MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 11 BANJARMASIN DENGAN METODE SQ3R Syafruddin Noor Guru bahasa Indonesia SMAN 11 Banjarmasin Abstract The purpose of this study to determine the extent to which reading method SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) can effectively improve students' understanding of learning and creativity in learning the material quickly read text 250-300 words / minute. Action learning speed reading class research with the SQ3R method is divided into three stages of reading activities, namely: (a) prabaca (survey and question) (b) read (read) and (c) pascabaca (Recite and review), with the same method of action on cycle I and cycle II. The results of this class action are reflected to follow up that learning to read with proper SQ3R method is applied to the learning speed reading 250-300 words / minute so that the objectives are achieved in accordance with the level of capability and thinking of students. Keywords: reading a text quickly 250-300 words /minute, method SQ3R
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu dan teknologi ditandai dengan banyaknya informasi yang dapat dijumpai dalam berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Untuk dapat menyerap informasi dalam media cetak dibutuhkan kemampuan membaca yang memadai oleh setiap orang. Tanpa kemampuan membaca yang memadai, seseorang akan lambat dalam memahami informasi yang terdapat dalam media cetak tersebut. Koermin (1997:112) mengemukakan bahwa semua informasi dengan mudah dapat kita ketahui lewat membaca yang memadai. Mengingat begitu pentingnya membaca, maka membaca perlu diajarkan kepada setiap generasi. Hasrat dan minat membaca perlu terus ditumbuhkembangkan pada diri setiap orang. Untuk mencapai itu semua, satu-satunya cara adalah membelajarkan membaca. Dalam dunia pendidikan formal, setiap siswa dituntut memiliki kemampuan membaca yang memadai. Dengan memiliki kemampuan membaca yang memadai, siswa dapat menyerap ilmu pengetahuan yang sedang dipelajarinya dengan lebih mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Burns, dkk. (dalam Wiratin, 2004:1) yang menyatakan bahwa kemampuan membaca merupakan kemampuan yang vital dalam masyarakat melek huruf seperti masyarakat dewasa ini. Anak yang tidak memiliki kemampuan membaca yang baik, tidak akan termotivasi untuk belajar.
Sebaliknya, anak yang memiliki kemampuan membaca yang baik, akan termotivasi dalam belajar. Metode SQ3R adalah metode membaca dengan langkah-langkah Survey, Question, Read, Recite, dan Review (Burns, dkk, 1996:428). Dalam penilaian ini, guru berusaha mengetahui perkembangan siswa dalam proses tersebut dengan cara mengamati siswa secara saksama, bertanya kepada siswa, bagian-bagian yang dianggap sulit. Tujuan utama penilaian proses ini untuk melihat apa yang sedang diperoleh siswa, apa yang menjadi masalah siswa dalam pembelajaran dan penilaian ini hasilnya digunakan sebagai dasar penentuan tindakan guru dalam memilih kegiatan pada proses pembelajaran membaca berikutnya. Penilaian hasil belajar membaca dapat dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan pada tahap waktu yang berbeda, sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil penilaian ini dapat diperoleh melalui ulangan formatif, ulangan semester, dan ujian akhir. Djiwandono (1996:64) mengatakan bahwa penilaian keterampilan membaca dapat disajikan dalam bentuk tes subjektif dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui jawaban panjang atau pendek dan dapat pula dalam bentuk objektif. Pertanyaan-pertanyaan dalam tes subjektif dan objektif dalam keterampilan membaca harus sesuai dengan kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan membaca. METODE Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan model penelitian yang dikembangkan di kelas. Penelitian tindakan kelas adalah studi sistematik tentang upaya memperbaiki praktik pendidikan oleh sekelompok peneliti melalui kerja praktik mereka sendiri dan merefleksikannya untuk mengetahui pengaruh-pengaruh kegiatan tersebut (Depdiknas, 2005:4).
Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu dimulai dari awal bulan Juli sampai dengan bulan September. Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di SMAN 11 Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dipilihnya lokasi tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, SMA Negeri 11 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah favorit. Kedua, guru-gurunya siap berinovasi. Ketiga, peneliti adalah guru mata pelajaran bahasa
Indonesia di sekolah tersebut, sehingga mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran membaca. Di antara permasalahan yang cukup mendasar adalah pelaksanaan pembelajaran membaca cepat yang belum optimal sehingga kemampuan siswa dalam membaca cepat masih perlu ditingkatkan.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI. IPA1
SMAN 11 Banjarmasin, Tahun
Pelajaran 2011/2012 berjumlah 29 orang dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
Faktor yang Diteliti Dari penelitian ini, diharapkan terjadinya peningkatan kemampuan kecepatan siswa dalam membaca. Melalui metode SQ3R maka diharapkan minat, dan motivasi membaca serta kecepatan membaca siswa dapat ditingkatkan. Agar harapan yang dikemukakan di atas tercapai, maka ada beberapa faktor yang perlu diteliti, yaitu (a) faktor siswa, (b) faktor guru, dan (c) faktor sumber belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data awal kemampuan membaca cepat (KEM) siswa kelas XI IPA. Data pertama adalah data umum tentang KEM dan kemampuan menjawab pertanyaan isi bacaan. Data itu diperoleh dari hasil tes praktik kecepatan membaca teks artikel dan kemampuan pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang dibaca. Data kedua adalah data sikap positif siswa dalam membaca cepat dan data kemampuan dalam mengemukakan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri Adapun data awal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1 Profil Kemampuan Membaca Cepat Pratindakan No
1
Profil
Indikator
Kemampuan
Kemampuan
Kecepatan
>300 kpm
Kualifikasi
Sgt.Baik
Jumlah
Dalam
Siswa
Persen
-
-
2
3
Efektif
>250 kpm
Baik
10
34,50 %
Membaca
>200 kpm
Cukup
6
20,70 %
(KEM)
< 200 kpm
Kurang
13
44,80%
Penguasaan
>90 %
Sgt.Baik
-
-
Materi
>75 %
Baik
8
27,60 %
>60 %
Cukup
6
20,70 %
< 60 %
Kurang
15
51,70 %
Sgt.Baik
-
-
Baik
5
17,20 %
Cukup
8
27,60 %
Kurang
16
55,20 %
-
0%
Baik
12
41,4 %
Cukup
3
10,3 %
Kurang
14
48,3 %
Sikap Positif Membaca
Tidak ada melakukan sikap negatif Melakukan 1-2 sikap negatif Melakukan 3-4 sikap negatif Melakukan 5-lebih sikap negatif
4
Kemampuan
Mengemukakan
mengemuka-
dengan
jelas
kan kembali
lengkap,
isi
isi bacaan
tema
dan Sgt.Baik sesuai
Mengemukakan jelas, tapi kurang lengkap, isi sesuai tema. Mengemukakan kurang lengkap dan kurang
jelas,
isi
kurang sesuai tema. Menceritakan lengkap
dan
tidak tidak
jelas, isi tidak sesuai tema.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca cepat teks 300 kata/menit adalah karena tidak memiliki metode yang tepat dalam dan masih adanya sikap negatif dalam membaca teks sehingga dapat menghambat kecepatan membaca dan kemampuan mengungkapkan kembali isi bacaan secara singkat dan jelas sesuai dengan tema bacaan. Selain itu, rendahnya kemampuan siswa dalam membaca cepat, hal ini juga erat kaitanya dengan sikap membaca dan kemampuan memahami isi bacaan dengan tepat, sehingga siswa malas untuk membaca, hal ini dilakukan setelah pada saat tanya jawab dan pada saat tes dilakukan terhadap kemampuan membaca siswa maka akan tersihat kenyataan seperti pada tabel 2. Tabel 2 Temuan Kebiasaan Negatif yang Menghambat Kecepatan Membaca Siswa Pratindakan
No. Sikap Kebiasaan Negatif yang Menghambat KEM
Jumlah Siswa
1
Membaca dengan bersuara
0
2
Membaca sambil menggerakan bibir
2
3
Membaca sambil menunjuk kata demi kata dengan jari
3
4
Membaca sambil menggerakan kepala
2
5
Membaca sambil mengulang-ulang bacaan
2
6
Membaca melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca
3
JUMLAH
12
Data Pelaksanaan Tindakan Data pelaksanaan adalah data yang diperoleh dari hasil penerapan metode membaca SQ3R dalam pembelajaran membaca cepat >300 kata/menit. Data ini diperoleh dari perlakuan
yang diberikan pada tiap siklus penelitian. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, yaitu tiga kali pertemuan kegiatan atau pelaksanaan siklus dan satu kali tes hasil pelaksanaan siklus. Pelaksanaan Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan kegiatan atau pelaksanaan siklus dan satu kali tes membaca cepat, menyawab soal, dan wawancara. Data Siklus I Pada tahap ini peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) lembar kerja siswa, (3) lembar observasi aktivita s siswa, (4) lembar observasi aktivitas pembelajaran, (5) pedoman wawancara siswa, dan (6) tes formatif sebanyak 10 soal. Materi yang disampaikan tentang: (1) cara atau teknik membaca cepat; (2) meningkatkan kemampuan efektif membaca cepat; (3) sikap positif dalam membaca cepat; (4) menemukan informasi dalam bacaan; (5) praktik membaca cepat. Dalam konteks, sebagaimana yang tertera dalam kurikulum KTSP 2006, materi diarahkan pada kemampuan membaca cepat 300 kata per menit dengan metode SQ3R. Pada tahap ini peneliti bersama guru kolaborator menyusun RPP yang terdiri atas standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, materi pembelajaran, teknik dan metode pembelajaran, alat dan sumber pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan kompetensi penilaian hasil pembelajaran.
Hasil Tindakan Siklus I Setelah proses belajar mengajar dilaksanakan, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut: No
1
2
Profil
Indikator
Kemampuan
Kemampuan
Kualifikasi
Jumlah Dalam Siswa
Persen
Kecepatan
>300 kpm
Sangat Baik
-
-
Efektif
>250 kpm
Baik
20
68,96 %
Membaca
>200 kpm
Cukup
5
17,24%
(KEM)
< 200 kpm
Kurang
4
13,79 %
Penguasaan
>90 %
Sangat Baik
-
-
Materi
>75 %
Baik
21
72,41 %
3
Sikap Positif Membaca
>60 %
Cukup
1
3,45 %
< 60 %
Kurang
7
24,14%
Sangat Baik
-
-
Baik
23
79,31%
Cukup
0
0%
Kurang
6
20,69%
23
79,31%
2
6,89%
4
13,79%
Tidak ada melakukan sikap negatif Melakukan 1-2 sikap negatif Melakukan 3-4 sikap negatif Melakukan 5-lebih sikap negatif
4
Kemampuan
Mengemukakan dengan Sangat Baik
mengemukakan
jelas dan lengkap, isi
kembali isi
sesuai tema
bacaan
Mengemukakan
jelas, Baik
tapi kurang lengkap, isi sesuai tema. Mengemukakan kurang Cukup lengkap
dan
kurang
jelas, isi kurang sesuai tema. Menceritakan
tidak Kurang
lengkap dan tidak jelas, isi tidak sesuai tema.
Dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus I aspek Question ini terdapat data pada tabel. Dalam data tersebut terlihat siswa mampu memahami penjelasan dan pengarahan guru dalam latihan membuat pertanyaan (Question) terhadap materi yang dibaca ada 14 orang siswa atau 48%; siswa belum memahami dan langsung bertanya kepada guru cara mengerjakan latihan ada 6 atau 21%, dan siswa ragu-ragu dan malu bertanya kepada guru tetapi mengerjakan dengan bertanya kepada teman yang lain ada 9 orang atau 31%.
Saat Baca (Read) Pada saat siswa melaksanakan tugas membaca teks dengan kecepatan 300 kata/menit dengan metode SQ3R pada siklus I ini masih ada beberapa sikap negatif yang dilakukan siswa pada saat membaca cepat. Kebiasaan ini tentu saja sangat mengganggu kecepatan membaca siswa. Keefektifan membaca menjadi berkurang dan siswa masih banyak memerlukan waktu agar dapat dengan cepat memahami teks bacaan. Ada ada dua katagori temuan sikap membaca yang dilakukan oleh siswa, yaitu (1) pada saat membaca siswa tidak melakukan sikap negatif ada 20 orang siswa atau 68,96% dan (2) melakukan satu atau dua sikap negatif pada saat membaca, ada 7 orang siswa atau 24,14%, (3) melakukan 3 atau 4 sikap negatif ada 2 orang siswa atau 06,90%; dan (4) melakukan 5 – lebih sikap negatif pada saat membaca, tidak ada atau 0%. Pascabaca (Recite dan Review) Pada kegiatan belajar kelompok atau siswa berpasang-pasangan untuk mengerjakan latihan tahap pascabaca atau recite dan review. Dalam mengerjakan tugas kelompok atau berpasangan dilaksanakan pada saat membaca teks secara keseluruhan. Setelah selesai membaca, siswa melaksanakan kegiatan recite, mengemukakan kembali isi dengan cara menyampaikan pertanyaan dan jawaban dalam diskusi kelas. Pada siklus I, guru telah melaksanakan secara maksimal pembelajaran membaca cepat sesuai tahapan-tahapan membaca dengan metode SQ3R. Guru juga menghimbau supaya siswa berlatih maksimal dan serius mengikuti petunjuk guru dan mempraktikannya memberikan serta mem kepada siswa agar dapat mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran membaca cepat, namun pada siklus ini hasilnya belum maksimal. Hal ini karena faktor kesiapan siswa dalam menerima materi yang diberikan guru masih belum maksimal. Di samping itu, pengetahuan siswa tentang membaca cepat dengan metode SQ3R masih kurang. Untuk itu, guru diharapkan pada siklus berikutnya lebih memaksimalkan atau lebih menggali kompetensi siswa dalam melaksanakan kegiatan latihan membaca cepat dengan metode ini. Hal ini dapat dilihat dari perolehan jumlah skor dalam mengamati kegiatan pembelajaran fokus guru diperoleh masih belum maksimal, yaitu secara klasikal jumlah skor 80 dengan persentasi sebesar 86,96% katagori baik. Aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus I dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R masih
belum maksimal. Hal ini terlihat dari prosentasi keterlibatan siswa dalam tahapan tahapan proses membaca secara keseluruhan dengan jumlah skor yang diperoleh hanya 88 dari total skor maksimal 104 dan persentasinya hanya 84,62%, sedangkan target minimal keaktifan siswa dalam proses pembelajaran membaca cepat dalam penelitian ini adalah 75%, perolehan ini hanya cukup untuk perolehan di atas minimal yang ditentukan. Rendahnya kemampuan seperti ini selain dipengaruhi oleh keaktivitas siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal lain juga dipengaruhi oleh sikap baca atau kebiasaan negatif yang dilakukan siswa pada waktu membaca teks. Sikap baca atau kebiasaan negatif tersebut dapat dilihat pada tabel pengamatan sikap negatif membaca siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I: Dari hasil pelaksanaan tindakan terlihat bahwa realisasi pelaksanaan tindakan telah berlangsung dengan baik dan lancar. Hasil pembelajaran menunjukan peningkatan kecepatan membaca siswa walaupun masih ada kebiasaan membaca yang masih perlu dihilangkan. Hal ini perlu tindak lanjut di siklus II. Refleksi Siklus I Hasil observasi pertemuan pertama (siklus I) merupakan acuan untuk refleksi siklus II sebagai berikut: 1. Alokasi waktu yang terbatas, setiap individu dituntut segera menyelesaikan tugas. Padahal siswa belum memahami benar teknik membaca cepat dengan metode SQ3R dan penerapannya dalam kegiatan membaca, sehingga tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa belum sepenuhnya dapat dikerjakan siswa, sehingga tujuan pembelajaran belum optimal tercapai. 2. Kegiatan pembelajaran yang telah disusun belum terlaksana sesuai dengan rencana hal ini dikarnakan waktu yang terbatas. Pada siklus I uraian materi membaca cepat
>300
kata/menit dengan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) sudah lengkap dan baik sedangkan respon siswa terhadap penjelasan guru juga sangat positif. Hanya saja waktu latihan siswa sesuai dengan metode yang diinginkan sangat terbatas. Sehingga disarankan guru pada siklus II lebih banyak memberikan waktu untuk latihan dibandingkan penjelasan guru.
3. Guru diharapkan pada siklus II agar dalam menjelaskan unsur-unsur yang menyangkut membaca cepat dengan metode SQ3R secara hati-hati dan terinci sehingga siswa bisa menangkap dan memahami metode membaca yang sesuai tahap demi tahap prosedur membaca tersebut. Namun dalam prakteknya siswa belum mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan indikator yang diharapkan. Siswa lemah dalam menyelesaikan tugas recite dan review. 4. Untuk siswa yang bertanya maka guru memberikan bimbingan secara khusus atau perorangan dengan cara siswa maju kedepan dan bertanya langsung kepada guru tentang materi apa yang belum dia mengerti. Karena hal ini untuk menguji kompetensi perindividu siswa dalam membaca cepat. Untuk itu arahan dan bimbingannya pun dilaksanakan secara individu terlebih dahulu. Agar siswa lebih memahami lagi Apabila penjelasan guru tahap demi tahap tentang prosedur membaca dengan metode SQ3R ini kurang dipahami siswa maka guru akan melakukan penjelasan ulang secara kolektif dengan menyertakan tindakan yang cocok pada siklus selanjutnya. Berdasarkan temuan-temuan pada siklus I, maka untuk mengantisipasi kelemahan pelaksanaan siklus II berikutnya direncanakan pelaksanaan: a. Pemantapan pembelajaran dan pembagian waktu kegiatan, pembelajaran secara efektif dan efisien. b. Memotivasi siswa agar tidak pasif dan mengusahakan bentuk tugas kelompok berpasangan yang dapat mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok. c. Memberikan informasi tentang materi pembelajaran dengan baik dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Tindakan Siklus II Pada siklus II ini peneliti merencanakan pembelajaran membaca cepat dengan metode yang sama pada siklus I. Penusunan rencana pembelajaran pada Siklus II juga mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Siklus I, tetapi peneliti lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam membaca teks (Read) dan pasca baca (Recite dan Review). Selama pembelajaran aktivitas belajar siswa tetap diamati dengan mengacu pedoman pengamatan siklus I.
Hasil tindakan pada siklus dua ini sudah mencapai maksimal karena siswa sudah cukup menguasai tentang langkah-langkah kegiatan membaca dengan metode ini. Siswa dengan mudah melaksanakan tahapan-tahapan pelaksanaan secara mandiri sampai selesai. Untuk lebih lengkapnya mengetahui tentang hasil proses pembelajaran membaca cepat siklus II ini, dapat dilihat pada data tabel di bawah ini. Adapun hasil tersebut adalah: Tabel 3 Profil kemampuan membaca cepat dengan metode SQ3R Siklus II
No
1
2
3
Profil
Indikator
Kemampuan
Kemampuan
Kualifikasi
Jumlah Dalam Siswa
Persen
Kecepatan
>300 kpm
Sangat Baik
16
55,20%
Efektif
>250 kpm
Baik
13
44,80%
Membaca
>200 kpm
Cukup
-
-
(KEM)
< 200 kpm
Kurang
-
-
Penguasaan
>90 %
Sangat Baik
18
62,07%
Materi
>75 %
Baik
7
24,14%
>60 %
Cukup
4
13,79%
< 60 %
Kurang
-
-
Sikap Positif Membaca
Tidak ada melakukan
Sangat Baik
20
68,97%
Baik
9
31,03%
Cukup
-
-
Kurang
-
-
sikap negatif Melakukan 1-2 sikap negatif Melakukan 3-4 sikap negatif Melakukan 5-lebih sikap negatif
4
Kemampuan
Mengemukakan dengan Sangat Baik
mengemukakan
jelas dan lengkap, isi
kembali isi
sesuai tema
bacaan
Mengemukakan
Baik jelas,
18
62,07%
8
27,59%;
tapi kurang lengkap, isi Cukup
3
10,34
-
-
sesuai tema. Mengemukakan kurang Kurang lengkap
dan
kurang
jelas, isi kurang sesuai tema. Menceritakan
tidak
lengkap dan tidak jelas, isi tidak sesuai tema.
Analisis Profil Kecepatan Membaca Siklus II Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Dari data tabel KEM siklus II tersebut dilihat bahwa kecepatan efektif membaca siswa siklus 1, yang termasuk dalam kualifikasi sangat baik berjumlah 16 siswa atau sebesar 55,20% yang termasuk kualifikasi baik
ada 13 siswa atau sebesar 44,80%; yang termasuk dalam
kualifikasi cukup berjumlah 0 siswa atau sebesar 0 %), dan yang termasuk yang kualifikasi kurang berjumlah 0 siswa atau sebesar 0%. Dari hasil itu menunjukan kecepatan membaca efektif siswa secara klasikal termasuk dalam kualifikasi sangat baik, yaitu 100%. Penguasaan Materi Bacaan Penguasaan materi bacaan siswa pada siklus II yang termasuk dalam kualifikasi sangat baik berjumlah 18 siswa atau sebesar 62,10%, yang termasuk dalam kualifikasi baik berjumlah 7 siswa atau sebesar 24,14%; yang termasuk dalam kualifikasi cukup berjumlah 4 siswa atau sebesar 13,79%; yang termasuk dalam kualifikasi kurang berjumlah 0 siswa atau sebesar 0%. Dari hasil itu menunjukan penguasaan materi bacaan siswa secara klasikal termasuk dalam kualifikasi sangat baik, yaitu 100%. Sikap positif membaca Sikap positif membaca siswa pada siklus II yang termasuk dalam kualifikasi sangat baik berjumlah 20 siswa atau sebesar 69,00%, yang termasuk dalam kualifikasi baik berjumlah 9
siswa atau sebesar 31,00%; yang termasuk dalam kualifikasi cukup berjumlah 0 siswa atau sebesar 0%; yang termasuk dalam kualifikasi kurang berjumlah 0 siswa atau sebesar 0%. Dari hasil itu menunjukan sikap positif membaca siswa secara klasikal termasuk dalam kualifikasi baik, yaitu 100%; Kemampuan mengemukakan kembali isi bacaan Kemampuan mengemukakan kembali isi bacaan siswa pada siklus I yang termasuk dalam kualifikasi sangat baik berjumlah 18 siswa atau sebesar 62,07%, yang termasuk dalam kualifikasi baik berjumlah 8 siswa atau sebesar 27,59 yang termasuk dalam kualifikasi cukup berjumlah 3 siswa atau sebesar 10,34% yang termasuk dalam kualifikasi kurang berjumlah 0 siswa atau sebesar 0%;. Dari hasil itu menunjukan kemampuan mengemukakan kembali isi bacaan siswa secara klasikal termasuk dalam kualifikasi baik, yaitu 100%; Dengan menjumlahkan seluruh persentasi profil kemampuan membaca cepat siswa dengan metode SQ3R, yaitu kecepatan efektif membaca sebesar 100%, penguasaan materi bacaan sebesar 100%, sikap positif membaca sebesar 100%, dan kemampuan mengemukakan kembali isi bacaan 100%, dapat dinyatakan profil kemampuan membaca cepat siswa kelas IX IPA.1 pada siklus II dapat dikatagorikan baik atau sebesar 100%. Pengamatan Dalam tindakan pelaksanaan pembelajaran siklus II ini ada dua yang perlu diamati, yaitu pertama proses pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R fokus guru, dan yang kedua adalah pengamatan proses fokus siswa Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan secara kolaboratif dengan guru kolaborator. Dari data di atas dapat dikemukakan guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca
telah melakukan hal yang maksimal kepada
siswanya sehingga pada kegiatan siklus II ini hasil yang diperoleh siswa pada waktu kegiatan membaca cepat juga menghasilkan hal yang maksimal karena secara klasikal ada peningkatan prolehan skor. Dengan sendirinya dapat dikatakan proses pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R ini dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam melaksanakan kegiatan membaca. Data untuk hasil aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4 yang berikut.
Tabel 4 Rambu-Rambu Analisis Proses Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Cepat dengan Metode SQ3R Siklus II Fokus Siswa
No
Tahap
Skor
Skor yang
Persentasi
Ketercapaian
Maksimal
Diperoleh
Ketercapaian
Minimal (75%)
1
Survey
28
28
100 %
Tercapai
2
Question
24
24
100 %
Tercapai
3
Read
12
12
91,70 %
Tercapai
4
Recite
16
14
87,50%
Tercapai
5
Review
24
23
95,83 %
Tercapai
Jumlah
104
101
97,12 %
Tercapai
Dari data aktivitas siswa selama pembelajaran dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R pada siklus II ini mengalami peningkatan, yaitu dari 75,96% pada siklus I menjadi 97,12% pada siklus II Peningkatan keaktifan siswa telah melampaui target penelitian, yaitu 75%, sedangkan tabel 4 adalah tabel kebiasaan negatif siswa pada saat kegiatan membaca teks. Tabel 5 Temuan Kebiasaan negatif yang menghambat kecepatan membaca siswa setelah dilaksanakan tindakan Siklus II
No. Sikap Kebiasaan Negatif yang Menghambat KEM
Jumlah Siswa
1
Membaca dengan bersuara
0
2
Membaca sambil menggerakkan bibir
0
3
Membaca sambil menunjuk kata demi kata dengan jari
1
4
Membaca sambil menggerakkan kepala
0
5
Membaca sambil mengulang-ulang bacaan
0
6
Membaca melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca
1
JUMLAH
2
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R.
Dari tanggapan siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R diperoleh melalui hasil wawancara terhadap siswa. Wawancara ini dengan hanya menanyakan ya atau tidak dan beberapa komentar/tanggapan positif yang siswa berikan terhadap pembelajaran membaca cepat dengan metode ini. Tanggapan-tanggapan siswa itu dapat dideskripsikan sebagai berikut. Sebagian besar siswa menyenangi metode membaca ini, yaitu 28 orang siswa, hanya satu siswa yang tidak. Faktor yang mempengaruhi rasa senang dan tidak senang siswa itu ada tiga, yaitu materi pelajarannya, metode dan tekniknya, suasana belajarnya, dan penggunaan alat dan media pembelajaran. Refleksi Siklus II Dari hasil pelaksanaan tindakan terlihat bahwa realisasi rencana tindakan telah berlangsung dengan baik dan lancar. Profil Kecepatan efektif membaca siswa telah mengalami peningkatan, yaitu dari 78,40% pada siklus I menjadi 97,30% pada siklus II. Data lain yang peneliti peroleh dari lembar pengamatan selama pembelajaran berlangsung sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran yang telah disusun terlaksana sesuai dengan rencana 2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran telah melampaui target penelitian 75,00% menjadi 87,50% pada siklus II atau mengalami kenaikan 15,39% 3. Pada saat pembelajaran membaca berlangsung seluruh siswa menunjukkan keakifannya, yaitu siswa dengan aktif dan tertib melaksanakan tahapan-tahapan membaca sesuai dengan metode SQ3R (prabaca, saat baca, dan pascabaca). 4. Guru telah berupaya agar siswa terlibat dalam proses belajar dan bertanggungjawab terhadap tugas dan kegiatan belajar secara individu. Pada saat melaksanaan tahapan membaca siswa aktif melaksanakan.
5. Suasana kelas tertib dan para siswa serius mengikuti pelajaran membaca cepat, mengerjakan latihan membaca cepat, dan merespon apa yang dijelaskan oleh guru. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas tidak segan-segan siswa langsung bertanya kepada guru. 6. Untuk materi ajar dan media yang diberikan guru sudah sesuai dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan sesuai dengan kurikulum, mampu menimbulkan minat dan motivasi siswa, karena guru menjelaskan cukup lengkap dan bervariasi sesuai dengan kondisi kelas pada saat itu, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran membaca cepat ini. 7. Dalam pelaksanaan kegiatan recite dan review siswa sudah cukup mengalami peningkatan dibanding siklus I hanya saja siswa ada beberapa siswa yang perlu bimbingan dan perhatian saat melaksanakan tahapan-tahapan, hal ini disebabkan siswa tersebut masih malu-malu dan belum terbiasa seperti siswa yang lain.
Pembahasan Analisis Hasil Siklus II Dari hasil refleksi terhadap pembelajaran yang dilaksanakan menunjukan indikasi bahwa pembelajaran pada siklus II ini berhasil, semua subjek pembelajaran menunjukkan hasil yang meningkat, oleh karena itu peneliti menyatakan bahwa penelitian ini dapat dikatakan selesai pada siklus II. Pembelajaran membaca cepat dengan metode membaca SQ3R adalah suatu metode membaca cepat yang dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca karena hasil pembelajaran telah mampu meningkatkan kompetensi membaca siswa secara lebih baik dari kompetesi sebelumnya. Sebelum dilaksanakan PTK kompetensi siswa sangat rendah tetapi setelah dilaksanakan mengalami peningkatan. Analisis Fokus Guru Setelah pembelajaran membaca cepat diterapkan dengan menggunakan metode SQ3R yang dilaksanakan selama dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II Ternyata hasil yang diperoleh bagi guru dan peneliti, ternyata dengan metode membaca ini sangat tepat dan bermanfaat, bagi guru dan siswa. Hal ini karena metode membaca SQ3R dapat memudahkan guru dalam pengelolaan kelas yang aktif dan kreatif.
Analisis Sarana Pembelajaran Untuk sarana dan prasarana (materi ajar dan bahan pembelajaran) yang digunakan dalam pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R dapat lebih mudah didapat dan diaplikasikan guru. Karena guru memiliki banyak pariasi bahan ajar membaca dengan metode ini. Semua bahan ajar/sarana pembelajaran membaca mudah didapat di perpustakaan sekolah, baik media cetak maupun elektronik. Guru tinggal menggunakan dan mengembangkan sarana tersebut untuk kemudahan siswa belajar sesuai dengan jenjang dan kompetensi siswa di sekolah peneliti/guru laksanakan. Unsur sarana dan prasarana pembelajaran ini wajib ada dalam menunjang pembelajaran membaca cepat di kelas. Analisis Fokus Siswa. Sudah peneliti kemukakan di depan bahwa pembelajaran membaca cepat dengan metode membaca SQ3R ini membuat siswa lebih aktif, kreatif, menyenangkan, dan terintegrasi dalam satu sistem. Dikatakan siswa aktif dalam hal ini, bahwa siswa setelah dibimbing dan diarahkan guru maka dia langsung mempraktikan dan langsung terlibat atau mengalami proses pembelajaran yang diikuti siswa sesuai dengan tahapan-tahapan yang diinginkan dalam metode ini. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Setelah menerapkan pembelajaran membaca cepat dengan metode SQ3R, terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa terutama dalam pembelajaran membaca cepat siswa dari pelaksanaan pratindakan, siklus I dan II. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan guru menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran membaca cepat 300 kata/menit sebagai alternatif dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat di sekolah untuk meningkatkan kompetensi kecepatan membaca siswa.
2. Guru perlu memperkenalkan dan menerapkan beberapa metode pembelajaran membaca cepat yang inovatif, kreatif, dan efektif, salah satunya metode SQ3R agar aktivitas belajar siswa dapat meningkat, menjadi lebih menarik serta menyenangkan untuk siswa. 3. Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca diharapkan mampu untuk melatih keberanian dan membangkitkan rasa percaya diri.
DAFTAR RUJUKAN Burns, P.C., Betty D.R. & Elinor P.R. 1996. Teaching Reading in Today’s Elementary Schools. Boston: Houghton Mifflin Company. Djiwandono. 1996. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Angkasa. Koermin, Imam. 1997. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Jakarta: Depdikbud. Wiratin. 2004. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Strategis Bertanya Siswa Kelas II SMP Negeri 9 Banjarbaru. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Dirjen Dikdasmen.