perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE KECAMATAN KLIRONG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: NUR’AENI X7210101
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Desember 2012 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: NUR’AENI
NIM
: X7210101
Jurusan/Program Studi : FKIP/PGSD Guru Kelas menyatakan
bahwa
skripsi
saya
berjudul
“HUBUNGAN
KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE KECAMATAN KLIRONG TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Desember 2012
Yang membuat pernyataan
Nur’Aeni
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE KECAMATAN KLIRONG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: NUR’AENI X7210101
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Desember 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Desember 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Imam Suyanto, M. Pd.
Drs. Joharman, M. Pd.
NIP. 19530623 198303 1 001
NIP 19560525 198003 1 003
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi
dengan
PEMAHAMAN
judul DAN
“HUBUNGAN MINAT
KEMAMPUAN
BELAJAR
MATEMATIKA
MEMBACA DENGAN
KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE KECAMATAN KLIRONG TAHUN AJARAN 2011/2012” yang disusun oleh: Nama
: NUR’AENI
NIM
: X7210101
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Selasa
Tanggal : 18 Desember 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.
.......................
Sekretaris
: Kartika Chrysti S., M.Si.
.......................
Anggota I
: Drs. Imam Suyanto, M.Pd.
.......................
Anggota II : Drs. Joharman, M.Pd.
.......................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. commit to user NIP 19600727 198702 1 001 v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Karya terindah dari dalam hati adalah mengubah benci menjadi kasih sayang
Percayalah pada diri sendiri, dan yakinlah bahwa kita pasti bisa!
Hadapi masalah dengan ketenangan jiwa dan berdoa
Teruslah berusaha dan jangan pernah menyerah
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Ayah dan ibuku tercinta yang selalu memotivasi dan mendoakanku setiap waktu, terima kasih atas pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada batas
Nur Shodik dan Kharisah Kakak dan adikku tersayang terima kasih karena telah menghiburku disaat aku merasa lelah dan bosan
Sahabat dan temanku semua terima kasih atas semangat dan kerjasamanya
Kasih dan cinta yang selalu datang memotivasiku
FKIP UNS Kampus VI Kebumen, almamater tercinta kampus tempat kutimba aneka ilmu untuk bekal mengabdi penuh dedikasi
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Nur’ Aeni. HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN SOAL CERITA SISWA KELAS IV SD SE KECAMATAN KLIRONG TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan: (1) Apakah ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012; (2) Apakah ada hubungan minat belajar matematika dengan kemampuam penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012; (3) Apakah ada hubungan kemampuan membaca pemahman dan minat belajar matematika secara brsama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasi. Populasinya adalah seluruh siswa sekolah dasar negeri kelas IV di Kecamatan Klirong tahun ajaran 2011/2012, sejumlah 38 sekolah dasar negeri. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling, karena sekolah yang terpilih akan dijadikan sampel. Sejumlah 3 sekolah dipilih untuk dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan angket. Analisis data penelitian menggunakan uji normalitas Lilliefors yang digunakan untuk menguji keadaan distribusi sampel, uji linearitas dengan uji regresi linear, dan uji homogenitas dengan uji Bartlett. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD; (2) ada hubungan minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD; (3) ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD. Kata kunci: hubungan, kemampuan, minat, soal cerita.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Nur ‘Aeni. THE CORRELATION OF ABILITY ON READING COMPREHENSION AND LEARNING INTEREST ON MATHEMATICS WITH THE ABILITY ON COMPLETING STORY QUESTIONS AT FOURTH GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL IN KLIRONG SUB-DISTRICT IN THE ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, Desember 2012. The purposes of this study are proofing (1) a correlation between ability on reading comprehension with ability on completing story questions at fourth grade students of Elementary School in Klirong Sub-District, (2) a correlation between learning interest on mathematics learning with ability on completing story questions at fourth grade students of Elementary School in Klirong Sub-District, (3) a correlation between ability on reading comprehension and learning interest on mathematics on work together with ability on story questions at fourh grade students of Elementary School in Klirong Sub-District. This research is quantitative research with correlation method. The population is all of fourth grade students, and there are 38 schools in Klirong SubDistrict. The writer takes sample uses cluster random sampling, because she will select 3 school to be sampled.In this research the writer chooses the test and questionnaire for collecting the data and normality lillefors test for analyzing data. It uses to test the state of the sample distribution, linearity test by linear regression, and homogenity test by bartlett test. Based on these research, can be conclude that: (1) there is a correlation between ability on reading comprehension with ability on completing story questions at fourth grade students of Elementary School in Klirong Sub-District, (2) there is a correlation between learning interest on mathematics learning with ability on completing story questions at fourth grade students of Elementary School in Klirong Sub-District, (3) there is a correlation between ability on reading comprehension and learning interest on mathematics on work together with ability on story questions at fourh grade students of Elementary School in Klirong Sub-District. Keywords : correlation, ability, interest, and completing story questions.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penulisan skipsi; 2. Ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret; 3. Ketua Program Studi Strata 1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret; 4. Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku Koordinator Pelaksana Program Studi PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen dan selaku pembimbing 1, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan serta bantuan dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan hingga terselesaikannya penulisan skripsi; 5. Sekretaris Pelaksana Program S1 PGSD FKIP UNS Kebumen; 6. Drs. Joharman, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan mulai dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini; 7. Kepala UPT Dinas Dikpora Unit Kecamatan Klirong, yang telah memberi ijin penelitian di Sekolah Dasar se Kecamatan Klirong, 8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi S1 PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada peneliti; 9. Kedua orang tua dan semua anggota keluarga yang senantiasa memberikan dorongan, perhatian, serta untaian do’a yang tak pernah putus kepada Allah SWT untuk keberhasilan penulis dalam menyelesaikan belajar pada Program Studi S1 PGSD UNS; commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Keluarga SD Negeri 2 Gebangsari, yang telah membantu dan memudahkan saya menyelesaikan skripsi ini; 11. Sahabat-sahabatku, yang telah memberi semangat, dorongan, dan keceriaan serta membantu saya dalam penyusunan skripsi ini; 12. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta,
Desember 2012
Peneliti
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7 BAB IIKAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Has1l Penelitian yang Relevan ................................... 9 B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 29 C. Hipotesis ................................................................................................. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 33 B. Metode Penelitian ................................................................................... 35 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................................ 37 to user D. Teknik Pengumpulan Datacommit ...................................................................... 39 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Teknik Analisis Data............................................................................... 40 F. Analisis Data ........................................................................................... 53 G. Hipotesis Statistik ................................................................................... 60 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ......................................................................................... 61 B. Pengujian Analisis Data .......................................................................... 66 C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................ 74 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................................. 78 B. Implikasi ................................................................................................. 79 C. Saran ....................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83 LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1
Rata-rata Nilai Try Out Ujian Nasional Tahun Ajaran 2011/2012 ................ 3
2
Jadwal Penelitian ........................................................................................... 34
3
Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca pemahaman .................... 44
4
Hasil Uji Coba Instrumen Minat Belajar Matematika ................................... 49
5
Rangkuman Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linear Y atas X ............... 55
6
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett ..................................................... 57
7
Ukuran Tendensi Sentral Kemampuan Membaca Pemahaman ..................... 63
8
Ukuran Tendensi Sentral Minat Belajar Matematika .................................... 64
9
Ukuran Tendensi Sentral Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita ................. 66
10 Rekap Penghitungan Normalitas .................................................................... 68 11 Daftar Analisis Varians Regresi Y atas X1 .................................................... 69 12 Daftar Analisis Varians Regresi Y atas X2 .................................................... 69 13 Rekap Penghitungan Regresi ......................................................................... 70 14 Rekap Uji Signifikansi ................................................................................... 70 15 Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett ..................................................... 71 16 Rekap Penghitungan Korelasi ........................................................................ 73
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1
Histogram Distribusu Frekuensi Nilai Kemampuan MembacaPemahaman.. 62
2
Histogram Distribusu Frekuensi Skor Angket Minat Belajar Matematika .... 64
3
Histogram Distribusu Frekuensi Nilai Kemampuan PenyelesaianSoal Cerita .............................................................................................................. 65
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman .............. 87
2
Instrumen Uji Coba Kemampuan Membaca Pemahaman ............................. 89
3
Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba Kemampuan Membaca Pemahaman.... 94
4
Daftar Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman ........ 95
5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Membaca Pemahaman ............. 103
6
Instrumen Penelitian Kemampuan Membaca Pemahaman ............................ 105
7
Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Kemampuan Membaca Pemahaman .. 108
8
Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Minat Belajar Matematika .............................. 109
9
InstrumenUji Coba Minat Belajar Matematika .............................................. 110
10 Daftar Hasil Uji Coba InstrumenMinat Belajar Matematika ......................... 112 11 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Minat Belajar Matematika ............................ 120 12 InstrumenPenelitian Minat Belajar Matematika ............................................ 121 13 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita ........... 123 14 Instrumen Uji Coba KemampuanPenyelesaian Soal Cerita........................... 124 15 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba KemampuanPenyelesaian Soal Cerita . 126 16 Daftar Hasil Uji Coba Instrumen KemampuanPenyelesaian Soal Cerita ...... 130 17 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman .............................................. 133 18 Hasil Angket Minat Belajar Matematika ....................................................... 138 19 Hasil Tes KemampuanPenyelesaian Soal Cerita ........................................... 143 20 Uji NormalitasKemampuan Membaca Pemahaman ...................................... 148 21 Uji NormalitasMinat Belajar Matematika...................................................... 151 22 Uji NormalitasKemampuanPenyelesaian Soal Cerita.................................... 154 23 Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors .................................................................. 157 24 Penghitungan Regresi Linier Sederhana Y atas X1 ........................................ 158 25 Daftar Distribusi F ......................................................................................... 163 26 Penghitungan Regresi Linier Sederhana Y atas X2 ........................................ 164 27 Penghitungan Regresi Linier Ganda Y atas X1 dan X2 .................................. 169 commit to user 28 Penghitungan Varians .................................................................................... 173 xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Daftar Distribusi Chi-kuadarat ....................................................................... 179 30 Penghitungan Korelasi ................................................................................... 180 31 Daftar Distribusi t .......................................................................................... 183 32 Surat Keterangan ............................................................................................ 184
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Tujuan dari mata pelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solussi yang diperoleh; (4) mengomunikasikan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berbagai bentuk soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika diantaranya berupa soal cerita dan non cerita. Memahami makna tujuan mata pelajaran matematika yang ketiga, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan tersebut berkaitan dengan penyelesaian soal cerita beserta langkah-langkahnya. Soal cerita matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari yang didalamnya terkandung konsep matematika (Rahardjo dan Waluyati, 2011). Pengertian soal cerita matematika pada uraian di atas mengindikasikan bahwa siswa sudah sering kali menyelesaikan soal cerita. Namun soal cerita yang masih disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda maupun soal isian dan terkadang soal cerita yang benar-benar harus diselesaikan dengan langkah-langkah penyelesaikan soal cerita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Soal cerita yang masih disajikan dalam bentuk pilihan ganda maupun isian dapat diselesaikan dengan mudah oleh siswa. Caranya dengan mengubah soal tersebut dalam bentuk kalimat matematika dan menyelesaikan kalimat matematika tersebut. Selanjutnya menyilang salah satu jawaban yang benar jika soal tersebut berbentuk pilihan ganda dan mengisi jawaban jika soal tersebut berbentuk soal isian. Soal cerita yang benar-benar berbentuk cerita atau pertanyan yang harus dijawab harus diselesaikan dengan langkah-langkah yang benar. Langkah pertama untuk menyelesaikan soal cerita adalah dengan membaca dan memahami isi beserta maksud dari soal yang ada, kemudian menuliskan hal-hal yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Selanjutnya adalah mengubah isi soal dalam bentuk kalimat matematika dan menyelesaikannya. Oleh karenanya
kemampuan membaca
pemahaman sangat dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami isi dan maksud dari soal cerita tersebut. Rahim (2007) menyatakan bahwa “Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masamasa mendatang” (hlm. 1). Ini berarti orang yang sering membaca akan memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang jarang membaca. Karena dengan membaca orang akan mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan dari apa yang baru saja dibacanya. Kegiatan membaca merupakan sesuatu yang penting, sehingga perlu diajarkan sejak masih kanak-kanak (minimal saat duduk di bangku Taman Kanak-Kanak). Siswa yang memahami arti pentingnya belajar membaca pasti akan termotivasi untuk belajar. Apalagi kegiatan membaca terlibat pada setiap aspek kehidupan. Melihat, membaca, dan memahami soal try out ujian nasional tahun ajaran 2011/2012 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar soal try out membutuhkan kemampuan membaca. Membaca soal dari mata pelajaran yang di try outkan dengan maksud agar dapat menyelesaikannya. Berdasarkan hasil dua kali try out yang diikuti oleh semua siswa kelas VI di seluruh Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan commit rata-rata to user hasil try out pertama dan kedua Klirong tahun ajaran 2011/2012 ternyata
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
mengalami peningkatan. Hasil kedua try out secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata Nilai Try Out Ujian Nasional Tahun Ajaran 2011/2012 NO
MATA PELAJARAN
NILAI RATA-RATA TRY OUT I
TRY OUT II
1
Matematika
5,30
6,11
2
Bahasa Indonesia
7,73
7,44
3
IPA
6,78
7,24
Rata-rata
6,60
6,93
Semua bentuk soal yang disajikan dalam kegiatan try out adalah pilihan ganda, termasuk soal matematika. Di depan telah diuraikan bahwa soal cerita matematika dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda maupun isian. Termasuk soal matematika yang ada pada soal try out juga terdapat beberapa soal cerita matematika. Hasil try out untuk mata pelajaran matematika masih tergolong sedang, hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VI di Kecamatan Klirong mempunyai minat belajar matematika yang masih tergolong sedang. Keadaan siswa yang demikian, maka dimungkinkan siswa yang masih duduk di kelas IV SD di Kecamatan Klirong juga masih memiliki minat belajar matematika yang tidak jauh berbeda dengan siswa yang duduk di kelas VI. Kemampuan dalam memahami isi bacaan tidak hanya diberikan atapun diperlukan saat siswa mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hampir semua mata pelajaran membutuhkan kemampuan memahami isi bacaan. Termasuk mata pelajaran matematika yang sebagian besar berkaitan dengan kegiatan berhitung. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (masalah kontekstual). Kemudian secara bertahap siswa dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Saat mata pelajaran matematika yang berkaitan dengan soal cerita berlangsung. Guru perlu membelajarkan dan memberikan contoh kepada siswa untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar. Langkah-langkah menyelesaikan soal cerita telah diuraikan di depan. Kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran matematika salah satunya adalah menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan matematika. Dalam mata pelajaran matematika masalah-masalah seperti tadi dituangkan dalam bentuk soal cerita. Padahal untuk menyelesaikan soal cerita dibutuhkan waktu yang lama dan dianggap terlalu menyita waktu dan kurang bermanfaat. Tetapi setelah guru memberikan contoh menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah yang ada membuat siswa mau untuk berusaha belajar menyelesaikan soal cerita dengan langkah-langkah yang benar. Penilaian terhadap sesuatu bermanfaat atau tidak akan memicu timbulnya minat. Bila seseorang merasa sesuatu tersebut mempunyai manfaat yang sangat besar terutama manfaat untuk dirinya, maka dari diri seseorang tersebut akan muncul minat yang besar pada sesuatu tadi. Begitu juga sebaliknya, jika sesuatu dirasa kurang bermanfaat, maka minat orang tersebut pada sesuatu tadi akan rendah, bahkan tidak akan timbul minat. Jadi, kebermanfaatan sesuatu akan mempengaruhi timbulnya minat pada sesuatu tersebut. Minat seseorang terhadap sesuatu akan menjadi motivasi yang cukup besar terhadap orang tersebut untuk melakukan sesuatu yang diminatinya, sehingga sesuatu tersebut akan dilakukannya dengan penuh perhatian. Perhatian yang timbul karena adanya minat akan membuat seseorang memperhatikan sesuatu yang diminatinya dengan sungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Termasuk minat siswa pada mata pelajaran matematika akan menjadikan motivasi yang cukup besar terhadap siswa tadi untuk mengikuti pelajaran matematika dengan sungguh-sungguh. Membaca, menulis, dan berhitung sudah merupakan kesatuan yang menjadi kebiasaan semua orang setiap harinya. Apalagi bagi peserta didik, rasanya tiada hari tanpa ketiga kegiatan tadi. Siswa SD kelas rendah dianggap masih mempunyai kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang masih rendah. Namun jika nanti sudah berada pada kelas tinggi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa akan meningkat. Selain itu ketelatenan siswa dalam latihan membaca, menulis, dan commit to user kemampuan siswa. Kemampuanberhitung juga berpengaruh terhadap peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
kemampuan ini tidak hanya dapat diperoleh di sekolah, tetapi di tempat lain yang dapat dijadikan sumber. Seperti kegiatan membaca yang dapat dilakukan di mana saja asal ada tulisan dan kemauan. Jika setiap ada tulisan, siswa berkeinginan untuk membaca maka hal ini sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan membacanya. Selain itu membaca juga akan menambah perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang. Semakin sering orang membaca maka perbendaharaan kata yang dimiliki orang tersebut akan semakin banyak. Membaca sekilas sering dilakukan orang ketika berada di perjalanan. Ketika membaca, orang tersebut dimungkinkan tidak mengetahui secara jelas isi atau maksud dari tulisan yang dibacanya. Untuk dapat memahami isi bacaan, membaca tidak cukup dilakukan sekali, dua kali, namun perlu berkali-kali. Hal seperti ini tergantung pada mudah sulitnya bacaan itu untuk dipahami dan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami bacaan. Terkadang ada orang yang dapat memahami isi dan maksud yang terkandung dalam suatu bacaan dengan sekali membaca, baik yang isi bacaanya mudah dipahami ataupun sebaliknya. Terkadang ada juga yang harus berulang kali membaca untuk dapat menangkap isi bacaan tersebut, baik yang isi bacaanya mudah dipahami ataupun sebaliknya. Perbedaan ini dikarenakan perbedaan kemampuan antara orang yang satu dengan lainnya. Kemampuan membaca pemahaman seseorang akan menentukan kecepatan orang tersebut dalam menemukan isi dan maksud dari bacaan yang dibacanya. Setelah isi dari bacaan tersebut diketahui, tindakan yang selanjutnya adalah melaksanakan isi dari bacaan tersebut. Oleh karena itu isi bacaan perlu dipahami dengan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menangkap isi dan melakukan perintah yang ada dalam bacaan. Soal cerita adalah soal pada mata pelajaran matematika yang disajikan dalam bentuk cerita Kemampuan membaca pemahaman terkait dengan kemampuan penyelesaian soal cerita pada mata pelajaran matematika, untuk dapat menyelesaikan soal cerita terlebih dahulu harus membaca soal tersebut dan memahami isinya. Barulah setelah itu menjawab dari apa yang ditanyakan dalam soal. Walaupun demikian, orang yang mempunyai kemampuan cukup tinggi dalam membaca commitmampu to user menyelesaikan soal cerita karena pemahaman belum tentu orang tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
orang tersebut tidak senang pada matematika. Untuk itu perlu adanya keseimbangan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar Matematika dengan penyelesaian soal cerita. Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Minat Belajar Matematika dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas IV SD Se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong? 2. Apakah ada hubungan antara minat belajar Matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong? 3. Apakah ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar Matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong. 2. Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar Matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong. 3. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar Matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penulis dengan diadakannya penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan informasi mengenai hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar Matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita. b. Menambah wawasan mengenai membaca pemahaman, minat belajar Matematika, dan kemampuan penyelesaian soal cerita. c. Sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Mendorong para siswa agar dapat memanfaatkan waktu luang untuk membaca. 2) Melatih siswa untuk dapat memahami isi bacaan secara cepat dan tepat. 3) Mengurangi rasa tidak senang siswa pada Matematika dan menumbuhkan minat siswa pada Matematika. 4) Melatih siswa agar mampu menyelesaikan soal cerita dengan langkahlagkah yang tepat. b. Bagi pendidik 1) Untuk selalu memberikan penjelasan kepada siswa agar tidak takut mencoba menyelesaikan soal cerita Matematika. 2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai hal yang berhubungan dengan membaca pemahaman, minat belajar Matematika, dan kemampuan penyelesaian soal cerita. 3) Mendorong pendidik agar dapat mengupayakan siswanya menjadi anak yang optimis dan berani mencoba. c. Bagi peneliti 1) Menambah pengalaman dalam hal membaca pemahaman, minat belajar Matematika, dan kemampuan penyelesaian soal cerita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
2) Dapat dijadikan masukan agar kelak dapat menjadi pendidik yang berkualitas. d. Bagi sekolah 1) Berusaha mengoptimalkan keberfungsian perpustakaan. 2) Untuk selalu melakukan pengawasan terhadap siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas IV SD 1) Karakteristik Siswa Kelas IV SD Pendapat Desmita (mengutip teori kognitif Piaget) bahwa anakanak pada usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit (concrete operational) (2008). Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
logis
mengenai
peristiwa-peristiwa
yang
konkrit
dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Gunarsa (1981) menyebut tahap operasional konkrit sebagai tahap konkret-operasional. Anak-anak yang tergolong dalam tahap ini adalah anak dengan usia 7-11 tahun, di mana anak-anak ini telah dapat melakukan tugastugas konservasi karena telah dapat mengembangkan tiga proses, yaitu negasi, resiprokasi, dan identitas (Abdurrahman, 2003). Melalui proses negasi anak dapat melihat bahwa panjang deretan benda dapat berbeda meskipun jumlah kedua deretan benda tersebut sama. Anak juga dapat melihat hubungan timbal balik atau resiprokasi antara kepadatan atau kerenggangan deretan benda yang jumlahnya sama yang menyebabkan panjang deretan benda berbeda. Proses yang ketiga adalah identitas, anak sudah mengenal identitas benda-benda dalam deretan tersebut dan dapat menghitung jumlahnya untuk menentukan sama atau tidak sama. Hanya saja pada masa ini anak baru dapat memikirkan benda-benda konkrit yaitu bendabenda yang dapat dilihat atau diraba. Selain mengenai pengembangan tiga proses seperti yang telah disebutkan di atas, perkembangan mengenai hubungan dengan teman sebaya anak usia 7 hingga 11 tahun sudah relatif tinggi. Anak dengan usia ini meluangkan lebih dari 40% waktu yang dimilikinya untuk berinteraksi commit to user dengan teman sebaya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Nasution, dkk., (1990) mengemukakan, “Masa usia sekolah sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah” (hlm. 43). Pada masa itu anak akan lebih mudah dididik. Masa bersekolah dibagi menjadi 2 fase, yaitu: a) Masa kelas rendah, yaitu antara usia 6 atau 7 tahun sampai usia 9 atau 10 tahun (kelas 1-3 SD). b) Masa kelas tinggi, yaitu antara usia 9 atau 10 tahun sampai usia 12 atau 13 tahun (kelas 4-6 SD). Anak pada masa ini mempunyai beberapa ciri khas, antara lain: (1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. (2) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. (3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. (4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi
tugas-tugasnya
dengan
bebas
dan
berusaha
menyelesaikannya sendiri. (5) Pada masa ini anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. (6) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama dengan membuat peraturan permainan sendiri. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD berada pada tahap operasional konkrit. Karena siswa kelas IV SD rata-rata berusia 9-10 tahun. Anak-anak dengan usia sekian sudah dapat berpikir secara
logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan commit to mengklasifikasikan benda-benda keuser dalam bentuk-bentuk yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Selain itu anak juga telah dapat melakukan tugas-tugas konservasi karena telah mengembangkan tiga proses, yaitu negasi, resiprokasi, dan identitas. 2) Soal Cerita a) Pengertian Soal Cerita Pengertian soal cerita sebagaimana yang dituliskan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terdiri dari dua kata, yaitu kata soal dan kata cerita. Soal berarti hal atau masalah yang harus dipecahkan dan cerita artinya tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu peristiwa yang dipecahkan. Pemecahan masalah yang ada dalam pengajaran matematika biasanya disajikan dalam bentuk soal cerita, namun soal cerita yang diberikan untuk anak sekolah pada tingkat SD masih dalam bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan merupakan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Rahardjo dan Waluyati menyatakan, “Soal cerita matematika adalah soal matematika yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya menggunakan kalimat matematika yang memuat bilangan, operasi hitung (+, , x, :) dan relasi (=, <, >, ≤, ≥)” (2011: 8). Pada buku yang sama halaman 19 “Soal cerita matematika adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari yang didalamnya terkandung konsep matematika”. Keadaan yang demikian akan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa dibandingkan keadaan yang tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa. Uraian mengenai pengertian soal cerita di atas dapat disimpulkan bahwa soal cerita adalah soal pada mata pelajaran matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari siswa. b) Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita Eicholz
mengemukakan
bahwa
langkah-langkah
menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut: commit to user
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
(1) memahami apa yang ditanyakan, (2) menemukan data yang dibutuhkan, (3) merencanakan apa yang harus dilakukan, (4) menemukan jawaban melalui komputasi (penghitungan), (5) mengoreksi kembali jawaban (Ahmad, 2000). Selain itu, pendapat Ahmad (mengutip saran Skemp) bahwa langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal cerita matematika adalah: (1) pemahaman masalah, berhubungan dengan masalah dunia nyata; (2) pembuatan model matematika (mathematical model) dalam proses abstraksi (abstracting); (3) melakukan interpretasi terhadap masalah semula. Ditambah lagi kesimpulan yang dikemukakan oleh Polya bahwa langkah-langkah yang diperlukan dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut: (1) Memahami masalah yang terdapat dalam soal cerita. Dalam hal ini adalah dapat menentukan data yang diketahui dan data yang tidak diketahui (apa yang ditanyakan) dalam soal cerita. (2) Membuat rencana penyelesaian. Dalam hal ini adalah menentukan hubungan antara data yang diketahui dengan apa yang tidak diketahui (yang ditanyakan) dalam soal. Atau dengan kata lain adalah membuat model (kalimat) matematika sesuai dengan data yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam soal. (3) Melaksanakan
rencana
penyelesaian. Dalam
hal
ini
adalah
menyelesaikan model (kalimat) matematika yang telah dibuat dengan melakukan komputasi yang sesuai. (4) Melakukan pengecekan terhadap hasil yang telah diperoleh serta menginterpretasikan hasil tersebut terhadap situasi permasalahan yang terdapat dalam soal cerita (Ahmad, 2000). Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang langkahcommit to user langkah dalam menyelesaikan soal cerita di atas dapat diambil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
kesimpulan mengenai langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita sebagai berikut: (1) menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, (2) mengubah soal cerita menjadi model (kalimat) matematika, (3) menyelesaikan model (kalimat) matematika, (4) mengecek kembali hasil yang diperoleh, (5) menginterpretasikan jawaban terhadap situasi permasalahan yang terdapat dalam soal (Ahmad, 2000). c) Contoh Menyelesaikan Soal Cerita Setelah diuraikan mengenai langkah-langkah menyelesaikan soal cerita, di bawah ini akan diberikan suatu contoh menyelesaikan soal cerita menggunakan langkah-langkah Polya. Perhatikan contoh soal cerita berikut: Ayah Marbun mengecat kayu sepanjang kuning. Sepanjang
meter dengan warna hijau dan
meter dicat berwarna hijau. Berapa meter panjang
kayu yang dicat kuning? Langkah-langkah penyelesaian: (1) Memahami masalah Diketahui : mengecat kayu sepanjang
meter dengan warna hijau
dan kuning, sepanjang meter dicat berwarna hijau Ditanyakan : panjang kayu yang dicat kuning (2) Menyusun rencana penyelesaian panjang kayu yang dicat kuning adalah panjang kayu yang dicat hijau dan kuning (
m) dikurangi panjang kayu yang dicat hijau ( m)
(3) Melaksanakan rencana penyelesaian panjang kayu yang dicat kuning adalah (4) Memeriksa kembali commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
(a) Langkah pertama
Karena penyebutnya belum sama maka disamakan terlebih dahulu. Bilangan penyebut 10 dan 2 disamakan menjadi penyebut 10. (b) Langkah kedua
Jadi, panjang kayu yang dicat hijau adalah
meter.
3) Penyelesaian Soal Cerita Penyelesaian berasal dari kata dasar selesai yang artinya adalah sudah dikerjakan dengan tuntas/ habis/ mengakhiri (Fajri dan Senja, 2008). Berawal dari kata selesai mendapat imbuhan yang berupa awalan pe- dan akhiran -an yang akhirnya menjadi kata penyelesaian. Penyelesaian dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan tuntas. Sedangkan kaitannya dengan mata pelajaran matematika tentang soal cerita, jika kata penyelesaian digabungkan dengan kata soal cerita akan terbentuk kata penyelesaian soal cerita yang artinya cara yang digunakan oleh seseorang untuk mengakhiri atau memecahkan masalah yang berupa soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. 4) Kemampuan Kemampuan mempunyai kata dasar mampu yang artinya kuasa melakukan sesuatu (Fajri dan Senja, 2008). Kata kemampuan mempunyai arti yang tidak jauh berbeda dengan kata mampu. Kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu. Robbins (2006) mendefinisikan “kemampuan sebagai suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan” commit to user (mengutip pendapat Davis, 2002) (Thohiron, 2012). Sedangkan Thohiron
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
mendefinisikan “kemampuan sebagai karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum phisik dan mental seseorang” (2012). Definisi kemampuan dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang untuk menyelesaikan tugas dalam pekerjaannya. 5) Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Berdasarkan
uraian
yang
berkaitan
dengan
kemampuan,
penyelesaian, dan soal cerita, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk mengakhiri atau memecahkan masalah yang berupa soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. b. Kemampuan Membaca Pemahaman 1) Membaca a) Pengertian Membaca Klien, dkk., (1996) mengemukakan bahwa “definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif” (Rahim, 2007: 3). Dari definisi membaca di atas dapat dijelaskan satu persatu, pertama membaca merupakan suatu proses artinya informasi dari teks dan pengetahuan pembaca mempunyai peran utama dalam membentuk makna. Kedua, membaca adalah strategis maksudnya adalah pembaca yang efektif yaitu pembaca yang menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai teks dan konteks dalam mengonstruk makna. Sedangkan yang ketiga adalah membaca merupakan interaktif, hal ini dimaksudkan bahwa orang yang senang membaca teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan, teks itu harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Sedangkan menurut Amir dan Rukayah membaca adalah peristiwa penangkapan dan pemahaman aktifitas jiwa seseorang yang committertulis to userdengan tepat dan cermat (1996). tertuang dalam bentuk bahasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
b) Tujuan Membaca Semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari tujuan, termasuk kegiatan membaca. Tujuan utama dari mambaca tidak lain adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Tarigan berpendapat bahwa tujuan membaca antara lain: (1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus. Atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). (2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). (3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Membaca seperti ini adalah untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization). (4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan. Membaca inferensi (reading for inference). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
(5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca
untuk
mengelompokkan,
membaca
untuk
mengklasifikasikan (reading to classify). (6) Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai (reading to evaluate). (7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) (2008). Orang yang membaca dengan suatu tujuan akan lebih memahami dibandingkan orang yang tidak mempunyai tujuan. Oleh karena itu saat kegiatan membaca di kelas hendaknya guru menyusun tujuan dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai. Tujuan membaca juga dapat disusun sendiri oleh siswa dengan bimbingan dan bantuan dari guru. Rahim (2007) mengemukakan beberapa tujuan membaca diantaranya: (1) kesenangan; (2) menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu; (4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk. dan Irwin dalam Burns dkk., 1996) (hlm. 11). Selain beberapa tujuan membaca yang telah disebutkan sebelumnya.
Kegiatan membaca juga mempunyai tujuan akhir. commit totentang user tujuan akhir membaca adalah Abdurrahman mengemukakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
untuk memahami isi bacaan, tujuan semacam ini ternyata belum dapat sepenuhnya dicapai oleh anak-anak, terutama pada saat awal belajar membaca (2003). c) Jenis Membaca Menurut Amir dan Rukayah jenis membaca dibedakan menjadi tiga yaitu: (1) Membaca menurut obyek yang dibaca dibagi menjadi dua yaitu membaca semesta dan membaca teks. Membaca semesta merupakan membaca yang menggunakan alam semesta yang menjadi obyek pembacaan sedangkan membaca teks adalah membaca yang menggunakan naskah. (2) Membaca berdasarkan tingkatan membaca digolongkan menjadi membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan merupakan kegiatan membaca yang hanya terbatas pada pembunyian lambang tertulis dan pelafalan kata, sedangkan membaca lanjutan adalah kegiatan membaca yang sudah berusaha untuk memahami bacaan yang dibaca. (3) Membaca berdasarkan tekniknya membaca digolongkan menjadi membaca dengan teknik bersuara dan membaca tidak bersuara. Membaca bersuara meliputi membaca teknik, membacakan dan membaca indah. Selanjutnya, membaca tidak bersuara meliputi membaca
cepat, membaca bahasa, membaca cermat, membaca
kritis, membaca intensif, membaca apresiatif, dan membaca pustaka (1996). Sedangkan jenis-jenis membaca menurut Marwoto, dkk., ada tiga yaitu: membaca permulaan, membaca pemahaman, dan membaca cepat. Di bawah ini akan dijelaskan satu per satu dari ketiga jenis membaca di atas. (1) Membaca Permulaan Membaca permulaan merupakan jenis membaca sebagai commit to user dasar untuk kegiatan membaca lanjut. Kegiatan membaca permulaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dilaksanakan pada kelas rendah yaitu kelas I-II Sekolah Dasar. Kegiatan membaca ini dilakukan dengan nyaring atau bersuara. Tujuannya adalah memperlancar siswa dalam mengubah lambanglambang tertulis menjadi suara. Apabila siswa telah lancar menyuarakan lambang-lambang grafis ini berarti telah memiliki modal untuk kegiatan membaca yang lebih tinggi. (2) Membaca Pemahaman Jenis membaca lebih lanjut dari membaca permulaan adalah membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan. Menurut Drs. Jazir Burhan menyatakan bahwa kegiatan membaca pemahaman disebut dengan membaca intensif, yang artinya perbuatan membaca dilakukan secara hati-hati dan teliti. Membaca pemahaman dilakukan dalam hati, tanpa bersuara. Dengan membaca dalam hati kerja otak menangkap ide, pesan dalam bacaan akan lebih cepat bila dibandingkan dengan bibir menyuarakan lambang-lambang di dalam bacaan yang dibaca. (3) Membaca Cepat Suatu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman gagasan pokok bacaan dalam waktu yang relatif singkat, terbatas dan kemampuan untuk memahami yang cukup tinggi (1991). Muchlisoh, dkk., menjelaskan bahwa membaca ada beberapa macam, yaitu meliputi membaca teknik, membaca bahasa, membaca indah, membaca cepat, membaca pustaka, dan membaca dalam hati. Penjelasan mengenai macam-macam membaca di atas adalah sebagai berikut. (1) Membaca Teknik Membaca teknik dapat diartikan membaca tulisan sehingga bermakna. Membaca teknik dimulai sejak anak belajar bahasa. Di SD membaca teknik dimulai sejak anak kelas I. Makin tinggi kemajuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
anak, membaca teknik berkurang, tetapi tidak berarti hilang sama sekali. (2) Membaca Bahasa Membaca bahasa dapat diartikan suatu kegiatan membaca yang dilakukan tanpa suara. Tujuan dari kegiatan membaca bahasa adalah bukan pada pemahaman isi wacana melainkan pada struktur bahasa itu sendiri, untuk menambah pengetahuan bahasa serta kaidah-kaidahnya kemudian menerapkannya dalam berbagai kalimat. (3) Membaca Indah Membaca indah merupakan suatu kegiatan membaca bersuara, seperti membaca teknik. Unsur intonasi, pemenggalan, dan sebagainya sangat memegang peranan yang sangat penting. Sebab dengan unsur-unsur itu keindahan yang ditimbulkan dapat menyentuh hati dan rasa. Keindahan di sini bukan sekedar keindahan yang dilukiskan tetapi ketepatan kata-kata yang digunakan. (4) Membaca Cepat Membaca cepat merupakan kegiatan membaca tanpa suara. Tujuan dari kegiatan membaca ini yaitu agar anak mampu menemukan bagian yang penting dalam suatu wacana dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (5) Membaca Pustaka Membaca pustaka berguna untuk menambah informasi beberapa bidang ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di bangku sekolah, mengembangkan wacana anak-anak, menikmati keindahan bacaan. Sumber yang dibaca merupakan buku-buku yang ada di perpustakaan. (6) Membaca dalam Hati Membaca dalam hati hakekatnya merupakan kegiatan membaca bagi orang yang telah dewasa. Rata-rata mereka juga sudah meninggalkan bangku sekolah, kegiatan membaca yang mereka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
lakukan adalah membaca dalam hati, bukan membaca nyaring atau membaca bersuara (1991). 2) Membaca Pemahaman a) Pengertian Membaca Pemahaman Penjelasan mengenai membaca pemahaman telah diuraiakan di depan. Beberapa pendapat mengenai membaca pemahaman dapat diambil kesimpulan bahwa membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan. Membaca pemahaman dilakukan secara hati-hati dan teliti atau biasa disebut dengan membaca intensif. Membaca pemahaman dilakukan dalam hati. Sehingga jenis membaca seperti ini lebih cocok diberikan di kelas tinggi. b) Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman Menurut McLaughlin & Allen (2000) prinsip-prinsip membaca pemahaman meliputi: (1) memahaman merupakan suatu proses konstruktivis social; (2) keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman; (3) guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa; (4) pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca; (5) membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna; (6) siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas; (7) perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman membaca; (8) pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman; (9) strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan; (10) asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman (Rahim, 2007: 3). c) Tujuan Membaca Pemahaman Menurut Abdurrahman (mengutip pendapat Hargrove dan Poteet, 1984) bahwa ada tujuan kemampuan yang ingin dicapai melalui membaca pemahaman yaitu: (1) mengenal ide pokok suatu bacaan; (2) mengenal to user detail yang penting; commit (3) mengembangkan imajinasi visual; (4)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
meramalkan hasil; (5) mengikuti petunjuk; (6) mengenal organisasi karangan; (7) membaca kritis (2003). 3) Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan. c. Minat Belajar Matematika 1) Matematika Banyak orang yang kurang suka pada mata pelajaran matematika dan sering kali mereka mendefinisikan mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Hal ini dirasa kurang benar, karena sebenarnya mata pelajaran matematika itu tidak mutlak atau tidak seutuhnya berhitung. Berhitung hanyalah bagian dari matematika saja. Paling mengemukakan tentang pengertian matematika matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi; menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan (Abdurrahman, 2003: 252). Secara singkat pengertian matematika dikemukakan oleh Masykur (2007) yang menyebutkan istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “manthenin”, yang artinya “mempelajari” (hlm. 42). Sedangkan James dan James mendefinisikan matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri (Ruseffendi, 1992). Banyak orang yang menganggap matematika itu sulit. Menurut Padmono “Mata pelajaran Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbolcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari” (2010: 79). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang membahas tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang saling berhubungan satu sama lainnya yang terbagi menjadi aljabar, analisis, dan geometri dengan menggunakan bilangan dan simbolsimbol. 2) Belajar Fajar (2005) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lainlain” (hlm. 10). Proses belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seseorang (pelajar, mahasiswa) untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahui tetapi belum menyeluruh tentang suatu hal. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuannya seperti yang dikemukakan sebelumnya. Apabila di dalam suatu proses seseorang tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut belum mengalami proses belajar. Atau orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses belajar. Belajar merupakan proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melalukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup untuk berpikir ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun hasilnya belum memuaskan, dan menata siswa sehingga berbuat dan berpikir merupakan strategi guru yang memungkinkan siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung commit tohayat. user jawab siswa utuk belajar sepanjang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Gagne menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi” (Purwanto, 1990: 84). Purwanto (mengutip pendapat Morgan) mengemukakan bahwa “Belajar adalah setiap perbuatan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman” (1990: 84). Sedangkan Fortana mengartikan “Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hail dari pengalaman” (Winataputra, dkk., 2009: 1.8). Aunurrahman (mengutip pendapat Burton) mengemukakan bahwa “Belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya” (2009: 35). Whittaker dalam Aunurrahman (2009: 35) mengemukakan “Belajar adalah proses dimana tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkunganya.” Beberapa definisi di atas, dapat ditemukan beberapa ciri belajar secara
umum.
Aunurrahman
(mengutip
pendapat
Wragg,
1994)
mengemukakan beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut: (1) belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja; (2) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya; (3) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (2009). Berdasarkan ciri-ciri umum dari kegiatan belajar pada uraian di atas dapat diambil suati kesimpulan mengenai pengertian belajar sebagai berikut. Belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disengaja yang merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku. 3) Belajar Matematika Pengertian dari kata belajar dan matematika dapat dirangkai user menjadi suatu kata yaitu commit belajar to matematika yang artinya suatu aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
seseorang yang disengaja yang merupakan hasil dari interaksi dengan pada mata pelajaran yang membahas tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol. 4) Minat a) Pengertian Minat Minat mempunyai pengaruh besar terhadap kegiatan seseorang, karena minat akan menjadi motivasi yang besar untuk melakukan sesuatu yang telah diminatinya dengan penuh perhatian. Sebaliknya, tanpa adanya minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Perhatian yang lahir karena adanya minat akan membuat seseorang memperhatikan suatu objek secara sungguh-sungguh dengan perasaan senang tanpa ada unsur paksaan dari dalam maupun dari luar diri. Pengertian minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
(Fajri
dan
Senja,
2008).
Sedangkan
Hurlock
(1978)
mengemukakan bahwa “Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih” (hlm. 114). Uraian mengenai definisi minat di atas dapat diambil kesimpulan mengenai minat. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian minat di atas menunjukkan bahwa keberadaan minat pada diri seseorang merupakan hasil dari serangkaian proses. Jika seseorang berminat terhadap sesuatu, maka hal pertama kali yang dirasakan oleh orang tersebut adalah pengarahan terhadap objek, subjek atau aktivitas yang merupakan rangsangan bagi diri individu. Berbagai macam rangsangan tersebut dapat berbentuk bendabenda atau suatu kegiatan. Berdasarkan pengenalan ini, dimungkinkan akan tumbuh perasaan sadar pada diri individu bahwa objek, subjek atau aktivitas tersebut bermanfaat untuk dirinya. Adanya pengenalan dan commit topada user asas manfaat (dalam artian bahwa perasaan sadar yang didasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
objek, subjek atau aktivitas itu diperlukan oleh individu), maka pada saat itu juga akan timbul perasaan senang pada objek, subjek atau aktivitas tersebut. Dengan demikian kedua rangkaian tersebut dapat dijadikan pedoman akan terbentuk minat atau tidak. b) Unsur-unsur Minat Unsur-unsur yang menjadi pembentuk timbulnya suatu minat pada diri seseorang antara lain: (1) perhatian, (2) perasaan, (3) motif. Ketiga unsur di atas dapat dijelaskan bahwa perhatian merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Hal ini diindikasikan akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika. Suryabrata berpendapat bahwa “Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan” (1989: 14). Aktivitas yang dalam pelaksanaannya disertai dengan perhatian intensif akan mendapatkan kesuksesan yang lebih dan prestasi serta kemampuannya juga akan tinggi. Oleh karena itu, orang yang menaruh minat tinggi pada suatu aktivitas maka orang tersebut juga akan memberikan perhatian yang besar terhadap aktivitas tersebut. Dia tidak segan-segan untuk mengorbankan waktu dan juga tenaganya bahkan semua yang dimilikinya demi keberhasilan aktivitasnya. Unsur yang kedua yang juga tidak kalah penting adalah perasaan yang dimiliki peserta didik terhadap suatu mata pelajaran. Mata pelajaran yang dimaksud adalah mata pelajaran matematika yang diajarkan oleh pendidik atau gurunya. Perasaan mengandung pengertian yaitu gejala psikis yang to userberhubungan dengan gejala-gejala bersifat subjektif yangcommit umumnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf. Setiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan seseorang akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik berupa perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Perasaan senang akan berkecenderungan menimbulkan minat dan sikap positif, sedangkan perasaan yang tidak sedang berkecenderungan menghambat. Hal ini disebabkan tidak adanya minat yang selanjutnya akan muncul sikap yang negatif terhadap pelajaran. Unsur terakhir adalah motif yang diartikan sebagai alasan seseorang melakukan sesuatu (Fajri dan Senja, 2008). Seorang siswa akan dapat menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika ketika ada suatu sebab atau penggerak yang mendorong untuk melakukan hal tersebut. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorongnya untuk belajar. Berdasarkan uraian mengenai unsur-unsur minat dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur minat terdiri atas: (1) perhatian, yaitu banyak sedikitnya kesadaran untuk melakukan suatu aktivitas; (2) perasaan, berkenaan dengan gejala psikis yang berkaitan dengan perasaan senang atau tidak senang; (3) motif, yaitu sebab yang dapat mendorong atau menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. 5) Minat Belajar Matematika Berdasarkan uraian di atas minat belajar matematika dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi yang dimiliki seseorang untuk melakukan interaksi dengan ilmu yang membahas tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya yang terbagi menjadi aljabar, analisis, dan geometri dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
2. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan digunakan untuk memperkuat hipotesis. Peneliti hanya akan menggunakan jurnal dari hasil penelitian yang relevan. Tiga penelitian yang relevan yang diambil oleh peneliti diantaranya: a. Jurnal dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Membaca dan Minat Siswa pada Pelajaran Matematika terhadap Kemampuan Menyelesaiakan Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Somagede 2010” karya Prio Wibowo yang kesimpulannya adalah: 1) Ada pengaruh keterampilan membaca terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika, karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel yaitu (16.51 > 3.94). 2) Ada pengaruh minat siswa pada pelajaran Matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika, karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (16.55 > 3.94). 3) Ada pengaruh bersama-sama keterampilan membaca dan minat siswa pada pelajaran Matematika dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita Matematika, karena Fhitung lebih besar dari pada Ftabel yaitu (39.23 > 3.94). b. Jurnal dari penelitian yang berjudul “Korelasi Kemampuan Membaca dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Siswa Kelas IV SD Kecamatan Tanjunganom Nganjuk” karya Nur Farida yang kesimpulannya adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas IV MIN Tanjunganom dan MIN Kedungombo Kec. Tanjunganom Nganjuk. c. Jurnal dari penelitian yang berjudul “Studi Korelasi antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas III SDN Penanggungan Malang” karya Wina Sinatra dengan kesimpulan ada korelasi yang positif dan signifikan antara kemampuan membaca pemahaman dan penyelesaian soal cerita siswa kelas III SDN Penanggungan Malang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang akan peneliti kemukakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu: 1. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Pembelajaran matematika mengenai soal cerita hampir diberikan di setiap akhir bab. Soal cerita dapat diselesaikan dengan langkah-langkah seperti memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Keempat langkah tersebut harus ditempuh secara berurutan, dengan demikian langkah pertama yang harus dikuasai oleh siswa adalah memahami masalah. Memahami masalah dalam soal cerita dilakukan dengan membaca secara teliti soal cerita yang disajikan. Selain itu, ketika membaca juga harus menitikberatkan pada inti dari masalah yang tertuang dalam soal. Membaca diartikan sebagai peristiwa penangkapan dan pemahaman aktifitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bentuk bahasa tertulis dengan tepat dan cermat. Sedangkan tujuan utama dari membaca tidak lain adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Memahami makna bacaan bukanlah sesuatu yang mudah, untuk itu diperlukan kemampuan membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan. Memahami masalah merupakan langkah pertama yang harus ditempuh siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita, sehingga untuk memahami masalah diperlukan kemampuan membaca pemahaman. Maka untuk dapat menyelesaikan soal cerita secara tepat diperlukan kemampuan membaca pemahaman yang tinggi. 2. Hubungan Minat Belajar Matematika dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Minat antara siswa yang satu dengan siswa yang lain terhadap mata pelajaran tidaklah sama. Kesenangan siswa pada suatu mata pelajaran akan mempengaruhi besar kecilnya minat mereka terhadap mata commit to user pelajaran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Siswa yang senang terhadap mata pelajaran matematika akan mempunyai minat yang besar terhadap mata pelajaran matematika. Berawal dari adanya minat yang besar terhadap mata pelajaran matematika maka siswa akan memberikan perhatian yang lebih tinggi terhadap mata pelajaran matematika dari pada mata pelajaran yang lain. Bertambahnya perhatian juga akan menambah konsentrasi siswa untuk dapat menangkap apa yang diberikan, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kemampuannya pada sesuatu yang diperhatikannya. Cara yang dapat siswa lakukan untuk memberikan perhatian yang lebih tinggi terhadap mata pelajaran matematika diantaranya dengan selalu mengikuti dan mempelajari mata pelajaran matematika dengan sungguh-sungguh. Mereka melakukan itu semua dengan tujuan untuk dapat meraih keberhasilan yang diinginkan. Dengan demikian, jika minat siswa terhadap mata pelajaran matematika tinggi maka siswa akan belajar semua materi yang ada pada pelajaran matematika dengan sungguh-sungguh. Termasuk yang berkaitan dengan soal cerita, siswa akan menyelesaikan soal-soal yang disajikan dalam bentuk soal cerita walaupun membutuhkan waktu yang lama. Dia tidak akan merasa malas untuk menyelesaikannya, justru dia akan merasa senang dan kesulitan pun akan jarang muncul. Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Minat belajar matematika yang tinggi akan menjadikan siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan soal cerita yang tinggi pula. 3. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Minat Belajar Matematika Secara Bersama-sama dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Pendekatan pembelajaran yang menjadi fokus dalam pembelajaran matematika adalah pendekatan pemecahan masalah. Siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalah yang ada dalam mata pelajaran commit to user matematika. Soal mata pelajaran matematika yang dalam penyelesaiannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
membutuhkan kemampuan memecahkan masalah adalah soal yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan soal cerita yaitu memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Memahami masalah dalam soal cerita dilakukan dengan membaca yang mempunyai tujuan untuk memahami isi soal. Karena langkah ini merupakan langkah pertama yang harus dikuasai oleh siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita. Agar dapat memahami isi soal dengan tepat, siswa harus belajar membaca pemahaman. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca pemahaman yang baik akan dapat memahami masalah dengan tepat. Dengan demikian kemampuan siswa dalam membaca pemahaman akan mempengaruhi kemampuannya dalam menyelesaikan soal cerita. Kemampuan membaca pemahaman saja tidak cukup bagi siswa untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar. Minat siswa terhadap mata pelajaran matematika juga akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Siswa yang mempunyai minat besar terhadap mata pelajaran matematika pasti akan memberikan perhatian yang besar terhadap mata pelajaran matematika. Salah satu yang dilakukannya adalah dengan mengikuti dan mempelajari mata pelajaran matematika dengan sungguh-sungguh. Termasuk saat mempelajari soal cerita, dengan adanya minat tadi maka siswa akan belajar menyelesaikan soal cerita dengan benar. Walaupun sulit, siswa akan terus belajar menyelesaikannya. Dengan demikian kemampuan yang dimiliki siswa dalam membaca pemahaman beserta minat siswa terhadap mata pelajaran matematika secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, didapat kesimpulan bahwa kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika berhubungan dengan kemampuan penyelesaian soal cerita baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka (kajian teori dan hasil penelitian yang relevan serta kerangka berpikir) di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis dengan korelasi sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong. 2. Ada hubungan antara minat belajar Matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong. 3. Ada hubungan antara
kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar
Matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi dan penelitian. Metodologi berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan “Logos” yang artinya ilmu/pengetahuan. Metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporannya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Metodologi Penelitian” adalah ilmu yang membicarakan/mempersoalkan cara-cara melaksanakan penelitian (mulai dari mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai menyusun laporan) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah. Hal-hal yang akan dibahas dalam metodologi penelitian adalah sebagai berikut.
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian kuantitatif ini dilaksanakan di SD Negeri se Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen. Wilayah Kecamatan Klirong membentang luas dari utara ke selatan dan dari timur ke barat yang terdiri dari 24 desa. Setiap desa mempunyai SD dengan jumlah yang berbeda. Jumlah keseluruhan SD yang ada di Kecamatan Klirong adalah 38 SD. Letak geografis Kecamatan Klirong sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan
Pejagoan,
sebelah
timur
berbatasan
dengan
Kecamatan
Buluspesantren, sebelah selatan berbatasan dengan Pantai Petanahan, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Petanahan. 2. Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan untuk mengadakan penelitian kuantitatif ini mulai dari penyusunan proposal sampai selesai adalah 13 bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai bulan Januari 2013. Adapun secara rinci jadwal penelitian commit to user yang telah peneliti susun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
34
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Pengajuan Proposal dan Revisi Penyusunan 2 Instrumen 3 Seminar Revisi 4 Proposal Koordinasi 5 dan Perijinan Uji Coba 6 Instrumen Pengambilan 7 Data 8 Analisis Data Penulisan 9 Laporan Ujian dan 10 Revisi Pengumpulan 11 Laporan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
B. Metode Penelitian Sugiyono (2009a) berpendapat bahwa, “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (hlm. 2). Purwanto mengemukakan bahwa metode berasal dari kata “methodos” yang berarti cara atau jalan (2010). Sedangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Kegiatan pemecahan masalah ini dilakukan dengan menganalisis data yang terkumpul, oleh karena itu metode penelitian harus disesuaikan dengan masalah yang dipecahkan. Metode penelitian dalam penelitian kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan salah satunya adalah menurut sifat analisisnya. Berdasarkan sifat analisisnya metode penelitian dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu penelitian
deskriptif, korelasi, dan perbadingan. Peneliti akan melaksanakan penelitian kuantitatif yang di dalamnya terdapat rumusan masalah yang merupakan masalah korelasional. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasi yang bersifat ex post facto. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain (Purwanto, 2010). Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian ini bersifat ex post facto, karena peneliti hanya mengambil data dari sampel untuk dijadikan generalisasi pada populasi tanpa melakukan treatmen atau perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir yang menyatakan bahwa “Peneliti hanya berpegang pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap beberapa variabel” (2005: 59). Hubungan dalam penelitian korelasi dapat berbentuk bivariat, multivariat, dan kanonik. Hubungan yang peneliti gunakan sebagai judul penelitian ini adalah hubungan multivariat yang menghubungkan dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Maksud dari variabel bebas dan terikat dapat diketahui dari uraian berikut. 1. Variabel bebas atau variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus, to user prediktor, antecedent. Variabel commit bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas diumpamakan sebagai X. 2. Variabel terikat atau variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Variabel terikat diumpamakan sebagai Y. Penelitian di atas kemampuan penyelesaian soal cerita merupakan variabel terikat. Penelitian kuantitatif dengan judul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Minat Belajar Matematika dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas IV SD Se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012” ini mempunyai dua variabel bebas dan satu variabel terikat sebagai berikut: 1. variabel bebas: a. kemampuan membaca pemahaman (X1) b. minat belajar matematika (X2) 2. variabel terikatnya adalah kemampuan penyelesaian soal cerita (Y). Hubungan antara kedua jenis variabel di atas terdiri dari dua macam, yaitu hubungan bivariat yang menghubungkan masing-masing variabel bebas secara sendiri-sendiri dengan variabel terikat. Selain itu juga terdapat hubungan multivariat yang menghubungkan kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Hubungan tersebut digambar dalam suatu paradigma penelitian sebagai berikut (Sugiyono, 2009a).
X1 Y X2
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dengan judul seperti yang peneliti ambil mengandung hubungan bivariat dan multivariat sebagai berikut: 1. hubungan bivariat: a. hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian commit to user soal cerita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
b. hubungan minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita 2. hubungan multivariat: hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Sugiyono berpendapat, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (2009a: 80). Sudjana mengemukakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (2005). Hadjar (1996) berpendapat bahwa “populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama” (Purwanto, 2010: 241). Lain lagi dengan Murwani yang mendefinisikan populasi sebagai sejumlah objek dengan sifat tertentu yang menjadi sasaran penelitian (2000). Pendapat dari beberapa ahli tadi dapat diambil kesimpulan bahwa populai adalah semua yang menjadi obyek/subyek dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu populasi yang jumlah anggotanya tertentu atau biasa disebut populasi terhingga dan populasi yang jumlah anggotanya tidak terbatas atau populasi takhingga. Populasi dalam penelitian ini termasuk populasi terhingga. Adapun individu yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri yang ada di Kecamatan Klirong. 2. Sampel Sudjana mengatakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (2005). Adapun menurut Sugiyono (2009a) “Sampel adalah bagian dari commit tooleh userpopulasi tersebut” (hlm. 81). Lain jumlah dan karakteristik yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
halnya dengan pengertian sampel yang dikemukakan oleh Purwanto “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi” (2010: 242). Sampel juga didefinisikan sebagai sebagian dari populasi yang mewakili populasi tersebut (Murwani, 2000). Beberapa pendapat mengenai pengertian sampel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri sama dengan populasi tersebut dan diambil dengan cara tertentu. Banyaknya SD Negeri yang ada di Kecamatan Klirong serta adanya keterbatasan waktu dan tenaga yang penulis miliki. Maka, dari sejumlah 38 SD Negeri yang ada sebagai populasi, penulis hanya mengambil 3 SD Negeri yang akan dijadikan sampel. SD yang dijadikan sampel yaitu SD Negeri 2 Gebangsari, SD Negeri Kaliwungu, dan SD Negeri 2 Kebadongan. 3. Teknik Sampling Purwanto berpendapat bahwa, “Sampling adalah salah satu bagian dari proses penelitian yang mengumpulkan data dari target penelitian yang terbatas” (2010: 243). Sugiyono mengemukakan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (2009a). Menurut Hasan (2001) “Sampling adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian elemen atau anggota populasi untuk diselidiki” (hlm. 18). Murwani mengemukakan pendapatnya bahwa sampling adalah teknik yang dipakai dalam mengambil sampel (2000). Telah disebutkan di atas bahwa yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri yang ada di Kecamatan Klirong, karena jumlah SD Negeri yang ada sebanyak 38. Banyaknya keterbatasan yang penulis miliki, maka penulis memutuskan untuk mengambil sampel dari populasi yang ada. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cluster random sampling, karena sekolah yang terpilih akan dijadikan sampel. Semua siswa kelas IV yang ada di sekolah yang terpilih akan dijadikan sampel penelitian. Populasi yang homogen akan menghasilkan sampel yang representatif (mewakili) walaupun dilakukan pengambilan sampel secara cluster random sampling. Dari sejumlah 38 SD Negeri, peneliti hanya akan melakukan penelitian commit user terhadap semua siswa kelas IV yang ada to pada 3 SD Negeri yang telah terpilih.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang ada dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengukur yang bertujuan untuk menghilangkan subyektivitas dari pihak pengumpul data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode tes, angket (kuesioner), observasi (pengamatan), dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Metode Tes Arikunto (2006) berpendapat bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (hlm. 150). Menurut Padmono “Tes adalah suatu cara untuk mengadakan pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang harus dilakukan subjek sehingga menghasilkan informasi tentang performance atau penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan dengan skor standard atau dengan kelompoknya” (2002: 7). Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada metode tes yaitu instrumen tes. Instrumen tes yang digunakan berupa butir soal pilihan ganda (obyektif) untuk tes kemampuan membaca pemahaman dan soal uraian (subyektif) untuk tes kemampuan penyelesaian soal cerita. 2. Metode Angket (Kuesioner) Menurut Hasan (2001) “Penggunaan kuesioner (angket) adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi)” (hlm. 17). Sedangkan Sugiyono mengatakan bahwa kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (2009a). Arikunto mengemukakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui” (2006: 151) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Metode angket dalam penelitian ini akan peneliti gunakan untuk mengukur minat belajar matematika siswa. Angket diberikan kepada masingmasing individu yang sebelumnya sudah diberikan arahan tentang cara mengisinya. Angket akan kembali dikumpulkan kepada peneliti setelah siswa selesai mengisinya.
E. Teknik Analisis Data 1. Kemampuan Membaca Pemahaman a. Definisi Konsep Membaca
pemahaman
merupakan
kegiatan
membaca
yang
menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan. Tujuan dari membaca pemahaman tidak lain adalah siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal
ide
pokok
suatu
bacaan,
mengenal
detail
yang penting,
mengembangkan imajinasi visual, meramalkan hasil, mengikuti petunjuk, mengenal organisasi karangan, dan membaca kritis. Ketujuh tujuan yang telah dituliskan di atas dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengetahui seberapa besar kemampuan membaca pemahaman siswa. Tujuan tersebut akan dimasukkan dalam pembuatan kisi-kisi instrumen. Soal dibuat dengan mengarah pada tujuan membaca pemahaman tersebut. Tercapai tidaknya tujuan-tujuan tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan soal. Hasil yang diperoleh siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Peneliti hanya akan mengambil 6 dari ketujuh tujuan tersebut untuk digunakan dalam pembuatan kisi-kisi instrumen kemampuan membaca pemahaman. Pengambilan keputusan ini dikarenakan ada satu tujuan yang belum sesuai dengan materi yang ada pada kelas IV. b. Definisi Operasional Peneliti menggunakan metode tes untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca pemahaman. Instrumen tes yang dibuat untuk to user pemahaman adalah instrumen tes mengukur kemampuan siswa commit dalam membaca
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
yang bentuk soalnya pilihan ganda. Penskoran untuk bentuk soal pilihan ganda adalah skor 1 untuk jawaban yang benar dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Soal yang dibuat berjumlah 20 butir soal, setiap soal terdiri dari 4 pilihan jawaban yang harus dijawab dengan cara menyilang salah satu pilihan jawaban yang mereka aggap benar. Kisi-kisi uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2 untuk instrumen yang digunakan sedangkan kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran 3. Analisis yang digunakan dalam instrumen kemampuan membaca pemahaman diantaranya: 1) Validitas Analisis
validitas
untuk
instrumen
kemampuan
membaca
pemahaman menggunakan korelasi produk momen (product moment) atau metode pearson dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2010).
r=
X Y XY N Y X Y X N N 2
2
2
Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika harga r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%. Pada kesempatan ini peneliti menggunakan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ternyata dari 20 soal yang ada terdapat 16 soal yang valid yaitu soal nomor 2,3,4,6,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17,19,20 dan 4 soal yang tidak valid (invalid) yaitu soal nomor 1,5,7,18. Penghitungan validitas ini dapat dilihat pada lampiran 4. 2) Reliabilitas Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dalam penilaian ini adalah menggunakan rumus reliabilitas Alpha Cronbach. commit to user Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Sugiyono b, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
2 n S b r11 n 1 1 2 St
Keterangan:
r
11
N
S S
2
2
:
Reliabilitas instrument
:
Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
:
Jumlah varians skor tiap butir
:
Varians total
b
t
Kriteria pengujian: ”Jika harga
r
11
lebih besar dari harga
tersebut reliabel. Harga
r
tabel
r
tabel
( r11 >
r
tabel
) maka butir soal
diperoleh dari r (1-α, N).”
Setelah dilakukan analisis mengenai reliabilitas, ternyata instrumen kemampuan membaca pemahaman mempunyai koefisien reliabilitas 0,5261. Jadi instrumen penelitian ini tergolong reliabel. Penghitungan reliabilitas juga dapat dilihat pada lampiran 4. 3) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal merupakan proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap butir tersebut. Tingkat kesukaran dilambangkan dengan p dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tingkat kesukaran juga digunkan untuk menentukan dapat dipakai tidaknya butir soal. Peneliti akan menggunakan klasifikasi menurut Depdikbud. Klasifikasi indeks/tingkat kesukaran butir soal menurut Depdikbud adalah: 1. p = < 0,2
(butir soal ekstrim sukar)
2. p = 0,21 - 0,40
(kategori butir soal sukar) commitbutir to user (kategori soal sedang)
3. p = 0,41 - 0,70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
4. p = 0,71 - 0,90
(kategori butir soal mudah)
5. p = > 0,90
(butir soal ekstrim mudah)
Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran tersebut, kategori butir soal sukar, sedang, dan mudah dapat digunakan, sedangkan kategori butir soal eksrtrim mudah dan ekstrim sukar tidak dipakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 butir soal yang ada terdapat
10
soal
yang
dapat
dipakai
yaitu
soal
nomor
2,4,8,10,11,12,13,14,15,16. Jadi soal yang tidak dipakai juga ada 10 yaitu soal nomor 1,3,5,6,7,9,17,18,19,20. Penghitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran 4. 4) Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara murid yang berkemampuan tinggi dengan murid yang memiliki kemampuan rendah. Daya beda dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:
DB
w w n L
H
i
Keterangan: DB
: Daya beda soal
WL
: Jumlah subjek kelompok bawah (27% bawah) yang menjawab salah pada butir soal tersebut.
WH
: Jumlah subjek kelompok atas (27% atas) yang menjawab salah pada soal tersebut.
ni
: Jumlah subjek pada kelompok bawah atau kelompok atas.
Menurut Arikunto, indeks daya beda dikategorikan sebagai berikut: 1. 0,00 - 0,20
= jelek
2. 0,21 - 0,40
= cukup
3. 0,41 - 0,70
= baik = baikcommit sekali to user
4. 0,71 - 1,00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Terdapat tiga titik dalam daya pembeda yaitu:
- 1,00
0,00
1,0
Daya
Daya
Daya
pembeda
pembeda
pembeda
negatif
rendah
tinggi
Daya beda yang nilainya negatif tidak digunakan karena tidak bisa membedakan anak yang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Indeks daya beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah antara 0,21-0,70 (indeks daya beda dengan kategori cukup dan baik). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai daya beda diketahui bahwa butir soal yang mempunyai indeks daya beda antara 0,210,70 ada 10 yaitu butir soal nomor 2,4,8,10,11,12,13,14,15,16. Penghitungan mengenai daya beda dapat juga dilihat pada lampiran 4. c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman Ringkasan dari hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda secara jelas dapat dilihat pada tabel hasil uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman Validitas No R XY 1. 0.1748 2. 0.5135
Tingkat Kesukaran
Daya Beda
Vari ans Kriteria Butir
r Kriteria TK Kriteria DB tabel 0.195 invalid 0.91 ekstrim 0.1111 jelek mudah valid 0.72 mudah 0.6111 baik
3. 0.2558
valid
Kete rang an
0.0851 Tolak 0.2034 Terima 0.0721 Tolak
4. 0.4926
valid
0.92 ekstrim 0.1667 jelek mudah 0.80 mudah 0.5556 baik
5. 0.1661
invalid 0.97 ekstrim 0.0556 jelek mudah valid 0.92 ekstrim 0.1667 jelek commit mudah to user
0.0303 Tolak
6. 0.2292
0.1625 Terima
0.0721 Tolak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
7. 0.0617
invalid 0.94 ekstrim 0.0000 jelek mudah valid 0.85 mudah 0.2222 cukup
0.0587 Tolak
0.0000 Tolak
10. 0.4739
invalid 1.00 ekstrim 0.0000 jelek mudah valid 0.35 sukar 0.6111 baik
11. 0.4267
valid
0.89 mudah
0.2778 cukup
0.0976 Terima
12. 0.3559
valid
0.60 sedang
0.5000 cukup
0.2438 Terima
13. 0.2951
valid
0.71 mudah
0.2222 baik
0.2101 Terima
14. 0.3750
valid
0.29 sukar
0.4444 cukup
0.2101 Terima
15. 0.4711
valid
0.78 mudah
0.3889 baik
0.1716 Terima
16. 0.4252
valid
0.82 mudah
0.3889 cukup
0.1529 Terima
17. 0.2315
valid
0.1667 jelek
0.1428 Tolak
0.0000 jelek
0.0154 Tolak
0.1111 jelek
0.0851 Tolak
0.0556 jelek
0.0154 Tolak
8. 0.3582 9. #DIV/0!
0.17 ekstrim sukar 18. -0.0275 invalid 0.98 ekstrim mudah 19. 0.2483 valid 0.91 ekstrim mudah 20. 0.3181 valid 0.98 ekstrim mudah VARIANS TOTAL BUTIR 2.3933 VARIANS TOTAL
4.7846
Koefisien r
0.5261
r table (0.05)
0.1950
Kriteria
reliabel
0.1322 Terima
0.2322 Terima
Keterangan: Jumlah siswa
: 65
Jumlah soal
: 20
Soal yang ditolak ada 10 yaitu : 1, 3, 5, 6, 7, 9, 17, 18, 19, 20 Jumlah soal yang diterima
: 10
Setelah diadakan uji coba dan penghitungan hasil uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman dari sejumlah 20 butir soal yang ada, soal yang dapat digunakan dalam kegiatan penelitian hanya berjumlah 10 butir. Kisi-kisi soal penelitian dapat dilihatto pada commit user lampiran 5, sedangkan instrumen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
penelitian pada lampiran 6, dan kunci jawaban instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 7. 2. Minat Belajar Matematika a. Definisi Konsep Minat belajar menjadi motivasi yang cukup besar untuk belajar pada sesuatu yang diminatinya. Motivasi datang dari minat yang berarti kecenderungan hati yang tinggi pada sesuatu. Dengan demikian minat belajar matematika dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi untuk belajar matematika dengan sungguh-sungguh. Minat tidak akan pernah datang begitu saja, terbentuknya minat berawal dari perasaan senang. Selain terbentuk dari perasaan, unsur pembentuk minat yang lain adalah perhatian dan motif. Minat seseorang pada sesuatu menjadikan timbulnya perhatian yang lebih pada sesuatu yang diminatinya. Minat juga akan datang karena sebab-sebab yang membuat seseorang menjadi berminat, hal ini yang biasa disebut dengan motif. Unsur pembentuk minat seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan dijadikan panduan dalam pembuatan kisi-kisi instrumen uji coba minat belajar matematika. Indikator dibuat dengan mengacu pada ketiga unsur pembentuk minat. Angket ini berisi berbagai pernyataan yang berkaitan dengan minat belajar matematika dan harus diisi oleh siswa dengan sebenar-benarnya. b. Definisi Operasional Metode angket digunakan peneliti untuk mengetahui minat siswa dalam belajar matematika. Peneliti memberikan angket kepada semua siswa yang akan diteliti. Angket diisi di sekolah, sehingga bagi anak yang kurang paham dapat menanyakannya langsung kepada peneliti. Sebelumnya siswa juga diberikan petunjuk mengenai cara mengisi angket tersebut. Instrumen angket dibuat dalam bentuk pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang akan diukur. Sebelum pernyataan-pernyataan dibuat juga diperlukan kisi-kisi untuk dijadikan pedoman. Kisi-kisi uji coba angket minat belajar matematika dapat dilihat pada lampiran 8. Sedangkan untuk instrumen penelitiannya pada lampiran 9.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Dalam membuat instrumen angket peneliti juga mengembangkan skala Likert. Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut: 1) Sangat Setuju 2) Setuju 3) Ragu-ragu 4) Tidak Setuju 5) Sangat Tidak Setuju Pemberian skor terhadap jawaban dari siswa didasarkan pada pernyataan yang diberikan. Jika pernyataannya positif maka skor yang diberikan adalah sebagai berikut: 1) Sangat Setuju
= 5
2) Setuju
= 4
3) Ragu-ragu
= 3
4) Tidak Setuju
= 2
5) Sangat Tidak Setuju
= 1
Sedangkan untuk bentuk pernyataan yang negatif, skor diberikan sebagai berikut: 1) Sangat Setuju
= 1
2) Setuju
= 2
3) Ragu-ragu
= 3
4) Tidak Setuju
= 4
5) Sangat Tidak Setuju
= 5
Uji analisis yang digunakan dalam instrumen minat belajar matematika terdiri dari 1) Validitas Analisis validitas untuk instrumen
X1 dan X2
menggunakan
korelasi produk momen (product moment) atau metode pearson dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
X Y XY N r= X Y Y X N N 2
2
2
Suatu butir soal baik yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun yang lain dapat dikatakan valid jika harga r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel baik untuk taraf kesalahan 5% maupun 1%. Pada kesempatan ini peneliti menggunakan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ternyata dari 25 soal yang
ada
terdapat
18
soal
yang
valid
yaitu
soal
nomor
1,2,5,7,8,10,11,13,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24 dan 7 soal yang tidak valid (invalid) yaitu soal nomor 3,4,6,9,12,14,25. Penghitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 10. 2) Reliabilitas Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dalam penilaian ini adalah menggunakan rumus reliabilitas Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Sugiyono b, 2009). 2 n S b r11 n 1 1 2 St
Keterangan:
r
: Reliabilitas instrument
11
N
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
S S
2 t
2
: Jumlah varians skor tiap butir
b
: Varians total commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Kriteria pengujian: ”Jika harga
r
11
lebih besar dari harga
tersebut reliabel. Harga
r
tabel
r
tabel
( r11 >
r
tabel
) maka butir soal
diperoleh dari r (1-α, N).”
Setelah dilakukan analisis mengenai reliabilitas, ternyata instrumen kemampuan membaca pemahaman mempunyai koefisien reliabilitas 0,6550. Jadi instrumen penelitian ini tergolong reliabel. Penghitungan reliabilitas juga dapat dilihat pada lampiran 10. c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Minat Belajar Matematika Hasil penghitungan validitas dan reliabilitas dari setiap soal secara ringkas dapat dilihat pada tabel hasil uji coba instrumen minat belajar matematika.
Tabel 4. Hasil Uji Coba Instrumen Minat Belajar Matematika Varians
Validitas
No Rxy 1.
0.3252
2.
r tabel 0.1950
Butir
Ket.
Kriteria valid
1.0375
terima
0.3214
valid
0.4096
terima
3.
0.1829
invalid
1.1837
tolak
4.
0.1938
invalid
0.5760
tolak
5.
0.3628
valid
1.2029
terima
6.
0.1563
invalid
0.6697
tolak
7.
0.3694
valid
1.3663
terima
8.
0.3622
valid
1.0928
terima
9.
0.0911
invalid
0.0587
tolak
10.
0.3667
valid
0.3062
terima
11.
0.4698
valid
0.5538
terima
12.
0.1903
invalid
0.2779
tolak
13.
0.5023
valid
1.1409
terima
14.
0.1683
1.2346
tolak
commitinvalid to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
15.
0.3935
valid
0.6187
terima
16.
0.3472
valid
0.2779
terima
17.
0.6040
valid
0.4000
terima
18.
0.3038
valid
0.8284
terima
19.
0.4777
valid
1.8784
terima
20.
0.4276
valid
0.2837
terima
21.
0.3229
valid
0.7909
terima
22.
0.4851
valid
0.6659
terima
23.
0.5888
valid
1.0279
terima
24.
0.2811
valid
0.8197
terima
25.
0.1012
invalid
1.2428
tolak
VARIANS TOTAL BUTIR
19.9447
VARIANS TOTAL
53.7274
Koefisien Reliabilitas
0.6550
r tabel (0.05)
0.1950
KRITERIA
reliabel
Keterangan: Jumlah siswa
: 65
Jumlah pernyataan
: 25
Pernyataan yang ditolak ada 7 yaitu
: 3, 4, 6, 9, 12, 14, 25
Jumlah pernyataan yang diterima
: 18
Setelah diadakan uji coba dan penghitungan hasil uji coba instrumen minat belajar matematika dari 25 pernyataan yang ada, pernyataan yang dapat digunakan dalam penelitian hanya berjumlah 18. Kisi-kisi penelitian dapat dilihat pada lampiran 11 dan instrumennya dapat dilihat pada lampiran 12. 3. Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita a. Definisi Konsep Menyelesaikan soal cerita pada mata pelajaran matematika bukanlah pekerjaan yang mudah. Memahami maksud dari soal cerita merupakan hal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
pertama yang perlu dilakukan. Selanjutnya adalah menyelesaikan soal cerita berdasarkan langkah-langkah seperti yang telah dicontohkan di depan. Soal cerita matematika dengan materi operasi hitung bilangan pecahan akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam menyelesaikannya. Siswa dikatakan mampu jika ia dapat menyelesaikan soal ceriita
matematika
sesuai
langkah-langkah.
Urutan
langkah
untuk
menyelesaikan soal cerita adalah menuliskan hal yang diketahui, hal yang ditanyakan, kalimat matematika, dan yang terakhir adalah kalimat jadi. Jika siswa menemui kesulitan untuk memahami maksud dari soal, maka dimungkinkan siswa juga akan kesulitan untuk dapat menuliskan hal yang seharusnya dituliskan pada setiap langkah penyelesaika soal cerita. Maka dari itu pemahaman terhadap sesuatu tidak hanya dipakai saat belajar bahasa indonesia tetapi juga pada hal-hal yang lain termasuk matematika. Urutan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita adalah adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang untuk mengakhiri atau memecahkan masalah yang berupa soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari orang tersebut. b. Definisi Operasional Peneliti juga menggunakan metode tes untuk mengetahui kemampuan siswa kelas IV SD dalam menyelesaikan soal cerita. Instrumen tes yang dibuat untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah instrumen tes yang bentuk soalnya uraian. Kisi-kisi dibuat dengan menfokuskan pada materi, kisi-kisi ini dapat dilihat pada lampiran 13. Sedangkan instrumen penelitiannya dapat dilihat pada lampiran 14 dan kunci jawabannya pada lampiran 15. Penskoran untuk bentuk soal uraian adalah sebagai berikut: Deskriptor penilaian: 1) menuliskan hal yang diketahui secara benar, 2) menuliskan hal yang ditanyakan secara benar, 3) menuliskan kalimat matematika dan menyelesaikannya secara benar, 4) menuliskan kalimat jadi sesuai dengan hal yang ditanyakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Teknik penskoran Menuliskan semua deskriptor
= 4
Menuliskan 3 deskriptor
= 3
Menuliskan 2 deskriptor
= 2
Menuliskan 1 deskriptor
= 1
Tidak menuliskan deskriptor
= 0
Instrumen tes yang bentuk soalnya uraian hanya akan dicari reliabilitasnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dalam penilaian ini adalah menggunakan rumus reliabilitas Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut (Sugiyono b, 2009). 2 n S b r11 n 1 1 2 St
Keterangan:
r
: Reliabilitas instrument
11
N
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
S S
2
2
: Jumlah varians skor tiap butir
b
: Varians total
t
Kriteria pengujian: ”Jika harga
r
11
lebih besar dari harga
tersebut reliabel. Harga
r
tabel
r
tabel
( r11 >
r
tabel
) maka butir soal
diperoleh dari r (1-α, N).”
c. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Setelah diadakan perhitungan ternyata koefisien reliabilitas dari instrumen kemampuan penyelesaian soal cerita ini adalah 1,0714. r tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Sehingga dengan koefisien reliabilitas 0,8806 dan r tabel 0,05 maka kriteria dari instrumen kemampuan penyelesaian soal cerita ini termasuk reliabel maksudnya adalah semua soalnya reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Penghitungan ini dapat dilihat pada commit to user lampiran 16.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
F. Analisis Data Hipotesis dari penelitian ini termasuk hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap hipotesis asosiatif adalah bentuk statistik parametris. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data ordinal dari pengukuran minat belajar matematika dan ratio. Pada akhirnya nanti data ordinal akan diubah menjadi data interval. Jadi jenis data terakhir adalah interval dan ratio. Jenis data seperti ini dapat dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi, baik korelasi sederhana maupun ganda. Pada kesempatan ini peneliti hanya akan menggunakan teknik analisis korelasi linier sederhana dan ganda. 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Data Uji
normalitas
ada
yang
dilakukan
secara
parametrik
dan
nonparametrik. Uji normalitas secara nonparametrik lebih dikenal dengan nama uji Lilliefors. Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel yang dianalisis berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Murwani mengemukakan bahwa rumus yang digunakan dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut (2000).
L0 = F(z) S(z) Keterangan: L0 = Lilliefors F(z) = peluang untuk masing-masing nilai z S(z) = frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z Jika L0 lebih kecil dari Ltabel (L0 < Ltabel) maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Langkah-langkah uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors adalah sebagai berikut: 1) urutkan data sampel dari kecil ke besar dan tentukan frekuensi tiap-tiap data, 2) tentukan nilai z dari tiap-tiap data itu, 3) tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z, dan sebut dengan F(z), 4) hitung frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z, dan sebut dengan S(z), 5) tentukan nilai L0 = F(z) - S(z)dan bandingkan dengan nilai Lt dari tabel Lilliefors, 6) apabila L0 Lt maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Pembicaraan mengenai korelasi tidak terlepas dari masalah regresi, untuk korelasi antara X dan Y, dapat dipertanggungjawabkan oleh regresi Y atas X. Regresi yang dimaksud adalah regresi linear sederhana yang menurut Sudjana diberi lambang Y pakai topi atau Ŷ dan dirumuskan sebagai berikut (1992).
Ŷ=a+bX Sudjana menyatakan bahwa koefisien a dan b dapat dicari menggunakan rumus di bawah ini (1992). (∑ )(∑
a=
∑
b=
∑
) (∑ )(∑
)
(∑ ) (∑ )(∑ )
∑
(∑ )
Uji kelinearan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-kuadrat commit to user terlebih dahulu, disingkat JK, untuk berbagai sumber variasi (Sudjana, 1992).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Sumber-sumber variasi yang JK-nya perlu dihitung adalah sumber-sumber variasi untuk total, koefisien (a), regresi (ba), sisa, tuna cocok dan galat. Untuk sumber-sumber variasi ini, JK-nya berturut-turut diberi simbul JK (T), JK (a), JK (ba), JK (S), JK (TC) dan JK (G) yang dapat dihitung menggunakan rumus-rumus berikut. JK (T)
= ∑ Y2
JK (a)
=
(∑ )
JK (ba) = b {∑ =
∑
(∑ )(∑ )
}
(∑ )(∑ ) ∑
(∑ )
JK (S)
= JK (T) – JK (a) – JK (ba)
JK (G)
= ∑ {∑
JK (TC)
= JK (S) – JK (G)
(∑ )
}
Tabel 5. Rangkuman Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linear Y atas X Sumber Variasi
dk
JK
KT
F
Total
n
∑
∑
Koefisien (a)
1
JK (a)
JK (a)
Regresi (ba)
1
JK (ba)
( )
Sisa
n–2
JK (S)
( )
Tuna Cocok
k–2
JK (TC)
(
Galat
n–k
JK (G)
commit to user
( )
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
H0 = regresi linier H1 = regresi tidak linier α = 0,05 Wilayah kritisnya adalah tolak H0 jika Fhitung ≥ Ftabel, di mana Ftabel = F (1-α) (k-2, n-k). Nilai Ftabel dapat dilihat pada tabel distribusi F dengan mengambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k) serta α = 0,05. Selain uji regresi linier sederhana, karena dalam penelitian ini juga ada hipotesis tentang hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita, maka perlu juga diadakan uji linier ganda. oleh karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel bebas maka model regresi linier ganda yang digunakan adalah sebagai berikut.
Ŷ = a0 + a1 X1 + a2 X2 Model di atas dapat disederhanakan sedikit menjadi:
ŷ = a1 x1 + a 2 x2 Ketentuannya adalah: x1 = X1 – X1 x2 = X2 – X2 y
= Y–Y Jumlah Kuadrat (JK) yang perlu dicari dalam regresi linier ganda
adalah JK (T), JK (a0), JK (R), JK (reg), dan JK (S). Rumus untuk menyelesaikannya sebagai berikut: JK (T)
= ∑ Y2
JK (a0)
=
JK (R)
= ∑ y2
(∑ )
to user JK (reg) = a1 ∑ x1y + a2 ∑ xcommit 2y
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
= JK (R) – JK (reg)
JK (S)
Pengujian signifikansi regresi dilakukan dengan mencari nilai F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: F=
(
)
( ) ( –
– )
Baik regresi sederhana maupun regresi ganda untuk uji signifikansi, jika F hitung > F tabel berarti regresi signifikan. c. Uji Homogenitas Winarsunu (2007: 99) menyatakan bahwa “dalam setiap penghitungan statistik yang menggunakan Anava harus disertai landasan bahwa harga-harga varian dalam kelompok bersifat homogen atau relatief sejenis”. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett. Untuk mempermudah perhitungan sebaiknya dibuat daftar sebagai berikut:
Tabel 6. Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett Sampel ke
dk
si 2
1/dk
log si2
(dk) log si2
1
n1 - 1
1/( n1 – 1)
s1 2
log s12
(n1 – 1) log s12
2
n2 - 1
1/( n2 – 1)
s2 2
log s22
(n2 – 1) log s22
nk - 1
1/( nk – 1)
sk 2
log sk2
(nk – 1) log sk2
-
-
∑( ni – 1) log si2
. . k Jumlah
∑( ni – 1) ∑(1/(ni – 1))
Dari daftar di atas selanjutnya dihitung harga-harga yang diperlukan yaitu: 1. Varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:
(∑(
– )
∑(
– )
2. Harga satuan B dengan rumus: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
(
) ∑(
– )
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi-kuadrat sebagai berikut:
(
)*
∑(
– )
+
dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05, jika χ2 ≥ χ2 (1-α) (k-1) maka tolak H0, di mana χ2(1-α) (k-1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1). 2. Uji Analisis Data a. Analisis Korelasi Product Moment Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif dan negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Teknik korelasi digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Rumus yang akan digunakan adalah rumus korelasi Product Moment, menurut Sugiyono rumusnya adalah sebagai berikut (2009).
= √( ∑
∑
(∑
(∑
) )( ∑
) (∑
) (∑
) )
Nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sudjana mengemukakan bahwa untuk menguji hipotesis nol H0 : ρ = 0 commitrumus to usersebagai berikut (1992). digunakan statistik Student t dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
t =
√
√
Peneliti dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi mulai dari besar sampai kecil. Keputusan diambil setelah koefisien korelasi (t) dicari. Jika thitung > ttabel maka koefisien korelasi signifikan. b. Analisis Korelasi Ganda Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita. Sugiyono mengemukakan bahwa korelasi ganda dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (2009).
=√
Keterangan: = korelasi antara variabel X1 dengan variabel X2 secara bersama-sama dengan variabel Y = korelasi Product Moment antara X1 dengan Y = korelasi Product Moment antara X2 dengan Y = korelasi Product Moment antara X1 dengan X2 Pengujian signifikansi untuk korelasi ganda dapat menggunakan rumus berikut: Fh =
⁄ (
) (
)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Keterangan: R
= koefisien korelasi ganda
k
= jumlah variabel independen
n
= jumlah anggota sampel
Kaidah pengujian signifikansi: Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya signifikan. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak signifikan.
G. Hipotesis Statistik Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dibuat hipotesis statistik seperti di bawah ini: 1. H0 = ρX1Y = 0 H1 = ρX1Y ≠ 0 2. H0 = ρX2Y = 0 H1 = ρX2Y ≠ 0 3. H0 = ρX1X2Y = 0 H1 = ρX1X2Y ≠ 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Minat Belajar Matematika dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Siswa Kelas IV SD Se Kecamatan Klirong Tahun Ajaran 2011/2012” mempunyai tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah kemampuan membaca pemahaman (X1) dan minat belajar matematika (X2). Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan penyelesaian soal cerita (Y). Data penelitian yang diperoleh dari populasi atau sampel yang telah terkumpul akan disajikan dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah dipahami. Penyajian data yang seperti ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagi orang yang melihatnya. Penyajian data statistik akan dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, tendensi sentral, dan ukuran variabilitas. Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari terkecil sampai terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Setiap kelas tersebut dimasukkan data dan dikelompokkan dari a - b, yang disebut kelas interval. Kelas tersebut berturut-turut diberi nama kelas pertama, kedua, dan seterusnya pada kolom kiri, sedangkan pada kolom kanannya diisi dengan berapa buah data (frekuensi) disingkat f. Bilangan pada setiap kelas interval yang terletak di sebelah kiri disebut ujung bawah dan untuk bilangan yang berada di sebelah kanan disebut ujung atas. Selisih positif antara tiap ujung disebut panjang kelas interval. Selain ujung kelas interval ada lagi yang disebut batas kelas interval. Batas bawah kelas sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5 sedangkan batas atas kelas didapat dari ujung kelas ditambah 0,5. Menyajikan data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi menjadi diagram lebih tepatnya menggunakan histogram. Histogram seperti diagram commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
batang, akan tetapi sisi-sisi batang berdekatan harus berimpit, sebab histogram digunakan untuk menyajikan data kontinyu. Pengukuran tendensi sentral digunakan untuk menjaring data yang menunjukkan pusat atau pertengahan dari gugusan data yang menyebar. Harga ratarata dari kelompok data itu, diperkirakan dapat mewakili seluruh harga data yang ada dalam kelompok tersebut. Ukuran tendensi sentral yang disajikan meliputi (mean), frekuensi yang paling sering muncul (modus), nilai tengah (median), nilai tertinggi (max), dan terendah (min). Ukuran variabilitas akan memberikan informasi lebih lengkap tentang skor. Ukuran variabilitas yang dapat memberikan skor, antara lain; ukuran penyimpangan suatu skor dari rerata (standar deviasi) dan varian. 1. Kemampuan Membaca Pemahaman a. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman Kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki setiap siswa diperoleh menggunakan metode tes dengan instrumen soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 10 butir. Jumlah responden secara keseluruhan ada 78 siswa. Sebaran frekuensi lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram distribusi frekuensi berikut serta pada lampiran 17.
frekuensi
25 20
53
15
60 67
10
74 5
81
0
88 53
60
67
74
81
88
96
96
nilai
Gambar 1.
Histogram Distribusi Nilai Kemampuan Membaca commit toFrekuensi user Pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Pada gambar 1. dapat dijelaskan bahwa nilai kemampuan membaca pemahaman yang frekuensinya paling banyak adalah pada interval 64-70, yaitu sebanyak 22 siswa, sedangkan nilai kemampuan membaca pemahaman yang frekuensinya paling sedikit adalah pada interval 71-77, karena tidak ada siswa yang nilainya berada pada interval 71-77. b. Ukuran Tendensi Sentral Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan data tes kemampuan membaca pemahaman dapat diperoleh harga mean, median, modus serta simpangan baku. Ukuran tendensi sentral dapat dilihat pada tabel berikut dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
Tabel 7. Ukuran Tendensi Sentral Kemampuan Membaca Pemahaman Interval fi xi fi xi xi2 fixi2 50 - 56 7 53 371 2809 19663 57 - 63 18 60 1080 3600 64800 64 - 70 22 67 1474 4489 98758 71 - 77 0 74 0 5476 0 78 - 84 15 81 1215 6561 98415 12 88 1056 7744 92928 85 - 91 92 - 100 4 96 384 9216 36864 ∑ 78 519 5580 39895 411428 μ 72 Me 70 Mo 70 S 14 2 S 182 Pada tabel 7. dapat dijelaskan bahwa pada hasil kemampuan membaca pemahaman diperoleh perhitungan rata-rata adalah sebesar 72, median sebesar 70, modus sebesar 70, simpangan baku sebesar 14, dan varian sebesar 182. 2. Minat Belajar Matematika a. Distribusi Frekuensi Minat Belajar Mmatematika Data minat belajar matematika diperoleh dengan mengisi angket yang diberikan kepada siswa. Angket berisi 18 pernyataan yang harus dijawab oleh commit to user ada 78 siswa. Sebaran frekuensi siswa. Jumlah responden secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram distribusi frekuensi berikut serta pada lampiran 18.
frekuensi
25 20
61
15
66 71
10
76
5
81
0
86
61
66
71
76
81
86
91
91
nilai
Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Angket Minat Belajar Matematika
Pada gambar 2. dapat dijelaskan bahwa skor angket minat belajar matematika yang frekuensinya paling banyak adalah pada interval 74-78 dan interval 79-83, yaitu masing-masing sebanyak 21 siswa, sedangkan skor angket minat belajar matematika yang frekuensinya paling sedikit adalah pada interval 59-63, yaitu 2 siswa. b. Ukuran Tendensi Sentral Minat Belajar Matematika Berdasarkan data skor angket minat belajar matematika dapat diperoleh harga mean, median, modus serta simpangan baku. Ukuran tendensi sentral untuk dapat dilihat pada tabel berikut dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.
Tabel 8. Ukuran Tendensi Sentral Minat Belajar Matematika Interval fi xi fi xi xi2 59 - 63 2 61 122 3721 commit 5to user66 64 - 68 330 4356
fixi2 7442 21780
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 - 92 ∑ μ Me Mo S S2
10 21 21 11 8 78 79 79 77 7 52
71 710 5041 76 1596 5776 81 1701 6561 86 946 7396 90.5 724 8190.3 531.5 6129 41041
50410 121296 137781 81356 65522 485587
Pada tabel 8. dapat dijelaskan bahwa pada ukuran tendensi sentral minat belajar matematika diperoleh perhitungan rata-rata adalah sebesar 79, median sebesar 79, modus sebesar 77, simpangan baku sebesar 7, dan varian sebesar 52. 3. Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita a. Distribusi Frekuensi Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Skor hasil kemampuan penyelesaian soal cerita diperoleh dari tes dengan menggunakan instrumen soal berbentuk uraian. Jumlah responden secara keseluruhan ada 78 siswa. Sebaran frekuensi lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar histogram distribusi frekuensi berikut serta pada lampiran 19.
frekuensi
25 20
39
15
48 57
10
66 5
75
0
84 39
48
57
66
75
84
94.5
94.5
nilai Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi commit to userNilai Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Pada
gambar
3.
dapat
dijelaskan
bahwa
nilai
kemampuan
penyelesaian soal cerita yang frekuensinya paling banyak adalah pada interval 80-88, yaitu sebanyak 23 siswa, sedangkan skor angket minat belajar matematika yang frekuensinya paling sedikit adalah pada interval 35-43 dan interval 53-61, yaitu masing-masing ada 1 siswa. b. Ukuran Tendensi Sentral Minat Belajar Matematika Berdasarkan data nilai kemampuan penyelesaian soal cerita dapat diperoleh harga mean, median, modus serta simpangan baku. Ukuran tendensi sentral untuk dapat dilihat pada tabel berikut dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Tabel 9. Ukuran Tendensi Sentral Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Interval fi xi fi xi xi2 fixi2 35 - 43 1 39 39 1521 1521 44 - 52 6 48 288 2304 13824 53 - 61 1 57 57 3249 3249 62 - 70 10 66 660 4356 43560 71 - 79 17 75 1275 5625 95625 80 - 88 23 84 1932 7056 162288 89 - 100 20 94.5 1890 8930.3 178605 ∑ 78 463.5 6141 33041 498672 μ 79 Me 82 Mo 83 S 14 2 S 192 Pada tabel 9. dapat dijelaskan bahwa pada ukuran tendensi sentral kemampuan penyelesaian soal cerita diperoleh perhitungan rata-rata adalah sebesar 79, median sebesar 82, modus sebesar 83, simpangan baku sebesar 14, dan varian sebesar 192.
B. Pengujian Analisis Data Sebelum diadakan pengujian analisis data hasil penelitian, perlu diadakan commitdari to user uji prasyarat analisis data yang terdiri uji normalitas dan uji linearitas. Uji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
normalitas digunakan untuk menentukan apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah model linear yang telah diambil itu betul-betul cocok dengan keadaannya ataukah tidak. Di bawah ini akan diuraikan satu per satu mengenai uji prasyarat analisis data. 1. Uji Normalitas Analisis data untuk uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan kriteria
jika L0 lebih kecil dari Ltabel (L0 < Ltabel) maka sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis nol (H0) dengan taraf signifikansi 5%. Penghitungan uji normalitas terlampir. Uji normalitas data dalam penelitian ini meliputi normalitas tes kemampuan membaca pemahaman, minat belajar matematika dan kemampuan penyelesaian soal cerita. a. Uji Normalitas Kemampuan Membaca Pemahaman(X1) Uji normalitas kemampuan membaca pemahaman menggunakan uji Lilliefors dihasilkan L0 = 0.097. Dengan n = 78 dan taraf nyata α = 0.05 dari daftar didapat L
tabel
= 0.100. Karena L0 = 0.097 < L tabel = 0.100 sehingga H0
diterima. Kesimpulannya adalah bahwa sampel
berdistribusi normal.
Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20. b. Uji Normalitas Minat Belajar Matematika(X2) Uji normalitas minat belajar matematika menggunakan uji Lilliefors dihasilkan L0 = 0.052. Dengan n = 78 dan taraf nyata α = 0.05 dari daftar didapat L
tabel
= 0.100. Karena L0 = 0.052 < L
diterima. Kesimpulannya adalah
tabel
= 0.100 sehingga H0
bahwa sampel berdistribusi normal.
Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. c. Uji Normalitas Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita (Y) Uji normalitas kemampuan penyelesaian soal cerita menggunakan uji Lilliefors dihasilkan L0 = 0.099. Dengan n = 78 dan taraf nyata α = 0.05 dari daftar didapat L
tabel
= 0.100. Karena L0 = 0.099 < L tabel = 0.100 sehingga H0
diterima. Kesimpulannya adalah bahwa sampel berdistribusi
normal.
Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. Harga L tabel dapat dilihat pada lampiran 23. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Tabel 10. Rekap Penghitungan Normalitas NO NORMALITAS 1 2 3
L hitung
L tabel
Kesimpulan
Keterangan
0.097
0.100
Terima H0
Berdistribusi Normal
0.052
0.100
Terima H0
Berdistribusi Normal
0.099
0.100
Terima H0
Berdistribusi Normal
Kemampuan Membaca Pemahaman Minat Belajar Matematika Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita
2. Uji Linearitas Pada penelitian ini, yang diuji linearitasnya adalah regresi, regresi yang dimaksud adalah regresi linier sederhana. Regresi yang pertama adalah regresi Y atas X1 dan yang kedua adalah regresi Y atas X2. Model regresi yang dipakai adalah Ŷ = a + bX, semua penghitungan tentang regresi telah terlampir. Taraf nyata yang dipakai adalah α = 0.05 dengan dk pembilang = (k – 2) dan dk penyebut = (n – k). Jika F hitung < F tabel maka hipotesis bahwa model regresi linier diterima. Namun kalau hipotesis ditolak maka perlu dicari model regresi nonlinier. Hasil dari penghitungan selengkapnya dapat dilihat di bawah ini. a. Regresi Y atas X1 Setelah diadakan penghitungan mengenai koefisian a dan b, untuk regresi Y atas X1 didapat harga koefisien a = 54.70 dan koefisien b = 0.33. Dengan demikian didapat model regresi Y atas X1 yaitu Ŷ = 54.70 + 0.33X1. Penghitungan selengkapnya regresi Y atas X1 dapat dilihat pada lampiran 24 dan daftar distribusi F dapat dilihat pada lampiran 25. Jika α = 0.05, maka dengan dk pembilang 4 dan dk penyebut 72, dari daftar distribusi F didapat F
0.95 (4,72)
= 2.50. Untuk uji kelinieran, didapat F =
0.37 dan ini lebih kecil dari 2.50. Jadi hipotesis bahwa model regresi linier diterima. Sedangkan untuk uji signifikansi, dari daftar distribusi F didapat F 0.95 (1,76)
= 3.96 sedangkan F hitung = 8.72 dan lebih besar dari 3.96 yang artinya
bahwa regresi bersifat signifikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Tabel 11. Daftar Analisis Varians Regresi Y atas X1 Sumber Variasi dk JK Total 78 496529 Koefisien (a) 1 481703 Regresi (b|a) 1 1526 Sisa 76 13300 Tuna Cocok 4 267 Galat 72 13033
KT 496529 481703 1526 175 67 181
F
8.72 0.37
b. Regresi Y atas X2 Cara penghitungan untuk regresi Y atas X2 sama dengan cara penghitungan regresi di atas. Namun untuk penghitungan regresi ini didapat harga koefisien a = 42.69 dan koefisien b = 0.46. Dengan demikian didapat model regresi Y atas X2 yaitu Ŷ = 42.69 + 0.46X2. Penghitungan selengkapnya untuk regresi Y atas X2 dapat dilihat pada lampiran 26. Jika α = 0.05, maka dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 51, dari daftar distribusi F didapat F 0.95 (25,51) = 1.71. Untuk uji kelinieran, didapat F = 0.96 dan ini lebih kecil dari 1.71. Jadi hipotesis bahwa model regresi linier diterima. Demikian halnya untuk uji signifikansi, dari daftar distribusi F didapat F 0.95 (1,76) = 3.96 sedangkan F hitung = 4.55 dan lebih besar dari 3.96 yang artinya bahwa regresi bersifat signifikan.
Tabel 12. Daftar Analisis Varians Regresi Y atas X2 Sumber Variasi dk JK Total 78 496529 Koefisien (a) 1 481703 Regresi (b|a) 1 837 Sisa 76 13989 Tuna Cocok 25 4463 Galat 51 9526
KT 496529 481703 837 184 179 187
F
4.55 0.96
c. Regresi Y atas X1 dan X2 Pada penghitungan regresi Y atas X1 dan X2 diperoleh koefisien a0 = 38.29, a1 = 0.28, dan a2 = 0.26. Setelah disubstitusikan didapat model regresi Y commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
atas X1 dan X2 yaitu Ŷ = 38.29 + 0.28 X1 + 0.26 X2. Penghitungan mengenai regresi Y atas X1 dan X2 dapat dilihat pada lampiran 27. Uji signifikansi regresi didapat F = 5.03, dari daftar distribusi F dengan dk pembilang = 2, dk penyebut = 75 dan α = 0.05 didapat F= 3.13. Melihat 5.03 lebih besar dari 3.13 (F
hitung
>F
tabel)
dapat diambil kesimpulan
bahwa regresi Y atas X1 dan X2 bersifat signifikan. Kesimpulan yang didapat dari penghitungan uji kelinieran kedua regresi di atas dapat dilihat pada tabel 13. Sedangkan untuk hasil uji signifikansi dapat dilihat pada tabel 14. seperti di bawah ini. Penyajian dalam bentuk rekapan seperti ini dimaksudkan agar orang yang melihat mudah untuk memahaminya.
Tabel 13. Rekap Penghitungan Regresi Regresi F hitung F tabel Y atas X1 0.37 2.50 Y atas X2
0.96
1.71
Tabel 14. Rekap Uji Signifikansi Regresi F hitung Y atas X1 8.72
Kesimpulan Ho Diterima
Keterangan Linier
Ho Diterima
Linier
F tabel 2.50
Kesimpulan signifikan
Y atas X2
4.55
1.71
signifikan
Y atas X1 dan X 2
5.03
3.13
signifikan
3. Uji Homogenitas Variabel yang akan diuji homogenitasnya dalam penelitian ini hanya 2 yaitu kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan penyelesaian soal cerita. Setelah varians dari variabel kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan penyelesaian soal cerita dicari. Penghitungan varians dapat dilihat pada lampiran 28. Untuk mempermudah perhitungan sebaiknya dibuat daftar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Tabel 15. Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett Sampel
dk
1/(dk)
si2
log si2
(dk) log si2
1
77
0.012987
182.301
2.2607891
174.08076
2
77
0.012987
52.154
1.7172876
132.23115
3
77
0.012987
192.31
2.2840019
175.86814
Jumlah
231
0.038961
-
-
482.18005
Langkah selanjutnya adalah mencari varians gabungan dari 3 sampel dengan melihat tabel di atas. Penghitungan varians gabungan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
142.255 Kemudian dicari log dari varians gabungan dari 3 sampel, dengan hasil seperti di bawah ini: log s2 = log (142.255) = 2.153 Setelah itu adalah menghitung harga satuan B. B = (2.153) (231) = 497.359 Langkah yang terakhir adalah menghitung chi-kuadrat. χ2 = (2.3026) (497.359 – 482.180) = 1.181 Jika α = 0.05, dari daftar distribusi chi-kuadrat pada lampiran 29 dengan dk = 2 didapat χ20.95(2) = 5.99, ternyata nilai χ2hitung < χ2tabel (1.181 < 5.99) yang artinya semua sampel homogen. Setelah diadakan uji prasyarat analisis data baru diadakan analisis data. Analisis data untuk penelitian ini adalah korelasi yang terdiri dari korelasi Product Moment dan korelasi ganda. Penjelasan mengenai analisis data kedua korelasi tersebut di atas dapat dilihat pada uraian berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
1. Korelasi Product Moment Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Kuatnya hubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi (r), nilai r tidak lebih dari (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Setelah koefisien korelasi diketahui, selanjutnya untuk menguji hipotesis digunakan statistik Student (t). Jika thitung > ttabel maka hipotesis nol ditolak, taraf nyata yang digunakan adalah α = 0.05. Penghitungan selengkapnya baik tentang korelasi Product Moment maupun korelasi ganda dapat dilihat pada lampiran 30, sedangkan untuk daftar distribusi t dapat dilihat pada lampiran 31. Hasil penghitungan korelasi Product Moment untuk masing-masing hubungan 2 variabel yang ada dapat dilihat di bawah ini. a. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Setelah diadakan penghitungan diperoleh koefisien korelasi r = 0.32 yang artinya korelasi sangat kuat dan koefisien determinasi r2 = 0.10. Dengan sampel sejumlah n = 78 diperoleh t
hitung
= 2.95. Jika α = 0.05, maka dengan
dk = 76, berdasarkan daftar t didapat t (0.975:76) = 2.00. Karena nilai t tabel = 2.00 dan t hitung = 2.95 berarti t hitung > t
tabel
maka H0 ditolak atau terima Ha. Artinya
hipotesis hubungan kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan penyelesaian soal cerita terbukti. b. Hubungan Minat Belajar Matematika dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Hasil penghitungan diperoleh koefisien korelasi r = 0.23 yang artinya korelasi sangat kuat dan koefisien determinasi r2 = 0.05. Dengan sampel sejumlah n = 78 diperoleh t
hitung
berdasarkan daftar t didapat t hitung
= 2.03 berarti t
hitung
> t
= 2.03. Jika α = 0.05, maka dengan dk = 76,
(0.975:76) tabel
= 2.00. Karena nilai t
tabel
= 2.00 dan t
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya
hipotesis hubungan minat belajar matematika dan kemampuan penyelesaian soal cerita terbukti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
c. Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Minat Belajar Matematika Penghitungan mengenai koefisien korelasi diperoleh r = 0.38 yang artinya korelasi sangat kuat dan koefisien determinasi r2 = 0.15. Dengan sampel sejumlah n = 78 diperoleh t hitung = 3.47. Jika α = 0.05, maka dengan dk = 76, berdasarkan daftar t diperoleh
t
2.00 dan t
tabel
hitung
= 3.47 berarti t hitung > t
(0.975:76)
= 2.00. Karena nilai t tabel =
maka H0 ditolak atau terima Ha.
Artinya hipotesis hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika terbukti. Rekapan dari hasil penghitungan korelasi di atas secara jelas dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16. Rekap Penghitungan Korelasi Korelasi X1 atas Y X2 atas Y X1 atas X2
t hitung 2.95 2.03 3.47
t tabel 2.00 2.00 2.00
Kesimpulan Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0
2. Korelasi Ganda Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat. Koefisien korelasi ganda biasa diberi simbol R, dari hasil penghitungan diperoleh R = 0.34 dan koefisien determinasi ganda R2 = 0.12. Setelah koefisien korelasi ganda diketahui, untuk menguji hipotesis perlu dicari harga F. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesis nol ditolak dan terima Ha. Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0.05 dengan dk pembilang = k = 2 dan dk penyebut = (n – k -1) = 75. Hasil penghitungan diperoleh Fhitung = 4.97 dan pada daftar tabel didapat Ftabel = 3.12. Karena Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Melihat pada kaidah pengujian yang ada, maka hasil yang ada menunjukkan bahwa hipotesis hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersamasama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita terbukti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
C. Pembahasan Hasil Analisis Data Sebelum diadakan pengujian analisis data hasil penelitian, perlu diadakan uji prasyarat analisis data yang terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Setelah diadakan uji normalitas terhadap variabel-variabel penelitian yang terdiri dari kemampuan membaca pemahaman (X1), minat belajar matematika (X2), dan kemampuan penyelesaian soal cerita (Y) didapat hasil bahwa ketiga variabel yang ada berdistribusi normal. Adapun hasil uji linieritasnya adalah hipotesis bahwa model regresi Y atas X1 (kemampuan penyelesaian soal cerita atas kemampuan membaca pemahaman) berbentuk linier dapat diterima, yang artinya regresi Y atas X1 linier. Begitu juga dengan hipotesis bahwa model regresi Y atas X 2 (kemampuan penyelesaian soal cerita atas minat belajar matematika) berbentuk linier dapat diterima, yang artinya regresi Y atas X2 linier. Sedangkan untuk uji signifikansi dari regresi Y atas X1 (kemampuan penyelesaian soal cerita atas kemampuan membaca pemahaman), regresi Y atas X2 (kemampuan penyelesaian soal cerita atas minat belajar matematika), dan regresi Y atas X1 dan X2 (kemampuan penyelesaian soal cerita atas kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama) semuanya bersifat signifikan. Hasil penghitungan untuk hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita menunjukkan terdapat korelasi positif antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi (r 2) yang nilainya 0,10 atau sebesar 10%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman sebesar 10% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. Begitu juga untuk hubungan minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita menunjukkan terdapat korelasi positif antara minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi (r 2) yang nilainya 0.05 atau sebesar 5%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh minat belajar matematika sebesar 5% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. Sedangkan untuk hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-samacommit denganto user kemampuan penyelesaian soal cerita
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
menunjukkan terdapat korelasi positif antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi ganda (R2) yang nilainya 0.12 atau sebesar 12%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama sebesar 12% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. Analisis data hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment untuk hipotesis kesatu (ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita) dan hipotesis kedua (ada hubungan antara minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita). Selanjutnya, untuk hipotesis ketiga (ada hubungan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersma-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita) akan dianalisis dengan menggunakan korelasi ganda. Pada analisis korelasi Product Moment hipotesis kesatu dan hipotesis kedua, koefisien korelasi (r) menentukan kuatnya hubungan, nilai r berkisar antara -1 dan +1 atau (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Nilai r untuk hipotesis kesatu r = 0.32 yang artinya korelasi sangat kuat. Sedangakan untuk hipotesis kedua nilai r = 0.23 yang artinya korelasi sangat kuat. Hipotesis statistik untuk hipotesis kesatu adalah H0 = ρX1Y = 0, H1 = ρX1Y ≠ 0, sedangkan untuk hipotesis kedua adalah H0 = ρX2Y = 0, H1 = ρX2Y ≠ 0. Ketentuannya sama yaitu jika thitung > ttabel maka hipotesis nol ditolak. Hasil penghitungan, untuk hipotesis kesatu didapat thitung > ttabel maka H0 ditolak atau terima Ha. Artinya hipotesis ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong telah terbukti. Hasil ini sesuai dengan uraian dalam kajian teori yang dikemukakan oleh Abdurrahman tentang tujuan membaca pemahaman. Menurut Abdurrahman (mengutip pendapat Hargrove dan Poteet, 1984) tujuan kemampuan yang ingin dicapai melalui membaca pemahaman yaitu mengenal ide commityang to user pokok suatu bacaan, mengenal detail penting, mengembangkan imajinasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
visual, meramalkan hasil, mengikuti petunjuk, mengenal organisasi karangan, dan membaca kritis (2003). Ada dua tujuan yang berkaitan dengan kemampuan penyelesaian soal cerita yang pertama adalah mengembangkan imajinasi visual yaitu dengan mengubah soal matematika yang berupa cerita menjadi kalimat matematika dan yang kedua adalah meramalkan hasilnya yaitu dengan menghitung hasil dari kalimat matematika yang ada. Penghitungan pada hipotesis kedua juga didapat thitung > ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima. Artinya hipotesis ada hubungan minat belajar matematika dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong telah terbukti. Hal seperti ini sesuai dengan teori Hurlock (1978) yang mengemukakan bahwa “Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih” (hlm. 114). Adanya minat yang besar pada mata pelajaran matematika membuat siswa termotivasi untuk terus belajar matematika, salah satunya belajar untuk menyelesaiakan soal cerita secara tepat. Hipotesis statistik untuk hipotesis ketiga adalah H0 = ρX1X2Y = 0, H1 = ρX1X2Y ≠ 0. Pengujian hipotesis ketiga menggunakan korelasi ganda. Koefisien korelasi ganda biasa diberi simbol R, dari hasil penghitungan diperoleh R = 0,34. Setelah koefisien korelasi ganda diketahui, untuk menguji hipotesis perlu dicari harga F. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesis nol ditolak. Hasil penghitungan diperoleh Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya hipotesis ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersamasama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong telah terbukti. Kesimpulan ini didukung dengan penggabungan dari teori dari Abdurrahman (2003) tentang tujuan membaca pemahaman. Kemampuan yang ingin dicapai melalui membaca pemahaman diantaranya mengembangkan imajinasi visual yaitu dengan mengubah soal matematika yang berupa cerita menjadi kalimat matematika dan meramalkan hasilnya. Selain itu juga teori dari Hurlock (1978) yang mendefinisikan minat sebagai sumber motivasi yang mendorong untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Adanya minat yang besar to user pada mata pelajaran matematika commit membuat siswa termotivasi untuk terus belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
matematika, salah satunya belajar untuk menyelesaiakan soal cerita secara tepat. Penggabungan kedua teori ini menghasilkan keputusan bahwa membaca pemahaman menjadikan siswa bisa untuk mengembangkan imajinasi visual yaitu dengan mengubah soal matematika yang berupa cerita menjadi kalimat matematika dan meramalkan hasilnya. Hal ini tidak terlepas dari minat belajar matematika yang besar yang membuat siswa termotivasi untuk terus belajar matematika dengan sungguhsungguh, salah satunya belajar untuk dapat menyelesaikan soal cerita secara tepat sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong tahun ajaran 2011/2012. Kesimpulan ini diambil dengan membandingkan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (2.95 > 2.00). Melihat koefisien korelasi (r) yang nilainya 0.32 menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin sangat kuat. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi (r 2) yang nilainya 0,10 atau sebesar 10%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman sebesar 10% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan minat belajar matematika dan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong tahun ajaran 2011/2012. Kesimpulan ini diambil dengan membandingkan nilai thitung yang lebih besar dari ttabel (2.03 > 2.00). Melihat koefisien korelasi (r) yang nilainya 0.23 menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin sangat kuat. Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi (r 2) yang nilainya 0.05 atau sebesar 5%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh minat belajar matematika sebesar 5% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama dengan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa kelas IV SD se kecamatan Klirong tahun ajaran 2011/2012. Kesimpulan ini diambil dengan membandingkan nilai Fhitung yang lebih besar dari Ftabel (4.97 > 3.12). Melihat koefisien korelasi ganda (R) yang nilainya 0.34 menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin sangat kuat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Besar hubungannya ditentukan oleh koefisien determinasi ganda (R 2) yang nilainya 0.12 atau sebesar 12%. Ini berarti bahwa kemampuan penyelesaian soal cerita siswa dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika secara bersama-sama sebesar 12% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain.
B. Implikasi Semakin pesatnya perkembangan zaman dari masa ke masa menuntut manusia untuk bisa mengikuti perkembangan zaman yang ada sekarang ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas pasti akan cepat untuk mengikuti perkembangan zaman. Sektor pendidikan dapat dijadikan jalan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan di tingkat manapun tidak terlepas dari pembelajaran yang setiap hari dilaksanakan di tempat mereka meraih pendidikan. Perkembangan zaman tidak hanya menuntut manusia belajar satu macam ilmu saja, namun bermacam-macam ilmu yang saling berkaitan satu sama lain. Ilmu pada tingkat Sekolah Dasar disampaikan melalui berbagai mata pelajaran. Hubungan antar mata pelajaran akan tercipta saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan landasan teori, hasil analisis data dan simpulan, implikasi dalam penelitian ini diuraikan menjadi dua yaitu implikasi secara teori dan implikasi secara praktik sebagai berikut: 1. Implikasi secara Teori a. Langkah utama dan pertama yang perlu dilakukan siswa agar dapat menyelesaiakan soal cerita adalah dapat memahami masalah yang terkandung dalam suatu bacaan secara cepat dan tepat. b. Pembentukan minat belajar matematika menjadi unsur yang penting dalam tahapan menumbuhkembangkan kemampuan menyelesaikan soal cerita. c. Pemahaman siswa terhadap isi dan maksud bacaan yang dibarengi minat belajar matematika akan berpengaruh besar terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
2. Implikasi secara Praktik a. Kemampuan
membaca
pemahaman
akan
mempengaruhi
kemampuan
penyelesaian soal cerita siswa. Membaca secara lancar menjadi faktor utama untuk dapat membaca pemahaman. Oleh karena itu bagi siswa yang membacanya kurang lancar harus banyak latihan membaca. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa tidak terlepas dari peran serta: 1) guru saat pembelajaran berlangsung perlu memberikan perhatian lebih pada siswa yang kemampuan membacanya kurang; 2) orang tua di rumah perlu memotivasi anak mereka yang membacanya belum lancar: 3) keberfungsian perpustakaan sebagai sumber belajar perlu dioptimalkan b. Kemampuan penyelesaian soal cerita juga dipengaruhi oleh minat belajar matematika. Minat dapat datang dari luar maupun dari dalam diri siswa sendiri. Minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara-cara sebagai berikut: 1) siswa dapat menambah perhatian dan konsentrasinya sendiri saat mengikuti pelajaran yang diminatinya; 2) memotivasi dan melakukan bimbingan kepada siswa, yang alangkah baiknya dilakukan oleh guru BP, oleh karena itu pengadaan BP di SD menjadi penting. c. Kebersamaan antara kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika ada hubungannya dengan kemampuan pernyelesaian soal cerita siswa. Beberapa hal yang dapat menjadikan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika meningkat bersama-sama antara lain: 1) dukungan dan kebiasaan orang-orang di sekitar siswa saat di rumah; 2) keadaan lingkungan sekitar siswa; 3) kesenangan yang tunbuh dari dalam diri siswa sendiri.
C. Saran Saran menjadi sesuatu yang diharapkan oleh banyak orang untuk kemajuan dirinya maupun orang lain. Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah diuraikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
di atas, beberapa saran yang dapat disampaikan peneliti bagi guru, bagi sekolah, bagi pengambil kebijakan, dan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan untuk guru adalah sebagai berikut: a. Adanya hubungan yang kuat antara kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan penyelesaian soal cerita, maka sebaiknya guru menyampaikan pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi membaca pemahaman sebelum guru menyajikan soal yang berbentuk cerita. Guru membantu siswa untuk mendalami materi matematika yang sedang dipelajari. Sehingga siswa dapat menyelesaikan soal cerita dengan materi yang sama karena siswa sudah paham isi dari soal cerita yang ada. b. Guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar di rumah, diantaranya adalah untuk selalu belajar matematika. Semakin sering siswa belajar akan memberikan tambahan pengetahuan bagi siswa. c. Guru perlu memberikan pengarahan kepada siswa agar tidak malu untuk bertanya jika menemui materi yang sulit, baik bertanya kepada guru di sekolah maupun bertanya kepada keluarga di rumah. d. Adanya hubungan yang kuat antara kemampuan membaca pemahaman dan minat
belajar
matematika
secara
bersama-sama
dengan
kemampuan
penyelesaian soal cerita, menuntut guru untuk dapat menyeimbangkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan minat belajar matematikanya. 2. Bagi Sekolah Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan untuk sekolah adalah sebagai berikut: a. Sekolah perlu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan mengoptimalkan kegiatan membaca dan mencatat isi yang terkandung dalam teks yang baru dibacanya secara singkat, adanya buku-buku di perpustakaan juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan membaca pemahaman siswa baik saat kegiatan pembelajaran maupun saat waktu istirahat. Kegiatan ini diharapkan to user dapat menambah kemampuancommit membaca pemahaman siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
b. Minat belajar matematika siswa dapat ditimbulkan dengan membentuk kelompok belajar yang anggotanya terdiri dari siswa yang minat belajarnya tinggi dengan yang rendah. Guru memberikan tugas kelompok yang harus dikerjakan bersama, dengan belajar kelompok diharapkan dapat meningkatkan minat belajar. 3. Bagi Pengambil Kebijakan Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan untuk pemerintah atau pengambil kebijakan yaitu pemerintah sebaiknya lebih giat lagi dalam mendorong instansi pendidikan dalam meningkatkan pola pembelajaran yang optimal. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan minat belajar matematika siswa secara bersama-sama akan dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian soal cerita siswa. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan untuk para peneliti yang lain adalah: a. Pelaksanaan tindakan atau eksperimen sebaiknya dilakukan secara berulangulang agar diperoleh kesimpulan yang valid. b. Untuk lebih memantapkan hasil penelitian maka perlu dilakukan penelitian lain yang sejenis dengan populasi yang lebih luas dan melibatkan variabel-variabel lain yang saling mempengaruhi. c. Peneliti bisa mencoba kembali untuk mata pelajaran yang lain yang ada hubungannya.
commit to user