e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV SD
Gede Yogi Karmawan1, Ni nyoman Garminah2, I Kadek Suartama3 1,2
Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan keterampilan membaca siswa setelah penerapan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN 1 Kampung Baru tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru yang berjumlah 23 orang. Pengumpulan data keaktifan dan keterampilan membaca siswa menggunakan metode observasi. Metode observasi dilaksanakan pada setiap proses pembelajaran di setiap siklus dengan menggunakan lembar observasi yang tercantum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Data hasil observasi keaktifan dan keterampilan membaca siswa yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca pada siswa kelas IV semester II tahun pelajaran 2015/2016 di SDN 1 Kampung Baru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keaktifan dan keterampilan membaca siswa dari siklus I sampai dengan siklus II. Pada siklus I persentase keaktifan belajar siswa sebesar 67,30% yang termasuk dalam (kategori cukup) dan persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II sebesar 81,04% yang termasuk dalam (kategori baik). Sedangkan persentase keterampilan membaca siswa pada siklus I sebesar 66,09% yang termasuk dalam (kategori cukup) dan persentase keterampilan membaca siswa pada siklus II sebesar 80% yang termasuk dalam (kategori baik). Kata kunci: metode SQ3R, keaktifan, keterampilan membaca Abstract This study aim to know the increasing students' activeness and ability in reading after applid of SQ3R method in indonesia language course in IV class SDN 1 Kampung Baru. This study is an action research (PTK) which is conducted in two cycles.The subject of this study are the students of IV class in SDN 1 Kampung Baru, which are consist of 23 students. The data colletion of this study is students activeness and ability in reading students using observation method. Observation method conducted in every learning process in each cycles using observation form which is attached in lesson plan (RPP).The result data of students' activeness and ability in reading which are collected, were analysis in descriptive qualitative. The result of this study showed that the application of SQ3R learning method can increase the activeness and ability for students' reading in SDN 1 kampung Baru, IV class of second smester academic year 2015/2016.
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 It can be seen from the incresing activeness and ability of students in reading from cycle 1 until cycle 11. In cycle 1 percentage of students' activeness in learning was about 67,30% which is categorized as sufficient and the precentage of of students' activeness in learning in cycle 2 was about 81,04% which is categorized as good. Meanwhile the percentage of students' reading ability in cycle 1 was about 66,09% which is catagorized as sufficient and the percentage of students'reading ability in cycle 11 was about 80% which is catagorized as good. Keywords: SQ3R method, activeness, reading ability.
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) semakin pesat, hal ini membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa. Kemampuan penguasaan tiga indikator pencapaian belajar berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotor merupakan dasar dari pengusaan IPTEKS yang sedang berkembang saat ini. Dengan tiga indikator pencapaian belajar tersebut dapat membantu perkembangan dan pembangunan bangsa di segala bidang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peserta didik di masa yang akan datang. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah diupayakan berbagai cara atau strategi oleh pemerintah. Upaya-upaya pemerintah tersebut sudah mampu merambah ke semua komponen pendidikan seperti penambahan jumlah buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, pembaharuan kurikulum dan peningkatan kualitas pembelajaran yang mencakup pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di tingkat sekolah dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Dengan demikian pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sangat penting peranannya karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan landasan
untuk ketingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah dasar merupakan lembaga formal penyelenggara pendidikan yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional yang mengembangkan misi dasar dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Melalui kegiatan pembelajaran, siswa SD yang berada pada tahap operasional konkrit sudah semestinya dibekali dengan ilmu pengetahuan dasar dan keterampilan dasar guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu keterampilan yang diperlukan di SD adalah keterampilan membaca disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Hodgson (dalam Tarigan 1990:7) menyatakan bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. Sejalan dengan pendapat tersebut Rahim Farida (2008:2) menyatakan bahwa “membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”. Jadi membaca merupakan suatu aspek dari keterampilan berbahasa yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi dan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Kegiatan pembelajaran di kelas juga tidak terlepas dari keaktifan siswa dalam belajar. Mudjiono dan Dimyati (2009) menyatakan bahwa, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantara dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh-contoh kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara sadar maupun tidak sadar dalam rangka memperoleh suatu pengalaman belajar dan siswa betul-betul berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan yang mencakup aspek koginitf, afektif dan psikomotor. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama guru kelas IV di SDN 1 Kampung Baru pada tanggal 6 Januari 2016, banyak ditemukan permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran di kelas IV. Permasalahan tersebut adalah kurangnya keaktifan dan keterampilan membaca siswa saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung di kelas, yang diakibatkan oleh guru terlalu sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran di kelas. Maka dari itu perlu adanya suatu metode pembelajaran yang harus diterapkan dalam mengajar yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam proses pembelajaran. Keunggulan dari metode SQ3R ini adalah dapat mengingat lebih lama karena dengan menggunakan metode ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya yang terarah pada pokok dalam suatu buku maupun teks bacaan. Secara umum pembelajaran dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan melalui langkahlangkah yakni pertama dengan menyelidiki (Survey), menanyakan (Question) , Membaca (Read), Mengatakan kembali
(Recite), dan Mengulangi (Review). Tujuan utama penerapan metode SQ3R adalah (1) Untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan,dan (2) Mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka waktu yang lebih panjang. (Abidin, 2012:107). Terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia, telah dilaksanakan observasi dan wawancara di SDN 1 Kampung Baru. Hasil observasi menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV di SDN 1 Kampung Baru masih tergolong rendah, itu dilihat dari masih banyak siswa yang belum memahami tentang intonasi baca yang baik dan benar. Selain itu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas juga tergolong masih rendah, dilihat dari masih banyak siswa yang enggan untuk melakukan tanya jawab mengenai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas. Hal senada juga diungkapkan melalui wawancara bersama guru kelas IV SDN 1 Kampung Baru, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar di kelas masih rendah itu ditunjukkan dengan 20% siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan sisanya ada yang mendengar maupun berbicara bersama teman sebangkunya di kelas. Selain itu keterampilan membaca juga sangat rendah ini dibuktikan dengan hasil ulangan tengah semester siswa yang masih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 1 Kampung baru adalah 58, dan rata-rata nilai kelas adalah 57,8. Ini artinya, rata-rata nilai kelas tersebut masih berada di bawah KKM. Berdasarkan temuan hasil observasi dan wawancara, maka perlu dilakukan suatu tindakan. Tindakan yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SDN 1 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016”. 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) pada siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru dan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca siswa pada saat penerapan metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) pada siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru.
adalah sebagai berikut: (1) Penyamaan persepsi dengan guru kelas terkait penelitian tindakan kelas yang dilakukan dan terkait metode pembelajaran yang akan diterapkan, (2) menentukan materi pelajaran yang akan dibahas dalam penelitian tersebut berdasarkan program yang sedang berjalan dan sesuai dengan silabus yang ada, (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan, (4) menentukan metode dan menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penerapan metode pembelajaran dalam penetitian, (5) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, yang digunakan untuk mengukur keaktifan dan keterampilan membaca siswa pada setiap siklus sesuai dengan materi yang dibahas. Perencanaan Tindakan pada siklus I ini, pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dan di setiap sela-sela pembelajaran di setiap pertemuan, guru menilai atau mengobservasi keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan ini adalah sebagai berikut: (1) Menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang dicapai dalam pembelajaran kepada siswa, 2) Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca, (3) Menginformasikan kepada siswa untuk meneliti judul dan ide utama untuk memberikan gambaran luas isi bacaan dan struktur bacaan, (4) Memberikan tugas kepada siswa untuk menyusun pertanyaan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari judul dan ide utama, (5) Memberikan tugas kepada siswa untuk menemukan lokasi jawaban untuk pertanyaan yang telah dibuatnya, (6) Menugaskan siswa untuk menyusun ringkasan isi bacaan berdasarkan jawaban yang dibuatnya, (7) Meminta siswa membaca kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya, (8) Memberikan Penguatan kepada siswa.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 1 Kampung Baru Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan berkolaborasi dengan guru kelas IV yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R pada siswa kelas IV di SDN 1 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan dan 8 siswa laki-laki. Adapun objek penelitian ini adalah keaktifan, keterampilan membaca dan metode pembelajaran SQ3R. Rancangan penelitian tindakan yang dilakukan memiliki empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Adapun rancangan dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. dst. 1 1
2
4
2
4 3 Siklus II
3 Siklus I
Gambar 1. Rancangan Tindakan Kelas
Penelitian
Tahapan tindakan siklus dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan, beberapa hal yang dilaksanakan dalam kegiatan perencanaan 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 Observasi atau Refleksi, observasi bertujuan untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan metode pembelajaran SQ3R. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada metode pembelajaran SQ3R. Observasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui keaktifan dan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Refleksi, dilakukan untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus I tentang keaktifan dan keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil kajian ini, menjadi acuan untuk dicari dan ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Alternatif tindakan ini akan ditetapkan menjadi tindakan baru pada rencana tindakan siklus II. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data keaktifan belajar siswa adalah lembar observasi keaktifan belajar siswa. Lembar tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan pedoman observasi. Keaktifan belajar dinilai dari kegiatan pra pembelajaran sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini aspek yang diobservasi adalah keaktifan belajar siswa mengenai kerjasama dengan kelompok, keberanian bertanya kepada guru, keberanian menjawab pertanyaan dari teman maupun guru, dan menghargai pendapat dari teman. Sedangkan untuk mengumpulkan data keterampilan membaca siswa adalah Lembar observasi penilaian keterampilan membaca yang digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan membaca siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Keterampilan membaca dinilai dari intonasi, pelafalan, dan kelancaran. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Agung (2014) menyatakan teknik deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum. Tujuannya adalah (1) untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya keaktifan belajar yang dikonversikan ke dalam (PAP) skala lima keaktifan belajar, (2) untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya keterampilan membaca siswa yang dikonversikan ke dalam (PAP) skala lima keterampilan membaca siswa.
Tabel 01. Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tentang Tingkatan Keaktifan Belajar No 1 2 3 4 5
Persentase 90-100 80-90 65-79 55-64 0-54
Katagori Keaktifan Belajar Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif (Dimodifikasi dari Agung, 2014)
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 02. Pedoman Konversi PAP Skala Lima Tentang Tingkatan Keterampilan Membaca No 1 2 3 4 5
Persentase 90-100 80-90 65-79 55-64 0-54
Katagori Keterampilan Membaca Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang (Dimodifikasi dari Agung, 2014)
Penerapan metode pembelajaran SQ3R pada siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru dianggap berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (1) persentase rata-rata keaktifan belajar siswa 80%, berada pada katagori aktif, (2) persentase rata-rata keterampilan membaca siswa 80%, berada pada katagori baik.
sehingga siswa terlihat kurang antusias dalam berdiskusi bersam anggota kelompoknya masing-masing, 2) siswa masih kurang mampu dalam menentukan kalimat utama dari teks yang telah diberikan oleh guru, 3) dalam diskusi kelompok, siswa masih terlihat kurang aktif berdiskusi bersama teman kelompoknya, baik itu bertanya maupun dalam mengeluarkan pendapatnya, dan 4) siswa belum yakin sepenuhnya terhadap rumusan pertanyaan yang telah dibuat karena beberapa siswa terlihat terus bertanya kepada guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka hal-hal yang dapat dilakukan yaitu: 1) Siswa diberikan penjelasan tentang kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan agar siswa mengetahui dan memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan pembelajaran metode Survey, Question, Read, Recite, Review, 2) guru memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan kalimat utama dalam paragraph dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R, 3) guru memberikan masukan kepada siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi, agar nantinya setiap siswa memberikan pendapatnya, dan 4) guru memberikan motivasi dan penguatan agar siswa berani mengemukakan pendapat dan jawabannya sehingga siswa menjadi lebih percaya diri dan tidak takut mesti jawabannya kurang tepat. Siklus II dilaksanakan dengan menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang ditemui dalam siklus I agar pelaksanaan penelitian dalam siklus II dapat berlangsung lebih baik sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan analisis data penelitian tindakan kelas pada siklus I, tingkat keaktifan belajar pada siklus I mencapai persentase sebesar 67,30% dengan katagori cukup aktif. Pada siklus II, terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar siswa menjadi 81,04% dengan katagori aktif. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar sebesar 13,74%. Tingkat keterampilan membaca siswa pada siklus I sebesar 66,09% dengan katagori cukup. Pada siklus II, terjadi peningkatan persentase keterampilan membaca siswa menjadi 80% dengan katagori baik. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 13,91%. Setelah melaksanakan siklus I dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh mengenai data keaktifan dan keterampilan membaca belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Sejauh ini telah dicatat beberapa hal yang menyebabkan hasil siklus I belum maksimal yaitu. 1) siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, mereka cenderung terbiasa bekerja secara individu, 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kriteria keberhasilan dapat tercapai. Setelah melaksanakan siklus II dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh mengenai data keaktifan dan keterampilan
membaca sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Peningkatan keaktifan dan keterampilan membaca pada siklus I dan siklus II yang terlihat dari ratarata pada tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi Keaktifan dan Keterampilan Membaca Siswa Variabel Keaktifan Keterampilan Membaca
M (%) Keaktifan Katagori M (%) Keterampilan Membaca Katagori
Siklus I
Siklus II
67,30 Cukup Aktif
81,04 Aktif
66,09
80,00
Cukup Baik
Baik
Keterangan : M (%) : persentase rata-rata Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru. Keaktifan belajar siswa setelah diadakan tindakan siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari siklus I, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa mencapai 67,30% bila dikonversikan berdasarkan PAP skala 5, maka keaktifan belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dapat dikategorikan “cukup aktif”. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis data siklus II, diperoleh persentase sebesar 81,04% Jika dikonvesikan ke PAP skala 5, maka angka tersebut masuk dalam kategori “aktif”. Sedangkan analisis data yang diperoleh dari siklus I, persentase rata-rata keterampilan membaca siswa mencapai 66,09% bila dikonversikan berdasarkan PAP skala 5, maka keterampilan membaca siswa yang diperoleh pada siklus I dapat dikategorikan “cukup baik”. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis data siklus II, diperoleh persentase sebesar 80% Jika dikonvesikan ke PAP skala 5, maka angka tersebut masuk dalam kategori “Baik”. Berdasarkan data di atas, terjadi peningkatan keaktifan dan keterampilan membaca siswa dari siklus I ke siklus II,
namun sebelum adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II terdapat kendalakendala yang terjadi pada siklus I diantaranya adalah: (1) siswa belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran kooperatif, mereka cenderung terbiasa bekerja secara individu, sehingga siswa terlihat kurang antusias dalam berdiskusi bersama anggota kelompoknya masingmasing, (2) siswa masih kurang mampu dalam menentukan kalimat utama dari teks yang telah diberikan oleh guru, (3) dalam diskusi kelompok, siswa masih terlihat kurang aktif berdiskusi bersama teman kelompoknya, baik itu bertanya maupun dalam mengeluarkan pendapatnya, dan (4) siswa belum yakin sepenuhnya terhadap rumusan pertanyaan yang telah dibuat karena beberapa siswa terlihat masih bertanya kepada guru. Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I, maka dilakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil refleksi berupa perbaikanperbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Adapun penyempurnaan-penyempurnaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus II siswa diberikan penjelasan tentang kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan, agar siswa mengetahui dan memiliki kesiapan dalam melakukan 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kegiatan proses pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R.. Dalam metode pembelajaran SQ3R ini siswa dibelajarkan dengan 5 tahap yakni tahap pertama survey atau menyelidiki, dimana dalam tahap pertama ini siswa diberikan suatu bahan bacaan kemudian siswa menyelidiki unsur-unsur dari bacaan tersebut mulai dari kata kunci, judul bacaan. Setelah itu pada tahap kedua yakni question atau membuat pertanyaan, dalam tahap ini siswa ditugaskan untuk membuat pertanyaan yang mengandung unsur 5W+1H dari bacaan tersebut. Pada tahap ketiga yakni read atau membaca, siswa disuruh untuk membaca kembali bahan bacaan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka sudah buat pada tahap kedua. Setelah itu pada tahap keempat yakni recite, siswa disuruh untuk membuat sebuah ringkasan dari jawaban yang telah dibuat tadi. Selanjutnya tahap kelima yakni review, dimana siswa disuruh untuk mengulang atau membaca kembali jawaban yang mereka buat tadai jikalau ada jawaban yang belum tepat maka siswa diperkenankan untuk membaca kembali bahan bacaan untuk memperoleh suatu kebenaran dari bacaan tersebut. Dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R ini dapat membuat siswa lebih berpikir kritis serta kreatif dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, 2) Guru memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara untuk menentukan kalimat utama dalam paragraph dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R. Untuk menentukan kalimat utama dalam suatu paragraf siswa harus saling membantu bersama teman dalam kelompoknya dimana, dalam 1 kelompok terdiri dari 4-6 orang, salah satu dari anggota kelompok tersebut membaca soal kemudian anggota yang lain berdiskusi untuk membuat prediksi atau penafsiran yang menjadi kalimat utama dalam paragraph tersebut. Setelah itu anggota lain menuliskan kalimat utama yang didapat, lalu anggota lain saling merevisi dan mengedit pekerjaan atau penyelesaian. Berdasarkan kegiatan pokok yang dipaparkan diatas melalui penemuan kalimat utama dalam sebuah
paragraph oleh siswa itu sendiri, siswa nantinya dapat meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif sehingga dapat menentukan kalimat utama dalam sebuah paragraph, 3) Kendala ketiga dan keempat yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan siklus I diatasi dengan memberikan masukan kepada siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi dan memberikan motivasi atau penguatan agar siswa berani mengeluarkan pendapat atau jawabannya sehingga siswa menjadi percaya diri dan tidak takut meski jawabannya kurang tepat. Motivasi merupakan tindakan yang tepat diberikan untuk membangkitkan rasa percaya diri siswa. Hal ini sangat sesuai dengan pengertian motivasi yang dinyatakan oleh Uno. Uno (2008:1) menyatakan bahwa, Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema yang sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Keberhasilan peningkatan keaktifan dan keterampilan membaca siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran SQ3R, dimana metode pembelajaran SQ3R ini memiliki keunggulan yaitu: (1) mempunyai langkah-langkah yang jelas sehingga memudahkan siswa memahami materi, (2) dengan metode pembelajaran SQ3R siswa menjadi pembaca yang aktif dan terarah langsung pada intisari dan kandungankandungan pokok yang tersurat dalam teks, (3) siswa lebih berkonsentrasi dalam membaca teks atau materi pelajaran, karena siswa harus mengetahui konsepkonsep pokok dengan memberi tanda pada konsep penting, (4) siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik, karena konsep yang dipelajari telah diberi tanda untuk mengingat, (5) siswa dapat mengingat materi pelajaran lebih lama dan efektif, karena siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Keunggulan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Abidin (2011) dan Widiani (2013) yang menyatakan bahwa 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
metode pembelajaran SQ3R adalah metode pembelajaran membaca yang terdiri atas 5 langkah yakni survey, question, read, recite, dan review yang sangat tepat digunakan sebagai metode membaca bahan bacaan ilmu-ilmu sosial yang mempunyai karakteristik yang berpusat pada siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian ini dikatakan telah berhasil karena kriteria yang ditetapkan sebelumnya telah terpenuhi. Jadi, dapat diindikasikan bahwa penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru, Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2015/2016.
siklus II. Pada siklus I, persentase rata-rata keterampilan membaca siswa adalah 66,09% (kriteria cukup baik). Pada siklus II persentase rata-rata keterampilan membaca siswa adalah 80% (kriteria baik), dengan demikian tingkat keterampilan membaca siswa dari hasil siklus I sampai pada hasil siklus II menunjukkan peningkatan sebesar 13,91%. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu pertama, Kepada seluruh siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru agar dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R siswa selalu mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh sehingga dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Kedua, Kepada guru sekolah dasar disarankan mampu menerapkan metode pembelajaran SQ3R dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Ketiga, Kepada sekolah disarankan agar dapat menerapkan metode pembelajaran SQ3R di dalam pembelajaran, sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca siswa. Keempat, Kepada peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan metode pembelajaran SQ3R dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun pada bidang ilmu lainnya yang sesuai, agar penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun referensi demi ketuntasan penelitian selanjutnya dan memperhatikan kendala-kendala yang peneliti alami sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1) Terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R pada siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan persentase ratarata keaktifan belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, persentase rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 67,30% (kriteria cukup aktif). Pada siklus II persentase rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 81,04% (kriteria aktif), dengan demikian tingkat keaktifan belajar siswa dari hasil siklus I sampai pada hasil siklus II menunjukkan peningkatan sebesar 13,74%, 2) Terjadi peningkatan keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R pada siswa kelas IV SDN 1 Kampung Baru Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan persentase rata-rata keterampilan membaca dari siklus I ke
DAFTAR PUSTAKA Abidin,
9
Yunus. 2011. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Agung, A. A. Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.
Widiani, Vera Oka A.A. 2013. “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dengan Berbantuan Media Visual Terhadap Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Gugus Mas Kecamatan Ubud”. .. Skripsi. (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara Tarigan, Henry Guntur. 1990. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
10