PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG. YellyAnggraini1, Husna2, Silvi Trisna2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] ABSTRACT This study is based on low learning strategy outcomes and inactivity at physics learning students in the class. The overcome of the problems that using a learning with applying active learning strategy type true or false. The purpose of this research is to find out the student’s outcome of physics learning by apllying active learning type true or false is better than of the student’s outcome in convensional learning at grade XI IPA of SMAN 14 Padang. Type of this research is quasi experiment. The sampel was chosen by using cluster random sampling technique. The instruments were cognitive domain test in final test and observation sheets student as affective domain test. The average-value of the final test as affective test at experimental class is 83 and at the control class is 78. The result of hypothesis testing obtained from sample class that is tcount = 8,26 and ttable = 1,7, if tcount> ttable, hypothesis accepted. Based on the average-value of physics learning, then it was concluded that the student’s outcomes of physics learning by applying active learning strategy type true or false is better than of the conventional learning at grade XI IPA of SMAN 14 Padang. Keywords : Physics Learning, Active Learning Strategy, Result of Physics Study PENDAHULUAN Pendidikan yang
sangat
memenuhi merupakan penting
mewujudkan
cita-cita
mencerdaskan
kehidupan
hal
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK).
untuk
Hal
ini
bertujuan
untuk
dalam
melahirkan sumber daya manusia yang
bangsa.
berintelektual
Salah satu upaya untuk mewujudkan
keterampilan
cita-cita
dengan
pengetahuan dalam mencapai tujuan
meningkatkan mutu pendidikan. Salah
pendidikan. Tujuan pendidikan belum
satu tantangan yang terjadi dalam
tercapai
dunia pendidikan yaitu bagaimana
kesulitan
meningkatkan mutu pendidikan pada
mengajar masih banyak dijumpai oleh
bidang
guru. Pada proses pembelajaran siswa
bangsa
sains
adalah
yaitu
IPA
untuk
1
tinggi,
dapat
karena dalam
memiliki
mengembangkan
keluhan
tentang
proses
belajar
cenderung kurang aktif seperti tidak
tersebut”.
ada inisiatif untuk bertanya kepada
menyatakan bahwa “proses adalah
guru sehingga siswa cenderung hanya
kegiatan yang dilakukan oleh siswa
menerima tanpa mau menelaah lebih
dalam mencapai tujuan pengajaran,
lanjut.
sedangkan kemampuan
Berdasarkan hasil wawancara
setelah
yang telah dilakukan dengan guru IPA
pembelajaran
dalam pembelajaran tersebut yang akan berdampak baik terhadap hasil
serta
belajarnya. Hasil belajar diperoleh dari
mengerjakan tugas yang diberikan
kemampuan yang dimiliki oleh siswa
guru. Sedangkan pada metode diskusi
ketika siswa mengikuti proses belajar
belum semua siswa terlibat secara
mengajar. Dapat disimpulkan bahwa
aktif dalam memberikan pendapatnya.
proses
Selain itu ada upaya lain yang
menerapkan
sehingga belum mampu meningkatkan
Strategi
mengemukakan bahwa “pembelajaran
peristiwa
secara belajar,
rasional
saling
strategi
pembelajaran
aktif tipe true or false.
hasil belajar siswa. Yaumi (2012: 28)
hubungan
belajar
hasil belajar siswa adalah dengan
namun ternyata masih belum optimal,
mengusulkan
hasil
dapat dilakukan untuk meningkatkan
peta konsep pada materi tertentu,
untuk
dan
berkaitan. Salah satu alternatif yang
dilakukan oleh guru yaitu menerapkan
adalah
pengalaman
maka siswa akan mencapai tujuan
siswa cenderung hanya mendengarkan materi
menerima
siswa
Jika proses telah diikuti dengan baik,
pembelajaran dengan metode ceramah mencatat
dimiliki
mengikuti proses dalam pembelajaran.
seperti
metode ceramah dan diskusi. Pada
dan
yang
adalah
dapat dikatakan bahwa siswa harus
metode
konvensional
belajar
22)
Berdasarkan pernyataan di atas,
dalam proses pembelajaran fisika guru menggunakan
ia
hasil
(2014:
belajarnya”.
SMAN 14 Padang diperoleh bahwa masih
Sudjana
pembelajaran
aktif
merupakan pembelajaran yang dapat
suatu
mengajak siswa untuk aktif dalam
antara
proses pembelajaran. Warsono dan
pengaruhnya
Hariyanto (2012: 5) mengemukakan
terhadap proses belajar, dan hasil
bahwa “pembelajaran aktif adalah
belajar yang diperoleh dari proses
2
sebagai
strategi
pengajaran
yang
mampu
meningkatkan
pertukaran
melibatkan siswa secara aktif dalam
pendapat dalam kelompok yang telah
proses pembelajaran”.
ditentukan.
Berdasarkan pendapat di atas, strategi
pembelajaran
aktif
secara
berkelompok
kemampuan
penggunaan
matematis.
potensi
pendapat
seperti memecahkan soal-soal fisika
dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua
Pertukaran
yang
yang
butuh
menganalisis
secara
dimiliki oleh siswa, sehingga semua
Pembentukan kelompok dapat
siswa aktif dalam proses pembelajaran
dilakukan dengan bermacam-macam
yang akan berdampak baik terhadap
cara,
hasil
heterogen.
belajar
siswa.
Selain
itu
salah
satunya
dengan
Pengelompokkan
cara yang
pembelajaran aktif (active learning)
dilakukan secara heterogen dibentuk
juga dimaksudkan untuk menjaga
berdasarkan
perhatian siswa agar tetap tertuju pada
akademis yang terdiri dari siswa
proses
Strategi
dengan kemampuan akademis rendah,
pembelajaran aktif tipe true or false
sedang, dan tinggi. Menurut Lie (2010:
merupakan strategi pembelajaran aktif
43) pengelompokan secara heterogen
yang dirancang untuk membuat proses
mempunyai
pembelajaran menjadi menyenangkan
yaitu :
dan
a.
pembelajaran.
siswa
aktif
dalam
proses
pembelajaran tersebut. Menurut Silberman (2013: 111) menyatakan
b.
“Strategi
bahwa
pembelajaran aktif tipe true or false merupakan menstimulasi
aktivitas
kerja
keterlibatan
sama
terhadap
pengajaran yang dilakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan tim, pertukaran
pendapat,
tingkat
kemampuan
beberapa
keunggulan
Memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung. Meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender yang memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Berdasarkan kutipan di atas
dan
kelompok dibentuk secara heterogen
pembelajaran langsung”. Berdasarkan
sehingga dapat mendukung interaksi
pendapat tersebut
dan
siswa diharapkan
3
kerja
sama
antar
anggota
kelompok. Dengan perbedaan yang
kondisi-kondisi eksperimental secara
dimiliki tersebut antar para anggota
tertib-ketat, karena sulit dilakukan”.
akan saling mengisi dan melengkapi.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Pembentukan
keseluruhan
siswa
dilakukan dari aspek atau kriteria
SMAN
Padang
sesuai
2016/2017.
kelompok
dengan
dapat
kebutuhan
yang
14
kelas
XI
tahun
Teknik
IPA ajaran
pengambilan
memungkinkan pembelajaran efektif.
sampel yaitu dilakukan dengan teknik
Supaya proses pembelajaran lebih
cluster
optimal
mudah
teknik pengambilan sampel mengacu
memahami materi yang diberikan,
pada kelompok bukan pada individu,
guru
karena
dan
siswa
memfasilitasi
lebih siswa
dengan
bahan ajar berupa handout.
random sampling, dimana
kedua
kelas
terdistribusi
normal dan homogen maka didapatkan kelas
Penelitian ini bertujuan untuk
XI
IPA
2
sebagai
kelas
eksperimen dan XI IPA 1 sebagai kelas
mengetahui apakah hasil belajar fisika
kontrol.
siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe true or false
Instrumen
yang
digunakan
lebih baik dari pada hasil belajar fisika
untuk kedua kelas sampel terbagi
siswa
atas :
dengan
menerapkan
pembelajaran konvensional di kelas XI
1.
IPA SMAN 14 Padang.
Instrumen
METODE PENELITIAN Jenis
penelitian
ini
mencakup selama
variabel dan kondisi eksperimen dapat (2007:
watak
perilaku
pembelajaran
siswa
berlangsung
setiap pertemuan yang dinilai oleh
diatur dan dikontrol secara ketat. dkk
digunakan
observasi. Ranah afektif yang dinilai
eksperimen) mengingat tidak semua
Lufri,
yang
pada ranah afektif yaitu berupa lembar
adalah
penelitian eksperimen semu (quasi
Menurut
Ranah Afektif
observer. Aspek afektif yang diamati
62)
yaitu aktivitas siswa selama kegiatan
“Penelitian eksperimen semu tidak memungkinkan untuk memanipulasi atau mengontrol variabel-variabel dan
diskusi
berlangsung.
Sadirman
(2011:
100)
Menurut “aktivitas
belajar adalah aktivitas yang bersifat
4
fisik maupun mental”. Selain itu,
Perhitungan
keberhasilan dalam belajar ditentukan
Kunandar
juga oleh aktivitas siswa dalam proses
menggunakan rumus sebagai berikut :
pembelajaran. Banyak aktivitas yang
akhir
(2013:
Nilai
dapat dilakukan oleh siswa dalam
skor
138)
dapat
Skor Perolehan 100% Skor Maksimum
Berdasarkan
proses belajar. Aktivitas yang akan
menurut
rumus
diatas,
diamati dalam penelitian ini yaitu
Untuk setiap aspek yang diamati, akan
visual
activities,
diberi skor 1 jika teramati “ya” dan
listening activites, mental activities,
akan diberi skor 0 jika teramati “tidak”.
dan emotional activities
Siswa yang mendapatkan nilai yang
2.
tinggi berarti banyak aktivitas yang
activities,
oral
Ranah Kognitif Instrumen
yang
dilakukan. Sedangkan siswa yang
digunakan
sedikit melakukan aktivitas maka akan
pada ranah kognitif yaitu berupa tes
memperoleh nilai yang rendah atau
essay. Tes yang akan diberikan diakhir
termasuk kedalam kriteria kurang.
penelitian sesuai dengan materi yang
2.
sudah dipelajari. Menurut Kunandar
Penilaian ranah kognitif dilihat
(2013: 229) :
dari tes akhir hasil belajar fisika siswa.
Skor Perolehan Nilai 100% Skor Maksimum
Analisis data pada ranah kognitif ini bertujuan
Tes yang diberikan berguna untuk kognitif. Terbentuknya tes yang baik dilakukan
penyusunan
tes
analisis
data
apakah
ditolak.
Dalam
dalam
penilaian
menganalisis kognitif,
data
peneliti
berikut:
yang
a.
digunakan pada penelitian ini yaitu : 1.
menguji
melakukan langkah-langkah sebagai
terlebih dahulu. Teknik
untuk
hipotesis yang diajukan diterima atau
mengukur hasil belajar pada ranah perlu
Penilaian Kognitif
Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk
Penilaian Afektif
menentukan apakah data berdistribusi
Pada penilaian ranah afektif
normal atau tidak. Uji yang digunakan
dilihat dari aktivitas siswa dikelas
adalah
selama
dikemukakan oleh Sudjana (2005: 466)
proses
pembelajaran.
5
uji
Lilliefors
yang
yaitu dengan selisih menentukan nilai
atau ditolak. Hasil uji normalitas dan
tertinggi dari F ( zi ) S ( zi ) , hasilnya
homogenitas yang telah diperoleh,
disebut
L0 .
dengan
diketahui
Kemudian
statistik
dengan kriteria pengujiannya adalah
yang
t
lain H 0 ditolak. Uji Homogenitas
untuk
mengetahui
digunakan
apakah
digunakan
menurut
Sudjana (2005: 239) adalah uji t yaitu :
terima H 0 jika L0 Lt dalam hal
homogenitas
kelas
variansi yang homogen maka uji
dilihat pada tabel distribusi normal
Uji
kedua
terdistribusi normal dan mempunyai
bandingkan dengan Lt yang dapat
b.
bahwa
x1 x2 1 1 s n1 n2 2
(n1 1) s1 (n2 1) s2 dengan : s n1 n2 2
kedua
sampel mempunyai ragam yang sama
Kriteria
(homogen). Uji yang digunakan adalah
pengujiannya H0
adalah
uji kesamaan dua varians (uji F).
2
diterima
249)
jika t hitung ttabel (1 ) dengan derajat
menentukan
kebebasan untuk daftar distribusi t
harga F maka rumus yang digunakan
adalah (dk ) (n1 n2 2), dalam hal
sebagai berikut:
lain H 0 ditolak.
Dalam
Sudjana
menyebutkan,
(2005:
untuk
F
Kriteria
2
s1 2 s2
dari
HASIL DAN PEMBAHASAN pengujian
Setelah dilakukan analisis data tes
ini
akhir diperoleh rata-rata, simpangan
adalah hipotesis H 0 akan diterima jika nilai c.
baku,
Fhitung Ftabel .
melakukan uji
dan
nilai
Tabel 1. Nilai, Rata-rata, dan Simpangan Baku Pada Kedua Kelas Sampel
uji
normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukanlah
tertingggi,
terendah, seperti telihat pada tabel 1 :
Uji Hipotesis Setelah
nilai
hipotesis.
Kelas
Uji
Eksperimen Kontrol
hipotesis berguna untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima
6
Nilai xmax xmin 100 64 84 55
x
85,97 67,28
Tabel 1, terlihat bahwa nilai
siswa
rata-rata siswa pada kelas eksperimen
menggunakan
pembelajaran konvensional.
lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas
Penerapan
strategi
pembelajaran aktif tipe true or false
kontrol.
dapat membantu untuk meningkatkan
Hasil perhitungan uji hipotesis
hasil
dengan menggunakan uji t, maka data
dengan
dan membagikan satu kartu kepada setiap
strategi
menentukan
lebih baik dari pada hasil belajar fisika dengan
sesuai
Guru
kartu
yang
mereka
Berikut bentuk kartu true or false yang telah dijawab oleh siswa :
IPA SMAN 14 Padang. ini
kelompok.
peroleh bernilai benar atau salah.
menerapkan
pembelajaran konvensional di kelas XI
Hal
anggota
menyampaikan bahwa misi mereka
pembelajaran aktif tipe true or false siswa
pembelajaran
Setelah itu guru membentuk kelompok
fisika siswa
menerapkan
Pada
handout kepada masing-masing siswa.
diterima. Sehingga dapat disimpulkan belajar
strategi
siswa.
menyajikan materi, dengan pemberian
karena thitung >
ttabel maka hipotesis penelitian ini hasil
fisika
aktif tipe true or false yaitu guru
ttabel = 1,7 didapat dari daftar distribusi t dengan 0,05,
belajar
pelaksanaan
yang diperoleh yaitu thitung = 8,26 dan
bahwa
yang
dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Kharisma
(2012)
dengan
judul
“Penerapan Strategi True or False Statement
terhadap
pemahaman
konsep matematis siswa kelas VIII SMPN
24
penelitiannya pemahaman
Padang”. menunjukkan konsep
siswa
Hasil bahwa yang
menggunakan strategi pembelajaran Gambar 1. Jawaban Siswa Benar atau Salah Pada Kartu True or False
aktif tipe true or false statement lebih baik dari pada pemahaman konsep
7
Setelah siswa menjawab soal yang terdapat
pada
kartu,
guru
mengumpulkan kartu-kartu tersebut kemudian siswa diberi kesempatan untuk
mempresentasikan
hasil
jawaban mereka. Hal ini memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa tidak merasa bosan dan pemahaman Gambar 2. Jawaban Siswa Pada Kelas Kontrol
konsep siswa terhadap fisika pun dapat meningkat yang akan berdampak baik
Dalam
terhadap hasil belajar. Proses
proses
pelaksanaan
dikelas kontrol dapat dilihat bahwa yang
jawaban yang di buat oleh siswa
berlangsung di kelas kontrol adalah
kurang tepat seperti jawaban pada
pembelajaran konvensional yang biasa
nomor 3 yaitu 75,07 joule dimana
dilakukan
sekolah
jawaban yang benar adalah 83,38 joule.
tersebut. Dalam proses pembelajaran
Sehingga dapat dikatakan siswa masih
guru
belum sepenuhnya menguasai konsep
oleh
pembelajaran
guru
menjelaskan
di
materi
sesuai
dengan handout yang telah diberikan
fisika.
sebelumnya kepada siswa kemudian
Penilaian aspek afektif dilakukan
guru memberikan contoh dan latihan
pada setiap kali pertemuan. Pada
yang dikerjakan secara berkelompok, dimana jawaban latihan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
penelitian
ini
terhadap
setiap
berturut-turut.
aktivitas
dilakukan
pertemuan Rata-rata
secara aktivitas
siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dapat
Gambar 3 dibawah ini :
8
dilihat
pada
keterlaksanaan strategi pembelajaran sudah mulai meningkat dari pertemuan sebelumnya,
hal
ini
terlihat
dari
beberapa aspek indikator yang diamati ada yang mencapai 100%. Gambar 3. Rata-Rata Aktivitas Siswa Setiap Pertemuan Pada Kelas Sampel Dari gambar diatas,
Pada kelas kontrol aktivitas siswa masih
kelas
pertemuan
sampel
meningkat.
eksperimen
di
dan keadaan kelas masih kurang
setiap
terkontrol
pertama. KESIMPULAN
terbiasa dalam proses pembelajaran
Hasil analisis data diperoleh dari
strategi
dua ranah yaitu ranah afektif dan
pembelajaran aktif tipe true or false.
ranah kognitif. Pada ranah afektif
Hal ini dapat dilihat dari hasil aktivitas
persentase
siswa masih rendah pada pertemuan berlangsung
selama
kelas kontrol yaitu 78. Pada ranah kognitif hasil belajar fisika siswa
dalam diskusi dengan kelompok untuk
untuk
menyelesaikan soal yang diberikan
kelas
eksperimen
dengan
rata-rata 85,97 dan pada kelas kontrol
serta memberikan pendapat selama
yaitu dengan rata-rata 67,28. Pada
diskusi berlangsung. Hal ini dapat
ranah kognitif dari hasil pengujian
dilihat bahwa aktivitas siswa pada kedua
siswa
kelas eksperimen yaitu 83 dan pada
dengan baik. Siswa sudah mulai aktif
pertemuan
aktivitas
proses pembelajaran berlangsung pada
pertama. Pada pertemuan kedua sistem sudah
Pada
jika dibandingkan dengan pertemuan
pertemuan pertama siswa masih belum
pembelajaran
baik.
pembelajaran sudah mulai meningkat
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen
menggunakan
dengan
Pertemuan kedua dan ketiga proses
aktivitas
siswa lebih tinggi dari pada aktivitas
dengan
pertemuan,
dengan materi yang akan diajarkan
Pada kelas
peningkatan
diawal
alasannya karena siswa belum siap
dapat
dilihat bahwa rata-rata aktivitas pada kedua
kurang
hipotesis didapat thitung = 8,26 dan ttabel
mengalami
= 1,7, dimana jika thitung > ttabel maka
peningkatan. Pada pertemuan ketiga
hipotesis
9
diterima.
Penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
hasil
belajar
Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
fisika siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe true or false lebih baik dari pada hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional
Warsono, dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
pada
materi Termodinamika kelas XI IPA SMAN 14 Padang.
Yaumi,
DAFTAR PUSTAKA Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kharisma, Yumi. 2012. Penerapan Strategi True or False Statement terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 24 Padang. Lie,
Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia.
Lufri, dkk. 2007. Kuat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press. Sadirman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Silberman, Melvin L. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien. Bandung: Nusamedia & Nuansa Cendikia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
10
Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.