PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SD NEGERI 1 POGUNG KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Muhammad Kharits Ma’sum NIM 10108241058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015
Pengelolaan Perpustakaan sebagai .... (Muh. Kharits M.) 1
PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SD NEGERI 1 POGUNG KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN LIBRARY MANAGEMENT AS A LEARNING RESOURCE IN SD NEGERI 1 POGUNG KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN Oleh: Muhammad Kharits Ma’sum, PPSD/PGSD
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan hambatan dalam pengelolaan perpustakaan di SD Negeri 1 Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.Informan penelitian ini adalah pustakawan, kepala sekolah, dan guru.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.Uji kebsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa aspek pengelolaan perpustakaan masih memiliki banyak kekurangan seperti gedung yang belum memenuhi syarat, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap, koleksi bahan pustaka masih sedikit, pelayanan yang masih belum diawasi, dan belum adanya tata tertib perpustakaan yang jelas.Hambatan dalam pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah fasilitas gedung atau ruangan yang kurang layak, koleksi buku yang masih terbatas, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap, dukungan orang tua yang minim, dan terbatasnya kuota bantuan yang diberikan pemerintah. Kata kunci: pengelolaan perpustakaan,sumber belajar, sekolah dasar Abstract This research was aimed to describe the implementation and the obstacles of library management in SD Negeri 1 Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. This research used descriptive qualitative method. Informants of this research were librarian, head master, and teachers. The data collection technique used observation, interview, and documentation. The data was analysed with data reduction, data display, and conclusion. The examination of the validity of the data was done by resource triangulation and technique triangulation. The result showed that some aspects of the library management still have many lacks as the building hasn’t complied with a request yet, the equipments haven’t completed yet, the book collections were still limited, the service was not monitored well, and the regulation was not clear. The obstacles of the library management as a learning resource were the facilities of the building or the room were not proper, the book collections were limited, the equipments haven’t completed yet, the support from the parents of the student was minimum, and the quota of the aid from the government was limited. Keyword: library management, learning resource, elementary school
PENDAHULUAN Manusia dilahirkan ke dunia ini dalam
bahwa
belajar
merupakan
suatu
proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang
keadaan tidak berpengetahuan, tetapi dibekali
kemudian
dengan sarana baik fisik maupun psikis. Sarana
tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang
dan bekal tersebut membuat manusia mampu
sifatnya relatif permanen atau menetap karena
untuk mendapatkan hal-hal baru yang akan
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
merubah dirinya dari yang awalnya tidak tahu
Muhibinsyah (2006:68) menjelaskan belajar
menjadi tahu. Manusia yang ingin memperoleh
secara umum dapat dipahami sebagai sebuah
pengetahuan tersebut harus melalui sebuahproses
tahap perubahan seluruh tingkah laku individu
yaitu belajar.
yang sifatnya relatif menetap sebagai hasil
Sugihartono, dkk (2007:74) menyatakan
diwujudkan
melalui
perubahan
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Februari 2015
yang melibatkan proses kognitif.
pendidik.
Belajar pada dasarnya adalah kebutuhan
Kesalahan
atau
ketidaklengkapan
pemahaman pendidik terhadap proses belajar dan
primer manusia. Kondisi alam dan sosial yang
hal-hal
selalu berubah setiap waktu menjadi penyebab
mengakibatkan
manusia wajib untuk belajar. Manusia dapat
belajar yang dicapai peserta didik.
mencapai
berbagai
macam
kompetensi,
yang
Pada
berkaitan kurang
dasarnya
dengannya
akan
maksimalnya
hasil
kegiatan
pembelajaran
ketrampilan dan sikap yang diperlukannya untuk
merupakan usaha untuk membimbing siswa
tetap survive dengan belajar. Semakin banyak
untuk aktif belajar, sebab siswa adalah subjek
manusia belajar, semakin berkembang potensi
yang
dan kemampuan yang dimilikinya. Sebaliknya,
melaksanakan belajar. Prinsip belajar aktif
semakin sedikit manusia belajar semakin kecil
adalah salah satu prinsip belajar yang harus
peluang
dipahami oleh penyelenggara pendidikan seperti
yang
dimilikinya
untuk
mengembangkan potensi dan kemampuannya. Muhibbinsyah (2006:60) menyatakan bahwa hampir semua bentuk-bentuk perkembangan
sekolah.
merencanakan
Sekolah
sekaligus
memiliki
yang
tugas
untuk
membantu siswa untuk aktif dalam belajar. Sekolah
hendaknya
mengajarkan
yang terdapat dalam diri manusia bergantung
ketrampilan dasar belajar dengan baik seperti
pada belajar, antara lain misalnya perkembangan
misalnya ketrampilan membaca, mengamati, dan
kecakapan berbicara. Setiap bayi normal yang
mendengarkan, dan memahami komunikasi non
baru lahir memiliki potensi untuk bisa berbicara
verbal.
seperti ayah bundanya. Namun, kecakapan
ketrampilan
berbicara sang bayi itu tak akan bisa terwujud
mengadakan penalaran, berpikir kritis, dan
dengan baik tanpa upaya belajar meskipun
menafsirkan data. Semua kemampuan tersebut
proses kematangan perkembangan organ-organ
akan membantu mereka untuk mampu belajar di
mulutnya telah selesai. Maksudnya ialah potensi
mana saja di luar pembelajaran di kelas dengan
yang dimiliki manusia untuk mencapai suatu
memanfaatkan
kecakapan
banyak dijumpai dalam kehidupan.
tidak
dapat
tercapai
dengan
sendirinya tanpa melalui proses belajar.
Sekolah
juga
dasar
harus
mengajarkan
intelektual,
sumber-sumber
belajar
seperti
yang
Suharjo (2006:107) menyatakan sumber
Belajar merupakan kegiatan yang berproses
belajar adalah segala sumber (data, manusia, dan
dan merupakan unsur yang sangat fundamental
benda) yang dapat digunakan oleh siswa untuk
dalam pelaksanaan pendidikan. Ini berarti,
membantu belajar baik secara mandiri maupun
berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
bersama-sama, biasanya dalam suatu cara yang
itu sangat bergantung pada proses belajar yang
informal. Sumber belajar tidak hanya dapat
dialami siswa baik ketika ada di sekolah maupun
digunakan di dalam kelas. Sumber belajar juga
di lingkungan rumahnya. Oleh karena itu,
dapat
pemahaman yang benar mengenai aspek, prinsip,
memanfaatkan berbagai macam sumber belajar
dan cara belajar mutlak diperlukan oleh para
yang relevan dengan pembelajaran, karena
digunakan
di
luar
kelas
dengan
Pengelolaan Perpustakaan sebagai .... (Muh. Kharits M.) 3
proses belajar mengajar tidak hanya berlangsung
menunjang proses pembelajaran. Pemanfaatan
di dalam kelas tapi juga di luar kelas.
perpustakaan yang optimal diharapkan akan
Sumber belajar merupakan faktor ekternal yang sangat mempengaruhi hasil belajar. Tanpa ada sumber belajar tidak akan ada proses
dapat membantu tugas siswa dan meringankan tugas dari guru. Sumantri
(2008:3)
menjelaskan
pembelajaran, karena setiap kegiatan belajar
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
menghendaki adanya interaksi antara siswa
memmpunyai fungsi sebagai sumber informasi
dengan sumber belajar. Guru merupakan sumber
untuk
belajar
pengetahuan
utama
dengan
segala
kemampuan,
memperjelas
dan
teknologi
memperluas
dan
penunjang
wawasan keilmuan, dan ketrampilannya, tetapi
pembelajaran serta tempat mengadakan penelitia
siswa juga membutuhkan sumber belajar lain
sederhana bagi peserta didik dan guruBagi guru,
yang dapat menambah pengetahuannya dan
perpustakaan sekolah merupakan tempat mencari
melatih kemandiriannya dalam belajar. Sekolah
sumber informasi pengetahuan dan rujukan bagi
harus
menyediakan alternatif sumber belajar
kepentingannya
dalam
menagajar.Tempat
yang dapat digunakan oleh siswa. Salah satu
pengembangan
minat
membaca
alternatif sumber belajar yang harus disediakan
pengetahuan bagi peserta didik secara mandiri.
sekolah adalah perpustakaan. Keberadaan
akan
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti
perpustakaan
akan
lakukan, SD Negeri 1 Pogung telah berupaya
terlepas dari dunia pendidikan seperti yang
untuk menyediakan fasilitas perpustakaan bagi
tercantum
Republik
peserta didiknya. Upaya ini sangat penting
Indonesia pasal 43 tahun 2007 pasal 1 tentang
dilakukan untuk menambah referensi belajar
perpustakaan
adalah
bagi siswa karena sebagian besar siswa di SD
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
Negeri 1 Pogung berasal dari daerah yang masih
cetak, dan/karya rekam secara profesional
memiliki fasilitas belajar yang minim. Tempat
dengan sistem yang baku guna memenuhi
tinggal siswa merupakan daerah pinggiran
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
kabupaten yang jauh dari pusat kota. Fasilitas
informasi, dan rekreasi para pengguna.
belajar umum seperti perpustakaan umum, atau
dalam
tidak
Undang-undang
bahwa
perpustakaan
Keberadaan perpustakaan di Sekolah dasar
taman
bacaan
masyarakat
jarang
sekali
sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas
ditemukan. Padahal fasilitas tersebut sangat
pembelajaran. Perpustakaan dapat memberikan
dibutuhkan
kesempatan
wawasan keilmuannya.
bagi
siswa
dan
guru
untuk
siswa
untuk
mengembangkan
memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Minimnya fasilitas belajar umum di daerah
Hal ini dikarenakan tidak semua informasi
tempat tinggal siswa SD Negeri 1 Pogung praktis
ataupun
menjadikan
pengetahuan
dapat
diraih
saat
perpustakaan
sekolah
sebagai
pembelajaran di kelas, sehingga perpustakaan
sumber belajar yang sangat penting bagi siswa.
menjadi
Namun upaya yang dilakukan sekolah dalam
alternatif
sumber
belajar
untuk
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Februari 2015
memberikan pelayanan perpustakaan belum
Teknik Analisis Data
memberikan hasil yang maksimal. Perpustakaan
Teknik
sekolah masih jarang dikunjungi oleh siswa
tahapan
untuk digunakan sebagai sumber belajar.
reduction,
Oleh karena itu, perlu segera dilakukan penelitian guna menemukan penyebab belum maksimalnya
peran
perpustakaan
sebagai
sumber belajar siswa di SD Negeri 1 Pogung. Setelah diketahui penyebabnya, maka dapat membantu
sekolah
dalam
pengelolaan
perpustakaan
memperbaiki
sebagai
sumber
data
menggunakan
Miles dan Huberman yaitu data data
display,
dan
conclusion
drawing/verification. Keabsahan Data Uji kredibilitas menggunakan triangulasi (sumber dan teknik), bahan referensi, dan member check. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan
belajar bagi siswa.
analisis
Pengelolaan
Perpustakaan
sebagai Sumber Belajar di SD Negeri 1 METODE PENELITIAN
Pogung Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan
a. Gedung atau Ruang Perpustakaan 1) Luas Gedung atau Ruangan
kualitatif dengan jenis deskriptif.
Luas ruangan perpustakaan yang dimiliki Waktu dan Tempat Penelitian
sekolah kurang lebih berukuran 20 meter
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1
Pogung
Kecamatan
Kabupaten
kurang memenuhi syarat dikarenakan dalam
Klaten.Penelitian ini dilaksanakan pada semester
peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 24
genap
Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana
dengan
alokasi
Cawas
persegi. Kondisi ruangan ini masih tergolong
waktu
dari
bulan
September-Oktober 2014.
untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, luas ruangan perpustakaan sekolah minimal 56 meter
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Nu sebagai pustakawan di SD Negeri 1 Pogung.
penelitian
Pustawakan dan guru hendaknya dapat beradaptasi dengan kekurangan ini dengan membuat
Teknik Pengumpulan Data Dalam
persegi dengan lebar minimal 5 meter.
ini,
peneliti
pengelolaan
terobosan
yang dan
kreatif
dalam
pemanfaatan
menggunakan teknik pengumpulan data berupa
perpustakaan.Pustakawan dapat menata koleksi
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
buku dan ruang baca yang seefisien mungkin dengan memanfaatkan setiap sudut ruangan
Instrumen Penelitian Penelitian ini, menggunakan isntrumen yang berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
perpustakaan dengan optimal.Pustakawan juga dapat menggunakan peralatan dan perlengakapan yang tidak memerlukan space yang terlalu banyak. Solusi lain yang dapat diambil sekolah
Pengelolaan Perpustakaan sebagai .... (Muh. Kharits M.) 5
untuk mengatasi permasalahan luas ruangan
sekolah diketahui bahwa pustakawan saat ini
perpustakaan ialah membangun sebuah gedung
masih menepuh studi S1 di sebuah universitas
perpustakaan baru dengan luas minimal 56 meter
swasta.Pustakawan memang diizinkan untuk
persegi.
tidak berangkat ke sekolah untuk mengelola perpustakaan
2) Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi perpustakaan yang saat
apabila
studi.Peneliti
sedang
berpendapat
ada
jadwal
bahwa
faktor
ini digunakan berada di sudut sekolah, dekat
ketidakberangkatan pustakawan inilah
dengan lapangan upacara dan tidak berada di
menyebabkan
pusat lalu lintas siswa. Lokasi ini kurang sesuai
perpustakaan ini tidak berjalan.
dengan pernyataan Darmono (2004:198) yang
program
Berdasarkan
pemeliharaan
temuan
di
atas
yang ruang
dapat
menyatakan bahwa salah satu patokan yang
disimpulkan bahwa sekolah telah menyediakan
harus
lokasi
layanan ruang perpustakaan bagi siswa. Layanan
gedung
sudah dapat digunakan digunakan dengan baik,
perpustakaan hendaknya ditempatkan di pusat
namun masih memiliki beberapa kekurangan
gedung atau kompleks sekolah, dan tidak jauh
seperti ruangan yang kurang luas, lokasi yang
dari kelas-kelas, agar mudah dijangkau oleh
kurang strategis, dan program pemeliharaan
siswa.
yang belum berjalan optimal.
dipahami
gedung
dalam
menentukan
perpustakaan
Pertimbangan
adalah
dalam
Peneliti berpendapat bahwa pembangunan
pemilihan lokasi perpustakaan tersebut lebih
gedung perpustakaan sekolah baru adalah solusi
banyak didasarkan pada faktor kondisi ruangan
paling tepat untuk mengatasi permasalahan luas
dan luas tanah sekolah yang dimiliki oleh
ruangan dan kurang strategisnya lokasi ruang
sekolah
ini
perpustakaan.Gedung baru ini dapat terlaksana
mengakibatkan pilihan yang dapat diambil dalam
karena di sudut SD Negeri 1 Pogung masih
penentuan lokasi perpustakaan menjadi sangat
memiliki lahan kosong di sudut sekolah yang
terbatas.
menjadi pusat aktivitas siswa.
sangat
yang
digunakan
terbatas.
Keterbatasan
3) Pemeliharaan Gedung atau Ruangan
b. Peralatan dan PerlengkapanPerpustakaan
Peneliti belum menemukan pelaksanaan
Peralatan perpustakaan yang dimiliki oleh
program pemeliharaan ruang perpustakaan yang
sekolah antara lain keranjang sampah, stempel
dilakukan
perpustakaan
oleh
pustakawan
selama
masa
dan
stempel
inventaris.
penelitian. Padahal dalam rencana kegiatan,
Kepemilikan peralatan tersebut belum sesuai
pustakawan
sudah
berencana
untuk
dengan pendapat Darmono (2004:216) yang
melaksanakan
program
pemeliharaan
ruang
menyatakan
bahwa
jenis
peralatan
yang
perpustakaan.Ketidakterlaksanaan program ini
dibutuhkan perpustakaan adalah peralatan habis
berakibat pada ruang perpustakaan yang kotor
pakai, peralatan tahan lama, dan peralatan
dan kurang tertata.
elektronik magnetik.
Berdasarkan
keterangan
dari
kepala
Sekolah juga sudah memiliki beberapa
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Februari 2015
perlengkapan perpustakaan, yaitu almari, meja,
Pustakawan tidak melakukan penataan kerja
dan kursi. Perlengkapan yang dimiliki sekolah
ruang petugas dikarenakan tidak adanya space
tersebut
kosong yang dapat digunakan sebagai tempat
belum
sesuai
dengan
pendapat
Soeatminah (2002:19) yang menyatakan bahwa kebutuhan perlengkapan perpustakaan meliputi
Peneliti berpendapat bahwa usaha penataan
rak buku, meja dan kursi baca, meja dan kursi
tata ruang perpustakaan masih mudah dilakukan
kerja petugas perpustakaan, almari katalog,
oleh
kereta buku, dan meja peminjaman.
disebabkan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat diambil
kesimpulan
memiliki
bahwa
peralatan
dan
sekolah
sudah
perlengkapan
pustakawan.Kemudahan oleh
penataan
minimnya
ini
peralatan,
perlengkapan, dan koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. d. Koleksi Bahan Pustaka
perpustakaan yang sudah dimanfaatkan dengan
Koleksi bahan pustaka yang dimiliki
optimal. Namun ketersediaan peralatan dan
sekolah antara lain koleksi bahan pustaka berupa
perlengkapan tersebut masih belum memadai.
buku dan non buku. Sekolah juga telah memiliki
Peneliti berpendapat bahwa keterbatasan
koleksi bahan pustaka yang berisi fiksi dan non
peralatan dan perlengkapan tersebut hendaknya
fiksi. Ketersediaan koleksi tersebut sudah sesuai
disiasati
dengan
dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2005:27)
dimiliki
yang membagi jenis bahan pustaka berdasarkan
oleh
memaksimalkan
pustakawan kreativitas
yang
pustakawan.Sebagai contoh pustakawan bisa
c.
kerja pustakawan.
bentuk fisik dan isinya.
membuat rak buku dari pipa yang ditempel
Adanya kelengkapan bahan pustaka di atas
secara horizontal dan bertingkat-tingkat di
sangat penting sebagai sumber belajar alternatif
dinding perpustakaan.Ruang kosong diatas pipa
siswa. Namun jumlah koleksi yang dimiliki oleh
tersebut di atasnya dapat ditaruh buku-buku
perpustakaan sekolah tidak seimbang. Jumlah
sebagai ganti rak buku.
buku
Tata Ruang Perpustakaan
setengah dari jumlah koleksi bahan pustaka yang
Pustakawan melakukan penataan ruang perpustakaan berfokus pada penataan meja dan kursi
baca
dan
koleksi
bahan
pelajaran
di
perpustakaan
mencapai
dimiliki perpustakaan, sedangkan jumlah koleksi bahan pustaka lain masih sangat sedikit.
pustaka.
Peneliti berpendapat bahwa pustakawan
Pustakawan menempatkan meja dan kursi baca
seharusnya dapat aktif mencari koleksi bbahan
bersebelahan dan dekat dengan koleksi bahan
pustaka tambahan.Penambahan bahan pustaka
pustaka. Penataan ini sesuai dengan pendapat
ini dapat dilakukan tanpa membutuhkan biaya,
Ibrahim Bafadal (2005:163) yang menyatakan
dikarenakan
bahwa penataan meja dan kursi belajar yang baik
percetakan buku yang mau menyumbangkan
diintegrasikan dengan tempat atau rak-rak buku.
bukunya untuk keperluan pendidikan baik di
ada
beberapa
program
dari
Penataan ruang perpustakaan juga sudah
desa maupun di sekolah.Apabila pustakawan
memperhatikan penerangan dan sirkulasi udara.
dapat memaksimalkan peluang itu, permasalahan
Pengelolaan Perpustakaan sebagai .... (Muh. Kharits M.) 7
kuranglengkapnya
koleksi
bahan
pustaka
perpustakaan dapat teratasi.
(Bantuan Operasional Sekolah). Selain itu ada juga dana lain yang bisa digunakan yakni
e. Tenaga Pustakawan Perpustakaan tenaga
sekolah
perpustakaan
telah
atau
memiliki
pustakawan.
Keberadaan pustakawan ini sudah sesuai dengan pendapat
pengelolaan perpustakaan berasal dari dana BOS
Soeatminah
(2002:20)
melalui pengajuan proposal bantuan melalui dinas pendidikan. Model
pembiayaan
ini
sudah
sesuai
yang
dengan pendapat Noerhayati (1998:128) yang
menjelaskan bahwa perpustakaan tanpa senorang
menyatakan bahwa perpustakaan membutuhkan
pustakawan atau tenaga yang mampu dan
pembiayaan
terampil melakukan tugas kepustakawanan akan
pemerintah yang besaran biayanya ditentukan
merupakan koleksi kertas bekas.
berdasarkan banyaknya siswa.
Kepala sekolah memberikan tugas kepada
yang
harus
disediakan
oleh
Adanya alokasi pembiayaan tersebut sudah
pustakawan untuk mengelola ruang, koleksi
sangat
bahan pustaka, dan perangkat perpustakaan.
perpustakaan apabila dapat dilaksanakan secara
Pelaksanaan tugas pustakawan dalam mengelola
konsisten. Namun dalam pelaksanaannya besar
buku sudah bejalan sampai tahap buku telah
pembiayaan
dilayankan di perpustakaan, namun pustakawan
pengelolaan perpustakaan tidak menentu setiap
belum melengkapi tahap komputerisasi bahan
tahunnya.
pustaka.
membantu
dari
dalam
BOS
untuk
pengelolaan
pembiayaan
Dukungan pembiayaan pengelolaan yang
Pustakawan
membuat
baik oleh sekolah menurut peneliti adalah
perangkat perpustakaan berupa. buku daftar
dukungan yang sangat penting baik untuk
pengunjung perpustakaan, dan kartu anggota
memenuhi keperluan pengelolaan perpustakaan
perpustakaan, tetapi baru sebatas desain dan
dan sebagai dukungan moril bagi pustakawan
belum sampai tahap pencetakan.
untuk dapat bekerja dengan maksimal sesuai
Peneliti
juga
sudah
berpendapat
bahwa
peran
pustakawan sudah bagus, meskipun belum maksimal. tugasnya
Pustakawan dalam
telah
pengelolaan
dengan perannya. g. Pelayanan Perpustakaan
melakukan
Sekolah telah melaksanakan pelayanan
perpustakaan,
perpustakaan setiap hari selama jam sekolah
namun karena beberapa fasilitas yang belum
berlangsung.
lengkap serta minimnya dana yang dialokasikan
diberikan sekolah yaitu layanan peminjaman
oleh sekolah untuk keperluan perpustakaan
bahan pustaka, layanan referensi, dan layanan
mengakibatkan
fasilitas ruang baca.
keseluruhan
belum tugas
terselesaikannya
yang
dimiliki
oleh
pustakawan.
perpustakaan
yang
Pelaksanaan layanan di atas sudah sesuai dengan pendapat Darmono (2004:141) yang menyebutkan tentang jenis-jenis layanan yang
f. Pembiayaan Sumber
Layanan
dana
utama
pembiayaan
harus ada dalam perpustakaan sekolah meliputi
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Februari 2015
layanan peminjaman bahan pustaka, layanan referensi,
dipajang di perpustakaan.
dan layanan ruang baca.Adanya
2. Hambatan Pengelolaan Perpustakaan sebagai
layanan di atas sangat membantu sekali dalam
Sumber Belajar Siswa di SD Negeri 1 Pogung
memfasilitasi minat baca siswa di sekolah.
Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten
Peneliti kerugian
berpendapat
yang
pengawasan
hilang
bahwa
banyak
tidak
adanya
dari
terhadap
pelayanan
a. Fasilitas gedung atau ruangan yang kurang layak Luas ruangan perpustakaan yang dimiliki
perpustakaan.Resiko rusak dan hilangnya bahan
sekolah
masih
belum
memenuhi
syarat
pustaka adalah kerugian yang dapat timbul dari
dikarenakan dua faktor, yaitu faktor luas dan
belum adanya pengawasan dalam pelaksanaan
lokasi ruangan. Luas ruangan belum memenuhi
pelayanan perpustakaan. Perpustakaan juga akan
syarat karena luas ruangan sekitar 20 meter
kesulitan untuk melakukan evaluasi terhadap
persegi. Luas ruangan tersebut tidak sesuai
efektivitas pelayanan yang telah dijalankan.
dengan standar peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 24 Tahun 2007 yang menyatakan
h. Tata Tertib Perpustakaan Pelaksanaan tata tertib di perpustakaan
bahwa luas ruangan
perpustakaan sekolah
belum berjalan optimal. Tata tertib yang dimiliki
minimal 56 meter persegi dengan lebar minimal
sekolah sendiri belum jelas, karena belum ada
5 meter.
tata tertib perpustakaan yang tertulis dan
Lokasi ruangan berada di sudut sekolah,
tertempel di perpustakaan. Tata tertib hanya
tidak berada di pusat lalu lintas siswa, dan jauh
disampaikan pihak sekolah
secara lisan.
dari jangkauan kelas di sudut sekolah lainnya.
Penegakkan tata tertib dengan pemberian sanksi
Pemilihan lokasi tersebut belum sesuai dengan
pun juga belum dilaksanakan.
pendapat
Ibrahim Bafadal (2005:24) menjelaskan bahwa
ada
hal-hal
penting
yang
Noerhayati
(1987:108)
yang
menyatakan dalam membangun perpustakaan
perlu
seharusnya terletak di area pusat arus lalu lintas
dicantumkan dalam tata tertib, yaitu sifat dan
manusia, di tempat yang memungkinkan untuk
status perpustakaan, keanggotaan perpustkaan
dilakukan perluasan dan pengembangan, di
sekolah, bahan-bahan pustaka yang tersedia,
tempat yang dekat dan mudah dicapai oleh
sanksi atau hukuman bagi pengunjung yang
pemakai, dan mempunyai hubungan fungsional
melanggar tata tertib, iuran bagi setiap anggota,
dengan
waktu pelayanan, sistem penyelenggaraan, serta
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemilihan
batas waktu dan jumlah buku boleh dipinjam.
lokasi tersebut kurang strategis.
Penempelan tata tertib ini sangat penting
Sekolah
dalam kaitannya membentuk sikap disiplin siswa
perbaikan
dalam
dengan
menggunakan
fasilitas
perpustakaan
gedung
di
sudah
pelayanan melakukan baru.
sekitar
berupaya gedung
kompleksnya.
melakukan perpustakaan
pembangunan
gedung
Pembangunan
gedung
sekolah. Sekolah seharusnya menuliskan dan
perpustakaan
menempel tata tertib di papan dan kemudian
perpustakaan baru ini akan didirikan di tanah
Pengelolaan Perpustakaan sebagai .... (Muh. Kharits M.) 9
kosong yang berada di antara ruang-ruang kelas
pelayanan kepada pengguna maupun untuk
siswa,
Gedung
kegiatan rutin perpustakaan mulai dari kegiatan
perpustakaan baru ini akan memiliki luas 56
ketatausahaan, sampai pada kegiatan pengolahan
meter persegi dengan rincian panjang 8 meter
buku
dan lebar 7 meter.
Kuranglengkapnya peralatan dan perlengkapan
sehingga
sangat
strategis.
Dari hasil penelitian ditemukan data yang menyebutkan bahwa koleksi bahan pustaka di sebagian
besar
segera
dimanfaatkan.
yang dimiliki sekolah membuat pelayanan
b. Koleksi buku yang masih terbatas
perpustakaan
untuk
d. Dukungan orang tua yang minim
buku
Orang tua/ wali murid seharusnya dapat
pelajaran. Darmono (2004:58) menyebutkan
terlibat dalam pengembangan perpustakaan dan
perbandingan
jenis
perpustakaan
sekolah
bahan
adalah
perpustakaan yang diberikan kurang optimal.
pustaka
untuk
minat baca anak, namun perhatian orang tua
60%
koleksi
pada masih minim. Hal ini berdampak pada
penunjang kurikulum baik buku paket, buku
pelayanan perpustakaan yang masih belum
wajib, maupun buku penunjang, dan 40% adalah
optimal.
adalah
koleksi umum baik fiksi maupun buku-buku tentang pengetahuan umum lainnya.
e. Terbatasnya kuota bantuan yang diberikan pemerintah melalui dinas pendidikan
Ketersediaan buku fiksi di perpustakaan
Keterbatasan dana yang dimiliki sekolah
sangat sedikit apabila dibandingkan dengan buku
untuk pengelolaan perpustakaan berdampak pada
pelajaran. Buku pelajaran yang lebih banyak di
kebutuhan perpustakaan yang belum terpenuhi.
perpustakaan memang sudah sesuai dengan
Salah satu alternatif yang diambil oleh sekolah
pendapat di atas,. Namun data di lapangan
dalam memenuhi keperluan perpustakaan adalah
menunjukkan bahwa buku pelajaran di sana
melalui mekanisme pengajuan proposal bantuan
adalah buku yang pelajaran lama yang sudah
ke pemerintah melalui dinas pendidikan.
tidak relevan dengan kurikulum yang saat ini digunakan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
sekolah telah mengajukan proposal bantuan
c. Peralatan dan perlengkapan yang belum
kepada pemerintah. Salah satu proposal bantuan yang diterima adalah proposal bantuan sosial
lengkap Hasil penelitian diperoleh data bahwa
pembangunan gedung baru yang saat ini sedang
sekolah sudah memiliki beberapa peralatan dan
dibangun. Selain itu, proposal bantuan lain yang
perlengkapan
perpustakaan
diajukan sekolah ke pemerintah sampai saat ini
dimanfaatkan
dengan
yang
maksimal.
sudah Namun
ketersediaan peralatan dan perlengkapan tersebut
belum
diterima
karena
terbatasnya
kuota
hasil
penelitian
dan
bantuan.
masih belum lengkap. Darmono (2004:13) menjelaskan bahwa penyelenggaraan
perpustakaan
memerlukan
sejumlah peralatan dan perlengkapan, baik untuk
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan,
dapat
disimpulkan
bahwa
pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sebagai
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke IV Februari 2015
sumber
belajar
belum
optimal.Beberapa perpustakaan
berjalan
aspek masih
secara
pengelolaan
memiliki
banyak
kekurangan, seperti fasilitas gedung yang belum memenuhi syarat, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap, koleksi bahan pustaka masih sedikit, pelayanan yang masih belum diawasi,
dan
perpustakaan membuat menjadikan
belum yang
siswa
adanya
tata
jelas.Hal-hal
kurang
perpustakaan
terdorong sebagai
tertib tersebut untuk sumber
belajar. Hambatan dalam pengelolaan perpustakaan sebagai sumber belajar adalah fasilitas gedung atau ruangan yang kurang layak, koleksi buku yang masih terbatas, peralatan dan perlengkapan yang belum lengkap, dukungan orang tua yang minim, dan terbatasnya kuota bantuan yang diberikan pemerintah melalui dinas pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Bafadal Ibrahim. Perpustakaan Aksara.
(2005). Pengelolaan Sekolah.Jakarta: Bumi
Darmono.(2004). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah.Jakarta: Grasindo. Muhibinsyah.(2006). Psikologi Belajar.Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada Noerhayati.(1987). Pengelolaan Perpustakaan.Bandung: Alumni Noerhayati.(1988). Pengelolaan Perpustakaan Jilid II.Bandung: Alumni Soeatminah.(1992). Kepustakawanan dan Yogyakarta: Kanisius
Perpustakaan, Pustakawan.
Sugihartono, dkk.(2007). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press
Suharjo.(2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Sumantri, MT. (2008). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya