Jurnal Tematik, 6 (3) (2016): 191-198
JURNAL TEMATIK Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tematik/index
Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Narasi Siswa Restio Sidebang* *University Quality, Sumatera Utara, Indonesia Received: October 2016; Reviewed: November 2016; Accepted: December 2016 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan pengaruh strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran konvensional terhadap kemampuan membaca pemahaman teks narasi, 2) Perbedaan pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan membaca pemahaman teks narasi. 3) Interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi.Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Juni 2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 040448 Kabanjahe banyaknya 83 orang yang ditentukan secara acak dengan teknik random sampling. Adapun sampelnya adalah kelas VA sebanyak 43 orang sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebanyak 40 orang sebagai kelas ekperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan angket motivasi dan tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan analisis varian dua jalur.Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman teks narasi siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran PQ4R (๐ = 152 kpm) lebih tinggi daripada kemampuan membaca pemahaman yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional (๐ = 142 kpm), hasil analisis varian menunjukkan nilai Fhitung sebesar 4,875 >nilai Ftabel sebesar 2,33dan nilai probabilitas atau signifikansi 0,015 < 0,05, sehingga H0 ditolak; (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi (๐ = 155 kpm) dan siswa yang memiliki motivasi rendah (๐ = 155 kpm), hasil analisis varian diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,099
0.05, sehingga H0 diterima; (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi siswa, hasil analisis varian nilai Fhitung sebesar 375,7>nilai Ftabel sebesar 19,30dan signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak. Kata kunci: strategi pembelajaran, motivasi belajar, kemampuan membaca pemahaman.
Abstract This study aims to determine: 1) Differences PQ4R influence learning strategies and learning strategies on reading comprehension conventional narrative text, 2) The difference the effect of learning motivation reading comprehension of narrative texts. 3) The interaction between learning strategies and learning motivation toward outcomes reading comprehension ability of narrative text. This study used a quasi-experimental study. The research was conducted in May and June 2015. The study population was fifth grade students of SD Negeri 040 448 Kabanjahe number of 83 people randomly selected by random sampling technique. The sample is a class VA as many as 43 people as control class and class VB as many as 40 people as experimentclass. The data collect technique using motivation questionnaires and achievement test. Data were analyzed using analysis of variance of two paths.Results of the study as follows: (1) There are differences in reading comprehension narrative text students with learning strategies PQ4R (X = 152 wpm) is higher than the reading comprehension with conventional learning strategies (X = 142 wpm), the results of analysis of variance showed F count value of 4.875> F table value of 2.33 and a significance value 0.015 <0.05, so H 0 is rejected; (2) There is no significant difference between the learning outcomes of students who have learning motivation high (X = 155 wpm) and students who have low motivation (X = 155 wpm), the results of analysis of variance obtained calculated F value of 0.099 0.05, so H0 is accepted; (3) There is an interaction between learning strategy and learning motivation in improving learning outcomes narrative text reading comprehension ability of students, the results of the analysis of variance F countof 375.7 > F table of 19.30 and significance 0.000 <0.05, so H0 rejected.
Keywords: learning Strategies, learning motivation, reading comprehension ability. How to Cite: Sidebang, Restio. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Narasi Siswa, Jurnal Tematik,6 (3) (2016): 191-198
* Corresponding author: e-mail: [email protected]
p-ISSN 1979-6633 e-ISSN 2460-7738
191
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
PENDAHULUAN Membaca memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari untuk mencari informasi dan menambah wawasan serta pengetahuan. Hampir setiap aspek kehidupan melibatkan aktivitas membaca. Slamet (2008: 67) menyatakan bahwa membaca dapat didefinisikan sebagai penangkapan dan pemahaman ide, aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Pernyataan tersebut didukung Basuki (2011: 202), untuk mengetahui informasi secara tertulis diperlukan kemampuan membaca. Semakin banyak membaca, akan semakin banyak pula informasi yang dimiliki karena membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang di dalamnya terlibat berbagai aspek keterampilan yang menuntut adanya suatu pemahaman untuk memperoleh pesan dan informasi dari sebuah teks. Pembelajaran membaca sampai saat ini masih dinilai sangat penting di sekolah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pembelajaran membaca tidak hanya berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak, namun lebih jauh memberikan manfaat bagi peningkatan kemampuan siswa pada mata pelajaran lainnya. Pernyataan tersebut didukung Abdurrahman (2003: 200) yang menyatakan bahwa kegiatan membaca amatlah penting hal ini dikarenakan kemampuan membaca seorang anak akan menentukan keberhasilan anak tersebut untuk menguasai berbagai bidang studi pada kelas berikutnya. Hal tersebut pun didukung juga oleh Karsono dkk (2014: 212), membaca merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan khususnya oleh setiap siswa dalam rangka meningkatkan pengetahuannya. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dilakukan oleh guru dengan langkah sebagai berikut: (1) guru berceramah memberikan informasi yang dianggap penting seputar yang dilakukan siswa, (2) siswa diberikan teks atau wacana, (3) siswa langsung disuruh membaca teks, kegiatan membaca dilakukan dari awal hingga akhir teks (3) siswa diberikan sejumlah soal mengenai isi bacaan untuk menguji tingkat pemahaman, (4) siswa mengerjakan soal, (5) siswa bersama guru membahas soal dan guru memberikan jawaban yang benar. Kegiatan ini sudah digunakan dari dulu sampai sekarang sehingga dikatakan sebagai suatu kegiatan tradisional. Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya tentang membaca pemahaman di SD, guru
mengajar dengan metode ceramah dan penugasan yang berpusat pada guru sehingga menyebabkan guru lebih aktif dibanding siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Padahal, dalam pembelajaran membaca dibutuhkan keaktifan siswa yang lebih tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, materi yang disampaikan guru tidak sepenuhnya diserap oleh siswa. Strategi pengajaran membaca yang tidak bervariasi menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang berminat pada pelajaran Bahasa Indonesia, serta kurangnya pengetahuan siswa tentang strategi membaca pemahaman yang baik juga menurunkan motivasi belajar siswa. Selain dengan berinovasi dalam penerapan strategi pembelajaran, hasil belajar siswa juga ikut dipengaruhi oleh faktor lain. Salah satu faktor yang dimaksud adalah motivasi belajar siswa. Motivasi berasal dari kata motif, namun motif dan motivasi sering diartikan berbeda. Kata โmotifโ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu sendiri adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi siswa diperkirakan akan mendukung dan berinteraksi dengan jenis strategi pembelajaran yang diterapkan, karena secara umum motivasi mengandung nilai-nilai yang ikut menentukan hasil belajar. Motivasi belajar yang tinggi diperkirakan akan meningkatkan prestasi belajar. Pernyataan tersebut didukung hasil penelitian McClleland menunjukkan bahwa motivasi belajar berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap prestasi belajar (Budiawan, dkk (2013:140). Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan dalam latar belakang di atas, diperlukan serangkaian upaya untuk membantu kualitas pembelajaran membaca pemahaman di SD sehingga tercapai tujuan pembelajaran membaca pemahaman. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran membaca pemahaman. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman adalah strategi pembelajaran PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review penggunaan strategi pembelajaran PQ4R akan sangat membantu siswa untuk menemukan sendiri materi yang dapat digali melalui kegiatan membaca yang dilakukan secara aktif dan sistematis. Melalui kegiatan membaca secara
192
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
sistematis akan mampu membangkitkan semangat siswa dalam mencari jawaban atas persoalan yang diberikan oleh guru. Dengan strategi PQ4R ini siswa dirangsang secara aktif melakukan kegiatan membaca, maka apa yang didapat siswa merupakan hasil temuannya sendiri. Dengan kata lain siswa aktif mencari tahu bukan diberi tahu, sehingga siswa akan lebih hati-hati dalam membaca bahan bacaan. Hal ini dapat membantu siswa mengingat materi pelajaran yang akan melekat dalam ingatan siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Maka rumusan masalahyang diteliti pada: (1) Bagaimana perlakuan strategi pembelajaran yaitu PQ4R untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan membaca pemahaman khususnya teks narasi, dan (2) Bagaimanamotivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 040448 Kabanjahe terhadap kemampuan membaca pemahaman di sekolah (motivasi tinggi dan rendah). KAJIAN PUSTAKA Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki tujuan (Rahim, 2011:11). Membaca yang baik adalah membaca yang memiliki tujuan karena dengan adanya tujuan dapat memudahkan pembaca untuk memahami bacaan. Menurut Tarigan (2008:9) tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Sejalan dengan pendapat tersebut Santoso (2009:64) mengungkapkan tujuan dari setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca dengan mengkonstruk pengetahuan yang telah dimiliki oleh pembaca dengan pengetahuan-pengetahuan baru sehingga terbentuklah pemahaman terhadap objek bacaan. Membaca pemahaman merupakan suatu proses memperoleh makna dari suatu bacaan, dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman pembaca untuk dihubungkan dengan isi bacaan (Somadayo, 2011:10). Kegiatan membaca tidak bisa lepas dari teks sebagai objeknya. Dari segi retoriknya, secara umum teks digolongkan atas bentuk narasi, deskripsi, eksposisisi, dan argumentasi menurut Keraf dalam Yazidi (2014: 200). Dari segi jenisnya, teks dapat digolongkan atas jenis fiksi dan nonfiks. Eskey dan Dintenfass menya-
takan hasil penelitian para ahli diketahui bahwa jenis retorika berpengaruh dalam proses pemahaman (Yazidi, 2014: 200). Menurut Yazidi (2014: 200), teks narasi adalah teks berbentuk penceritaan atas suatu objek yang ditulis. Bentuk narasi kebanyakan berbentuk cerpen, novel, dan yang bersifat cerita. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2010:136). Tampubolon (1990:7) menjelaskan bahwa kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan secara keseluruhan. Hal ini dijelaskan Bond dan Tinker (dalam Aritonang, 2006: 20) menjelaskan definisi kecepatan membaca harus diartikan lagi sebagai kecepatan memahami bahan-bahan tercetak dan tertulis. Dengan demikian, mengukur kecepatan membaca berarti mengukur kecepatan pemahaman terhadap bahan yang dibaca. Tingkatan tes kemampuan membaca pemahaman menurut Rofiโuddin dan Zuchdi (1999:254) menggunakan taksonomi Bloom. Pendapat ini didukung Nurgiyantoro (2010:61), yang membagi jenjang berpikir menjadi dua yaitu jenjang berpikir sederhana (ingatan, pemahaman, penerapan) dan jenjang berpikir kompleks (analisis, sintesis, evaluasi). Sedangkan Arikunto (2009:12) mengungkapkan jenjang berpikir yang cocok diterapkan untuk Sekolah Dasar adalah ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Strategi pembelajaran merupakan pola umum kegiatan belajar mengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat tersebut Trianto (2007:144) menyatakan strategi pembelajaran merupakan garis besar kegiatan guru dan siswa, dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku. Pernyataan tersebut didukung oleh Trianto (2009: 147) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran PQ4R yaitu suatu metode membaca yang digunakan untuk membantu siswa berfikir kritis dan memanfaatkan daya ingat siswa yang dapat membantu siswa memahami suatu materi pembelajaran. Perincian informasi
193
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
dapat membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. Motivasi itu sendiri adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Pernyataan tersebut didukung oleh Purwanto (2007:71) yang menyatakan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki motivasi belajar ditunjukkan dari beberapa ciri sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sardiman (2012:83) sebagai berikut: (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai),(2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), (3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai, (4) Lebih senang bekerja mandiri (tidak bergantung kepada orang lain), (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif), (6) Dapat mempertahankan pendapatnya, (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
normalitas dengan menggunakan uji Lilieofors (Lo< Lt) pada taraf signifikan 5% dengan ketentuan jika ternyata Lo< Lt maka data yang diuji berdistribusi secara normal. Selanjutnya untuk uji homogenitas varians dilakukan dengan uji Fisher (F) dan dilanjutkan dengan mengdinyatakan homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,875 pada taraf signifikan 0,05 dengan df = 81 didapat nilai Ftabel sebesar 2,33. Dengan demikian diperoleh Thitung > T tabel yakni 4,875 > 2,33 dan nilai probabilitas atau signifikansi 0,015 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung = 4,875 signifikan 0,015 sehingga hipotesis Nol (H0) ditolak. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia antara siswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional teruji kebenarannya. Terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan strategi konvensional sebesar 7,632, nilai perbedaan rata-rata bernilai positif maka diartikan bahwa nilai kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pada nilai kelas kontrol dengan menggunakan strategi konvensional.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 040448 Kelurahan Gungleto Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 040448 Kabanjaheberjumlah 83 orang, siswaterbagidalam 2 kelas yaitu kelas VA sejumlah 43 orang dan kelas VB sejumlah 40 orang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan desain eksperimental yaitu eksperimen semu (quasi eksperimentaldesign). Desain penelitian yang digunakan adalah disain faktorial (factorial design) 2X2. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif dan inferensial. Teknik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian seperti rata-rata hitung, simpangan baku, median, modus, distribusi frekuensi. Sedangkan teknik inferensial yang digunakan menguji hipotesis penelitian adalah teknik analisis varians (ANAVA) dua jalur. Dalam hal ini penggunaan analisis varians, setelah lebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji
Berdasarkan tabel 2 di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,099, pada taraf signifikan 0,05 dengan df = 21 didapat nilai Ftabel = 2,68. Dengan demikian diperoleh Thitung < T tabel 0,607 < 1,73 dan nilai probabilitas atau signifikansi (sig. 2tailed) dengan uji-t adalah 0,550 (untuk uji 1 0,550 pihak) maka signifikansinya = 0,275 lebih 2 besar dari 0,05, sehingga hipotesis Nol (H0) diterima atau tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara siswa kemampuan membaca pemahaman yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai Fhitung sebesar 375,7, pada taraf signifikan 0,05 dengan df1 = 2 dan df2 = 1 didapat nilai Ftabel = 19,30. Dengan demikian diperoleh Fhitung > Ftabel yakni 375,7 > 19,30 dan nilai probabilitas atau signifikansi 0,000 < 0,05. Ini menunjukan Fhitung> Ftabel sehingga hipotesis nol H0 ditolak dengan demikian, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil
194
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi teruji kebenarannya.Interaksi antar strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman
Strategi PQ4R menyajikan enam langkah penting untuk dapat mencapai keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Melalui tahap preview, guru memancing skemata siswa yang berhubungan dengan topik bacaan. Tahap question, siswa dibimbing untuk dapat mengajukan dan membuat pertanyaan. Selanjutnya pada tahap read, siswa diminta mencari informasi penting dan diarahkan untuk membaca dalam hati. Tahap selanjutnya yaitu reflect, siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang mereka buat. Pada tahap recite, siswa diminta membuat catatan-catatan penting. Tahap terakhir yakni review, mengarahkan siswa untuk membaca ulang secara keseluruhan kemudian menyimpulkan materi yang telah dibacanya. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh FHitung> FTabel atau 4,875 > 2,33 untuk taraf signifikansi 5%. Ini menunjukan hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi antara peserta didik yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Negeri 040448 Kabanjahe ditolak. Selain dari hasil uji hipotesis perbedaan hasil kemampuan membaca pemahaman teks narasi dapat dilihat pada rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R sebesar 152 kpm dan rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman teks narasi yang diajarkan dengan strategi pem-
belajaran konvensional sebesar 142 kpm. Secara keseluruhan, hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Temuan penelitian untuk kecepatan membaca dan pemahaman isi mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan siswa dengan kecepatan membaca per kata di bawah standar (< 170 -180 kpm), dan pemahaman isi rendah menghasilkan kemampuan membaca yang rendah pula. Terjadi pada respoden E-20 dengan kecepatan per kata 148 dengan kategori tidak tuntas dan pemahaman isi (PI) sebesar 56% kategori kurang sekali, dan menghasilkan kemampuan membaca (KM) sebesar 83. Hal tersebut Tampubolon (1990:7) menjelaskan bahwa kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan secara keseluruhan. Hal ini dijelaskan Bond dan Tinker (dalam Aritonang, 2006:20) menjelaskan definisi kecepatan membaca harus diartikan lagi sebagai kecepatan memahami bahan-bahan tercetak dan tertulis. Dengan demikian, mengukur kecepatan membaca berarti mengukur kecepatan pemahaman terhadap bahan yang dibaca. Temuan perbedaan rata-rata hasil kemampuan membaca pemahaman siswa ini memberikan masukan bahwa strategi pembelajaran PQ4R memberikan pembelajaran yang efektif untuk kegiatan pembelajaran dengan mengembangkan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran yang efektif menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 2010: 171). Pencapaian indikator pembelajaran kemampuan membaca pemahaman kelas dengan penggunaan strategi pembelajaran PQ4R dan strategi pembelajaran konvensional dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
195
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
Tabel 1. Pencapaian Indikator Pembelajaran Indikator
Nomor Soal
Strategi PQ4R
Strategi Konvensional
1
100%
98%
4, 7 2, 3 8, 9, 10, 17, 18, 19, 24, 25 5, 6
86% 89% 85%
78% 93% 81%
53%
45%
86%
86%
60% 80%
51% 76%
1. 2. 3. 4. 5.
11, 12, 13, 6. 14, 15, 20, 21, 22, 23 7. 16 Persentase Pencapaian Indikator
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, temuan ada perbedaan antara siswa motivasi belajar tinggi dan siswa motivasi belajar rendah dikarenakan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi faktor dari dalam diri siswa dan dari luar siswa. Hal ini didukung oleh Somadayo (2011:27) faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor: (1) faktor yang bersifat intrinsik (faktor yang berasal dari dalam pembaca), dan (2) faktor yang bersifat ekstrinsik (berasal dari luar pembaca). Dalam hal ini motivasi belajar siswa adalah bagian dari faktor intrinsik siswa, namun kemampuan membaca pemahaman juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik siswa. Berdasarkan tabel pencapaian indikator pada siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran PQ4R (80%) lebih baik dari strategi pembelajaran konvensional (76%). Pada indikator ketiga menjelaskan unsur pembangun cerita kelas dengan perlakuan strategi konvensional (93%) lebih tinggi dari kelas perlakuan strategi pembelajaran PQ4R, selain dari indikator ketiga tersebut, enam dari indikator pencapaian lebih tinggi dicapai oleh siswa dengan perlakuan strategi pembelajaran PQ4R. Hal tersebut dapatlah dijelaskan bahwa strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pada strategi pembelajaran konvensional. Hasil temuan penelitian didapati siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan strategi pembelajaran PQ4R dapat menghasilkan hasil belajar membaca kemampuan
membaca pemahaman siswa yang tidak signifikan dari siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal tersebut di atas dijelaskan bahwa kemampuan membaca siswa dipengaruhi oleh motivasi baca dan perkembangan intelektualnya, tidak dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Ebel (dalam Somadayo, 2011:28) mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan pemahaman bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan perkembangan motivasi bacanya tergantung pada faktor siswa yang bersangkutan, keluarganya, kebudayaannya, dan situasi sekolah. Begitu pula Omagio (dalam Somadayo, 2011:28) berpendapat bahwa pemahaman bacaan bergantung pada gabungan pengetahuan bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Berdasarkan pada pernyataan Ebel di atas dijelaskan bahwa hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa dipengaruhi dari perkembangan pemahaman bahasa yang terjadi dalam diri siswa. Pemahaman siswa dapat menjadi maksimal bila siswa memiliki motivasi baca yang tinggi. Pernyataan tersebut didukung Somadayo (2011:10) yang menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses memperoleh makna dari suatu bacaan, dengan melibatkan pengetahuan dan pengalaman pembaca untuk dihubungkan dengan isi bacaan. Dalam hal ini motivasi belajar siswa tidak mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman siswa. Motivasi belajar tidak mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Hal tersebut didukung pernyataan Dalman (2013:5) yang menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Terdapat Interaksi antara Penerapan Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi
196
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
hasil belajar kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini memberikan indikasi bahwa perlakuan dengan strategi PQ4R dan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi. Penelitian ini memberikan hasil belajar kemampuan membaca pemahaman yang bervariasi antara strategi PQ4R dan strategi konvensional dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, artinya bahwa salah satu dari kedua kelompok akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik bila diajar dengan menggunakan strategi PQ4R dan yang lainnya akan lebih baik bila diajar dengan menggunakan strategi konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan memperoleh nilai ratarata hasil belajar lebih baik yang diajar dengan strategi pembelajaran PQ4R sedangkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh lebih baik bagi yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dijelaskan bahwa bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih menunjukkan aktivitas yang lebih aktif dalam pembelajaran, lebih memahami bacaan, senang untuk belajar sendiri, lebih berpikir kritis, meningkatkan konsentrasi siswa terhadap bacaan, lebih lama mengingat bacaan, sehingga karakteristik ini akan lebih sesuai dengan strategi pembelajaran PQ4R. Sebaliknya bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah mereka selalu ragu-ragu dalam pekerjaannya, kurang percaya diri yang mengakibatkan tidak terampil dalam menjawab permasalahan yang berhubungan dengan teks, mereka lebih senang bertanya kepada guru dalam menyelesaikan permasalahan. SIMPULAN Dari keseluruhan uraian pembahasan penelitian ini, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1) Kemampuan membaca pemahaman teks narasi siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi daripada kemampuan membaca pemahaman yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan penggunaan strategi pembelajaran PQ4R memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi dibandingkan dengan penggunaan strategi pembelajaran konvensional; 2) Kemampuan membaca pemahaman teks narasi antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan siswa yang memiliki motivasi rendah tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini disebabkan tingkat motivasi belajar tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi siswa; dan 3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar kemampuan membaca pemahaman teks narasi. Tingkat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar pada siswa dengan motivasi belajar tinggi lebih tepat diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R, sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah lebih tepat diajar dengan strategi pembelajaran konvensional. DAFTAR RUJUKAN Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Abror, R.A. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya Basuki, I.A. 2011. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD Berdasarkan Tes Internasional dan Tes Lokal. Bahasa dan Seni. 39(2): 202212 Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Onukwufor, J.N. 2013. The Roles of Counselling Psychologists Toward The Improvement of Intellectual Functioning of Secondary School Students. Discourse Journal of Educational Research. 1(3): 37-42 Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
197
Restio Sidebang. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Membaca
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Slamet, St.Y. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Somadayo, S. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu
Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Bumi Aksara. ____, 2009. Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progesif Surabaya: Kencana Prenada Media Grup.
198