e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 1 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
PENERAPAN METODE SQ3R BERBANTUAN MEDIA CERPEN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAM MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 GEROKGAK Aisyaturradhiah, I Gede Nurjaya, I Made Astika Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan membaca pemahaman berbantuan media cerpen dengan menggunakan metode SQ3R, (2) mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dengan menerapkan metode SQ3R berbantuan cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI IPS dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak yang berjumlah 36 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) observasi (2) angket, dan (3) tes. Data yang didapatkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif dan deskriptif-kuantitatif. Hasil penelitian pada tes membaca pemahaman melalui metode SQ3R berbantuan media cerpen menunjukkan bahwa penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak yang ditandai dengan peningkatan perolehan skor rata-rata menulis cerpen siswa dari 77,5 pada siklus I menjadi 83,5 pada siklus II. Terdapat beberapa langkah yang tepat dalam penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen yaitu: (1) siswa diminta membaca sebentar cerpen tersebut (survey), (2) guru menjelaskan cara membuat pertanyaan (question), (3) guru menjelaskan cara membaca dan menjawab pertanyaan. Siswa memberikan respons sangat positif terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen. Oleh karena itu, diharapkan kepada guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Gerokgak agar menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen dalam membaca pemahaman sesuai langkah yang ditemukan dalam penelitian. Kata kunci: metode SQ3R, media cerpen, membaca pemahaman
Abstract Classroom Action Research (CAR) aims (1) to describe the improvement of student learning outcomes to achieve mastery level student learning outcomes in reading comprehension used SQ3R method in short story, (2) to describe learning steps used SQ3R method in short story to improve students 'reading comprehension, and (3) to describe students’ response when applying SQ3R method in short story to improve students' reading comprehension. The subjects of this study were Indonesian teachers and students of social IX class in SMAN 2 Gerokgak totaling 36 people.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 2 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014 Collecting data in this study was conducted using (1) observation (2) questionnaires, and (3) test. The data obtained were analyzed using descriptive qualitative techniques and descriptive quantitative technique. The results of this study on reading comprehension tests used SQ3R method in short story indicate that (1) the application SQ3R method used short story is able to improve students' reading comprehension of social IX class in SMAN 2 Gerokgak characterized by the increasing of average score from 77.5 in first cycle into 83.5 in the second cycle, (2) there were several proper steps in applied SQ3R method in short story, the first step students were asked to read a short story (survey), the second step teacher explained how to make questions ( question), then the teacher explained how to read and answer the questions, and (3) students responded highly positive to the application of SQ3R method in short story. Based on these results, the writer suggest to the teacher of Indonesian subject at SMAN 2 Gerokgak to apply the SQ3R method in short story as an alternative method. Keywords: SQ3R method, media stories, reading comprehension keywords: SQ3R method, short story , reading comprehension
PENDAHULUAN Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, mereka harus memiliki keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat bagian, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologgi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar membaca. Masyarakat yang gemar membaca memeroleh wawasan dan pengetahuan baru yang semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup di masa-masa mendatang. Membaca juga mempunyai banyak manfaat. Dengan membaca, seseorang dapat belajar dari pengalaman orang lain. Secara khusus, Hernowo (2003:33) mengatakan bahwa orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua, bahkan membaca buku juga dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan saraf-saraf baru di otak. Pembelajaran membaca merupakan kemampuan pemahaman yang diajarkan secara seimbang dan terpadu. Seimbang dalam arti pembelajaran membaca disampaikan secara seimbang dengan keterampilan berbahasa lain. Terpadu maksudnya bahwa kegiatan pembelajaran membaca dapat dipadukan dengan keterampilan lainnya, yaitu mendengarkan, berbicara,
menulis, dan dipadukan dengan unsurunsur kebahasaan lainnya. Sewaktu membaca, pembaca yang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, pembaca bisa mengomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Hal itulah yang dimaksud dengan adanya keseimbangan keempat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran membaca, kompetensi dasar membaca akan menjadi fokus pembelajaran, sedangkan aspek keterampilan berbahasa lain menyertai dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam pembelajaran membaca pemahaman. Brook (dalam Tarigan, 2008:35) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan studi saksama, telaah teliti, serta pemahaman terinci terhadap suatu bacaan. Dengan demikian, secara rasional, kegiatan membaca pemahaman akan lebih memberikan hasil yang lebih efektif ketika dipadukan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Membaca memiliki peranan yang penting. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalamanpengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang memperluas daya pikir, mempertajam pandangan, dan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 3 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
memperluas wawasannya. Dengan demikian, kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh seseorang yang ingin maju dan meningkatkan kualitas diri. Selain berhubungan dengan keterampilan berbahasa lainnya, membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi. Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca hendaknya mempunyai tujuan karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, misalnya, guru seharusnya membimbing siswa dalam menyusun tujuan membaca demi memeroleh pemahaman atas isi bacaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, jenis-jenis metode membaca sangat berpengaruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1979:9) bahwa makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca. Berdasarkan jenis-jenis membaca, membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca intensif, yaitu membaca dengan tujuan telaah isi. Soedarso (1989:58) mengemukakan bahwa membaca pemahaman adalah membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian. Agustina (2008:15) berpendapat, ”Membaca Pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara, pembaca tidak dituntut untuk mengoralkan bacaannya, tetapi hanya menggunakan mata dan hati serta pikiran untuk memahaminya”. Tarigan (2008:58) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan salah satu bagian dari jenis membaca telaah isi. Selanjutnya, Munaf (2008:25) menyatakan bahwa yang ditekankan
dalam kegiatan membaca pemahaman adalah penangkapan dan pemahaman terhadap isi atau gagasan yang terdapat dalam bacaan. Jadi, tujuannya adalah memahami isi yang terdapat dalam bacaan. Dengan demikian membaca pemahaman adalah suatu proses penyelaman atau pemasukan fikiran dalam membaca suatu bacaan agar lebih tahu dan dapat menggali lebih dalam ilmu atau pesan yang terdapat dalam bacaan tersebut sehingga dapat dimengerti dan dapat dipahami. Sebagaimana telah diuraikan di atas, membaca pemahaman memiliki tujuan tertentu. Tarigan (1985:37) mengemukakan sepuluh tujuan membaca pemahaman. Tujuan yang dimaksud sebagai berikut: (a) menemukan ide pokok, (b) memilih butir-butir penting, (c) mengikuti petunjuk-petunjuk, (d) menentukan organisasi bacaan, (e) menentukan citra visual dan citra lainnya dari bacaan, (f) menarik simpulan, (g) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak serta simpulansimpulan, (h) merangkum yang telah dibaca, (i) membedakan fakta pendapat, (j) memperoleh informasi dari aneka sarana khusus, seperti ensikolpedi, atlas dan peta. Pemahaman bacaan merupakan hal yang sangat penting karena jika membaca tanpa pemahaman maka proses pengembangan wawasan itu sendiri akan sulit masuk atau diserap dan itulah yang sering terjadi jika lebih menguatamakan membaca daripada pemahaman tentang bacaan. Karena demikian pentingnya keterampilan membaca, maka diajarkanlah keterampilan ini di sekolah. Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, salah satu Standar Kompetensi (SK) yang harus dicapai siswa SMA pada kelas XI semester II yaitu memahami pembacaan cerpen. Adapun Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai yaitu mengindentifikasi alur, penokohan dan latar dalam cerpen yang dibacakan. Hal yang tercantum dalam kurikulum merupakan kompetensi yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa dengan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 4 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
harapan kualifikasi kemampuan tersebut dicapai secara maksimal. Adapun jenis bacaan yang harus dibaca dan dipahami oleh siswa kelas XI IPS salah satunya yaitu cerpen. Cerpen adalah salah satu karangan yang berbentuk prosa. Cerpen merupakan bentuk sastra yang paling digemari dalam dunia sastra Indonesia sejak awal sampai dengan perkembangannya terakhir. Karya sastra ini lebih disukai oleh para pembaca ketimbang bentuk karya sastra yang lain. Pembaca cerpen dapat menikmati hasil karya tersebut tanpa harus mengorbankan terlalu banyak waktu. Berdasarkan bentuknya, cerpen dengan cepat dapat merefleksikan kenyataan di sekitar dibandingkan dengan karya sastra yang lain. hal ini tidak terlepas dari keringkasan isi cerpen yang membuat pembaca tidak memerlukan waktu lama untuk membacanya. Sejalan dengan pendapat itu, Sutresna (2006:33) menyatakan bahwa cerpen merupakan prosa fiksi yang jalan serta isi ceritanya lebih pendek dari novel, apalgi roman. Jika novel dan roman bisa mengambil berbagai masalah yang terjadi dalam kehidupan tokoh utamanya, cerpen hanya berkonsentrasi pada sebuah permasalahan yang terjadi pada kehidupan tokoh tersebut (Indriani, 2006:29). Dalam dunia pendidikan, pembelajaran membaca cerpen perlu diberikan kepada siswa, khususnya kepada siswa SMA. Dikatakan demikian karena pada masa itu, siswa diingatkan kembali terhadap materi cerpen yang sudah didapatkan ketika di SMP dulu dan siswa diperkenalkan dengan pembelajaran membaca cerpen. Selain itu, pembelajaran membaca cerpen merupakan salah satu Standar Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan siswa dalam membaca cerpen tersirat dalam silabus KTSP SMA kelas XI IPS dengan Standar Kompetensi “Memahami Pembacaan Cerpen”. Oleh karena itu, keterampilan membaca cerpen sangat penting dikuasai oleh siswa. Selain hal di atas, keterampilan membaca cerpen dikatakan
penting karena di dalam dunia pendidikan, baik dari jenjang paling rendah (SD) maupun perguruan tinggi, cerpen sering digunakan sebagai media dalam pengajaran sastra. Karya sastra berupa cerpen berpotensi untuk memberi tahu dan sekaligus memberi pemahaman kepada pembaca tentang peristiwa yang terjadi atau dialami oleh penulis atau pengarang. Kadang pula, cerpen ini bertujuan menghibur melalui penggunaan materi yang menarik. Walaupun pembelajaran membaca memahami cerpen telah diajarkan di sekolah, ternyata hasil belajar siswa masih rendah pada pokok bahasan tersebut. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 2 Gerokgak. Berdasarkan observasi awal berupa tes mengenai kemampuan membaca pemahaman yang penulis lakukan di SMA Negeri 2 Gerokgak, penulis menemukan permasalahan dalam diri siswa berkenaan dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu masalah yang penulis temukan adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan terutama dalam membaca karya sastra fiksi seperti cerpen oleh siswa kelas XI IPS. Ketika diminta untuk menceritakan kembali cerpen yang telah diberikan oleh guru, siswa-siswa tersebut merasa kebingungan untuk memulai menceritakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dari KKM yang telah ditetapkan, yakni 78, rata-rata siswa kelas XI IPS yang berjumlah 30 orang hanya mencapai skor kurang dari 78. Adapun siswa yang mendapat nilai 78 yaitu 30% dari jumlah siswa, sehingga siswa yang tuntas yaitu sebanyak 9 orang dan siswa yang tidak tuntas atau siswa yang berada di bawah KKM yaitu 70 % dari jumlah siswa sehingga siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 21 siswa. Hal ini dapat diukur dari pemahaman siswa terhadap isi cerpen. Dari data di atas, dapat ditarik simpulan bahwa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yang berarti setengah dari siswa yang nilainya masih di bawah KKM.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 5 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Selain melalui hasil observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 2 Gerokgak, yaitu Ni Nengah Sudiantari, S.Pd., jumlah siswa kelas XI IPS adalah tiga puluh siswa. Dari jumlah siswa tersebut, sebanyak dua puluh satu siswa masih memiliki nilai yang kurangdari KKM dalam memahami isi bacaan cerpen. Padahal, kemampuan memahami isi cerpen sangatlah penting dalam pendidikan. karena pemahaman membaca merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan dan dapat mengulangnya kembali dengan menggunakan bahasa sendiri. Selain itu, beliau juga membenarkan bahwa kemampuan membaca siswa tergolong rendah. Banyak siswa yang belum mampu menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan isi bacaan sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Guru bersangkutan juga mengakui bahwa kurang menggunakan metode membaca yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Sedikitnya pengetahuan guru terhadap model-model pembelajaran yang inovatif merupakan salah satu penyebab guru lebih cenderung menerapkan metode ceramah dalam KBM. Berdasarkan paparan di atas, terdapat beberapa faktor penyebab munculnya masalah dalam pemahaman membaca pada siswa yaitu kebanyakan atau hampir keseluruhan dalam lembaga itu sendiri terdapat kurangnya fasilitas yang tidak memadai dan kurangnya perhatian tentang pemahaman membaca siswa, yang mana sebagian besar guru hanya memberi perintah membaca dan tugas tanpa tahu apakah siswa atau murid tersebut sudah paham atau tahu isi dari bacaan tersebut. Dari penjelasan di atas, penulis mempunyai solusi untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan cara menerapkan salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman membaca siswa dengan menggunakan penerapan metode membaca SQ3R. Beberapa metode membaca pemahaman yang saat ini mulai dikembangkan antara lain
SQ3R, SQ4R, OK4R, OARET, PANORAMA, dan PQRST. Untuk mencapai tujuan meningkatkan pemahaman membaca cerpen, metode membaca pemahaman SQ3R adalah solusinya. Metode SQ3R diperkenalkan oleh Prancis. P Robinson tahun 1941. Metode SQ3R adalah metode belajar yang menuntut siswa untuk aktif dalam hal menyurvei atau menyelidiki, bertanya, membaca, memperkokoh perolehan dalam membaca, dan mengulangi pemahaman diri sendiri. Belajar dengan menggunakan metode SQ3R meliputi beberapa unsur yaitu, S (Survey) atau menyelidiki, Q (Question) atau bertanya, R (Read) atau membaca, R( Recite) atau memperkokoh pemerolehan membaca, da R (Review) atau mengulangi. Membaca dengan menggunakan metode SQ3R menuntut pembaca untuk terlebih dahulu melakukan Survey terhadap bacaan untuk memeroleh kesan atau gagasan umum tentang isi bacaan. Setelah itu, pembaca mengajukan sejumlah pertanyaan (question) berkenaan dengan cerpen yang bersangkutan, yang jawabannya terdapat dalam cerpen tersebut. Usai menentukan pertanyaan, pembaca mulai membaca cerpen (read) dengan sungguh-sungguh. Sesudah itu, pembaca menghubungkan informasi yang diperoleh sebelumnya dengan informasi selanjutnya. Akhirnya, pembaca diminta untuk mengulang kembali isi ringkasan yang dianggap penting dari bacaan tersebut. Metode membaca SQ3R, yang memiliki tahapan R (Review) atau mengulang dan disertai tahapantahapan yang kronologis, dipandang tepat digunakan sebagai metode untuk meningkatkan pemahaman membaca cerpen. Metode SQ3R dipilih karena metode ini sangat tepat untuk membaca cerpen. Dengan diterapkannya metode membaca SQ3R, dipercaya dapat meningkatkan pemahaman membaca cerpen siswa di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Hal tersebut dapat dilihat dari langkah-langkah metode SQ3R yang akan dilakukan. Langkah pertama yang
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 6 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
akan dilakukan siswa, yaitu tahap survei pada awal pembelajaran. Pada tahap ini, siswa membaca sekilas cerpen yang diberikan pada saat pembelajaran berlangsung. Tahap selanjutnya adalah Question atau bertanya. Setelah siswa membaca sekilas cerpen tersebut, selanjutnya siswa mengajukan pertanyaan kepada dirinya sendiri yang berkenaan dengan isi cerpen, seperti menanyakan alur cerita, tokoh, atau setting. Tahap berikutnya adalah read. Setelah siswa memiliki pertanyaan berkenaan dengan cerpen tersebut, untuk dapat menjawab pertanyaan yang siswa miliki, siswa mulai membaca cerpen tersebut dengan sungguh-sungguh. Setelah itu siswa menghubungkan informasi yang diperoleh dari tahap survei dengan informasi yang diperoleh dari membaca. Akhirnya siswa diminta oleh guru untuk mengulang kembali isi ringkasan yang dianggap penting dari cerpen tersebut. Inilah tahap terakhir dari metode SQ3R yaitu, review. Pada tahap terakhir ini siswa mengulang kembali isi cerpen yang disertai dengan menceritakannya kembali secara runtun. Dengan menerapkan metode SQ3R dapat meningkatkan pemahaman membaca cerpen siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Fauzi pada tahun 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Wacana Ekspositorik Melalui Metode SQ3R”. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti belum menemukan penelitian yang mengulas tentang pemahaman membaca cerpen dengan metode SQ3R. Namun, peneliti menemukan beberapa penelitian sejenis, tetapi berbeda dengan penelitian yang penulis rancang. Adapun penelitian sejenis terkait dengan penelitian penulis adalah sebagai berikut. Penelitian sejenis pertama adalah penelitian I Gusti Ayu Kusumayani (2009) yang berjudul “Penerapan Teknik Trifokus Steve Snyder Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 5 Amlapura”.
Penelitian sejenis yang kedua adalah penelitian Ni Wayan Romi (2010) yang berjudul “Penerapan Teknik Point (Purpose, Overview, Interpret, Note, dan Test) Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1 Abiansemali”. Penelitian sejenis yang ketiga adalah penelitian Ade Asih Susiari Tantri (2010) yang berjudul “Penerapan Media Dongeng Melalui Strategi DRTA Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SD 9 Banjar”. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki pemikiran menggunakan metode membaca SQ3R untuk meningkatkan membaca pemahaman cerpen pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Hal ini juga didukung oleh pendapat bahwa jika siswa memiliki pemahaman membaca yang besar, dengan sendirinya dia akan mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi dan pada akhirnya akan memperoleh peningkatan pada hasil belajarnya (Nurhadi, 1987:13). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa berbantuan media cerpen dengan menerapkan metode SQ3R pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak, (2) langkah-langkah pembelajaran yang tepat dengan menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak, dan (3) respons siswa terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Sejalan dengan masalah itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R berbantuan media cerpen pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak, (2) langkah-langkah pembelajaran yang tepat dengan
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 7 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kela XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak, dan (3) respons siswa terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam multisiklus. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian, prosedur penelitian, rincian prosedur penelitian, instrumen dan metode pengumpulan data, teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Objek penelitian ini adalah kemampuan siswa memahami isi bacan yang terdapat dalam cerpen “Sahabat Sejati” secara individu. Selain itu, respons siswa sangat penting dijadikan objek dalam penelitian tindakan kelas, karena esensi penelitian tindakan kelas adalah kepuasan siswa. Oleh karena itu, respons siswa juga penting dijadikan objek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Selanjutnya yang terakhir yaitu langkah-langkah pembelajaran yang efektif juga sangat penting dijadikan objek dalam penelitian tindakan kelas, karena dalam melaksanakan penelitian peneliti harus mengetahui langkah-langkah pembelajaran untuk melakukan tindakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode observasi, dan metode angket/kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data perilaku guru dan siswa selama dalam proses penulisan cerpen melalui penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen. Data kuantitatif
berupa tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes pemahaman siswa dan respons siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi (pengamatan), lembar kuesioner siswa, instrumen tes kemampuan membaca pemahaman, dan pedoman penilaian kemampuan membaca pemahaman. Instrumen tes kemampuan membaca pemahaman dan pedoman penilaian kemampuan membaca pemahaman digunakan dalam metode tes. Instrumen lembar observasi digunakan dalam metode obser-vasi, sedangkan instrumen lembar kuesioner digunakan dalam metode angket/kuesioner. Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Teknik analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Analisis penelitian ini disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif adalah teknik analisis data yang menggunakan paparan sederhana yang berwujud kata-kata. Sedangkan, teknik analisis kuantitatif adalah teknis analisis data dengan mendeskripsikan data yang berwujud angka-angka. Dalam penelitian ini, data hasil tes menulis cerpen dianalisis menggunakan analisis data deskripstif kuantitatif dan kualitatif, langkah-langkah pembelajaran yang efektif dengan penerapan metode SQ3R dianalisis menggunakan ana-lisisis data deskriptif kualitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, kriteria keberhasilan belajar menulis karya ilmiah ditunjukkan dengan adanya keberhasilan pemerolehan skor rata-rata kelas pada kategori tuntas atau 75% dari jumlah siswa memperoleh skor 78. Kriteria ini juga sesuai dengan KKM yang dirancang oleh guru pada sekolah itu. Dengan tercapainya kriteria keberhasilan yang telah ditentukan di atas, penelitian ini dapat dihentikan. Siklus
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 8 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
tindakan yang mampu mencapai kriteria keberhasilan ataupun ketercapaian KKM dianggap sebagai tindakan terbaik yang memenuhi kriteria keberhasilan. HASIL DAN PEMBAHASAN Ada tiga temuan penting dalam penelitian ini, yaitu (1) tercapainya peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak dengan penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen, (2) langkah-langkah yang tepat dalam dengan menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kema-mpuan membaca pemahaman siswa. Ada beberapa langkah penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, (3) siswa memberikan respons sangat posistif terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen. Temuantemuan tersebut diuraikan sebagai berikut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak dititikberatkan pada (1) pemberian poin tambahan untuk siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan refleksi siklus I, diketahui bahwa kelemahan ada pada minat baca siswa. Oleh karena itu, guru mengambil sikap untuk memberikan poin atau nilai tambahan bagi siswa yang bisa menjawab pertanyaan. Pemberian poin tambahan ini dilakukan untuk merangsang siswa untuk aktif membaca karena siswa semakin terpacu untuk mencapai nilai tinggi. Tujuan dari pemberian poin atau nilai, yaitu untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Djmarah (2006: 168) bahwa memberikan angka (nilai) merupakan bentuk motivasi yang dilakukan guru dengan harapan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasil belajar dapat lebih ditingkatkan lagi. Jadi, tanpa ada penilaian dalam suatu pembelajaran maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masingmasing.; (2) mengacak urutan nomor presensi siwa yang ditunjuk oleh guru untuk membaca cerpen dengan menggunakan bahasa sendiri sesuai pemahaman siswa terhadap cerpen tersebut. Dengan dilakukan refleksi siklus I diketahui juga bahwa pada saat pembelajaran siswa sering kurang fokus dan kurang berkonsentrasi dalam pelajaran, sehingga siswa kurang memerhatikan temannya yang sedang menceritakan kembali cerpen di depan kelas. Oleh karena itu, guru dapat mengambil tindakan untuk mengacak urutan nomor presensi siswa. Hal ini membuat siswa selalu berkonsentrasi dan memerhatikan teman lain yang sedang menceritakan kembali pemahamannya terhadap sebuah cerpen di depan kelas. (3) penggunaan media cerpen yang jelas dan dekat dengan kehidupan siswa. Media cerpen yang digunakan adalah cerpen mengenai permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa lebih terangsang untuk menyampaikan pendapat. Temuan kedua, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelum menggunakan metode SQ3R berbantuan media cerpen terjadi peningkatan hingga memenuhi KKM yang telah ditentukan. Pernyataan ini diperkuat dari hasil tes membaca pemahaman yang diperoeh siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II. Sebelum diberikan tindakan pada tes awal hanya memperoleh nilai rata-rata 71,1 (cukup). Namun, hasil tersebut meningkat pada siklus I menjadi 77,5 (cukup) dan 83,5 (baik) pada siklus II. Peningkatan skor ini membuktikan bahwa penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Soedarso (2006a: 4) menyatakan metode SQ3R dapat
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 9 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
meningkatkan belajar siswa menjadi lebih baik. Konsep yang digunakan dalam metode SQ3R berbantuan media cerpen adalah membaca yang sudah memiliki tujuan tertentu, yaitu siswa membaca cerpen yang diberikan oleh guru dengan memahami isi bacaan tersebut untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang ada. Dalam pembelajaran SQ3R, para siswa dapat saling berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masingmasing. Saling memerlukan komentar antara siswa satu dengan siswa lainnnya. Hal ini dilakukan agar siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Hal senada juga diungkapkan oleh Soedarso (2004) memberikan penekanan tentang penerapan metode SQ3R yaitu dengan mempraktikkan bagaimana SQ3R (sebuah strategi sederhana untuk mengembangkan pemahaman membaca dengan mengaktifkan yang Anda selidiki, menentukan yang ingin Anda tanyakan, memahami yang Anda baca, menghubungkan informasi yang Anda dapat dari tahap survei dengan informasi dari membaca, dan mengulang kembali ringkasan isi cerpen yang Anda anggap penting), kemudian dapat ditingkatkan dengan cara membuat pertanyaan fokus kedalam prosedur dasar. Membaca Pemahaman menjadi lebih efektif apabila didukung metode yang tepat, seperti yang diungkapkan oleh Al Khazin (2010), bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Oleh karena itu, digunakanlah metode SQ3R. Dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R berbantuan media cerpen, setiap siswa memiliki kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan yang dimiliki oleh siswa terhadap suatu topik. Tidak ada siswa yang hanya membaca sepintas atau hanya menyerahkan tugas latihan kepada rekan yang dianggap pintar. Semua siswa diwajibkan untuk membaca, sehingga
siswa yang merasa malas untuk membaca menjadi aktif. Peningkatan kemampuan siswa membaca pemahaman juga disebabkan oleh penggunaan media cerpen. Hal ini karena sebuah cerpen dapat menunjang minat baca siswa. Melalui cerpen, siswa dapat mengetahui peristiwa yang terjadi dalam cerpen, alur cerpen, dan latar cerpen tersebut. Siswa semakin mudah memahami isi bacaan karena didukung penggunaan media cerpen yang menggambarkan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Oleh sebab itu, cerpen sangat tepat digunakan sebagai media pembelajaran membaca karena dapat membantu proses belajar mengajar. Dengan penggunaan cerpen tujuan pembelajaran dapat tercapai sempurna. Hal ini sesuai dengan pendapat Kustandi dan Sutjipto (2011: 9) yang mengungkapkan “ Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Dengan demikian, media pembelajaran (cerpen) dapat mendorong siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca. Selain itu, guru juga memegang peranan penting dalam memengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Motivasi belajar oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam membaca pemahaman. Dimyati Mudjiono (2006: 85) menyatakan bahwa motivasi memiliki manfaat untuk membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Dalam penelitian ini, guru mulai memberikan motivasi kepada siswa saat siswa mengalami hambatan. Motivasi yang diberikan guru, tidak hanya di depan kelas, melainkan langsung mendekati dan berkomunikasi dengan siswa. Dari pelaksanaan langkah-langkah yang diterapkan, guru telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 10 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
Temuan selanjutnya mengacu pada hasil angket, baik pada siklus I dan II menunjukkan bahwa siswa merasa lebih senang pada saat penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dalam membaca pemahaman. Siswa merasa senang dan menginginkan guru untuk tetap menggunakan metode SQ3R berbantuan media cerpen, khususnya membaca pemahaman. Dengan menggunakan media cerpen siswa lebih mudah memahami isi bacaan. Penggunaan cerpen juga dapat menarik minat baca siswa karena media cerpen memiliki gambar menarik sehingga tampak lebih realitas dan merangsang minat baca siswa untuk mengamatinya menjadi antusias mengikuti pembelajaran membaca. Hal senada disampaikan oleh Subana (1998:322) bahwa manfaat cerpen sebagai media pembelajaran, yaitu menimbulkan daya tarik pada diri siswa, mempermudah pengertian atau pemahaman siswa, mempermudah pemahaman siswa. Hal ini menunjukkan bahwa respons positif siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa berbantuan media cerpen berbanding lurus dengan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Ade Asih Susiari Tantri pada tahun 2010 dengan judul “Penerapan Media Dongeng Melalui Strategi DRTA Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SD 9 Banjar”. Kedua, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil dari sebelum dilakukan penelitian. Nilai ratarata siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 71,1 (cukup). Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 77,5 (cukup) dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 83,5 (baik). Peningkatan yang terjadi sebesar 6. Ketiga, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa mendapat respons sangat positif dari siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Siswa mengaku senang terhadap penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dalam pembelajaran membaca pemahaman. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban kuesioner siswa yang menunjukkan sikap positif dan sangat positif. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyam-paikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa; (2) Dalam menerapkan metode SQ3R ini, hendaknya media yang digunakan dapat semakin merangsang kemampuan siswa berpikir secara kritis, seperti cerpen yang menggambarkan masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami isi cerpen tersebut; (3) Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Peneliti merasa penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen juga dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan lain, seperti keterampilan menulis yang juga merupakan keterampilan produktif, yaitu keterampilan yang menghasilkan suatu produk yang berupa tulisan. Jadi, disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab IV, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Pertama, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Kedua, Langkah-
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 11 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
langkah yang ditempuh dalam menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa adalah: (a) guru menyampaikan salam dan mengecek kehadiran siswa; (b) guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi pelajaran; (c) guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar; (d) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan; (e) guru menjelaskan materi yang berkaitan dengan “Memahamai pembacaan cerpen; (f) guru menyampaikan kriteria penilaian kemampuan membaca pemahaman dan pemberian nilai tambahan untuk siswa yang mampu memahami isi bacaan dengan baik; (g) guru bersama siswa membahas kriteria penilaian bersama siswa; (h) guru memberikan cerpen kepada siswa; (l) guru memanggil siswa untuk tampil ke depan secara acak; (j) guru memberikan nilai kemampuan membaca pemahaman secara individu; (k) guru mengundang siswa lain untuk memberikan tanggapan kepada teman yang tampil; (l) guru menentukan predikat siswa; (m) guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan; (n) guru memberikan tindak lanjut berdasakan refleksi yang telah dilaksaksanakan; dan (o) guru menutup pelajaran dan menyampaikan salam. Ketiga, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa mendapat respons sangat positif yaitu terlihat pada rata-rata respons siswa sebesar 28 dari siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gerokgak. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian tersebut ada beberapa saran yang dapat diajukan sebagai berikut. Pertama, penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Oleh kerena itu, disarankan kepada guru bahasa Indonesia pada umumnya dan guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Gerokgak pada khususnya, hendaknya mencoba
untuk menerapkan metode ini dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di sekolah masing-masing. Kedua, dalam menerapkan metode SQ3R ini, guru hendaknya memilih cerpen yang menggambarkan masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan siswa agar siswa lebih mudah memahami isi cerpen tersebut. Ketiga, Penelitian ini hanya terbatas pada penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Peneliti merasa penerapan metode SQ3R berbantuan media cerpen juga dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan lain, seperti keterampilan menulis yang juga merupakan keterampilan produktif, yaitu keterampilan yang menghasilkan suatu produk yang berupa tulisan. Jadi, disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan metode SQ3R berbantuan media cerpen untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. DAFTAR PUSTAKA Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS: UNP. Al khazin. 2010. Defenisi Pendekatan, Strategi, Metode dan teknik Pembelajaran Matematika.http://aanchoto.com/20 10/09/defenisi-pendekatan-strategimetode-dan-teknik-pembelajaranmatematika/. Diakses 04 April 2014. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Tarigan, Hendri Guntur. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
e-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sasstra Indonesia, Undiksha 12 Volume : Vol: 2 No: 1 Tahun:2014
-------. 1985. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. -------.2008a. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Hernowo. 2003. Quantum Reading: Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung:Mizan Learned Center. Indriani, Sri Made, 2006. Keterampilan Membaca III. Modul (tidak diterbitkan): Universitas Pendidikan Ganesha. Kusumayani, I Gusti Ayu. 2009. Penerapan Teknik Trifokus Steve Snyder Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 5 Amlapura. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Munaf,
Yarni. 2008. “Rangkuman Keterampilan Membaca”. (Buku Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia, FBSS UNP.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: CV. Sinar Baru. Romi, Ni Wayan. 2010. “Penerapan Teknik POINT Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas X. 4 SMA Negeri 1 Abiansemal”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. Sutresna, Ida Bagus. 2006. Modul Prosa Fiksi. Buku Ajar (tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha. Sutjipto. 2011. Pintar Berbahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramadia. -------. 2004. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT Gramadia. Tantri, Ade asih Susiari. 2010. “Penerapan Media Dongeng Melalui Strategi DRTA Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SD 9 Banjar”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha.