PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG 1
Dian Arima Gusti1, Iing Rika Yanti2, Silvi Trisna2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] ABSTRACT
This research is motivated by low learning outcomes and less to interested toward learning of physics. The overcome of the problems that using a learning with applying make a match method. The purpose of this research is to find out the student’s outcome of physisc learning by applying make a match method is better than of the student’s outcome in conventional learning at grade XI IPA of SMA Negeri 14 Padang. The instruments were cognitive domain test in final test and observation sheets students as affective domain test. Technique of data analysis the student’s outcomes of physics by t-test as cognitive domain test. The average-value of final test at experimental class is 85,53 and at the control class is 71,20. Meanwhile in affective domain, the average-value at experimental class is 75,60 and at control class is 69,17. Based on the average-value of physisc learning, then it was concluded that the student’s outcomes of phsysisc learning by applying make a match method is better than of the conventional learning at grade XI IPA of SMA Negeri 14 Padang. Keywords : Physisc Learning, Make a Match Method, Result of Physics Study. Pemerintah
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan
telah
banyak
melakukan upaya untuk memperbaiki
dan teknologi dari waktu ke waktu
mutu
semakin pesat.
Fenomena tersebut
Berbagai upaya yang telah dilakukan
mengakibatkan adanya pengaruh dalam
oleh pemerintah antara lain yaitu
berbagai
dengan
bidang
kehidupan,
salah
pendidikan
di
melengkapi
Indonesia.
sarana
dan
satunya bidang pendidikan. Pendidikan
prasarana,
serta
merupakan faktor yang sangat penting
kurikulum.
Selanjutnya
bagi
juga melakukan peningkatan terhadap
kehidupan
manusia.
Melalui
pendidikan, manusia akan tumbuh dan
kualitas
berkembang sebagai pribadi yang utuh.
pelatihan,
guru
penyempurnaan
seperti
workshop
pemerintah
mengadakan dan
seminar
nasional.
1
Tujuan pendidikan tidak akan
memperhatikan dan memilih strategi
berhasil tanpa usaha yang dilakukan
serta
oleh guru dalam menggunakan metode
melaksanakan proses belajar mengajar.
pembelajaran pada saat proses belajar
Guru juga harus menciptakan kondisi
mengajar.
belajar
pengelola
Tugas
guru
sebagai
pembelajaran
adalah
metode
yang
siswa
menyenangkan,
tepat
yang
nyaman,
sistematis
sehingga
menciptakan situasi dan kondisi yang
terciptanya
memungkinkan siswa belajar secara
kondusif, efektif dan efesien. Dengan
optimal.
demikian hasil belajar siswa akan
Fisika merupakan salah satu ilmu sains yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia,
menunjang
terutama
dalam
perkembangan
ilmu
tercapai
kondisi
dalam
sesuai
belajar
dengan
apa
yang
yang
diharapkan oleh guru. Pada kenyataannya di sekolah, pembelajaran fisika masih
banyak
diterapkan
metode
dengan
pengetahuan dan teknologi. Hal ini
pembelajaran
dapat dilihat dari penerapan ilmu fisika
ceramah.
dan ilmu lainnya, serta aplikasinya
divariasikan metode ceramah tersebut
pada perkembangan teknologi.
dengan metode diskusi dan demontrasi.
Pentingnya peranan fisika bagi
konvensional
Disamping
itu,
berupa juga
Permasalahan yang juga sering
perkembangan ilmu pengetahuan dan
terjadi dalam
teknologi, maka pembelajaran fisika ini
fisika di kelas diantaranya bahwa siswa
diharapkan menjadi pelajaran yang
masih menganggap pelajaran fisika
disukai oleh siswa. Jika pelajaran fisika
merupakan
sudah disukai oleh siswa maka secara
menyenangkan. Disamping itu siswa
perlahan-lahan
fisika
menganggap bahwa pelajaran fisika
juga dapat dikuasai dan dipahami, baik
cukup sulit untuk dipahami karena
itu dari segi konsep maupun aturan-
rumus-rumus
aturan yang berlaku dalam fisika itu
banyak.
pembelajaran
sendiri. Guru
Hal sebagai
pendidik
proses
pelajaran
fisika
ini
pembelajaran
yang
yang
ditandai
kurang
cukup
dengan
dan
kurangnya minat belajar siswa terhadap
pemberi ilmu pengetahuan dituntut
pelajaran fisika. Kenyataan di lapangan
2
menunjukkan
bahwa
proses
soal dan jawaban, kemudian siswa
pelaksanaan pembelajaran fisika di
dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok
dalam kelas kurang terlaksana dengan
pertama berperan sebagai pemegang
baik. Hal ini dibuktikan dengan fakta
kartu soal, kelompok kedua berperan
bahwa masih rendahnya hasil belajar
sebagai
siswa kelas XI IPA Semester 1 di SMA
sedangkan kelompok ketiga adalah
Negeri 14 Padang.
kelompok penilai. Setelah itu siswa
pemegang
kartu
jawaban
Berdasarkan uraian masalah di
diminta untuk mencari pasangan kartu
atas maka guru diharapkan dapat
yang merupakan jawaban/soal sebelum
menciptakan kegiatan belajar yang
batas waktunya, sehingga siswa dapat
menarik bagi siswa dan memberikan
terlibat
kesempatan belajar aktif, sehingga
menjawab
pembelajaran yang berlangsung di
kepadanya melalui kartu selama proses
kelas tidak lagi didominasi oleh guru.
belajar mengajar di kelas.
secara soal
langsung yang
dalam
disampaikan
Alternatif untuk mengatasi kendala
Berdasarkan uraian yang telah
tersebut adalah dapat dilakukan dengan
dikemukakan di atas, maka dilakukan
menambah
metode
penelitian tentang penerapan metode
pembelajaran. Salah satunya adalah
pembelajaran make a match selama
dengan
proses pembelajaran untuk melihat
variasi
menggunakan
metode
pembelajaran make a match.
hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA
Metode make a match merupakan
di SMA Negeri 14 Padang. Penelitian
salah satu jenis dari metode dalam
ini bertujuan untuk mengetahui hasil
pembelajaran kooperatif. Salah satu
belajar fisika siswa dengan menerapkan
keunggulan teknik ini adalah siswa
metode pembelajaran make a match ini
mencari
lebih baik dari pada hasil belajar fisika
pasangan
sambil
belajar
mengenai suatu konsep atau topik
siswa
dalam suasana yang menyenangkan.
pembelajaran konvensional pada kelas
(Rusman, 2012 : 223).
XI IPA di SMA Negeri 14 Padang.
Metode diterapkan
make dengan
a
match cara
dengan
menerapkan
ini guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi
3
dan pembelajaran konvensional pada
METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan
kelas kontrol, dan tahap selanjutnya
pada semester genap di SMA Negeri 14
adalah tahap akhir,
Padang. Jenis penelitian ini adalah
mengadakan tes akhir pada kedua kelas
penelitian eksperimen semu (quasi
sampel dan menarik kesimpulan dari
experiment). Desain yang digunakan
hasil yang didapatkan sesuai dengan
adalah posttest only control group
analisis data yang digunakan.
design.
(Arikunto,
2013
:
yaitu dengan
212).
Adapun teknik analisis data pada
Populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian ini bertujuan untuk melihat
seluruh siswa kelas XI IPA di SMA
perbedaan antara kelas eksperimen
Negeri 14 Padang. Penentuan sampel
dengan
menggunakan teknik cluster random
menganalisis
sampling
yang
menggunakan langkah-langkah sebagai
dilakukan
uji
sebelumnya normalitas
telah dengan
menggunakan uji lilliefors, sedangkan untuk
uji
homogenitas
menggunakan
uji
dengan
kesamaan
dua
variansi.
kelas
kontrol.
Dalam
data,
peneliti
berikut yaitu : 1. Analisis
pada
ranah
kognitif
bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji
Instrumen yang digunakan pada
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
penelitian ini adalah tes akhir dalam
uji normalitas dan uji homogenitas.
bentuk essay sedangkan pada ranah
Uji
afektif adalah dengan menggunakan
adalah menggunakan uji lilliefors.
lembar
Adapun
observasi
siswa.
Teknik
normalitas
yang
dilakukan
langkah-langkah
pengumpulan data pada penelitian ini
digunakan
antara lain berupa tahap persiapan,
(Sudjana, 2005 : 466) adalah
yaitu dengan mempersiapkan segala
sebagai berikut :
sesuatu
yang
pelaksanaan tahap
berkaitan
penelitian,
pelaksanaan,
menerapkan
metode
dengan
selanjutnya
yaitu
dengan
pembelajaran
a) Menyusun
untuk
skor
uji
yang
lilliefors
siswa
yang
terendah ke skor tertinggi. b) Skor mentah dijadikan kebilangan baku menggunakan rumus :
make a match pada kelas eksperimen
4
̅
∑
,
c) Menggunakan
∑
daftar
peluang
dengan menggunakan rumus :
Dengan kriteria pengujiannya adalah
terima
H0
jika
dengan derajat kebebasan d) Menghitung harga
, dengan
menggunakan rumus :
(
) =
, dalam hal lain
H0 ditolak. 2. Analisis pada ranah afektif dilihat
e) Menghitung selisih antara
-
dari aktivitas siswa di kelas selama proses pembelajaran. Hasil belajar
f) Ambil harga mutlak yang terbesar. Sedangkan
untuk
uji
homogenitas dengan menggunakan uji kesamaan dua variansi (Sudjana, 2005 : 249) dengan menggunakan rumus :
sikap siswa dinilai berdasarkan lembar penilaian yang telah dibuat oleh guru. Perhitungan nilai akhir (Kunandar, 2013 : 136) dapat menggunakan
rumus
sebagai
berikut :
Hasil uji normalitas diperoleh bahwa kedua kelas terdistribusi normal
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan hasil uji homogenitas diperoleh
Hasil
penelitiannya
adalah
bahwa kedua kelas memiliki variansi
setelah dilaksanakan tes akhir diperoleh
yang homogen. Berdasarkan hipotesis
data hasil belajar fisika siswa pada
yang dikemukakan, dilakukan uji satu
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
pihak. Uji hipotesis yang digunakan
Dari skor tes akhir belajar fisika siswa
adalah dengan menggunakan uji
pada
(Sudjana, 2005 : 239) yaitu dengan
perhitungan rata-rata ( ̅ ), simpangan
menggunakan rumus :
baku (s), skor tertinggi (
̅̅̅ √
̅̅̅
kedua
skor terendah (
kelas
ini
dilakukan
) dan
). Hasil perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
5
Tabel 1. Perhitungan rata-rata (̅), simpangan baku (s), skor tertinggi ( ) dan skor terendah ( ). Hasil
Eksperimen
Kontrol
̅
85,53 7,56 94
71,20 12,52 90
56
50
s
Keterangan : P1 : Pertemuan pertama P2 : Pertemuan kedua P3 : Pertemuan ketiga Eks : Eksperimen Berdasarkan
gambar
terlihat
bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata kelas kontrol. Sedangkan pada penilaian afektif yang dilakukan di kedua kelas sampel ini berupa penilaian aktivitas siswa yang dinilai selama proses pembelajaran berlangsung, penilaian ini diperoleh melalui
lembar
penilaian
aktivitas
siswa. Rata-rata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran selama tiga kali pertemuan dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
umum
rata-rata
aktivitas
siswa
sebagian besar mengalami peningkatan disetiap pertemuan. Adapun analisis data hasil belajar fisika siswa pada penelitian yang dilakukan adalah 1. Ranah Kognitif Untuk mengetahui apakah hipotesis dalam penelitian ini diterima atau ditolak,
maka
dilakukan
uji
normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu terhadap hasil tes akhir kedua kelas sampel. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Gambar 1. Rata-rata Aktivitas Siswa pada Kelas Sampel 100
Tabel 2. Uji Normalitas Hasil
Eksperimen
Kontrol
0,13 0,16
0,10 0,16
80
60 40 20 0
P1 P2 P3 Eks 63.3 80 83.3 Kontrol 58.8 71.3 77.5
Berdasarkan diperoleh bahwa
tabel
di
atas
, maka terima
, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
kelas
Sedangkan
terdistribusi hasil
normal.
perhitungan
uji
6
homogenitas
yang
menggunakan uji
dilakukan
satu pihak yaitu
2. Ranah Afektif Analisis aktivitas
dan . Dari uji homogenitas diperoleh
proses
hasil
siswa
observasi
selama
pembelajaran
dari
mengikuti
yaitu
dimana
dapat
selama proses pembelajaran sedang
disimpulkan bahwa kedua kelas sampel
berlangsung, guru melakukan penilaian
mempunyai variansi yang homogen.
aktivitas belajar siswa yang diperoleh
jadi
Setelah dilakukan uji normalitas
melalui
lembar
penilaian
aktivitas
dan uji homogenitas diketahui bahwa
siswa yang dinilai oleh tiga orang
hasil belajar fisika siswa pada kelas
observer.
sampel
dan
sebanyak tiga kali pertemuan, terdiri
homogen.
dari tujuh aktivitas yang akan diamati
terdistribusi
memiliki Maka
variansi
langkah
melakukan pengujian
normal yang
hipotesis,
siswa
dilihat
yaitu
dari indikator yang berbeda. Aktivitas
dengan
belajar siswa dapat digolongkan dalam
selanjutnya
perhitungan
Aktivitas
adapun
uji
beberapa klasifikasi (Sardiman, 2011 :
hipotesis yang dilakukan yaitu dengan
101) antara lain :
menggunakan uji .
a. Visual activities, yang termasuk di
Adapun
hasil
yaitu .
perhitungannya
uji
hipotesis
di
atas
maka hipotesisnya diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dengan
menerapkan
metode pembelajaran make a match lebih baik dari pada hasil belajar fisika siswa
dengan
membaca,
percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral
diperoleh bahwa
fisika
misalnya,
memerhatikan gambar demonstrasi,
dan Dari
dalamnya
menerapkan
pembelajaran konvensional pada kelas XI IPA di SMA Negeri 14 Padang.
activities,
seperti
menyatakan, bertanya,
:
merumuskan, memberi
mengeluarkan
saran, pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan
:
uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato.
7
d. Writing activities, seperti misalnya
pendapat,
memberi
saran,
diskusi,
menulis cerita, karangan, laporan,
menganalisis, menaruh minat dan lain-
angket, menyalin.
lain. Aktivitas yang diamati pada
e. Drawing
activities,
menggambar,
misalnya
membuat
:
grafik,
peta, diagram.
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel
f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi,
No 1.
bermain, 2.
berkebun dan beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat,
3.
memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan,
mengambil
4.
keputusan. h. Emotional
acivities,
seperti
misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira,
5.
bersemangat,
bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan uraian di atas dapat
6.
disimpulkan bahwa aktivitas belajar dapat digolongkan antara lain yaitu
3.
Aktivitas Siswa Yang Diamati Pada Kelas Sampel Aktivitas Aktivitas Siswa Siswa Dalam Kelas Visual Memperhatikan activities guru. Oral Bertanya kepada activities guru dan berdiskusi dengan teman kelompok. Listening Mendengarkan activities penjelasan kelompok lain. Writing Mencatat hasil activities presentasi kelompok yang tampil. Mental Menanggapi saran activities atau pendapat dari teman, menganalisis soal dan jawaban. Emotional Bersemangat activities belajar.
Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat
activities,
disimpulkan bahwa ada enam dari
listening activities, writing activities,
delapan aktivitas yang akan diamati
drawing activities, motor activities,
pada kelas sampel, diantaranya adalah
mental
visual
visual
acivities.
activities,
activities, Aktivitas
oral
dan
emotional
yang
dapat
activities,
oral
activities,
listening activities, writing activities,
dilakukan di kelas antara lain seperti
mental
membaca, percobaan, mengeluarkan
activities.
activities,
dan
emotional
8
Sedangkan aktivitas yang dapat
kelompok dan lain-lain. Pada penelitian
dilakukan oleh siswa antara lain adalah
ini rata-rata indikator aktivitas siswa
memperhatikan guru, bertanya kepada
pada kedua kelas sampel dapat dilihat
guru,
pada Tabel 4 di bawah ini.
mendengarkan
penjelasan
Tabel 4. Nilai Aktivitas Siswa Pada Kelas Sampel Nilai Aktivitas Siswa No
Indikator
Kelas Eksperimen Pert. 1
Pert. 2
Kelas Kontrol
Pert. 3
Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. 2 Siswa bertanya kepada guru. 3 Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya. 4 Siswa mendengar penjelasan dari kelompok lain. 5 Siswa mencatat hasil presentasi dari kelompok yang tampil. 6 Siswa menanggapi saran atau pendapat dari temannya. 7 Siswa menganalisis soal dan jawaban yang diberikan. 8 Siswa bersemangat belajar di kelas. Keterangan : Pert. 1 = Pertemuan 1 Pert. 1 = Pertemuan 1
Pert. 1
Pert. 2
Pert. 3
1
Tabel di atas memperlihatkan
Pert. 1 = Pertemuan 1
aktivitas siwa disetiap pertemuan
rata-rata indikator aktivitas siswa
selalu
meningkat.
Pada
pada pertemuan ketiga pada kedua
eksperimen
kelas sampel. Dari ketiga tabel di
siswa lebih tinggi dari pada aktivitas
atas dapat dilihat bahwa rata-rata
siswa di kelas kontrol.
peningkatan
kelas aktivitas
9
Berdasarkan
hasil
observasi
eksperimen
pada
ranah
kognitif
dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
memperoleh rata-rata yaitu 85,53,
dikedua
pada
dan aktivitas siswa pada ranah afektif
pertemuan pertama masih rendah.
memperoleh nilai rata-rata yaitu
Pada
dan
75,60, sedangkan hasil belajar fisika
pertemuan ketiga, aktivitas siswa
siswa di kelas kontrol pada ranah
sudah
peningkatan
kognitif memperoleh rata-rata 71,20,
pertemuan
dan aktivitas siswa pada ranah afektif
kelas
sampel
pertemuan
kedua
mengalami
dibandingkan
dengan
pertama.
memperoleh nilai rata-rata yaitu
Berdasarkan hasil pembahasan
69,17. Dari data hasil belajar fisika
dan hasil analisis yang dilakukan,
diatas
terlihat bahwa hasil belajar fisika
bahwa hasil belajar fisika siswa pada
siswa kelas eksperimen lebih baik
materi teori kinetik gas dengan
dari
Ini
penerapan metode make a match
menunjukkan metode make a match
lebih baik dari hasil belajar fisika
berdampak
siswa
pada
kelas
baik
kontrol.
terhadap
hasil
maka
dapat
dengan
disimpulkan
menerapkan
belajar fisika siswa, dapat dilihat dari
pembelajaran konvensional di kelas
rata-rata hasil belajar kedua kelas
XI IPA SMA Negeri 14 Padang.
sampel. Hal ini sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode make a match yaitu dapat meningkatkan kreativitas
berfikir
siswa
dan
menghindari kejenuhan siswa dalam mengkiuti proses belajar mengajar. (Haryadi, 2015 : 17). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan
yang
telah
dikemukakan di atas diperoleh data hasil belajar fisika siswa di kelas
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Haryadi, Jafri dan Sri Wahyuni. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Make A Match terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Dolok Masihul Serdang Bedagai Tahun Pelajaran 2014-2015. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan (Volume 1, Nomor 1, Oktober 2015, ISSN : 2461-1247) Hlm. 14-15.
10
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : Rajawali Pers. Rusman. Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
11