Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman: Keunggulan Metode SHARED READING Silvia Rachim E-mail :
[email protected]
Herli Salim1 Esya Anesty Mashudi2 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sulitnya kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan dalam buku ataupun sumber belajar lainnya pada pembelajaran B. Indonesia.Penggunaan metode dan media pembelajaran yang monoton serta suasana belajar yang tidak kondusif juga menjadi faktor yang memengaruh sulitnya siswa dalam memahami bacaan. Siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman akan sulit memeroleh informasi lebih banyak sehingga jika tidak segera diatasi maka akan berdampak pada hasil belajar siswa ke depannya. Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Mengetahui langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode Shared Reading. 2) Mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa setelah penerapan metode Shared Reading pada siswa kelas III SDN Pereng. 3) Mengetahui implikasi metode Shared Reading terhadap kemampuan membaca pemahaman di kelas III SDN Pereng pada pembelajaran B. Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang dengan jumlah siswa 39 orang.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan selama 2 siklus.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan terhadap aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode Shared Reading.Pada siklus I dan II nilai persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70% dan 82 %.Peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman juga terjadi disetiap siklusnya. Pada pra siklus, nilai rata-rata siswa masih di bawah nilai KKM (β₯ 70) yaitu 61,15. Pada siklus I data menunjukkan nilai rata-rata peningkatan kemampuan siswa secara individu yaitu 72% dan kelompok 75%.Pada siklus II data menunjukkan nilai rata-rata peningkatan kemampuan siswa secara individu yaitu 85% dan kelompok 80%.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode Shared Reading dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Rekomendasi penelitian ditujukan pada beberapa pihak antara lain : 1). guru; 2). kepala sekolah; dan 3). peneliti selanjutnya.
Kata kunci : Metode Shared Reading, Membaca Pemahaman
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
Improve The Ability Read Understanding: Advantage Method Shared Reading Silvia Rachim E-Mail:
[email protected]
Herli Salim1 Esya Anesty Mashudi2 Education Programs Primary School Teachers, Campus The Serang, Indonesian EducationUniversity
Research it is based on by the difficulty of students ability in understand the contents of reading in the or a source of learning another at learning b.Indonesia.The use of methods and media learning monotonous and the atmosphere learn that are not conducive are also a factor that memengaruh the difficulty of students in understanding reading.Students who have trouble in reading the understanding of difficult memeroleh more information much so if not quickly addressed it would impact on the study results students in the future. This research have a purpose as follows: 1 ) to examine measures of learning reading understanding by using the method shared reading .2 ) knowing how increased capacity read understanding students after the application of a method of shared reading on the kids class iii sdn pereng .3 ) to examine the implications a method of shared reading on ability to read understanding in the class iii at sdn pereng learning b .Indonesia .This study was conducted in the class iii sdn pereng taktakan sub-district city attack and the number of students 39 people .The methods used in this research namely research methodology the act of a class ( ptk ) that was conducted over 2 cycles .The research results show of the increase in on the activities of student learning by using the method shared reading .On the cycle i and ii the value of the percentage of students learning activities at 70 % and 82 % .Increased capacity students in reading understanding also occurred luminance siklusnya .Cycle on pre , the value of rata-rata Students still below the value kkm (β₯ 70 ) namely 61,15 .I on the cycle of data indicate the average values increased capacity students individually namely 72 % and clusters of 75 % .Cycle ii on data indicate the average values increased capacity students individually namely 85 % and clusters of 80 percent .Thus , we can conclude that a method of shared reading.Can increase students ability in reading understanding .Recommendations research aimed at a number of parties other: 1 .Teachers; 2 ) . The school principal; and 3 ) . Researchers next .
Keywords: Method Shared Reading , Read Understanding
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Membaca merupakan salah satu keterampilan bahasa mendasar yang perludikuasai, khususnya untuk siswa sekolah dasar.Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang sangat penting untuk diajarkan seperti membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dalam membaca sebenarnya ada proses tingkatannya, saat siswa sudah mampu membaca dengan lancar, siswa seharusnya sudah mampu meningkatkan kemapuan membaca pemahaman pada bacaan yang dibacanya. Seperti yang dikemukakan Tarigan (1994; dalam Dalman, 2013, hlm. 87), bahwa terdapat empat tingkatan dalam kemampuan membaca, di antaranya pemahaman literal, interpretatif, kritis dan kreatif.Untuk siswa sekolah dasar sudah masuk pada tingkatan pemahaman interpretatif yakni pembaca sudah mampu menangkap pesan secara tersirat.Artinya, di samping pesan secara tersurat seperti, pembaca juga dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.Tetapi masih banyak siswa yang hanya mampu membaca dan belum mampu memahami isi bacaannya. Pada kurikulum KTSP di sekolah dasar, siswa kelas III sampai VI SD sudah mulai bisa memahami isi bacaan yang terdapat di buku, namun kenyataannya masih ditemukan adanya kesulitan siswa dalam membaca pemahaman, hal ini dapat ditunjukan oleh sulitnya siswa menemukan gagasan pokok atau intisari dalam sebuah wacana.
Hal tersebut terjadi tidak hanya dari faktor siswa melainkan faktor guru yang kurang memfasilitasi siswa untuk memahami isi bacaan, seperti kurang sesuainya strategi maupun metode pembelajaran yang digunakan, kurangnya persiapan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa serta suasana belajar yang tidak kondusif. Dari hal tersebut maka peneliti memberikan solusinya untuk mengatasi permasalahan terkait kemampuan membaca pemahaman yaitu dengan menggunakan metode Shared Reading. Shared Readingmerupakan metode yang dikembangkan oleh Down Holdaway. Menurut Don Holdaway, Shared Reading merupakan kegiatan belajar secara kolaboratif. Kegiatan ini biasanya dimulai dengan seorang guru membaca dari Buku Besar sehingga setiap anak dapat melihat teks (Wulantina, S, 2013, hlm. 4). Karena masih banyak guru yang belum mengetahui penerapan langkah-langkah metode Shared Reading,belum mengetahui bagaimana aktivitas dan peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa saat menggunakan metode Shared Reading. Maka dari itu diadakan penelitian ini tujuannya untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode Shared Reading dan untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman saat menggunakan metode Shared Reading.
3
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
Menurut Holdaway (1979, hlm. 71)terdapat tiga kegiatan, di antaranya: Penemuan, eksplorasi, dan independen. 1. Penemuan ini dimaksudkan sebagai kemampuan siswa menemukan kata-kata sulit yang terdapat dalam isi bahan bacaan kemudian mendiskusikannya kepada guru dan teman kelompoknya. Dengan kegiatan tersebutmemberikan pengalaman baru bagi siswa dalam berbagi cerita dengan metode Shared Reading; 2. Eksplorasiterdiri dari beberapa langkah, di antaranya sebelum siswa berbagi cerita, guru memotivasi siswa untuk berpasrtisipasi dalam menebak isi cerita utuh, sehingga masingmasing siswa memiliki versi cerita yang berbeda; 3. Independenmaksudnya siswa menceritakan isi cerita bagiannya kepada teman kelompoknya, kemudian siswa membaca dan mengecek ketepatan prediksi isi cerita yang disusunnya. Di akhir kegiatan siswa membuat sinopsis dari keseluruhan isi cerita. Sedangkan menurut Abidin Yunus (2012, hlm. 89) langkahlangkah metode Shared Reading sebagai berikut:
Tahap Prabaca: a) Pemanasan, berbagi kesukaan, dan permainan bahasa untuk membangkitkan motivasi siswa sebelum masuk ke dalam proses pembelajaran. Contohnya seperti bernyanyi, bertukar cerita sampai
bermain suara dengan menirukan suara binatang atau tokoh yang akan diceritakan. Tahap Membaca: b) Guru menjelaskan prosedur baca yang harus dilakukan siswa yakni membaca untuk berbagi, siswa diminta untuk berdiskusi bersama temannya untuk menemukan kata-kata sulit kemudian guru mendorong siswa untuk menebak cerita secara utuh dengan membuat sinopsis isi cerita. Selanjutnya guru membagikan cerita yang telah dibagi dalam beberapa bagian sesuai kebutuhan kepada para siswa. Siswa membaca dalam hati penggalan cerita yang diperolehnya. Tahap Pascabaca : c) Pada tahap ini perwakilan siswa membacakan sinopsis cerita yang dibacanya. Siswa dari kelompok lain menanggapi kelompok yang tampil. Guru harus memberikan berbagai penguatan baik bagi kelompok penyaji maupun pada kelompok penanggap. METODE Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Pereng yang berlokasi di Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Subjek penelitian yaitu siswa kelas III SD Negeri Pereng yang berjumlah 39 orang, yang terdiri dari 26 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Waktu penilitian yakni pada semester II (genap) tahun ajaran 2015/2016 tepatnya dari bulan februari 2016.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Sebagai subjek dalam penelitian ini peneliti mengambil siswa kelas III SD Negeri Pereng Kota Serang.
Dalam mengolah data hasil observasi, peneliti menggunakan rumus: πππππ =
Peneliti menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Seperti yang dikemukan oleh Drs. Suaidin (dalam Jalil, 2014, hlm. 6), Penelitian tindakan Kelas merupakan salah satu satu bentuk kajian perbaikanyang perlu dilakukan oleh guru sebagai pelaku tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan kemampuan pedagogi dalam melaksanakan tugas keguruannya, memperdalam dan memperbanyak pengetahuan serta pemahaman terhadap tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki pembelajaran yang belum sesuai dengan kurikulum yang ada. Maka dari itu dengan penelitian tindakan kelas peneliti mengembangkan metode pembelajaran yang bervariasi yang bertujuan untuk memperbaik metode pembelajaran yang sebelumnya yang masih kurang menarik. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data berupa observasi dan tes.Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang situasi kegiatan belajar mengajar di kelas, dan kesulitan-kesulitan siswa dalam keterampilan membaca pemahaman.Dalam Instrumen penelitian, peneliti menggunakan pedoman observasi belajar siswa dan observasi mengajar guru yang sesuai dengan point tahap-tahap Shared Reading dari awal sampai akhir pembelajaran.
π½π’πππβ π πππ π¦πππ ππππππππβ π₯ 100 ππππ π‘ππ‘ππ πΌππππ
Dari rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah skor yang diperoleh dibagi dengan skor total ideal dan dikalikan 100%. Skor total ideal dapat diperoleh dari hasil oleh aspek-aspek yang terdapat dilembar pedoman observasi yang setiap aspeknya mempunyai rentang skor paling besar 5. Pada tes tertulis, instrumen penelitian yang digunakan berupa tes prestasi untuk mengetahui kemampuan keterampilan membaca pemahaman siswa.Bentuk instrument tes yang dilakukan berupa perintah untuk membaca buku cerita dan menjawab setiap pertanyaan dengan memakai metode Shared Reading. Dalam analisis pengolahan datanya menggunakan rumus: a. Nilai Individu π½π’πππβ π πππ π¦πππ πππππ π₯ 20
b. Nilai Kelompok π½π’πππβ π πππ π‘πππ ππππππππ π₯ 100% ππ’πππβ ππππππππ
c. Rata-Rata
Kelas
βπππππ π πππ’ππ’ β π ππ π€π βπ ππ π€π
Dari rumus tersebut dapat dijelaskan bahwa secara garis besar hasil belajar siswa diperoleh dari nilai seluruh siswa dibagi jumlah siswa.
5
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi di SDN Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, saat pra siklus diperoleh data hasil belajar siswa sebesar 61% yang menunjukkan belum tercapainya nilai KKM (β₯ 70).Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu, guru memberikan pengajaran yang monoton dalam mengasah kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, kurangnya keaktifan siswa saat belajar, kurangnya interaksi antar guru dan siswa, penggunaan metode dan media dalam pembelajaran yang kurang maksimal yang membuat siswa jenuh dan tidak memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung, dan masih adanya kesulitan siswa dalam proses memahami bacaan saat belajar bahasa Indonesia. Dengan melihat hasil pra siklus tersebut, peneliti secara yakin mampu merancang pembelajaran dengan menggunakan metode Shared Reading dengan menarik.peneliti sudah menyiapkan beberapa buku cerita anak dan media pembelajaran yang akan mendukung proses penggunaan metode Shared Reading selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun ilustrasi hasil penelitian menggunakan metode Shared Reading yang dapat digambarkan dari Pra siklus sampai sampai akhir mengalami peningkatan. Siklus II Siklus I Pra Siklus
Di siklus I peneliti merefleksi hasil pengamatan pada pra siklus, untuk melaksanakan penelitian di siklus I, peneliti menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menarik sesuai dengan tahap-tahap metode Shared Readingdan mempersiapkan alat bantu berupa buku cerita anak dan media pembelajaran yang menarik. Pada saat pemberian tindakan, peneliti melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang dirancang sebelumnya, yakni terlebih dahulu guru memberikan apersepsi untuk meningkatkan motivasi siswa dengan bernyanyi bersama menyanyikan lagu yang disukai siswa. Guru mengajak siswa bermain suara dalam memerankan tokoh yang ada dalam cerita seperti suara harimau mengaung, melalui sekilas permainan tersebut siswa merasa senang. Pembentukan kelompok diskusi yang dilakukan guru secara heterogen, Kemudian guru melanjutkan proses pembelajaran dengan membagikan teks bacaan sesuai bagiannya pada tiap kelompok, sebelum siswa membaca buku cerita yang sudah dibagikan tersebut, terlebih dahulu guru menjelaskan prosedur membaca menggunakan metode Shared Reading dan meminta siswa menemukan dan mendiskusikan kata-kata sulit yang ditemuinya dalam teks cerita bersama teman dan guru. Guru juga mendorong siswa untuk memprediksi isi cerita secara utuh berdasarkan judul penggalan setiap cerita dan membuat sinopsis
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
cerita dari gabungan tiap isi teks cerita bagiannya.Saat siswa membaca, guru berkeliling ke setiap kelompok membimbing siswa dalam membaca bersama, menemukan kata-kata sulit, membantu siswa memprediksi isi cerita setiap bagiannyadan membantu siswa membuat sinopsis cerita. Kemudian setelah semuanya selesai, guru meminta perwakilan siswa untuk membacakan hasil sinopsis isi ceritanya di depan teman kelasnya. Di akhir pembelajaran, guru menceritakan kembali secara utuh isi cerita yang sudah siswa baca.Saat guru mengeluarkan media pembelajaran untuk bercerita, serentak perhatian siswa langsung berpaling melihat guru semua, siswa antusias melihat media pembelajaran yang guru bawa yakni boneka tangan dengan karakternya yang sesuai tokoh cerita.Siswa menyimak cerita yang guru ceritakan dengan ekspresi tertawa bahagia. Akhirnya setelah selesai bercerita guru meminta siswa mengisi lembar kerja yang sudah dibagikan.Di akhir pembelajaran guru bertanya kepada siswa mengenai kesan yang didapatkan setelah mendengarkan cerita βAyam dan Angsaβ tersebut kemudian siswa menjawabnya dengan bersamaan dan penuh semangat. Dari hasil tindakan tersebut, diperoleh hasil aktivitas belajar siswa menggunakan metode Shared Reading sebesar 70%. Persentase tersebut masih dalam kriteria cukup karena saat pertama kali siswa belajar dengan tahap-tahap metode Shared Reading masih cukup banyak
siswa yang kebingungan akan langkah-langakah metode tersebut. Pada hasil belajarnya dengan menjawab pertanyaan yang sudah guru siapkan diperoleh nilai individu sebesar 72% dan nilai kelompoknya diperoleh dari hasil dan presentasi pembuatan sinopsis isi cerita tiap kelompoknya sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut menujukkan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam menerapkan metode Shared Reading ini, seperti saat pembagian kelompok yang suasananya berubah menjadi gaduh dan kurang pahamnya siswa mengenai prosedur membaca serta pembuatan sinopsisnya. Masih banyak kendala dan kekurangan yang dihadapi oleh peneliti baik dalam proses pembelajaran yang dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa maupun dari hasil belajar yang sudah siswa lakukan. Adapun refleksi dari hasil siklus I ini antara lain: a) Peneliti sebagai guru kurang mengelola kelas denganbaik sehingga pada proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa siswa yang membuah kegaduhan karena tidak mau berkelompok dengan teman yang sudah ditentukan. b) Siswa masih kesulitan dalam bekerja sama pada saat membuat sinopsis isi teks cerita yang diminta guru c) Siswa masih kesulitan dalam menemukan ide pokok, dan cara membuat sinopsis yang baik dan benar sesuai dengan kata-katanya sendiri d) Siswa belum percaya diri dan belum paham bagaimana 7
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
caramempresentasikan hasil synopsis perkelompok di depan kelas. e) Hasil belajar siswa dan hasil tingkat penguasaan bacaan belum mencapai kriteria yang diharapkan. Pada siklus II, peneliti lebih menikberatkan dalam hal suasana kelasnya. Pemberian tindakan pada siklus II, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan siklus I. Tahapan yang dilakukan pun masih sama dalam prabaca, membaca, dan pascabaca. Hanya saja sebelum melakukan proses pembelajaran peneliti bersama siswa merubah suasana kelas menjadi non formal, yang biasanya menggunakan meja dan kursi yang terlihat formal, pada siklus II ini peneliti terapkan suasana kelas tanpa meja dan kursi melainkan lesehan duduk di lantai dengan begitu secara tidak langsung suasana kelas menjadi terlihat non formal. Tidak hanya merubah suasana kelas, peneliti juga memperbaharui buku cerita dan media pembelajaran pada siklus II ini.Pada siklus I, peneliti menggunakan buku cerita fabel dan boneka tangan, lain halnya dengan siklus II.Pada tahap ini peneliti menggunakan buku cerita anak dan wayang orang. Pada pemberian tindakan, guru memberikan apersepsi untuk meningkatkan motivasi siswa dengan bernyanyi βkalau kau suka hatiβ secara bersama-sama sambil melakukan gerakan sesuai dengan nyanyiannya. Tak lupa guru juga mengajak siswa bermain suara, di
siklus II tidak lagi bermain suara dengan menirukan suara binatang, akan tetapi menirukan suara orangorang di sekelilingnya seperti keluarga, teman maupun yang lainnya karena sesuai dengan tokohtokoh cerita yang akan disampaikan, melalui permainan tersebut siswa secara tidak langsung juga belajar berekspresi saat menirukan suara sedih maupun bahagia orang-orang di sekitarnya dan siswa merasa senang dengan permainan tersebut. Selanjutnya seperti siklus I guru akan membentuk kelompok diskusi secara heterogen, tapi pada siklus II ini, sebelum membentuk kelompok diskusi, guru membacakan peraturan kepada siswa dalam mengerjakan tugas secara berkelompoknya, misalnya siswa tidak boleh berjalan-jalan ke kelompok lainnya dan siswa tidak boleh berbohong saat pembagian kelompok, hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi keributan seperti siklus sebelumnya dan siswapun dapat memahami peraturan tersebut dengan baik. Dengan melakukan hal tersebut kelaspun berubah menjadi suasana rumah, guru membebaskan siswa untuk duduk dalam posisi apapun bahkan tiduran sekalipun yang terpenting siswa merasa nyaman dan membuat kondisi kelas dan siswa terasa tentram dan terkendali dengan baik.Setelah dilakukan pembagian kelompok dan mengkondisikan kembali setiap kelompoknya, berbeda dengan siklus I, untuk mengantisipasi keributan dan agar siswa bisa secara seksama memperhatikan guru dalam
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
penjelasan prosedur metode Shared Reading. Pada siklus II ini, guru terlebih dulu menjelaskan prosedur baca yang harus dilakukan siswa yakni membaca untuk berbagi dan meminta siswa menemukan dan mendiskusikan kata β kata sulit yang ditemuinya dalam teks cerita dengan teman kelompoknya maupun dengan bertanya kepada guru menanyakan kata-kata sulit atau tidak dipahami olehnya, karena hal tersebut masuk ke dalam langkah-langkah metode Shared Reading, selanjutnya guru baru membagikan teks cerita yang berjudul βKaia si Kritingβ sesuai dengan bagian teks bacaannya pada tiap kelompok. Setelah itu guru meminta siswa untuk membaca dalam hati, tidak seperti siklus I, di siklus II, siswa sudah bisa membaca dalam hati meskipun dengan posisi siswa yang beragam, seperti ada yang tiduran, bersandar, bersila, maupun posisi lainnya yang menurut siswa nyaman baginya. Guru juga meminta siswa memprediksi isi cerita secara utuh berdasarkan judul penggalan setiap cerita bagiannya. Saat siswa membaca, guru berkeliling kesetiap kelompok membimbing siswa dalam membaca bersama, menemukan kata-kata sulit, membantu siswa memprediksi isi cerita setiap bagiannya dan membantu siswa membuat sinopsis cerita. Setelah siswa membaca, guru meminta tiap kelompok untuk membacakan hasil sinopsisnya, sambil guru membagikan lembar kerja siswa. Siswa selesai membacakan sinopsis, guru mulai
menceritakan cerita yang sudah siswa baca di depan kelas dengan menggunakan media pewayangan. Seperti halnya pada siklus I yang terlihat antusias saat melihat boneka tangan, pada siklus II ini pun tak berbeda jauh rasa antusias siswa dalam melihat media yang sudah guru siapkan, yaitu pewayangan yang sesuai dengan bentuk tokoh cerita yang sudah siswa baca.Serentak perhatian siswa langsung berpaling melihat guru semua, siswa antusias mendengarkan cerita yang guru ceritakan dengan ekspresi tertawa bahagia melihatnya dan ada rasa ingin memainkan dan memiliki langsung wayang-wayang tersebut. Akhirnya setelah selesai bercerita guru meminta siswa mengisi lembar kerja yang sudah dibagikan.Di akhir pembelajaran guru bertanya kepada siswa mengenai kesan yang didapatkan setelah mendengarkan cerita βKaia si Kritingβ tersebut kemudian siswa menjawabnya dengan bersamaan dan penuh semangat.Setelah itu guru memberikan penguatan dan kesimpulan secara garis besar kepada siswa mengenai cerita yang sudah didengarnya. Untuk bisa mendapatkan nilai yang sempurna guru memotivasi siswa dengan memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai 100. Dengan pemberian tindakan yang berbeda dengan siklus I, diperoleh hasil nilai persentase yang lebih meningkat di siklus II ini, yaitu pada aktivitas belajar siswa
9
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
memeroleh persentase sebesar 82% yang masuk ke dalam kriteria baik. Persentase tersebut dapat terjadi karena pada tahap siklus II ini, siswa sudah mulai paham akan langkahlangkah membaca dengan menggunakan metode Shared Reading.Untuk nilai hasil belajar individu dan kelompoknya memeroleh persentase 85% dan 80%.Adapun rekapitulasihasilnya antara lain: Hasil Aktivitas belajar siswa menggunakan metode Shared Reading 85% 80% 75% 70% 65% 60%
82% 70%
Siklus I
Siklus II
Aktivitas belajar siswa
Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan MetodeShared Reading 100% 72%75%
80%
85% 80%
61% 60% 40% 20% 0% Pra Siklus Nilai Individu
Siklus I
Siklus II
Nilai Kelompok
Dapat dilihat gambaran kedua grafik dari hasil siklus I dan II tersebut yang menunjukkan bahwa hasil aktivitas dan hasil belajar siswa
menggunakan metode Shared Reading mengalami peningkatan yang sangat baik pada setiap siklusnya.Hambatan-hambatan yang ditemui oleh peneliti dari setiap siklusnya dapat teratasi dengan baik.Maka jika dilihat dari hasil nilai siswa dari mulai aktivitas belajar sampai hasil tesnya dapat dinyatakan bahwa metode Shared Reading mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas III SDN Pereng Kec.Taktakan Kota Serang. Dengan pemberian tindakan secara langsung dapat terlihat keunggulan metode Shared Reading seperti siswa mampu dengan mudah mamahami bacaan, siswa merasa termotivasi dan menjadikan siswa mengetahui makna kata sulit,meningkatkan keinginan membaca pemahaman siswa terhadap suatu bacaan, meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami isi bacaan, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam membaca, dapat menebak cerita secara utuh, serta dapat mengekspresikan tokohtokoh dalam cerita dengan bermain suara sesuai tokoh yang ada di cerita anak. Terdapat juga beberapa teori dan penelitian yang mendukung penggunaan metode Shared Readingdalam pembelajaran, di antaranya menurut Hill (2012) dan Salim (2011)yang menyatakan bahwadengan menggunakan metode Shared Readingsiswa mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam membaca maupun belajar untuk menebak bagaimana cerita akan maju, memahami bahwa ilustrasi dapat
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
membantu memberitahukan maknasecara tiak langsung, dapat meningkatkan dan mengembangkan kosakata baru yang belum siswa ketahui sebelumnya, serta dapat menggunakan isyarat secara terstruktur dan visual untuk membantu siswa dalam proses membaca. Menuruthasil penelitian yang dilakukan oleh Reni Nurlaili, dkk(2015) dengan judulβPenerapan Metode Shared Reading untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Di Sekolah Dasarβ, diketahui bahwa ternyata penerapan metode Shared Reading dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Dari teori dan penelitian tersebut dapat memperkuat asumsibahwa metode Shared Reading sangat sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar khususnya dalam mata pelajaran B. Indonesia. SIMPULAN Dari penelitian yang sudah dilakukan, terjadi peningkatan yang signifikan disetiap siklusnya. Dengan langkah-langkah metode Shared Readingyang terdiri dari pemanasan seperti bernyanyi dan bermain suara sampai berbagi respon dengan membuat sinopsis isi cerita dan mempresentasikan hasil sinopsis cerita tersebut di depan teman kelasnya. Hal tersebut ternyata membuat siswa menjadi lebih baik dalam proses pembelajaran, terbukti dari hasil peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pada aktivitas belajar siswa tahap siklus I memeroleh nilai persentase 70% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 82%.Dari hasil belajar juga terjadi peningkatan, baik dari nilai individu maupun nilai kelompok disetiap siklusnya.Pada siklus I nilai individu dan kelompoknya memeroleh nilai persentase 72% dan 75%.Pada siklus II nilai individu dan kelompok memeroleh nilai persentase 85% dan 80%. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Shared Reading dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada buku cerita anak kelas III SDN Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang. BIBLIOGRAFI Abidin,
Y. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : Reflika Aditama.
Dalman.(2013). Keterampilan Membaca.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Holdaway,
D. (1979). The Foundations Of Literacy. Sydney : Ashoton Scholastic.
Nurlaili,
Reni, dkk. (2015). Penerapan Metode Shared Reading untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Di Sekolah Dasar.Jurnal of education.Program Studi PGSD Universitas 11
Silvia Rachim, Herli Salim, Esya Anesty Mashudi. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Keunggulan Metode Shared Reading.
Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru: Antologi, Vol 3 Nomor 2 Agustus 2015 Salim,
dkk. (2013). Engaging Emergent Readers with Texts Using Shared Reading: Indonesiaβs Case. ArticleIndonesia University of Education :DOL 10.7763/IPEDR. 2013. V68. 8
Wulantina, S. (2013). Meningkatkan Kemampuan
Membaca
Dini Pada Usia Taman Kanak-Kanak
dengan
Metode Shared Reading. Skripsi.Unversitas Pendidikan
Indonesia.
Repository.upi.edu. perpustakaan.upi.edu: Tidak diterbitkan.