung = 36,812 > Ftabel = 4,20 untuk taraf signifikansi 5% sedangkan untuk taraf signifikansi 1% adalah 7,64. Dengan demikian Ha diterima yang artinya makin tinggi prestasi belajar fiqih siswa semakin tinggi pula ketrampilan ibadah shalat siswa di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Prestasi belajar Fiqih tidak mempunyai hubungan dengan ketrampilan ibadah shalat siswa” ditolak, dan hasil hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Prestasi belajar Fiqih mempunyai hubungan dengan ketrampilan ibadah shalat siswa” diterima. Artinya semakin baik nilai Fiqih, maka semakin baik pula ketrampilan ibadah shalat siswa dan sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para orang tua, maupun guru, terutama dalam memberikan dorongan dan semangat kepada para siswa agar senantiasa meningkatkan belajarnya. Serta bagi akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. ii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024 – 7601295 Fax. 7615387
Semarang, 26 Juni 2011 NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb. Setelah saya meneliti dan saya mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara: Judul
: Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih Terhadap Ketrampilan Ibadah Shalat Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang Tahun 2011
Nama
: MOHAMAD AL’ AMIN
NIM
: 073 111 225
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan, demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum wr.wb.
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024 – 7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Skripsi saudara
:
MOHAMAD AL’ AMIN
Nomor Induk
:
073 111 225
Judul
:
Pengaruh
Prestasi
Belajar
Fiqih
Terhadap
Ketrampilan Ibadah Shalat Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Futuhiyyah
Palebon
Pedurungan
Semarang Tahun 2011 Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 dalam Ilmu Pendidikan Islam.
iv
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran – pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 01 Juli 2011 Deklarator,
Mohamad Al’ Amin NIM. 073 111 225
v
MOTTO
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku. “*1 ( Q S : Thaahaa: 14 )
1
*. Dept. Agama , Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta, Pelita , 1980) cet . 3, hlm. 847 vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan do’a dan dorongannya demi tercapainya cita-citaku yang luhur. 2. Adinda tersayang kakakku dan adekku yang senantiasa setia untuk mendampingiku baik dalam suka atau duka semoga kau jadi istri yang solehah. 3. Bapak Sholeh yang telah mendukung dalam pembuatan skripsi ini 4. Kedua temanku yang lucu lan nghemeske yang selalu ada disaat aku merasa pening kepala, semoga kau jadi manusia yang berguna bagi dirimu sendiri, kedua orang tuamu, agama, masyarakat dan bangsa serta diberi ketegaran dalam mengarungi bahtera hidup ini. 5. Semua mahasiswa kualifikasi khususnya kelas b dan semua teman yang telah mendukung dalam pembuatan skripsi ini yang tak bisa aku sebut satu persatu semoga amal kalian semua diterima oleh yang maha kuasa. Amin
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQIH TERHADAP KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH FUTUHIYYAH PALEBON PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN 2011 Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pendidikan jurusan Pendidikan agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Penulis mengakui bahwa tersusunnya skripsi ini berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1.
Dr. Suja’i. M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ijin penulis untuk menyusun skripsi
2.
Ahmad Muthohar, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
3.
Dra. Muntholiah. M.Pd, selaku Pembimbing yang telah dengan sabar dan tekun serta meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam pembuatan skripsi ini
4.
Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kami.
5.
Rekan-rekan seangkatan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dan teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. yang telah membantu lancarnya proses penyusunan skripsi ini.
viii
Penulis berdo’a semoga atas segala bimbingan, bantuan dan dukungannya, Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin Dalam skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunannya tentulah masih jauh dari kesempurnaan. Karenanya bantuan, saran, kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikkan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya robbal ’alamin. Semarang, 01 Juli 2011 Penulis,
Mohamad Al Amin NIM. 073 111 225
ix
DAFTAR ISI JUDUL ..........................................................................................................
i
ABSTRAK PENELITIAN ...........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iii
PENGESAHAN .............................................................................................
iv
PERNYATAAN ............................................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………..
3
C. Pembatasan Masalah….........................……………...
6
D. Perumusan Masalah ................……………………….
7
E. Manfaat Penelitian .......................................................
7
: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
BAB III
A. Prestasi Belajar ...........................................................
8
B. Macam-macam Prestasi Belajar ..................................
10
C. Ketrampilan Ibadah ….................................................
13
D. Kajian Penelitian ….....................................................
29
E. Rumusan Hipotesis ….................................................
31
: METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ......................................................
32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................
32
C. Variable penelitian ....................................................
32
x
BAB IV
BAB V
D. Metode penelitian .....................................................
33
E. Populasi .....................................................................
33
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................
34
1. Library Research ...................................................
34
2. Field Research .......................................................
34
a. Metode Angket (questioner) .........................
34
b. Metode Dokumentasi ....................................
34
c. Metode Observasi .........................................
35
d. Metode Wawancara .......................................
35
G. Teknik Analisis Data .................................................
35
1. Analisis Pendahuluan ...........................................
35
2. Analisis Hipotesis .................................................
31
3. Analisis Lanjut .....................................................
33
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................
38
B. Pengujian Hipotesis ..................................................
44
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................
51
D. Keterbatasan Penelitian ............................................
52
: PENUTUP A. Simpulan .......................................................................
54
B. Saran .............................................................................
54
C. Penutup ........................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT PENDIDIKAN
xi
DAFTAR TABEL TABEL I
: DAFTAR NILAI ULANGAN SEMESTER MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON.........................................................................
TABEL II
: DISTRIBUSI
51
FREKUENSI PRESTASI BELAJAR
FIQIH KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON ............................................................................................
TABEL III
: SKOR KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON ....................
TABEL IV
53
54
: DISTRIBUSI FREKUENSI KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON.........................................................................
TABEL V
: SKOR DAN KATAGORI NILAI KETRAMPILAN IBADAH
SHALAT
SISWA
KELAS
V
MI.
FUTUHIYYAH PALEBON .............................................
TABEL VI
55
: TABLE
PENOLONG
PENGARUH
UNTUK
PRESTASI
56
MENGHITUNG
BELAJAR
FIQIH
TERHADAP KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON SEMARANG ...................................................................
xii
56
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan kelangsungan hidup manusia. Pendidikan juga merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, untuk itulah pendidikan. Dalam UU RI No.20 Th. 2003 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, nusa dan bangsa. Menurut J. Adler dalam bukunya “Philosophis of Education” P.209 sebagaimana dikutib oleh Thohir Asro‟i dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan bahwa “Pendidikan adalah proses, yang membuat semua kemampuan manusia” (Bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik di buat dan dipakai oleh siapapun untuk orang lain, atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik.1 Untuk itu pendidikan perlu dikemas sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan menjadi manusia yang sempurna. “arti kata” menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, serta mempunyai pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani maupun rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.2 Karena pada hakekatnya tujuan manusia adalah manusia kamil, salah satu 1
Thohir Asro‟i, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajara, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1892, hlm.1 2
1
2
kesempurnaannya adalah melaksanakan amalan-amalan ibadah, khususnya ibadah shalat/ibadah shalat merupakan rukun Islam urutan yang kedua yang diwajibkan kepada orang yang sudah baligh, mukallaf dan suci dari najis, pelaksanaannya melaksanakan 5 kali dalam sehari semalam.3 Konsep ibadah pada ayat di atas mempunyai arti bahwa untuk menyembah kepada Allah SWT, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan hukum syariat-Nya, maka diperlukan sejak dini dalam memahami dan melaksanakannya sesuai dengan kebiasaannya. Menurut Muhibbin Syah “Bahwa belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada.4 Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang sangat penting, sebab mengajarkan hukum-hukum syariat terutama amalan ibadah shalat yang mutlak harus dipahami sebagai bekal mencari keridaan Allah SWT. Di dalam kurikulum pelajaran fiqih Madrasah Ibtidaiyah mempunyai tujuan dan fungsi yang harus dicapai. Tujuannya agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum secara terperinci dan menyeluruh.Kemudian siswa diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum agama. Sedangkan fungsinya adalah : 1.
Untuk mendorong tumbuhnya kesadaran dalam beribadah.
2.
Menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan tanggung jawab di madrasah dan masyarakat terutama pada Allah SWT.
3.
Membentuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang berlaku di masyarakat.5 Sehingga seseorang yang dapat mencapai kesempurnaan dalam
beribadah harus melalui pembelajaran baik di Sekolah maupun luar Sekolah karena dala pelaksanaan sholat dan amalan ibadah-ibadah lainnya mempunyai tata cara, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang dijelaskan dalam 3
Abdullah Abdurrahman Sholeh, Teori-Teori Pendidikan Islam Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta: PT. Maha Satya, 2005, hlm 133 4 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Grafindo Persada, 2003, hlm 128 5 Depag, Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyyah, Semarang: 2004, hlm. 221
3
pembelajaran sumber hukum Islam. Untuk itulah pengetahuan keagamaan sangat diperlukan. Di lihat dari beberapa tujuan dan fungsi di atas, guru diharapkan memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya pengetahuan fiqih tentang ibadah shalat. Tanpa adanya pengetahuan khususnya pengetahuan fiqih maka seseorang tidak dapat mencapai kebenaran dalam beribadah. Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam mempunyai peran yang sangat penting yakni menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa. Sedangkan mata pelajaran fiqih di dalamnya mengatur tata cara beribadah atau hukum-hukum syariat yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam. Prestasi belajar siswa dapat diraih dengan baik apabila siswa mempunyai kesungguhan dalam belajar yang kemudian akan berdampak pada kegiatan ibadahnya. Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah setiap siswa yang mempunyai prestasi belajar fiqih, kegiatan atau Ketrampilan ibadahnya sudah pasti baik atau benar?Sehingga adakah hubungan antara prestasi belajar fiqih dengan kegiatan ibadah sholat siswa. Dengan demikian penulis akan meneliti yang berkaitan dengan masalah tersebut.
B. Identifikasi Masalah Untuk mendapatkan kesatuan bahasan dan agar tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan judl skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang ada di dalam judul skripsi.Adapun istilah-istilah yang ada dalam judul skripsi ini adalah sebagai berikut : 1.
Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.6
6
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 747.
4
2.
Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.7 Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi melalui pengalaman.8 Jadi yang di maksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar. Dalam skripsi ini yang diteliti adalah aspek kognitif yakni yang hasil belajarnya mempunyai enam tingkatan kemampuan berpikir diantarannya pengetahuan hafalan, pemahaman, atau komprehensi penerapan atau aplikasi, analisis dan evaluasi.9
3.
Fiqih Menurut bahasa “fikih” berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti mengerti atau faham. Dari sini ditarik perkataan fikih, yang memberikan pengertian kepahaman dalam syariat yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.10 Hal ini antara lain karena fikih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat, dari sejak lahir sampai dengan meninggalkan dunia manusia selalu berhubungan dengan fikih.
Maka, fikih dikategorikan sebagai
ilmu al-hal, yaitu ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia,dan termasuk ilmu yang wajib dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdikan kepada Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji, maupun yang berhubungan dengan alam sekitar.11 Oleh sebab itu tujuan mempelajari fikih ialah : a.
Untuk mewujudkan kebiasaan faham dan pengertian tentang agama Islam.
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, Cet.4, hlm. 787. 8 Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, Cet.6, hlm. 52. 9 Ngalim Purwanto, Op.Cit, hlm. 43. 10 A. Syaf‟i Karim, Fikih/Ushul Fikih, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 11 11 Abudin Nata, “Metodologi Studi Islam”, Cet. 9, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.295.
5
b.
Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
c.
Kaum
muslimin
harus
ber-tafaquh
artinya
memperdalam
pengetahuan dalam hukum-hukum agama baik dalam bidang aqaid, akhlak, maupun dalam bidang ibadah dan muamalah12. Hanya ilmu pula yang mampu mengantarkan manusia pada sesuatu yang begitu bermutu dalam kehidupannya. Dan fikih adalah ilmu tentang ilmu; the mother of knowledge.13 Dalam mempelajari fikih, bukan sekedar teori yang berarti ilmu tentang ilmu. Yang jelas pembelajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan praktik. Belajar fikih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah harus dapat dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu, fikih bukan saja untuk diketahui, akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup. Untuk ini, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-hari didahulukan dalam pelaksanaanpembelajarannya.14 4.
Prestasi Belajar Fiqih Prestasi belajar fiqih adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa baik dalam perubahan tingkah laku seseorang ataupun emosional seseorang dalam pembelajaran. Materi fiqih yang kaitannya dengan hubungan Allah (vertikal) atau hubungan manusia dengan manusia (horisontal) di mana presatasi belajar fiqih yang penilaiannya dilihat dari aspek komunitif, afektif dan psikomotorik yang pembelajarannya disesuaikan dengan standar kompetensi yang telah ditentukan diantaranya yang mencakup segi ibadah meliputi thaharah, shalat, puasa, zakat, haji, sedangkan hubungan manusia dengan manusia mencakup segi muamalah yang meliputi; shadaqah, infaq, ariyah, jual beli dan yang lainnya.15
12
A. Syafi'i Karim, op.cit., hlm. 53 Muchtar, Heri Jauhari, Fiqih Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2005), 14 Zakiah Darajat, dkk., “Metodik Teknis Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara,2001),Cet. 2, hlm. 85 15 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 53. 13
6
5.
Ketrampilan Yang di maksud dengan Ketrampilan adalah kegiatan atau kesibukan.16
6.
Ibadah Shalat Menurut bahasa ibadah adalah taat, tunduk, menurut, mengikuti dan do‟a.17 Menurut ulama tauhid, ibadah berarti mengesakan Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri serta menunjukkan jiwa setunduk-tunduknya kepada-Nya. Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedangkan menurut para fuqoha.
“Yakni beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam bersamaan dengan niat menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang telah ditentukan oleh syara‟.18 7.
Ketrampilan Ibadah Shalat Ketrampilan ibadah shalat adalah melaksanakan, melakukan amalan ibadah shalat yang berupa struktural maupun fungsional dengan harapan untuk meraih ridho Allah. Ketrampilan ibadah shalat yang pelaksanaannya berupa ucapan ataupun perbuatan yang diawali dari takbir dan diakhiri dengan salam menurut tata cara dan syarat yang telah ditentukan seperti syarat shalat; Islam, suci dari hadas, menutup aurat, memasuki waktu, dan menghadap ke kiblat, kemudian harus mengetahui rukun dan sunnahnya shalat, diantaranya; niat, takbiratul ihram, berdiri, rukuk dan lain sebagainya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan peneliti, maka pembatasan 16
W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, Cet. 3, hlm. 865. 17 Abdul Karim Nafsin, Menggugat Orang Shalat antara Konsep dan Realita, Surabaya: CV. Al-Hikmah, 2005, Cet. 2, hlm. 2. 18 Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman Al Ru‟ain, Mawahib Al Jalil Li syarkh Mukhtasar Al Khalil, (tt.p, Daar „Alim Al kutub, Maktab Al Samela, 2003), Juz 2, hlm.4.
7
masalah dalam penelitian ini difokuskan pada prestasi belajar Fiqih dimana prestasi belajar ini meliputi faham dalam tatacara melakukan Ketrampilan ibadah shalat dan hasil Ulangan Semester mata pelajaran fiqih. D. Rumusan Masalah Dari paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok maslah dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang?
2.
Bagaimana Ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang?
3.
Adakah pengaruh prestasi belajar fiqih terhadap Ketrampilan ibadah shalat siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang?
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan
informasi
yang
jelas
tentang
ada
tidaknya
pengaruh
pembelajaran fiqih terhadap Ketrampilan ibadah shalat siswa. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritik yakni: 1.
Secara praktis apabila ternyata ada pengaruhnya, maka diharapkan bagi guru untuk dapat memberikan materi kepada siswa dengan benar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memberikan dorongan atau semangat pada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih agar dalam pengamalan ibadah tercapai secara optimal.
2.
Secara teoritik diharapkan dapat memberikan sumbangan pengembangan kualitas pendidikan terutama pendidikan Islam khususnya pada MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang.
.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar Prestasi Belajar adalah : perkembangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh para peserta didiknya, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.1 Prestasi belajar itu merupakan hasil yang dicapai atau hasil yang sebenarnya dicapai.2 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam webster‟s New Internasional Dictionary mengungkapkan tentang prestasi yaitu“Achievement test a standardised test for measuring the skill or knowledge by person in one more lines of work a study” (Webster‟s New Internasional Dictionary, 1951 : 20). Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang di dalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251)3 Untuk lebih jelas dari prestasi belajar berikut dikemukakan pendapat yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu: 1.
Sutartinah Tirtonegoro Prestasi belajar adalah hasil dan pengukuran serta penilaian usaha belajar.4
1
Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001 ), hlm. 460. 2 Buchori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1983, hlm. 178. 3 Purwodarminto, “Pengertian Prestasi Belajar”, http://belajarpsikologi.com/pengertianprestasi-belajar/ 23/03/2011 4 Sutartinah Trinegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), hlm. 43.
8
9
Tulus Tu‟u
2.
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.5 3.
Sumadi Suryabrata Prestasi belajar adalah: nilai sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu.6 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar tidak akan lepas dari proses belajar, karena prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar atau prestasi belajar juga bisa diartikan sebagai hasil usaha yang telah dicapai melalui proses perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap sebagai hasil pengalaman atau latihan tertentu yang dinyatakan dengan penilaian berupa symbol, huruf, angka ke dalam raport. Istilah prestasi belajar dewasa ini digunakan juga istilah pernyataan perbuatan belajar, hasil belajar nampak dalam tingkah laku siswa, misalnya menyebutkan huruf – huruf dalam abjad secara berurutan. Dari prestasi yang diberikan oleh siswa, sesuai dengan tujuan instruksional khusus, menjadi nyata apakah hasil belajar yang dituju sudah diperoleh atau belum. Istilah prestasi belajar bisa disebut juga profil prestasi belajar yaitu: Suatu bentuk grafik yang biasa dipergunakan untuk melukiskan prestasi belajar peserta didik baik secara individu maupun kelompok.7 Grades are symbols that represent a value judgment concerning the relative quality of students achievements during specific periodes of intructions.8 Grade adalah simbol (angka, huruf, atau kata) yang
5
Tulus Tu‟u, “Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa”, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 75. 6 Sumadi Suryabrata, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 32 7
Ibid, hlm. 461 Prof.H.M. Sukardi, MS., Ph.D, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2008 ), hlm. 214 8
10
menggambarkan nilai pertimbangan yang berkaitan dengan kualitas siswa dalam berprestasi selama periode pengajaran. “ ” “To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”9 Jadi dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar adalah : Hasil maksimal yang dicapai setelah terjadi proses pembelajaran atau bisa didefinisikan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh oleh siswa dari hasil belajar mengajar. Sedangkan hasil belajar tersebut dapat dilihat secara valid dan dapat dipercaya setelah adanya informasi yang didukung oleh data yang obyektif dan memadai tentang indikator-indikator perubahan perilaku dan pribadi peserta didik. Artinya proses belajar bisa dilihat melalui hasil nilai yang diperoleh oleh siswa setelah pembelajaran. Nilai tersebut bisa diperoleh melalui ulangan harian, mid semester, atau nilai raport hasil dari ulangan setiap semester di sekolah.
B. Macam – Macam Prestasi Belajar Klasifikasi
macam-macam
prestasi
belajar
menjadi
tiga
jenis
berdasarkan pada tujuan yang dinyatakan dalam bentuk perilaku, sebagai berikut: 1.
Prestasi belajar Perilaku Kognitif Tujuan kognitif berkenaan dengan aspek intelektual, seperti pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan menurut Benyamin S Bloom yang dikutip M. Ngalim Purwanto, membagi hasil belajar dalam aspek kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan hafalan (knowledge), pemahaman (komprehensi), penerapan (aplication), tingkat kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi”.
9
http :// Sunartom belajar/pengertian prestasi belajar.
bs.
Wordpress.
Com/2009/01/05/pengertian-prestasi-
11
2.
Prestasi belajar Perilaku Afektif, meliputi: a.
Menyimak, yaitu meliputi taraf sadar memperhatikan, kesediaan menerima dan memperhatikan secara selektif/control.
b.
Merespon, hal ini meliputi manut (memperoleh sikap responsibility), bersedia merespon atas pilihan sendiri dan merasa puas dalam merespon.
c.
Menghargai, mencakup menerima nilai, mendambakan nilai dan merasa wajib mengabdi pada nilai.
d.
Mengorganisasi, yaitu meliputi mengkonseptualisasi nilai-nilai organisasi sisten nilai.
e.
Mewatak, yaitu memberlakukan secara umum seperangkat nilai, menjunjung tinggi atau memperjuangkan nilai.
3.
Prestasi belajar Perilaku Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada enam tingkatan dalam ranah psikomotor, yaitu: a.
Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b.
Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
c.
Kemampuan perspektual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-lain.
d.
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
e.
Kemampuan yang berkenaan dengan nondecursive komunikasi, seperti gerakan ekspresi, interpretatif.10
Dari ketiga aspek tersebut yang paling mudah untuk dapat diketahui adalah perubahan dalam hasil belajar yang bersifat psikomotorik, yakni melakukan gerakan fisik sehingga penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha memakai akal, pengalaman latihan dan penyelidikan untuk menumbuhkan tingkah laku yang baru di samping kecerdasan juga 10
Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Agensindo, 1998), Cet.4,hlm. 28.
12
keterampilan secara maksimal, yang dapat diringkas dengan suatu kata “berilmu yang beramal”. Jadi mengandung unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini atas dasar firman Allah SWT.
... “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran...”11 (Al-Ashr: 3) Adapun hasil belajar dari aspek kongnitif akan diketahui jika tujuan belajarnya dirumuskan secara optimal seperti mengidentifikasi, menyebutkan , membedakan , menyimpan dan lain sebagainya, sedangkan aspek afektif sulit untuk diketahui hasil belajarnya, karena menyangkut keyakinan ,perasaan, emosi sikap yang sifatnya interprestasi terhadap perilaku yang tampak dan di indikasikan sebagai gejala afeksi. Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal/memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (Way of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dalam kurikulum berbasis kompetensi pelajaran memuat tiga komponen yakni kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pencapaian hasil belajar. Sedangkan tujuan mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah: 1.
Agar siswa dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli da aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
2.
Agar siswa dapat melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
11
dengan
benar.
Pengamalan
tersebut
diharapkan
dapat
Dept. Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Semarang, CV. Adi Grafika, 1994), hlm.
1099.
13
menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih peserta didik sesuai dengan tujuan atau tidak, maka dilakukan penilaian baik melalui tes maupun non tes yang meliputi tiga aspek diatas yakni, kognitif, afektif, dan psikomotorik.
C. Ketrampilan Ibadah 1.
Pengertian Ketrampilan Ketrampilan artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Ketrampilan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.12 Ketrampilan adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Ketrampilan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Ketrampilan siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. 13 Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada Ketrampilan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketrampilan belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau Ketrampilan secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan pada dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.
12
Anton M. Mulyono, http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/, diakses 23/03/2011 13 Sriyono, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses 18/06/2011
14
Dalam belajar sangat diperlukan adanya Ketrampilan, tanpa Ketrampilan belajar itu tidak akan mungkin berlangsung dengan baik. Ketrampilan dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. 14 2.
Macam-Macam Ketrampilan a. Ketrampilan jasmani Ketrampilan jasmani adalah Ketrampilan yang mengembangkan fungsi fisik, mental dan sosial, meningkatkan kualitas hidup dan meninggikan harapan hidup. Kurangnya Ketrampilan jasmani merupakan suatu permasalahan dalam kehidupan lansia. Padalah akvititas jasmani sangat besar menyumbang
pada
kemampuan
seseorang
untuk
menjaga
keberfungsian, mobilitas, dan kesehatan yang baik. Pemikiaran yang sangat bagus mengenai Ketrampilan jasmani adalah bahwa ada banyak jalan untuk melakukannya, tergantung dari kecenderungan pribadi, tersedianyan sumber daya, kemampuan fungsional, iklim dan faktor lainnya. Hal yang paling penting adalah menemukan sesuatu yang disukai dan memulainya. b. Ketrampilan Rohani Ketrampilan rohani adalah Ketrampilan yang bertalian atau berkenaan dengan roh, manusia mempunyai unsur jasmani dan rohani, yang dimaksud adalah gejala-gejala roh atau jiwa manusia. 15 Pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan yang sempurna baik jasmani maupun rohaninya, tetapi karena berbagai pengaruh yang positif dan negatif maka manusia itu berkembang menjadi tidak menentu, kecuali kepada mereka yang masih mampu memelihara nilai-nilai keimanan, kebenaran, kejujuran dan keadilan yang tetap terkendali. 14
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html diakses 18/06/2011 15 Akhmad Sobarna, http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/04/meningkatkan-gaya- hidupaktif-para.html diakses 23/03/2011
15
3.
Konsep Ibadah Shalat a. Konsep Ibadah Kata “ibadah” berasal dari bahasa Arab telah menjadi bahasa Melayu yang terpakai dan dipahami secara baik oleh orang-orang yang menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia. Ibadah dalam bahasa Arab diartikan dengan berbakti, berhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan merendahkan diri. Dalam istilah Melayu diartikan: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya. Juga diartikan: segala usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah tuhan untuk mendapatatkan kebahagiaan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta. Rasanya yang terakhir ini sudah merupakan suatu istilah yang lengkap. Ibadah itu dilakukan dengan penuh rasa ketaatan terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhoan dan perlindungan dati Allah dan sebagai penyampaian rasa syukurr atas segala nikmat hidup yang diterima dari Allah. Ibadah dilakukan sesuai dengan petunjuk dan diberikan oleh Allah, meskipun dalam keadaan tertentu apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan itu berada diluar jangkauan akal dan nalarnya, seperti lari kecil atau jalan cepat antara bukit Safa dan Marwa dlam melaksanakan ibadah haji. Secara garis besar ibadah itu dibagi dua yaitu ibadah pokok yang dalam kajian ushul fiqh dimasukkan ke dalam hukum wajib, baik wajib „aini‟ atau wajib kifayah. Termasuk ke dalam kelompok ibadah pokok itu adalah apa yang menjadi rukun islam dalam arti akan dinyatakan keluar dari Islam bila sengaja meninggalkannya yaitu: shalat, zakat, puasa dan haji, yang kesemuanya didahului oleh ucapan syahadat. Sebagai sifat dari seluruh perbuatan yang disuruh Allah mengandung manfaat, maka ibadah itupun manfaatnya yang besar, baik manfaatnya sudah dapat dicapai oleh akal manusia atau belum.
16
Walaupun ketaatan atau ibadah itu ditujukan kepada Allah namun keuntungan dari ibadah itu adalah semata untuk manusia yang melakukannya dan bukan untuk Allah itu sendiri, karena Allah itu maha kaya dan tidak mengharapkan apa-apa dari manusia. Dari segi hubungan yang ditimbulkan dalam ibadah itu ada yang memang murni untuk Allah dan tidak dirasakan secara langsung oleh orang lain seperti: shalat dan puasa. Dalam hal puasa dinukilkan suatu hadits kudsi yang berbunyi
.
Adapun ibadah lain seperti
zakat seperti manfaatnya dirasakan secara langsung oleh yang berzakat hasil dari berbuatan ibadah itu sendiri lebih banyak untuk kepentingan orang lain. Setiap ibadah dilakukan dengan sepenuhnya mengikuti petunjuk yang ditetapkan oleh Allah dan penjelasan yang diberikan oleh Nabi, yang kemudian dirinci dan dirumuskan oleh ulama fiqh menjadi petunjuk operasional. Keseluruhannya dimuali dengan niat yang ikhlas. Niat yaitu sengaja hati untuk berbuat yang langsung diiringi dengan perbuatan sedangkan ikhlas berarti perbuatan yang dilakukan itu murni dan semata untuk Allah dan dikerjakan semata memenuhi kehendak Allah. Ikhlas itu adalah lambing dari tauhid atau pengakuan atas keesaan Allah.16 Sedangkan menurut T. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, menurut beliau definisi ibadah dapat dilihat dari ulama tertentu, misalnya ulama tauhid, bahwa ibadah ialah meng-Esakan Allah, menta‟dzimkan dengan sepenuh ta‟dzim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya.17 Menurut Prof. Dr. Syekh Mahmud Shaltut, beliau berpendapat ibadah sebagai perbuatan yang dilakukan oleh kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah
16
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fihq, (Bogor: Prenada Media, 2003), Cet.1, hlm17-
19. 17
M. Habsy Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000), Cet. 1,hlm. 2.
17
merasakan kebesaran Allah dalam hati, membuktikan kebenaran iman, menunjukkan perhatian dan ketundukan jiwa kepada Allah.18 b. Konsep Shalat Shalat menurut arti bahasa adalah doa, sedangkan menurut terminologi syara‟ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Ia disebut shalat karena ia menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan shalat merupakan manifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT. Dari sini maka, shalat menjadi media permohonan pertolongan dan menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya19, sebagaimana firman Allah:
... ... “...Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu...”. 20 (QS. Al- Baqarah: 153) Menurut Sayyid Muhammad bin „Alwi bin „Abbas Al-Maliki berpendapat bahwa shalat adalah tahu bahwasanya Allah SWT telah mewajibkan atas hamba-hambanya lima waktu sholat dalam setiap hari dan malamnya. Shalat yang dimaksud adalah Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya‟ dan Subuh.21 Menurut Amir Syarifuddin bahwa secara lughawi atau arti kata shalat ( )صالةmengandung beberapa arti; yang arti beragam itu dapat ditemukan contohnya dalam al-Quran. Ada yang berarti “do‟a”, sebagaimana dalam surat al-Taubah ayat 103:
... ... 18
Syekh Mahmud Saltut, Aqidah dan Syariah Islam,(Terjemahan Fahruddin Toha dan Nasirudin Toha, Jakarta: Bumi Aksara, 1990),hlm. 73. 19 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009), Cet.1, hlm.145 20 Dept . Agama , Op.Cit, hlm. 38. 21 M. Sayyid Muhammad bin Alwi, Mengungkap Rahasia Ibadahlm,(Depok: Iqro‟ Kurni Gemilang, 2005),hlm. 114.
18
“...Berdo‟alah untuk mereka, sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka...”. 22 (QS. al-Taubah: 103) Kata shalat juga dapat berarti memberi berkah, sebagaimana terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 56:
... “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberi berkah kepada Nabi ... 23 (QS. al-Ahzab: 56) Secara terminologis ditemukan beberapa istilah diantaranya: “Serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam”.24 Sedangkan shalat menurut bahasa Indonesia yang dikutip oleh Abdul Karim Nafsin adalah ibadah kepada Allah SWT yang wajib dilakukan oleh setiap umat Islam yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dilengkapi dengan syarat, rukun, gerakan dan bacaan tertentu.25 c. Konsep Ibadah shalat Ibadah shalat ialah suatu bentuk ibadah yang berupa struktural maupun
fungsional
dengan
harapan
untuk
meraih
ridho
Allah.Pelaksanaannya berupa ucapan ataupun perbuatan yang diawali dari takbir dan diakhiri dengan salam menurut tata cara dan syarat yang telah ditentukan seperti syarat shalat; Islam, suci dari hadas, menutup aurat, memasuki waktu, dan menghadap ke kiblat, kemudian harus mengetahui rukun dan sunnahnya shalat, diantaranya; niat, takbiratul ihram, berdiri, rukuk dan lain sebagainya. Al-Qur'an mengembalikan kesadaran manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang 22
Dept . Agama , Op.Cit, hlm. 298. Ibid , hlm.678. 24 Amir Syarifuddin, Op.Cit., hlm. 20,21. 25 Abdul Karim Nafsim.Menggugat Orang Shalat.(Surabaya: Al Hikmahlm, 2005),hlm. 2 23
19
diwahyukan dalam bahasa Ibadah Shalat Allah swt berfirman dalam al-Quran:
Katakan olehmu: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam “26 (Q.S. Al- An‟am: 162) Pembatasan antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat”. Al-Qur'an mengembalikan kesadaran manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Kesadaran ini diperkuat dengan tata cara shalat yang secara naluri mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya, dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah. Pada permulaan shalat, seorang muslim berdiri tegak lurus, sebagai manusia primordial : “ia menjadi imam bagi dirinya sendiri menghadap Tuhan tanpa perantara”. Ruku adalah posisi kedua dalam shalat dan sekaligus merupakan simbol keberadaan manusia di alam semesta dan terapit oleh langit dan bumi walaupun bersifat dinamis. Langit dan bumi yang menutupi ruang lingkup manusia tetap dilandasi oleh ketertiban dan keselarasan (tanasub) yang lebih dari sekadar hasil perwujudan nyata kekuasaan Yang Esa, serta menunjukkan pola dasar yang selaras dan seimbang. Keabadian pola dasar posisi ruku di dalam shalat itu juga mencerminkan keberadaan universal yang lebih tinggi dari pada segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam alam ilahi. Shalat dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam dilakukan oleh manusia, bukanlah sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil Tuhan (khalifatullah) di muka bumi. Sebuah kesadaran sebuah substansi teomorfis dan berdiri pada poros vertikal eksistensi alam semesta dan dapat berdoa dan berseru kepada Tuhan secara langsung. 26
Dept . Agama , Op.Cit, 216.
20
Membuat pemikiran Islami tentang ibadah tidak dapat dicapai tanpa mencurahkan sepenuhnya kepada Nabi serta ibadah-ibadah yang dibawanya ke dunia ini sebagai perintah Tuhan. Juga memperhatikan bumi dan alam sebagai kesatuan yang merefleksikan surga dan mengembalikan karakter primordial mereka yang asli sebagai karya yang diciptakan untuk beribadah kepada Yang Maha Esa tanpa pengecualian dimanapun seseorang bertempat tinggal diantara roda eksistensi bumi. Begitu pula apabila tangan dan wajah seseorang menyentuh tanah dalam shalatnya, hal itu menyadarkannya tentang penyucian bumi makhluk paling sempurna. Dengan sujud dan kepasrahan total kepada Tuhan, itu berarti menyucikannya bagi generasi muslim.27 d. Shalat Fardhu Hukum shalat adalah wajib „aini dalam arti kewajiban yang ditujukan pada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dasn tidak dapat diwakilkan pelaksanaannya; karena yang dikehendaki Allah dalam perbuatan itu adalah berbuat itu sendiri sebagai tanda kepatuhannya kepada Allah yang menyuruh. Banyak sekali ditemukan perintah untuk mendirikan atau melakukan shalat, baik dalam lafadz amar atau perintah, seperti lafadz
.Dalam kaidah Ushul
maupun dengan lafadz
Fiqh dikatakan bahwa pada dasarnyasetiap perintah itu mengandung hukum wajib.28 1. Syarat-Syarat Shalat Syarat menurut arti bahasa adalah tanda, sedangkan menurut 27
terminology
syara‟,
syarat
adalah
sesuatu
Faridhal Attros Al Khindy Asy'ari, Ibadah Shalat, Facebook.com/topic.php?uid=116768876128&topic=8727, diakses 22/03/2011 28 Amir Syarifuddin, Op.Cit., hlm.21.
yang
http://www.
21
keabsahannya tergantung pada sesuatu yang lain namun ia tidak menjadi bagian di dalam sesuatu tersebut, syarat terbagi menjaddi dua macam; syarat wajib dan syah. a) Syarat-Syarat Wajib Shalat Syarat-syarat wajib shalat antara lain sebagai berikut. 1) Islam. Hal itu dikarenakan objek yang dituntut untuk melaksanakan kewajiban syarat seperti shalat, zakat, dan lain sebagainya adalah orang Islam bukan orang kafir. Ini didasarkan pada fakta bahwa orang-orang kafir bukanlah objek yang dituntut untuk melaksanakan cabang-cabang syariat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam merupakan syarat wajib sekaligus syarat sah. Ijma‟ juga menyatakan bahwa jika orang kafir masuk Islam, maka ia tidak dituntut melaksanakan kewajiban syariat yang telah lalu. 2) Berakal. Shalat tidak wajib dan juga tidak syah jika dilakukan oleh orang gila. 3) Suci dari haid dan nifas. Kewajiban pelaksanaan shalat tidak ditujukan pada wanita yang haid dan nifas. 29 Diterangkan dalam hadits,
Dari Aisyah Rodiyallahu‟anha, bahwasanya Nabi saw. Telah bersabda: “Allah tidak terima shalat seseorang yang haidl melainkan dengan (pakai) kudung”. (Diriwayatkan oleh imam Muslim).30 4) Sampainya dakwah. Kewajiban hanya dibebankan kepada orang yang mampu melaksanakan, sehingga orang yang tidak
29
Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Op.Cit.,hlm. 169. Muhammad Bin Abdillah Abu Abdillah Al Hakim Al Nisaburi, Al Mustadrak Ala Al Shahihain, (Baerut: Daar Al Kutub Al Alamiah, Maktabah Al Samela, 1990 ), juz 1, hlm. 380 30
22
mampu atau orang yang dipaksa untuk meninggalkan shalat tidak wajib melaksanakannya. 5) Baligh. Shalat tidak wajib atas anak kecil, karena tidak ada perintah baginya, akan tetapi orang yang merawat dan mendidiknya wajib memerintahkannya untuk menjalankan shalat sejak umur tujuh tahun dan memukulnya (jika meninggalkannya) saat usianya menginjak sepuluh tahun.31 b) Syarat-Syarat Sah Shalat Agar shalat menjadi sah, maka disyaratkan sebagai berikut: 1) Suci dari hadats. Hal ini dapat dilakukan dengan wudhu, mandi (wajib), atau tayamum. 2) Suci pakaian, badan, dan tempat dari najis. Ai dua syarat tersebut mushalli (orang yang shalat) harus menyempurnakan kesucian dari hadats dan najis. 3) Mengetahui masuknya waktu shalat.ini adalah syarat yang ditunjukkan pada seorang mukallaf, dan ini juga dianggap sebagai syarat sah shalat, sehingga tidak sah shalat seorang yang dilakukan sebelum masuk waktunya. 4) Menutup aurat. Semua ahli fiqh menyepakati batalnya shalat yang dilakukan dengan aurat terbuka bagi orang yang mampu menutupinya, meskipun dia ditempat yang gelap gulita, menutup aurat dalam hal ini harus memenuhi arti secara sempurna. Oleh karena itu, belum dianggap menutup aurat jika seseorang shalat dengan memakai pakaian tipis menerawang yang dapat menggambarkan warna kulitnya. 5) Menghadap kiblat. Hal ini menunjuk pada ketetapan al-Quran sunnah dan kesepakatan para ulama (ijma‟) Allah berfirman:
31
169,170.
Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Op.Cit.,hlm.
23
... ... “...Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya...”. 32 (QS. AL-Baqarah:144) Yang dimaksud dengan Masjidil Haramdalam ayat diatas adalah Ka‟bah.33 2. Rukun Shalat Rukun-Rukun Shalat adalah hal-hal yang sebagian darinya ditinggalkan, baik sengaja maupun lupa, maka shalatnya tidak sah. Atau rakaat yang didalamnya ada rukun yang ditinggalkan menjadi batal, sehingga rakaat setelahnya menggantikannya. Rukun Shalat ada empat belas yaitu: a)
Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu Allah berfirman :
... “...Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'”. 34 (QS.ALBaqarah: 238) b) Takbiiratul ihram pada awal shalat c)
Membaca Surah al-Fatihah Membaca surah al-Fatihah adalah salah satu rukun shalat. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dalam riwayatriwayat yang sahih bahwa beliau selalu membaca surah alFatihah pada setiap rakaat. Ketika beliau mengajarkan shalat
32
Dept . Agama , Op.Cit, hlm. 37. Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Op.Cit.,hlm. 170,171. 34 Dept . Agama , Op.Cit, hlm. . 33
24
kepada
seseorang
yang
shalatnya
tidak
baik,
beliau
memperintahkannya untuk membaca surah al-Fatihah. d) Ruku' dalam setiap rakaat Allah berfirman dalam al-Qur‟an Surat al-Hajj Ayat 77
... “Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu...”, 35 (QS. Al-Hajj: 77) e)
Bangun dari ruku‟
f)
I'tidal
g) Sujud Yaitu meletakkan kening di atas lantai dan bertumpu pada tujuh anggota badan. Dalam setiap rakaat terdapat dua kali sujud. Kewajiban sujud ini berdasarkan firman Allah, dalam surah al-Hajj ayat 77 “Sujudlah kamu”.
h) Bangun dari sujud dan duduk diantara dua sujud. i)
Diam walaupun sebentar (thuma‟ninah). Dalam al-Qur‟an dan as-Sunah diterangkan bahwa orang yang tidak (thuma‟ninah) di dalam shalatnya sama saja tidak melakukan
shalat,
sehingga
ia
diperintahkan
untuk
mengulanginya. j)
Tasyahut Akhir
k) Duduk Tasyahut Akhir l)
Membaca Shalawat Atas Nabi Muhammad saw pada Tasyahhud Akhir
m) Melakukan Ruku‟ Secara Berurutan (tartiib). Hal ini berdasarkan apa yang dilakukan Rasulullah saw ketika shalat, yaitu mengerjakan rukun-rukunnya secara berurutan. 35
Ibid, hlm. 523.
25
n) Salam Salam disyari‟atkan untuk menghalalkan shalat, maka ia adalah penutup dan penghabisannya. 36
3. Sunnah Shalat Sunnah dalam shalat ada dua macam yaitu yang berupa bacaan (bacaan) dan yang berupa perbuatan. a.
Pertama: sunnah-sunnah yang berupa ucapan (bacaan): 1) Membaca do‟a istiftah 2) Membaca ta‟awudz 3) Membaca basmalah 4) Membaca amin 5) Membaca salah satu surah dalam al-Qur‟an Membaca salah satu surah al-Qur‟an dilakukan pada shalat subuh, shalat jum‟at, shalat Id, shalat gerhana, dua rakaat pertama shalat maghrib, dua rakaat pertama shalat isya‟ dan dua rakaat pertama shalat dzuhur.
b.
Kedua: sunnah-sunnah yang berupa perbuatan: 1) Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihram, ketika akan rku‟dan ketika bangkit dari ruku‟. 2) Meletakkan kedua tangan di dada atau dibawah pusar ketika berdiri, dengan tangan kanan berada diatas tangan kiri. 3) Mengarahkan pandangan kearah sujud. 4) Meletakkan kedua tangan diatas lutut ketika ruku‟. 5) Menjauhkan perut dari paha dan menjauhkan paha dari betis ketika sujud. 6) Meluruskan punggung dan mensejajarkan kepala ketika ruku‟ serta tidak merendahkan atau mengangkatnya.
36
Saleh al-Fauzan, FIqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 005) Cet.1, hlm. 86-90
26
7) Menempelkan kening, hidung dan beberapa anggota tubuh lainnya pada tempat sujud. Dan masih banyak lagi sunnah-sunnah lainnya yang berupa perbuatan dan bacaan yang disebutkan secara rinci dalam kitab-kitab fiqih. Sunnah-sunnah ini tidak wajib dilakukan dalam shalat, namun orang yang melakukannya atau sebagian darinya, maka ia mendapat tambahan pahala. Sedangkan orang yang meninggalkannya atau meninggalkan sebagian darinya, maka ia tidak berdosa sebagaimana sunnah-sunnah lainnya.37 4. Waktu Shalat Dengan berkembangnya peradaban manusia, berbagai kemudahan-kemudahan diciptakan untuk membuat manusia lebih praktis dalam segala hal termasuk dalam beribadah khususnya shalt fardu. Saat ini kita mengetahui banyak sekali diterbitkan jadwal waktu shalat dari berbagai instansi maupun organisasi antara lain; Departemen Agama, PP Muhammadiyah, PP Persis, PP Nahdatul Ulama (NU) dsb. Namun kesemuanya tidak dapat dilepaskan dari kaidah yang sebenarnya digunakan untuk menentukan waktu shalat yaitu “Pergerakan Matahari ”dilihat dari bumi. Sebelum
manusia
menemukan
hisab/perhitungan
falak/astronomi, pada zaman Rasulullah waktu shalat ditentukan berdasarkan observasi terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari.lalu berkembang dengan dibuatnya jam suria serta jam istiwa atau jam matahari dengan kaidah bayangan matahari.Dari sudut fiqih waktu shalat fardhu seperti dinyatakan di dalam kitab-kitab fiqih adalah sebagi berikut :
37
Ibid, hlm. 92,93
27
a.
Waktu Subuh Waktunya bermula dari terbit fajar sidiq sehingga terbit matahari (syuruk).Fajar sidiq ialah cahaya putih yang melintang
mengikut
garis
lintang
ufuk
di
sebelah
Timur.Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya yang menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur yang disebut “fajar kidzib”.Lalu kemudian menyebar di cakrawala (secara horizontal), dan ini dinamakan “fajar shiddiq”.Secara astronomis Subuh dimulai saat kedudukan matahari sebesar s° di bawah horizon Timur sampai sebelum piringan atas matahari menyentuh horizon yang terlihat (ufuk Mar‟i).Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria sudut S sebesar 20° di bawah horison Timur. b.
Waktu Zuhur Disebut juga waktu istiwa‟ (zawaal) terjadi ketika matahari berada di titik tertinggi.Istiwa‟ juga dikenal dengan sebutan “tengah hari” (midday/noon). Pada saat istiwa‟, mengerjakan ibadah shalat (baik wajib maupun sunnah) adalah haram. Waktu zhuhur tiba sesaat setelah istiwa‟, yakni ketika matahari telah condong ke arah barat.Waktu “tengah hari” dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. Secara astronomis, waktu Zhuhur dimulai ketika tepi “piringan” matahari telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika berada di titik tertinggi (istiwa‟). Secara teoretis, antara istiwa‟ dengan masuknya zhuhur membutuhkan waktu 2,5 menit, dan untuk faktor keamanan, biasanya pada jadwal shalat, waktu zhuhur adalah 5 menit setelah istiwa‟ (sudut z°).
28
c.
Waktu Ashar Menurut mazhab Syafi‟i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri.Sementara madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Ashar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu sendiri.Waktu Ashar dapat dihitung dengan algoritma tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi. Secara astronomis ketinggian matahari saat awal waktu ashar dapat bervariasi tergantung posisi gerak tahunan matahari/gerak musim. Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang benda + panjang bayangan saat istiwa.
d.
Waktu Maghrib Waktunya bermula apabila matahari terbenam sampai hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara astronomis waktu maghrib dimulai saat seluruh piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat (ufuk Mar‟i) sampai kedudukan matahari sebesar m° di bawah horizon Barat. Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria sudut m sebesar 18° di bawah horison Timur.
e.
Waktu „Isya Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit Barat, hingga terbitnya fajar shaddiq di Langit Timur.Secara astronomis, waktu Isya merupakan kebalikan dari waktu Subuh.Secara astronomis Isya dimulai saat kedudukan matahari sebesar i° di bawah horizon Barat sampai sebelum posisi matahari sebesar 20° di bawah horizon Timur. Akibat pergerakan semu matahari 23,5° ke Utara dan 23,5° ke Selatan selama periode 1 tahun, waktu-waktu tersebut bergesar
29
dari hari-kehari. Akibatnya saat waktu shalat juga mengalami perubahan.oleh sebab itulah jadwal waktu shalat disusun untuk kurun waktu selama 1 tahun dan dapat dipergunakan lagi pada tahun berikutnya. Selain itu posisi atau letak geografis serta ketinggian tempat juga mempengaruhi kondisi-kondisi tersebut di atas.38
Diagram Waktu Shalat berdasarkan posisi matahari
D. Kajian Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa hasil penelitian sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian. Hasil penelitian tersebut antara lain: 1.
Eni Mufarichah, Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Penguasaan Materi Pelajaran Ibadah Shalat dengan Pengamalan Shalat Siswa di SLTP 2 Kaliwungu Kudus Tahun 2004/2005” yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara prestasi belajar fiqih dengan ibadah shalat siswa di SLTP 2 Kaliwungu Kudus. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi product moment yang didapat ro (0.482) lebih besar dari korelasi
38
Oleh : Mutoha Arkanuddin, http://rukyatulhilal/artikel/susiknan-awal-waktu-shalatperspektif-syari-dan-sains.html diakses 22/03/2011
30
yang ada pada tabel baik pada taraf signifikansi 5% (ro:0.297) maupun pada taraf signifikansi 1% (rt:q,349). Dengan demikian Ha diterma yang artinya makin besar penguasaan materi pelajaran fiqih ibadah shalat maka makin tinggi pula dalam pengamalan siswa-siswi di SLTP 2 Kaliwungu Kudus.39 2.
Nur Choliq, Mahasiswa IAIN Walisongo 2006 Semarang, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Shalat Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Siswa MI Al-Wathoniyyah Pedurungan Semarang, tahun 2006” yang menyimpulkan bahwa dalam pemahaman siswa tentang shalat cukup baik dengan nilai rata-rata 7,06 atau mencapai 48,61% dari jumlah responden. Sedangkan dalam pengamalan juga dikatakan baik dengan hasil tertinggi 37,15%, dan kategori sedang mencapai 41,61%. Hal ini menunjukkan bahwa pengamalan ibadah shalat siswa sesuai dengan materi yang disampaikan dengan melihat hasil perhitungan statistik regresi diperoleh dengan harga F reg atau F hitung 7,737 dan dikonfirmasikan dengan F tabel regresi 1% adalah 7,01 sehingga dapat diketahui bahwa harga F hitung lebih besar dari pada F tabelnya, yaitu: F 7,73777,01 = F (0,01,170), dan pada taraf signifikansi 5% nilai F tabel 3,98 atau F hitung 7,737>3,98 = F (0,05,1,70). Karena nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%, maka kesimpulan ada pengaruh pemahaman shalat terhadap pengamalan ibadah shalat, dengan demikian semakin baik pemahaman shalat siswa maka semakin baik pula pemahaman ibadah shalatnya.40 Dari kedua penelitian yang telah dilakukan di atas yang membedakan
dengan penelitian yang penulis lakukan saat ini adalah terletak pada obyek penelitiannya.Bila dari ketiga penelitian yang sudah ada banyak yang meneliti 39
Eni Mufarichah , “Hubungan Antara Penguasaan Materi Pelajaran Ibadah Shalat dengan Pengamalan Shalat Siswa di SLTP 2 Kaliwungu Kudus Tahun 2004/2005”, Skripsi (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo2005) 40 Nur Choliq, “Pengaruh Pemahaman Shalat Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Siswa MI Al-Wathoniyyah Pedurungan Semarang, tahun 2006”Skripsi (Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2006).
31
pada siswa anak sekolah tingkat pertama dan tingkat atas, maka pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pada siswa dasar. E. Rumusan Hipotesis Menurut Sutrisno hadi “Hipotesis adalah Suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dan akan ditolak apabila salah atau palsu dan akan diterima apabila fakta – faktanya membenarkan.”41 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto “Hipotesis adalah sebuah teori yang masih perlu diuji kebenarannya.”42 Maka dari itu teori yang ada nanti akan di buktikan dengan analisis data. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: ada Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih terhadap Ketrampilan Ibadah Shalat Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang.
41
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, ( Yogyakarta : Andi, 2000 ), hlm. 63. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1993 ), hlm. 63. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis, yang akan memberikan arahan-arahan pokok yang akan penulis teliti, sehingga akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari datadata sebagai langkah permasalahan. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. 2. Untuk mengetahui ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara prestasi belajar fiqih siswa dengan ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V MI
Futuhiyyah Palebon
Pedurungan Semarang. B. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini ruang lingkupnya meliputi : 1.
Tempat penelitian ; Penelitian ini dilaksanakan di Semarang tepatnya di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang.
2.
Waktu Penelitian ; penelitian yang penulis lakukan dimulai sejak awal penulisan skripsi yaitu; sejak penulisan proposal sampai dengan terselesainya penulisan skripsi ini.
C. Variabel Penelitian “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”1 “Variabel adalah objek yang diselidiki atau peristiwa atau faktor atau hal
1
Prof, Dr, Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta , 2009 ), hlm. 2
32
33
yang dapat berubah. Sedangkan indikator adalah wakil kejadian atau tingkah laku yang kongkrit yang dapat di observasi atau di ukur.”2 Dalam penelitian ini variable yang penulis gunakan Dalam penelitian yaitu Prestasi Belajar Fiqih. D. Metode Penelitian 1. Variabel dan Indikator Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi3 Memahami variabel dan kemampuan menganalisa setiap variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap penelitian. Dalam penelitian ini diajukan variabel-variabel sebagai berikut: a. Variabel bebas (pengaruh) yaitu prestasi belajar fiqih siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Semarang, yang indikatornya sebagai berikut: 1) Nilai tes semester fiqih b. Variabel terikat (terpengaruh) yaitu Aktifitas ibadah shalat siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Semarang, yang indikatornya sebagai berikut: 1). Kedisiplinan shalat 2). Kekhusukan (dalam shalat)
E. Populasi “Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian.”4 Yang kelompok kecil tersebut mewakili dari seluruh anggota populasi. Kemudian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Futuhiyyah Palebon Semarang, yang berjumlah 30 anak.
2
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Sosial, ( Semarang : Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 1990 ), hlm. 165. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, Cet. 12, hlm. 89 4 Prof, Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,Cetakan III ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 ) , hlm 250.
34
F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna melakukan penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: a. Librari Research Untuk memperoleh data perpustakaan digunakan metode-metode library research yaitu: riset perpustakaan.5 Dengan metode ini peneliti akan memperoleh data dengan cara membaca atau mempelajari buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai landasan teori. b. Field Research Yaitu riset yang dilakukan di ranah atau medan terjadinya gejalagejala.6 Dalam penelitian ini menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Metode Angket (Questioner) Yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang
ketrampilan ibadah shalat yang dilakukan oleh siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. 2. Metode Dokumentasi Yaitu cara pengumpulan data melalui tertulis, terutama berupa arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Metode dokumentasi ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang siswa, data ulangan harian, tes mid semester, dan tes sumatif pada siswa kelas V yang menjadi sampel penelitian di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang.
5 6
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hlm. 63
35
3. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan keteranganketerangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung. Metode ini diguankan untuk melihat langsung fenomena-fenomena kegiatan pembelajaran fiqih dan ketrampilan ibadah shalat siswa serta melihat langsung gambaran secara umum lokasi penelitian di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. Berarti yang menjadi obyek adalah siswa dan lokasi penelitian. 4. Metode Wawancara (Interview) Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak bisa diungkap melalui angket maupun observasi. Untuk memperoleh berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode data sebagai berikut : G. Teknik Analisis Data. Untuk menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka penulis menggunakan analisis statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis Pendahuluan Pada tahap ini data yang telah diperoleh dari hasil nilai ulangan harian dimasukan dalam tabel pada setiap variabel dan diberi skor nilai, yaitu dengan menggunakan data tersebut ke dalam angka-angka kuantitatif. 2. Analisis Hipotesis a. Analisis Regresi Linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar fiqih (X) dengan ketrampilan ibadah siswa (Y) dan rumus yang digunakan adalah: Persamaan regresi
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑥
36
Keterangan: Y
= variabel terikat
x
= prediktor
a
= bilangan koefisien prediktor
b
= bilangan konstan7
b. Analisis Varian garis regresi Uji varian garis regresi digunakan analisis regresi bilangan F (uji F) dengan rumus
𝐹𝑟𝑒𝑔 =
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Keterangan: Freg
= Harga Regresi
RKreg
= Rata-rata Kuadrat garis regresi
RKres
= Rata-rata kuadrat garis residu
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi.8 Sumber
db
JK
RK
Freg
Regresi
1
(∑𝑥𝑦)2 ∑𝑥 2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑑𝑏𝑟𝑒𝑔
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Residu
N-2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 𝑑𝑏𝑟𝑒𝑠
-
Total
N–1
-
-
variasi
∑𝑦 2 −
(∑𝑥𝑦)2 ∑𝑥 2
∑𝑦 2
Harga F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% db = N-2. Hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel.
7 8
Sutrisno hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hlm. 4 Sutrisno Hadi, op.cit., hlm. 18
37
3. Analisis Lanjut Analisis ini adalah merupakan
tahap menginterpretasikan hasil
pengolahan data yang telah dilakukan terdahulu setelah mendapatkan hasil maka langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan hasil tersebut dengan tabel regresi baik untuk taraf signifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Apabila nilai yang dihasilkan, dari Freg > Ftabel maka hasil yang diperoleh signifikan. Namun bila nilai yang dihasilkan dari Freg < Ftabel maka hasil yang diperoleh non signifikan, yang berarti hipotesis yang dilakukan ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan dan menganalisis data tentang Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih terhadap Aktifitas Ibadah Shalat siswa kelas V MI. Futuhiyyah palebon Semarang. Setelah mengadakan penelitian, maka data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan rumus analisis regresi satu predictor. Tujuan dari metode atau rumus regresi ini adalah untuk mencari seberapa besar pengaruh variabel terikat pada variabel bebas atau dengan kata lain apa ada pengaruh atau tidak antara Prestasi Belajar Fiqih dengan Aktifitas Ibadah Shalat siswa kelas V MI. Futuhiyyah palebon Semarang. A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Tentang Prestasi Belajar Fiqih dan Ketrampilan Ibadah Siswa Untuk mengetahui data prestasi belajar fiqih anak, penulis menggunakan nilai yang diperoleh anak saat proses belajar mengajar dari guru yang bersangkutan. Adapun nilai yang ambil berdasarkan nilai semester fiqih siswa.
Sedangkan untuk memperoleh data tentang Pengaruh Prestasi Belajar Fiqih terhadap Aktifitas Ibadah Shalat siswa kelas V MI. Futuhiyyah palebon Semarang yang berjumlah 30 siswa. Untuk mendapatkan data tersebut penulis menggunkan data dokumentasi. Angket yang menanyakan tentang Ketrampilan ibadah shalat siswa berjumlah 10 item yang dikembangkan dari 2 indikator yaitu : a.
Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan shalat
b.
Kekhusuan siswa dalam mengerjakan shalat
2. Analisa Data Tentang Prestasi Belajar Fiqih Terhadap Ketrampilan Ibadah Siswa Dalam bab ini penulis akan menganalisis data pengaruh Prestasi Belajar Fiqih terhadap Aktifitas Ibadah Shalat siswa kelas V MI.
38
39
Futuhiyyah palebon Semarang dengan tahapan – tahapan analisis sebagai berikut : a. Analisis Pendahuluan. Dalam analisis pendahuluan ini, penulis akan menentukan koefesien korelasi antara Prestasi Belajar Fiqih ( variabel X ) dengan aktifitas ibadah shalat siswa ( variabel Y ) berdasarkan data hasil angket yang diberikan kepada siswa dan hasil nilai yang diperoleh anak dari guru fiqih’ Adapun langkah pertama adalah sebagaimana tertera dalam tabel 1 berikut ini : TABEL I DAFTAR NILAI ULANGAN SEMESTER MATA PELAJARAN FIQIH MI. FUTUHIYYAH PALEBON NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
NAMA Reno Widiantoro M. Abdul Aziz M. Ilham Yulianto Nur Cipta Sari Chandra Hardiato Chiesa Virgiawan Pasya Fawzi Akbar Arfandi Izzah Lailatul Rohmah Maulana M. Naim Izzudin M. Sabila Rosyada Nora Widya Hanifa Putri Anggraini Sherly Nur Oktavia Sofiana Kustiawati Zulfa 'Aini Dion Prasetyo Wibowo Elsa Triyana Widodo Ika Melinda Putri
NILAI 70 80 80 70 70 85 70 60 85 75 75 75 80 85 90 60 60 75 80
40
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Indah Tri Utami Khoirul Nur Hidayat Luga Sahidin Malik Ibnu Ababil Muhammad Bustanul Fahmi Mochamad Choirul Annam Muhammad Rossi Andika Putra Nabilla Jilannadhiya Ulhaq Umi Khofifah Hidayati Wahyu Nur Arif Shofia Khoirun Nisa Jumlah
85 75 90 65 75 70 80 80 85 70 75 2305
1. Mencari interval kelas Sebelum menyusun interval kelas terlebih dahulu mencari panjang kelas dengan rumus rentang data dibagi jumlah kelas. Mencari rentang kelas (angka terbesar dikurangi angka kecil kemudian ditambah satu). Jadi 95 – 60 + 1 = 36 Kemudian mencari jumlah kelas dengan rumus : K = 1 + ( 3,3 ). Log N K = 1 + ( 3,3 ). Log 36 K = 1 + ( 3,3 ). 1,556 K = 1 + 5,1348 K = 6,1348 (dibulatkan 6) Jadi untuk mencari interval kelas yaitu dengan rumus : I
R K
I
36 6
I6
41
TABEL II DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI BELAJAR FIQIH No. Kelas
Kelas interval
Frekuensi (f)
1
90 – 95
4
2
84 - 89
7
3
78 - 83
2
4
72 - 77
6
5
66 – 71
5
6
60 - 65
6
Jumlah
30
2. Mencari Mean (Me) Setelah diketahui jumlah nilai prestasi belajar Fiqih, maka langkah selanjutnya adalah menghitung Mean (Me), dengan rumus : 𝑀=
𝑓𝑋 𝑁 Dari hasil Prestasi belajar Fiqih (X) diperoleh nilai 2305
subyek penelitian adalah sebanyak 30, sehingga akan diperoleh mean sebesar : 𝑀= 𝑀=
𝑓𝑋 𝑁
2305 30
𝑀 = 76,83
Berdasarkan hasil tersebut di atas dan berdasarkan kriteria predikat nilai penulis gunakan : 1) Nilai 87 – 95 dalam predikat baik sekali 2) Nilai 78 – 86 dalam predikat baik 3) Nilai 69 – 77 dalam predikat cukup 4) Nilai 60 – 66 dalam predikat kurang
42
3. Analisa Data Tentang Ketrampilan Ibadah Siswa Untuk mengetahui data ketrampilan ibadah Siswa, menulis menggunakan hasil angket yang diberikan kepada siswa. Data nilai yang kami peroleh adalah sebagai berikut : TABEL III SKOR KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jawaban
Jumlah Nilai
Skor
A
B
C
D
8 6 7 5 6 8 9 5 5 8 8 9 4 7 8 4 8 7 9 3 5 8 9 6 6 7 8 5 7 8
1 3 1 3 2 1 0 3 2 1 0 1 3 1 1 4 1 1 1 4 3 1 0 2 2 1 2 2 2 1
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 2 2 1 0 1 1 1 0 0 2 1 2 0 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 2 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 1 0 0 2 1 1 0 1 0 JUMLAH
1
2
3
4
X
32 24 28 20 24 32 36 20 20 32 32 36 16 28 32 16 32 28 36 12 20 32 36 24 24 28 32 20 28 32
3 9 3 9 6 3 0 9 6 3 0 3 9 3 3 12 3 3 3 12 9 3 0 6 6 3 6 6 6 3
2 2 2 2 2 2 2 0 4 0 2 0 4 4 0 4 2 2 0 4 2 2 2 0 2 2 0 4 2 2
0 0 1 1 1 0 0 2 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 0 0
37 35 34 32 33 37 38 31 31 36 35 39 30 35 36 32 37 34 39 29 32 37 38 32 33 34 38 31 36 37 1038
43
a.
Menyusun interval kelas Sebelum menyusun interval kelas terlebih dahulu mencari panjang kelas dengan rumus rentang data dibagi jumlah kelas. Mencari rentang kelas (angka terbesar dikurangi angka kecil kemudian ditambah satu). Jadi 39 – 29 + 1 = 11 Kemudian mencari jumlah kelas dengan rumus : K = 1 + ( 3,3 ). Log N K = 1 + ( 3,3 ). Log 11 K = 1 + ( 3,3 ). 1,041 K = 1 + 3,4353 K = 4,4353 (dibulatkan 4) Jadi untuk mencari interval kelas yaitu dengan rumus : I
R K
I
11 4
I 2,75 (maka interval kelas bias 3) TABEL IV DISTRIBUSI FREKUENSI KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA No. Kelas
Kelas interval
Frekuensi (f)
1
38 – 40
5
2
35 – 37
11
3
32 – 34
9
4
29 - 31
5 30
Jumlah b.
Mencari Mean (Me) Untuk
mencari
mean
kelas
dapat
digunakan
rumus
menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian
44
dibagi dengan individu yang ada pada kelompok itu. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Me
X N
, jadi Me =
1038 34,6 (dibulatkan 35) 30
dari hasil nilai rata – rata kelas ( mean ) kelas yaitu sebesar 35 dapat ditarik kesimpulan bahwa angket yang dijawab oleh responden banyak menjawab pada pilihan A untuk lebh jelasnya lihat tabel 5 di bawah ini.
TABEL V SKOR DAN KATAGORI NILAI KETRAMPILAN IBADAH SHALAT SISWA c.
No.
Skor
Nilai
Katagori
1
38 – 40
A
Selalu
2
35 – 37
B
sering
3
32 – 34
C
Kadang-kadang
4
29 - 31
D
Tidak pernah
B. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan analisis yang dilakukan untuk membuktikan diterima atau ditolak sebuah hipotesis yang diajukan. Adapun hipotesis yang diajukan adalah adanya pengaruh Prestasi Belajar Fiqih terhadap Aktifitas Ibadah Shalat siswa kelas V MI. Futuhiyyah palebon Semarang. TABEL VI TABLE PENOLONG UNTUK MENGHITUNG PENGARUH PRESTASI BELAJAR FIQIH TERHADAP AKTIFITAS IBADAH SHALAT SISWA KELAS V MI. FUTUHIYYAH PALEBON SEMARANG NO. 1. 2. 3.
X 70 80 80
Y 37 35 34
X2 4900 6400 6400
Y2 1369 1225 1156
XY 2590 2800 2720
45
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. N: 30
70 70 85 70 60 85 75 75 75 80 85 90 60 60 75 80 85 75 90 65 75 70 80 80 85 70 75 ∑X: 2305
∑X
: 2305
∑Y
: 1038
2
X
: 179975
Y2
: 36148
XY
: 80370
N
: 30
32 33 37 38 31 31 36 35 39 30 35 36 32 37 34 39 29 32 37 38 32 33 34 38 31 36 37 ∑Y: 1038
4900 4900 7225 4900 3600 7225 5625 5625 5625 6400 7225 8100 3600 3600 5625 6400 7225 5625 8100 4225 5625 4900 6400 6400 7225 4900 5625 ∑X2 : 179975
1024 1089 1369 1444 961 961 1296 1225 1521 900 1225 1296 1024 1369 1156 1521 841 1024 1369 1444 1024 1089 1156 1444 961 1296 1369 ∑Y2 : 36148
2240 2310 3145 2660 1860 2635 2700 2625 2925 2400 2975 3240 1920 2220 2550 3120 2465 2400 3330 2470 2400 2310 2720 3040 2635 2520 2775 ∑XY : 80370
Maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai dan koefisien dengan menggunakan rumus1
1
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 4
46
Σ𝑋𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
(Σ𝑋 2 )(Σ𝑌 2 )
Rumus itu telah diketahu bahwa : Σ𝑋 2 = Σ𝑋 2 −
(Σ𝑋)2 𝑁
(Σ𝑌)2 𝑁 Σ𝑋 (Σ𝑌) = Σ𝑋𝑌 − 𝑁 Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai
Σ𝑌 2 = Σ𝑌 2 − ΣX𝑌
berikut : 1. Σ𝑋 2 = Σ𝑋 2 −
(Σ𝑋)2 𝑁
(2305)2 30 5313025 Σ𝑋 2 = 179975 − 30 Σ𝑋 2 = 179975 −
Σ𝑋 2 = 179975 − 177100,833 Σ𝑋 2 = 2874,17
2. Σ𝑌 2 = Σ𝑌 2 −
(Σ𝑌)2 𝑁
Σ𝑌 2 = 36148 −
(1038)2 30
Σ𝑌 2 = 36148 − 35914,8 Σ𝑌 2 = 233,2 3. ΣX𝑌
= Σ𝑋𝑌 −
Σ𝑋 (Σ𝑌) 𝑁
2305 (1038) 30
ΣX𝑌
= 80370 −
ΣX𝑌
= 80370 − 79753
ΣX𝑌
= 617
4. 𝑟𝑥𝑦 =
Σ𝑋𝑌 (Σ𝑋 2 )(Σ𝑌 2 )
47
617
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
2874,17 (233,2) 617 818,69
𝑟𝑥𝑦 = 0,754 5. Dari hasil korelasi di atas R Square = 0,569 adalah penguadratan dari koefisien rxy = 0,754 x 0,754. Dari uji koefisien di atas dapat diketahui bahwa rxy hitung adalah = 0,569. Kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf signifikan 1% dan 5% JK rxy> rtabel maka signifikan dan hipotesis diterima. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat table berikut :
a.
N
rxy
30
0,754
rtabel 5%
1%
0,2960
0,4093
Kesimpulan Signifikan
Analisi Regresis Linier Sederhana 𝑌 = 𝑎 + 𝑏. 𝑋 Keterangan : Y :
Variabel Terikat
X :
Prediktor
a :
Bilangan Koefisien Prediktor
b :
Bilangan Konstan.2 Untuk mengisi persamaan garis Regresi, maka harga
koefisien prediktor (harga a) dan bilangan (b) harus ditemukan terlebih dahulu, harga a dan b dapat dicari dengan menggunakan metode skor kasar dari persamaan. 𝑎=
𝑁Σ𝑋𝑌 − Σ𝑋Σ𝑌 𝑁. Σ𝑋 2 − (Σ𝑋)2
2
ibid, hlm. 6
48
𝑎=
30.80370 − 2305.1038 30.179975 − (2305)2
2411100 − 2392590 5399250 − 5313025 18510 𝑎= 86225 18510 𝑎= 86225 𝑎=
𝑎 = 0,214 JK harga a adalah 0,214, setelah diketahui harga a barulah dapat menghitung b, yaitu dengan rumus : Σ𝑌 Σ𝑋 −𝑎 𝑁 𝑁 1038 2305 𝑏= − 0,214 30 30 𝑏=
𝑏 = 34,6 − 16,44 𝑏 = 18,16 Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa harga b adalah 18,16, dengan demikian persamaan garius linier regresinya adalah : 𝑌 = 0,214 + 18,16. 𝑋
b.
Analisis Varian Garis Regresi Untuk menguji varians garis regresi, maka digunakan analisis regresi bilangan F (uji F) dengan rumus sebagai berikut : 𝐹𝑟𝑒𝑔 =
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
Keterangan Freg
: Harga F regresi
RKreg
: Rerata kuadrat garis regresi
RKres
: Rerata Kuadrat garis residu Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuata
table ringkasan analisi garis regresi :
49
Selanjutnya rumus-rumus di atas diaplikasikan ke dalam data yang ada pada table kerja yang telah diketahui persamaan garis
𝑌 = 0,214 + 18,16. 𝑋
regresinya,
dimasukkan ke dalam rumus : 1.
𝐽𝐾 𝑇 = ΣY 2 𝐽𝐾 𝑇 = 233,2
2.
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 =
(𝛴𝑋𝑌)2 𝛴𝑋 2
𝐽𝐾𝑟𝑒 𝑔 =
(617)2 2874,17
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 =
380689 2874,17
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 = 132,45
3.
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ΣY 2 −
(𝛴𝑋𝑌)2 𝛴𝑋 2
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = 233,2 − 132,45 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = 100,75 𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔
4. 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 = 𝑑𝑏 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 =
𝑟𝑒𝑔
132,45 1
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 = 132,45
dan
selanjutnya
50
𝐽𝐾
5. 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠 = 𝑑𝑏𝑟𝑒𝑠
𝑟𝑒𝑠
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 𝑁−2 100,75 = 28
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠 = 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠 = 3,598 Jadi Freg – nya adalah sebagai berikut : 𝐹𝑟𝑒𝑔 =
𝑅𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑅𝐾𝑟𝑒𝑠
𝐹𝑟𝑒𝑔 =
132,45 3,598
𝐹𝑟𝑒𝑔 = 36,812 Dari F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% db = N-2. Hipotesis diterima JK Freg>Ftabel. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam table berikut : Sumber varian
db
JK
RK
Regeresi
1
132,45
132,45
Residu
28
100,75
3,598
Total
29
233,2
136,048
Freg 36,812
Tabel 5% 1% 4,17
7,56
Kriteria Signifikan
Setelah diadakan uji hipotesis melalui analisi regresi (Freg) dan koefisien korelasi (rxy) sebagaimana di atas maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan Ftabel dan Rtabel diketahui bahwa Freg dan rxy hitung > Ftabel dan rtabel. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, baik Freg dan rxy adalah signifikan pada taraf signifikan 5% dan 1% sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Untuk mengetahui Freg dan rxy dapat dilihat dalam table berikut :
51
Uji Hipotesis
Table
Hitung
Freg
36,812 0,754
rxy
5%
1%
4,17 0,2960
7,56 0,4093
Keterangan
Hipotesis
Signifikan
Diterima
Untuk mencari nilai thitung digunakan rumus sebagai berikut : 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑟 𝑥𝑦 𝑛 −2 1−(𝑟𝑥𝑦 )2
0,754 30 − 2 1 − (0,754)2 0,754 × 5,29 1 − 0,568 3,99 0,657
𝑡𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 6,073 Setelah diadakan uji hipotesis melalui thitung sebagaimana di atas maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan ttabel diketahui bahwa
thitung > ttabel = 6,073 lebih besar dari ttabel (0,05 =
28) = 1,70113 dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. C. Pembahasan Hasil Penelitian Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa, prestasi belajar Fiqih dan Ketrampilan ibadah shalat siswa kelas V di MI. Futuhiyyah Palebon Semarang adalah “Baik” rata-rata variable prestasi belajar Fiqih adalah 76,83. Sementara itu berdasarkan hasil Uji Hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi 𝑌 = 0,214 + 18,16. 𝑋. Sedangkan untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varian untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa Fhitung = 36,812 > Ftabel = 4,17 untuk taraf signifikansi 5% sedangkan untuk taraf signifikansi
52
1% adalah 7,56. Karena Fhitung > Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Prestasi belajar Fiqih tidak mempunyai hubungan dengan Ketrampilan ibadah shalat siswa” ditolak, dan hasil hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “Prestasi belajar Fiqih mempunyai hubungan dengan Ketrampilan ibadah shalat siswa” diterima. Artinya semakin baik nilai Fiqih, maka semakin baik pula Ketrampilan ibadah shalat siswa dan sebaliknya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi baik diantaranya:
pertama
adalah kemampuan yang dimiliki siswa meliputi
kemampuan memahami isi materi pelajaran dan kemampuan meyakini arti penting isi materi pelajaran. Kemudian factor yang kedua meliputi perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Dari uraian di atas dapat dicerna bahwa prestasi belajar akan diraih baik jika menjalankan dua faktor diatas. Kemudian jika prestasi belajar Fiqih baik secara otomatis Ketrampilan ibadah shalat siswa pun baik. Karena shalat adalah merupakan rukun Islam yang kedua, merupakan tiang agama dan menjadikan salah satu tolak ukur sejauh mana seorang Muslim menjadi Muslim yang sejati. Begitu pula dalam shalat, shalat ibarat tiang, agama ibarat bangunan yang akan terlihat indah dengan perilaku umatnya yang sopan dan terpuji yang akan tetap terpelihara dengan mepelajari, memahami dan melaksanakan atau mengamalkan ajaran agama. D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka masih terdapat keterbatasan – keterbatasan. Diantara keterbatasan – keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bahwa prestasi belajar fiqih, bukanlah satu – satunya faktor yang dapat mempengaruhi Ketrampilan ibadah shalat siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. Karena masih ada
faktor – faktor yang lain yang
53
dapat mempengaruhinya, antara lain adalah faktor lingkungan, faktor bimbingan dari guru di sekolah dan lain – lain. 2. Disamping keterbatasan diatas keterbatasan waktu juga mempengaruhi penelitian. Penelitian ini hanya dilakukan selama sebulan. Hal itu karena peneliti adalah juga seorang karyawan swasta yang harus memegang tugas dan kewajiban untuk bekerja atau, sehingga waktunya terbagi antara melaksanakan tugas sebagai karyawan dan melakukan penelitian.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, untuk memperoleh gambaran bagaimana prestasi belajar fiqih siswa dan pengaruhnya terhadap Ketrampilan ibadah salat siswa di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang. Berdasarkan dari hasil analisis terhadap berbagai data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Prestasi belajar fiqih siswa di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata prestasi belajar fiqih
yang didapati yaitu 76,83, ini
mengidikasikan bahwa proses belajar mengajar dikatakan baik. 2.
Ketrampilan ibadah salat siswa MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang termasuk kategori baik, hal ini dapat dibuktikan dengan skor rata-rata Ketrampilan ibadah shalat siswa yang didapati yaitu 34,6 (dibulatkan 35) dilihat pada kategori interval nilainya antara 35 -37 yang kategorinya dikatakan sering.
3.
Ada pengaruh yang signifikan antara prestasi belajar Fiqih dengan Ketrampilan ibadah shalat siswa di MI. Futuhiyyah Palebon Semarang dengan taraf signifikansi F 0,05 (1 : 28 ) Fhitung = 36,812 > Ftabel = 4,17 untuk taraf signifikansi 5% sedangkan untuk taraf signifikansi 1% adalah 7,56. Dengan demikian Ha diterima yang artinya makin tinggi prestasi belajar fiqih siswa semakin tinggi pula Ketrampilan ibadah shalat siswa di MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data, maka penulis menyumbangkan sedikit pemikiran yang berbentuk saran-saran sebagai berikut: 54
55
1.
Kepada Guru a.
Diharapkan dapat meningkatkan dedikasi dan profesionalisme dalam rangka mencetak peserta didik yang berilmu, berakhlaqul karimah, terampil dalam melaksanakan ibadah menuju terbentuknya insan kamil.
b.
Dalam pembiasaan membaca Al Asmaul Husna setiap awal pembelajaran agar diteruskan karena berpengaruh terhadap ibadah anak pada umumnya dan shalat pada khususnya.
c.
Juga diharapkan dapat berperan sebagai orang tua di sekolah yang bisa dijadikan tempat untuk mengadu dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam belajar, sehingga kesulitan belajar dapat diatasi seoptimal mungkin.
2.
Kepada Siswa a.
Rajin-rajinlah belajar dan pandai-pandailah mengatur waktu. Disiplin adalah kunci mencapai cita-cita yang mulia.
b.
Tingkatkan amal ibadah kepada Allah yang merupakan bekal di akherat dengan ikhlas dan penuh pengabdian untuk mengharap ridho-Nya.
3.
Kepada orang tua a.
Diharap bisa menjadi suri tauladan bagi putra-putrinya dalam segala hal baik dalam bertutur kata, bertingkah laku dalam segala hal baik dalam bertutur kata, dan gemar menjalankan Ketrampilan ibadah, khususnya ibadah salat.
b.
Diharap membimbing putra-putri dan memberi pengetahuan tentang agama sehingga menjadi putra-putri yang shaleh-shalehah yang menjadi harapan bagi bangsa dan agama.
C. Penutup Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufiq dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
56
Namun dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan dan bahkan masih jauh dari kesempurnaan. Hal tersebut disebabkan karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Dan akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang, CV. Adi Grafika Semarang, 1994 Abdul Aziz Muhammad Azam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, Cet.1, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009 Al Ru‟ain, Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Abdurrahman, Mawahib Al Jalil Li syarkh Mukhtasar Al Khalil, (tt.p, Daar „Alim Al kutub, Maktab Al Samela, 2003), Juz 2, Al Nisaburi, Muhammad Bin Abdillah Abu Abdillah Al Hakim, Al Mustadrak Ala Al Shahihain, (Baerut: Daar Al Kutub Al Alamiah, Maktabah Al Samela, 1990 ), juz 1 Ali, Lukman, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1994 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1993 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 12, Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Buchori, Tehnik-tehnik Evaluasi dalam Pendidikan, Jemmars, Bandung, 1983 Choliq, Nur “Pengaruh Pemahaman Shalat Terhadap Pengamalan Ibadah Shalat Siswa MI Al-Wathoniyyah Pedurungan Semarang, tahun 2006”Skripsi Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2006. Darajat, Zakiah, dkk., “Metodik Teknis Pengajaran Agama Islam”, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2001 Depag, Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyyah, Semarang: 2004 Departemen Agama, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar di Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Balai Pustaka, 1995 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 4, Jakarta: Balai Pustaka, 1995 Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta : Andi Offset, 2000 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta : Andi Offset, 2000 Karim, A. Syaf‟I, Fikih/Ushul Fikih, Bandung: Pustaka Setia, 1997 Muchtar, Heri Jauhari, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 Mufarichah , Eni, “Hubungan Antara Penguasaan Materi Pelajaran Ibadah Shalat dengan Pengamalan Shalat Siswa di SLTP 2 Kaliwungu Kudus
Tahun 2004/2005”, Skripsi Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2005 Muhammad, M. Sayyid bin Alwi, Mengungkap Rahasia Ibadah, Depok: Iqro‟ Kurni Gemilang, 2005 Muhibbin, Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Grafindo Persada, 2003 Nafsin, Abdul Karim, Menggugat Orang Shalat antara Konsep dan Realita, Cet. 2, Surabaya: CV. Al-Hikmah, 2005 Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian Sosial, Semarang : Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 1990 Nata, Abudin, “Metodologi Studi Islam”, Cet. 9, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2003 Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1892 Saleh al-Fauzan, FIqih Sehari-hari, Cet.1, Jakarta: Gema Insani Press, 2005 Saltut, Syekh Mahmud, Aqidah dan Syariah Islam,Terjemahan Fahruddin Toha dan Nasirudin Toha, Jakarta: Bumi Aksara, 1990 Shiddieqy, M. Habsy Ash, Kuliah Ibadah, Cet. 1, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000 Sholeh, Abdullah Abdurrahman, Teori-Teori Pendidikan Islam Berdasarkan AlQur’an, Jakarta: PT. Maha Satya, 2005 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001 Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Agensindo, 1998 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta , 2009 Sukardi, M., Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara, 2008 Sukmadinata,Nana Syaudih, Pengembangan Kurikulum, Cet. 6, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004 Suryabrata, Sumadi, “Psikologi Pendidikan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998 Syaodih, Nana, Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,Cetakan III, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 Syarifuddin, Amir, Garis-Garis Besar Fihq, Cet.1, Bogor: Prenada Media, 2003
Trinegoro, Sutartinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bina Aksara, 1984 Tu‟u,
Tulus, “Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa”, Jakarta: Grasindo, 2004
Arkanuddin, Mutoha, http://rukyatulhilal/artikel/susiknan-awal-waktu-shalat perspektif syari-dan-sains.html, diakses 22/03/2011 Faridhal Attros Al Khindy Asy'ari, Ibadah Shalat, http://www.book. com/topic.php?uid=116768876128&topic=8727,diakses 22/03/2011 http://Sunartombs.Wordpress.Com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ pengertianprestasi belajar, diakses 22/03/2011 http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html 18/06/2011
diakses
Mulyono, Anton M., http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitasbelajar/, diakses 23/03/2011 Purwodarminto, “Pengertian Prestasi Belajar”, http://belajarpsikologi.com /pengertian-prestasi-belajar, 23/03/2011 Sobarna, Akhmad, http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/04/meningkatkangaya- hidup-aktif-para.html diakses 23/03/2011 Sriyono, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, 18/06/2011
diakses