METODE PEMBELAJARAN PENGETAHUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
Sigit Vebrianto Susilo
Universitas Majalengka
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran dan pengetahuan awal siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Depok Kabupaten Cirebon pada tahun 2015 dengan 60 sampel. Pengambilan data diperoleh melalui tes analisis Varian (ANAVA) dua jalur dengan desain treatmeant by level 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yang menggunakan metode problem based learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan metode directed reading thinking activities. (2) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yang pengetahuan awal tinggi dan belajar dengan metode problem based learning lebih baik dari pada metode directed reading thinking activities, (3) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yang pengetahuan awal rendah dan belajar dengan metode problem based learning lebih baik dari pada metode directed reading thinking activities Kata Kunci: Metode pembelajaran, pengetahuan awal, membaca pemahaman Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran dan pengetahuan awal siswa terhadap kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Depok Kabupaten Cirebon pada tahun 2015 dengan 60 sampel. Pengambilan data diperoleh melalui tes analisis Varian (ANAVA) dua jalur dengan desain treatmeant by level 2 x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa dengan metode problem based learning lebih baik dari pada siswa dengan metode directed reading thinking activities. (2) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa yang pengetahuan awal tinggi dan belajar dengan metode problem based learning lebih baik dari pada metode directed reading thinking activities, (3) Hasil kemampuan membaca pemahaman siswa dan belajar dengan metode problem based learning lebih baik dari pada metode directed reading thinking activities Kata Kunci: Metode pembelajaran, pengetahuan awal, membaca pemahaman
150
Membaca pemahaman adalah merupakan
Berbagai
temuan
kelas
salah satu kemampuan yang memang
mengungkapkan
harus
Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah
dikembangkan
dalam
upaya
bahwa
di
pembelajaran
meningkatkan pengetahuan siswa akan
dasar
ilmu dan informasi yang senantiasa
diharapkan. Guru cenderung menggunakan
berkembang.
teknik pembelajaran yang bercorak teoretis
kemampuan
Sejak membaca
tahun
2000
pemahaman
belum berlangsung seperti yang
dan
hafalan
sehingga
kegiatan
merupakan salah satu kompetensi yang
pembelajaran berlangsung kaku, monoton,
sudah dijadikan sebagai kemampuan yang
dan membosankan. Berbagai alasan yang di
dimiliki oleh siswa dati tingkat dasar (SD)
ungkapkan tadi bukan tanpa alasan karena
hingga menengah pertama (SMP). Dari
pada
data survei Progress In International
pemahaman
Reading Literacy Study (PIRLS) yang
Programme
dilaksanakan pada tahun 2011 rerata
Assessment (PISA) menunjukan bahwa
siswa kelas IV sekolah dasar di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki
memperoleh skor 405 per 1000, sehingga
tingkat kemampuan
dapat dikategorikan memiliki kompetensi
Berdasarkan penilaian PISA pada tahun
“rendah” (400-474), (Abidin: 2013).
2000 bahwa Indonesia mempunyai skor
Lebih lanjut Abidin (2013) juga
371
penilaian
kemampuan
yang for
sehingga
membaca
dilakukan
International
oleh Student
membaca rendah.
menempatkan
Indonesia
menyebutkan sebagai bahan perbandingan
memiliki peringkat terendah ketiga dengan
lebih dari 95% siswa di Indonesia hanya
negara yang memiliki tingkat kemampuan
mencapai level menengah, sementara lebih
membaca pemahaman rendah (OECD.
dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai
2013: 76).
level tinggi dan advance. Dengan demikian
Rendahnya
kemampuan
efektif
merujuk kepada pernyataan bahwa manusia
membaca para siswa di sekolah, dalam
diciptakan dengan segala kesempurnaan
pandangan
dan memiliki kemampuan yang sama,
utama kegagalan pembelajaran membaca
demikian dapat disimpulkan bahwa proses
yang dilakukan di sekolah. Kegagalan ini
pengajaran yang di terapkan di Indonesia
dapat dimaklumi sebab berbagai pokok
tidak sama atau berbeda dengan yang telah
bahasan
di tetapkan atau di standarkan (dalam
sekolah tidak pernah
pengujiannya) oleh Internasional.
metode membaca yang dapat digunakan
penulis
membaca
merupakan
yang
cermin
disajikan
di
disertai dengan
untuk mendekati wacana tersebut. Tidak 151
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
dikemasnya sistem pembelajaran membaca
siswa mencari jawaban dalam bacaan
dengan tepat ini menyebabkan rata-rata
secara
siswa hanya mampu membaca secara
mampu
monoton, menerapkan gaya membaca yang
bacaan. Dengan demikian kompetensi yang
sama untuk setiap bahan bacaan, bahkan
di standarkan oleh guru hanya siswa
lebih buruk lagi siswa tidak pernah tahu
mampu membaca dengan nyaring, dengan
bagaimana cara praktis dalam memahami
baik,
bacaan.
pertanyaan dengan benar, maka setelah itu
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
berulang-ulang menjawab
dapat
sehingga
pertanyaan
menjawab
siswa dalam
pertanyaan-
selesailah tugas guru.
yang dilakukan pada Februari 2015 di SDN
Kemudian
berdasarkan
hasil
I Depok Kecamatan Depok Kabupaten
wawancara yang dilakukan dengan siswa,
Cirebon, beberapa fenomena yang muncul
diketahui sebagian siswa merasa bahwa
dapat dijadikan sebagai kondisi empiris.
pembelajaran membaca pemahaman tidak
Studi
menarik
pendahuluan
dilakukan
melalui
dan
membosankan.
Hal
ini
penilaian kemampuan membaca di SDN 1
dikemukakan oleh beberapa seorang siswa
Depok sehingga memperoleh data awal
bahwa
kemampuan membaca siswa, dan dari hasil
tampilkan hanya itu-itu saja dan
tersebut
menggunakan
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan membaca pemahaman siswa
pola
pembelajaran
yang
di tidak
metode-metode
pembelajaran yang bervariatif. Sudah
masih masuk dalam kategori rendah karena
Dari hasil wawancara tersebut maka
dibuktikan dengan hasil belajar nya masih
penulis berkesimpulan bahwa sebelum
di bawah kriteria ketuntasan minimal
siswa masuk ke kelas sudah tidak ada
(KKM).
hasil
motivasi belajar karena dalam benak
bahwa
mereka pembelajaran pasti akan begitu lagi
tidak
dan seterusnya sehingga muncul kebosanan
dikemas sedemikian rupa sehingga berjalan
dalam diri siswa. Jika sudah demikian
tidak menarik. Siswa kurang diarahkan ke
maka pasti akan berpengaruh terhadap
dalam tahap penyerapan dan pemahaman
kemampuan
isi bacaan secara mendalam sehingga
keterampilan yang akan berujung kepada
terkesan siswa hanya melafalkan bacaan.
rendahnya prestasi belajar siswa dalam
Lebih lanjut, proses pembelajaran hanya
mata pelajaran yang bersangkutan.
Kemudian
observasi,
dapat
memang
proses
berdasarkan
dikemukakan pembelajaran
siswa
dalam
mengapai
diarahkan untuk menjawab pertanyaan
Berdasarkan data-data empiris yang
yang di lontarkan oleh guru kemudian
dikemukakan di atas, perlu dilakukan 152
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo sebuah perubahan besar dalam proses terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca pelaksanaan
pembelajaran
khususnya
teks dan konteks.
dalam pembelajaran membaca pemahaman.
Membaca
pemahaman
Berbagai upaya yang seyogyanya dilakukan
kegiatan
dalam
dibacanya. Somadayo (2011) mengatakan
tujuan
untuk
pembelajaran
yang
peningkatan
kualitas
membenahi
isi
bacaan
yang
pada
bahwa membaca pemahaman merupakan
guna
suatu proses pemerolehan makna yang
meningkatkan pula pencapaian kompetensi
secara aktif melibatkan pengetahuan dan
siswa. Pembelajaran membaca pemahaman
pengalaman
sejatinya siswa diarahkan untuk tidak
pembaca serta dihubungkan dengan isi
sekedar
mengandalkan
bacaan. Adapun menurut Andayani (2009)
bacaan yang sudah ada, kemudian tidak
membaca pemahaman atau komprehensi
hanya pula ketika siswa dapat menjawab
ialah kemampuan membaca untuk mengerti
pertanyaan dari guru kemudian selesai. Di
ide pokok, detail penting, dan seluruh
sisi lain guru harus mampu menumbuhkan
pengertian.
pemikiran kritis dan kreatif dalam kegiatan
(2012)
membaca pemahaman sehingga timbul
membaca yang penekanannya diarahkan
sebuah pemahaman dari bacaan dan guru
pada
dapat mengeksplorasi setiap bahan bacaan
menguasai isi bacaan. Dengan demikian
tersebut tidak hanya bahan bacaan yang
membaca pemahaman merupakan suatu
sudah ada.
proses
membaca
bermuara
memahami
merupakan
dan
mutu
Menurut Tarigan (2008) membaca
yang telah dimiliki
Ditambahkan
membaca
pemahaman
keterampilan
pemerolehan
melibatkan
aktif
oleh
memahami
makna pengalaman
oleh
Fanany yaitu
dan
yang dan
pemahaman (reading for undersanding)
pengetahuan, menguasai isi bacaan dan
adalah jenis membaca untuk memahami
memahami detail bacaan yang dibacanya.
standar-standar atau norma kesastraan,
Maka dari itu dalam proses kegiatan
resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola
membaca perlu diarahkan untuk benar-
fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman
benar melibatkan siswa secara aktif agar
terhadap
teks,
memperoleh
strategi
tertentu.
pembaca
menggunakan
Pemilihan
pemahaman
secara
strategi
menyeluruh. Keterlibatan siswa secara aktif
berkaitan erat dengan faktor-faktor yang
disini dimaksudkan agar siswa dapat 153
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
membangun
sendiri
pengetahuannya
sangatlah penting. Tipe masalah yang
sehingga proses membaca pemahaman
digunakan dalam PBM diantaranya adalah
dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
masalah terbuka (open-ended problem atau
Metode masalah
pembelajaran
(Problem
ill-structured
berbasis
Based
terstruktur
Learning)
Dalam
diprediksikan mampu dan efektif untuk di
menggunakan
pembelajaran
guru
yang
masalah
problem).
terstruktur,
untuk
siswa dihadapkan dengan masalah yang memiliki banyak alternatif cara untuk
menghadirkan
menyelesaikannya
dan
memiliki
satu
dengan
jawaban siswa dihadapkan dengan masalah
menyajikan permasalahan nyata (Abidin:
yang memiliki banyak alternatif cara untuk
2012). Selanjutnya adalah siswa diarahkan
menyelesaikannya
untuk mencari sebuah solusi mengenai
jawaban atau multijawaban yang benar.
permasalahan
yang
dimulai
(well-structured
penyimpulan. Dalam masalah terbuka,
Based Learning) menawarkan penggunaan belajar
masalah
dihadapkan dengan sub-submasalah dan
Metode
pembelajaran berbasis masalah (Problem
konsep
dan
menjawab masalah yang diberikan siswa
terapkan di sekolah dasar. Pembelajaran dengan
problem)
dimaksud
secara
masalah
guru sebagai fasilitator memandu untuk
mengungkapkan
menguraikan rencana pemecahan masalah
dalam
ke
kesenjangan
beberapa
tahap
kegiatan.
dalam
(2012:
pengertian
antara
“masalah”
PBL
situasi
78)
adalah
nyata
dan
Kesenjangan
ini
dapat
dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Harapan besar
melakukan tindakan analisis dalam upaya
terhadap
penyelidikan yang dilakukan oleh siswa.
implementasi
metode
pembelajaran PBL ini adalah siswa siap
pemecaham
menyongsong perubahan dunia yang begitu
permasalahan pada pembelajaran berbasis
cepat dengan berbagai permasalahan yang
masalah, Herman (2012: 49) pemilihan tipe
muncul. Kemudian selebihnya adalah siswa
masalah
dapat berperan secara aktif baik didalam
yang
dengan
Rusmono
pembelajaran
diharapkan.
menganalisis
sebuah permasalahan yang disajikan dan
Berkaitan
tadi,
kenyataan yang terjadi dengan apa yang
dan menyenangkan akan membuat siswa nyaman
satu
kondisi yang diharapkan, atau antara
Menciptakan suasana kelas yang fleksibel
menjadi
memiliki
Kemudian senada dengan pengertian
bekerjasama dalam satu tim. Dalam hal ini
dalam
dan
menguntungkan
untuk
disuguhkan kepada siswa dalam PBM 154
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo kelas maupun di masyarakat mengingat menemukan masalah, mencari solusi berlakunya era globalisasi.
terbaik, hingga menentukan solusi tersebut
Lebih Lanjut Herman (2007: 48-49)
dalam
pemecahan
permasalahan.
Hal
mengemukakan mengenai karakteristik dari
demikian juga sejalan dengan karakteristik
pembelajaran
yang dipaparkan Sumarji (2009: 130) yang
berbasis
masalah
adalah
sebagai berikut:
kembali
1) memposisikan directed
siswa
problem
sebagai solver
self-
melalui
diantaranya adalah: 1) pembelajaran bersifat student centered,
siswa
menemukan
untuk
masalah
gelaborasinya
dengan
dugaan-dugaan
dan
mampu
dan
2) pembelajaran pada kelompok-
men-
kelompok kecil,
mengajukan
3) guru berperan sebagai fasilitator dan
merencanakan
moderator,
penyelesaian, 3) memfasilitasi mengeksplorasi
karakteristik
pembelajaran PBL. Karateristik itu sendiri
kegiatan kolaboratif, 2) mendorong
mengungkapkan
4) masalah menjadi fokus dan merupakan siswa berbagai
untuk
sarana untuk mengembangkan
alternatif
keterampilan problem solving,
penyelesaian dan implikasinya, serta
5) informasiinformasi baru diperoleh dari
mengumpulkan dan mendistribusikan
belajar mandiri (self directed leaning).
informasi, 4) melatih
Membaca siswa
untuk
terampil
hati-hati
5) membiasakan siswa untuk merefleksi
keseluruhan
teliti bacaan
untuk
memahami
sampai
kebagian-
bagian yang paling kecil sehingga pembaca
mereka dalam menyelesaikan masalah.
dapat memahami apa yang dimaksud oleh
Berdasarkan karakteristik diatas dapat
penulis dalam teks bacaan. Membaca
disimpulkan bahwa metode pembelajaran
pemahaman dengan metode DRTA adalah
PBL setiap kegiatan dalam pembelajaran
metode yang tidak banyak melibatkan
hampir semuanya terpusat kepada siswa.
arahan guru memahami bacaan. Namun
Siswa
terhadap
memfokuskan dan memotivas keterlibatan
keberlangsungan pembelajaran. Hal ini
siswa secara intelektual dengan teks, karena
bermaksud untuk memberikan pengalaman
siswa memprediksi dan membuktikannya
dan kebermaknaan kepada siswa dalam
ketika membaca.
lebih
cara
dan
berpikir
yang
efektivitas
adalah
perbuatan membaca yang dilakukan dengan
menyajikan temuan, dan tentang
pemahaman
berperan
155
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Lebih menjelaskan
lanjut
Abidin
(2013)
sendirinya akan lebih termotifasi untuk
bahawa
metode
DRTA
belajar.
diarahkan untuk mencapai tujuan umum
Menurut
agar siswa mampu melibatkan proses
with the ability to determine the
akan merekonstruksi ide-ide pengarang.
purposes
Rekonstruksi ini dimulai pada saat siswa
informasi
membuktikan hipotesis
kebenaran
yang
dibuatnya.
siswa
berdasarkan tujuan untuk membaca, untuk
DRTA
menangguhkan penilaian, dan membuat keputusan berdasarkan pada informasi yang
John Dewey, yang mana siswa akan
diperoleh dari membaca
mengalami pembelajaran bermakna jika
Bunadi, Sutama, Sutresna (2014)
mereka mampu menunjukkan langkah-
mengatakan
langkah penyelidikan ilmiah (Anggraeni,
teks
dari metode pembelajaran DRTA adalah
memprediksi ketika
dan
membaca.
tentang apa yang terjadi dalam suatu teks lewat
yang seharusnya mengalami pembelajaran mediator
siswa
Awalnya siswa diajak membuat prediksi
konstruktivisme
tentang pembelajaran, dimana siswalah hanya
karena
membuktikannya
didasari pada motivasi instrinsik yang
guru
metode DRTA ini lebih
memfokuskan keterlibatan siswa dengan
Marhaeni, dan Dantes: 2013). Keunggulan
sedangkan
untuk
informasi, untuk menguji bahan bacaan
meletakkan dasar pada filosofi pendidikan
paham
kemampuan
mengekstrak, memahami, dan menyerap
Anggreni, Marhaeni, Dantes, memaparkan
dengan
dengan
menentukan tujuan untuk membaca, untuk
Apabila kita tinjau dari teorinya
sesuai
reading
DRTA berupaya untuk membekali
pembaca.
pembelajaran
examine
gleaned from reading”.
Kegiatan
resolusi terhadap keraguan dan keinginan
metode
assimilate
make decisions based upon information
atau
rekonstruksi diakhiri dengan dihasilkan
bahwa
to
extract,
reading; to suspend judgments; and to
guna
prediksi
to
material based upon purposes for
mereka
penting
read-ing; and
information;
isi bacaan. Hal ini dilanjutkan ketika siswa menemukan
for
comprehend,
menyusun prediksi atau hipotesis terhadap sehingga
Readence
DRTA attempts “to equip the students
haruslah melibatkan pengalamannya ketika
bacaan
dan
(Faizah: 2008) menyatakan bahwa
berpikir ketika membaca sebab pembaca
membaca
Tierney
media
bergambar
mendorong anak-anak
dan
yang
berfikir
dapat tentang
pesan teks. Kemudian dalam membuat
fasilitator. Dengan demikian siswa dengan 156
prediksi,
siswa
menggunakan
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo latar siswa yang dibagi kedalam dua kelas
belakang pengetahuan mereka tentang topik
diantaranya kelas A sebanyak 30 0rang dan
dan pengetahuan tentang pola susunan teks.
kelas B sebanyak 30 orang. Selanjutnya
Prediksi masing-masing anak akan berbeda
siswa diberikan tes pengetahuan awal, skor
karena siswa berfikir sesuai dengan jalan
dari hasil tes kemampuan pengetahuan
pikiran siswa sendiri, dan guru harus
awal tersebut salanjutnya dibagi kedalam
menerima
yang
dua kelompok kemampuan pengetahuan
dikemukakan siswa. Selanjutnya setelah
awal yaitu kelompok pengetahuan awal
memprediksi gambar, barulah siswa diberi
tinggi dan kelompok pengetahuan awal
bahan bacaan yakni berupa cerpen. Uraian
rendah
di atas adalah inti dari metode DRTA ini,
Berdasarkan hasil tes pengetahuan awal,
yang penggunaannya dalam pembelajaran
diperoleh jumlah siswa yang mempunyai
akan
pngetahuan
semua
prediksi
mempermudah
siswa
dalam
memahami isi suatu bacaan.
berdasarkan
METODE
pemahaman
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan
dipilih atas dasar tujuan peneliti untuk
metode
mengetahui perbedaan
kelas
Hasil
pembelajaran
kemampuan
menggunakan metode DRTA, sedangkan
pemahaman
berdasarkan
variabel
pembelajaran
(metode
atribut
diklasifikasin
tes
varian (ANAVA) dua jalur. Teknik ini
kelas yaitu kelas ekperimen satu dengan
dua
setelah
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
Subjek penelitian dibagi kedalam dua
eksperimen
diperoleh
Teknik analisis data yang digunakan
based learning dan metode DRTA.
dan
membaca
didasarkan pada teori taksonomi membaca.
metode pembelajaran yaitu metode problem
menggunakan
kemampuan
dalam kemampuan membaca pemahaman
eksperimen ini peneliti menggunakan dua
learning
rendah
akhir pelaksanaan penelitian. Penilaian
desain treatment by level 2x2. Pada
based
dan
keterampilan membaca pemahaman pada
dengan menggunakan eksperimen dengan
problem
tinggi
ordinal.
berdasarkan kelas pembelajaran adalah Hasil
pembelajaran
awal
skala
kedalam
membaca pada
kelas
pembelajaran),
kategori pengetahuan awal tinggi dan
perbedaan hasil kemampuan membaca
rendah.
pemahaman
berdasarkan
tingkatan
yang
pengetahuan awal (tinggi dan rendah) dan
menjadi subjek penelitian adalah 60 orang
kelas pembelajaran, serta guna mengetahui
Jumlah
keseluruhan
siswa
157
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
mengenai
interaksi
antara
dan
pengetahuan
pembelajaran terhadap
kemampuan
metode
2. Interaksi
Antara
Metode
Pembelajaran Dengan Pengetahuan
awal
Awal
membaca
Terhadap
Kemampuan
Membaca Pemahaman (INT A X B)
pemahaman
Hasil perhitungan ANAVA dapat diketahui bahwa nilai hasil pengujian
HASIL 1. Perbedaan
hasil
kemampuan
hipotesis kedua yang disajikan dalam tabel
anantara
ANAVA pada baris Interaksi A X B
membaca
pemaham
kelompok
Pembelajaran
menunjukkan
yang
diberikan
metode
Problem
Based
Learning
dan
kelompok
yang
diberikan
metode Directed Reading
H0
ditolak
berdasarkan nilai Fhitung = 6.520 > Ftab = 4,15 dengan demikian dapat
(0,05:1:32)
diambil
keputusan
bahwa
terdapat
pengaruh interaksi yang signifikan antara
Thinking Activities Berdasarkan
bahwa
hasil
analisis
metode pembelajaran (PBL dan DRTA)
varian
(ANAVA) pada taraf signifikan α = 0,05,
dan
didapat Fhitung = 4,600 > Ftabel = 4,15.
kemampuan membaca pemahaman siswa.
Dengan demikian Fo>Ft, sehingga H0
pengetahuan
awal
terhadap
Data hasil penelitian, diperoleh skor
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
rata-rata
secara keseluruhan, terdapat perbedaan
pemahaman antara kelompok peserta didik
pengaruh yang signifikan antara kelompok
yang memiliki pengetahuan awal tinggi
peserta
metode
yang diberikan metode Problem Based
dengan
Learning adalah sebesar 87 dan kelompok
kelompok peserta didik yang diberikan
peserta didik yang memiliki pengetahuan
metode
awal
Problem
didik
yang
Based
diberikan
Learning
Directed
Reading
Thinking
hasil
rendah
kemampuan
yang
diberikan
membaca
metode
Activities terhadap hasil belajar pendidikan
Problem Based Learning adalah sebesar
kewarganegaraan. Oleh karena itu, hasil
75. Untuk skor rata-rata hasil kemampuan
kemampuan membaca pemahaman yang
membaca pemahaman antara kelompok
diberikan metode Problem Based Learning
peserta didik yang memiliki pengetahuan
(81 dan s= 8,702) lebih baik secara nyata
awal
dibandingkan
Directed
Directed
yang
Reading
diberikan Thinking
metode Activities
tinggi
yang
Reading
adalah sebesar 74
(74,75 dan s = 7,261).
diberikan Thinking
metode Activities
dan kelompok siswa
yang memiliki pengetahuan awal rendah
158
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo yang diberikan metode Directed Reading Oleh karena itu, bagi peserta didik Thinking Activities adalah sebesar 75,5.
yang memiliki pengetahuan awal tinggi yang diberikan metode Problem Based
3. Pada kelompok peserta didik yang
Learning (87 dan s = 5,95) lebih tinggi
memiliki pengetahuan awal tinggi,
secara nyata dibandingkan yang diberikan
terdapat
diberikan
perbedaan
membaca
kemampuan
pemahaman
kelompok
peserta
diberikan
metode
yang
Problem
Based
4. Pada
kelompok
perbedaan
yang diberikan
membaca
metode Directed
Reading Thinking Activities
diberikan
memiliki
kemampuan
pemahaman peserta metode
antara
didik
yang
Problem
Based
Learning dan kelompok peserta didik
lanjut dengan Uji Tukey adalah untuk
yang
membandingkan kelompok yang memiliki
diberikan
metode
Directed
Reading Thinking Activities
pengetahuan awal tinggi yang diberikan metode Problem Based Learning dan yang
Perhitungan analisis varians tahap
Reading
lanjut dengan Uji Tukey adalah untuk
Thinking Activities . Perhitungan Uji Tukey
membandingkan kelompok yang memiliki
A1B1> A2B1
pengetahuan awal rendah yang diberikan
=
Directed
yang
hasil
kelompok
Perhitungan analisis varians tahap
metode
Reading
pengetahuan awal rendah, terdapat
Learning dan kelompok peserta didik
diberikan
Directed
Thinking Activities (74 s = 7,70).
antara
didik
metode
Qhitung = 10,62 lebih besar
dari pada Qtabel
0,05:4:32=
4,07 atau Qhitung>
metode Problem Based Learning dan yang
Qtabel pada taraf signifikan α = 0.05, dengan
metode
demikian H0 ditolak dan hipotesis alternatif
Activities . Perhitungan Uji Tukey A1B2<
H1
A2B2
diterima. Sehingga dapat ditafsirkan
=
Directed Qhitung =
Reading
Thinking
-0,40 lebih kecil dari
hasil kemampuan membaca pemahaman
pada Qtabel 0,05:4:32= 4,07 atau Qhitung< Qtabel
antara
yang
pada taraf signifikan α = 0.05, dengan
diberikan metode Problem Based Learning
demikian H0 ditolak dan hipotesis alternatif
lebih
dengan
H1 diterima. Sehingga dapat ditafsirkan
kelompok peserta didik yang diberikan
hasil kemampuan membaca pemahaman
metode
antara
kelompok tinggi
peserta
didik
dibandingkan
Directed
Reading
Thinking
Activities
kelompok
peserta
didik
yang
diberikan metode Problem Based Learning lebih 159
rendah
dibandingkan
dengan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
kelompok peserta didik yang diberikan metode
Directed
Reading
Berdasarkan table perhitungan uji
Thinking
statistik yang dibahas sebelumnya bahwa
Activities .
dapat
membaca
Oleh karena itu, bagi peserta didik
dibandingkan
Learning (75 dan s = 6,67) lebih rendah
membaca
menyelesaikan menemukan
kemampuan
pemahaman Based
Learning
kelompok yang diberikan
belajar
dan
diberikan
learning
siswa.
Dalam
dengan
guru
pelaksanaan
problem
mengawali
based dengan
bahan bacaan. Hal itu sesuai dengan
metode
karakteristik problem based learning yang dikemukakan Hosnan (2014: 302) bahwa problem based learning memilik tahapan
didik yang diberikan metode Directed
diantaranya 1) mengorientasikan peserta
Reading Thinking Activities. Dalam hal ini
didik terhadap masalah, 2) mengorganisasi
dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai
peserta didik untuk belajar, 3) membimbing
tujuan, bentuk metode Problem Based
penyelidikan individual maupun kelompok,
Learning lebih efektif dibandingkan dengan
4) mengembangkan dan menyajikan hasil
bentuk metode Directed Reading Thinking meningkatkan
penyeledikan
masalah yang akan dijadikan topik dalam
dibandingkan dengan kelompok peserta
dalam
dan
dengan
mengorientasikan peserta didik terhadap
Problem Based Learning lebih tinggi
Activities
permasalahan
konsep
pembelajaran
metode
membuktikan bahwa secara keseluruhan yang
menggunakan
kemampuan berpikir serta kemandirian
Hasil pengujian hipotesis pertama, didik
dengan
yang
konsep, hal ini didasarkan untuk melatih
antara
Directed Reading Thinking Activities
peserta
siswa
based learning siswa diarahkan untuk dapat
kelompok yang diberikan metode Problem
menggunakan
Dalam pelaksanaan metode problem
PEMBAHASAN hasil
dengan
yang
metode directed reading thinking activities.
Thinking
Activities (75,5 dan s = 7,23).
1. Perbedaan
siswa
dengan
pembelajarannya
secara nyata dibandingkan yang diberikan Reading
kemampuan
metode problem based learning lebih baik
yang diberikan metode Problem Based
Directed
hasil
pemahaman
pembelajarannya
yang memiliki pengetahuan awal rendah
metode
disimpulkan
karya, 5) menganilisis dan mengevaluasi
hasil
proses proses pemcahan masalah.
kemampuan membaca pemahaman.
Hal menarik dalam metode problem based learning yaitu adanya pertanyaan 160
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo terbuka di setiap awal pembelajaran. Dalam problem based learninig work well with all pemberian
pertanyaan
dan
student, making its strategies ideal for
menjadi
heterogeneous classrooms where students
langkah awal pembelajaran yang sangat
with mixed abilities can pool their talents
penting dalam penerapan metode problem
collaborativeley to invent a solution.
based learning. karena tanpa pengetahuan
Problem Based Learning cocok digunakan
yang cukup terhadap pengetahuan awal
untuk semua siswa, metode tersebut ideal
yang dimiliki siswa, guru dapat melakukan
untuk kelas yang heterogen dimana siswa
kesalahan dalam memberikan masalah dan
dengan
siswa akan mengalami kesulitan. Dalam
beragam
problem based learning mendorong siswa
menghasilkan pemecahan masalah.
membangkitkan
untuk
minat
menerapkan
pembuka siswa
berpikir
kritis,
kemampuan dapat
Hasil
akademik
bekerja
analisis
sama
diatas
yang untuk
diperkuat
kemampuan memecahkan masalah, dan
dengan hasil perhitungan ANAVA 2 x 2
pengetahuan mengenai konten masalah
tentang
dunia nyata dan isu-isu. Pada problem
keefektifan
based learning kegiatan pembelajaran lebih
pembelajaran kooperatif secara keseluruhan
menekankan pada pola pembelajaran yang
bahwa Fhitung = 6,27 > Ftabel = 4,11 pada
berpusat pada siswa. Pada pembelajaran
taraf signifikan α = 0.05 dan hasil belajar
dengan menggunakan metode problem
pendidikan yang diberikan metode Problem
based learning siswa lebih bertanggung
Based Learning (= 23,65 dan s = 2,833)
jawab
dengan
lebih tinggi secara nyata dibandingkan
yang
yang diberikan metode Directed Reading
mereka butuhkan dalam belajar. Dengan
Thinking Activities (=21,95 dan s = 2,089).
demikian
Maka
untuk
belajar
sendiri
menempatkan
banyak
informasi
(Problem
model Based
pembelajaran
PBL
Learning)
dapat
perbedaan antara
hasil
tentang kedua
kemampuan
perbedaan metode
membaca
pemahamanantara kelompok peserta didik
memberikan kesempatan kepada siswa
yang diberikan
dengan segala potensi dan karakteristiknya
Learning lebih tinggi dari pada kelompok
masing-masing
siswa yang diberikan
untuk
bereksplorasi
metode Problem Based
mengumpulkan data secara lengkap dan
Reading
kemudian menganalisis menyimpulkannya.
demikian berdasarkan pembahasan hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut
penelitian, maka dapat direkomendasikan
Robert Delisle (Oon-Sen Tan, 2013: 30)
bahwa metode Problem Based Learning 161
Thinking
metode Directed Activities.
Dengan
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
lebih
cocok
diterapkan
dalam
dibandingkan kelompok peserta didik yang
meningkatkan hasil kemampuan membaca
diberikan
pemahaman.
Thinking Activities. Hal ini menunjukkan
2. Interaksi pembelajaran pengetahuan
bahwa
kooperatif
dengan
metode pembelajaran (PBL dan DRTA)
antara
membaca
didik yang mengikuti pemberian metode Directed Reading Thinking Activities.
dengan
ada
metode
Pengetahuan
melalui
berhubungan dengan karakteristik peserta
Hasil pengujian hipotesis kedua, bahwa
pendekatan
hasil
terhadap
pemahaman(INT A X B)
interaksi
Reading
metode
awal
kontribusi
Directed
antara
kemampuan
membuktikan
metode
Hasil analisis varians 2 x 2 tentang
pengaruh
interaksi antara metode pembelajaran (PBL
pembelajaran
dan DRTA) dengan pengetahuan awal
Awal
terhadap
terhadap
hasil
kemampuan
membaca
kemampuan membaca pemahaman. Dalam
pemahaman menunjukkan bahwa Fhitung =
hal ini dapat dinyatakan bahwa untuk
9,57> Ftabel(0,05) = 4,11. Interaksi ini
mencapai tujuan, metode pembelajaran dan
menggambarkan bagi kelompok peserta
pengetahuan awal memberikan pengaruh
didik yang diberikan metode Problem
interaksi terhadap kemampuan membaca
Based Learning cocok diterapkan bagi
pemahaman.
peserta didik yang memiliki kemampuan
Kelompok
peserta
yang
Pengetahuan Awal tinggi dibandingkan
memiliki Pengetahuan Awal tinggi yang
kelompok peserta didik yang diberikan
diberikan metode Problem Based Learning
metode
lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa
Activities (A1B1> A2B1). Sebaliknya, bagi
yang diberikan metode Directed Reading
kelompok peserta didik yang diberikan
Thinking Activities. Hal ini menunjukkan
metode
bahwa
melalui
Activities lebih cocok diterapkan bagi siswa
metode pembelajaran pembelajaran (PBL
yang memiliki Pengetahuan Awal rendah
dan
dengan
dibandingkan kelompok peserta didik yang
mengikuti
diberikan metode Problem Based Learning
kontribusi DRTA)
karakteristik pemberian
didik
pendekatan berhubungan
siswa metode
yang
Problem
Based
Directed
Directed
Reading
Reading
Thinking
Thinking
(A2B2 >A1B2).
Learning. Sedangkan, kelompok siswa
Hal ini diperkuat oleh hasil lanjut uji
yang memiliki kemampuan Pengetahuan
Tukey
Awal
diberikan metode Problem Based Learning
rendah
yang
diberikan
metode
Problem Based Learning lebih rendah
yang
diterapkan 162
membandingkan
bagi
peserta
didik
antara yang
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo memiliki pengetahuan awal tinggi dengan pemahaman hendaknya metode Directed yang diberikan metode Directed Reading
Reading Thinking Activities.
Thinking Activities (A1B1& A2B1) hasilnya
3. Pada kelompok peserta didik yang
adalah sebagai berikut A1B1> A2B1 = Qhitung
memiliki pengetahuan awal tinggi,
= 5,60 > Qtabel
terdapat
0,05:4:10
= 4,33. Keefektifan
perbedaan
hasil
belajar
metode Problem Based Learning (= 25,5
pendidikan kewaragenegaraan antara
dan s = 2,22) lebih tinggi secara nyata
kelompok
dibandingkan
diberikan
yang
diberikan
metode
peserta metode
didik
yang
Problem
Based
Directed Reading Thinking Activities (=
Learning dan kelompok peserta didik
21,7 dan
yang diberikan
s = 2,26). Sedangkan yang
diberikan metode Problem Based Learning diterapkan
bagi
peserta
Reading Thinking Activities
yang
Dikatakan bahwa kedua bentuk
memiliki Pengetahuan Awal rendah dengan
metode pembelajaran (PBL dan DRTA) ini
yang diberikan metode Directed Reading
mempunyai tujuan
Thinking Activities (A1B2& A2B2) hasilnya
meningkatkan hasil kemampuan membaca
adalah sebagai berikut A1B2< A2B2 = Qhitung
pemahaman, tetapi sama-sama memiliki
=0,59 < Qtabel
= 4,33. Keefektifan
perbedaan dalam segi pelaksanaannya.
metode Problem Based Learning (= 21,8
Pelaksanaan metode pembelajaran (PBL
dan s = 2,09) lebih rendah secara nyata
dan
dibandingkan
Problem Based Learning. Metode Problem
0,05:4:10
yang
didik
metode Directed
diberikan
metode
DRTA)
yang sama dalam
ini
Based
dan s = 1,98).
keaktifan siswa karena dalam pelakasanaan pembelajaran
lebih
metode
Directed Reading Thinking Activities ( 22,2 Dengan demikian dapat disimpulkan
Learning
menerapkan
siswa
mengutamakan dituntuk
untuk
bahwa bagi kelompok peserta didik yang
menemukan sendiri permasalahan yang
memiliki pengetahuan awal tinggi ingin
terdapat dalam bahan bacaan kemudian
meningkatkan hasil kemampuan membaca
menentukan sendiri pula beberapa alternatif
pemahaman hendaknya diberikan metode
pemecahan
Problem
mampu menentukan solusi terbaik untuk
Based
kelompok Pengetahuan meningkatkan
Learning
siswa Awal
dan
yang rendah
kemampuan
bagi
memiliki
masalahnya
hingga
siswa
menetapkan masalah.
ingin
Hal ini diperkuat oleh hasil lanjut uji
membaca
Tukey
yang
membandingkan
antara
diberikan metode Problem Based Learning 163
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
diterapkan
bagi
peserta
didik
yang
Pelaksanaan metode pembelajaran (PBL
memiliki pengetahuan awal tinggi dengan
dan
yang diberikan metode Directed Reading
Directed
Reading
Thinking
Activities.
Thinking Activities (A1B1& A2B1) hasilnya
Metode
Directed
Reading
Thinking
adalah sebagai berikut A1B1> A2B1 = Qhitung
Activities
= 5,60 > Qtabel
= 4,33. Keefektifan
mempunyai ciri setiap peserta didik mampu
metode Problem Based Learning (= 25,5
memprediksikan isi wacana yang terdapat
dan s = 2,22) lebih tinggi secara nyata
dalam bahan bacaan sampai dengan mereka
dibandingkan yang diberikan
metode
mampu mencocokkan hasil prediksinya
Directed Reading Thinking Activities (=
hingga siswa mampu menilai sendiri hasil
21,7dan s = 2,26).
prediksinya.
0,05:4:10
Dengan
demikian
DRTA)
ini
menerapkan
merupakan
metode
metode
yang
dapat
Hal ini diperkuat oleh hasil lanjut uji
disimpulkan bahwa bagi kelompok peserta
Tukey yang membandingkan antara yang
didij yang memiliki pengetahuan awal
diberikan metode Problem Based Learning
tinggi
diterapkan
ingin
meningkatkan
kemampuan hendaknya
membaca diberikan
hasil
pemahaman
metode
peserta
didik
yang
memiliki pengetahuan awal rendah dengan
Problem
yang diberikan metode Directed Reading
Based Learning. 4. Pada
bagi
Thinking Activities (A1B2& A2B2) hasilnya
kelompok
yang
adalah sebagai berikut A1B2< A2B2 = Qhitung
memiliki
pengetahuan awal rendah, terdapat
=0,59< Qtabel
perbedaan
kemampuan
metode Problem Based Learning (= 21,8
pemahamanantara
dan s = 2,09) lebih rendah secara nyata
hasil
membaca kelompok diberikan Learning
peserta metode
didik
yang
Problem
Based
22,2 dan s = 1,98). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bagi kelompok peserta didik yang
Reading Thinking Activities
memiliki pengetahuan awal rendah ingin
Dikatakan bahwa kedua bentuk metode mempunyai tujuan
dan
DRTA)
metode
Directed Reading Thinking Activities (=
dan kelompok peserta
(PBL
= 4,33. Keefektifan
dibandingkan yang diberikan
didikyang diberikan metode Directed
pembelajaran
0,05:4:10
meningkatkan hasil kemampuan membaca
ini
pemahaman hendaknya diberikan metode
yang sama dalam
Directed Reading Thinking Activities.
meningkatkan hasil kemampuan membaca pemahaman, tetapi sama-sama memiliki perbedaan dalam segi pelaksanaannya. 164
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo meningkatkan kemampuan membaca SIMPULAN
pemahamansiswa.
Berdasarkan hasil analisa yang telah
2.
dilakukan, diperoleh bahwa: pertama, hasil
pembelajaran
learning lebih tinggi dari pada siswa yang 3.
pemahaman
kelompok siswa yang pengetahuan awal
Ketiga,
hasil
kemampuan
pemahaman
kelompok
problem
based
ini,
metode
learning
dapat
di
sekolah
mengenai
dasar
kemampuan
membaca pemahaman.
DRTA.
4.
membaca
siswa
penelitian
khususnya
kelompok siswa yang pengetahuan awal metode
Melalui
pembelajaran
based learning lebih tinggi dari pada dengan
mampu
dijadikan sebagai alternatif dalam
tinggi dan belajar dengan metode problem
belajar
yang
meningkatkan aktivitas siswa.
menggunakan metode DRTA. Kedua, hasil
yang
mampu
siswa melalui pendekatan-pendekatan
yang menggunakan metode problem based
membaca
hendaknya
membangkitkan pengetahuan awal
kemampuan membaca pemahaman siswa
kemampuan
Guru
Pada peneliti selanjutnya diharapkan meneliti pada aspek keterampilan
yang
bahasa
pengetahuan awal rendah dan belajar
yang
lainnya
di
luar
keterampilan membaca pemahaman.
dengan metode problem based learning lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang
DAFTAR RUJUKAN
pengetahuan awal rendah yang belajar
Abidin, Y. 2013. Pengembangan Model
dengan metode DRTA. Keempat, terdapat pengaruh
interaksi
anatara
Penilaian
metode
kemampuan
Adapun saran dari hasil penelitian ini
Disertasi
tidak
diterbitkan.
Bandung:
PPs
Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI).
sebagai berikut: Bagi
sekolah,
Abidin,
hendaknya
Y.
2012.
memfasilitasi pembelajaran dengan
Pembelajaran
menggunakan metode problem based
Kurikulum.
learning. Hal ini dikarenakan metode
Aditama.
problem
Membaca
Pemahaman di Sekolah Dasar.
membaca
pemahaman.
1.
dalam
Pembelajaran
pembelajaran dengan pengetahuan awal terhadap
Otentik
based
learning
dapat
165
Desain
Sistem
Dalam
Konteks
Bandung:
Refika
JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 1 Mei 2016
Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis
Pendidikan
Burhan El Fanany. 2012.Teknik Baca
Karakter.
Cepat Trik Efektif: Membaca 2 detik
Bandung: Refika Aditama.
1 Halaman. Yogyakarta: Araska.
Andayani, 2009. Bahasa Indonesia. Panitia
Faizah A. Majid..2008. The Development
Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP
Of An Academic Reading Strategies
UNS Surakarta. Surakarta: Mata
Pedagogical Model For ESL Adult
Padi Presindo.
Learners. International Journal of
Anggreni K. Putri, 2013. AAIN. Marhaeni, G. R. Dantes.
Learning. Vol 15 (1). 2008. pp 203-
Pengaruh Strategi
210. ISSN 1447- 9494. Malaysia:
Directed Reading Thinking Activity
Universiti Teknologi MARA.
(DRTA Terhadap Sikap Sosial Dan
Oon-Sen
Tan,
2013.
Problem-Based
Kemampuan Membaca Pemahaman
Leearning
Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII
Problem to Power Learning in the
SMP Dharma Wikeka Denpasar. e-
21st Century, Singapure: Cengange
Journal
Learning.
Program
Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Dasar
OECD.
2003.
Innovation:
Literacy
Using
Skills
for
(Volume 3 Tahun 2013). Denpasar:
Tomorrow: Futher Results From
Universitas Pendidikan Ganesha.
PISA 2000. Canada: OECD.
Bunadi, Ni Made Rusni. Sutama, I Made. Sutresna,
Ida
Penerapan
Bagus,
Strategi
Herman, Tatang, 2007. “Pembelajaran
2014.
Berbasis
Directed
Masalah
untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Reading Thinking Activity (DRTA)
Matematis Tingkat Tinggi
Berbantuan Media Gambar Untuk
Sekolah
Meningkatkan
Keterampilan
EDUCATIONIST No. I Vol. I
Membaca Cerpen Siswa Kelas VII E
Januari 2007 Educationist No.1
SMP Negeri Kubutambahan. Jurnal
Vol.1
Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Menengah
Januari
2007.
Siswa
Pertama”.
Bandung:
Sastra Indonesia, Volume : Vol: 2
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan
No: 1 Tahun: 2014. Singaraja
Kontekstual Dalam Pembelajaran
Denpasar:
Abad 21 Kunci Suskes Implementasi
Universitas
Negeri
Ganesha. 166
Metode pembelajaran pengetahuan awal terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sigit Vebrianto Susilo Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor: Ghalia Indonesia. Somadayo,
Samsu.2011.
Teknik
Strategi
Pembelajaran
dan
membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Sumarji.2009.Penerapan
Pembelajaran
Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ilmu Statistika Dan Tegangan Di Smk.
Jurnal
Kejuruan,
Teknologi
VOL.
32,
NO.
Dan 2,
September: 129-140. Tarigan, H. G.2000. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan
Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
167