e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SQ3R TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV I B. Widya Arta Pujana1, Ni Wy. Arini2, I G. Wawan Sudatha3 1,2
Jurusan PGSD, 3Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan non equivalent post-test only control group design. Populasi penelitian adalah siswa SD kelas IV di Gugus VI Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlah populasi 185 orang siswa. Sampel diambil dengan cara group random sampling dan berjumlah 53 orang siswa. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa, yang dikumpulkan dengan tes keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia. Tes keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia berbentuk uraian, yang terdiri atas 12 butir tes. Data dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial uji-t. Semua pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran bahasa Indonesia (thitung = 6,29; p < 0,05). Ini berarti bahwa metode pembelajaran SQ3R berpengaruh lebih baik terhadap keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia dibandingkan dengan metode pembelajaran kovensional. Kata kunci: metode SQ3R, keterampilan membaca pemahaman Abstract This study was aimed at analyzing the difference of reading comprehension of Indonesian language subject between the students who were taught by using SQ3R learning method and the students who were taught by using conventional learning method. This study was quasi experiment study which used equivalent post-test only control group design. The population of this study was the fourth grade students in Gugus VI Buleleng District in the academic year 2013/2014 which consisted of 6 classes of 185 total students. The data of this study was the data of students’ reading comprehension of Indonesian language subject which was obtained by using Indonesian language reading comprehension test. The reading comprehension test of Indonesian language subject was in the form of essay which consisted of 12 tests. The data was analyzed by using inferential statistics t- test. All of the hypothesis analysis was done in significant level 5%. Based on the result of data analysis, there was significant difference of students’ comprehension of Indonesian language subject between the students who were taught by using SQ3R learning method and the students who were taught by using conventional learning method (tvalue = 6.29; p<0.05). So, SQ3R learning method showed better effect
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) than conventional learning method toward reading comprehension of Indonesian language subject. Keywords: SQ3R learning method, reading comprehension PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar pebelajar atau peserta didik mempunyai keterampilan berbahasa. Setiap keterampilan itu berhubungan erat dengan keterampilan lainnya. Setiap keterampilan berbahasa tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan dan memiliki peranan yang sama penting dalam kegiatan komunikasi, mengingat pada hakikatnya bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dikuasai oleh siswa adalah membaca. Sudiana (2007) mengungkapkan kegiatan membaca memiliki nilai yang sangat strategis dalam upaya pengembangan diri. Hal itu dibuktikan, yaitu melalui kegiatan membaca, siswa dapat mencari berbagai macam ilmu pengetahun yang terdapat dalam buku dan berbagai media massa cetak. Kegiatan membaca juga dapat memperluas wawasan dan memperdalam ilmu yang telah miliki. Segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari kegiatan membaca. Hal yang senada juga diungkapkan Indriani (2006) bahwa membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang karena kegiatan ini merupakan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat memperluas wawasan untuk meraih keberhasilan selama menuntut pendidikan, bahkan sampai sepanjang hayat. Dalam kehidupan manusia, keterampilan membaca sangat diperlukan, apalagi di era globalisasi yang menuntut semua orang harus mampu membaca. Seiring pekembangan teknologi, segala sesuatu sudah semakin cepat dan canggih. Apabila pada saat ini ada beberapa orang yang berusia produktif tetapi tidak mampu membaca atau buta huruf, maka orang-
orang tersebut akan sulit memenuhi kebutuhannya dalam segala hal. Oleh karena itu, pentingnya membaca tidak dapat disangkal lagi. Sehubungan dengan hal tersebut Sudiana (2007) mengungkapkan bahwa dalam kehidupan modern, keterampilan membaca dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan. Pemerintah telah melakukan banyak usaha untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Usaha yang dilakukan meliputi penyempurnaan kurikulum, sertifikasi guru, peningkatan kualitas sarana prasarana, dan pengembangan metode pembelajaran inovatif. Perbaikan kualitas pembelajaran ini dimaksudkan menyediakan peluang kepada siswa untuk mencapai keterampilan membaca yang lebih baik. Melalui usaha yang telah dilakukan semestinya keterampilan membaca pemahaman siswa menjadi lebih baik. Usaha yang telah dilakukan ternyata belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Siswa memandang bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik untuk dipelajari. Saat ini peserta didik lebih menyukai pembelajaran yang inovatif. Sering terjadi seorang peserta didik hanya disiapkan sebagai seorang anak yang harus mau mendengarkan, mau menerima seluruh informasi, dan menaati segala instruksi dan perlakuan gurunya (Rahayu & Nuryata, 2010). Segala kebutuhan, termasuk mempelajari berbagai bidang ilmu akan selalu membutuhkan keterampilan membaca. Hal ini sangat dirasakan oleh golongan penuntut ilmu atau para pelajar. Sukses dalam membaca sangat penting bagi pebelajar dalam rangka pengembangan keterampilan akademik, keahlian, dan kecerdasan. Tanpa keterampilan membaca, keunggulan dan prestasi dalam sekolah tidak akan tercapai,
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) hal ini diungkapkan oleh Anderson, dkk. (dalam Sudiana, 2007). Seperti telah diketahui, dalam kurikulum yang dikembangkan dewasa ini, telah terjadi sebuah pergeseran hakikat kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya lebih ditekankan pada pengajaran yang berorientasi pada kegiatan guru dalam menuangkan pengetahuan yang dimiliki, menuju pada kegiatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada aktivitas siswa dalam mengumpulkan pengalaman belajar. Hal ini berarti kesuksesan dalam kegiatan belajarmengajar sangat ditentukan oleh keaktifan siswa dalam mengumpulkan pengalaman belajar tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah melalui kegiatan membaca. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca memiliki proses yang sangat kompleks, sehingga akan memunculkan berbagai hambatan atau kesulitan dalam pengembangan dan peningkatan keterampilan membaca pemahaman dalam pembelajaran di sekolah. Adanya hambatan dalam pengembangan dan peningkatan keterampilan membaca itu ditemukan pada kelas IV di Gugus VI Kecamatan Buleleng. Hasil wawancara dengan beberapa guru bahasa Indonesia kelas IV di Gugus VI Kecamatan Buleleng, diperoleh informasi bahwa pembelajaran keterampilan membaca masih memiliki permasalahan. Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami makna kata dan sulit untuk menemukan ide-ide yang terdapat dalam bacaan, sehingga keterampilan membaca siswa memahami keseluruhan isi bacaan tersebut masih kurang dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal tersebut didukung oleh data hasil pencatatan dokumen diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada saat dilaksanakan Ujian Akhir Sekolah (UAS) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pendalaman melalui observasi awal di kelas, ada beberapa persoalan yang menghambat pembelajaran membaca di sekolah tersebut. Hal yang dimaksud, antara lain sebagai berikut. (1)
Keterampilan siswa di kelas masih sangat heterogen, ada beberapa siswa yang berbakat secara cepat menyerap materi pembelajaran dan ada juga siswa yang lambat dalam menyerap materi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal, (2) Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, terutama dalam menemukan sesuatu yang baru dan ide-ide yang pokok dalam materi yang diberikan oleh guru, (3) Kegiatan belajar cenderung belajar satu arah, hanya bersumber dari guru, sehingga siswa menjadi semakin pasif dan hanya mengandalkan informasi dari guru, (4) Siswa kurang berani untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami, sehingga keterampilan dan pengetahuan mereka sulit untuk berkembang, dan (5) Siswa belum memiliki inisiatif sendiri untuk mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru, sehingga informasi tersebut hanya lewat begitu saja tanpa meninggalkan jejak pada pikiran siswa. Keadaan tersebut menunjukan bahwa pembelajaran membaca di kelas IV di Gugus VI Kampung Baru belum ditemukan metode yang tepat untuk merangsang siswa dalam berpikir dan menemukan sendiri ide-ide pokok dalam bacaan dan merekonstruksikannya menjadi pengetahuan yang utuh. Fenomena pembelajaran tersebut perlu diatasi dengan mengupayakan metode pembelajaran alternatif yang secara kreatif dapat memberdayakan potensi membaca siswa. Metode pembelajaran yang ingin peneliti terapkan adalah metode pembelajaran SQ3R. Metode SQ3R sangat berbeda dengan metode membaca seperti biasanya. Metode ini memiliki proses yang lebih rinci dan memiliki beberapa tahapan. Secara umum metode SQ3R dipaparkan sebagai berikut. Survey, pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas terhadap seluruh struktur teks. Tujuannya adalah untuk mengetahui panjangnya teks, judul bagian (heading). Question, langkah kedua adalah menyusun pertanyaanpertanyaan yang jelas, singkat, relevan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) pendeknya teks, dan keterampilan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Read, langkah ketiga adalah membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun pada langkah kedua. Dengan membaca, siswa mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang dibuat pada proses survey. Recite, pada tahap ini siswa diminta untuk merenungkan kembali informasi yang telah dibaca, dengan menyatakan butir-butir penting, dan menyatakan serta menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan bacaan tersebut. Review pada tahap ini siswa membaca kembali catatan singkat yang telah dibuatnya dan mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. METODE Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan populasi siswa SD kelas IV di Gugus VI Kecamatan Buleleng sebanyak 185 orang. Di Gugus VI Kecamatan Buleleng 6 SD, diantaranya SD No. 1 Kampung Baru, SD No. 2 Kampung Baru, SD No. 3 Kampung Baru, SD No. 4 Kampung Baru, SD No. 5 Kampung Baru, dan SD No. 7 Kampung Baru. Pemilihan kelas sampel menggunakan teknik group random sampling. Kelas sampelnya SD No.1 Kampung Baru sebagai kelas eksperimen dan SD No. 2 Kampung Baru
sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebagai sampel 53 orang. Non equivalent post-test only control group design adalah desain yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel bebas yang digunakan adalah metode pembelajaran dan variabel terikatnya keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia. Prosedur penelitian mencakup penentuan sekolah penelitian, observasi dan orientasi, penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, uji coba instrumen, revisi instrumen dan perangkat pembelajaran, memberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen, pemberian post-test, dan analisis data. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran SQ3R dan pada kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Perlakuan pada masing-masing kelas disesuaikan dengan metode pembelajaran yang didapatkan. RPP dan LKS yang dikembangkan berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta disesuaikan dengan metode pembelajaran yang didapatkan. Instrumen yang digunakan berupa tes keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia yang berbentuk uraian. Sebelum digunakan untuk post-test instrumen terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks daya beda, dan tingkat kesukaran tes. Selanjutnya, ditentukan 12 butir dari 17 butir yang diujicobakan untuk dipergunakan sebagai soal post-test. Data hasil post-test dianalisis secara deskriptif dan analisis uji-t untuk sampel tidak berkorelasi. Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan uji-t terlebih dahulu perlu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan homogentias sebaran data. Analisis dilakukan secara manual dan dengan bantuan program SPSS PC 16.0 for mWindows. Secara manual, terdapat perbedaan yang signifikan (Ho ditolak dan Ha diterima) antarkelompok apabila thitung > ttabel sedangkan hasil analisis dengan SPSS PC 16.0 for Windows terdapat perbedaan yang signifikan antarkelompok apabila nilai
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Ho : x1Y x 2Y , yaitu tidak terdapat
perbedaan keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SQ3R dan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran konvensional. (2) Ha : x1Y x 2Y , yaitu terdapat perbedaan
keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran SQ3R dan kelompok siswa yang belajar dengan metode pembelajaran konvensional. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil post-test sebaran skor keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia setelah digambarkan ke dalam kurva poligon frekuensi memperlihatkan metode SQ3R lebih baik daripada metode konvensional. Ini terlihat dari kurva poligon frekuensi pada metode SQ3R lebih banyak skor yang tinggi sedangkan pada metode konvensional sebagian besar skor rendah. Adapun kurva poligon frekuensi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 untuk metode SQ3R dan Gambar 2 untuk metode konvensional.
FREKUENSI
10 8
7
8
6 4
5 3
2
2
2
41 43
44 46
0 38 40
47 49
50 52
53 55
INTERVAL
Gambar 1. Kurva Poligon Data Posttest Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Metode Pembelajaran SQ3R
7
7
6
6 FREKUENSI
8
5 4
4
4
3
3
2
2 1 0 33 – 35
36 – 38
39 – 41
42 – 44
45 – 47
48 – 50
INTERVAL
Gambar 2. Kurva Poligon Data Posttest Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan analisis data secara deskriptif diperoleh mean (M), median (Md), Modus (Mo), dan standar deviasi (s) untuk kedua kelompok. Pada kelas eksperimen (metode pembelajaran SQ3R) M = 48,29; Md = 49; Mo = 51 dan s = 4,74. Nilai Mo > Md > M atau kurva juling negatif pada kelompok eksperimen. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung tinggi (lebih banyak siswa berada pada kelompok atas pada kurva normal). Pada kelas kontrol (metode pembelajaran konvensional) M = 40,23; Md = 39,5; Mo = 41 dan s = 4,58. Nilai Mo > M > Md atau kurva juling positif pada kelompok kontrol, Ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor cenderung rendah pada kurval normal. Hasil analisis secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor keterampilan membaca pemahaman kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (48,29 > 40,23). Adapun perolehan mean (M), median (Md), modus (Mo), dan standar deviasi (s) untuk kedua kelompok dapat dilihat pada Gambar 3.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
48,2940,234939,5 51 41
60 40
4,58 4,74
20 0 Mean Median Modus (M) (Md) (Mo)
Standar Deviasi (SD)
Kelompok Metode Pembelajaran SQ3R Gambar 3. Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi kelompok metode pembelajaran SQ3R dan Konvensional Hasil konversi distribusi frekuensi skor keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia ke dalam PAP Skala Lima diperoleh hasil sebagai berikut. Pada kelas eksperimen, 78% siswa mendapat skor yang berkualifikasi sangat tinggi (45 ≤ M < 60) dan 22% siswa mendapat skor berkualifikasi tinggi (35 ≤ M < 45). Pada kelas kontrol, 19% siswa mendapat skor berkualifikasi sangat tinggi, 69% siswa mendapat skor berkualifikasi tinggi, dan 12% siswa mendapat skor berkualifikasi sedang (25 ≤ M < 35). Skor berkisar antara 0 sampai dengan 60. Hasil uji normalitas dengan SPSS PC 16.0 for Windows diperoleh nilai signifikasi untuk kelompok kontrol adalah 0,200 pada statistik Kolmogorov-Smirnov dan 0,574 pada statistik Shapiro-Wilk. Nilai signifikansi untuk kelompok eksperimen adalah 0,200 pada statistik KolmogorovSmirnov dan 0,115 pada statistik ShapiroWilk. Nilai signifikasi untuk kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) lebih besar dari taraf signifikansi 5% (p > 0,05), ini berarti data berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dengan SPSS PC 16.00 for Windows diperoleh nilai signifikansi statistik Levene = 0,963. Nilai signifikansi statistik Levene lebih besar dari nilai signifikasi 5% (0,963 > 0,05). Ini berarti bahwa varians antarkelompok homogen atau tidak terdapat perbedaan varians antar kelompok. Uji prasyarat analisis sudah terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal
dan varians antarkelompok homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis dapat dilakukan. Pengujian hipotesis secara manual dapat digunakan rumus uji-t polled varians karena n1 n2 dan varians homogen. Output analisis dengan menggunakan bantuan Program SPSS PC 16.0 for Windows. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai thitung = 6,29 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% untuk dk = n1 + n2 – 2 = 53 – 2 = 51 adalah 2,00. Ini berarti thitung > ttabel (6,29 > 2,00) untuk taraf signifikasi 5%. Secara manual ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Selanjutnya, dapat juga dilihat dari output yang ditampilkan pada Tabel 2 nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang juga berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Karena terdapat perbedaan yang signifikan, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran SQ3R dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode konvensional Jadi, keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa secara signifikan (p < 0,05) dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Adanya perbedaan keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran SQ3R dan metode pembelajaran konvensional maka terdapat pula pengaruh. Besarnya pengaruh akibat perlakuan metode pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat dari besarnya perbedaan dari hasil analisis uji beda atau uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t metode pembelajaran SQ3R berpengaruh positif (lebih baik) terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa dibandingkan metode pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya terkait dengan penggunaan metode pembelajaran SQ3R. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Ariani (2010) yang menunjukkan bahwa
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) penerapan model SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 2 Singaraja. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryantini (2011) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV di SD No. 4 Banyuasri. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan analisis perbedaan rerata dengan uji-t, maka dapat diambil suatu justifikasi bahwa metode pembelajaran SQ3R memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Jadi, hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa metode pembelajaran SQ3R telah mampu memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pembelajaran dengan metode SQ3R dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam mata Bahasa Indonesia. Terdapat beberapa alasan yang dapat digunakan sebagai landasan berpikir untuk menjawab perbedaan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia antarkelompok. Sebagaimana hasil yang diperoleh bahwa siswa kelompok metode pembelajaran SQ3R yang ternyata lebih tinggi daripada keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelompok metode pembelajaran konvensional dapat dipaparkan sebagai berikut. Secara teoretis metode pembelajaran SQ3R merupakan metode pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran akan lebih menarik apabila dilaksanakan berlandaskan filosofi konstruktivisme serta kegiatan survey, question, read, recite, dan review. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bukan sekadar mata pelajaran yang materinya dapat dihafal begitu saja. Keterampilan bahasa dapat terbentuk melalui serangkaian proses belajar yang terarah. Apabila pebelajar hanya dibelajarkan dengan kegiatan yang sifatnya mekanistik saja, kemungkinan keberhasilan belajar akan menjadi
berkurang. Pebelajar (siswa) tidak hanya dipandang sebagai pemroses informasi yang aktif, tetapi lebih dipentingkan pebelajar mampu mengelaborasi dan menginterpretasikan informasi. Metode pembelajaran SQ3R dan metode pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang sering menjadi pilihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Akan tetapi, kegiatan pembelajaran dengan metode SQ3R lebih memungkinkan perbaikan keterampilan membaca pemahaman siswa dibandingkan metode pembelajaran konvensional. Langkah-langkah metode pembelajaran SQ3R lebih sesuai untuk Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) dibandingkan metode pembelajaran konvensional untuk membentuk keterampilan membaca pemahaman siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyatiningsih, 2012). Survey merupakan langkah pertama dari metode pembelajaran SQ3R. Siswa diarahkan untuk meninjau dan melihat isi bacaan secara keseluruhan. Kegiatan seperti ini mendukung kemampuan siswa untuk memahami isi teks secara keseluruhan. Survey juga berperan dalam menghindari siswa hanya membaca saja tanpa memahami atau melihat teks secara keseluruhan. Jika siswa tidak melalukan survey terhadap suatu bacaan kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam memahami isi teks, seperti di dalam metode konvensional. Setiap bagian dalam suatu bacaan akan mendukung setiap ide yang dibangun oleh bacaan atau teks tersebut. Siswa dalam menjawab soal yang membutuhkan pemahaman isi teks secara keseluruhaan tentunya tidak bisa hanya membaca bagian tertentu saja karena terkadang jawaban adalah kesimpulan dari keseluran isi teks. Keterampilan membaca pemahaman seharusnya didukung oleh kemampuan survey terhadap keseluruhan isi teks. Keterampilan membaca pemahaman tidak dapat dibentuk apabila siswa hanya baru mampu membaca saja apabila belum mampu memahami dan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) meninjau isi teks seluruhnya atau sebagai yang diperlukan. Kemampuan survey akan lebih baik apabila siswa memiliki kemampuan membaca dan memahami isi teks dengan baik. Selain itu, kemampuan survey sebaiknya didukung oleh kemampuan membaca cepat. Beberapa kemampuan pendukung yang perlu dimiliki siswa untuk mampu melakukan survey tentunya harus dioptimalkan terlebih dahulu. Dengan demikian, survey tidak terbatas pada satu hal saja, akan tetapi juga mendayagunakan kemampuan membaca cepat dan memahami secara terintegrasi. Kegiatan survey ini sudah tentu akan membentuk keterampilan membaca pemahaman siswa. Kemampuan survey akan menunjang langkah kedua dalam metode pembelajaran SQ3R. Question merupakan langkah kedua dari metode pembelajaran SQ3R. Question dapat diartikan bertanya, pada langkah ini siswa dituntun untuk membuat suatu pertanyaan yang terkait dengan isi bacaan. Untuk dapat membuat pertanyaan terkait isi bacaan atau teks yang telah dibaca tentunya siswa sudah seharusnya memahami isi teks secara keseluruhan yang sudah dibentuk melalui survey. Membuat pertanyaan akan melatih siswa mencari hal-hal penting yang terdapat di dalam teks atau bacaan. Langkah ini juga akan membangun keterampilan membaca pemahaman siswa ke arah yang positf karena membuat pertanyaan berarti harus mamahami terlebih dahulu apa yang harus ditanyakan. Apabila siswa membuat pertanyaan yang sesuai terkait dengan isi bacaan maka akan memudahkan siswa untuk belajar dan terbentuknya keterampilan membaca pemahaman, hal ini juga dapat berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, kemampuan membuat pertanyaan yang sesuai tidaklah mudah karena memerlukan keterampilan membaca pemahaman. Keterampilan membaca pemahaman diperlukan sehingga langkah ini akan melatih kemampuan membaca pemahaman siswa. Langkah ketiga dari metode pembelajaran SQ3R adalah read. Read dapat diartikan membaca. Membaca dalam hal ini bertujuan untuk menjawab
pertanyaan-pertayaan yang telah dibuat. Siswa akan mencari jawaban dari setiap bagian teks yang sesuai dan relevan untuk menjawab setiap pertanyaan. Kegiatan membaca hanya difokuskan pada bagian tertentu dari teks yang sesuai untuk membuat jawaban. Jawaban yang banar dan tepat sangat ditentukan oleh kemampuan membaca dan memahami isi dari bagain teks yang diperlukan untuk membuat jawaban. Dengan demikian, kebenaran jawaban yang dibuat siswa sangat ditentukan oleh keterampilan membaca pemahaman siswa. Oleh karena itu, kegiatan membaca akan menumbuhkembangkan keterampilan membaca pemahaman siswa sehingga mempu membuat jawaban yang benar dari suatu pertanyaan. Recite merupakan langkah keempat dari metode pembelajaran SQ3R. Pada langkah pembelajaran recite siswa dituntut untuk mampu menjelaskan jawaban dari setiap pertanyaan. Penjelasan jawaban dilakukan dengan lisan tanpa melihat teks jawaban. Pemahaman siswa akan jawaban dan teks yang telah dibaca sangat menentukan tingkat kebenaran dan kejelasan dari setiap jawaban yang dipaparkan. Langkah recite pada setiap kegiatan pembelajaran akan membentuk siswa untuk memiliki keterampilan membaca pemahaman. Keterampilan membaca pemahaman yang dibentuk melalui kegiatan recite sudah tentu memungkinkan siswa mampu menjelaskan jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan kepadanya. Review merupakan langkah kelima dari motede pembelajaran SQ3R. Review berarti meninjau kembali isi teks. Kegiatan meninjau kembali dilakukan dengan membaca sepenuhnya dan menyeluruh semua isi teks. Kegiatan ini akan menjadikan siswa lebih memahami isi teks atau bacaan. Semakin sering siswa melakukan kegiatan membaca pemahaman maka siswa akan menjadi semakin terbiasa dan terampil. Jadi, proses pengulangan juga berperan membentuk pembiasaan dan keterampilan membaca pemahaman. Dengan demikian, kegiatan review merupakan kegiatan yang juga akan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) membentuk kemampuan membaca pemahaman siswa. Secara keseluruhan, langkahlangkah metode pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, dan Review (SQ3R) mampu membentuk keterampilan membaca pemahaman siswa. Keterampilan membaca pemahaman yang dibentuk melalui penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Metode pembelajaran SQ3R memberikan tahapantahapan belajar yang sistematis kepada siswa untuk belajar memahami suatu teks. Selain itu, siswa juga dibentuk menjadi individu yang terampil dalam membaca pemahaman. Metode pembelajaran SQ3R ini juga mengoptimalkan peran guru sebagai fasilitator dan mediator dalam kegiatan belajar siswa. Dengan demikian, kegiatan belajar dengan metode pembelajaran SQ3R menjadikan kegiatan belajar berpusat pada siswa (student centered). Metode pembelajaran konvensional memang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Akan tetapi, metode pembelajaran konvensional kurang mampu membentuk keterampilan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan metode konvesional masih teacher cetered dan langkah-langkah metode pembelajarannya kurang mampu membentuk keterampilan membaca pemahaman siswa. Langkahlangkah metode pembelajaran konvensional masih terkesan mekanistik dan kurang konstruktivisme. Pada metode pembelajaran konvensional siswa kurang aktif membentuk keterampilan membaca pemahamannya karena siswa lebih banyak diceramahi. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut terbukti bahwa secara teoretis dan empiris metode SQ3R lebih unggul daripada metode konvensional dalam membentuk keterampilan membaca pamahaman siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan. Pertama, Keterampilan membaca
pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional berada pada kategori tinggi. Kedua, Keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran SQ3R berada pada kategori sangat tinggi. Ketiga, Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran konvensional dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran SQ3R. Pengaruh perlakuan metode pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia dapat dilihat dari besarnya perbedaan hasil analisis dengan uji-t, yaitu thitung > ttabel (6,29 > 2,00). Dengan demikian, metode pembelajaran SQ3R berpengaruh positif (lebih baik) dalam membentuk keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa daripada metode pembelajaran konvensional. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan beberapa hal untuk guru, siswa, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang inovatif dan didukung media pembelajaran yang relevan untuk dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Siwa-siswa di sekolah dasar disarankan agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan membangun sendiri pengetahuan tersebut melalui pengalaman. Sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya keterampilan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, disarankan untuk mengimplementasikan metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran di sekolah tersebut. Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran Bahasa Indonesia maupun dalam pembelajaran lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, tidak lain karena banyak pihak yang telah membantu, diucapakan terimakasih kepada dosen pembimbing, kepala sekolah, guru, siswa di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng serta teman-teman yang telah mendukung saya dalam penyelesaian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Ariyani. 2010. Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 2 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Undiksha Singaraja. Aryantini. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran SQ3R untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD No. 4 Banyuasri, Kecamatan Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan). Undiksha Singaraja.
Indriani, M. S. 2006. Modul Keterampilan Membaca III. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Rahayu, Endang Sadbudhy & I M. Nuryata. 2010. Pembelajaran Masa Kini. Jakarta Timur: Sekarmita Training and Publishing. Santyasa, I W. 2004. Model Problem Solving dan Reasoning sebagai Alternatif Pembelajaran Inovatif. Makalah. Disajikan dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) V pada tanggal 5-9 Oktober 2004, di Surabaya. Sudiana, Nyoman. 2007. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang.