perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN JUMANTONO TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
TITIK SETYOWATI K7108064
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Titik Setyowati
NIM
: K7108064
Jurusan/ Program Studi
: Ilmu Pendidikan/ PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN JUMANTONO TAHUN 2012” ini merupakan benar-benar hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Titik Setyowati
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN JUMANTONO TAHUN 2012
Oleh: TITIK SETYOWATI K7108064
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 25 Juni 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd.
Drs. M. Shaifuddin, M. Pd., M. Sn.
NIP. 19461208 198203 1 001
NIP. 19530428 198803 1 001 commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Jumat
Tanggal: 13 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang :
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd.
…………………
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
…………………
Anggota I
: Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd.
…………………
Anggota II
: Drs. M. Shaifuddin, M. Pd., M. Sn.
…………………
Disahkan Oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta A. n. Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si NIP. 196604151991031002
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ikatlah ilmu dengan menuliskannya (Ali bin Abi Thalib)
Begitu pikiran bergerak, tangan bekerja (Fay Weldon)
Saat menempuh perjalanan panjang, bawalah mesin ketik (laptop) dan kertas, serta manfaatkan sebagian besar waktu anda (Dorothea Brande)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada: Ayah dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tiada tara dan selalu memberikan motivasi, dukungan, bimbingan dengan setulus hati
Keluarga besar yang selalu memberi bantuan, dorongan, dan dukungan yang tak pernah berhenti
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Titik Setyowati. HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN JUMANTONO TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya (1) hubungan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012, (2) hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012, (3) hubungan antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah survai dengan teknik korelasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD se-Kecamatan Jumantono, mulai bulan Januari hingga Juli 2012. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono. Sampel penelitian berjumlah 72 siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian adalah tes keterampilan menulis argumentasi, angket minat membaca dan tes kemampuan membaca. Instrumen keterampilan menulis argumentasi menggunakan reliabilitas rating scale dan validitas isi. Uji validitas angket minat membaca menggunakan r product moment dan reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Uji validitas instrumen kemampuan membaca menggunakan validitas isi dan uji reliabilitasnya menggunakan KR 20. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi dan Regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif yang signifikan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi (ry1= 0,315> rt= 0,231, pada taraf signifikansi α=0,05; N= 72, dimana t1= 2,775> tt= 1,990); (2) ada hubungan positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi (ry2= 0,243 > rt= 0,231, pada taraf nyata α=0,05; N= 72, dimana t1= 2,092> tt=1,990); (3) ada hubungan positif antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi (Ry.12= 0,328> rt= 0,231, pada taraf nyata α= 0,05, N= 72, dimana F=4,165> Ft=3,135). Dari hasil analisis dapat dinyatakan bahwa baik secara sendiri -sendiri maupun bersama-sama minat membaca dan kemampuan membaca memberikan sumbangan yang berarti kepada keterampilan menulis argumentasi. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut dapat menjadi prediktor yang baik bagi keterampilan menulis argumentasi. Kata Kunci: Keterampilan Menulis Argumentasi, Minat Membaca, Kemampuan Membaca commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Titik Setyowati. The Correlation between The Interest and The Ability of Reading and The Skill of Argumentation Writing among the Fourth Grade Student at Elementary School all Jumantono Subdistrict 2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University. July 2012. This research aimed to determine the correlation between (1) the reading interest and the skill of argumentation writing among the Fourth Grade Student at Elementary School all Jumantono Subdistrict 2012, (2) the reading ability and the skill of argumentation writing among the Fourth Grade Student at Elementary School all Jumantono Subdistrict 2012, (3) both the reading interest and the reading ability together and the skill of argumentation writing among the Fourth Grade Student at Elementary School all Jumantono Subdistrict 2012. The method of this research is a survay correlational. The research was carried out at elementary school in Jumantono subdistrict, from January to July 2012. The population of the research were the fourth grade students at Elementary School all Jumantono Subdistrict. The sample consisted of 72 students who were taken by using cluster random sampling. The instruments used for data collection were test for the skill of argumentation writing, quetionary for reading interest, and test for reading ability. The reliability of argumentation writing skill test used rating scale reliability, and its validity used content validity. The validity of the quetionary for reading interest used r product moment and its reliability used Alpha Cronbach. While the validity of the test for reading ability used content validity and its reliability used KR 20. The techniques used for analyzing data were correlation and regression. The result of the study showed that: (1) there is a significant positive correlation between reading interest and the skill of argumentation writing (ry1=0,315> rt= 0,231 at the level of significance α=0,05; N= 72, where t1= 2,775> tt= 1,990); (2) there is a significant positive correlation between the reading ability and the skill of argumentation writing (ry2= 0,243> rt= 0,231 at the level of significance α=0,05; N= 72, where t1= 2,092> tt=1,990); (3) there is a positive correlation between both the reading interest and the reading ability and the skill of argumentation writing (Ry.12= 0,328> rt= 0,231 at the level of significance α= 0,05; N= 72, where F=4,165> Ft=3,135). The results show that both the reading interest and the reading ability simultaneously give significant contribution to the skill of argumentation writing. It means that both variables could be good predictors for the skill of argumentation writing. Keyword: The Skill of Argumentation Writing, The Reading Interest, The Reading Ability
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan
gelar
Sarjana
Pendidikan.
Penulis
menyadari
bahwa
terselesaikannya penyusunan skripsi ini berkat bantuan, bimbingan, dan pengararahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. M. Shaifuddin, M. Pd., M. Sn. selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 6. Para Dosen PGSD yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini 7. Kepala UPT PUD, NFI, dan SD Kecamatan Jumantono yang telah berkenan memberikan ijn untuk melakukan penelitian di SD Negeri Kecamatan Jumantono. 8. Para Kepala Sekolah SD Negeri yang telah berkenan memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan try out dan penelitian. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Para Guru Kelas di SD Negeri tempat penelitian yang dengan tulus membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 10. Rekan-rekan PGSD Angkatan 2008. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Segala kritikan dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kajian Tentang Keterampilan Menulis Argumentasi .........
7
2. Kajian Tentang Minat Membaca........................................
21
3. Kajian Tentang Kemampuan Membaca .............................
31
4. Penelitian yang Relevan .......................................................
39
B. Kerangka Berpikir ...................................................................
42
C. Hipotesis Penelitian ................................................................. commit to user
46
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
47
B. Rancangan/ Desain Penelitian .................................................
47
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
48
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................
49
E. Pengumpulan Data ...................................................................
50
F. Validasi Instrumen Penelitian .................................................
53
G. Teknik Analisis Data ...............................................................
58
H. Hipotesis Statistik ...................................................................
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .........................................................................
61
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..............................................
64
C. Pengujian Hipotesis .................................................................
66
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................
69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................
71
B. Implikasi .................................................................................
72
C. Saran .......................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
75
LAMPIRAN ..................................................................................................
80
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Argumentasi . 61 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Minat Membaca ................................ 62 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Membaca ..................... 63
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Kerangka Berpikir ................................................................. 45
Gambar 3.1
Desain Penelitian Korelasional ............................................. 48
Gambar 4.1
Histogram Data Keterampilan Menulis ................................. 62
Gambar 4.2
Histogram Data Minat Membaca .......................................... 63
Gambar 4.3
Histogram Data Kemampuan Membaca ............................... 64
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Jadwal Penelitian ................................................................... 80
Lampiran 2
Persebaran Jumlah Populasi ................................................... 81
Lampiran 3
Pedoman Penilaian Tes Keterampilan Menulis Argumentasi 82
Lampiran 4
Deskriptor Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi .... 83
Lampiran 5
Instrumen Tes Keterampilan Menulis Argumentasi .............. 85
Lampiran 6
Kisi-kisi Angket Minat Membaca Sebelum dan Sesudah Ujicoba
............................................................................. 86
Lampiran 7
Angket Minat Membaca (Sebelum Ujicoba).......................... 87
Lampiran 8
Angket Minat Membaca (Setelah Ujicoba) ............................ 90
Lampiran 9
Pedoman Penilaian Angket Minat Membaca ......................... 92
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca (Sebelum Ujicoba) ...... 93 Lampiran 11 Instrumen Tes Kemampuan Membaca (Sebelum Ujicoba) ... 94 Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Isi Tes Kemampuan Membaca ................ 103 Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca (Setelah Ujicoba) ........ 109 Lampiran 14 Tes Kemampuan Membaca (Setelah Ujicoba) ...................... 110 Lampiran 15 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca (Setelah Ujicoba)116 Lampiran 16 Hasil Perhitungan Validitas Angket Minat Membaca ............ 117 Lampiran 17 Hasil Perhitungan Uji Validitas, Daya Beda, dan Indeks Kesukaran, Tes Kemampuan Membaca ................................. 120 Lampiran 18 Hasil Perhitungan Reliabilitas Tes Keterampilan Menulis Argumentasi .......................................................................... 122 Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Membaca ................. 125 commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 20 Perhitungan Reliabilitas Tes Kemampuan Membaca ........... 128 Lampiran 21 Data Induk Penelitian ............................................................. 129 Lampiran 22 Perhitungan Statistik Deskriptif ............................................ 131 Lampiran 23 Perhitungan Normalitas Data Penelitian ................................ 132 Lampiran 24 Perhitungan Linearitas Data Penelitian .................................. 133 Lampiran 25 Pengujian Hipotesis ................................................................ 135 Lampiran 27 Foto-foto Penelitian ............................................................... 138 Lampiran 28 Contoh Hasil Karangan Siswa ............................................... 140 Lampiran 29 Surat Ijin Penelitan ................................................................ 142
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan IPTEKS yang semakin pesat menuntut kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Dengan kualitas sumber daya yang memadai dapat dipastikan manusia dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju. Salah satu indikator kualitas sumber daya manusia adalah ia dapat berkomunikasi dengan dunia luar, yang dalam era globalisasi seperti sekarang ini batas-batas negara semakin kabur, dan seolaholah dunia menjadi satu. Untuk dapat berkomunikasi, setiap orang memerlukan bahasa. Pendidikan merupakan jembatan strategis dalam mengembangkan segala potensi manusia dalam berkomunikasi. Yakni dengan mengajarkan bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dengan keterampilan berbahasa yang dimilikinya, setiap orang akan mampu menguasai IPTEKS. Yakni dengan kemudahan dan kecepatannya dalam menyerap dan menafsirkan berbagai informasi yang disajikan baik secara lisan maupun tertulis. Tentu tidak hanya dengan menikmati saja informasi yang ada, melainkan dituntut untuk dapat mengekspresikan ide, gagasan atau pemikiran, salah satunya dengan menulis. Dengan menulis, hasil karya diharapkan dapat menciptakan peradaban yang lebih tinggi. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang ekspresif dan produktif. Sebagian informasi yang menjadi gagasan dapat digali dari berbagai sumber, tetapi menulis tidak hanya sekedar menuangkan gagasan. Bryne dalam St. Y. Slamet (2008: 106) mengemukakan “keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas, sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
dengan
pembaca”.
Dengan
menulis,
penulis
dapat
mengekspresikan gagasan, ide ataupun buah pikiran, yang pada nantinya akan memberikan banyak manfaat. Salah satunya dengan menulis argumentasi. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Menurut St. Y. Slamet (2008), pembelajaran menulis di SD akan bermanfaat apabila diarahkan kepada tulisan yang mendukung siswa dalam pembelajaran tingkat lanjut, salah satunya adalah tulisan argumentasi. Melalui menulis argumentasi diharapkan siswa SD dapat dilatih berpikir kritis dan logis. “Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan.
Melalui
argumentasi,
dunia
ilmu
pengetahuan
berusaha
mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap tentang suatu hal” (Keraf, 2000: 3). Tulisan argumentasi dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai gagasan, ide, ataupun pendapat dengan menyajikan fakta/ bukti yang meyakinkan. Bukti/ fakta tersebut dapat berasal dari berbagai sumber bacaan, misalnya buku, internet, surat kabar, dll. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, pengembangan keterampilan menulis argumentasi harus dilaksanakan karena dapat bermanfaat untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akan tetapi, banyak guru yang kurang memperhatikan aspek menulis, khususnya menulis argumentasi dibandingkan dengan aspek lain. Siswa cenderung dijejali dengan soal-soal yang berupa teori saja, yang belum menyentuh aspek menulis argumentasi. Berdasarkan hasil survai di lapangan, diketahui bahwa keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono masih rendah. Hanya 37,5% siswa yang mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70, sedangkan sebanyak 62,5% tidak mencapai KKM, yang dapat dilihat pada Lampiran 21 halaman 129. Sebagian siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menuangkan isi/ gagasan, merangkai kalimat menjadi padu dan utuh, serta lemahnya menggunakan ejaan. Dari segi isi, gagasan yang diajukan kurang jelas, kurang relevan dengan permasalahan, dan belum mencerminkan pemikiran yang logis dan kreatif. Siswa kurang menguasai aturan penulisan, baik dari segi ejaan, kalimat, maupun paragraf. Sehingga pengorganisasian isi kurang lancar dan terorganisir. Dilihat dari penggunaan ejaannya, banyak siswa yang tidak menguasai aturan penggunaannya. Padahal keterampilan menulis argumentasi ini sangat penting untuk dikuasai. Dengan keterampilan menulis argumentasi yang commit to user memadai, siswa mudah menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
meyakinkan. Selain itu, melalui argumen yang disampaikan, dapat diketahui tingkat kejelasan dan kecerahan jalan pikiran seseorang. Di sisi lain tingkat SD merupakan dasar dan awal pembinaan keterampilan menulis argumentasi. Apabila dasar/ fondasi itu sudah kuat, akan memudahkan siswa untuk pengembangannya di tingkat lanjut. Apabila dicermati lebih mendalam, rendahnya tingkat keterampilan menulis argumentasi pada siswa dikarenakan faktor dari dalam diri siswa, utamanya adalah
minat membaca dan kemampuan membaca siswa. Minat
membaca merupakan kecenderungan dari dalam diri siswa untuk membaca. Minat membaca sangat penting karena merupakan salah satu faktor penting keberhasilan siswa dalam belajar. Tanpa adanya minat membaca, siswa akan merasa malas untuk membaca sehingga berpengaruh terhadap kekayaan gagasan, pengetahuan/ wawasan siswa. Salah satu manfaat membaca adalah siswa akan memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan. Dengan minat membaca yang tinggi, siswa akan senang membaca dan pada gilirannya nanti akan tumbuh kebiasaan membaca pada diri siswa. Tentu dengan minat membaca yang tinggi saja belum menjamin siswa memperoleh wawasan dan pengetahuan. Yang tidak kalah penting adalah kemampuan membaca siswa itu sendiri. Kemampuan membaca merupakan syarat untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yang lebih tinggi, misalnya adalah keterampilan menulis argumentasi. Tarigan, H. G. (1990: 7) mengemukakan
bahwa
“kemampuan
membaca
adalah
kecepatan
dan
pemahaman isi secara keseluruhan. Muara akhir dalam membaca adalah memahami isi ide/ gagasan baik tersurat, tersirat, bahkan tersorot dalam bacaan”. Dapat dikatakan bahwa esensi membaca adalah pemahaman (St. Y. Slamet, 2008). Dengan kemampuan membaca yang dimilikinya, siswa akan dengan mudah menyerap pengetahuan dan wawasan yang ada dalam bacaan, baik tersurat maupun yang tersirat. Selain itu, siswa juga dapat mencermati karakter tulisan yang berkenaan dengan penggunaan ejaan dan koherensi kalimat pada bacaan. Akan tetapi, masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan to usersering menyuarakan bahan bacaan membaca yang baik. Kebanyakancommit siswa masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
tanpa memahami makna/ informasi yang terkandung dalam bahan bacaan tersebut. Dengan demikian ilmu pengetahuan tidak dapat terserap dengan baik. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap kekayaan pengetahuan, wawasan, dan ide. Padahal siswa kelas IV sekolah dasar merupakan kelas tinggi, yang kemampuan membacanya lebih ditekankan pada aspek pemahaman. Pengetahuan dan wawasan yang luas sangat membantu siswa dalam mengajukan argumennya. Tidak ada yang dapat ditulis, apabila tidak punya gagasan dalam pikirannya. Salah satu cara yang tepat untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan adalah dengan jalan membaca. Pepatah mengatakan bahwa membaca adalah jendela dunia, sehingga dengan membaca siswa dapat melihat dunia. Sekarang ini di berbagai sekolah telah ada perpustakaan yang menyediakan beragam buku bacaan, yang tentunya akan menambah kosakata, wawasan, dan pengetahuan baru. Akan tetapi, belum banyak siswa yang mau membaca dan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Sebagian besar siswa merasa malas mengunjungi perpustakaan, serta lebih senang menghabiskan waktu untuk bermain daripada membaca buku. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Minat dan Kemampuan Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Pada Siswa Kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah 1. Apakah ada hubungan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012? 2. Apakah ada hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012? 3. Apakah ada hubungan secara bersama-sama antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa commit to Tahun user 2012? kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD SeKecamatan Jumantono Tahun 2012. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara bersama-sama antara minat dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD Se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan minat membaca dan kemampuan membaca serta keterampilan menulis argumentasi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: a. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa tentang
seberapa
tinggi
keterampilan
menulis
argumentasi
yang
dimilikinya, minat membaca, serta kemampuan membacanya. Hal ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis argumentasi, minat membaca, serta kemampuan membaca. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi guru dalam rangka mengembangkan keterampilan menulis argumentasi siswa, serta mampu membangkitkan minat membaca dan kemampuan membaca siswa. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam memfasilitasi dan mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh siswa, terutama dalam pengembangan keterampilan berbahasa tulis siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keterampilan Menulis Argumentasi a. Pengertian Keterampilan Menulis Dalam kehidupan sehari-hari, istilah keterampilan sering dikaitkan
dengan
gerakan
otot.
Akan
tetapi,
Syah
(2008)
mengungkapkan bahwa keterampilan tidak hanya mencakup gerakan motorik, melainkan pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Pengejawantahan tersebut dapat diartikan sebagai kemahiran/ keterampilan intelektual. Winkel (2005: 112) berpendapat bahwa “keterampilan intelektual adalah kemampuan yang berhubungan dengan diri dan lingkungannya dalam bentuk representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/ simbol (huruf, angka, kata, gambar)”. Seseorang
yang
mempunyai
keterampilan
akan
mampu
melaksanakan suatu pekerjaan dengan tepat dan cepat. Seseorang yang melakukan suatu pekerjaan dengan cepat tetapi salah, tidak dapat dikatakan terampil, dan sebaliknya (Soemarjadi, Ramanto, & Zahri., 2001). Dari berbagai pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah bentuk ketepatan dan kecepatan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan, yang tidak hanya mencakup aspek motorik tetapi juga intelektual. Menulis merupakan keterampilan intelektual. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Zainurrahman (2011: 75), bahwa “Kegiatan menulis melibatkan proses kognitif, yang dapat disederhanakan sebagai proses berpikir. Menulis dipandang sebagai sebuah proses mematerialisasikan pikiran-pikiran dalam bentuk yang bisa dikenali atau dibaca”. commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang aktif dan produktif. Semi
(1990) mengungkapkan bahwa menulis
pada dasarnya
memindahkan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambanglambang bahasa dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca. Tidak berbeda dengan Suparno dan Yunus (2007) yang berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas penyampaian pesan dalam bentuk tulisan. Sementara itu, menulis menurut Tarigan H. G. (2008: 22) adalah “menurunkan
atau
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu”. Dari berbagai pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menuangkan pikiran, gagasan, ide ke dalam tulisan dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun, diantara empat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit dan paling akhir dikuasai. “Hal tersebut dikarenakan kompetensi menulis menghendaki penguasaaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri. Baik unsur bahasa maupun pesan harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi” (Nurgiyantoro, 2010: 422). Menulis tidak hanya sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga menyangkut cara merangkai gagasan, atau ide tersebut ke dalam tulisan yang baik. “Tulisan yang baik adalah tulisan yang tersusun sedemikian rupa sehingga pengarang mulai dengan sesuatu yang ingin dikatakannya, memikirkan urutannya, dan hubungan antara ide-ide khusus yang akan diungkapkannya, dan rencana pemaparannya secara teratur.”(Zuchdi, 2008: 93). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk to user menghasilkan tulisan commit yang baik, pengetahuan/ ide/ gagasan mutlak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
diperlukan, tetapi cara memaparkan, serta kepaduan antarkalimat juga sangat penting. Hal tersebut senada dengan pendapat McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 96), bahwa “menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas”. Hal tersebut diperjelas oleh St. Y Slamet (2008: 97) yang mengungkapkan bahwa “pada dasarnya menulis bukan hanya berupa melahirkan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis”. Kemampuan memilih kata dan menyusun kata serta ide/ gagasan sangat menentukan kualitas tulisan. Dengan kemampuan tersebut, akan dihasilkan tulisan yang menarik, ide yang disampaikan tepat sehingga pembaca akan tertarik pada tulisan tersebut. Pada gilirannya nanti, tulisan tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi orang lain. Agar menghasilkan tulisan yang menarik dan ide yang disampaikan juga tepat, penulis harus memiliki banyak ide, wawasan dan ilmu pengetahuan. Ide, wawasan, pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pengamatan, pengalaman, ataupun dengan membaca berbagai sumber bacaan. Ada banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan menulis. Salah satunya adalah penulis mampu mengembangkan kemampuan kognitifnya. “The act of writing creates an environment for the development of cognitive and organizational strategies whereby students link new concepts with familiar ones, synthesize knowledge, explore relations and implications, outline information, and strengthen conceptual frameworks”(Bangert-Drowns, Hurley, & Wilkinson, 2004; Scardamalia & Bereiter, 1986, dalam Chase, 2011:3). Kegiatan menulis
menciptakan
lingkungan
perkembangan
kognitif
dan
pengorganisasian strategis dimana siswa menghubungkan konsep baru to usermensintesis informasi, menggali dengan pengetahuan commit sebelumnya,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
hubungan dan implikasi, garis besar informasi, dan memperkuat kerangka konseptual. Sementara itu, menurut Suparno dan Yunus (2002) manfaat menulis antara lain: 1) Meningkatkan kecerdasan Ketika menulis, siswa mengembangkan gagasannya dengan penalaran, yaitu menghubungkan fakta, membandingkan dan menghubungkan struktur yang logis. 2) Menumbuhkan daya inisiatif dan kreatif Ketika menulis, siswa akan menuangkan gagasan, ide atau pengetahuan yang dimilikinya. Tentu siswa akan menuangkannya ke dalam tulisan sedemikian rupa agar tulisan yang dihasilkannya menarik dan mudah dipahami. 3) Menumbuhkan keberanian Menulis dapat menumbuhkan keberanian siswa, yakni keberanian dalam mengemukakan pendapatnya. Kegiatan menulis diawali dengan penentuan masalah yang dihadapi siswa. Dengan permasalahan yang dihadapi, siswa tentu akan mencari membaca literatur guna memperoleh masukan dan saran pemecahannya. 4) Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi Siswa
akan
berusaha
untuk
memperkaya
wawasan
dan
pengetahuan sebagai sumber ide, gagasan dalam tulisannya. Salah satu caranya adalah dengan membaca. Menulis merupakan aktivitas terencana yang menuntut tahapantahapan dalam penyelesaiannya. Tahap-tahap proses menulis menurut St. Y. Slamet (2008) adalah sebagai berikut: 1) Tahap prapenulisan Dalam tahap ini ditentukan terlebih dahulu topik yang akan ditulis, menentukan bahan, serta membuat kerangka karangan. 2) Tahap penulisan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Pada proses penulisan, gagasan-gagasan dikembangkan secara utuh dengan menggunakan wahana bahasa, yang meliputi kosakata, tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. 3) Tahap revisi Keseluruhan tulisan atau karangan yang telah dibuat dikoreksi antara lain struktur dan kebahasaannya. 4) Tahap mengedit Yakni melakukan penyuntingan terhadap aspek mekanis bahasa. Tujuannya adalah membuat tulisan dapat dibaca secara optimal. 5) Tahap publikasi Setelah karangan yang dibuat selesai, maka perlu dipublikasikan kepada orang lain, salah satunya dengan pembacaan di depan kelas. Agar
tulisan
yang
dibuat
maksimal,
penulis
sebaiknya
memahami tujuan menulis. Menurut Hugo Hartig dalam H. G. Tarigan (2008) ada berbagai macam tujuan menulis, diantaranya: 1) Assignment purpose (tujuan penugasan) Pada dasarnya penulis tidak punya tujuan, penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan karena kemauan sendiri. 2) Penulis bertujuan untuk menyenangkan, menghindarkan kedukaan para pembaca, menolong para pembaca memahami, mengahargai perasaan, dan penalarannya. 3) Persuasive purpose (tujuan persuasif) Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4) Informational purpose (tujuan informasi) Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca. 5) Self-expresive purpose (tujuan pernyataan diri) Penulis bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri commit to user kepada para pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
6) Creative purpose (tujuan kreatif) Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mencapai nilai-nilai artitik, nilai-nilai kesenian. 7) Problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Tujuan tulisan ini adalah untuk memecahkan masalah yang dihadapi. “Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasangagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan dapat diterima oleh pembaca”. (Hipple dalam Tarigan H. G., 2008: 26) Dalam kehidupan sekarang ini keterampilan menulis sangat diperlukan, terutama bagi kalangan terpelajar. Keterampilan menulis sangat berperan penting dalam studinya. Dengan keterampilan menulis yang dimilikinya, akan mampu mengantarkan seseorang menjadi cendekiawan.
Citra
kecendekiawaan
seseorang
pada
masa
perkembangan IPTEK saat ini lebih ditentukan oleh keterampilan menulis yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan, karya tulis yang dihasilkan merupakan buah dari aktivitas kognitif kompleks, yang mampu menjangkau pembaca yang luas serta tidak terpengaruh oleh batasan ruang dan waktu (St. Y. Slamet, 2008). Keterampilan menulis menurut Morsey dalam Tarigan H. G (2008)
dipergunakan
untuk
mencatat/
merekam,
melaporkan,
menginformasikan, meyakinkan dan mempengaruhi pembaca. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, penulis harus mampu menyusun dan merangkai jalan pikiran ke dalam tulisan secara jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan tulisan yang dihasilkan bergantung pada pikiran, pengorganisasian, pemilihan dan penggunaan kata, serta struktur kalimat. Senada dengan Morsey, Bryne (1979) juga mengungkapkan bahwa ”. . . keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang commit to user dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil”. (St. Y. Slamet, 2008: 106). Keterampilan menulis berbeda dengan keterampilan berbicara. Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasannya secara tertib dan tertata. Selain itu, menulis juga harus memperhatikan aspek bahasa. Moeliono dalam Hernowo (2002: 102) menyebutkan 2 hal mutlak dimiliki oleh sebuah tulisan agar dikatakan baik, yakni: 1) menghindari salah nalar, yaitu gagasan pemikiran kurang tepat, sehingga ataupun kesimpulan yang diambil. 2) diksi atau pilihan kata. Dengan adanya sejumlah diksi yang ditampilkan, dapat memfasilitasi perkembangan sumber daya dalam mengungkapkan diri di dalam kehidupan yang berbahasa. kata-kata ambigu juga harus dihilangkan agar gagasannya efektif. Meithy dalam Hernowo (2002: 104) juga menyebutkan bahwa sebuah tulisan yang baik juga harus memiliki struktur yang koheren. Struktur yang koheren memiliki tiga hal penting, yaitu (1) seperangkat kelompok informasi yang dapat dibedakan satu sama lain; (2) sambungan-sambungan yang dapat mengikat kelompok-kelompok informasi tersebut; (3) suatu tema yang dapat memberikan makna secara keseluruhan dan memberi bentuk pada suatu tulisan. Tes kompetensi menulis harus memungkinkan terlibatnya unsur linguistic (bahasa) dan ekstralinguistik (non-bahasa), serta memberi kesempatan kepada pelajar untuk tidak hanya memakai bahasa secara tepat, melainkan juga memikirkan gagasan-gagasan yang akan dikemukakan. Tes kompetensi menulis juga harus mempertimbangkan bentuk, jenis, atau ragam tulisan yang benar-benar dibutuhkan dalam dunia nyata. (Nurgiyantoro, 2010). Ada berbagai komponen yang harus dinilai keterampilan menulis. Menurut Nurgiyantoro (2010), komponen yang harus dinilai adalah (1) Isi gagasan yang dikemukakan; (2) Organisasi isi; (3) Tata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
bahasa; (4) Gaya: pilihan struktur dan kosakata; dan (5) Ejaan dan tata tulis; Berbagai komponen dalam keterampilan menulis antara lain: (1) isi, yang meliputi relevansi, tesis yang dikembangkan, keeksplisitan analisis, dan ketepatan simpulan; (2) organisasi isi, yang meliputi keutuhan, perpautan, pengembangan gagasan atau pikiran pokok paragraph, dan organisasi keseluruhan karangan; (3) gramatika atau tata bahasa, yang meliputi ketepatan bentukan kata dan keefektifan kalimat; (4) diksi, yang meliputi ketepatan penggunaan kata berkenaan dengan gagasan yang dikemukakan, kesesuaian penggunaan kata dengan konteks, dan kebakuan kata; (5) ejaan, yang meliputi penulisan huruf, kata, dan tanda baca.( St. Y. Slamet (2008: 120) Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen penilaian dalam keterampilan menulis mencakup isi, organisasi isi, tata bahasa, pemilihan kata, serta ejaan. Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan buah pikiran ke dalam suatu tulisan atau karangan yang runtut, padu (koheren), berisi, serta komunikatif, yang didalamnya terdapat komponen-komponen kebahasaan dan nonkebahasaan. b. Pengertian Argumentasi Argumentasi merupakan salah satu ragam wacana disamping narasi, deskripsi, eksposisi dan persuasi. Argumentasi menurut Atar Semi (1990: 47) adalah “tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis”. Meyakinkan pembaca dengan jalan memberikan pembuktian, alasan, serta ulasan secara obyektif dan meyakinkan. Penulis dapat mengajukan argumentasinya dengan (1) contoh-contoh, (2) analogi, (3) sebab akibat, atau dengan pola-pola deduktif atau induktif. Tulisan argumentasi selalu ditandai dengan adanya alasan dan bukti-bukti yang mendukung ide/ gagasan, pendapat yang diajukan. Tulisan argumentasi adalah tulisan yang terdiri atas paparan alasan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
penyintesisan pendapat untuk membangun kesimpulan. (Suparno dan Yunus, 2008: 5.36). Menurut Gorys Keraf (2000: 1) “argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diiginkan oleh penulis atau pembicara”. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Menurut Hinderer dalam Sriasih (2005) berargumentasi berarti menawarkan suatu alasan untuk mempengaruhi seseorang sehingga orang itu mempercayai sesuatu yang disampaikan penulis atau pembicara. Dalam tulisan argumentasi, kemahiran seorang penulis dalam mengungkapkan argumen merupakan hal yang mutlak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Atar Semi (1990: 51) yang menjelaskan bahwa: . . . dalam tulisan argumentasi, seluruh proses penyusunan argumen terletak pada kemahiran dan keahlian penulisnya, apakah ia sanggup meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukakannya itu benar, sehingga konklusi yang dikemukakannya juga benar. Pencapaian konklusi yang benar harus melalui beberapa kemahiran tertentu; kecermatan mengadakan seleksi fakta yang benar, penyusunan bahan secara baik dan teratur, kekritisan dalam proses berpikir, penyuguhan fakta, bukti-bukti, dan gaya penyajian yang meyakinkan. Kekuatan argumen juga terletak pada kemampuan penulis dalam mengemukakan tiga prinsip pokok, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung (bukti), dan pembenaran. Pernyatan mengacu pada posisi dalam masalah yang masih kontroversial. Alasan mengacu pada usaha untuk mempertahankan pernyataan dengan memberikan alasan-alasan atau bukti yang sesuai. Pembenaran mengacu pada usaha dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
menunjukkan hubungan antara pernyataan dengan alasan. (Rosidi, 2009). Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa argumentasi adalah salah satu tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran dengan merangkaikan fakta/ bukti, alasan serta ulasan secara objektif. c. Keterampilan Menulis Argumentasi Kegiatan mendiskripsikan,
menulis
dalam
mengisahkan,
pengembangannya menjelaskan
mencakup
sesuatu,
dan
berargumentasi. (Parera dalam Sriasih, 2005). Dalam berkomunikasi, orang lebih mementingkan kekuatan otak daripada otot. Artinya, kemampuan berpikir logis lebih menjamin kesuksesan dan popularitas seseorang. Sejalan dengan hal itu, kemampuan berargumentasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosial maupun kegiatan akademik, secara lisan maupun tertulis (Sriasih, 2005). Menulis argumentasi juga dapat memfasilitasi siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Chase (2011: 1) mengutip pendapat para ahli yang mengemukakan bahwa “Argumentative writing requires students to embrace a particular point of view and try to convince the reader to adopt the same perspective or to perform a certain action”. (Nippold, Ward-Lonergan, & Fanning, 2005). Menulis argumentasi memfasilitasi siswa untuk menyampaikan cara pandangnya mengenai suatu hal dan berusaha untuk meyakinkan pembaca agar mau menerima cara pandangnya tersebut atau menunjukkan tindakan tertentu Pengetahuan serta wawasan yang luas mutlak dimiliki dalam mengajukan argumentasi. Hal tersebut dimaksudkan agar tulisan argumentasi yang disampaikan bermakna serta tidak dangkal. Pada gilirannya nanti tujuan menulis argumentasi dapat tercapai. Disamping commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
itu kemahiran dalam menyeleksi berbagai fakta/ bukti- bukti yang meyakinkan juga harus dimiliki. Tulisan
atau
karangan
argumentasi
dimaksudkan
untuk
mempersuasi (mempengaruhi) pembaca untuk mengambil sikap tertentu agar pembaca melakukan tindakan tertentu. Dengan tulisan argumentasi tersebut penulis bermaksud untuk: 1) Mendorong pembaca untuk mengemukakan sikapnya. 2) Mempengaruhi pembaca untuk meninggalkan sikapnya yang sekarang. 3) Mempengaruhi pembaca untuk mengubah sikapnya yang sekarang. 4) Mempengaruhi pembaca untuk mengubah sikapnya yang sekarang dan mengganti dengan sikap yang lain. 5) Mempengaruhi agar pembaca melakukan suatu tindakan tertentu. 6) Mendorong pembaca agar tetap bertindak seperti sekarang. (Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 123) Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menulis argumentasi adalah tujuan utama menulis, yaitu mempengaruhi pembaca agar mereka
melakukan
atau
bersikap
sesuatu
sebagaimana
yang
dikehendaki penulis. Agar pembaca mau berbuat demikian, mereka harus diyakinkan bahwa apa yang kita sampaikan dalam tulisan itu benar,
masuk
akal,
dapat
dipertanggungjawabkan,
serta
menguntungkan mereka. Oleh karena itu, tulisan argumentasi harus didukung dengan bukti-bukti (proof) yang meyakinkan. Bukti-bukti tersebut dapat ditemukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut: 1) Definisi Untuk meyakinkan pembaca, kita dapat mengemukakan definisi pada salah satu bagian tulisan kita. 2) Perbandingan Dengan perbandingan, kita dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kekurangan antar dua hal yang dibandingkan. 3) Hubungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Salah satu hubungan yang dapat digunakan dalam tulisan argumentasi adalah sebab akibat. Atau dapat menggunakan pola berpikir deduktif dan induktif. 4) Kesaksian Tulisan argumentasi dapat ditulis dengan memberikan bukti-bukti yang merupakan
kesaksian
oleh
seseorang,
pejabat
yang
berwenang, atau pendapat para ahli yang kompeten. (Rofi’udiddin dan Zuhdi, 2001) Syaifudin dan Utami (2011), menyebutkan teknik bernalar dalam wacana argumentatif dapat melalui 3 cara, yaitu (1) teknik penalaran dengan contoh, (2) teknik penalaran dengan otoritas, (3) teknik penalaran dengan sebab. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Teknik penalaran dengan contoh Yakni dalam mengembangkan argumennya, seseorang (siswa) dapat memberikan contoh-contoh yang berkenaan dengan pendapat yang diajukan. 2) Teknik penalaran dengan otoritas Yakni dengan menyajikan data- data, dokumen, pendapat ahli, yang diperoleh dari berbagai sumber. 3) Teknik penalaran dengan sebab Ketika menyampaikan argumennya, siswa menunjukkan korelasi/ hubungan antara dua peristiwa atau lebih. Dengan adanya korelasi antarperistiwa tersebut, siswa dapat menyusun argumennya. Korelasi yang disajikan siswa tersebut dapat diangkat dari pengetahuan, atau pengalaman siswa itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperkuat tulisan argumentasi yang disampaikan, dapat dilakukan dengan bukti-bukti yang disajikan dalam bentuk: (1) contoh, (2) hubungan, (3) kesaksian/ otoritas, (4) perbandingan, dan (5) definisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Tulisan/ karangan argumentasi perlu disusun sedemikian rupa agar tujuannya dapat tercapai. Adapun langkah-langkah dalam menyusun karangan argumentasi menurut Suparno dan Yunus (2008) antara lain: 1) Menentukan topik/ tema argumentasi. 2) Menentukan tujuan berargumentasi. 3) Menyusun kerangkan karangan argumentasi. 4) Mengembangkan kerangka karangan. Pengembangan tulisan/ karangan argumentasi dapat dilakukan dengan dua teknik, yakni teknik induktif dan deduktif. Teknik induktif adalah teknik pengembangan argumentasi yang dimulai dengan memaparkan bukti-bukti yang berkaitan dengan topik kemudian ditarik kesimpulan. Bukti- bukti yang dikumpulkan harus relevan dengan topik dan tujuan penulisan. Sementara itu teknik deduktif adalah teknik pengembangan argumentasi yang dimulai dengan suatu kesimpulan umum yang selanjutnya disusun uraian yang besifat khusus. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan keterampilan menulis argumentasi dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menuangkan buah pikiran yang disusun sedemikian rupa dengan merangkaikan alasan/ bukti-bukti dalam bentuk tulisan yang meyakinkan, serta didukung oleh tata bahasa yang baik, gaya yang tepat, dan ejaan serta tata tulis yang benar. d. Pembelajaran Menulis Argumentasi di Sekolah Dasar Potensi berargumentasi sudah mulai tumbuh sejak masa anakanak. Hal tersebut tampak pada kemampuan berargumentasi secara lisan dalam jaringan keluarga. Berkenaan dengan hal tersebut, Owen dalam Sang Putu Ayu (2005: 52) menegaskan bahwa “pada usia sekolah dasar, anak sudah mempunyai kemampuan berpikir tentang bahasa dan melakukan refleksi yang tercermin dalam perkembangan keterampilan membaca dan menulis”. Dilihat dari aspek psikologis, commit to user Piaget menyatakan bahwa pada usia 8-11 tahun anak berada dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
masa operasional konkret. Pada fase ini ditandai dengan kemampuan melakukan konservasi dengan baik serta sudah mampu menilai kebenaran empiris sebuah proposisi tunggal. Piaget
dalam
Sunarto
dan
Agung
Hartono
(2008)
mengungkapkan tiga macam operasi berpikir pada fase tersebut, yakni: (1) Identifikasi (mengenali sesuatu), (2) Negasi (mengingkari sesuatu), dan (3) Reprokasi (mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal) Andrews, Torgerson, Low, & Mc Guinn (2009 :26) berpendapat bahwa “the age group from 7-14 appears to be an important for learning argumentational writing, as this is the period during which argumentation can be developed in writing…”. Kelompok usia 7-14 tahun
merupakan
usia
penting
untuk
mempelajari
menulis
argumentasi, karena ini adalah periode dimana menulis argumentasi dapat dikembangkan. Ada berbagai jenis karangan yang perlu diperkenalkan dan dilatihkan di SD untuk meningkatkan keterampilan baca tulis siswa, yaitu karangan fiksi dan karangan nonfiksi. “Karangan nonfiksi pada dasarnya adalah semua jenis karangan yang menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan, yang dikemukakan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman empiris”. (Rofi’uddin dan Zuhdi, 2001: 115-117) Menurut St. Y. Slamet (2008: 170), “dalam kaitannya dengan kepentingan pembelajaran menulis di kelas-kelas tinggi, maka pembinaan keterampilan menulis akan bermanfaat jika diarahkan kepada tulisan yang mendukung kegiatan siswa dalam studinya”. Salah satunya adalah keterampilan menulis argumentasi. Pembelajaran menulis argumentasi di Sekolah Dasar perlu dibina dan dilatihkan karena dengan keterampilan menulis argumentasi dapat mendukung studi siswa serta argumentasi merupakan landasan dalam ilmu pengetahuan. Untuk dapat terampil dalam menulis argumentasi, to user yang meyakinkan. Bukti-bukti perlu adanya alasan/commit bukti-bukti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
tersebut dapat berbentuk: (1) contoh, (2) hubungan, (3) kesaksian/ otoritas, (4) perbandingan, dan (5) definisi. Adapun komponen-komponen yang dinilai dalam keterampilan menulis argumentasi meliputi: (1) isi gagasan yang dikemukakan; (2) organisasi isi; (3) gramatika atau tata bahasa; (4) gaya: pilihan struktur dan kosakata; (5) ejaan dan tata tulis.
2. Minat Membaca a. Pengertian Minat Minat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang. Minat menurut Djamarah (2002) dapat diartikan sebagai rasa lebih suka dan tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Dengan minat yang dimilikinya terhadap suatu hal atau aktivitas tersebut, seseorang akan berpartisipasi aktif dalam aktivitas tersebut. Menurut Winkel (2005) minat adalah kecenderungan subyek yang menetap, merasa tertarik pada materi atau hal tertentu dan merasa senang mempelajarinya. Jika dalam hati ada perasaan senang maka biasanya akan menimbulkan minat. Bila diperkuat dengan sikap positif, maka minat akan berkembang dengan lebih baik. Dapat dilihat bahwa minat menyangkut proses psikis (kejiwaan) seseorang dan cenderung menetap. Minat menurut Syah (2008: 136) adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat bergantung pada faktor internal, misalnya pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan”.(Reber dalam Syah, 2008: 136). Hurlock (1978) mengemukakan minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah minat tersebut. Sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Menurut Bingham dalam Maria Indratin (2010: 46) “minat adalah kecenderungan untuk ikut serta aktif dalam pengalaman-pengalaman dan memelihara pengalaman tersebut. Minat dapat dikatakan lawan dari keengganan yang dirumuskan sebagai kecenderungan untuk menjauhi terjadinya pengalaman tentang objek-objek”. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam diri seseorang sebagai sumber motivasi untuk ikut serta dalam melakukan suatu kegiatan. b. Pengertian Membaca Dalam dunia pendidikan, aktivitas membaca dan tugas membaca merupakan suatu hal yang yang tidak dapat ditawar-tawar. Sebagian besar pemerolehan ilmu peserta didik diperoleh dari membaca. (Nurgiyantoro, 2010). Menurut Prasetyono (2008: 57) “membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui indra penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang rumit, yang disusun sedemikian rupa sehingga mempunyai arti dan makna”. Tidak berbeda dengan pendapat Allen & Bruton (1998) dalam Heisat, Mohammed, Krishnasamy & Issa, (2009: 310-312) yang mengungkapkan bahwa “. . .reading is not a skill that can be automatically learned.” . . .” involves a complex process of making meaning from a text for variety of purposes and in a wide range of contexts. Membaca bukan merupakan keterampilan yang secara otomatis dapat dipelajari. Membaca melibatkan proses yang kompleks dalam membuat makna dari teks dengan beragam tujuan dan konteks yang luas. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Berkenaan dengan hal tersebut Hodgson berpendapat bahwa Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh commit to user pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami. Dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. (Tarigan H. G., 1994: 7). Sementara Finochiaro & Bonomo dalam Tarigan H. G. (1994: 8) mengungkapkan “reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material”. Artinya membaca adalah memetik serta memahami arti/ makna yang terkandung di dalam bahan bacaan tertulis. Membaca merupakan suatu proses berpikir dan bernalar. Membaca dikatakan suatu proses berpikir karena dalam membaca melibatkan
aspek
mengingat,
memahami,
membedakan,
membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan pada akhirnya menerapkan isi bacaan. (Nurhadi, 2008). Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan untuk memperoleh makna yang terkandung dalam bahan bacaan dengan melibatkan beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan. c. Aspek-aspek Membaca Membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks. Terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu aspek yang bersifat mekanik dan aspek membaca yang bersifat pemahaman. Aspek membaca mekanik meliputi aspek yang berupa: (1) pengenalan huruf, (2) pengenalan unsur-unsur bahasa, (3) pengenalan hubungan pola ejaan dan bunyi, serta (4) kecepatan yang bertaraf lambat. Dapat disimpulkan bahwa aspek membaca mekanik sebagai kemampuan membaca permulaan. Aktivitas membaca yang sesuai dengan aspek tersebut adalah membaca nyaring/ bersuara. Aspek membaca yang kedua adalah aspek membaca pemahaman. Aspek membaca
pemahaman mencakup commit to user diantaranya:
(1)
memahami
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
pengertian sederhana, (2) memahami makna yang terkandung dalam bacaan, (3) memahami bentuk/ isi bacaan (memberikan penilaian). (Broughton [et all] dalam Tarigan H. G., 1994). Kemampuan membaca pemahaman tepat diterapkan di kelas-kelas tinggi. d. Jenis-jenis Membaca Secara umum, ada dua jenis membaca, yaitu membaca nyaring/ bersuara, dan membaca dalam hati. Membaca dalam hati itu sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif. (Tarigan H. G., 1993) Membaca ekstensif adalah membaca yang dilakukan secara luas. Ada tiga jenis membaca ekstensif, yaitu membaca sekilas, dangkal, dan survai. Sementara itu, membaca intensif adalah membaca secara seksama yang terdiri dari membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. (Broughton dalam Tarigan H. G., 1993). Membaca telaah isi (content study reading) adalah membaca untuk memperoleh gambaran/ isi yang terkandung dalam bahan bacaan. Membaca teaah isi mencakup: (1) membaca teliti, (2) membaca pemahaman, (3) membaca kritis, serta (4) membaca ide. Membaca telaah bahasa adalah membaca yang ditekankan bukan pada isinya, melainkan sisi bahasanya. Membaca telaah bahasa terdiri dari membaca bahasa asing dan membaca sastra. Dari berbagai jenis membaca tersebut, membaca intensif cocok diterapkan di kelas-kelas tinggi. e. Tujuan Membaca Setiap orang memiliki tujuan membaca yang berbeda-beda, tergantung situasi dan kondisi. Adapun tujuan membaca menurut Akhadiah, dkk (1993), diantaranya: (1) untuk mendapatkan informasi, (2) agar citra dirinya meningkat, (3) untuk rekreatif, dan (4) mencari nilai-nilai keindahan. Sementara itu, Hathaway dalam Ahuja & Ahuja (2010) commit tomembaca, user mengklasifikasikan tujuan diantaranya adalah (1)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
memperoleh makna, (2) memperoleh informasi, (3) menemukan nilainilai, (4) mengorganisasi, (5) memecahkan masalah, (6) serta untuk motif-motif sosial. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, seorang pembaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Roebken (2007: 681) yang mengungkapkan bahwa “When pursuing mastery goals, the student wants to develop competence by acquiring new skills and knowledge”. Ketika mengejar suatu tujuan, siswa akan mengembangkan
kemampuan
dengan
berusaha
mendapatkan
keterampilan dan pengetahuan yang baru. f. Manfaat Membaca Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan kita. Hermawan (2011) mengungkapkan bahwa membaca bermanfaat untuk meningkatkan mental alertness, daya tangkap, kreativitas dan logika berpikir dan meningkatkan wawasan pengetahuan. Sementara itu, Rachel (2006) mengemukakan membaca itu penting karena: 1) Memperoleh keunggulan akademik. 2) Mengembangkan komunikasi yang hebat 3) Membentuk perbendaharaan kata Membaca dapat membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, meningkatkan pengetahuan, memori dan pengalaman. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya,
baik
untuk
mendapat
dan
memproses
ilmu
pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup. Dengan membaca, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat membaca menurut St. Y. Slamet (2008: 69) antara lain: 1) Memperoleh banyak pengalaman hidup. 2) Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan. 3) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia. 5) Dapat mengayakan batin, memperoleh cakrawala pandang dan pikir, meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. 6) Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang menjadi cerdik pandai. 7) Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. 8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksistensi. Masyarakat yang gemar membaca akan memperoleh wawasan dan
pengetahuan
baru
yang
akan
semakin
meningkatkan
kecerdasannya sehingga akan mampu menghadapi tantangan hidup di masa mendatang. (Rahim, 2011: 1) Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu, minat dan kemampuan membaca harus dibina dan dikembangkan. g. Pentingnya Minat Membaca Minat sangat berperan penting dalam proses pembelajaran, termasuk salah satunya adalah minat membaca. Dalam pandangan masyarakat modern, membaca merupakan kemampuan yang menjadi penentu keberhasilan seseorang menghadapi masa depan. Semakin kecil minat baca siswa maka semakin sedikit pengetahuan yang dimiliki dan tentu saja semakin sulit menghadapi perkembangan dunia modern. (Suherli Kusmana, 2009). Minat membaca merupakan sumber motivasi siswa untuk membaca, yang diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang menarik minatnya. Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan dan akan mempengaruhi bentuk serta intensitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang. (Petty & Jensen; Hurlock dalam bulletin DPW PTRI, 2010). Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca sangat penting dan perlu dikembangkan sejak dini karena minat membaca dapat dijadikan sumber motivasi yang kuat untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan dan wawasan seseorang dalam menghadapi perkembangan dunia. h. Aspek- aspek yang Diukur dalam Minat Membaca Minat membaca merupakan aspek afektif yang tidak dapat diukur sebagaimana halnya seperti aspek kognitif. Akan tetapi minat membaca hanya dapat diukur berdasarkan gejala tingkah laku yang muncul. Adapun tingkah laku yang mencerminkan aspek minat membaca adalah (1) kesadaran, (2) kemauan, (3) perhatian, dan (4) perasaan senang. Penjelasan dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut: 1) Kesadaran Aktivitas membaca akan berhasil apabila ada kesadaran yang tinggi untuk memenuhi kebutuhannya. Kesadaran yang tinggi untuk membaca akan mendorong seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhannya. Seorang anak akan merasa ada yang kurang dalam dirinya sehingga ia akan berusaha secara maksimal memperoleh kepuasan. Lama kelamaan timbuhlah minat membaca 2) Kemauan Kemauan
merupakan
dorongan
keinginan
untuk
membentuk dan merealisasikan diri, dalam hal mengembangkan bakat dan kemampuannya. (Kartini Kartono, 1990: 104). Kemauan merupakan aktivitas sadar yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan adanya kemauan akan menumbuhkan rangsangan yang kuat untuk melakukan perintah internalnya berdasarkan pertimbangan- pertimbangan yang nalar. Kemauan commit to user selalu ditumbuhkan dan dipupuk dalam diri siswa harus senantiasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
secara terus menerus agar membentuk sikap positif. Dengan kemauan yang ada pada siswa akan menumbuhkan minatnya. 3) Perhatian Pemusatan perhatian merupakan salah satu faktor internal yang turut mempengaruhi minat seseorang. (Reber dalam Muhibbin Syah, 2010). Demikian halnya dengan aktivitas membaca akan maksimal apabila siswa mampu memusatkan perhatiannya. Menurut Suryabrata (2008), aktivitas yang disertai dengan perhatian, akan lebih sukses, prestasinya akan lebih tinggi. Perhatian dapat menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi. Perhatian juga dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati dan ditentukan oleh kemauan. (Kartini Kartono, 1990) 4) Perasaan Senang Perasaan
senang
merupakan
motor
psikis
yang
menggerakkan seseorang dalam melakukan sesuatu. Demikian halnya dengan aktivitas membaca. Dengan adanya perasaan senang ketika membaca, siswa akan mempunyai gairah dan semangat yang lebih tinggi sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan perpaduan antara kesadaran, kemauan, perhatian, dan perasaan senang yang tidak dipisah-pisahkan dalam aktivitas membaca. i. Cara Meningkatkan Minat Membaca Siswa Minat membaca yang tinggi perlu dimiliki oleh siswa. Sikap ingin tahu yang intelektual, bijaksana, bijaksana, ditambah dengan usaha yang konstan untuk menggali bidang-bidang pengetahuan baru, akan meningkatkan serta memperkuat minat baca. Lebih lanjut Rosidi (2009) memaparkan cara meningkatkan minat membaca siswa antara lain: 1) Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal terbaik untuk dapat bersaing commit di era globalisasi. to user 2) Memiliki niat yang tulus untuk membaca.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
3) Library visit, yakni sering mengunjungi perpustakaan setiap ada waktu luang. 4) Berusaha menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulannya. 5) Memulai membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih dahulu. 6) Mencatat setiap ada informasi penting dari buku yang dibaca. 7) Having fun with book, senang dengan buku. 8) Book talks, atau menceritakan atau menyampaikan informasi yang telah diperoleh setelah membaca buku kepada teman/ orang lain, demikian juga sebaliknya. j. Kontribusi Minat Membaca terhadap Keterampilan Menulis Argumentasi Menurut Hernowo (2002) aktivitas membaca dan menulis perlu dibiasakan sejak dini. Menulis adalah kepanjangan tangan dari membaca. Para pembaca teks yang kritis akan memiliki energi baca yang berlipat-lipat apabila mau mengiringinya dengan meningkatkan keterampilan menulis. Gagasan yang berserak-serak yang telah dihimpunnya akan semakin efektif menghadirkan makna bila dicatat dan kemudian terus-menerus dipikirkan sebab dengan banyak membaca, seseorang akan didorong untuk menulis. Suatu bangsa yang minat membaca masyarakatnya tinggi akan berdampak positif terhadap aspek-aspek pendukung kemajuan dan kebesaran bangsa itu sendiri. (Suprapto, 2008). Minat baca masyarakat merupakan salah satu indikator kemajuan bangsa, terlebih-lebih minat baca siswa, mahasiswa, serta para cendekia.. Selain itu, tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat diukur dari kualitas dan kuantitas bahan bacaan yang dihasilkan oleh para penulis atau pengarangnya. (Tarigan, H. G, 1994). Kebiasaan
membaca
akan
membuat
seseorang
mudah
mengidentifikasi karakteristik tulisan. Senada dengan Zainurrahman (2011: 2) yang mengungkapkan bahwa “seseorang hanya bisa menciptakan sebuah tulisan yang baik jika dia rajin membaca, karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
dalam interaksi antara seorang pembaca dan bacaan terdapat model tulisan yang dijamin (atau sebaliknya) keterbacaannya”. Dengan membaca, selain memperoleh gagasan, seseorang juga dapat mencermati bentuk tulisan yang dibacanya. Menurut Mary Leonhardt, “orang yang dapat membaca dengan baik akan dapat menulis dengan baik karena mereka secara tidak sadar akan memperoleh gaya menulis yang baik” (dalam Hernowo, 2002: 76). Sehingga dengan membaca, seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang cara orang lain menulis dengan baik. Hernowo (2002: 76) juga mengungkapkan bahwa “apabila seseorang telah berhasil menulis secara ekspresif sekaligus prigel dalam merakit kata plus kalimat, akan mampu membuat seorang pembaca tertarik untuk untuk membaca tulisannya yang pada gilirannya
nanti
akan
efektif
mempengaruhi
orang
lain”.
Mempengaruhi atau meyakinkan seseorang tentang suatu kebenaran merupakan tujuan dari menulis argumentasi. k. Cara Mengukur Minat Membaca Tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif, sedangkan untuk mengukur aspek afektif menggunakan nontes. Minat seseorang perlu diukur untuk mengetahui seberapa besar minat yang dimilikinya. Azwar (2007) mengungkapkan ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur minat antara lain: skala, angket (kuesioner), pengamatan (observasi), dan wawancara (interview). Sementara itu, Nurkanca dan Sumartana (2009) mengungkapkan minat membaca dapat diukur dengan empat metode yakni: 1) Observasi Yakni mengamati minat membaca seseorang melalui pengamatan, misalnya dengan mengamati kebiasaan seseorang dalam kaitannya dengan membaca. 2) Interview commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Yakni dengan mewawancarai responden dalam situasi yang tidak formal/ bebas. 3) Angket Penggunaan angket akan lebih efektif dan efisien dalam mengungkap minat membaca seseorang. 4) Inventori Merupakan metode sejenis angket, tetapi jawaban responden berupa jawaban-jawaban singkat. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur minat membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu: (1) angket/ kuesioner; (2) wawancara/ interview; (3) pengamatan/ observasi; dan (4) inventori. Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan minat membaca dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang agak menetap yang meliputi aspek kesadaran, kemauan, perhatian, dan perasaan senang dalam mengambil makna/ pesan yang disampaikan dalam bahan bacaan. Minat membaca siswa tersebut diukur menggunakan angket/ kuesioner, dengan aspek yang diukur meliputi: (1) kesadaran; (2) kemauan, (3) perhatian; dan (4) perasaan senang.
3. Kemampuan Membaca a. Pengertian Kemampuan Membaca Kemampuan merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.(Jhonson dalam Sulistiyono, 2011: 7) Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki. (Perencanaan Pengajaran, 2007). Kemampuan
didefinisikan sebagai penampilan maksimum commit user (maximum performance) yangto dilakukan seseorang dalam beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
pekerjaan. Apabila penampilan maksimal tersebut diukur, orang tersebut ada kecenderungan untuk melakukan pekerjaan itu sebaikbaiknya dengan harapan akan mencapai hasil yang paling besar (Cronbach dalam Fahrudin, 2009: 24) Lain halnya dengan Robins dalam Fahrudin (2009: 24) kemampuan itu merupakan kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu atau menjalankan tugas kewajiban secara fisik maupun intelektual. Pada dasarnya manusia ditakdirkan berbeda baik dalam kemampuan fisik maupun psikis. Dari berbagai pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah penampilan maksimum yang ditunjukkan oleh seseorang dalam melakukan sesuatu baik menyangkut fisik maupun intelektual. Pembelajaran
bahasa
mempunyai
tugas
membina
dan
meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemauan dan kemampuan membacanya. Bahkan setelah menyelesaikan studinya, kemampuan dan kemauan membaca akan sangat mempengaruhi keluasan pandangan mengenai berbagai masalah. (Nurgiyantoro, 2010: 368). Di sekolah dasar, siswa akan mencari makna, serta memperoleh informasi dalam bahan bacaan. “Children in elementary school, especially where reading instruction focuses on constructing meaning, learn to find main ideas, to skim. . .”(Corno dalam AD-Heisat, M. A. A., Mohammed, S., Krishnasamy, K. A.S & Issa, J.H, 2009: 311). Artinya pada siswa sekolah dasar, pembelajaran membaca secara khusus berfokus pada mengkonstruksi makna, mempelajari cara menemukan ide pokok, memindai bahan bacaan. “Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam masyarakat terpelajar”. (Burns, dkk (1996) dalam Rahim, 2011: 1). commit to user sesuatu yang kompleks yang Kemampuan membaca merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
menuntut
kerjasama
sejumlah
kemampuan,
baik
kemampuan
intelegensi, pengetahuan sebelumnya, pengalaman, dll. (Akhadiah, Arsjad, Ridwan, Zulfahnur, & Mukti, 1993). “Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tidakpernah kering bagi berbagai aktivitas ekspresif dan produktif dalam kegiatan sehari-hari”. (St. Y. Slamet, 2008: 85). Dwikisetyawan (2011) mengungkapkan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Dari kemampuan membaca itu, seseorang dalam kehidupannya diharapkan mampu: 1). learning to thing (belajar berpikir); 2). learning to do (belajar berbuat); 3). learning to be (belajar untuk tetap hidup), dan 4). learning to live together (belajar hidup bersama, baik antar sesama lingkungan sekitar hingga antar bangsa). Agar dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, maka harus menjadi good reader atau pembaca yang baik. Syarat-syarat agar dapat menjadi pembaca yang baik antaara lain: 1) Pembaca yang baik tahu mengapa ia membaca, mencari informasi atau sekedar menikmati bahan bacaan. 2) Pembaca yang baik memahami benar-benar apa yang dibacanya. Dalam hal ini menuntut perhatian, pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifan terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan. (Child, 2006) Ketika seseorang membaca tentu orang tersebut berusaha untuk memahami isi bacaan yang disampaikan oleh penulis. Untuk dapat memahami suatu bacaan, seseorang perlu mempunyai kemampuan membaca. Kemampuan membaca menurut Nurgiyantoro (2010) diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Serupa dengan H. G. commit to user bahwa “kemampuan membaca Tarigan (1990: 7) mengungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan”. St. Y. Slamet (2008) juga mengungkapkan bahwa esensi membaca adalah pemahaman. Senada dengan Tarigan H. G., Tampubolon mengungkapkan bahwa”kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan.” (Zuchdi, 2008: 24). Salah satu kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan menemukan ide pokok atau pikiran utama bacaan. Setelah itu, melihat detil-detil yang mendukung ide pokok tersebut, yang disebut dengan ide penjelas. Ide penjelas memiliki beberapa fungsi, antara lain: (1) memberikan ilustrasi nyata yang menyebabkan generalisasi lebih bermakna, (2) memberikan bukti guna mendukung suatu kesimpulan, dan (3) menunjukkan cara menerapkan suatu ide. (Zuchdi, 2008: 84). Menurut Somadayo (2011) seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan
membaca
yang
baik
apabila
memiliki
mampu
menunjukkan kemampuannya sebagai berikut: (1) kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang diungkapkan oleh penulis, (2) kemampuan makna tersurat dan tersirat, dan (3) kemampuan menyimpulkan isi bacaan. De Porter dan Hernachi (2009) dalam bukunya mengemukakan ada berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan membaca, diantaranya: 1) Selalu memotivasi diri dengan AMBAK; 2) Membacalah gagasan, bukan kata-katanya; 3) Melibatkan indra; 4) Melibatkan diri secara aktif; 5) Membuat mind map (peta pikiran) dari materi bacaan; Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami isi bacaan secara keseluruhan sehingga dapat menangkap makna/ informasi yang terkandung dalam bahan bacaan. Kemampuan commit to user membaca tersebut diukur dengan tes kompetensi membaca. Adapun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
aspek-aspek yang dinilai dalam kemampuan membaca meliputi kemampuan dalam: (1) mengungkapkan kalimat utama bacaan, (2) mengartikan kata dari bahan bacaan, (3) menyimpulkan isi bacaan, serta (4) menemukan makna/ informasi dalam bahan bacaan baik tersirat maupun tersurat. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca antara lain: (1) Tingkat inteligensi, (2) Kemampuan berbahasa, (3) Sikap, (4) Minat, (5) Keadaan membaca, (6) Kebiasaan membaca, (7) Pengetahuan tentang cara membaca, (8) Latar belakang sosial ekonomi dan budaya, (9) Emosi, dan (10) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya. (Nurhadi, 2008) Tampubolon (dalam Zuchdi, 2008) juga mengungkapkan banyak hal yang turut mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, antara lain: (1) kompetensi kebahasaan, (2) kemampuan mata, (3) penentuan informasi fokus, (4) teknik-teknik dan metode membaca, (5) fleksibilitas membaca, dan (6) kebiasaan membaca. Berbeda dengan Tampubolon, Burmeinster (dalam Zuchdi, 2008) mengungkapkan bahwa faktor lain yang sangat berpengaruh adalah tingkat intelegensi. Hal itu dimungkinkan karena pada dasarnya membaca itu merupakan proses berpikir untuk memahami pesan/ makana yang terkandung dalam bahan bacaan.
Akan tetapi, Yap
(1979) mengungkapkan bahwa faktor yang sangat berperan adalah kuantitas
(frekuensi)
membaca.
Lebih
jelasnya
dalam
hasil
penelitiannya yang menyimpulkan bahwa “kemampuan membaca ditentukan dari 65% ditentukan dari banyaknya waktu membaca, 25 % intelegensi, dan 10% faktor lain”. (dalam Zuchdi, 2008: 24-25). Dengan demikian banyaknya waktu yang disediakan untuk membaca, kemungkinan kemampuan memahami bacaan juga akan tinggi. Akhadiah, dkk (1993), juga mengemukakan faktor-faktor yang commit to membaca, user mempengaruhi kemampuan mengingat kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain: (1) motivasi, (2) lingkungan keluarga, dan (3) bahan bacaan. Rofi’uddin dan Zuhdi (2001) mengemukakan bahwa anak yang tidak mampu mengenali makna kata dalam kalimat dapat disebabkan berbagai faktor, antara lain kurangnya penguasaan kosakata, struktur kata, dan struktur konteks (kalimat dan hubungan antarkalimat). Bertolak dari pendapat berbagai ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor utama antara lain (1) intelegensi, (2) kompetensi kebahasaan yang dimiliki, (3) teknik dan strategi dalam membaca, serta (4) sikap terhadap membaca. c. Penilaian dalam Kemampuan Membaca Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Penyampaian informasi melalui sarana tulis untuk berbagai keperluan dalam abad modern ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan. Berbagai informasi seperti berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan dan lain-lain, akan sangat efektif diumumkan melalui sarana tulisan, baik dalam bentuk surat kabar, majalah, surat, selebaran, buku-buku cerita, buku pelajaran, literature, maupun yang lain. Dengan demikian, aktivitas membaca tentang berbagai sumber informasi tersebut akan membuka
dan
memperluas
dunia
dan
horizon
seseorang.
(Nurgiyantoro, 2010: 368) Setiap orang memiliki tujuan membaca yang berbeda-beda, misalnya untuk memperoleh informasi, memperluas pengetahuan, memperoleh kesenangan/ hiburan, dan lain-lain. Demikian halnya dengan tujuan pembelajaran membaca di sekolah yang sejalan dengan jenis membaca yang dibelajarkan. Menurut Nurgiyantoro (2010), to user membaca pemahamancommit tampaknya lebih penting dan harus mendapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
perhatian lebih dengan tanpa bermaksud meremehkan pentingnya berbagai tujuan membaca. Untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca siswa, perlu dilakukan tes kompetensi membaca. Wacana yang digunakan dalam tes kemampuan membaca hendaknya mempertimbangkan berbagai segi yakni: 1) Tingkat kesulitan wacana Tingkat kesulitan wacana terutama ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Semakin sulit dan kompleks kedua aspek tersebut akan semakin sulit pemahaman wacana yang bersangkutan, demikian juga sebaliknya. Wacana yang baik adalah wacana yang tingkat kesulitannya sedang, atau yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Prosedur untuk memperkirakan tingkat kesulitan wacana dapat dilakukan dengan teknik cloze. Jika rata-rata jawaban betul siswa minimal 75%, wacana tersebut dinyatakan mudah. Sebaliknya jika rata-rata betul siswa kurang dari 20%, maka wacana tersebut dinyatakan sulit. 2) Isi wacana Isi wacana hendaknya bersifat umum, konkret, dalam jangkauan pengalaman peserta didik atau dalam bidang keilmuan yang sama, serta
tidak
menimbulkan
kontroversi.
Selain
itu,
melalui
pembelajaran membaca yang sebenarnya dapat berperan serta mengembangkan sikap dan nilai-nilai pada diri peserta didik, dapat menyediakan bacaan yang berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa, pendidikan moral, kehidupan beragama, berbagai karya seni, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. 3) Panjang pendek wacana Wacana yang diteskan untuk membaca pemahaman hendaknya tidak terlalu panjang. Beberapa wacana pendek lebih baik daripada commit topendek user tersebut kira-kira sebanyak 50 wacana panjang. Wacana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
sampai 100 kata. Wacana pendek lebih komprehensif dan secara psikologis disenangi oleh siswa. 4) Jenis wacana Jika untuk mengetahui tingkat kekritisan siswa, jenis wacana yang sebaiknya dipilih adalah yang wacana yang berbentuk prosa. (Nurgiyantoro, 2010) Tes kemampuan membaca dapat dilakukan dengan merespon jawaban maupun mengkonstruksi jawaban. Tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban dapat dilakukan dengan berbagai wacana, antara lain wacana prosa, dialog, tabel, iklan, dan lain-lain. Soal tes dengan merespon jawaban umumnya menanyakan tentang tema, gagasan pokok, gagasan penjelas, makna tersurat dan tersirat, bahkan makna istilah dan ungkapan. Sementara itu untuk tes kompetensi membaca dengan menceritakan kembali isi wacana, dapat dilakukan baik lisan maupun tertulis. (Nurgiyantoro, 2010) Dalam penelitian ini,
pengukuran kemampuan membaca
menggunakan tes dengan merespon jawaban. Aspek-aspek yang dinilai antara lain kemampuan dalam: (1) mengungkapkan kalimat utama bacaan, (2) mengartikan kata dari bahan bacaan, (3) menyimpulkan isi bacaan, serta (4) menemukan makna/ informasi dalam bahan bacaan baik tersirat maupun tersurat. d. Kontribusi
Kemampuan
Membaca
terhadap
Keterampilan
Menulis Argumentasi Selain menambah pengetahuan, membaca akan memudahkan siswa mengenali kata dan menambah perbendaharaan kosakata yang dimilikinya. Sehingga ketika menulis, siswa akan memiliki kekayaan gagasan yang dapat dituangkan dalam tulisan. Dengan membaca pula, siswa akan dapat mengamati beragam cara penulis hebat dalam merangkaikan kalimatnya serta memilih kata yang tepat. Keterampilan menulis merupakan sesuatu yang penting bagi commit to user siswa karena memiliki banyak manfaat. Kegiatan menulis dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
membantu siswa berlatih menyampaikan pendapatnya, berpikir kritis dan logis, serta dapat memfasilitasi kreativitas siswa. Apabila tulisan yang dihasilkan menarik pembaca, dapat dikatakan bahwa siswa telah berhasil meyakinkan orang lain. Membaca merupakan syarat mutlak menjadi seorang penulis. Dengan membaca dapat memperkaya wawasan, pengetahuan, gagasan, ataupun ide, yang dapat dituangkan dalam tulisan. Dengan demikian, tulisan yang dihasilkan siswa lebih berbobot, pilihan kata juga kreatif, dan tidak mengulang kata-kata yang sama akibat keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya. Hal tersebut memungkinkan semakin banyak bukti/ proof yang disajikan dalam memperkuat gagasan yang disampaikan siswa. Menurut St. Y. Slamet (2008: 82), “membaca dan menulis merupakan dua keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis apabila tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca”. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dalam menulis, anak lebih suka menggunakan kata-kata yang dikenal dan dirasakan sudah dipahami dengan baik dalam bahan bacaan yang telah dipahaminya. Kemampuan membaca memiliki peran yang cukup penting dalam mempengaruhi keterampilan menulis argumentasi. Tak ada ide, gagasan, atau informasi yang dapat diajukan apabila seseorang tidak mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan kemampuan membaca, seseorang akan dengan mudah memahami berbagai informasi yang dapat memperkaya dan memperkuat/ mendukung ide atau gagasan yang disampaikan.
4. Hasil Penelitian yang Relevan Berkaitan dengan variabel yang diteliti dalam penelitian ini, ada berbagai penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Musriyatun (2010) dengan judul “Pengaruh commit Kosakata to user terhadap Kemampuan Menulis Minat Membaca dan Penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Argumentasi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Wonogiri Tahun 2010”. Hasil penelitian tersebut adalah (1) ada pengaruh positif yang signifikan antara minat membaca dengan kemampuan menulis argumentasi; (2) ada pengaruh positif antara penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis argumentasi; dan (3) ada pengaruh positif minat membaca dan penguasaan kosakata secara bersama-sama dengan kemampuan menulis argumentasi. Selain itu disimpulkan bahwa minat membaca mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kemampuan menulis argumentasi jika dibandingkan dengan penguasaan kosakata. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Musriyatun adalah samasama mengangkat masalah minat membaca dan berfokus pada menulis argumentasi. Sementara itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Musriyatun adalah penggunaan variabel bebas kedua berupa penguasaan kosakata, sedangkan variabel bebas kedua pada penelitian ini adalah kemampuan membaca. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2010) yang berjudul “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa dengan Keterampilan Menulis Ringkasan Siswa Kelas V Semester 2 SDN Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan keterampilan menulis ringkasan; (2) ada hubungan positif antara sikap bahasa dan keterampilan menulis ringkasan; (3) ada hubungan positif antara kemampuan membaca pemahaman dan sikap bahasa secara bersama-sama dengan keterampilan menulis ringkasan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Mardiyah adalah penggunaan variabel bebas kemampuan membaca serta berfokus pada keterampilan menulis. Sementara itu perbedaannya adalah jika penelitian ini menggunakan variabel bebas minat membaca dan kemampuan membaca, penelitian Mardiyah menggunakan variabel bebas kemampuan to user membaca pemahaman dancommit sikap bahasa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Danang Yuly Setyono (2010) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sonokulon 1 Todanan Blora Tahun Ajaran 2009/ 2010”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi pada siswa Kelas IV Negeri Sonokulon 1 Todanan Blora Tahun Ajaran 2009/ 2010. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Danang
Yuly
Setyono
adalah
sama-sama
mengangkat
masalah
keterampilan menulis argumentasi pada siswa Kelas IV SD. Sementara itu, perbedaannya terletak pada jenis penelitiannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan variabel bebas minat dan kemampuan membaca. Sementara itu, penelitian Danang Yuly Setyono merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan variabel bebas media gambar seri. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Indratin (2010) dengan judul “Hubungan antara Kemampuan Berpikir Logis dan Minat Menulis dengan Keterampilan Menulis Argumentasi (Survai pada Siswa kelas X SMA Regina Pacis Surakarta)”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa (1) ada hubungan yang positif antara kemampuan berpikir logis dan keterampilan menulis argumentasi, (2) ada hubungan yang positif antara minat menulis dan keterampilan menulis argumentasi, (3) ada hubungan positif antara kemampuan berpikir logis dan minat menulis secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Maria Indratin
adalah
sama-sama
berfokus
pada
keterampilan
menulis
argumentasi. Sementara itu perbedaannya adalah terletak pada variabel bebas yang mempengaruhinya serta subyek penelitian yang digunakan. Variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan oleh Maria Indratin adalah kemampuan berpikir logis dan minat menulis, sedangkan variabel to userdan kemampuan membaca. bebas dalam penelitian inicommit adalah minat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Penelitian Yuliatun (2009) yang berjudul “Hubungan Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Bulusulur di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri” juga relevan dengan penelitian ini. Hasil Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara minat membaca dan keterampilan berbicara; (2) ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dengan keterampilan berbicara; (3) ada hubungan positif antara minat membaca dan keterampilan berbicara secara bersamasama dengan keterampilan berbicara. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Yuliatun adalah penggunaan minat membaca sebagai salah satu variabel bebasnya. Sementara itu perbedaannya adalah jika penelitian ini menggunakan variabel bebas kedua kemampuan membaca, penelitian Yuliatun menggunakan penguasaan kosakata sebagai variabel bebas kedua. Ditinjau dari penggunaan variabel terikatnya, penelitian ini menggunakan keterampilan menulis argumentasi, sedangkan penelitian Yuliatun menggunakan keterampilan berbicara.
B.
Kerangka Berpikir
1. Hubungan Minat Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Adanya perasaan senang ketika membaca akan menumbuhkan kebiasaan membaca. Dengan kebiasaan membaca tersebut, siswa dapat mengembangkan intelektual dan bakatnya dengan menuangkan ide/ gagasan yang diperolehnya ke dalam tulisan/ karangan. Gemar membaca akan menyebabkan seseorang menemui sudut pandang serta argumen yang berbeda. Hal tersebut akan membantu siswa mengembangkan pendapat dan alasan mereka sendiri. Selain itu, siswa akan memperoleh model menulis yang baik. Tulisan yang dihasilkannya akan membuat seseorang tertarik sehingga efektif mempengaruhi orang lain. Sementara itu dalam menulis argumentasi, penulis dituntut untuk memberikan bukti-bukti atau fakta yang commit topendapat user dapat meyakinkan pembaca mengenai yang disampaikan. Selain itu,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
minat membaca yang tinggi akan mendorong penulis untuk secara aktif mencari ide/ gagasan guna mendukung argumen yang diajukannya. Dari uraian di atas dapat diduga bahwa siswa yang memiliki minat membaca yang tinggi akan memiliki keterampilan menulis argumentasi yang tinggi pula. 2. Hubungan Kemampuan Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Menulis dan membaca mempunyai hubungan yang sangat erat. Kebiasaan menulis tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan membaca. Dengan membaca akan memperluas cakrawala pengetahuan dan wawasan. Pengetahuan dan wawasan yang luas merupakan dasar kegiatan menulis. Tidak ada yang dapat dituangkan dalam tulisan, apabila tidak ada pengetahuan dan wawasan. Pengetahuan dan wawasan yang luas dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya pengalaman, bertanya kepada orang yang lebih tua, ataupun dengan membaca beragam buku bacaan. Salah satu cara yang tepat adalah dengan membaca buku. Mengingat masih terbatasnya pengalaman yang dimiliki oleh siswa sekolah dasar. Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas, tentu menuntut kemampuan pembaca untuk memahami setiap informasi yang ada dalam bacaan. Apabila kemampuan membaca siswa baik, ia akan dengan mudah mengambil makna dari setiap informasi yang ada dalam bahan bacaan, sehingga pada gilirannya nanti ia akan terampil dalam menuliskan ide-ide dalam mendukung pendapatnya. Dengan kemampuan yang tinggi siswa akan dengan mudah mencermati model tulisan atau karakterisrik tulisan dari para penulis. Sehingga dapat dijadikan khasanah pengetahuan untuk menghasilkan tulisan yang efektif meyakinkan orang lain. Dari uraian di atas, diduga dengan kemampuan membaca yang tinggi akan mengakibatkan keterampilan siswa dalam menulis argumentasi juga tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
3. Hubungan Minat Membaca dan Kemampuan Membaca secara bersama-sama dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Minat membaca yang tinggi akan mengakibatkan siswa memiliki kegemaran membaca yang pada akhirnya akan terus berusaha memperluas cakrawala pengetahuan serta wawasannya. Apalagi bila didukung dengan kemampuan membaca yang tinggi, maka akan semakin mudah dalam menangkap makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Dengan khasanah pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya, akan semakin mudah ia dalam mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat mengenai suatu hal yang dapat meyakinkan orang lain. Keterampilan menulis argumentasi akan berhasil dengan maksimal apabila didikung oleh minat membaca dan kemampuan membaca yang tinggi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai minat membaca dan kemampuan membaca yang tinggi diduga akan mempunyai keterampilan menulis argumentasi yang tinggi pula. Kerangka berpikir tersebut apabila dibuat alur akan tampak seperti gambar 2.1.
commit to user 3a
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Tinggi Tinggi
2a 1a
Minat Membaca
Tinggi
Keterampilan
Kemampuan
Menulis Argumentasi
Membaca
Rendah
Rendah 1b
2b
Rendah
3b
Gambar 2. 1. Alur Berpikir Hubungan Antarvariabel dalam Penelitian Korelasi
Keterangan gambar 1: 1a. semakin tinggi minat membaca siswa, diduga semakin tinggi keterampilan menulis argumentasi siswa 1b. semakin rendah minat membaca siswa, diduga semakin rendah keterampilan menulis argumentasi siswa
2a. semakin tinggi kemampuan membaca siswa, diduga semakin tinggi keterampilan menulis argumentasi siswa 2b. semakin rendah kemampuan membaca siswa, diduga semakin rendah keterampilan menulis argumentasi siswa
3a. semakin tinggi minat membaca dan kemampuan membaca siswa, commit to menulis user diduga semakin tinggi keterampilan argumentasi siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
3b. semakin rendah minat membaca dan kemampuan membaca siswa, diduga semakin rendah keterampilan menulis argumentasi siswa
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah, landasan teori, dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. 2. Ada hubungan positif antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. 3. Ada hubungan positif antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se- Kecamatan Jumantono Tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama 7 bulan, dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012, yang dimulai dari perencanaan sampai dengan ujian skripsi. Adapun rincian pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 80.
B. Rancangan/ Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survai korelasional. Penelitian jenis survai digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah,
tetapi
peneliti
melakukan
penelitian
perlakuan
dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan lain-lain. (Sugiyono, 2008: 6). Tujuan dari penelitian jenis korelasional adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Penelitian korelasi juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana variasi dalam satu hal bersamaan dengan variasi dalam hal yang lain. (Suryabrata, 2008: 348) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis argumentasi dengan jenis data interval. Sementara itu, variabel bebas pertama (X1) adalah minat membaca dengan jenis data interval, dan variabel bebas kedua (X2) adalah kemampuan membaca dengan jenis data interval. Rancangan penelitian yang dilakukan dapat dilukiskan pada gambar 3.1 sebagai berikut: commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
X1
1
3 Y X2 2
Gambar 3.1. Desain Penelitian Korelasional Keterangan: X1 X2 Y 1 2 3
Minat Membaca (variabel bebas pertama) Kemampuan Membaca (variabel bebas kedua) Keterampilan Menulis Argumentasi (variabel terikat) Hubungan antara Minat Membaca dan Keterampilan Menulis Argumentasi : Hubungan antara Kemampuan Membaca dan Keterampilan Menulis Argumentasi : Hubungan antara Minat dan Kemampuan Membaca secara bersama-sama dengan Keterampilan Menulis Argumentasi : : : :
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SD Negeri se-Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. Jumlah populasi adalah 711 siswa yang berasal dari 29 SD Negeri. Adapun persebaran jumlah populasi dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 81. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dari sebagian populasi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa Kelas IV SD Negeri seKecamatan Jumantono Tahun 2012. Sampel tersebut berasal dari 3 SD yang ada di Dabin 2 dan Dabin 4. Banyaknya sampel penelitian adalah 72 siswa yang berasal dari SD Negeri 01 Sambirejo yang berjumlah 35 siswa, SD Negeri 03 Blorong yang berjumlah 25 siswa, serta SD Negeri 02 Blorong yang berjumlah 12 siswa. Sementara itu, untuk ujicoba instrumen dilakukan di SD Negeri 01 Ngunut, yang berjumlah 32 siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelompok atau kelas yang terdiri dari sejumlah individu (Saebani, 2008). Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menentukan populasi yang digunakan dalam penelitian, yaitu siswa Kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. b. Membuat 4 gulungan kertas yang berisi nama-nama Dabin di Kecamatan Jumantono. c. Melakukan pengundian dan dipilih 2 Dabin. Dabin yang terpilih adalah Dabin 2 dan Dabin 4. d. Membuat 8 gulungan kertas yang berisi nama-nama SD di Dabin 2 kemudian dilakukan pengundian dan terpilih dua SD, yakni SD Negeri 01 Sambirejo dan SD Negeri 01 Ngunut. e. Membuat 7 gulungan kertas yang berisi nama-nama SD di Dabin 4, lalu dilakukan pengundian dan terpilih dua SD, yakni SD Negeri 02 Blorong dan SD Negeri 03 Blorong. f. Mengundi 1 dari 4 SD Negeri yang terpilih tersebut untuk menentukan kelas yang akan digunakan untuk ujicoba instrument penelitian. SD Negeri yang terpilih adalah SD Negeri 01 Ngunut.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Pemaparan definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut: 1. Keterampilan Menulis Argumentasi Keterampilan menulis argumentasi adalah skor atau nilai yang diperoleh
siswa
setelah
mengerjakan
tes
keterampilan
menulis
argumentasi. Skor atau nilai tersebut mencerminkan kemampuan siswa dalam menuangkan buah pikirannya (ide, gagasan, pendapat) ke dalam commitdengan to user benar yang terukur dalam 5 bentuk tulisan yang disusun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
komponen, yaitu: (1) kemampuan dalam menuangkan isi gagasan, (2) kemampuan dalam mengorganisasikan isi gagasan, (3) kemampuan menggunakan pilihan kata yang tepat, (4) kemampuannya menngunakan tata bahasa yang benar, dan (5) kemampuan dalam menggunakan ejaan dan tata tulis yang benar. 2. Minat Membaca Minat membaca adalah skor yang diperoleh siswa setelah mengisi angket minat membaca. Skor tersebut merupakan cerminan kecenderungan yang menetap dalam diri siswa dalam melakukan aktivitas membaca, yang diindikatori dengan adanya (1) kesadaran untuk melakukan aktivitas membaca, (2) kemauan untuk membaca, (3) perhatian terhadap aktivitas membaca, serta (4) perasaan senang terhadap aktivitas membaca. 3. Kemampuan Membaca Kemampuan membaca adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes kemampuan membaca. Nilai tersebut merupakan cerminan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan secara tepat, baik tersirat maupun tersurat, yang tercermin dalam kemampuannya: (1) mengungkapkan kalimat utama bacaan, (2) mengartikan kata dari bahan bacaan, (3) menemukan makna/ informasi dalam bahan bacaan baik tersirat maupun tersurat, serta (4) menyimpulkan isi bacaan.
E. Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan variabelvariabel yang diteliti, instrumen yang digunakan yaitu: (1) tes keterampilan menulis argumentasi, (2) angket minat membaca, dan (3) tes kemampuan membaca. Penjelasan dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut: 1. Tes keterampilan menulis argumentasi Instrumen tes keterampilan argumentasi berbentuk essay. Pedoman penskoran dari instrumen tersebut adalah dengan pembobotan terhadap tiap-tiap komponen yang dinilai. Adapun langkah-langkah dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
membuat instrumen tes keterampilan menulis argumentasi adalah sebagai berikut: a) Mengkaji teori/ definisi tentang keterampilan menulis argumentasi. b) Merumuskan
definisi
operasional
dari
keterampilan
menulis
argumentasi c) Mengidentifikasi
indikator-indikator
keterampilan
menulis
argumentasi d) Membuat pedoman penilaian tes keterampilan menulis argumentasi yang dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 82 beserta deskriptor penilaian tes keterampilan menulis argumentasi, yang terdapat pada Lampiran 4 halaman 83. e) Membuat instrumen tes keterampilan menulis argumentasi. Adapun instrumen yang diujikan dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 85. 2. Angket/ kuesioner minat membaca Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data tentang minat membaca menggunakan angket minat membaca. Instrumen tersebut dikembangkan dengan menggunakan skala Likert dengan 5 skala. Pernyataan yang diajukan dalam angket terdiri dari pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Adapun langkahlangkah dalam menyusun instrumen tersebut adalah sebagai berikut: a) Merumuskan definisi operasional terhadap aspek yang akan diukur, yaitu minat membaca siswa. b) Menentukan indikator aspek minat membaca. c) Membuat kisi-kisi angket minat membaca berdasarkan indikator tersebut. Kisi-kisi angket minat membaca (sebelum ujicoba dan sesudah ujicoba) dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 86. d) Mengembangkan kisi-kisi yang telah dibuat ke dalam bentuk pernyataan yang diajukan dalam angket. Pernyataan yang diajukan terdiri dari pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Angket minat membaca dapat dilihat pada Lampiran 7 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
halaman 87 (sebelum ujicoba) dan lampiran 8 halaman 90 (setelah ujicoba). e) Menentukan pedoman penilaian angket. Untuk pernyataan positif, jawaban sangat setuju diberi skor tertinggi, sedangkan sangat tidak setuju diberi skor terendah, demikian juga sebaliknya. Sementara itu, untuk pernyataan negatif, jawaban sangat setuju diberi skor terendah, sedangkan jawaban sangat tidak setuju diberi skor tertinggi. Dalam skala Likert, jawaban yang ditawarkan terdiri atas 5 skala, yaitu sangat setuju (SS), Setuju (S), netral/ biasa-biasa saja (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pedoman penilaian angket dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 92. 3. Tes kemampuan membaca Untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca digunakan instrument tes kemampuan membaca. Instrumen kemampuan membaca dikembangkan berdasarkan materi yang telah dipelajari siswa dalam semester dua. Materi yang digunakan dalam instrumen kemampuan membaca berdasarkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia. Standar kompetensi dari aspek membaca adalah memahami teks melalui membaca intensif, membaca pantun, dan membaca pengumuman. Tingkat kemampuan/ kognitif yang diujicobakan meliputi tingkatan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Adapun langkah-langkah dalam membuat instrumen kemampuan membaca adalah sebagai berikut: 1) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus Bahasa Indonesia. 2) Menjabarkan kompetensi dasar tersebut ke dalam indikatorindikator. 3) Membuat
kisi-kisi
soal
berdasarkan
indikator
yang
telah
dijabarkan. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 93 (sebelum ujicoba), dan Lampiran 13 halaman 109 (setelah commit to user ujicoba).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
4) Membuat butir pertanyaan berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Instrumen kemampuan membaca (sebelum ujicoba) dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 94, sedangkan instrumen kemampuan membaca (setelah ujicoba) terdapat pada Lampiran 14 halaman 110. Kunci jawaban instrumen kemampuan membaca (setelah ujicoba) terdapat pada Lampiran 15 halaman 116.
F. Validasi Instrumen Penelitian Sebelum ketiga instrumen tersebut digunakan, perlu dilakukan ujicoba pada responden di luar sampel penelitian. Responden ujicoba sebanyak 32 siswa. Ujicoba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. 1. Validitas Validitas instrumen tes keterampilan menulis argumentasi tidak dihitung secara empirik, tetapi dengan melihat aspek-aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis argumentasi. Validitas angket minat membaca dicari dengan rumus Korelasi Product Moment. Hasil validitas tiap butir item pernyataan angket kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment pada taraf signifikansi 5%, dan N= 32, sehingga diperoleh r tabel= 0,349. Suatu butir item dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Adapun rumus Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut:
Keterangan: :
Koefisien korelasi tiap butir item
X : skor tiap butir item Y : skor total : Jumlah responden Berdasarkan hasil uji validitas, dari 40 item pernyataan angket, commit to user terdapat 28 item yang dinyatakan valid, dan 12 item dinyatakan tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
valid/ gugur. Item yang gugur tersebut adalah butir item nomor 3, 5, 9, 13, 16, 19, 20, 22, 26, 29, 32, dan 37. Rangkuman hasil perhitungan validitas angket minat membaca dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 117. Validitas instrumen tes kemampuan membaca menggunakan validitas isi. Yakni instrumen tersebut harus sesuai dengan isi materi pelajaran yang tercantum dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia Kelas IV semester 2. Sehingga materi yang diujikan tersebut telah diajarkan. Selain itu, butir tes mudah dipahami siswa dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Instrumen tersebut dikonsultasikan kepada 3 ahli untuk memberikan penilaian terhadap instrumen yang dibuat. Instrumen kemampuan membaca juga dianalisis butir soalnya (daya beda dan indeks kesukaran). Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya beda soal, terlebih dahulu membagi peserta kelompok menjadi dua kelompok, yakni kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun rumus untuk mencari daya beda soal adalah sebagai berikut:
d=
-
Keterangan: = banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok tinggi = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi = banyaknya penjawab aitem dengan benar dari kelompok rendah = banyaknya penjawab dari kelompok rendah Klasifikasi daya beda : 0,40 atau lebih
= baik sekali
0,30 – 0,39
= baik
0, 20 – 0, 29
= cukup
Kurang dari 0, 20 = jelek Klasifikasi daya beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah d ≥ 0,30 commit to user
(Azwar, 2010: 138)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
I= Keterangan: I = indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N=
jumlah seluruh peserta tes
Dengan kriteria indeks kesukaran soal sebagai berikut: 0,00- 0, 3 = soal sukar 0,31- 0, 7= soal sedang 0,71- 1, 00= soal mudah Indeks kesukaran soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,31 – 0,7 (Arikunto, 2008: 210) Uji Validitas isi dilakukan oleh 3 guru kelas SD Negeri tempat penelitian, yaitu Bapak Sugimin, S. Pd. SD., Bapak Sugiyarto, S. Pd. (SD Negeri 01 Sambirejo), dan Ibu Dewi Aminarti, S. Pd. (SD Negeri 03 Blorong). Hasil uji validitas isi dari masing-masing validator dapat dilihat Lampiran 12 halaman 103. Berdasarkan hasil uji validitas isi, dari 30 butir pertanyaan instrumen kemampuan membaca, yang dinyatakan valid ada 27 butir soal. Sedangkan 3 butir soal tidak valid. Butir soal dinyatakan tidak valid karena opsi jawaban menimbulkan penafsiran ganda. Ketiga butir pertanyaan tersebut adalah nomor 4, 16, dan 22. Hasil uji indeks kesukaran soal terhadap 30 butir soal, 8 butir dinyatakan mudah, 20 butir dinyatakan sedang, dan 2 butir dinyatakan sukar. Sementara itu, dari hasil uji daya pembeda soal, 11 butir soal dikategorikan daya beda jelek, 1 butir soal dikategorikan daya beda cukup, 11 butir soal dikategorikan daya beda baik, dan 7 butir soal dikategorikan daya beda sangat baik. Berdasarkan hasil uji validitas isi, daya pembeda, dan indeks kesukaran, maka dari 30 butir soaltotersebut, 18 butir soal dinyatakan valid commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
dan 12 butir soal harus di drop/ gugur. Data hasil perhitungan validitas isi, daya beda, indeks kesukaran serta keputusan dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 120. 2. Reliabilitas Reliabilitas instrumen keteranpilan menulis argumentasi menggunakan reliabilitas ratings scale. Yakni dengan meminta 3 penilai untuk memberikan penilaian terhadap aspek yang dinilai dalam keterampilan menulis argumentasi. Adapun langkah-langkah cara mencari reliabilitas adalah sebagai berikut: a) Menghitung jumlah kuadrat total (JKT) JKT = atau JKT= kemudian dicari derajad bebas total (dbt), dengan rumus: dbt= (aspek) (raters)-1 Keterangan: JKT
: koefisien jumlah kuadrat total yang dicari
raters
: jumlah penilai
aspek
: jumlah komponen yang dinilai
b) Menghitung jumlah kuadrat antarraters (Jkt), dengan rumus sebagai berikut: Jkt= Kemudian dicari derajad bebas total (dbt) dengan rumus dbt= raters-1 c) Menghitung jumlah nilai antaraspek (Jks) Jks= Selanjutnya dicari derajad bebas aspek (dbs) dengan rumus: dbs= aspek-1 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
d) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKTs) dengan rumus sebagai berikut: JKts=JKt-Jkt-Jks Selanjutnya dicari derajad total dengan rumus: dbts= (aspek-1) (raters-1) Hasil uji reliabilitas tes keteranpilan menulis argumentasi diperoleh koefisien reliabilitas seorang raters sebesar 0,91. Sedangkan koefisisen reliabilitas rata-rata rating dari 3 raters adalah 0,968. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 122. Reliabilitas angket minat membaca diukur dengan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:
)
r alpha = Keterangan: r alpha = reliabilitas yang dicari k = banyaknya item
= varians skor butir ke-I, dengan = varians total, dengan
=
-
Suatu angket dinyatakan reliabel apabila r alpha > rtabel (N=32, α=0,05; rtabel=0,349) (Sugiyono, 2009: 365) Hasil uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,846. Koefisien reliabilitas hitung tersebut lebih besar dari r tabel (0,349) sehingga instrumen angket minat membaca reliabel. Proses perhitungannya terdapat pada Lampiran 19 halaman 125. Reliabilitas instrumen kemampuan membaca diukur dengan rumus Kuder Richardson (KR-20), yang dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
k
= Banyaknya item commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
= Variansi total p
= proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
p
=
q
=
∑pq
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
Setelah diperoleh
kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r
product moment. Untuk N= 33, maka tes dikatakan reliabel bila
Dengan demikian, suatu .
Hasil uji reliabilitas tes kemampuan membaca diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,734 yang dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 128. Dengan demikian r11> rt (0,734> 0,349), sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen tes kemampuan membaca reliabel.
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pegujian normalitas data. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini adalah teknik Kolmogorov-Smirnov yang dikerjakan dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15.0. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0
= sampel ditarik dari populasi berdistribusi normal
H1
= sampel ditarik dari populasi berdistribusi tidak normal
α
= 5% (0,05)
-sig
> 0,05 maka H0 diterima
-sig
< 0,05 maka H0 ditolak Hasil pengujian normalitas menunjukkan data keterampilan
menulis argumentasi memiliki signifikansi 0,226> 0,05; data minat commit to 0,957> user membaca memiliki signifikansi 0,05; dan data kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
membaca memiliki signifikansi 0,535> 0,05. Dengan demikian, signifikansi yang dihasilkan oleh ketiga data tersebut lebih besar dari taraf signifikasnsi yang ditentukan (α) sehingga H0 diterima. Hal ini berarti data keterampilan menulis argumentasi, data minat membaca, dan data kemampuan membaca berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil perhitungan normalitas dapat dilihat pada Lampiran 23 halaman 132. b. Uji Linieritas Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah persamaan regresi sederhana antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) linear atau tidak. Uji Linieritas menggunakan Test Linearity dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15.0. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: H0
= hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat linear
H1
= hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linear
α
= 5% (0,05)
-sig
> 0,05 maka H0 ditolak
-sig
< 0,05 maka H0 diterima Hasil pengujian Linearitas menunjukkan hubungan antara minat
membaca dengan keterampilan menulis argumentasi menghasilkan signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 (Sig. < α), serta hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi menghasilkan signifikansi 0,031< 0,05 (Sig. < α). Dengan demikian H0 diterima. Hal ini berarti hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Output perhitungan Linearitas dapat dilihat pada Lampiran 24 halaman 133. 2. Uji Hipotesis Data yang telah dikumpulkan perlu dianalisis dalan rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengujian hipotesis menggunakan teknik commit to userbantuan Statistical Product and korelasi (sederhana dan ganda) dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Service Solution (SPSS) versi 15.0. Pada program SPSS, tidak terdapat menu orelasi ganda secara khusus, sehingga digunakan menu regression.
H. Hipotesis Statistik 1. Hipotesis I Ho: r y.1 ≤ 0 H1: r y.1 > 0 2. Hipotesis Kedua Ho: r y.2 ≤ 0 H1: r y.2 > 0 3. Hipotesis Ketiga Ho: R y.12 ≤ 0 H1: R y.12 > 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pada bab ini dideskripsikan data-data hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel yang telah diteliti, yakni: (1) data keterampilan menulis argumentasi, (2) data minat membaca, dan (3) data kemampuan membaca. Adapun deskripsi data penelitian tersebut meliputi ukuran tendensi sentral (nilai rata-rata, modus, median) dan ukuran dispersi (varians dan simpangan baku). Selain itu, data penelitian juga akan disajikan baik dalam bentuk tabel maupun grafik. Penjelasan untuk masing-masing data adalah sebagai berikut. 1. Data Keterampilan Menulis Argumentasi Data keterampilan menulis argumentasi diperoleh dari skor menulis (mengarang) argumentasi. Data ini memiliki nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 48. Rata-rata nilai adalah 66,03; median adalah 63,5; modus adalah 61; serta varians 99,97 dan simpangan baku 9,99. Perhitungan harga-harga statistik deskriptif terdapat pada Lampiran 22 halaman 131. Distribusi frekuensi data keterampilan menulis argumentasi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Menulis Argumentasi Interval
f
f(%)
40-49
3
4,17
50-59
13
18,06
60-69
28
38,89
70-79
20
27,77
80-89
8
11,11
Jumlah
72
100,00
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Dari Tabel 4.1 dapat dibuat histogram data keterampilan menulis argumentasi pada Gambar 4.1. 30
28
25 20 Frekuensi
20 15
13
10
8
5
3
0 39,5
49,5
59,5
69,5
79,5
89,5
Interval nilai
Gambar 4.1 Histogram Data Keterampilan Menulis Argumentasi
2. Data Minat Membaca Data minat membaca diperoleh dari skor angket minat membaca. Data ini memiliki skor tertinggi 140 dan skor terendah 70. Rata-rata skor adalah 101,81; median adalah 101; modus adalah 100, serta varians 199,39; dan simpangan baku 14,12. Perhitungan harga-harga statistik deskriptif tersebut terdapat pada Lampiran 22 halaman 131. Distribusi frekuensi data minat membaca dapat dilihat pada tabel 4. 2 berikut ini.
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Data Minat Membaca Siswa Interval 66-75 76-85 86-95 96-105 106-115 116-125 126-135 136-145 Jumlah
f 3 6 13 20 18 10 1 1 72 to user commit
frelatif(%) 4,17 8,33 18,06 27,78 25,00 13,89 1,39 1,39 100,00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Dari Tabel 4.2 dapat dibuat histogram data minat membaca pada Gambar 4.2.
25 20
Frekuensi
20
18
15
13 10
10 6 5
3 1
1
0 65,5
75,5
85,5
95,5
105,5
115,5 125,5 135,5 145,5
Interval nilai
Gambar 4. 2 Histogram Data Minat Membaca
3. Data Kemampuan Membaca Data kemampuan membaca diperoleh dari nilai siswa dalam tes kemampuan membaca. Data ini memiliki nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 39. Rata-rata nilai adalah 64,67; median adalah 66,5; modus adalah 72; serta varians 221,01 dan simpangan baku 14,87. Perhitungan harga-harga statistik deskriptif tersebut terdapat pada Lampiran 22 halaman 131. Distribusi frekuensi data kemampuan membaca dapat dilihat pada tabel 4. 3 berikut ini. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Membaca Interval f frelatif(%) 29-40 5 6,94 41-52 12 16,67 53-64 16 22,22 65-76 21 29,27 77-88 13 18,06 89-100 5 6,94 Jumlah 72 100,00 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
Dari Tabel 4.3 dapat dibuat histogram data kemampuan membaca pada Gambar 4.3.
25 21 20 Frekuensi
16 15
13
12
10 5
5
5 0
28,5
40,5
52,5
64,5
76,5
88,5
100,5
Interval nilai
Gambar 4. 3 Histogram Data Kemampuan Membaca
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum data penelitian dianalisis, perlu dilakukan uji persyaratan. Tujuannya adalah untuk menentukan teknik analisis apa yang akan digunakan. 1. Uji Normalitas Data Uji
normalitas
data
dilakukan
dengan
mengunakan
tes
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15.0. Kriteria pengujian adalah apabila memiliki nilai sig. (signifikansi) lebih besar dari taraf signifikansi (α= 0, 05) maka menerima H0 yang berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, demikian juga sebaliknya. Pengujian normalitas data keterampilan menulis argumentasi (Y) menghasilkan signifikansi (Sig.) 0,226. Nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (0,05) sehingga Sig.> α. Hal ini berarti data keterampilan menulis argumentasi (Y) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Pengujian normalitas data minat membaca (X1) menghasilkan signifikansi (Sig.) 0,957. Nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (0,05) sehingga Sig.> α (0,957> 0,05). Hal ini berarti data minat membaca (X1) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian
normalitas
data
kemampuan
membaca
(X2)
menghasilkan signifikansi (Sig.) 0,535. Nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari taraf signifikansi (0,05) sehingga Sig.> α (0,535> 0,05). Hal ini berarti data kemampuan membaca (X2) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Output (keluaran) perhitungan normalitas dapat dilihat pada Lampiran 23 halaman 132. 2. Uji Linearitas Data Pengujian linearitas dilakukan menggunakan Test of Linearity dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15.0. dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah apabila signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari signifikansi yang ditetapkan (Sig.< α), maka persamaan regresi linear, demikian juga sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan linearitas, signifikansi yang dihasilkan dari hubungan antara keterampilan menulis argumentasi (Y) atas minat membaca (X1) sebesar 0,009. Dengan demikian, Sig. < α (0,009< 0,05). Hal ini berarti hubungan antara variabel minat membaca dengan keterampilan meulis argumentasi bersifat linear. Pengujian linearitas hubungan keterampilan menulis argumentasi (Y) atas kemampuan membaca (X2) menghasilkan signifikansi sebesar 0,031. Dengan demikian signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikansi (α), atau (0,031< 0,05). Hal ini berarti hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi bersifat linear. Hasil output perhitungan linearitas dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15.0 dapat dilihat pada Lampiran 24 halaman 133. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
C. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0) diterima atau ditolak pada suatu taraf signifikansi tertentu.
Pemaparan hasil
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. 1. Hubungan antara Minat Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Analisis regresi linear sederhana dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 15. 0 diperoleh arah koefisien regresi sebesar 0,223 dan konstanta sebesar 43,337, yang terdapat pada
lanjutan Lampiran 25 halaman 136. Dengan demikian,
bentuk hubungan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi dapat digambarkan garis regresi, yaitu . Dari persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan bahwa setiap kenaikan minat membaca sebesar 1 satuan, maka akan diikuti kenaikan keterampilan menulis argumentasi sebesar 0,223 satuan. Analisis korelasi sederhana antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi diperoleh koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,315, yang dapat dilihat pada Lampiran 25 halaman 135. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yang dihasilkan digunakan uji t. Dari hasil analisis yang terdapat pada lanjutan Lampiran 25 halaman 136, diperoleh thit sebesar 2,775 yang lebih besar dari ttabel 1,990 (α=0,05, dk=n-2). Dengan demikian koefisien korelasi yang dihasilkan tersebut signifikan. Hal ini berarti ada hubungan positif yang signifikan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa “tidak ada hubungan positif antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi” ditolak. Sebaliknya menerima hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
bahwa “ada hubungan positif antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi”. 2. Hubungan antara Kemampuan Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Analisis regresi linear sederhana dengan bantuan program Statistical Product and Servisce Solution (SPSS) versi 15.0 diperoleh arah koefisien regresi sebesar 0,163 dan konstanta sebesar 55,461, yang hasil perhitungan nya terdapat pada lanjutan Lampiran 25 halaman 136. Dengan demikian, bentuk hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi dapat digambarkan garis regresi, yaitu . Dari persamaan regresi tersebut dapat dinyatakan bahwa setiap peningkatan kemampuan membaca sebesar 1 satuan, maka akan diikuti kenaikan keterampilan menulis argumentasi sebesar 0,163 satuan. Analisis korelasi sederhana antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi diperoleh koefisien korelasi (ry1) sebesar 0,243, yang dapat dilihat pada Lampiran 25 halaman 135. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yang dihasilkan digunakan uji t. Dari hasil analisis, diperoleh t
hitung
> ttabel atau 2,092 > 1,990 dengan
α=0,05, dan dk=n-2 (perhitungan terdapat pada lanjutan Lampiran 25 halaman 136). Dengan demikian koefisien korelasi yang dihasilkan tersebut signifikan. Hal ini berarti ada hubungan positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa “tidak ada hubungan positif antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi” ditolak. Sebaliknya menerima hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kemampuan commit to user membaca dengan keterampilan menulis argumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
3. Hubungan secara bersama-sama antara Minat Membaca dan Kemampuan Membaca dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi. Analisis regresi ganda dengan bantuan program Statistical Product and Servisce Solution (SPSS) versi 15.0 diperoleh arah koefisien regresi sebesar 0,183; arah koefisien regresi
sebesar 0,073; dan konstanta
sebesar 42,651. Dengan demikian, bentuk hubungan antara minat membaca dan
kemampuan membaca
secara bersama-sama dengan
keterampilan menulis argumentasi dapat digambarkan garis regresi, yaitu . Output hasil perhitungan dapat dilihat pada lanjutan Lampiran 25 halaman 137. Hasil analisis regresi ganda secara bersama-sama antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi diperoleh koefisien korelasi (Ry12) sebesar 0,328 (lanjutan Lampiran 25 halaman 137). Pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda menghasilkan F hitung sebesar 4,168 yang lebih besar dari F tabel 3,135 (α=0,05, dk pembilang=2, dk penyebut=69), yang dapat dilihat pada lanjutan Lampiran 25 halaman 137. Dengan demikian koefisien korelasi yang dihasilkan signifikan. Hal ini berarti ada hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Dengan demikian, hipotesis nol (H0) yang menyatakan “tidak ada hubungan positif secara bersama-sama antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi” ditolak. Sebaliknya menerima hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa “ada hubungan positif secara bersama-sama antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi”. commit to user D. Pembahasan Hasil Analisis Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Dari hasil analisis korelasional antarvariabel, menunjukkan bahwa ketiga hipotesis yang diajukan semuanya diterima. Dalam hal ini, ditemukan bahwa secara umum untuk siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono, terdapat hubungan positif antara minat membaca dan kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hubungan positif ini mengindikasikan bahwa meningkatnya minat membaca dan kemampuan membaca diikuti dengan meningkatnya keterampilan menulis argumentasi. Demikian sebaliknya, menurunnya minat membaca dan kemampuan membaca juga akan diikuti oleh menurunnya keterampilan menulis argumentasi. Dengan sifat hubungan yang demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis argumentasi dapat ditelusuri, dijelaskan, bahkan diprediksi melalui
minat
membaca dan kemampuan
membaca
yang dimilikinya.
Pembahasan hasil analisis secara rinci akan diuraikan sebagai berikut. Pertama, mengenai hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Ada hubungan positif antara kedua variabel tesebut mengindikasikan bahwa semakin baik/ tinggi minat membaca, semakin baik pula keterampilan menulis argumentasi yang dimilikinya. Kedua, mengenai hasil analisis yang berkaitan dengan hubungan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Diterimanya hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi mengindikasikan bahwa semakin baik/ tinggi kemampuan membaca siswa, semakin baik/ tinggi pula keterampilan menulis argumentasi yang dimilikinya. Ketiga, berkenaan dengan hubungan antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi. Ada hubungan positif secara bersama-sama antara minat membaca dan
kemampuan
membaca
dengan
keterampilan
menulis
argumentasi
mengandung arti bahwa kedua variabel bebas tersebut dapat dijadikan prediktor nilai keterampilan menulis argumentasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan di depan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, ada hubungan positif yang signifikan antara minat membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi sedehana yang menghasilkan
>
(0,315 > 0,231), serta
>
(2,775 >
1,990). Terdapat hubungan positif ini memiliki makna bahwa semakin tinggi minat membaca siswa, maka semakin tinggi pula keterampilan menulis argumentasi yang dimiliki. Kedua, ada hubungan positif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi sederhana yang menghasilkan (
)>
(0,243> 0,231), serta
>
(2,092>
1,990). Terdapat hubungan positif ini memiliki makna bahwa semakin tinggi kemampuan membaca siswa, maka semakin tinggi pula keterampilan menulis argumentasi yang dimiliki. Ketiga, ada hubungan positif antara minat membaca dan kemampuan membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012. Hal ini dapat dibuktikan dengan koefisien korelasi ganda( 0,231), serta
>
) lebih besar dari
(0,328>
(4,168> 3,135). Terdapat hubungan positif ini
memiliki makna bahwa semakin tinggi minat membaca dan kemampuan membaca yang dimiliki, maka semakin tingi pula keterampilan menulis argumentasi. Berdasarkan simpulan di atas, ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini semuanya diterima dan telah teruji kebenarannya secara empiris. Hal ini berarti, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, minat commit to user membaca dan kemampuan membaca memiliki hubungan positif dengan 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
keterampilan menulis argumentasi pada siswa kelas IV SD se-Kecamatan Jumantono Tahun 2012.
B. IMPLIKASI Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka secara teoritis, keterampilan menulis argumentasi ditentukan oleh beberapa faktor, dua diantaranya adalah minat membaca dan kemampuan membaca. Secara konseptual, hal ini berarti agar dapat memiliki keterampilan menulis argumentasi yang baik, diperlukan minat membaca dan kemampuan membaca yang baik/ tinggi pula. Dengan adanya implikasi teoritis perlu adanya implikasi praktis yang merupakan kebijakan yang berupa usaha-usaha nyata agar dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi siswa. Usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan jalan meningkatkan minat membaca dan kemampuan membaca siswa. Pemaparan secara rinci implikasi praktis adalah sebagai berikut. 1. Upaya meningkatkan minat membaca dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis argumentasi Secara empiris, minat membaca memiliki hubungan positif yang signifikan
dengan
menunjukkan
keterampilan
bahwa
upaya
menulis
peningkatan
argumentasi. keterampilan
Hal
ini
menulis
argumentasi dapat dilakukan dengan meningkatkan minat membaca siswa. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka meningkatkan minat membaca siswa, antara lain: a. Selalu memotivasi siswa tentang manfaat membaca. b. Membudayakan kegiatan membaca. c. Menyediakan bahan bacaan yang bervariasi jenisnya. d. Memperbaiki koleksi buku-buku di perpustakaan serta menyusun buku-buku tersebut dengan baik. e. Menerapkan metode yang bervariatif. Contohnya guru memberi tugas untuk menceritakan salah satu buku yang dibacanya di depan kelas commit to user secara bergantian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
2. Upaya meningkatkan kemampuan membaca dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis argumentasi Temuan empiris menunjukkan bahwa ada hubungan postif yang signifikan antara kemampuan membaca dengan keterampilan menulis argumentasi. Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkkan kemampuan membaca siswa antara lain: a. Menerapkan strategi/ teknik membaca cepat dan efektif b. Membiasakan siswa mengungkapkan kembali isi bacaan yang telah dibacanya, baik secara lisan maupun tertulis c. Memberikan tugas siswa untuk meringkas isi bacaan yang telah dibacanya d. Menyediakan bahan bacaan yang bervariatif, baik dari segi isi, panjang pendek, maupun tingkat kesulitan bacaan e. Membiasakan siswa untuk mencari makna kata di dalam kamus ataupun ensiklopedia
C. SARAN Berdasarkan pada hasil penelitian, simpulan, dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut Pertama, kepada guru kelas, harus menyadari bahwa keterampilan menulis argumentasi, minat membaca dan kemampuan membaca siswa masih harus ditingkatkan
lagi.
meningkatkannya.
oleh Dalam
karena upaya
itu
diperlukan
meningkatkan
berbagai
upaya
keterampilan
untuk menulis
argumentasi, guru hendaknya juga meningkatkan minat membaca dan kemampuan membaca siswa, karena secara empiris kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif yang signifikan dengan keterampilan menulis argumentasi. Kedua, kepada para siswa, dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis argumentasi, siswa hendaknya juga meningkatkan minat membaca dan kemampuan membaca yang dimilikinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Ketiga, kepada para peneliti lain, diharapkan mereka mengadakan penelitian serupa dengan melibatkan berbagai variabel bebas yang lain, sehingga aspek-aspek lain yang diduga memiliki hubungan dengan keterampilan menulis argumentasi dapat dideteksi.
commit to user