PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Disusun Oleh: YULI HARTANTI 043711363
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
ABSTRAK Yuli Hartanti (NIM. 043711363). Pengaruh Mindset Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Kimia IAIN Walisongo, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh mindset (X) terhadap hasil belajar kimia siswa (Y) kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 36 responden, menggunakan teknik proporsional random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan instrumen tes pada materi pokok Termokimia untuk menjaring data hasil belajar kimia siswa untuk menjaring data Y. Instrumen kuesioner maupun instrument tes sebelum digunakan untuk mendapatkan data yang obyektif, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengajuan hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi satu prediktor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang, ditunjukan oleh koefisien korelasi rxy = 0,807 pada taraf signifikan α = 0,01 dan koefisien determinasi r2 = 0,651. Hal ini menunjukkan bahwa 65,1% variasi skor hasil belajar kimia siswa ditentukan oleh intensitas mindset melalui fungsi tafsiran Yˆ = 0,729X + 15,974. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para sivitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti pendidikan dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Tanda Tangan
Atik Rahmawati, M.Si Pembimbing I
______________
________________
Drs. Jasuri, M.Si Pembimbing II
______________
________________
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Tanda Tangan
H. Abdul Wahid, M.Ag. Ketua
______________
________________
Atik Rahmawati, M.Si Sekretaris
______________
________________
Lianah, M.Pd. Anggota
______________
________________
Wenty Dwi Y., M.Kom Anggota
______________
________________
iv
MOTTO
☺ ☺ ☺ (46 :ﺞ ّ )اﻟﺤ “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al-Hajj [22]: 46)•
•
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerit Diponegoro, 2008), Cet. X, hlm. 337
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada: Kedua orang tua tercinta Ayahanda Karino dan Ibunda Surami yang telah memberikan doa dan kasih sayang yang tiada terhingga. Adik-adikku tersayang Yuni, Nurul, Agus, Didik. Motivatorku dan penyemangatku Arif Haryanto
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 15 Desember 2009 Deklarator,
Yuli Hartanti NIM. 043711363
vii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Skripsi ini selesai berkat bimbingan dari Ibu Ratih Rizqi Nirwana, S.Si. M.Pd. dan Bapak Drs. Jasuri, M.Si. begitu banyak waktu, tenaga, dan pikiran yang dikorbankan untuk membimbing saya dengan sabar dan tulus serta ikhlas. Rasanya tiada kata yang dapat saya ucapkan kepada Beliau, kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya, teriring doa jazakumullah ahsanal jaza’, jaza’an katsiira. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan yang bersifat moral maupun spiritual, secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada: 1. Prof. DR. Ibnu Hadjar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ratih Rizqi Nirwana, S.Si., M.Pd. dan Drs. Jasuri, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi. 3. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 4. Drs. Syaefudin, M.Pd. Selaku kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. 5. Ibu Sri Hidayati, S.Pd., selaku guru bidang studi kimia Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. 6. Seluruh guru dan karyawan Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. 7. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas doa, kasih sayang dan kesabarannya. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
viii
Semoga Allah SWT membalas segala budi baik mereka dengan pahala yang lebih besar dari yang telah mereka berikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, 15 Desember 2009 Penulis,
Yuli Hartanti
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
ABSTRAK .......................................................................................................
ii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vi
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ................................................................
3
D. Perumusan Masalah .................................................................
4
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
4
F. Manfaat Penelitian ...................................................................
4
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori .........................................................................
5
1. Mindset ...............................................................................
5
a. Pengertian Mindset .......................................................
5
b. Jenis-jenis Mindset .......................................................
6
2. Hasil Belajar .......................................................................
7
a. Pengertian Belajar ........................................................
7
b. Pengertian Hasil Belajar...............................................
10
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........
12
x
BAB III
BAB IV
3. Materi Kimia Kelas XI IPA Semester Gasal......................
15
B. Kajian Penelitian yang Relevan ...............................................
19
C. Pengajuan Hipotesis .................................................................
21
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian .....................................................................
22
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................
22
C. Variabel Penelitian ...................................................................
22
D. Metode Penelitian ....................................................................
23
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...............
23
F. Metode Pengumpulan Data ......................................................
24
G. Alat Pengumpulan Data ...........................................................
26
H. Teknik Analisis Data ................................................................
33
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...............................................
38
1. Data Tentang Mindset ........................................................
38
2. Data Tentang Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA
BAB V
Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang ................................
42
B. Analisis Uji Hipotesis ..............................................................
46
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
52
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................
55
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................
57
B. Saran-saran ...............................................................................
57
C. Penutup.....................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rumus analisis regresi satu prediktor ..............................................
37
Tabel 4.1 Data tentang mindset ........................................................................
38
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi mindset.............................................................
40
Tabel 4.3 Interval nilai dan kualifikasi mindset ...............................................
41
Tabel 4.4 Data tentang hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang ...............................................................
42
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar kimia siswa..................................
44
Tabel 4.6 Interval nilai dan kualifikasi hasil belajar kimia siswa ....................
45
Tabel 4.7 Tabel kerja koefisien korelasi antara variabel mindset dengan variabel hasil belajar kimia siswa ....................................................
46
Tabel 4.8 Uji signifikansi korelasi rxy dengan rtabel .........................................
49
Tabel 4.9 Rumus analisis regresi satu prediktor ..............................................
50
Tabel 4.10 Uji signifikansi Freg dengan Ftabel ...............................................
52
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mindset dapat meningkatkan prestasi ........................................
20
Gambar 2.2 Perubahan hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum, selama, dan setelah intervensi .................
20
Gambar 4.1 Histogram mindset siswa............................................................
40
Gambar 4.2 Histogram hasil belajar kimia siswa ..........................................
44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi angket mindset Lampiran 2. Angket mindset uji coba Lampiran 3. Hasil analisis angket mindset uji coba Lampiran 4. Perhitungan validitas butir angket Lampiran 5. Perhitungan reliabilitas angket Lampiran 6. Angket mindset penelitian Lampiran 7. Data tentang mindset siswa Lampiran 8. Daftar nama responden uji coba angket Lampiran 9. Daftar nama responden
s
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting karena guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman teoritis tetapi juga harus memiliki kemampuan praktik. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh pengajar, peserta didik, dan kegiatan pembelajaran. Ketiga faktor tersebut memiliki peran yang penting. Pengajar sebagai subyek pembelajaran memiliki tugas dan tanggung jawab atas inisiatif dan pengarah pembelajaran. Peserta didik sebagai obyek, dituntut kesediaan dan kesiapannya untuk terlibat langsung secara aktif. Pembelajaran akan berlangsung dinamis jika terjadi keterpaduan harmonis dan bersifat komplementer antara aktifitas pengajar dan peserta didik. Dalam pembelajaran IPA, khususnya kimia banyak siswa menganggap pelajaran yang sulit dan mereka meyakini tidak ada bakat terhadap pelajaran kimia. Akibat dari mindset tersebut motivasi belajar mereka dalam pelajaran kimia kurang dan nilai mereka cenderung rendah. Oleh karena itu, dalam perbaikan proses pembelajaran, selain penguasaan materi, juga perlu dilakukan proses perubahan mindset siswa sehingga siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya serta mampu menggunakannya terutama untuk memecahkan persoalan-persoalan nyata beraneka ragam.1 Banyak orang percaya bahwa kecerdasan bersifat tetap dan merupakan bawaan dari lahir. Namun, penelitian-penelitian di bidang neurosains menyatakan bahwa kapasitas otak dapat dikembangkan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Carol S. Dweck seorang profesor psikologi dari Stanford University. Menurut Dweck, ada dua jenis mindset, yaitu mindset tetap (fixed 1
Carlina D. Sumantri, “Metode Peer Learning Assistans Untuk Mata Kuliah Azas Teknik Kimia I”, Semarang: Proceding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia, 2006, hlm. 51.
1
2
mindset) dan mindset berkembang (growth mindset). Orang dengan mindset tetap (fixed mindset) selalu mempercayai bahwa kecerdasan adalah bawaan dari lahir dan bersifat menurun. Sedangkan orang dengan mindset berkembang (growth mindset) mempercayai bahwa kecerdasan dapat dikembangkan dan berubah melalui perlakuan dan pengalaman.2 Mindset merupakan sebuah kepercayaan sederhana memiliki kekuatan yang dapat mengubah psikologi (pikiran, kesadaran, perasaan, sikap, dan lainlain).3 Dweck telah meneliti pengaruh mindset terhadap usaha, prestasi, dalam hubungan, pendidikan, olahraga, dan bisnis. Dweck juga telah melakukan penelitian terhadap siswa-siswi SMP di New York tentang bagaimana mindset tersebut mempengaruhi pembelajaran matematika dalam jangka waktu yang lama.4 Siswa-siswa
dengan
mindset
berkembang
(growth
mindset)
menganggap bahwa kimia bukanlah pelajaran yang sulit. Jika diberi soal kimia yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi (high order thinking), mereka menganggap itu merupakan tantangan yang harus dihadapi dan mereka akan berusaha untuk mencari solusinya. Sebaliknya, siswa-siswa dengan mindset tetap (fixed mindset) menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang sulit, dan jika diberi soal kimia yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi mereka akan menyerah dan tidak berusaha. Dengan mempunyai mindset berkembang siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh meningkat. Mereka juga akan menghadapi tantangan yang diberikan dan akan berusaha untuk mencari solusinya. Inovasi pembelajaran kimia untuk menanamkan mindset berkembang, penelitian dan pengembangan pendekatan pembelajaran untuk menanamkan mindset berkembang (growth mindset) perlu dilakukan. Akan tetapi dalam 2
C. S. Dweck, Mindset: The New Psychology of Success, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006), hlm. 35. 3 Ibid, hlm. 19 4 L. Trei, “New Study Yields Instructive Result on How Mindset Affects Learning”, http://news-service.stanford.edu/news/2007/february7/dweck-020707.html, diakses: 11 September 2008
3
rangka mengembangkan pendekatan pembelajaran kimia berbasis growth mindset perlu diketahui dahulu secara kuantitatif bagaimana pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti mengangkat judul “PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah mindset. Mindset inilah yang menentukan bagaimana sebuah potensi, kecerdasan, tantangan, dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras dan usaha sehingga tujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Siswa dengan mindset berkembang selalu memandang bahwa bakat, kecerdasan, dan kualitas adalah sesuatu yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Sebaliknya, siswa dengan mindset tetap selalu memandang bahwa bakat, kecerdasan, dan kualitas adalah given (sudah ditetapkan). Dari pernyataan itu maka timbul suatu pertanyaan apakah mindset berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. C. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas interpretasi judul skripsi, berikut ini beberapa istilah-istilah yang diperlukan. Adapun istilah-istilah tersebut adalah: 1. Mindset Mindset adalah kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang
4
menentukan perilaku dan pandangan, sikap, dan masa depan seseorang.5 Dalam penelitian ini hanya dibatasi mindset siswa pada kecerdasan (IQ). 2. Hasil Belajar Kimia Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.6 Hasil belajar yang dimaksud disini adalah hasil belajar ranah kognitif bidang studi kimia pada nilai ulangan umum bersama semester gasal. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu: “Adakah pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang?”.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. F. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini bisa diketahui pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia secara kuantitatif. Hal tersebut dapat dijadikan pijakan pengembangan pendekatan pembelajaran kimia berbasis growth mindset dan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam mengembangkan penelitianpenelitian yang berhubungan dengan pengaruh mindset siswa terhadap hasil belajar.
5
Adi W. Gunawan, The Secret of Mindset, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),
hlm. 14. 6
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet. 2, hlm. 37.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori 1. Mindset a. Pengertian mindset Mindset terdiri atas dua kata: mind dan set. “Mind” berarti seat of thought and memory; the center of consciousness that generates thoughts, feelings, ideas, and perceptions, and stores knowledge and memories (sumber pikiran dan memori; pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide, dan persepsi, dan menyimpan pengetahuan dan memori). “Set” berarti a preference for or increased ability
in
a
particular
activity
(mendahulukan
peningkatan
kemampuan dalam suatu kegiatan). Dengan demikian mindset adalah beliefs that affect somebody’s attitude; a set of beliefs orang a way of thinking
that
determine
somebody’s
behavior
and
outlook
(kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap, dan masa depan seseorang).1 Menurut Sigit B. Darmawan, mindset adalah inti dari self learning atau pembelajaran diri. Inilah yang menentukan bagaimana memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, dan usaha untuk tercapainya tujuan.2 Dengan demikian, untuk mengubah mindset, langkah pertama yang diperlukan adalah mengubah belief atau sekumpulan belief dahulu. Piaget, bapak psikologi perkembangan kognisi, menjelang akhir hayatnya menyadari bahwa hanya berfokus pada kemampuan 1
hlm. 14.
Adi W. Gunawan, The Secret of Mindset, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007)
2
Sigit B. Darmawan, “Mindset: Inti Pembelajaran Diri”, http://esbedewordpress.com/2009/07/29/pertumbuhan-diri/, diakses: tgl 10 Desember 2008
5
6
berpikir logis saja tidak cukup. Piaget sampai pada suatu kesimpulan bahwa sistem kepercayaan (belief system) memainkan peranan yang sama penting atau bahkan bisa lebih penting daripada kemampuan berpikir logis membentuk mindset seseorang.3 b. Jenis-jenis mindset Menurut Dweck didalam buku terbarunya, Mindset: The New Psycology of Success, yang telah diterjemahkan pula dalam bahasa Indonesia, di dunia ini terdapat dua macam mindset: 1) Growth mindset (mindset berkembang) Mindset berkembang (growth mindset) ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kualitas-kualitas dasar seseorang adalah halhal yang dapat diolah melalui upaya-upaya tertentu. Meskipun manusia mungkin berbeda dalam segala hal, dalam bakat dan kemampuan awal, minat, atau temperamen setiap orang dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan pengalaman. Ciriciri dari orang dengan mindset berkembang (growth mindset) adalah sebagai berikut: a) memiliki keyakinan bahwa intelegensi, bakat, dan sifat bukan merupakan fungsi hereditas/keturunan b) menerima tantangan dan bersungguh-sungguh menjalankannya c) tetap berpandangan ke depan dari kegagalan d) berpandangan positif terhadap usaha e) belajar dari kritik f) menemukan
pelajaran
dan
mendapatkan
inspirasi
dari
kesuksesan orang lain 2) Fixed mindset (mindset tetap) Mindset
tetap
(Fixed
mindset)
ini
didasarkan
pada
kepercayaan bahwa kualitas-kualitas seseorang sudah ditetapkan. Jika seseorang memiliki sejumlah inteligensi tertentu, kepribadian
3
Adi W. Gunawan, Loc. cit.
7
tertentu, dan karakter moral tertentu.4 Ciri-ciri dari orang dengan mindset tetap (fixed mindset) adalah sebagai berikut: a) memiliki keyakinan bahwa inteligensi, bakat, sifat adalah sebagai fungsi hereditas/keturunan b) menghindari adanya tantangan c) mudah menyerah d) menganggap usaha tidak ada gunanya e) mengabaikan kritik f) merasa terancam dengan kesuksesan orang lain Berdasarkan ciri – ciri dari growth mindset dan fixed mindset tersebut diatas, maka keduanya dapat dibedakan melalui: a) keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat b) pengambilan resiko terhadap tantangan c) pensikapan terhadap halangan dan rintangan d) usaha yang dilakukan e) penerimaan terhadap kritik dan saran f) kemauan menemukan pelajaran dan inspirasi dari pengalaman orang lain. 2. Hasil belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.5 Menurut teori Gestalt, belajar adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal4
C. S. Dweck, Mindset: The New Psychology of Success, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006), hlm. 20-21. 5 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2.
8
hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (wawasan).6 Sedangkan menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut merupakan kapabilitas siswa. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.7 Menurut Hebb, ada dua jenis belajar. Pertama yaitu berkaitan dengan pembentukan kumpulan sel dan sekuensi fase secara gradual selama masa bayi dan kanak-kanak. Proses belajar awal ini representasi
neurologis
atas
objek
dan
lingkungan.
Ketika
perkembangan neural ini terjadi, anak dapat memikirkan suatu objek atau kejadian, atau sederetan objek dan kejadian, yang tidak hadir secara fisik didepannya. Dalam satu pengertian, salinan dari objek lingkungan ini ada dalam sistem saraf anak. Selama proses belajar awal ini anak harus berada dalam lingkungan yang kaya, yang berisi berbagai macam pemandangan, suara, tekstur, bentuk, objek, dan sebagainya. Semakin kompleks suatu lingkungan, semakin banyak yang direpresentasikan di level neural, semakin besar kemampuan anak untuk belajar. Kedua adalah jenis belajar yang lebih mendalam dan berwawasan yang menjadi ciri kehidupan orang dewasa. Belajar orang dewasa melibatkan penataan ulang atas kumpulan sel dan sekuensi fase. Oleh karena itu, proses belajar ditingkat selanjutnya lebih perseptual, cepat, dan berwawasan. 8
6
Ibid, hlm. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 10-11. 8 Hergenhahn dan Olson, Theories of Learning, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 433. 7
9
Karya teoretis Hebb telah banyak memicu riset dalam bidang neurosains dan riset komputer di bidang jaringan neural. Banyak ilmuwan dahulu percaya bahwa hanya otak muda sajalah yang bersifat plastis. Mereka dulu percaya bahwa koneksi antar-sel syaraf terbentuk hanya pada beberapa tahun pertama dari masa kanak-kanak, lalu koneksi tersebut menetap dan sangat sulit untuk diubah. Dengan kata lain, semakin tua usia seseorang, maka jaringan otak seseorang tidak akan bisa berubah alias kaku. Tetapi, penelitian-penelitian terbaru telah membuka fakta-fakta bahwa otak tidak pernah berhenti berubah dan menyesuaikan diri seumur hidup. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas tersebut dapat menolong dalam pemrosesan bahasa walaupun otak tersebut sedang mengalami hambatan-hambatan. Lebih jauh lagi, beberapa riset menyarankan bahwa latihan otak secara khusus dapat memeperbesar kapasitas otak dan membantu seseorang untuk menangani beberapa masalah bahasa dan bacaan. Plastisitas otak yang dimaksud adalah bahwa otak adalah fleksibel, bereaksi terhadap halangan, beradaptasi dan mencocokkan diri.9 Teori mindset dari Dweck banyak diilhami oleh banyaknya penemuan-penemuan baru dalam riset otak terutama dalam hal brain plasticity. Selanjutnya, berikut ini adalah firman-firman Allah baik yang secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan. 1) Allah berfirman dalam al-Qur’an, surat az-Zumar: 9
….. ☺ ⌧
☺
Katakanlah: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya, hanya orangorang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran.
9
Ibid, hlm. 435.
10
2) Allah berfirman dalam al-Qur’an, surat al-Isra’: 36
☺ ⌧ ⌧ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Perintah belajar diatas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif (tahapan-tahapan yang bersifat akaliah). Dalam hal ini, sistem memori yang terdiri atas memori sensori, memori jangka pendek, memori jangka panjang berperan sangat aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan dan keterampilan.10 b. Pengertian Hasil Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagi anak didik. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.11 Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa menguasai materi belajar. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajar apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa memahami pembelajaran. 10
76-77.
11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet. 3, hlm.
Mulyono Abdurrahman, loc.cit.
11
Menurut Bloom, perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dalam kawasan kognitif. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar yang terdiri dari:12 1) Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar. Dengan pengetahuan individu dapat mengenal dan mengingat kembali suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. 2) Pemahaman (comprehension) Pemahaman atau dapat juga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru. 3) Penerapan (application) Penerapan
yang
dimaksud
adalah
menggunakan
pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Penguraian (analysis) Penguraian merupakan menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. 12 Akhmad Sudrajat, “Taksonomi Perilaku Individu”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomi-perilaku-individu/, diakses: tgl 14 Desember 2008.
12
5) Memadukan (synthesis) Memadukan merupakan menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. 6) Penilaian (evaluation) Penilaian merupakan mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat-tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha siswa, melalui aktivitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan di sekolah tertentu dalam waktu yang telah ditentukan pula, dan hasil belajar dibuktikan dengan angka nilai. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Faktor internal siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu: a) Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.13
13
Muhibbin Syah, op. cit, hlm. 131.
13
b) Aspek psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi
kuantitas
dan
kualitas
perolehan
pembelajaran siswa. Namun, menurut Muhibbin diantara faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut: Pertama, tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, pada umumnya inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat sehingga tak dapat diragukan lagi bahwa inteligensi (IQ) sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini berarti semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Kedua, sikap siswa, sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa. Ketiga, bakat siswa, secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Keempat, minat siswa (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
14
Kelima, motivasi siswa, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.14 Dari faktor-faktor aspek psikologis diatas Muhibbin mengatakan
bahwa
kecerdasan/intelligensi
siswa
sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa, sedangkan bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan penelitian-penelitian neurofisiologis dan penelitian-penelitian
psikologi
oleh
tim
Carol
S.
Dweck
kecerdasan/intelligence dan bakat tidaklah bersifat tetap atau menurun, tetapi dapat ditumbuhkan dan dikembangkan. Dengan mengajarkan mindset berkembang (growth mindset), kapasitas kecerdasan dan bakat seseorang dapat ditingkatkan. 2) Faktor eksternal siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas tiga macam, yaitu:15 a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga
menjadi pendidik,
ia
memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa.16 Tiap siswa berada dalam lingkungan sosial siswa di sekolah. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa terterima, maka ia dengan mudah
14
Ibid, hlm, 132-137 Ibid, hlm. 138. 16 Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm. 248. 15
15
menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan.17 b) Lingkungan non-sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah prasarana dan sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain. Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik.18 c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.19 Dari faktor-faktor eksternal diatas dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Lingkungan yang penuh dengan kompetisi, sehat, dan kondusif membuat pembelajaran yang nyaman sehingga siswa akan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan. 3. Materi Kimia Kelas XI IPA Semester Gasal Dalam pembelajaran IPA, khususnya kimia banyak siswa menganggap pelajaran yang sulit dan mereka menganggap tidak ada bakat terhadap pelajaran kimia sehingga motivasi belajar mereka dalam pelajaran kimia kurang dan nilai mereka cenderung rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satu caranya yaitu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran selain penguasaan materi juga perlu dilakukan proses perubahan mindset pada siswa, sehingga siswa memiliki kemampuan 17
Ibid., hlm. 252. Ibid, hlm. 249. 19 Muhibbin Syah, op.cit, hlm. 130. 18
16
untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya serta mampu menggunakannya. Materi pokok dalam pembelajaran kimia kelas XI IPA semester gasal meliputi Struktur Atom dan Sistem Periodik, Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul, Termokimia, Laju Reaksi, Kesetimbangan Kimia. a. Struktur Atom Dan Sistem Periodik 1) Teori atom Bohr gagal menjelaskan model atom selain atom hidrogen dan gejala atom dalam medan magnet. Kelemahan Teori atom Bohr disempurnakan dalam Teori Atom Modern yang dikenal sebagai Teori Atom Mekanika Kuantum. Prinsip dasar teori ini, yaitu gerakan elektron mengelilingi inti bersifat seperti gelombang. 2) Kaidah elektron disusun menurut aturan Aufbau, kaidah Hund, dan Asas Larangan Pauli. a) Aturan Aufbau, menurut aturan ini yaitu elektron secara bertahap menempati orbital dimulai dari yang berenergi paling rendah. Setelah orbital berenergi rendah terisi penuh, elektron menempeti orbital yang energinya satu tingkat lebih tinggi, dan seterusnya sampai semua elektron dalam atom menempati orbitalnya. b) Kaidah Hund, menurut aturan ini yaitu elektron-elektron pada orbital yang memiliki tingkat energi yang sama akan mengisi terlebih dahulu kotak-kotak yang kosong dengan arah spin tertentu. Kemudian, orbital diisi dengan elektron berikutnya dengan arah spin yang berlawanan. c) Asas Larangan Pauli, menurut aturan ini, dalam suatu sistem, baik atom atau molekul, tidak terdapat dua elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa setiap orbital maksimum hanya dapat ditempati oleh dua elektron.
17
3) Sistem periodik dikelompokkan menjadi dua, yaitu Golongan Utama yang menempati blok s dan p serta Golongan Transisi yang menempati blok d dan f. a) Blok s, unsur-unsur blok s dibagi menjadi dua golongan, yaitu; golongan IA dan golongan IIA. b) Blok p, unsur-unsur blok p dibagi menjadi enam golongan, yaitu: golongan IIIA, golongan IVA, golongan VA, golongan VIA, golongan VIIA, golongan VIIIA. c) Blok d, unsur-unsur blok d dibagi menjadi delapan golongan, yaitu: golongan IB, golongan IIB, golongan IIIB, golongan IVB, golongan VB, golongan VIB, golongan VIIB, golongan VIIIB. d) Blok f, unsur-unsur blok f disebut juga golongan transisi dalam. Unsur-unsur blok ini dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan lantanida dan golongan aktinida. 4) Letak unsur dalam tabel periodik dapat diketahui dengan menggunakan konfigurasi elektron valensi unsur tersebut. b. Bentuk Molekul Dan Gaya Antarmolekul 1) Pembentukan ikatan hidrogen dan gaya tarik antardipol dapat terjadi karena gaya elektrostatik antarmolekul. 2) Ikatan van der Waals ada tiga bentuk, yaitu ikatan antarmolekul yang memiliki dipol, ikatan antara molekul yang memiliki dipol dan molekul yang tidak memiliki dipol, serta iketan antarmolekul yang tidak memiliki dipol (Gaya Dispersi London). Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didihnya akan semakin tinggi. 3) Hibridisasi
adalah
penggabungan
penyetaraan
antarorbital
senyawa
tingkat kovalen
energi
melalui
atau
kovalen
koordinasi. Bentuk molekul suatu senyawa dipengaruhi oleh bentuk orbital hibridanya. Hal ini terjadi akibat adanya komposisi PEI (Pasangan elektron terikat) dan PEB (Pasangan elektron bebas).
18
c. Termokimia 1) Termokimia
adalah
cabang
ilmu
kimia
yang
menangani
pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.20 2) Hukum kekekalan energi berbunyi, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. 3) Reaksi termokimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi eksoterm (melepaskan panas) dan reaksi endoterm (menyerap panas). Dalam membahas perubahan energi selama reaksi kimia, ahli kimia lebih nyaman untuk membayangkan bahwa tiap zat mempunyai suatu isi kalor tertentu atau entalpi (H). Perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia disebut perubahan kimia. ∆H = ∑H produk - ∑H pereaksi Bila entalpi pereaksi lebih besar dari pada entalpi produk, reaksi itu adalah eksoterm. Sebaliknya, jika entalpi produk lebih besar dari pada pereaksi, maka reaksi itu endoterm. Contoh reaksi eksoterm: C(s) + O2(g) Contoh reaksi endoterm: N2(g) + 2O2(g)
CO2(g) ∆H = -393,52 KJ 2NO2(g) ∆H = +66,4 KJ
4) Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan dengan; 1) eksperimen, 2) Hukum Hess, 3) data entalpi pembentukan dan data energi ikatan. d. Laju Reaksi 1) Laju Reaksi adalah penambahan konsentrasi produk persatuan waktu atau pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu. Untuk persamaan reaksi: pA + qB
rC + sD
vA : vB : vC : vD = p : r : s Berlaku persamaan laju reaksi: 20
hlm. 473.
Charles W. Keenan, dkk., Kimia Untuk Universitas, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1986),
19
v
= k[A]x[B]y
x, y
= orde reaksi
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu konsentrasi, luas permukaan, suhu, sifat zat, dan katalis. 3) Katalis mempengaruhi laju reasi dengan menurunkan energi aktivitas. Jenis-jenis katalis, yaitu katalis homogen, heterogen, dan biokatalis. 4) Aplikasi laju reaksi digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri seperti industri amonia, asam sitrat, roti, serta industri perminyakan. e. Kesetimbangan Kimia 1) Ada dua jenis kesetimbangan reaksi, yaitu kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis. 2) Secara mikro, kesetimbangan dinamis berlangsung secara terusmenerus, tetapi secara makro reaksi dianggap telah berhenti. 3) Pergeseran kesetimbangan (Asas Le Chatelier) disebabkan oleh perubahan konsentrasi, volume, tekanan, dan suhu. Asas Le Chatelier berbunyi, jika terhadap suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan
mengalami
perubahan
(pergeseran)
yang
cenderung
mengurangi pengaruh aksi tersebut. 4) Konsep kesetimbangan banyak diaplikasikan dalam kegiatan industri, seperti industri pupuk dan asam sulfat. 5) Kesetimbangan dapat terjadi pada reaksi homogen (satu fase) maupun reaksi heterogen (lebih dari satu fase).
B. Kajian Penelitian Yang Relevan 1. Penelitian Nurihsan J. yang berjudul Program Bimbingan Berbasis Neurolinguistik Programming Untuk Mereduksi Distres Pada Peserta Didik Di Jenjang Pendidikan SD Sampai PT. Dari penelitian tersebut dapat digarisbawahi bahwa sebanyak 65,43% siswa SMA atau yang
20
sederajat mengalami distres pada taraf sedang sampai sangat tinggi. Gejala tersebut merupakan yang paling tinggi diantara jenjang pendidikan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab distres adalah faktor internal siswa yang berupa pikiran (mindset).21 2. Penelitian oleh Blackwell, L., Trzenlewski, K., dan Dweck, C.S. (2007) pada siswa-siswi yang sedang mengalami perubahan dari sekolah dasar ke sekolah lanjutan pertama (kelas 7): Implicit Theories of Intelligence Predict Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and Intervention, yang dimuat dalam Child Development, 78. 246263. Pada tahap awal dari penelitian, mereka menemukan bahwa siswasiswa yang memiliki mindset berkembang juga memiliki perilaku yang positif, diantaranya mempercayai bahwa kemampuan mereka dapat ditingkatkan, menghargai proses belajar adalah tujuan mereka meskipun membutuhkan kerja keras dan mengalami kesalahan-kesalahan pada awalnya. Mereka juga mempercayai usaha diri sendiri, dan jika mengalami kesulitan, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu dan lebih bekerja keras untuk menguasainya. Siswa-siswa dengan mindset berkembang (growth mindset) mempunyai tujuan/sasaran belajar yang jelas dan mereka percaya dengan usaha yang positif tujuan mereka akan tercapai dan prestasi mereka akan meningkat. Untuk lebih mendapatkan gambaran lebih jelas tentang pengaruh mindset, dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
21 Nurihsan, Program Bimbingan Berbasis Neurolinguistik Programming Untuk Mereduksi Distres Pada Peserta Didik Di Jenjang Pendidikan SD Sampai PT, (Semarang: 2007), t.d.
21
Gambar 2.1 Mindset dapat meningkatkan prestasi 22 Siswa-siswa yang diajarkan dengan mindset berkembang (growth mindset) menunjukkan peningkatan terus menerus. Pada penelitian Dweck nilai yang diukur adalah matematika. Sebaliknya terjadi pada siswa-siswa dengan mindset tetap (fixed mindset) nilai matematikanya mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Perubahan hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum, selama dan setelah intervensi.23 3. Penelitian oleh tim neurosains J. A. Mangel, Why Do Beliefs About Intelligence Influence Learning Succes? A Sosial Cognitive Neuroscience Model. Penelitian ini menyatakan bahwa keyakinan dan mindset siswa tentang kecerdasan dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap 22 Blackwell, L., Trzenlewski, K., dan Dweck, www.brainology.us/introduction, diakses: tgl 11 September 2008 23 Ibid.
C.S.,
“Brainology”,
22
kesuksesan belajar. Siswa-siswa yang mempercayai kecerdasan adalah tetap dan merupakan bawaan lahir mereka akan melepaskan tantangan walaupun ada kesempatan untuk belajar. Sebaliknya, siswa-siswa yang percaya bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan mereka akan menekankan pada tujuan belajar dan akan berusaha kembali untuk lebih baik dari kegagalan. 24 Dari penelitian-penelitian yang dilakukan tersebut, sekilas memang ada kesamaan dengan penelitian yang peneliti kaji. Namun, dalam skripsi ini peneliti menekankan pada pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.
C. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.25 Maka dalam penelitian ini akan diadakan suatu pembuktian empiris melalui analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.
24
Mangel, J.A., Butterfield, R., Lamb J., Good, C., dan Dweck, C. S., “Why Do Beliefs About Intelligence Influence Learning Success? A social Cognitive Neuroscience Model”, SCAN, vol 1, p. 75-86. 25 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 67.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.
B. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini di mulai dari tanggal 13 Agustus-11 September 2009 yang bertempat di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang yang beralamat di Jl. Brigjend S. Sudiarto Pedurungan Kidul, Kec. Pedurungan, Semarang.
C. Variabel Penelitian Secara definitif, variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu treatment, terdapat variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independent variable) dan variabel akibat (Y) atau variabel terikat (dependent variable).1 Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang berperan yaitu: 1. Variabel bebas atau independent variable (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mindset siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Adapun indikator mindset adalah: a. keyakinan (belief) terhadap intelegensi, bakat dan sifat b. pengambilan resiko terhadap tantangan c. pensikapan terhadap halangan dan rintangan d. usaha yang dilakukan e. penerimaan terhadap kritik dan saran f. kemauan menemukan pelajaran dan inspirasi dari pengalaman orang lain. 1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.
126.
23
24
2. Variabel terikat atau dependent variable (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Dengan indikator ranah kognitif siswa adalah nilai ulangan umum bersama semester gasal pada mata pelajaran kimia.
D. Metode Penelitian Pada dasarnya penelitian adalah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan atau mengkaji suatu permasalahan. Oleh karena itu, penelitian harus didasarkan pada penyelidikan dan pengumpulan data dengan analisa logis untuk tujuan tertentu. Cara yang dipakai dalam penelitian skripsi ini disebut dengan metode penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), bersifat deskriptif kuantitatif.
E. Populasi dan Sample 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.2 Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 180 siswa. 2. Sampel Penelitian ini adalah penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari halhal yang sebenarnya mau diteliti. Penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi.3 Menurut pengertian lainnya, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Dalam penelitian sampel, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua,
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 130. 3 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 81. 4 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 131.
25
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar (lebih dari 100) dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.5 Dalam penelitian ini, populasinya adalah semua siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2009 / 2010, yang berjumlah 180 siswa. Jadi sampel yang dapat diambil dari kelas XI IPA adalah 20% x 180 = 36 siswa. 3. Teknik Pengambilan Sampel Penentuan sampel dilakukan secara random sampling. Di dalam penentuan sampel secara random sampling semua anggota populasi, secara individual atau secara kolektif diberi peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel secara random sampling yang digunakan yaitu memilih acak dengan undian terhadap sampel dari populasi yang ada.
F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data sangat berpengaruh sekali terhadap hasil penelitian. Dengan pemilihan metode pengumpulan data yang tepat akan diperoleh data yang relevan/sesuai, akurat/tepat, dan reliable/dapat dipercaya terhadap apa yang diteliti. Metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya: 1. Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.6 Sementara Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya.7 Metode ini penulis pergunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
5
Ibid, hlm. 134. Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), hlm. 103. 7 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 231. 6
26
lokasi penelitian seperti; sejarah berdirinya, struktur organisasi, struktur komite, data guru, karyawan dan jumlah siswa. 2. Metode Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau informasi tentang orang lain.8 Adapun teknis pelaksanaannya dengan menggunakan kuesioner langsung dan jenis penyusunan tertutup atau berstruktur, yaitu dengan memberikan pernyataan-pernyataan tentang diri responden, dimana masing-masing pernyataan itu telah disediakan alternatif jawabannya untuk dipilih mana yang paling benar menurut responden. Setiap soal terdiri dari empat pilihan alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Kisi-kisi angket mindset selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 1. Adapun dalam pemberian skor penelitian kategorinya adalah sebagai berikut: a. Untuk pernyataan positif (favourable) 1) Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 0 2) Untuk alternatif jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 1 3) Untuk alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 2 4) Untuk alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 3 b. Untuk pernyataan negatif (unfavourable) 1) Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 3 2) Untuk alternatif jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 2 3) Untuk alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 1 4) Untuk alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 09 Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan mindset siswa.
8
S. Margono, op.cit, hlm. 167. Emily Diehl, “Motivating Student with Mindset coaching and How Brains Work (Dweck)”, www.classroom20.com/mindsetquizclassroom.doc., diakses: tgl 14 Desember 2008. 9
27
G. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan adalah berupa angket mindset dan nilai ulangan umum bersama semester gasal pada mata pelajaran kimia. 1. Analisis instrumen 1) Validitas Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Angket mindset uji coba tercantum pada Lampiran 2. Uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan) tiap butir/item instrumen. Rumus yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu:10 rxy =
Ν ∑ X iYi − ∑ X i .∑ Yi
[Ν∑ Χ
2 i
][
− (∑ Χ i ) Ν ∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
2
]
Dimana: N
= Jumlah responden
Xi
= Jumlah item ke i
ΣXi
= Jumlah skor item ke i
Xi2 ΣXi
= Kuadrat skor item ke i 2
= Jumlah dari kuadrat item ke i
ΣY
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Yi2
= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
ΣYi2
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
ΣXiYi = Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap responden Setelah diujicobakan sebanyak 40 soal, didapatkan 31 soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 36, 38, 39 dan 40. Contoh perhitungan validitas soal dapat dilihat pada Lampiran 4. 10
Ating S. dan Sambas Ali M., Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), Cet. 1, hlm. 49.
28
2) Reliabilitas Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach, yaitu:11 2 ⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ i ⎤ − r11 = ⎢ 1 ⎢ ⎥ σ t2 ⎦⎥ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎣⎢
Dimana:
σ2 =
∑ x2 −
(∑ x )
Ν
2
Ν
r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir soal
∑σ
2 i
= Jumlah varians butir
σ t2
= Varians total
N
= Jumlah responden
Perhitungan reliabilitas angket tercantum pada Lampiran 5. 2. Hasil analisis angket mindset Dari analisis angket mindset diatas, baik validitas dan reliabilitas, maka dari 40 soal yang diujicobakan hanya 30 soal yang digunakan, yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 36, 38, dan 40. Kemudian soal-soal itu diberi nomor 1 sampai dengan 30. Angket mindset yang digunakan untuk penelitian terdapat pada Lampiran 6.
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor, yaitu dengan menganalisis adakah pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah
Negeri 1 Semarang. Adapun dalam pengolahan data ini, peneliti menggunakan tahapan sebagai berikut: 11
Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 48.
29
1. Analisis pendahuluan Analisis ini digunakan untuk mengolah data hasil angket mindset. Kemudian dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi pada setiap variabel. Setelah diberi bobot nilai pada tahap alternatif jawaban dari responden, yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Untuk pernyataan positif (favourable) 1) Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 0 2) Untuk alternatif jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 1 3) Untuk alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 2 4) Untuk alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 3 b. Untuk pernyataan negatif (unfavourable) 1) Untuk alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 3 2) Untuk alternatif jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 2 3) Untuk alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 1 4) Untuk alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 0 Kemudian nilai dimasukkan ke dalam tabel data jumlah nilai tiaptiap responden mengenai mindset (X) dan hasil belajar kimia siswa (Y). 2. Analisis Hipotesis Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan dengan menguji data tentang pengaruh mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Dalam hal ini menggunakan rumus Analisis Regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah: a. Mencari hubungan antara prediktor dan kriterium melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson, dengan rumus: rxy =
12
∑ xy 12 (∑ x )(∑ y ) 2
2
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 4.
30
∑ xy = ∑ XY −
(∑ X )(∑ Y ) N
(∑ X ) −
2
∑x
2
=∑X
2
dan
N
(∑ Y ) ∑ y = ∑Y − N
2
2
2
b. Mencari persamaan regresi Analisis linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh mindset (X) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:13 Yˆ = a + bX Keterangan: Yˆ = skor dalam variabel Y X = skor dalam variabel X a = intersep b = koefisisen regresi (slop) Untuk melihat bentuk korelasi antar variabel dengan persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus ditentukan terlebih dahulu.
(∑ Y )(∑ X ) − (∑ X )(∑ XY ) N (∑ X ) − (∑ X ) N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y ) b= N (∑ X )(∑ X ) 2
a=
2
2
2
2
b. Analisis varians garis regresi Untuk menguji varian regresi, maka digunakan analisis regresi bilangan F (uji F), dengan rumus sebagai berikut: 13
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 115.
31
Freg =
RK reg RK res
Keterangan: Freg = harga bilangan F untuk garis regresi RKreg = rerata kuadrat garis regresi RKres = rerata kuadrat residu RK reg =
JK reg
RK res =
JK res dbres
dbreg
JK reg
(∑ xy ) = ∑x
JK res
(∑ xy ) =∑y − ∑x
2
2
2
2
14
2
c. Uji koefisien regresi sederhana (Uji t) Uji
ini
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Rumus thitung pada analisis regresi adalah:15 thitung =
r n−2 1− r2
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F, maka dibuat ringkasan analisis garis regresi seperti pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Rumus analisis regresi Sumber variasi
Db
Jk
1
(∑ xy ) ∑x
Regresi
14 15
2
2
RK
Freg
JKreg dbreg
RKreg RKres
Karnadi Hasan, Modul Dasar-dasar Statistik Terapan, (Semarang: 2006), hlm. 29. Duwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: MediaKom, 2008), hlm. 70.
32
Residu (res)
2
N-2 Total (T)
(∑ xy ) ∑y − x ∑ ∑y
N-1
2
2
2
JKres dbres
_
_
_
Harga F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% dan 5% db = N-2 hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel. d. Analisis lanjut Setelah diperoleh persamaan regresi antara variabel (X) dan variabel (Y), maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel baik pada taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai yang dihasilkan dan Fhitung ≥ Ftabel, maka hipotesis yang diajukan diterima, berarti ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Namun nilai yang dihasilkan dari Freg < Ftabel, maka hasil yang diperoleh adalah non signifikan yang berarti hipotesis yang dilakukan ditolak atau tidak ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi data disini adalah menyajikan dan menganalisis data tentang mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Data ini asal mulanya diperoleh dari data yang bersifat kualitatif. Kemudian diubah menjadi data yang bersifat kuantitatif. Data yang telah terkumpul dimasukkan ke dalam tabel distribusi untuk tiap-tiap variabel. 1. Data tentang mindset Untuk mendapatkan data tentang mindset, peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data pokok yang diberikan kepada 36 responden. Angket tentang mindset berjumlah 30 item pernyataan. Masing-masing pernyataan terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu SS, S, TS, STS dengan skor 3, 2, 1, dan 0.1 Kemudian jumlah masing-masing alternatif jawaban yang dipilih dikalikan dengan bobot skor masingmasing. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diperoleh data dari 36 responden yang dijadikan sampel. Untuk data selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 14. Tabel 4.1 Data tentang mindset (variabel X) Responden
Jumlah
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12
73 69 61 66 59 60 58 62 67 57 46 63
1
Emily Diehl, “Motivating Student with Mindset coaching and How Brains Work (Dweck)”, www.classroom20.com/mindsetquizclassroom.doc., diakses: tgl 14 Desember 2008.
33
34
R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 Jumlah
67 66 53 69 59 75 61 77 61 67 59 38 63 62 65 63 54 69 49 63 56 56 59 57 2209
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka langkah selanjutnya adalah: a. Mencari banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 36 = 1 + 3,3 (1,556) = 1 + 5, 1357 = 6, 1537 dibulatkan menjadi 6 b. Mencari range R=H–L Keterangan:
R = range H = nilai tertinggi L = nilai terendah
Dari data tersebut diketahui bahwa:
35
H = 77
L = 38
Maka, R = H – L = 77 – 38 = 39 c. Menentukan panjang kelas interval i=
R 39 = = 6,5 dibulatkan menjadi 7 K 6
Keterangan:
i = panjang kelas interval R = range K = banyaknya kelas interval
d. Mencari mean dan standar deviasi (SD) Hasil dari pencarian interval diatas, kemudian dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi sekaligus untuk mencari mean dan standar deviasi. Tabel 4.2 Distribusi frekuensi mindset (X)
Interval
f
x
fx
x2
fx2
73 – 79 66 – 72 59 – 65 52 – 58 45 – 51 38 – 44
3 10 13 7 2 1
76 69 62 55 48 41
228 690 806 385 96 41
5776 4761 3844 3025 2304 1681
17328 47610 49972 21175 4608 1681
Jumlah
N = 36
2246
142374
Berdasarkan data distribusi frekuensi diatas, kemudian data tersebut divisualisasikan dalam bentuk histogram di bawah ini: Gambar 4.1 Histogram mindset siswa
14 fr 12 e k 10 u 8 e 6 n 4 s 2 i 0
76
69
62
55
interval
48
41
36
Untuk mencari mean variabel mindset (variabel X) dapat dicari dengan rumus: M =
∑X Ν
=
2209 = 61,361111 dibulatkan menjadi 61,36. 36
Sedangkan untuk mencari standar deviasi (SD), menggunakan rumus:
∑ fx
SD =
Ν
2
⎛ ∑ fx ⎞ ⎟ −⎜ ⎜ Ν ⎟ ⎠ ⎝
2
2
=
=
142374 ⎛ 2246 ⎞ −⎜ ⎟ 36 ⎝ 36 ⎠ 3954,83333 − 3892,37347
= 62,45986 = 7,903 e. Membuat konversi nilai dengan standar skala lima.2 M + (1,5 SD) = 61,36 + 1,5 (7,903) = 73,2145 = 73 keatas M + (0,5 SD) = 61,36 + 0,5 (7,903) = 65,3115 = 65 keatas M – (0,5 SD) = 61,36 – 0,5 (7,903) = 57,4085 = 57 keatas M – (1,5 SD) =61,36 – 1,5 (7,903) = 49,5055 = 50 keatas 49 ke bawah Dari penghitungan nilai standar lima diperoleh data interval nilai dan kualifikasi sebagai berikut: Tabel 4.3 Interval nilai dan kualifikasi mindset Interval nilai 73 ke atas 65 – 72 57 – 64 50 – 56 49 ke bawah
Kualifikasi A (Istimewa) B (Baik) C (Cukup) D (Kurang) E (Buruk)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari mindset siswa sebesar 61,36 berada dalam kategori “cukup”, yaitu pada interval 57 – 64.
2
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, hlm. 103.
37
2. Data tentang hasil belajar siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1
Untuk
mendapatkan
data
tentang
hasil
belajar,
peneliti
menggunakan tes sebagai alat pengumpulan data pokok yang diberikan kepada 36 responden. Tes berisi tentang materi pokok Termokimia berjumlah 30 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 5 alternatif jawaban, yaitu A, B, C, D, dan E. Test kemudian diujikan dan hasilnya diberi nilai. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diperoleh data dari 36 responden yang dijadikan sampel sebagai berikut. Tabel 4.4 Data tentang hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA MAN 1 Semarang Responden
Nilai
R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27
70 66 63 66 56 60 50 66 66 53 50 63 66 63 53 66 48 73 66 76 56 60 56 48 66 66 70
38
R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 Jumlah
60 60 60 56 63 60 53 60 53 2187
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka langkah selanjutnya adalah: a. Mencari banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 36 = 1 + 3,3 (1,556) = 1 + 5, 1357 = 6, 1537 dibulatkan menjadi 6 b. Mencari range R=H–L Keterangan:
R = range H = nilai tertinggi L = nilai terendah
Dari data tersebut diketahui bahwa: H = 76
L = 48
Maka, R = H – L = 76 – 48 = 28 c. Menentukan panjang kelas interval i=
R 28 = = 4,667 dibulatkan menjadi 5 K 6
Keterangan:
i = panjang kelas interval
R = range K = banyaknya kelas interval
39
d. Mencari mean dan standar deviasi (SD) Hasil dari pencarian interval diatas, kemudian dimasukkan ke tabel distribusi frekuensi sekaligus untuk mencari mean dan standar deviasi. Tabel 4.5 Distribusi frekuensi hasil belajar kimia siswa (Y) Interval 73 – 77 68 – 72 63 – 67 58 – 62 53 – 57 48 – 52
f 1 3 13 6 8 4
x 75 70 65 60 55 50
Jumlah
N = 36
fx 75 210 845 360 440 200
x2 5625 4900 4225 3600 3025 2500
fx2 5625 14700 54925 21600 24200 10000 Σfx2 = 131050
Σfx = 2130
Berdasarkan data distribusi frekuensi diatas, kemudian data tersebut divisualisasikan dalam bentuk histogram di bawah ini: Gambar 4.2 Histogram hasil belajar kimia siswa
14 f 12 r e 10 k 8 u e 6 n 4 s 2 i 0 75
70
65
1 60 55 interval
50
Untuk mencari mean variabel hasil belajar kimia siswa (variabel Y) dapat dicari dengan rumus: M =
∑X Ν
=
2187 = 60,75 36
40
Sedangkan untuk mencari standar deviasi (SD), menggunakan rumus: SD =
∑ fx
2
Ν
⎛ (∑ fx ) ⎞ ⎟ −⎜ ⎜ Ν ⎟ ⎝ ⎠
2
2
SD =
131050 ⎛ 2130 ⎞ −⎜ ⎟ 36 ⎝ 36 ⎠
SD =
3640,2778 − (59,1667 )
SD =
3640,2778 − 3500,6945
2
SD = 139,5833 SD = 11,8145 e. Menentukan konversi nilai dengan standar skala lima. M + (1,5 SD) = 60,75 + 1,5 (11,8145) = 78,47 = 78 keatas M + (0,5 SD) = 60,75 + 0,5 (11,8145) = 66,66 = 67 keatas M – (0,5 SD) = 60,75 – 0,5 (11,8145) = 54,84 = 55 keatas M – (1,5 SD) = 60,75 – 1,5 (11,8145) = 43,03 = 43 keatas 42 ke bawah Dari penghitungan nilai standar lima diperoleh data interval nilai dan kualifikasi sebagai berikut: Tabel 4.3 Interval nilai dan kualifikasi hasil belajar kimia siswa Interval nilai 78 ke atas 67 – 77 55 – 66 43 – 54 42 ke bawah
Kualifikasi A (Istimewa) B (Baik) C (Cukup) D (Kurang) E (Buruk)
Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA sebesar 60,75 berada dalam kategori “cukup”, yaitu pada interval 55 – 66.
41
B. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat pengaruh positif antara mindset dengan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang”. Untuk menguji apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak, digunakan rumus analisis regresi satu prediktor. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Mencari korelasi antara prediktor dengan kriterium 2. Mencari signifikansi korelasi tersebut 3. Mencari persamaan garis regresi 4. Analisis varian garis regresi Untuk mempermudah langkah – langkah analisis regresi, maka data – data yang diperoleh mengenai mindset (X) dan hasil belajar kimia siswa (Y) dimasukkan terlebih dahulu kedalam tabel kerja koefisien korelasi. Tabel 4.7 Tabel kerja koefisien korelasi antara variabel mindset (X) dengan variabel hasil belajar kimia siswa (Y) Responden X Y X2 Y2 XY R_1 73 70 5329 4900 5110 R_2 69 66 4761 4356 4554 R_3 61 63 3721 3969 3843 R_4 66 66 4356 4356 4356 R_5 59 56 3481 3136 3304 R_6 60 60 3600 3600 3600 R_7 58 50 3364 2500 2900 R_8 62 66 3844 4356 4092 R_9 67 66 4489 4356 4422 R_10 57 53 3249 2809 3021 R_11 46 50 2116 2500 2300 R_12 63 63 3969 3969 3969 R_13 67 66 4489 4356 4422 R_14 66 63 4356 3969 4158 R_15 53 53 2809 2809 2809 R_16 69 66 4761 4356 4554 R_17 59 48 3481 2304 2832 R_18 75 73 5625 5329 5475 R_19 61 66 3721 4356 4026 R_20 77 76 5929 5776 5852 R_21 61 56 3721 3136 3416
42
R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 Jumlah
67 59 38 63 62 65 63 54 69 49 63 56 56 59 57 2209
60 56 48 66 66 70 60 60 60 56 63 60 53 60 53 2187
4489 3481 1444 3969 3844 4225 3969 2916 4761 2401 3969 3136 3136 3481 3249 137641
3600 3136 2304 4356 4356 4900 3600 3600 3600 3136 3969 3600 2809 3600 2809 134573
4020 3304 1824 4158 4092 4550 3780 3240 4140 2744 3969 3360 2968 3540 3021 135725
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa: N
= 36
ΣX2
= 137641
2
= 134573
ΣX
= 2209
ΣY
ΣY
= 2187
ΣXY = 135725
Langkah selanjutnya adalah memasukkan hasil tabel kerja kedalam rumus analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi, adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: 1. Mencari Korelasi Antara Prediktor Dan Kriterium Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y, dapat dicari melalui teknik korelasi moment tangkar dengan rumus sebagai berikut:
∑ xy , dimana: (∑ x )(∑ y ) (∑ X )(∑ Y ) ∑ xy = ∑ XY − Ν rxy =
2
= 135725 – = 135725 –
2
(2209)(2187 ) 36
4831083 36
= 135725 – 134196,75 = 1528,25
43
(∑ X ) −
2
∑x
2
=∑X
2
Ν
= 137641 –
2209 2 36
= 137641 –
4879681 36
= 137641 – 135546,694 = 2094,306
(∑ Y ) ∑ y = ∑Y − Ν
2
2
2
= 134573 – = 134573 –
(2187 )2 36 4782969 36
= 134573 – 132860,25 = 1712,75 Jadi, rxy =
= = =
∑ xy (∑ x )(∑ y ) 2
2
1528,25
(2094,306)(1712,75) 1528,25 3587022,6
1528,25 1893,94366
= 0,80691418 dibulatkan menjadi 0,807 Berdasarkan uji hubungan antara variabel mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang diperoleh indeks korelasi rxy = 0,807, sedangkan indeks koefisien determinasi adalah r2 = 0,651.
44
2. Menguji Signifikansi Korelasi Dari uji koefisien korelasi diatas dapat diketahui bahwa rxy hitung = 0,807, kemudian dikonsultasikan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Jika rxy > rtabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% maka signifikan dan hipotesis diterima dan jika rxy < rtabel baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% maka tidak signifikan dan hipotesis ditolak. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Uji Signifikansi Korelasi rxy dengan rtabel rtabel Kesimpulan N rxy 5% 1% 36
0,807
0,329
0,424
Signifikan
Dengan rxy > rtabel (5% dan 1%), berarti signifikan dan hipotesis yang mengatakan adanya pengaruh positif antara mindset dengan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang pada adalah diterima. 3. Mencari Persamaan Garis Regresi Yˆ = a + bX
Keterangan:
Yˆ
= skor dalam variabel Y
X
= skor dalam variabel X
a
= intersep
b
= koefisisen regresi (slop)
Untuk mengetahui Yˆ , terlebih dahulu harus dicari harga a dan b
(∑ Y )(∑ X ) − (∑ X )(∑ XY ) N (∑ X ) − (∑ X ) 2
a=
2
2
=
(2187 )(137641) − (2209)(135725) 2 36(137641) − (2209 )
=
301020867 − 299816525 4955076 − 4879681
45
=
1204342 75395
= 15,973765 dibulatkan menjadi 15,974. b=
N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y ) N
=
(∑ X ) − (∑ X ) 2
2
36(135725) − (2209 )(2187 ) 36(137641) − (2209 )
=
4886100 − 4831083 4955076 − 4879681
=
55017 75395
2
= 0,7297168 dibulatkan menjadi 0,729. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa harga a = 15,974 dan b = 0,729, dengan demikian persamaan regresinya adalah:
Yˆ = 0,729X + 15,974 4. Uji koefisien regresi sederhana (Uji t) thitung
=
= =
r n−2 1− r2 0,807 36 − 2 1 − 0,651 4,70557818 0,59076222
= 7,96526592 dibulatkan menjadi 7,965. Selanjutnya thitung = 7,965 dibandingkan dengan ttabel (0,01; 36) = 2,028 dan ttabel (0,05; 36) = 1,688. Karena thitung = 7,965 > ttabel (0,01) = 2,028 dan ttabel (0,05)
= 1,688 berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y signifikan.
5. Analisis Varian Garis Regresi Untuk menguji varian garis regresi, maka digunakan analisis regresi bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:
46
Tabel 4.9 Rumus Analisis Regresi Satu Prediktor Sumber Db JK RK Freg variasi
(∑ xy ) ∑x (∑ xy ) ∑y − x ∑ ∑y
Regresi
2
1
2
Residu (res)
2
2
N-2 Total (T)
2
2
N-1
JKreg dbreg
RKreg RKres
JKres dbres
_
_
_
Keterangan: N
: Jumlah responden
db
: Derajat kebebasan
JK
: Jumlah kuadrat
RKreg : Rerata kuadrat garis regresi RKres : Rerata kuadrat residu Freg
: Harga bilangan F untuk garis regresi Selanjutnya data-data yang telah ada pada langkah pertama
(koefisien korelasi dengan skor deviasi) dimasukkan kedalam rumus: a. Jktotal = Σy2 = 1712,75
(∑ xy ) ∑x
2
b. JKreg =
2
2 ( 1528,25) =
2094,306
(∑ xy ) JKres = ∑ y − ∑x
= 1115,1895
2
c.
2
2
= 1712,75 − 1115,1895 = 597,5605
d. RKreg =
JKreg 1115,1895 = = 1115,1895 dbreg 1
e. RKres =
JKres 597,5605 597,5605 = = 17,5753088 = dbres 36 − 2 34
Jadi Freg =
RKreg 1115,1895 = = 63,4520572 RKres 17,5753088
47
Selanjutnya nilai F yang diperoleh (Freg) dikonsultasikan dengan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 1% maupun 5%. Dari uji hipotesis diperoleh Freg = 63,452. Dengan demikian Freg = 63,452 > 4,13 Ftabel (0.05;1,34) berarti signifikan dan Freg = 63,452 > 7,44 Ftabel (0,01;1,34) berarti signifikan. Sehingga hipotesis yang mengatakan bahwa ada pengaruh positif antara mindset dengan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang diterima. Tabel 4.10 Uji Signifikansi Freg dengan Ftabel Ftabel JK RK Freg 5% 1% Kriteria
Sumber Db Variasi Regresi 1 1115,1895 1115,1895
Residu
34
597,5605
17,5753
Total
35
1712,75
1132,7648
63,452
4,13 7,44 Signifikan
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan sebelum penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang, siswa-siswa disana banyak yang menganggap bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit dan mereka tidak ada bakat terhadap pelajaran kimia. Sehingga motivasi belajar mereka dalam pelajaran kimia kurang dan nilai mereka cenderung rendah. Dari hasil pengamatan tersebut, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan kondisi siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang seperti itu. Oleh karena itu, perlu adanya suatu cara untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satu caranya yaitu dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran selain penguasaan materi juga perlu dilakukan proses perubahan mindset pada siswa, sehingga siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya serta mampu menggunakannya. Penelitian yang peneliti lakukan adalah apakah mindset mempengaruhi hasil belajar kimia mereka. Untuk mengetahui mindset siswa-siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang peneliti menggunakan angket,
48
sedangkan untuk mengetahui hasil belajar kimia peneliti menggunakan nilai ulangan umum bersama semester gasal. Dari hasil perhitungan nilai variabel mindset dan hasil belajar kimia siswa, diketahui nilai rata-rata mindset sebesar 61,36. Hal ini berarti bahwa mindset siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Semarang 1 adalah cukup, yaitu pada interval nilai 57 – 64. Sedangkan perhitungan rata-rata hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang sebesar 60,75 dalam kategori cukup, karena berada pada interval nilai 55 – 66. Untuk menguji apakah korelasi antara mindset terhadap hasil belajar kimia siswa itu signifikan, maka harga rxy yang telah diketahui = 0,807 dapat dikonsultasikan dengan rtabel dengan N = 36 atau derajat kebebasan db = 36 – 2. Dari rtabel dengan N = 36 (atau db = 34) akan ditemukan harga rtabel pada taraf signifikansi 1% = 0,424 dan rtabel pada taraf signifikansi 5% = 0,329. Karena harga rxy = 0,807 lebih besar rtabel maka disimpulkan bahwa korelasi mindset terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrsah Aliyah Negeri 1 Semarang signifikan. Selanjutnya dari uji Freg diketahui nilai Freg = 63,452 kemudian hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel dengan taraf signifikan 1%, ditulis F0,01 (1;34) dan taraf signifikan 5% ditulis F0,05 (1;34), sehingga diketahui: F0,01 (1;34) = 7,44 dan F0,05 (1;34) = 4,13. Nilai Freg sebagaimana telah diketahui, yaitu 63,452 dengan demikian, Freg > F0,01 (1;34) dan Freg > F0,05 (1;34) ini berarti signifikan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan yaitu “ada pengaruh positif antara mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang” diterima. Hal ini terbukti dengan diperolehnya harga F yang lebih besar dibanding dengan F pada tabel (N: 34) dengan signifikansi 5% dan 1%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mindset terbukti merupakan prediktor yang ikut menentukan hasil belajar
kimia siswa kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Sehingga, semakin tinggi mindset, maka semakin tinggi pula hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah
49
Negeri 1 Semarang. Sebaliknya semakin rendah mindset, maka semakin rendah pula hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Dalam uji koefisien korelasi determinan variabel mindset (X) dan hasil belajar kimia siswa (Y) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang adalah 65,1% dan sisanya 34,9% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Diantaranya adalah faktor internal siswa yaitu faktor dari dalam diri siswa baik dari segi fisiologis maupun psikologis. Dan juga faktor eksternal siswa yaitu faktor dari luar siswa, baik dari lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial dan cara pendekatan belajar siswa itu sendiri. Salah satu tujuan dari belajar adalah memperoleh hasil belajar. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh pengajar, peserta didik, dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan berlangsung dinamis jika terjadi keterpaduan harmonis dan bersifat komplementer antara aktifitas pengajar dan peserta didik. Revolusi belajar telah dimulai ketika berbagai penelitian di bidang kecerdasan (intelligence), otak (brain), pikiran (mind) dan cara kerjanya. Healy J.M dalam Rose dan Nicoll mengatakan bahwa memahami otak seorang anak dan cara otaknya berkembang adalah kunci memahami cara belajar. Otak manusia adalah sistem yang paling kompleks di dunia dan sampai sekarang masih banyak misteri dalam otak manusia yang belum terungkapkan. Menurut Tony Buzan dalam G. Dryden dan J. Vos mengatakan bahwa otak terdiri dari triliunan sel otak. Setiap sel otak adalah seperti gurita kecil yang begitu kompleks, dengan sebuah pusat, banyak cabang, dan setiap cabang memiliki banyak koneksi. Tiap-tiap sel otak tersebut jauh lebih kuat dan canggih daripada kebanyakan komputer di planet ini. Setiap sel tersebut berhubungan dengan ratusan ribu sampai puluhan ribu sel yang lain, saling
50
bertukar informasi. Ini sering disebut sebagai jaringan yang paling memesona, benda yang begitu kompleks, indah, dan setiap orang memilikinya.3 Penelitian-penelitian tentang otak banyak diilhami oleh teori belajar neurofisiologis dominan yang dikemukakan oleh Donald Olding Hebb. Carol S. Dweck yang telah lebih dari dua dekade meneliti kecerdasan dan motivasi juga dipengaruhi oleh teori dari Hebb. Tim peneliti yang dimotori oleh Dweck menyimpulkan bahwa kepercayaan (beliefs) dan sikap (attitude) yang dimiliki para siswa pada masa-masa kritis, yaitu ketika mereka mulai dijenjang pendidikan SMP yang sederajat, serta pada masa-masa memasuki perguruan tinggi, memiliki pengaruh yang kuat pada prestasi mereka.4 Seperti halnya pada hasil penelitian Dweck yang menyimpulkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Nilai matematika siswa meningkat dengan diajarkan growth mindset. Pengajaran growth mindset juga bisa meningkatkan hasil belajar kimia siswa. D. Keterbatasan Penelitian
Hasil apapun telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, namun disadari bahwa ada beberapa keterbatasan, walaupun demikian hasil penelitian yang diperoleh tersebut tetap dapat dijadikan acuan awal bagi penelitian selanjutnya. Dalam hal ini peneliti perlu menjelaskan beberapa keterbatasan penelitian yang dimaksud, antara lain: 1. Penelitian ini tidak dapat mengukur secara tepat dan menyeluruh mindset dan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Hal ini dikarenakan luasnya ruang lingkup variabel yang diteliti, sehingga penelitian ini hanya dapat mengukur sebagian kecil saja dari luasnya ruang lingkup. Yaitu yang ada dalam pembahasan penelitian ini saja. 3
Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun”, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet. IV, hlm. 113-115. 4 Blackwell, L., Trzesniewski, K., dan Dweck, C., Implicit Theories of Intelligence Predict Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an Intervention. Artikel Online, http://www.brainology.us/webnav/whatismindset.aspx diakses: 11 September 2008
51
2. Dikarenakan besarnya populasi penelitian, yaitu 180 siswa. Sementara peneliti mempunyai keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka penelitian ini hanya mampu mengambil 20% saja dari populasi yang ada, yaitu sebesar 36 responden. 3. Penelitian ini hanya dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang saja.
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa, mindset siswa kelas XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang adalah cukup berdasarkan nilai rata-rata pada angket mindset yaitu sebesar 61,36 yang masuk dalam interval 57 – 64. Hasil belajar kimia siswa dari nilai ulangan umum bersama semester gasal adalah cukup berdasarkan nilai ratarata yaitu sebesar 60,75 yang berada dalam interval 55 – 66. Mindset berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Hal ini terbukti dari besarnya Freg = 63,452 dan Ftabel 1% = 7,44 dan Ftabel 5% = 4,13. Sehingga Freg lebih besar dari Ftabel 1% dan Ftabel 5%. Ini berarti mindset memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang. Dan ini berarti hipotesis yang telah diajukan diterima. Dari uji koefisien determinasi ( r 2 ) korelasi variabel pengaruh mindset siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang terhadap hasil belajar kimia sebesar 65,1% sedangkan sisanya 34,9% dipengaruhi oleh faktor yang lain.
B. Saran-Saran Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antara lain: 1. Mindset tiap orang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan yaitu dengan cara menanamkan mindset berkembang (growth mindset) karena dengan memiliki mindset berkembang akan mencapai level/prestasi yang lebih tinggi. 2. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memperhatikan apa yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang akan datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan.
52
53
C. Penutup Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka terselesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini sudah barang tentu masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal demikian disebabkan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu, peneliti mengharapkan saran, kritik yang konstruktif dari para pembaca demi perbaikan karya mendatang. Akhirnya semoga skripsi ini merupakan salah satu amal shaleh peneliti dan dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, cet. 2. Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. __________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 13. Blackwell, L., Trzenlewski, K., dan Dweck, C.S., “Brainology”, www.brainology.us/introduction, diakses: tgl 11 September 2008 __________, Implicit Theories of Intelligence Predict Achievement Across an Adolescent Transition: A Longitudinal Study and an Intervention. Artikel Online, http://www.brainology.us/webnav/whatismindset.aspx diakses: 11 September 2008 Darmawan, Sigit B., “Mindset: Inti Pembelajaran Diri”, http://esbedewordpress.com/2009/07/29/pertumbuhan-diri/, diakses: 10 Desember 2008 Diehl, Emily, “Motivating Student with Mindset coaching and How Brains Work (Dweck)”, www.classroom20.com/mindsetquizclassroom.doc., diakses: 14 Desember 2008 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. 3. Dryden, Gordon dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun”, Bandung: Kaifa, 2002, Cet. IV. Dweck, C. S., Mindset: The New Psychology of Success, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006. Gunawan, Adi W., The Secret of Mindset, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Hasan, Karnadi, Modul Dasar-dasar Statistik Terapan, Semarang: 2006. Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Hergenhahn dan Olson, Theories of Learning, Jakarta: Kencana, 2008. Keenan, Charles W., dkk., Kimia Untuk Universitas, Jilid 1 Jakarta: Erlangga, 1986. L. Trei, “New Study Yields Instructive Result on How Mindset Affects Learning”, http://news-service.stanford.edu/news/2007/february7/dweck020707.html, diakses: 11 September 2008 Mangel, J.A., Butterfield, R., Lamb J., Good, C., dan Dweck, C. S., Why Do Beliefs About Intelligence Influence Learning Success? A social Cognitive Neuroscience Model, SCAN, vol 1, p. 75-86. Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,2004. Nurihsan, Program Bimbingan Berbasis Neurolinguistik Programming Untuk Mereduksi Distres Pada Peserta Didik Di Jenjang Pendidikan SD Sampai PT, (Semarang: 2007), t.d. Priyanto, Duwi, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta: MediaKom, 2008. Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 2001. S. Ating dan Sambas Ali M., Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, Cet. 1. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,1995. Sudrajat, Akhmad, “Taksonomi Perilaku Individu”, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/30/taksonomi-perilakuindividu/, diakses: tgl 14 Desember 2008. Sumantri, Carlina D., “Metode Peer Learning Assistans Untuk Mata Kuliah Azas Teknik Kimia I”, Semarang: Proceding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia, 2006. Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. 3. Thoha, M. Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. 2.
Lampiran 1
KISI-KISI ANGKET MINDSET No 1
No. butir soal
Indikator Keyakinan
(belief)
kemampuan
atas
Jumlah
Positif
Negatif
prosentase
3, 7, 9, 13,
6, 11, 12,
22,5%
22, 5
terhadap
intelegensi, bakat dan sifat 2
Pengambilan resiko terhadap tantangan
3
Pensikapan
terhadap
22,5%
28, 32, 30,
23, 25, 31,
14
27,21
35, 29
37,26
10%
33, 17,
1, 2, 10,
12,5%
8, 15, 18,
20, 4, 34
20%
24, 36, 40
12,5%
19(47,5%) 21(52,5%)
100%
halangan dan rintangan 4
Usaha yang dilakukan
5
Penerimaan terhadap kritik
6
dan saran
16, 19,
Menemukan pelajaran dan
38, 39,
inspirasi dari pengalaman orang lain
Jumlah
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN 1. Mengisi identitas diri 2. Memberi jawaban dengan cara mencoret ( ⁄ ) pada kolom respon aitem yang telah tersedia Contoh : STS
TS
S
SS
3. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda ( = ) pada jawaban awal dan tandai jawaban yang baru Contoh : STS
TS
Keterangan STS TS S SS
S
SS
: sangat tidak setuju : tidak setuju : setuju : sangat setuju
KERAHASIAAN DARI SKALA SANGAT KAMI JAGA
SELAMAT MENGERJAKAN
Nama Usia Jenis Kelamin Kelas
: ...................................................................................... : ...................................................................................... : ..................................................................................... : .....................................................................................
1. Lebih baik saya tidak melakukan sesuatu hal yang tidak saya kuasai dan tidak sesuai dengan bakat dan kemampuan saya.
STS
TS
S
SS
2. Rasanya malas sekali mengerjakan PR kimia yang soalnya sulit-sulit.
STS
TS
S
SS
3. Seberapapun kecerdasan (IQ) yang kumiliki, saya selalu dapat mengubahnya walaupun sedikit.
STS
TS
S
SS
4. Saya sering sekali merasa tidak suka ketika ada teman yang memberikan umpan balik atau kritik.
STS
TS
S
SS
5. Hanya siswa-siswa tertentu saja yang benar-benar mampu mengikuti dan mendapat nilai yang bagus dalam pelajaran Kimia.
STS
TS
S
SS
6. Kimia lebih mudah dipelajari oleh anak laki-laki.
STS
TS
S
SS
7. Bakat dalam bidang berhitung dan pelajaran sains (IPA) termasuk Kimia, dapat dipelajari oleh siapa saja.
STS
TS
S
SS
8. Kecerdasan (IQ) berkaitan dengan jumlah usaha yang telah dilakukan untuk mencapai tantangan.
STS
TS
S
SS
9. Semua orang yang tidak pernah mengalami luka pada otak, atau cacat bawaan lahir pada otak, memiliki kemampuan yang sama dalam belajar.
STS
TS
S
SS
10. Kecerdasan intelegensi (IQ) adalah kuantitas yang diterima sebagai suatu fungsi turunan biologis yang tidak dapat diperbesar melalui pengalaman.
STS
TS
S
SS
11. Kecerdasan (IQ) adalah sesuatu yang sangat mendasar pada diri seseorang, yang tidak dapat diubah terlalu banyak.
STS
TS
S
SS
12. Kimia lebih mudah dipelajari oleh anak perempuan.
STS
TS
S
SS
13. Saya selalu bisa mengubah substansi kecerdasanku (IQ).
STS
TS
S
SS
14. Satu alasan penting mengapa saya bersekolah adalah saya bisa mempelajari hal-hal baru.
STS
TS
S
SS
15. PR Kimia yang soalnya sulit-sulit itu justru memacu saya untuk belajar lebih giat.
STS
TS
S
SS
16. Saya menghargai ketika teman, orang tua atau guru memberikan umpan balik tentang hasil belajar ataupun penampilan saya.
STS
TS
S
SS
17. Saya akan mengerjakan tugas atau soal-soal dari guru sebaik mungkin meskipun saya tahu guru tidak akan memberikan nilai untuk tugas tersebut.
STS
TS
S
SS
18. Siswa-siswa yang benar-banar hebat dalam bidang studi Kimia, tidak perlu berusaha terlalu keras untuk mendapatkan nilai yang bagus. STS
TS
S
SS
19. Jika guru mengkritisi hasil tugas yang saya kerjakan, saya akan berusaha memperbaikinya.
STS
TS
S
SS
20. Kecerdasan (IQ) dapat berubah karena pengalaman dan usaha.
STS
TS
S
SS
21. Tujuan utama saya dalam bersekolah adalah supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus dalam ulangan dan bisa lulus Ujian Nasional. STS
TS
S
SS
22. Kimia lebih mudah dipelajari oleh siswa-siswa etnis tionghoa. STS
TS
S
SS
23. Saya lebih suka mengerjakan soal yang mudah karena saya pasti dapat menyelesaikannya dengan baik.
STS
TS
S
SS
24. Kadang saya berpikir apakah teman-teman saya yang pandai itu kegiatannya hanya belajar saja.
STS
TS
S
SS
25. Saya suka mengulang tantangan yang saya memiliki kemampuan di dalamnya. Misalnya karena saya kurang mampu dalam pelajaran Kimia, saya lebih suka mengerjakan soal yang mudah.
STS
TS
S
SS
26. Saya cenderung malu untuk bertanya, kecuali pada kondisi yang sangat terpaksa.
STS
TS
S
SS
27. Mencoba sesuatu yang baru menurut saya cukup membuat stress, sehingga saya lebih memilih untuk menghindarinya.
STS
TS
S
SS
28. Tidak perlu malu ketika saya mengerjakan soal kimia di depan kelas, tetapi ternyata jawabanku salah.
STS
TS
S
SS
29. Kalau ada materi kimia yang tidak saya pahami, saya langsung akan bertanya pada guru atau teman.
STS
TS
S
SS
30. Saya menyukai mencapai tantangan yang menawarkan kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, diantaranya mengerjakan soal kimia yang lebih sulit.
STS
TS
S
SS
31. Sebisa mungkin, saya tidak ingin terlihat bodoh di hadapan teman-teman, karena itu saya tidak melakukan sesuatu di luar kemampuan saya.
STS
TS
S
SS
32. Saya senang jika guru memberikan soal yang sulit karena akan membuat saya berfikir lebih keras untuk menemukan jawabannya.
STS
TS
S
SS
33. Saya tidak malu bertanya kepada guru dan teman yang lebih tahu ketika saya tidak memahami materi. STS
TS
S
SS
34. Saya malas jika disuruh mengerjakan PR Kimia. STS
TS
S
SS
35. Walaupun saya sedang sakit saya tetap berusaha mengerjakan PR dan tugas semampu saya. STS
TS
S
SS
36. Saya enggan bergaul dengan teman-teman yang pandai, karena mereka kurang berbaur dengan teman-teman yang tidak pandai. STS
TS
S
SS
37. Jika saya terlambat saya memilih untuk tidak masuk sekolah dari pada dimarahi guru. STS
TS
S
SS
38. Saya senang mengamati teman-teman saya yang sukses bahkan saya termotivasi dengan prestasi mereka. STS
TS
S
SS
39. Saya harus mencari tahu strategi belajar dari teman-teman saya yang pintar supaya saya dapat menirunya. STS
TS
S
SS
40. Saya tidak suka dengan teman-teman saya yang aktif dan tekun, karena saya khawatir jika ia akan menyaingi nilai saya. STS
TS
S
SS
Lampiran 4
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET
Rumus:
rxy =
Ν ∑ X iYi − ∑ X i .∑ Yi
[Ν∑ Χ
2 i
][
− (∑ Χ i ) Ν ∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
2
]
Dimana: N
= Jumlah responden
Xi
= Jumlah item ke i
ΣXi
= Jumlah skor item ke i
Xi2 ΣXi
= Kuadrat skor item ke i 2
= Jumlah dari kuadrat item ke i
ΣY
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
Yi2
= Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
ΣYi2
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden
ΣXiYi
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh
tiap responden Kriteria Apabila rxy > rtabel, maka instrumen tersebut valid. Untuk rtabel dengan N = 72 adalah 0,232. Perhitungan Berikut contoh perhitungan untuk butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. No
X1
X 12
Y1
Y 12
X1Y1
1 2 3 4 5 6
2 3 0 0 0 0
4 9 0 0 0 0
60 83 71 71 79 72
3600 6889 5041 5041 6241 5184
120 249 0 0 0 0
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
2 0 0 0 2 0 2 0 2 2 2 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 3 0 2 0 2 3 1 1 1 2 2 0 0 3 3 1 1 0 1 1 2
4 0 0 0 4 0 4 0 4 4 4 4 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4 0 9 0 4 0 4 9 1 1 1 4 4 0 0 9 9 1 1 0 1 1 4
67 74 63 32 88 79 87 77 75 57 87 69 66 76 65 68 75 78 43 72 67 63 71 103 69 81 74 73 68 103 75 59 62 70 70 68 68 76 70 72 72 76 72 68 79 72
4489 5476 3969 1024 7744 6241 7569 5929 5625 3249 7569 4761 4356 5776 4225 4624 5625 6084 1849 5184 4489 3969 5041 10609 4761 6561 5476 5329 4624 10609 5625 3481 3844 4900 4900 4624 4624 5776 4900 5184 5184 5776 5184 4624 6241 5184
134 0 0 0 176 0 174 0 150 114 174 138 0 152 0 0 0 156 0 0 0 0 0 206 0 243 0 146 0 206 225 59 62 70 140 136 0 0 210 216 72 76 0 68 79 144
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 Jumlah
rxy =
=
2 3 3 3 2 1 0 2 2 2 0 0 0 0 1 1 2 3 1 1 83
4 9 9 9 4 1 0 4 4 4 0 0 0 0 1 1 4 9 1 1 181
Ν ∑ X iYi − ∑ X i .∑ Yi
[Ν∑ Χ
2 i
][
− (∑ Χ i ) Ν ∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2
2
72(6206 ) − (83)(5177 ) 72(181) − (83) X 72(379437 ) − (5177 ) 2
=
446832 − 429691 (13032 − 6889)(27319464 − 26801329)
=
17141 6143 × 518135
=
17141 3182903305
=
70 72 79 79 61 68 77 79 72 64 72 72 67 67 73 71 74 72 69 84 5177
17141 56417,2253
= 0,304 Karena rxy > rtabel, maka soal no 1 valid.
2
]
4900 5184 6241 6241 3721 4624 5929 6241 5184 4096 5184 5184 4489 4489 5329 5041 5476 5184 4761 7056 379437
140 216 237 237 122 68 0 158 144 128 0 0 0 0 73 71 148 216 69 84 6206
Lampiran 5
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET
Rumus: 2 ⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ i ⎤ − 1 r11 = ⎢ ⎢ ⎥ ⎥ σ t2 ⎦⎥ ⎣ k − 1⎦ ⎣⎢
Keterangan:
(∑ x ) ∑x − Ν
2
2
σ2 =
Ν
r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir soal
∑σ
2 i
= Jumlah varians butir
σ t2
= Varians total
N
= Jumlah responden
Kriteria Apabila r11 > rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Untuk rtabel dengan N = 72 pada α = 5% adalah 0,232. Adapun untuk menentukan tingkat reliabilitas dari instrumen, dapat dilakukan dengan langkah-langkah: 1. Menghitung varian per item No
X1
X12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2 3 0 0 0 0 2 0 0 0 2
4 9 0 0 0 0 4 0 0 0 4
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
0 2 0 2 2 2 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0 3 0 2 0 2 3 1 1 1 2 2 0 0 3 3 1 1 0 1 1 2 2 3 3 3 2
0 4 0 4 4 4 4 0 4 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4 0 9 0 4 0 4 9 1 1 1 4 4 0 0 9 9 1 1 0 1 1 4 4 9 9 9 4
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
1 0 2 2 2 0 0 0 0 1 1 2 3 1 1
1 0 4 4 4 0 0 0 0 1 1 4 9 1 1
Jumlah
83
181
σ 12 =
∑ x2 −
Ν 181 −
=
(∑ x )
2
Ν
(83)2
72 = 181 − 95,680556 = 1,1849 72 72
Kemudian untuk item nomer 2 sampai nomer 40 dihitung dengan cara yang sama. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
No item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Varians 1,1849 1,3146 0,9843 1,0816 1,1752 1,1667 0,8611 0,8238 0,9043 0,6844
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah
0,9529 0,7399 1,1083 1,1543 0,8841 0,9043 0,5538 0,8377 0,4598 0,4982 0,7431 0,4529 0,4581 0,5208 0,6927 0,7204 0,3748 0,8193 0,6381 0,4581 0,3973 0,9228 0,7863 0,4535 0,7284 0,4228 0,6844 0,4158 0,6711 0,5399 30,1748
Dengan demikian jumlah varians itemnya ( ∑ σ i2 ) adalah 30,1748 2. Menghitung varians total
(∑ Y ) ∑Y − Ν
2
2
∑σ
2 t
=
Ν
379437 − =
(5177 )2 72
72
=
379437 − 372240,681 = 99,9489 72
3. Menghitung nilai alfa 2 ⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ i ⎤ − r11 = ⎢ 1 ⎢ ⎥ σ t2 ⎦⎥ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎣⎢
⎡ 40 ⎤ ⎡ 30,1748 ⎤ = ⎢ ⎢1 − ⎥ ⎣ 40 − 1⎥⎦ ⎣ 99,9489 ⎦ = (1,025641026)(1 – 0,30190227) = (1,025641026)(0,6980977) = 0,7159976 Karena nilai rtabel pada n = 72 dan α = 5% adalah 0,232. Dengan demikian r11 > rtabel = 0,7159976 > 0,232, maka instrumen mindset adalah reliabel.
Lampiran 6
PETUNJUK PENGISIAN 1. Mengisi identitas diri 2. Memberi jawaban dengan cara mencoret ( ⁄ ) pada kolom respon aitem yang telah tersedia Contoh : STS
TS
S
SS
3. Jika akan mengganti jawaban, maka tambahkan tanda ( = ) pada jawaban awal dan tandai jawaban yang baru Contoh : STS
TS
Keterangan STS TS S SS
S
SS
: sangat tidak setuju : tidak setuju : setuju : sangat setuju
KERAHASIAAN DARI SKALA SANGAT KAMI JAGA
SELAMAT MENGERJAKAN
Nama Usia Jenis Kelamin Kelas
: ...................................................................................... : ...................................................................................... : ..................................................................................... : .....................................................................................
1. Lebih baik saya tidak melakukan sesuatu hal yang tidak saya kuasai dan tidak sesuai dengan bakat dan kemampuan saya.
STS
TS
S
SS
2. Rasanya malas sekali mengerjakan PR kimia yang soalnya sulit-sulit.
STS
TS
S
SS
3. Seberapapun kecerdasan (IQ) yang kumiliki, saya selalu dapat mengubahnya walaupun sedikit.
STS
TS
S
SS
4. Saya sering sekali merasa tidak suka ketika ada teman yang memberikan umpan balik atau kritik.
STS
TS
S
SS
5. Kimia lebih mudah dipelajari oleh anak laki-laki.
STS
TS
S
SS
6. Bakat dalam bidang berhitung dan pelajaran sains (IPA) termasuk Kimia, dapat dipelajari oleh siapa saja.
STS
TS
S
SS
7. Kecerdasan (IQ) berkaitan dengan jumlah usaha yang telah dilakukan untuk mencapai tantangan.
STS
TS
S
SS
8. Semua orang yang tidak pernah mengalami luka pada otak, atau cacat bawaan lahir pada otak, memiliki kemampuan yang sama dalam belajar.
STS
TS
S
SS
9. Kecerdasan intelegensi (IQ) adalah kuantitas yang diterima sebagai suatu fungsi turunan biologis yang tidak dapat diperbesar melalui pengalaman.
STS
TS
S
SS
10. Kecerdasan (IQ) adalah sesuatu yang sangat mendasar pada diri seseorang, yang tidak dapat diubah terlalu banyak.
STS
TS
S
SS
11. Kimia lebih mudah dipelajari oleh anak perempuan.
STS
TS
S
SS
12. Saya selalu bisa mengubah substansi kecerdasanku (IQ).
STS
TS
S
SS
13. Satu alasan penting mengapa saya bersekolah adalah saya bisa mempelajari hal-hal baru.
STS
TS
S
SS
14. PR Kimia yang soalnya sulit-sulit itu justru memacu saya untuk belajar lebih giat.
STS
TS
S
SS
15. Saya menghargai ketika teman, orang tua atau guru memberikan umpan balik tentang hasil belajar ataupun penampilan saya.
STS
TS
S
SS
16. Siswa-siswa yang benar-banar hebat dalam bidang studi Kimia, tidak perlu berusaha terlalu keras untuk mendapatkan nilai yang bagus.
STS
TS
S
SS
17. Jika guru mengkritisi hasil tugas yang saya kerjakan, saya akan berusaha memperbaikinya.
STS
TS
S
SS
18. Kecerdasan (IQ) dapat berubah karena pengalaman dan usaha.
STS
TS
S
SS
19. Tujuan utama saya dalam bersekolah adalah supaya bisa mendapatkan nilai yang bagus dalam ulangan dan bisa lulus Ujian Nasional.
STS
TS
S
SS
20. Kimia lebih mudah dipelajari oleh siswa-siswa etnis tionghoa.
STS
TS
S
SS
21. Saya lebih suka mengerjakan soal yang mudah karena saya pasti dapat menyelesaikannya dengan baik.
STS
TS
S
SS
22. Kadang saya berpikir apakah teman-teman saya yang pandai itu kegiatannya hanya belajar saja.
STS
TS
S
SS
23. Saya suka mengulang tantangan yang saya memiliki kemampuan di dalamnya. Misalnya karena saya kurang mampu dalam pelajaran Kimia, saya lebih suka mengerjakan soal yang mudah.
STS
TS
S
SS
24. Tidak perlu malu ketika saya mengerjakan soal kimia di depan kelas, tetapi ternyata jawabanku salah.
STS
TS
S
SS
25. Saya senang jika guru memberikan soal yang sulit karena akan membuat saya berfikir lebih keras untuk menemukan jawabannya.
STS
TS
S
SS
26. Saya tidak malu bertanya kepada guru dan teman yang lebih tahu ketika saya tidak memahami materi.
STS
TS
S
SS
27. Saya malas jika disuruh mengerjakan PR Kimia.
STS
TS
S
SS
28. Saya enggan bergaul dengan teman-teman yang pandai, karena mereka kurang berbaur dengan teman-teman yang tidak pandai.
STS
TS
S
SS
29. Saya senang mengamati teman-teman saya yang sukses bahkan saya termotivasi dengan prestasi mereka.
STS
TS
S
SS
30. Saya harus mencari tahu strategi belajar dari teman-teman saya yang pintar supaya saya dapat menirunya.
STS
TS
S
SS
LABORATORIUM KOMPUTER TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH
IAIN WALISONGO SEMARANG
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50182 PENELITI NIM JURUSAN JUDUL
: : : :
YULI HARTANTI 3104363 TADRIS KIMIA PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG
HIPOTESIS: a. Hipotesis Korelasi: Ho : Tidak ada pengaruh antara mindset pesrta didik dan nilai hasil belajar kimia. H1 : Ada pengaruh antara mindset pesrta didik dan nilai hasil belajar kimia. b. Hipotesis Model Regresi Ho : Model regresi tidak signifikan H1 : Model regresi signifikan c. Hipotesis Koefisien Regresi Ho : Koofisien regresi tidak signifikan H1 : Koofisien regresi signifikan HASIL DAN ANALISIS DATA Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
nilai hasil belajar kimia
60.75
6.995
36
mindset peserta didik
61.36
7.735
36
Correlations nilai hasil belajar kimia mindset peserta didik Pearson Correlation nilai hasil belajar kimia
1.000
.807
.807
1.000
.
.000
.000
.
nilai hasil belajar kimia
36
36
mindset peserta didik
36
36
mindset peserta didik Sig. (1-tailed)
nilai hasil belajar kimia mindset peserta didik
N
Keterangan: Sig. = 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh antara mindset peserta didik dan nilai hasil belajar kimia.
b
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
Variables Removed a
1
mindset peserta didik
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: nilai hasil belajar kimia b
Model Summary Model
R
1
.807a
R Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
.651
.641
4.192
a. Predictors: (Constant), mindset peserta didik b. Dependent Variable: nilai hasil belajar kimia
Keterangan: R = 0.807 artinya ada pengaruh antara mindset peserta didik dan nilai hasil belajar kimia Sangat kuat karena 0.800 < R < 1.000 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
1115.190
1
1115.190
597.560
34
17.575
1712.750
35
F
Sig. .000a
63.452
a. Predictors: (Constant), mindset peserta didik b. Dependent Variable: nilai hasil belajar kimia
Keterangan: Sig. = 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak, H1 diterima, artinya model regresi Y = 0.730X + 15.974 Signifikan Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) mindset pesrta didik
B
Std. Error
15.974
5.664
0.730
.092
a
Standardized Coefficients Beta
a. Dependent Variable: nilai hasil belajar kimia
Keterangan: Persamaan Regresi adalah Y = 0.730X + 15.974
.807
95% Confidence Interval for B t
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
2.820
.008
4.462
27.485
7.966
.000
.544
.916
Uji koefisien varaibel (0.730) : Sig. = 0. 000 < 0.05 , maka Ho ditolak H1 diterima, artinya koefisien signifikan. Uji koefisien konstanta (15.974) : Sig. = 0. 008 < 0.05 , maka Ho diterima, artinya konstanta signifikan. Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
43.70
72.16
60.75
5.645
36
-11.027
6.595
.000
4.132
36
Std. Predicted Value
-3.020
2.022
.000
1.000
36
Std. Residual
-2.630
1.573
.000
.986
36
Residual
a. Dependent Variable: nilai hasil belajar kimia
Semarang, 16 Desember 2009 a/n Kepala Lab. Pendidikan Pengelola Lab. Komputer
Saminanto, S. Pd., M. Sc NIP. 19720604 200312 1 002
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387 Semarang Nomor : In.06.3/J4/PP.00.9/1151/2008 Lamp : Hal : Penunjukan Pembimbing Skripsi
Semarang, 23 Maret 2009 Kepada Yth. 1. Ratih Rizqi Nirwana, S.Si 2. Drs. Jasuri, M.Si
Berdasarkan hasil pembahasan usulan judul penelitian di jurusan Tadris, maka Fakultas Tarbiyah menyetujui judul skripsi mahasiswa: Nama : Yuli Hartanti NIM : 043711363 Judul : PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG dan menunjuk Bapak/Ibu : Ratih Rizqi Nirwana, S.Si. sebagai Pembimbing I (Bidang Materi) Bapak/Ibu : Drs. Jasuri, M.Si sebagai pembimbing II (Bidang Metodologi) Demikian dan atas kerjasama yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
An. Dekan Ketua Jurusan Tadris,
Drs. Abdul Wahid, M.Ag. NIP. 150 268 214
Tembusan : 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo (sebagai laporan) 2. Mahasiswa Bersangkutan 3. Arsip
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Hamka Telp/Fax (024) 7601295, 7615387 Semarang Nomor : In.06.3/DI.TL.00/2659/2009 2009 Lamp : Proposal Hal : Mohon Izin Riset A.n. Yuli Hartanti NIM. 043711363
Semarang, 21 Juli
Kepada Yth. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang di-Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama Yuli Hartanti, NIM. 043711363 sangat membutuhkan data sehubungan dengan penulisn skripsi yang berjudul: PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG dibawah bimbingan saudara Ratih Rizqi Nirwana, S.Si dan Drs. Jasuri, M.Si. Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi izin untuk melaksanakan penelitian di MAN 1 SEMARANG selama 40 hari. Atas izin yang diberikan kami ucapan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
An. Dekan, Pembantu Dekan 1,
Dra. Muntholi’ah, M.Pd. NIP. 150 263 166
Tembusan :
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang DEPARTEMEN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG
Jl. Brigjen S. Sudiarto Pedurungan Kidul Kec. Pedurungan ℡ 6715208 Tromol Pos 833, Kota Semarang 50192
S U R AT
KETERANGAN
Nomor: Ma.11.09 / PP.00.9 / 919 / 2009 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Drs. Syaefudin, M.Pd NIP : 19651015 199203 1 003 Pangkat / Golongan Ruang : Pembina / (IV / a) Jabatan : Kepala MAN 1 Semarang Dengan ini menerangkan bahwa, Nama : Yuli Hartanti NIM : 043711363 Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang S yang bersangkutan benar-benar telah melaksanakan penelitian untuk penulisan Skripsi dengan judul PENGARUH MINDSET TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SEMARANG, di MAN 1 Semarang tanggal 13 Agustus 2009 s.d. 11 September 2009. Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 12 September 2009 Kepala,
Drs. Syaefudin, M.Pd. NIP. 19651015 199203 1 003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BIODATA DIRI
:
Nama Lengkap
:
Yuli Hartanti
Tempat/Tgl Lahir
:
Kebumen, 13 Agustus 1986
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Agama
:
Islam
Suku/ Bangsa
:
Jawa/ Indonesia
Alamat
:
Ds. Wergonayan RT 02 RW 01, Kec. Mirit, Kab. Kebumen
JENJANG PENDIDIKAN :
1.
SD Negeri 1 Wergonayan Lulus Tahun 1998
2.
SMP Negeri 2 Mirit Lulus Tahun 2001
3.
MA Negeri Purworejo Lulus Tahun 2004
4.
IAIN Walisongo Lulus Tahun 2009
Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat dengan data yang sebenarnya dan semoga menjadi keterangan yang lebih jelas.
Kebumen, 28 Desember 2009 Penulis,
Yuli Hartanti