HUBUNGAN MINAT MENULIS RESENSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS RESENSI SISWA KELAS XI SMA WIDYA GAMA MALANG
ARTIKEL
OLEH PARAMITA KUSUMA WARDANI NIM 108211410540
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA INDONESIA PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH AGUSTUS 2012
1
Hubungan Minat Menulis Resensi dengan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang Paramita Kusuma Wardani1 Endah Tri Priyatni2 Roekhan2
[email protected] Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5 Malang
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasi. Instrumen penelitian ini menggunakan tes tertulis mengenai resensi dan instrumen angket tertutup dengan enam indikator berdasarkan teori Lucas & Britt. Hasil penelitian ini adalah jika minat menulis resensi tinggi maka kemampuan menulis resensi juga tinggi. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa rhit 0,963 lebih besar dari pada rtab 0,413. Kata kunci: minat menulis resensi, kemampuan menulis resensi ABSTRACT: This research is aiming at describing relationship of writing review interest and writing review ability of eleventh graders in SMA Widya Gama Malang. The method used in this research was correlation quantitative method. The research instruments were writing test about review and closed-questionnaire with six indicators was based on Lucas and Britt theory. The result of this research were that if the writing review interest was high, the writing review then would be high as well. This can be proven by rhit 0,963 and consulted to rtab 0,413 at sample of 23 students. Keywords: interest in writing reviews, the ability to write reviews Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, menulis resensi penting untuk dibelajarkan kepada siswa. Menulis resensi merupakan salah satu dari pokok bahasan penulisan kreatif sastra. Menulis resensi bermanfaat agar siswa terlatih dalam memberikan penilaian secara kritis terhadap bahan bacaan yang dibacanya. Samad (1997:1) menjelaskan bahwa menulis resensi adalah kemampuan menuangkan pendapat tentang buku yang telah dibacanya. Resensi diklasifikasikan menjadi tiga bidang garapan, yakni (1) buku fiksi dan nonfiksi, 1
Paramita Kusuma Wardani adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Negeri Malang (UM).
2
Endah Tri Priyatni dan Roekhan adalah Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
2
(2) pementasan seni, seperti film, kaset, tari, drama, serta sinetron, dan (3) pameran seni, baik seni patung atau lukisan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak hanya buku nonfiksi, pementasan seni dan pameran seni yang dimanfaatkan dalam resensi, tetapi novel yang merupakan salah satu buku fiksi juga dapat dimanfaatkan dalam resensi, terutama resensi karya sastra. Di jenjang SMA, kompetensi dasar menulis resensi dibelajarkan kepada siswa kelas XI, baik program bahasa maupun nonbahasa (IPA dan IPS). Menulis resensi pada kurikulum 2006 disebutkan di dalam standar kompetensi yang berbunyi mengungkapkan informasi melalui penulisan resensi dengan kompetensi dasar (1) mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi dan (2) mengaplikasikan prinsip-prinsip penulisan resensi (Depdiknas, 2005:267). Berdasarkan sumber tersebut, penelitian mengenai kemampuan menulis resensi dilakukan di jenjang SMA karena menulis resensi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa kelas XI SMA. Pemilihan buku fiksi berupa novel karena siswa di jenjang SMA terlihat lebih berminat membaca novel dibandingkan karya sastra yang lain, misalkan puisi. Nurgiyantoro (1995:4) mengemukakan bahwa novel sebagai karya fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Faktor paling dominan yang diperkirakan oleh peneliti yang menentukan kemampuan menulis resensi novel dalam penelitian ini, yaitu minat. Menurut Nurkancana (1983:224), minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang mendorong perasaan senang pada individu. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat adalah gejala kejiwaan yang mempunyai keterkaitan dengan suatu objek atau aktivitas yang menimbulkan rasa senang. Oleh karena itu, minat diperkirakan menentukan atau tidak tinggi rendahnya kemampuan siswa untuk menulis resensi novel. Lucas dan Britt (2000:16) menyatakan bahwa ada enam aspek yang terdapat di dalam minat, yaitu perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan, keputusan, dan tindakan. Berdasarkan keenam aspek di dalam minat tersebut, maka peneliti mengaitkannya dengan menulis resensi. Pertama, pada aspek perhatian, yaitu mengenai besar tidaknya energi dan pemusatan pengamatan siswa dalam menulis resensi, misalkan perhatian siswa bertambah saat menulis resensi atau siswa merasa jika menulis resensi itu sulit. Kedua, pada aspek ketertarikan, yaitu mengenai besar tidaknya perhatian yang ditunjukkan siswa dengan usaha menulis resensi di saat masih sedikitnya orang-orang yang tertarik untuk menulis resensi, misalkan siswa tertarik menulis resensi karena mudah atau siswa menganggap jika menulis resensi merupakan kegiatan yang menyebalkan. Ketiga, pada aspek keinginan, yaitu mengenai besar kecilnya dorongan mengetahui lebih detil dalam menulis resensi untuk menambah pengetahuan, misalkan siswa ingin menulis resensi karena menambah pengetahuan atau siswa enggan menulis resensi karena membosankan. Keempat, pada aspek keyakinan, yaitu mengenai cukup tidaknya informasi yang diperoleh siswa dalam menulis resensi yang akan menentukan tinggi rendahnya keyakinan siswa untuk memperoleh manfaat dan perkembangan wawasan dari menulis resensi, misalkan siswa yakin menulis resensi karena menulis resensi banyak manfaatnya atau siswa yakin jika waktunya terbuang hanya untuk menulis resensi. Kelima, pada aspek keputusan, yaitu mengenai mampu tidaknya siswa dalam mengambil keputusan untuk menulis resensi, misalkan siswa memutuska untuk menulis resensi karena masih jarang 3
orang menulis resensi atau siswa memutuskan tiak menulis resensi karena manfaatnya sedikit. Keenam, pada aspek tindakan, yaitu mengenai timbul tidaknya perilaku siswa untuk menulis resensi, misalkan siswa menulis untuk menambah pengetahuan atau untuk mendapatkan pujian. Tujuan penelitian ini ada tiga, yaitu: (1) mendeskripsikan minat menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang, (2) mendeskripsikan kemampuan menulis resensi kelas XI SMA Widya Gama Malang, (3) mendeskripsikan hubungan minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang. METODE Penelitian Hubungan Minat Menulis Resensi dengan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang menggunakan rancangan penelitian kuantitatif korelasi. Arikunto (2006:78) menyatakan bahwa penelitian korelasi merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan apabila ada, betapa eratnya pengaruh serta berarti atau tidak pengaruh itu. Menurut Sudarsono (1988:3), pendekatan kuantitatif bertitik tolak dari anggapan bahwa semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka sehingga memungkinkan digunakannya teknik-teknik analisa statistik. Populasi dalam penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA dan IPS SMA Widya Gama Malang. Jumlah seluruh siswa adalah 23 siswa. Oleh karena itu, sampel pada penelitian ini, yaitu seluruh anggota populasi yang ada. Besar pengambilan sampel sesuai dengan jumlah populasi yang ada di kelas XI SMA Widya Gama Malang. Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sugiyono (2009:117) menambahkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011. Data dalam penelitian ini berupa data numerikal yaitu skor minat menulis resensi dan akumulasi skor pada kemampuan menulis resensi. Sebelum diadakan pengumpulan data, peneliti telah melakukan uji coba instrumen berdasarkan expert judgement atau pendapat dari ahli dan instrumen penelitiannya telah disempurnakan. Pengambilan data di SMA Widya Gama Malang dilakukan pada seluruh siswa kelas XI IPA dan IPS SMA Widya Gama Malang. Proses pengumpulan data yang telah dilakukan diperoleh sampel penelitian yang mengikuti, yaitu sebanyak 23 siswa. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap. Pada tahap persiapan, sebelum data yang diperoleh diolah, peneliti terlebih dulu melakukan pengecekan identitas sampel. Peneliti juga mengecek kelengkapan data dan kelengkapan jumlah lembar instrumen minat menulis resensi yang sudah diisi oleh sampel. Pada tahap tabulasi, peneliti menyekor setiap variabel yang diukur. Angket tertutup digunakan untuk mengumpulkan data minat menulis resensi. Angket minat menulis resensi berjumlah 24 pernyataan dengan kriteria pilihan. Rentang skor angket minat menulis resensi yaitu mulai skor satu sampai empat. Angket tertutup 4
juga digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya minat menulis resensi siswa. Hasil penyekoran yang diperoleh dimasukkan ke dalam kolom penyekoran. Pada hasil akhir minat menulis resensi berupa total skor, peneliti melakukan interval kelas untuk pengklasifikasiannya berupa interval dengan klasifikasi kurang, sangat kurang, tinggi dan sangat tinggi. Pada tahap penerapan data, tingkatan pada setiap variabel data berupa angka, sehingga analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment. HASIL Pada bab ini dipaparkan hasil meliputi (1) minat menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang, (2) kemampuan menulis resensi kelas XI SMA Widya Gama Malang, (3) hubungan minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang. Minat Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang Hasil penelitian minat menulis resensi berdasarkan indikator yang ditetapkan menunjukkan ada dua siswa (8,70%) mempunyai minat menulis resensi yang sangat tinggi, sebanyak 14 siswa (60,87%) mempunyai minat menulis resensi tinggi, sebanyak 17 siswa (30,43%) mempunyai minat menulis resensi rendah dan tidak ada siswa (0%) yang mempunyai minat menulis resensi sangat rendah. Minat menulis resensi sebagai variabel bebas dengan enam indikator. Enam indikator itu ialah (1) perhatian, (2) ketertarikan, (3) keinginan, (4) keyakinan, (5) keputusan, dan (6) tindakan. Pada aspek perhatian terdapat empat pernyataan meliputi (1) saya memberikan perhatian penuh untuk menulis resensi, (2) perhatian saya bertambah saat menulis resensi, (3) menurut saya, menulis resensi itu sulit sehingga jauh dari perhatian saya, dan (4) menulis resensi mengurangi energi saya sehingga perhatian saya berkurang. Pada pernyataan pertama dapat dipaparkan bahwa ada dua siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 14 siswa menyatakan setuju, sebanyak enam siswa menyatakan tidak setuju dan satu siswa menyatakan sangat tidak setuju. Pada pernyataan kedua dapat dipaparkan bahwa hanya ada seorang siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 20 siswa menyatakan setuju, dua siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan ketiga dapat dipaparkan bahwa hanya seorang siswa yang menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak sembilan siswa menyatakan tidak setuju, sebanyak 12 siswa menyatakan setuju, dan hanya ada seorang siswa yang menyatakan sangat setuju. Pada pernyataan keempat dapat dipaparkan bahwa ada tiga siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 17 siswa menyatakan tidak setuju, dan sebanyak tiga siswa menyatakan setuju. Pada aspek ketertarikan terdapat empat pernyataan meliputi (1) saya tertarik untuk menulis resensi karena masih sedikit orang yang tertarik menulis resensi, (2) saya tertarik menulis resensi karena mudah, (3) bagi saya, menulis resensi merupakan suatu kegiatan yang menyebalkan, dan (4) menulis resensi menjadi suatu pelengah waktu yang jauh dari ketertarikan saya. Pada pernyataan pertama dapat dikemukakan bahwa sebanyak dua siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak sembilan siswa menyatakan setuju, dan sebanyak 12 siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan kedua dapat dikemukakan bahwa sebanyak tujuh siswa menyatakan setuju, sebanyak 15 siswa menyatakan tidak setuju, dan ada seorang siswa yang tidak menyatakan pilihan mana pun. Pada pernyataan ketiga 5
dapat dikemukakan bahwa sebanyak empat siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak sepuluh siswa menyatakan tidak setuju, sebanyak delapan siswa menyatakan setuju, dan hanya ada seorang siswa menyatakan sangat setuju. Pada pernyataan keempat dapat dikemukakan bahwa sebanyak 11 siswa menyatakan tidak setuju, sebanyak 11 siswa menyatakan setuju, dan ada seorang siswa yang tidak menyatakan pilihan mana pun. Pada aspek keinginan terdapat empat pernyataan meliputi (1) menulis resensi itu mudah sehingga mendorong keinginan saya untuk menulis resensi, (2) saya ingin menulis resensi karena menambah pengetahuan saya, (3) saya enggan menulis resensi karena membosankan, (4) terbayang dalam pikiran saya, sesuatu pekerjaan yang merugikan waktu dan tenaga, saat saya akan menulis resensi. Pada pernyataan pertama dapat dipaparkan bahwa hanya ada seorang siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak sembilan siswa menyatakan setuju, sebanyak 12 siswa menyatakan tidak setuju, dan ada seorang siswa menyatakan sangat tidak setuju. Pada pernyataan kedua dapat dipaparkan bahwa sebanyak lima siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 15 siswa menyatakan setuju, dan sebanyak tiga siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan ketiga dapat dipaparkan bahwa sebanyak empat siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 11 siswa menyatakan tidak setuju, sebanyak tujuh siswa menyatakan setuju, dan ada seorang siswa tidak menyatakan pilihan mana pun. Pada pernyataan keempat dapat dipaparkan bahwa sebanyak tiga siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak delapan siswa menyatakan tidak setuju, dan sebanyak 12 siswa menyatakan setuju. Pada aspek keyakinan terdapat empat pernyataan meliputi (1) saya yakin menulis resensi banyak manfaatnya, (2) saya yakin kalau peluang menulis resensi masih terbuka lebar, (3) saya yakin waktu saya terbuang hanya untuk menulis resensi, dan (4) saya yakin tidak mengalami perkembangan wawasan saat menulis resensi. Pada pernyataan pertama dapat dikemukakan bahwa sebanyak delapan siswa menyatakan sangat setuju dan sebanyak 15 siswa menyatakan setuju. Pada pernyataan kedua dapat dikemukakan bahwa sebanyak empat siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 16 siswa menyatakan setuju, dan sebanyak tiga siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan ketiga dapat dikemukakan bahwa sebanyak dua siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 14 siswa menyatakan tidak setuju, tujuh siswa menyatakan setuju. Pada pernyataan keempat dapat dikemukakan bahwa sebanyak lima siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 16 siswa menyatakan tidak setuju, dan ada dua siswa menyatakan setuju. Pada aspek keputusan terdapat empat pernyataan meliputi (1) saya memutuskan untuk menulis resensi karena memberikan banyak manfaat, (2) saya memutuskan untuk menulis resensi karena masih jarang orang senang menulis resensi, (3) saya memutuskan untuk tidak menulis resensi karena sedikit manfaatnya, dan (4) saya memutuskan untuk tidak menulis resensi karena sudah banyak orang yang menulis resensi. Pada pernyataan pertama dapat dipaparkan bahwa sebanyak tiga siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 18 siswa menyatakan setuju, dan ada dua siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan kedua dapat dipaparkan sebanyak dua siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 11 siswa menyatakan setuju, dan sebanyak sepuluh siswa menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan ketiga dapat dipaparkan bahwa sebanyak empat siswa 6
menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 15 siswa menyatakan tidak setuju, dan sebanyak empat siswa menyatakan setuju. Pada pernyataan keempat dapat dipaparkan bahwa sebanyak empat siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 16 siswa menyatakan tidak setuju, dan ada tiga siswa menyatakan setuju. Pada aspek tindakan terdapat empat pernyataan meliputi (1) saya menulis resensi setiap ada waktu luang, (2) saya menulis resensi untuk menambah pengetahuan, (3) saya menulis resensi untuk mendapatkan pujian, dan (4) saya menulis resensi untuk tugas sekolah saja. Pada pernyataan pertama dapat dikemukakan bahwa sebanyak sepuluh siswa menyatakan setuju dan sebanyak 13 siswa menyatakan tidak setuju menulis resensi setiap ada waktu luang. Pada pernyataan kedua dapat dikemukakan bahwa sebanyak tiga siswa menyatakan sangat setuju, sebanyak 18 siswa menyatakan setuju, dan ada dua siswa yang menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan ketiga dapat dikemukakan bahwa sebanyak sembilan siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 12 siswa menyatakan tidak setuju, dan dua siswa menyatakan setuju. Pada pernyataan terakhir dapat dikemukakan bahwa sebanyak tiga siswa menyatakan sangat tidak setuju, sebanyak 16 siswa menyatakan tidak setuju, dan empat siswa menyatakan setuju. Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Hasil tes kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama adalah ada dua siswa (8,70%) mempunyai kemampuan menulis resensi sangat tinggi, ada 14 siswa (60,87%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang tinggi, sebanyak 7 siswa (30,43%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang rendah, dan tidak ada siswa (0%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang sangat rendah. Jumlah siswa mempunyai kemampuan menulis resensi yang tinggi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang mempunyai kemampuan menulis resensi yang rendah. Hubungan Minat Menulis Resensi dengan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang Terdapat hubungan yang bersifat signifikan antara minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi. Hal tersebut dikarenakan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5%. Nilai r tabel yang didapatkan untuk penelitian ini dengan jumlah responden n = 23 dan alpha 5% adalah sebesar 0,413. Pengujian dengan rumus korelasi Product Moment dari dua variabel diperoleh 0,963 dengan p = 0,000 < 0,050. Dari hasil pengujian tersebut dapat dijelaskan nilai r hitung adalah sebesar 0,963 dengan signifikansi sebesar 0,000, sehingga hipotesis yang diterima adalah hipotesis H1, yaitu terdapat korelasi yang bersifat signifikan atau kemampuan menulis resensi dan minat menulis resensi dengan tingkat kesalahan 5%.
PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan pembahasan meliputi (1) minat menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang, (2) kemampuan menulis resensi kelas
7
XI SMA Widya Gama Malang, (3) hubungan minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang. Minat Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa 60,87% atau 14 siswa yang mempunyai minat menulis resensi yang tinggi tampak mendominasi. Tumbuhnya minat menulis resensi tampaknya dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar siswa. Koleksi novel yang ada di perpusatakaan di SMA Widya Gama Malang sudah lengkap untuk dijadikan sebagai referensi menulis resensi, sehingga siswa mempunyai minat yang tinggi untuk menulis resensi. Namun, pembinaan untuk meningkatkan minat menulis resensi masih kurang diberikan kepada siswa, terbukti masih 30,43% atau ada tujuh siswa mempunyai minat menulis resensi yang rendah. Hal itu disebabkan kompetensi dasar menulis resensi yang disampaikan kepada siswa kelas XI SMA hanya ada saat pelajaran bahasa Indonesia yang ada di semester genap. Hasil frekuensi dan persentase minat menulis resensi di atas dapat diperoleh berdasarkan enam indikator minat menulis resensi, yaitu (1) perhatian, (2) ketertarikan, (3) keinginan, (4) keyakinan, (5) keinginan, dan (6) tindakan. Keenam indikator minat menulis resensi tersebut dipaparkan sebagai berikut. Pada aspek perhatian, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju yang lebih banyak dibandingkan pernyataan ketiga dan keempat. Perhatian dalam penelitian ini yang dimaksud adalah kecenderungan atau keaktifan perhatian siswa yang dikerahkan untuk menulis resensi. Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan Dakir (1993:114) perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun yang ada di luar. Pada aspek ketertarikan, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju yang lebih sedikit dibandingkan pernyataan ketiga dan keempat. Pilihan siswa terhadap ketertarikan untuk menulis resensi terkait dengan minat siswa itu sendiri. Seperti yang dikemukakan Natawidjaya (1987:94) bahwa apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, minatnya ini menjadi motif yang kuat baginya untuk berhubungan secara lebih aktif dengan barang yang menarik minatnya itu. Akan tetapi apabila sesuatu itu tidak menimbulkan kesenangan pada dirinya maka ia akan berbuat netral dan individu itu tidak akan menaruh minat terhadap sesuatu itu. Salah satu hal yang memperkuat minat adalah apabila sesuatu atau seseorang di lingkungan individu bersangkutan itu dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuannya”. Pada aspek keinginan, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju yang lebih banyak dibandingkan pernyataan pernyataan ketiga dan keempat. Keinginan sebagai salah satu aspek dari minat terjadi pada situasi yang sementara untuk tujuan tertentu, hal tersebut seperti yang dikemukakan Sadirman (2004:76) bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri”. Pada aspek keyakinan, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju lebih banyak dibandingkan pernyataan ketiga dan keempat. Keyakinan siswa untuk menulis resensi dipengaruhi oleh pikiran masing-masing 8
siswa. Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan Wardani (2003:59), keyakinan adalah sesuatu yang dirasakan oleh pikiran, yaitu membedakan antara ide-ide pertimbangan dari fiksi imaginasi, dan yang mengatur semua tindakan. Pada aspek keputusan, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju lebih banyak dibandingkan pernyataan nomor ketiga dan keempat. Keputusan siswa untuk menulis resensi berdasarkan harapan siswa untuk memperoleh manfaat dari pengetahuan yang diperoleh. Hal itu seperti yang dikemukakan Marimin (2004:12—13) keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut dengan harapan bahwa sesuatu terjadi. Pada aspek tindakan, pernyataan pertama dan kedua mendapatkan tanggapan setuju lebih banyak dibandingkan pernyataan ketiga dan keempat. Tindakan setiap siswa yang berbeda dalam menulis resensi merupakan tindak lanjut yang dilakukan siswa setelah memahami segala hal yang terkait dengan menulis resensi. Hal itu sesuai dengan pendapat yang dipaparkan Hs (2007:233) tindakan adalah simpulan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari suatu kajian. Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Hasil penelitian pada kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang yaitu ada dua siswa (8,70%) mempunyai kemampuan menulis resensi sangat tinggi, ada 14 siswa (60,87%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang tinggi, sebanyak 7 siswa (30,43%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang rendah, dan tidak ada siswa (0%) mempunyai kemampuan menulis resensi yang sangat rendah. Jumlah siswa mempunyai kemampuan menulis resensi yang tinggi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang mempunyai kemampuan menulis resensi yang rendah. Kemampuan siswa menulis judul resensi penting untuk diperhatikan, karena judul resensi yang ditentukan oleh siswa merupakan bagian awal yang akan dibaca terlebih dulu oleh pembaca. Selain itu, judul resensi merupakan salah satu hal yang penting sebelum melanjutkan pada bagian-bagian berikutnya. Samad mengemukakan bahwa judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dulu (1997: 7). Seperti yang telah dikemukakan Samad tersebut, maka judul resensi dapat ditentukan setelah siswa menyelesaikan meresensi unsur-unsur yang lain dari resensi. Ada pun unsur-unsur dalam resensi selain judul resensi, yaitu data buku, pendahuluan, isi pernyataan, dan penutup. Kemampuan siswa menulis judul resensi penting untuk diperhatikan, karena judul resensi yang ditentukan oleh siswa merupakan bagian awal yang akan dibaca terlebih dulu oleh pembaca. Selain itu, judul resensi merupakan salah satu hal yang penting sebelum melanjutkan pada bagian-bagian berikutnya. Dari 23 siswa sebagai subjek penelitian, ada 12 siswa (52,17%) yang judul resensinya sangat menarik dan sesuai dengan isi resensi novel, kemudian ada 11 siswa (47,83%) yang judul resensinya menarik dan sesuai dengan isi resensi novel. Dari hasil tersebut, tampak tingkatan klasifikasi yang mendominasi, yaitu sebanyak 12 siswa (52,17%) yang judul resensinya sangat menarik dan sesuai dengan isi resensi novel, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah mengerti untuk menentukan judul resensi. Samad (1997:7) mengemukakan bahwa judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti 9
tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dulu. Jadi, judul resensi dapat ditentukan setelah siswa menyelesaikan meresensi unsur-unsur yang lain dari resensi. Ada pun unsur-unsur dalam resensi selain judul resensi, yaitu data buku, pendahuluan, isi pernyataan, dan penutup. Pada unsur data resensi, 23 siswa (100%) data resensi novelnya lengkap, siswa banyak yang sudah paham menuliskan informasi mengenai data resensi novel. Samad (1997:8) menjelaskan bahwa data buku biasanya disusun sebagai berikut: (a) judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan, kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya); (b) pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku); (c) penerbit, (d) tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa); (e) tebal buku; (f) harga buku (jika diperlukan). Siswa perlu menuliskan tahun terbit agar mempermudah pembaca untuk mencari dan menemukan novel yang dimaksud itu, sedangkan informasi harga buku dapat mempermudah pembaca untuk menyiapkan anggaran yang harus digunakan untuk membeli novel tersebut. Pada unsur pendahuluan, berdasarkan subjek penelitian yang berjumlah 23 siswa, ada satu siswa (4,35%) yang pendahuluan resensi sangat utuh, 22 siswa (95,65%) yang pendahuluan resensi novelnya utuh. Jumlah siswa yang pendahuluan novelnya utuh tampak mendominasi karena 22 siswa itu membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain, memparkan kekhasan atau sosok pengarang, merumuskan tema buku, mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku, memperkenalkan penerbit, dan mengajukan pertanyaan (Samad, 1997:8) Pada unsur isi pernyataan, berdasarkan subjek penelitian yang berjumlah 23 siswa, ada dua siswa (8,69%) yang isi pernyataan resensi novelnya sangat lengkap, ada 13 siswa (56,52%) yang isi pernyataan resensi novelnya lengkap, ada delapan siswa (34,78%) yang isi pernyataan resensi novelnya kurang lengkap, Jumlah siswa yang isi pernyataan novelnya lengkap tampak mendominasi karena 13 siswa itu menuliskan kutipan secukupnya, menyebutkan rumusan kerangka buku, meninjau bahasa dan menjelaskan adanya kesalahan cetak dari novel yang diresensi (Samad, 1997:8). Siswa memang perlu menuliskan kutipan secukupnya dan menyebutkan rumusan kerangka buku untuk mendukung dan memperjelas dari isi pernyataan dari novel yang diresensi. Siswa juga harus meninjau bahasa dan menjelaskan jika ada kesalahan cetak untuk meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis aspek kebahasaan dari novel yang diresensi tersebut. Pada unsur penutup, berdasarkan subjek penelitian yang berjumlah 23 siswa, ada dua siswa (8,69%) yang penutup resensi novelnya sangat tepat sasaran, ada tiga siswa (13,04%) yang penutup resensi novelnya tepat sasaran, ada delapan siswa (34,78%) yang penutup resensi novelnya kurang tepat sasaran, ada sepuluh siswa (43,48%) yang penutup resensi novelnya tidak tepat sasaran. Jumlah siswa yang penutup novelnya tidak tepat sasaran tampak mendominasi karena sepuluh siswa tersebut banyak yang tidak menyebutkan siapa dan mengapa novel yang diresensi itu patut untuk dibaca (Samad, 1997:8). Siswa perlu menyebutkan penting untuk siapa dan alasan mengapa novel yang diresensi itu patut dibaca agar pembaca tahu novel itu dapat memberikan manfaat untuknya atau tidak.
10
Hubungan Minat Menulis Resensi dengan Kemampuan Menulis Resensi Siswa Kelas XI SMA Widya Gama Malang Pada penelitian ini memaparkan kondisi siswa kelas XI SMA Widya Gama mengenai minat menulis resensi sebagai variabel bebas (x) dan kemampuan menulis resensi sebagai variabel terikat (y). Kedua variabel tersebut dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product-moment untuk mengetahui hasil pengujian hipotesis. Hasil penyekoran antara minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi yang sudah dikorelasikan, yaitu diperoleh rhit sebesar 0,963 Dari hasil korelasi itu dengan tabel harga kritik dari r ProductMoment menunjukkan jumlah pasangan (n) adalah 23, berarti rhit 0,963 lebih besar dari rtab 0,413. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dapat dipaparkan bahwa H1 terbukti, yakni ada hubungan yang bersifat signifikan antara minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang dengan rhit 0,963 dan H0 tidak terbukti. Jadi, besarnya korelasi yaitu 0,963 menunjukkan bahwa tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut cukup erat, dan tanda positif menunjukkan bahwa bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah berbanding lurus yaitu jika minat menulis resensi tinggi, maka kemampuan menulis resensi juga tinggi dan berlaku pula sebaliknya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) minat menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang tergolong tinggi dengan rentang skor 62—80 yang sebesar 60,87%. Ada pun minat menulis resensi siswa yang tergolong sangat tinggi dengan rentang skor 81—96 sebesar 8,70%. Minat menulis resensi siswa yang tergolong rendah dengan rentang skor 43—61 sebesar 30,43%, (2) kemampuan menulis resensi siswa kelas XI SMA Widya Gama Malang tergolong tinggi dengan rentang skor 67—86 sebesar 60,87%. Ada pun kemampuan menulis resensi siswa yang tergolong sangat tinggi dengan rentang skor 87—100 sebesar 8,70%. Kemampuan menulis resensi siswa yang tergolong rendah dengan rentang skor 46—66 sebesar 30,43%, (3) hubungan minat menulis resensi dengan kemampuan menulis resensi menunjukkan bahwa bentuk hubungan kedua variabel tersebut adalah berbanding lurus yaitu jika minat menulis resensi tinggi, maka kemampuan menulis resensi juga tinggi dan berlaku pula sebaliknya. Jadi, H1 terbukti dan H0 tidak terbukti. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan rhit 0,963 dan dikonsultasikan ke rtab 0,413 pada sampel 23 siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rhit sebesar 0,963 lebih besar daripada rtab 0,413 atau nilai signifikansi lebih kecil daripada alpha (0,000 < 0,050). Saran Saran yang dapat diberikan kepada kepala sekolah dan guru bahasa Indonesia, siswa, peneliti selanjutnya dan pembaca berdasarkan hasil penelitian, diantaranya: (1) guru Bahasa Indonesia hendaknya lebih memperhatikan minat menulis resensi siswa yang diwujudkan dengan kemampuan menulis resensi siswa, (2) siswa hendaknya dapat mengelola minat menulis resensi yang ada di dalam dirinya sendiri secara baik dan bijak karena minat menulis resensi terbukti 11
mempunyai hubungan yang erat dengan kemampuan menulis resensi siswa, (3) peneliti selanjutnya hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian mengenai minat menulis resensi dan kemampuan menulis resensi dengan wilayah populasi lain atau mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi minat dan kemampuan menulis resensi siswa.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Depdiknas. 2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum. Hs, W. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. PT Grasindo Jakarta. Lucas, D. Blaine & Steuart H. Britt. 2000. Advertising Psychology and Research. New York: Mc Graw-Hill Book Company. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: PT Grasindo Natawidjaya, R. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Nurkancana, W. & Sunartuna, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Nurgiyantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: GajahMada University Press. Sadirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Samad, D. 1997. Dasar-Dasar Meresensi Buku. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sudarsono, FX. 1988. Analisis Data I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Wardani. 2003. Epistemologi Kalam Abad Pertengahan. Yogyakarta: LKis.
12
13