PENANAMAN SIKAP TOLERANSI DI KELAS V SD NEGERI SIYONO III KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Sri Soryani NIM 11108241059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JULI 2015
Penananaman SikapToleransi .... (Sri Soryani) 1
PENANAMAN SIKAP TOLERANSI DI KELAS V SD NEGERI SIYONO III KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL CULTIVATING OF TOLERANCE PLAYEN GUNUNGKIDUL
ON 5TH GRADE SD NEGERI SIYONO III DISTRICT OF
Oleh: Sri Soryani, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penanaman sikap toleransi di kelas V SD N Siyono III Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penentuan subjek penelitian dilakukan secara purposive. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan siswa kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan model Miles and Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengujian keabsahan data dengan trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan cross check.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam menanamkan sikap toleransi yaitu melalui kebijakan sekolah, melalui kegiatan rutin, keteladanan, pengkondisian, kegiatan spontan, membantu siswa melihat persamaan, melatih siswa melihat perbedaan sejak dini, dan mengintegrasikan dalam mata pelajaran, (2) dalam implementasi penanaman sikap toleransi ditemui kendala yaitu guru masih kesulitan dalam menanamkan sikap toleransi kepada siswa yang nakal. Kata kunci: sikap toleransi, sekolah dasar Abstract
This research aimed to describe the cultivating of tolerance in 5th grade SD N Siyono III District of Playen Gunungkidul. This type of research is qualitative descriptive. Determination of research subjects done purposively. Subjects were headmaster, teaches, and students in grade 5. Data collection techniques used interviews, observation, and documentation. Data were analyzed by using Miles and Huberman’s model of data reduction, data presentation, and conclusion. Technique testing the validity of data with source triangulation, triangulation techniques, and cross check. The results showed that: (1) the efforts made by headmaster and teacher in cultivating of tolerance through the school policy, through regular activities, modeling, conditioning, spontaneous activities, help students see the similarities, train students to see the difference after glow, and integrate in subjects, (2) the cultivating of tolerance encountered obstacles that teacher still have difficulties in cultivating tolerance to students who misbehave. Key words: tolerance, elementary school
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015
dan
PENDAHULUAN Pendidikan membantu
merupakan
peserta
kemampuan
upaya
didik
yang
untuk
mengembangkan
dimilikinya.
Selain
itu,
mengembangkan
jiwa
(mind),
watak
(character), kemampuan fisik (physical ability), atau
keterampilan-keterampilan
lain
yang
dibutuhkan dalam dirinya, masyarakat, bangsa,
pendidikan merupakan upaya untuk membekali
dan
peserta didik agar memiliki kemampuan yang
hendaknya tidak hanya mengedepankan aspek
dapat bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan
intelektual
bermasyarakat,
mengembangkan aspek sikap dan keterampilan.
berbangsa
dan
bernegara.
negara.
Oleh
karena
saja,
tetapi
juga
tersebut
harus
Pengembangan
suatu negara. Semakin baik pendidikan di suatu
menjadi bekal bagi peserta didik dalam hidup
negara, maka akan semakin maju pula negara
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penyelenggaraan
aspek
pendidikan
Pendidikan berbanding lurus dengan kemajuan
tersebut. Hal ini dikarenakan proses pendidikan
ketiga
itu,
pendidikan
menengah
manusia
Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2010
berkualitas,
sehingga
dapat
tentang
membangun negaranya menjadi lebih baik. George F. Keller (dalam Dwi Siswoyo, dkk,
Pengelolaan
tercantum
dan
yang baik akan dapat menghasilkan sumber daya yang
sebagaimana
dasar
akan
dan
dalam
Penyelenggaraan
pendidikan bertujuan membangun landasan bagi
2011: 53) menyatakan bahwa pendidikan dapat
berkembangnya
dipandang dalam arti luas dan dalam arti teknis,
menjadi manusia yang: 1) beriman dan bertaqwa
atau dalam arti hasil dan dalam arti proses. Dalam
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
pengertian secara luas pendidikan menunjuk pada
dan berkepribadian luhur, 2) berilmu, cakap,
suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai
kritis, kreatif, dan inovatif, 3) sehat, mandiri, dan
pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan
percaya diri, dan 4) toleran, peka sosial,
atau
demokratis, dan bertanggungjawab.
perkembangan
jiwa
(mind),
watak
potensi
peserta
didik
agar
(character), atau kemampuan fisik (physical
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
ability) individu. Pendidikan dalam artian ini
bahwa tujuan pendidikan Indonesia tidak hanya
berlangsung terus (seumur hidup). Sementara itu,
mengedepankan aspek kognitif saja, namun juga
dalam arti teknis pendidikan adalah proses
menyentuh aspek sikap dan psikomotor. Dilihat
dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga
dari aspek kognitf, tujuan pendidikan Indonesia
pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau
ialah untuk mendidik peserta didik agar memiliki
lembaga-lembaga
sengaja
pengetahuan yang luas dan cerdas. Selanjutnya,
mentransformasikan warisan budayanya, yaitu
dilihat dari aspek psikomotor atau keterampilan,
pengetahuan,
pendidikan Indonesia bertujuan untuk mendidik
lain),
nilai-nilai
dengan
dan
keterampilan-
peserta didik agar memiliki keterampilan yang
keterampilan, dari generasi ke generasi. dapat
bermanfaat bagi dirinya di masyarakat. Adapun
disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu
jika dilihat dari aspek sikap, tujuan pendidikan
usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan
Indonesia ialah untuk membentuk peserta didik
Berdasarkan
pengertian
di
atas
Penananaman SikapToleransi .... (Sri Soryani) 3
menjadi warga negara yang memiliki sikap sesuai
sedangkan budaya yang tidak sesuai dengan
dengan nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh
budaya Indonesia harus ditinggalkan. Sebagai
bangsa Indonesia.
contoh, budaya baik yang bisa ditiru oleh
Kementerian Agama Republik Indonesia
masyarakat Indonesia ialah budaya disiplin yang
(Mulyasa, 2013: 4) menyatakan bahwa karakter
dimiliki oleh negara Jepang. Sedangkan budaya
merupakan totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat
yang harus dihindari ialah budaya-budaya barat
dan dapat diidentifikasi pada perilaku individu
yang individualis dan bebas. Hal ini bertentangan
yang bersifat unik. Jadi, istilah karakter berkaitan
dengan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.
erat
dengan
kepribadian.
Seseorang
dapat
Kemendiknas (2010: 9-10) merumuskan 18
dikatakan berkarakter apabila orang tersebut
nilai karakter
berperilaku sesuai dengan nilai dan kaidah moral
tersebut yaitu nilai religius, jujur, toleransi,
yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya, Lickona
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
(2013:
tiga
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
komponen karakter yang baik, yaitu pengetahuan
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
tentang moral, perasaan tentang moral, dan
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
tindakan moral. Pengetahuan tentang moral
peduli sosial, dan tanggungjawab.
75)
menekankan
pentingnya
meliputi kesadaran moral, mengetahui nilai-nilai
Salah
bangsa Indonesia.
satu
nilai
karakter
Nilai-nilai
yang
perlu
moral, pengambilan perspektif, penalaran moral,
ditanamkan di Indonesia ialah sikap toleransi.
pengambilan keputusan, dan pengetahuan diri.
H.A.R Tilaar (2000: 180) mengemukakan bahwa
Kemudian perasaan tentang moral ini meliputi
wajah Indonesia yang Bhineka menuntut sikap
hati nurani, penghargaan diri, empati, menyukai
toleran
kebaikan, kontrol diri, dan kerendahan hati.
masyarakat. Sikap toleransi tersebut harus dapat
Terakhir mengenai tindakan moral ini meliputi
diwujudkan oleh semua anggota dan lapisan
kompetensi, kemauan, dan kebiasaan.
masyarakat agar terbentuk suatu masyarakat yang
Pendidikan
tentang
karakter
yang
tinggi
dari
setiap
anggota
akan
kompak tetapi beragam sehingga kaya akan ide-
memberikan bekal kepada peserta didik dalam
ide baru. Sikap toleransi ini perlu dikembangkan
menghadapi tantangan globalisasi yang kini
dalam pendidikan.
dirasakan oleh bangsa Indonesia. Dewasa ini,
Meskipun upaya menanamkan sikap toleransi
banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia.
telah dilakukan melalui pendidikan di Indonesia,
Budaya yang masuk tersebut belum tentu sesuai
namun dalam kenyataannya belum semua sekolah
dengan budaya yang ada di Indonesia. Oleh sebab
memperhatikan penanaman sikap toleransi. Hal
itu, pengetahuan dan kesadaran tentang nilai-nilai
itu terbukti dengan masih adanya sikap-sikap
karakter bangsa dapat digunakan sebagai alat
intoleran yang terjadi di Indonesia. Salah satu
penyaring budaya-budaya asing yang masuk ke
contoh kasus tentang intoleran terjadi di SD N
Indonesia.
Entrop, Jayapura, Papua. Di sekolah tersebut,
dijadikan
Budaya asing yang baik dapat sebagai
contoh
dan
bisa
ditiru,
seorang siswi dipulangkan pihak sekolah karena
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015
mengenakan jilbab saat mengikuti proses belajar
baik tanpa harus melakukan kekerasan terhadap
di
siswa tersebut.
sekolah.
Siswi
tersebut
diancam
akan
dikeluarkan dari sekolah jika tidak melepas kerudungnya (Arrahmah.com, 22 Agustus 2014).
Keadaan yang terjadi di atas bertolak belakang dengan keadaan di SD N Siyono III,
Sikap intoleran yang dilakukan oleh pihak
Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
SD N Enterop tersebut menunjukkan bahwa di
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti
Indonesia masih terjadi diskriminasi terhadap
pada pra penelitian, ditemukan fakta bahwa sikap
kaum minoritas. Sikap tersebut hendaknya segera
toleransi sudah tertanam pada diri siswa. Sikap
diberantas demi terciptanya kerukunan beragama
toleransi tersebut ditanamkan oleh guru melalui
di Indonesia. Apabila hal tersebut tidak segera
berbagai kegiatan, seperti pelaksanaan buka
diatasi maka persatuan dan kesatuan di Indonesia
bersama, perayaan syawalan keluarga sekolah,
tidak akan terwujud.
dan perayaan Idul Adha.
Selain kasus tersebut, juga terdapat kasus
Meskipun sebagian besar guru di SD N
intoleransi yang terjadi di Bukittinggi. Pada kasus
Siyono III beragama non Islam sedangkan
tersebut, seorang siswi SD dipukuli oleh teman
sebagian besar siswanya beragama Islam, namun
laki-lakinya pada saat proses pembelajaran.
kerukunan warga sekolah sangat terjaga. Selain
Menurut pengakuan siswa laki-laki tersebut,
itu interaksi antara siswa dan guru terjalin akrab.
alasannya memukuli siswi perempuan tersebut
Para siswa bersikap santun kepada para guru
dikarenakan sakit hati karena ibunya dihina oleh
beserta karyawan sekolah. Para siswa juga
siswi tersebut. “Ibu saya disamakan dengan
bersikap santun kepada penjaga sekolah tanpa
sepatu”, tuturnya (Republika.co.id, 12 Oktober
memandang perbedaan status sosial. Mereka
2014).
tidak memandang sebelah mata profesi penjaga
Kasus tersebut merupakan bukti nyata bahwa
sekolah. Di SD N Siyono III telah diterapkan
sikap intoleransi masih terjadi pada siswa SD di
penanaman sikap toleransi antara warga sekolah.
Indonesia. Sikap intoleransi ditunjukkan oleh
Para guru memberikan contoh sikap toleransi dan
siswi
dan
hidup rukun antar umat beragama dan antar
itu
teman yang berbeda baik dari segi sosial maupun
hendaknya tidak dilakukan oleh siswi tersebut.
ekonomi. Hal ini merupakan langkah yang
Seharusnya, antar teman tidak boleh saling
efektif, karena guru dipandang sebagai kiblat bagi
menghina dan mengejek. Kita harus menjaga
siswa SD, sehingga apa yang dilakukan oleh guru
kerukunan dan menghormati orang lain yang
akan ditirukan oleh siswa.
yang
mengejek
menyamakannya
dengan
ibu
temannya
sepatu.
Hal
berbeda dengan kita. Selain itu, intoleransi juga
Lebih
lanjut
lagi,
peneliti
melakukan
ditunjukkan oleh siswa laki-laki yang tidak
observasi di setiap kelas di SD N Siyono III.
memiliki kesabaran ketika diejek oleh temannya.
Berdasarkan
Seharusnya siswa laki-laki menasehati temannya
menemukan bahwa kelas V memiliki sikap
baik-baik bahwa mengejek itu bukanlah hal yang
toleransi paling baik di antara kelas yang lain. Hal
observasi
tersebut,
peneliti
Penananaman SikapToleransi .... (Sri Soryani) 5
tersebut dibuktikan dengan masih adanya sikap
Instrumen Penelitian Pengumpulan
intoleransi di kelas lain. Sebagai contoh, di keals
data
penelitian
ini
VI terdapat siswa yang dikucilkan oleh teman-
menggunakan metode observasi, wawancara, dan
temannya karena memiliki penyakit ayan. Hal
dokumentasi. Instrumen penelitian utama yaitu
tersebut bertolak belakang dengan kelas V. Di
peneliti sendiri. Adapun jenis-jenis instrumen lain
kelas V, semua siswa hidup rukun dengan sesama
untuk membantu peneliti dalam pengumpulan
teman. Semua siswa memperlakukan temannya
data
dengan baik dan tidak membedakan satu sama
wawancara, dan pedoman analisis dokumentasi
lain.
Teknik Analisis Data
adalah
pedoman
Penelitian
Berdasarkan uraian tentang sikap toleransi
observasi,
ini
pedoman
bertujuan
untuk
dan fakta-fakta yang diamati oleh peneliti di SD
mengungkap tentang implementasi penanaman
N Siyono III tersebut, peneliti tertarik untuk
sikap toleransi di kelas V SD N Siyono III,
melakukan penelitian tentang penanaman sikap
Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
toleransi di kelas V SD N Siyono III.
Proses analisis data dilakukan selama penelitian di lapangan. Analisis data yang digunakan selama
METODE PENELITIAN
di lapangan ialah model Miles and Huberman,
Jenis Penelitian
yaitu
Penelitian ini menggunakan pendekatan
reduksi
data,
penyajian
data,
dan
kesimpulan.
kualitatif dengan jenis deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tempat Dan Waktu Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini
Upaya yang Dilakukan Oleh Kepala Sekolah
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Siyono
dan
III. Alamat: Jl. Jogja-Wonosari km 37, Siyono
Toleransi
Guru
dalam
Menanamkan
Sikap
Gunungkidul.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi,
Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yakni
dan analisis dokumen ditemukan bahwa upaya
dari bulan Oktober 2014-April 2015.
yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru
Wetan,
Logandeng,
Playen,
dalam menanamkan sikap toleransi ialah melalui
Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan orang yang
kebijakan sekolah. Dalam kebijakan sekolah,
dituju untuk diteliti oleh peneliti. Penentuan
penanaman sikap toleransi dilakukan melalui
subjek pada penelitian ini dilakukan secara
perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah. Hal
purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan
tersebut sesuai dengan pendapat Kemendiknas
tujuan
dalam
(2010:19) yang mengemukakan bahwa budaya
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas 5,
sekolah memiliki cakupan yang luas, meliputi
serta siswa kelas V di SD N Siyono III.
ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan
tertentu.
Subjek
penelitian
kurikuler, pengambilan
kegiatan
ekstrakurikuler,
keputusan,
kebijakan
proses maupun
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015
Selanjutnya,
interaksi sosial antar komponen di sekolah.
upaya
penanaman
sikap
Budaya sekolah merupakan suasana kehidupan
toleransi dilakukan melalui keteladanan dengan
sekolah
dengan
cara memberikan teladan sikap toleransi kepada
sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan
para siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal
sesamanya,
pegawai
dengan
tersebut sesuai dengan pendapat Michele Borba
sesamanya,
dan
kelompok
(2008: 13) yang mengemukakan pentingnya
masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok
keteladanan yang dalam penjelasannya lebih
dan antar kelompok terikat oleh berbagai aturan,
menunjuk pada bagaimana membantu anak atau
norma, moral, dan etika bersama yang berlaku di
siswa
suatu sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pembangunan kecerdasan moral. Pernyataan ini
kebijakan dan peraturan tata tertib yang dibuat
selaras apabila dikaitkan dengan keteladanan
oleh sekolah merupakan salah satu implementasi
dalam upaya penanaman sikap toleransi. Michele
budaya sekolah. Dalam kaitannya dengan sikap
Borba menyatakan bahwa mengajarkan kebajikan
toleransi,
kepada
tempat
siswa
berinteraksi
administrasi
antar
kebijakan
anggota
sekolah
dan
peraturan
dalam
anak
“menangkap”
tidak
kebajikan
sama
pengaruhnya
sekolah dibuat sebagai salah satu langkah
dibandingkan menunjukkan kualitas kebajikan
penanaman sikap toleransi kepada para siswa.
tersebut dalam kehidupan.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan oleh
Selanjutnya, upaya lain yang dilakukan
guru dalam menanamkan sikap toleransi ialah
oleh guru ialah melalui kegiatan spontan.
melalui kegiatan rutin. Dalam kegiatan rutin ini,
Kegiatan
siswa dibiasakan untuk berdoa menurut agama
menjumpai siswa yang bersikap tidak toleran.
dan
Guru memberikan peringatan kepada siswa yang
keyakinan
masing-masing,
bersalaman
spontan
membiasakan siswa untuk piket bersama sebelum
sikapnya dan bersikap toleran kepada orang lain.
pulang sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hal
Abu Ahmadi (1999:178) yang mengemukakan
Kemendiknas (2010: 15) yang mengemukakan
bahwa salah satu ciri sikap yaitu memiliki
bahwa kegiatan spontan terhadap sikap dan
kestabilan.
perilaku
dari
dipelajari,
tersebut
negatif
sesuai
untuk
guru
bersikap
bermula
toleran
ketika
dengan guru ketika berjumpa di sekolah, dan
Sikap
tidak
dilakukan
memperbaiki
dengan
dilakukan
pendapat
sebagai
bentuk
kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil.
pemberian pengertian dan bimbingan bagaimana
Begitu
yang
sikap dan perilaku yang baik. Dengan diberikan
Melalui
teguran, diharapkan siswa dapat menyadari
kegiatan rutin ini, siswa dibiasakan untuk belajar
kesalahan yang diperbuatnya. Dengan begitu
bersikap toleransi terhadap warga sekolah. Lama-
diharapkan siswa dapat belajar dari kesalahan dan
kelamaan sikap toleransi yang dipelajari melalui
tidak mengulangi perbuatan intoleran dikemudian
kegiatan rutin akan membentuk kestabilan dalam
hari.
diri siswa, dan pada akhirnya akan tertanam
Selanjutnya,
dalam diri siswa dan membentuk kestabilan.
toleransi kepada siswa melalui pengkondisian.
juga
dibiasakan
dengan
melalui
sikap
kegiatan
toleransi rutin.
guru
juga
menanamkan
sikap
Penananaman SikapToleransi .... (Sri Soryani) 7
Pengkondisian dilakukan melalui pemasangan
siswa akan menghargai kemampuan yang ada
poster, slogan, dan pembentukan kelompok yang
pada dirinya. Selain itu, melihat persamaan siswa
tidak permanen. Hal ini dilakukan agar para siswa
dengan teman yang lain juga akan membantu
dapat
yang
siswa menghilangkan rasa irinya terhadap orang
beragam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
lain. Upaya guru yang membantu siswa melihat
Kemendiknas ( 2010: 17) yang mengemukakan
persamaan dirinya dengan orang lain dilakukan
bahwa
secara terus menerus untuk mengembangkan
membaur
dengan teman-teman
pengkondisian
penciptaan
kondisi
dilakukan yang
dengan
mendukung
sikap toleransi pada diri siswa.
keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya
Upaya lain yang dilakukan oleh guru
tempat sampah disediakan di berbagai tempat dan
dalam menanamkan sikap toleransi yaitu dengan
selalu dibersihkan, sekolah yang rapi, halaman
melatih siswa untuk melihat perbedaan sejak dini.
yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata
hal ini merupakan salah satu upaya yang
bijak di sekolah dan di dalam kelas, dan
dilakukan agar siswa memahami perbedaan-
sebagainya. Dalam kaitannya dengan penanaman
perbedaan yang ada diantara siswa sejak dini.
sikap toleransi, pengkondisian dilakukan dengan
Dengan pemahaman yang dimiliki oleh siswa
memasang poster yang berkaitan dengan sikap
dapat membuat siswa menghargai perbedaan
toleransi dan membentuk kelompok yang berbeda
yang ada diantara mereka. Guru SD N Siyono III
agar para siswa membaur dengan yang lain.
membantu siswa melihat perbedaan sejak dini
Selanjutnya, guru juga menanamkan sikap
dengan cara memahami perbedaan potensi yang
toleransi dengan membimbing siswa melihat
dimiliki siswa. Seperti yang sudah dijelaskan di
persamaan. Guru menyampaikan bahwa setiap
atas, para siswa tentunya memiliki potensi yang
anak
berbeda-beda
sama-sama
memiliki potensi
masing-
dalam
dirinya.
Ada
yang
masing. Hanya saja, potensi siswa itu tidak sama.
potensinya menonjol di bidang akademik, ada
Hal ini dilakukan guru agar para siswa tidak
juga siswa yang potensinya kurang menonjol
saling iri terhadap kemampuan orang lain, karena
dibidang akademik. Guru meminta siswa untuk
pada dasarnya siswa juga mempunyai potensi
menghargai perbedaan potensi yang dimiliki oleh
masing-masing. Dalam pembelajaran, guru juga
siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
mengajak siswa untuk mencari persamaan apabila
Michele Borba (2008:247) yang menyatakan
terdapat pendapat yang berbeda dari siswa. Guru
bahwa
mengajak siswa untuk berfikir dari sudut pandang
Perbedaan bukanlah jurang pemisah antara satu
yang sama, bukan dari sudut pandang masing-
orang dengan orang yang lain, justru dengan
masing siswa. Hal tersebut sesuai dengan
perbedaan dunia akan terasa lebih indah. Dengan
pendapat
adanya
Michele
Borba
(2008:249)
yang
perbedaan
perbedan,
itu
para
bukanlah
siswa
masalah.
dapat
lebih
menyatakan bahwa di samping perbedaan, bantu
mengenal keberagaman yang ada di antara
siswa melihat persamaan dirinya dengan teman
mereka.
lain. Dengan membantu siswa melihat persamaan,
kesadaran bagi siswa bahwa di luar dirinya,
Hal
tersebut
dapat
menumbuhkan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015
banyak orang yang berbeda dari dirinya. Dengan
pembelajaran juga akan lebih bermakna bagi
demikian,
perbedaan
siswa. Hal itu dikarenakan melalui pembelajaran,
diharapkan dapat meningkatkan rasa toleransi
selain mempelajari materi para siswa juga belajar
siswa untuk menghargai perbedaan yang ada di
tentang bagaimana cara menghargai orang lain.
antara para siswa.
Dengan
kesadaran
Upaya
terhadap
selanjutnya
yaitu
melalui
demikian,
mempertahankan
diharapkan
guru
pengintegrasian
dapat
penanaman
pengintegrasian nilai toleransi ke dalam mata
sikap toleransi ke dalam semua mata pelajaran
pelajaran. Hal ini merupakan salah satu langkah
agar siswa dapat berlatih menghargai orang lain
yang efektif untuk menanamkan sikap toleransi
melalui pengalaman belajar yang beragam.
kepada para siswa. Selain belajar tentang pengetahuan, siswa juga belajar tentang afektif.
Kendala yang Dialami oleh Kepala Sekolah
Dalam mengintegrasikan nilai toleransi ke dalam
dan
mata
Toleransi
pelajaran,
guru
SD
N
Siyono
III
Guru
dalam
Menanamkan
Sikap
mencantumkan nilai-nilai toleransi ke dalam
Dalam penanaman sikap toleransi, guru
silabus dan RPP. Guru SD N Siyono III tidak
masih menemui kendala dalam menanamkan
selalu mencantumkan nilai toleransi ke dalam
sikap toleransi kepada para siswa. Permasalahan
RPP secara tersurat, namun dalam kegiatan
yang
pembelajaran di semua mata pelajaran, guru
menanamkan sikap toleransi yaitu ada siswa yang
mengembangkan pembelajaran yang di dalamnya
tidak menuruti perintah guru untuk bekerja sama
terdapat muatan tentang nilai toleransi. Kegiatan
dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
melakukan piket. Hal ini menyulitkan guru dalam
rangka menanamkan sikap toleransi kepada siswa
menanamkan sikap toleransi, karena belum
ialah dengan membentuk kelompok pada saat
adanya kesadaran siswa untuk bersikap toleransi
pembelajaran,
untuk
dan turut bekerja sama dengan kelompoknya.
memecahkan masalah berkaitan dengan materi
Piket bersama dan bekerja sama dalam tugas
pembelajaran, dan melatih siswa menghargai
kelompok merupakan salah satu upaya yang
orang lain pada saat kegiatan pembelajaran. Hal
dilakukan oleh guru
ini
bertoleransi. Hal tersebut bertentangan dengan
sesuai
melakukan
dengan
diskusi
pendapat
Kemendiknas
dialami
oleh
mengerjakan
guru
kelas
tugas
kelompok
dalam
dan
melatih siswa
(2010:18) yang menyatakan bahwa salah satu
pendapat
cara menanamkan sikap toleransi kepada para
menyatakan bahwa salah satu ciri siswa yang
siswa ialah melalui pengintegrasian ke dalam
toleransi ialah mau bekerja dalam kelompok yang
mata pelajaran. Dengan adanya pengintegrasian
berbeda. Kenyataan yang terjadi di lapangan
ke dalam mata pelajaran, penanaman sikap
menunjukkan hal yang sebaliknya. Ada siswa
toleransi bisa langsung ditanamkan kepada siswa
yang bersikap apatis pada saat diminta untuk
tanpa harus membuat sesi tersendiri untuk
bekerja kelompok dengan temannya. Hal ini
program penanaman sikap toleransi. Selain itu,
Kemendiknas
untuk
V
(2010:
23)
yang
Penananaman SikapToleransi .... (Sri Soryani) 9
menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang
contoh sikap toleransi dalam kehidupan sehari-
belum memiliki sikap toleransi di dalam dirinya.
hari di sekolah. Bagi guru, hendaknya selalu berusaha mempertahankan dan meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN
keteladanan sikap toleransi kepada para siswa dan
Simpulan
selalu membudayakan siswa untuk bersikap
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
toleransi dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.
kesimpulan bahwa SD N Siyono III telah
Bagi siswa, hendaknya senantiasa meningkatkan
melakukan upaya penanaman sikap toleransi
dan
kepada para siswanya. Dalam upaya penanaman
kehidupan sehari-hari di sekolah dan saling
sikap
mengingatkan
toleransi,
kepala
sekolah
dan
guru
membudayakan
antar
sikap
siswa
toleransi
apabila
dalam
dalam
menanamkan sikap toleransi melalui kebijakan
kehidupan sehari-hari menemukan kejadian yang
sekolah, membiasakan siswa melalui kegiatan
intoleran.
rutin, pemberian contoh sikap toleransi atau biasa disebut dengan keteladanan, dan melakukan
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan spontan berupa peneguran kepada siswa yang
bersikap
kurang
sopan
dan
tidak
menghargai orang lain. Selain itu, guru juga menanamkan
sikap
toleransi
dengan
mengkondisikan siswa, membantu siswa melihat persamaan, melatih siswa melihat perbedaan sejak dini, dan mengintegrasikan dalam mata pelajaran.
Dalam
pelaksanaannya,
A.Z
Muttaqin. 2014. Intoleran, Siswi SD Diancam Dikeluarkan dari Sekolah karena Berjilbab. Diakses dari http://www.arrahmah.com/news.
Abu Ahmadi. 1999. Psikolgi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta. Anonim. 2013. Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
guru
menemukan beberapa kendala dalam proses penanaman sikap toleransi kepada para siswa. Kendala-kendala yang dialami oleh guru berupa kesulitan dalam menanamkan sikap toleransi kepada siswa yang nakal. Hal itu dikarenakan siswa yang nakal sulit untuk dikondisikan. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran kepada beberapa pihak, yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Bagi kepala sekolah, hendaknya meningkatkan pembinaan terhadap guru-guru yang ada di SD N Siyono III agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pemberian
Borba,
Michele. 2008. Building Moral Intelegence. (Membangun Kecerdasan Moral: Tujuh Kebajikan Utama Agar Anak Bermoral Tinggi). Penerjemah: Lina Jusuf. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Dwi Siswoyo, dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. H.A.R Tilaar. 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dann Pengembangan Pusat Kurikulum.
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015
Lickona Thomas. 2013. Educating for Catacter. (Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik). Penerjemah: Lita S. Bandung: Nusa Media.