PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Eka Ratna Suryani NIM 12108241182
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016
i
ii
iii
iv
MOTTO Bismillahirrahmanirrahim. Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, karena Tuhan-mu lah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Terjemahan Al-Quran, Surat. Al ‟Alaq 1-5)
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan perhatian. 2. Almamater S1 PGSD Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, bangsa, dan agama.
vi
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS II SD NEGERI GEMBONGAN SENTOLO KULON PROGO Oleh Eka Ratna Suryani NIM 12108241182 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan dengan model Quantum Teaching dan, (2) meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dengan model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD Negeri Gembongan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian siswa kelas II yang terdiri dari 28 siswa. Objek penelitian adalah kemampuan membaca menulis permulaan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan mencari rerata. Data kualitatif dianalisis deskriptif kualitatif dengan model Miles dan Hubermen 1984. Proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching meliputi: (1) permainan tebak gambar (tumbuhkan), (2) mengamati cara membaca menulis dari guru (alami), (3) membaca menulis (namai), (4) berdikusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan), (5) membaca nyaring dan menulis kalimat (ulangi), (6) reward (rayakan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis permulaan dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya aktivitas siswa pada kondisi awal 34%, siklus I 67,72%, dan siklus II 75,89%. Selain itu, nilai rerata kemampuan membaca menulis permulaan meningkat dari kondisi awal sebesar 53,46, rerata nilai pada siklus I sebesar 69,22, dan nilai rerata pada siklus II 81,98. Kata kunci: membaca menulis permulaan, Quantum Teaching, sekolah dasar
vii
KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis menyelesaikan karya ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Semoga kita termasuk umat yang akan bersamanya kelak bertemu dengan Sang Pencipta. Amin. Karya ini tersusun atas bimbingan, bantuan, dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat sebagai berikut. 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di UNY. 2. Dekan Fakultas
Ilmu Pendidikan yang telah yang telah memberikan
kemudahan dalam penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memotivasi dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Dosen Pembimbing Skripsi, Murtinigsih, M.Pd. yang selalu sabar memotivasi dan tulus dalam membimbing sehingga skripsi ini terselesaikan. 5. Kepala Sekolah SD Negeri Gembongan yang telah memberikan izin dan bantuan untuk penelitian. 6. Guru Kelas II SD Negeri Gembongan yang secara kooperatif membantu dalam proses pengumpulan data.
viii
7. Para guru di SD Negeri Gembongan yang telah terlibat dalam proses pengumpulan data. 8. Siswa-siswa kelas II SD Negeri Gembongan yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data. 9.
Kawan-kawan di PGSD 2012 Kelas F dan G yang telah berjuang bersama.
10. Semua pihak yang memberikan bantuan, doa, dan motivasi. Penulis berharap semoga keikhlasan dan ketulusan dalam mendukung penyusunan karya ini mendapat balasan yang baik dari Allah SWT. Selain itu, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam karya ini. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan pada penelitian selanjutnya. Semoga karya ini bermanfaat. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. Yogyakarta, 07 April 2016 Penulis
Eka Ratna Suryani NIM 12108241182
ix
DAFTAR ISI hal JUDUL ............................................................................................................. i PERSETUJUAN .............................................................................................. ii PERNYATAAN ............................................................................................... iii PENGESAHAN ............................................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8 C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 9 D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10 F. Manfaat Peneltian....................................................................................... 10 G. Definisi Operasional Variabel .................................................................... 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Menulis Permulaan (MMP) ..... 13 1. Pengertian Kemampuan ....................................................................... 13 2. Pengertian Membaca ............................................................................ 14 3. Pengertian Menulis............................................................................... 15 4. Pengertian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan ..................... 16 5. Hakikat Membaca Menulis Permulaan ................................................ 18 6. Tujuan Membaca Menulis Permulaan ................................................. 19 x
7. Pembelajaran MMP pada Siswa Kelas II SD ....................................... 20 8. Metode Pembelajaran MMP ................................................................ 22 9. Penilaian Pembelajaran MMP .............................................................. 28 B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching ....................... 32 1. Pengertian Model Pembelajaran .......................................................... 32 2. Pengertian Model Quantum Teaching ................................................. 33 3. Prinsip Model Quantum Teaching ....................................................... 35 4. Karakteristik Model Quantum Teaching .............................................. 37 5. Kelebihan Model Quantum Teaching .................................................. 39 6. Langkah-langkah Model Quantum Teaching....................................... 40 7. Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran MMP ...... 48 C. Peneliti yang Relevan ................................................................................. 50 D. Kerangka Pikir ........................................................................................... 51 E. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 54 B. Desain Penelitian ........................................................................................ 54 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 57 D. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 58 E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 58 F. Instrumen Penelitian................................................................................... 60 G. Tenik Analisis Data .................................................................................... 65 H. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 68 1. Kondisi Awal ....................................................................................... 68 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I....................................................... 71 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ..................................................... 90 B. Pembahasan ................................................................................................ 112 1. Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan .................... 112 2. Peningkatan Proses Pembelajaran ........................................................ 115 xi
3. Keterbatasan Peneliti ............................................................................ 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan .......................................................................................... 118 2. Saran ..................................................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 120 LAMPIRAN ..................................................................................................... 123
xii
DAFTAR TABEL hal Tabel 1.
Kisi-kisi Penilaian Kemampuan MMP .......................................... 61
Tabel 2.
Rubrik Penilaian Kemampuan MMP ............................................. 62
Tabel 3.
Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP ........................................................................ 63
Tabel 4.
Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan ................................. 64
Tabel 5.
Konversi Skor Kemampuan MMP ................................................. 67
Tabel 6.
Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 7.
Hasil Penilaian Kemampuan MMP Kondisi Awal Siswa Kelas II SD N Gembongan ............................................................ 67
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Kondisi Awal Kelas II SD N Gembongan ............................................................ 69
Tabel 9.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP pada Kondisi Awal Kelas II SD N Gembongan .................. 70
Tabel 10. Data Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus I................................................. 84 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I ......................................................... 84 Tabel 12. Peningkatan Hasil Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal dan Siklus I................... 85 Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus I .......................................................... 87 Tabel 14. Hasil Penilian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus II ......................................................... 105 Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II ........................................................ 105 Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Siklus II ......................................... 107 Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan MMP pada Siswa Kelas II SD N Gembongan dari Kondisi Awal sampai Siklus II ............. 109 Tabel 18. Peningkatan Hasil Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan .......................................................................... 110
xiii
Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan selama Proses Pembelajaran MMP dari Kondisi Awal sampai Siklus II .................................................................... 111
xiv
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1.
Gambar Dadu .............................................................................. 26
Gambar 2.
Bagan Kerangka Pikir ................................................................. 52
Gambar 3.
Desain Penelitian Model Kemmis dan Mc Taggart .................... 55
Gambar 4.
Kakek Pergi ke Pasar Hewan ...................................................... 75
Gambar 5.
Emon dan Burung Pipit ............................................................... 78
Gambar 6.
Membersihkan Kandang Ayam................................................... 81
Gambar 7.
Diagram Peningkatan Kemampuan MMP pada Kondisi Awal dan Siklus I .......................................................... 85
Gambar 8.
Setiap Pagi Andi Bangun ............................................................ 94
Gambar 9.
Banyak Tanaman yang Kekeringan ............................................ 97
Gambar 10. Pelangi itu Indah Sekali................................................................ 100 Gambar 11. Diagram Kemampuan MMP pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II .................................................................. 110 Gambar 12. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II selama Proses Pembelajaran MMP ............................................. 111
.
xv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1.
Lembar Penilaian Kemampuan MMP...................................... 124
Lampiran 2.
Rubrik Penilaian Kemampuan MMP ....................................... 125
Lampiran 3.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP .................................................................. 126
Lampiran 4.
Rubrik Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP .................................................................. 127
Lampiran 5.
Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal ................................................... 129
Lampiran 6.
Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal ................................................... 130
Lampiran 7.
Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 131
Lampiran 8.
Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 132
Lampiran 9.
Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 133
Lampiran 10. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 134 Lampiran 11. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 3 ........................................ 135 Lampiran 12. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I Pertemuan 3 ........................................ 136 Lampiran 13. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 1 ....................................... 137 Lampiran 14. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 1 ....................................... 138 Lampiran 15. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 2 ....................................... 139 Lampiran 16. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 2 ....................................... 140 Lampiran 17. Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 3 ....................................... 141 Lampiran 18. Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II Pertemuan 3 ....................................... 142
xvi
Lampiran 19. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal ........................................................................... 143 Lampiran 20. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus I .................................................................................. 144 Lampiran 21. Rekapitulasi Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II ................................................................................ 145 Lampiran 22. Perubahan Kemampuan MMP Siswa Kelas II Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan .................................... 146 Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II Kondisi Awal .............................................................. 147 Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan MMP Siswa Kelas II pada Siklus I ............................................................... 148 Lampiran 25. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II Siklus II SD N Gembongan ............................. 149 Lampiran 26. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan MMP Siswa Kelas II SD N Gembongan ............................................ 150 Lampiran 27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Kondisi Awal .......................................... 151 Lampiran 28. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus I .................................................... 152 Lampiran 29. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP Siklus II ................................................... 153 Lampiran 30. Perbandingan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran MMP ........................................... 154 Lampiran 31. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran MMP .................................................................. 155 Lampiran 32. Catatan Lapangan ..................................................................... 156 Lampiran 33. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 170 Lampiran 34. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ...................................... 212 Lampiran 35. Jadwal Pelajaran SD Gembongan Kelas II .............................. 219 Lampiran 36. Nilai UTS Siswa Kelas II SD N Gembongan Semsester 2 .............................................................................. 220 Lampiran 37. Nilai Empat Aspek Kemampuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SD N Gembongan ............... 222 Lampiran 38. Perizinan................................................................................... 224 xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang didalamnya terdapat proses yang disebut dengan belajar. Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Thursan Hakim (2005: 1) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebisaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Proses belajar salah satunya dilaksanakan di lingkungan sekolah. Sekolah pada jenjang pendidikan dasar setelah taman kanak-kanak adalah sekolah dasar. Pada jenjang sekolah dasar diberikan materi-materi yang bertujuan mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik yang dijadikan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya bidang bahasa yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bidang bahasa sangat penting bagi perkembangan siswa selanjutnya, hal ini sesuai dengan pendapat dari Vygatsky (dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 5-6) bahwa bahasa merupakan dasar bagi pembentukan konsep dan pikiran, sehingga bahasa diperlukan untuk setiap jenis kegiatan belajar. Dalam bahasa terdapat empat keterampilan yang diperlukan peserta didik yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan tersebut saling terkait satu sama lain sehingga siswa harus menguasai empat kemampuan tersebut dalam mempelajari bahasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalaman 1
(2013:1) bahwa pada dasarnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Belajar bahasa menekankan pada empat aspek kemampuan berbahasa, meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Yeti Mulyati (2008: 1) menyatakan bahwa membaca menulis diperoleh siswa setelah memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama dan pertama bagi siswa sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi kemampuan berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket MMP (Membaca Menulis Permulaan). Membaca permulaan sangat penting bagi siswa pada tahap awal yaitu di kelas rendah. Tujuan dari membaca permulaan ini supaya siswa mengerti dan memahami bagaimana membaca huruf dan kalimat dengan berbagai teknik sehingga siswa bisa memahami makna dari kata atau kalimat yang dibaca. Hal ini dipertegas pendapat dari Andayani (2015: 16) bahwa membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Pembelajaran menulis permulaan merupakan tahapan selanjutnya dari membaca permulaan. Pembelajaran menulis permulaan meliputi kegiatan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi. Hal ini didukung oleh pendapat dari Andayani (2015: 29) bahwa materi menulis yang diajarkan di sekolah dasar meliputi menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan mendikte.
2
Siswa menyalin kalimat melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte. Siswa mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Siswa mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf. Saat peneliti melakukan kegiatan observasi di SD Negeri Gembongan kelas II pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2015, peneliti menemukan permasalahan terkait dengan pembelajaran membaca menulis permulaan. Hasil observasi menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar siswa putra bejalan-jalan padahal guru sedang menjelaskan materi tersebut. Kemudian, siswa disuruh duduk di kursi masingmasing, akan tetapi siswa mengajak berbicara teman semejanya sehingga menimbulkan kegaduhan di kelas. Guru memberi contoh cara membaca teks cerita pendek yang ada di buku teks. Selanjutnya, guru menyuruh para siswa membaca tulisan yang terdapat di buku teks tersebut secara bergantian. Dari kegiatan membaca tersebut, diketahui sebagian besar siswa membaca belum lancar dan masih terbata-bata menuju kata selanjutnya. Lebih dari empat belas siswa membaca dengan suara kurang lantang. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan bacaan tersebut. Siswa mulai menuliskan jawaban di buku tulis masing-masing siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru. Sebagian besar siswa menuliskan kata “mangga” kurang tepat, empat belas siswa menulis “manga”. Terdapat juga siswa yang menuliskan “mangga” tetapi sulit untuk dibaca, karena huruf “g” kurang jelas penulisannya. Sebagian besar siswa sudah benar dalam menuliskan kata “mangga” tetapi kurang
3
rapi dan naik turun letaknya. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis permulaan siswa masih rendah. Tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan masih rendah. Hal ini terlihat ketika guru menyuruh membaca buku teks, tetapi sebagian besar siswa tidak memperhatikan saat kegiatan membaca. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait isi bacaan, guru harus menunjuk siswa untuk menjawab. Siswa memberikan jawaban belum benar bahkan tidak terkait dengan pertanyaan yang diberikan. Padahal pertanyaan yang diberikan tersebut berkaitan dengan isi bacaan yang telah dibaca sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama proses pembelajaran, para siswa terlihat tidak bersemangat mengikuti pembelajaran, banyak siswa yang mengeluh karena tugas yang diberikan banyak. Ketika guru memberikan tugas untuk menuliskan cerita yang telah dibaca di buku masing-masing siswa, hanya sebagian kecil yang mengerjakan tepat pada waktunya, lebih dari empat belas siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas menulis cerita. Tiga siswa putra tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Untuk lebih memperjelas permasalahan yang ada di kelas, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan. Hasil wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan menyebutkan bahwa mata pelajaran yang paling sulit diajarkan pada siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia yang menempati peringkat terendah dari beberapa mata pelajaran yang ada dengan ditunjukkan hasil Ulangan Tengah Semester Siswa (UTS) siswa dimana nilai rerata mata pelajaran Bahasa Indonesia 49,96, Pendidikan Agama 82,71, PKn
4
80,82, Matematika 78,5, IPA 77,32, IPS 71,25, Bahasa Jawa 71,25, SBK 79,5, Bahasa Inggris 77,75. Dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai kemampuan membaca menulis siswa rendah dibandingkan dengan nilai kemampuan berbicara dan menyimak. Rerata nilai siswa dari dua aspek kemampuan membaca 58,5, menulis 55,96, menyimak 77,64, berbicara 81,5 dengan interval nilai dari 1-100. Hal ini disebabkan selama pembelajaran berlangsung, siswa sering berjalan kesana kemari yang menunjukkan bahwa siswa kurang memperhatikan. Motivasi belajar yang kurang selama mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas dibuktikan dengan siswa sering berbicara sendiri dengan siswa lain padahal guru sedang menjelaskan materi. Pada saat siswa diberi tugas oleh guru berupa menuliskan cerita, tetapi sebanyak 14 siswa masih malas untuk menuliskan cerita ke buku tugas dan 3 siswa lambat dalam mengerjakan tugas tersebut sehingga selalu menjadi 3 terakhir dalam menuliskan hasil kerjanya. Guru kelas II mengatakan bahwa sekitar 15 siswa masih belum lancar dalam membaca. Seharusnya untuk usia sekolah dasar sudah terampil membaca menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Syamsu Yusuf (2014: 179-180) bahwa pada masa usia siswa memasuki sekolah dasar siswa sudah terampil membaca dan berkomunikasi sehingga menyebabkan siswa menjadi gemar membaca dan mendengarkan cerita, seperti cerita kepahlawanan. Selain itu pada usia memasuki sekolah dasar, salah satunya siswa sampai pada tingkat dapat membuat dan menuliskan kalimat yang lebih sempurna. Berdasarkan hasil observasi di kelas dan wawancara dengan guru kelas II SD N Gembongan tentang permasalahan membaca menulis permulaan, perlu
5
adanya solusi dalam mengatasi beberapa masalah tersebut. Dari berbagai model yang dapat digunakan, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan di atas dengan menggunakan model Quantum Teaching. Model Quantum Teaching didasari pada pokok masalah bahwa setiap siswa memiliki karakteristik dalam belajar. Hal ini menuntut peran guru untuk selalu menciptakan metode dan model pembelajaran yang membantu peserta didik nyaman untuk belajar. Siswa akan optimal dalam belajar apabila ia mampu menggunakan kemampuan berpikirnya dengan baik dalam kondisi nyaman dan tidak ada tekanan apapun. Model Quantum Teaching memiliki keunggulan menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan perkembangan siswa dan menyenangkan, hal ini sejalan dengan pendapat Bobbi De Porter, Mark R, dan Sarah S.N (2001: 3) Quantum Teaching merupakan penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya,
menyertakan
segala
kaitan,
interaksi,
dan
perbedaan
yang
memaksimalkan momen belajar. Lebih lanjut, pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi : (1) penumbuhan minat (tumbuhkan), (2) pemberian pengalaman umum (alami), (3) penamaan atau penyajian materi (namai), (4) demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh siswa (demonstrasikan), (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa (ulangi), (6) perayaan atas usaha siswa (rayakan). Model pembelajaran Quantum Teaching mampu membuat siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang ada di kelas, pendapat Bobbi De Porter, Mark R, dan Sarah S.N (2010: 88) bahwa apa pun mata pelajaran, tingkat kelas, atau pendengar model ini menjamin siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran.
6
Model pembelajara ini didukung dengan menggunakan metode dan media pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan seperti metode Eja, metode Bunyi, metode Suku Kata, metode Kata, metode Global, metode SAS. Diantara berbagai metode tersebut, metode yang sesuai adalah SAS. Metode SAS dinilai cocok untuk pengajaran membaca menulis permulaan karena metode ini sesuai dengan tahap perkembanga bahasa siswa. Pengajaran dengan metode SAS dimulai dengan siswa mengenal kalimat, kalimat diurai menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf-huruf. Selanjutnya huruf dirangkaikan lagi menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat seperti semula. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Supriyadi dkk. (dalam Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih, 1997: 65) bahwa metode SAS cocok untuk pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: (1) metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, (2) metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan (3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Selain menggunkan metode pembelajaran, pelaksanaan model Quantum Teaching juga didukung dengan menggunkan media pembelajaran. Novan Ardy Wiyani (2013:145) menyatakan bahwa keberadaan media pembelajaran dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang hendak digunakan dalam kegiatan pengajaran. Untuk mendukung penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan metode SAS, maka digunakan media gambar, kartu kata dan kartu kalimat. Media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, tidak membosankan, dan
7
menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan. Ini didukung pendapat dari Ana Widyastuti
(2015:1)
bahwa
untuk
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan, dapat menggunakan media pembantu seperti kartu huruf, kartu kata, dan kartu bergambar sehingga siswa terangsang untuk lebih cepat membaca menulis. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan menggunakan Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas II SD Negeri Gembongan Tahun Ajaran 2015/2016”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan lebih memilih bermain serta bejalan-jalan selama pembelajaran membaca menulis permulaan. 2. Sebagian besar siswa belum lancar membaca dan masih terbata-bata dalam membaca kata. 3. Sebagian besar siswa masih kesulitan dalam menuliskan kata dan kalimat secara lengkap dan benar. 4. Sebagian besar siswa kurang tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan karena belum menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
8
5. Siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan, karena tugas yang diberikan terlalu banyak. 6. Kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas dua SD N Gembongan masih rendah. 7. Model Quantum Teaching belum diterapkan dalam pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II SD N Gembongan Sentolo. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat permasalahan yang kompleks, maka dalam penelitian ini dibatasi pada, “Meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan dan meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo.” D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah
meningkatkan
proses
pembelajaran
membaca
menulis
permulaan menggunakan model Quantum Teaching TANDUR pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo? 2. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo?
9
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching TANDUR pada siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo. 2. Untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching siswa kelas II SD N Gembongan, Sentolo, Kulon Progo. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritik Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan terutama berkaitan dengan pembelajaran membaca menulis permulaan. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Manfaat penelitian ini siswa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas II SD dalam membaca menulis permulaan. b. Bagi guru/peneliti Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk memberikan masukan tentang pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan.
10
c. Bagi sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sebagai bahan pertimbangan sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran yang berimplikasi pada kemajuan sekolah dan peningkatan mutu pendidikan G. Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan, peneliti akan melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD N Gembongan Sentolo, maka penelitian ini perlu diberi batasan-batasan definisi operasional untuk menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang digunakan. Variabel yang digunakan sesuai judul di atas sebagai berikut. 1. Kemampuan membaca menulis permulaan merupakan kecakapan atau kesanggupan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan serta mampu menuliskan lambang atau tulisan yang terstruktur dan bermakna dengan ditandai delapan indikator. Delapan indikator dalam penilaian pembelajaran membaca menulis permulaan meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, 4) keberanian, 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, 8) kerapian. Kemampuan membaca menulis permulaan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca menulis dalam aspek kognitif. Pengukuran dilakukan dengan instrumen tes. Instrumen tes dinyatakan dalam bentuk angka dengan interval 1-100.
11
2. Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang menekankan pada penciptaan lingkungan belajar siswa yang nyaman dan menyenangkan sehingga merangsang fungsi otak siswa. Dengan tindakan tersebut, memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan melalui upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Kemampuan Membaca Menulis Permulaan 1. Pengertian Kemampuan Kemampuan membaca menulis merupakan dua hal yang sangat berpengaruh dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Membaca tidak hanya sekedar memandangi lambanglambang tulisan, bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar pembaca mampu memahami isi atau makna bacaan yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambangyang dilihatnya menjadi lambanglambang yang bermakna baginya. Begitu pula dengan menulis, menulis bukan sekedar menuliskan huruf-huruf saja, tetapi menulis merupakan kegiatan dimana penulis mampu menuangkan apa yang ia pikirkan melalui tulisan. Menurut Robbin (dalam Syafaruddin, 2012: 72) kemampuan merupakan kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan menurut Chaplin (dalam Syafaruddin, 2012: 71) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan. Sementara itu, kemampuan menurut Mohammda Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mendefinisikan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (dalam Milman Yusdi, 2010:10) berpendapat bahwa kemampuan sebagai 13
suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berkaitan dengan proses pembelajaran merupakan suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswa untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas dalam proses pembelajaran. 2. Pengertian Membaca Membaca menurut Dalman (2014:5) merupakan kegiatan atau proses kognitif yang bertujuan untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat pada suatu tulisan. Secara lebih khusus, membaca memiliki arti suatu kegiatan memahami atau menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang memiliki makna sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca. Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) menyampaikan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembaca guna memperoleh pesan atau isi, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata/bahasa tulis. Kegiatan membaca terpenuhi jika ada proses dalam memahami kata-kata sebagai suatu rangkaian kesatuan sehingga didapat makna atau isinya. Sementara itu, membaca menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993:24) merupakan proses kompleks yang melibatkan kegiatan fisik dan mental dengan memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki guna menafsirkan makna dan membentuk makna baru dalam sistem pengetahuan dan pengalaman. Dari hal tersebut, kegiatan membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor.
14
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca merupakan suatu proses dimana pembaca menggunakan kemampuan fisik
dan
mental
untuk
memahami
atau
menginterpretasikan
lambang/tanda/tulisan yang memiliki makna sehingga apa yang disampaikan penulis dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. 3. Pengertian Menulis Menulis menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 62) merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang dimaksud di sini antara lain kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkap pikiran gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidahkaidah tulis-menulis dengan baik. Sementara itu, menulis menurut Bryne melalui St.Y. Slamet (2008:141) pada hakikatnya menulis bukan sekedar menuliskan simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Sedangkan Murray (dalam Saleh Abbas, 2006: 127) menyatakan bahwa menulis adalah proses berfikir yang berkesinambungan mulai dari mencoba dan sampai mengulas kembali. Kemampuan menulis permulaan merupakan salah satu
15
jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan kemampuan menghasilkan, dalam hal ini tulisan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang kompleks dengan menggunakan kemampuan berfikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkap pikiran gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah-kaidah dalam tulis-menulis dengan baik 4. Pengertian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Pembelajaran membaca menulis permulaan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 49-62) merupakan pembelajaran membaca menulis tingkat awal yang diperoleh siswa di kelas I dan II sekolah dasar. Kemampuan membaca menulis permulaan yang diperoleh siswa di kelas I dan II tersebut menjadi dasar pembelajaran membaca menulis di kelas berikutnya. Sehingga pembelajaran membaca menulis permulaan mempunyai peranan yang penting untuk menunjang proses keterampilan pada tahap selanjutnya. Yeti Mulyati (2008: 5) mengemukakan bahwa membaca menulis permulaan
merupakan
program
pembelajaran
yang
difokuskan
kepada
kemampuan membaca menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat siswa mulai memasuki bangku sekolah. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Hal ini dimaksudkan siswa dapat mengubah dan melafalkan lambanglambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Sedangkan untuk pembelajaran menulis permulaam lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
16
Siswa dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur,
lambang-lambang
itu
menjadi
bermakna.
Selanjutnya,
dengan
kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan siswa dibimbing pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Membaca menulis permulaan menurut Andayani (2015:16-29) merupakan tahapan proses belajar membaca menulis bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Materi yang diajarkan pada pembelajaran membaca permulaan meliputi bagaimana membaca dan memahami isi bacaan secara tepat. Sedangkan untuk pembelajaran menulis permulaan meliputi menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi. Menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte. Menyalin melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte. Mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak. Mengungkapkan perasaan, pikiran, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi dalam karangan sederhana dan puisi. Membaca menulis permulaan menurut Puji Santosa, dkk. (2007:3.19-3.21) merupakan pembelajaran membaca menulis di kelas 1 dan 2 sekolah dasar. Pada pembelajaran membaca permulaan, diharapkan siswa mampu mengenali hururf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks. Menulis permulaan diawali melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana yang diawali atau bersamaan dengan membaca permulaan.
17
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca menulis permulaan merupakan kecakapan atau kesanggupan siswa dalam membaca dan memahami isi bacaan serta mampu menuliskan lambang atau tulisan yang terstruktur dan bermakna bahwa membaca menulis permulaan. Membaca menulis permulaan diperoleh siswa kelas I dan II sekolah dasar. Pembelajaran membaca menulis permulaan mengajarkan kepada siswa cara membaca yang tepat dengan tujuan dapat memahami bacaan dan bersamaan atau dilanjutkan dengan melatih siswa memegang alat tulis dengan benar, menarik garis, menulis huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Dalam penelitian ini ditujukan pada kemampuan membaca menulis permulaan di kelas II. 5. Hakikat Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Hakikat kemampuan membaca menulis permulaan menurut Saleh Abbas (2006: 126) adalah siswa belajar untuk dapat membunyikan kata-kata yang tertulis dan memahami artinya dilanjutkan belajar menulis sesuatu dalam sistem tulisan tertentu yang dapat dibaca oleh orang yang telah menguasai sistem itu. Dalam periode membaca menulis permulaan ini, siswa belajar untuk dapat memahami seperti berikut. a. Penulisan dalam buku disusun dari kiri ke kanan (dalam sistem tulisan latin). b. Bahasa itu terdiri dari kata-kata c. Kata-kata itu terdiri dari bunyi d. Bunyi-bunyi itu digambar dengan huruf e. Setiap huruf ada namanya f. Jumlah huruf itu terbatas
18
g. Menulis itu adalah kegiatan mewujudkan kata-kata dalam rangkaian hurufhuruf pada halaman buku/papan tulis. 6. Tujuan Membaca Menulis Permulaan Menurut
Herusantosa
(dalam
Saleh
Abbas,
2006:
103)
tujuan
pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP), seperti berikut. a. Pembinaan dasar-dasar mekanisme membaca b. Mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis dengan intonasi yang wajar c. Siswa dapat membaca menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu rekatif singkat. Diperolah dari pemercepatan waktu fiksasi dan jarak fiksasi inilah yang menjadi tujuan utama pembelajaran membaca menulis permulaan (MMP). Menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 9) tujuan membaca permulaan untuk kelas II SD adalah sebagai berikut. a. Siswa mampu mengenali huruf sebagai lambang bunyi dalam hubungan kata dan kalimat b. Mengucapkan bunyi-bunyi bahasa c. Melafalkan kata d. Melagukan bermacam-macam kalimat dengan intonasi yang wajar. Sedangkan tujuan menulis permulaan untuk siswa kelas II SD menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 66) adalah sebagai berikut. a. Menuliskan huruf kapital untuk huruf pertama awal kalimat dengan tepat. b. Menggunakan tanda baca dengan tepat.
19
c. Menuliskan kata-kata berstruktur fonem KKV dan KKVK dengan tepat. d. Menuliskan kata-kata yang mengandung diftong yang mendapat akhiran –an dan –kan. e. Menuliskan kata yang berakhiran dengan konsonan k yang mendapat akhiran –an dan –kan dengan tepat. 7. Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siswa Kelas II SD Pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II sekolah dasar semester dua meliputi membaca nyaring dan penulisan kalimat sederhana seuai ejaan yang tepat. Henry Guntur Tarigan (2008: 23) menyatakan bahwa membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, perasaan seorang penulis. Untuk kegiatan membaca nyaring menurut Henry Guntur Tarigan yang harus dikuasai siswa kelas II meliputi: 1) membaca dengan terang dan jelas, 2) membaca dengan penuh perasaan ekspresi, 3) membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata. Sedangkan menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 30) dalam membaca nyaring, ada beberapa aspek yang diperhatikan seperti membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, lafal yang benar. Lafal adalah cara mengucapkan fonem, kata, atau kalimat secara keseluruhan. Guru harus menjelaskan perbedaan pengucapan fonem /e/ pepet (misalnya pada kata sepuluh atau sejak) dan /e/ biasa (misalnya pada kata saleh atau boleh). Guru juga harus menjelaskan perbedaan pengucapan /au/ sebagai satu fonem (misalnya pada kata kerbau) dan sebagai dua fonem (misalnya pada kata bau), atau pengucapan /ai/
20
pada kata mengintai dan pada kata mencintai. Selain lafal harus jelas, intonasi pun harus tepat. Seperti dikemukakan di atas, dalam intonasi terkandung jeda. Jadi, dalam membaca nyaring, lafal, jeda, serta intonasi kalimat secara keseluruhan haruslah jelas dan tepat. Sehingga aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam membaca nyaring meliputi: 1) suara jelas terdengar, 2) pelafalan tepat, 3) intonasi tepat, 4) kelancaran. Untuk menulis permulaan di kelas dua semester dua, siswa menulis kalimat sederhana sesuai ejaan yang tepat. Untuk itu yang diperhatikan dalam siswa menulis kalimat sederhana sesuai ejaan yang tepat menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1991/1992: 71) adalah penulisan huruf capital di awal kalimat, penggunaan tanda baca, menuliskan kata dengan strukutur fonem KKVK seperti kata: traktor, praktik, bangkrut dan kata yang mengandung diftong ai, au, oi yang mendapat akhiran –an dan kan. Menurut Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih (1996/1997: 52-64) materi pembelajaran membaca permulaan pada kelas II SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar. Untuk materi pembelajaran membaca permulaan yang tertuang dalam GBPP mata pelajaran bahasa Indonesia ialah sebagai berikut. a. Paragraf (15 sampai 20 baris) dibaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan wajar. b. Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya). c. Huruf besar pada awal kalimat. d. Bacaan dengan kalimat-kalimat sederhana (menggunakan huruf kapital pada awal kalimat) untuk dipahami isinya.
21
e. Cerita anak-anak (dengan memperhatikan jeda yang ada dalam bacaan). f. Percakapan/dialog tentang suatu kegiatan (menggunakan tanda baca titik dan tanda tanya pada akhir kalimat) g. Puisi anak-anak (dibaca secara kelompok). Sedangkan untuk menulis permulaan dari Kurikulum Sekolah Dasar (GPBB) dapat diketahui bahwa materi untuk menulis permulaan di kelas II SD mencakup beberapa komponen sebagai berikut. a. Penulisan kata-kata atau kalimat sederhana yang didiktekan guru. b. Penulisan catatan kebutuhan sehari-hari untuk diri sendiri, dengan bantuan guru. c. Penggunaan huruf kapital pada awal kalimat. d. Penulisan kalimat sederhana yang didiktekan guru. e. Penulisan nama benda, tumbuh-tumbuhan, dan hewan. f. Penggunaan huruf kapital untuk nama orang, bulan, dan hari. g. Penempatan jeda pada akhir bagian-bagian kalimat sesuai dengan makna kalimat. h. Penggunaan huruf kapital secara tepat dalam kalimat. i. Penggunaan tanda tanya pada akhir kalimat tanya. 8. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran bahasa menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997:30) merupakan rencana pembelajaran, yang mencakup pemilihan,
22
penentuan, dan penyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Metode pengajaran menurut Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 4) merupakan suatu rencana menyeluruh berkaitan dengan penyajian bahan belajar yang
dikembangkan
berdasarkan
pendekatan
yang
dipilih.
Metode
menggambarkan secara menyeluruh langkah-langkah yang dilalui selama proses pembelaran. b. Metode Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Ada beberapa metode pembelajaran membaca menulis permulaan. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 53-57) menjelaskan metode membaca menulis permulaan meliputi: (1) metode abjad, (2) metode bunyi, (3) metode kupas rangkai suku kata, (4) metode kata lembaga, (5) metode global, (6) metode structural analitik sintetik (SAS). Lebih lanjut metode membaca menulis permulaan dipertegas dari pendapat Yeti Mulyati (2008: 15-23) sebagai berikut. a) Metode Abjad dan Metode Bunyi Metode abjad dan metode bunyi, merupakan metode-metode yang sering menggunakan kata-kata lepas. Metode abjad merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan siswa sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah para siswa bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata.
23
Sedangkan metode bunyi sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad di atas. Perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad (huruf-hurufnya). Contoh: 1) Metode abjad : bo-bo → bobo la-ri → lari 2) Metode bunyi : na-na → nana lu-pa → lupa Perbedaan antara metode abjad dan metode bunyi terletak pada pengucapan huruf. Pada metode abjad huruf diucapkan sebagai abjad (“a”, “b”, “ce”, dst), sedangkan pada metode bunyi, huruf diucapkan sesuai dengan bunyinya [m], [n], [a], dst. b) Metode Kupas Rangkai Suku Kata dan Metode Kata Lembaga Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga, dalam penerapannya menggunakan cara menguraikan dan merangkaikan. Metode kupas rangkai suku kata memiliki tahap-tahap mulai dari: 1) pengenalan suku-suku kata; 2) perangkaian suku-suku kata menjadi kata; 3) perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana; 4) pengintegrasian kegiatan perangakaian dan pengupasan. Sedangkan metode kata lembaga diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku
24
kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya, dilakukan proses perangkaian huruf menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga (kata semula). Misalnya: 1) Metode kupas rangkai suku kata : ma ta → ma-ta pa pa → pa-pa Untuk memperkenalkan huruf kepada siswa, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa, diuraikan menjadi huruf, kemudian huruf dirangkaikan lagi menjadi suku kata. Misalnya: nina → ni-na → n i - n a → n-i-n-a 2) Metode kata lembaga bola → bo-la → b – o – l – a → bo – la → bola bola → bo-la → b – o ― l – a → bo- la ― bola Kepada siswa disajikan kata-kata, salah satu diantaranya merupakan kata lembaga, yaitu kata yang sudah dikenal siswa. Kata tersebut diuaraikan menjadi suku kata, suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah itu huruf dirangkai lagi menjadi suku kata, dan suku kata dirangkaikan menjadi kata. c) Metode Global Metode ini memperkenalkan kepada para siswa beberapa kalimat, untuk dibaca. Sesudah siswa dapat membaca kalimat-kalimat itu, salah satu di antaranya dipisahkan untuk dikaji, dengan cara menguraikan atas kata, suku kata, huruf-
25
huruf. Sesudah siswa membaca huruf-huruf itu. Kemudian huruf-huruf dirangkaikan lagi sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan katakata menjadi kalimat lagi. Misalnya: 1) Memperkenalkan gambar dan kalimat.
ini dadu Gambar 1. Gambar dadu
(http://www.trijayafmplg.net/wpcontent/uploads/2011/12/images19.jpg) 2) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.
ini dadu ini
dadu
i-ni
da-du
i-n-i
d-a-d-u
d) Metode SAS SAS merupakan singkatan dari „‟Struktural Analitik Sintetik‟‟. Metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses pembelajaran membaca menulis permulaan bagi siswa kelas rendah. Dalam
26
pelaksanaanya, metode ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tanpa buku dan menggunakan buku. Secara utuh, proses SAS tersebut sebagi berikut.
ini bola ini bola i―ni bo―la i―n―i b―o―l―a i―ni bo―la ini bola ini bola Melihat prosesnya, metode ini merupakan campuran dari metode-metode membaca menulis permulaan. Beberapa manfaat sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut. a. Metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa dibawahnya, yaitu kata, suku kata, dan akhirnya fonem (huruf-huruf). b. Metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa siswa. Oleh karena itu, pengajaran akan lebih bermakna bagi siswa karena bertolak dari sesuatu yang dikenal dan diketahui siswa. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya ingat dan pemahaman siswa. c. Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). Siswa mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Sikap seperti ini akan membantu siswa dalam mencapai kebrhasilan belajar. Sejalan dengan pendapat di atas, Supriyadi dkk. (dalam Darmiyati Zuhcdi dan Budiasih, 1996/1997: 65) juga memandang bahwa metode SAS cocok untuk
27
pengajaran membaca menulis permulaan dengan alasan: 1) metode ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, 2) metode ini mempertimbangkan pengalaman bahasa siswa, dan 3) metode ini menganut prinsip menemukan sendiri. Dari beberapa metode membaca menulis permulaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode SAS untuk pengajaran membaca menulis permulaan. 9. Penilaian Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan a. Pengertian Penilaian Penilaian menurut Saleh Abbas (2006: 146) merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Sedangkan penilaian menurut Nurgiantoro (dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997: 121) merupakan alat atau kegiatan untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Baik tes amupun non tes dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa yang dinilai. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu proses pegumpulan informasi (memperoleh, menganalisis, dan mennafsirkan) tentang hasil belajar yang dilakukan oleh siswa yang digunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.
28
b. Tujuan Penilaian Menurut Saleh Abbas (2006: 146) terdapat beberapa tujuan penilaian diantaranya sebagai berikut. a. Memantau pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa b. Mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu, beberapa tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hal ini berguna sebagai umpan balik bagi siswa saat mengetahui kemampuan dan kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan remidi d. Mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilaksnakan. Hal ini akan mendorong guru melakukan refleksi agar memiliki kemampuan mengajar lebih baik c. Penilaian Membaca Menulis Permulaan Kelas II SD Membaca menurut Sabarti Akhadiah (1992/1993: 22) merupakan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huuruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Dalam pengajaran membaca, terdapat dua jenis membaca yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut/pemahaman. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pengajaran membaca khususnya membaca permulaan maka digunakan teknik tes dan non tes. Untuk teknik tes pada pengajaran membaca permulaan, khususnya membaca nyaring diadakan untuk
29
mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa dalam mengenal dan menyuarakan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat dengan intonasi yang wajar. Dengan demikian tes membaca permulaan lebih menekankan pada kemampuan teknisnya dan sifatnya individual. Untuk memberi nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai: a) lafal, b) kelancaran, c) perhatian terhadap tanda baca, d) intonasi. Penilaian membaca nyaring menurut Yeti Mulyati (2008: 46) meliputi siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa lambang yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat sederhana. Melalui tes ini, guru akan dapat menilai kemampuan siswa dalam mengidentifikasi lambang-lambang bunyi, melafalkannya, dan memaknainya Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1997: 123-124) tujuan penilaian membaca permulaan di kelas 2 SD mencakup tiga kemampuan sebagai berikut. a. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau menjawab pertanyaan, serta menceritakan kembali. b. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau menjawab pertanyaan, serta dapat menceritakan kembali. c. Siswa mampu membaca puisi yang sesuai dengan anak. Untuk mengevaluasi aspek pertama, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk membaca nyaring (bersuara), untuk aspek kedua dievaluasi dengan cara memberikan bacaan berupa cerita sederhana yang sesuai dengan siswa. Evaluasi dapat dilakukan melalui: (1) pertanyaan dari guru tentang isi bacaan, (2) tugas menceritakan kembali bacaan yang dibaca, secara lisan, (3) memberikan
30
tugas membuat pertanyaan berdasarkan bacaan. Untuk tujuan aspek ketiga dapat diketahui melalui tugas membaca puisi sederhana yang disediakan guru, dengan bersuara. Adapun butir-butir yang perlu diperhatikan dalam bacaan puisi mencakup: a) pelafalan, b) kesesuaian intonasi dengan isi yang terkandung dalam puisi, c) kelancaran, d) kejelasan suara. Sedangkan menulis dibedakan menjadi menulis permulaan dan menulis lanjut. Menurut Sabarti Akhadiah (1992/1993:149-151) tujuan dari penilaian atau evaluasi menulis permulaan agar dapat diperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam menuliskan lambang-lambang bunyi dalam hubungan kalimat, sesuai dengan aturan ejaan yang sudah diajarkan (huruf besar pada awal kalimat, tanda titik, tanda seru, tanda tanya pada akhir kalimat, dan sebagainya). Untuk memberi nilai dapat digunakan pedoman penilaian dengan aspek yang dinilai meliputi: a) kejelasan penulisan huruf, b) ketepatan penggunaan ejaan, c) ketepatan menggunakan kalimat, d) kerapian. Sedangkan menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 125-127) tujuan penilaian menulis permulaan di kelas 2 SD sama dengan kelas 1 SD tetapi lebih bersifat pragmatik yang mencakup tiga kemampuan sebagai berikut. a. Siswa mampu menuliskan kata-kata dan kalimat sederhana. b. Siswa mampu menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana. c. Siswa mampu menceritakan dan menulis tentang benda-benda yang dikenal di sekitarnya dengan kalimat sederhana. Untuk mengevaluasi ini dialakukan dengan pemberian tugas membuat kalimat-kalimat sederhana untuk menyatakan perasaan, pesan, keinginan, atau
31
dapat juga siswa diminta membuat/menuliskan suatu dialog dengan kalimat da nisi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti menggunakan penilaian berupa tes. Peneliti memodifikasi penialaian dengan menyederhanakan pendapat dari Sabarti Akhadiah M.K, dkk., Yeti Mulyati, Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. Dalam penilaian membaca menulis permulaan aspek yang dinilai meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, 4) keberanian, 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, 8) kerapian. B. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Quantum Teaching 1. Pengertian Model Pembelajaran Trianto (2011: 52) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka
konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi dari model pembelajaran ini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini dipengaruhi sifat materi dan materi yang akan guru ajarkan, tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut, dan kemampuan dari peserta didik. Agus Suprijono (2011: 46) berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran guru menggunakan model-model pembelajaran. Karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengalami kesulitan sehingga
32
dengan adanya pola yang terbentuk dari model-model pembelajaran tersebut memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pendapat lain menurut Syaiful Sagala (2010: 176) model mengajar merupakan kerangka konseptual yang didalamnya berisi prosedur sistematik dan pengorganisasian dari pengalaman belajar siswa dalam mencapai tujuan belajar tertentu yang memiliki fungsi sebagai pedoman untuk guru dalam melaksanakan proes belajar mengajar. Dari uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hekekat model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai perancang pembelajaran dalam menyususn dan melaksanakan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Pengertian Model Quantum Teaching Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2001:16) mendefinisikan Quantum Teaching sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Tubuh kita secara fisik adalah materi. Quantum Teaching menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, NLP (Neurolinguistik) dengan teori, keyakinan, dan metode belajar. Model Quantum Teaching menjadi seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur dan kelas. Menurut Menurut Aris Shoimin (2014: 138) Quantum Teaching merupakan penggubahan gaya belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pda
33
hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum Teaching pertama kali digunakan di Supercamp. Supercamp dalam pembelajarannya menggunakan pola pembelajaran yang menggabungkan
percaya
diri,
keterampilan
belajar
dan
keterampilan
berkomunikasi dalam lingkugan yang menyenangkan. Tujuan pokok Quantum Teaching yaitu meningkatkan partisipasi siswa melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku. Sedangakn model pembelajaran Quantum Teaching menurut Hamruni (2012: 56) merupakan model yang menggabungkan sugestologi, teknik, pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode yang spesifik. Quantum Teaching merancang suatu pembelajaran secara harmonis dengan mengombinasikan unsur keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampila dalam hidup. Falsafah yang digunakan adalah agar belajar bisa berhasil dengan efektif, maka aktivitas belajar harus menyenangkan. Untuk mendukung falsafah tersebut, dipersiapkan lingkungan yang kondusif, sehingga semua siswa dapat merasa penting, aman dan nyaman selama belajar. Berdasarkaan pendapat para ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa model pembelajaran
Quantum
Teaching
merupakan
model pembelajaran
yang
menekankan pada penciptaan lingkungan belajar siswa yang nyaman dan menyenangkan sehingga merangsang fungsi otak siswa. Dengan tindakan tersebut
34
memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan melalui upaya yang normal dan dibarengi dengan kegembiraan. 3. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching Metode pembelajaran Quantum Teaching memiliki beberapa prinsip yang harus diketahui oleh seorang guru. Menurut Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2010: 36), prinsip-prinsip Quantum Teaching ada lima. Prinsip-prinsip tersebut akan diuraikan seperti dibawah ini. 1) Segalanya berbicara Segalanya berbicara mulai dari lingkungan kelas hingga gerakan tubuh anda mengirimkan pesan tentang belajar yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Sehingga gerakan tubuh dapat dijadikan alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tidak hanya guru yang berhak berbicara, akan tetapi siswa juga mempunyai hak untuk bicara. Hak siswa berbicara untuk saling berargumentasi dan bertanya tentang materi pelajaran yang diajarkan. 2) Segalanya bertujuan Seorang guru atau siswa harus mempunyai tujuan dalam suatu pembelajaran. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas dalam menyusun materi pembelajaran yang akan diberikan pada siswa. Siswa juga harus tahu apa tujuan dari meraka mempelajari materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini agar guru maupun siswa tidak melenceng dari tujuan utama melakukan proses pembelajaran suatu materi.
35
3) Pengalaman sebelum pemberian nama Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu. Sehingga seorang guru harus memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi diawal pelajaran. Sehingga siswa akan berfikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang diberikan. 4) Akui setiap usaha Menghargai setiap usaha siswa baik itu besar maupun kecil. Seorang siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan baik salah atau benar, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Sehingga hal ini akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar dan akan menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi. 5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Rayakan atas keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi yang disampaikan dengan baik, sehingga siswa dapat menguasai materi tersebut. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Sebagai seorang pendidik harus memberikan pujian kepada siswa yang aktif berinteraksi pada saat pelajaran, baik bertanya maupun menjawab pertanyaan tentang materi yang disampaikan. Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat membantu siswa belajar dengan baik dan menumbuhkan motivasi belajar. Metode pembelajaran Quantum Teaching melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Pembelajaran yang menarik dan meriah tidak
36
akan membuat bosan saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini tentunya membuat siswa menyukai pelajaran yang diajarkan. 4. Karakteristik Model Pembelajaran Quantum Teaching Secara umum, menurut Bobbi DePorter, Mark R, dan Sarah S.N (2001: 52) Quantum Teaching (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1) Berpangkal pada psikologi kognitif. 2) Bersifat humanistik Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi. 3) Bersifat konstruktivistis Artinya memadukan, mensinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulan yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik. 4) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
37
5) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam
prosesnya
menyingkirkan
hambatan
dan
halangan
sehingga
menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain. 6) Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan. 7) Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai. 8) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup. 9) Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material. 10) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan
atau
akhir
dari
segalanya.
38
Dalam
proses
pembelajarannya
dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. 11) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar. 12) Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal. 5. Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Teaching Menurut Aris Shoimin (2014:145-146) terdapat beberapa kelebihan pembelajaran Quantum Teaching, diantaranya sebagai berikut. 1) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir sama dalam satu saluran pikiran yang sama. 2) Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. 3) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak. 4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. 5) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan kenyataan, dan dapat mencoba melakukan sendiri. 6) Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
39
7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimenegerti oleh siswa Sedangkan menurut Miftahul A‟la (2010: 41-43), ada empat keunggulan model pembelajaran Quantum Teaching yang cukup menonjol diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Adanya unsur demonstrasi dalam pengajaran. Pembelajaran Quantum Teaching memberikan kesempatan yang luas pada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran 2) Adanya kepuasan pada diri siswa. 3) Ada unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan. 4) Adanya unsur kemampuan dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa, dalam bentuk konsep, teori, model, dan sebagainya. 6. Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menurut Miftahul A‟la (2010: 33-40)
terdapat langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut. 1) Pengkondisian awal Melalui pengkondisian awal akan memungkinkan dilaksanakannya proses pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan keterampilan belajar.
40
2) Penyusunan rancangan pembelajaran Tahap ini sama artinya dengan tahap persiapan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar mengajar, dan penyusunan evaluasi. 3) Pelaksanaan metode pembelajaran Quantum Teaching Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R yang dijelaskan sebagai berikut. a. Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat) Dalam tahap ini, guru berperan penting dalam menumbuhkan minat belajar peserta didiknya, agar nantinya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dari diri siswa sehingga mampu meningkatkan minat belajar dari peserta didik tersebut. b. Pemberian pengalaman umum (A= Alami) Pada langkah ini guru memberikan kesempatan siswa untuk menceritakan pengalaman yang telah siswa alami terkait dengan materi yang akan diajarkan, sehingga ada motivasi dari siswa yang pernah mengenal materi tersebut untuk lebih mengembangkan pengalamannya juga bagi yang sama sekali belum pernah mengenal menjadi lebih tertarik dan tertantang untuk mempelajarinya. c. Penamaan atau penyajian materi (N= Namai) Pada kegiatan ini guru menyampaikan materi yang akan dipelajari secara lengkap setelah siswa menceritakan pengalaman yang telah diperoleh sehingga dalam penamaan siswa telah memiliki bekal dan penguasaan materi oleh siswa
41
dapat lebih maksimal. Untuk menghindari kebosanan dan untuk menggali kemampuan siswa, dalam penyajian materi guru menggunakan metode ceramah bermakna dan guru hanya sebagai fasilitator. d. Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi) Demonstrasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan “hasil karyanya” (hasil tugas mandiri). e. Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi) Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan oleh guru, caranya dengan bercerita kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan demikian siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar dapat dihindari, karena setelah guru memberikan materi maka guru akan menunjuk salah seorang siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah diberikan dengan penjelasan dan atau dengan mempraktikan langsung. f. Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan) Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat
42
menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih. 4) Evaluasi Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan. Langkah- langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap- tahap sebagai berikut. a. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan b. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan mencatat hal-hal yang penting di buku tulis. c. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya jawab pada siswa tentang materi. d. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah. e. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan. f. Guru mengadakan evaluasi. Sedangkan menurut Menurut Aris Shoimin (2014: 142-145) terdapat langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching meliputi adalah sebagai berikut.
43
a. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik, dan selalu gembira (tersenyum). b. Guru
harus
membuat
suasana
belajar
yang
menyenangkan
atau
menggembirakan. Ini karena “learning is most effective when it’s fun”. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik. c. Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan yaitu sebagai berikut. 1) Pengaturan meja kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U atau lingkaran 2) Beri tanaman atau hiasan lain di luar maupun di dalam kelas 3) Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. 4) Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata mutiara pemacu semangat, misalnya kata: “Apa pun yang dapat Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya.” d. Guru memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar. Guru dapat memengaruhi suasana emosi siswa dengan cara sebagai berikut.
44
1) Kegiatan-kegiatan pelepas stress seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, dan sebagainya. 2) Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti tur, makan bersama, dan sebagainya. 3) Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan, yaitu melalui bimbingan konseling, baik petugas BP/BK maupun guru e. Memutar musik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekalikali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis music lain untuk bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran. f. Sikap guru kepada peserta didik adalah sebagai berikut. 1) Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik” dan tujuan. 2) Perlakuan peserta didik sebagai manusia sederajat. 3) Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik. 4) Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung. 5) Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran. g. Terapkan 8 kunci keunggulan ini ke dalam rencana pembelajaran setiap hari. Kaitkan kunci-kunci ini dengan kuriikulum. 1) Integritas: bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Perilaku guru selaras dengan nilai-nilai tersebut.
45
2) Kegagalan awal kesuksesan. Memahami bahwa kegagalan hanya memberikan informasi yang guru butuhkan untuk sukses. 3) Berbicara dengan niat baik. Berbicara dengan pengertian positif, bertanggung jawab untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus. 4) Hidup pada saat ini: memusatkan perhatian pada saat ini dengan sebaikbaiknya. 5) Komitmen:penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 6) Tanggung jawab: bertanggung jwab atas tindakan guru. 7) Sikap luwes dan fleksibel: bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu guru memperoleh hasil yang diinginkan. 8) Keseimbangan:
menjaga
keselarasan
pikiran,
tubuh,
dan
jiwa.
Menyisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini. h. Guru merupakan quantum teacher dalam berkomunikasi mempunyai ciricirisebagai berikut. 1) Antusias: menampilkan semangat untuk hidup 2) Berwibawa: menggerakan orang. 3) Positif: melihat peluang setiap saat. 4) Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik. 5) Humoris: berhati lapang untuk menerima kekalahan. 6) Luwes: menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil.
46
7) Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti. 8) Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur. 9) Tulus: memiliki niat dan motivasi positif. 10) Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil. 11) Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik. 12) Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan peserta didik. 13) Menentapkan dan memelihara harapan tinggi: membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin. i. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya, dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. j. Dalam melakukan penilaian, guru harus berorientasi pada: 1) Acuan/patokan. Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan acuan kriteria berdasarkan indicator hasil belajar. 2) Ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat
pencapaian
dipertanggungjawabkan
kompetensi sebagai
yang
prasyarat
memadai penguasaan
dan
dapat
kompetensi
berikutnya. 3) Metode penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain: tes tertulis, observasi, wawancara, portofolio, dan demonstrasi.
47
7. Penerapan Model Quantum Teaching dalam Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP) Dalam menerapkan
pembelajaran model
membaca
Quantum
menulis
Teaching
permulaan
dengan
ini,
peneliti
langkah-langkah
yang
memodifikasi dari pendapat Miftahul A‟la dan Aris Shoimin sebagai berikut. a. Pengkondisian awal Kegiatan yang dilakukan dalam pengkondisian awal dengan menyanyikan lagu sesuai dengan tema dan sub tema pembelajaran. Untuk selanjutnya menuju pada kegiatan apersepsi. Guru menginformasikan tema, sub tema, dan tujuan pembelajaran. b. Pelaksanaan metode pembelajaran Quantum Teaching Tahap ini merupakan inti penerapan model pembelajaran Quantum Teaching. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-R yang meliputi: 1) Penumbuhan minat (T= Tumbuhkan minat) Dalam tahap ini, guru memperkenalkan materi dengan bentuk permaian tebak gambar yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan tebak gambar ini didukung dengan kotak yang didesain menjadi kotak yang berwarna dan menarik sehingga para siswa antusias dan termotivasi untuk melakukan permaina. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999:38) yang menyatakan bahwa salah satu alernatif yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran membaca menulis.
48
2) Pemberian pengalaman umum (A= Alami) Pada langkah ini guru memberikan contoh kepada siswa cara membaca menulis yang benar. Guru menunjuk beberapa perwakilan siswa untuk membaca menulis. Hal ini dilakukan oleh guru supaya siswa benar-benar memperhatikan dan meresapi apa yang mereka peroleh saat proses pembelajaran membaca menulis. 3) Penamaan atau penyajian materi (N= Namai) Pada kegiatan ini siswa mencoba apa yang siswa lihat. Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa ketika proses membaca menulis berlangsung. 4) Demonstrasi pengetahuan siswa (D = Demonstrasi) Pada langkah demonstrasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara berkelompok dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil diskusi dari tugas mandiri yang telah diberikan oleh guru sebelumnya, baik kepada teman kelompoknya maupun kepada seluruh siswa. Dengan cara ini, diharapkan rasa percaya diri siswa lebih meningkat karena diberi kesempatan untuk menunjukkan “hasil karyanya” (hasil tugas mandiri). 5) Pengulangan yang dilakukan oleh siswa (U = Ulangi) Pengulangan dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulang kembali kegiatan membaca. Kegiatan ini dilakukan secara individu. Selain itu juga memiliki tujuan untuk mengevaluasi seberapa besar peningkatan kemampuan membaca menulis siswa.
49
6) Perayaan atas usaha siswa (R = Rayakan) Perayaan merupakan salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pujian berupa tepuk tangan, sanjungan, barang kepada siswa yang berhasil maupun yang tidak berhasil menjawab pertanyaan dan tidak secara langsung menyalahkan jawaban siswa yang kurang tepat, selain itu perayaan dilakukan dengan melakukan tepuk tangan bersama-sama ketika jam pelajaran berakhir. Kondisi ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar. Begitu pula jika ada yang tidak berhasil juga diberikan pujian atas usaha yang dilakukan agar tidak patah semangat dan lebih giat lagi berlatih. c. Evaluasi Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagi berikut. 1) Guru mengecek kemampuan menulis siswa 2) Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan rumah. 3) Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan. C. Peneliti yang Relevan Penelitian yang relevan dengan peneitian ini adalah “Peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui model Quantum Teaching pada siswa kelas II SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010” oleh Alvany Rufaida. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis permulaan.
50
Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat dalam setiap siklusnya dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa. Penelitian Alvany Rufaida tersebut relevan dengan penelitian ini. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan model Quantum Teaching untuk mengatasi masalah pembelajaran. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Alvany Rufaida untuk keterampilan menulis permulaan, sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan. D. Kerangka Pikir Pembelajaran membaca menulis permulaan merupakan pengajaran yang diperoleh siswa di awal sekolah dasar. Membaca menulis permulaan merupakan pembelajaran membaca menulis tingkat awal yang diperoleh siswa di kelas I dan II sekolah dasar. Kemampuan membaca menulis permulaan yang diperoleh siswa di kelas I dan II tersebut menjadi dasar pembelajaran membaca menulis tingkat lanjut pada kelas berikutnya. Sehingga pembelajaran membaca menulis permulaan mempunyai peranan yang penting untuk menunjang proses keterampilan pada tahap selanjutnya. Materi yang diajarkan pada pembelajaran membaca menulis permulaan meliputi bagaimana membaca dengan lafal, intonasi, kelancaran dan keberanian, sedangkan untuk menulis meliputi kegiatan menulis kalimat sederhana dengan menggunkan ejaan yang tepat dan menyalin huruf tegak bersambung melalui kegiatan dikte.
51
Untuk kelas II SD diharapkan dapat
membaca nyaring dengan
memperhatikan intonasi, lafal, keberanian dan kelancaran yang wajar dilanjutkan menulis dengan ejaan yang benar dan dapat menyatakan ide secara tertulis. Tak mengherankan jika siswa kelas II SD masih merasa kesulitan untuk membaca menulis permulaan, lingkungan belajar yang kurang terkondisikan serta beban belajar yang banyak menjadi rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca menulis permulaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran Qunatum Teaching dengan didukung metode SAS dan media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat untuk membantu siswa mengkonkretkan materi yang tengah diajarkan dan juga lebih mengaktifkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan, serta menciptakan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan. Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pikir sebagai berikut. Kemampuan membaca menulis permulaan kelas 2 SD N Gembongan rendah
Guru memilih model pembelajaran yang tepat
Motivasi, perhatian, dan aktifitas siswa meningkat
Siswa terdorong belajar lebih aktif
Kemampuan membaca menulis permulaan kelas II SD N Gembongan meningkat
Model Quantum Teaching
Guru menggunakan langkah tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan. Didukung dengan metode dan media
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir
52
E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:“Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan”.
53
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Pardjono, dkk (2007: 12) merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdapat di kelas. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif merupakan model penelitian tindakan kelas dimana di dalam proses penelitian terdapat kolaborasi antara guru dengan peneliti, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, evaluasi, dan refleksi berdasarkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas II SD Negeri Gembongan. Saat proses tindakan berlangsung, guru berperan sebagai pihak yang melakukan tindakan, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. B. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart modifikasi yang menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Model tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
54
Keterangan: Siklus I 1 = perencanaan I 2 = tindakan dan observasi I 3 = refleksi I Siklus II 4 = perencanaan II 5 = tindakan dan observasi II 6 = refleksi II
Gambar 3. Desain Penelitian model Kemmis dan Mc Taggart Empat komponen yang menunjukkan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Perencanaan Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah menentukan fokus
penelitian. Selanjutnya guru mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, mendata kelemahan-kelemahannya, diidentifikasi dan dianalisis kelayakannya untuk diatasi dengan penelitian tindakan kelas. Setelah itu peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan kemampuan membaca menulis permulaan siswa. Rencana yang dibuat harus bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahanperubahan dalam pelaksanaannya. Hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah sebagai berikut. a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan model Quantum Teaching
55
didukung dengan metode SAS dan media gambar, kartu kata, dan kata kalimat. RPP disusun oleh peneliti bersama guru dengan pertimbangan dari dosen yang sesuai dengan bidangnya. b. Peneliti mempersiapkan sarana pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran. c. Peneliti membuat lembar observasi untuk mencatat hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran terkait penggunaan model Quantum Teaching. d. Peneliti membuat lembar evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini adalah tahap melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan berdasarkan rencana yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pelaksana tindakan, sedangkan peneliti sebagai pengamat proses berlangsungnya tindakan. Secara garis besar langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. a. Siswa melakukan permainan tebak gambar (tumbuhkan) b. Siswa mengamati cara membaca menulis dari guru (alami) c. Siswa membaca menulis (namai) d. Berdiskusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan) e. Siswa membaca menulis teks pendek 10-15 kalimat (ulangi) f. Pemberian reward (rayakan)
56
3. Observasi Tahap selanjutnya yaitu observasi. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam menerapkan model Quantum Teaching. Observasi tersebut dilakukan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi. 4. Refleksi Data yang diperoleh pada saat observasi dan hasil tes dianalisis untuk kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru. Diskusi dilakukan dengan bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah dan kendala yang muncul, serta segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Jika dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan keterampilan membaca menulis permulaan siswa sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian, maka penelitian dihentikan. Tetapi jika indikator keberhasilan belum tercapai, penelitian dilanjutkan siklus selanjutnya. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan Tahun Ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Empat belas siswa laki-laki dan empat belas siswa perempuan. Sedangkan objek penelitian ini adalah kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II, dengan menggunakan model Quantum Teaching.
57
Pertimbangan peneliti memilih subjek dan objek penelitian tersebut adalah kelas tersebut termasuk kelas yang mempunyai permasalahan prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan rata-rata yang rendah, khususnya membaca menulis permulaan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan. D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang kelas II Sekolah Dasar Negeri Gembongan yang beralamat di Jalan Wates kilometer 19 Klebakan, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut akan dilaksanakan pada semester 2 yakni pada bulan Januari-Maret 2016. E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Observasi Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. (Suharsimi Arikunto, 2013:199). Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu: a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
58
b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi sistematis, yakni menggunakan instrumen pengamatan yang berupa pedoman pengamatan. Peneliti menggunakan panduan observasi untuk mendapatkan data peningkatan kemampuan membaca menulis siswa. Guru menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran membaca menulis kelas II yang telah ditentukan peneliti dan guru sesuai dengan tema. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Observasi tersebut juga dilakukan untuk mengetahui mengevaluasi pelaksanaan tindakan. Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini sebagai teknik pengumpulan data primer karena dengan observasi, peneliti bisa mengetahui gejala yang terjadi selama pengamatan sebagai data penelitian. 2. Tes Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2013:193). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes yang berupa tes membaca menulis permulaan dengan tema yang sudah ditentukan. Yang dimaksud disini yaitu tes untuk membaca menulis dari siswa berupa hasil membaca menulis permulaan.
59
3.
Dokumentasi Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
jumlah siswa kelas II SD Negeri Gembongan, data tentang nilai kemampuan membaca menulis permulaan siswa, foto hasil kemampuan menulis siswa dan foto kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. F. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Secara garis besar insrtumen pengumpulan data yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009:222). Pada penelitian kali ini instrumen yang akan digunakan adalah sebagai berikut. 1.
Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes penilaian
pembelajaran membaca menulis menggunakan pedoman penilaian membaca menulis dengan memodifikasi dari Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati, dan Zuchdi Budiasi. Bentuk tesnya adalah tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan berupa pengamatan menggunakan instrumen penilaian membaca untuk
60
masing-masing siswa. Tes membaca ini dilakukan dengan pengamatan dengan instrument pengamatan berdasarkan aspek meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) kelancaran, dan 4) keberanian. Dari kegiatan membaca ini, sekaligus peneliti dapat melakukan pengukuran atau penilaian terhadap kualitas membaca siswa dengan menggunakan patokan yang telah disusun dalam
bentuk pedoman
penilaian membaca. Tes tertulis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa dalam menulis permulaan berdasarkan aspek meliputi: 5) kejelasan penulisan kata, 6) ketepatan penggunaan ejaan, 7) kelengkapan penulisan kata, dan 8) kerapian. Pedoman penilaian membacan dan menulis permulaan terdiri atas delapan aspek yang diberi skor sesuai dengan tingkat kesulitan dari masing-masing aspek. Penilaian membaca menulis permulaan dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1: Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan No Aspek yang diamati a. Membaca permulaan 1. Lafal 2. Intonasi 3. Kelancaran 4. Keberanian b. Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata 6. Ketepatan penggunaan ejaan 7. Kelengkapan penulisan kata 8. Kerapian Jumlah skor total
Skor 15 15 15 10 15 15 10 5 100
Kisi-kisi penilaian kemampuan membaca menulis permulaan tersebut berdasarkan modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, 61
Darmiyati Zuchdi, dan Budiasi. Adapun rubrik penilaian kemampuan membaca menulis permulaan adalah sebagai berikut. Tabel 2: Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan No Aspek yang diamati Rubrik a. Membaca permulaan 1. Lafal Siswa membaca dengan lafal sangat tepat Siswa membaca dengan lafal tepat Siswa membaca dengan lafal kurang tepat 2. Intonasi Siswa membaca dengan intonasi sangat tepat Siswa membaca dengan intonasi tepat Siswa membaca dengan intonasi kurang tepat 3. Kelancaran Siswa sangat lancar dalam membaca Siswa lancar dalam membaca Siswa kurang lancar dalam membaca 4. Keberanian Siswa membaca dengan sangat lantang Siswa membaca dengan lantang Siswa membaca dengan kurang lantang b.
Menulis permuulaan 1. Kejelasan penulisan kata
Kata ditulis dengan sangat jelas Kata ditulis dengan jelas Kata ditulis dengan kurang jelas 2. Ketepatan Sesuai EYD penggunaan Kurang sesuai EYD ejaan Sangat kurang sesuai EYD 3. Kelengkapan Kata yang ditulis lengkap dan benar penulisan kata Kata yang ditulis lengkap Kata yang ditulis kurang lengkap dan kurang benar 4. Kerapian Siswa menulis sangat rapi Siswa menulis rapi Siswa menulis kurang rapi Jumlah skor total
62
Skor 15 10 5 15 10 5 15 10 5 10 5 3 15 10 5 15 10 5 10 5 3 5 3 2
Untuk mendapatkan data tentang sejauh mana peningkatan proses pembelajaran membaca menulis permulaan siswa kelas II menggunakan model Quantum Teaching digunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan menggunakan model Quantum Teaching berlangsung. Kisi-kisi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan adalah sebagai berikut.
No
Tabel 3. Kisi-kisi Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Skor Aspek 1 2 3 4
1
Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran
2
Motivasi
siswa pada
saat
mengikuti
proses
pembelajaran 3
Perhatian
siswa
pada
saat
pembelajaran
menggunakan Quantum Teaching 4
Kegiatan Pembelajaran yang menyenangkan
5
Respon siswa dalam proses pembelajaran
6
Tanggung jawab siswa
7
Percaya diri siswa Jumlah Skor Kisi-kisi dan rubrik penilaian observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran membaca menulis permulaan tersebut disesuaikan dengan teori tentang pembelajaran Quantum Teaching yang terdapat aspek-aspek yang dapat dikembangkan pada siswa dan dapat diamati oleh peneliti menurut Aris Shoimin. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran membaca menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Teaching berlangsung.
63
Tabel 4. Rubrik Penilaian Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan No 1
Aspek
Indikator
Skor
Keaktifan siswa bertanya pada
Siswa sangat aktif bertanya dalam proses pembelajaran
4
saat pembelajaran
Siswa aktif bertanya dalam proses pembelajaran
3
Siswa kurang aktif bertanya dalam proses pembelajaran
2
Siswa sangat kurang aktif bertanya dalam proses
1
pembelajaran 2
Motivasi
siswa
pada
mengikuti
saat proses
pembelajaran
Siswa menjadi sangat tertarik mengikuti proses
4
pembelajaran Siswa menjadi tertarik mengikuti proses pembelajaran
3
Siswa menjadi kurang tertarik mengikuti proses
2
pembelajaran Siswa menjadi sangat kurang tertarik mengikuti proses
1
pembelajaran 3
Perhatian siswa pada saat
Siswa sangat memperhatikan saat guru mengajar
4
pembelajaran
Siswa memperhatikan saat guru mengajar
3
Siswa kurang memperhatikan saat guru mengajar
2
menggunakan
Quantum Teaching
Siswa
sangat
kurang
memperhatikan
saat
guru
1
mengajar 4
Kegiatan pembelajaran yang
Siswa merasa pembelajaran sangat menyenangkan
4
menyenangkan
Siswa merasa pembelajaran menyenangkan
3
Siswa merasa pembelajaran kurang menyenangkan
2
Siswa
1
merasa
pembelajaran
sangat
kurang
menyenangkan 5
6
Respon siswa dalam proses
Siswa sangat merespon materi yang diajarkan
4
pembelajaran
Siswa merespon materi yang diajarkan
3
Siswa kurang merespon materi yang diajarkan
2
Siswa sangat kurang merespon materi yang diajarkan
1
Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan
4
Tanggung jawab siswa
tugasnya Siswa
bertanggung
jawab
dalam
menyelesaikan
3
Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan
2
tugasnya
tugasnya Siswa sangat kurang bertanggung jawab dalam
1
menyelesaikan tugasnya 7
Percaya diri siswa
Siswa sangat percaya diri dalam menyelesaikan
4
tugasnya Siswa percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya
3
Siswa kurang percaya diri dalam menyelesaikan
2
tugasnya Siswa sangat kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya
64
1
G.
Teknik Analisis Data Bogdan (Sugiyono, 2013: 334) menjelaskan bahwa analisis data merupakan
suatu proses dari mencari sampai menyusun secara sistematis data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
dengan
mudah
dipahami
oleh
pembaca,
dan
temuannya
dapat
diinformasikan kepada orang lain. Suharsimi Arikunto (2013: 282) menjelaskan bahwa analisis data penelitian ada dua macam yaitu deskripstif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif digunakan peneliti untuk menganalisis data yang berupa informasi berbentuk kata-kata atau simbol, sedangkan statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data berupa angka. Dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang terkumpul, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Analisis data untuk kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II adalah analisis statistik deskriptif dengan mencari rerata (mean). Skor kemampuan membaca menulis permulaan diperoleh dari rerata gabungan dari skor pengamatan membaca siswa dan skor test tulis siswa. Sedangkan rumus yang digunkan memakai pedoman dari Sugiyono (2005: 43) yaitu: ∑ Dimana: Me
: Mean (rata-rata)
Ʃ
: Epilson (jumlah)
Xi
: Nilai X ke I sampai ke n
N
: jumah individu
65
Rumus untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut.
Selain itu, hasil penelitian berupan data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari teknik observasi dan dokumentasi dianalisis menggunakan model Miles dan Hubermen 1984. Menurut Miles dan Huberman 1984 (dalam Sugiyono, 2013: 337-344) terdapat beberapa langkahlangkah analisis yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, langkah-langkah tersebut meliputi 1) Reduksi data (Data Reduction) merupakan suatu kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, 2) Penyajian Data (Data Display) bisa dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya yang mampu mengintepretasikan atau menggambarkan secara keseluruhan data yang diperoleh. Dalam hal ini, peneliti menyajikan data dengan cara mendeskripsikan data-data yang sudah dikelompokan ke dalam tabel dan diagram, 3) Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification), dalam hal peneliti menghubungkan temuan yang satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kesimpulan. Hal ini didukung dengan penemuan data-data relevan yang diperoleh peneliti ketika di lapangan. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul akan disajikan dalam bentuk tabel konversi skor. Konversi skor kemampuan membaca menulis permulaan didasarkan pada modifikasi dari pendapat Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati (2011: 90) yang disajikan pada tabel sebagai berikut. 66
Tabel 5. Konversi Skor Kemampuan Membaca menulis Permulaan Interval Nilai (Angka 100) 85,0 – 100 70,0 – 84,5 55,0 – 69,9 40,0 – 54,9 0 – 39,9
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Sedangkan, persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan didasarkan pada modifikasi pendapat Acep Yoni, dkk. (2010: 175-176) yaitu sebagai berikut. Tabel 6. Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Persentase (%) 75 – 100 50 – 74,99 25 – 49,99 < 24,99
Kategori Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
H. Indikator Keberhasilan Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa setelah menggunkan model pembelajaran Quantum Teaching. Indikator keberhasilan kemampuan membaca menulis permulaan didasarkan pada kisi-kisi penilaian membaca menulis permulaan siswa berdasarkan modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati Zuchdi, dan Budiasih. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rerata skor siswa dalam membaca menulis permulaan minimal 70 (kategori baik). 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembong dengan subyek sebanyak 28 siswa. Kegiatan penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran membaca menulis permulaan di kelas II SD N Gembongan. Dari hasil pengamatan ini diperoleh siswa kelas II memiliki kemampuan dan karateristik yang bermacam-macam. Ada siswa yang memiliki prestasi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti melakukan penelitian kondisi awal, kegiatan ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan. Materi pokok yang disampaikan dalam penelitian ini adalah membaca nyaring dan menulis kalimat sederhana. Berdasarkan kondisi yang telah dideskripsikan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan upaya peningkatan proses pembelajaran dan kemampuan membaca menulis permulaan pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan berusaha memperbaiki dan meningkatkan, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, sehingga didapatkan hasil yang meningkat. Berikut ini hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan.
68
Tabel 7. Hasil Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal Siswa Kelas II SD N Gembongan No Skor Nama 1 48 ADS 2 45,5 APA 3 45,5 AYS 4 40,5 AEL 5 57,5 AAP 6 57,5 BHA 7 55 CRL 8 45,5 FTI 9 50,5 FWS 10 59 GGP 11 60,5 HZS 12 55,5 HK 13 60,5 IMA 14 58 IKN 15 58 IDJ 16 62 JLP 17 62,5 LSS 18 63 MG 19 44 MPP 20 62,5 MFR 21 52,5 OV 22 55 PS 23 57,5 PSA 24 52 PA 25 48 RAS 26 38 RAD 27 57,5 RWL 28 45,5 RR Jumalah Nilai 1497 Rerata Nilai 53,46
Untuk lebih jelasnya, kondisi awal kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi kemampuan membaca menulis permulaan kondisi awal berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal pada Siswa Kelas II SD Negeri Gembongan Persentase Rata-rata No Kategori Interval Nilai Frekuensi (%) 1 Sangat Baik 85,00 – 100 0 0 2 Baik 70,00 – 84,5 0 0 3 Cukup 55,00 – 69,9 16 57,14 53,46 4 Kurang 40,00 – 54,9 11 39,29 5 Sangat Kurang 0 – 39,9 1 3,57 Jumlah 28 100
69
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi awal terdapat 57,14% siswa atau 16 siswa yang tergolong dalam kategori cukup, 39,29% siswa atau sebanyak 11 siswa tergolong dalam kategori kurang, dan 3,57% siswa atau 1 siswa yang tergolong dalam kaetgori sangat kurang. Rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebesar 53,46 yang digolongkan dalam kategori kurang. Untuk mengetahui hasil skor aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Kondisi Awal No
Nama
Skor
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah total Persentase (%)
9 8 8 7 10 12 9 7 10 12 9 8 10 9 9 8 13 12 10 13 9 7 9 12 10 8 10 9 267 34
70
Berdasarkan data hasil observasi di atas, dapat diketahui bahwa persentase jumlah skor aktivitas siswa selama
proses pembelajaran membaca menulis
permulaan kondisi awal baru mencapai 34%. Persentase skor tersebut termasuk dalam kategori rendah menurut modifikasi pendapat Acep Yonny, dkk. (175-176). 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan Siklus I Perencanaan materi pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini didasarkan pada Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu peneliti juga menyesuaikan dengan silabus dan jadwal pembelajaran di kelas II yang dapat dilihat pada lampiran halaman 224. Kegiatan perencanaan merupakan langkah awal sebelum pelaksanaan tindakan. Perencanaan tindakan ini dilakukan oleh guru bersama peneliti. Kegiatan perencanaan ini adalah mempersiapkan berbagai perlengkapan yang diperlukan untuk mendukung rencana pelaksanaan tindakan. Perlengkapan yang dipersiapkan disesuaikan dengan rencana skenario tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut. a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran yang lain secara tematik dengan disesuaikan dengan jadwal pembelajaran siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini mengacu pada kegiatan siswa dalam membaca nyaring dan menulis kalimat yang sesuai dengan EYD.
71
b) Pedoman penilaian kemampuan membaca dan menlis permulaan Pedomana kemampuan membaca menulis permulaan digunakan untuk menilai kemampuan membaca menulis siswa saat proses membaca menulis. c) Lembar aktivitas siswa Lembar ini merupakan lembar observasi siswa selama siswa mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran. d) Media pembelajaran Media pembelajaran yang dimaksud adalam media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media gambar, kartu kata, dan kartu kalimat. e) Kartu Warna Nama Siswa Peneliti membuat kartu nama dari kertas karton yang berbentuk persegi panjang dengan dilapisi kertas lipat berwarna. Kartu-kartu ini bertuliskan nama masing-masing siswa. Penggunaan kartu nama ini bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam
mencatat
kegiatan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung. Model pembelajaran membaca dan menlis permulaan pada siklus ini menggunakan model Quantum Teaching. Tema yang dipilih pada siklus ini disesuaikan dengan jadwal dan silabus pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Sesuai dengan program semester II tahun 2015/2016 telah disusun tindakan siklus I pada bulan Februari minggu II di SD Negeri Gembongan. Pelaksanaan
72
tindakan siklus pertama pada pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Februari 2016 pada jam kedua (08.25 sampai dengan 11.00). Pada pertemuan pertama ini mengambil dan sub tema hewan. Dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada hari Rabu, 9 Februari 2016 pada jam pertama (07.1509.50) dengan mengambil sub tema tumbuhan. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Februari 2016 pada jam pertama (07.15-09.50) dengan sub tema cara merawat hewan dan tumbuhan. Materi yang diberikan pada siklus I adalah membaca nyaring teks bacaan dengan kalimat dan menulis 15 sampai 20 kalimat sederhana sesuai dengan EYD dengan sub tema yang telah ditentukan. Materi yang diberikan pada siklus I adalah membaca menulis kalimat sederhana dengan tema budi pekerti untuk pertemuan 1, 2, dan 3. Berikut ini deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I, yang terdiri dari 3 kali pertemuan. a) Pertemuan 1 Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Sebelum memasuki pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Kemudian guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, dilanjutkan pemberian apersepsi oleh guru. Tetapi sebelum pemberian apersepsi, untuk menumbuhkan semangat dan memotivasi belajar siswa, siswa diajak untuk menyanyikan lagu “Heli”. Hal ini dilakukan
guru
untuk
membangun
73
suasana
menyenangkan
dan
tidak
membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dimula dengan permainan tebak gambar. Guru memilihi satu perwakilan siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa mengambil satu
gambar
hewan
dan
menyebutkan
ciri-ciri
hewan
tersebut
tanpa
memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama hewan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama hewan tertebak, siswa memperlihatkan gambar hewan tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa. Guru membagikan beberapa kartu kalimat yang telah dipersiapakan kepada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk satu teks bacaan berjudul “Pergi ke Pasar Hewan”. Kalimat-kalimat yang telah tersusun menjadi teks bacaan, selanjutnya guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul “Pergi ke Pasar Hewan” dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Siswa membaca teks bacaan secara klasikal sesuai yang dicontohkan oleh guru. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan “Pergi ke Pasar Hewan”. Pergi ke Pasar Hewan Hari itu hari libur. Kakek pergi ke pasar hewan. Nina dan Doni turut serta. Mereka pergi naik angkutan umum. Doni dan Nina merasa senang. Banyak pedagang hewan di pasar itu.
Nina membeli seekor kelinci. Kakek membeli seekor burung perkutut. Mereka pun segera pulang. Nina merawat kelincinya dengan baik. Nina selalu memberinya makan. Kakek juga memelihara burung dengan baik.
74
Dari teks bacaan berjudul “Pergi ke Pasar Hewan” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata diurai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. kakek pergi ke pasar hewan kakek ka-kek k-a-k-e-k
pergi
ke
pasar
hewan
per-gi
ke
pa-sar
he-wan
k-e
p-a-s-a-r
p-e-r-g-i
ka-kek
per-gi ke
kakek Gambar 4. Kakek pergi ke pasar hewan
pergi
pa-sar ke
h-e-w-a-n
he-wan
pasar
hewan
kakek pergi ke pasar hewan
Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian.
Guru
memberikan contoh cara menulis kalimat yang tepat. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru. Siswa mencoba kalimat sederhana dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan ciri-ciri hewan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
Pada saat
diskusi berlangsung, siswa
memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa membaca secara individu teks bacaan “Pergi ke Pasar Hewan” dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar hewan yang ada di soal evaluasi. 75
b. Pertemuan 2 Pembelajaran dimulai pada pukul 07.15, hal ini dikarenakan ada kebiasaan membaca buku cerita yang dilakukan di SD N Gembongan selama 15 menit. Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Sebelum memasuki pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Guru mengajak para siswa menyanyikan lagu “Lihat Kebunku” dilanjutkan pemberian apersepsi. Kegiatan bernyanyi
dilakukan
guru
dengan
tujuan
untuk
membangun
suasana
menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu yang telah dinyanyikan para siswa dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Memasuki kegiatan inti yang dimulai dengan bermain tebak gambar. Guru memilihi satu siswa untuk perwakilan ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa mengambil satu gambar satu gambar bertemakan tumbuhan dan menyebutkan ciri-ciri tentang tumbuhan tersebut tanpa memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama tumbuhan
tertebak, siswa tersebut
memperlihatkan gambar tumbuhan tersebut. Siswa melakukan
tanya jawab
dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa.
76
Kegiatan selanjutnya guru membagikan beberapa kartu kalimat kepada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga membentuk satu teks bacaan berjudul “Emon dan Burung Pipit”. Sebelum siswa membaca teks bacaan tersebut, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan “Emon dan Burung Pipit”. Emon dan Burung Pipit Suatu pagi Emon mendengar teriakan. Teriakan itu adalah suara burung. Seekor burung pipit meminta tolong. Burung pipit sedang dikejar seekor elang. Burung pipitlah yang meminta tolong. Emon berusaha menolong. Emon mengusir elang. Elang itu pergi menjauh. Burung pipit mengucapkan terima kasih. Burung pipit memberikan hadiah. Emon diberi hadiah biji labu. Emon menanam biji labu itu. Emon merawatnya hingga berbuah. Pohon labu Emon berbuah lebat. Emon menjual buah labu tiap hari. Emon mendapat banyak uang. Emon sangat bahagia.
Kemudian dari teks bacaan berjudul “Emon dan Burung Pipit” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata dirai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Dari huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. 77
Emon menanam biji labu itu Emon E-mon E-m-o-n E-mon
menanam biji
labu
itu
me-na-nam
bi-ji
la-bu
i-tu
m-e-n-a-n-a-m
b-i-j-i
l-a-b-u
i-t-u
me-na-nam Emon
bi-ji
menanam
la-bu biji
labu
i-tu itu
Emon menanam biji labu itu
Gambar 5. Emon dan Burung Pipit
Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Dilanjutkan dengan guru memberikn contoh cara menulis kalimat yang tepat diikuti oleh siswa.
Siswa
mempraktikkan
cara
menulis
kalimat
sederhana
dengan
memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) keruntutan antar kalimat, 5) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan ciri-ciri tumbuhan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Setelah itu, siswa membaca teks bacaan “Emon dan Burung Pipit” secara individu dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar tumbuhan yang ada di soal evaluasi. c.
Pertemuan 3 Pembelajaran dimulai pada pukul 07.15 dikarenakan ada kebiasaan
membaca buku yang dilakukan seluruh kelas termasuk kelas II di SD N Gembongan selama 15 menit. Kegiatan membaca selesai, peneliti bersama dengan
78
guru
membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk
mengetahui kehadiran siswa. Guru dan peneliti membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Sebelum pemberian apersepsi, untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, siswa menyanyikan lagu “Burung Kakak Tua”. Hal ini dilakukan guru dengan tujuan untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Kegiatan selanjutnya guru menanyakan tentang apa isi lagu tersebut sebagai bentuk apersepsi kepada siswa dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. Memasuki kegiatan inti yang dimulai dengan permaianan tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk maju ke kelas membuka kotak ajaib. Setelah siswa mendapat satu gambar bertemakan cara merawat hewan dan tumbuhan, siswa menyebutkan
ciri-ciri
tentang
hewan
atau
tumbuhan
tersebut
tanpa
memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa yang lain menebak nama hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Jika nama hewan atau tumbuhan sudah tertebak siswa memperlihatkan gambar hewan atau tumbuhan tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan sebelumnya. Guru membagikan beberapa kartu kalimat kepada beberapa siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul “Merawat Hewan dan Tumbuhan”. Guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan
79
berjudul “Merawat Hewan dan Tumbuhan” dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini disajikan teks bacaan dengan judul “Merawat Hewan dan Tumbuhan”. Merawat Hewan dan Tumbuhan Kamu punya hewan piaraan. Kamu harus merawatnya dengan baik. Berikan makanan yang cukup. Berikan pula minuman yang cukup. Hewan piaraanmu tumbuh sehat. Halaman rumahmu gersang. Tanamilah halaman rumahmu. Tanaman dapat membuat udara sejuk. Halaman rumah pun menjadi indah. Di rumah ada kandang ayam. Kandang ayam harus selalu bersih. Jangan sampai kotoran menumpuk. Selesai membersihkan kandang cucilah tangan, Cucilah tanganmu itu dengan sabun. Kamu punya banyak tanaman. Kamu ingin tanamanmu tumbuh subur. Kamu harus rajin merawatnya. Siramilah tanamanmu secara teratur. Jangan lupa pupuklah tanammu.
Dari teks bacaan dengan judul “Merawat Hewan dan Tumbuhan” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata dirai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut.
80
kandang ayam harus selalu bersih kandang kan-dang k-a-n-d-a-n-g
kandang
harus
a-yam ha-rus
a-y-a-m
kan-dang Gambar 6. Membersihkan kandang ayam
ayam
h-a-r-u-s
selalu
bersih
se-la-lu ber-sih s-e-l-a-l-u b-e-r-s-i-h
a-yam ha-rus
se-la-lu ber-sih
ayam
selalu
harus
bersih
kandang ayam harus selalu bersih
Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan cara merawat hewan atau tumbuhan yang ada pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. selama proses diskusi berlangsung siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan diskusi selesai, siswa membaca teks bacaan “Merawat Hewan dan Tumbuhan” secara individu dan dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi berupa mendeskripsikan ciri-ciri gambar hewan yang ada di soal evaluasi. d. Observasi dan Monitoring Observasi bertujuan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dapat diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan ketika pelaksanan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan dengan mencatat apa saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ke dalam lembar pengamatan yang telah disusun. Instrumen
81
observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan obervasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam catatan lapangan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi kelas, keadaan dan kendala tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model Quantum Teaching. Peneliti melakukan kegiatan monitoring pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching, untuk mengetahui secara langsung tindakan
yang
dialaksanakan dan mengamati saat proses tindakan berlangsung. Monitoring dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis sesuai jadwal pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan dibantu satu orang mahasiswa sebagai mitra peneliti. Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti, guru, dan mitra peneliti untuk masukan sebagai bahan refleksi antara guru kelas II dan peneliti untuk melakukan evaluasi. e.
Hasil Siklus I Pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum
Teaching pada setiap pertemuan di skilus I secara keseluruhan sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan tema dan sub tema yang akan dipelajari. Sebelum guru melakukan apersepsi, terlebih dahulu guru mengajak siswa menyanyikan lagu sesuai dengan tema yang dipelajari sehingga
82
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tahap ini, guru berhasil membuat siswa menjadi fokus. Hal ini dapat dibuktikan dengan antusias dan semangatnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sebagai bentuk apersepsi. Para siswa berusaha menarik perhatian guru supaya mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Guru menjelaskan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Hal ini dilakukan supaya siswa memahami maksud dari langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan dalam proses pembelajaran membaca menulis. Dalam proses pembelajaran, guru memberikan permainan kepada siswa berupa tebak gambar dengan menggunkan kotak ajaib. Setelah gambar sudah tertebak oleh siswa, siswa yang telah ditunjuk untuk melakukan permainan menunjukkan gambar tersebut kepada siswa yang lain. Langkah berikutnya, siswa menyusun kartu kalimat di papan kalimat yang sebelumnya guru telah membagikan kartu kalimat secara acak kepada siswa. Setelah teks bacaan tersusun, guru memberikan contoh cara membaca yang baik dan benar. Guru mengambil satu kalimat untuk diuraikan menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf dilanjutkan dengan huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi satu kalimat utuh (SAS). Guru memberikan contoh cara membaca menulis yang baik yang selanjutnya ditirukan oleh siswa. Berikut ini hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
83
Tabel 10. Data Hasi Penilaian Kemampuan Membaca menulisPermulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumalah Nilai Rerata Nilai
Skor 65,5 64,67 65,5 56,33 74,67 74,67 72,17 66,33 67,17 72,17 69,67 66,33 68 69,67 74,67 76,33 74,67 76,33 58,83 75,5 69,67 68 73,83 72,17 65,5 55,5 73 71,33 1938,167 69,22
Untuk lebih jelasnya, hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan pada siklus I pada tabel berikut ini. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Siswa Kelas 2 SD N Gembongan Siklus I
No 1 2 3 4 5
Interval Nilai 85,00– 100 70,00 – 84,5 55,00 – 69,9 40,00 – 54,9 0 – 39,0 Jumlah
Kategori
f
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
0 13 15 0 0 28
Persentase (%) 0 46,43 53,57 0 0 100
Rata-rata
69,22
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pembelajaran membaca dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
84
membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan sudah mengalami peningkatan dengan nilai tertingi 76,33 dan nilai terendah 55,5. Ratarata kemampuan membaca menulis permulaan siswa pada siklus I adalah 69,22. Hasil penilaian membaca menulis tersebut dapat di deskripsikan sebagai berikut: siswa yang mendapat rentang nilai antara 70,00 -84,5 sebanyak 13 siswa atau 46,43% (dalam kategori baik) dan siswa yang mendapat rentang nilai 55,00-69,9 sebanyak 15 siswa atau 53,57% (dalam kategori cukup. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus I sebesar 15,76 ﴾ kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 69,22﴿. Tabel 12. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No Tindakan Skor 1 Kondisi Awal 53,46 2 Siklus I 69,22 Dari tabel di atas dapat digambarkan peningkatan hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan dari kondisi awal sampai dengan siklus I pada gambar diagram berikut ini. 80 60
69,22 53,46
40 20 0 Kondisi Awal
Siklus I
Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Kondisi Awal dan Siklus I
85
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dengan menggunkan model Quantum Teaching. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai lebih dari sama dengan 70 (≥70) sebanyak 13 siswa atau sebesar 46,43%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai kurang dari 70 (<70) sebanyak 15 siswa atau sebesar 53,57%. Aktivitas Siswa Pada Pelaksanaan Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh pengamat, aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung cukup baik. Sebelum
pembelajaran dimulai siswa menyiapkan semua peralatan tulisnya dengan baik, meskipun terdapat beberapa siswa yang masih asyik berbicara dengan temannya. Siswa terlihat sangat antusias saat guru mengajak siswa bernyanyi dan melakukan apersepsi. Semua siswa menyimak apa disampaikan oleh guru dan menjawab secara semangat apa yang guru tanyakan. Pada kegiatan inti sudah berjalan cukup baik. Ada siswa yang berani mengeluarkan pendapatnya. Ada siswa yang aktif ketika guru menyuruh ke depan kelas untuk membaca kalimat. Tetapi , ada juga siswa yang ketika siswa lain maju dia memberi pendapat. Ada siswa yang aktif bertanya tentang media gambar yang ditnjukkan oleh guru. Ada siswa siswa yang ketika proses pembelajaran membaca menulis sedang berlangsung asyik sendiri dengan teman sekelompoknya. Ada siswa dimana dia ingin selalu gurunya mendampingi siswa tersebut. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa kelas II selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan berlangsung pada siklus I.
86
Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Siklus I No Nama 1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah Persentase (%)
Skor 14 12 15 17 20 21 13 13 16 17 19 12 16 18 26 23 28 26 17 27 16 14 27 20 19 20 27 18 531 67,72
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahawa penggunaan model Quantum Teaching
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis
permulaan) cukup berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada siklus I ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sebesar 67,72% atau termasuk dalam kategori tinggi. Untuk siklus selanjutnya atau siklus II diharapkan aktivitas siswa kelas II dalam proses pembelajaran membaca menullis permulaan dapat lebih meningkat sehingga mencapai kategori yang lebih baik.
87
f. Refleksi dan Revisi Rancangan Tindakan a) Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian tindakan untuk mengatasi masalah dengan merevisi perencanaan sebelumnya sesuai temuan di lapangan. Refleksi pada siklus I ini dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas II setelah siklus I selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi dan monitoring selama siklus I dilaksanakan, ditemukan beberapa masalah di lapangan sehingga menjadi kendala dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Ada siswa kesulitan dalam membaca menulis kalimat sederhana. Pertama, ada siswa kesulitan dan terbata-bata dalam membaca kata yang memiliki awalan, sisipan, dan akhiran “ng”. Kedua, kesulitan siswa dalam menulis dan membaca terutama membedakan huruf “b” dan “d”, huruf “b” dan “p”. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam membaca menulis
kata-kata gabungan konsonan
KKVK seperti traktor. Ada siswa yang menulis masih belum sesuai EYD walaupun telah dicontohkan oleh guru, seperti menulis kalimat diawali huruf capital dan diakhiri tanda titik (.). Pengelolaan kelas kurang terkondisi dengan dibuktikannya
ketika
ditengah
pembelajaran
ada
siswa
yang
kurang
berkonsentrasi kemudian mengganggu siswa lain dengan mengajak bermain sehingga menimbulkan keributan di belakang kelas. Dari kendala-kendala yang telah disebutkan pada pelaksanaan tindakan siklus I, terdapat beberapa penyebab terjadinya kendala-kendala penelitian tindakan siklus I sebegai berikut. 1. Media yang digunakan berupa kartu kalimat dan gambar belum variatif. Kartu kalimat yang dibuat masih tulis tangan sehingga proporsi huruf kurang tepat
88
dan kurang jelas. Gambar yang digunakan sebagai media pembelajaran kurang proporsional dan belum variatif. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan model Quantum Teaching ini masih belum mendapat perhatian karena perhatian guru yang belum merata kepada siswa. 3. Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat belum merata dan siswa masih belum berani dalam membaca secara lantang. 4. Ada siswa kurang berkonsentrasi sehingga menjadikan siswa lain terganggu karena diajak berbicara dan bermain dan posisi duduk yang kurang tepat. Siswa ramai diletakkan di belakang sehingga kurang terkontrol. 5. Pelaksanaan tindakan siklus I dalam hal pengelolaan kelas kurang mendapat perhatian, karena masih ada yang kurang memperhatikan dan asyik ngobrol sendiri. 6. Siswa yang kesulitan dalam membaca menulis suku-suku tertutup, misalnya tanaman dibaca tamanan, mangga dibaca manga, traktor dibaca taktor 7. Ketika siswa membaca, siswa kurang tepat dalam pemenggalan kata sehingga sehingga kata yang dibaca menjadi terdengar berbeda bunyinya. 8. Masih ada siswa yang harus dibantu guru ketika membaca (mengeja kata) dan menulis. Berdasarkan hasil refleksi berupa temuan-temuan antara peneliti dan guru di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I masih memerlukan peningkatan dengan melakukan tindakan perbaikan berdasarkan temuan-temuan antara peneliti dan guru sehingga akan dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.
89
b) Revisi Rancangan Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan guru dan peneliti, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat proses pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan hal tersebut maka guru dan peneliti sepakat untuk mengadakan perbaikan atau revisi pada rancangan tindakan untuk siklus selanjutnya. Adapunn revisi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kalimat-kalimat yang sebelumnya ditulis tangan oleh peneliti diperbaiki dengan mencetak kalimat-kalimat tersebut supaya lebih jelas dan menarik. Media gambar juga dibuat lebih bervariasi dengan membuat gambar lebih cerah dan berwarna serta beraneka ragam. 2. Guru menciptakan suasana pembelajaran membaca menulis yang lebih menyenangkan, dengan kegiatan bernyanyi ketika kondisi siswa sedang ramai untuk memfokuskan kembali siswa. 3. Guru menggunkan reward atau penghargaan berupa sticker prestasi, dimana sebelumnya guru memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan. Dengan adanya revisi tindakan ini diharapkan hasil kemampuan membaca menulis permulaan serta aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus II akan meningkat dan maksimal. 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Model pembelajaran membaca menulis permulaan pada siklus II dengan menggunakan Quantum Teaching dengan menerapkan perencanaan yang sudah tersusun sebelumnya dan ditambahkan dengan perbaikan berdasarkan revisi
90
rancangan pada siklus sebelumnya. Pada tindakan siklus II ini mengambil tema peristiwa alam. Pertemuan pertama akan dilaksanakan hari Selasa, 1 Maret 2016 pada jam kedua (08.25-11.00) dengan mengambil sub tema pagi hari. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2016 pada jam pertama (07.1509.50) dengan sub tema kemarau. Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Maret 2016 pada jam pertama (07.15-09.50) dengan sub tema hujan. Mengacu pada hasil refleksi tindakan siklus I, langkah awal sebelum melaksanakan tindakan siklus II yaitu mempersiapkan segala sesuatu untuk kelancaran pelaksanaan tindakan dengan melakukan perbaikan alat kelengkapan pembelajaran.
Mengenai
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
yang
akan
dipergunakan guru dan peneliti sebagai pedoman dalam rangka melaksanakan tindakan merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan dari rencana pembelajaran pada siklus sebelumnya. Dalam siklus II ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus lebih terstruktur dan matang dalam penyusunanya. Tema yang diambil untuk siklus II ini adalah peristiwa alam. Tema ini diharapkan mampu memberikan umpan positif terhadap siswa, sehingga siswa juga memberi respon dan umpan balik positif supaya proses pembelajaran meningkat dan memberikan hasil maksimal. Untuk peningkatkan aktivitas siswa, pada siklus II ini direncanakan menggunkan kalimat yang dicetak, gambar yang lebih bervariasi, kegiatan menyanyi untuk memfokuskan siswa ketika ramai, dan reward berupa sticker prestasi dan ada kegiatan tebak gambar, dan estafet membaca. Sticker prestasi diberikan kepada siswa yang aktif dan memperhatikan selama proses
91
pembelajaran. Semakin tinggi tingkat keaktifan dan menyimaknya semakin banyak
sticker
yang
diterima
siswa.
Dengan
adanya
perbaikan
dan
penyempurnaan tersebut, tentunya pelaksanaan tindakan pembelajaran membaca menulis dengan model Quantum Teaching
akan memberikan dampak positif
terhadap peningkatan kemampuan membaca menulis serta hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Materi yang diberikan pada siklus II adalah membaca nyaring kalimat sederhana (15-20 kalimat) dan menyalin teks puisi dengan huruf tegak bersambung. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan siklus II, yang terdiri dari 3 kali pertemuan. a) Pertemuan 1 Peneliti bersama dengan guru mengajar secara kolaborasi. Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa. Guna menumbuhkan semangat dan memotivasi belajar siswa, siswa diajak untuk menyanyikan lagu “Pergi Belajar”. Hal ini lakukan guru untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Dilanjutkan dengan guru memberikan pertanyaan terkait dengan lagu yang dinyanyikan tadi sebagai bentuk apersepsi menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah pembelajaran Quntum Teaching.
92
Kegiatan inti dimulai dengan permainan tebak gambar. Guru memilih satu perwakilan siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Siswa yang terpilih memilih satu gambar tentang peristiwa pagi hari, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar tersebut. Siswa yang melakukan permainan tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Gambar yang telah tertebak diperlihatkan kepada siswa lain. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang telah ditunjukkan. Langkah selanjutnya, guru memberikan beberapa kartu kalimat. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul “Kegiatan Andi di Pagi Hari”. Setelah kartu kalimat tersebut tersusun menjadi teks bacaan, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan tersebut dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Kemudian siswa membaca teks bacaan secara klasikal dan berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan berjudul “Kegiatan Andi di Pagi Hari”. Kegiatan Andi di Pagi Hari Setiap pagi Andi bangun pagi. Andi merapikan tempat tidurnya. Andi bergegas menjalankan ibadah sholat. Kemudian Andi pergi keluar rumah. Ternyata matahari mulai bersinar dari arah timur. Kemudian ia menyapu halaman rumahnya. Andi bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Andi tidak lupa untuk sarapan pagi. Pukul 6 tepat Andi berangkat menggunakan sepedanya. Ternyata di luar, matahari sudah bersinar dengan terang. Andi pamit kepada bapak dan ibunya sebelum berangkat. Ibu Andi sedang menjemur pakaian. Sedangkan bapak Andi sedang bersiap-siap berangkat kerja. Andi bersyukur kepada Tuhan diberikan sinar matahari dan hujan yang melimpah.
93
Dari teks bacaan berjudul “Kegiatan Andi di Pagi Hari” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata per kata, dari kata diurai menjadi suku kata per suku kata, suku kata diurai menjadi huruf per huruf. Huruf-huruf yang telah terurai dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. setiap pagi Andi bangun pagi setiap se-tiap
pagi
pa-gi
s-e-t-i-a-p
A-ndi
p-a-g-i
se-tiap
pa-gi
setiap
Andi
pagi
ba-ngun
A-n-d-i A-ndi
pagi
bangun
Andi
b-a-n-g-u-n ba-ngun bangun
pa-gi p-a-g-i pa-gi pagi
setiap pagi Andi bangun pagi
Gambar 8. Setiap pagi Andi bangun
Siswa yang telah ditunjuk membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu “Pergi Belajar” untuk menunjuk memilih perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan „berhenti‟ maka siswa yang saat itu memegang kotak, membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Diikuti oleh siswa yang mencoba menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan
94
penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Kegiatan selanjutnya, siswa berdiskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan manfaat sinar matahari yang terdapat pada gambar. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Selama proses presentasi, siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan “Kegiatan Andi di Pagi Hari” secara individu dan mengerjakan soal evaluasi salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. b) Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada pembelajaran ini dimulai pada pukul 07.15, dikarenakan ada kebiasaan reading a loud yang dilakukan di SD N Gembongan selama 15 menit. Peneliti bersama dengan guru mengajar dengan sistem kolaborasi. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan melakukan presensi untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum guru dan peneliti membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Dalam rangka menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Matahari Terbenam”. Ini dilakukan guru dengan tujuan untuk
95
membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Setelah itu guru memberikan pertanyaan terkait lagu yang telah dinyanyikan sebagai wujud apersepsi dan menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis menggunakan Quantum Teaching. Kegiatan inti dimulai dengan bermain tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Setelah mendapat satu gambar terpilih tentang peristiwa kemarau, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar tersebut. Siswa yang melakukan permainan tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa lain dan. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan
sebelumnya.
Setelah
gambar
tertebak,
siswa
yang
maju
memperlihatkan gambar benda tersebut kepada siswa lain. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan sebelumnya. Guru melanjutkan dengan membagikan beberapa kartu kalimat pada siswa. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat tersebut sehingga memebentuk teks bacaan berjudul “Musim Kemarau”. Setelah kartu kalimat tersebut tersusun menjadi teks bacaan, guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul “Musim Kemarau” dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat dilanjutkan dengan siswa membaca teks bacaan tersebut secara klasikal. Siswa membaca teks secara berkelompok (berdasarkan pada barisan meja). Berikut ini dipaparkan teks bacaan dengan judul “Musim Kemarau”.
96
Musim Kemarau Musim kemarau telah tiba. Banyak tanaman yang kekeringan. Para petani merasa sedih. Pada musim itu hujan tidak turun. Sumber air banyak yang kering. Mereka sulit mendapatkan air. Padahal mereka sangat memerlukan air. Air itu untuk mengairi sawah. Dengan begitu sawah tidak kering. Tanaman dapat tumbuh subur. Pada musim itu petani tidak menanam padi. Petani menanam tanaman palawija. Misalnya saja jagung, kedelai. Tanaman palawija tidak memerlukan banyak air. Para petani masih bisa bercocok tanam.
Dari teks bacaan berjudul “Musim Kemarau” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata, dari kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelas dapat dilihat seperti berikut. banyak tanaman yang kekeringan banyak
tanaman
yang
kekeringan
ba-nyak
ta-na-man
ya-ng
ke-ke-ringan
b-a-n-y-a-k
t-a-n-a-m-a-n
ba-nyak
ta-na-man
ya-ng
ke-ke-ringan
tanaman
yang
kekeringan
banyak
y-a-n-g k-e-k-e-r-i-n-g-a-n
banyak tanaman yang kekeringan Gambar 9. Banyak tanaman yang kekeringan
Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu “Matahari Terbenam” untuk menentukan perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan „berhenti‟ maka siswa 97
yang saat itu memegang kotak membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dicontohkan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Setelah itu siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan gambar tersebut. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi. Siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan berikutnya, siswa membaca teks bacaan “Musim Kemarau” secara individu dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. c)
Pertemuan 3 Pembelajaran dimulai pada pukul 07.15 karena ada kebiasaan reading a
loud yang dilakukan seluruh kelas termasuk kelas II di SD N Gembongan selama 15 menit. Kegiatan membaca selesai, peneliti bersama dengan guru memulai pembelajaran. Guru dan peneliti mengajar dengan sistem kolaborasi. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan presensi
98
untuk mengetahui kehadiran siswa. Sebelum membagikan nama kepada siswa, para siswa sudah menanyakan nama mereka dan berebut ingin memasang nama siswa sendiri. Guru bersama peneliti membagikan dan memasangkan nama di punggung siswa seperti biasa. Menuju pemberian apersepsi, terlebih dahulu untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa, siswa menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan”. Ini dilakukan guru dengan tujuan untuk membangun suasana menyenangkan dan tidak membosankan supaya siswa belajar dengan rasa gembira, suka cita, dan bermakna. Setelah itu guru menyampaikan pertanyaan terkait lagu sebelumnya dan tema dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan Quantum Teaching. Kegiatan inti diawali dengan bermain tebak gambar. Guru memilih satu siswa untuk ke depan kelas membuka kotak ajaib. Setelah mendapat satu gambar terkait peristiwa pagi hari, siswa menyebutkan ciri-ciri gambar dengan menggunkan tangannya untuk menceritakan ciri-ciri benda tersebut. Siswa yang melakukan permainan tebak gambar tidak boleh memperlihatkan gambar ke siswa lain. Siswa lain menebak nama benda tersebut berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah nama gambar tertebak, siswa memperlihatkan gambar benda tersebut. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru terkait gambar yang ditunjukkan. Setelah itu beberapa siswa diberi beberapa kartu kalimat oleh guru. Kartu kalimat yang telah dipegang siswa tersebut disusun pada papan kalimat yang telah ditempel di papan tulis. Siswa maju untuk menempelkan kartu kalimat sehingga memebentuk teks bacaan berjudul “Pelangi itu Indah Sekali”. Guru memberikan contoh cara membaca teks bacaan berjudul “Pelangi itu Indah
99
Sekali” dengan lafal, intonasi, kelancaran, dan keberanian yang tepat. Diikuti oleh siswa, siswa membaca teks bacaan secara klasikal. Dilanjutkan membaca teks secara berkelompok (berdasarkan barisan meja). Berikut ini teks bacaan “Pelangi itu Indah Sekali”. Pelangi itu Indah Sekali Sore itu nenek pergi ke kebun. Nenek hendak memetik buah tomat. Nina ikut nenek ke kebun. Sebenarnya nenek sudah melarang Nina. Sore itu baru saja turun hujan. Tanah di kebun pasti becek. Saat itu pun masih gerimis. Namun Nina tetap ikut ke kebun. Nenek menyuruh Nina memakai jas hujan.
Nenek tidak ingin Nina sakit. Setibanya di kebun Nina senang sekali. Tanaman tomat nenek berbuah lebat. Banyak tomat yang sudah masak. Nina asyik memetik tomat-tomat itu. Tiba-tiba Nina berteriak. Lihat ada pelangi, Nek! Pelangi itu indah sekali, Nek. Nenek hanya tersenyum.
Dari teks bacaan “Pelangi itu Indah Sekali” di atas diambil satu kalimat diurai menjadi kata, dari kata diurai menjadi suku kata, suku kata diurai menjadi huruf. Huruf-huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, kata dirangkai menjadi kalimat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti berikut. pelangi itu indah sekali pelangi pe-langi p-e-l-a-n-g-i
i-t-u
pe-langi pelangi
itu
indah
i-tu
i-ndah se-ka-li
i-n-d-a-h
100
s-e-k-a-l-i
i-tu
i-ndah se-ka-li
itu
indah
pelangi itu indah sekali
Gambar 10. Pelangi itu indah sekali
sekali
sekali
Perwakilan siswa membaca teks bacaan secara bergantian dengan cara melakukan estafet kotak sambil menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan” untuk menentukan perwakilan tersebut. Ketika guru mengatakan „berhenti‟ maka siswa yang saat itu memegang kotak membaca kalimat yang ada di papan tulis. Hal tersebut dilakukan kurang lebih 3 kali. Setelah selesai membaca, siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang dilakukan oleh guru dengan huruf tegak bersambung. Siswa mempraktikkan cara menulis kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung dengan memperhatikan 1) kejelasan penulisan kata, 2) ketepatan penggunaan ejaan, 3) kelengkapan penulisan kata, 4) kerapian. Siswa melakukan tugas diskusi dengan menempelkan gambar pada LKS dan mendeskripsikan gambar. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi. Selama proses diskusi siswa memberikan tanggapan terkait hasil presentasi. Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Menuju kegiatan penuutup, siswa membaca secara individu teks bacaan “Pelangi itu Indah Sekali” dilanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi dimana salah satunya menyalin teks puisi menggunakan huruf tegak bersambung yang ada di soal evaluasi. Siswa yang aktif selama pembelajaran diberikan sticker prestasi dan memotivasi siswa yang belum mendapatkan sticker prestasi supaya lebih aktif dalam pembelajaran membaca menulis. c. Observasi dan Monitoring Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pengamat untuk merekam apa saja yang terjadi saat pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran membaca menulis permulaan yang
101
berlansung dengan mencatat apa saja yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung ke dalam lembar pengamatan yang telah disusun. Instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perencanaan obervasi bersifat fleksibel dan terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga ke dalam catatan lapangan, yang berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses tindakan, pengaruh tindakan yang disengaja, situasi kelas, keadaan dan kendala tindakan. Peneliti
melakukan
monitoring
pelaksanaan
pembelajaran
Bahasa
Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching, untuk mengetahui secara langsung tindakan yang dilakukan dan mengamati saat proses tindakan berlangsung. Monitoring dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis sesuai jadwal pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II dengan dibantu satu orang mahasiswa sebagai mitra peneliti. Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti, guru, dan mitra peneliti untuk masukan sebagai bahan refleksi antara guru kelas II dan peneliti untuk melakukan evaluasi. d. Hasil Siklus II Hasil observasi dan monitoring pada tindakan siklus II dapat dilaporkan sebagai berikut. Proses pembelajaran membaca menulis dengan model Quantum Teaching
sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pada kegiatan awal guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang memiliki fungsi untuk memfokuskan
102
perhatian siswa pada proses pembelajaran. Kegiatan paling utama pada pendahuluan adalah melakukan kegiatan apersepsi, tetapi sebelum apersepsi guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu-lagu yang berhubungan dengan tema yang dipelajari. Dari kegiatan tersebut memberikan dampak positif, sehingga siswa merasa termotivasi dibuktikan dengan antusias dan semangatnya siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Para siswa berusaha menarik perhatian guru supaya mendengarkan apa yang ingin mereka sampaikan. Guru menjelaskan tema dan tujuan serta langkah-langkah pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Hal ini dilakukan supaya siswa memahami maksud dari langkah-langkah pembelajaran yang akan mereka lakukan dalam proses pembelajaran membaca menulis. Pada inti pembelajaran guru mengawali pembelajaran dengan melakukan permainan tebak gambar yang ada di dalam kotak yang telah disiapkan oleh guru. Untuk memulai permianan, guru menunjuk salah satu siswa untuk melakukan permainan tersebut. Siswa yang ditunjuk menyebutkan ciri-ciri benda yang berkaitan dengan tema. Setelah siswa lain dapat menebak nama gambar tersebut, siswa yang bermain menunjukkan gambar kepada siswa lain. Langkah selanjutnya, siswa menyusun kartu kalimat di papan kalimat. Guru memberikan contoh cara membaca yang baik dan benar. Guru juga memberikan contoh cara menulis kalimat yang baik dan benar. Guru membimbing siswa untuk membaca secara klasik dilanjutkan membaca secara kelompok (berdasarkan barisan meja). Guru mengambil satu kalimat yang diurai menjadi kata, kata diurai menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf. Pada
103
tahap penguraian menjadi huruf, huruf tersebut kemudian dirangkai menjadi suku kata, suku kata dirangkai menjadi kata, dan kata dirangkai menjadi kalimat. Guru memberikan contoh menuliskan kalimat sederhana menggunakan huruf tegak bersambung yang benar. Dalam kegiatan membaca menulis ini siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan, dibuktikan dengan sedikit bimbingan dari guru sebagian besar siswa sudah lancar membaca. Ketika siswa membaca, siswa sudah dapat mengambil jeda tepat, pengucapan lafal yang jelas, serta keberanian dalam membaca meningkat jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Apabila pada siklus I ada beberapa siswa yang membaca dengan penjedaan yang kurang tepat dan belum lancar serta suara yang kurang lantang, tetapi pada siklus II ini hanya tinggal dua siswa yang membaca kurang lancar sehingga mempengaruhi penilaian. Sementara itu, dalam kemampuan menulis siswa sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Padahal materi yang diberikan adalah menyalin puisi anak menggunakan huruf tegak bersambung. Dari tiga pertemuan, secara keseluruhan kemampuam siswa dalam menulis huruf tegak bersambung semakin baik, hal ini ditunjukkan dengan tulisan sebagian besar siswa yang sudah sesuai dengan ejaan, kalimat yang ditulis jelas dan dapat dibaca, lengkap penulisan kata dalam kalimatnya, runtut antara kalimat satu dengan kalimat lainnnya, dan siswa menulis kalimat dengan rapid an letaknya dan jarak antar kata yang sudah teratur. Untuk lebih jelasnya, hasil penilaian kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II disajikan dalam tabel berikut ini.
104
Tabel 14. Hasil Penilaian Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa
Skor
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumalah Nilai Rerata Nilai
77,17 75,5 74,67 63,83 90,5 89,17 85,5 80,5 81,33 86,33 83,83 80,5 81,33 81,67 88,17 90,5 89,17 90,83 64,67 90,17 84,5 83 85,83 84,17 76,33 63,83 87,5 85 2295,5 81,98
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan Pada Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II No 1 2 3 4 5
Interval Nilai Kategori 85,00 – 100 Baik Sekali 70,00 – 84,5 Baik 55,00 – 69,9 Cukup 40,00 – 54,9 Kurang 0 – 39,00 Sangat Kurang Jumlah
105
f 12 13 3 0 0 28
Persentase (%) 42,86 46,43 10,71 0 0 100
Rata-rata
81,98
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi 90,5 dan nilai terendah 63,83. Rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa pada siklus II adalah 81,98. Data yang ditampilkan dalam tabel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa yang mendapat rentang nilai antara 85,00-100 sebanyak 12 siswa atau 42,86% (dalam kategori baik sekali), siswa yang mendapat rentang nilai 70,00-84,5 sebanyak 13 siswa atau 46,43% (dalam kategori baik), siswa yang mendapat rentang nilai 55,00-69,9 sebanyak 3 siswa atau 10,71% (dalam kategori cukup). Dari penjelasan tentang kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching. Jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan atau memenuhi nilai lebih dari sama dengan 70 (≥70) sebanyak 25 siswa atau 89,29%. Sedangkan siswa yang belum memenuhi kriteria keberhasilan atau memperoleh nilai kurang dari 70 (<70) sebanyak 3 siswa atau 10,71%. Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan oleh pengamat, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus membaca menulis permulaan) dengan menggunakan model Quantum Teaching sudah meningkat dan dapat dikatakan baik. Keaktifan siswa dapat dilihat dari tingkah laku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila guru menawarkan relawan untuk ke depan kelas, semua siswa mengangkat jari. Itu
106
berarti semua siswa menginginkan untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Tidak sedikit siswa yang ke depan ingin berebut melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Semua siswa mengikuti proses pembelajaran membaca dn menulis dengan semangat dan antusias dari awal sampai akhir pembelajaran. Sebagian besar siswa berani dalam mengemukakan pendapat mereka. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tabel 16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan dalam Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan Siklus II No
Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah Skor Persentase (%)
Skor 20 18 21 21 22 23 18 19 21 19 21 20 24 21 24 24 25 20 20 25 19 12 28 22 21 24 21 20 595 75,89
Dari tabel observasi yang disajikan di atas, dilihat bahwa penggunaan model Quantum Teaching
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia (fokus
membaca menulis permulaan) berpengaruh terhadap aktivitas siswa. Pada siklus II 107
ini persentase aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung mencapai 75,89% yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. e.
Refleksi Tindakan Peneliti dan guru kelas II melakukan kegiatan refleksi pembelajaran yang
sudah dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan guru dan peneliti, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan meningkat dibandingkan dengan siklus I. Guru dan peneliti telah melaksanakan tindakan dengan baik dan dapat diikuti oleh semua siswa. Walalu ada beberapa siswa yang masih ramai sendiri saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa juga jauh lebih aktif
selama
proses
pembelajaran
dikarenakan
guru
menyediakan
reward/penghargaan berupa stricker berprestasi untuk siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar. Pada tindakan siklus II pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching menggunakan kalimat yang dicetak dan gambar yang lebih variasi dan proporsional dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis serta aktivitas belajar siswa. Guru dan peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran membaca menulis dengan baik. Siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru menciptakan suasana pembelajaran membaca menulis yang lebih menyenangkan, dengan kegiatan bernyanyi ketika kondisi siswa sedang ramai untuk memfokuskan kembali siswa. Guru juga menggunkan reward atau penghargaan berupa sticker prestasi, dimana sebelumnya guru memberikan reward berupa pujian dan tepuk tangan
108
Tetapi masih terdapat permasalahan yang dihadapi siswa tetapi sudah berkurang banyak. Permasalahan tersebut meliputi (1) masih ada siswa siswa yang kurang berani dalam membaca, (2) ada siswa yang masih membaca dengan intonasi yang kurang tepat padahal guru sudah mencontohkan cara membaca yang benar, (3) siswa masih kurang teliti dalam menulis, misalnya menulis kata „memandikan‟ ditulis „memadikan‟. Secara keseluruhan hasil kemampuan membaca menulis siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca menulis dengan lancar tanpa bantuan dari guru. Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil pembelajaran membaca dengan menggunakan model Quantum Teaching dan aktivitas siswa akan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca menulis Permulaan pada Siswa Kelas II SD N Gembongan dari Kondisi Awal sampai Siklus II No
Interval Nilai
1 2 3 4 5
85,00 – 100 70,00 – 84,5 55,00 – 69,9 40,00 – 54,9 0 – 39,00
Nilai Awal f % 0 0 0 0 16 57,14 11 39,29 1 3,57
Nilai Siklus I f % 0 0 13 46,43 15 53,57 0 0 0 0
Nilai Siklus II f % 12 42,86 13 46,43 3 10,71 0 0 0 0
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya sudah memenuhi kriteria keberhasilan pada siklus II sebanyak 25 siswa atau 89,29% dan siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan sebanyak 3 siswa atau 10,71%. Dengan demikian terjadi kenaikan jumlah siswa yang nilainya di atas kriteria keberhasilan dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut menjadikan peneliti berhenti sampai siklus II karena penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan dengan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Keberhasilan sudah lebih dari 75%. 109
Pembelajaran dengan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa kelas II SD N Gembongan. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siklus II sebesar 28,52 (kondisi awal 53,46 meningkat menjadi 81,98). Untuk lebih jelasnya lihat diagram berikut ini. Tabel 18. Peningkatan Hasil Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No Tindakan Skor 1 Kondisi Awal 53,46 2 Siklus I 69,22 3 Siklus II 81,98
Dari tabel peningkatan hasil kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan di atas, dapat digambarkan diagram peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebagai berikut. 90
81,98
80 69,22
70 60
53,46
50 40 30 20 10 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 11. Diagram Kemampuan Membaca menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
110
Untuk aktivitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan dari rata-rata kondisi awal yang hanya memperoleh persentase 34% meningkat pada siklus I menjadi 67,72% yang termasuk dalam kategori tinggi. Pada siklus II kedua juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 75,89% dengan kategori sangat tinggi. Persentase aktivitas siswa lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No 1 2 3
Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Persentase (%) 34 67,72 75,89
Skor 267 531 595
Kategori Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan sebagai berikut.
75,89
80 67,72
70 60 50 40
34
30 20 10 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 12. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Kelas II SD N Gembongan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II selama Proses Pembelajaran Membaca menulis Permulaan
111
A.
PEMBAHASAN
1. Peningkatan Kemampuan Membaca menulis Permulaan Dari pemaparan hasil penelitian di atas, penggunaan model Quantum Teaching
dalam pembelajaran membaca menulis permulaan memberikan
pengaruh positif sehingga terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan siswa dan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri Gembongan. Kemampuan siswa dalam membaca menulis permulaan mengalami peningkatan dengan digunakannya model Quantum Teaching. Peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan sebesar 28,52 (kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 81,98). Pada kondisi awal, nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II baru masuk kategori kurang. Beberapa penyebabnya adalah sebagian besar siswa masih memiliki motivasi dan minat yang rendah terhadap pembelajaran membaca menulis permulaan, suasana pembelajaran kurang menyenangkan dan kurang kondusif, serta belum digunakannya model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan. Setelah dilakukan tindakan siklus I, kemampuan membaca menulis permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 15,76 (kondisi awal rata-rata 53,46 meningkat menjadi 69,22). Beberapa faktor
yang menyebabkan
peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan tersebut adalah faktor psikologis siswa (motivasi dan minat) dan faktor eksternal (proses pembelajaran yang menyenangkan). Pada siklus I, siswa lebih termotivasi dalam belajar
112
membaca menulis karena dalam pembelajaran terdapat permainan berupa tebak gambar yang mampu membuat siswa menjadi antusias dan bersemangat. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999:38) yang menyatakan bahwa salah satu alernatif yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa adalah dengan memanfaatkan permainan dalam kegiatan pembelajaran membaca menulis. Selain itu, dalam proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan langkah-langkah pembelajaran Quantum Teaching menjadikan proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, salah satunya siswa diberikan apresiasi berupa reward dalam bentuk pujian atau tepuk tangan, sehingga siswa menjadi termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1992/1993: 26) yang mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor mempengaruhi dalam peningkatan kemampuan membaca siswa. Meskipun pada siklus I terdapat peningkatan kemampuan membaca menulis permulaan pada siswa, namun masih ada beberapa permasalahan yaitu diantaranya, sebagian besar siswa membaca dengan intonasi yang kurang tepat, beberapa siswa masih mengeja kata per kata dalam membaca; masih ada siswa yang kesulitan dalam membaca suku-suku tertutup; beberapa siswa masih terbatabata dalam membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999: 67) bahwa terdapat problem umum yang dihadapi siswa dalam membaca seperti membaca kata demi kata, miskin pelafalan, penyisipan, dan penggantian. Permasalahan lain, siswa dalam menuliskan kata-
113
kata kurang lengkap dan ada beberapa siswa yang menulis tidak sesuai dengan EYD. Penyebab permasalahan tersebut diantaranya karena penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran membaca permulaan masih kurang tepat dan bimbingan membaca menulis permulaan terhadap siswa masih kurang. Pada siklus II, kemampuan membaca permulaan siswa mengalami peningkatan sebesar 12,76 (rata-rata di siklus I 69,22 meningkat menjadi 81,98). Pada siklus II pembelajaran membaca menulis permulaan, sebagian besar siswa kelas II sudah dapat membaca menulis dengan benar sesuai dengan kriteria dalam penilaian membaca menulis permulaan. Hal ini karena pada siklus II penggunaan model Quantum Teaching diperbaiki langkah-langkah pembelajaran, bimbingan membaca menulis permulaan oleh guru terhadap siswa lebih ditingkatkan serta siswa lebih dimotivasi lagi dengan diberi reward berupa sticker prestasi. Setelah dilakukan tindakan siklus II, kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II sudah masuk kategori baik. Hal ini sudah sesuai dengan dari pendapat Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi (1998/1999: 37)
yang menyatakan
bahwa kemampuan membaca menulis siswa harus sudah dikuasai sejak dini (kelas awal) karena dapat menjadikan siswa sebagai individu yang berpikir kritis-kreatif dan dimensi afektif. Selain itu kemampuan membaca menulis sebagai kunci pembuka untuk memasuki „dunia‟ yang lebih luas. Secara keseluruhan sebagian besar siswa kelas II sudah dapat membaca menulis dengan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pada penilaian membaca menulis permulaan, ada 3 siswa yang belum mencapai nilai minimal 70. Hal ini karena kemampuan membaca menulis permulaan dipengaruhi oleh
114
beberapa faktor diantaranya fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis (Lamb dan Arnold, dalam Farida Rahim, 2008: 16). Ketiga siswa tersebut dilihat dari faktor fisiologis dan intelektual masuk kategori normal. Dilihat dari faktor psikologis, kelima siswa tersebut selama proses pembelajaran membaca menulis permulaan sering kurang memperhatikan, kurang antusias dan kurang berminat. Faktor lingkungan siswa tidak teramati oleh peneliti. 2. Peningkatan Proses Pembelajaran Menurut siswa kelas II, siswa merasa senang dan termotivasi dalam pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching. Mereka tidak merasa bosan karena proses pembelajaran tidak monoton dan meriah serta memberikan pengalaman belajar yang baru kepada siswa. Mereka lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak merasa bosan. Aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri Gembongan mengalami peningkatan dari kondisi awal. Pengelolaan pembelajaran yang telah dirancang memberi pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal aktivitas siswa termasuk dalam kategori kurang dengan persentase 34%. Selanjutnya, pada siklus I presentase aktivitas siswa meningkat dengan kategori tinggi dengan persentase sebesar 67,72%. Pada siklus II ini aktivitas belajar siswa semakin meningkat jika dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini siswa sangat aktif bahkan mereka berebut ingin ke depan kelas jika guru memberikan tugas membaca di depan kelas. Selain itu siswa memiliki inisiatif sendiri ketika guru bertanya hampir semua siswa mengangkat jarinya. Padahal pertanyaan yang diberikan oleh guru belum selesai. Pada siklus II dapat dideskripsikan hasil
115
observasi aktivitas belajar siswa dalam kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 75,89%. Menurut guru kelas II, pelaksanaan tindakan kelas memberikan suasana dan pengalaman baru bagi siswa dalam pembelajaran membaca menulis. Oleh karena itu, tingkat aktivitas belajar siswa menjadi meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum diterapkan model Quantum Teaching. Hal ini menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pelaksanaan tindakan proses pembelajaran membaca menulis dengan menggunakan model Quantum Teaching merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca menulis permulaan dan keaktifan siswa. Hal ini memberikan warna yang berbeda pada proses pembelajaran, sehingga siswa akan lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan model Quantum Teaching juga dapat memberikan motivasi guru untuk lebih kreatif sehingga kemampuan guru pada proses pembelajaran akan meningkat, baik pada perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi. Penggunaan model Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siswa kelas II SD N Gembongan. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar siswa yang meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa sudah menujukkan dalam kategori tinggi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tindakan siklus II diberikan perubahan tindakan lagi yang diharapkan dapat menambah tingkat keaktifan siswa. Pada tindakan siklus II diberikan reward/penghargaan berupa sticker prestasi. Reward atau penghargaan
116
ini diberikan kepada siswa yang aktif selama proses pembelajaran atau bersedia melakukan tugas yang diberikan oleh guru atas inisiatif siswa sendiri. Pembelajaran membaca menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Teaching yang dimodifikasi dengan pemberian reward/penghargaan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dari pembahasan tentang proses pembelajaran membaca menulis permulaan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dari kondisi awal ke siklus I dengan aktivitas siswa yang termasuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya dari siklus I ke siklus II juga terdapat peningkatan aktivitas siswa dengan kategori sangat tinggi. 3. Keterbatasan Penelitian Penelitian peningkatan membaca menulis permulaan siswa kelas II menggunakan model Quantum Teaching ini dipandang masih terdapat beberapa keterbatasan meliputi: 1) pada kondisi awal, rasio pengamat dengan jumlah siswa yang diamati yakni satu berbanding dua puluh delapan, sehingga dimungkinkan kurang cermat dalam proses pengamatan dan, 2) pengamat pada pengumpulan data siklus I dan II dilakukan lebih dari satu orang, seharusnya dilakukan uji antar pengamat terlebih dahulu, namun belum dilakukan sehingga dimungkinkan masih ada perbedaan persepsi.
117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan dapat meningkat melalui model Quantum Teaching. Proses pembelajaran membaca menulis permulaan menggunakan model Quantum Teaching meliputi: (1) siswa melakukan permainan tebak gambar (tumbuhkan), (2) siswa mengamati cara membaca menulis dari guru (alami), (3) siswa membaca menulis (namai), (4) berdikusi dan mempresentasikan hasil LKS (demonstrasikan), (5) siswa membaca menulis teks pendek 10-15 kalimat (ulangi), (6) pemberian reward (rayakan). Hasil aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan pada kondisi awal sebesar 267 atau 34% dengan kategori rendah. Kemudian hasil pada siklus I sebesar 531 atau 67,72% dengan kategori tinggi dan pada hasil siklus II yaitu sebesar 595 atau 75,89% dalam kategori sangat tinggi. 2. Kemampuan membaca menulis permulaan siswa kelas II SD N Gembongan dapat meningkat melalui model Quantum Teaching. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kemampuan membaca menulis permulaan pada kondisi awal adalah 53,46 dengan kategori kurang, pada siklus I meningkat menjadi 69,22 dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 81,98 dengan kategori baik.
118
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saransaran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa Siswa perlu membaca menulis secara berulang-ulang, supaya kemampuan membaca menulis siswa meningkat. 2. Bagi Guru Guru perlu menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching yang bervariasi untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. 3. Bagi Sekolah Kepala sekolah perlu mendukung proses pembelajaran dengan mengadakan pelatihan/diklat tentang model pembelajaran kepada guru.
119
DAFTAR PUSTAKA Acep Yoni, dkk. (2012). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Agus Suprijono. (2011). Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka Pelajar. Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati Zuchdi. (1998/1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Alvany Rufaida. (2010). Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan melalui Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas 2 SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: USM. Ana Widyastuti. (2015). Trik Cepat Lancar Membaca Tanpa Mengeja. Jakarta: Bmedia. Andyani. (2015). Problema dan Aksioma: dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish. Aris Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1993). Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Dadan Djuanda. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih. (1996/1997). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud. De Porter, Bobbi, Mark R, dan Sarah S.N. (2010). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Terjemahan. Bandung: Kaifa Mizan Pustaka. Didik Komaidi dan Wahyu Wijayati. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sabda Media. Esti Ismawati dan Umaya Faraz. (2012). Belajar Bahasa Dikelas Awal. Yokyakarta: Ombak.
120
Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Henry Guntur Tarigan. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Khanifah. (2013). Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Musfiqon. (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Novan Ardy Wiyani. (2013). Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Pardjono, dkk. (2007). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY. Puji Santosa, dkk. (2007). Materi dan Pembelejaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sabarti Akhadiah M.K, dkk. (1991/1992). Bahasa Indonesia II. Jakarta: Depdikbud. ______. (1992/1993). Bahasa Indonesia I. Jakarta: Depdikbud. ______. (1992/1993). Bahasa Indonesia II. Jakarta: Depdikbud. Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Slamet, St. Y. (2007). Dasar- Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R n D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC.
121
Syafaruddin. (2012). Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: Perdana Publishing. Syaiful Sagala. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Syamsu Yusuf LN. (2014). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda. Thursan Hakim. (2005). Belajar secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Tim Penyusun. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Yeti Mulyati. (2008). Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan. Bandung: UPI. Milman Yusdi. 2011. Pengertian Kemampuan . Diakses dari http://milmanyusdi.blogspot.com/2011/07/pengertian-kemampuan pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 09.00 WIB. Ribut Achwandi. 2011. Politik Dadu. Artikel. Palembang: Tri Jaya. Diakses dari http://www.trijayafmplg.net/wpcontent/uploads/2011/12/images19.jpg pada tanggal 9 Januari 2016 pukul 09.00 WIB.
122
LAMPIRAN
123
Lampiran 1 LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN Hari/tanggal : Siklus/pertemuan : Nama : Tulislah skor hasil perolehan siswa pada kolom hasil sesuai dengan rubrik penilaian yang sudah ada! No Aspek yang diamati a. Membaca permulaan 9. Lafal 10. Intonasi 11. Kelancaran 12. Keberanian b. Menulis permuulaan 13. Kejelasan penulisan kata 14. Ketepatan penggunaan ejaan 15. Kelengkapan penulisan kata 16. Kerapian Jumlah skor total
124
Skor
Lampiran 2 RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN
No Aspek yang diamati a. Membaca permulaan 5. Lafal
6. Intonasi
7. Kelancaran
8. Keberanian
b.
Rubrik Siswa membaca dengan lafal sangat tepat Siswa membaca dengan lafal tepat Siswa membaca dengan lafal kurang tepat Siswa membaca dengan intonasi sangat tepat Siswa membaca dengan intonasi tepat Siswa membaca dengan intonasi kurang tepat Siswa sangat lancar dalam membaca Siswa lancar dalam membaca Siswa kurang lancar dalam membaca Siswa membaca dengan sangat lantang Siswa membaca dengan lantang Siswa membaca dengan kurang lantang
Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata
Kata ditulis dengan sangat jelas Kata ditulis dengan jelas Kata ditulis dengan kurang jelas 6. Ketepatan Sesuai EYD penggunaan Kurang sesuai EYD ejaan Sangat kurang sesuai EYD 7. Kelengkpan Kata yang ditulis lengkap dan penulisan kata benar Kata yang ditulis lengkap Kata yang ditulis kurang lengkap dan kurang benar 8. Kerapian Siswa menulis sangat rapi Siswa menulis rapi Siswa menulis kurang rapi Jumlah skor total
Skor 15 10 5 15 10 5 15 10 5 10 5 3 15 10 5 15 10 5 10 5 3 5 3 2
(Modifikasi dari pendapat Sabarti Akhadiah MK,dkk, Yeti Mulyati, Darmiyati, dan Zuchdi Budiasih)
125
Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN Hari/tanggal
:
Siklus/pertemuan
:
Nama
:
Tulislah skor hasil perolehan siswa pada kolom hasil sesuai dengan kriteria skor yang sudah ada!
No
Skor
Aspek
1
1
Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran
2
Motivasi
siswa pada
saat
mengikuti
2
3
proses
pembelajaran 3
Perhatian
siswa
pada
saat
pembelajaran
menggunakan Quantum Teaching 4
Kegiatan Pembelajaran yang menyenangkan
5
Respon siswa dalam proses pembelajaran
6
Tanggung jawab siswa
7
Percaya diri siswa Jumlah Skor
Sentolo,
2016 Pengamat
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
126
4
Lampiran 4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No 1
Aspek
Indikator
Skor
Keaktifan siswa
Siswa sangat aktif bertanya dalam proses
bertanya pada saat
pembelajaran
pembelajaran
Siswa
aktif
bertanya
dalam
4
proses
3
Siswa kurang aktif bertanya dalam proses
2
pembelajaran
pembelajaran Siswa sangat kurang aktif bertanya dalam
1
proses pembelajaran 2
Motivasi
siswa
pada
Siswa menjadi sangat tertarik mengikuti
saat mengikuti proses
proses pembelajaran
pembelajaran
Siswa menjadi tertarik mengikuti proses
4
3
pembelajaran Siswa menjadi kurang tertarik mengikuti
2
proses pembelajaran Siswa
menjadi
sangat
kurang
tertarik
1
Perhatian siswa pada
Siswa sangat memperhatikan saat guru
4
saat
mengajar
mengikuti proses pembelajaran 3
pembelajaran
menggunakan Quantum
Siswa memperhatikan saat guru mengajar
3
Teaching
Siswa kurang memperhatikan saat guru
2
mengajar Siswa sangat kurang memperhatikan saat
1
guru mengajar 4
Kegiatan pembelajaran
Siswa
merasa
yang menyenangkan
menyenangkan
pembelajaran
sangat
4
Siswa merasa pembelajaran menyenangkan
3
Siswa
kurang
2
Siswa merasa pembelajaran sangat kurang
1
merasa
pembelajaran
menyenangkan
menyenangkan 5
Respon
siswa
dalam
proses pembelajaran
Siswa
sangat
diajarkan
127
merespon
materi
yang
4
Siswa merespon materi yang diajarkan Siswa
kurang
merespon
materi
3 yang
2
Siswa sangat kurang merespon materi yang
1
diajarkan
diajarkan 6
Tanggung jawab siswa
Siswa sangat bertanggung jawab dalam
4
menyelesaikan tugasnya Siswa
bertanggung
jawab
dalam
3
Siswa kurang bertanggung jawab dalam
2
menyelesaikan tugasnya
menyelesaikan tugasnya Siswa sangat kurang bertanggung jawab
1
dalam menyelesaikan tugasnya 7
Percaya diri siswa
Siswa
sangat
percaya
diri
dalam
4
Siswa percaya diri dalam menyelesaikan
3
menyelesaikan tugasnya
tugasnya Siswa
kurang
percaya
diri
dalam
2
Siswa sangat kurang percaya diri dalam
1
menyelesaikan tugasnya
menyelesaikan tugasnya
128
Lampiran 5 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Kondisi Awal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Nama
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 5 5 5 3 10 5 3 2 5 5 5 3 5 5 3 2 5 5 5 3 5 5 3 2 5 5 5 3 5 5 3 2 10 10 10 5 10 5 5 2 10 10 10 5 10 5 5 2 10 10 5 5 10 5 5 2 5 5 5 3 5 5 3 2 5 5 5 3 5 10 3 2 10 5 10 5 10 10 3 2 5 10 10 5 10 10 5 3 5 5 10 3 10 10 3 2 10 10 10 3 10 10 3 2 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 3 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 2 10 10 10 5 10 10 5 3 5 5 5 5 5 5 3 2 10 10 10 5 10 10 5 2 10 5 5 5 10 5 5 2 10 10 5 5 10 5 5 2 10 10 10 5 10 5 5 2 5 10 5 3 10 5 5 3 10 5 5 3 5 5 3 2 5 5 5 3 5 5 3 2 10 10 10 5 10 5 5 2 5 5 5 3 10 5 3 2 220 215 210 114 240 185 114 62 52,4 51,2 50 40,7 57,1 44 40,7 44,3 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Skor Total 38 33 33 33 57 57 52 33 38 55 58 48 58 58 58 61 62 63 35 62 47 52 57 46 38 33 57 38 1360 48,6 48,6 33 63
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 26 Januari 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
129
Lampiran 6 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Kondisi Awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Nama
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 5 5 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 5 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 5 5 5 5 10 5 5 3 10 10 10 5 10 5 5 3 10 5 10 5 10 5 5 3 275 265 265 140 280 185 140 84 65,5 63,1 63,1 50 66,7 44 50 60 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Skor Total 58 58 58 48 58 58 58 58 63 63 63 63 63 58 58 63 63 63 53 63 58 58 58 58 58 43 58 53 1634 58,4 58,36 43 63
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 26 Januari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
130
Lampiran 7 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 1)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Nama
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 5 10 5 5 10 5 3 5 5 10 5 5 10 5 3 5 5 10 5 10 10 5 3 5 5 5 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 5 10 5 3 5 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 10 5 3 5 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 15 5 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 5 5 5 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 5 10 10 5 10 10 5 3 5 5 5 5 10 10 5 3 10 10 10 5 5 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 240 250 265 140 260 355 205 84 57,1 59,5 63,1 50 61,9 84,5 73,2 60 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Skor Total 53 48 53 48 73 73 73 58 58 73 63 58 63 68 73 73 73 73 48 73 68 63 73 73 58 48 68 73 1799 64,25 48 73
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 8 Februari 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
131
Lampiran 8 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 1)
No
Kode Nama
1 DS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 10 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 265 265 265 140 280 355 280 63,1 63,1 63,1 50 66,67 84,5 100 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84 60
Skor Total 68 68 68 53 73 73 73 68 68 73 68 68 68 73 73 73 73 73 53 73 73 68 73 73 68 53 73 73 1934 69,07 53 73
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 8 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
132
Lampiran 9 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 2)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 10 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 5 5 5 5 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 5 5 10 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 5 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 5 5 5 5 10 10 10 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 10 15 5 10 10 10 5 10 15 10 5 10 10 5 10 10 10 5 5 5 5 10 10 5 10 10 10 5 10 15 10 10 10 10 5 10 15 10 255 265 265 140 280 315 225 60,7 63,1 63,1 50 66,67 75 80,4 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84 60
Skor Total 63 63 63 48 68 68 68 58 63 68 68 58 68 68 73 73 68 73 53 73 63 63 68 73 63 48 73 73 1829 65,32 48 73
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 9 Februari 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
133
Lampiran 10 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 2)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 10 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 5 10 10 10 5 3 10 10 10 10 10 10 5 3 10 10 10 10 10 10 5 3 280 280 395 280 280 280 140 84 66,67 66,67 94 100 66,67 66,67 50 60 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Skor Total 73 73 73 68 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 63 68 68 2019 72,11 63 73
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 9 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
134
Lampiran 11 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 3)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 10 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 10 15 15 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 10 15 15 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 10 10 15 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 15 5 10 10 5 3 10 10 5 5 10 10 5 3 10 10 10 10 10 15 5 3 10 10 10 5 10 10 5 3 280 280 390 190 290 325 140 84 66,67 66,67 92,9 67,9 69 77,4 50 60 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Skor Total 68 68 68 63 78 78 68 68 68 68 73 68 68 68 78 83 78 83 63 78 68 68 78 68 68 58 73 63 1979 70,68 58 83
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 10 Februari 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
135
Lampiran 12 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus I (Pertemuan 3)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 10 5 10 10 10 3 10 10 10 5 10 10 10 3 10 10 10 5 10 10 10 3 10 10 5 5 10 10 5 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 10 10 15 10 3 10 10 10 10 10 10 10 3 10 10 10 10 10 10 10 3 10 10 10 10 10 15 10 3 10 10 10 10 10 10 10 3 10 10 10 10 10 10 10 3 10 10 10 5 10 10 10 3 10 10 10 5 10 10 10 3 10 10 10 5 15 15 10 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 5 10 10 10 5 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 10 10 15 10 3 10 10 10 5 10 15 10 3 10 10 10 5 10 10 5 3 10 10 5 10 10 10 5 3 10 10 10 10 15 15 10 3 10 10 10 5 15 15 10 3 280 280 265 220 325 355 260 84 66,67 66,67 63,1 78,6 77,4 84,5 92,9 60 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Skor Total 68 68 68 58 83 83 78 73 73 78 73 73 68 68 78 83 83 83 63 83 73 73 78 73 63 63 83 78 2069 73,90 58 83
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 10 Februari 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
136
Lampiran 13 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 1)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 15 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 10 5 5 10 10 5 15 15 15 10 15 15 10 15 15 15 10 15 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 15 10 15 10 10 15 10 15 10 10 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 15 15 15 10 15 15 10 15 15 15 10 15 15 10 15 15 15 10 15 15 10 15 15 15 10 15 15 10 10 10 5 10 10 10 5 15 15 15 10 15 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 5 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 15 10 10 10 15 15 10 15 10 10 5 15 15 10 395 315 310 260 325 355 260 94 75 73,8 92,9 77,4 84,5 92,9 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
8 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 92 65,7
Skor Total 78 73 68 58 100 98 83 83 78 88 78 78 78 78 98 100 98 100 63 98 85 83 83 83 68 63 88 83 2312 82,57 58 98
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 1 Maret 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
137
Lampiran 14 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 1)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 15 10 15 5 10 10 10 15 10 15 5 10 10 10 15 10 15 5 10 10 10 10 10 5 5 10 10 5 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 10 10 15 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 15 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 10 10 10 10 15 10 15 5 10 10 10 15 10 15 5 10 10 10 15 10 15 5 15 15 10 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 10 15 15 10 10 10 5 10 10 10 5 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 5 10 15 10 15 10 15 5 10 15 10 15 10 15 10 10 15 10 15 10 15 5 10 15 10 15 10 15 5 10 10 5 10 10 5 10 10 10 5 15 10 15 10 15 15 10 15 10 15 5 15 15 10 405 280 390 220 325 355 260 96,4 66,67 92,8 78,6 77,4 84,5 92,9 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
8 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 92 65,7
Skor Total 78 78 78 58 95 93 88 83 83 88 83 83 78 78 88 95 93 95 63 93 85 83 88 83 73 63 93 88 2327 83,11 58 95
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 1 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
138
Lampiran 15 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 2)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 10 10 10 10 10 10 5 3 10 10 10 10 10 10 5 3 10 10 10 10 10 10 5 3 10 5 5 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 3 15 10 10 10 10 15 10 3 15 10 10 10 10 10 10 3 15 10 10 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 15 10 3 15 10 10 10 10 15 10 3 15 10 10 10 10 15 10 3 15 10 10 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 15 5 5 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 5 10 5 5 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 10 5 3 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 5 3 10 5 5 10 10 15 5 3 15 10 10 10 10 15 10 5 15 10 10 10 10 15 10 5 390 265 265 280 280 395 220 106 92,9 63,1 63,1 100 66,67 94 78,6 75,7 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Skor Total 68 68 68 63 85 83 83 78 78 83 83 83 78 80 85 85 85 85 63 85 78 73 85 85 78 63 85 85 2201 78,60 63 85
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 2 Maret 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
139
Lampiran 16 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 2)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 10 15 15 5 10 10 5 10 15 15 5 5 10 5 10 10 15 5 10 10 5 5 15 10 5 10 10 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 5 5 10 5 15 15 15 10 10 10 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 10 10 15 5 5 15 5 15 15 15 5 10 15 5 15 15 15 5 10 15 5 15 15 15 5 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 5 10 10 10 5 10 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 5 10 15 5 10 15 15 5 10 10 5 5 10 10 5 5 10 5 15 15 15 10 10 15 5 15 15 15 5 10 15 5 365 400 405 215 255 375 140 86,9 95,2 96,4 76,8 60,7 89,3 50 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
8 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 90 64,3
Skor Total 73 68 68 63 90 88 88 73 83 88 88 68 83 83 83 88 88 90 58 90 88 88 88 83 73 53 88 83 2245 80,18 53 90
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 2 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
140
Lampiran 17 Hasil Penilaian Peneliti terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 3)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 10 10 5 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 10 10 5 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 10 10 5 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 15 10 10 10 15 15 5 405 280 265 280 420 420 140 96,4 66,67 63,1 100 100 100 50 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
8 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 94 67,1
Skor Total 83 83 83 73 83 85 83 83 83 83 83 83 83 83 85 85 83 85 73 85 83 83 83 83 83 73 83 83 2304 82,29 73 83
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 3 Maret 2016 Peneliti
Eka Ratna Suryani NIM. 12108241182
141
Lampiran 18 Hasil Penilaian Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan Siklus II (Pertemuan 3)
No
Kode Nama
1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah skor Persen (%)
Keterangan Aspek 1 = Lafal Aspek 2 = Intonasi Aspek 3 = Kelancaran Aspek 4 = Keberanian
Aspek yang diamati Membaca permulaan Menulis Permulaan 1 2 3 4 5 6 7 8 15 15 15 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 10 5 3 5 15 10 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 15 5 5 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 5 15 15 15 10 10 15 5 5 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 5 5 15 10 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 15 5 5 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 10 5 3 5 15 10 10 10 10 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 15 15 15 10 10 15 5 3 390 420 405 280 280 375 140 94 92,9 100 96,4 100 100 89,3 100 67,1 Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Skor Total 83 83 83 68 90 88 88 83 83 88 88 88 88 88 90 90 88 90 68 90 88 88 88 88 83 68 88 88 2384 84,14 68 90
Aspek 5 = Kejelasan Penulisan Kata Aspek 6 = Ketepatan Penggunaan Ejaan Aspek 7 = Kelengkapan Penulisan Kata Aspek 8 = Kerapian
Gembongan, 3 Maret 2016 Mengetahui, Guru Kelas II
Yuliana Tukiyem NIP. 19650821 200701 2 005
142
Lampiran 19 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Kondisi Awal No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumalah Nilai Rerata Nilai
Peneliti 38 33 33 33 57 57 52 33 38 55 58 48 58 58 58 61 62 63 35 62 47 52 57 46 38 33 57 38 1360 48,57
Hasil Guru 58 58 58 48 58 58 58 58 63 63 63 63 63 58 58 63 63 63 53 63 58 58 58 58 58 43 58 53 1634 58,38
143
Skor Total 48 45,5 45,5 40,5 57,5 57,5 55 45,5 50,5 59 60,5 55,5 60,5 58 58 62 62,5 63 44 62,5 52,5 55 57,5 52 48 38 57,5 45,5 1497 53,46
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Kurang Cukup Cukup Kurang Kurang Sangat kurang Cukup Kurang Kurang
Lampiran 20 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus I Nama Siswa 1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumalah Nilai Rerata Nilai
No.
Pertemuan 1
Hasil Pertemuan 2
Pertemuan 3
Skor Total
Kategori
60,5 58 60,5 50,5 73 73 73 63 63 73 65,5 63 65,5 70,5 73 73 73 73 50,5 73 70,5 65,5 73 73 63 50,5 70,5 73
68 68 68 58 70,5 70,5 70,5 65,5 68 70,5 70,5 65,5 70,5 70,5 73 73 70,5 73 63 73 68 68 70,5 73 68 55,5 70,5 70,5
68 68 68 60,5 80,5 80,5 73 70,5 70,5 73 73 70,5 68 68 78 83 80,5 83 63 80,5 70,5 70,5 78 70,5 65,5 60,5 78 70,5
65,5 64,67 65,5 56,33 74,67 74,67 72,17 66,33 67,17 72,17 69,67 66,33 68 69,67 74,67 76,33 74,67 76,33 58,83 75,5 69,67 68 73,83 72,17 65,5 55,5 73 71,33
Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik
1866,5
1924
2024
1938,167
66,66
68,71
72,29
69,22
144
Cukup
Lampiran 21 Rekapitulasi Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus II Nama Siswa 1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumalah Nilai Rerata Nilai
No.
Pertemuan 1
Hasil Pertemuan 2
Pertemuan 3
Skor Total
Kategori
78 75,5 73 58 97,5 95,5 85,5 83 80,5 88 80,5 80,5 78 78 93 97,5 95,5 97,5 63 95,5 85 83 85,5 83 70,5 63 90,5 85,5
70,5 68 68 63 87,5 85,5 85,5 75,5 80,5 85,5 85,5 75,5 80,5 81,5 84 86,5 86,5 87,5 60,5 87,5 83 80,5 86,5 84 75,5 58 86,5 84
83 83 83 70,5 86,5 86,5 85,5 83 83 85,5 85,5 85,5 85,5 85,5 87,5 87,5 85,5 87,5 70,5 87,5 85,5 85,5 85,5 85,5 83 70,5 85,5 85,5
77,17 75,5 74,67 63,83 90,5 89,17 85,5 80,5 81,33 86,33 83,83 80,5 81,33 81,67 88,17 90,5 89,17 90,83 64,67 90,17 84,5 83 85,83 84,17 76,33 63,83 87,5 85
Baik Baik Baiik Cukup Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Cukup Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Cukup Sangat baik Sangat baik
2319,5
2223
2344
2295,5
82,84
79,39
83,71
81,98
145
Sangat baik
Lampiran 22 Perubahan Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan No.
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumalah Nilai Rerata Nilai ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR
Awal 48 45,5 45,5 40,5 57,5 57,5 55 45,5 50,5 59 60,5 55,5 60,5 58 58 62 62,5 63 44 62,5 52,5 55 57,5 52 48 38 57,5 45,5 1497 53,46
146
Hasil Siklus I
Siklus II
65,5 64,67 65,5 56,33 74,67 74,67 72,17 66,33 67,17 72,17 69,67 66,33 68 69,67 74,67 76,33 74,67 76,33 58,83 75,5 69,67 68 73,83 72,17 65,5 55,5 73 71,33 1938,167 69,22
77,17 75,5 74,67 63,83 90,5 89,17 85,5 80,5 81,33 86,33 83,83 80,5 81,33 81,67 88,17 90,5 89,17 90,83 64,67 90,17 84,5 83 85,83 84,17 76,33 63,83 87,5 85 2295,5 81,98
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Kondisi Awal
No
Aspek yang diamati
a.
Membaca permulaan 1. Lafal 2. Intonasi 3. Kelancaran 4. Keberanian Menulis permuulaan 17. Kejelasan penulisan kata 18. Ketepatan penggunaan ejaan 19. Kelengkapan penulisan kata 20. Kerapian Jumlah skor total
b.
147
Skor Maksimal
Jumlah Skor Kondisi Awal
Persentase (%)
420 420 420 280
247,5 240 237,5 127
58,93 57,14 56,55 45,36
420 420 280 140 2800
260 185 127 73 1497
61,90 44,05 45,36 52,14 53,46
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus I
No
Aspek yang diamati
a.
Membaca permulaan 1. Lafal 2. Intonasi 3. Kelancaran 4. Keberanian Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata 6. Ketepatan penggunaan ejaan 7. Kelengkapan penulisan kata 8. Kerapian Jumlah skor total
b.
148
Skor Maksimal
Jumlah Skor Siklus I
Persentase (%)
420 420 420 280
266,67 270 307,5 185
63,49 64,29 73,21 66,07
420 420 280 140 2800
285,83 330,83 208,33 84
68,05 78,77 74,40 60 69,22
1938,167
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Penilaian Peneliti dan Guru terhadap Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II Siklus II
No
Aspek yang diamati
a.
Membaca permulaan 1. Lafal 2. Intonasi 3. Kelancaran 4. Keberanian Menulis permuulaan 5. Kejelasan penulisan kata 6. Ketepatan penggunaan ejaan 7. Kelengkapan penulisan kata 8. Kerapian Jumlah skor total
b.
149
Skor Maksimal
Jumlah Skor Siklus II
Persentase (%)
420 420 420 280
391,67 326,67 340 255,83
93,25 77,78 80,95 91,37
420 420 280 140 2800
314,167 379,167 193,33 94,67 2295,5
74,80 90,28 69,05 67,62 81,96
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kemampuan Membaca Menulis Permulaan Siswa Kelas II SD N Gembongan No
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR Jumlah skor Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kondisi Awal
Nama P 38 33 33 33 57 57 52 33 38 55 58 48 58 58 58 61 62 63 35 62 47 52 57 46 38 33 57 38 1360 48,57
G 58 58 58 48 58 58 58 58 63 63 63 63 63 58 58 63 63 63 53 63 58 58 58 58 58 43 58 53 1634 58,4
T 48 45,5 45,5 40,5 57,5 57,5 55 45,5 50,5 59 60,5 55,5 60,5 58 58 62 62,5 63 44 62,5 52,5 55 57,5 52 48 38 57,5 45,5 1497 53,5
P 53 48 53 48 73 73 73 58 58 73 63 58 63 68 73 73 73 73 48 73 68 63 73 73 58 48 68 73 1799 64,3
Pertemuan 1 G T 68 60,5 68 58 68 60,5 53 50,5 73 73 73 73 73 73 68 63 68 63 73 73 68 65,5 68 63 68 65,5 73 70,5 73 73 73 73 73 73 73 73 53 50,5 73 73 73 70,5 68 65,5 73 73 73 73 68 63 53 50,5 73 70,5 73 73 1934 1866,5 69,1 66,7
Siklus I Pertemuan 2 P G T 63 73 68 63 73 68 63 73 68 48 68 58 68 73 70,5 68 73 70,5 68 73 70,5 58 73 65,5 63 73 68 68 73 70,5 68 73 70,5 58 73 65,5 68 73 70,5 68 73 70,5 73 73 73 73 73 73 68 73 70,5 73 73 73 53 73 63 73 73 73 63 73 68 63 73 68 68 73 70,5 73 73 73 63 73 68 48 63 55,5 73 68 70,5 73 68 70,5 1829 2019 1924 65,3 72,1 68,7
150
Pertemuan 3 P G T 68 68 68 68 68 68 68 68 68 63 58 60,5 78 83 80,5 78 83 80,5 68 78 73 68 73 70,5 68 73 70,5 68 78 73 73 73 73 68 73 70,5 68 68 68 68 68 68 78 78 78 83 83 83 78 83 80,5 83 83 83 63 63 63 78 83 80,5 68 73 70,5 68 73 70,5 78 78 78 68 73 70,5 68 63 65,5 58 63 60,5 73 83 78 63 78 70,5 1979 2069 2024 70,7 73,9 72,3
P 78 73 68 58 100 98 83 83 78 88 78 78 78 78 98 100 98 100 63 98 85 83 83 83 68 63 88 83 2312 82,6
Pertemuan 1 G T 78 78 78 75,5 78 73 58 58 95 97,5 93 95,5 88 85,5 83 83 83 80,5 88 88 83 80,5 83 80,5 78 78 78 78 88 93 95 97,5 93 95,5 95 97,5 63 63 93 95,5 85 85 83 83 88 85,5 83 83 73 70,5 63 63 93 90,5 88 85,5 2327 2319,5 83,1 82,8
Siklus II Pertemuan 2 P G T 68 73 70,5 68 68 68 68 68 68 63 63 63 85 90 87,5 83 88 85,5 83 88 85,5 78 73 75,5 78 83 80,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 68 75,5 78 83 80,5 80 83 81,5 85 83 84 85 88 86,5 85 88 86,5 85 90 87,5 63 58 60,5 85 90 87,5 78 88 83 73 88 80,5 85 88 86,5 85 83 84 78 73 75,5 63 53 58 85 88 86,5 85 83 84 2201 2245 2223 78,6 80,2 79,4
Pertemuan 3 P G T 83 83 83 83 83 83 83 83 83 73 68 70,5 83 90 86,5 85 88 86,5 83 88 85,5 83 83 83 83 83 83 83 88 85,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 88 85,5 85 90 87,5 85 90 87,5 83 88 85,5 85 90 87,5 73 68 70,5 85 90 87,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 88 85,5 83 83 83 73 68 70,5 83 88 85,5 83 88 85,5 2304 2384 2344 82,3 85,1 83,7
Lampiran 27 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan Kondisi Awal No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR
1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1
Skor Tiap Butir 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 Jumlah Persentase (%)
Keterangan: 1 2 3 4 5 6 7
: keaktifan siswa : motivasi siswa : perhatian siswa : kegiatan pembelajaran menyenangkan : respon siswa : tanggung jawab : percaya diri
151
5 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1
6 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1
7 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1
Skor Siswa 9 8 8 7 10 12 9 7 10 12 9 8 10 9 9 8 13 12 10 13 9 7 9 12 10 8 10 9 267 34
Lampiran 28 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR
1 2 1 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 2 3 3 4 4 4 2 4 2 2 4 3 2 2 4 3
2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 4 3 4 4 2 4 2 2 4 2 3 3 4 2
Skor Tiap Butir 3 4 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 1 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 Jumlah Persentase (%)
Keterangan: 1 2 3 4 5 6 7
: keaktifan siswa : motivasi siswa : perhatian siswa : kegiatan pembelajaran menyenangkan : respon siswa : tanggung jawab : percaya diri
152
5 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 2 4 2 3 3 4 3
6 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2
7 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3
Skor Siswa 14 12 15 17 20 21 13 13 16 17 19 12 16 18 26 23 28 26 17 27 16 14 27 20 19 20 27 18 531 67,72
Lampiran 29 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan pada Siklus II
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
ADS APA AYS AEL AAP BHA CRL FTI FWS GGP HZS HK IMA IKN IDJ JLP LSS MG MPP MFR OV PS PSA PA RAS RAD RWL RR
1 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 1 4 3 3 2 3 2
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3
Skor Tiap Butir 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 Jumlah Persentase (%)
Keterangan: 1 2 3 4 5 6 7
: keaktifan siswa : motivasi siswa : perhatian siswa : kegiatan pembelajaran menyenangkan : respon siswa : tanggung jawab : percaya diri
153
5 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3
6 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
7 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2
Skor Siswa 20 18 21 21 22 23 18 19 21 19 21 20 24 21 24 24 25 20 20 25 19 12 28 22 21 24 21 20 595 75,89
Lampiran 30 Perbandingan Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No. Nama 1 ADS 2 APA 3 AYS 4 AEL 5 AAP 6 BHA 7 CRL 8 FTI 9 FWS 10 GGP 11 HZS 12 HK 13 IMA 14 IKN 15 IDJ 16 JLP 17 LSS 18 MG 19 MPP 20 MFR 21 OV 22 PS 23 PSA 24 PA 25 RAS 26 RAD 27 RWL 28 RR Jumlah Skor Persentase (%)
Skor Awal 9 8 8 7 10 12 9 7 10 12 9 8 10 9 9 8 13 12 10 13 9 7 9 12 10 8 10 9 267 34
154
Skor Siklus I 14 12 15 17 20 21 13 13 16 17 19 12 16 18 26 23 28 26 17 27 16 14 27 20 19 20 27 18 531 67,72
Skor Siklus II 20 18 21 21 22 23 18 19 21 19 21 20 24 21 24 24 25 20 20 25 19 12 28 22 21 24 21 20 595 75,89
Lampiran 31 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan No
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Aspek yang diamati Keaktifan siswa bertanya pada saat pembelajaran Motivasi siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran Perhatian siswa pada saat pembelajaran menggunakan Quantum Teaching Kegiatan
Pembelajaran
yang
menyenangkan Respon
siswa
dalam
proses
pembelajaran
Awal
Siklus I
Siklus II
37
71
81
38
73
85
36
80
91
45
74
85
36
79
86
6
Tanggung jawab siswa
35
73
82
7
Percaya diri siswa
40
81
85
Jumlah Skor
267
531
595
Persentase (%)
34
67,72
75,89
155
Lampiran 32. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN 1
Hari, tanggal : Rabu, 27 Januari 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 07.15 – 09.50 WIB
Hasil
: Peneliti memasuki kelas bersama dengan guru kelas II setelah kegiatan
reading loud selesai. Guru melanjutkan pembelajaran dengan mengambil tema Budi Pekerti. Ketika peneliti mulai duduk di kursi yang paling belakang, situasi kelas sudah muali tergambarkan. Pembelajaran berlangsung dengan kurang kondusif. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kejadian yang menjadikan pembelajaran berlangsung kurang optimal. Sebagian besar siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran membaca menulis, siswa asik bermain dengan teman sebangkunya. Ada siswa yang asik mengobrol dan membentuk semacam kelompok obrolan di belakang kelas. Selain itu, ada beberapa siswa putra bermain bola di belakang kelas dan berlari kejar-kejaran. Selain ituu, guru harus menegur beberapa kali kepada deretan tempat duduk siswa putra karena ramai dan tidak memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran. Setelah beberapa saat siswa mematuhi tetapi beberapa menit kemudian deretan tersebut kembali ramai. Ketika guru menyuruh siswa membaca buku teks secara bersama-sama, siswa membaca kurang kompak dan cara membaca kurang jelas. Sehingga guru memutuskan untuk menunjuk membaca berdasarkan deretan meja. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca secara individu, dan hasilnya ada sebagian besar siswa yang membaca kurang tepat, baik secara lafal, intonasi, kejelasan , dan keberanian. Dilanjutkan dengan menulis kalimat sederhana. Sebelumnya guru mencontohkan cara menulis yang benar di papan tulis diikuti oleh siswa di buku masing-masing. Guru juga mengingatkan kalau menuliskan kalimat pertama kali 156
menggunkan huruf capital dan diakhiri tanda baca titik. Peneliti mencoba mengamati cara menulis siswa, dari hasil pengamatan banyak yang belum menggunkan huruf capital di awal kalimat dan belum menggunkan tanda baca berupa titik. Penulisan katanya nya pun masih ada yang belum lengkap dan belum jelas terbaca. Setelah pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia selesai dialnjutkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Peneliti ijin pada guru kelas II untuk mengakhiri observasi.
Refleksi: -
Pembelajaran berlangsung dengan kurang kondusif
-
Siswa kurang berminat dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran
-
Sebagian besar siswa mengobrol dengan temannya atau bermain sendiri saat pembelajaran membaca menulis sedang berlangsung.
157
CATATAN LAPANGAN 2
Hari, tanggal : Selasa, 8 Februari 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 08.25 – 11.00 WIB
Hasil
: Pembelajaran ini dimulai pada pukul 08.25, dikarenakan sebelumnya ada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu “Heli” dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan bernyanyi bersama. Guru bersama para siswa menyanyikan lagu “Heli”. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu “Heli”. Dilanjutkan dengan pemberian apersepsi kepada siswa tentang lagu yang telah dinyanyikan bersama. Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca 158
secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang susah untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa kesulitan untuk bekerja dalam kelompok, banyak siswa yang ketika bekerja kelompok hanya beberapa yang mengerjakan. Artinya terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga ada beberapa siswa yang hanya diam ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis.
Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik. - Siswa bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dalam mengerjakan tugas. - Siswa belum berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan.
159
CATATAN LAPANGAN 3
Hari, tanggal : Rabu, 9 Februari 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 07.15 – 09.50 WIB
Hasil
: Pukul 07.15 WIB, guru dan peneliti memasuki kelas. Semua siswa kelas II
sudah duduk di bangkunya masing-masing. Kemudian guru dan peneliti membagikan nama siswa satu persatu, akan tetapi para siswa mandiri dan sebagian besar siswa bisa memasang sendiri nama mereka. Siswa menyanyikan lagu “Lihat Kebunku” sambil bertepuk tangan mengiringi lagu. Setelah bernyanyi, siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan (apersepsi) yang diberikan oleh guru. Banyak jawaban yang muncul dari para siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran pada siswa. Memasuki kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang susah untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Sehingga guru harus mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat. 160
Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa kesulitan untuk bekerja dalam kelompok, banyak siswa yang ketika bekerja kelompok hanya beberapa yang mengerjakan. Artinya terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga ada beberapa siswa yang hanya diam ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis.
Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan pembelajaran dengan baik - Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. - Sebagian besar siswa belum berani bertanya dan berpendapat.
161
CATATAN LAPANGAN 4
Hari, tanggal : Kamis, 10 Februari 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 07.15 – 09.50 WIB
Hasil
: Pukul 07.15 WIB, guru dan peneliti memasuki kelas. Semua siswa kelas II
sudah duduk di bangkunya masing-masing. Kemudian guru dan peneliti membagikan nama siswa satu persatu, akan tetapi para siswa mandiri dan sebagian besar siswa bisa memasang sendiri nama mereka. Siswa menyanyikan lagu “Burung Kakak Tua” sambil bertepuk tangan mengiringi lagu. Setelah bernyanyi, siswa dan guru bertanya jawab tentang lagu tersebut. Siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan (apersepsi) yang diberikan oleh guru. Banyak jawaban yang muncul dari para siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan tema, subtema dan tujuan pembelajaran pada siswa. Memasuki kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang diperintahkan oleh guru. Siswa mencoba menulis kalimat, banyak yang sudah bisa dan terbiasa
untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan
menuliskan tanda titik di akhir kalimat. Tetapi guru masih mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat sebagai upaya berkelanjutan. 162
Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah melaksanakan kegiatan diskusi dengan baik dengan dibuktikan ketika mengerjakan LKS para siswa mengerjakan secara bersama-sama dan mereka . Artinya sudah berkurang dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa berpendapat dan mulai mengerjakan secara bersama-sama atau bergantian ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Ketika tahap pemberian tanggapan dari kelompok lain, tidak ada siswa yang berpendapat atau bertanya. Rasa menghargai juga kuran hal ini terlihat ketika proses presentasi siswa ramai walaupun memperhatikan. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis.
Refleksi: -
Sebagian besar siswa mlai berpendapat ketika kegiatan diskusi bersama.
163
CATATAN LAPANGAN 5
Hari, tanggal : Selasa, 1 Maret 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 08.25 – 11.00 WIB
Hasil
: Pembelajaran ini dimulai pada pukul 08.25, dikarenakan sebelumnya ada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu “Pergi Belajar” dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu “Pergi Belajar”. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. 164
Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan
menggunakan
huruf
tegak
bersambung.
Sehingga
guru
harus
mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis.
Refleksi: - Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik. - Siswa bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dalam mengerjakan tugas. - Siswa belum berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan.
165
CATATAN LAPANGAN 6
Hari, tanggal : Rabu, 2 Maret 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 07.15 – 09.50 WIB
Hasil
: Pembelajaran ini dimulai pada pukul 07.15, dikarenakan sebelumnya ada
kegiatan reading a loud yang merupakan kegiatan rutin di sekolah mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu “Matahari Terbenam” dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu “Matahari Terbenam”. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara 166
menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan
menggunakan
huruf
tegak
bersambung.
Sehingga
guru
harus
mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis. Refleksi: -
Siswa sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
-
Sebagian besar siswa sudah berani menyampaikan pertanyaan maupun pendapat.
167
CATATAN LAPANGAN 7
Hari, tanggal : Kamis, 3 Maret 2016 Tempat
: Ruang kelas II
Waktu
: 07.15 – 09.50 WIB
Hasil
: Peneliti bersama guru memasuki kelas pada pukul 07.15. Hal ini
dikarenakan terdapat kegiatan membaca buku atauu reading a loud diseluruh kelas termasuk kelas II. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti bersama guru menempelkan identitas pada punggung siswa Peneliti bersama guru memasuki kelas dengan membawa segala perlengakapan. Peneliti bersama guru membagikan papan nama kepada siswa dan memasangkan di punggung seluruh siswa. Selanjutnya guru mengajak para siswa untuk menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan” dan memberikan apersepsi berupa pertanyaan terkait dengan lagu tersebut. Seperti sebelumnya, siswa sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dan banyak jawaban yang terlontar dari siswa. Guru memberikan aba-aba sambil memberi gerakan terkait dengan lagu tersebut. Para siswa sangat termotivasi dengan kegiatan tersebut dengan dibuktikannya mereka sangat bersemangat dan antusias dalam menyanyikan lagu “Tik-tik Bunyi Hujan”. Guru kemudian menyampaikan tema, subtema, dan tujuan pembelajaran. Selain itu menjelaskan kepada siswa kegiatan pembelajaran yang akan dilalui selama beberapa jam ke depan Menuju kegiatan inti, guru mengajak siswa bermain tebak gambar terkait dengan subtema. Setelah siswa berhasil menebak gambar, guru membagikan kartu kalimat kepada siswa. Sebelum membagikan, siswa sudah berebut ingin diberi kartu kalimat oleh guru, sehingga guru harus membuat siswa duduk rapi dengan jalan siswa yang rapi akan dibagikan kartu kalimat. Ternyata cara ini berhasil membuat siswa menjadi tenang kembali. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun kartu kalimat sehingga membentuk teks bacaan. Siswa sangat antusias dalam menyusun di papan kalimat yang telah disediakan di depan kelas. Guru memberikan contoh cara membaca yang tepat diikuti siswa. Siswa membaca 168
secara klasikal dan berkelompok. Kemudian, guru juga menempelkan kalimat yang diurai menjadi kata, suku kata, dan huruf. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat sederhana menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Siswa mencoba menulis kalimat sesuai yang deprintahkan oleh guru. Tetapi ketika siswa mencoba menulis kalimat, ternyata banyak yang kesulitan untuk menulis huruf besar di awal kalimat dan menuliskan tanda titik di akhir kalimat dengan
menggunakan
huruf
tegak
bersambung.
Sehingga
guru
harus
mengingatkan kepada siswa untuk menulis kalimat yang tepat dan membimbing siswa secara bertahap bagaimana menuliskan kalimat menggunkan huruf tegak bersambung yang tepat. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa sudah mulai terbiasa dengan bekerja kelompok dan tidak hanya itu saja, siswa juga mulai membiasakan berpendapat untuk mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk LKS. Artinya tidak lagi terdapat dominasi individu dalam kelompok tersebut, sehingga siswa yang aktif ketika mengerjakan LKS. LKS yang telah selesai dikerjakan selanjutnya dipresentasikan di depan kelas. Pada tahap prresentasi ini, guru dan peneliti mengubah cara presentasi, yaitu dengan menempelkan hasil kerja siswa ke tembok dan siswa bersama kelompoknya bisa mengoreksi apakah pekerjaan siswa dan kelompok lain sudah sesuai. Kemudian siswa memberikan masukan di bawah hasilmkerja kelompok lain jika terdapat kesalahan menurut mereka sambil menuliskan nama kelompok mereka. Selanjutnya siswa membaca secara individu teks bacaan untuk menilai kemampuan membaca siswa. Dilanjutkan mengerjakan soal evaluasi yakni menulis.
Refleksi: -
Siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
-
Sebagian besar siswa lancar membaca menulis tanpa bimbingan dari guru.
-
Pengelolaan kelas kurang sehingga kondisi pada saat proses pembelajaran menjadi kurang optimal
169
Lampiran 33. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 1 (satu)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Budi Pekerti
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Selasa, 8 Februari 2016
A. Standar Kompetensi IPA 3. Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
B. Kompetensi Dasar IPA 3.2 Mengidentifikasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis
170
C. Indikator IPA 3.2.1 Menyebutkan jenis energi yang paling sering digunakan 3.2.2 Menyebutkan 3 contoh cara mengemat jenis energi yang paling sering digunakan Bahasa Indonesia 7.1.1 Membaca teks dengan lafal yang tepat 7.1.2 Membaca teks dengan intonasi yang benar 7.1.3 Membaca teks dengan lancar 8.1.1 Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 8.1.2 Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan rapi. 8.1.3 Menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan jelas.
D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan jenis energi yang paling sering digunakan dengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan diskusi, siswa dapat menyebutkan 3 contoh cara mengemat jenis energi yang paling sering digunakan. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan rapi.
171
8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran -
Menyampaikan Pesan
-
Sumber Energi dan Kegunaanya
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1. Salah
satu
siswa
Waktu
memimpin
doa
untuk
mengawali kegiatan pembelajaran.
10 menit
2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian
motivasi
(salam,
sapa/kehadiran
siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Heli”. 5. Guru
memberikan
pertanyaan
pada
siswa
(Apersepsi) sebagai berikut. a.
Anak-anak, apa isi lagu yang dinyanyikan tadi?
b.
Apakah kalian memiliki hewan peliharan?
6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar dalam 115
172
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
kotak dengan siswa tentang hewan-hewan di menit sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hewan apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyusun kalimat yang dibagikan secara acak oleh guru pada papan kalimat di papan tulis. 5. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, “Pergi ke Pasar Hewan” yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 6. Siswa
membaca
teks
bacaan
bersama-
sama.(Namai) 7. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 8. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 9. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 10. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 11. Siswa mencoba menulis sebuah kalimat sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 12. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Pergi ke Pasar Hewan”. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang energi apa yang digunakan Kakek, Nina, dan Doni untuk menuju ke Pasar Hewan. 173
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
14. Siswa mengamati gambar energi yang sering digunakan oleh manusia. 15. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang berbagai energi yang sering digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghemat
energi
yang
sering
digunakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 45 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks “Pergi ke Pasar Hewan” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan)
174
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 15
Penutup
(Ulangi).
menit
2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa
persiapan
materi
untuk
pertemuan
selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber -
Ismail
Kusmayadi,
dkk.
2009.
Belajar
Bahasa
Indonesia
Itu
Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas -
Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
Wiwik Winarti, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk Sekolah Dasar / MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
KTSP
-
Silabus Kelas II
2. Media -
Gambar
-
Lembar Kerja Siswa
-
Kartu Kata dan Kartu Kalimat
I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses 175
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay
176
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 2 (dua)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Budi Pekerti
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Rabu, 9 Februari 2016
A. Standar Kompetensi Matematika 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
B. Kompetensi Dasar Matematika 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis
C. Indikator Matematika 3.1.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 177
7.1.1 Membaca teks dengan lafal yang tepat 7.1.2 Membaca teks dengan intonasi yang benar 7.1.3 Membaca teks dengan lancar 7.1.4 Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 8.1.1 Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 8.1.2 Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas.
D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 7. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat
menulis teks
deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran -
Menyampaikan Pesan
-
Operasi Hitung Perkalian
178
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan 1.
Waktu
Salah satu siswa memimpin doa untuk
10 menit
mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Lihat Kebunku”. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. 6.
Apakah kalian memiliki tanaman hias?
Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar 115 menit dalam kotak dengan siswa tentang tumbuhan di sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang tanaman apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, “Emon dan Burung Pipit”
179
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa
membaca
teks
bacaan
secara
berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa
mengamati
cara
menulis
kalimat
sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa
mencoba
sederhana
di
menulis
sebuah
kalimat
buku
yang
telah
disediakan.(Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Emon dan Burung Pipit”. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru jika labu milik Emon sebanyak 5 karung, di mana setiap karung ada 4 buah labu yang dijual ke pedagang. Berapa buah labu yang diterima pedagang. 13. Siswa mengamati contoh cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 14. Siswa mencoba menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 15. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 180
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
16. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok
yang
setiap
kelompok
beranggotakan 4-5 siswa. 17. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 18. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 19. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 20. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 21. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 22. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 23. Siswa membaca teks “Emon dan Burung Pipit” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 24. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup
1. Siswa
mengerjakan
soal
evaluasi
secara 15 menit
individu.(Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan
guru berdoa
181
untuk
menutup
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber -
Ismail Kusmayadi, dkk. 2009. Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas
-
Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
-
Fatkul Anam, dkk. 2009. Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
-
KTSP
-
Silabus Kelas II
2. Media -
Gambar
-
Lembar Kerja Siswa
-
Kartu Kata dan Kartu Kalimat
I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test.
182
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS PERTAMA)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 3 (tiga)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Budi Pekerti
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Kamis, 10 Februari 2016
A. Standar Kompetensi Matematika 3. Melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
B. Kompetensi Dasar Matematika 3.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.1 Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa tulis
C. Indikator Matematika 1.1.1 Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka Bahasa Indonesia 184
7.1.1
Membaca teks dengan lafal yang tepat
7.1.2
Membaca teks dengan intonasi yang benar
7.1.3
Membaca teks dengan lancar
8.1.1
Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat.
8.1.2 Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 8.1.3 Menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas.
D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat melakukan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dengan tep 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menulis teks deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan rapi. 7. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat
menulis teks
deskripsi tentang tumbuhan dan binatang di sekitar dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab E. Materi Pembelajaran -
Menyampaikan Pesan
-
Operasi Hitung Perkalian
185
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan 1. Salah
satu
siswa
Waktu
memimpin
doa
untuk
mengawali kegiatan pembelajaran.
10 menit
2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Burung Kakak Tua”. 5. Guru memberikan pertanyaan
pada
siswa
lagu
yang
(Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak,
apa
ya
isi
dinyayikan tadi? b.
Apakah kalian memiliki hewan peliharaan atau tanaman hias?
c.
Bagaimana cara kalian merawat tanaman hias yang kalian yang ada di rumah?
6.
Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar 115 dalam kotak dengan siswa tentang tumbuhan di menit sekitar kehidupan siswa. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang
186
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
tanaman apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan
berjudul,
Tumbuhan”
“Merawat
yang dicontohkan
Hewan oleh
dan guru.
(Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa membaca teks bacaan secara berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat sederhana yang di berikan oleh guru.(Alami) 10. Siswa
mencoba
menulis
sebuah
kalimat
sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Merawat Hewan dan Tumbuhan”. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru jika labu milik Emon sebanyak 5 karung, di mana setiap karung ada 4 buah labu yang dijual ke pedagang. Berapa buah labu yang diterima pedagang. 13. Siswa mengamati contoh cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 14. Siswa mencoba menghitung perkalian yang 187
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
hasilnya dua angka. 15. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara menghitung perkalian yang hasilnya dua angka. 16. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 17. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 18. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 19. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 20. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 21. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 22. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 23. Siswa membaca teks “Merawat Hewan dan Tumbuhan” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 24. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 15 menit (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa
persiapan
materi
188
untuk
pertemuan
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber -
Ismail
Kusmayadi,
dkk.
2009.
Belajar
Bahasa
Indonesia
Itu
Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas -
Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
-
Fatkul Anam, dkk. 2009. Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
-
KTSP
-
Silabus Kelas II
2. Media -
Gambar
-
Lembar Kerja Siswa
I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar 189
Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay
190
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 1 (satu)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Peristiwa
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Selasa, 1 Maret 2016
A. Kompetensi IPA 4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan seharihari Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak B. Kompetensi Dasar IPA 4.2 Mendeskripsikan kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi
C. Indikator IPA
191
4.2.1
Menyebutkan 3 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari
4.2.2
Menjelaskan 1 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa Indonesia 7.1.1
Membaca teks dengan lafal yang tepat
7.1.2
Membaca teks dengan intonasi yang benar
7.1.3
Membaca teks dengan lancar
8.2.1
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat.
8.2.2
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi.
8.2.3
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas.
D.
Tujuan
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengamati media berupa gambar kegunaan panas dan cahaya matahari, siswa dapat menyebutkan 3 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan mengamati media berupa gambar kegunaan panas dan cahaya matahari, siswa dapat menjelaskan 1 kegunaan panas dan cahaya matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan melakukan kegiatan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 192
7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab
E. Materi Pembelajaran -
Peristiwa Pagi, Siang, dan Malam Hari
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan
1. Salah satu siswa memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Pergi Belajar”. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Kegiatan apa saja yang kalian lakukan sebelum pergi sekolah? c. Apa saja kegiatan orang tua kalian ketika 193
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
pagi hari? 6. Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar 115 dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa menit pagi, siang, dan malam hari. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang hewan apa saja yang dimiliki siswa di rumah. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, “Kegiatan Andi di Pagi Hari” yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa
membaca
teks
bacaan
secara
berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa mengamati cara menulis kalimat tegak bersambung sederhana yang diberikan oleh guru.(Alami) 10. Siswa
mencoba
menulis
sebuah
kalimat
sederhana di buku yang telah disediakan.
194
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
(Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Kegiatan Andi di Pagi Hari”. 12. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang apa saja manfaat dari sinar cahaya matahari yang terdapat dalam teks bacaan. 13. Siswa
mengamati
gambar
macam-macam
manfaat cahaya sinar matahari yang diberikan oleh guru. 14. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang manfaat cahaya sinar matahari untuk kehidupan manusia sehari-hari. 15. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 16. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 17. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 18. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 19. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 20. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 21. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 22. Siswa membaca teks “Kegiatan Andi di Pagi 195
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Hari” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 23. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup
1. Siswa
mengerjakan
soal
evaluasi
secara 15 menit
individu. (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk
pertemuan
selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan guru berdoa untuk menutup pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber -
Ismail
Kusmayadi, dkk. 2009. Belajar
Bahasa Indonesia
Itu
Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas -
Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
Wiwik Winarti, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 2: untuk Sekolah Dasar / MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
-
KTSP
-
Silabus Kelas II
2.
Media -
Gambar
-
Lembar Kerja Siswa
-
Kartu Kata dan Kartu Kalimat
I. Penilaian 196
1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test.
197
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 2 (dua)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Peristiwa
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Rabu, 2 Maret 2016
A. Standar Kompetensi Matematika 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
B. Kompetensi Dasar Matematika 4.1 Mengelompokkan bangun datar Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi
C. Indikator Matematika 4.1.1
Mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datar
Bahasa Indonesia 7.1.1
Membaca teks dengan lafal yang tepat 198
7.1.2
Membaca teks dengan intonasi yang benar
7.1.3
Membaca teks dengan lancar
8.2.1
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat.
8.2.2
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi.
8.2.3
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas.
D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datardengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab
E. Materi Pembelajaran -
Peristiwa Alam
-
Bangun Datar
199
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Salah satu siswa memimpin doa untuk
10 menit
mengawali kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Matahari Terbenam”. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Kalau matahaari terbit itu dari arah mana Nak? c. Sedangkan jika matahari tenggelam di arah mana Nak? 6.
Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar 115 menit dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa kemarau. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa.
200
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang ciri-ciri musim kemarau. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, “Musim Kemarau” yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa
membaca
teks
bacaan
bersama-
sama.(Namai) 6. Siswa
membaca
teks
bacaan
secara
berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa
mengamati
sederhana
cara
menggunakan
menulis
kalimat
huruf
tegak
bersambung yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa
mencoba
menulis
sebuah
kalimat
sederhana di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Musim Kemarau”. 12. Guru menempelkan gambar bertemakan musim kemarau. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru apa saja bangun datar yang ada pada gambar tersebut. 201
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
14. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru terkait bangun datar dan ciri-cirinya. 15. Siswa mencoba mendata apa saja bangun datar yang ada di ruang kelas. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru terkait cara bangun datar. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok
yang
setiap
kelompok
beranggotakan 4-5 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks “Musim Kemarau” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup
1. Siswa
mengerjakan
individu.(Ulangi)
202
soal
evaluasi
secara 15 menit
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa dan
guru berdoa
untuk
menutup
pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail
Kusmayadi, dkk. 2009. Belajar
Bahasa Indonesia
Itu
Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. - Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - Fatkul Anam, dkk. 2009. Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa - Kartu Kata dan Kartu Kalimat
I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian 203
a) Penilaian Proses Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. b) Penilaian Hasil Belajar Menggunakan instrumen hasil belajar berupa Post Test. 2. Instrumen Penilaian a. Penilaian Proses 1) Penilaian ketika membaca teks (Lisan) b. Penilaian hasil belajar 1) Pilihan Ganda 2) Essay
204
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS KEDUA) Satuan Pendidikan : SD Negeri Gembongan Pertemuan ke
: 3 (tiga)
Kelas/Semester
: II (Dua)/ 2 (dua)
Tema
: Peristiwa Alam
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Hari/Tanggal
: Kamis, 3 Maret 2016
A. Standar Kompetensi Matematika 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana Bahasa Indonesia 7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati 8. Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan menyalin puisi anak
B. Kompetensi Dasar Matematika 4.1 Mengelompokkan bangun datar Bahasa Indonesia 7.1 Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat 8.2 Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi
C. Indikator Matematika 4.1.2
Mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datar
Bahasa Indonesia 7.1.2
Membaca teks dengan lafal yang tepat 205
7.1.3
Membaca teks dengan intonasi yang benar
7.1.4
Membaca teks dengan lancar
8.2.1
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat.
8.2.2
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi.
8.2.3
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas.
D. Tujuan 1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengelompokkan benda-benda ke dalam bangun datardengan tepat. 2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan lafal yang tepat. 3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat membaca teks dengan intonasi yang benar. 4. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan tanya jawab, siswa dapat membaca teks dengan lancar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan ejaan yang tepat. 6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan penugasan, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. 7. Setelah melakukan diskusi, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan rapi. 8. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung dengan jelas. Karakter siswa yang dikembangkan: Jujur dan Tanggungjawab
E. Materi Pembelajaran -
Peristiwa Alam
-
Bangun Datar
206
F. Model dan Metode Pembelajaran Model
: Quantum Teaching
Pendekatan
: Student Centered
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan, dan Diskusi.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan 1. Salah
satu
siswa
memimpin
Waktu doa
untuk
mengawali kegiatan pembelajaran.
10 menit
2. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. 3. Pemberian motivasi (salam, sapa/kehadiran siswa, dan menarik perhatian siswa). 4. Guru memotivasi siswa dengan menyanyikan lagu judul “Tik-tik Bunyi Hujan”. 5. Guru memberikan pertanyaan pada siswa (Apersepsi) sebagai berikut. a. Anak-anak, apa ya isi lagu yang dinyayikan tadi? b. Apakah tanda-tanda hujan akan datang? c. Setelah hujan reda biasanya terdapat apa anak-anak? 6.
Guru menyampaikan tema, sub tema dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Inti:
1. Guru memberikan permainan tebak gambar 115 dalam kotak dengan siswa tentang peristiwa menit hujan. (Tumbuhkan) 2. Satu siswa dengan bantuan guru menebak apa nama gambar yang ditunjukkan oleh siswa. 3. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang
207
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
peristiwa hujan. 4. Siswa menyimak contoh cara membaca teks bacaan berjudul, “Pelangi itu Indah Sekali” yang dicontohkan oleh guru. (Alami) 5. Siswa membaca teks bacaan bersama-sama. (Namai) 6. Siswa
membaca
teks
bacaan
secara
berkelompok. 7. Siswa membaca kalimat yang diurai menjadi kata, kata yang diurai menjadi suku kata, suku kata yang diurai menjadi huruf. 8. Siswa membaca huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata yang disusun menjadi kata, dan kata yang disusun menjadi kalimat. 9. Siswa
mengamati
cara
menulis
kalimat
sederhana yang di berikan oleh guru. (Alami) 10. Siswa
mencoba
sederhana
menulis
sebuah
kalimat
menggunakan
huruf
tegak
bersambung di buku yang telah disediakan. (Namai) 11. Siswa menjawab pertanyaan tentang teks bacaan berjudul, “Pelangi itu Indah Sekali”. 12. Siswa mengamati gambar yang ditempelkan oleh guru terkait teks bacaan tersebut. 13. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang bangun datar apa saja yang ada di gambar yang ditunjukkan oleh guru. 14. Siswa mengamati bangun datar yang ada di ruang kelas. 208
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
15. Siswa mencoba mengelompokkan bangun datar yang ada di ruang kelas. 16. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang bangun-bangun datar yang ada di ruang kelas. 17. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 7 kelompok yang setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. 18. Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait petunjuk mengerjakan LKS. 19. Siswa mengambil LKS yang telah disediakan di meja guru. 20. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS. 21. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang menemukan kesulitan dalam mengerjakan. 22. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. (Demostrasi). 23. Guru membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari. 24. Siswa membaca teks “Pelangi itu Indah Sekali” secara individu di depan kelas. (Ulangi). 25. Guru memberikan pujian/tepuk tangan kepada siswa. (Rayakan) Penutup
1. Siswa
mengerjakan
soal
evaluasi
secara 15 menit
individu. (Ulangi) 2. Guru memberikan tugas lanjutan kepada siswa
209
Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
berupa persiapan materi untuk pertemuan selanjutnya. 3. Guru menanyakan bagaimana perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. 4. Siswa
dan
guru
berdoa
untuk
menutup
pelajaran.
H. Smber dan Media Pembelajaran 1. Sumber - Ismail
Kusmayadi,
dkk.
2009.
Belajar
Bahasa
Indonesia
Itu
Menyenangkan 2: Untuk Kelas II Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas - Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 2: Untuk Kelas 2 SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. - Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk Kelas II SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional - Fatkul Anam, dkk. 2009. Matematika 2 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. - KTSP - Silabus Kelas II 2. Media - Gambar - Lembar Kerja Siswa
I. Penilaian 1. Prosedur Penilaian a) Penilaian Proses
210
211
Lampiran 34. Dokumentasi Siklus I
Gambar 1. kegiatan bernyanyi untuk memotivasi siswa (tumbuhkan)
Gambar 2. Kegitan permainan tebak gambar sesuai tema (tumbuhkan)
Gambar 3. siswa menempelkan kartu kalimat pada papan kalimat (alami)
Gambar 4. Peneliti membantu guru dalam memberikan contoh menuliskan kalimat yang tepat (alami)
212
Gambar 5. siswa membaca (namai)
Gambar 6. keaktifan siswa selama proses pembelajaran
Gambar 7. Hasil menyusun kalimat
Gambar 8. Siswa menulis kalimat sederhana sesuai gambar (namai)
213
Gambar 9. Hasil kemampuan menulis siswa
Gambar 10. Kegiatan diskusi siswa (demonstrasi)
Gambar 11. Pemberian bimbingan ketika diskusi
Gambar 12. Siswa mengerjakan tes tertulis (ulangi)
214
Gambar 13. Siswa mengerjakan tes tertulis Gambar 14. Pemberian Reward berupa (ulangi) pujian dan tepuk tangan (rayakan) Siklus II
Gambar 15. Kegiatan bernyanyi bersama (tumbuhkan)
215
Gambar 16. siswa menempelkan gambar (tumbuhkan)
Gambar 17. Siswa menempelkan kartu kalimat (alami)
Gambar 18. Siswa membaca kalimat (namai)
Gambar 19. Peneliti membantu siswa memberikan contoh menulis yang tepat (alami)
Gambar 20.Siswa menuliskan kalimat dengan tegak bersambung (namai)
216
Gambar 21. Kemampuan menulis siswa
Gambar 22. Kegiatan diskusi siswa (demonstrasi)
Gambar 23. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya (demonstrasi)
Gambar 24. Siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok
217
Gambar 25. Siswa mengerjakan tes tulis (ulangi)
Gambar 26. Siswa mengerjakan tes lisan (ulangi)
Gambar 27. Pemberian sticker (rayakan)
Gambar 28. Pemberian reward (rayakan)
218
Lampiran 35. Jadwal Pelajaran SD Gembongan Kelas II Waktu 07.15-07.50 07.50-08.25 08.25-09.00 09.00-09.15 09.15-09.50 09.50-10.25 10.25-11.00 11.00-11.35
Senin Upacara MTK MTK
Selasa P.Agama P. Agama Bhs. Indo
IPA B. Jawa B. Jawa IPS/T
Bhs. Indo IPA IPA IPA/T
Rabu Kamis MTK MTK MTK MTK Bhs. Indo Bhs. Indo Istirahat Bhs. Indo Bhs. Indo P. Agama Bhs. Indo Penjas Bhs. Indo TPA PKn/T
219
Jumat Penjas Penjas Penjas
Sabtu IPS IPS PKn
IPS SBK SBK
PKn Bhs. Inggris Bhs. Ingrris
Lampiran 36. Nilai UTS Siswa Kelas II SD N Gembongan Semsester 2 No
Nama siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Ricardo Alfinto D Reiza Azahra S Muhammad P Insani Kamilia N Ananda Eka L Insan Mukti A Husni Zaki S Ferdias Wahyu S Fauzan Tri I Achmad Yusuf S Hendra K Panji Sulistomo Aan Dwi S Putri Anjani Gibran Galih P Clarissa Rizkyta Puri Sakirana A‟an Prasetyo A Bintang Hafidz A Ruwita R Oktaviani Julio Lantip P Isnaini Dwi J Riska Winki L Ayu Adelia PCN May Ghifany Lillah Sabiluna S Muhammad Faiz Jumlah
P.AGAMA 62 65 25 85 63 80 90 65 75 75 75 73 85 95 90 88 93 80 90 93 98 95 90 98 98 95 95 100 2316
PKn 30 65 50 48 40 73 73 90 95 63 93 88 83 88 73 85 90 90 95 95 98 90 90 100 85 100 100 93 2263
B.IND 13 17 12 52 23 25 30 37 37 38 25 47 30 65 53 62 52 48 53 70 42 77 83 83 75 87 80 83 1399
MAT 43 18 53 33 75 60 65 63 65 80 88 90 93 100 88 73 95 90 85 80 90 83 98 100 100 90 100 100 2198
Mata pelajaran IPA 28 48 40 58 58 65 68 63 75 100 90 73 100 68 73 88 68 95 88 83 73 95 95 90 93 95 95 100 2165
220
IPS 28 43 40 30 60 40 28 58 73 70 68 88 58 70 73 90 85 95 83 88 93 90 85 85 95 88 98 93 1995
B.JAWA 40 28 35 53 45 70 65 75 68 43 68 78 83 75 93 75 80 68 95 80 75 83 73 85 93 95 90 98 2009
SBK 75 75 75 76 78 75 75 75 78 70 80 80 85 75 85 85 80 72 80 80 88 87 85 85 80 86 86 75 2226
B.ING 33 50 80 86 76 63 93 83 56 86 76 63 96 80 90 76 66 86 63 70 93 83 90 80 93 83 90 93 2177
Jumlah 352 409 410 521 518 551 587 609 622 625 663 680 713 716 718 722 709 724 732 739 750 783 789 806 812 819 834 835 18748
Ratarata 39,11 45,44 45,56 57,89 57,56 61,22 65,22 67,67 69,11 69,44 73,67 75,56 79,22 79,56 79,78 80,22 78,78 80,44 81,33 82,11 83,33 87 87,67 89,56 90,22 91 92,67 92,78 2083,11
221
Lampiran 37. Nilai Empat Aspek Kemampuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SD N Gembongan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama Ricardo Alfinto D Reiza Azahra S Muhammad P Insani Kamilia N Ananda Eka L Insan Mukti A Husni Zaki S Ferdias Wahyu S Fauzan Tri I Achmad Yusuf S Hendra K Panji Sulistomo Aan Dwi S Putri Anjani Gibran Galih P Clarissa Rizkyta Puri Sakirana A‟an Prasetyo A Bintang Hafidz A Ruwita R Oktaviani Julio Lantip P Isnaini Dwi J Riska Winki L
Membaca 30 55 30 50 30 60 65 55 60 65 59 65 68 55 59 60 60 57 69 55 50 69 69 65
Menulis 45 45 55 43 50 51 55 40 35 45 50 61 50 60 60 55 54 50 69 59 55 70 65 65
Aspek Menyimak 75 80 65 75 70 78 65 65 60 75 80 75 70 70 75 70 80 75 92 80 75 95 80 85
222
Berbicara 78 70 65 80 60 80 75 75 75 75 75 80 82 82 90 90 85 78 92 76 80 90 85 90
Jumlah
Rata-rata
228 250 215 248 210 269 260 235 230 260 264 281 270 267 284 275 279 260 322 270 260 324 299 305
57 62,5 53,75 62 52,5 67,25 65 58,75 57,5 65 66 70,25 67,5 66,75 71 68,75 69,75 65 80,5 67,5 65 81 74,75 76,25
223
Lampiran 38. Perizinan
224
1. Surat Pernyataan Validator Instrumen
225
2. Permohonan Izin dari Dekan FIP UNY
226
3. Surat Ijin Penelitian dari PEMDA DIY SEKDA
227
4. Surat Izin dari BPMPT Kulon Progo
228
5. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD N Gembongan
229