1
PENERAPAN METODE PERSONALIZED SYSTEM OF INTRUCTION (PSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK Wisnaneri1, Rosmiyati2, Afrahamiryano2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahaputra Muhammad Yamin email:
[email protected]
Abstract The aim of this research is to find out the students mathematics achievement which use Personalized System of Intruction (PSI) method is better than students mathematics achievement which do not use PSI method in class XI IPA of SMAN 1 Kota Solok. This is an experimental Research. Population of this research is students of XI IPA of SMAN 1 Kota Solok at 2013/2014 academic year. Then class XI IPA8 is the sampel which is chosen to be class of experimental and this class treats with PSI method. Moreover, class XI IPA7 is control class which Koes not get PSI method. Based on the hypothesis test result which use sign test is gotten harithmetic = 5 and htabel = 12, because harithmetic ≤ htabel so H0 rejected. It means that the result of the research and the students mathematics achievement which use PSI method is better than students mathematics achievement with no PSI method treatments. Kata kunci: Penerapan, Personalized System of Intruction, hasil belajar, eksperimen
A. Pendahuluan Pemerintah selalu berusaha agar pembelajaran matematika saat ini lebih baik dari sebelumnya. Usaha yang telah pemerintah lakukan adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, meningkatkan kualitas guru melalui seminar-seminar pendidikan, menyediakan buku pegangan siswa dan guru, serta mengembangkan dan memperbarui kurikulum yang saat ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikaan (KTSP). Namun usaha yang dilakukan pemerintah tersebut belum menemukan hasil yang diharapkan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami, menyerap,
2
dan mempelajari matematika. Sehingga hasil belajar matematika siswa masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Berdasarkan wawancara penulis dengan salah seorang guru matematika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kota Solok tanggal 23 Juli 2013 ditemukan bahwa proses pengajaran di kelas masih berjalan klasikal, dalam artian guru menghadapi sejumlah besar siswa dalam waktu bersamaan dan materi yang sama dengan menggunakan metode yang sama untuk seluruh siswa tersebut. Guru kurang memperhatikan perbedaan invidual pada masing-masing siswa sehingga siswa yang pandai akan semakin pandai, sebaliknya siswa yang kurang pandai seolah-olah dipaksakan untuk maju bersama-sama. Suatu bahan pelajaran belum lagi dikuasai, guru sudah memberikan materi baru. Guru berasumsi bahwa seluruh siswa satu kelas itu mempunyai kemampuan, kesiapan, dan kecepatan yang sama. Akibatnya pembelajaran tidak efektif dan tidak menyenangkan dan hanya beberapa orang siswa saja yang memperhatikan. Apabila guru memberi tugas dan latihan sebagian besar siswa hanya mencontoh pekerjaan temannya saja, dan akhirnya siswa tersebut tidak mengerti dengan materi yang telah diberikan. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil belajar sebagian besar siswa masih relatif rendah dan kurang memuaskan. Guru sebagai orang yang memegang peranan penting dalam pembelajaran sebaiknya dapat menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang lebih memperhatikan perbedaan setiap siswa dan banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penerapan metode pembelajaran Personalized System of Instruction (PSI).
3
Personalized System of Intruction atau pengajaran individual adalah suatu metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Keller dalam Nasution (2005:70). Menurut Ali (2010: 104), ciri-ciri dari pengajaran dengan metode PSI ini adalah: 1. memungkinkan siswa maju menurut kemampuan masing-masing (self paced learning). 2. adanya persyaratan penugasan yang sempurna bagi setiap unit pelajaran sebelum maju ke unit pelajaran berikutnya. 3. menggunakan sistem ceramah dan demonstrasi sebagai alat untuk memberikan motivasi kepada siswa. 4. komunikasi guru dan siswa ditekankan pada penggunaan bahan-bahan tertulis. 5. menggunakan sistem proctor, yakni pemberian test secara berulang-ulang untuk memberikan penilaian secara cepat dan sebagai catu balik bagi pemberian bantuan kepada siswa yang membutuhkan. 6. menggunakan siswa tutor, yakni siswa pandai memberi bimbingan belajar kepada siswa yang kurang atau lemah, sehingga seluruh siswa dapat mencapai taraf penguasaan penuh terhadap unit pelajaran yang dipelajari. 7. memungkinkan adanya aspek personal dan sosial dalam proses pendidikan. Dengan bahan tertulis aspek-aspek pribadi atau personal dapat memperoleh perhatian khusus, sedangkan dengan tutor teman sebaya diperhatikan aspek sosial siswa. Dari ciri-ciri PSI yang dikemukakan di atas terlihat bahwa metode PSI sangat memperhatikan perbedaan individu dalam proses menuju belajar tuntas, baik secara individu maupun klasikal. Perbedaan yang utama dilihat dalam hal tingkat pemahaman yang dimiliki oleh setiap siswa. Menurut Nasution (2005:70) “PSI memberikan perhatian khusus kepada setiap pelajar, memberikan kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing dan diharuskan menguasai satuan pelajaran sebelum diperkenankan untuk mempelajari pelajaran berikutnya”.
4
Selain memperhatikan kemampuan individual dan ketuntasan belajar, PSI juga menggunakan tutor untuk membantu siswa yang memerlukan bantuan dalam rangka pencapaian taraf penguasaan penuh. Banyak orang berpendapat, kegagalan itu suatu yang lumbrah atau wajar, lihat saja konsep kurva normal, harus ada ujung negatif dan puncak positif. Teori ini sangat bertentangan dengan konsep belajar tuntas, seperti yang dikemukakan Nasution (2005: 141) bahwa “Dalam konsep belajar tuntas, setiap orang yang normal dapat menguasai keterampilan tertentu dari tingkat penguasaan yang memuaskan”. Ini berarti belajar tuntas menolak istilah adanya kewajaran kegagalan kalau siswa yang bersangkutan belum mendapatkan bantuan belajar yang seharusnya. Adapun prosedur pelaksanaan pengajaran dengan metode PSI menurut Ali (2010 :104-105) adalah sebagai berikut: 1. merumuskan sejumlah tujuan pengajaran yang akan dicapai oleh siswa sebagaimana perumusan pada strategi Bloom. 2. menentukan patokan penguasaan atau mastery untuk bahan yang akan dipelajari. 3. merumuskan satuan pelajaran, yakni merupakan pokokpokok bahasan yang akan dipelajari dalam rangka mencapai tujuan. 4. pokok-pokok bahasan itu dipecahkan ke dalam bagianbagian lebih kecil sehingga dapat dipelajari seacara tuntas. 5. prosedur pengajaran ditentukan untuk dilakukan siswa dalam rangka mempelajari atau mencapai tujuan. Proses itu tercermin pada perumusan : (1) daftar tujuan pengajaran pada suatu pelajaran; (2) sejumlah sarana belajar yang menekankan pada membaca bahan tertulis; (3) sejumlah kegiatan belajar untuk memberikan rangsangan berpikir dan bimbingan belajar. Pelaksanaan pengajaran juga dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi dan diskusi; (4) sejumlah soal tes yang berkaitan dengan tujuan dari pada satuan pelajaran yang dipelajari tersebut.
5
6. setiap siswa mempelajari unit-unit pelajaran dengan kecepatan sesuai dengan kemampuan masing-masing. 7. tes diikuti oleh seluruh siswa, dengan bantuan tutor memeriksa dan menganalisis hasilnya. Bila siswa mencapai taraf penguasaan sesuai dengan patokan mastery yang ditetapkan, yang bersangkutan diperbolehkan untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. 8. memberikan bimbingan melalui tutor kepada siswa yang tidak atau belum dapat mencapai tingkat penguasaan penuh. 9. evaluasi sumatif pada saat seluruh unit atau satuan pelajaran selesai dipelajari untuk menentukan angka keberhasilan. Pelaksanaan metode PSI memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan siswa lain secara berkelompok, sehingga siswa memiliki banyak kesempatan untuk bertukar pikiran dengan siswa lainnya. Tujuan akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukan dengan jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara objektif.
Metode
PSI
menunjukkan
beberapa
keunggulan
dari
pembelajaran konvensional. Hal ini dikemukakan Nasution (2005:70-71), bahwa keberhasilan PSI ini karena: 1. tujuan akhir yang harus dicapai dalam tiap satuan pelajaran ditentukan dengan jelas dalam bentuk kelakuan yang dapat dinilai secara obyektif. 2. bahan yang harus dipelajari dipecahkan dalam bagianbagian kecil yang dapat dikuasai sepenuhnya secara tuntas. 3. penilaian sebagai reinforcement sering diberikan segera setelah suatu bagian diselesaikan oleh siswa. 4. kepada tiap siswa diberikan perhatian pribadi, bilamana saja bantuan itu diperlukan. 5. gagal dalam test tidak diberikan hukuman dan test itu dapat diulangi sampai tercapai penguasaan tuntas serta dihargai dengan angka tertinggi.
6
Dalam metode PSI ini guru memberikan perhatian kepada siswa apabila siswa itu membutuhkan bantuan, dan bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa dipecahkan dalam bentuk bagian-bagian kecil supaya siswa tuntas pada materi pelajaran yang diajarkan dengan angka yang tinggi. Selain memperhatikan perbedaan individu PSI juga meninjau secara keseluruhan baik itu tujuan yang ingin dicapai, fasilitas dan sumber-sumber belajar yang tersedia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Metode PSI lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan metode PSI pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kota Solok. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah The Static Group Comparison: Randomized Control-Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kota Solok pada tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan uji homogenitas variansi dengan uji bartlett. Dimana populasi homogen dan pengambilan sampel dilakukan secara teknik random sampling. Dan yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas XI IPA8 dan kelas kontrol terpilih kelas XI IPA7. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji tanda karena data yang diperoleh tidak berdistribusi normal tetapi homogen.
7
C. Hasil dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Data hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari tes akhir kedua kelas sampel. Tes akhir terdiri dari 6 butir soal uraian yang diikuti oleh 37 siswa untuk kelas eksperimen dan 37 siswa kelas kontrol. Hasil analisis yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Tes Akhir Kelas Sampel Kelas n Skor maks Skor min X Eksperimen 37 100 42 82,649 Kontrol 37 100 46 73,459
S 17,843 13,282
S2 318,373 176,412
Dari Tabel 1, pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata skor hasil belajar yaitu 82,649 dan kelas kontrol yaitu 77,148 dengan skor lebih beragam pada kelas eksperimen dibanding kelas kontrol. 2. Analisis Data a. Uji Normalitas Uji Normalitas ini bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dengan kriteria Ho diterima jika Lo < Ltabel dengan taraf nyata 0,05. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas n Lo Ltabel Hasil Uji Kreteria Eksperimen 37 0,18 0,146 Lo > Ltabel Data tidak 55 berdistribusi normal Kontrol 37 0,11 0,146 Lo < Ltabel Data berdistribusi 86 normal Dari Tabel 2, didapat bahwa data hasil belajar kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelas kontrol berdistribusi normal.
8
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan Uji F dari Sudjana. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas n S2 Fhitung Ftabel Hasil Uji Kesimpulan Data tidak Eksperimen 37 318,373 1,805 1,78 Fhtg > Ftbl bervariansi Kontrol 37 176,412 Homogen
Berdasarkan analisis data didapat Fhitung = 1,805 dan kemudian ditentukan harga Ftabel dengan melihat tabel distribusi F dengan taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 36 dan dk penyebut = 36, diperoleh harga Ftabel yaitu F(0,05;36;36) = 1,78. Dari analisis data didapat Fhitung > Ftabel, sehingga data hasil belajar kedua kelas sampel tidak mempunyai variansi yang homogen. c. Uji Hipotesis Uji hipotesis ini digunakan untuk menentukan apakah hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode PSI lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan metode PSI dari kedua kelas sampel. Dari uji normalitas didapat bahwa kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelas kontrol berdistribusi normal serta untuk uji homogenitas mempunyai variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji tanda.
9
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas n htabel hhitung Hasil Uji Kesimpulan Eksperimen 37 Kontrol 37 17 5 hhtg < htbl H0 ditolak Dari Tabel 4 didapat hhitung < htabel maka H0 ditolak dalam artian hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode PSI lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan metode PSI. 3. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen
yang diberikan
perlakuan menggunakan metode PSI dengan rata-rata nilai ulangan harian I adalah 72,11 setelah diberikan perlakuan diperoleh rata-rata 82,649. Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan metode PSI dengan rata-rata nilai ulangan harian I adalah 67,57 setelah diberikan tes akhir diperoleh rata-rata 73,459. Jadi hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode PSI lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan metode PSI. Hasil pengamatan penulis pada kelas eksperimen yang menggunakan metode PSI, masing-masing siswa mempunyai kesempatan untuk menuangkan cara penyelesaiannya sendiri. Kemudian setelah itu saling bekerja sama membahas hasil kerja kelompok dan terjadi diskusi. Dalam hal ini siswa yang memiliki kemampuan tinggi diantara anggota kelompoknya memang lebih mendominasi untuk kembali mendiskusikan hasil pekerjaan kelompok dan memperbaikinya.
Sehingga
masing-masing
anggota
kelompok
dapat
mengetahui hasil kerja kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap hasil
10
diskusinya. Untuk siswa yang tidak bisa menonjolkan diri menjadi bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran dengan teman kelompoknya
karena harus mampu menyampaikan hasil diskusi jika dirinya ditunjuk guru mengingat kesempatan untuk ditunjuk guru semuanya sama. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai hasil belajar baik nilai kelompok maupun indivudual. Penulis menemukan bahwa tidak semua penyelesaian soal-soal dari lembar jawaban kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diselesaikan oleh siswa dan masih terdapat kesalahan dalam perhitungannya, maka penulis menuliskan jawaban yang benar pada lembar jawaban siswa disertai catatan singkat agar siswa lebih berhati-hati dalam menyelesaikan soal. Itulah beberapa hal yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kendala-kendala lain yang penulis alami selama melakukan penelitian ini seperti terkendalanya proses pembelajaran pada pertemuan pertama kelas eksperimen dikarenakan
siswa belum
terbiasa dengan
pembelajaran
kelompok, masih banyak siswa yang belum mempersiapkan dirinya di rumah dan suasana kelas yang ribut pada saat siswa mencari teman satu kelompoknya, sehingga waktu untuk proses pembelajaran menjadi berkurang. Selain itu, siswa juga sering tidak tepat waktu masuk dalam kelas setelah jam istirahat berakhir sementara waktu yang tersedia hanya 80 menit untuk dua jam pelajaran. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis berusaha memberikan motivasi kepada siswa dan menyarankan sebelum guru masuk
11
kelas sebaiknya siswa sudah duduk dalam kelompoknya masing-masing. Berdasarkan penjelasan tersebut, diharapkan kendala-kendala yang terjadi dapat diatasi dan proses pembelajaran dapat berjalan lancar. D. Simpulan dan Saran 1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa “Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan metode PSI lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang tidak menggunakan metode PSI”.
2. Saran Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Diharapkan pada guru matematika SMA Negeri 1 Kota Solok dapat menggunakan metode PSI dalam pembelajaran. 2. Diharapkan pada peneliti selanjutnya, dapat menggunakan metode PSI pada materi maupun pada mata pelajaran yang berbeda. Catatan: jurnal ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I Dra. Rosmiyati, M. Pd dan pembimbing II Afrahamiryano, S. Pd, M. Pd. Daftar Pustaka ─. 2013. Model Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Atas: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Ali, Muhammad. 2010. Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algensindo. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
12
Depdiknas. 2008. Perangkat Penilaian KTSP SMA Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Husna, Nikmatul. 2010. “Penerapan Model Pembelajaran Matematika dengan Teknik Tutor Sebaya pada Mata Pelajaran Matematika Di kelas VII RSBI SMPN 8 Padang”. Skripsi tidak diterbitkan. Padang: Universitas Negeri Padang. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA – Universitas Pendidikan Indonesia. Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Yulia, Citra. 2012. “Perbandingan Penggunaaan Model Personalized System Of Intruction (PSI) dengan Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 2 Gunung Talang”. Skripsi tidak diterbitkan. Solok: PMIPA UMMY.
13
PENERAPAN METODE PERSONALIZED SYSTEM OF INTRUCTION (PSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK
WISNANERI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK Wisuda Periode Juni 2014
14
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENERAPAN METODE PERSONALIZED SYSTEM OF INTRUCTION (PSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK
Wisnaneri NPM. 101000484202020
Jurnal ini disusun berdasarkan skripsi Wisnaneri untuk persyaratan wisuda periode Juni 2014 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing
Solok,
April 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Rosmiyati, M.Pd. NIP. 1963611199103 2 003
Afrahamiryano, S.Pd, M.Pd. NIDN.1009 0485 01