Hubungan Intensitas Membaca .... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.163
Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo The Relationship of Reading Intensity and Narrative Writing Skill Elementary Schools
of 4th Grade Students in
Oleh: Khikmah Fitriani Nurazizah, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi, dan hubungan antara keduanya di kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi. Metode penelitian ini adalah ex post facto. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) tingkat intensitas membacasebagian besar berada pada kategori sedang dengan persentase 55,38%, (2) tingkat keterampilan menulis narasi sebagian besar pada kategori sedang dengan persentase 60%, (3) adanya hubungan positif dan signifikan antara intensitas membaca dengan keterampilan menulis narasi (0,617>0,244) dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Kata kunci: intensitas membaca, keterampilan menulis narasi
Abstrack The research aims to know the level of reading intensity and narrative wriing skill, and the relationship both of them in 4th grade students in elementary schools group 2 Pengasih, Kulon Progo in the academic year 2015/2016. It was a correlation research. The research method was ex post facto. The result showed that (1) reading intensity level was on midlevel category, with the percentage 55,38%, (2) narrative writing skill level was on the midlevel category, with percentage 60%, (3) there was a positive and significant correlation between reading intensity and narrative writing (0,617>0,244) in the significance level 5%.
Keyword : reading intensity, narrative writing skill
Keterampilan berbahasa
PENDAHULUAN Bahasa erat kaitannya dengan kehidupan
yang kedua
yaitu
keterampilan berbicara. Penyampaian pesan atau
dapat
informasi melalui bahasa lisan disebut dengan
lain,
berbicara. Setelah mengerti dengan apa yang
sehingga terjadi komunikasi yang bermakna.
disimak, seseorang dapat menyampaikannya
Menurut
Yunus
pada orang lain. Dari kegiatan menyimak selain
(2009:1.6) bahasa mencakup empat keterampilan
mendapat informasi, seseorang juga belajar
yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
istilah-istilah baru yang belum dimengerti yang
menulis.
kemudian dapat menjadi kosakata baru. Semakin
manusia.
Dengan
menyampaikan
bahasa
pesan
Suparno
seseorang
kepada
dan
orang
Mohamad
Setiap keterampilan yang satu dengan
banyak
kosakata
yang
dimiliki
akan
yang lain memiliki keterkaitan. Keterampilan
mempermudah dalam berbicara. Keterampilan
yang pertama kali dipelajari yaitu menyimak.
selanjutnya yaitu membaca.
Awalnya seseorang akan mendengarkan dengan
dari bahasa lisan, informasi dapat diperoleh dari
seksama apa yang diucapkan orang lain sehingga
bahasa tulis yaitu dari membaca. Keterampilan
berharap dapat mengerti makna dari pembicara.
membaca membuat seseorang mendapatkan
Selain diperoleh
1.164 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-5 2016
banyak
pengetahuan
dan
pengalaman.
karya penulis lain untuk memperoleh ide dan
Keterampilan yang terakhir yaitu keterampilan
informasi,
menulis. Dari informasi-informasi yang telah
memecahkan
didapat dari bahasa lisan maupun tulis, informasi
bagaimana
tersebut dapat dituangkan kembali sesuai dengan
mengemas tulisannya. Membaca yang dilakukan
gagasan
intens
penulis
melalui
tulisan.
Menulis
menemukan,
memperjelas
masalah,
juga
pengarang
akan
dan
informasi
Dengan
kata
dan
merupakan kegiatan penyampaian pesan melalui
perbendaharaan
bahasa tulis. Menulis dapat menjembatani
seseorang yang memiliki intensitas membaca
seseorang dalam mengekpresikan perasaan, ide,
yang tinggi akan semakin luas informasi atau
emosi serta dapat melatih seseorang untuk
perbendaharaan kata yang dimilikinya.
berfikir kritis.
kata.
mempelajari
menyajikan
meningkatkan
dan
lain,
Intensitas adalah keadaan tingkatan atau
Di sekolah dasar, keterampilan menulis
ukuran intensnya. Intens yaitu hebat atau sangat
yang ditekankan di kelas tinggi yaitu mengarang.
kuat (tentang kekuatan, efek, dan sebagainya);
Bentuk karangan yang dimaksud termasuk dalam
tinggi
bentuk karangan narasi.
semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang
(tentang
mutu);
bergelora,
penuh
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang
perasaan); sangat emosional (tentang orang)
berusaha menggambaran dengan sejelas-jelasnya
(KBBI, 2001: 438). Dapat ditarik kesimpulan,
kepada pembaca suatu peristiwa yang telah
intensitas merupakan tinggi rendahnya atau
terjadi (Keraf, 2003: 136). Keraf (2003: 135)
sering tidaknya seseorang dalam melakukan
menjelaskan narasi terbagi menjadi dua macam
kegiatan. Membaca adalah suatu proses yang
yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada
untuk
narasi sugestif. Narasi sugestif merupakan suatu
disampaikan oleh penulis melalui media kata-
rangkaian
sekian
kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Jadi
macam sehingga merangsang daya khayal para
dapat diartikan bahwa intensitas membaca
pembaca (Keraf, 2003: 138). Menurut Suparno
merupakan sering tidaknya seseorang dalam
dan Mohamad Yunus (2010: 4.39-4.46) prinsip-
melakukan kegiatan membaca.
peristiwa
yang
disajikan
prinsip narasi yaitu alur, penokohan, latar dan sudut pandang.
memperoleh
pesan
yang
hendak
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV di beberapa SD gugus II
Menurut Suparno dan Mohamad Yunus
Kecamatan Pengasih, guru mengemukakan siswa
(2010: 1.7) kualitas pengalaman membaca akan
masih kesulitan dalam keterampilan menulis.
sangat mempengaruhi kesuksesannya dalam
Ketika pelajaran bahasa Indonesia dengan materi
menulis. Sejalan dengan Leonhardt (Sukino,
menulis atau mengarang, siswa masih kesulitan
2010: 11) menyatakan bahwa anak-anak yang
khususnya
gemar
rasa
mengarang narasi siswa masih kesulitan dalam
kebahasaan tertulis yang kemudian mengalir
mengembangkan topik cerita. Perbendaharaan
kedalam tulisan mereka Penulis akan membaca
kata yang masih terbatas membuat siswa
membaca
akan
memperoleh
menulis
narasi.
Ketika diminta
Hubungan Intensitas Membaca .... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.165
kesulitan dalam mengembangkan ide cerita.
kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan
Guru
yaitu penelitian korelasi.
juga
menjelaskan
intensitas
siswa
membaca buku masih rendah. Sekolah sudah memiliki fasilitas perpustakaan yang dilengkapi
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
dengan buku pelajaran maupun buku cerita,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
namun siswa kurang tertarik untuk berkunjung.
Oktober 2015 sampai Februari 2016 di SD gugus
Ketika jam istirahat, siswa memilih jajan dan
II Pengasih Kulon Progo.
bermain di dalam maupun di luar kelas. Kebanyakan siswa mau membaca hanya karena
Target/Subjek Penelitian
perintah dari guru. Dalam pelajaran Bahasa
Populasi dalam penelitian ini yaitu
Indonesia terkadang siswa mau membaca jika
siswa SD kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon
jawaban dari pertanyaan mengenai bacaan
Progo yang terdiri dari 186 siswa. Sedangkan
terdapat dalam bacaan. Sebagian besar siswa
sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 siswa
yang
yang diambil secara acak dari populasi.
belum
memanfaatkan
waktu
untuk
membaca mengindikasikan intensitas membaca masih rendah.
Prosedur
Manfaat diharapkan
dari
dapat
penelitian
ini
memberikan
yaitu
informasi
mengenai hubungan intensitas membaca dengan keterampilan
menulis
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes.
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
Angket digunakan untuk pengambilan data
bagi
intensitas membaca dan tes digunakan untuk
pendidikan
Selain
Data
itu
lembaga
narasi.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
dalam
membuat
kebijakan khusus terkait upaya peningkatan intensitas
membaca.
Penelitian
ini
pengambilan data keterampilan menulis narasi.
juga
duharapkan dapat memberikan informasi atau
Teknik Analisis Data
wawancara
a. Uji Prasyarat
minat
baca
mengenai
upaya
sehingga
siswa
menumbuhkan lebih
sering
1) Uji normalitas Uji normalitas ini untuk
membaca. serta dapat memberikan masukan bagi
memeriksa
prang tua untuk senantiasa memperhatikan
diselidiki berdistribusi normal atau tidak.
kebutuhan anak sehingga anak selalu tertarik
Uji normalitas variabel dihitung dengan
untuk membaca.
uji Kolmogorov Smirrnov menggunakan
apakah
variabel
yang
bantuan SPSS 16. Pengujian normalitas METODE PENELITIAN
dilakukan
Jenis Penelitian
membaca
pada dan
variabel keterampilan
intensitas menulis
Penelitian ini merupakan penelitian
narasi. Kaidah yang digunakan untuk
ekspos facto dengan pendekatan penelitian
menetapkan normal tidaknya yaitu nilai
1.166 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-5 2016
signifikasi >0,05 sebaran data dikatakan normal
Tabel 8. Skor Indikator Intensitas Membaca No
Indikator
1
Frekuensi membaca Minat terhadap membaca Motivasi membaca Ketersedi aan bahan bacaan
2) Uji linearitas Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan mempunyai hubungan yang
2
linier ataukah tidak dengan variabel
3
bebasnya. Pengujian linieritas dilakukan
4
pada variabel intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi. Uji linieritas dihitung dengan bantuan program SPSS 16. b. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian untuk mengetahui hubungan antar dua variabel, yaitu variabel intensitas membaca (X) dan keterampilan menulis narasi (Y). Pengujian hipotesis pada penelitia ini menggunakan analisis korelasi. Analisi korelasi dilakukan Dalam penelitin ini menggunakan analisis korelasi product moment. Korelasi product moment
digunakan
untuk
Arikunto, 2010: 314). Perhitungan korelasi product moment menggunakan bantuan SPSS
Skor Maksimal (4xjumlah soalx65)
Present ase (%)
6
1093
1560
70,06
7
1307
1820
71,81
1
215
260
82,69
3
521
780
65,64
membaca yaitu sebagai berikut. Tabel 9.Distribusi Frekuensi Intensitas Membaca No Interval Frekuensi 1 32-36 5 2 37-41 11 3 42-46 12 4 47-51 12 5 52-56 15 6 57-61 6 7 62-66 4 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada data interval 52-56, yaitu 15 siswa. Untuk
mengetahui
tingkat
intensitas membaca, dilakukan pengukuran dengan
menggunakan
acuan
yang
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011; 176), yaitu sebagai berikut.
16. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Variabel Intensitas Membaca Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, didapatkan nilai tertinggi dari 65 responden yaitu 64 dan nilai terendah 32. Selain itu juga diketahui mean 48, 23, median 47, modus 40 dan standar deviasi sebesar 7,95. Dari hasil perhitungan, juga didapat prosentase skor per indikator, yaitu sebagai berikut.
Jumlah Skor
Tabel distribusi frekuensi intensitas
menentukan
hubungan gejala dua hubungan (Suharsimi
Jumlah Soal
1) Kategori tinggi = apabila skor ≥ (M + 1SD) 2) Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M + 1SD) 3) Kategori rendah = apabila skor ≤ (M – 1SD) Keterangan: M = Mean SD = Standar Deviasi Kategori skor intensitas membaca, yaitu sebagai berikut.
Hubungan Intensitas Membaca .... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.167
Tabel 10. Kategori Skor Intensitas Membaca No
1 2 3
Interval Kelas Nilai 55,95 ≤ X
Frekuensi
Presentase(%)
Kategori
14
21,54
Tinggi
40,05<X <55,59 X≤ 40,05
36
55,38
Sedang
15
23,08
Rendah
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada data interval 53-62, yaitu 14 siswa. Untuk
Variabel Keterampilan Menulis Narasi Berdasarkan hasil
lapangan, didapatkan nilai tertinggi dari 65
Selain itu juga diketahui mean 49,26,
standar deviasi sebesar 18,26. Dari hasil
1SD) 2) Kategori sedang = apabila skor antara (M – 1SD) sampai dengan (M + 1SD) 3) Kategori rendah = apabila skor ≤ (M –
perhitungan, juga didapat prosentase skor per indikator, yaitu sebagai berikut.
2 3 4 5
Isi Karangan Organisasi Isi Tata Bahasa Pemilihan Kosakata Ejaan dan Tata Tulis
1SD) Keterangan:
Tabel 11. Skor Indikator Keterampilan Menulis Narasi
1
M = Mean
1100 754
1300
58
813
1625
50,06
333
975
31,15
206
650
31,69
Presentase (%) 56,41
keterampilan
Tabel 13. Kategori Skor Keterampilan Menulis Narasi No
1
3
Interval Kelas Nilai 67,58 ≤ X 31,06 < X< 67,58 X≤ 31,06
Frekuensi
Presentase (%)
Kategor i
13
20
Tinggi
39
60
Sedang
13
20
Rendah
frekuensi
keterampilan menulis narasi yaitu sebagai
c. Uji Prasyarat Analisis a) Uji Normalitas
berikut. Tabel 12. Distribusi Keterampilan Menulis Narasi No 1 2 3 4 5 6 7
skor
menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
2
distribusi
SD = Standar Deviasi
Kategori
Skor Maksimal (skor maksimalx65) 1950
Tabel
yang
1) Kategori tinggi = apabila skor ≥ (M +
median 48, modus 31 dan 54, sedangkan
Indikator
acuan
176), yaitu sebagai berikut.
responden yaitu 82 dan nilai terendah 13.
No
menggunakan
dikemukakan oleh Anas Sudijono (2011;
yang diperoleh di
Jumlah Skor
tingkat
intensitas membaca, dilakukan pengukuran dengan
b.
mengetahui
Interval 13-22 23-32 33-42 43-52 53-62 63-72 73-82
Frekuensi 3 11 12 8 14 8 9
Frekuensi
Uji normalitas ini untuk memeriksa apakah
variabel
yang
diselidiki
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas variabel dihitung dengan uji Kolmogorov Smirrnov menggunakan bantuan
SPSS
16.
Kaidah
yang
digunakan untuk menetapkan normal tidaknya yaitu nilai signifikasi >0,05 sebaran
data
dikatakan
normal.
1.168 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-5 2016
Perhitungan
uji
normalitas
dalam
d.
Pengujian Hipotesis
penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Analisi korelasi dilakukan untuk
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Intensitas membaca Keteramp ilan menulis narasi
mengetahui hubungan antar dua variabel,
Nilai Signifikansi 0,794
Standar Signifikansi 0,05
Keterang an Normal
yaitu variabel intensitas membaca (X) dan
0,702
0,05
Normal
IV SD gugus IV Pengasih Kulon Progo
keterampilan menulis narasi (Y) siswa kelas
tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian Dari tabel diatas, dapat dilihat
ini menggunakan analisis korelasi product
bahwa nilai signifikansi untuk variabel
moment. Hipotesis yang diajukan yaitu
intensitas membaca adalah 0,794 dan
1. ada hubungan positif dan signifikan
variabel keterampilan menulis narasi
antara keterampilan menulis narasi siswa
0,702.
signifikansi
kelas IV SD Negeri gugus II Pengasih
menunjukkan diatas 0,05. Jadi dapat
Kulon Progo tahun ajaran 2015/2016
dikatakan
(Ha)
Kedua
nilai
data
kedua
variabel
2. tidak ada hubungan yang positif dan
berdistribusi normal.
signifikan antara intensitas membaca
b) Uji Linearitas Uji
linieritas
dilakukan
dengan
untuk
keterampilan
menulis
narasi
yang
siswa kelas IV SD Negeri gugus II
digunakan mempunyai hubungan yang
Pengasih Kulon Progo tahun ajaran
linier ataukah tidak dengan variabel
2015/2016 (Ho)
mengetahui
apakah
variabel
bebasnya. Perhitungan uji linieritas
Perhitungan yang lakukan dengan
yang dihitung dengan bantuan SPSS 16
bantuan SPSS diperoleh koefisien korelasi
yaitu sebagai berikut.
sebesar
Tabel 15.Hasil Uji Linieritas Data
kriteria yang dikemukakan Sugiyono (2007;
Variabel
Intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi
Sig. Deviation of Linearity 0,917
Signifikansi Linearity
Ketera ngan
0,617.
Berdasarkan
pedoman
216) menunjukkan tingkat hubungan antara intensitas membaca dengan keterampilan
0,000
Linier
menulis narasi dikategorikan kuat dengan interval 0,6-0,799. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi
Berdasarkan
tabel
dengan
membandingkan
r
diatas
hitung dengan r tabel. Jika r hitung < r tabel,
signifikansi
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi
linearity di bawah 0,05 dan nilai Sig.
sebaliknya jika r hitung > r tabel maka Ha
Deviation of Linearity di atas 0,05,
diterima dan Ho ditolak. Harga r hitung
maka
bahwa
pada penelitian ini sebesar 0,615 sedangkan
dalam
r
diketahui bahwa nilai
dapat
hubungan
disimpulkan
kedua
variabel
penelitian ini adalah linier.
tabel
sebesar
0,244
dengan
taraf
signifikansi 5% dan N= 65. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga r hitung > r
Hubungan Intensitas Membaca .... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.169
Koefisien
tabel, artinya Ha diterima dan Ho ditolak.
korelasi
selanjutnya
Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan
diinterpretasikan untuk mengetahui tingkat
yang positif dan signifikan antara intensitas
hubungan kedua variabel. Interpretasi nilai
membaca dengan keterampilan menulis
koefisien korelasi menggunakan pedoman
narasi siswa kelas IV SD Negeri gugus II
menurut Sugiyono(2007; 216), maka dapat
Pengasih
diketahui
Kulon
Progo
tahun
ajaran
2015/2016.
hubungan
variabel
intensitas
membaca dengan variabel keterampilan
Hasil
analisis
data
pada
65
menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II
responden diperoleh data variabel intensitas
Pengasih
membaca dan variabel keterampilan menulis
2015/2016 pada kategori kuat dengan
narasi.
interval 0,6-0,799 yaitu pada nilai r 0,617.
Variabel
intensitas
membaca
tergolong dalam tiga kategori yaitu kategori
Progo
tahun
ajaran
Perhitungan tersebut berlaku untuk
tinggi sebesar 21,54%, kategori sedang
sampel,
55,38%,
dan
23,08%.
Sama
kategori
Kulon
untuk
melakukan
generalisasi
rendah
sebesar
terhadap populasi, koefisien perlu diuji
pada
variabel
signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan
keterampilan menulis narasi, terdapat tiga
dengan membandingkan r hitung dengan r
kategori, yaitu kategori tinggi 20%, kategori
tabel. Jika r hitung < r tabel, maka Ho
sedang 60%, dan kategori rendah 20%.
diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika r
Hasil
halnya
mengenai
hitung > r tabel maka Ha diterima dan Ho
dengan
ditolak. Harga r hitung pada penelitian ini
keterampilan menulis narasi siswa kelas IV
sebesar 0,617 sedangkan r tabel sebesar
gugus II Pengasih Kulon Progo tahun ajaran
0,244 dengan taraf signifikansi 5% dan N=
2015/2016
korelasi
65. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga r
sebesar 0,617. Hal ini menunjukkan adanya
hitung > r tabel, artinya Ha diterima dan Ho
hubungan positif dan signifikan antara
ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
intensitas membaca dengan keterampilan
ada hubungan yang positif dan signifikan
menulis narasi. Dapat dikatakan, semakin
antara
tinggi intensitas membaca akan semakin
keterampilan menulis narasi siswa kelas IV
tinggi pula keterampilan menulis narasi
SD Negeri gugus II Pengasih Kulon Progo
siswa kelas IV SD gugus II Pengasih Kulon
tahun ajaran 2015/2016.
hubungan
penelitian
intensitas
diperoleh
membaca
koefisien
Progo tahun ajaran 2015/2016, begitupun sebaliknya
semakin
rendah
membaca akan semakin
intensitas
rendah pulan
intensitas
membaca
dengan
Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2010: 1.7) kualitas pengalaman membaca
akan
sangat
mempengaruhi
keterampilan menulis narasi siswa kelas IV
kesuksesannya dalam menulis. Burns, dkk.
SD gugus II Pengasih Kulon Progo tahun
(dalam
ajaran 2015/2016.
mengemukakan
Saleh
Abbas, bahwa
2006:
127)
membaca
dan
menulis saling mendukung satu dengan
1.170 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-5 2016
lainnya. Sejalan dengan pendapat Saleh
dengan taraf signifikansi 5% dan N=65.
Abbas
Hasil hipotesis tersebut menunjukkan ada
(2006:
127)
yang
menjelaskan
hubungan positif dan signifikan antara
bahwa, “… menulis sebagai proses berfikir
intensitas membaca dengan keterampilan
yang terdiri atas serangkaian aktivitas
menulis narasi siswa kelas IV SD gugus II
yang fleksibel berkaitan erat dengan
Pengasih Kulon Progo. Hal tersebut dapat
membaca. Hal tersebut dapat dilihat
diartikan semakin tinggi intensitas membaca
dari (1) Sebelum menulis, diperlukan
maka semakin tinggi pula keterampilan
berbagai
menulis narasi siswa.
pengetahuan
awal
dan
informasi yang berkaitan dengan topic yang
digarap,
untuk
memperoleh
informasi yang dibutuhkan tersebut
Saran 1.
Bagi Siswa
membaca merupakan sarana yang
Siswa
tepat. (2) setelah menulis, pada tahap
membaca. Hal ini dapat dimulai dengan
revisi, penyuntingan, dan publikasi.
membaca buku-buku yang disukai sehingga
Penulis pada dasarnya adalah pembaca
akan tercipta rasa senang ketika membaca.
yang melakukan kegiatan berulang-
Siswa juga disarankan untuk terus berlatih
ulang terhadap tulisannya.”
mengarang.
Hasil penelitian ini membuktikan
disarankan
untuk
membiasakan
2. Bagi Guru
adanya hubungan positif dan signifikan
Guru dapat memberikan perhatian lebih
antara intensitas membaca berhubungan
terkait kegiatan membaca siswa, sehingga
positif dengan keterampilan menulis narasi.
akan meningkatkan keterampilan menulis
Semakin
narasi. Perhatian dapat diberikan dengan
semakin
tinggi tinggi
intensitas semakin
membaca tinggi
pula
memberikan hadiah kepada siswa yang
keterampilan menulis narasinya. Dengan
gemar membaca.
demikian hendaknya guru, kepala sekolah,
3. Bagi Kepala Sekolah
dan
orang
tua
dapat
menupayakan
peningkatan intensitas membaca.
Kepala
sekolah
disarankan
dapat
menggalakkan budaya membaca dengan cara memberikan fassilitas membaca, seperti
SIMPULAN DAN SARAN
pengelolaan perpustakaan dan ketersediaan
Simpulan
bahan bacaan yang variatif dan menarik. Berdasarkan
pembahasan,
dapat
analisis ditarik
data
dan
kesimpulan
bahwa intensitas membaca dan keterampilan menulis narasi siswa berada dalam kategori sedang.
Hasil
pengujian
hipotesis
menunjukkan r hitung 0,617 > r tabel 0,244
Daftar Pustaka Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada.
Hubungan Intensitas Membaca .... (Khikmah Fitriani Nurazizah) 1.171
Gorys Keraf. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Saleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukino. 2010. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer LKis. Suparno
dan Mohamad Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka