PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIYONO III PLAYEN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CATATAN HARIAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Devi Kurnia NIM 12108241080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2017 i
ii
iii
iv
MOTTO “Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh di kemudian hari”. (Pramoedya Ananta Toer) “Menulis itu mudah. Tapi bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak kearah yang lebih baik, tanpa kau gurui”. (Helvy Tiana Rosa)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan sebagai ungkapan cinta dan kasih sayang kepada: 1.
Bapak dan Ibu tercinta semangat terbesarku, terimakasih atas limpahan doa, kasih sayang, dan kesabaran selama ini.
2.
Almamater S1 PGSD Universitas Negeri Yogyakarta.
3.
Beasiswa BIDIKMISI.
4.
Agama, nusa, dan bangsa.
vi
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS IV SD NEGERI SIYONO III PLAYEN GUNUNGKIDUL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CATATAN HARIAN Oleh Devi Kurnia NIM 12108241080 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya nilai menulis narasi ekspositoris dan minat menulis siswa kelas IV SD Negeri Siyono III yang perlu mendapat perhatian serta upaya penyelesaian. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa, 2) meningkatkan hasil keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Siyono III yang berjumlah 21 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes unjuk kerja, dengan instrumen berupa lembar observasi dan lembar penilaian tes unjuk kerja. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan teknik catatan harian dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan teknik catatan harian ditunjukan dengan siswa lebih aktif dan antusias, serta proses menulis semakin baik. Peningkatan hasil keterampilan menulis narasi ekspositoris ditunjukan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa, pada pratindakan nilai ratarata sebesar 63,52, siklus I sebesar 71,55, dan siklus II sebesar 81,30. Selain itu, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada pratindakan sebesar 0%, siklus I sebesar 33, 3%, siklus II sebesar 95, 24%. Kata kunci: Teknik Catatan Harian, Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Keberhasilan penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat Bapak dan Ibu sebagai berikut. 1.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Drs. Suparlan, M. Pd. I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah mendukung kelancaran penyelesaian skripsi ini.
4.
Ibu Septia Sugiarsih, M. Pd., dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5.
Kepala sekolah, guru, siswa, dan semua warga SD Negeri Siyono III yang telah memberi izin serta membantu penelitian skripsi. viii
6.
Segenap staf dan karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah berperan dalam kelancaran penulisan skripsi.
7.
Bapak dan ibu tercinta, Bapak Tugimanto dan Ibu Sumini, serta Mas Sukoco yang telah memberikan doa, dorongan, dan semangat tiada putusnya sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan.
8.
Teman-teman tercinta Wahni Hidayah, Rista Nurmalita S., dan Yulia Maya P atas motivasi yang selalu diberikan.
9.
Teman-teman PGSD kelas D angkatan 2012, atas kebersamaannya selama empat tahun.
10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/I mendapat imbalan terbaik dari Allah SWT. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, maka kritik dan saran senantiasa diharapkan. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yogyakarta, 13 Januari 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
hal HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................ viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 9 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 9 D. Perumusan Masalah .............................................................................. 10 E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11 F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11 G. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ...................................................................................... 14 1.
Keterampilan Menulis ........................................................................... 14 a.
Pengertian menulis ......................................................................... 14
b.
Tujuan menulis............................................................................... 16
c.
Manfaat menulis............................................................................. 17
d.
Proses menulis ............................................................................... 20 x
2.
3.
4.
e.
Ciri tulisan yang baik ..................................................................... 25
f.
Jenis-jenis tulisan yang baik .......................................................... 28
g.
Keterampilan menulis .................................................................... 31
h.
Pembelajaran menulis .................................................................... 33
Narasi Ekspositoris ............................................................................... 35 a.
Pengertian narasi ............................................................................ 35
b.
Ciri-ciri narasi ................................................................................ 36
c.
Struktur narasi ................................................................................ 39
d.
Jenis-jenis narasi ............................................................................ 43
e.
Narasi ekspositoris ......................................................................... 44
Teknik Pembelajaran Menulis .............................................................. 45 a.
Strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran ......................... 45
b.
Fungsi teknik pembelajaran ........................................................... 47
c.
Macam teknik pembelajaran .......................................................... 49
d.
Teknik pembelajaran keterampilan menulis .................................. 50
Teknik Catatan Harian .......................................................................... 52 a. Pengertian Catatan Harian .............................................................. 52 b. Tujuan menulis Catatan Harian....................................................... 54 c. Manfaat menulis Catatan Harian..................................................... 56 d. Ciri-ciri tulisan Catatan Harian ....................................................... 59 e. Menulis Catatan Harian .................................................................. 63 f. Teknik Catatan Harian .................................................................... 65
5.
Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Narasi Ekspositoris Menerapkan Teknik Catatan Harian ..................... 67
6.
Karakteristik Siswa Kelas IV SD .......................................................... 70
B. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 73 C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 75 D. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...................................................................................... 80 B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 82
xi
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 82 D. Model Penelitian ................................................................................... 83 E. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 87 F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 88 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 93 H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................................ 95 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 96 1.
Deskripsi Pratindakan ........................................................................... 96
2.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................... 104 a.
Perencanaan siklus I ..................................................................... 104
b.
Pelaksanaan tindakan siklus I ...................................................... 105 1) Siklus I pertemuan pertama .................................................. 105 2) Siklus I pertemuan kedua ...................................................... 109
c.
Observasi siklus I ......................................................................... 113 1) Aktivitas guru ....................................................................... 114 2) Aktivitas siswa ...................................................................... 116 3) Hasil menulis narasi ekspositoris .......................................... 119
d. 3.
Refleksi siklus I............................................................................ 132
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................... 134 a.
Perencanaan siklus II ................................................................... 134
b.
Pelaksanaan tindakan siklus II ..................................................... 135 1) Siklus II pertemuan pertama ................................................. 135 2) Siklus II pertemuan kedua .................................................... 138
c.
Observasi siklus II........................................................................ 140 1) Aktivitas guru ....................................................................... 141 2) Aktivitas siswa ...................................................................... 143 3) Hasil menulis narasi eksposioris ........................................... 145
d.
Refleksi siklus II .......................................................................... 157
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 158 C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 167 xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................... 168 B. Saran ................................................................................................... 170
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 171 LAMPIRAN ............................................................................................... 174
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
hal Waktu Pelaksanaan Penelitian……………………………. 86
Tabel 2.
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris………………. 93
Tabel 3.
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Proses Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris ……………… 94
Tabel 4.
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III………. 95
Tabel 5.
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III ……… 96
Tabel 6.
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III ……… 98
Tabel 7.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I………………………….. 134
Tabel 8.
Nilai Aspek Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I ………………………. 136
Tabel 9.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II …………………………. 159
Tabel 10.
Nilai Aspek Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II ……………………… 161
xiv
DAFTAR GAMBAR
hal 81
Gambar 1.
Bagan Kerangka Pikir …………………………………
Gambar 2.
Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93) …………… 87
Gambar 3.
Siswa Kelas IV sedang Menghias Buku Catatan Harian… 102
Gambar 4.
Sampel Hasil Menulis Karangan Siswa berdasarkan Pengalaman pada Pratindakan ………………………….. 106
Gambar 5.
Diagram Nilai Hasil Menulis Karangan Siswa berdasarkan Pengalaman pada Pratindakan …………….. 107
Gambar 6.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Pratindakan ……………………………………………... 124
Gambar 7.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Siklus I pertemuan Pertama …………………………….. 125
Gambar 8.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Siklus I pertemuan Kedua ………………………………. 125
Gambar 9.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Pratindakan ………………………………………. 127
Gambar 10. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Siklus I Pertemuan Pertama ……………………….. 127 Gambar 11. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Siklus I Pertemuan Kedua …………………………. 128 Gambar 12. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial CNS pada Pratindakan ……………………………………… 130 Gambar 13. Hasil Menulis Narasi Ekspsositoris Siswa Inisial CNS pada Siklus I Pertemuan Pertama ……………………….. 131 Gambar 14. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial CNS pada Siklus I Pertemuan Kedua …………………………. 131 Gambar 15. Diagram Kriteria Perolehan Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I ………………………………………………….. 133 Gambar 16. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Menulis Narasi Ekspsositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III dari Pratindakan ke Siklus I ………….. 134 Gambar 17. Grafik Aspek Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I …… 135 xv
Gambar 18. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial DNJ pada Siklus II Pertemuan Pertama ……………………… 151 Gambar 19. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial DNJ pada Siklus II Pertemuan Kedua ……………………….. 152 Gambar 20. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial AAD pada Siklus II Pertemuan Pertama ………………………. 153 Gambar 21. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial AAD pada Siklus II Pertemuan Kedua ……………………… 154 Gambar 22. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial TNR pada Siklus II Pertemuan Pertama ………………………. 155 Gambar 23. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial TNR pada Siklus II Pertemuan Kedua ……………………… 156 Gambar 24. Diagram Kriteria Perolehan Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II …………………………………………………. 158 Gambar 25. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III dari Pratindakan ke Siklus II …………. 160 Gambar 26. Grafik Aspek Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II …… 160
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
hal Lampiran 1.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV SD Semester Genap Tahun Ajaran 2015/ 2016 …….. 175
Lampiran 2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama …………………………………. 177
Lampiran 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua …………………………………… 190
Lampiran 4.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama …………………………………. 202
Lampiran 5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua …………………………………… 215
Lampiran 6.
Lembar Observasi Guru …………………………….. 227
Lampiran 7.
Lembar Observasi Siswa ……………………………. 229
Lampiran 8.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama …………………………………. 231
Lampiran 9.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua …………………………………… 234
Lampiran 10.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ……………………………….. 237
Lampiran 11.
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ………………………………… 240
Lampiran 12.
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama …………………………………. 243
Lampiran 13.
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan Kedua …………………………………… 245
Lampiran 14.
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama …………………………………. 247
Lampiran 15.
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua……………………………………. 249
Lampiran 16.
Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Pratindakan……………………………….................. 251
Lampiran 17.
Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Pertama …………………………………. 253
xvii
Lampiran 18.
Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Kedua …………………………………… 255
Lampiran 19.
Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Pertama …………………………………. 257
Lampiran 20.
Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Kedua …………………………………… 259
Lampiran 21.
Rekapitulasi Nilai Menulis Narasi Ekspositoris …….
261
Lampiran 22.
Nilai Hasil Menulis Catatan Harian Siswa ………….
263
Lampiran 23.
Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa……………
266
Lampiran 23.
Foto-foto Penelitian …………………………………. 271
Lampiran 24
Catatan Lapangan …………………………………… 273
Lampiran 25
Surat Ijin Penelitian …………………………………. 287
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah luput melakukan interaksi dengan manusia lain demi kelangsungan hidupnya. Salah satu bentuk interaksi tersebut, yaitu melalui komunikasi. Henry Guntur Tarigan (2008: 19) mengartikan, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang terjadi sewaktu-waktu, bila manusia atau binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Di dalam komunikasi terjadi pertukaran pesan atau informasi dari komunikator (pengirim) ke komunikan (penerima) melalui suatu perantara (medium). Apabila komunikator dan komunikan berkomunikasi melalui tatap muka secara langsung, maka disebut komunikasi langsung. Sedangkan, jika komunikator dan komunikan berkomunikasi tidak melalui tatap muka secara langsung disebut komunikasi tidak langsung. Komunikasi tidak langsung dapat dilakukan melalui tulisan (Henry Guntur Tarigan, 2008: 22). Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 179) menyatakan, tulisan adalah suatu bentuk sistem komunikasi lambang visual. Tulisan dapat menjadi media penyampai pesan melalui simbol-simbol grafis yang membentuk kesatuan bahasa. Saat ini, tulisan dapat menyampaikan pesan kepada banyak orang dalam satu waktu tertentu secara efektif. Tulisan banyak digunakan sebagai sarana penyampai aspirasi, contohnya tulisan opini pada surat kabar. Tulisan tersebut berisi pengalaman yang dirasakan masyarakat atas pemberlakuan suatu kebijakan pemerintah. Tulisan juga banyak digunakan sebagai alat penyampai informasi,
1
contohnya tulisan-tulisan yang berisi informasi aktual pada berbagai media komunikasi. Selain itu, tulisan sebagai bentuk rekaman atau dokumentasi hasil penelitian. Tulisan lahir dari proses kompleks dalam kegiatan menulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut (Bryne dalam Kundharu Saddhono & Y. Slamet, 2014: 7). Pendapat lain dari Murray (Heru Kurniawan, 2014: 127) menulis adalah proses berpikir yang berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan mengulas kembali. Menulis berawal dari proses berpikir dengan mencoba menggali pikiran dan perasaan untuk mendapatkan ide atau gagasan yang akan disampaikan. Selanjutnya, ide atau gagasan tersebut dituangkan ke dalam bahasa tulis agar dapat dipahami oleh orang lain. Maka, menulis dipahami sebagai suatu kegiatan yang mengandalkan proses berpikir guna menghasilkan ide atau gagasan dan disampaikan melalui bahasa tulis. Sama halnya dengan kalangan manusia dewasa, menulis juga berperan penting terhadap perkembangan kehidupan anak usia Sekolah Dasar (SD). Kegiatan akademik siswa SD erat kaitannya dengan menulis. Bagi siswa, menulis tidak hanya merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia saja. Sehari-hari siswa menulis untuk merekam pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari hasil kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, tulisan tersebut digunakan sebagai sumber belajar dalam mempelajari berbagai mata pelajaran di sekolah. Sebab itu, menulis menjadi salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai siswa dengan baik, karena menulis dapat menunjang siswa dalam
2
mempelajari berbagai bidang di sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maman Suryaman (2012: 36) bahwa mahir menulis dapat mempermudah dalam mempelajari bidang-bidang lainnya di sekolah. Siswa memerlukan suatu keterampilan untuk dapat menghasilkan suatu tulisan yang bermakna, yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis menurut Saleh Abbas (2006: 125) adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Keterampilan menulis meliputi berbagai kemampuan dalam proses menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia. Adapun keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia meliputi: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis (Henry Guntur Tarigan, 2008: 1). Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam proses pemerolehan bahasa. Keterampilan menulis akan dikuasai setelah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca dikuasai dengan baik. Keterampilan menulis maupun keterampilan berbahasa dan bersastra lainnya dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di SD, siswa telah mempelajari keterampilan-keterampilan tersebut mulai dari kelas I. Pembelajaran menulis di kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III berfokus pada menulis permulaan. Sedangkan, pembelajaran menulis di kelas tinggi, yaitu kelas IV, V, dan VI berfokus pada menulis lanjut. Menulis permulaan menekankan tentang cara menulis huruf yang benar dan penggunaan ejaan yang benar. Adapun menulis lanjut menekankan pada pengembangan ide atau gagasan dengan ejaan yang benar (Sabarti Akhadiah dkk.,
3
1992: 66-67). Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, maka pembelajaran menulis di kelas IV akan dibahas lebih lanjut. Dalam KTSP (2006), pembelajaran menulis siswa kelas IV telah sampai pada menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar dan tanda baca). Topik sederhana diambil dari pengalaman sehari-hari. Karangan yang dimaksud termasuk ke dalam jenis karangan narasi ekspositoris. Menurut Nurudin (2012: 54-55) narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu. Sedangkan, karangan narasi ekspositoris (Sabarti Akhadiah dkk, 1992: 127) yaitu narasi yang menceritakan mengenai berlangsungnya suatu peristiwa melalui rangkaian kejadian atau perbuatan. Tujuan dari narasi ekspositoris adalah untuk memberi informasi kepada para pembaca, agar pengetahuannya bertambah luas. Kondisi yang terjadi di beberapa tempat, masih banyak siswa kelas IV SD yang mengalami kesulitan dalam menulis narasi ekspositoris. Kesulitan tersebut dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Hal tersebut ditunjukan pada data nilai hasil menulis narasi ekspositoris yang pernah dilaksanakan baru mencapai nilai rata-rata sebesar 63,52. Berdasarkan hasil menulis narasi ekspositoris tersebut diketahui siswa masih belum terampil dalam menulis. Siswa belum tepat dalam menggunakan tanda baca dan huruf kapital sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Siswa kurang tepat menyusun kata-kata dalam satu kalimat, sehingga maknanya jadi kacau dan sulit
4
dimengerti. Siswa sering mengulang kata yang sama pada beberapa kalimat. Siswa belum mampu menyusun paragraf dengan tepat. Unsur-unsur pokok narasi belum terpenuhi. Pengembangan gagasan masih terbatas. Tulisan siswa tergolong kurang rapi dan baik. Berdasarkan pengamatan peneliti, salah satu penyebab rendahnya nilai menulis narasi ekspositoris yaitu, pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris di kelas IV SD Negeri Siyono III masih kurang intensif. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dengan para siswa kelas IV. Siswa menuturkan, selama ini pembelajaran menulis di kelas IV masih jarang dilaksanakan. Pembelajaran menulis di kelas IV baru dilaksanakan sebanyak tiga kali, sampai pada saat peneliti melakukan pratindakan awal Mei lalu. Padahal, keterampilan menulis sebagai aspek dalam keterampilan berbahasa dan bersastra hanya dapat dicapai melalui praktik dan latihan (Henry Guntur Tarigan, 2008: 3). Semakin tinggi jam terbang kita dalam menulis, maka kita akan semakin lancar dan terampil dalam menulis (Wawan Susetya, 2014: 11). Kurangnya frekuensi pembelajaran menulis juga menyebabkan siswa kurang mendapat bimbingan dari guru dalam mengembangkan keterampilan menulis termasuk keterampilan menulis narasi ekspositorisnya. Selain itu, pembelajaran menulis yang dilaksanakan di SD Negeri Siyono III belum mampu mendorong tumbuhnya minat menulis siswa. Para siswa mengatakan, mereka kurang suka menulis apalagi menjadikan kegiatan menulis sebagai rutinitas. Selama ini, siswa menulis hanya untuk memenuhi pembelajaran di sekolah saja. Strategi, metode, teknik, dan media pembelajaran yang diterapkan
5
pada pembelajaran menulis kurang variatif. Pembelajaran menulis seringkali dilaksanakan dengan strategi ekspositoris melalui metode dan teknik ceramah. Hasil pembelajaran menulis siswa juga kurang mendapat tindak lanjut. Siswa menjadi bosan dan kurang tertarik terhadap pembelajaran menulis. Rendahnya nilai menulis narasi ekspositoris siswa dan minat menulis siswa merupakan permasalahan yang perlu mendapat perhatian serta upaya penyelesaian. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pembenahan pelaksanaan pembelajaran menulis. Pelaksanaan pembelajaran berkaitan dengan strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah sebuah cara khas yang operasional digunakan untuk mencapai tujuan tertentu (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009: 40-41). Teknik pembelajaran merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan praktek pembelajaran, maka upaya yang diputuskan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melalui penerapan suatu teknik pembelajaran. Pemilihan teknik pembelajaran memperhatikan materi dan tujuan yang akan dicapai. Dalam pembelajaran menulis, maka teknik yang dijalankan ialah teknik pembelajaran keterampilan menulis. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 193) menyebutkan beberapa teknik pembelajaran keterampilan menulis yaitu: 1) selusur kata, 2) teka-teki silang, 3) permainan jelajah waktu, 4) elaborasi, 5) siapa dia, 6) acak kata, 7) biografi, 8) catatan harian, dan 9) mengarang bersama. Andayani (2015: 208) mengatakan, salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik pembelajaran menulis buku harian. Buku harian yang dimaksud layaknya catatan harian yaitu, catatan yang berisi cerita, pendapat,
6
pikiran, dan perasaan dari kehidupan sehari-hari siswa. Dari berbagai teknik yang disebutkan, teknik yang tepat untuk pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris yaitu teknik catatan harian. Sehubungan dengan teknik catatan harian, Heru Kurniawan (2014: 111) berpendapat, pembelajaran menulis catatan harian adalah pembelajaran yang memfungsikan dan menugaskan siswa untuk menulis catatan harian sebagai dasar untuk menulis novel anak. Pendapat lain dari Saleh Abbas (2006: 129) kegiatan menulis diary atau buku harian ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang berawal menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Teknik catatan harian merupakan teknik pembelajaran keterampilan menulis yang memfasilitasi siswa untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan menulis melalui serangkaian pengalaman latihan menulis catatan harian selama kurun waktu tertentu. Teknik catatan harian memfasilitasi siswa untuk berlatih menulis pada buku catatan harian secara berkesinambungan. Tidak hanya latihan menulis, siswa juga akan mendapatkan bimbingan serta umpan balik berupa masukan dan penguatan atas hasil tulisan siswa. Pelaksanaan pembelajaran menulis menjadi intensif kembali dalam membimbing siswa untuk meningkatkan keterampilan menulisnya. Keterampilan menulis termasuk keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa akan meningkat, seiring dengan latihan menulis yang rutin dari hari ke hari. Seperti yang ditegaskan John Lagan (2005: 15) because writing is a skill, it makes sense that the more you practice writing, the better you will write. Menulis merupakan suatu keterampilan, itu berarti semakin sering berlatih, maka akan semakin baik dalam menulis.
7
John Lagan (2005: 15) menyatakan, writing in a journal will help you develop the habit of thingking on paper and will show you the ideas can be discovered in the process of writing. Menulis catatan harian (jurnal) akan membantu seseorang dalam mengembangkan kegiatan berpikir dan tanpa disadari secara otomatis seseorang tersebut dapat mengembangkan suatu gagasan, ketika kegiatan menulis berlangsung. Teknik catatan harian dapat membantu siswa untuk mengembangkan kegiatan berpikir melalui latihan menulis catatan harian. Siswa perlu menemukan gagasan sebelum menulis catatan harian, kemudian gagasan-gagasan tersebut dikembangkan. Semua kegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan berpikir. Sebelumnya, terdapat suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris melalui jurnal pribadi siswa. Penerapan jurnal pribadi siswa hampir serupa dengan teknik catatan harian. Penelitian tersebut berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV SD Negeri Balasklumprik I/434 Surabaya”. Penerapan Jurnal Pribadi Siswa tersebut dikatakan berhasil. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian berupa peningkatan nilai rata-rata menulis karangan narasi ekspositoris siswa. Mulanya nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus I baru mencapai nilai 68,04. Nilai tersebut belum memenuhi target KKM yaitu 75. Pada siklus II, nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa meningkat menjadi 90,4. Siswa telah berhasil menulis narasi ekspositoris dengan baik. Penerapan teknik catatan harian terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Peneliti bermaksud untuk menerapkan teknik catatan harian untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa
8
kelas IV SD Negeri Siyono III melalui penelitian berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul dengan Menggunakan Teknik Catatan Harian”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang timbul antara lain: 1.
Rendahnya nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa.
2.
Siswa kurang tepat menyusun kata-kata dalam satu kalimat.
3.
Siswa belum menggunakan tanda baca dan huruf kapital sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
4.
Siswa belum memenuhi unsur-unsur pokok narasi dalam menulis narasi ekspositoris.
5.
Siswa masih terbatas dalam mengembangkan gagasan narasi.
6.
Tulisan siswa tergolong kurang rapi dan baik.
7.
Minat menulis siswa rendah.
8.
Pembelajaran menulis jarang dilaksanakan.
9.
Strategi, metode, teknik, dan media yang diterapkan pada pembelajaran menulis kurang variatif.
C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya permasalahan pada identifikasi masalah di penelitian ini, maka dalam penelitian ini dibatasi pada rendahnya kualitas proses pembelajaran
9
menulis narasi ekspositoris dan rendahnya keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang sudah dikemukakan oleh peneliti, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
“Bagaimana peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian?”
2.
“Bagaimana peningkatan hasil keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian?”
10
E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian.
2.
Untuk meningkatkan hasil keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian.
F. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmu pengetahuan dan referensi
tambahan bagi praktisi pendidikan yang akan mengadakan upaya peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi siswa
1) Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris melalui latihan-latihan menulis narasi ekspositoris dalam teknik catatan harian. 2) Siswa mendapat tambahan pengalaman menulis narasi ekspositoris.
11
b. Bagi guru 1) Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pembelajaran selanjutnya. 2) Guru dapat menerapkan teknik catatan harian untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris di kelas yang diampunya. c.
Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
pertimbangan dalam pembuatan kebijakan mengenai upaya peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa dengan menyediakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis karangan narasi ekspositoris. d. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan dijadikan refleksi bagi penulis sebagai calon pendidik ataupun praktisi pendidikan dalam memotivasi untuk terus mengembangkan mutu pembelajaran.
G. Definisi Operasional Variabel 1.
Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Keterampilan
menulis
narasi
ekspositoris
merupakan
kemampuan
mentransfer ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis yang dirangkai secara lengkap, utuh dan jelas serta memperhatikan kaidah tata bahasa melalui karangan narasi ekspositoris. Karangan narasi ekspositoris merupakan karangan narasi yang
12
menyampaikan peristiwa yang benar-benar terjadi (kronologi), dan berita untuk memperluas pengetahuan pembaca. 2.
Teknik Catatan Harian Teknik catatan harian merupakan teknik pembelajaran keterampilan menulis
yang memfasilitasi siswa untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan menulis melalui serangkaian pengalaman latihan menulis catatan harian selama kurun waktu tertentu. Dalam beberapa waktu pada kurun waktu tersebut, catatan harian dikumpulkan kepada guru untuk diperiksa dan diberi masukan atas kekurangankekurangan dalam penulisan.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1.
Keterampilan Menulis a.
Pengertian menulis Selama ini, menulis dipahami sebagai suatu kegiatan menghasilkan
tulisan untuk tujuan tertentu. Menulis sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia dari segala kalangan usia. Khususnya pada siswa SD, segala kegiatan pembelajaran di sekolah baik yang bersifat akademis maupun non akademis melibatkan kegiatan menulis. Kegiatan menulis yang dilakukan siswa di sekolah seperti, mencatat materi, mencatat hal-hal penting, mengerjakan tes tertulis, mengerjakan tes menulis, dan lain sebagainya. Menurut Tarigan (Dalman, 2012: 4) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu. Menulis bukan sembarang menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis, tetapi menghasilkan lambang-lambang grafis yang membentuk suatu makna. Lambang-lambang grafis tersebut dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Sebenarnya, menulis tidak hanya sekedar menurunkan lambang-lambang grafis, menulis merupakan kegiatan yang dilakukan atas dasar untuk menyampaikan pesan. Seperti pendapat Suparno dan Yunus (Dalman,
2012:
4) menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
14
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis menghasilkan tulisan yang dapat digunakan sebagai media dalam menyampaikan pesan kepada orang lain. Maka dari itu, menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi tidak langsung. Di lain sisi, Mc Crimmon (Kundharu Saddhono & Y. Slamet,
2014:
152) memiliki pendapat lain, menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Sebelum menulis, siswa terlebih dahulu melakukan proses berpikir hingga menghasilkan suatu tulisan. Proses berpikir yang dilakukan oleh siswa sebelum menulis bertujuan untuk melahirkan ide atau gagasan mengenai seseorang, benda ataupun fenomena yang akan dijadikan bahan atau materi tulisan. Ide atau gagasan perlu dikembangkan supaya kelak tulisan yang dihasilkan lengkap dan padat. Dalam mengembangkan ide atau gagasan tersebut, siswa perlu menghubung-hubungkan fakta, konsep, maupun teori hingga dapat ditarik kesimpulan. Selanjutnya, pengembangan ide atau gagasan tadi dituangkan ke dalam tulisan yang baik dan sistematis. Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan berbagai pendapat tersebut yaitu, menulis merupakan suatu kegiatan menyampaikan pesan yang dituangkan ke dalam bahasa tulis melalui proses berpikir, hingga menghasilkan tulisan yang bermakna. Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan
15
harian. Pada penelitian ini, menulis dikaji sebagai suatu keterampilan yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris. b. Tujuan menulis Menurut Hugo Hartig (Henry Guntur Tarigan, 2008: 25-26) tujuan menulis yaitu: (a) assignment purpose (tujuan penugasan), (b) altruistic purpose (tujuan altruistik), (c) persuasive purpose (tujuan persuasif), (d) informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), (e) selfexpressive purpose (tujuan pernyataan diri), (f) creative purpose (tujuan kreatif), (g) problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Pendapat lain yang hampir sama, menyebutkan tujuan menulis antara lain: (a) tujuan penugasan, (b) tujuan estetis, (c) tujuan penerangan, (d) tujuan pernyataan diri, (e) tujuan kreatif, (f) tujuan konsumtif (Dalman 2014: 13). Tujuan penugasan yaitu, menulis bertujuan untuk memenuhi tugas dari guru atau lembaga. Tujuan estetis yaitu, kegiatan menulis yang bertujuan untuk menuangkan keindahan (estetis) dalam suatu tulisan. Tujuan penerangan yaitu, menulis untuk menyediakan berbagai informasi. Tujuan pernyataan diri yaitu, menulis untuk menegaskan tentang hal-hal yang diperbuat. Selanjutnya, tujuan kreatif yaitu, menulis bertujuan untuk menghasilkan tulisan hasil kreatifitas dari penulis. Kemudian, tujuan konsumtif yaitu, menulis untuk menjual dan menjadikan tulisan untuk dikonsumsi para pembaca. Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dibahas, dapat disimpulkan tujuan menulis antara lain sebagai berikut: (a) tujuan penerangan yaitu, tujuan memberikan informasi atau keterangan kepada pembaca, (b) tujuan persuasif
16
yaitu, tujuan untuk mempengaruhi pikiran dan hati para pembaca mengenai gagasan yang disampaikan, (c) tujuan altruistik yaitu, untuk menghibur hati para pembaca, (d) tujuan pernyataan diri yaitu, tujuan untuk menegaskan tentang hal-hal yang diperbuat, (e) tujuan kreatif yaitu, tujuan untuk menghasilkan tulisan yang berisi kreatifitas dari penulis. Penelitian ini mengkaji tentang keterampilan menulis narasi ekspositoris dan teknik catatan harian. Tulisan narasi ekspositoris merupakan suatu bentuk tulisan yang menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi secara kronologis untuk memperluas pengetahuan pembaca. Catatan harian merupakan kumpulan ide atau pikiran, opini, dan deskripsi dari kehidupan sehari-hari seseorang. Tujuan menulis mempengaruhi bentuk tulisan. Tujuan menulis yang mengarah pada tulisan narasi ekspositoris dan catatan harian yaitu, tujuan penerangan (informational purpose). c.
Manfaat Menulis Salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai siswa SD dalam
berbahasa yaitu menulis. Henry Guntur Tarigan (2008: 20) mengemukakan, kemajuan sesuatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Dalam hal ini, dapat dimaknai bahwa menulis sifatnya begitu fundamental. Menulis perlu digalakan kembali serta dikawal perkembangannya. Upaya tersebut dapat diterapkan melalui generasi penerus, yaitu penanaman budaya menulis sejak dini, khususnya sejak jenjang pendidikan dasar. Hal tersebut bukanlah merupakan hal yang berlebihan, karena menulis memiliki banyak sekali manfaat khususnya bagi siswa SD.
17
Salah satu pendapat datang dari Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 161) bahwa kemanfaatan (kegiatan menulis) itu diantaranya dalam hal: (a) peningkatan kecerdasan, (b) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (c) penumbuh keberanian, dan (d) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Manfaat-manfaat tersebut selebihnya akan dijelaskan sebagai berikut: 1) peningkatan kecerdasan Kecerdasan biasanya juga disebut dengan istilah intelegensi. Menurut Wechsler (Sugihartono dkk., 2012: 16) pengertian intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan, berfikir secara rasional, dan kemampuan menghadapi lingkungan secara efektif. Sebagian orang percaya bahwa taraf kecerdasan sifatnya tetap, tetapi sebagian lagi menyatakan bahwa taraf kecerdasan seseorang dapat berkembang melalui proses belajar (Iskandarwassid & Dadang Sunendar 2009: 132). Sehari-hari siswa mengalami proses belajar dalam memahami suatu pengetahuan yang ditemukan maupun yang diperoleh. Proses belajar siswa melibatkan proses berpikir untuk mengakomodasi dan mengasimilasi skemata dalam memorinya. Padahal, proses berpikir juga dibutuhkan saat melakukan kegiatan menulis. Hal tersebut berarti, kegiatan menulis yang dilakukan secara berkelanjutan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan. 2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas Menulis dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubunganhubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah-
18
masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman (Henry Guntur Tarigan, 2008: 22-23). Siswa yang terbiasa menulis secara rutin akan mengalami kemudahan dalam memahami hubungan-hubungan antar ide, konsep, ataupun teori yang akan dikembangkan. Siswa akan berinisiatif untuk menentukan cara pengembangan tulisan yang dianggap sesuai, supaya dapat menulis dengan baik. Selain itu, siswa menggunakan daya kreativitasnya dalam menuangkan
gagasan-gagasannya
ke
dalam
tulisan.
Apabila
siswa
melaksanakan kegiatan menulis secara rutin, daya inisiatif dan kreativitas menulis siswa dapat berkembang. 3) penumbuh keberanian Lewat
menulis
dapat
menumbuhkan
keberanian
siswa
untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Menulis dapat dijadikan media penyampaian pesan secara tidak langsung (not face to face). Banyak siswa yang mengurungkan niat untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, karena alasan takut tidak bisa menyampaikan pesan dengan baik akibat terganggu perasaan berhadapan secara langsung atau takut menerima respon yang tak terduga dari orang yang dituju. Maka dari itu, menulis dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan pesan, karena melalui menulis siswa dapat lebih nyaman untuk mengutarakan segala sesuatu. 4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Siswa perlu mengumpulkan bahan atau informasi sebelum dan saat menulis. Kegiatan tersebut dilakukan supaya tulisan yang dihasilkan memiliki dasar, sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Selain itu, siswa
19
akan mengalami kesulitan dalam menulis, apabila siswa kekurangan bahanbahan atau informasi penulisan. Maka, siswa akan terdorong kemauannya untuk mengumpulkan informasi. Semakin sering mengumpulkan informasi, maka siswa akan terbiasa mengumpulkan informasi dengan baik, hingga kemampuan mengumpulkan informasi akan meningkat. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, kesimpulan yang diperoleh yaitu, menulis memiliki banyak manfaat seperti: (a) peningkatan kecerdasan, (b) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (c) penumbuh keberanian, dan (d) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Pada penelitian ini, kegiatan siswa yang menjadi objek pengamatan dan penilaian yaitu pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Semua manfaat menulis tersebut, berlaku juga bagi pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa. d. Proses Menulis Gail E. Tompkins (2010: 52) mengemukakan, the writing process is a series of five stages that describe what students think and do as they write, the stages are prewriting, drafting, revising, editing, and publishing. Pendapat tersebut mengemukakan, proses menulis merupakan serangkaian dari lima tahapan yang mendeskripsikan apa yang siswa pikirkan dan apa yang siswa kerjakan dalam melakukan kegiatan menulis, tahapan-tahapan tersebut yaitu, prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Tahapan-tahapan tersebut tidak harus bersifat hirarki. Beberapa penelitian menunjukkan tahapan-tahapan tersebut bahkan terjadi secara siklus
20
yang berulang. Penamaan terhadap tahapan-tahapan tersebut bermaksud untuk membantu dalam mengidentifikasi aktivitas menulis. Selengkapnya tahapantahapan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Prewriting (Pramenulis) Tahap prewriting (pramenulis) merupakan tahap awal, yaitu tahap persiapan untuk menulis. Pada tahap ini siswa memilih topik, menentukan tujuan dan bentuk tulisan, dan mengumpulkan serta mengorganisasikan ide yang akan disampaikan. Hal ini seperti yang disampaikan Gail E. Tompkins (2010: 52), during prewriting, students choose a topic, consider purpose and form, and gather and organize ideas for writing. Pertama-tama siswa dibimbing untuk memilih topik. Siswa dapat memilih topik sendiri yang mereka kuasai atau dianggap menarik. Topik juga dapat berasal dari topik yang telah disediakan oleh guru yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, siswa perlu menentukan tujuan menulis dan bentuk tulisan. Tujuan menulis penting untuk ditentukan karena akan mempengaruhi bentuk tulisan, sebagai contoh: apabila seorang siswa telah menentukan tujuan penulisan yaitu untuk menghibur, maka siswa tersebut memutuskan
untuk
menulis
narasi
yang
lucu.
Selanjutnya
siswa
mengumpulkan dan mengorganisasikan gagasan, ide, ataupun opini yang akan disampaikan ketika siswa mulai menulis. 2) Drafting (Membuat Draft) Tahap ini yaitu tahap dimana siswa mulai menulis atau membuat draft sementara dengan menuliskan gagasan, ide, ataupun opini yang telah
21
dikembangkan pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini biasanya tulisan yang dihasilkan masih berantakan, siswa masih kurang memperhatikan kejelasan tulisan, ejaan, kerapihan, penggunaan kapital maupun pungtuasi. Siswa fokus untuk mengembangkan sambil menuliskan gagasan, ide, ataupun opini yang akan disampaikan. Maka guru dalam memberikan bimbingan lebih ke dalam hal pengembangan gagasan yang baik, tepat, dan menarik. Sommers mengatakan, in fact, pointing out mechanical errors during the drafting stage sends students a false message that mechanical correctness is more important than content (Gail E. Tompkins & Kennet Hoskisson, 1995: 216). Faktanya, lebih mengutamakan kesalahan mekanik tulisan selama tahapan ini membuat siswa berpikir keliru, bahwa mekanik tulisan lebih penting dibandingkan isi tulisan. 3) Revising (Merevisi) Tahap merevisi disebut sebagai tahap “melihat kembali”. Tahap merevisi tidak hanya berarti memperbaiki, namun mengetahui kebutuhan dari pembaca. Tahap ini dilakukan dengan menambah, mengganti, menghapus, dan menyusun kembali komponen tulisan. Menurut Gail E. Tompkins (2010: 55) revising consists of three activities: rereading the rough draft, sharing the rough draft in a writing group, and revising basis of feedback. Pendapat tersebut mengatakan tahapan merevisi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: membaca kembali draft kasar, mendiskusikan draft kasar di grup menulis, dan merevisi berdasarkan umpan balik.
22
Siswa perlu membaca kembali draft kasar tulisan yang telah dibuat. Siswa perlu beberapa saat untuk menjauhkan diri dari tulisannya sebelum membaca kembali supaya siswa tidak bias dan dapat objektif memposisikan diri sebagai pembaca ketika membaca kembali tulisannya. Selain itu, siswa dapat mendiskusikan draft kasar tulisannya pada grup menulis. Di grup menulis, siswa dapat meminta saran tentang hal-hal yang perlu direvisi dan mengajukan saran hal-hal yang perlu direvisi pada tulisan milik teman lain. Pada akhirnya siswa akan merevisi tulisan mereka berdasarkan umpan balik yang didapat dari hasil membaca kembali dan diskusi dengan teman lain. 4) Editing (Mengedit) Tahap ini dilakukan setelah siswa selesai merevisi tulisan. Tahap ini merupakan tahap dimana siswa menyajikan hasil tulisannya ke dalam bentuk akhir. Pada tahap-tahap sebelumnya, perbaikan masih berfokus kepada isi tulisan, sedangkan pada tahap ini unsur mekanik tulisan sudah harus diperhatikan. Seperti yang dikemukakan Gail E. Tompkins (2010: 57), until this stage, the focus has been primarily on the content of students’s writing. Once the focus changes to mechanics, students polish their writing by correcting spelling mistakes and other mechanical errors. 5) Publishing (Mempublikasikan) Gail E. Tompkins (2010: 57) menjelaskan, in this stage (publishing), students bring their compositions to life by writing final copies and by sharing them orally with an appropriate audience. Tahap ini merupakan tahap dimana siswa menunjukan karangan mereka ke ruang publik dengan menyajikan hasil
23
akhir tulisan dan mengkomunikasikannya secara oral. Penyampaian hasil tulisan dapat dilakukan dalam bentuk cetakan dan non cetakan. Penyampaian dalam bentuk cetakan dapat melalui buku, majalah, surat kabar, makalah, laporan dan sebagainya. Penyampaian dalam bentuk non cetakan dapat dilakukan dengan pementasan, peragaan, penceritaan, pembacaan dan sebagainya. Arthur K. Ellis (1998: 326) memiliki pandangan yang hampir sama sebagai berikut: The writing process can be considered in four phases: 1. Prewriting. This is the initial, or warm-up phase. In this phase, a young writer needs to consider the subject, think about who he or she is writing for, and create images of what he or she would like to say. 2. Drafting. The writer is ready to take the first written approach to the subject. At this stage, it is important that the writer says what he or she needs to say in rough form. 3. Revising. This is a good time to discuss the work with someone else, to get teacher comments, and to consider not merely what to say, but how to say it. 4. Editing. This is the phase where the finished product will emerge. Spelling, punctuation, element of style, and so on are important, because others will read the product. Arthur K. Ellis menyampaikan, proses menulis dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
(1)
prewriting,
tahap
persiapan
penulisan
yaitu,
tahap
mempertimbangkan ide atau gagasan dan cara penyampaiannya, (2) drafting, tahap penulisan, yaitu tahap penulis siap untuk menuangkan gagasannya ke dalam bahasa tulis dengan memperhatikan tata tulis dan tata bahasa, (3) revising, tahap revisi yang dapat ditempuh misalnya dengan diskusi dengan teman sebaya untuk mengoreksi hasil tulisan, (4) editing, tahap pengeditan dimana merupakan tahap akhir sebelum tulisan sampai ke pembaca. Berkaitan
24
dengan proses menulis, Alek A. dan Achmad H. P. (2010: 107) memiliki pendapat tersendiri, yaitu langkah-langkah menulis meliputi: (a) persiapan (preparation), (b) menulis (writing), dan (c) Editing. Dari berbagai pendapat mengenai proses menulis tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses menulis dibagi menjadi lima tahap. Tahap-tahap tersebut
antara lain: (1) pramenulis, yaitu tahap persiapan menulis, (2)
menulis, yaitu tahap menuangkan dan mengembangkan ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis, (3) merevisi, yaitu tahap memperbaiki seluruh bagian karangan, (4) mengedit, yaitu tahap penyajian tulisan ke dalam format baku, (5) mempublikasi, yaitu tahap menyampaikan tulisan. Pada penelitian ini, proses-proses menulis diterapkan pada siswa saat pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Hal ini bertujuan agar siswa terbiasa menulis melalui proses-proses yang sistematis dan benar. e.
Ciri tulisan yang baik Pada dasarnya menulis bertujuan menyampaikan pesan atau informasi
kepada orang lain melalui tulisan sebagai alat atau medianya. Maka dari itu, siswa harus menghasilkan tulisan yang mampu menyampaikan pesan atau maksud siswa kepada orang lain. Tulisan yang mampu menyampaikan pesan atau maksud penulisnya dapat dikatakan sebagai tulisan yang baik. Selain mampu menyampaikan pesan atau maksud penulisnya, tulisan yang baik tentu memiliki beberapa diantaranya keistimewaan yang lain. Keistimewaankeistimewaan lain dapat diketahui melalui ciri-ciri tulisan yang baik.
25
Adelstein dan Pival (Henry Guntur Tarigan, 2008: 6-7) pernah menjelaskan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik, diantaranya sebagai berikut: 1) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi. Maksudnya, tulisan yang baik menggambarkan kemampuan penulis dalam menghasilkan tulisan yang teratur, sesuai, dan jelas sehingga isinya dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Tulisan yang teratur merupakan tulisan yang runtut isinya, baik runtut antar kalimat maupun paragrafnya. Susunan kata dalam kalimatnya juga sudah tepat, tidak membuat kebingungan. 2) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahanbahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh. Tulisan yang baik sifatnya menyeluruh (komprehensif) dan utuh, karena tulisan yang tidak menyeluruh dan utuh dapat menimbulkan multi tafsir dari pembaca. Tulisan yang sifatnya menyeluruh dan utuh akan lebih baik dalam memberikan informasi kepada pembaca. 3) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar. Tulisan yang dimaksud adalah tulisan yang tidak membuat pembaca bersusah payah dalam memahami makna tersurat maupun tersirat. Tulisan tersebut mampu menyampaikan pesan yang dimaksud oleh penulis dengan jelas. 4) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan. Tulisan yang dimaksud adalah tulisan yang mampu menarik minat pembaca kepada pokok pembicaraan. Tulisan tersebut juga
26
mampu menjelaskan konsep-konsep yang dibahas melalui fakta-fakta yang masuk akal mengenai pokok pembicaraan tersebut. 5) Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Tulisan yang dimaksud yaitu tulisan yang terus mengalami penyesuaian. Tulisan yang selalu direvisi demi perkembangan kualitas isi yang semakin baik. 6) Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip. Tulisan yang dimaksud adalah tulisan yang sadar akan komitmen dalam mempersembahkan kualitas yang terbaik. Tulisan yang mempergunakan ejaan dan tanda baca secara saksama. Tulisan yang mematuhi tata bahasa yang berlaku. Sehubungan dengan ciri-ciri tulisan yang baik, Alek A. dan Achmad H. P. (2010: 108) juga menyebutkan bahwa mengukur kriteria tulisan yang baik melalui tiga kriteria, yaitu: (1) kesesuaian topik, (2) kesesuaian antar paragraf, dan (3) pemilihan kata dan rangkaian kalimat. Kesesuaian topik, yaitu isi tulisan harus relevan (sesuai) dengan topik yang diangkat. Kesesuaian antar paragraf, yaitu paragraf saling berhubungan satu sama lain, paragraf-paragraf tersusun dengan sistematis, isi paragraf jelas dan efektif. Selain itu, pemilihan kata dan rangkaian kalimat, diksi tepat dan bervariasi, dari sisi penulisan juga harus benar, susunan kata dalam kalimat tepat. Kesimpulan dari berbagai pendapat mengenai ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu: (1) jelas, yaitu makna tulisan dapat dipahami oleh pembaca, (2) logis, yaitu tulisan yang mengembangkan ide atau gagasan dengan fakta-fakta masuk
27
akal, (3) relevan, yaitu tulisan yang pemilihan katanya tepat dan isinya sesuai dengan topik yang diangkat, (4) padu, setiap paragrafnya menempati urutan yang tepat, saling berhubungan dan mendukung satu sama lain, (5) teratur, yaitu tulisan yang mengikuti aturan tata tulis dan tata bahasa yang berlaku dalam hal penulisan maupun pembentukan huruf, kata, dan kalimat, penggunaan ejaan serta tanda baca. Ciri-ciri tulisan yang baik pada penelitian ini dijadikan dasar bagi kriteria pada rubrik penilaian hasil menulis narasi ekspositoris siswa. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi dan tes. menulis. Rubrik penilaian hasil menulis narasi ekspositoris siswa merupakan instrumen pengumpulan data dari tes menulis. f.
Jenis-jenis tulisan Sri Pamungkas (2012: 58-59) menyebutkan jenis-jenis tulisan, antara lain
yaitu: (1) narasi, (2) deskripsi, (3) eksposisi, (4) argumentasi, (5) persuasi. Tiap-tiap jenis tulisan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1) Narasi Sabarti Akhadiah dkk (1992: 127) mengatakan, narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Secara umum, narasi dipahami sebagai tulisan yang berisi cerita mengenai pengalaman seseorang, peristiwa atau cerita khayalan. Cerita tersebut disampaikan dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seperti mengalami sendiri hal-hal yang diceritakan.
28
2) Deskripsi Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 160) mengatakan, deskripsi (pemerian) adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Tulisan jenis ini bermaksud untuk mendeskripsikan ciri-ciri maupun kesan terhadap sesuatu atau pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. 3) Eksposisi Eksposisi merupakan jenis tulisan yang sifatnya menerangkan atau menjelaskan serta menegaskan suatu pokok masalah atau pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Tulisan jenis ini bermaksud untuk memberi informasi kepada pembaca. Perbedaannya dengan deskripsi yaitu, deskripsi lebih membebaskan subjektivitas penulis, sedangkan eksposisi sangat membatasinya (Sri Pamungkas, 2012: 58-59) 4) Argumentasi Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 160) mengatakan bahwa argumentasi (pembahasan atau pembuktian) adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Isi atau kalimat-kalimat yang disampaikan dalam tulisan ini sifatnya meyakinkan. Tulisan ini berisi argumen-argumen yang dapat meyakinkan pikiran pembaca.
29
5) Persuasi Menurut Sri Pamungkas (2012: 59) persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas, menarik, dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga terhanyut oleh siratan isi. Tulisan ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran dan isi hati para pembaca. Tulisan persuasi biasanya digunakan saat pidato, khotbah, dan sebagainya. Pendapat lain dari Weayer (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 28) yang juga menyebutkan jenis-jenis tulisan antara lain: eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi. Sejalan dengan pendapat tersebut Sabarti Akhadiah, dkk. (1992: 127) juga mengemukakan bahwa jenis-jenis tulisan meliputi: narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Kesimpulannya, jenis-jenis tulisan antara lain: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Narasi merupakan tulisan yang mengisahkan pengalaman seseorang, peristiwa, ataupun cerita khayalan seseorang.
Deskripsi
merupakan
tulisan
yang
melukiskan
ataupun
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan pengamatan, pengalaman maupun perasaan seseorang. Adapun eksposisi merupakan tulisan yang memberikan penerangan atau menjelaskan dan menegaskan suatu pokok pikiran. Kemudian, argumentasi merupakan tulisan yang berisi argumen-argumen yang bertujuan meyakinkan orang lain mengenai kebenaran yang disampaikan. Sedangkan, persuasi merupakan tulisan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu untuk mempengaruhi orang lain secara kuat.
30
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian. Objek dari penelitian ini yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris. Maka, jenis tulisan yang dikaji pada penelitian ini yaitu tulisan narasi, khususnya tulisan narasi jenis ekspositoris. g.
Keterampilan menulis Siswa memerlukan suatu keterampilan untuk dapat menulis dan
menghasilkan tulisan yang baik, keterampilan tersebut yaitu keterampilan menulis. Keterampilan menulis termasuk salah satu aspek dalam keterampilan berbahasa, khususnya keterampilan berbahasa Indonesia. Seperti yang dikemukakan Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 5) keterampilan berbahasa Indonesia mencakup: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis dan keterampilan membaca. Menurut Bryne (dalam Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, 2014: 163) yaitu, …………………………………………………………………………. Keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Intinya, keterampilan menulis merupakan kemampuan mentransfer ide atau gagasan yang dikemukakan ke dalam bahasa tulis sehingga pembaca dapat memahaminya.
31
Di sisi lain, Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 179) mengemukakan keterampilan menulis ialah kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan atau karangan berdasarkan fakta (umum) yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat asas pada kaidah bahasa Indonesia. Selain mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan kemampuan menyusun tulisan atau karangan melalui medium bahasa tulis, Kundharu Saddhono dan Y. Slamet menegaskan untuk taat pada kaidah bahasa, dalam hal ini Bahasa Indonesia. Garis besar dari pendapat-pendapat tersebut, yaitu keterampilan menulis merupakan kemampuan mentransfer ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas serta memperhatikan kaidah tata bahasa yang berlaku. Hasil dari keterampilan menulis ialah tulisan yang dapat dimaknai oleh orang lain. Keterampilan menulis meliputi berbagai rangkaian kemampuan dalam proses menulis. Kemampuan tersebut seperti kemampuan mengorganisasikan kalimat-kalimat hingga menjadi suatu tulisan yang utuh. Kemampuan memilih dalam penggunaan kata (diksi) juga termasuk ke dalam keterampilan menulis. Selanjutnya, kemampuan lain yang termasuk ke dalam keterampilan menulis yaitu kemampuan menentukan gaya bahasa, kemampuan menggunakan ejaan dan menaati kaidah bahasa, dan kemampuan menyajikan tulisan dengan format yang sesuai. Keterampilan menulis yang dikaji pada penelitian ini yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris, khususnya keterampilan menulis narasi
32
ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul. Keterampilan menulis narasi ekspositoris merupakan objek penelitian ini. Tindakan-tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul. h. Pembelajaran menulis Pembelajaran menulis pada tingkat SD masuk ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Karakteristik pembelajaran menulis pada setiap kelas di tingkat SD memiliki penekanan yang berbeda-beda. Hal ini telah disesuaikan dengan tahap perkembangan dan kemampuan siswa. Pembelajaran menulis di SD di kelompokkan ke dalam dua kategori yaitu, pembelajaran menulis pada kelas rendah dan kelas tinggi (Zulela 2012: 12). Pembelajaran menulis di kelas rendah yaitu mulai kelas I, II, dan III menekankan pada menulis permulaan, sedangkan pembelajaran menulis pada kelas tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI menekankan pada menulis lanjut. Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi (2001: 53) menyampaikan bahwa pengajaran menulis (permulaan) difokuskan pada penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf kapital, titik, koma, dan tanda tanya). Pada pembelajaran menulis permulaan, siswa dituntut memahami dan menggunakan dasar-dasar menulis seperti menulis dengan penulisan huruf dan ejaan yang benar. Tujuan menulis permulaan yaitu agar siswa dapat menulis dengan tulisan yang terang, jelas, teliti, dan mudah dibaca (Sabarti Akhadiah dkk., 1992: 82). Materi pembelajaran menulis permulaan
33
meliputi: penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan tanda baca (huruf kapital, titik, dan tanda tanya) (Ahmad Rofi’uddin & Darmiyati Zuhdi 2001: 53) Sementara itu, pembelajaran menulis lanjutan merupakan pembelajaran menulis yang menekankan pada pengembangan ide atau gagasan dengan ejaan yang benar (Sabarti Akhadiah dkk. 1991: 67). Pembelajaran menulis ini tidak lagi hanya sekedar menekankan menulis dengan tulisan yang terang, jelas, teliti, dan mudah dibaca, namun telah berkembang hingga menekankan pada menghubung-hubungkan ide atau gagasan yang satu ke ide atau gagasan yang lainnya. Secara garis besar, materi pembelajaran menulis lanjutan meliputi: pengembangan paragraf, menulis bermacam-macam surat dan laporan, pengembangan bermacam-macam karangan, serta menulis puisi dan naskah drama. Berdasarkan pembahasan tersebut, pembelajaran menulis di kelas IV SD masuk ke dalam pembelajaran menulis lanjutan. Pembelajaran menulis lanjutan di SD dimulai dari kelas IV hingga kelas VI SD, maka kelas IV SD merupakan masa awal pembelajaran menulis lanjutan. Di kelas IV siswa sudah harus dituntut untuk mulai mengembangkan ide atau gagasan dengan baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di kelas IV ialah pembelajaran yang mendukung siswa berlatih untuk mengembangkan ide atau gagasan. Pembelajaran menulis yang dikaji pada penelitian ini yaitu pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Pembelajaran menulis narasi ekspositoris termasuk ke dalam materi pembelajaran menulis lanjutan. Pembelajaran
34
menulis lanjutan merupakan pembelajaran menulis yang dilaksanakan pada kelas tinggi di SD, mulai kelas IV-VI SD. Hal ini sesuai dengan subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul. 2.
Narasi Ekspositoris a.
Pengertian narasi Kata narasi berasal dari kata narration yang berarti cerita, dan dari kata
narrative yang berarti menceritakan dalam Bahasa Inggris. Narasi (Sri Pamungkas, 2012: 58) merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan. Pengertian tersebut masih terlalu umum. Heri Jauhari (2013: 48) mengemukakan, karangan narasi adalah karangan yang menceritakan atau menyampaikan serangkaian peristiwa atau kronologi. Narasi lebih kepada menceritakan suatu peristiwa dari sisi urutan waktu atau kronologi dan proses terjadinya. Berbeda dengan deskripsi yang sering disamakan dengan narasi, deskripsi lebih kepada sisi penggambaran sejelasjelasnya. Pendapat lain dari Gorys Keraf (2007: 135) narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Unsur tindakan dan waktu sangat penting dalam narasi. Suatu proses terjadinya peristiwa juga dapat diuraikan menggunakan metode deskripsi. Sebab itu, harus ada unsur waktu sehingga perbedaan antara narasi dan deskripsi terlihat lebih kentara.
35
Secara lebih rinci Finoza (Dalman, 2014: 105) menjelaskan, karangan narasi (berasal dari narration berarti bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, dan merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Cerita dalam narasi dapat berasal dari pengamatan atau pengalaman suatu peristiwa yang disebut narasi ekspositoris. Pada perkembangannya, cerita tersebut juga dapat berasal dari daya khayal seseorang yang disebut narasi sugestif. Dari berbagai pendapat yang telah dibahas tersebut, dapat disimpulkan mengenai narasi yaitu suatu bentuk tulisan yang menciptakan, mengisahkan dan merangkaikan proses-proses suatu peristiwa secara kronologis sehingga meninggalkan kesan pengalaman peristiwa tersebut kepada para pembaca. Narasi merupakan jenis tulisan yang dikaji pada penelitian ini. Hal ini berkaitan dengan objek pada penelitian ini yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris. b. Ciri-ciri narasi Sebagai salah satu jenis tulisan, narasi tentu memiliki identitas pembeda dengan jenis tulisan yang lainnya. Hal tersebut dapat diketahui melalui ciri-ciri tulisan narasi. Keraf (Dalman, 2014: 110) menyampaikan ciri-ciri narasi antara lain: 1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. Unsur yang paling penting dari narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan (Keraf, 2007: 136). Perbuatan atau tindakan yang dimaksud yaitu,
36
tindakan dari para tokoh yang memberi respon terhadap peristiwa yang dikisahkan. Tindakan pasti muncul pada narasi, karena tokoh-tokoh terkena dampak oleh peristiwa yang dikisahkan dalam narasi. Adanya unsur tindakan membuat narasi terlihat dinamis. 2) Dirangkai dalam urutan waktu. Narasi bermaksud menyampaikan suatu peristiwa dalam urutan waktu yang telah dirangkai dengan tepat, agar para pembaca dapat membayangkan seolah-olah mereka mengalami atau menyaksikan secara langsung peristiwa tersebut (Widyamartaya dalam Dalman, 2014: 106). Dalam mengisahkan suatu peristiwa, narasi memperhatikan rangkaian waktu sehingga cerita tersusun secara logis dan kronologis. Selain itu, rangkaian cerita tentang suatu peristiwa berdasarkan waktu menjadikan cerita padu dan membentuk kesatuan cerita yang memudahkan pembaca untuk mengikuti jalan cerita tersebut. 3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi? Hal tersebut diartikan narasi dapat menceritakan suatu peristiwa dengan sejelas-jelasnya, sehingga para pembaca dapat memahami dan mengikuti alur ceritanya. Narasi yang baik menceritakan suatu peristiwa dengan sangat jelas, sehingga pembaca dapat menangkap esensi serta seolah-olah melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebut. Sejalan dengan pendapat Gorys Keraf (2007: 135) narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
37
4) Ada konflik. Narasi dibangun oleh alur cerita. Gorys Keraf (2007: 136) mengatakan, narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Kedinamisan cerita biasanya terlihat pada alur. Alur yaitu jalan cerita. Pada umumnya alur cerita dimulai dari tahap perkenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, dan penyelesaian, begitulah seterusnya. Tahapan alur dapat diulang atau agak dirubah urutannya sesuai perkembangan yang dikehendaki penulis. Dalman (2014: 110) menuturkan, alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, narasi dibangun oleh sebuah konflik dan susunan kronologis. Sehubungan dengan ciri-ciri karangan narasi, Atar Semi (Dalman, 2014: 110) juga memiliki pendapat mengenai ciri-ciri karangan narasi sebagai berikut: a.
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
b.
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benarbenar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
c.
Berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik.
d.
Memiliki nilai estetika.
e.
Menekankan susunan secara kronologis. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, disimpulkan ciri-ciri tulisan
narasi antara lain: (1) peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benarbenar terjadi, atau khayalan, maupun gabungan keduanya, (2) menekankan unsur perbuatan atau tindakan, (3) dirangkai secara kronologis, (4)
38
menceritakan peristiwa sejelas-jelasnya hingga senyata mungkin, (5) terdiri atas alur yang memuat konflik. Ciri-ciri tulisan narasi pada penelitian ini dijadikan dasar bagi kriteria pada rubrik penilaian hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi dan tes menulis. Observasi digunakan dalam pengumpulan data proses pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris, sedangkan tes menulis dengan instrumen lembar penilaian hasil tes menulis digunakan dalam pengumpulan data berupa nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. c.
Struktur narasi Keraf (2007: 145) mengemukakan, struktur narasi dapat dilihat dari
komponen-komponen yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Tetapi, dapat juga dianalisa berdasarkan alur (plot) narasi. Alur merupakan sebuah interrelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati (pikiran) dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimak-klimak dalam rangkaian tindak-tanduk itu (Dalman, 2014: 115). Secara singkat alur dapat dipahami sebagai jalan cerita dalam narasi. Seperti yang telah disebutkan, apabila struktur narasi dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya, maka struktur narasi terdiri dari: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Tiap-tiap komponen tersebut akan dibahas lebih dalam, sebagai berikut:
39
1) Perbuatan Narasi (Keraf, 2007: 136) dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Tindaktanduk yang dimaksud adalah perbuatan tokoh-tokoh mulai dari situasi awal hingga perbuatan-perbuatan lain pada hubungan sebab-akibat dalam narasi. Perbuatan atau tindakan yang dijelaskan dalam narasi harus dibatasi supaya terhindar dari rangkaian perbuatan atau tindakan yang tiada habis-habisnya. Perbuatan atau tindakan yang disampaikan pada narasi hendaknya yang mempunyai makna. 2) Penokohan Penokohan (Heri Jauhari, 2013: 52) merupakan penggambaran tokoh pada cerita atau penentuan tokoh cerita sesuai dengan perannya. Hal-hal yang masuk pada penokohan yaitu, penggunaan tokoh pada cerita, perangai setiap tokoh pada cerita, dan deskripsi tokoh. Sebenarnya belum ada ketentuan yang pasti terkait jumlah tokoh dalam cerita. 3) Latar Menurut Dalman (2014: 108) latar ialah tempat dan/ atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Latar atau setting dibagi menjadi tiga, yakni setting tempat, setting waktu, dan setting psikologis. Setting tempat contohnya: hutan, desa, gunung, laut, kota, sekolah, kelas, stasiun, dan keterangan tempat lainnya. Setting waktu contohnya: pada suatu malam, pada siang hari, pada pukul tujuh malam, dan keterangan waktu
40
lainnya. Sedangkan, setting psikologis (Dalman, 2014: 54) adalah setting atau latar yang sengaja diciptakan untuk memengaruhi suasana psikologis pembaca atau pendengar mudah larut dalam cerita. Dalam cerita setting psikologis kerap disampaikan melalui suara gemericik air, deburan ombak, gemuruh angin, suara binatang, dan sebagainya. Deskripsi latar sedetail mungkin dapat membantu pengalaman pembaca dalam membayangkan cerita. 4) Sudut Pandang Sudut pandang (Heri Jauhari 2013: 54) atau disebut juga pusat narasi adalah penentu gaya dan corak cerita. Secara sederhana sudut pandang dipahami sebagai cara bercerita penulis berdasarkan penentuan siapa yang menceritakan cerita tersebut. Suatu cerita penyampaiannya akan berbeda-beda tergantung dari sudut pandang pencerita. Selanjutnya yang akan dibahas struktur narasi berdasarkan alur. Dalman (2014: 114-116) berpendapat bahwa struktur narasi berdasarkan alur terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: 1) Bagian pendahuluan Bagian pendahuluan juga biasa dikenal sebagai bagian perkenalan. Perkenalan yang dimaksud yaitu perkenalan latar belakang situasi cerita kepada para pembaca. Bagian ini disajikan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai situasi dasar yang menggulirkan adegan-adegan selanjutnya. Sejalan dengan yang dikemukakan Dalman (2014: 115) bagian pendahuluan yang menyajikan situasi dasar, memungkinkan pembaca memahami adegan-adegan selanjutnya. Ada situasi dasar yang sederhana,
41
adapula situasi dasar yang kompleks. Namun, akan lebih menarik apabila situasi dasar tersebut menimbulkan potensi-potensi terjadinya suatu konflik. 2) Bagian perkembangan Bagian ini merupakan bagian utama dalam narasi. Bagian ini berisi inti cerita yang akan mempengaruhi keseluruhan dari isi narasi. Dalman (2014:116) menyebutkan, bagian ini mencakup adegan-adegan yang berusaha meningkatkan ketegangan, atau menggawatkan komplikasi yang berkembang dari situasi asli. Pada bagian ini, konflik-konflik mulai timbul dan berkembang hingga mencapai puncaknya (klimak). Konflik-konflik dapat terjadi antar sesama tokoh, tokoh dengan lingkungannya, ataupun tokoh dengan lingkungan sekitarnya. 3) Bagian penutupan Konflik yang terus berkembang hingga mencapai klimak akan menemukan pemecahan atau tidak tergantung pada penulis. Pada bagian penutupan, penulis mulai menentukan rangkaian akhir dari narasi. Bagian ini berisi akhir dari peristiwa dalam rangkaian narasi yang ditentukan sendiri oleh penulis ataupun diserahkan kepada pembaca. Sebenarnya, urutan struktur narasi tidak harus seperti yang telah disebutkan, karena ada narasi yang tidak dimulai dari bagian pendahuluan. Dari berbagai pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen pembentuknya dan berdasarkan alur. Struktur narasi dilihat dari komponen-komponen pembentuknya, yaitu: perbuatan, penokohan, latar dan sudut pandang. Adapula struktur narasi
42
berdasarkan alur, yaitu: bagian pendahuluan, bagian perkembangan, dan bagian penutup. Pada penelitian ini, struktur narasi baik dari komponen-komponen pembentuknya dan berdasarkan alur dijadikan dasar bagi kriteria pada rubrik penilaian hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi dan tes menulis. Observasi
digunakan
dalam
pengumpulan
data
proses
pelaksanaan
pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris, sedangkan tes menulis dengan instrumen lembar penilaian hasil tes menulis digunakan dalam pengumpulan data berupa nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. d. Jenis-jenis narasi Menurut Heri Jauhari (2013: 49) tulisan narasi terbagi menjadi dua, yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Ekspositoris berasal dari kata ekposisi yang berarti memberitahukan. Tulisan narasi ekspositoris merupakan tulisan ilmiah yang menyajikan peristiwa yang benar-benar terjadi (kronologi), dan berita. Tulisan narasi sugestif merupakan karangan berdasarkan khayalan seseorang. Semua karangan narasi terikat dengan waktu, tempat, dan peristiwa. Namun, waktu, tempat, dan peristiwa dalam karangan narasi sugestif bukanlah yang sebenarnya. Dalman (2013: 111) juga mengemukakan jenis-jenis tulisan narasi, yaitu tulisan narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang bertujuan menyampaikan informasi secara tepat tentang suatu peristiwa guna memperluas pengetahuan seseorang. Ketentuan narasi jenis ini
43
yaitu, penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, serta tidak memasukan unsur sugestif. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tulisan narasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang menyampaikan peristiwa yang benar-benar terjadi (kronologi), dan berita untuk memperluas pengetahuan pembaca. Narasi ini termasuk ke dalam tulisan ilmiah. Narasi sugestif merupakan narasi hasil daya khayal penulis yang disajikan dengan waktu, tempat, dan peristiwa bukan sebenarnya. Narasi ini termasuk ke dalam tulisan non ilmiah. Penelitian ini mengkaji peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD dengan menggunakan catatan harian. Objek penelitian ini yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Maka dari itu, jenis narasi yang dikaji pada penelitian ini yaitu narasi ekspositoris. e.
Narasi ekspositoris Kata narasi berasal dari kata narration yang berarti cerita, dan dari kata
narrative yang berarti menceritakan. Menurut Heri Jauhari (2013: 49) pengertian jenis karangan eksposisi sendiri itu adalah karangan yang bermaksud memberitahukan suatu informasi faktual dan rasional kepada pembaca. Pendapat lain dari Dalman (2014: 111) narasi ekspositoris adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Sedangkan, Gorys Keraf (2007: 136) mengemukakan ada narasi
44
yang hanya bertujuan untuk memberi informasi kepada pembaca, agar pengetahuannya bertambah luas, yaitu narasi ekspositoris. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut disimpulkan, narasi ekspositoris merupakan narasi yang menyampaikan peristiwa yang benar-benar terjadi (kronologi), dan berita untuk memperluas pengetahuan pembaca. Narasi ekspositoris termasuk ke dalam tulisan ilmiah, maka narasi ini menggunakan bahasa yang logis, cenderung menggunakan kata-kata denotatif (lugas), berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, kisah perjalanan seseorang, kisah kepahlawanan, catatan harian, dan lain-lain (Dalman, 2014: 111-112). Penelitian ini mengkaji peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD dengan menggunakan teknik catatan harian. Objek penelitian ini, yaitu peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris. Maka dari itu, narasi ekspositoris menjadi salah satu pokok kajian pada penelitian ini. Bentuk narasi ekspositoris yang dihasilkan pada penelitian ini, yaitu berupa tulisan tentang pengalaman atau peristiwa yang dialami siswa pada tes menulis dan catatan harian. 3.
Teknik Pembelajaran Menulis a.
Strategi, metode, dan teknik dalam pembelajaran Strategi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011: 186) dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Martiyono (2012: 83) strategi
45
pembelajaran adalah pola rencana dan pelaksana suatu pengajaran dengan maksud agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut strategi pembelajaran merupakan seperangkat rencana pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Penerapan
strategi
pembelajaran
memerlukan
cara-cara
untuk
menjalankannya. Cara atau prosedur untuk menjalankan suatu strategi disebut metode. Seperti pendapat Martiyono (2012: 83) metode adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan penyajian pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran, teknik pembelajaran lebih spesifik daripada metode pembelajaran. Menurut Martiyono (2012: 83) teknik pembelajaran adalah cara-cara atau langkah untuk melaksanakan pembelajaran. Apabila metode berisi kumpulan prosedur untuk melaksanakan strategi pembelajaran, maka teknik bukan lagi merupakan kumpulan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran tetapi langkah-langkah atau tindakan dalam melaksanakan strategi pembelajaran. Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu, strategi, metode, dan teknik saling berkaitan dalam pembelajaran. Strategi, metode, dan teknik saling berhubungan untuk mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen,
46
Gunungkidul menggunakan penerapan suatu teknik pembelajaran, yaitu teknik catatan harian. b. Fungsi teknik pembelajaran Teknik pembelajaran memiliki fungsi utama untuk menyampaikan bahan ajar dengan cara-cara tertentu sehingga siswa dapat menangkap, memahami, dan menerapkan pengetahuannya. Seperti yang disampaikan Roestiyah (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009: 67): ………………………………………………………………………….. Pengertian lain (teknik pembelajaran) ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik didalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh peserta didik dengan baik. Teknik pembelajaran juga berfungsi untuk membantu siswa belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diharapkan (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009: 67). Pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan teknik pembelajaran memahami karakteristik bahan ajar, sehingga dalam pelaksanaanya cara-cara yang digunakan akan disesuaikan demi mewujudkan suatu tujuan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dapat membantu siswa belajar secara efektif dan efisien. Selain itu, teknik pembelajaran berfungsi untuk membantu siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut Roestiyah (Iskandarwassid & Dadang Sunendar 2009: 67) menyampaikan perlu dipahami bahwa setiap jenis penyajian hanya sesuai atau tepat untuk
47
mencapai suatu tujuan yang tertentu pula. Jadi untuk tujuan yang berbeda pengajar harus menggunakan teknik penyajian yang berbeda pula. Fungsi lain teknik pembelajaran yaitu untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Selain pencapaian tujuan, tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu mendapat perhatian. Seperti yang dikemukakan Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 66) pengajar perlu mengkaji teknik mengajar yang sesuai dan memilih strategi-strategi yang memberikan peluang paling banyak bagi peserta didik secara aktif dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran
penting
pembelajaran
daripada
karena strategi
lebih dan
berhubungan metode
langsung
dengan
pembelajaran.
Teknik
pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu: untuk menyampaikan bahan ajar, membantu siswa belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diharapkan, membantu siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan melalui penerapan teknik catatan harian. Fungsi teknik pembelajaran yang berkenaan dengan penerapan teknik catatan harian yaitu, untuk membantu siswa secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kompetensi dalam menulis narasi ekspositoris yang diharapkan, membantu siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis narasi ekspositoris, dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis narasi ekspositoris.
48
c.
Macam teknik pembelajaran Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 67) macam-
macam teknik pembelajaran, antara lain: diskusi, kerja kelompok, penemuan, simulasi, unit teaching, sumbangsaran, inquiry, eksperimen, demonstrasi, karyawisata, kerja lapangan, cara kasus, cara sistem regu, latihan tubian, dan ceramah. Pemilihan macam teknik pembelajaran perlu memperhatikan karakteristik bahan ajar dan tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran yang digunakan akan berbeda untuk setiap bahan ajar dan tujuan pembelajaran yang berbeda pula. Sebagai contoh, penerapan teknik diskusi kurang tepat untuk bahan ajar yang berisi prosedur, lebih tepat apabila disampaikan dengan teknik eksperimen atau demonstrasi.
Teknik
eksperimen atau demonstrasi
memberikan pengalaman praktek langsung dari bahan ajar yang berisi prosedur sehingga meninggalkan kesan yang lebih konkret pada ingatan siswa. Hal tersebut berlaku pula pada pemilihan teknik pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sehubungan dengan macam-macam teknik pembelajaran, terdapat sebuah pendapat sebagai berikut: Teknik-teknik pembelajaran digolongkan oleh Knowles (1977: 292-293) ke dalam tujuh jenis. Pertama adalah teknik penyajian (persentasi) yang mencakup, ceramah, siaran televisi dan video tape, film dan slide, debat, dialog, tanya jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan, dan telaah bacaan. Kedua adalah teknik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang mencakup tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok buzz, bermain peran, dan panel berangkai. Ketiga adalah teknik untuk diskusi yang mencakup antara lain diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. Keempat adalah teknik-teknik simulasi yang terdiri dari antara lain atas bermain peran, 49
pemecahan masalah kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket). Kelima adalah teknik-teknik pelatihan kelompok T (sensivity training). Keenam adalah teknik-teknik pelatihan tanpa bicara. Ketujuh adalah teknik-teknik pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan. (D. Sudjana H., 2005: 15) Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa macam-macam teknik pembelajaran, yaitu: diskusi, kerja kelompok, simulasi, brainstorming, inquiry, eksperimen, demonstrasi, karyawisata, kerja lapangan, cara kasus, cara sistem regu, latihan tubian, dan ceramah. Secara garis besar teknik pembelajaran memiliki banyak macam. Penerapannya dapat disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul. Penelitian dilakukan pada saat pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Maka, teknik yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu teknik untuk pembelajaran menulis. d. Teknik pembelajaran keterampilan menulis Teknik pembelajaran yang disampaikan sebelumnya merupakan teknik pembelajaran yang umum. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, penggunaan teknik pembelajaran bergantung pada bahan ajar atau tujuan. Maka dari itu, dalam menggunakan teknik pembelajaran dapat menggunakan macam teknik yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini teknik yang digunakan adalah teknik pembelajaran keterampilan menulis. Menurut Martiyono (2012: 83) teknik pembelajaran adalah cara-cara atau langkah untuk melaksanakan pembelajaran. Cara-cara tersebut merupakan cara
50
yang dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehubungan
dengan
teknik
pembelajaran,
Roestiyah
( Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009: 67) mengemukakan, teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan peserta didik dengan baik. Berdasarkan pendapat tersebut, teknik pembelajaran merupakan cara-cara tertentu yang dilaksanakan sedemikian rupa dengan memperhatikan tujuan, kondisi, dan karakteristik siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sementara itu, Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 179) keterampilan menulis ialah kemampuan seseorang dalam menyusun suatu tulisan
atau
karangan
berdasarkan
fakta
(umum)
yang
dapat
dipertanggungjawabkan kepada pembaca melalui medium bahasa tulis dan bertaat asas pada kaidah bahasa Indonesia. Pendapat lain mengenai keterampilan menulis, yaitu dari Bryne (Kundharu Saddhono dan Y. Slamet 2014: 163) sebagai berikut: ………………………………………………………………………….. Keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, keterampilan menulis merupakan kemampuan mentransfer ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara, utuh, lengkap, dan jelas. Kemampuan
51
tersebut disertai dengan memperhatikan kaidah tata bahasa yang berlaku hingga menghasilkan tulisan yang dapat dimaknai oleh orang lain. Dari
pembahasan-pembahasan
tersebut,
teknik
pembelajaran
keterampilan menulis merupakan cara-cara tertentu yang diterapkan dalam pembelajaran
menulis
dengan
memperhatikan
tujuan,
kondisi,
dan
karakteristik siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan keterampilan menulis. Penerapan teknik pembelajaran perlu memperhatikan tujuan pembelajaran, karena untuk suatu tujuan pembelajaran yang lain teknik yang perlu diterapkan bisa saja berbeda. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 293) menyebutkan teknikteknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis, yaitu: 1) Selusur kata, 2) Teka-teki silang, 3) Permainan jelajah waktu, 4) Kolaborasi, 5) Siapa dia, 6) Acak kata, 7) Biografi, 8) Catatan harian, 9 Mengarang bersama. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD. Teknik yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul pada penelitian ini yaitu teknik catatan harian. 4.
Teknik Catatan Harian a.
Pengertian Catatan Harian Catatan Harian dalam Bahasa Inggris disebut diary dan journal yang
kedua-duanya berarti catatan harian, yaitu suatu penulisan catatan mengenai kegiatan atau peristiwa sehari-hari yang dilakukan seseorang (The Liang Gie,
52
2002: 161). Seperti yang dikemukakan oleh Spaventa (Luu Trong Tuan, 2010: 82) journals are notebooks in which writers keep a record of ideas, opinions, and description of daily life. Pendapat tersebut mengatakan bahwa jurnal adalah buku catatan berisi kumpulan ide atau pikiran, opini, dan deskripsi dari kehidupan sehari-hari seseorang. Sebelumnya sudah disebutkan bahwa jurnal merupakan bentuk catatan harian. Siswa tidak hanya dapat menuliskan pengalaman atau peristiwa yang telah dialami, siswa juga dapat menuliskan ide atau gagasan yang ditemukan, maupun opininya terhadap sesuatu di lingkungan sekitarnya. Sehubungan dengan catatan harian, Aveus Har (2012: 3) mengatakan bahwa catatan harian sama halnya dengan diary maupun jurnal. Diary dianggap sebagai catatan yang hanya merekam kegiatan harian saja, sementara jurnal meliputi perasaan, pendapat, ataupun pemikiran tentang sesuatu. Catatan harian yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kombinasi diary dan jurnal tersebut. Berdasarkan pengertian-pengertian catatan harian tersebut, dapat disimpulkan bahwa catatan harian merupakan catatan yang berisi kumpulan ide atau pikiran, opini, dan deskripsi dari kehidupan sehari-hari seseorang. Catatan harian sama halnya dengan diary maupun jurnal. Catatan harian yang dimaksud pada penelitian ini adalah kombinasi diary dan jurnal. Catatan harian dipilih karena catatan harian merupakan salah satu bentuk latihan menulis narasi ekspositoris sehingga sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa
53
kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian. b. Tujuan menulis Catatan Harian Arthur K. Ellis (1997: 325) menjabarkan tujuan menulis catatan harian, yaitu a journal is useful as a way of reflecting on the ideas, skills, content, and values that are being considered. Pendapat tersebut mengatakan catatan harian (jurnal) berguna sebagai hasil refleksi ide, keterampilan, isi, dan nilai yang telah dipertimbangkan. Sementara itu, Aveus Har (2012: 7-13) menjelaskan tujuan menulis catatan harian, antara lain: 1) Menuliskan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Hal ini seperti yang dikemukakan Spaventa (Luu Trong Tuan, 2010: 82) journals are notebooks in which writers keep a record of ideas, opinions, and description of daily life. Pendapat tersebut mengatakan bahwa catatan harian (jurnal) adalah buku catatan berisi kumpulan ide atau pikiran, opini, dan deskripsi dari kehidupan sehari-hari seseorang. Dalam kehidupannya, siswa tentu memiliki peristiwa-peristiwa penting yang pernah dialami atau diamati secara langsung. Suatu saat siswa perlu mengingat kembali peristiwa-peristiwa tersebut. Siswa perlu menuliskan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu dalam catatan harian. Hal tersebut membantu siswa untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa tersebut. 2) Dijadikan tempat mencurahkan isi hati. Hari-hari yang telah berlalu pasti setidaknya meninggalkan kesan di pikiran dan hati. Kesan-kesan tersebut dapat dicurahkan ke dalam catatan
54
harian, sehingga kesan-kesan tersebut dapat dimaknai seterusnya. Selain itu, siswa dapat menuliskan ide atau gagasan yang sifatnya pribadi dengan bahasa yang santai. Maka dari itu, catatan harian sifatnya tidak terbuka untuk umum. Catatan harian termasuk ke dalam bentuk tulisan pribadi (Henry Guntur Tarigan, 2008: 37) 3) Melepaskan emosi Sekian dari peristiwa-peristiwa yang telah berlalu pasti ada beberapa peristiwa yang mampu menggugah emosi, sehingga bisa membuat siswa merasakan bahagia, sedih, marah, kecewa, dan perasaan lainnya. Apabila luapan-luapan emosi tersebut ditahan akan kurang baik bagi psikis siswa. Salah satu wahana yang tepat untuk melepaskan emosi tersebut secara positif yaitu, melalui tulisan tentang penggambaran suasana hati di catatan harian. 4) Mengembangkan kemampuan menulis Menurut Ngoh (Luu Trong Tuan, 2010: 82) journal writing provides students with good opportunities to improve their writing skills individually and good chances to record their thoughts and feelings. Ngoh berpendapat menulis catatan harian (jurnal) memberikan kesempatan baik bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya dan kesempatan untuk merekam pikiran dan perasaan. Menulis catatan harian dilakukan secara rutin walau hanya menyempatkan sedikit waktu. Semakin sering seseorang menulis, maka ia akan semakin mahir pula dalam menulis. John Langan (1998: 15) menegaskan because writing is a skill, it makes sense that the more you practice writing, the better you will write. Artinya, menulis adalah suatu
55
keterampilan, itu berarti bahwa semakin sering menulis, maka akan semakin baik dalam menulis. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dapat disimpulkan tujuan menulis catatan harian, yaitu pertama, untuk menuliskan peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Kedua, untuk dijadikan tempat mencurahkan isi hati. Ketiga, untuk melepaskan emosi. Keempat, untuk mengembangkan kemampuan menulis. Pada penelitian ini, tujuan menulis catatan harian yang lebih ditekankan yaitu untuk mengembangkan kemampuan menulis. c.
Manfaat menulis Catatan Harian Banyak orang menjadikan kegiatan menulis catatan harian sebagai suatu
rutinitas maupun kegemaran, serta adapula yang berhasil menginspirasi banyak orang melalui catatan harian yang diterbitkan. Diantaranya adalah para tokoh berpengaruh seperti Leonardo da Vinci, Anne Frank, dan Mochtar Lubis yang berhasil menginspirasi banyak orang, melalui karya-karyanya berupa catatan harian yang diterbitkan (Henry Guntur Tarigan, 2008:38). Tentunya ada suatu faktor yang membuat kegiatan menulis catatan harian penting bagi mereka. Menulis catatan harian memiliki banyak manfaat, tak terkecuali bagi siswa SD yang rutin menulis catatan harian. Berkaitan dengan manfaat menulis catatan harian John Lagan (2005: 15) mengemukakan, writing in a journal will help you develop the habit of thingking on paper and will show you the ideas can be discovered in the process of writing. Artinya, menulis dalam suatu catatan harian (jurnal) akan membantu kita dalam mengembangkan kebiasan berpikir di atas kertas dan
56
akan menunjukkan kepada kita bahwa ide dapat ditemukan ketika proses menulis berjalan. Menulis catatan harian menuntut aktifitas berpikir dalam menyampaikan dan mengembangkan gagasan atau isi cerita. Menulis catatan harian secara rutin membuat siswa terbiasa melakukan aktivitas berpikir, sehingga tanpa terasa siswa akan mengalami kemudahan dalam menentukan ide seiring proses menulis berjalan. Sementara itu, Luu Trong Tuan (2010: 83) mengatakan journal writing helps learners write better and better day by day since it provides learners with more opportunities to freely write about what they wish to whenever they feel like writing. Artinya, menulis catatan harian (jurnal) membantu siswa semakin baik dalam menulis dari hari ke hari, semenjak catatan harian memberikan kesempatan baik kepada siswa untuk menulis secara bebas seperti yang mereka inginkan. Menulis merupakan suatu keterampilan, sehingga dapat berkembang apabila diasah secara rutin. Masih banyak lagi pendapat lain yang membahas tentang manfaat menulis catatan harian. Salah satunya, dari seorang pengarang wanita terkemuka Maryanne Raphael (The Liang Gie, 2002: 163-164) menyebutkan berbagai manfaat menulis catatan harian sebagai berikut: 1) Buku catatan harian dapat menolong seseorang agar dapat segera memulai menulis. 2) Dalam buku catatan hariannya seseorang dapat mencoba berbagai gaya penulisan dan kemudian memilih salah satu yang terbaik baginya. 3) Buku catatan harian membantu seseorang memahami kehidupan.
57
4) Buku catatan harian membantu ingatan seseorang. 5) Buku catatan harian mempertajam berbagai indera seseorang. 6) Buku catatan harian merupakan suatu kunci ke masa lampau dan memberikan suatu pandangan sekilas mengenai makna kehidupan. 7) Buku catatan harian membuat seseorang menikmati proses karangmengarang. Berdasarkan berbagai pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis catatan harian memiliki banyak manfaat khususnya bagi siswa SD. Manfaat-manfaat menulis catatan harian bagi siswa, antara lain sebagai berikut: 1) Menulis catatan harian dapat menjadi sarana awal untuk mendorong siswa mulai menulis. 2) Menulis catatan harian secara rutin dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa menjadi semakin lebih baik lagi. 3) Menulis catatan harian membantu siswa mengembangkan proses berpikir untuk menemukan sebuah ide atau gagasan. 4) Menulis catatan harian membuat siswa menikmati proses menulis. 5) Menulis catatan harian melatih siswa untuk memilih dan menentukan sendiri gaya penulisannya. 6) Menulis catatan harian membantu ingatan siswa. 7) Menulis catatan harian membantu siswa memahami kehidupan. 8) Menulis catatan harian mempertajam berbagai indera siswa.
58
9) Menulis catatan harian membuat siswa memahami hikmah-hikmah dari peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian. Kajian tentang manfaat-manfaat catatan harian dalam penelitian ini dijadikan dasar pertimbangan penerapan teknik catatan harian tersebut. Manfaat catatan harian yang lebih difokuskan pada penelitian ini yaitu, meningkatkan keterampilan menulis siswa. d. Ciri-ciri tulisan Catatan Harian Catatan Harian merupakan salah satu jenis bentuk tulisan pribadi. Selain catatan harian jenis-jenis yang termasuk ke dalam tulisan pribadi yaitu, cerita yang bersifat otobiografis (autobiographical narrative), lelucon yang bersifat otobiografis (autobiographical anecdote), dan esai pribadi (personal essay) (Henry Guntur Tarigan 2008: 35). Karakteristik catatan harian tentu berbeda dengan jenis tulisan pribadi lainnya. Karakteristik catatan harian dapat diketahui melalui ciri-ciri tulisan catatan harian. Sehubungan dengan ciri-ciri tulisan catatan harian, Saleh Abbas (2006: 129) mengemukakan karakteristik tulisan catatan harian, diantaranya yaitu: 1) Kumpulan cerita dari hari ke hari. Catatan harian merupakan suatu penulisan catatan mengenai kegiatan atau peristiwa sehari-hari yang dilakukan seseorang (The Liang Gie, 2002: 161). Catatan harian berisi kumpulan cerita mengenai peristiwa-peristiwa yang
59
telah berlalu. Pada penelitian ini, siswa diminta menulis catatan harian siswa yang berisi pengalaman atau peristiwa yang dialami pada hari sebelumnya setiap hari. 2) Ceritanya ditulis secara kronologis dari jam, hari, bulan. Catatan harian berisi ide atau gagasan, cerita tentang peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Guru perlu mengingatkan siswa untuk mencantumkan keterangan jam, hari, dan bulan penulisan catatan tersebut. Penulisan jam, hari, dan bulan pada tulisan catatan harian berguna untuk memberi keterangan waktu yang jelas (Aveus Har, 2012: 37). Contohnya: Senin, 21 Maret 2016 pukul 17.00 WIB Selain itu, guru perlu memberi masukan dan bimbingan agar siswa menulis catatan harian secara kronologis. Catatan harian yang ditulis secara kronologis maksudnya, cerita ditulis secara logis berdasarkan urutan waktu terjadinya. 3) Menceritakan setiap aktivitas baik yang berdampak dan atau tidak berdampak terhadap perasaan penulis. Semua ide atau gagasan dan peristiwa yang berdampak maupun tidak berdampak terhadap perasaan penulis dapat dituangkan ke dalam catatan harian. Hal tersebut diizinkan, karena catatan harian termasuk ke dalam jenis salah satu bentuk tulisan pribadi, dimana sifatnya bebas, tidak terikat aturan tertentu, tergantung pada kehendak penulisnya sendiri. Selain itu, Spaventa (Luu Trong Tuan, 2010: 82) mengatakan, one way to practice writing at home is keeping journals which “are notebooks in which writers keep a record of ideas, opinions, and description of daily life. Journals help writers develop 60
their creativity”. Intinya, catatan harian merupakan catatan yang berisi kumpulan ide, opini, dan deskripsi tentang kehidupan sehari-hari. Dari situ, jelas tidak ada batasan bahwa ide atau gagasan ataupun cerita ditulis pada buku harian haruslah yang berdampak pada perasaan penulis. Tetapi, pada penelitian ini penulisan catatan harian siswa dibatasi untuk peristiwa yang berkesan bagi siswa saja, agar isi catatan harian efektif dan efisien. 4) Pilihan katanya ekspresif, dan struktur kalimat longgar. The Liang Gie (2002: 175) mengatakan, penulisan buku catatan harian bebas dari berbagai aturan dan tata cara, karena seseorang menulis hanya untuk dirinya sendiri. Seseorang tidak diharuskan untuk menggunakan kata-kata yang formal, tetapi boleh menulis dengan bahasa yang santai yaitu dengan menggunakan kata-kata yang ekspresif. Kata-kata ekspresif dapat membantu menyampaikan kesan dan penggambaran emosi terhadap suatu peristiwa ke dalam catatan harian. Selain ekspresif, catatan harian memiliki struktur kalimat yang longgar, karena catatan harian tidak terikat aturan seperti catatan yang lain. Pada penelitian ini, catatan harian siswa boleh menggunakan kata yang ekspresif namun kata yang digunakan tetap kata baku sesuai dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Henry Guntur Tarigan (2008: 39) juga menjelaskan ciri-ciri tulisan jurnal (catatan harian) sebagai berikut: Beberapa ciri yang dimiliki oleh tulisan jurnal adalah sebagai berikut: a) Jurnal bernada akrab. b) Jurnal bersifat pribadi. c) Walaupun bersifat pribadi, jurnal diperuntukkan juga dibaca oleh orang lain.
61
d) Jurnal sanggup menangkap kesan fotografis dalam kata-kata dan pada saat itu juga menatanya dengan informasi yang tidak dapat diberikan oleh sebuah gambar. e) Jurnal sanggup mengira-ngira lukisan gambar seseorang bukan hanya dari segi penampilan metafisis, tetapi lebih-lebih dari segi sosial. f) Jurnal sanggup menangkap kesan dari suatu tempat dan secara berangsur-angsur membangkitkan sentuhan falsafah pribadi. g) Jurnal mampu menghidupkan atau menciptakan kembali situasi masa lalu. h) Jurnal mempunyai keterperincian khasdan tepat guna, yang justru membuatnya gamblang, bersemangat, hidup, tajam, pedas, sekalipun mekanik-mekaniknya goyang. i) Keterperincian-keterperinciannya membubuhi kehidupan dan keotentikan kepada pengalaman. j) Butir dalam catatan jurnal mempunyai kualitas “instan replay” atau “pengulangan permainan pada saat itu juga”, bukan sebagai analisis berita yang belakangan. k) Bahasa jurnal bersifat wajar, jelas, dan lincah: ketiga hal ini lah yang turut membuat tulisan sanggup mempesona para pembacanya. Berdasarkan berbagai pembahasan tersebut, dapat disimpulkan catatan harian termasuk ke dalam bentuk tulisan pribadi. Berikut ini merupakan ciriciri tulisan catatan harian, khususnya catatan harian siswa: 1) Kumpulan cerita tentang peristiwa-peristiwa yang telah berlalu dalam beberapa kurun waktu tertentu. 2) Mencantumkan keterangan kronologi cerita, waktu, hari, maupun bulan. 3) Menceritakan ide atau gagasan ataupun cerita yang berkesan bagi siswa 4) Menggunakan kata-kata baku yang sesuai dengan tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5) Tulisan pada catatan harian mampu menggambarkan latar, situasi, dan kondisi dengan detail seperti yang dimaksudkan oleh siswa. 6) Tulisan pada catatan harian mampu menggambarkan emosi yang dibangun oleh siswa pada saat menulis. 62
Ciri-ciri catatan harian pada penelitian ini dijadikan dasar bagi penulisan catatan harian siswa. Kegiatan menulis catatan harian siswa merupakan bagian dari teknik catatan harian. Sedangkan teknik catatan harian merupakan bentuk tindakan pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian. e.
Menulis Catatan Harian Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan diperhatikan ketika akan
menulis catatan harian. Hal-hal tersebut yaitu alat-alat yang diperlukan dan langkah-langkah menulis catatan harian. Peralatan utama yang diperlukan dalam menulis catatan harian yaitu, buku catatan harian dan pena. Selain itu, langkah-langkah dalam menulis catatan harian juga perlu diperhatikan. Pertama-tama, siswa diminta untuk menuliskan keterangan waktu, hari, dan tanggal dimana siswa mendapatkan ide atau gagasan ataupun terjadinya suatu peristiwa yang akan kita ceritakan. Lalu, siswa menentukan sendiri ide atau gagasan ataupun topik yang akan diceritakan. Selanjutnya, siswa harus mengembangkan ide atau gagasan ataupun topik tersebut menjadi beberapa kalimat hingga tersusun paragraf-paragraf. Sehubungan dengan menulis catatan harian, The Liang Gie (2002: 177) juga menjabarkan hal-hal terkait pelaksanaan menulis catatan harian sebagai berikut: 1) Menulis catatan pada sebuah buku tebal dan diberi sampul dengan keterangan tahun penulisan supaya mudah diorganisir.
63
2) Menulis catatan dengan alat tulis permanen sehingga tulisannya tidak mudah rusak atau hilang. 3) Mencantumkan tempat, hari, dan tanggal sebagai penanda waktu ide atau gagasan, maupun peristiwa tersebut timbul ataupun dicatat. 4) Penulisan catatan harian jelas, berarti tidak menggunakan singkatansingkatan maupun kata-kata yang sulit dimengerti. 5) Kita dapat menyertakan catatan-catatan penting pada catatan harian kita, seperti: klipingan koran, foto, dan sebagainya. 6) Kita dapat menuliskan rencana untuk beberapa kurun waktu ke depan dan evaluasinya pada catatan harian untuk mengetahui perkembangan diri. 7) Penulisan catatan harian sebaiknya dilakukan pada hari itu juga, yaitu hari dimana ide atau gagasan maupun peristiwa timbul. 8) Penulisan catatan harian sebaiknya jujur dan faktual, berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan. Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, dapat disimpulkan menulis catatan harian dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama, hal yang harus dilakukan yaitu mempersiapkan alat-alat yang diperlukan yaitu buku yang akan digunakan sebagai catatan harian dan alat tulis. Pena atau pulpen yang dipergunakan sebaiknya tintanya permanen supaya tulisan tidak mudah rusak atau hilang. Lalu, menulis catatan bisa dimulai dengan menuliskan waktu, hari dan tanggal sebagai keterangan ide atau peristiwa tersebut muncul ataupun dituliskan. Selanjutnya, mengembangkan ide atau peristiwa ke dalam kalimat kemudian paragraf. Penulisan catatan harian harus dilakukan secara
64
jujur dan faktual (berdasarkan fakta-fakta) dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dalam menulis catatan harian, siswa perlu membatasi cerita yang penting atau yang mengesankan saja. Kajian menulis catatan harian pada penelitian ini dijadikan dasar bagi pelaksanaan kegiatan menulis catatan harian siswa. Kegiatan menulis catatan harian siswa merupakan bagian dari teknik catatan harian. Sedangkan teknik catatan harian merupakan bentuk tindakan dan variabel bebas pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dengan menggunakan teknik catatan harian. f.
Teknik Catatan Harian Penerapan teknik pembelajaran berbeda-beda pada pembelajaran satu
dengan pembelajaran lain. Roestiyah (Iskandarwassid & Dadang Sunendar, 2009: 67) mengatakan, perlu dipahami bahwa setiap jenis teknik penyajian hanya sesuai atau tepat untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu pula. Jadi untuk tujuan yang berbeda pengajar harus menggunakan teknik yang berbeda pula. Selanjutnya, akan dibahas lebih dalam mengenai teknik pembelajaran bahasa Indonesia yang difokuskan pada teknik pembelajaran menulis. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 293) mengemukakan bahwa untuk setiap tingkat, tingkat-tingkat pengajaran keterampilan menulis dapat dilakukan dengan teknik-teknik berikut ini: 1) selusur kata, 2) teka-teki silang, 3) permainan jelajah waktu, 4) kolaborasi, 5) siapa dia, 6) acak kata, 7) biografi, 8) catatan harian, 9) mengarang bersama. Catatan harian yang
65
dimaksud yaitu, catatan harian berupa catatan yang berisi gagasan atau peristiwa yang dialami siswa dalam kehidupannya. Penelitian ini berfokus pada peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa IV SD, maka teknik yang tepat digunakan yaitu teknik catatan harian. Hal ini didukung oleh pendapat White dan Arndt (dalam Luu Trong Tuan, 2010: 82) this technique (journal writing) has been found to be an effective and productive means of arousing interest in writing, which, at the same time, develops fluency of expression. Pendapat tersebut intinya, teknik catatan harian dirancang menjadi efektif dan produktif dalam membangun minat menulis juga mengembangkan fasih ungkapan. Menurut Andayani (2015: 208) salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik menulis catatan harian atau buku harian. Tujuan teknik menulis catatan harian yaitu agar siswa dapat menulis aktivitas yang mereka lakukan melalui pengalaman secara runtut. Siswa menuliskan aktivitas yang mereka lakukan memakai kertas kerja atau buku siswa secara perseorangan. Pendapat lain dari Saleh Abbas (2006: 129) teknik catatan harian merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan yang berawal menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang sama dilakukan setiap hari, terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali. Siswa menulis catatan harian tidak hanya untuk sekali waktu, namun siswa menulis catatan harian selama kurun waktu yang disepakati, misalnya tiga hari, seminggu, sampai sebulan.
66
Hampir sama dengan kedua pendapat tersebut, Heru Kurniawan (2014: 111) mengemukakan, teknik catatan harian adalah pembelajaran yang memfungsikan dan menugaskan siswa untuk menulis catatan harian sebagai dasar untuk menulis novel anak. Jaman telah berkembang, novel kini tidak hanya ditulis oleh orang dewasa tetapi sekarang banyak novel terkenal yang ditulis oleh anak. Siswa perlu dibiasakan dan ditumbuhkan kebiasaan menulisnya sejak dini, agar kelak lahir banyak penulis anak yang hebat. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan teknik catatan harian merupakan teknik pembelajaran keterampilan menulis yang memfasilitasi siswa untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan menulis melalui serangkaian pengalaman latihan menulis catatan harian selama kurun waktu tertentu. Dalam beberapa waktu pada kurun waktu tersebut, catatan harian dikumpulkan kepada guru untuk diperiksa dan diberi masukan atas kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Teknik catatan harian merupakan tindakan yang diterapkan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul. 5.
Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Narasi Ekspositoris Menerapkan Teknik Catatan Harian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi
ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. dengan menggunakan teknik catatan harian. Teknik catatan harian merupakan tindakan yang diimplementasikan dalam pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa
67
kelas IV SD. Sehubungan dengan hal tersebut, Saleh Abbas (2006: 130) menyebutkan prosedur pembelajaran catatan harian sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran apersepsi. Siswa berdiskusi kelompok mencermati, menganalisis contoh diary/ buku harian. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisisnya. Guru menyimpulkan materi pelajaran yang terkait dengan bentuk, ciriciri kalimat yang dipergunakan dalam diary/ buku harian. Guru memberikan tindak lanjut menulis diary/ buku harian selama seminggu/ kurun waktu yang disepakati. Hasil kerja siswa dapat disimpan sebagai portofolio atau diteruskan oleh anak yang bersangkutan.
Prosedur pembelajaran catatan harian yang dikemukakan oleh Saleh Abbas tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan teknik catatan harian, namun dengan modifikasi. Prosedur pembelajaran yang dikemukakan oleh Saleh Abbas tersebut belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan pengalaman menulis catatan harian jauh hari sebelum pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Menulis catatan harian dilakukan bersamaan dengan pembelajaran narasi, sehingga apabila terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa belum dapat dipastikan apakah peningkatan tersebut murni karena pelaksanaan teknik catatan harian. Selain itu, apabila jauh hari siswa telah melaksanakan pengalaman menulis catatan harian, maka peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa akan lebih optimal. Prosedur pembelajaran tersebut juga baru sebatas memfasilitasi siswa untuk menulis catatan harian belum memberikan tindak lanjut terhadap hasil menulis catatan harian siswa. Proses-proses menulis juga belum diintegrasikan pada prosedur pembelajaran tersebut.
68
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada penelitian ini menerapkan teknik catatan harian menurut Saleh Abbas (2006: 130) yang telah dimodifikasi penulis, yaitu: a.
Seminggu sebelum melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris, guru memperkenalkan catatan harian. Siswa menghiasi buku yang akan digunakan sebagai catatan harian dengan bahan-bahan yang telah disediakan oleh guru. Siswa ditugaskan menulis catatan harian berisi kegiatan berkesan yang mereka alami setiap harinya selama seminggu tersebut. Setiap tiga hari sekali, hasil pekerjaan menulis catatan tersebut dikumpulkan setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian, hasil pekerjaan menulis catatan harian diperiksa dan diberi masukan oleh guru berkaitan dengan perkembangan maupun kesalahan-kesalahan dalam penulisan.
b.
Pada saat memulai pembelajaran menulis narasi ekspositoris, guru memberikan apersepsi terkait pembelajaran menulis narasi ekspositoris.
c.
Siswa dibimbing menguasai materi tentang narasi ekspositoris oleh guru yang meliputi: perkenalan jenis tulisan narasi ekspositoris, dan unsur-unsur tulisan narasi secara bertahap pada setiap pertemuannya.
d.
Guru membahas koreksi hasil pekerjaan menulis catatan harian siswa hari sebelumnya. Guru memberikan apresiasi terhadap perkembangan tulisan siswa. Selain itu, guru juga memberi masukan apabila ada kesalahan-kesalahan dalam penulisan.
e.
Siswa melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut.
69
f.
Siswa mengerjakan tugas tes menulis narasi ekspositoris secara bertahap menerapkan tahapan proses menulis dengan bimbingan guru.
g.
Setelah selesai, beberapa siswa maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Semua hasil pekerjaan tes menulis narasi ekspositoris dikumpulkan untuk dievaluasi oleh guru.
h.
Siswa mendapat apresiasi dan masukan dari guru.
i.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris.
j.
Langkah-langkah pembelajaran tersebut diulang pada pertemuan selanjutnya, hingga siswa mengalami peningkatan dan mencapai kriteria keberhasilan keterampilan menulis narasi ekspositoris pada penelitian ini..
6.
Karakteristik Siswa Kelas IV SD Pada umumnya siswa kelas IV SD berada pada masa kanak-kanak akhir. Hal
ini sama seperti pernyataan Novan Ardi Wiyani (2013: 70) peserta didik yang berada pada periode Sekolah Dasar berada dalam periode late childhood atau akhir masa kanak-kanak, yaitu kurang lebih berada pada rentang usia antara enam/ tujuh tahun hingga tiba saatnya peserta didik menjadi individu yang matang secara seksual sekitar usia tiga belas tahun. Pada usia 6/7 tahun – 9/10 tahun, biasanya mereka masih duduk di kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. Sedangkan, usia 9/10 tahun- 12/13 tahun, biasanya mereka sudah duduk di kelas tinggi, yaitu kelas IV, V, dan VI. Pada usia-usia tersebut, anak sudah cukup matang untuk menempuh pendidikan di SD. Tahun awal masa kanak-kanak akhir yaitu saat anak mulai duduk
70
di kelas I Sekolah Dasar, anak mengalami masa transisi dari masa kanak-kanak awalnya dengan segala karakteristik sebelumya. Pada masa ini siswa mengalami pengalaman baru yang mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Masa transisi akan kembali terjadi pada setahun atau dua tahun terakhir pada masa kanak-kanak akhir. Siswa akan kembali mengalami perubahan sikap, nilai, dan perilaku menuju persiapan fisik dan psikologis ke masa remaja Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil hingga sebelum anak memasuki masa remaja dimana pertumbuhan fisik sangat pesat (Rita Eka Izzaty dkk., 2008: 105). Masa ini dapat diisi dengan kegiatan belajar berbagai kemampuan akademik maupun non akademik serta peningkatan berbagai keterampilan anak. Kesehatan dan gizi memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi kesehatan yang baik mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak. Masa kanak-kanak akhir juga ditandai dengan tingginya kebutuhan bergerak secara aktif pada diri anak. Rita Eka Izzaty dkk (2008: 105) mengatakan, kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran. Pada masa ini, anak-anak memiliki energi yang berlebih. Anak perlu diarahkan untuk menyalurkan kebutuhan bergerak aktifnya dengan melakukan kegiatan fisik yang dapat mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak, misalnya melalui: permainan dan olahraga. Kegiatan tersebut dapat melatih koordinasi tubuh yang bermanfaat bagi peningkatan berbagai keterampilan. Apabila dilihat dari kemampuan kognitif Jean Piaget, siswa kelas IV SD berada pada tahapan pemikiran operasional konkret. Menurut Piaget, operasi
71
konkret adalah aktivitas mental yang dilakukan pada objek-objek dan peristiwaperistiwa nyata atau konkret yang dapat diukur. Siswa kelas IV belum dapat berpikir abstrak, seperti bagaimana proses pertukaran udara ataupun peristiwa fotosintesis. Siswa dapat sedikit berpikir sedikit abstrak dengan didahului pengalaman konkret, contoh: untuk mengetahui proses pencernaan dilakukan melalui pengamatan terhadap media gambar sistem pencernaan. Kemampuan untuk melakukan penambahan, pengurangan, pengurutan, serta klasifikasi telah berkembang dengan perkalian sederhana dan pembagian. Kemampuan bahasa terus berkembang pada masa ini. Pada masa ini siswa mengalami perubahan pada perbendaharaan kata dan tata bahasa. Perbendaharaan kata yang dimiliki siswa semakin luas. Siswa tidak hanya menggunakan segala macam kata yang ada dalam perbendaharaannya, namun siswa belajar memilih kata yang tepat untuk pergunaan tertentu. Menurut Rita Eka Izzaty dkk (2008: 108) menulis merupakan tugas yang dirasa lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan setahap demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Setahap demi setahap karena kemampuan menulis mencakup kemampuan berbahasa yang kompleks. Selain itu, belajar menulis perlu dilakukan secara rutin agar kemampuan menulis berangsur-angsur meningkat. Membaca juga berperan penting dalam perkembangan bahasa. Membaca membuat pengetahuan anak bertambah sehingga akan mempengaruhi kemampuan berbahasa lainnya. Karakteristik lainnya yaitu kemampuan afektif (sikap) disebut juga kemampuan emosional karena berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai,
72
serta sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu (Novan Ardi Wiyani, 2013: 73). Pada masa ini, setelah terjadi berbagai konflik timbulah sistem nilai pada dirinya. Emosi anak berkembang seiring dengan pergaulan dan pengalaman belajar yang semakin luas. Akan tetapi, anak belajar mengendalikan ungkapan emosi-emosi yang kurang baik, karena anak mulai sadar bahwa ungkapan emosi yang kurang baik kurang dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Berdasarkan pembahasan-pembahasan tersebut, disimpulkan bahwa siswa kelas IV Sekolah Dasar yang berada pada kisaran usia 9-10 tahun telah memasuki tahap operasional konkret. Siswa belum mampu berpikir abstrak, namun siswa sudah mampu sedikit berpikir abstrak bila didahului pengalaman konkret atau nyata. Perkembangan kemampuan kognitif mendorong perkembangan kemampuan bahasa. Walaupun begitu, menulis merupakan kegiatan yang sulit bagi anak. Pembelajaran menulis perlu dilakukan setahap demi setahap karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kompleks.
B. Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian peningkatan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian, sebagai berikut: 1.
Nama
:
Merrina Andy Malladewi dan Wahyu Sukartiningsih
Judul
:
Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris
73
melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV SD Negeri Balasklumprik I/434 Surabaya Hasil
:
Adapun hasil analisis data penelitian ini menunjukkan
perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut dapat ditinjau dari siklus I hingga siklus II. Pada siklus I, hasil rata-rata nilai menulis karangan narasi ekspositoris adalah 68, 04. Akan tetapi, target KKM yang harus dipenuhi adalah 75, maka siswa belum berhasil untuk memenuhi target tersebut. Selanjutnya siklus II, hasil rata-rata nilai menulis narasi ekspositoris adalah 90,4. Berdasarkan hasil nilai rata-rata yang diperoleh tersebut, siswa telah berhasil menulis narasi ekpositoris dengan baik. Terdapat peningkatan hasil rata-rata nilai menulis karangan narasi ekspositoris dari siklus I rata-rata nilai mencapai 68,04 yang belum mencapai KKM menjadi 90,4 pada siklus II. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, “Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV di SDN Balasklumprik I/434 Surabaya” telah berjalan dengan baik sehingga hasil belajar siswa meningkat dan melebihi target nilai pada KKM. 2.
Nama
:
Luu Trong Tuan
Judul
:
Enhancing EFL Learners’ Writing Skill via Journal Writing
Hasil
:
Penelitian ini merupakan penelitian tentang Peningkatan
Keterampilan Menulis Pelajar EFL (Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing) melalui Menulis Jurnal. Penelitian ini mengundang 85 mahasiswa sebagai partisipan dengan level kemampuan menulis yang setara. Mahasiswa tersebut mahasiswa tahun kedua dari Faculty of English Linguistics and Literature di
74
University of Social Sciences and Humanities in Ho Chi Minh City. Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan keterampilan menulis mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkannya teknik menulis jurnal harian. Hasil analisis datanya meliputi deskripsi statistik kemampuan menulis, ketepatan menulis, dan skor menulis. Hasil deskripsi statistik kemampuan menulis meningkat dari jumlah rata-rata kata per esai pada pretes sebanyak 196,71 hingga 215,15 pada pretes. Hasil deskripsi statistik ketepatan menulis mengalami perkembangan positif menjadi semakin sedikit kesalahan penulisan dari pretes sebanyak 23,02 kesalahan penulisan per esai menjadi 8,14 kesalahan penulisan per esai. Hasil deskripsi statistik skor menulis meningkat dari skor rata-rata skor menulis per esai sebesar 6,04 pada pretes hingga 7,53 pada postes.
C. Kerangka Pikir Keterampilan menulis merupakan keterampilan mentransfer ide atau gagasan ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas serta memperhatikan kaidah tata bahasa yang berlaku hingga menghasilkan tulisan yang dapat dimaknai oleh orang lain. Keterampilan menulis termasuk aspek dalam keterampilan berbahasa Indonesia. Aspek-aspek lain dalam keterampilan berbahasa Indonesia yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, dan keterampilan membaca. Keterampilan berbahasa Indonesia telah diajarkan sejak kelas I SD melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa Indonesia di SD menentukan keterampilan berbahasa Indonesia pada jenjang selanjutnya.
75
Fakta yang terjadi di beberapa tempat menunjukkan keterampilan menulis di Sekolah Dasar belum dikuasai dengan baik. Seperti masalah yang ditunjukkan SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Hasil rata-rata nilai menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV baru mencapai 63,52. Hal tersebut menunjukkan tingkat keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa masih rendah. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang menyampaikan peristiwa yang benar-benar terjadi (kronologi), dan berita untuk memperluas pengetahuan pembaca. Siswa kelas IV seharusnya sudah mampu mencapai Kompetensi Dasar menyusun karangan dengan topik-topik sederhana tak terkecuali seperti macam karangan narasi ekspositoris. Hal tersebut tak terlepas dari kurangnya penekanan pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis jarang dilaksanakan. Pembelajaran menulis tidak lagi menjadi pembelajaran maupun latihan pokok. Berbagai permasalahan mengenai keterampilan menulis khususnya keterampilan menulis narasi ekspositoris timbul sebagai akibatnya. Siswa masih belum terampil dalam menulis. Siswa belum tepat dalam menggunakan tanda baca dan huruf kapital sesuai dengan aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Siswa kurang tepat menyusun kata-kata dalam satu kalimat, sehingga maknanya jadi kacau dan sulit dimengerti. Siswa sering mengulang kata yang sama pada beberapa kalimat. Siswa belum mampu menyusun paragraf dengan tepat. Unsur-unsur pokok narasi belum terpenuhi. Pengembangan gagasan masih terbatas. Tulisan siswa tergolong kurang rapi dan baik. Permasalahan tersebut dapat ditangani dengan mengadakan perubahan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Perubahan dapat dilakukan melalui RPP yang berkaitan dengan strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Perubahan dapat
76
dilakukan dengan memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mengarah pada revitalisasi pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran merupakan hal yang paling dekat dengan praktek pelaksanaan pembelajaran. Maka dari itu, pada penelitian ini upaya perubahan akan ditempuh melalui penerapan suatu teknik pembelajaran tertentu. Teknik pembelajaran menulis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catatan harian. Teknik ini mampu merevitalisasi pembelajaran menulis sehingga pembelajaran menulis kembali mendapatkan tempat. Pelaksanaan pembelajaran menulis dalam teknik ini memberikan alokasi waktu yang lebih luas, bahkan di luar jam pembelajaran di kelas. Hal tersebut dikarenakan adanya penugasan menulis catatan harian di luar jam pelajaran pada teknik ini. Walaupun begitu, teknik ini tidak lantas membuat siswa mudah merasa bosan dan terbebani, karena siswa melaksanakan pembelajaran menulis melalui menulis catatan harian dimana siswa boleh menentukan sendiri hal yang akan ditulis. Tulisan pada catatan harian juga tidak tergolong sebagai tulisan yang menyulitkan. Catatan harian berisi ide atau gagasan maupun peristiwa yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa. Tanpa disadari oleh siswa, menulis catatan harian secara rutin dapat memberikan banyak manfaat terlebih pada keterampilan menulis narasi ekspositorisnya. Menulis catatan harian terutama dapat meningkatkan kemampuan menulis menjadi semakin lebih baik lagi. Kemampuan menulis tersebut termasuk kemampuan menulis narasi ekspositoris karena tulisan pada catatan harian berbentuk tulisan narasi ekspositoris. Menulis catatan harian pada teknik catatan
77
harian dilakukan secara rutin sehingga pengalaman menulis yang di dapat semakin banyak. Teknik catatan harian juga lebih intensif membimbing dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya melalui masukan dari guru mengenai hasil pekerjaan menulis catatan hariannya. Selain itu, menulis catatan harian dapat membantu mengembangkan proses berpikir untuk menemukan sebuah ide atau gagasan. Siswa sudah terlatih proses berpikirnya untuk menemukan ide atau gagasan baru setiap akan menulis catatan harian. Penerapan teknik catatan harian diharapkan dapat membantu siswa dalam menulis narasi ekspositoris, sehingga keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV di SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul meningkat. Bagan kerangka pikir dari penelitian ini, digambaran sebagai berikut:
Keterampilan Menulis sebagai Aspek Penting Keterampilan Berbahasa Indonesia
Pembelajaran Menulis Kurang Ditekankan Hasil Nilai Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD N Siyono 3 Masih Rendah Penerapan Teknik Catatan Harian
Revitalisasi Pembelajaran Menulis Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Diharapkan Dapat Meningkat Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
78
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik catatan harian”.
79
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas termasuk penelitian kualitatif karena menggali informasi secara rinci, namun adakalanya penelitian ini memuat data-data kuantitatif untuk melengkapi data penelitiannya. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelas melalui penerapan suatu tindakan terencana, yang di dapat dari pengumpulan informasi dan kajian teori. Menurut Wina Sanjaya (2011: 26) Penelitian Tindakan Kelas dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh. Penelitian Tindakan Kelas berupaya memecahkan masalah dengan menerapkan tindakan yang terencana, sebagai hasil refleksi guru atau peneliti terhadap kondisi pembelajaran di kelas. Sebagai hasil dari penerapan tindakan tersebut akan timbul pengaruh terhadap proses dan pelaksanaan pembelajaran, maka diadakan analisis untuk refleksi dan evaluasi. Adapun menurut Fitri Yuliawati dkk (2012: 17) Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah
kegiatan
mengumpulkan,
mengolah,
menganalisis,
dan
menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Data merupakan hal yang
80
penting dalam penelitian. Data dapat menjadi indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik khusus yang dapat dilihat dari ciri-cirinya. Sehubungan dengan hal tersebut Sa’dun Akbar (2009: 28) menyatakan, dengan demikian, ciri utama PTK adalah: (1) masalahnya berasal dari latar/ kelas tempat penelitian dilakukan; (2) proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dan (3) tujuannya untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Berdasarkan berbagai pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran di dalam kelas, melalui pemberian tindakan terencana yang mengarah terhadap peningkatan aspek yang diharapkan. Penelitian Tindakan Kelas termasuk dalam Penelitian Kualitatif, namun tidak menutup kemungkinan memuat data kuantitatif untuk melengkapi data penelitiannya. Bentuk-bentuk atau jenis Penelitian Tindakan Kelas menurut Suroso (2009: 33) adalah sebagai berikut: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) simultan terintegrasi, (4) administrasi sosial eksperimen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kolaboratif. Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaran yang ada di dalam kelas. Perencanaan dan pelaksanaan tindakan didiskusikan bersama antara peneliti dan guru. Guru bertindak sebagai pelaksana skenario pembelajaran, sedangkan peneliti bertugas untuk mengamati, mencatat, dan menganalisis proses dan produk pembelajaran.
81
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N Siyono III Playen, Gunungkidul yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Semua siswa tersebut masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar sampai periode Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016. Objek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah keterampilan menulis narasi ekspositoris. Keterampilan menulis narasi ekspositoris yang dimaksud adalah keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV di SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Siyono III Dusun Siyono, Kelurahan Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. SD Negeri Siyono III terletak di pinggir Jalan Raya Wonosari-Jogja. Lokasinya tidak jauh dari pusat Ibukota Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2015/2016. Rincian waktu pelaksanaan penelitian ini dijelaskan pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Waktu Pelaksanaan Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kegiatan Observasi awal Pratindakan Tindakan siklus I pertemuan pertama Tindakan siklus I pertemuan kedua Tindakan siklus II pertemuan pertama Tindakan siklus II pertemuan kedua
82
Waktu Pelaksanaan 17 Februari 2016 2 Mei 2016 9 Mei 2016 11 Mei 2016 13 Mei 2016 14 Mei 2016
D. Model Penelitian Menurut Wina Sanjaya (2011: 78) seperti yang diuraikan dalam model Penelitian Tindakan Kelas, dalam setiap siklus atau putaran Penelitian Tindakan Kelas dilakukan empat kegiatan pokok, yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini akan menggunakan menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc. Taggart, yaitu model siklus spiral. Berikut desain Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Suharsimi Arikunto, 2006: 93) adalah sebagai berikut:
Gambar. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Suharsimi Arikunto 2006:93) Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan penelitian menurut model Penelitian Tindakan menurut Kemmis dan Mc. Taggart, antara lain: 1.
Perencanaan (Planning) Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan dan merancang penelitian
supaya penelitian dapat terlaksana dengan baik. Pada tahap ini, permasalahan pada pembelajaran yang perlu mendapat perhatian, dikumpulkan melalui pengamatan. 83
Setelah menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran, lalu menentukan satu masalah yang hendak dipecahkan atau diselesaikan. Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun gambaran umum tentang rencana pemberian tindakan (perlakuan) yang akan diterapkan. Tindakan tersebut perlu dijelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Rencana penelitian disusun setelah ditentukan pokok permasalahan yang akan dipecahkan atau diselesaikan. Peneliti harus membuat instrumen penelitian untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung (Suharsimi Arikunto, 2006: 99). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kolaboratif antara peneliti dengan guru, maka peneliti harus melakukan kesepakatan dengan guru atas rancangan perencanaan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun tahap-tahap perencanaan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a.
Memohon ijin terhadap Kepala Sekolah dan Guru Kelas IV SD Negeri Siyono III perihal observasi prapenelitian.
b.
Mengidentifikasi dan menentukan masalah penelitian yang dilakukan melalui observasi proses pembelajaran dan berdiskusi dengan guru kelas. Masalah penelitian yang ditetapkan yaitu perlunya peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris.
c.
Mendiskusikan masalah penelitian yang telah ditetapkan bersama dengan guru kelas IV untuk melakukan kesepakatan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
84
d.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan, kemudian didiskusikan dengan guru kelas IV SD Negeri Siyono III.
e.
Menyusun instrumen untuk pengumpulan data.
2.
Perlakuan/ Tindakan (Acting) dan Pengamatan (Observing) a.
Perlakuan/ tindakan (acting) Tahap perlakuan merupakan tahap pelaksanaan tindakan sebagai suatu
solusi untuk memecahkan masalah yang ingin diselesaikan. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 99) pelaksanaan tindakan yaitu, implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini guru sebagai pelaksana harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Tujuan dari pelaksanaan tindakan ini adalah meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III dengan menggunakan teknik catatan harian. Adapun rincian tahap ini, yaitu sebagai berikut: 1) Melaksanakan pembelajaran menulis narasi ekspositoris sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. 2) Pembelajaran
menulis
narasi
menerapkan teknik catatan harian.
85
ekspositoris
dilaksanakan
dengan
b. Pengamatan (observing) Tahap pengamatan merupakan tahap pelaksanaan pengamatan oleh pengamat atau guru. Tahap ini berlangsung bersamaan dengan tahap tindakan (Suharsimi Arikunto, 2006: 99). Pengamatan dilakukan untuk mengambil data dan merekam seperti apa pelaksanaan tindakan dari penelitian ini sendiri. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kolaboratif, peneliti sebagai observer sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian. 3.
Refleksi (Reflecting) Fitri Yuliawati dkk (2012: 52) menjelaskan tahap ini dimaksudkan untuk
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil dari pelaksanakan tindakan dianalisis dan dikaji untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas untuk menganalisis dan mengkaji pelaksanaan tindakan melalui data hasil observasi proses pembelajaran dan nilai hasil menulis narasi ekspositoris siswa. Selain itu, peneliti dan guru melakukan evaluasi untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Apabila pada hasil refleksi siklus pertama terdapat masalah, maka siklus akan dilanjutkan ke siklus kedua ataupun seterusnya hingga didapat hasil sesuai dengan yang diharapkan peneliti, yaitu keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III meningkat.
86
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dari tindakan yang telah dilakukan guna menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010: 60). Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.
Observasi Suharsimi Arikunto (2006: 222) menerangkan metode observasi adalah suatu
usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, merekam, menganalisis, dan menilai. Ditinjau dari pelaksanaanya, terdapat beberapa jenis Penelitian Tindakan Kelas, yaitu PTK guru atau dosen sebagai peneliti, dan PTK Kolaboratif (Sa’dun Akbar, 2010: 36). Sebelumnya telah dibahas bahwa penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif. Maka, peneliti bertindak sebagai pengamat tindakan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pelaksana tindakan proses observasi berlangsung. Pada penelitian ini, metode observasi akan dilaksanakan untuk aktivitas siswa ketika pembelajaran menulis narasi ekspositoris dan aktivitas guru saat melakukan tindakan. Hasil observasi akan dilaporkan ke dalam lembar observasi yang dilengkapi dengan catatan lapangan untuk dianalisis dan dievaluasi bersama guru sebagai bahan refleksi siklus selanjutnya.
87
2.
Tes (Unjuk Kerja) Tes merupakan metode pengumpulan data yang dapat digunakan untuk
mengukur keterampilan. Seperti pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, bakat, yang dimiliki individu atau kelompok. Menulis narasi ekspositoris dalam penelitian ini merupakan sebuah keterampilan. Maka, menulis narasi ekspositoris dalam penelitian ini dapat diukur dengan metode tes. Tes memiliki banyak macam diantaranya: tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes sikap, tes proyeksi, tes minat, dan tes prestasi. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 135), cara yang paling tepat untuk menilai keberhasilan belajar dalam bentuk keterampilan fisik ialah dengan jalan “unjuk kerja”.Tes unjuk kerja dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai tes menulis narasi ekspositoris bagi siswa. Tes menulis narasi ekspositoris ini akan dilaksanakan dalam bentuk tugas menulis narasi ekspositoris. Hasil tulisan siswa akan dinilai oleh guru berkerjasama dengan peneliti
F. Instrumen Penelitian Wina Sanjaya (2010: 84) mengatakan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian juga disebut sebagai instrumen pengumpulan data. Contoh beberapa instrumen penelitian atau instrumen pengumpulan data, yaitu seperti:
88
angket, daftar cek (checklist), pedoman wawancara, lembar pengamatan, soal tes, skala, dan sebagainya. Instrumen penelitian ditentukan berdasarkan metode pengumpulan data yang dipilih. Satu metode pengumpulan data dapat dilaksanakan melalui beberapa instrumen, sebaliknya satu instrumen dapat digunakan untuk beberapa metode. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1.
Lembar Observasi Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan sebagai
pedoman dalam kegiatan observasi. Lembar observasi berisi butir-butir umum yang akan diobservasi. Hasil observasi akan dituangkan ke dalam lembar observasi, kemudian dianalisis dalam menentukan berhasil ataupun tidak berhasilnya suatu tindakan yang telah dilakukan. Lembar observasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris berlangsung. Berikut tabel kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dan guru saat pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris: Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Perhatian siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Motivasi siswa Semangat belajar siswa Hasil evaluasi tugas catatan harian Keterampilan proses menulis siswa
Indikator Siswa memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Siswa aktif berpartisipasi selama pembelajaran berlangsung. Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian dengan sungguh-sungguh. Siswa antusias dalam pembelajaran. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
89
Item No 2,9 3,4,5,8,19 dan 20 16,17, dan 18 1,15 6,7 10,11,12,13, dan 14
Dalam penilaian kualitas proses pembelajaran menulis, Kundharu Saddhono dan Y. Slamet (2014: 211) menyatakan, penilaian kualitas proses pembelajaran mestinya diarahkan pada kegiatan siswa dalam melaksanakan tahap-tahap menulis. Selain itu pada tahap observasi, data kualitatif yang dikumpulkan yaitu data yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya (Suharsimi dkk dalam Fitri Yuliawati dkk, 2012: 38). Aspek-aspek aktivitas siswa ditentukan berdasarkan ulasan-ulasan tersebut. Adapun aspekaspeknya yaitu: perhatian siswa, keaktifan siswa, motivasi siswa, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, dan keterampilan proses menulis siswa. Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru pada Proses Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Indikator Guru melakukan apersepsi pembelajaran.
Item No 1,2
Guru menjelaskan materi Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menumbuhkan partisipasi aktif. Guru melaksanakan pembelajaran secara klasikal, berkelompok, dan individu. Guru memberikan apresiasi dan tanggapan kepada siswa atas hasil pekerjaan menulis narasi ekspositoris. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris. Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa.
3,4 7 5,6 8,9,10,15 11,12
13 14
Lembar observasi aktivitas guru diatas merupakan hasil modifikasi peneliti dari pedoman lembar observasi menurut Pusat Pengembangan PPL dan PKL UNY (2014: 84). Indikator pada lembar observasi menurut Pusat Pengembangan PPL dan
90
PKL bersifat umum, maka peneliti memodifikasi indikator yang sesuai untuk pembelajaran menulis narasi ekspositoris seperti diatas. 2.
Catatan Lapangan Semua yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penerapan teknik catatan
harian dalam proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dicatat dalam catatan lapangan. Catatan lapangan bertujuan untuk mendapatkan data secara objektif tentang pelaksanaan tindakan yang tidak dapat terekam oleh lembar observasi. Halhal yang dicatat berupa apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dipikirkan oleh peneliti terkait dengan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 3.
Lembar Penilaian Tes Unjuk Kerja Berikut format penilaian keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris
siswa yang telah dimodifikasi peneliti dari Hartfield dkk (dalam Burhan Nurgiyantoro 2001: 307 ). Tabel 4. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III No. Aspek 1. Isi 2. Organisasi 3. Kosakata 4. Penguasaan bahasa 5. Mekanik Jumlah
Skor maksimal 30 20 20 25 5 100
91
Tabel 5. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III No. 1.
2.
3.
4.
5.
Aspek Isi gagasan yang disampaikan
Organisasi Isi
Kosakata
Penguasaan Bahasa
Mekanik Tulisan
Kriteria Gagasan berdasarkan fakta, logis dan relevan dengan tema, pengembangan gagasan tuntas, serta memuat unsur narasi (alur, tokoh, watak, tema, setting, dan amanat) secara lengkap. Gagasan berdasarkan fakta, logis dan relevan dengan tema, pengembangan gagasan cukup, tetapi hanya memuat unsur narasi yang pokok (tema, alur, tokoh, dan setting). Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan agak kurang relevan dengan tema, pengembangan gagasan terbatas, serta beberapa unsur narasi tidak terpenuhi. Gagasan meragukan, membingungkan dan kurang relevan dengan tema, pengembangan gagasan sangat sedikit, serta banyak unsur narasi yang tidak terpenuhi. Pengungkapan gagasan disusun secara kronologis dengan padat, tertata, padu, dan saling berhubungan. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang. Pengungkapan gagasan disusun secara kronologis, cukup padat, tertata, padu, dan saling berhubungan. Bagian-bagiannya agak kurang berimbang. Urutan narasi agak terbalik-balik, kurang padat, dan kurang tertata. Terdapat bagian yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih dapat dipahami. Bagian-bagiannya kurang berimbang. Narasi tidak runtut, tidak padat, dan tidak tertata. Banyak bagian yang kurang padu dan kurang berhubungan. Bagian-bagiannya tidak berimbang. Kata yang digunakan kata lugas dan baku, pemilihan kata dan ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata sudah tepat, serta variatif. Terdapat sedikit penggunaan kata tidak baku, beberapa kata dan ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif. Terdapat penggunaan kata tidak baku, banyak kata dan ungkapan yang digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata. Banyak penggunaan kata tidak baku, belum menguasai pemilihan dan pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. Penyusunan kalimat tepat dan efektif, susunan frasenya tepat, serta penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya jelas dan mudah dipahami. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar. Penyusunan kalimat tepat dan cukup efektif, susunan frase maupun penggunaan bentuk kata sudah cukup baik. Kalimatnya cukup jelas dan dapat dipahami. Penyusunan paragraf sudah cukup baik. Penyusunan kalimat kurang tepat dan kurang efektif, susunan frase serta penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami. Penyusunan paragraf kurang baik. Penyusunan kalimat tidak tepat dan tidak efektif. Kalimatnya sulit dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun huruf kata sudah tepat, juga penggunaan tanda baca tepat. Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit (1-4) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan (5-9) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca.
92
Skor 27-30
22-26
17-21
13-16
18-20
14-17
10-13
7-9
18-20
14-17
10-13
7-9 22-25
18-21
11-17
5-10 5 4 3
2
G. Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan dari suatu penelitian digunakan untuk mendukung penelitian tersebut, serta dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun kesimpulan. Hal tersebut dapat berlangsung, apabila data yang diperoleh telah diolah terlebih dahulu menjadi informasi yang bermakna. Proses pengolahan data menjadi informasi yang bermakna dalam penelitian disebut analisis data. Wina Sanjaya (2010: 106) menjelaskan menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi, sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang diperoleh dan dikumpulkan tidak akan bermakna, tanpa dianalisis yakni diolah dan diinterpretasi terlebih dahulu. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, analisis data bertujuan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Analisis data yang dapat digunakan yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk data hasil observasi proses pembelajaran menulis yaitu aktivitas guru dan siswa pada saat pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Sedangkan, analisis kuantitatif digunakan untuk data nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa.
93
Hasil tes menulis narasi ekspositoris dicari skor rata-ratanya untuk menentukan terjadi atau tidaknya peningkatan keterampilan narasi ekspositoris. Skor rata-rata atau mean dapat dicari dengan rumus dari Jasa Ungguh Muliawan (2010: 21) berikut:
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑀 =
𝑓𝑋 𝑛
Keterangan: M
: Mean/ nilai rata-rata
: Jumlah
: Frekuensi
X
: Nilai data
n
: Satuan objek penghasil data Data yang telah dikumpulkan lalu dikonversikan dan disajikan dalam tabel
konversi nilai yang didasarkan pada kriteria penilaian menurut S. Eko Putro Widoyoko (2013: 242), yaitu sebagai berikut: Tabel 6. Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III, Playen, Gunungkidul Presentasi Ketuntasan 80 60-80 40-60 20-40 ≤ 20
Klasifikasi
Skor
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
5 4 3 2 1
94
Data yang telah dianalisis akan dijadikan dasar dalam perbaikan dan penentuan tingkat keberhasilan tindakan. Apabila hasil analisis data menunjukkan ketidakberhasilan, maka dengan perbaikan akan dilakukan siklus selanjutnya. Apabila dalam pelaksanaan siklus pertama tindakan belum berhasil meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III, maka akan dilakukan siklus selanjutnya. H. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari dua hal, yaitu keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Keberhasilan proses dapat dilihat dari perubahan peningkatan proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian. Perubahan peningkatan proses pembelajaran tersebut meliputi peningkatan pada semua aspek aktivitas siswa yang diobservasi, yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, motivasi, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, dan keterampilan proses menulis. Kriteria keberhasilan produk dalam keterampilan menulis narasi ekspositoris didasarkan pada peningkatan nilai menulis narasi ekspositoris siswa dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai indikator yang ditentukan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan nilai keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III menjadi ≥75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70% dari keseluruhan siswa.
95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Pratindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa dengan menggunakan teknik catatan harian. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris dilihat melalui hasil perbandingan data kondisi awal pada saat pratindakan dengan analisis data proses dan hasil menulis narasi ekspositoris dari awal hingga akhir siklus. Data kondisi awal keterampilan menulis narasi ekspositoris diperoleh saat pelaksanaan kegiatan pratindakan yang dilaksanakan pada hari Senin, 2 Mei 2016 lalu. Kegiatan pratindakan tersebut dilaksanakan pada jam pelajaran ke 5-7, yaitu pukul 09.40-11.25. Pada pelaksanaan kegiatan pratindakan tersebut, dilakukan observasi terhadap pembelajaran dan siswa, siswa juga diminta untuk mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Selain itu, guru sudah mulai memperkenalkan dan menjelaskan prosedur menulis catatan harian sebagai pedoman siswa dalam mengerjakan tugas menulis catatan harian. Tugas menulis catatan harian mulai diberikan selama 7 hari berturut-turut sebelum pertemuan pertama pada siklus I. Kegiatan pratindakan dimulai pada pukul 09.40 WIB, tepatnya setelah jam istirahat berakhir. Pada kegiatan pendahuluan, terlebih dahulu guru menyiapkan siswa dengan memusatkan kembali perhatian siswa pada pembelajaran yang akan
96
dimulai. Setelah memastikan siswa-siswanya sudah siap secara fisik dan pikiran, guru segera memulai pembelajaran. Siswa mulai tenang dan memperhatikan guru. Guru memulai pembelajaran dengan melakukan apersepsi berupa cerita tentang pengalaman lucu yang pernah dialami. Guru dapat bercerita dengan baik dan menarik, sehingga ada beberapa siswa yang sampai tertawa karena siswa tersebut dapat menangkap kesan cerita dari guru. Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman-pengalaman mengesankan yang pernah dialami siswa. Apersepsi tersebut berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan, yaitu menulis karangan berdasarkan pengalaman. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, guru membagikan contoh teks pengalaman kepada masing-masing siswa. Siswa terlebih dahulu diajak untuk membaca dan mengamati teks tersebut. Guru menyampaikan materi menulis karangan berdasarkan pengalaman. Guru juga menyampaikan bahwa karangan berdasar pengalaman biasanya dituliskan pada catatan harian. Setelah penyampaian materi selesai, guru tak lupa bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami. Semua siswa mengaku paham tentang materi yang telah disampaikan. Berikutnya guru mengajak siswa untuk menghias buku catatan harian yang akan dipergunakan sebagai buku catatan tempat siswa mengerjakan tugas menulis catatan harian. Pertama-tama, guru membagikan buku catatan yang telah disampul dengan kertas berwarna hitam beserta potongan-potongan kecil kertas warna-warni, juga beberapa wadah lem kertas untuk digunakan bersama-sama. Guru menyampaikan ketentuan menghias buku catatan harian pada siswa. Siswa diminta menghias catatan harian dengan menempelkan potongan kecil kertas warna warni
97
menggunakan lem yang telah disediakan sesuai dengan kreasinya masing-masing. Siswa diperbolehkan menambahkan hiasan dengan bahan-bahan lain yang mereka miliki sendiri. Siswa diberi waktu selama 20 menit untuk menghias buku catatan harian miliknya.
Gambar. 3 Siswa kelas IV sedang Menghias Buku Catatan Harian Para siswa tampak antusias saat menghias buku catatan. Sementara itu, guru berkeliling untuk mengawasi siswa menghias buku catatan harian. Suasana terkadang menjadi sangat ramai. Sesekali guru memberi peringatan untuk tetap menjaga ketertiban, sehingga suasana kembali tertib dan terkondisi. Setelah 20 menit berlalu, guru meminta siswa untuk mengakhiri kegiatan menghias catatan harian. Sebagian besar siswa telah menyelesaikan pekerjaan menghiasnya, tetapi terdapat 7 orang siswa lagi yang belum selesai. Guru meminta 7 orang siswa tersebut untuk melanjutkan kegiatan tersebut di rumah. Selesai menghias buku catatan harian, tiba waktunya menyimpulkan materi tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman. Kegiatan menyimpulkan dilakukan oleh guru bersama siswa. Kegiatan menyimpulkan ini dilaksanakan sebelum evaluasi pembelajaran.
98
Evaluasi
pembelajaran
pun
mulai
dilaksanakan,
ketika
kegiatan
menyimpulkan telah usai. Evaluasi pembelajaran untuk siswa pada pertemuan ini yaitu menulis karangan berdasarkan pengalaman. Data nilai hasil menulis karangan tersebut yang akan dipergunakan sebagai data kondisi awal keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Guru membagikan lembar evaluasi yang akan digunakan siswa untuk menulis karangan berdasarkan pengalaman. Sebelum siswa mulai mengerjakan, guru telebih dahulu menjelaskan ketentuan dalam menulis karangan. Siswa diberi waktu selama 50 menit dari sisa jam pelajaran ini untuk mengerjakan tes menulisnya. Suasana mulai berubah dari sebelumnya, siswa tampak kurang antusias dibandingkan ketika kegiatan menghias catatan harian. Beberapa siswa ada yang bermalas-malasan menulis dan memilih untuk mengganggu temannya yang sedang menulis. Ada juga siswa yang malah asyik mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya. Suasana terkadang menjadi ribut dan ramai. Guru kembali menegur para siswa untuk kembali menjaga ketertiban, tetapi tidak seperti sebelumnya suasana yang ini lebih sulit dikondisikan. Suasana tidak setenang dan setertib sebelumnya, tetapi guru berhasil mengkondisikan siswa untuk beberapa saat. Guru juga berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan pada para siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman. Pada kegiatan pratindakan ini, keterampilan proses menulis narasi ekspositoris siswa belum berjalan dengan baik. Setelah 30 menit berjalan, banyak siswa yang baru menuliskan kurang dari satu paragraf. Selain itu, ada dua siswa yang belum menuliskan sepatah katapun pada lembar evaluasinya. Berdasarkan
99
hasil wawancara terhadap guru kelas IV, kedua siswa tersebut memiliki motivasi yang rendah untuk berperan aktif selama pembelajaran berlangsung. Waktu yang telah ditentukan telah habis, guru mengingatkan siswa bahwa waktu siswa untuk mengerjakan tugas menulis karangan telah habis. Seluruh siswa mengumpulkan pekerjaan menulis karangannya. Guru memeriksa secara cepat hasil pekerjaan menulis karangan siswa. Lalu, guru memberikan penguatan dan masukan terhadap hasil pekerjaan tes menulis karangan. Sebelum melanjutkan pembelajaran selanjutnya, guru memberikan tugas rumah berupa menulis karangan berdasarkan pengalaman pada buku catatan harian masing-masing. Guru menjelaskan ketentuan-ketentuan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada catatan harian. Catatan harian tersebut dikumpulkan setiap dua hari sekali pada pagi hari sebelum memulai pembelajaran di meja guru untuk diperiksa oleh guru. Hasil observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di pratindakan menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis narasi ekspositoris di kelas IV berjalan kurang baik. Banyak siswa yang kurang berminat dalam menulis, sehingga siswa bermalas-malasan saat mengerjakan tugas menulis. Beberapa siswa memiliki perhatian terhadap pembelajaran keterampilan menulis, tetapi mengalami kesulitan ketika menulis karangan yaitu, kesulitan menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki ke dalam tulisan. Selain melakukan observasi terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran di pratindakan, wawancara juga dilakukan terhadap guru. Guru mengaku pihaknya kurang menekankan pembelajaran menulis. Guru menyatakan pembelajaran berhitung, pembelajaran pengetahuan alam, pembelajaran pengetahuan sosial dan
100
pembelajaran keagamaan lebih penting. Guru beranggapan keterampilan menulis siswa akan berkembang dengan sendirinya seiring dengan pelaksanaan pembelajaran lain. Selama periode semester genap sampai pada saat kegiatan pratindakan dilaksanakan, pembelajaran menulis baru dilaksanakan tiga kali yaitu untuk menyusun teks pengumuman, menulis pantun, dan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada kegiatan pratindakan ini. Guru menuturkan, selama ini melaksanakan pembelajaran menulis dengan metode konvensional yaitu dengan metode ceramah biasa dilanjut dengan metode penugasan. Siswa menjadi kurang antusias, sehingga siswa kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas menulis. Pengalaman menulis yang kurang tersebut menyebabkan siswa kesulitan menyampaikan gagasannya ke dalam tulisan karena belum terbiasa menulis. Hasil menulis karangan berdasarkan pengalaman pada kegiatan pratindakan juga menunjukkan keterampilan menulis narasi ekspositoris yang masih rendah. Berikut sampel hasil menulis karangan berdasarkan pengalaman pada kegiatan pratindakan milik siswa berinisial MMP.
101
Gambar 4. Sampel Hasil Menulis Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman pada Pratindakan Hasil menulis tersebut menunjukan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan masih kurang baik. Siswa belum menguasai aturan menulis judul. Siswa belum memperhatikan penggunaan tanda baca. Siswa sering melakukan kesalahan penggunaan huruf kapital. Siswa masih kurang tepat dalam penyusunan kalimat. Pemilihan kata masih terbatas, sering mengulang kata ‘lalu’. Pengembangan gagasan masih terbatas, sehingga cerita yang disampaikan kurang padat. Secara keseluruhan, keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan masih kurang baik. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca sama sekali. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca dan huruf kapital
102
dengan tepat dan benar. Siswa kurang memperhatikan pilihan diksi yang benar, siswa masih menggunakan kata-kata yang tidak baku sesuai Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak siswa yang belum menguasai pembentukan kalimat yang efektif dan benar. Pengembangan isi karangan terbatas. Siswa juga belum lancar dalam mengungkapkan gagasannya ke dalam tulisan, sehingga ada beberapa siswa yang karangannya belum selesai ketika waktu menulis habis. Adapun nilai hasil menulis karangan berdasarkan pengalaman pada pratindakan disampaikan pada diagram berikut.
0 7
Sangat Baik (>80) Baik (>60-80) Cukup (>40-60) Kurang (>20-40) 14
Sangat Kurang (≤ 20)
Gambar 5. Diagram Nilai Hasil Menulis Karangan Siswa Berdasarkan Pengalaman pada Pratindakan Berdasarkan penilaian secara kolaborasi antara guru kelas IV dan peneliti, diketahui bahwa dari jumlah total 21 siswa, 14 orang siswa atau sebesar 66,67% siswa tergolong memiliki keterampilan menulis narasi ekspositoris yang baik dan 7 atau sebesar 33,33% siswa sisanya tergolong memiliki keterampilan menulis narasi ekspositoris yang cukup. Adapun nilai rata-rata menulisnya yaitu 63,52. Walaupun begitu, seluruh siswa belum ada yang memenuhi ketuntasan yang ditentukan oleh indikator keberhasilan penelitian ini yaitu ≥ 75. 103
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran menulis dan hasil menulis narasi ekspositoris pada pratindakan dapat dilihat bahwa permasalahan yang dialami adalah rendahnya keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD N Siyono III. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris menggunakan teknik catatan harian. Dengan menggunakan teknik catatan harian diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris, siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis karena siswa sudah terbiasa menulis. 2.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I a.
Perencanaan siklus I Perencanaan siklus I dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus
I. Perencanaan siklus I bertujuan untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada pelaksanaan siklus I. Perencanaan siklus I tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 3-4 Mei 2016 saat jam pelajaran sekolah telah usai. Perencanaan ini dilakukan dengan berdiskusi bersama guru kelas IV yang akan bertindak sebagai pelaksana tindakan. Adapun hal-hal yang dilakukan guru dan peneliti dalam perencanaan siklus I, antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan hari pelaksanaan pertemuan-pertemuan siklus I. Setelah berdiskusi dan mempertimbangkan berbagai hal, peneliti dan guru sementara menetapkan pelaksanaan pertemuan pertama siklus I pada hari Senin 9 Mei 2016 jam ke 6-8 yaitu pukul 10.15-12.00 WIB dan pertemuan kedua siklus I pada hari Rabu 11 Mei jam ke 5-7 yaitu pukul 09.40-11.25.
104
2) Menentukan
materi
pembelajaran,
menentukan
langkah-langkah
pembelajaran, dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan tindakan siklus I. 3) Menyiapkan instrumen pelaksanaan tindakan, seperti lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian tes menulis siswa. 4) Mendiskusikan pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan oleh guru. Peneliti dan guru saling menyamakan persepsi terkait prosedur pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan. b. Pelaksanaan tindakan siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I merupakan penerapan perencanaan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan siklus I terdiri atas dua kali pertemuan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut: 1) Siklus I pertemuan pertama Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin, 9 Mei jam pelajaran ke 6-8 yaitu pukul 10.15-12.00. Pertemuan pertama ini berlangsung selama 105 menit atau 3 jam pelajaran. Sebelum pembelajaran ini sebelumnya siswa melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jam ke 5. Setelah mata pelajaran sebelumnya berakhir, guru meminta siswa untuk menyimpan buku catatan, buku lain, dan juga peralatan yang digunakan saat pembelajaran sebelumnya. Selain itu, guru meminta siswa
105
untuk menyiapkan buku catatan dan buku paket Bahasa Indonesia sebelum memulai pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Kondisi kelas tidak gaduh, tetapi juga tidak tenang. Guru memusatkan perhatian siswa dengan bertanya kepada siswa apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran selanjutnya. Suasana kelas menjadi sedikit lebih tenang. Setelah perhatian siswa-siswa kembali terpusat pada pembelajaran, guru melakukan apersepsi. Apersepsi berupa tanya jawab tentang cerita yang digemari para siswa. Ada siswa yang menyebutkan beberapa cerita seperti, Legenda Batu Menangis, Si Kancil, dan Malin Kundang. Guru memberikan penguatan bahwa cerita-cerita tersebut termasuk ke dalam bentuk narasi yang akan berkaitan dengan tujuan pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia pada hari itu. Terlebih dahulu guru membagikan contoh teks narasi, tanpa memberitahu apa yang akan dilakukan selanjutnya. Contoh teks narasi yang dibagikan oleh guru berjudul “Naik Pesawat”. Teks narasi tersebut bercerita tentang pengalaman seorang anak naik pesawat bersama untuk mengunjungi neneknya yang tinggal di Medan. Banyak siswa yang telah mendapatkan teks kemudian bersegera membaca teks tersebut, sebelum guru memintanya. Guru mengajak para siswa untuk membaca dan mengamati teks tersebut. Berikutnya guru membangun pengetahuan siswa tentang materi narasi, unsur-unsur narasi, dan struktur narasi melalui proses inkuiri. Guru
106
tidak langsung menyampaikan materi, tetapi memancing pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab. Beberapa anak aktif mengajukan pertanyaan dan juga menjawab pertanyaan dari guru. Setelah penyampaian materi selesai, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Selanjutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang mulai ditulis siswa mulai seminggu yang lalu. Garis besar evaluasinya yaitu beberapa siswa masih perlu banyak berlatih dan belajar menulis lagi, sedangkan yang sudah cukup baik harapannya dapat meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Keseluruhan hasil menulis masih terbatas dalam mengembangkan gagasan, isi cerita masih kurang padat. Beberapa anak belum memperhatikan penggunaan tanda baca sesuai yang baik dan benar. Beberapa siswa yang lain masih melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Ada juga yang sudah cukup baik, hanya melakukan beberapa kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Selain pengembangan gagasan dan penggunaan tanda baca, banyak siswa yang belum menyusun kalimat dengan baik dan benar. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Pembelajaran masih tersisa 60 menit lagi, guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih gagasan narasi berdasarkan salah satu cerita yang siswa tulis
107
dalam catatan harian. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis yang akan digunakan siswa menulis narasi tersebut. Tes menulis narasi tersebut dilakukan secara terpimpin dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih dari catatan harian yang telah ditulis. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 30 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Pada saat menentukan tema dan gagasan siswa masih lancar mengikuti jalannya kegiatan, siswa mulai kurang fokus pada saat menulis narasi. Beberapa siswa bermalas-malasan saat menulis narasi. Ada juga siswa yang malah menggangu siswa lain yang sedang mengerjakan, terutama siswa yang laki-laki. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, narasi dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut.
Kemudian
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengkomunikasikan hasil menulis narasinya dengan membacakannya di
108
depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis narasi ekspositorisnya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa.
Guru juga
menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa pada hari ini. Kemudian siswa diperbolehkan berkemas-kemas sebelum berdoa dan pulang ke rumah masing-masing. Siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Siswa menjawab salam penutup dari guru. Siswa pulang menuju ke rumah masing-masing. 2) Siklus I pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei jam ke 5-7 pukul 09.40-11.25. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 105 menit atau tiga jam pelajaran. Sebelum pelaksanaan pembelajaran ini merupakan jam istirahat. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan setelah istirahat selesai. Jam istirahat siswa berlangsung selama 20 menit yaitu pada pukul 09.20-09.40. Pada jam 09.40 tepat bel masuk kelas berbunyi. Siswa kelas IV masuk kembali ke kelas diikuti oleh guru kelas IV. Suasana kelas masih ribut, para siswa belum siap dan belum fokus terhadap pembelajaran. Guru
109
memberikan sedikit waktu kepada para siswa untuk menyiapkan buku catatan dan buku yang akan digunakan. Setelah para siswa tampak siap, guru menyampaikan bahwa pembelajaran akan segera dimulai kembali. Guru melakukan apersepsi terlebih dahulu. Apersepsi pada pertemuan ini merupakan apersepsi yang mengarah pada materi menulis karangan. Guru melakukan apersepsi dengan memancing pengetahuan awal siswa melalui beberapa pertanyaan berikut: “Kemarin ketika anakanak menulis narasi, apa yang seharusnya anak-anak lakukan pertama kali?”, “Apakah anak-anak menentukan gagasan pokok terlebih dahulu, ataukah langsung menulis saja, ataukah malah kebingungan?” Ada siswa yang menjawab bahwa ia menentukan judul terlebih dahulu. Ada siswa yang menjawab bahwa ia memikirkan apa yang akan ia tulis dahulu. Ada siswa yang menjawab bahwa ia langsung menulis saja. Ada siswa yang mengaku kebingungan. Guru untuk sementara menampung jawabanjawaban tersebut. Lalu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu, yaitu siswa dapat menulis karangan narasi berdasarkan topik sederhana setelah memahami materi menulis karangan. Berikutnya guru membangun pengetahuan siswa tentang materi menulis karangan melalui proses inkuiri. Guru tidak langsung menyampaikan materi, tetapi memancing pengetahuan siswa dengan melakukan tanya jawab. Beberapa anak aktif mengajukan pertanyaan dan juga menjawab pertanyaan dari guru. Setelah penyampaian materi selesai, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
110
yang belum dipahami. Ada seorang siswa yang mengajukan pertanyaan tentang perbedaan judul dengan tema. Sebelum menjawab, guru memberi kesempatan apabila ada siswa lainnya yang bisa menjawab ataupun ingin mengajukan pertanyaan lagi. Tidak ada siswa yang kunjung menjawab ataupun kembali mengajukan pertanyaan, maka guru sendiri yang mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tema merupakan gagasan pokok atau ide pikiran suatu karangan, sedangkan judul merupakan penjabaran dari tema sehingga judul lebih khusus daripada tema. Sebelum melaksanakan tes menulis narasi, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang pada pagi hari telah dikumpulkan kepada guru. Guru menyampaikan bahwa hasil menulis catatan harian siswa mengalami perkembangan dibandingkan pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama. Pengembangan gagasan sudah lebih padat. Dalam penggunaan tanda baca, beberapa siswa sudah baik hanya melakukan beberapa kesalahan, beberapa siswa yang tadinya belum
memperhatikan
penggunaan
tanda
baca
sekarang
telah
menggunakan tanda baca walaupun masih terdapat kesalahan. Dalam penyusunan kalimat, beberapa siswa sudah dapat menyusun kalimat secara efektif dan benar, ada juga siswa yang sudah dapat menyusun kalimat cukup efektif dan benar hanya saja masih terdapat beberapa kesalahan. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan kembali hasil menulis catatan hariannya.
111
Pembelajaran masih tersisa 70 menit lagi, guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih gagasan narasi berdasarkan salah satu cerita yang siswa tulis dalam catatan harian. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis yang akan digunakan siswa mengerjakan tes menulis narasi tersebut. Tes menulis narasi tersebut dilakukan secara terpimpin dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih dari catatan harian yang telah ditulis. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan judul. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Pada pertemuan ini siswa sudah terlihat lebih lancar dalam mengikuti jalannya proses kegiatan menulis. Siswa sudah lebih lancar menentukan tema dan gagasan serta judul. Siswa juga sudah lebih lancar dalam mengembangkan gagasan narasinyaya. Walaupun begitu, masih ada juga siswa yang tidak fokus dan bermalas-malasan saat menulis narasi. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi.
112
Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, tulisan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut.
Kemudian
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis narasi ekspositorisnya. Kegiatan inti pembelajaran telah usai, guru menyimpulkan materi tentang menulis karangan bersama siswa. Guru juga menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa pada hari ini. Sebelum melanjutkan pembelajaran selanjutnya guru melakukan refleksi pembelajaran menulis dengan bertanya tentang kesan yang siswa alami saat melaksanakan pembelajaran menulis berlangsung. Para siswa mengaku senang karena mereka menjadi terbiasa untuk menulis. c.
Observasi siklus I Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Proses pembelajaran meliputi aktivitas siswa dan guru saat mengikuti pembelajaran, sedangkan hasil
113
pembelajaran berupa nilai hasil menulis narasi ekspositoris siswa. Hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran pada siklus I akan dijelaskan selengkapnya, sebagai berikut: 1) Aktivitas guru Observasi terhadap aktivitas guru dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan teknik catatan harian berlangsung. Observasi terhadap aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui praktek pelaksanaan teknik catatan harian yang dilakukan guru. Observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disusun berdasarkan hasil diskusi peneliti dan dosen pembimbing. Selain itu, data-data yang tidak dapat terekam oleh lembar observasi dihimpun dalam deskripsi catatan lapangan. Aktivitas guru yang diamati mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi penyampaian apersepsi dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru sudah menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan baik, sehingga perhatian siswa menjadi fokus terhadap pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan keterangan pada catatan lapangan bahwa, guru membimbing siswa untuk menyiapkan buku catatan dan buku paket Bahasa Indonesia. Guru menunggu hingga para siswa sadar dan berhenti ramai sendiri. Kemudian guru bertanya kepada siswa, apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, guru juga sudah menyampaikan apersepsi dengan jelas dan
114
baik. Dalam menyampaikan apersepsi, guru juga telah mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan pengalaman siswa dan kehidupan nyata. Guru juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan jelas. Hal tersebut didukung deskripsi pada catatan lapangan yang menyatakan bahwa, guru memberikan penguatan bahwa cerita-cerita tersebut termasuk ke dalam narasi yang akan berkaitan dengan tujuan pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia pada hari itu. Pada kegiatan inti, guru sudah melaksanakan proses inkuiri materi dengan baik. Seperti yang disampaikan pada catatan lapangan bahwa, guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Selanjutnya, guru juga sudah mengevaluasi hasil catatan harian yang sebelumnya dikerjakan oleh siswa. Pada catatan lapangan dijelaskan bahwa, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang mulai ditulis seminggu yang lalu. Guru juga memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Pada kegiatan inti, guru juga sudah baik menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan pada catatan lapangan upaya tersebut, yaitu guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dengan membimbing
115
siswa dalam berlatih mengajukan pertanyaan. Kemudian, guru juga sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh keterangan pada catatan lapangan yang mengatakan bahwa, guru selalu menjelaskan ketentuan tugas menulis yang harus dikerjakan siswa. Guru selalu memberikan bimbingan ketika siswa mengerjakan tugas menulis dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru juga melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Di sisi lain, guru masih kurang dalam memberikan apresiasi dan tanggapan terhadap siswa yang telah mengkomunikasikan hasil pekerjaan menulis narasi ekspositorisnya. Guru sering lupa mengapresiasi siswa yang telah mengkomunikasikan hasil pekerjaanya. Guru juga sering tidak memberikan tanggapan dan langsung melanjutkan kegiatan selanjutnya. Pada akhir kegiatan inti di siklus ini, guru juga masih kurang baik dalam menyimpulkan pembelajaran. Guru belum melibatkan siswa dalam penyimpulan pembelajaran. 2) Aktivitas siswa Observasi aktivitas siswa dilakukan terhadap beberapa aspek yaitu, perhatian siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, motivasi siswa, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, keterampilan proses menulis siswa. Observasi aktivitas siswa dilakukan terhadap masing-masing siswa kelas IV SD N Siyono III. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat siswa mengikuti pembelajaran menulis.
116
Observasi aktivitas siswa dilakukan terhadap beberapa aspek yaitu, perhatian siswa, keaktifan siswa dalam pembelajaran, motivasi siswa, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, keterampilan proses menulis siswa. Observasi aktivitas siswa dilakukan terhadap masing-masing siswa kelas IV SD N Siyono III. Observasi aktivitas siswa dilakukan pada saat siswa mengikuti pembelajaran menulis. Aspek yang pertama yaitu aspek perhatian siswa. Pada siklus I, perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah meningkat dibandingkan saat pratindakan. Sebagian siswa sudah memperhatikan dengan baik selama pembelajaran. Sebagian siswa tersebut sudah menyimak materi dengan fokus. Sebagian siswa tersebut juga memperhatikan perintah dari guru. Hanya saja beberapa siswa masih kurang fokus mengikuti pembelajaran.
Catatan
lapangan
mendeskripsikan
siswa
tersebut
cenderung asyik sendiri dan mengabaikan pembelajaran. Siswa cenderung asyik sendiri dan mengabaikan pembelajaran pada saat guru membimbing siswa membangun konsep materi dan juga saat waktu mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa tersebut bermalas-malas saat mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris, kemudian mengganggu siswa lain yang sedang mengerjakan. Keaktifan siswa pada siklus ini cukup baik. Beberapa siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut bersedia menjawab pertanyaan dari guru dan mengajukan pertanyaan saat pembelajaran berlangsung. Seperti yang dijelaskan pada catatan lapangan, ada siswa
117
yang sudah berkenan menjawab pertanyaan dari guru ketika guru melakukan apersepsi. Selain itu, menurut catatan lapangan juga ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan ketika membahas materi bersama-sama. Sebagian siswa juga sudah bersegera mengerjakan tugas yang diberikan. Beberapa siswa sudah ada yang memberikan tanggapan terhadap siswa lain yang maju ke depan kelas. Sedangkan, sebagian besar siswa kurang aktif. Siswa tersebut kurang memberikan respon timbal balik dalam proses pembelajaran. Aspek motivasi siswa pada siklus ini sudah cukup baik dibandingkan saat pratindakan berlangsung. Sebagian siswa sudah mengikuti pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Siswa mengerjakan tes menulis dengan tuntas, mandiri dalam mengerjakan tes, menyelesaikan tes tepat waktu. Sebagian lagi masih kurang sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Seperti yang dijelaskan pada catatan lapangan, ada beberapa siswa yang bermalas-malasan saat mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa belum melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Adapun hasil evaluasi tugas catatan harian yaitu, sebagian besar siswa masih kurang baik dalam mengerjakan tugas catatan harian. Siswa masih melakukan banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, dan penyusunan kalimat. Hasil menulis catatan harian dari hari ke hari juga belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut deskripsi dari catatan lapangan, evaluasinya yaitu beberapa siswa
118
masih perlu banyak berlatih dan belajar menulis lagi, sedangkan yang sudah cukup baik harapannya dapat meningkatkan hasil menulis catatannya kembali. Lalu, keterampilan proses menulis narasi ekspositoris siswa masih kurang baik. Hal tersebut dibuktikan pada data catatan lapangan bahwa, siswa masih kurang lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar. Berdasarkan data yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa, aktivitas siswa pada proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa siklus I sudah tergolong baik. Walaupun begitu terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi, terutama pada hasil evaluasi tugas catatan harian dan keterampilan proses menulis yang menunjukkan presentase yang lebih rendah dibanding aspek lain. Sedangkan untuk aspek lainnya diharapkan dapat meningkat lagi. 3) Hasil menulis narasi ekspositoris Selain proses pembelajaran, hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa juga dianalisis dan dievaluasi untuk melihat keberhasilan tindakan. Di sini telah diambil sampel hasil tes menulis pada siklus I untuk melihat keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Sampel diambil dari hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa dengan nilai yang tertinggi, sedang, dan terendah pada siklus ini. Sampel-sampel tersebut selanjutnya akan disajikan sebagai berikut.
119
Gambar 6. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Pratindakan
Gambar 7. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Siklus I Pertemuan Pertama
120
Gambar 8. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial JBS pada Siklus I Pertemuan Kedua Siswa inisial JBS mendapat nilai terendah untuk hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I. Hasil menulis narasi ekspositoris JBS belum mengalami peningkatan yang signifikan sejak dari pratindakan. Pada pratindakan, siswa belum menulis judul dengan tepat. Siswa tersebut belum memperhatikan penggunaan tanda baca sama sekali. Siswa belum tepat dalam menggunakan huruf kapital. Siswa masih belum menyusun kalimat dengan baik dan benar. Pengembangan gagasan narasi masih sangat terbatas, sehingga narasi kurang logis dan padat. Tulisan masih kurang rapi. Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, siswa inisial JBS belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Sebelumnya, siswa tersebut belum mampu menulis judul dengan tepat, siswa sudah menulis judul 121
dengan tepat pada siklus ini. Siswa masih juga belum memperhatikan sama sekali penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang baik dan benar. Siswa masih belum menyusun kalimat dengan baik dan benar. Pengembangan gagasan narasi masih sangat terbatas, sehingga narasi kurang logis dan padat. Tulisan sudah sedikit lebih rapi dibandingkan saat pratindakan. Siswa ini perlu mendapat bimbingan dalam menulis narasi ekspositoris yang lebih intensif lagi dari guru, agar pada siklus II keterampilan menulis narasi
ekspositorisnya
mengalami
peningkatan
yang
signifikan.
Selanjutnya akan dibahas hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa berinisial NDS
Gambar 9. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Pratindakan
122
Gambar 10. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Siklus I Pertemuan Pertama
Gambar 11. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial NDS pada Siklus I Pertemuan Kedua
123
Siswa inisial NDS mendapat nilai sedang untuk hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I. Hasil menulis narasi ekspositoris JBS menunjukan adanya peningkatan sejak dari pratindakan, namun masih berada pada nilai rata-rata. Pada pratindakan, siswa belum menulis judul dengan tepat. Siswa sudah memperhatikan penggunaan tanda baca, namun masih banyak melakukan kesalahan. Siswa banyak melakukan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital. Dalam pemilihan dan penggunaan kata, siswa menggunakan beberapa kata yang tidak baku seperti, ‘dekdekan’, ‘setang’, dan ‘bengkok’. Siswa masih belum menyusun kalimat dengan baik dan benar. Pengembangan gagasan narasi masih terbatas, sehingga narasi kurang logis dan padat. Tulisan masih kurang rapi. Pada siklus I pertemuan pertama NDS belum menunjukan peningkatan. Hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pertemuan pertama tidak berbeda dari saat pratindakan. Peningkatan hasil menulis narasi ekspositoris NDS terjadi pada siklus I pertemuan kedua. Sebelumnya, siswa tersebut belum mampu menulis judul dengan tepat, siswa sudah menulis judul dengan tepat pada pertemuan kedua. Dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital, masih terdapat kesalahan. Siswa sudah lebih baik dalam menyusun kalimat yang baik dan benar. Pengembangan gagasan narasi masih sudah lebih padat. Tulisan sudah sedikit lebih rapi dibandingkan saat pratindakan. Siswa ini juga masih perlu mendapat bimbingan dalam menulis narasi ekspositoris yang intensif
124
lagi dari guru, agar pada siklus II keterampilan menulis narasi ekspositorisnya mengalami peningkatan yang signifikan. Selanjutnya akan dibahas hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa berinisial CNS.
Gambar 12. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial CNS pada Pratindakan
125
Gambar 13. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial CNS pada Siklus I Pertemuan Pertama
Gambar 14. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial CNS pada Siklus I Pertemuan Kedua
126
Siswa inisial CNS mendapat nilai tertinggi untuk hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I. Hasil menulis narasi ekspositoris CNS menunjukan peningkatan yang signifikan sejak dari pratindakan. Pada pratindakan, siswa tersebut sudah menulis judul dengan baik dan benar. Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan tanda baca dan huruf kapital, tetapi masih terdapat kesalahan-kesalahan. Siswa sudah cukup baik dalam menyusun kalimat. Pemilihan kata juga sudah cukup baik. Pengembangan gagasan masih kurang, sehingga narasi belum cukup logis dan padat. Berdasarkan tampilan hasil menulis diatas, siswa berinisial CNS mengalami peningkatan dalam menulis narasi ekspositoris. Hal tersebut ditunjukan, siswa sudah baik dalam menentukan dan menuliskan judul narasi ekspositoris. Siswa semakin baik dalam menyusun kalimat yang baik dan benar. Pemilihan kata sudah baik. Pengembangan gagasan sudah lebih padat. Unsur-unsur pokok narasi seperti tema, alur, setting dan tokoh sudah disampaikan dalam narasi dengan cukup baik. Kalimat saling berhubungan dan membentuk paragraf yang padu. Walaupun begitu hasil menulis tersebut masih perlu ditingkatkan lagi agar keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa dapat memenuhi indikator sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Berikutnya perolehan hasil menulis narasi ekspositoris siswa secara keseluruhan akan disampaikan melalui diagram kriteria hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus I. Adapun diagram kriteria hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I sebagai berikut.
127
0
1 Sangat Baik (>80) Baik (>60-80) Cukup (>40-60) Kurang (>20-40) Sangat Kurang (≤20)
20
Gambar 15. Diagram Kriteria Perolehan Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I Berdasarkan penilaian secara kolaboratif antara guru dan peneliti terhadap hasil menulis narasi ekspositoris siswa, 20 orang siswa mendapat nilai menulis narasi ekspositoris dengan kategori baik, sedangkan 1 orang siswa mendapat nilai menulis narasi ekspositoris dengan kategori sangat baik. Pada siklus ini sudah tidak terdapat lagi siswa dengan kriteria cukup, apalagi kurang maupun sangat kurang. Adapun nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris pada siklus I sebesar 71,55. Nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan dari pratindakan yang baru 63,52. Dari jumlah keseluruhan yaitu 21 orang siswa, sebanyak 33,3% atau 7 orang siswa dinyatakan sudah tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 dan sebanyak 66,6% atau 14 orang siswa dinyatakan belum tuntas atau belum mendapat nilai ≥ 75. Jumlah ketuntasan sebesar 33,3% di siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pada pratindakan sebesar 0%. Meskipun telah ada peningkatan, namun dalam siklus ini belum dapat dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator
128
keberhasilan penelitian ini yaitu ≥70% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 75. Secara lebih jelas lagi hasil menulis narasi ekspositoris akan disampaikan dalam tabel dan grafik berikut ini. Tabel 7. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I Kriteria
Pratindakan Jumlah Presentase (%)
Siswa tuntas Siswa belum tuntas Nilai rata-rata
0 21
0 100 63,52
Siklus 1 Rata-rata Rata-rata Jumlah Presentase (%) 7 33,3 14 66,6 71,55
100 100 90
71.55
80 70
66.7
63.52
Nilai Rata-rata
60 50
33.3
40
Presentase Tuntas (%) Presentase Belum Tuntas (%)
30 20 10
0
0
Prasiklus
Siklus 1
Gambar 16. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III dari Pratindakan ke Siklus I
129
Berikutnya hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus I dibahas secara lebih rinci berdasarkan setiap aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris. Adapun grafik aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris pada siklus I sebagai berikut.
20
18
18.93
18
17.9 16.2 15.8
16.22
16
13.5
13.5
14 12 10
Prasiklus
8
Siklus 1
6
2.7
4
3
2 0 Isi
Organisasi Isi
Kosakata
Penguasaan Bahasa
Mekanik Tulisan
Gambar 17. Grafik Aspek Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I Grafik diatas menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan pada seluruh aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa, yaitu pada aspek isi gagasan yang disampaikan, organisasi isi, kosakata, penguasaan bahasa, dan mekanik tulisan. Rincian penilaian setiap aspek menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus I dijelaskan pada tabel nilai aspek menulis narasi ekspositoris berikut.
130
Tabel 8. Nilai Aspek Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus I Aspek
Nilai Ratarata
Keterangan
Isi gagasan yang disampaikan
18,93
Organisasi isi
16,22
Kosakata
16,2
Penggunaan bahasa
17,19
Gagasan yang disampaikan siswa dinarasikan secara jelas. Pengembangan gagasan masih terbatas sehingga gagasan yang disampaikan menjadi kurang logis. Gagasan yang disampaikan sudah relevan dengan tema. Unsur-unsur pokok narasi (tema, alur, latar, dan tokoh) sudah terpenuhi. Susunan pengembangan gagasan sudah cukup padat, gagasan yang dikembangkan oleh siswa masih belum cukup tuntas. Susunan pengembangan gagasan sudah disampaikan secara kronologis dan tertata. Paragrafnya sudah terpadu dan saling berhubungan. Komposisi pendahuluan, pengembangan dan penutup cukup seimbang. Penggunaan dan pembentukan kata sudah cukup baik.Terdapat sedikit kesalahan penggunaan dan pembentukan kata. Kata yang digunakan sudah cukup variatif. Sebagian besar siswa sudah menyusun kalimat dengan tepat dan efektif. Beberapa siswa masih menyusun kalimat kurang tepat dan efektif. Penulisan paragraf sudah cukup baik. Tulisan sudah cukup rapi. Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata. Siswa masih melakukan beberapa kesalahan dalam menggunakan tanda baca. Seluruh siswa sudah memperhatikan penggunaan tanda baca.
Mekanik tulisan
3
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa, juga berdasarkan penilaian hasil menulis narasi ekspositoris siswa dapat diketahui bahwa menggunakan teknik catatan harian dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Namun, pada pelaksanaan siklus I belum maksimal dan kriteria keberhasilan belum tercapai. Oleh karena itu, penelitian akan dilanjutkan ke siklus II.
131
d. Refleksi siklus I Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi telah selesai. Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas hasil dari tindakan. Kegiatan refleksi juga dilakukan untuk menentukan masalah atau hambatan yang terjadi saat pelaksanaan tindakan serta menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah atau hambatan yang terjadi, sehingga dapat diatasi pada siklus selanjutnya. Berdasarkan tindakan dan observasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis menggunakan teknik catatan harian telah dilaksanakan dengan baik, namun masih kurang maksimal. Hal tersebut terjadi karena dalam pembelajaran terdapat beberapa kekurangan atau kendala yang terjadi pada saat pembelajaran. Kekurangan atau kendala yang terjadi tersebut diantaranya: 1) Ada siswa yang masih kurang memperhatikan dengan fokus pada pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Siswa asik sendiri dan mengabaikan pembelajaran. 2) Beberapa hasil tugas menulis catatan harian siswa masih tergolong kurang baik. 3) Siswa masih sering melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. 4) Siswa masih terbatas dalam mengembangkan gagasan narasi ekspositoris.
132
5) Banyak siswa yang belum mampu memberikan tanggapannya terhadap hasil menulis narasi ekspositoris siswa lain. Kekurangan maupun kendala pada pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian pada siklus I harus diatasi pada siklus selanjutnya agar kriteria keberhasilan dapat tercapai. Untuk mengatasi kekurangan maupun kendala tersebut, peneliti bersama guru berdiskusi untuk menemukan solusi yang digunakan sebagai perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun rencana perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru adalah sebagai berikut: 1) Upaya pengkondisian kelas akan lebih dioptimalkan dengan cara menegur siswa yang mengabaikan pembelajaran dan memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut. 2) Peran guru akan lebih ditingkatkan dalam mengevaluasi dan membimbing siswa dalam perbaikan hasil tugas menulis catatan harian. 3) Pada siklus II, guru akan lebih menekankan bimbingan terhadap penyusunan kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. 4) Guru akan membimbing dan memotivasi siswa untuk meningkatkan pengembangan gagasan ketika siswa menulis narasi ekspositoris. 5) Siswa dibimbing guru dalam memberikan tanggapan maupun komentar terhadap hasil menulis siswa lain.
133
3.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II a.
Perencanaan siklus II Perencanaan siklus II tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 11-12 Mei
2016 saat jam pelajaran sekolah telah usai. Perencanaan ini dilakukan dengan berdiskusi bersama guru kelas IV yang akan bertindak sebagai pelaksana tindakan. Adapun hal-hal yang dilakukan guru dan peneliti dalam perencanaan siklus II, antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan kembali hari pelaksanaan pertemuan-pertemuan siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II ditetapkan pada hari Jum’at 13 Mei 2016 jam ke 1-3, yaitu pukul 07.00-08.45 untuk pertemuan pertama. Pertemuan kedua siklus II pada hari Sabtu 14 Mei jam ke 1-3 yaitu pukul 07.00-08.45. 2) Menentukan kembali materi pembelajaran, menentukan langkah-langkah pembelajaran, dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan tindakan siklus II. 5) Menyiapkan kembali instrumen pelaksanaan tindakan, seperti lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian tes menulis siswa. 6) Mendiskusikan pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan oleh guru. Peneliti dan guru saling menyamakan persepsi terkait prosedur pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan.
134
b. Pelaksanaan tindakan siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Kekurangan atau kendala pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian diatasi pada siklus ini. Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri atas dua kali pertemuan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu sebagai berikut: 1) Siklus II pertemuan pertama Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada, Jum’at 13 Mei jam pelajaran ke 1-3 yaitu pukul 07.00-08.45. Pertemuan pertama ini berlangsung selama 105 menit atau 3 jam pelajaran. Guru mengawali pertemuan dengan memberi salam kepada siswa kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Setelah
berdoa
bersama-sama,
guru
melakukan
apersepsi..
Apersepsi berupa tanya jawab tentang materi-materi yang telah dipelajari pada pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu narasi, unsur narasi, dan struktur narasi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Pada kegiatan inti, guru membahas kembali materi menulis karangan yang telah dipelajari pada pelaksanaan siklus I secara cepat. Guru juga melakukan tanya jawab bersama siswa. Setelah pembahasan materi selesai guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami. Tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, siswa mengaku sudah paham.
135
Berikutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang telah dikerjakan siswa pada hari sebelumnya yang dikumpulkan pada guru. Garis besar evaluasinya yaitu siswa sudah mengerjakan tugas menulis catatan hariannya dengan baik. Siswa sudah tidak banyak melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah logis, tuntas dan tertata. Walaupun begitu pengembangan gagasan perlu ditingkatkan. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih gagasan narasi berdasarkan salah satu cerita yang siswa tulis dalam catatan harian. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis yang akan digunakan siswa untuk mengerjakan tes menulis karangan narasi tersebut. Tes menulis narasi tersebut dilakukan secara terpimpin dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih berdasarkan tulisan pada catatan hariannya. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan judul. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan
136
mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Selama siswa menulis narasi, guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya secara padat dan tuntas. Siswa menjadi lebih antusias dalam mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa terlihat lebih lancar dalam menuliskan gagasan-gagasan untuk karangan narasi ekspositorisnya. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, karangan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut.
Kemudian
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk mengomentari hasil menulis siswa tersebut Guru juga memberikan apresiasi
dan
masukan
terhadap
siswa
yang
telah
bersedia
mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis karangannya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa.
Guru juga
menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa
137
pada hari ini. Siswa kembali bersiap-siap untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. 2) Siklus II pertemuan kedua Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Mei jam ke 1-3 pukul 07.00-08.45. Pelaksanaan tindakan berlangsung selama 105 menit atau tiga jam pelajaran. Guru mengawali pertemuan dengan memberi salam kepada siswa, kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Setelah berdoa bersama-sama, guru melakukan apersepsi. Apersepsi berupa tanya jawab tentang salah satu materi yang telah dipelajari pada pelaksanaan tindakan siklus pertama, yaitu langkah menulis karangan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Pada kegiatan inti, guru membahas kembali materi menulis karangan yang telah dipelajari pada pelaksanaan siklus 1 secara cepat. Guru juga melakukan tanya jawab bersama siswa. Setelah pembahasan materi selesai guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami. Tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan, siswa mengaku sudah paham. Berikutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang telah dikerjakan siswa pada hari sebelumnya yang dikumpulkan pada guru. Garis besar evaluasinya yaitu siswa sudah mengerjakan tugas menulis catatan hariannya dengan baik. Siswa sudah tidak banyak melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan
138
kata dan tanda baca. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah logis dan tertata. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah lebih padat daripada pertemuan sebelumnya. Guru memotivasi siswa untuk tetap meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih gagasan narasi berdasarkan salah satu cerita yang siswa tulis dalam catatan harian. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis yang akan digunakan siswa mengerjakan tes menulis narasi tersebut. Tes menulis narasi tersebut dilakukan secara terpimpin dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih berdasarkan tulisan pada catatan hariannya. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan judul. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Selama siswa menulis narasi, guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya secara padat dan tuntas. Siswa lebih antusias dalam mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa terlihat
139
lebih lancar dalam menuliskan gagasan-gagasan untuk karangan narasi ekspositorisnya. Setelah waktu menulis karangan telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, karangan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut.
Kemudian
siswa
diberikan
kesempatan
untuk
mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis karangan narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk mengomentari hasil menulis siswa tersebut. Guru juga memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis karangannya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa. Siswa kembali bersiap-siap untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. c.
Observasi siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan
pada siklus sebelumnya. Kekurangan atau kendala pada pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada siklus sebelumnya diatasi pada siklus ini agar dapat
140
mencapai peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Observasi pada siklus II bertujuan mengetahui perbaikan pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris tersebut. Kegiatan observasi kembali dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Proses pembelajaran meliputi aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran, sedangkan hasil pembelajaran berupa nilai hasil menulis karangan narasi ekspositoris siswa. Hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran pada siklus II akan dijelaskan selengkapnya, sebagai berikut: 1) Aktivitas guru Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan selama guru melaksanakan pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada siklus II. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran menulis narasi ekspositoris yang telah dilaksanakan oleh guru dan mengetahui perbaikan tindakan yang telah dilakukan pada siklus II ini. Aktivitas guru yang diamati mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan meliputi penyampaian apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru sudah menyiapkan fisik dan psikis siswa dengan baik, sehingga perhatian siswa menjadi fokus terhadap pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan keterangan pada catatan lapangan bahwa, guru mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa, apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia.
141
Dalam menyampaikan apersepsi, guru telah mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relevan dengan pengalaman siswa dan kehidupan nyata. Guru juga sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik dan jelas. Hal tersebut didukung deskripsi pada catatan lapangan yang menyatakan bahwa, apersepsi berupa tanya jawab tentang materi-materi yang telah dipelajari pada pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu narasi, unsur narasi, dan struktur narasi. Pada kegiatan inti, guru sudah melaksanakan proses inkuiri materi dengan baik. Seperti yang disampaikan pada catatan lapangan bahwa, guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Selanjutnya, guru juga sudah mengevaluasi hasil catatan harian yang sebelumnya dikerjakan oleh siswa. Pada catatan lapangan dijelaskan bahwa, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang telah dikerjakan siswa pada hari sebelumnya yang dikumpulkan pada guru. Guru juga memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Pada kegiatan inti, guru juga sudah baik menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Kemudian, guru juga sudah baik dalam melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh keterangan pada catatan lapangan yang mengatakan bahwa, guru selalu menjelaskan ketentuan tugas menulis yang harus dikerjakan siswa. Guru selalu memberikan bimbingan ketika siswa mengerjakan tugas menulis dan
142
mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru juga melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pada siklus II ini, guru sudah baik dalam memberikan apresiasi dan tanggapan terhadap siswa yang telah mengkomunikasikan hasil pekerjaan menulis narasi ekspositorisnya, tidak seperti pada siklus I. Pada catatan lapangan diungkapkan bahwa guru tak lupa mengapresiasi siswa yang telah mengkomunikasikan hasil pekerjaanya. Guru juga sudah selalu memberikan tanggapan terhadap siswa yang sudah mengkomunikasikan hasil menulisnya. Pada akhir kegiatan inti di siklus ini, guru juga sudah baik dalam menyimpulkan pembelajaran. Guru melibatkan siswa dalam penyimpulan pembelajaran. 2) Aktivitas siswa Aspek aktivitas siswa yang kembali diamati selama pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada siklus II ini, yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa, motivasi siswa, semangat belajar siswa, hasil evaluasi tugas catatan harian, dan keterampilan proses menulis narasi ekspositoris siswa. Seluruh aspek tersebut diketahui mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II ini. Aspek perhatian siswa pada siklus II ini sangat baik, lebih baik dari siklus sebelumnya. Pada siklus I ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran. Siswa tersebut cenderung asyik sendiri dan mengabaikan pembelajaran. Adapun pada siklus II yang diungkap pada catatan lapangan yaitu, sebagian besar siswa sudah memperhatikan dengan
143
baik selama pembelajaran. Siswa sudah menyimak penyampaian materi dengan fokus. Siswa memperhatikan perintah dari guru. Keaktifan siswa pada siklus ini sangat baik. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut bersedia menjawab pertanyaan dari guru dan mengajukan pertanyaan saat pembelajaran berlangsung. Seperti yang dijelaskan pada catatan lapangan, banyak siswa yang berkenan menjawab pertanyaan dari guru, ketika guru melakukan apersepsi. Selain itu, menurut catatan lapangan juga ada banyak siswa yang ingin mengajukan pertanyaan ketika membahas materi bersama-sama. Sebagian besar siswa bersegera mengerjakan tugas yang diberikan, memberikan tanggapan terhadap siswa lain yang maju ke depan kelas. Sebagian siswa juga sudah bersegera mengerjakan tugas yang diberikan. Aspek motivasi siswa pada siklus ini sudah lebih baik dibandingkan saat siklus I. Sebagian besar siswa sudah mengikuti pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Seperti yang dijelaskan pada catatan lapangan, siswa mengerjakan tes menulis dengan tuntas, mandiri dalam mengerjakan tes, menyelesaikan tes tepat waktu. Adapun hasil evaluasi tugas catatan harian yaitu, sebagian besar siswa sudah baik dalam mengerjakan tugas catatan harian. Hasil menulis catatan harian dari hari ke hari juga menunjukkan perkembangan yang baik. Menurut deskripsi dari catatan lapangan, siswa sudah mengerjakan tugas menulis catatan hariannya dengan baik. Siswa sudah tidak banyak
144
melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah logis dan tertata. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah lebih padat daripada pertemuan sebelumnya. Lalu, keterampilan proses menulis narasi ekspositoris sebagian besar siswa sudah memiliki keterampilan proses menulis yang baik. Hal tersebut dibuktikan pada data catatan lapangan bahwa, siswa terlihat lebih lancar dalam menuliskan gagasan-gagasan untuk karangan narasi ekspositorisnya. Berdasarkan data yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa, aktivitas siswa pada proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris siswa siklus II sudah tergolong sangat baik dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal tersebut didasarkan pada seluruh aspek yang telah disampaikan mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Hal tersebut menunjukan perbaikan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris di siklus II sudah berjalan dengan baik. 3) Hasil menulis narasi ekspositoris Selain proses pembelajaran, hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa juga dianalisis dan dievaluasi untuk melihat keberhasilan tindakan. Di sini telah diambil sampel hasil tes menulis pada siklus II untuk melihat keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Sampel diambil dari hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa dengan nilai yang tertinggi, sedang dan terendah pada siklus ini. Sampel-sampel tersebut selanjutnya akan disajikan sebagai berikut.
145
Gambar 18. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial DNJ pada Siklus II Pertemuan Pertama
Gambar 19. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial DNJ pada Siklus II Pertemuan Kedua
146
Siswa inisial DNJ mendapat nilai terendah untuk hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus II. Siswa belum menulis judul narasi ekspositorisnya dengan tepat. Siswa masih melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Siswa masih melakukan beberapa kesalahan dalam menggunakan huruf kapital. Siswa masih melakukan kesalahan dalam menyusun beberapa kalimat. Pengembangan gagasan narasi masih sangat terbatas, sehingga narasi kurang logis dan padat. Unsur-unsur pokok narasi telah terpenuhi walau belum disampaikan dengan baik. Meskipun begitu hasil menulis siswa tersebut telah mengalami peningkatan dibandingkan pada pelaksanaan siklus I, tetapi siswa belum mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II ini. Pada siklus I, siswa ini lebih banyak melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca. Siswa masih melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan huruf kapital. Siswa juga banyak melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat. Pengembangan gagasan sangat sedikit dan kurang logis. Belum semua unsur-unsur pokok narasi terpenuhi seperti tema, setting, alur, dan tokoh. Selanjutnya akan dibahas hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa berinisial AAD.
147
Gambar 20. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial AAD pada Siklus II Pertemuan Pertama
148
Gambar 21. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial AAD pada Siklus II Pertemuan Kedua Siswa berinisial AAD merupakan siswa dengan nilai sedang pada siklus II untuk nilai hasil menulis narasi ekspositoris. Siswa sudah menulis judul narasi dengan tepat. Siswa masih melakukan beberapa kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Siswa sudah memilih dan menggunakan kata dengan baik, namun masih terdapat penggunaan kata kurang baku serta sering mengulang kata ‘lalu’. Dalam hal pembentukan kalimat, siswa sudah mampu menyusun kalimat dengan efektif dan benar. Penyampaian gagasan sudah lebih padat. Gagasan narasi disampaikan
149
dengan logis, tertata, dan padu. Unsur-unsur pokok narasi ekspositoris seperti tema, alur, setting, dan tokoh terpenuhi. Hasil menulis narasi ekspositoris siswa berinisial AAD yang ditampilkan diatas telah mengalami peningkatan dari hasil pada siklus sebelumnya. Pada siklus I siswa berinisial AAD sudah menulis narasi dengan cukup baik, namun masih melakukan beberapa kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, penyusunan kalimat. Penyampaian gagasan masih terbatas. Meskipun begitu, gagasan narasi sudah disampaikan dengan cukup logis, tertata, dan padu. Unsur-unsur pokok narasi ekspositoris juga sudah terpenuhi. Selanjutnya akan dibahas hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa berinisial TNR.
Gambar 22. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial TNR pada Siklus II Pertemuan Pertama
150
Gambar 23. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Inisial TNR pada Siklus II Pertemuan Kedua Siswa berinisial TNR merupakan siswa dengan nilai tertinggi pada siklus II untuk nilai hasil menulis narasi ekspositoris. Berdasarkan hasil menulis narasi ekspositoris siswa berinisial TNR yang ditampilkan di atas, siswa sudah menulis narasi ekspositoris dengan baik. Siswa sudah memperhatikan penggunaan tanda baca dengan baik dan benar. Hanya terdapat sedikit kesalahan dalam menggunakan tanda baca. Siswa juga sudah menggunakan huruf kapital dengan baik dan benar. Siswa sudah menggunakan kata dan ungkapan yang baik dan tepat. Dalam hal pembentukan kalimat, siswa sudah mampu menyusun kalimat dengan 151
efektif dan benar. Penyampaian gagasan sudah lebih padat. Gagasan narasi disampaikan dengan logis, tertata, dan padu. Unsur-unsur pokok narasi ekspositoris seperti tema, alur, setting, dan tokoh sudah terpenuhi dan disampaikan dengan baik. Hasil menulis narasi ekspositoris siswa berinisial TNR yang ditampilkan diatas telah mengalami peningkatan dari hasil pada siklus sebelumnya. Pada siklus I siswa berinisial TNR sudah menulis narasi dengan baik juga, namun masih melakukan beberapa kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, penyusunan kalimat. Penyampaian gagasan masih kurang padat. Meskipun begitu, gagasan narasi sudah disampaikan dengan logis, tertata, dan padu. Unsur-unsur pokok narasi ekspositoris juga sudah terpenuhi. Hasil menulis siswa pada siklus II secara keseluruhan sudah baik. Beberapa diantaranya sudah tergolong dalam kategori sangat baik. Siswa sudah menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan baik dan benar. Siswa sudah memilih dan menggunakan bentuk kata dengan baik dan tepat. Siswa sudah mampu menyusun kalimat yang efektif dan benar. Pengembangan gagasan narasi sudah lebih padat, sehingga gagasan narasi yang disampaikan logis. Isi narasi sudah tertata dan padu antar kalimat maupun antar paragrafnya. Unsur-unsur pokok narasi ekspositoris juga sudah terpenuhi. Berikutnya perolehan hasil menulis narasi ekspositoris siswa secara keseluruhan akan disampaikan melalui diagram. Adapun diagram kriteria
152
perolehan nilai hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus II sebagai berikut.
0 Sangat Baik (>80) Baik (>60-80)
10
Cukup (>40-60) 11
Kurang (>20-40) Sangat Kurang (≤20)
Gambar 24. Diagram Kriteria Perolehan Nilai Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II Berdasarkan penilaian kolaboratif guru dengan peneliti terhadap hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus II, diketahui 11 orang sudah mendapat nilai menulis narasi ekspositoris yang sangat baik, sedangkan 10 orang lainnya sudah mendapat nilai menulis narasi ekspositoris yang baik. Pada siklus ini sudah tidak terdapat lagi siswa dengan kriteria cukup, apalagi kurang maupun sangat kurang. Adapun nilai rata-rata hasil menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II mencapai 81,30. Nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan dari pratindakan yang baru mencapai 63,52 dan siklus I mencapai 71,55. Dari jumlah keseluruhan sebanyak 21 orang siswa, sebanyak 95,24% atau 20 orang siswa dinyatakan sudah tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 dan sebanyak 4,76% atau 1 orang siswa dinyatakan belum tuntas atau belum
153
mendapat nilai ≥ 75. Jumlah ketuntasan sebesar 95,24% di siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada pratindakan sebesar 0% dan siklus I sebesar 33,3%. Peningkatan pada siklus II ini, nilai menulis narasi ekspositoris siswa telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu mencapai nilai ≥ 75 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan, serta jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70 %. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II dikatakan berhasil. Secara lebih jelas lagi hasil menulis narasi ekspositoris akan disampaikan dalam tabel dan grafik berikut ini. Tabel 9. Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II Kriteria
Siswa tuntas Siswa belum tuntas Nilai rata-rata
Pratindakan Jumlah Presentase (%) 0
0
21
100
Siklus 1 RataRata-rata rata presentase Jumlah (%) 7 33,3 14
63,52
66,6
71,55
154
Siklus II RataRata-rata rata presentase Jumlah (%) 20 95,24 1
4,76
81,30
100
95.24
100 90
81.3
80 70
71.55 63.52
66.7
Nilai Rata-rata
60 Presentase Tuntas (%)
50 40
33.3
Presentase Belum Tuntas (%)
30 20 10
4.76
0
0 Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 25. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III dari Pratindakan ke Siklus II Berikutnya hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus II dibahas secara lebih rinci berdasarkan setiap aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris. Adapun grafik aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris pada siklus II sebagai berikut.
25 20 15
21.74 18.93 17.76 18 16.22 13.5
17.78 17.9 16.2 15.8 13.5
20.17
10
Prasiklus 2.7 3 3.6
5
Siklus 1 Siklus 2
0
Gambar 26. Grafik Aspek Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II
155
Grafik diatas menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan pada seluruh aspek keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa, yaitu pada aspek isi gagasan yang disampaikan, organisasi isi, kosakata, penguasaan bahasa, dan mekanik tulisan. Rincian penilaian setiap aspek menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus II dijelaskan pada tabel nilai aspek menulis narasi ekspositoris berikut. Tabel 10. Nilai Aspek Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III pada Siklus II Aspek Isi gagasan yang disampaikan
Nilai Ratarata 21,74
Organisasi isi
17,76
Kosakata
17,78
Penguasaan bahasa
20,17
Mekanik tulisan
3,6
Keterangan Gagasan yang disampaikan siswa dinarasikan secara jelas. Pengembangan gagasan sudah logis, padat dan tuntas.Gagasan yang disampaikan sudah relevan dengan tema. Unsur-unsur pokok narasi (tema, alur, latar, dan tokoh) sudah terpenuhi. Susunan pengembangan gagasan sudah padat, gagasan yang dikembangkan oleh siswa sudah tuntas. Susunan pengembangan gagasan sudah disampaikan secara kronologis dan tertata. Paragrafnya sudah terpadu dan saling berhubungan. Komposisi pendahuluan, pengembangan dan penutup sudah seimbang. Penggunaan dan pembentukan kata sudah baik. Sedikit kesalahan penggunaan dan pembentukan kata. Kata yang digunakan sudah variatif. Sebagian besar siswa sudah menyusun kalimat dengan tepat dan efektif. Penulisan paragraf sudah cukup baik. Tulisan sudah rapi. Terdapat sedikit kesalahan penulisan kata. Siswa hanya melakukan sedikit kesalahan dalam menggunakan tanda baca. Seluruh siswa sudah memperhatikan penggunaan tanda baca.
156
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa, serta penilaian hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa proses dan hasil pembelajaran menulis narasi ekspositoris telah mengalami peningkatan dibandingkan saat pratindakan dan siklus I. Hasil menulis narasi ekspositoris siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian ini. Maka, pelaksanaan tindakan pada siklus II telah dikatakan berhasil. d. Refleksi siklus II Refleksi pada siklus II ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, kekurangan, serta keberhasilan pembelajaran. Pada siklus II, guru mengkondisikan siswa lebih optimal. Guru menegur ataupun memberikan pertanyaan kepada anak yang masih belum memperhatikan pembelajaran dengan fokus. Siswa yang tadinya mengabaikan pembelajaran dan lebih memilih asyik sendiri ataupun mengobrol dengan teman lain menjadi mulai dapat memperhatikan pembelajaran dengan fokus. Selain itu, terhadap beberapa hasil tugas menulis catatan harian yang masih kurang baik, guru lebih intensif mengevaluasi dan membimbing siswa dalam perbaikan. Pada siklus ini, hasil tugas menulis catatan harian yang masih kurang baik sebelumnya telah mengalami perkembangan dibuktikan pada hasil observasi yang telah disampaikan. Pada siklus II, siswa sudah tidak sering melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, menggunakan kata dan tanda baca, karena guru kembali menekankan bimbingan terhadap penyusunan kalimat, penggunaan kata dan
157
tanda baca. Berkat bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa, siswa sudah tidak terbatas dalam mengembangkan gagasan narasi. Guru juga membimbing siswa untuk memberikan komentar ataupun tanggapan terhadap hasil menulis narasi ekspositoris milik siswa lain. Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan analisis hasil menulis narasi ekspositoris siswa dapat disimpulkan, teknik catatan harian yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses dan hasil menulis narasi ekspositoris siswa. Nilai rata-rata menulis siswa pada siklus II mencapai 81,30 dan jumlah siswa yang mencapai KKM atau telah dinyatakan tuntas sebanyak 95,24%. Keberhasilan tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian ini yaitu, nilai menulis narasi ekspositoris harus mencapai ≥ 75 dan jumlah siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas harus mencapai ≥ 70%. Penelitian ini telah dikatakan berhasil, maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II ini dan tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh siswa tak terkecuali siswa SD. Menurut Bryne (Kundharu Saddhono dan Y. Slamet, 2014: 163) yaitu, ………………………………………………………………………………. Keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
158
Dari pendapat tersebut, keterampilan menulis dapat dipahami sebagai kemampuan dalam mentransfer ide atau gagasan ke dalam tulisan secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga pembaca dapat memahami ide atau gagasan yang disampaikan. Keterampilan menulis dapat menunjang seseorang dalam melakukan kegiatan menulis dengan baik dan benar. Pembelajaran siswa SD di sekolah erat kaitannya dengan kegiatan menulis. Kegiatan menulis yang sehari-hari siswa lakukan di sekolah yaitu, mencatat materi, mencatat hal-hal penting, mengerjakan tes tertulis, mengerjakan tes menulis, dan lain sebagainya. Kegiatan menulis tersebut dilakukan oleh siswa untuk menunjang siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran di SD, keterampilan menulis termasuk salah satu aspek keterampilan yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun begitu, keterampilan menulis juga dapat membantu siswa dalam mempelajari bidang lainnya dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maman Suryaman (2012: 36) bahwa mahir menulis dapat mempermudah dalam mempelajari bidang-bidang lainnya di sekolah. Sehari-hari siswa memberdayakan keterampilan menulisnya untuk mencatat pengetahuan dan hal-hal penting hasil dari pembelajaran. Hasil tulisan tersebut digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar dalam mempelajari berbagai bidang mata pelajaran di sekolah. Maka dari itu, keterampilan menulis dikatakan dapat membantu siswa dalam mempelajari berbagai bidang mata pelajaran.
159
Kondisi di beberapa tempat menunjukan keterampilan menulis siswa masih rendah. Salah satunya terjadi di kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan yang baru mencapai 63,25. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 21 orang, belum ada siswa yang dinyatakan tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar ≥ 75. Hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan belum menunjukan hasil yang baik. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca sama sekali. Ada siswa yang belum menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat dan benar. Siswa kurang memperhatikan pilihan diksi yang benar, siswa masih menggunakan kata-kata yang tidak baku sesuai Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak siswa yang belum menguasai pembentukan kalimat yang efektif dan benar. Pengembangan isi narasi terbatas. Siswa juga belum lancar dalam mengungkapkan gagasannya ke dalam tulisan, sehingga ada beberapa siswa yang pekerjaannya belum selesai ketika waktu menulis habis. Selain hasil menulis narasi ekspositoris, proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris pada pratindakan juga belum berjalan dengan baik. Guru kelas IV mengatakan, selama periode semester genap sampai pada saat kegiatan pratindakan dilaksanakan, pembelajaran menulis baru dilaksanakan tiga kali yaitu untuk menyusun teks pengumuman, menulis pantun, dan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada kegiatan pratindakan ini. Frekuensi pembelajaran menulis tersebut masih minim. Padahal, keterampilan menulis sebagai aspek dalam keterampilan berbahasa dan bersastra hanya dapat dicapai melalui praktik dan 160
latihan (Henry Guntur Tarigan, 2008: 3). Semakin tinggi jam terbang kita dalam menulis, maka kita akan semakin lancar dan terampil dalam menulis (Wawan Susetya, 2014: 11). Kurangnya frekuensi pembelajaran menulis menyebabkan siswa kurang mendapat bimbingan dari guru dalam mengembangkan keterampilan menulisnya termasuk keterampilan menulis narasi ekspositoris. Pada pelaksanaan pratindakan guru melaksanakan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan metode ceramah dan metode penugasan biasa. Guru juga masih kurang memberikan bimbingan yang intensif ketika siswa mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Guru memberikan tugas menulis narasi ekspositoris, kemudian hanya mengawasi siswa yang sedang mengerjakan. Guru belum berkeliling dan memberikan bimbingan yang intensif pada tiap-tiap siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru tidak mengevaluasi hasil menulis siswa secara keseluruhan. Siswa hanya diminta untuk mengumpulkan hasil menulisnya saja, kemudian guru mengajak siswa untuk melaksanakan kegiatan berikutnya. Selain itu, pada pelaksanaan pratindakan juga masih banyak siswa yang kurang berminat dalam menulis. Siswa bermalas-malasan saat mengerjakan tugas menulis. Beberapa siswa memiliki perhatian terhadap pembelajaran menulis, tetapi mengalami kesulitan ketika menulis narasi yaitu, kesulitan menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki ke dalam tulisan. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil menulis narasi ekspositoris pada pratindakan, maka akan diputuskan penerapan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa
161
kelas IV SD Negeri Siyono III Playen, Gunungkidul. Supriyadi dkk (1992: 225228) mengemukakan permasalahan yang sering dialami siswa dalam menulis berasal dari berbagai komponen, antara lain berasal dari siswa, guru, tujuan, bahan/materi, metode, media, dan penilaian. Maka dari itu, pada permasalahan ini dipilih pelaksanaan tindakan melalui penerapan suatu teknik yaitu teknik catatan harian. Menurut Andayani (2015: 208) salah satu teknik pembelajaran keterampilan menulis ialah teknik menulis catatan harian atau buku harian. Tujuan teknik menulis catatan harian yaitu agar siswa dapat menulis aktivitas yang mereka lakukan melalui pengalaman secara runtut. Pendapat lain dari Saleh Abbas (2006: 129) teknik catatan harian merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan yang berawal menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Teknik catatan harian merupakan teknik pembelajaran keterampilan menulis yang memfasilitasi siswa untuk berlatih dan mengembangkan keterampilan menulis melalui serangkaian pengalaman latihan menulis catatan harian selama kurun waktu tertentu. Teknik catatan harian tepat dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris. Hal ini didukung oleh pendapat White dan Arndt (Luu Trong Tuan, 2010: 82) this technique (journal writing) has been found to be an effective and productive means of arousing interest in writing, which, at the same time, develops fluency of expression. Pendapat tersebut intinya, teknik catatan harian dirancang untuk efektif dan produktif dalam membangun minat menulis juga meningkatkan kelancaran dalam menulis. Selain itu, catatan harian termasuk salah satu bentuk tulisan narasi ekspositoris. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh
162
Dalman (2014: 111-112), contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, kisah perjalanan seseorang, kisah kepahlawanan, catatan harian, dan lain-lain. Teknik
ini
mampu
merevitalisasi
pembelajaran
menulis
sehingga
pembelajaran menulis kembali mendapatkan tempat. Pelaksanaan pembelajaran menulis dalam teknik ini memberikan alokasi waktu yang lebih luas, bahkan di luar jam pembelajaran di kelas. Hal tersebut dikarenakan adanya penugasan menulis catatan harian di luar jam pelajaran pada teknik ini. Walaupun begitu, teknik ini tidak lantas membuat siswa mudah merasa bosan dan terbebani, karena siswa melaksanakan pembelajaran menulis melalui menulis catatan harian dimana siswa boleh menentukan sendiri hal yang akan ditulis. Tulisan pada catatan harian juga tidak tergolong sebagai tulisan yang menyulitkan. Catatan harian berisi ide atau gagasan maupun peristiwa yang diambil dari kehidupan sehari-hari siswa. Tanpa disadari oleh siswa, menulis catatan harian secara rutin dapat memberikan banyak manfaat terlebih pada keterampilan menulis narasi ekspositorisnya. Pelaksanaan teknik catatan harian dimulai dengan penugasan menulis catatan harian selama 7 hari berturut-turut, sebelum pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil menulis catatan harian dikumpulkan pada guru setiap dua hari sekali untuk dievaluasi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru menyampaikan materi tentang menulis narasi ekspositoris. Guru juga menyampaikan evaluasi terhadap hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dikerjakan sebelumnya. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan tes unjuk kerja berupa menulis narasi ekspositoris berdasarkan pengalaman berkesan pada catatan hariannya. Siswa mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris secara terpimpin dengan bimbingan guru.
163
Guru memimpin siswa mengerjakan tes menulis sesuai dengan tahap-tahap pada proses menulis yaitu, pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan mempublikasi. Setelah semua kegiatan tersebut selesai, hasil menulis narasi ekspositoris dikumpulkan pada guru untuk dievaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan teknik catatan harian tersebut diulangi dengan perbaikan pada siklus II. Proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian pada siklus I telah berjalan dengan baik, namun masih kurang maksimal.
Sebagian
siswa
sudah
memperhatikan
dengan
baik
selama
pembelajaran. Sebagian besar siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam aspek motivasi, sebagian siswa sudah mengikuti pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun evaluasi hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus I, sebagian besar siswa masih kurang baik dalam mengerjakan tugas catatan harian. Siswa masih melakukan banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, dan penyusunan kalimat. Keterampilan proses menulis siswa pada siklus I masih kurang baik. Siswa masih kurang lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar. Pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I yang bertujuan untuk mengatasi kendala dan kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berjalan dengan baik dan mampu mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I. Sebagian
164
besar siswa sudah memperhatikan dengan baik selama pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut mau menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan, bersegera mengerjakan tugas yang diberikan, memberikan tanggapan terhadap siswa lain yang maju ke depan kelas.
Dalam aspek motivasi, sebagian besar siswa sudah mengikuti
pembelajaran menulis dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Adapun evaluasi hasil menulis narasi ekspositoris pada siklus II, Siswa sudah tidak melakukan banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, penggunaan kata, dan penyusunan kalimat. Keterampilan proses menulis siswa pada siklus II sudah baik. Siswa sudah lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar. Pembahasan tersebut menunjukan keberhasilan proses pembelajaran pada penelitian ini. Sementara itu, keberhasilan produk ditunjukan melalui nilai hasil tes menulis narasi ekspositoris siswa. Data awal nilai menulis narasi ekspositoris didapat dari hasil menulis narasi ekspositoris siswa pada pelaksanaan pratindakan. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada pratindakan baru sebesar 63,52. Dari keseluruhan siswa yang berjumlah 21 siswa. Belum ada satupun siswa atau 0% siswa yang dinyatakan tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 sesuai dengan KKM yang ditentukan. Hal tersebut artinya, 100% siswa dinyatakan belum tuntas atau belum mendapat nilai ≥ 75. Berdasarkan hasil menulis narasi ekspositoris pada pelaksanaan pratindakan, perlu ditingkatkan melalui suatu tindakan yaitu teknik catatan harian.
165
Pada siklus I dilaksanakan penerapan teknik catatan harian untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus ini meningkat menjadi 71,55 dari 63,52 pada pratindakan. Sebanyak 7 siswa atau 33,3% siswa dinyatakan telah tuntas atau mendapat nilai ≥ 75. Sebanyak 14 siswa atau 66,6% siswa dinyatakan belum tuntas atau belum mendapat nilai ≥ 75. Presentase ketuntasan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan presentase ketuntasan pada pratindakan. Meskipun mengalami peningkatan, nilai rata-rata dan presentase ketuntasan tersebut belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian ini, yaitu nilai menulis narasi ekspositoris mencapai ≥ 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70% dari keseluruhan siswa. Maka, pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan yang didasarkan pada refleksi. Pelaksanaan tindakan siklus II merupakan pelaksanaan tindakan dengan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus I. Nilai rata-rata menulis narasi ekspositoris siswa pada siklus ini meningkat menjadi 81,30 dari 71,55 pada siklus I. Sebanyak 20 siswa atau 95,24% siswa dinyatakan telah tuntas. Sebanyak 1 siswa atau 4,76% siswa dinyatakan belum tuntas. Presentase ketuntasan tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan presentase ketuntasan pada siklus I. Berdasarkan data tersebut, penelitian ini dikatakan berhasil karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian, yaitu nilai menulis narasi ekspositoris mencapai ≥ 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dan jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70% dari
166
keseluruhan siswa. Oleh karena itu, penelitian diputuskan untuk tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Berdasarkan peningkatan proses pembelajaran dan hasil menulis narasi ekspositoris yang telah disampaikan, teknik catatan harian terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa. Sehubungan dengan hal tersebut Ngoh mengatakan (dalam Luu Trong Tuan, 2010: 82) journal writing provides students with good opportunities to improve their writing skills individually and good chances to record their thoughts and feelings. Ngoh mengatakan menulis catatan harian (jurnal) memberikan kesempatan baik bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulisnya dan kesempatan untuk merekam pikiran dan perasaan. Teknik catatan harian membuat siswa terbiasa menulis secara rutin. Seiring dengan pengalamannya dalam menulis, keterampilan menulis akan terasah dan meningkat semakin baik. Dalam teknik catatan harian, siswa juga akan mendapatkan bimbingan dari guru untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositorisnya.
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Penugasan menulis catatan harian pada pelaksanaan tindakan penerapan teknik catatan harian kurang dapat dipantau oleh guru karena siswa mengerjakannya sebagai tugas rumah.
167
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III meningkat dengan teknik catatan harian. Peningkatan keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III ditunjukan dengan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran. Peningkatan proses pembelajaran ditunjukan dengan siswa lebih aktif dan antusias mengikuti proses pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan penerapan teknik catatan harian. Selain itu, keterampilan menulis narasi ekspositoris siswa sudah tergolong baik. Peningkatan hasil menulis narasi ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III adalah sebagai berikut. Nilai rata-rata awal menulis narasi ekspositoris siswa baru mencapai 63,52, pada siklus I nilai rata-rata mencapai 71,55, dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 81,30. Presentase siswa yang mencapai KKM atau dinyatakan tuntas pada hasil menulis narasi ekspositoris awal sebesar 0%, pada siklus I mencapai 33,3%, dan pada siklus II mencapai 95,24%. Hasil tersebut menunjukan bahwa pembelajaran menulis narasi ekspositoris menggunakan teknik catatan harian telah memenuhi kriteria keberhasilan proses dan produk dalam penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil. Peningkatan yang terjadi dikarenakan dalam proses pembelajaran telah menggunakan teknik catatan harian. Adapun langkah-langkah pembelajaran
168
menulis narasi ekspositoris dengan menggunakan teknik catatan harian pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pelaksanaan teknik catatan harian dimulai dengan penugasan menulis catatan harian selama 7 hari berturut-turut, sebelum pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil menulis catatan harian dikumpulkan pada guru setiap dua hari sekali untuk dievaluasi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru menyampaikan
materi
tentang
menulis
narasi
ekspositoris.
Guru
juga
menyampaikan evaluasi terhadap hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dikerjakan sebelumnya. Setelah itu, siswa diminta untuk mengerjakan tes unjuk kerja berupa menulis narasi ekspositoris berdasarkan pengalaman berkesan pada catatan hariannya. Siswa mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris secara terpimpin dengan bimbingan guru. Guru memimpin siswa mengerjakan tes menulis sesuai dengan tahap-tahap pada proses menulis yaitu, pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan mempublikasi. Setelah semua kegiatan tersebut selesai, hasil menulis narasi ekspositoris dikumpulkan pada guru untuk dievaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menulis narasi ekspositoris dengan teknik catatan harian tersebut diulangi dengan perbaikan pada siklus II.
169
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Siyono III tahun ajaran 2015/2016 saran yang dapat diberikan adalah: 1.
Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi ekspositorisnya
dengan senantiasa rajin berlatih menulis menggunakan catatan harian agar keterampilan menulis narasi ekspositorisnya dapat berkembang. 2.
Bagi Guru Teknik catatan harian dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi
ekspositoris siswa kelas IV SD Negeri Siyono III. Maka, guru sebagai pendidik diharapkan dapat menggunakan teknik catatan harian yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi agar siswa tidak mudah bosan dan dapat mengembangkan keterampilan menulis narasi ekspositoris yang dimilikinya. 3.
Bagi Sekolah Sekolah hendaknya melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
170
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rofi’udin & Darmiyati Zuchdi. (2001). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Alek A. & Achmad H. P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Andayani. (2015). Problema dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish. Arthur K. Ellis. (1998). Teaching and Learning Elementary Social Studies. 6th. ed. USA: Allyn and Bacon. Aveus Har. (2012). Yuk Menulis! Diary, Puisi, & Cerita Fiksi. Bandung: Garamedia. Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. D. Sudjana. (2005). Metoda & Teknik Pembelajaran Partisipatif. rev. ed. Bandung: Falah Production. Fitri Yuliawati. et al. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidik Profesional. Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani. Hendro Darmodjo & Jenny R. E. Kaligis. (1992). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud. Heri Jauhari. (2013). Terampil Mengarang: Dari Persiapan Hingga Presentasi, Dari Karangan Ilmiah Hingga Sastra. Bandung: Nuansa Cendikia. Heru Kurniawan. (2014). Pembelajaran Kreatif Berbasis Menulis Komunikatif dan Apresiatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Iskandarwassid & Dadang Sunendar. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Jasa Ungguh Muliawan. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Yogyakarta: Penerbit Gaya Media Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT. Gramedia.
171
Kundharu Saddhono & Y. Slamet. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Langan, John. (2005). College Writing Skills with Readings. 6th. ed. US: The Mc Graw-Hill Companies. Luu Trong Tuan. (2010). Enhancing EFL Learners’ Writing Skill via Journal Writing. English Language Teaching (No. 3 Vol. 3). Hlm 82-83. Maman Suryaman. (2012). Metodologi Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: UNY Press. Martiyono. (2012). Perencanaan Pembelajaran: Suatu Pendekatan Praktis Berdasarkan KTSP Termasuk Model Tematik. Yogyakarta: Aswaja Pressindo Merrina Andy Malladewi & Wahyu Sukartiningsih. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris melalui Jurnal Pribadi Siswa Kelas IV di SD Negeri Balasklumprik I/ 434 Surabaya. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar (No. 02 Vol. 01). Hlm 1-11. Novan Ardi Wiyani. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Nurudin. (2012). Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press. Rita Eka Izzaty. et al. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Sabarti Akhadiah. et al. (1992). Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. __________________. ______. Bahasa Indonesia II. Jakarta: Depdikbud. Saleh Abbas. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Sa’dun Akbar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas: Filosofi, Metodologi, Implementasi. rev. ed. Yogyakarta: Cipta Media. Sri Pamungkas. (2012). Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sugihartono. et al. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press.
172
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. rev. ed. Jakarta: PT Rineka Cipta. Supriyadi. et al. (1992). Materi Pokok: Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud. Suroso. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. rev. ed. Pararaton.
Yogyakarta: Penerbit
S. Eko Putro Widoyoko. (2013). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. rev. ed. Bandung: Angkasa. The Liang Gie. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Tim
Penyusun. (2014). Panduan Mengajar Pengembangan PPL dan PKL UNY.
Mikro. Yogyakarta:
Pusat
Tompkins, Gail E. (2010). Literacy for the 21st Century: A Balanced Approach. 5th. ed. USA: Pearson. Tompkins, Gail E. & Hoskisson, Kenneth. (1995). Language Arts: Content and Teaching Strategies. 3th. ed. USA: Prentice-Hall. Wawan Susetya. (2014). Menulis dengan Hati: Menulis Merdeka. Semarang: Dahara Prize. Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks. Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. _______. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Zulela. (2012). Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
173
174
LAMPIRAN 1 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA KELAS IV SD SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016
175
Kelas IV, Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Mendengarkan pengumuman dan pembacaan pantun
5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan 5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang tepat
Berbicara 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon
6.1 Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat 6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan
Membaca 3. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun
7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif 7.2 Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat 7.3 Membaca pantun anak secara berbalasan dengan lafal dan intonasi yang tepat
Menulis 4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak
8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) 8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan 8.3 Membuat pantun anak yang menarik tentang berbagai tema (persahabatan, ketekunan, kepatuhan, dll.) sesuai dengan ciri-ciri pantun
176
LAMPIRAN 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
177
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N Siyono III
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 4/II
Alokasi Waktu
: 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar 8. 1. Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda, dll).
C. Indikator 8.1.1 Menentukan tema karangan. 8.1.2 Menyusun kerangka karangan. 8.1.3 Mengembangkan karangan menjadi karangan yang padu.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah siswa memilih pengalaman yang berkesan dalam catatan hariannya, siswa dapat menentukan tema karangan narasi ekspositoris dari pengalaman yang telah dipilih dengan benar dan relevan.
2.
Setelah siswa menentukan tema dan gagasan pokok, siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris dengan baik dan benar.
3.
Setelah siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan pokok tersebut menjadi karangan narasi ekspositoris yang padu.
178
E. Materi Ajar 1.
Tulisan Narasi.
2.
Struktur Narasi.
3.
Unsur-unsur Narasi.
F. Pendekatan dan Metode Pendekatan
: EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan dan Presentasi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
1. Siswa menjawab salam dari guru.
5 menit
2. Siswa menyimak apersepsi dari guru tentang karangan narasi. Guru bertanya, “ anak-anak, siapa disini yang gemar membaca cerita? Cerita-cerita apa saja yang
pernah
anak-anak
baca?”.
Kemudian, guru bersama anak-anak menyimpulkan contoh-contoh cerita anak popular. Guru menyampaikan, “cerita-cerita tersebut dalam Bahasa Indonesia termasuk ke dalam karangan narasi”. 3. Siswa mendapat informasi tentang tujuan pembelajaran. Inti
90 menit
Eksplorasi 1. Siswa
membaca
dengan
saksama
contoh teks karangan narasi yang dibagikan oleh guru.
179
2. Siswa melakukan tanya jawab bersama guru. Guru membimbing siswa untuk membangun
pengetahuan
tentang
materi narasi, unsur-unsur narasi, dan struktur narasi melalui proses inkuiri dengan meminta siswa mencermati contoh
teks
narasi
kemudian
melakukan tanya jawab. 3. Siswa menyimak evaluasi dari guru terhadap hasil menulis catatan harian sebelumnya. Elaborasi 4.
Siswa menulis narasi ekspositoris sesuai dengan tahap-tahap proses menulis dengan bimbingan guru. Pramenulis - Siswa menentukan gagasan narasi ekspositoris
dengan
memilih
peristiwa yang berkesan pada catatan harian yang telah ditulis siswa. - Siswa menentukan judul karangan narasi ekspositoris yang akan ditulis. - Siswa menentukan gagasan yang akan disampaikan. Menulis - Siswa menulis narasi ekspositoris dengan mengembangkan gagasan pokok
yang
sebelumnya. Merevisi
180
telah
ditentukan
- Siswa
memeriksa
tulisannya, penggunaan
kembali
penggunaan kata,
hasil ejaan,
penyusunan
kalimat, dan organisasi isi karangan. Mengedit - Siswa
memperbaiki
kesalahan-
kesalahan penulisan tersebut. Mempublikasi - Beberapa membacakan
siswa
maju
hasil
untuk
pekerjaan
menulisnya. Konfirmasi 5. Siswa yang telah maju mendapat apresiasi dan masukan terkait hal-hal yang
perlu
diperbaiki
dari
hasil
pekerjaan menulisnya. 6. Semua siswa mengumpulkan hasil pekerjaan menulis narasi ekspositoris kepada guru. Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi narasi yang telah dipelajari. 2. Siswa menyampaikan refleksi berupa kesan terhadap pembelajaran. Siswa menjawab salam penutup dari guru. 3. Siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing
181
10 menit
182
LAMPIRAN A. Bahan Ajar 1.
Karangan Narasi Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan yang utuh. Karangan terdiri dari berbagai macam, diantaranya yaitu, karangan deskripsi, karangan narasi, karangan persuasi, karangan eksposisi, karangan ilmiah, karangan ilmiah popular, dan karangan khas. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. 2.
Unsur-unsur Narasi atau Cerita Di dalam sebuah cerita pasti terdapat unsur-unsur cerita seperti alur,
tokoh, watak, latar, dan amanat. Alur adalah jalan cerita. Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita. Watak merupakan sifat dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Latar merupakan keterangan tentang waktu, suasana, dan tempat dalam cerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui cerita tersebut. 3.
Struktur narasi Struktur narasi merupakan susunan isi narasi. Struktur narasi terdiri dari
beberapa bagian sebagai berikut: a.
Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan bagian perkenalan isi cerita narasi.
b.
Bagian Perkembangan Bagian perkembangan merupakan bagian isi atau inti dari narasi.
c.
Bagian penutupan Bagian penutupan merupakan bagian akhir dari narasi.
183
B. Media 1.
Contoh Teks Narasi Ekspositoris
2.
Catatan Harian Hasil menulis catatan harian dijadikan sumber gagasan karangan narasi
ekspositoris.
184
C. Lembar Evaluasi Siswa Lembar Evaluasi Tes Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
Nama
:
Kelas
:
Hari/ Tanggal :
Mari menulis karangan Pilihlah cerita yang paling berkesan dari catatan harian yang telah kamu tulis. Kembangkanlah cerita tersebut menjadi sebuah tulisan narasi pada tempat di bawah ini.
185
D. Penilaian 1.
Prosedur Penilaian a.
Penilaian Proses Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Perhatian siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Motivasi Siswa Semangat belajar siswa Hasil evaluasi tugas catatan harian Keterampilan proses menulis siswa
Indikator Siswa memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Siswa aktif berpartisipasi selama pembelajaran berlangsung. Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian dengan sungguh-sungguh. Siswa antusias dalam pembelajaran.
Item No 2,9
Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
6,7
3,4,5,8,19 dan 20 16,17, dan 18 1,15
10,11,12,1 3, dan 14
b. Penilaian Hasil Belajar Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris No.
Aspek
Skor maksimal
1.
Isi
30
2.
Organisasi
20
3.
Kosakata
20
4.
Penguasaan Bahasa
25
5.
Mekanik
5
Jumlah
100
186
2.
Instrumen Penilaian a.
Penilaian Proses Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Skor 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis dengan teknik catatan harian. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat. Siswa dapat menjelaskan kesalahan dan kekurangan dari catatan harian yang telah ditulis sebelumnya. Siswa bersegera mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris sesuai dengan ketentuan. Siswa menentukan judul untuk narasi ekspositoris karya masing-masing dengan tepat. Siswa menentukan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan baik dan relevan. Siswa mengembangkan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan lancar. Siswa menyusun kalimat yang tepat dan efektif dengan kata dan gaya bahasa yang tepat Siswa menulis narasi ekspositoris dengan memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Siswa antusias dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tuntas. Siswa menyelesaikan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tepat waktu. Siswa berani mengkomunikasikan hasil menulis narasi ekspositoris Siswa berani memberikan tanggapan terhadap karya siswa lain.
Keterangan: 4 3 2 1
= = = =
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Baik
187
3
2
1
b. Penilaian Hasil Belajar Rubrik Penilaian Narasi Ekspositoris No. 1.
2.
3.
4
5
Aspek Isi catatan yang disampaikan
Organisasi isi
Kosakata
Penguasaan bahasa
Mekanik Tulisan
Kriteria Gagasan berdasarkan fakta, logis, dan relevan, pengembangannya tuntas. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan secara jelas. Gagasan berdasarkan fakta, cukup logis dan relevan, pengembangannya cukup. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan cukup jelas. Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya terbatas. Ada unsur yang tidak terpenuhi. Gagasan meragukan, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya sedikit. Banyak unsur yang tidak terpenuhi. Penyampaian gagasan lancar, tertata, padu, dan saling berhubungan. Isi disusun secara kronologis. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang. Penyampaian gagasan cukup lancar dan tertata. Terdapat sedikit kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih tersusun secara kronologis. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan kurang tertata. Terdapat kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunan agak terbalik-balik. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang kurang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan acak-acakan. Banyak kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunannya kacau. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang tidak seimbang. Pemilihan kata dan ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata tepat, kata yang digunakan variatif. Terdapat sedikit kata dan ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif Terdapat banyak kata dan ungkapan yang digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata. Belum menguasai pemilihan dan pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. Kata yang digunakan tidak variatif. Penyusunan kalimat tepat, susunan frasenya tepat, penggunaan bentuk kata tepat, Kalimatnya mudah dipahami dan komunikatif. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar. Penyusunan kalimat cukup tepat, susunan frasenya cukup tepat, penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya dapat dipahami dan cukup komunikatif. Penyusunan paragraf cukup baik dan benar. .Penyusunan kalimat kurang tepat, susunan frasenya kurang tepat, beberapa penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami, serta penyusunan paragraf juga kurang baik. Penyusunan kalimat tidak tepat . Kalimatnya sulit dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata dan penggunaan angka maupun kata tepat, serta penggunaan tanda baca tepat. Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit (1-4) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan (5-9) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca
Skor 27-30 22-26 17-21 13-16 18-20
14-17
10-13
7-9
18-20 14-17 10-13
7-9 22-25
18-21
11-17
5-10 5 4 3
2
Penilaian proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan menulis narasi ekspositoris diperoleh dari hitungan sebagai berikut: Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
188
× 100
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspsitoris Presentasi Ketuntasan 80
Klasifikasi
Skor
Sangat baik
5
60-80
Baik
4
40-60
Cukup
3
20-40
Kurang
2
Sangat Kurang
1
≤ 20
189
LAMPIRAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
190
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N Siyono III
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 4/II
Alokasi Waktu
: 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar 8. 1. Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda, dll).
C. Indikator 8.1.1 Menentukan tema karangan. 8.1.2 Menyusun kerangka karangan. 8.1.3 Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang padu.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah siswa memilih pengalaman yang berkesan dalam catatan hariannya, siswa dapat menentukan tema karangan narasi ekspositoris dari pengalaman yang telah dipilih dengan benar dan relevan.
2.
Setelah siswa menentukan tema dan gagasan pokok, siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris dengan baik dan benar.
3.
Setelah siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan pokok tersebut menjadi karangan narasi ekspositoris yang padu.
191
E. Materi Ajar Menulis Karangan
F. Pendekatan dan Metode Pendekatan
: EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan dan Presentasi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. 2.
Siswa menjawab salam dari guru.
5 menit
Siswa menyimak apersepsi dari guru tentang karangan narasi. Guru bertanya, “ kemarin ketika menulis karangan narasi,
apa
yang harus
dilakukan
pertama kali? Menentukan gagasan pokok, atau langsung menulis saja, atau kebingungan? Untuk itu, hari ini kita perlu belajar langkah-langkah menulis karangan. 3.
Siswa
mendapat
informasi
tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti
90 menit
Eksplorasi 1.
Siswa
memperhatikan
penyampaian
materi menulis karangan oleh guru. 2.
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru seputar materi menulis karangan
3.
Siswa menyimak evaluasi dari guru terhadap hasil menulis catatan harian sebelumnya.
192
Elaborasi 4.
Siswa menulis narasi ekspositoris sesuai dengan tahap-tahap proses menulis dengan bimbingan guru. Pramenulis - Siswa menentukan gagasan pokok narasi ekspositoris dengan memilih peristiwa yang berkesan pada catatan harian yang telah ditulis siswa. - Siswa menentukan judul karangan narasi ekspositoris yang akan ditulis. - Siswa menentukan gagasan yang akan disampaikan. Menulis - Siswa menulis narasi ekspositoris dengan mengembangkan gagasan pokok
yang
telah
ditentukan
sebelumnya. Merevisi - Siswa mengkoreksi pekerjaan milik teman
sebangkunya
bimbingan menukarkan
guru, hasil
dengan
setelah
me
pekerjaannya
dengan teman sebangku. Koreksi yang dilakukan meliputi, penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan bentuk kata. Mengedit - Siswa
memperbaiki
kesalahan-
kesalahan penulisan tersebut.
193
Mempublikasi - Beberapa
siswa
membacakan
maju
hasil
untuk
pekerjaan
menulisnya. Konfirmasi 5.
Siswa yang telah maju mendapat apresiasi dan masukan terkait hal-hal yang
perlu
diperbaiki
dari
hasil
mengumpulkan
hasil
pekerjaan menulisnya. 6.
Semua
siswa
pekerjaan menulis narasi ekspositoris kepada guru. Penutup
1.
Siswa bersama guru menyimpulkan
10 menit
materi menulis karangan yang telah dipelajari. 2.
Siswa menyampaikan refleksi berupa kesan terhadap pembelajaran kepada guru untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.
3.
Siswa menjawab salam penutup dari guru.
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar 1.
Catatan harian siswa
2.
Lembar evaluasi tes menulis
3.
Buku paket Dian Sukmawati, dkk. 2010. Bahasa Indonesia 4: Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional: Jakarta.
194
195
LAMPIRAN A. Bahan Ajar Menulis Karangan
B. Media Catatan Harian Hasil menulis catatan harian dijadikan sumber gagasan karangan narasi ekspositoris.
196
C. Lembar Evaluasi Siswa Lembar Evaluasi Tes Menulis Karangan Narasi Ekspositoris
Nama
:
Kelas
:
Hari/ Tanggal :
Mari menulis karangan Pilihlah cerita yang paling berkesan dari catatan harian yang telah kamu tulis. Kembangkanlah cerita tersebut menjadi sebuah tulisan narasi pada tempat di bawah ini.
197
D. Penilaian 1.
Prosedur Penilaian a.
Penilaian Proses Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Perhatian siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Motivasi Siswa Semangat belajar siswa Hasil evaluasi tugas catatan harian Keterampilan proses menulis siswa
Indikator Siswa memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Siswa aktif berpartisipasi selama pembelajaran berlangsung.
Item No 2,9
Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian dengan sungguh-sungguh. Siswa antusias dalam pembelajaran.
16,17, dan 18 1,15
Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
6,7
b. Penilaian Hasil Belajar Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris
No.
Aspek
Skor maksimal
1.
Isi
30
2.
Organisasi
20
3.
Kosakata
20
4.
Penguasaan Bahasa
25
5.
Mekanik
5
Jumlah
100
198
3,4,5,8,19 dan 20
10,11,12,1 3,dan 14
2.
Instrumen Penilaian a.
Penilaian Proses Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Skor 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis dengan teknik catatan harian. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat. Siswa dapat menjelaskan kesalahan dan kekurangan dari catatan harian yang telah ditulis sebelumnya. Siswa bersegera mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris sesuai dengan ketentuan. Siswa menentukan judul untuk narasi ekspositoris karya masing-masing dengan tepat. Siswa menentukan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan baik dan relevan. Siswa mengembangkan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan lancar. Siswa menyusun kalimat yang tepat dan efektif dengan kata dan gaya bahasa yang tepat Siswa menulis narasi ekspositoris dengan memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Siswa antusias dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tuntas. Siswa menyelesaikan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tepat waktu. Siswa berani mengkomunikasikan hasil menulis narasi ekspositoris Siswa berani memberikan tanggapan terhadap karya siswa lain.
Keterangan
:
4 =
Sangat Baik
3 =
Baik
2 =
Cukup
1 =
Kurang Baik 199
3
2
1
b. Penilaian Hasil Belajar Rubrik Penilaian Narasi Ekspositoris No. 1.
2.
3.
4
5
Aspek Isi catatan yang disampaikan
Organisasi isi
Kosakata
Penguasaan bahasa
Mekanik Tulisan
Kriteria Gagasan berdasarkan fakta, logis, dan relevan, pengembangannya tuntas. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan secara jelas. Gagasan berdasarkan fakta, cukup logis dan relevan, pengembangannya cukup. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan cukup jelas. Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya terbatas. Ada unsur yang tidak terpenuhi. Gagasan meragukan, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya sedikit. Banyak unsur yang tidak terpenuhi. Penyampaian gagasan lancar, tertata, padu, dan saling berhubungan. Isi disusun secara kronologis. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang. Penyampaian gagasan cukup lancar dan tertata. Terdapat sedikit kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih tersusun secara kronologis. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan kurang tertata. Terdapat kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunan agak terbalik-balik. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang kurang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan acak-acakan. Banyak kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunannya kacau. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang tidak seimbang. Pemilihan kata dan ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata tepat, kata yang digunakan variatif. Terdapat sedikit kata dan ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif Terdapat banyak kata dan ungkapan yang digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata. Belum menguasai pemilihan dan pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. Kata yang digunakan tidak variatif. Penyusunan kalimat tepat, susunan frasenya tepat, penggunaan bentuk kata tepat, Kalimatnya mudah dipahami dan komunikatif. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar. Penyusunan kalimat cukup tepat, susunan frasenya cukup tepat, penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya dapat dipahami dan cukup komunikatif. Penyusunan paragraf cukup baik dan benar. .Penyusunan kalimat kurang tepat, susunan frasenya kurang tepat, beberapa penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami, serta penyusunan paragraf juga kurang baik. Penyusunan kalimat tidak tepat . Kalimatnya sulit dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata dan penggunaan angka maupun kata tepat, serta penggunaan tanda baca tepat. Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit (1-4) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan (5-9) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca
Skor 27-30 22-26 17-21 13-16 18-20
14-17
10-13
7-9
18-20 14-17 10-13
7-9 22-25
18-21
11-17
5-10 5 4 3
2
Penilaian proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan menulis narasi ekspositoris diperoleh dari hitungan sebagai berikut: Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
200
× 100
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspsitoris Presentasi Ketuntasan 80
Klasifikasi
Skor
Sangat baik
5
60-80
Baik
4
40-60
Cukup
3
20-40
Kurang
2
Sangat Kurang
1
≤ 20
201
LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
202
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N Siyono III
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 4/II
Alokasi Waktu
: 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar 8. 1. Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda, dll).
C. Indikator 8.1.1 Menentukan tema karangan. 8.1.2 Menyusun kerangka karangan. 8.1.3 Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang padu.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah siswa mengamati video yang ditampilkan oleh guru, siswa dapat menentukan tema karangan narasi ekspositoris berdasarkan video yang telah diamati dengan benar dan relevan.
2.
Setelah siswa menentukan tema dan gagasan pokok, siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris dengan baik dan benar.
3.
Setelah siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan pokok tersebut menjadi karangan narasi ekspositoris yang padu.
203
E. Materi Ajar 1.
Tulisan Narasi.
2.
Struktur Narasi.
3.
Unsur-unsur Narasi.
F. Pendekatan dan Metode Pendekatan
: EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan dan Presentasi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. 2.
Siswa menjawab salam dari guru.
5 menit
Siswa menyimak apersepsi dari guru yang mengingatkan kembali materi narasi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya. Guru bertanya, “ Anakanak masih ingat tentang materi narasi dan menulis karangan? Apa itu karangan narasi? Apa saja unsurnya? Bagaimana strukturnya?
Bagaimana
langkah-
langkah menulis karangan? 3.
Siswa
mendapat
informasi
tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Inti
Eksplorasi 1.
Siswa berdiskusi bersama guru terkait materi karangan narasi oleh guru.
2.
Siswa melakukan tanya jawab bersama guru seputar materi menulis karangan.
204
55 menit
3.
Siswa menyimak evaluasi dari guru terhadap hasil menulis catatan harian sebelumnya. Elaborasi
4.
Siswa menulis narasi ekspositoris sesuai dengan tahap-tahap proses menulis dengan bimbingan guru. Pramenulis - Siswa menentukan gagasan pokok narasi ekspositoris dengan memilih peristiwa yang berkesan pada catatan harian yang telah ditulis siswa. - Siswa menentukan judul karangan narasi ekspositoris yang akan ditulis. - Siswa menentukan gagasan yang akan disampaikan. Menulis - Siswa menulis narasi ekspositoris dengan mengembangkan gagasan pokok
yang
telah
ditentukan
sebelumnya. Merevisi - Siswa mengkoreksi pekerjaan milik teman
sebangkunya
bimbingan menukarkan
guru, hasil
dengan
setelah
me
pekerjaannya
dengan teman sebangku. Koreksi yang dilakukan meliputi, penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan bentuk kata. Mengedit 205
-
Siswa
memperbaiki
kesalahan-
kesalahan penulisan tersebut. Mempublikasi -
Beberapa
siswa
membacakan
maju
hasil
untuk
pekerjaan
menulisnya. Konfirmasi 5.
Siswa yang telah maju mendapat apresiasi dan masukan terkait hal-hal yang
perlu
diperbaiki
dari
hasil
mengumpulkan
hasil
pekerjaan menulisnya. 6.
Semua
siswa
pekerjaan menulis narasi ekspositoris kepada guru. Penutup
1.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi telah dipelajari.
2.
Siswa menyampaikan refleksi berupa kesan terhadap pembelajaran kepada guru untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.
3.
Siswa menjawab salam penutup dari guru.
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar 1.
Catatan harian siswa
2.
Lembar evaluasi tes menulis
3.
Buku paket
206
10 menit
207
LAMPIRAN A. Bahan Ajar 1.
Karangan Narasi Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan yang utuh. Karangan terdiri dari berbagai macam, diantaranya yaitu, karangan deskripsi, karangan narasi, karangan persuasi, karangan eksposisi, karangan ilmiah, karangan ilmiah popular, dan karangan khas. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. 2.
Unsur-unsur Narasi atau Cerita Di dalam sebuah cerita pasti terdapat unsur-unsur cerita seperti alur,
tokoh, watak, latar, dan amanat. Alur adalah jalan cerita. Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita. Watak merupakan sifat dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Latar merupakan keterangan tentang waktu, suasana, dan tempat dalam cerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui cerita tersebut. 3.
Struktur narasi Struktur narasi merupakan susunan isi narasi. Struktur narasi terdiri dari
beberapa bagian sebagai berikut: a.
Bagian Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan bagian perkenalan isi cerita narasi.
b.
Bagian Perkembangan Bagian perkembangan merupakan bagian isi atau inti dari narasi.
c.
Bagian penutupan Bagian penutupan merupakan bagian akhir dari narasi.
208
4.
Menulis karangan
B. Media Catatan Harian Hasil menulis catatan harian dijadikan sumber gagasan karangan narasi ekspositoris.
209
C. Lembar Evaluasi Menulis Narasi Ekspositoris Nama
:
Kelas
:
Hari/ Tanggal :
Mari menulis karangan Tulislah sebuah cerita tentang pengalaman ataupun peristiwa yang pernah kamu alami ataupun amati dengan runtut dan jelas di bawah ini.
210
D. Penilaian 1.
Prosedur Penilaian a.
Penilaian Proses Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Perhatian siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Motivasi Siswa Semangat belajar siswa Hasil evaluasi tugas catatan harian Keterampilan proses menulis siswa
Indikator Siswa memperhatikan selama pembelajaran berlangsung. Siswa aktif berpartisipasi selama pembelajaran berlangsung.
Item No 2,9
Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian dengan sungguh-sungguh. Siswa antusias dalam pembelajaran.
16,17, dan 18 1,15
Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
6,7
b. Penilaian Hasil Belajar Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris No.
Aspek
Skor maksimal
1.
Isi
30
2.
Organisasi
20
3.
Kosakata
20
4.
Penguasaan Bahasa
25
5.
Mekanik
5
Jumlah
100
211
3,4,5,8,19 dan 20
10,11,12,1 3,dan 14
2.
Instrumen Penilaian a.
Penilaian Proses Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Skor 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis dengan teknik catatan harian. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat. Siswa dapat menjelaskan kesalahan dan kekurangan dari catatan harian yang telah ditulis sebelumnya. Siswa bersegera mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris sesuai dengan ketentuan. Siswa menentukan judul untuk narasi ekspositoris karya masing-masing dengan tepat. Siswa menentukan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan baik dan relevan. Siswa mengembangkan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan lancar. Siswa menyusun kalimat yang tepat dan efektif dengan kata dan gaya bahasa yang tepat Siswa menulis narasi ekspositoris dengan memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Siswa antusias dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tuntas. Siswa menyelesaikan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tepat waktu. Siswa berani mengkomunikasikan hasil menulis narasi ekspositoris Siswa berani memberikan tanggapan terhadap karya siswa lain.
Keterangan: 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang Baik
212
3
2
1
b. Penilaian Hasil Belajar Rubrik Penilaian Narasi Ekspositoris No. 1.
2.
3.
4
5
Aspek Isi catatan yang disampaikan
Organisasi isi
Kosakata
Penguasaan bahasa
Mekanik Tulisan
Kriteria Gagasan berdasarkan fakta, logis, dan relevan, pengembangannya tuntas. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan secara jelas. Gagasan berdasarkan fakta, cukup logis dan relevan, pengembangannya cukup. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan cukup jelas. Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya terbatas. Ada unsur yang tidak terpenuhi. Gagasan meragukan, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya sedikit. Banyak unsur yang tidak terpenuhi. Penyampaian gagasan lancar, tertata, padu, dan saling berhubungan. Isi disusun secara kronologis. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang. Penyampaian gagasan cukup lancar dan tertata. Terdapat sedikit kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih tersusun secara kronologis. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan kurang tertata. Terdapat kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunan agak terbalik-balik. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang kurang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan acak-acakan. Banyak kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunannya kacau. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang tidak seimbang. Pemilihan kata dan ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata tepat, kata yang digunakan variatif. Terdapat sedikit kata dan ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif Terdapat banyak kata dan ungkapan yang digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata. Belum menguasai pemilihan dan pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. Kata yang digunakan tidak variatif. Penyusunan kalimat tepat, susunan frasenya tepat, penggunaan bentuk kata tepat, Kalimatnya mudah dipahami dan komunikatif. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar. Penyusunan kalimat cukup tepat, susunan frasenya cukup tepat, penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya dapat dipahami dan cukup komunikatif. Penyusunan paragraf cukup baik dan benar. .Penyusunan kalimat kurang tepat, susunan frasenya kurang tepat, beberapa penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami, serta penyusunan paragraf juga kurang baik. Penyusunan kalimat tidak tepat . Kalimatnya sulit dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata dan penggunaan angka maupun kata tepat, serta penggunaan tanda baca tepat. Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit (1-4) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan (5-9) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca
213
Skor 27-30 22-26 17-21 13-16 18-20
14-17
10-13
7-9
18-20 14-17 10-13
7-9 22-25
18-21
11-17
5-10 5 4 3
2
Penilaian proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan menulis narasi ekspositoris diperoleh dari hitungan sebagai berikut: Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
× 100
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspsitoris Presentasi Ketuntasan 80
Klasifikasi
Skor
Sangat baik
5
60-80
Baik
4
40-60
Cukup
3
20-40
Kurang
2
Sangat Kurang
1
≤ 20
214
LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
215
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD N Siyono III
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: 4/II
Alokasi Waktu
: 2x 35 menit
A. Standar Kompetensi Menulis 8.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak.
B. Kompetensi Dasar 8. 1. Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda, dll).
C. Indikator 8.1.1 Menentukan tema karangan. 8.1.2 Menyusun kerangka karangan. 8.1.3 Mengembangkan karangan menjadi karangan yang padu.
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Setelah siswa memilih pengalaman yang berkesan dalam catatan hariannya, siswa dapat menentukan tema karangan narasi ekspositoris dari pengalaman yang telah dipilih dengan benar dan relevan.
2.
Setelah siswa menentukan tema dan gagasan pokok, siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris dengan baik dan benar.
3.
Setelah siswa dapat menyusun kerangka karangan narasi ekspositoris, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan pokok tersebut menjadi karangan narasi ekspositoris yang padu.
216
E. Materi Ajar 1.
Menulis karangan
F. Pendekatan dan Metode Pendekatan
: EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
Metode
: Ceramah, Tanya Jawab, Penugasan dan Presentasi.
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. 2.
Siswa menjawab salam dari guru. Siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
3.
Siswa menyimak motivasi dari guru sebelum memulai pelajaran.
4.
Siswa menyimak apersepsi dari guru tentang karangan narasi. Guru bertanya, “ anak-anak, masih ingatkah tentang materi menulis karangan? Bagaimana langkah menulis suatu karangan?”
5.
Siswa
mendapat
informasi
tentang
tujuan pembelajaran. Inti
Eksplorasi 1.
Siswa berdiskusi bersama guru terkait materi menulis karangan.
2.
Siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami terkait menulis karangan.
3.
Siswa menyimak evaluasi dari guru terhadap hasil menulis catatan harian.
217
5 menit
Elaborasi 4.
Siswa menulis narasi ekspositoris sesuai dengan tahap-tahap proses menulis dengan bimbingan guru. Pramenulis - Siswa menentukan gagasan narasi ekspositoris
dengan
memilih
peristiwa yang berkesan pada catatan harian yang telah ditulis siswa. - Siswa menentukan judul karangan narasi ekspositoris yang akan ditulis. - Siswa menentukan gagasan yang akan disampaikan. Menulis - Siswa menulis narasi ekspositoris dengan mengembangkan gagasan pokok
yang
telah
ditentukan
sebelumnya. Merevisi - Siswa mengkoreksi pekerjaan milik teman
sebangkunya
bimbingan menukarkan
guru, hasil
dengan
setelah
me
pekerjaannya
dengan teman sebangku. Koreksi yang dilakukan meliputi, penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan bentuk kata. Mengedit - Siswa
memperbaiki
kesalahan-
kesalahan penulisan tersebut.
218
Mempublikasi - Beberapa
siswa
membacakan
maju
hasil
untuk
pekerjaan
menulisnya. Konfirmasi 5.
Siswa yang telah maju mendapat apresiasi dan masukan terkait hal-hal yang
perlu
diperbaiki
dari
hasil
mengumpulkan
hasil
pekerjaan menulisnya. 6.
Semua
siswa
pekerjaan menulis narasi ekspositoris kepada guru. Penutup
1.
Siswa bersama guru menyimpulkan materi narasi yang telah dipelajari.
2.
Siswa menyampaikan refleksi berupa kesan terhadap pembelajaran kepada guru untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.
3.
Siswa menjawab salam penutup dari guru.
4.
Siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar 1.
Catatan harian siswa
2.
Lembar evaluasi tes menulis
3.
Buku paket
219
10 menit
220
LAMPIRAN A. Bahan Ajar Menulis Karangan
B. Media Catatan Harian Hasil menulis catatan harian dijadikan sumber gagasan karangan narasi ekspositoris.
221
C. Lembar Evaluasi Siswa Lembar Evaluasi Tes Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Nama
:
Kelas
:
Hari/ Tanggal :
Mari menulis karangan Pilihlah cerita yang paling berkesan dari catatan harian yang telah kamu tulis. Kembangkanlah cerita tersebut menjadi sebuah tulisan narasi pada tempat di bawah ini.
222
E. Penilaian 1.
Prosedur Penilaian a.
Penilaian Proses Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Aspek Perhatian siswa Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Motivasi Siswa Semangat belajar siswa Hasil evaluasi tugas catatan harian Keterampilan proses menulis siswa
Indikator Siswa memperhatikan pembelajaran berlangsung. Siswa aktif berpartisipasi pembelajaran berlangsung.
selama selama
Item No 2,9 3,4,5,8,19 dan 20
Siswa mengikuti pembelajaran teknik catatan harian dengan sungguh-sungguh. Siswa antusias dalam pembelajaran.
16,17, dan 18
Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat
6,7
Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan baik dan lancar
10,11,12,13, dan 14
1,15
b. Penilaian Hasil Belajar Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspositoris No.
Aspek
Skor maksimal
1.
Isi
30
2.
Organisasi
20
3.
Kosakata
20
4.
Penguasaan Bahasa
25
5.
Mekanik
5
Jumlah
100
223
2.
Instrumen Penilaian a.
Penilaian Proses Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Skor 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis dengan teknik catatan harian. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat. Siswa dapat menjelaskan kesalahan dan kekurangan dari catatan harian yang telah ditulis sebelumnya. Siswa bersegera mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris sesuai dengan ketentuan. Siswa menentukan judul untuk narasi ekspositoris karya masing-masing dengan tepat. Siswa menentukan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan baik dan relevan. Siswa mengembangkan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan lancar. Siswa menyusun kalimat yang tepat dan efektif dengan kata dan gaya bahasa yang tepat Siswa menulis narasi ekspositoris dengan memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Siswa antusias dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tuntas. Siswa menyelesaikan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tepat waktu. Siswa berani mengkomunikasikan hasil menulis narasi ekspositoris Siswa berani memberikan tanggapan terhadap karya siswa lain.
Keterangan: 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang Baik
224
3
2
1
b. Penilaian Hasil Belajar Rubrik Penilaian Narasi Ekspositoris No. 1.
2.
3.
4
5
Aspek Isi catatan yang disampaikan
Organisasi isi
Kosakata
Penguasaan bahasa
Mekanik Tulisan
Kriteria Gagasan berdasarkan fakta, logis, dan relevan, pengembangannya tuntas. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan secara jelas. Gagasan berdasarkan fakta, cukup logis dan relevan, pengembangannya cukup. Cerita memuat tema, alur, dan setting disampaikan cukup jelas. Fakta yang terkandung kurang kuat, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya terbatas. Ada unsur yang tidak terpenuhi. Gagasan meragukan, kurang logis dan kurang relevan, pengembangannya sedikit. Banyak unsur yang tidak terpenuhi. Penyampaian gagasan lancar, tertata, padu, dan saling berhubungan. Isi disusun secara kronologis. Terdiri dari pendahuluan, pengembangan, dan penutup dengan komposisi seimbang. Penyampaian gagasan cukup lancar dan tertata. Terdapat sedikit kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, tetapi masih tersusun secara kronologis. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan kurang tertata. Terdapat kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunan agak terbalik-balik. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang kurang seimbang. Penyampaian gagasan kurang lancar dan acak-acakan. Banyak kalimat yang kurang padu dan kurang berhubungan, serta susunannya kacau. Bagian-bagiannya memiliki komposisi yang tidak seimbang. Pemilihan kata dan ungkapan bermakna tepat, pembentukan kata tepat, kata yang digunakan variatif. Terdapat sedikit kata dan ungkapan bermakna tidak tepat, sedikit kesalahan pembentukan kata, serta cukup variatif Terdapat banyak kata dan ungkapan yang digunakan bermakna tidak tepat, kata yang digunakan terbatas, serta banyak kesalahan pembentukan kata. Belum menguasai pemilihan dan pembentukan kata maupun ungkapan dengan baik. Kata yang digunakan tidak variatif. Penyusunan kalimat tepat, susunan frasenya tepat, penggunaan bentuk kata tepat, Kalimatnya mudah dipahami dan komunikatif. Penyusunan paragraf sudah baik dan benar. Penyusunan kalimat cukup tepat, susunan frasenya cukup tepat, penggunaan bentuk kata tepat. Kalimatnya dapat dipahami dan cukup komunikatif. Penyusunan paragraf cukup baik dan benar. .Penyusunan kalimat kurang tepat, susunan frasenya kurang tepat, beberapa penggunaan bentuk kata kurang tepat. Kalimatnya kurang dapat dipahami, serta penyusunan paragraf juga kurang baik. Penyusunan kalimat tidak tepat . Kalimatnya sulit dipahami. Penyusunan paragraf sangat kurang baik Tulisan rapi, penulisan angka maupun kata dan penggunaan angka maupun kata tepat, serta penggunaan tanda baca tepat. Tulisan cukup rapi, terdapat sedikit (1-4) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan kurang rapi, memiliki kesalahan (5-9) kesalahan penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca. Tulisan sulit dibaca, memiliki diatas 10 dalam penulisan angka maupun kata serta penggunaan angka maupun kata, juga tanda baca
225
Skor 27-30 22-26
17-21 13-16 18-20
14-17
10-13
7-9
18-20 14-17 10-13
7-9 22-25
18-21
11-17
5-10 5 4 3
2
Penilaian proses pembelajaran dan hasil kemampuan siswa dalam kegiatan menulis narasi ekspositoris diperoleh dari hitungan sebagai berikut: Nilai Siswa =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
× 100
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Narasi Ekspsitoris Presentasi Ketuntasan 80
Klasifikasi
Skor
Sangat baik
5
60-80
Baik
4
40-60
Cukup
3
20-40
Kurang
2
Sangat Kurang
1
≤ 20
226
LAMPIRAN 6 LEMBAR OBSERVASI GURU
227
Lembar Observasi Aktivitas Guru Hari/ tanggal
:
Kelas/ semester
:
Jam pelajaran ke
:
Guru
:
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran 1
1, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan jelas dan lancar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami siswa. Guru menjelaskan materi secara tepat dan sistematis. Guru memancing siswa untuk bertanya. Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik. Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menjelaskan ketentuan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dengan jelas. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan atas hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
228
Skor 2 3
4
LAMPIRAN 7 LEMBAR OBSERVASI SISWA
229
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Hari/ tanggal
:
Kelas/ semester
:
Jam pelajaran ke
:
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Skor 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Siswa antusias dalam menerima pembelajaran. Siswa menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami. Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran menulis dengan teknik catatan harian. Siswa menyelesaikan tugas catatan harian dengan baik dan tepat. Siswa dapat menjelaskan kesalahan dan kekurangan dari catatan harian yang telah ditulis sebelumnya. Siswa bersegera mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris sesuai dengan ketentuan. Siswa menentukan judul untuk narasi ekspositoris karya masing-masing dengan tepat. Siswa menentukan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan baik dan relevan. Siswa mengembangkan ide atau gagasan narasi ekspositoris dengan lancar. Siswa menyusun kalimat yang tepat dan efektif dengan kata dan gaya bahasa yang tepat Siswa menulis narasi ekspositoris dengan memperhatikan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Siswa antusias dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mandiri dalam mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tuntas. Siswa menyelesaikan tugas menulis narasi ekspositoris dengan tepat waktu. Siswa berani mengkomunikasikan hasil menulis narasi ekspositoris Siswa berani memberikan tanggapan terhadap karya siswa lain.
230
3
2
1
LAMPIRAN 8 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
231
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 1 Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Inisial
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD Jumlah Persentase (%) Rata-rata
Aktivitas Siswa No 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 56 67
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 55 65
3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 64 76
4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 69 82
5 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 67 80
6 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 51 61
7 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 64 76
8 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 58 69
9 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 54 64
10 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 71
11 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 70
12 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 54 64
13 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 54 64
232
14 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 54 64
15 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 56 67
16 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 54 64
17 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 58 69
18 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 56 67
19 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 55 65
20 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 70
Jumlah
Nilai
Persentase Individu
62 59 60 59 62 56 52 42 50 52 48 47 50 58 47 54 60 59 61 61 58 1157 1375 68,87
77,5 73,75 75 73,75 77,5 70 65 52,5 62,5 65 60 58,75 62,5 72,5 58,75 67,5 75 73,75 76,25 76,25 72,5 1446
77% 74% 75% 74% 77% 70% 65% 52% 62% 65% 60% 59% 62% 72% 59% 67% 75% 74% 76% 76% 72% 1443%
68.86
69%
Keterangan: Nilai 81-100 Nilai 61-80 Nilai 41-60 Nilai 21-40
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Baik Playen, 9 Mei Observer
Devi Kurnia
233
LAMPIRAN 9 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
234
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 Pertemuan 2 Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Inisial
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD Jumlah Persentase (%) Rata-rata
Aktivitas Siswa No 1 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 70 83
2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 72 86
3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 66 79
4 3 3 3 4 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 66 79
5 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 72 86
6 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 76
7 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 58 69
8 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 59 70
9 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 73
10 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 73
11 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 71
12 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 71
13 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 68
235
14 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 57 68
15 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 73
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 75
17 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 71
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 75
19 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 70
20 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 73
Jumlah
Nilai
Persentase Individu
64 62 60 63 65 57 50 46 61 57 63 55 59 64 54 61 61 63 62 60 60 1247 1489 74,23
80 77,5 75 78,75 81,25 71,25 62,5 57,5 76,25 71,25 78,75 68,75 73,75 80 67,5 76,25 76,25 78,75 77,5 75 75 1559
80% 77% 75% 79% 81% 71% 62% 57% 76% 71% 79% 69% 74% 80% 67% 76% 76% 79% 77% 75% 75% 1556
74,24
74%
Keterangan: Nilai 81-100 Nilai 61-80 Nilai 41-60 Nilai 21-40
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Baik Playen, 11 Mei 2016 Observer
Devi Kurnia
236
LAMPIRAN 10 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
237
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 1 Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Inisial
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD Jumlah Persentase (%) Rata-rata
Aktivitas Siswa No 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 81 96
2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 77 92
3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 74 88
4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 69 82
5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 79 94
6 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 67 76
7 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 72 85
8 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 75 89
9 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 75 89
10 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 81 96
11 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 69 82
12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81 96
13 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 94
238
14 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 74 88
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 81 96
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 77 91
17 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 76 90
18 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 78 93
19 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 96
20 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 74 88
Jumlah
Nilai
Persentase Individu
77 70 75 76 76 71 68 65 75 67 77 70 71 77 67 76 73 75 75 75 72 1528 1801 90,95
96,25 87,5 93,75 95 95 88,75 85 81,25 93,75 83,75 96,25 87,5 88,75 96,25 83,75 95 91,25 93,75 93,75 93,75 90 1910
96% 87% 94% 95% 95% 89% 85% 81% 94% 84% 96% 87% 89% 96% 84% 95% 91% 94% 94% 94% 90% 1910%
90,95
90,95
Keterangan: Nilai 81-100 Nilai 61-80 Nilai 41-60 Nilai 21-40
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Baik
Playen, 13 Mei 2016 Observer
Devi Kurnia
239
LAMPIRAN 11 REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
240
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 Pertemuan 2 Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Inisial
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD Jumlah Persentase (%) Rata-rata
Aktivitas Siswa No 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80 95
2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80 95
3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 77 92
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 76 90
5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 98
6 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 69 82
7 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 70 87
8 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 77 92
9 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 80 95
10 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 76 90
11 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 76 90
12 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 77 92
13 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 73 87
241
14 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 76 90
15 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 77 92
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 81 96
17 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 98
18 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 79 94
19 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 74 88
20 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 74 88
Jumlah
Nilai
Persentase Individu
74 73 75 71 76 72 74 66 74 73 73 72 72 75 67 74 76 76 76 75 75 1539 1831 91,61
92,5 91,25 93,75 88,75 95 90 92,5 82,5 92,5 91,25 91,25 90 90 93,75 83,75 92,5 95 95 95 93,75 93,75 1924
92% 91% 94% 88% 95% 90% 92% 82% 92% 91% 91% 90% 90% 94% 84% 92% 95% 95% 95% 94% 94% 1921
92
91.48%
Keterangan: Nilai 81-100 Nilai 61-80 Nilai 41-60 Nilai 21-40
= Sangat Baik = Baik = Cukup = Kurang Baik Playen, 14 Mei 2016 Observer
Devi Kurnia
242
LAMPIRAN 12 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
243
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Pertama Hari/ tanggal
: Senin, 9 Mei 2016
Kelas/ semester
: 4/II
Jam pelajaran ke
: 7-8
Guru
: Supardi, S. Pd.
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Skor 2 3
1 1, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan jelas dan lancar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami siswa. Guru menjelaskan materi secara tepat dan sistematis. Guru memancing siswa untuk bertanya. Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik. Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menjelaskan ketentuan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dengan jelas. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan atas hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
244
4
LAMPIRAN 13 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU PADA SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
245
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Kedua Hari/ tanggal
: Rabu, 11 Mei 2016
Kelas/ semester
: 4/II
Jam pelajaran ke
: 5-7
Guru
: Supardi, S. Pd.
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Skor 2 3
1 1, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan jelas dan lancar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami siswa. Guru menjelaskan materi secara tepat dan sistematis. Guru memancing siswa untuk bertanya. Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik. Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menjelaskan ketentuan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dengan jelas. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan atas hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 246
4
LAMPIRAN 14 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
247
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Pertama Hari/ tanggal
: Jum’at, 13 Mei 2016
Kelas/ semester
: 4/II
Jam pelajaran ke
: 1-3
Guru
: Supardi, S. Pd.
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran 1
1, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan jelas dan lancar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami siswa. Guru menjelaskan materi secara tepat dan sistematis. Guru memancing siswa untuk bertanya. Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik. Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menjelaskan ketentuan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dengan jelas. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan atas hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
248
Skor 2 3
4
LAMPIRAN 15 HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
249
Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Kedua Hari/ tanggal
: Sabtu, 14 Mei 2016
Kelas/ semester
: 4/II
Jam pelajaran ke
: 1-3
Guru
: Supardi, S. Pd.
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Keterangan 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang. No.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran 1
1, 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan jelas dan lancar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami siswa. Guru menjelaskan materi secara tepat dan sistematis. Guru memancing siswa untuk bertanya. Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik. Guru mengevaluasi hasil menulis catatan harian siswa. Guru menjelaskan ketentuan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa dengan jelas. Guru membimbing siswa mengerjakan tugas menulis narasi ekspositoris. Guru membimbing siswa untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil pekerjaannya. Guru memberikan tanggapan atas hasil menulis narasi ekspositoris yang telah dipresentasikan. Guru mengevaluasi hasil menulis narasi ekspositoris Guru menyimpulkan pembelajaran bersama siswa Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
250
Skor 2 3
4
LAMPIRAN 16 NILAI HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS PRATINDAKAN
251
Hasil Tes Menulis Narasi Ekspositoris Pratindakan Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Inisial AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD
Aspek 2 3 15 14 14 14 13 14 14 14 13 13 14 14 13 13 13 12 13 15 13 14 13 13 13 12 13 12 14 15 13 13 13 13 14 14 14 14 14 13 14 15 13 14 JUMLAH RATA-RATA
1 18 21 19 18 20 18 17 16 18 17 16 16 16 21 16 17 18 17 18 22 20
252
4 18 16 18 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 17 15 15 15 15 16 18 16
5 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
Jumlah
Nilai
68 67 67 65 60 68 60 58 64 63 59 58 59 70 59 61 64 63 64 72 65 1334 63,52
68 67 67 65 60 68 60 58 64 63 59 58 59 70 59 61 64 63 64 72 65 1334 63,52
Persentase (%) 68% 67% 67% 65% 60% 68% 60% 58% 64% 63% 59% 58% 59% 70% 59% 61% 64% 63% 64% 72% 65% 1334% 63,52%
LAMPIRAN 17 NILAI HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA
253
Hasil Tes Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Pertama Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No.
Inisial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD
Aspek 1 2 3 21 16 17 19 16 15 21 16 16 21 16 17 22 16 17 18 15 17 16 13 13 16 14 12 17 14 14 17 15 17 18 15 16 17 14 13 18 15 15 21 16 17 18 15 15 17 15 15 18 16 15 22 16 16 22 16 17 17 15 15 18 15 16 JUMLAH RATA-RATA
254
4 19 18 18 19 19 17 15 14 14 16 15 14 17 18 15 14 19 18 18 17 16
5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2
Jumlah
Nilai
76 71 74 76 77 70 59 58 61 67 66 60 68 75 66 63 71 75 76 67 66 1442 68,66
76 71 74 76 77 70 59 58 61 67 66 60 68 75 66 63 71 75 76 67 66 1442 68,66
Persentase (%) 76% 71% 74% 76% 77% 70% 59% 58% 61% 67% 66% 60% 68% 75% 66% 63% 71% 75% 76% 67% 66% 1442% 68,66%
LAMPIRAN 18 NILAI HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SIKLUS I PERTEMUAN KEDUA
255
Hasil Tes Menulis Narasi Ekspositoris Siklus I Pertemuan Kedua Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Playen Gunungkidul No.
Inisial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD
Aspek 1 2 3 22 18 18 19 18 18 20 18 18 21 18 18 23 18 18 18 18 18 16 14 14 17 15 14 18 17 18 17 15 15 20 18 17 17 16 17 17 17 16 20 18 17 17 17 15 17 17 17 20 18 17 21 18 18 22 18 17 20 18 17 19 18 18 JUMLAH RATA-RATA
256
4 18 18 18 19 21 18 16 15 17 17 17 16 16 18 17 16 19 19 20 20 17
5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 13 3 4 4 4 3
Jumlah
Nilai
80 77 78 80 84 75 63 64 73 67 75 69 69 78 69 70 77 80 81 79 75 1563 74,43
80 77 78 80 84 75 63 64 73 67 75 69 69 78 69 70 77 80 81 79 75 1563 74,43
Persentase (%) 80% 77% 78% 80% 84% 75% 63% 64% 73% 67% 75% 69% 69% 78% 69% 70% 77% 80% 81% 79% 75% 1563% 74,43%
LAMPIRAN 19 NILAI HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SIKLUS II PERTEMUAN PERTAMA
257
Hasil Tes Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Pertama Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono 3 Playen Gunungkidul No.
Inisial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD
Aspek 1 2 3 27 18 18 22 18 17 27 19 18 22 18 17 26 18 18 22 18 17 17 16 17 19 17 17 19 18 18 22 18 18 18 18 17 22 17 17 18 18 17 22 18 18 18 18 17 18 18 17 25 18 18 25 18 18 27 19 18 27 19 18 20 18 18 JUMLAH RATA-RATA
258
4 22 20 22 20 22 20 19 20 20 20 21 20 19 18 20 19 18 20 22 22 20
5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3
Jumlah
Nilai
90 81 89 81 88 80 72 76 78 81 77 79 75 79 76 75 83 85 90 91 79 1705 81,19
90 81 89 81 88 80 72 76 78 81 77 79 75 79 76 75 83 85 90 91 79 1705 81,19
Persentase (%) 90% 81% 89% 81% 88% 80% 72% 76% 78% 81% 77% 79% 75% 79% 76% 75% 83% 85% 90% 91% 79% 1705% 81,19%
LAMPIRAN 20 NILAI HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SIKLUS II PERTEMUAN KEDUA
259
Hasil Tes Menulis Narasi Ekspositoris Siklus II Pertemuan Kedua Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono 3 Playen Gunungkidul No.
Inisial
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
AA AAD CAN CLB CNS DAW DNJ JBS MMP NGA NDS NSW RJP RTP RSD RJ SMU SNR TNR VBT VD
Aspek 1 2 3 26 18 18 22 18 18 27 19 18 19 18 18 25 10 18 22 18 18 18 17 17 18 18 18 20 18 18 20 17 18 18 18 18 22 18 18 18 18 18 22 18 18 18 18 18 18 18 18 25 18 18 26 18 19 26 18 19 20 18 18 20 18 18 JUMLAH RATA-RATA
260
4 22 20 22 19 22 20 19 20 20 19 21 20 19 19 20 19 19 20 22 19 22
5 4 4 3 4 5 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 5 3 4
Jumlah
Nilai
88 82 89 78 88 81 74 77 79 77 78 82 76 80 78 76 84 87 90 78 88 1710 81,43
88 82 89 78 88 81 74 77 79 77 78 82 76 80 78 76 84 87 90 78 88 1710 81,43
Persentase (%) 88% 82% 89% 78% 88% 81% 74% 77% 79% 77% 78% 82% 76% 80% 78% 76% 84% 87% 90% 78% 88% 1710% 81,43%
LAMPIRAN 21 REKAPITULASI NILAI MENULIS NARASI EKSPOSITORIS
261
REKAPITULASI NILAI SISWA KELAS IV SD NEGERI SIYONO III PLAYEN GUNUNGKIDUL No.
Inisial
1. AA 2. AAD 3. CAN 4. CLB 5. CNS 6. DAW 7. DNJ 8. JBS 9. MMP 10. NGA 11. NDS 12. NSW 13. RJP 14. RTP 15. RSD 16. RJ 17. SMU 18. SNR 19. TNR 20. VBT 21. VD Nilai Tertinggi Nilai Terendah Siswa Yang Sudah Tuntas Siswa Yang Belum Tuntas Jumlah Rata-rata Prosentase Sudah Tuntas Prosentase Belum Tuntas
Pratindakan
68 67 67 65 60 68 60 58 64 63 59 58 59 70 59 61 64 63 64 72 65 72 58 0 21 1334 63,52 0 100%
Siklus 1 Pert. 1 Pert. 2 76 80 71 77 74 78 76 80 77 84 70 75 59 63 58 64 61 73 67 67 66 75 60 69 68 69 75 78 66 69 63 70 71 77 75 80 76 81 67 79 66 75 76 84 58 63 6 13 15 8 1442 1563 68,66 74,43 28,57 61.9 71,43 38,1
Hasil Tes Menulis Rata-rata Siklus 2 Pert. 1 Pert. 2 78 90 88 74 81 82 76 89 89 78 81 78 80,5 88 88 72,5 80 81 61 72 74 61 76 77 67 78 79 67 81 77 70,5 77 78 64,5 79 82 68,5 75 76 76,5 79 80 67,5 76 78 66,5 75 76 74 83 84 77,5 85 87 78,5 90 90 73 91 78 70,5 79 88 80,5 91 90 61 72 74 7 20 20 14 1 1 1502,5 1705 1710 71,55 81,19 81,43 33,3 95,24 95,24 66,6 4,76 4,76
262
Rata-rata 89 81,5 89 79,5 88 80,5 73 76,5 78,5 79 77,5 80,5 75,5 79,5 77 75,5 83,5 86 90 84,5 83,5 90 73 20 1 1707,5 81,30 95,24 4,76
Peningkatan Naik Tidak
Ketuntasan Ya Tidak
LAMPIRAN 22 NILAI HASIL MENULIS CATATAN HARIAN SISWA
263
Nilai Hasil Menulis Catatan Harian Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Minggu Pertama No.
Inisial
1. AA 2. AAD 3. CAN 4. CLB 5. CNS 6. DAW 7. DNJ 8. JBS 9. MMP 10. NGA 11. NDS 12. NSW 13. RJP 14. RTP 15. RSD 16. RJ 17. SMU 18. SNR 19. TNR 20. VBT 21. VD Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai sedang Nilai terendah
3 Mei 2016 68 66 67 64 73 66 60 55 60 63 59 58 60 66 59 59 66 63 67 67 65 1331 63,4 73 64 55
4 Mei 2016 75 72 75 72 75 73 61 59 62 65 60 62 62 73 64 59 72 69 75 76 72 1433 68,2 76 65 59
Tanggal 5 Mei 6 Mei 2016 2016 78 84 72 73 77 78 74 75 78 80 74 74 61 63 60 60 63 67 69 71 62 63 64 64 64 65 75 76 65 67 61 63 75 72 71 73 77 77 77 78 73 74 1470 1497 70 71,3 78 84 69 72 61 60
264
7 Mei 2016 86 76 78 75 84 76 65 62 68 67 66 65 68 74 70 65 75 74 78 79 75 1526 72,6 86 74 62
8 Mei 2016 86 77 79 76 80 76 66 64 70 73 68 69 70 76 72 66 76 75 79 78 75 1551 73,8 86 75 64
Total
Rata-rata
477 436 454 436 470 439 376 360 390 408 378 382 389 440 397 373 436 425 453 455 434 8808 419,4 477 425 360
79,5 72,6 75,6 72,6 78,3 73,1 62,6 60 65 68 63 63,6 64,8 73,3 66,1 62,1 72,6 70,8 75,5 75,8 72,3 1391,4 66.26 79,5 70,8 60
Nilai Hasil Menulis Catatan Harian Siswa Kelas IV SD Negeri Siyono III Minggu Kedua No.
Inisial
1. AA 2. AAD 3. CAN 4. CLB 5. CNS 6. DAW 7. DNJ 8. JBS 9. MMP 10. NGA 11. NDS 12. NSW 13. RJP 14. RTP 15. RSD 16. RJ 17. SMU 18. SNR 19. TNR 20. VBT 21. VD Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai sedang Nilai terendah
9 Mei 2016 86 78 79 76 80 75 66 64 72 74 68 69 70 76 72 69 75 76 83 79 76 1563 74,4 86 75 64
10 Mei 2016 86 79 82 76 84 76 69 68 76 76 74 75 74 77 74 73 77 76 85 79 80 1616 76,9 86 77 68
Tanggal 11 Mei 12 Mei 2016 2016 87 86 80 80 86 84 77 76 88 88 79 80 75 77 74 77 74 78 77 75 76 78 74 76 76 76 75 79 75 77 76 77 76 80 78 77 87 87 85 88 82 83 1657 1679 78,9 79,9 88 88 80 83 74 75
265
13 Mei 2016 88 79 86 77 90 81 79 78 80 79 77 77 78 81 78 79 82 81 86 86 83 1705 81,2 90 83 77
14 Mei 2016 89 81 88 78 90 80 82 79 81 82 78 79 79 83 77 79 84 83 88 87 84 1731 82,4 90 84 77
Total
Rata-rata
522 477 505 460 520 471 448 460 461 463 451 450 453 471 453 453 474 471 516 504 488 9971 474,8 522 488 448
87 79,5 84,1 76,6 86,6 78,5 74,6 73,3 76,8 77,1 75,1 75 75,5 78,5 75,5 75,5 79 78,5 86 84 81,3 1658 78,9 87 79,5 73,3
LAMPIRAN 23 HASIL MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA
266
267
268
269
270
LAMPIRAN 24 FOTO-FOTO PENELITIAN
271
Siswa sedang menghias buku catatan harian pada Pratindakan
Siswa sedang mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris pada Pratindakan
Siswa sedang mengerjakan tes menulis Siswa sedang mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris pada Siklus I narasi ekspositoris pada Siklus II
272
LAMPIRAN 25 CATATAN LAPANGAN
273
CATATAN LAPANGAN Siklus I Pertemuan Pertama Hari/ Tanggal
: Senin, 9 Mei 2016
Waktu
: 10.15-12.00
Pertama-tama, guru meminta siswa untuk menyimpan buku catatan, buku lain, dan juga peralatan yang digunakan saat pembelajaran sebelumnya. Selain itu, guru membimbing siswa untuk menyiapkan buku catatan dan buku paket Bahasa Indonesia. Guru menunggu hingga para siswa sadar dan berhenti ramai sendiri. Kemudian guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menjawab ‘siap’ dengan antusias, sedangkan beberapa siswa tidak menjawab dengan antusias. Setelah perhatian para siswa kembali terpusat pada pembelajaran, guru melakukan apersepsi. Apersepsi berupa tanya jawab tentang cerita yang digemari para siswa. Hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru. Beberapa siswa tersebut menyebutkan beberapa cerita seperti Legenda Batu Menangis, Si Kancil, dan Malin Kundang. Guru memberikan penguatan bahwa cerita-cerita tersebut termasuk ke dalam narasi yang akan berkaitan dengan tujuan pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia pada hari itu.
274
Terlebih dahulu guru membagikan contoh teks narasi. Teks narasi tersebut bercerita tentang pengalaman seorang anak naik pesawat bersama keluarganya untuk mengunjungi nenek yang tinggal di Medan. Banyak siswa yang telah mendapatkan teks kemudian bersegera membaca teks tersebut, sebelum guru memintanya. Guru mengajak para siswa untuk membaca dan mengamati teks tersebut. Berikutnya guru membangun pengetahuan siswa tentang materi narasi, unsurunsur narasi, dan struktur narasi melalui proses inkuiri. Guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dengan membimbing siswa dalam berlatih mengajukan pertanyaan. Sebagian siswa sudah memperhatikan dengan baik, hanya saja beberapa siswa masih kurang fokus. Siswa tersebut cenderung asyik sendiri dan mengabaikan pembelajaran. Selanjutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang mulai ditulis seminggu yang lalu. Garis besar evaluasinya yaitu beberapa siswa masih perlu banyak berlatih dan belajar menulis lagi, sedangkan yang sudah cukup baik harapannya dapat meningkatkan hasil menulis catatannya kembali. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Pembelajaran masih tersisa 60 menit lagi, guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan
275
hariannya. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis. Guru menyampaikan siswa akan menulis narasi secara terpimpin dengan bimbingan dari guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih dari catatan harian yang telah ditulis. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 30 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Pada saat menentukan tema dan gagasan siswa masih lancar mengikuti jalannya kegiatan, siswa mulai kurang fokus pada saat menulis narasi. Beberapa siswa bermalasmalasan saat menulis narasi. Ada juga siswa yang malah menggangu siswa lain yang sedang mengerjakan, terutama siswa yang laki-laki. Pada kesempatan kali ini, para siswa masih kurang lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, narasi dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk 276
mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis narasi ekspositorisnya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa. Guru juga menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa pada hari ini. Kemudian siswa diperbolehkan berkemas-kemas sebelum berdoa dan pulang ke rumah masing-masing. Siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Siswa menjawab salam penutup dari guru. Siswa pulang menuju ke rumah masing-masing. Siklus I Pertemuan Kedua Hari/ Tanggal
: Rabu, 11 Mei 2016
Waktu
: 09.40-11.25
Sebelum pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini merupakan jam istirahat. Suasana kelas masih ribut, para siswa belum siap dan belum fokus terhadap pembelajaran. Guru memberikan sedikit waktu kepada para siswa untuk menyiapkan buku catatan dan buku yang akan digunakan. Kemudian, guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menjawab ‘siap’ dengan antusias, sedangkan beberapa siswa tidak menjawab dengan antusias.
277
Guru melakukan apersepsi terlebih dahulu. Apersepsi pada pertemuan ini merupakan apersepsi yang mengarah pada materi menulis karangan. Guru melakukan apersepsi dengan memancing pengetahuan awal siswa melalui beberapa pertanyaan berikut: “Kemarin ketika anak-anak menulis narasi, apa yang seharusnya anak-anak lakukan pertama kali?”, “Apakah anak-anak menentukan gagasan pokok terlebih dahulu, ataukah langsung menulis saja, ataukah malah kebingungan?” Ada siswa yang menjawab bahwa ia menentukan judul terlebih dahulu. Ada siswa yang menjawab bahwa ia memikirkan apa yang akan ia tulis dahulu. Ada siswa yang menjawab bahwa ia langsung menulis saja. Ada siswa yang mengaku kebingungan. Guru untuk sementara menampung jawaban-jawaban tersebut. Lalu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu, yaitu siswa dapat menulis karangan narasi berdasarkan topik sederhana setelah memahami materi menulis karangan. Berikutnya guru membangun pengetahuan siswa tentang materi menulis karangan melalui proses inkuiri. Guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dengan membimbing siswa dalam berlatih mengajukan pertanyaan. Sebagian siswa sudah memperhatikan dengan baik, hanya saja beberapa siswa masih kurang fokus. Siswa tersebut cenderung asyik sendiri dan mengabaikan pembelajaran. Setelah siswa membangun pengetahuan tentang materi menulis karangan, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
278
Ada seorang siswa yang mengajukan pertanyaan tentang perbedaan judul dengan tema. Sebelum menjawab, guru memberi kesempatan apabila ada siswa lainnya yang bisa menjawab ataupun ingin mengajukan pertanyaan lagi. Tidak ada siswa yang kunjung menjawab ataupun kembali mengajukan pertanyaan, maka guru sendiri yang mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tema merupakan gagasan pokok atau ide pikiran suatu karangan, sedangkan judul merupakan penjabaran dari tema sehingga judul lebih khusus daripada tema. Sebelum melaksanakan tes menulis narasi, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang pada pagi hari telah dikumpulkan kepada guru. Guru menyampaikan
bahwa
hasil
menulis
catatan
harian
siswa
mengalami
perkembangan dibandingkan pada pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan kembali hasil menulis catatan hariannya. Pembelajaran masih tersisa 70 menit lagi, guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis. Guru menyampaikan siswa akan menulis narasi secara terpimpin dengan bimbingan dari guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih dari catatan harian yang telah ditulis. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali
279
berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Pada pertemuan ini, siswa sudah terlihat lebih lancar dalam mengikuti jalannya proses kegiatan menulis. Siswa sudah lebih lancar menentukan tema dan gagasan serta judul. Siswa juga sudah lebih lancar dalam mengembangkan gagasan narasinya. Walaupun begitu, masih ada juga siswa yang tidak fokus dan bermalas-malasan saat menulis narasi. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, tulisan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis narasi ekspositorisnya. Kegiatan inti pembelajaran telah usai, guru menyimpulkan materi tentang menulis karangan bersama siswa. Guru juga menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa pada hari ini. Sebelum melanjutkan pembelajaran, guru melakukan refleksi pembelajaran menulis dengan bertanya
280
tentang kesan yang siswa alami saat melaksanakan pembelajaran menulis berlangsung. Para siswa mengaku senang karena mereka menjadi terbiasa untuk menulis. Siklus II Pertemuan Pertama Hari/ Tanggal
: Jum’at 13 Mei 2016
Waktu
: 07.00-08.45
Guru mengawali pertemuan dengan memberi salam kepada siswa, kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menjawab ‘siap’ dengan antusias. Setelah berdoa bersama-sama, guru melakukan apersepsi. Apersepsi berupa tanya jawab tentang materi-materi yang telah dipelajari pada pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu narasi, unsur narasi, dan struktur narasi. Sebagian besar siswa aktif melakukan tanya jawab dengan guru. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Berikutnya guru kembali membangun pengetahuan siswa tentang materi menulis karangan yang telah dipelajari pada siklus I secara cepat melalui proses inkuiri. Guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dengan membimbing siswa dalam berlatih mengajukan pertanyaan. Sebagian siswa sudah memperhatikan
281
dengan baik. Siswa sudah menyimak materi dengan fokus. Siswa juga memperhatikan perintah dari guru. Berikutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang telah dikerjakan siswa pada hari sebelumnya yang dikumpulkan pada guru. Garis besar evaluasinya, yaitu siswa sudah mengerjakan tugas menulis catatan hariannya dengan baik. Siswa sudah tidak banyak melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah logis, tuntas dan tertata. Walaupun begitu pengembangan gagasan perlu ditingkatkan. Guru memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis. Guru menyampaikan siswa akan menulis narasi secara terpimpin dengan bimbingan dari guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih dari catatan harian yang telah ditulis. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Selama siswa menulis narasi, guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya secara padat dan tuntas. Siswa menjadi lebih
282
antusias dalam mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa terlihat lebih lancar dalam menuliskan gagasan-gagasan untuk karangan narasi ekspositorisnya. Siswa sudah lancar dalam menentukan tema, judul, gagasan, dan menyusun kalimat yang baik dan benar. Setelah waktu menulis narasi telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, karangan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan penulisannya tersebut. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis narasinya karena waktunya terbatas. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk mengomentari hasil menulis siswa tersebut Guru juga memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis karangannya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa. Guru juga menyampaikan evaluasi sekilas atas hasil pekerjaan menulis narasi siswa pada hari ini. Siswa kembali bersiap-siap untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. Siklus II Pertemuan Kedua Hari/ Tanggal
: Sabtu, 14 Mei 2016
Waktu
: 07.00-08.45
283
Guru mengawali pertemuan dengan memberi salam kepada siswa kemudian mengajak siswa untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah siap untuk memulai pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menjawab ‘siap’ dengan antusias. Setelah berdoa bersama-sama, guru melakukan apersepsi. Apersepsi berupa tanya jawab tentang salah satu materi yang telah dipelajari pada pelaksanaan tindakan siklus pertama, yaitu langkah menulis karangan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran menulis narasi ekspositoris. Berikutnya guru kembali membangun pengetahuan siswa tentang materi menulis karangan yang telah dipelajari pada siklus I secara cepat melalui proses inkuiri. Guru tidak menyampaikan materi, namun guru membimbing siswa dengan memancing pengetahuannya melalui tanya jawab. Guru membimbing siswa dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Guru juga membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan dengan membimbing siswa dalam berlatih mengajukan pertanyaan. Sebagian siswa sudah memperhatikan dengan baik. Siswa sudah menyimak materi dengan fokus. Siswa juga memperhatikan perintah dari guru. Berikutnya, guru menyampaikan evaluasi hasil menulis catatan harian yang telah dikerjakan siswa pada hari sebelumnya yang dikumpulkan pada guru. Garis besar evaluasinya yaitu siswa sudah mengerjakan tugas menulis catatan hariannya dengan baik. Siswa sudah tidak banyak melakukan kesalahan dalam menyusun kalimat, penggunaan kata dan tanda baca. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian siswa sudah logis dan tertata. Pengembangan gagasan tulisan catatan harian
284
siswa sudah lebih padat daripada pertemuan sebelumnya. Guru memotivasi siswa untuk tetap meningkatkan hasil menulis catatan hariannya kembali. Guru melanjutkan kegiatan dengan mengajak siswa menulis narasi berdasarkan cerita yang mengesankan pada catatan hariannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih gagasan narasi berdasarkan salah satu cerita yang siswa tulis dalam catatan harian. Sebelum itu, guru membagikan lembar evaluasi tes menulis yang akan digunakan siswa mengerjakan tes menulis narasi tersebut. Tes menulis narasi tersebut dilakukan secara terpimpin dengan bimbingan guru. Siswa diminta untuk menentukan tema dan gagasan yang dipilih berdasarkan tulisan pada catatan hariannya. Guru berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan tema dan gagasan yang akan disampaikan. Kemudian, siswa diminta menentukan judul terlebih dahulu. Guru kembali berkeliling memberikan bimbingan dan memastikan hingga seluruh siswa telah menentukan judul. Selanjutnya, siswa diberikan waktu 40 menit untuk menulis narasi dengan mengembangkan gagasan yang telah ditentukan tersebut. Selama siswa menulis narasi, guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan gagasannya secara padat dan tuntas. Siswa lebih antusias dalam mengerjakan tes menulis narasi ekspositoris. Siswa terlihat lebih lancar dalam menuliskan gagasan-gagasan untuk karangan narasi ekspositorisnya. Setelah waktu menulis karangan telah habis, siswa diminta untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan teman sebangku untuk dikoreksi. Koreksi hasil menulis dilaksanakan secara serempak dengan bimbingan guru. Seusai dikoreksi, karangan dikembalikan kepada pemiliknya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki
285
kesalahan penulisannya tersebut. Kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulisnya dengan membacakannya di depan kelas. Pada kesempatan ini, hanya satu orang siswa saja yang berkesempatan untuk mengkomunikasikan hasil menulis karangan narasinya, karena waktunya terbatas. Guru memberikan kesempatan siswa lain untuk mengomentari hasil menulis siswa tersebut. Guru juga memberikan apresiasi dan masukan terhadap siswa yang telah bersedia mengkomunikasikan hasil menulisnya. Selanjutnya, seluruh siswa diminta untuk mengumpulkan hasil menulis karangannya. Kegiatan pembelajaran inti telah selesai, tiba waktunya guru menyimpulkan materi pembelajaran bersama siswa. Siswa kembali bersiap-siap untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.
286
LAMPIRAN 26 SURAT-SURAT PENELITIAN
287
288
289
290
291
292
293
1