HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: Didin Syamsudin 111-12-177
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjaa Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: Didin Syamsudin 111-12-177
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
i
ii
iii
iv
MOTTO
BERBUAT BENAR JANGAN SEKALI BERBUAT SALAH BAIKNYA SEKALI __Ust Fathurrohman __ #salamsuksesbarokah
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Ayah Bundaku tercinta, serta Wa haji Ucu dan Keluarga 2. Teman-teman di Ma’had Al-Islah yang selalu membantuku.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran yang menyejukan hati. Ajaran yang insyaallah akan membawa umatnya yang beriman mendpatkan syafaatnya di hari kemudian kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini yang berjudul “HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang)”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. M Gufron, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Yedi Efriadi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 4. Bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
vii
5. Keluarga besar MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang yang memberikan ijin dalam penelitian ini. 6. Ayahku Kusnan dan Ibuku Jumiati serta keluarga besar ku yang selalu kasih dukungan dan dorongan dalam Studiku. 7. Wa Haji Ucu dan Wa Hj Dedeh yang telah mendukung dan mendoakan selama saya menempuh studi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 8 Agustus 2016 Penulis
Didin Syamsudin NIM 111-12-177
viii
ABSTRAK Syamsudin, Didin. 2016. HUBUNGAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang). Pembimbing : Dr. M. Gufron, M.Ag Kata kunci : Minat belajar, kemampuan membaca Al-Qur’an, Minat belajar membaca Al-Qur’an siswa di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi. Dengan keragaman minat belajar siswa tersebut, maka akan berpengaruh pula pada hasil belajar membaca Al-Qur’an pada siswa. Penelitian ini berangkat dari permasalahan keberagaman minta siswa belajar membaca AlQur’an, yang kemudian akan berperngaruh pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Peneletian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar Al-Qur’an pada siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Permasalahan – permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang; dan 3. Adakah hubungan antara minat belajar terhadap kemampuan belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan tes. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang.
Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara minat belajar terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs AlManar Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket minat belajar Al-Qur’an. Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang tinggi sebanyak 19 siswa atau sebanyak 34%, siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 29 siswa atau sebanyak 52%, dan siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 8 siswa atau sebanyak 14%. Sedangkan untuk kemampuan membaca Al-Qur’an, siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an tinggi sebanyak 22 siswa atau 39%, siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an sedang sebanyak 20 siswa atau 36%, dan siswa yang memiliki mainat belajar Al-Qur’an yang rendah sebanyak 14 siswa atau 25%.. Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus product moment dan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,410 kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada product moment dengan N=56 dan taraf signifikan 1% = 0,3102. Ternyata nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel yaitu (0,410 > 0,3102). Begitupun jika dikonsultasikan pada dengan r tabel taraf signifikan 5% = 0,2221. Maka hasilnya adalah rhitung lebih besar daripada nilai rtabel yaitu (0,410 > 0,2221) Sehingga hasil dinyatakan signifikan.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ iv MOTTO .................................................................................................... v PERSEMBAHAN .................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 9 E. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 10 F. Definisi Operasional ..................................................................... 11 G. Metode Penelitian ......................................................................... 14 H. Penelitian Yang Relevan .............................................................. 24 I. Sistematika Penulisan ................................................................... 25 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 27 A. Pengertian Minat Belajar .............................................................. 27 B. Peranan Minat Dalam Belajar ...................................................... 28
x
C. Pengertian Al-Qur’an ................................................................... 30 D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ............................................... 31 E. Metode – Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an ..................... 34 F. Adab Membaca Al-Qur’an ........................................................... 36 BAB III PEMBAHASAN ........................................................................ 40 A. Identitas dan Keadaan Fisik Sekolah ............................................ 40 B. Program Kerja Sekolah ................................................................ 41 C. Tujuan Sekolah ............................................................................. 42 D. Keadaan Guru dan Karyawan ....................................................... 43 E. Sarana dan Prasana ....................................................................... 44 F. Struktur Organisasi ....................................................................... 45 G. Keadaan Siswa ............................................................................. 46 H. Penyajian Data .............................................................................. 47 BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................... 58 A. Analisis Deskriptif ....................................................................... 58 B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ................................................. 71 C. Pembahasan Uji Hipotesis ............................................................ 75 BAB V PENUTUP ................................................................................... 77 A. Kesimpulan .................................................................................. 77 B. Saran – Saran ................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kisi – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa .................. 18 Tabel 1.2 Kisi – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an .......................... 2 1 Tabel 1.3 Skoring Penilaian Kemampuan Membaca Al-Qur’an ................ 22 Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan ..................................................... 43 Tabel 3.2 Struktur Organisai MTs Al-Manar.............................................. 45 Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Al-Manar ................................................... 46 Tabel 3.4 Daftar Nama Responden Siswa................................................... 47 Tabel 3.5 Daftar Jawaban Angket Minat Belajar Siswa ............................. 50 Tabel 3.6 Nilai Rapor Tes Membaca Al-Qur’an Qur’an ............................ 52 Tabel 3.7 Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Al-Qur’an .................... 55 Tabel 4.1 Penskoran Hasil Angket Minat Belajar Al-Qur’an ..................... 59 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Al-Qur’an ........................... 62 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an ... 63 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi untuk menghitung rata – rata minat belajar AlQur’an ........................................................................................................ 64 Tabel 4.5 Data Nilai Rapor dan Tes Lisan Membaca Al-Qur’an Siswa ..... 65 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Belajar Al-Qur’an ................ 68 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an ... 69 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Rata – Rata Kemampuan Membaca Al-Qur’an ................................................................................... 70 Tabel 4.9 Tabel Kerja Perhitungan Variabel X dan Y ................................ 72
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesempurnaan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia bukanlah isapan jempol belaka, mulai dari aqidah, sejarah, keteladanan rasul – rasul, bahkan mengenai sains yang terungkap pada abad pertengahan Al-Qur’an sudah terlebih dahulu menyinggungnya, sebagai salah satu bukti Al-Qur’an membahas ilmu sains adalah bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada abad ke – 7 Masehi (lebih dari 1400 tahun) berperan sebagai referensi pertama yang menuturkan fase – fase tertentu pada janin (Zaglul, 2012:5). Allah SWT berfirman dalam menjelaskan fase – fase perkembangan janin dalam surat Al-Mu’minun ayat/23 Ayat 12 – 14 :
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu 1
Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14)”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 711). Tema ayat ini berbicara tentang fase pertama penciptaan manusia yaitu dari nuthfah. Tidak hanya itu, sebelum para ilmuan barat berfikir dan memperdebatkan asal mula alam semesta dengan teori Big Bangnya, bahwa berdasarkan pengamatan astronomis, mereka melihat bahwa efek ledakan Big Bang masih berlangsung hingga kini (Heru, 2013:5). AlQur’an pun telah lebih dahulu membahasnya dalam surat Al-Anbiya (21):30 :
“Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 671).
Menurut Yusuf Al-Hajj (2008:48), pada mulanya langit hanya satu lapis, kemudian Allah SWT membelah dan membaginya dalam tujuh lapis. Demikian juga bumi, ia dulunya satu lapis kemudian Allah membelahnya menjadi tujuh lapis.
2
Begitu banyak keistimewaan Al-Qur’an, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi, kitab suci yang mendapatkan perhatian sangat besar dan mendapat tempat sangat istimewa di hati para makhluk, sejak Allah menciptakan manusia sampai hari kiamat adalah Al-Qur’an (Zaglul, 2012:3). Al-Qur’an merupakan pedoman hidup manusia yang sangat lengkap isinya serta selalu relevan dengan perubahan zaman. Al-Qur’an bukan sekedar memuat hubungan manusia dengan Tuhannya (hablum min Allah), tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min An-nas), bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena tidak ada manusia yang mampu menandingi kesempurnaan Al-Qur’an yang mulia itu (Quraish 1992:3). Diantara nama Al-Qur’an yang lainnya juga adalah adz-Dzikru yang berarti pengingat (Baqir 2006:6), manusia muslim diwajibkan membacanya untuk mengingat dan menerapkan ajaran – ajarannya. Membaca Al-Qur’an adalah kewajiban bagi setiap
muslim.
Dengan begitu, maka belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya juga merupakan kewajiban bagi muslim. Allah mencatatkan kebaikan kepada setiap muslim yang mau belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhori :
ُ آن َو َعل َّ َمه َ ْخَ ْي ُر ُك ْم َم ْه تَ َعلَّ َم ْالقُر
“Sebaik – baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (Sa’dulloh 2008:14).
3
Belajar membaca Al-Qur’an harus dilakukan sedini mungkin pada anak – anak agar dapat dengan mudah mempelajarinya. Di lingkungan sekitar penulis, biasanya anak – anak mulai belajar membaca Al-Qur’an sejak dia berusia 3 – 4 tahun dengan belajar di TPQ atau tempat belajar membaca Al-Qur’an yang lain. Kemudian setelah dia memasuki usia sekolah TK atau SD maka dia juga akan mendapat pelajaran membaca AlQur’an di sekolahnya, terutama mereka yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah maka akan mendapatkan pelajaran membaca Al-Qur’an yang cukup. Sedangkan mereka yang menempuh pendidikan dasar di sekolah umum dalam hal ini SD, walaupun mereka mendapatkan porsi belajar membaca Al-Qur’an yang kurang mereka akan tetap belajar membaca AlQur’an di tempat – tempat belajar Al-Qur’an di sekitar rumahnya, misal di TPQ, mushola, atau bahkan ada yang sambil mondok. Semangat dan motivasi mereka saat SD belajar membaca AlQur’an sangatlah tinggi. Namun setelah memasuki masa usia SMP/MTs sederajat apakah semangat mereka dalam mempelajari membaca AlQur’an tetap tergolong tinggi? Sebagian siswa MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang yang sempat penulis wawancara singkat saat survey sebelum penelitian dilakukan, yang penulis laksanakan pada hari Rabu tanggal 13 April 2016 tentang semangat dia dalam belajar Al-Qur’an mengungkapkan bahwa dia merasa jenuh dan bosan dalam belajar AlQur’an karena merasa sudah merasa terlalu lama belajar membaca AlQur’an. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang merasa masih
4
semangat belajar membaca Al-Qur’an, ketika ditanyai alasannya mereka menjawab karena merasa senang belajar dan membaca Al-Qur’an. Bahkan ada beberapa siswa yang merasa senang dan tertantang untuk menghafal Al-Qur’an. Rasa senang dan semangat dalam belajar Al-Qur’an tentunya merupakan kabar gembira yang perlu diapresiasi. Namun penulis ironi dengan siswa yang merasa jenuh untuk belajar membaca Al-Qur’an. Belajar merupakan cara kita untuk berprestasi, agar kita bisa mampu melakukan sesuatu. Ketika kita mempunyai semangat, motivasi dan minat yang tinggi untuk belajar sesuatu, maka insyaallah kita akan mudah mempelajarinya, akan tetapi kita tidak memiliki minat dan motivasi tersebut maka kita akan malas untuk mempelajarinya dan tentunya ini akan berpengaruh pada pencapaian prestasi yang kita raih. Begitu pun dalam belajar membaca Al-Qur’an, kita harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi. Belajar membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Bagi siswa MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, pelajaran membaca Al-Qur’an menjadi sangat penting baginya, karena selain kewajiban sebagai muslim, pelajaran membaca Al-Qur’an juga termasuk ke dalam kurikulum Madrasah. Sehingga para siswa harus mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Yang menjadikan MTs Al-Manar berbeda dengan sekolah lain adalah pembiasaan membaca Al-Qur’an.
5
kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an akan diukur oleh sekolah, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Tinggi rendahnya kemampuan membaca Al-Qur’an siswa salah satu faktornya adalah minat dan motivasi belajar siswa dalam belajar membaca Al-Qur’an. Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Minat yang dapat menunjang belajar adalah minat kepada bahan/mata pelajaran dan kepada guru yang mengajarnya. Apabila siswa tidak berminat kepada bahan/mata pelajaran juga kepada gurunya, maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu, guru harus memberi motivasi agar siswa mau belajar dan memperhatikan pelajaran. Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merencanakan pengalaman-pengalaman belajar, menuntun mereka ke arah pengetahuan, dan untuk mendorong motivasi belajar mereka (Hamalik, 2008: 105). Minat juga sebagai salah satu faktor internal mempunyai peranan dalam menunjang prestasi belajar siswa, siswa yang tidak berminat
6
terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk merangsang perhatian siswa setiap guru dituntut harus mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian siswa terhadap apa yang diberikan. Suatu keadaan yang menarik perhatian siswa diharapkan dapat menimbulkan minat dan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sriyanti (2009: 8). Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Syah (2010: 152) juga mengungkapkan bahwa minat itu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap Al-Qur’an akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010 : 152). Berdasarkan survey di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang penulis lakukan sebelum penelitian, tepatnya pada hari Rabu tanggal 13 April 2016. Sebagian dari siswa ada yang mengaku senang dengan pelajaran Al-Qur’an dan sebagian siswa mengaku tidak senang dengan pelajaran Al-Qur’an. Bahkan Tidak jarang siswa yang
7
memandang Al-Qur’an sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar membaca Al-Qur’an siswa di MTs AlManar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang beragam ada yang kurang sedang bahkan tinggi. Beberapa faktor yang terduga dalam keberhasilan siswa belajar. Keberhasilan belajar anak tidak hanya ditentukan oleh faktor yang ada dalam dirinya, kekuatan-kekuatannya, bakat-bakatnya namun juga dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia berada (Sriyanti, 2009: 7). Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran AlQur’an sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran, sebab pelajaran Al-Qur’an memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena
itu
apabila
siswa
mengalami
kelelahan
atau
terganggu
kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih. Selanjutnya metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Al-Qur’an. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang hal tersebut dan dituangkan dalam skripsi yang berjudul : “HUBUNGAN
MINAT
BELAJAR
8
DENGAN
KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas 7 di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya
adalah : 1. Bagaimana minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? 2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017? 3. Adakah hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan hal besar manfaatnya bagi peneliti, yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang akan diteliti. Hal ini memudahkan peneliti untuk mengerjakan dan mencari data-data yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah:
9
1. Untuk mengetahui minat belajar membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 2. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017 3. Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian (Azwar, 2007:49). Sementara itu menurut Suharsimi (1998: 67), Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti data terkumpul. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis alternatif (ha). Hipotesis alternatif dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 di Madrasah Tsanawiyah AlManar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”.
10
E. Kegunanaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang hubungan minat dan belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, sehingga dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis:
1. Secara teoritis a. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru PAI dalam melaksanakan pembelajaran Al-Qur’an; b. Penelitian ini dapat menjadikan rujukan atau referensi peneliti selanjutnya. 2. Secara praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan guru PAI dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, terutamabagi guru Al-Qur’an di MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang b. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi lembaga pendidikan agar mampu memberikan motivasi dan menarik minat siswa agar semangat dalam belajar, terutama dalam belajar membaca Al-Qur’an.
F. Definisi Operasional 1. Minat Belajar Menurut Sriyanti (2009: 8), minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan berbuat sesuatu. Menurut Pasaribu dan Simandjutak (1983: 52), minat adalah suatu motif yang menyebabkan individu itu
11
berhubungan secara aktip dengan barang yang menariknya. Sementara itu Slameto (1998 : 182) menerangkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Djamarah
(2008:166)
mengungkapkan
bahwa
minat
dapat
diekspresikan anak didik melalui : a. Menyukai sesuatu daripada yang lainnya b. Berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan c. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Slameto (2010:180) yang menyatakan bahwa : “Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.” Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Dengan demikian, dapat dirumuskan dimensi dari minat sebagai berikut (Slameto, 2010 : 180) :
12
a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran, b. Motivasi atau dorongan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an, c. Partisipasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an d. Perhatian siswa dalam pembelajaran e. Menyenangi pelajaran f. Itensitas membaca Al-qur’an Kemudian dari rumusan dimensi di atas, bisa kita tuliskan indikator dari minat sebagai acuan dalam pembuatan angket penelitian sebagai berikut : a. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran Indikatornya adalah : 1.1 Datang tepat waktu 1.2 Membawa buku pelajaran 1.3 Membaca materi yang akan disampaikan b. Motivasi siswa dalam belajar Indikatornya adalah : 1.1 Semangat mengikuti pelajaran 1.2 Merasa ingin pandai 1.3 Merasa belajar itu penting c. Partisipasi siswa dalam belajar Indikatornya adalah : 1.1 Bertanya jika mengalami kesulitan 1.2 Merasa senang jika aktif 1.3 Antusias jika menjawab pertanyaan saat diskusi
13
d. Perhatian siswa dalam pembelajaran Indikatornya adalah : 1.1. Memperhatikan penjelasan guru 1.2. Tidak becanda saat pelajaran 1.3. Mencatat hal – hal yang penting e. Menyenangi pelajaran Indikatornya adalah : 1.1. Merasa senang dengan pelajaran 1.2. Merasa sedih ketika guru tidak hadir 1.3. Senang jika diberikan PR oleh guru f. Itensitas belajar Indikatornya adalah : 1.1 Selalu menyempatkan belajar atau membaca 1.2 Mempunyai jadwal belajar rutin 1.3 Meluangkan waktu untuk belajar 2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dalam KBBI, kemampuan berasal dari kata mampu berarti kuasa, bisa, sanggup melakukan sesuatu. Mendapat imbuhan ke-an yang berfungsi sebagai kata kerja yang berarti kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu (Nur Khalif 1994: 252). Hampir sama dengan pendapat Yudianto (2001: 338) bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kekayaan kekuatan, sedangkan kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa.
14
Sedangkan membaca berarti melihat serta memahami dari apa yang tertulis. Menurut Sayuti membaca merupakan suata kegiatan yang bertujuan memahami makna dan tujuan dari membaca (Faisal 2005:14). Hampir sama Dalman (2013: 5) mendefinisikan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Sementara itu Al-Qur’an
adalah
wahyu Illahi yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita ummatnya
dengan
jalan
mutawatir,
yang dihukum kafir orang yang
mengingkarinya (Ash Shiddieqy, 1990:3). Jadi yang penulis maksudkan dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan, kekuasaan, kesanggupan seseorang dalam melihat serta membunyikan huruf – huruf hijaiyah yang terangkai dalam ayat – ayat suci Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Definisi tersebut perlu dijabarkan lagi secara operasional untuk mempermudah pengukuran variabel jika diterapkan dalam konteks penelitian, yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an dikalangan siswa MTs. Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan istilah yang lazim digunakan dalam perbincangan umum, tetapi memiliki pengertian dan penafsiran yang beraneka ragam. Batasan operasional perlu penulis sampaikan untuk memperjelas cakupan keluasan makna yang terkandung dalam
15
penelitian ini, serta menetapkan secara rinci kegiatan yang harus dilakukan untuk mengukur variabel penelitian. Kemampuan membaca adalah kecakapan yang diperagakan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an dilihat dari tiga komponen utama, yaitu: makhraj, tajwid dan kelancaran bacaannya. Makhraj berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf arab secara benar dan jelas. Tajwid berkaitan dengan cara memperbagus bacaan Al-Qur’an. Kelancaran bacaan diukur dari kecepatan, kecermatan, siswa membaca dan merangkai kata perkata secara benar. Ketiga komponen tersebut disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan dalam membaca Al-Qur’an. Dua komponen lain, yaitu lagu dan adab membaca Al-Qur’an tidak dijadikan evaluasi, karena tujuan penelitian ini hanya mengukur tingkat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Masing-masing komponen berisi indikator yang secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan keterampilan membaca Al-Qur’an.
G. Metode Penelitian 1. Pengertian penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data, diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan (Asih, 2006:6). 2. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
16
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan penulis hanya mengumpulkan data sebanyakbanyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian dianalisis untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi. Peneliti hanya mencari hubungan antara variabel X, yaitu minat belajar dan variabel Y, yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an.
3. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh yang dimaksudkan untuk diselidiki (Hadi, 1977: 220). Sementara itu menurut Kasiram (2010 : 257), populasi yaitu keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian dan sampel akan diambil dari populasi ini. Sedangkan Bambang (2005: 119) menuliskan bahwa populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti. Penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek atau satuan yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas 7 MTs Al-Manar Tengaran Kabupaten Semarang, tahun 2016 yang berjumlah 56 siswa. Terdiri dari 26 siswa laki – laki, dan 30 siswi perempuan. Sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi, 1977: 221). Sependapat dengan Hadi, menurut Bambang (2005: 119) sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Tidak sulit bagi penulis menyimpulkan bahwa
17
sampel adalah sebagian obyek dari populasi yang mewakili populasi dalam penelitian. Penulis melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan sampel sesuai dengan pendapat Deni Darmawan (2014: 143) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif bahwa jika ukuran populasi di atas 1.000 maka sampel diambil sekitar 10% sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau populasinya kurang dari seratus maka sampelnya harus 100%. Teknik sampling yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel (Hadi, 197, 222). Ada dua jenis teknik penarikan sampel, yaitu teknik penarikan sampel probabilita dan teknik penarikan sampel nonprobabilita (Bambang, 2005: 122). Penarikan sampel yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik penarikan sampel probabilita yaitu suatu teknik penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Bambang, 2005: 122). Dan karena jumlah populasi hanya 56 atau kurang dari 100 maka yang seluruh anggota populasi bertindak sebagai sampel atau subjek penelitian, atau penelitian ini adalah penelitian populasi. 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data yang dibahas dalam penelitian. Data penelitian terkumpul melalui berbagai metode antara lain: angket (quetionare), wawancara, observasi, studi dokumentasi dan sebagainya (Alfred L., 2011: 49).
18
Dengan berbagai pertimbangan terutama subjek penelitian dan indikator dari 3 variabel yang akan diteliti, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Angket Angket sering juga disebut kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian
pertanyaan
mengenai
suatu
hal
atau
dalam
suatu
bidang
(Koentjaraningrat, 1994:173). Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1991:124). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2010:1999). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat belajar siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. b. Dokumentasi Yaitu pengumpulan data dengan melihat benda-benda tertulis, seperti : nilai rapotnya, yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa/ kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Metode ini penulis gunakan untuk mengambil data nilai rapor Al-Qur’an siswa. c. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1998:139).
19
Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menguji kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Metode tes yang digunakan yaitu tes lisan (membaca Al-Qur’an) Tes membaca Al-Qur’an materi suratnya secara acak diambil dari AlQur’an. Para siswa secara bergantian mendapat tugas membaca Al-Qur’an masing-masing sebanyak 2 sampai 3 ayat secara acak dengan pengawasan langsung oleh peneliti. 2. Instrumen Penelitian Prinsip meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitan (Sugiyono, 2011: 102). Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penulis membuat suatu instrumen penelitian yang di dalamnya terdapat pertanyaanpertanyaan tentang variabel - variabel yang ingin diteliti
dan
diketahui
datanya. Instrumen yang akan digunakan adalah angket atau kuesioner dan dokumentasi. a. Angket atau kuesioner Bentuk angketnya adalah multiple choice (pilihan ganda). Penulis menggunakan skala ordinal (skala 4), dengan alternatif jawaban setiap pertanyaan adalah A, B, C dan D. Skor A adalah 4, skor B: 3, skor C: 2, dan skor D: 1. Jumlah pertanyaan atau soal angket sebanyak 18 buah. Sumber datanya adalah siswa kelas 7 MTs AlManar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
20
Adapun indikator dan kisi – kisi angketnya adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Kisi – Kisi Angket Minat Belajar Al-Qur’an Siswa No Dimensi
Indikator
Soal/pernyataan
1
Kesiapan
1. Datang tepat waktu
a. Saya tidak pernah
siswa
2. Membawa buku
telat mengikuti
mengikuti
pelajaran
pelajaran Al-
pelajaran,
3. Membaca materi
Qur’an?
yang akan
Nomor Soal 1, 2, dan 3
b. Saya tidak pernah
disampaikan
ketinggalan buku pelajaran Al-Quran saat ada jadwalnya? c. Saya membaca materi pelajaran yang akan disampaikan
2
Motivasi atau dorongan siswa dalam pembelajaran,
1. Semangat mengikuti pelajaran 2. Merasa
ingin
a. Saya semangat
4, 5,
mengikuti
dan 6
pelajaran AlQur’an
pandai
3. Merasa belajar itu b. Saya ingin pandai penting
membaca Al-
21
Qur’an c. Saya merasa belajar Al-Qur’an penting bagi saya 3
Partisipasi
1. Bertanya
jika a. Jika tidak paham
siswa dalam
mengalami
atau mengalami
pembelajaran
kesulitan
kesulitan, maka saya
Al-Qur’an
2. Merasa
senang
jika aktif
7, 8, dan 9
akan bertanya kepada guru
3. Antusias
jika b.Saya senang jika
menjawab
disuruh membacakan
pertanyaan
saat
diskusi
Al-Qur’an di kelas c. Saya antusias untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Al-Qur’an
4
Perhatian siswa dalam
1. Memperhatikan penjelasan guru
pembelajaran 2. Tidak becanda saat pelajaran
a. Saya memperhatikan 10, 11, guru saat menjelaskan materi pelajaran Al-Qur’an
3. Mencatat hal – hal b. Saya tidak becanda yang penting
dengan teman saat
22
dan 12
pelajaran Al-Qur’an berlangsung c. Saya mencatat hal – hal yang penting saat pelajaran AlQur’an 5
Menyenangi pelajaran
1. Merasa
senang a. Saya senang dengan
dengan pelajaran 2. Merasa
pelajaran Al-Qur’an
dan 15
sedih b.Saya merasa sedih
ketika guru tidak
jika guru Al-Qur’an
hadir
terlambat masuk
3. Senang
13, 14,
jika
diberikan PR oleh guru
kelas atau tidak berangkat c. Saya merasa senang dengan tugas atau PR yang diberikan oleh guru Al-Qur’an
6
Itensitas
1.Selalu
membaca Al-
menyempatkan
Qur’an
belajar
a. Saya selalu menyempatkan atau
membaca
membaca Al-Qur’an b. Saya mempunyai
2.Mempunyai jadwal belajar rutin
jawdal rutin membaca Al-Qur’an
23
16, 17, dan 18
3.Meluangkan waktu untuk belajar
c. Jika mempunyai waktu yang luang, saya lebih memilih untuk membaca AlQur’an
b. Pedoman dokumen Pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa rapor/nilai pelajaran Al-Qur’an siswa. c. Tes Adapun indikator dan kisi – kisi tesnya adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Kisi – kisi Penilaian Tes Membaca Al-Qur’an Indikator/komponen penilaian Kriteria Makhroj
Tinggi
Tajwid
1. Siswa dapat
1. Siswa dapat
1. Siswa dapat
mengucapkan huruf
membacakan
membaca dengan
hijaiyah dengan
hukum nun mati
lancar, jelas, dan
baik dan benar
dengan benar
benar
2. Siswa dapat
2. Siswa dapat
2. Siswa dapat
membedakan huruf
membaca mad
merangkai kata
hijaiyah yang
dengan benar
perkata dengan
hampir sama Sedang
Kelancaran
1. Siswa kurang
tepat 1. Siswa kurang
24
1. Siswa dapat
tepat mengucapkan
mampu membaca
membaca dengan
sifat – sifat huruf
hukum nun mati
jelas namun
hijaiyah dengan
dengan benar
kurang lancar
baik dan benar
2. Siswa kurang
2. Siswa kurang
2. Siswa kurang
mampu membaca
mampu
mampu
mad dengan benar merangkai kata
membedakan huruf
perkata dengan
hijaiyah yang
tepat
hampir sama
Rendah
1. Siswa tidak dapat 1. Siswa tidak
1. Siswa
mengucapkan huruf
dapat
membaca dengan
hijaiyah dengan
membacakan
terbata - bata
baik dan benar
hukum nun mati
2. Siswa tidak
2. Siswa tidak dapat dengan benar
dapat merangkai
membedakan huruf
2. Siswa tidak
kata perkata
hijaiyah yang
dapat membaca
dengan tepat
hampir sama
mad dengan benar
Skoring penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an pada masing – masing aspek sebagai berikut : Tabel 1.3 Skoring penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an Skor No
Aspek Terendah
25
Tertinggi
1
Makhroj
10
35
2
Tajwid
10
35
3
Kelancaran
10
30
30
100
Skor Total
3. Analisis Data Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan – permasalahan dalam penelitian yang kemudian dapat diinformasikan lebih lanjut sebagai hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau kevaliditannya. Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisa data yang diperoleh untuk mencari ada tidaknya hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Pertama – tama kita menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : Rumus Prosentase : P =
x 100%
Keterengan : P
: Prosentase
F
: Frekuensi
N
: Nilai
100%
: Bilangan konstan (Djamarah, 2000: 264)
Selanjutnya dalam menganalisa hasil penelitian berupa korelasi antara minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, digunakan teknik korelasional analisis statistik. 26
Untuk mengetahui hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca AlQur’an menggunakan rumus :
√* ∑
∑ (∑ ) (∑ ) (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan : = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N ∑
= Number of Cases = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑
= Jumlah seluruh skor X
∑
= Jumlah seluruh skor Y
H. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian terdahulu yang terdapat kaitannya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ana Soraya (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Interaksi Edukatif Guru Dengan Siswa Terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas XI MA Futuhiyah 2 Mranggen Demak Tahun Ajaran 2015/2016. Kesaaman penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian tersebut adalah menggunakan variabel minat belajar, meskipun pada penelitian tersebut minat belajar sebagai variabel terikat, sedangkan pada penilitian yang penukis lakukan minat belajar merupakan variabel bebas.
27
2. Fitriyanto (2014) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Persepsi Siswa
Tentang
Keterampilan
Guru
Dalam
Mengelola
Kelas
Terhadap Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2013/2014. Persamaan penelitian tersebut juga terletak pada variabel yang digunakan yaitu minat belajar, meskipun dalam penelitian tersebut minat belajar sebagai variabel terikat, sedangkan dalam penelitian yang diteliti oleh penulis, minat belajar bertindak sebagai variabel bebas. 3. Dasipin (2011) dalam skripsinya yang berjudul Peran Orang Tua Dalam Bimbingan Belajar Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Belajar Al Quran Siswa Kelas Iv Dan V Sd Negeri 1 Deras Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Persamaan penelitian tersebut lagi – lagi terdapat pada variabelnya yang menggunakan minat belajar Al-Qur’an, meskipun berbeda posisi sebagai variabel terikat, dan yang penulis lakukan minat belajar berperan sebagai variabel bebas. I.
Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, penelitian yang relevan serta sistematika penulisan
28
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini, diuraikan sebagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, yaitu tentang pengertian minat belajar, peranan minat dalam belajar, pengertian membaca Al-Qur’an, keutamaan membaca Al-Qur’an,
kemampuan
membaca
Al-Qur’an,
dan
metode – metode pembelajaran membaca Al-Qur’an. BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini dilaporkan tentang profil lokasi penelitian, keadaan responden, lokasi, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan
sarana
dan
prasarana,
keadaan
struktur
organisasi sekolah, data angket minat belajar, serta data nilai tes lisan kemampuan membaca Al-Qur’an. BAB 1V
ANALISA DATA Bab ini berisi analisis terhadap tiap – tiap variabel, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis
BAB V
PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan, saran – saran dan penutup. Demikian sistematika penulisan skripsi ini, untuk bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
29
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Minat Belajar Minat belajar berasal dari dua kata yaitu minat dan belajar. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto 1991: 182). Sedangkan menurut Shaleh dan Wahab (2005:267) minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Sementara itu Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (Depdiknas, 2007:744). Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995:136). Dari beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah sebuah kecenderungan yang tinggi akan sesuatu. Sementara itu pengertian belajar menurut Slameto (1991 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sudarmanto (1993:2), belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
30
perkembangan dan perubahan yang lebih baik. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar dari individu untuk memperoleh suatu perkembangangan dan perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan belajar akan semakin efektif kalau disertai dengan adanya minat, karena minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya (Usman, 2002 : 27). Oleh karena itu minat harus ditumbuhkan dalam diri individu yang ingin belajar sesuatu. Khususnya belajar membaca Al-Qur’an.
B. Peranan Minat dalam Belajar Banyak hal yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa, salah satunya adalah minat. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bahan pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah dipahami dan
disimpan dalam memori kognitif siswa karena
minat dapat menambah kegiatan belajar (Tohirin, 2008:131). Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat
31
dapat mengerti dan mengingatnya (Singer, 1987:78). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu (Syah, 2004:136). Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat untuk sesuatu agar ia belajar dengan sungguh-sungguh (Nasution, 2005:2). Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan anak malas untuk belajar, karena ia tidak memperoleh kepuasan terhadap kegiatan belajar tersebut. Dalam kegiatan belajar, perlu dibangun adanya kebutuhan dalam diri anak terhadap kegiatan belajar. Minat yang timbul dari kebutuhan anak- anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha (Nurkancana, 1981 : 225). Minat merupakan dasar atau fondasi bagi bangunan konsentrasi yang harus diciptakan. Fondasi itu akan semakin kokoh kalau minat semakin besar dengan terus-menerus dikembangkan (Gie, 1995:130). Dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapinya atau dipelajarinya (Khanifatul, 2013:102). Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan oleh siswa, karena minat dapat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat siswa kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
32
menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu (Slameto, 1991:59). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan belajarmengajar guru sudah seharusnya berusaha secara maksimal untuk dapat membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Guru dituntut untuk dapat berfikir kreatif untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran.
C. Pengertian Al-Qur’an. Al-Qur’an menurut bahasa berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sangat tepat, karena tidak ada manusia yang mampu menandingi kesempurnaan Al-Qur’an yang mulia itu (Quraish 1992:3). Menurut Subhi Al Salih dalam buku Pengantar Ulumul Qur’an karya Masjfuk Zuhdi (1997: 1) merumuskan definisi Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang tertulis di dalam mushaf – mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah. Sedangkan Sardar & Malik (1994: 37) dalam bukunya mendefinisak secara harfiah Al-Qur’an berarti “bacaan”, atau sesuatu yang harus dibaca. AlQur’an adalah firman Allah yang disampaikan dalam “bahasa Arab yang fasih” kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Bahasa Al-Qur’an amat berbeda dengan bahasa sehari-hari Muhammad.
33
Jadi pengertian Al-Qur’an secar bahasa adalah bacaan. Sedangkan menurut istilah Al-Qur’an adalah firman Allah yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup, serta membacanya akan mendapatkan pahala.
D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Al-Qur’an yang menurut perhitungan para ahli terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6236 ayat, 17439 lafadz, dan 325345 huruf, akan tetap terpelihara keaslian, kemurnian, dan kesuciannya sebagaimana dijamin oleh Allah SWT dengan firmannya dalam surah Al-Hijr (15) ayat 9 yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 526). Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara (Quraish Shihab, 1994: 21). Jaminan Allah itu sejak zaman Rasulullah hingga saat ini tampak dalam wujud banyaknya orang yang diberi ingatan yang kuat sehingga mereka hafal seluruh AlQur’an. Ada juga yang diberi kemampuan dan kepandaian menulis sehingga ayat – ayat Al-Qur’an dapat dicatat dengan seksama, teliti, sehingga umat islam memiliki standar tulisan yang amat baik, dan banyaknya yang diberi kemampuan membaca Al-Qur’an sehingga terpelihara dari kekacauan bacaan.
34
Meskipun Allah SWT menyatakan dalam ayat di atas akan memelihara Al-Qur’an itu, tetapi kita pun diperintahkannya untuk membacanya dengan tartil seperti difirmankan dalam surah Al-Muzammil ayat 4 berikut:
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 1295). Apakah yang dimaksud tartil itu? Kata tartil dalam beberapa terjemahan AlQur’an diartikan sebagai “perlahan – lahan” (Abdul Chaer, 2012: 11). Sementara itu kata tartil yang dimaksud dalam ayat tersebut menurut Ali bin Abu Thalib, salah seorang sahabat Nabi yang terkemuka dan termasuk salah seorang perintis ilmu tata bahasa Arab, yang dimaksud dengan tartil pada ayat di atas adalah ilmu tajwid (Abdul Chaer, 2012: 11). Ilmu yang mengajarkan tata cara bagaimana seharusnya membunyikan atau membaca huruf – huruf hijaiyah dengan baik dan sempurna, baik ketika bersendirian maupun sewaktu bertemu dengan huruf lain, dinamakan ilmu tajwid (Munir dan Sudarsono 1994: 1). Sedikit lebih singkat dalam buku yang disusun oleh tim lajnah penasihat Al-Qur’an (2007: 3) menerangkan bahwa tajwid adalah melafalkan huruf – huruf Al-Qur’an dengan makhroj dan sifatnya serta memenuhi hukum bacaannya. Sementara itu Abdul Chaer (2012: 11) mendefinisikan ilmu tajwid adalah pengetahuan mengenai kaidah – kaidah membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Seseorang yang ingin dapat membaca Qur’an dengan baik, perlu mempelajari dan mengerti aturan- aturan mengenai bacaan al-Qur’an.
35
Mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Artinya, apabila di suatu tempat telah ada orang yang ahli dalam ilmu tajwid, di mana orang bertanya kepadanya, maka kewajiban itu telah terpenuhi. Namun, membaca Al-Qur’an menurut ketentuan ilmu tajwid hukumnya fardhu ain(Abdul Chaer, 2012: 12). Artinya , setiap orang yang bmembaca Al-Qur’an harus dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid. Selain Allah SWT yang menyuruh kita untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil, Rasulullah pun dalam beberapa hadisnya menyatakan adanya kelebihan atau keutamaan orang yang fasih membaca Al-Qur’an daripada orang yang tidak fasih atau kurang fasih. Meskipun mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, tetapi membaca AlQur’an dengan tartil adalah fardhu ain. Padahal untuk membaca dengan tartil sedikit banyaknya kita harus mengetahui bagaimana caranya membaca Al-Qur’an dengan benar itu. Kalau disimpulkan inti ilmu tajwid adalah : 1. Bagaimana melafalkan huruf – huruf hijaiyah dengan benar, sehingga suara/bunyi yang dihasilkan benar – benar keluar atau terjadi pada makhrojnya. 2. Bagaimana cara menghasilkan bacaan sesuai dengan sifat – sifat hentian (waqaf) bacaan itu. 3. Bagaimana memulai bacaan (ibtida) setelah melakukan waqaf (henti baca) 4. Memahami adab dalam membaca Al-Qur’an.
36
E. Metode – Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Al-Qur’an tentang kemudahan dalam belajar Al-Qur’an. Kemudahan tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi yang berpendidikan tinggi saja, namun bagi semua umat. Namun, tidak jarang kita temui para pelajar AlQur’an merasa sulit dalam belajar Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan beberapa faktor (Fathin 2010 :2): 1. Lemahnya keyakinan dan kemauan untuk bisa membaca Al-Qur’an. 2. Kurangnya semangat dan sungguh-sungguh ketika belajar. 3. Metode dan fasilitas belajar yang tidak memadai. Sehubungan dengan hal tersebut, di Indonesia dikenal 8 metode dalam pembelajaran Al-Qur’an, yaitu (Fathin 2010:2) : 1. Metode Kisah (Struktural Analitik Sintetik) Metode ini biasa digunakan saat menghafal huruf- huruf hijaiyah dengan cara menyusunnya menjadi kalimat yang dimengerti dan mudah diingat. 2. Metode Kitabah(Kinestetik) Metode ini berguna memperkuat daya ingat dengan cara menuliskan kembali apa yang sudah dihafalkan. 3. Metode Amtsal (Analogi) Metode ini diterapkan dengan cara memisalkan hal abstrak menjadi hal yang lebih konkret. 4. Metode Su’al (Examination) Metode pengajaran ini menggunakan soal-soal untuk penguatan. 5. Transliterasi
37
Metode ini menggunakan pedoman cara membaca sehingga dapat digunakan untuk berlatih secara mandiri. 6. Praktis, Sistematis, dan Interaktif. Materi pembelajaran disusun secara sistematis meliputi menghafal & menguasai huruf hijaiyyah, melancarkan & merangkai kata, dan menguasai hukum tajwid dengan kode warna. 7. Guide dan Ilustrasi Dengan penyajian atau tampilan yang segar, disertai beberapa ilustrasi menjadikan proses belajar lebih dinamis dan terarah. 8. Kode Warna (Full Color) Dengan menggunakan symbol dan kode warna akan menumbuhkan motivasi dalam belajar.
F. Adab Membaca al-Qur’an Kitab suci umat islam, yaitu Al-Qur’an, lazim disebut Al-Qur’anul Karim, AlQur’anul Majid, Al-Qur’anul Azhim (Abdul Chaer, 2012: 129). Nama – nama tersebut memiliki pengertian mulia, terhormat, suci, dan agung. Oleh karena itu sudah sepatutnya, kita mempunyai sikap memuliakan, menghormati, mensucikan, dan mengagungkannya. Kita tidak sepatutnya menganggap Al-Qur’an itu kitab, buku, atau bacaan biasa. Kita harus menjaga kemuliaan dan kesucian kitab suci Al-Qur’an itu, baik dalam menyimpannya maupun ketika membacanya, ataupun mendengar ketika dibaca orang.
38
Adab membaca Al-Qur’an adalah adab sopan santun, tata cara yang harus diikuti ketika membaca kitab suci Al-Qur’an, maupun ketika mendengarkannya. Patut juga dicamkan bahwa orang yang membaca Al-Qur’an adalah orang yang sedang mengucapkan firman – firman Allah. Mereka pada hakikatnya sedang berhadapan dengan Allah SWT. Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca buku, kitab, atau bacaan biasa, membaca Al-Qur’an, meskipun kita tidak tahu atau belum tahu maknanya, akan mendapat pahala. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah, bukan pekerjaan sia – sia tanpa pahala. Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan seharusnya kita mematuhi adab membaca Al-Qur’an. Kaum muslimin bukan hanya harus dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil. Tetapi juga harus memahami isi kandungan Al-Qur’an dengan baik. Tidak hanya itu dalam membacanya pun ada adab tersendiri. Dalam Al-Qur’an surat Allah berfirman Al- Qur’an merupakan kitab mulia bagi umat Islam. Dimana setiap mukmin menjaga dan menghormati Al-Qur’an yang terwujud dari adab membacanya. Menurut Makhdlori (2008: 109), ada adab-adab dalam membaca Al-Qur’an, yaitu : 1. Membaca ta’awudz sebelum membaca ayat Al-Qur’an. Seperti dalam firman Allah QS. An-Nahl: 98
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk” (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 562). 2. Orang berhadats dilarang menyentuh Al-Qur’an 39
Apabila hendak membaca Al-Qur’an, maka bersuci terlebih dahulu. Apabila berhadats kecil maka cukuplah dengan berwudlu. Namun jika berhadats besar, maka hendaknya bersuci dengan mandi besar. 3. Khusyuk ketika mendengar Al-Qur’an atau membaca Al-Qur’an 4. Menghayati bacaan Al-Qur’an Apabila dalam membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an, kita melakukan penghayatan dengan menghadirkan seluruh perhatian terhadap bacaan, maka kita tidak termasuk golongan orang fasik. 5. Menangis saat membaca atau mendengar Al-Qur’an Menangis disini dikarenakan kekhusyukan serta penghayatan terhadap bacaan AlQur’an. Dalam QS. Al-Maa’idah 83 disebutkan :
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.)”. (Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, 2006 : 241). 6. Memperindah suara
40
Untuk dapat membaca dengan indah, maka perlu memperhatikan hukum-hukum membaca Al-Qur’an agar makna yang terkandung di dalamnya pun tidak rusak atau berubah makna. 7. Selalu mengingat dan membaca Al-Qur’an 8. Berbuat sesuai dengan Al-Qur’an Menurut Kareem (2000) dalam bukunya Tajweed rules of the Qur’an ada 2 aspek dalam adab membaca Qur’an, yaitu adab hati / batin dan adab perilaku. Adab hati saat membaca Qur’an diantaranya adalah memahami asal kata, memasukkan ke dalam hati pemahaman bahwa kata dalam Qur’an bukanlah perkataan manusia, menghadirkan atau memusatkan perasaan ketika membaca, mengerti arti dari yang dibaca, dan menganggap bahwa setiap ayat Al-Qur’an special diperuntukkan untuknya. Dari sisi perilaku atau eksternalnya, adab dalam membaca Al-Qur’an antara lain bersih badan, pakaian dan tempat, menghadap kiblat, mengucap ta’awudz kemudian basmalah, menghindari berhenti karena bicara dengan orang, berhenti ketika sajdah dan berdoa, dan menangis ketika membaca.
41
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Identitas Dan Keadaan Fisik Sekolah 1. Lokasi Jalan
: Jl. K.H. Djalal Suyuthi Desa Bener
Kecamatan
: Tengaran
Kabupaten
: Semarang
Kode Pos
: 50775
Telepon
: (0298) 3405227
Email
:
[email protected]
Kepala Sekolah
: Hj. Mustikowati, S.Pd.I
2. Lembaga Nama Lembaga
: MTs Al-Manar Bener Tengaran
Status Sekolah
: Swasta
Tipe Sekolah
: Yayasan
Akreditasi
: Terakreditasi “ B ”
Nomor Induk Sekolah
: 212 332 202 204
Nomor Statistik Sekolah
: 121233220003
Tahun Berdiri
: 1985
NPWP Madrasah
: 1 . 491 . 755 . 3 - 505
Lembaga Kena Pajak
: Yayasan Al-MANAR
Status Tanah
: Wakaf
42
a) Surat Bukti HGB
: Surat Keputusan Yayasan
b) Luas Bangunan
: 5870 M2
3. Bangunan a) Status Bangunan
: Milik Yayasan
b) Luas Bangunan
: 2350 M2
B. Program Kerja Sekolah 1. Visi Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi Sekolah Visi MTs Al-Manar adalah “Sekolah bermutu unggul, tangguh, memiliki intregritas dan rasional dalam menyiapkan manusia Indonesia takwa, Estetis, Luhur dalam budi pekerti, unggul dalam mutu serta memilki rasa tanggung jawab sosial kebangsaan”. b. Misi Sekolah Misi yang diharapkan dalam mewujudkan visi MTs Al-Manar Bener sebagai berikut: 1.1 Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatiuf, inovatif, Efektif, menyenangkan, mencerdaskan, dan menguatkan sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimilikinya. 1.2 Menumbuhkan dan memupuk penghayatan terhadap ajaran agama yang dianutnya sehingga menjadi sumber kearifan dalam berperilaku.
43
1.3 Menumbuhkan semangat keunggulan secara berkelanjutan kepada semua warga sekolah. 1.4 Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder sekolah. c. Tujuan Sekolah Berdasarkan pada visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai Mts Al-Manar Bener adalah: 1.1 Terlaksananya pengembangan kurikulum satuan pendidikan antara lain : 1.1.1 Penyusunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 MTs Al-Manar Bener Tahun Pelajaran 2015/2016. 1.1.2 Penyusunan atau pengembangan silabus dan RPP seluruh mata pelajaran oleh guru mata pelajaran masing-masing. 1.1.3 Pengembangan Kriteria ketuntasan belajar minimal dan system penilaian yang berbasis kompetensi. 1.2 Siswa memilki sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. 1.3 Proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta layanan bimbingan dan konseling belajar dengan optimal. 1.4 Memiliki kemampuan untuk meningkatkan pencapaian nilai KKM tiap mata pelajaran.
44
1.5 Memiliki prestasi dalam bidang keagamaan.
C. Keadaan Guru dan Karyawan Tabel 3.1 Keadaan Guru dan Karyawan No
Nama
Mata Pelajaran
1
K. Haris As'ad Nasution
Seni Budaya
2
Mustikowati, S.PdI
Matematika
3
Khabiburrokhman, M.Pd
Bahasa Arab
4
Mukalip
Bahasa Jawa
5
Muflikatur Rofiah, S.Ag
SKI, Bahasa Indonesia
6
Mega Rahayu, S.Ag
Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak
7
Sugeng Muhlisin, A.Ma
TIK
8
Mustaidah, S.Pd.I
Bahasa Inggris
9
Tasmiyah, S.Pd
Matematika, Tata Busana
10
Anisatul Masruroh,S.Pd.I
Fiqih
11
Siti Zulaikhoh, S.PdI
Bahasa Indonesia
12
Nur Fadhilah, SH
IPS
13
Siyono, S.PdI
Penjaskes
14
Ivah Fauzah, S.PdI
IPA
15
Mahmud Zuhdi, S.H. M.PdI
PKN
16
Istiqomah
Tata Busana
17
Khoirul Umam
TIK, Bahasa Arab
45
18
Andi
Tata Usaha
D. Sarana dan Prasana Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah lembaga, baik lembaga pendidikan maupun lembaga non pendidikan. Apalagi dalam lembaga pendidikan dan pengajaran, keberadaannya sangat diperlukan demi tecapainya tujuan yang telah ditetapkan. Setelah penulis melakukan observasi serta wawancara seperlunya, maka dapat dikemukakan kondisi fisik yang ada pada MTs Al-Manar Tengaran, Kabupaten Semarang. Secara garis besar dapat dilihat pada data sebagaimana tersebut di bawah ini : 1. Luas tanah dan gedung a. Luas tanah
: 5870
b. Ruang kelas
: 7 buah
c. Ruang guru
: 1 buah
d. Ruang kepala madrasah
: 1 buah
e. Masjid
: 1 buah
f. Ruang perpustakaan
: 1 buah
g. Lab komputer
: 1 buah
h. WC/kamar mandi
: 2 buah
i. Ruang TU
: 1 buah
2. Sarana penunjang a. Meja guru
: 14 buah
46
b. Kursi guru
: 14 buah
c. Meja TU
: 4 buah
d. Kursi TU
: 4 buah
e. Meja siswa
: 130 buah
f. Kursi siswa
: 195 buah
g. Lemari
: 27 buah
h. Brankas
: 1 buah
i. TV/Audio
: 1 buah
j. LCD
: 1 buah
k. Komputer
: 12 buah
l. Mesin stensil
: 1 buah
m. Digital kamera
: 1 buah
E. Strukrur Organisasi MTs Al-Manar Tabel 3.2 Struktur Organisai MTs Al-Manar No
Nama
Jabatan
1
K. Haris As'ad Nasution
Ketua Yayasan Al-Manar
2
H. Warsono, S.Pd
Ketua Komite
3
Mustikowati, S.PdI
Kepala Madrasah
4
Khabiburrokhman, M.Pd
Bidang Kurikulum
5
Mukalip
Bidang Sarana dan Prasarana
6
Muflikatur Rofiah, S.Ag
Bidang Humas
47
7
Ahmad Mustafid S.PdI
Bisang Kesiswaan
8
Siti Zulaikhoh S.PdI
Koor. Konseling
9
Ivah Vauzah S.PdI
Pengembangan diri
10
Andhi Kustiawan
Bidang Tata Usaha
11
Chusnul Chalimah
Bendahara
12
Abdul Latif
Perlengkapan
13
Anisatul M S.PdI
Wali Kelas VII A
14
Nur Vadillatul K, S.H
Wali Kelas VII B
15
Siti Zulaikhoh S.PdI
Wali Kelas VIII A
16
Mega Rahayu S.PdI
Wali Kelas VIII B
17
Muflikatur Rofiah, S.Ag
Wali Kelas VIII C
18
Mustaidah, S.PdI
Wali Kelas IX A
19
Tasmiyah, S.PdI
Wali Kelas IX B
F. Keadaan Siswa Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Al-Manar Jumlah No
Kelas
Total Laki – Laki
Perempuan
1
7
30
26
56
2
8
32
32
64
3
9
26
21
47
48
Jumlah
88
81
167
G. Penyajian Data 1. Data Nama Responden Nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Daftar Nama Responden Siswa Jenis Kelamin No
Nama Responden
Kelas L
P
1
Agil Setiawan
L
VII A
2
Agustika Heri Afandi
L
VII A
3
Ahmad Rosikin
L
VII A
4
Anindya Dzur Dzarqo. H
P
VII A
5
Ariska Munasika
P
VII A
6
Aulia Mustamila
P
VII A
7
Celsi Uli Ro'fatu
P
VII A
8
Dewi Wulan Sari
P
VII A
9
Dhuha Abilia Afifah
P
VII A
10
Irsyadul Ngiat
11
Itsnaeni Venti Hapsari
P
VII A
12
Kartika Nindy Azhari
P
VII A
13
Khoiri Nurul Amalia
P
VII A
14
Kholid Miftakhudin
L
L
49
VII A
VII A
15
Laila Anisa Khilmi
P
16
Muhammad Azam Roihan
L
VII A
17
Muhammad Irfan Maulana
L
VII A
18
Munasiroh
19
Nur Maksum Al Fajari
20
Nuril Aida
21
Ridhan Septiaji Mubaroq
22
Sarifatul Nadia
23
Syahrul Rahmad. R
L
VII A
24
Teguh Nur Rohani
L
VII A
25
Wahyudi
L
VII A
26
Afifah Muridatul Rohmah
27
Abdul Qohar
L
VII B
28
Ainun Firmansyah
L
VII B
29
Ammar Nur Pramudya
L
VII B
30
Arya Fajar Fahreza
L
VII B
31
Aulia Indri Rahmawati
32
Bahrul Ilmi
33
Dewi Lestari
P
VII B
34
Dia Saniyatul Q
P
VII B
35
Diska Winanda
P
VII B
36
Febina Lulu Ilmuna
P
VII B
P L
VII A VII A
P L
VII A VII A
P
P
P L
50
VII A
VII A
VII A
VII B VII B
37
Firza Arif Hidayat
L
VII B
38
Imam Nawawi
L
VII B
39
Imroatul Fauziah
P
VII B
40
Imroatul Hikmah
P
VII B
41
Indah Nur Hidayah
P
VII B
42
Lutfi Nur Aini
P
VII B
43
M. Abdul Basit
44
Mamlailatul Sakdiyah
45
Muchammad Bahrul Ulum
L
VII B
46
Muhammad Antar Mazin
L
VII B
47
Muhammad Sahal Mansur
L
VII B
48
Noviana Rahmawati
49
Nur Muhammad Irvan
50
Paramita Kurniawati
P
VII B
51
Rahayu Khoirun Nisa'
P
VII B
52
Riki Styawan
L
VII B
53
Rohmadi
L
VII B
54
Salsabila Q. S
P
VII B
55
Sri Mukifah
P
VII B
56
Azra Zafhira Zahra
P
VII B
L
VII B P
P L
2. Hasil Data Mentah
51
VII B
VII B VII B
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an. Untuk itu penulis membuat angket untuk mengukur minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Adapun hasil jawaban angket dari siswa yang menjadi responden adalah sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar Jawaban Angket Minat Belajar Siswa No. Resp
Butir Soal dan Jawaban 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1
A
A
C
B
B
B
A
B
C
B
C
C
B
B
A
A
B
B
2
A
C
C
C
A
A
C
A
D
C
C
C
A
C
C
C
C
C
3
C
C
D
A
A
A
C
C
B
C
C
C
A
B
C
B
B
C
4
A
B
C
A
A
A
B
B
B
A
B
B
B
A
C
C
C
C
5
C
C
B
B
A
A
C
B
C
B
C
B
B
B
C
C
C
B
6
C
A
C
C
A
A
B
B
A
A
B
C
A
C
C
A
A
C
7
A
A
B
B
C
A
C
B
C
B
B
B
B
C
B
B
B
C
8
A
A
B
B
B
A
A
A
A
B
B
C
A
B
A
B
B
A
9
A
A
C
A
A
A
C
C
C
A
C
B
A
C
C
B
B
B
10
B
C
C
B
B
A
C
C
C
C
C
C
C
B
C
C
C
C
11
A
A
C
B
A
A
C
C
C
C
B
A
A
C
B
C
A
C
12
A
C
C
C
B
B
C
C
C
C
C
B
B
B
B
B
B
C
13
A
A
B
B
A
A
C
C
B
C
C
B
B
C
B
B
B
C
14
B
A
B
B
C
C
C
B
A
B
C
D
D
C
B
B
B
C
15
B
A
D
B
A
A
C
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
C
16
C
C
C
C
A
A
C
D
C
C
C
C
B
D
C
C
B
C
52
17
C
C
B
C
A
B
B
C
B
B
C
B
C
C
C
B
B
C
18
B
B
D
B
B
B
C
C
C
B
C
B
B
C
C
B
C
C
19
A
A
C
B
A
B
A
B
B
C
C
A
A
D
A
B
C
A
20
A
A
B
A
B
A
C
A
A
A
C
A
A
C
B
B
B
B
21
B
D
C
B
A
A
B
B
D
B
B
B
B
B
C
A
B
C
22
A
A
C
C
B
B
B
B
B
C
C
C
B
C
C
C
C
C
23
B
C
C
A
C
B
B
A
C
B
C
B
A
B
C
C
D
C
24
C
A
C
C
B
A
C
C
C
C
A
C
C
C
C
A
C
B
25
C
D
C
C
B
B
C
C
C
B
C
D
C
D
D
C
C
D
26
C
B
C
B
A
A
C
B
C
B
A
B
A
B
C
C
C
B
27
C
C
C
C
C
B
C
C
C
C
C
C
B
C
C
C
C
A
28
C
B
C
C
B
A
C
C
C
C
C
C
B
C
C
C
D
C
29
C
C
D
B
A
A
B
C
B
C
C
B
B
D
C
C
B
C
30
B
B
C
C
C
A
A
A
C
B
B
C
C
B
A
C
B
C
31
B
B
B
C
C
A
A
B
C
B
C
B
B
C
C
B
C
C
32
B
C
C
B
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
33
C
C
B
A
A
A
C
C
B
B
C
B
A
D
B
C
C
C
34
C
C
A
B
A
A
B
B
B
B
C
B
A
C
B
A
A
A
35
C
A
C
C
A
A
B
B
C
C
B
C
A
C
C
C
C
C
36
A
A
C
B
A
A
A
C
C
A
C
A
C
A
B
B
B
B
37
C
C
A
B
B
A
B
B
B
B
C
B
A
C
B
B
A
A
38
B
B
A
B
B
A
B
C
B
B
C
B
A
C
B
B
C
A
39
A
A
A
B
B
A
A
B
B
C
C
C
C
A
C
B
C
C
40
B
C
C
A
A
A
C
B
C
C
C
B
C
C
C
C
C
C
41
A
A
C
C
B
B
C
B
C
C
C
B
B
C
B
B
B
B
42
A
A
B
A
C
A
B
C
B
A
B
B
A
C
B
A
B
B
43
A
A
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
B
C
C
D
C
C
53
44
A
A
B
B
A
A
C
A
A
B
C
C
A
A
A
C
C
C
45
B
B
A
B
B
A
B
C
B
B
C
B
A
C
B
B
C
A
46
B
B
C
B
A
A
C
C
A
B
C
C
B
C
C
B
B
B
47
C
B
C
A
A
A
B
B
B
A
A
B
A
B
C
A
B
C
48
C
C
C
B
A
A
C
C
C
B
A
A
C
C
C
B
B
B
49
C
C
C
C
A
B
B
C
B
B
B
C
B
C
C
B
B
C
50
C
A
C
C
A
A
C
C
C
B
C
B
B
C
C
C
B
C
51
C
A
C
C
A
A
D
C
C
B
C
B
C
B
C
B
C
C
52
C
C
C
C
B
B
B
C
C
B
B
B
B
D
B
A
B
C
53
B
C
C
B
B
C
C
C
D
D
B
D
B
C
C
B
C
D
54
C
A
C
B
B
B
C
B
B
C
C
C
B
C
C
A
D
C
55
B
B
C
B
B
A
B
C
B
B
C
B
A
C
B
B
C
C
56
A
A
B
B
A
B
B
C
C
B
C
B
A
A
A
C
A
A
Berikut tabel angket minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Data selanjutnya adalah data kemampuan belajar Al-Qur’an. Data ini penulis dapatkan dengan metode dokumentasi nilai rapot siswa juga dari tes lisan, berikut hasil data mentah yang penulis peroleh : a. Nilai Rapor Tabel 3.6 Nilai Rapor Tes membaca Al-Qur’an Qur’an No Resp
Nilai Tes Membaca AlQur'an
1
60
2
60
54
3
60
4
80
5
72
6
80
7
84
8
80
9
80
10
76
11
92
12
88
13
40
14
64
15
72
16
60
17
76
18
64
19
60
20
84
21
60
22
92
23
50
24
50
25
60
26
60
27
92
28
87
29
80
55
30
60
31
90
32
86
33
77
34
87
35
80
36
90
37
84
38
72
39
87
40
83
41
94
42
63
43
82
44
87
45
85
46
84
47
86
48
73
49
75
50
91
51
85
52
68
53
70
54
87
55
60
56
66
56
b. Tes Lisan Tabel 3.7 Nilai Tes Lisan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
No
Nama Responden
Kelas
Total Skor
Skor Makhroj
Tajwid
Kelancaran
1 Agil Setiawan
VII A
30
28
20
78
2 Agustika Heri A
VII A
25
25
20
70
3 Ahmad Rosikin Anindya Dzur 4 D.H
VII A
27
25
22
74
VII A
32
25
19
76
5 Ariska Munasika
VII A
30
25
23
78
6 Aulia Mustamila
VII A
32
25
21
78
7 Celsi Uli Ro'fatu
VII A
33
27
18
78
8 Dewi Wulan Sari
VII A
33
20
23
76
9 Dhuha Abilia A
VII A
30
23
23
76
10 Irsyadul Ngiat
VII A
25
20
17
62
11 Itsnaeni Venti H
VII A
30
25
21
76
12 Kartika Nindy A
VII A
28
20
22
70
13 Khoiri Nurul A
VII A
25
25
20
70
14 Kholid Miftah
VII A
25
20
23
68
15 Laila Anisa Kh Muhammad 16 Azam
VII A
25
25
22
72
VII A
20
20
20
60
17 Muhammad Irfan
VII A
25
20
19
64
18 Munasiroh
VII A
25
20
19
64
19 Nur Maksum AF
VII A
28
23
19
70
20 Nuril Aida
VII A
30
27
25
82
21 Ridhan Septiaji M
VII A
30
20
20
70
22 Sarifatul Nadia
VII A
30
20
18
68
57
Syahrul Rahmad 23 R Teguh Nur 24 Rohani
VII A
20
20
20
60
VII A
20
25
21
66
25 Wahyudi
VII A
20
20
20
60
26 Afifah Muridatul
VII A
25
25
18
68
27 Abdul Qohar Ainun 28 Firmansyah
VII B
25
20
22
67
VII B
25
25
24
74
29 Ammar Nur P
VII B
25
20
23
68
30 Arya Fajar F
VII B
30
23
19
72
31 Aulia Indri R
VII B
30
23
21
74
32 Bahrul Ilmi
VII B
25
20
15
60
33 Dewi Lestari
VII B
30
20
20
70
34 Dia Saniyatul Q
VII B
32
20
20
72
35 Diska Winanda
VII B
30
20
20
70
36 Febina Lulu I
VII B
32
25
23
80
37 Firza Arif Hidayat
VII B
30
25
23
78
38 Imam Nawawi
VII B
30
25
23
78
39 Imroatul Fauziah
VII B
30
25
25
80
40 Imroatul Hikmah
VII B
25
20
19
64
41 Indah Nur H
VII B
28
20
20
68
42 Lutfi Nur Aini
VII B
28
25
23
76
43 M. Abdul Basit
VII B
20
20
20
60
44 Mamlailatul S
VII B
30
25
23
78
45 M Bachrul Ulum
VII B
27
25
24
76
46 Muhammad Antar
VII B
30
20
24
74
47 Muhammad Sahal
VII B
30
25
25
80
48 Noviana R
VII B
27
20
23
70
49 Nur Muhammad I
VII B
20
20
22
62
58
50 Paramita K Rahayu Khoirun 51 N
VII B
27
20
23
70
VII B
20
20
24
64
52 Riki Styawan
VII B
23
23
24
70
53 Rohmadi
VII B
20
18
18
56
54 Salsabila Q. S
VII B
25
20
19
64
55 Sri Mukifah
VII B
30
25
23
78
56 Azra Zafhira Z
VII B
27
25
24
76
59
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan mengadakan analisis terhadap data yang telah terkumpul. Analisis data tersebut digunakan untuk memperoleh jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan pada rumusan masalah pada bab 1. Berdasarkan permasalahan yang telah diajukan, untuk menjawab pertanyaan permaslahan penelitian nomor satu dan nomor dua akan dilakukan analisis data dengan analisis deskriptif, sedangkan untuk menjawab pertanyaan permasalahan penelitian nomor dua akan dikakukan uji statistik product moment.
A. Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif ini, penulis akan melakukan analisis data dalam rangka untuk mengetahui minat belajar Al-Qur’an serta kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 1. Analisis Data Minat Belajar Al-Qur’an Pengambilan data mengenai minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
diperoleh dari penyebaran
angket yang terdiri dari 18 butir soal yang dirumuskan dari kisi – kisi angket yang telah dipaparkan pada BAB I. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a.
Siswa yang menjawab A diberi skor 4
b.
Siswa yang menjawab B diberi skor 3
60
c.
Siswa yang menjawab C diberi skor 2
d.
Siswa yang menjawab C diberi skor 1
Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 56 siswa. Berikut adalah daftar nomor absen siswa beserta jawaban dan skornya. TABEL 4.1 Penskoran Hasil Angket Minat Belajar Al-Qur’an
No Resp
Nominasi Jawaban
Jumlah Skor Per Item
Total
A
B
C
D
4
3
2
1
1
5
9
4
0
20
27
8
0
55
2
5
0
12
1
20
0
24
1
45
3
4
4
9
1
16
12
18
1
47
4
6
7
5
0
24
21
10
0
55
5
2
8
8
0
8
24
16
0
48
6
8
3
7
0
32
9
14
0
55
7
3
10
5
0
12
30
10
0
52
8
8
8
2
0
32
24
4
0
60
9
7
4
7
0
28
12
14
0
54
10
1
4
13
0
4
12
26
0
42
11
7
3
8
0
28
9
16
0
53
12
1
8
9
0
4
24
18
0
46
13
4
8
6
0
16
24
12
0
52
14
2
8
6
2
8
24
12
2
46
15
6
9
2
1
24
27
4
1
56
16
2
2
12
2
8
6
24
2
40
17
1
8
9
0
4
24
18
0
46
18
0
9
8
1
0
27
16
1
44
19
8
5
4
1
32
15
8
1
56
20
9
6
3
0
36
18
6
0
60
61
21
3
10
3
2
12
30
6
2
50
22
2
6
10
0
8
18
20
0
46
23
3
6
8
1
12
18
16
1
47
24
4
2
12
0
16
6
24
0
46
25
1
2
10
5
4
6
20
5
35
26
4
7
7
0
16
21
14
0
51
27
1
2
15
0
4
6
30
0
40
28
1
3
13
1
4
9
26
1
40
29
2
6
8
2
8
18
16
2
44
30
4
6
8
0
16
18
16
0
50
31
2
8
8
0
8
24
16
0
48
32
0
2
16
0
0
6
32
0
38
33
4
5
8
1
16
15
16
1
48
34
6
7
5
0
24
21
10
0
55
35
4
3
11
0
16
9
22
0
47
36
8
5
5
0
32
15
10
0
57
37
5
9
4
0
20
27
8
0
55
38
4
10
4
0
16
30
8
0
54
39
6
5
7
0
24
15
14
0
53
40
3
3
12
0
12
9
24
0
45
41
2
9
7
0
8
27
14
0
49
42
7
8
3
0
28
24
6
0
58
43
2
1
14
1
8
3
28
1
40
44
9
3
6
0
36
9
12
0
57
45
4
10
4
0
16
30
8
0
54
46
3
8
7
0
12
24
14
0
50
47
7
7
4
0
28
21
8
0
57
48
4
5
9
0
16
15
18
0
49
49
1
8
9
0
4
24
18
0
46
50
3
4
11
0
12
12
22
0
46
51
3
4
10
1
12
12
20
1
45
62
52
1
8
8
1
4
24
16
1
45
53
0
6
8
4
0
18
16
4
38
54
2
6
9
1
8
18
18
1
45
55
2
10
6
0
8
30
12
0
50
56
8
6
4
0
32
18
8
0
58
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, ditentukan telebih dahulu interval kelasnya. Rumusnya sebagai berikut :
Keternagan : i
= Interval Kelas
R
= Range ( Nilai tertinggi dikurangi nilai terendah)
K
= Jumlah Kelas (dibagi menjadi 3 kategori) Selanjutnya kita memasukan angka – angkanya pada rumus
tersebut, dengan langkah sebagai berikut : a. Menentukan R (Range) R
=H–L
H
= Nilai tertinggi = 60
L
= Nilai terendah = 35
R
= 60 – 35 = 25 b. Selanjutnya menentukan interval kelas
63
= = 8,3 dibulatkan menjadi 9 c. Setelah interval kelas didapatkan berikutnya membuat tabel distribusi frekuensi dari data tersebut Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Al-Qur’an No
Interval Kelas
Kualifikasi
Frekuensi
1
53 – 61
Tinggi
19
2
44 – 52
Sedang
29
3
35 – 43
Rendah
8
Jumlah
56
Berdasarkan tabel di atas dapat kita kelompokan dalam prosentase sebagai berikut: Rumus Prosentase : P =
x 100%
Keterengan : P
: Prosentase
F
: Frekuensi
N
: Nilai (Djamarah, 2000: 264)
Prosentasi kategori minat belajar tinggi P=
x 100% =
x 100% = 0,34 x 100% = 34 %
Prosentasi kategori minat belajar sedang
64
P=
x 100% =
x 100% = 0,52 x 100% = 52 %
Prosentasi kategori minat belajar rendah P=
x 100% =
x 100% = 0,14 x 100% = 14 %
Demikian variasi minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Berikut
penulis tampilkan tabel
distribusi frekuensi dan prosentasenya sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an No
Kualifikasi
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
19
34%
2
Sedang
29
52%
3
Rendah
8
14%
56
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel prosentase di atas, dari 56 siswa kelas 7 MTs Al-Manar dapat disimpulkan bahwa : a. Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang tinggi sebanyak 19 siswa atau 34%. b. Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 29 siswa atau 52%. c. Siswa yang memiliki mainat belajar Al-Qur’an yang rendah sebanyak 8 siswa atau 14%.
65
Untuk mencari rata – rata dari minat belajar Al-Qur’an mengunakan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ̅
Keterangan : ̅
= rata – rata = frekuensi = frekuensi dikali nilai tengah
Langkah pertama adalah membuat tabel distribusi frekuensinya :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi untuk menghitung rata – rata minat belajar Al-Qur’an No
Interval
titik tengah (xi)
frekuensi (f)
f.xi
1
53 – 61
57
19
1083
2
44 – 52
48
29
1392
3
35 – 43
39
8
312
Jumlah
56
2787
Selanjutnya memasukan angka pada rumus ; ∑ ∑ ̅ ̅ = 49,7 dibulatkan menjadi 50
66
Hasil di atas menunjukan mean dengan nilai 50 dari variabel X tentang minat minat belajar Al-Qur’an. Sedangkan nilai 50 termasuk pada interval kedua (44-52) artinya minat belajar Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar berada pada kategori sedang. 2. Analisis Data Kemampuan Membaca Al-Qur’an Data kemampuan membaca Al-Qur’an ini diambil dari nilai rapor siswa dan berdasarkan pada hasil tes membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh penulis. Berikut datanya : Tabel 4.5 Data Nilai Rapor dan Tes Lisan Membaca Al-Qur’an Siswa No Resp
Nilai Rapor
Nilai Tes
Rata – Rata
1
60
78
69
2
60
70
65
3
60
74
67
4
80
76
78
5
72
78
75
6
80
78
79
7
84
78
81
8
80
76
78
9
80
76
78
10
76
62
69
11
92
76
84
12
88
70
79
13
60
70
65
14
64
68
66
67
15
72
72
72
16
60
60
60
17
76
65
71
18
64
64
64
19
60
70
65
20
84
82
83
21
60
70
65
22
92
68
80
23
60
60
60
24
60
66
63
25
60
60
60
26
60
68
64
27
92
68
80
28
87
74
81
29
80
68
74
30
60
72
66
31
90
74
82
32
86
60
73
33
77
70
74
34
87
72
80
35
80
70
75
36
90
80
85
37
84
78
81
38
72
78
75
39
87
80
84
40
83
64
74
41
94
68
81
68
42
63
76
70
43
82
60
71
44
87
78
83
45
85
76
81
46
84
74
79
47
86
80
83
48
73
70
72
49
75
62
69
50
91
70
81
51
85
64
75
52
68
70
69
53
70
56
63
54
87
64
76
55
60
78
69
56
66
76
71
Kemudian untuk menganalisis data tersebut, ditentukan telebih dahulu interval kelasnya. Rumusnya sebagai berikut :
Keternagan : i
= Interval Kelas
R
= Range ( Nilai tertinggi dikurangi nilai terendah)
K
= Jumlah Kelas (dibagi menjadi 3 kategori) Selanjutnya kita masukan angka – angkanya pada rumus tersebut,
dengan langkah sebagai berikut :
69
a. Menentukan R (Range) R
=H–L
H
= Nilai tertinggi = 85
L
= Nilai terendah = 60 = 85 – 60
R
= 25 b. Selanjutnya menentukan interval kelas
= = 8,3 dibulatkan menjadi 9 Setelah interval kelas didapatkan berikutnya membuat tabel distribusi frekuensi dari data tersebut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Belajar Al-Qur’an No
Interval Kelas
Kualifikasi
Frekuensi
1
78 – 86
Tinggi
22
2
69 – 77
Sedang
20
3
60 – 68
Rendah
14
Jumlah
56
Berdasarkan tabel di atas dapat kita kelompokan dalam prosentase sebagai berikut:
70
Rumus Prosentase : P =
x 100%
Keterengan : P
: Prosentase
F
: Frekuensi
N
: Nilai (Djamarah, 2000: 264)
Prosentasi kategori kemampuan membaca Al-Qur’an tinggi P=
x 100% =
x 100% = 0,39 x 100% = 39 %
Prosentasi kategori kemampuan membaca Al-Qur’an sedang P=
x 100% =
x 100% = 0,357 x 100% = 36 %
Prosentasi kategori kemampuan membaca Al-Qur’an kurang P=
x 100% =
x 100% = 0,25 x 100% = 25 %
Demikian variasi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Berikut
penulis tampilkan
tabel distribusi frekuensi dan prosentasenya sebagai berikut : Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Prosentase Minat Belajar Al-Qur’an No
Kualifikasi
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
22
39%
2
Sedang
20
36%
3
Rendah
14
25%
56
100%
Jumlah
71
Berdasarkan tabel prosentase di atas, dari 56 siswa kelas 7 MTs Al-Manar dapat disimpulkan bahwa : a. Siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an tinggi sebanyak 22 siswa atau 39%. b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an sedang sebanyak 20 siswa atau 36%. c. Siswa yang memiliki kemampuan belajar Al-Qur’an yang rendah sebanyak 14 siswa atau 25%. Untuk mencari rata – rata dari kemampuan membaca Al-Qur’an mengunakan rumus sebagai berikut : ∑ ∑ ̅
Keterangan : ̅
= rata – rata = frekuensi = frekuensi dikali nilai tengah
Langkah pertama adalah membuat tabel distribusi frekuensinya : Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi untuk menghitung rata – rata Kemampuan Membaca Al-Qur’an No
Interval
titik tengah (xi)
frekuensi (f)
f.xi
1
78 – 86
82
22
1804
2
69 – 77
73
20
1460
3
60 – 68
64
14
896
56
4160
Jumlah
72
Selanjutnya memasukan angka pada rumus ; ∑ ∑ ̅ ̅ = 74,2 dibulatkan menjadi 75 Hasil di atas menunjukan mean dengan nilai 75 dari variabel Y tentang kemampuan membaca Al-Qur’an. Sedangkan nilai 75 termasuk pada interval kedua (69 - 77) artinya kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas 7 MTs AlManar berada pada kategori sedang.
B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Penelitian ini untuk menguji hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an pada siswa kelas 7 MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas yaitu minat belajar Al-Qur’an sebagai variabel X serta satu variabel terikat yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an sebagai variabel Y. Adapun untuk mencari nilai product moment , maka penulis menempuh langkah – langkah sebagai berikut :
73
Tabel 4.9 Tabel Kerja Perhitungan Variabel X dan Y No
X
Y
X.Y
1
55
69
3025
4761
3795
2
45
65
2025
4225
2925
3
47
67
2209
4489
3149
4
55
78
3025
6084
4290
5
48
75
2304
5625
3600
6
55
79
3025
6241
4345
7
52
81
2704
6561
4212
8
60
78
3600
6084
4680
9
54
78
2916
6084
4212
10
42
69
1764
4761
2898
11
53
84
2809
7056
4452
12
46
79
2116
6241
3634
13
52
65
2704
4225
3380
14
46
66
2116
4356
3036
15
56
72
3136
5184
4032
16
40
60
1600
3600
2400
17
46
71
2116
5041
3266
18
44
64
1936
4096
2816
19
56
65
3136
4225
3640
20
60
83
3600
6889
4980
21
50
65
2500
4225
3250
22
46
80
2116
6400
3680
23
47
60
2209
3600
2820
24
46
63
2116
3969
2898
74
25
35
60
1225
3600
2100
26
51
64
2601
4096
3264
27
40
80
1600
6400
3200
28
40
81
1600
6561
3240
29
44
74
1936
5476
3256
30
50
66
2500
4356
3300
31
48
82
2304
6724
3936
32
38
73
1444
5329
2774
33
48
74
2304
5476
3552
34
55
80
3025
6400
4400
35
47
75
2209
5625
3525
36
57
85
3249
7225
4845
37
55
81
3025
6561
4455
38
54
75
2916
5625
4050
39
53
84
2809
7056
4452
40
45
74
2025
5476
3330
41
49
81
2401
6561
3969
42
58
70
3364
4900
4060
43
40
71
1600
5041
2840
44
57
83
3249
6889
4731
45
54
81
2916
6561
4374
46
50
79
2500
6241
3950
47
57
83
3249
6889
4731
48
49
72
2401
5184
3528
49
46
69
2116
4761
3174
50
46
81
2116
6561
3726
51
45
75
2025
5625
3375
75
52
45
69
2025
4761
3105
53
38
63
1444
3969
2394
54
45
76
2025
5776
3420
55
50
69
2500
4761
3450
56
58
71
3364
5041
4118
Jumlah
2748
4117 136874 305529 203014
Dari tabel kerja di atas dapat diketahui: N
: 56
∑x
: 2748
∑y
: 4117
∑
: 136874
∑
: 305529
∑ x.y : 203014 Setelah tabel kerja tersedia dan diketahui nilai kelompok antara variabel x, y,
,
, dan xy, langkah selanjutnya adalah mencari rxy. Untuk mencari rxy penulis menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: ∑ √* ∑
(∑ )(∑ ) (∑ ) +* ∑
√*
(
) +*
√*
√*
(∑ ) +
(
+*
+*
) +
+
+
76
√
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh rxy = 0,410.
C. Pembahasan Uji Hipotesis Setelah data berhasil dianalisis dengan product moment maka langkah awal adalah mencari df (degree of freedom) atau derajat kebebasan, dengan rumus sebagai berikut : df
= N –Nr
Keterangan : N
: JUmlah Responden
Nr
: Jumlah Variabel (x dan y)
Langsung saja kita masukan angkanya : df
: N – Nr : 56 – 2 : 54
Setelah df diketahui kemudian dilihat pada r tabel product moment. Maka diperoleh r pada taraf kesalahan 5% adalah 0,2221 dan pada taraf 1% adalah 0,3102. 77
Untuk rxy yang diperoleh adalah 0,410. Jika dikonsultasikan dengan r tabel taraf kesalahan 5% maka rxy = 0,410 > rt = 0,2221. Itu artinya ada hubungan antara variabel x (minat belajar) dengan variabel y (kemampuan membaca Al-Qur’an). Sedangkan jika rxy dikonsultasikan pada r tabel taraf kesalahan 1% maka diperoleh rxy = 0,410 > rt = 0,3102. Itu juga berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel x (minat belajar) dengan variabel y (kemampuan membaca AlQur’an). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipotesis alternatif yang diajukan oleh penulis diterima yaitu “Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an”.
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan minat belajar dengan kemampuan mebaca Al-Qur’an pada siswa kelas 7 di MTs Al-Manar Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, menghasilkan rumusan kesimpulan yang penulis dapat kemukakan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis deskriptif tentang minat belajar Al-Qur’an, diketahui bahwa prosentase minat belajar
Al-Qur’an siswa adalah
sebagai berikut : a.
Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang tinggi sebanyak 19 siswa atau sebanyak 34%
b.
Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 29 siswa atau sebanyak 52%
c.
Siswa yang memiliki minat belajar Al-Qur’an yang sedang sebanyak 8 siswa atau sebanyak 14%
Dari prosentase di atas menunjukan bahwa frekuensi nilai tertinggi ada pada kategori sedang dengan skor 52%. Sementara skor rata – rata untuk minat belajar Al-Qur’an siswa diperoleh skor 50 yang terletak pada intervel 44 – 52 (sedang) itu artinya rata – rata minat belajar Al-Qur’an siswa sedang.
79
2. Berdasarkan analisis deskriptif tentang kemampuan membaca Al-Qur’an, diketahui bahwa prosentase kemampuan membaca
Al-Qur’an siswa
adalah sebagai berikut : a.
Siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an tinggi sebanyak 22 siswa atau 39%.
b.
Siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an sedang sebanyak 20 siswa atau 36%.
c.
Siswa yang memiliki kemampuan belajar Al-Qur’an yang rendah sebanyak 14 siswa atau 25%.
Dari prosentase di atas menunjukan bahwa frekuensi nilai tertinggi ada pada kategori tinggi dengan skor 39%. Sementara skor rata – rata untuk kemampuan Al-Qur’an siswa diperoleh skor 72 yang terletak pada interval 69 – 77 (sedang) itu artinya rata – rata kemampuan membaca Al-Qur’an siswa sedang. 3. Berdasarkan analisis product moment tentang hubungan minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di peroleh rxy = 0,410. Jika dikonsultasikan dengan r tabel taraf kesalahan 5% maka rxy = 0,410 > rt = 0,2221. Itu artinya ada hubungan antara variabel x (minat belajar) dengan variabel y (kemampuan membaca Al-Qur’an). Sedangkan jika rxy dikonsultasikan pada r tabel taraf kesalahan 1% maka diperoleh rxy = 0,410 > rt = 0,3102. Itu juga berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel x (minat belajar) dengan variabel y (kemampuan membaca AlQur’an).
80
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Hipotesis alternatif yang diajukan oleh penulis diterima yaitu “Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan kemampuan membaca Al-Qur’an”
B. Saran - Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Hasil analisis terbukti bahwa minat belajar mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu penulis menghimbau kepada setiap pembaca terutama yang sedang belajar Al-Qur’an. Langkah pertama agar anda mampu membaca Al-Qur’an adalah minati terlebih dahulu membaca Al-Qur’an. 2. Pihak sekolah hendaknya mengadakan program belajar baca al-Qur’an di luar jam pelajaran sehingga siswa merasa terbiasa membaca Al-Qur’an dan meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an lebih baik lagi. 3. Guru
hendaknya
mempunyai
target
atau strategi
khusus
untuk
mengajarkan Al-Qur’an dengan tepat dan cepat supaya siswa tertarik dan minat untuk belajar membaca Al-Qur’an. 4. Orang tua hendaknya selalu memberikan dorongan, semangat, dan bimbingan baca Al-Qur’an di rumah, sehingga anak merasa cara membaca Al-Qur’annya mendapat perhatian dan berupaya untuk meningkatkan kemampuan baca Al-Qur’an lebih baik lagi.
81
Saran bagi peneliti lain yang hendak meneliti dengan variabel minat belajar ataupun kemampuan membaca Al-Qur’an hendaknya lebih kreatif dan inovatif lagi supaya menambah pengalaman dan wawasan keilmuan di kemudian hari.
82
Daftar Pustaka
Ahmad, Yusuf Al-Hajj. 2008. Seri Kemukjizatan Al-Qur’an dan Sunnah. Yogyakarta: Sajadah_Press An-Najjar Zaglul, Abdul. 2012. Ensklopedia Mukjizat Ilmiah Al-Qur’an dan Hadis 1. Jakarta: PT Lentera Abadi Apriyono Heru. 2013. The Big Bang Theory. Yogyakarta: Narasi Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta ________________. 1991. Dasar–dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. ________________. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Chaer, Abdul. 2013. Al-Qur’an dan Ilmu Tajwid. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Czerepinski, Kareema Carol. 2000. Tajweed rules of the Qur’an. Jeddah Dalman. 2014. Keterampilan Membaca. Depok: PT Raja Grafindo Persada Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta _____________. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
83
Fathin, Ambya Abu. 2010. Metode Al-Bana. Jakarta : Bana Publishing Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien Jilid II. Yogyakarta: Liberty Hadi, Sutrisno. 1994. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset Hakim Baqir. 2006. Ulumul Quran. Jakarta: Al-huda Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Reseach Sosial. Bandung: Mandar Maju Kasiram, Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif. Malang : UIN Maliki Press Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif dan Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Koentjaraningrat. 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia. Lajnah Pentasihan Al-Qur’an. Pedoman Tajwid Transliterasi Al-Qur’an. Jakarta: Departemen Agama RI Makhdlhori, Muhammad. 2008. Mukjizat – Mukjizat Membaca Al-Qur’an. Jogjakarta: DIVA Press Munir, Ahmad dan Sudarsono. 1994. Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Qur’an. Jakarta: PT Rineka Cipta Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Janah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sa’dulloh. 2008. 9 Cara Praktis Menghapal Al-Qur’an. Depok: Gema Insani
84
Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab. 2005. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media Shihab, M. Quraish. 1994. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan _______________. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Jakarta: Nizam _______________. 2002.Tafsir Al-Mishbah Vol 8. Jakarta : Lentera Hati Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: CV Remadja Karya Slameto. 1991.
Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta _______. 2010.
Belajar dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta Sudarmanto, Y.B. 1993. Tuntunan Metodologi Belajar. Jakarta: PT Grasindo Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuntitatif Dan Kualitatif. Bandung Alfa Beta. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi). Jakarta: PT Rajawali Press Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya W.J.S Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: Karya Abditama
85
86