PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOSARI IV KABUPATEN GUNUNGKIDUL
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Rina Ayu Sih Hidayati NIM 11108244103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 201
i
ii
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS III SD NEGERI WONOSARI IV IMPROVING POEM WRITING SKILLS USING PICTURES MEDIA ON THIRD GRADE STUDENTS OF SD NEGERI WONOSARI IV Oleh: Rina Ayu Sih Hidayati, PPSD/PGSD, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi dan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar.pada siswa kelas III SD Negeri Wonosari IV. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Wonosari IV tahun ajaran 2014/ 2015 dengan jumlah 18 siswa. Pengambilan data menggunakan observasi, tes, dan wawancara. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, lembar tes, dan pedoman wawancara. Analisis data penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan cara; guru memberikan apersepsi dan motivasi, memberikan penjelasan kepada siswa tentang puisi, menunjukkan media gambar, menggali pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab terkait gambar, menjelaskan gambar, memberikan bimbingan kepada siswa, dan memberikan evaluasi menulis puisi. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kesungguhan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, semangat dalam mengungkapkan gagasannya, antusiasme/ minat tinggi dalam menulis puisi, aktif berpartispasi dalam diskusi, rasa termotivasi, tertarik dan saling berkompetisi menulis puisi. Keterampilan menulis puisi juga menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditingkatkan dengan cara; siswa mengamati gambar, menggali pengetahuan awalnya terhadap gambar, menuliskan kata-kata yang sesuai gambar dan mengembangkan ide beserta gagasannya ke dalam puisi utuh dengan memperhatikan unsur-unsur puisi. Peningkatan keterampilan menulis puisi tersebut nampak dari nilai rata-rata siswa meningkat dari kondisi awal dengan kategori cukup (58.05) menjadi kategori cukup (67.5) pada siklus I dan menjadi kategori baik (77.22) pada siklus II. Kata kunci : keterampilan, puisi, gambar Abstract This research was aimed at finding out the improvement in poem writing learning and poem writing skills by using pictures media on third grade students of SD Negeri Wonosari IV. The research type is a classroom action research. The research participants were the 18 third grade students of SD Negeri Wonosari IV academic year of 2014/2015. The data were taken by using observations, tests and interviews. The data collection instruments were the observation sheets, the test sheets, and the interview guides. The data were then analysed using qualitative and quantitative descriptive. The result shows that there was an improvement on the poem writing learning process. This can be improved by means of; apersepsi and teachers provide motivation, provide an explanation to the students about poem, showed the media pictures, dig initial knowledge of students by questioning related images, describe the image, provide guidance to students, and provide an evaluation write poem. Such improvements can be seen from the seriousness of students in learning to write poem, passion in expressing his ideas, enthusiasm / high interest in writing poems, actively participate in the discussion, flavor motivated, interested and compete to write poem. Poem writing skills also showed an increase. This can be improved by means of; students observe the image, originally dug knowledge of the image, write the words that fit the image and develop their ideas and their ideas into poem intact by taking into account the elements of poem. Improved skills of writing poem is visible from the mean score of students increased from the early state with sufficient category (58.05) into the category enough (67.5) in the first cycle and into either category (77.22) in the second cycle .
Keywords: skills, poems, pictures
PENDAHULUAN
pendidikan
memegang
peranan
penting
Dunia pendidikan kini tengah menjadi fokus
dalam kelangsungan hidup bangsa dan
utama pemerintah. Hal ini disebabkan karena
negara. Pendidikan merupakan sarana untuk
2 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah DasarEdisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Undang-Undang Republik Indonesia
menjadi lebih baik dan unggul. Untuk
No. 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem
mewujudkannya diperlukan jalur pendidikan
Pendidikan Nasional
yang meliputi pendidikan formal, informal
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
dan nonformal. Jalur pendidikan adalah
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
wahana yang dilalui peserta didik untuk
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri dalam suatu
mengembangkan
proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan
memiliki
pendidikan. Pendidikan formal merupakan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
akhlak
sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,
negara.
mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
pendidikan
formal
di
dirinya
spiritual
serta
untuk
keagamaan,
keterampilan
yang
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa pengembangan potensi peserta didik
Sebenarnya pendidikan tidak hanya sebatas
potensi
kekuatan
mulia,
menjelaskan bahwa
sekolah
merupakan
tujuan
utama.
Dengan
pengembangan berbagai potensi tersebut,
ataupun universitas, sejak kita lahir pun kita
diharapkan
sudah mendapat pendidikan dari orang tua
menghadapi tantangan perkembangan zaman.
kita,
bagaimana
Luasnya persaingan di sektor kehidupanlah
bersikap, berjalan, serta hal-hal mendasar
yang menuntut perkembangan peradaban
lainnya. Dirto Hadisusanto (dalam Dwi
pendidikan di Indonesia harus semakin maju.
misalnya
pendidikan
Siswoyo, 2007:24)
peserta
didik
siap
untuk
menyatakan bahwa
Dalam menghadapi tantangan ini,
secara garis besar fungsi pendidikan itu ada
setiap orang harus dibekali dengan mutu
tiga. Pertama, adalah menyiapkan sebagai
Sumber
manusia, kedua adalah untuk menyiapkan
memadai. Pemerintah pun telah melakukan
tenaga kerja, dan ketiga adalah untuk
berbagai
menyiapkan warga negara yang baik.
tersebut, misalnya saja pemberian Bantuan
Pendidikan merupakan suatu proses
Daya
Manusia
usaha
Operasional
untuk
Sekolah
yang
mewujudkan
(BOS)
sampai
perubahan
kehidupan manusia. Sehingga, pendidikan
dilakukan belum lama ini. Dengan adanya
ini harus terus berjalan untuk menjaga
usaha-usaha tersebut pemerintah berharap
keberlangsungan hidup manusia, karena
melalui jalur pendidikan akan berguna dalam
tanpa pendidikan tidak akan ada perpindahan
pembekalan mutu Sumber Daya Manusia
ilmu pengetahuan serta nila-nilai dan norma
(SDM) Indonesia. Melalui
yang
hal
yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari
sosial dari generasi tua ke generasi muda.
kurikulum
(SDM)
pendidikan
baru
saja
siswa
diharapkan akan memiliki mental kuat dan rasa percaya diri untuk mengembangkan
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 3
keterampilannya, agar menjadi manusia yang
menulis lebih sulit dikuasai. Hal ini karena
kreatif
Pengembangan
diperlukan kemampuan untuk menguasai
keterampilan ini harus dimulai dari sekolah
berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar
dasar dimana peserta didik akan terbiasa
bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi
memahami
tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur ini
dan
berkualitas.
sebuah
pengetahuan. jenjang
konsep
Sekolah
dimana
dalam
Dasar
ilmu
merupakan
anak
harus
saling
berkaitan
sehingga
tulisan
memperoleh
menjadi runtut dan terpadu. Menurut Canale
pengalaman pertama. Selain itu jenjang
dan Swaim (dalam Rofi’udin, 2001:193),
sekolah dasar juga mengajarkan anak untuk
keterampilan
berkomunikasi dengan orang lain.
Untuk
sebagai salah satu keterampilan berbahasa
dapat berkomunikasi dengan orang lain maka
yang kompleks. Kegiatan menulis, paling
anak
Bahasa
tidak melibatkan aspek penggunaan bahasa
mengajarkan kita untuk memahami perasaan
dan pengolahan isi. Bahkan jika dipandang
dan maksud yang disampaikan orang lain.
sebagai bagian kemampuan komunikatif,
Tidak terkecuali juga dengan pembelajaran
kegiatan menulis melibatkan kompetensi
Bahasa
gramatikal,
kompetensi
kompetensi
discourse/
memerlukan
Indonesia,
sangatlah
bahasa.
proses
penting.
pembelajaran mengupayakan
berkomunikasi
Oleh
karena
Bahasa
itu,
Indonesia
peningkatan
menulis
dapat
sosio
dipandang
linguistik,
wacana,
dan
kompetensi strategik.
kemampuan
Keterampilan menulis ini tidak dapat
berkomunikasi secara lisan dan tertulis.
datang tiba-tiba, tetapi dapat dicapai melalui
Bahasa Indonesia yang terdiri atas empat
proses belajar dan berlatih secara terus
keterampilan
(menyimak,
menerus. Menulis merupakan salah satu aspek
membaca, berbicara, dan menulis) menjadi
keterampilan bahasa yang bersifat produktif
sebuah mata pelajaran yang aktif produktif.
dan ekspresif sehingga dapat dicapai dengan
Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa
banyak latihan dan bimbingan yang intensif
tidak hanya berkutat pada konstrak teori
karena sifatnya yang bukan teoritis. Oleh
bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan
karena itu, peranan guru sangat menentukan.
pemakaian bahasa yang kontekstual.
Guru harus memiliki keterampilan menulis
berbahasa
Salah satu bidang aktivitas yang memegang pembelajaran
peranan bahasa
penting
mengajarkannya.
Guru
harus
mampu
menulis.
merencanakan proses pembelajaran yang
Keterampilan menulis merupakan urutan yang
efektif. Metode dan media pembelajaran serta
terakhir dalam proses belajar bahasa setelah
strategi
keterampilan
sangatlah berpengaruh terhadap hasil peserta
menyimak,
ialah
dalam
yang baik, di samping juga harus mampu
berbicara,
dan
membaca. Bila dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan
didik.
belajar
mengajar
yang
dipilih
4 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
Tujuan
pembelajaran
menulis
larik, tipografi dan amanat. Siswa dikatakan
tentulah mengharapkan para peserta didik
terampil menulis puisi jika; a) tema puisi
memiliki
menulis.
menjiwai keseluruhan isi puisi, b) adanya
Meskipun telah disadari, bahwa penguasaan
pilihan kata yang digunakan dalam puisi, c)
bahasa
kemampuan
tulis
kehidupan
dalam
mutlak modern,
kenayataannya
diperlukan
dalam
adanya larik/ baris dalam puisi, d) adanya
namun
dalam
larik-larik puisi membentuk bait, e) adanya
keterampilan
pesan yang disampaikan secara tersirat dan
pengajaran
menulis kurang mendapat perhatian. Acep Yoni
(2010:34)
mengungkapkan
tersurat kepada pembaca.
bahwa
Berdasarkan hasil observasi di kelas
menulis adalah suatu cara mengekspresikan
III SD Negeri Wonosari IV terlihat bahwa
pikiran atau perasaan dalam bentuk tulisan.
keterampilan menulis puisi siswa juga rendah.
Kegiatan
pada
Terdapat beberapa siswa masih mendapatkan
kenyataannya adalah hal yang tidak mudah.
nilai 55 dalam kegiatan menulis puisi padahal
Ketika seseorang memiliki keinginan menulis
KKM yang harus dicapai siswa adalah 70.
namun
hal
Selain itu, diperoleh gambaran kondisi siswa
adanya
awal sebelum penelitian pada saat proses
mengungkapkan
pembelajaran menulis puisi berlangsung.
gagasannya melalui bahasa yang baik dan
Terlihat siswa tidak terlalu antusias dalam
benar. Apalagi untuk pembelajaran menulis
pembelajaran sehingga kegiatan menulis puisi
puisi.
kesulitan
di kelas menjadi kurang menarik. Dari hasil
mengerjakan tugas menulis puisi karena
wawancara dengan guru kelas III SD Negeri
kurang mampu mencari dan menggunakan
Wonosari IV juga dapat diketahui terdapat
kata-kata yang sesuai dengan bahasa puisi. Itu
banyak siswa yang masih kurang terampil
semua terjadi karena puisi lebih banyak
dalam menulis puisi dengan memperhatikan
mendayakan pengekspresian lewat berbagai
unsur tema, diksi, larik, tipografi dan amanat.
tersebut
tidak
menulis
dapat
melakukannya,
disebabkan
keterlambatan
karena
dalam
Siswa
mengalami
ungkapan kebahasaan seperti berbagai bentuk
Berdasarkan
informasi
yang
pemajasan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
diperoleh, dengan adanya penggunaan metode
keterampilan puisi rendah. Kenyataannya,
ceramah membuat siswa cenderung hanya
siswa kelas rendahlah
yang mengalami
mendengarkan apa yang disampaikan oleh
kesulitan dalam menulis puisi. Kurangnya
guru sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam
penguasaan kosa kata di kelas rendah
pembelajaran. Pembelajaran ceramah dengan
membuat siswa membutuhkan media yang
kondisi siswa tersebut membuat motivasi
dapat merangsang imajinasi siswa dalam
belajar
menuangkan ide dan gagasannnya ke dalam
kenyataannya,
tulisan
indikator
menggunakan media pembelajaran dalam
keberhasilan menulis puisi adalah jika siswa
menulis puisi. Sehingga guru lebih baik
bisa menulis puisi sesuai aspek tema, diksi,
menggunakan media pembelajaran sehingga
puisinya.
Padahal
menulis
puisi guru
rendah. memang
Pada tidak
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 5
proses pembelajaran menjadi menarik dan
menggunakan
tidak membosankan.
karena melihat kondisi siswa menulis puisi
Dalam
keseluruhan
proses
belum
sesuai
media
gambar
dengan
Peneliti
memiliki peranan yang penting dalam proses
menggunakan media gambar sebagai bahan
belajar mengajar. Hal ini dapat diartikan
kajian karena dalam media gambar siswa
bahwa berhasil dan tidaknya pencapaian
diajak dengan mengoptimalkan penglihatan
tujuan pendidikan, cukup bergantung kepada
terhadap
bagaimana
mengeksplorasi
pembelajaran
yang
gambar
menulis
diharapkan.
pendidikan, media pembelajaran memang
media
memilih
yang
dilakukan
yang
puisi
dengan
dilihatnya
imajinasinya,
dan
kemudian
digunakan. Oleh karena itu guru sebagai
dituangkan oleh siswa melalui kata-kata yang
fasilitator harus mempunyai media yang tepat
mengandung bahasa puisi. Hal ini sangat
agar dapat menumbuh kembangkan potensi
sesuai untuk pembelajaran menulis puisi
yang
Siswa
karena dengan melihat gambar memudahkan
merupakan subjek utama dalam kegiatan
siswa untuk menuangkan kata-kata dalam
belajar mengajar, jadi sudah seharusnya
bahasa puisi dengan melihat gambar secara
potensi yang ada harus dikembangkan.
nyata dan detail. Dengan kata lain, media
dimililiki
siswa
tersebut.
Melalui media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan
menangkap ide-ide ke dalam tulisan.
dalam
Berdasarkan uraian latar belakang di
menulis puisi. Melihat dari permasalahan
atas maka peneliti bermaksud menerapkan
yang ada, peneliti
menetapkan langkah
media gambar untuk mengatasi masalah
perbaikan dalam pembelajaran menulis puisi,
kesulitan siswa kelas III SD Negeri Wonosari
salah satunya yaitu menggunakan media
IV terkait materi menulis puisi. Dalam
gambar.
penelitian
Dengan
siswa
gambar ini akan memudahkan siswa untuk
demikian,
siswa
akan
ini
peneliti
mengambil
judul
terinspirasi dengan apa yang dilihat pada
”Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
gambar. Media gambar pada keterampilan
Menggunakan Media Gambar Siswa Kelas III
menulis puisi ini lebih menekankan keaktifan
SD
siswa untuk menggali dan mengekspresikan
Gunungkidul”.
Negeri
Wonosari
IV
Kabupaten
imajinasi dan pikirannya terhadap gambar
Tujuan yang ingin dicapai dalam
yang dilihat. Sehingga melalui media gambar
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
ini minat siswa menjadi lebih meningkat
proses
terhadap pembelajaran menulis puisi dengan
keterampilan menulis puisi menggunakan
menggunakan bahasa yang baik, benar, dan
media gambar siswa kelas III SD Negeri
efektif.
Wonosari IV Kabupaten Gunungkidul. Penelitian
keterampilan
tentang
menulis
peningkatan
puisi
dengan
pembelajaran
menulis
puisi
dan
6 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
METODE PENELITIAN
Kusuma dan Dedi Dwitagama (2010:21),
Pendekatan Penelitian
mengemukakan
Penelitian
ini
menggunakan
gambaran
putaran
spiral
sebagai berikut:
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) tipe penelitian tindakan partisipan atau kolaborasi.
Lokasi, Waktu, dan Setting Penelitian Penelitian semester
II
dilaksanakan
tahun
pelajaran
pada
2014/2015
dimulai pada bulan Februari sampai April 2015, sedangkan observasi dilaksanakan pada bulan
Desember
2014.
Penelitian
ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di dalam kelas III SD Negeri
Gambar 1. Model PTK Kemmis dan Mc Taggart Keterangan: Siklus I:
Wonosari IV.
1. Perencanaan 2. Tindakan I & Observasi I 3. Refleksi I
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa
Sikulis II:
2. Tindakan II & Observasi II
kelas III SD Negeri Wonosari IV, Kecamatan
3.Refleksi II
Wonosari Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki
1.Revisi Rencana I
Metode Pengumpulan Data
dan 8 siswa perempuan. Sedangkan objek
Penelitian
ini
menggunakan
metode
penelitian ini, yaitu keterampilan menulis
pengumpulan data yakni observasi (pengamatan),
puisi .
tes keterampilan menulis puisi, dan wawancara. Dalam penelitian ini menggunakan 2 lembar
Model Penelitian
observasi. Lembar observasi pertama digunakan
Model penelitian yang digunakan
untuk memperoleh data aktivitas siswa dan
dalam penelitian ini adalah model putaran
lembar
spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan
memperoleh data aktivitas guru saat proses
Mc.Taggart. Dalam perencanaan Kemmis dan
pembelajaran. Lembar observasi dalam penelitian
Mc Taggart menggunkan sistem spiral yang
ini menggunakan skala rating scale dengan
dimulai
memberikan tanda check (√) pada titik-titik yang
dengan
perencanaan,
tindakan,
observasi
pada
aspek
kedua
yang
digunakan
diamati.
untuk
pengamatan, dan refleksi. Adapun model
tepat
Peneliti
penelitian tindakan kelas menurut model
menggunakan skala 1 sampai 4 untuk aspek yang
Kemmis dan Mc.Taggart dalam Wijaya
diamati.
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 7
5. guru menjelaskan tentang gambar tersebut,
Instrumen Penelitian Instrumen
yang
digunakan
dalam
mulai dari ciri-ciri objek yang ada dalam
penelitian ini adalah lembar observasi, lembar tes,
gambar tersebut, hingga dapat dituliskan
dan pedoman wawancara.
menjadi sebuah puisi, 6. guru memberi contoh membuat puisi
Rancangan Penelitian
berdasarkan gambar tersebut,
a. Tahap Perencanaan 1. Peneliti bersama guru menentukan materi yang akan diajarkan pada siklus I yaitu menulis puisi dengan tema yang ditentukan. 2. Mempersiapkan Pembelajaran
Rencana (RPP),
Pelaksanaan
lembar
observasi
siswa dan guru, tes evaluasi, dan kamera untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
puisi
berdasarkan
tema,
diksi,
larik,
tipografi dan amanat yang tepat, 8. guru kemudian mengadakan tes untuk melihat keterampilan siswa dalam menulis puisi. c) Tahap Observasi Observasi yang dilakukan disini adalah pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan siswa dan guru selama penelitian berlangsung.
b. Tahap Tindakan Langkah-langkah
7. guru kemudian melatih siswa membuat
d) Tahap Refleksi proses
pembelajaran
Untuk merefleksi hasil penelitian pada
menggunakan media gambar meliputi:
siklus I, peneliti menganalisis dan mengkaji
1. siswa diberikan contoh puisi anak dengan
hasil puisi, perilaku siswa dan cara mengajar
tema tertentu. Kemudian siswa diminta
guru selama pelaksanaan siklus I. Hasil dari
membaca dan memahaminya,
siklus pertama ini dijadikan dasar untuk
2. siswa dijelaskan tentang pengertian puisi dan unsur-unsur yang digunakan dalam
melakukan tindak lanjut pada siklus yang kedua.
penulisan puisi, 3. guru membawa sekumpulan gambar ke dalam
kelas,
kemudian
Teknik Analisis Data
menggali
Penelitian tindakan kelas ini, analisis
pengetahuan awal siswa terhadap gambar
data
tersebut
kualitatitif dan deskriptif kuantitatif.
dengan
cara
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa tentang
yang
digunakan
adalah
deskriptif
1. Data Kuantitatif
gambar tersebut. Hasil jawaban dari siswa
Hasil tes keterampilan menulis puisi siswa
dapat diubah ke dalam bentuk kalimat
menghasilkan data kuantitatif berupa skor.
puitis,
Skor-skor tersebut dianalisis melalui statistik
4. siswa diminta untuk mengamati gambar
deskriptif kuantitatif. Untuk mencari nilai rata-
tersebut dan diminta untuk memahami isi
rata keseluruhan siswa dalam satu kelas
gambar tersebut,
8 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
menggunakan rumus yang dikutip dari buku
diberikan kriteria ketentuan untuk memberi
Nana Sudjana (1992:109) sebagai berikut.
standar pada aspek aktivitas siswa dan aktivitas guru yang diamati. Standar tersebut
X
menggunakan
=
panduan
dari
Suharisimi
Arikunto (2007:272).
Keterangan : Tabel 2. Rentang Skor Persentase Lembar Observasi Aktifitas Siswa
X
= rata-rata (mean)
X
= jumlah seluruh skor
N
= banyaknya subjek
No Persentase (%)
Depdiknas (2008:4) mengatakan bahwa kriteria keberhasilan adalah patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi belajar
kompetensi yang ditetapkan yang mencirikan penguasaan konsep atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur. Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut.
2
50-75
Baik
=3
3
25-50
Cukup
=2
4
0-25
Kurang
=1
Kriteria Keberhasilan Tindakan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan menulis
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Penelitian dikatakan berhasil dan akan dihentikan
1. Nilai rata-rata kelas berdasarkan nilai tes mnenulis puisi meningkat dari pra tindakan ke siklus I dan ke siklus II. 2. Rata-rata siswa satu kelas telah memenuhi standar keberhasilan yaitu 70.
2. Data Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari lembar
pembelajaran
Sangat baik = 4
apabila :
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
aktivitas
75-100
puisi menggunakan media gambar yang dilihat
Tabel 1. Rentang Skor Penilaian Keterampilan Menulis Puisi
observasi
1
yang
mengacu pada kompetensi dasar dan standar
Angka 86-100 71-85 56-70 41-55 ≤40
Kategori
siswa
menulis
selama puisi.
proses Lembar
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Awal
pengamatan siswa terdiri dari 6 aspek untuk
Proses dan Hasil Keterampilan Menulis Puisi
mengetahui
dalam
pada Kondisi Awal
pembelajaran menulis puisi. Sedangkan lembar
Pembelajaran
aktivitas
siswa
pada
kondisi
awal
pengamatan guru terdiri dari 10 aspek untuk
menunjukkan siswa terlihat kurang antusias
mengetahui aktivitas guru dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran menulis puisi menjadi
menulis puisi. Berdasarkan rating skala dengan
tidak
perhitungan yang ada maka selanjutnya akan
metode ceramah membuat siswa cenderung
menarik.
Pembelajaran
menggunakan
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 9
hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh
perlu perbaikan untuk meningkatkan nilai siswa.
guru sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam
Tindakan yang dilakukan salah satunya adalah
pembelajaran menulis puisi. Selain itu, masih
penggunaan media gambar dalam pembelajaran
adanya siswa yang terlihat mondar mandir
menulis puisi.
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kondisi awal, pembelajaran puisi belum menggunakan media yang bervariasi secara optimal sehingga siswa kurang termotivasi dan tertarik dalam proses
pembelajaran.
Selanjutnya,
2. Siklus I Proses dan Hasil Keterampilan Menulis Puisi pada Siklus I a. Tahap Perencanaan
untuk
mengukur pemahaman siswa akan diadakan tes menulis puisi. Tes pada kondisi awal ini merupakan keterampilan menulis puisi sebelum dilakukan tindakan menggunakan media gambar. Tes keterampilan ini bertujuan untuk mengetahui
Tahap dilakukan
perencanaan
dengan
pada
siklus
menyiapkan
I
perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini pula dibuat antara lain lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran.
kondisi awal keterampilan menulis puisi siswa kelas III SD Negeri Wonosari IV. Jumlah siswa
b. Tahap Tindakan dan Observasi
yang mengikuti tes pada kondisi awal ini adalah
Hasil tes keterampilan menulis puisi pada
18 orang, dengan hasil yang dapat dilihat pada
pertemuan I nilai rata-rata mencapai 61.38
tabel dibawah ini.
dengan
kategori
cukup.
Sedangkan
pada
pertemuan II menunjukkan nilai rata-rata siswa Tabel 3. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III pada Kondisi Awal
naik menjadi 62.77 dengan kategori cukup dan naik lagi menjadi 66.11 pada pertemuan ketiga. Sedangkan pada pertemuan IV menunjukkan nilai
Rentang Nilai
F
Bobot Skor
86-100
-
-
-
71-85 56-70 41-55 ≤ 40
2 6 10 -
150 370 525 -
11.11 33.33 55.56 -
(%)
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Rata-rata
rata-rata siswa kembali naik menjadi 67.5 dengan kategori cukup. Rata-rata ini menunjukkan
X= = 58.05
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-
terjadinya peningkatan keterampilan menulis puisi
dengan
menggunakan
media
gambar
dibandingkan dengan rata-rata pada kondisi awal, walaupun peningkatannya belum maksimal. Sedangkan
berdasarkan
tabel
hasil
rata keterampilan menulis puisi pada siswa kelas
rekapitulasi pengamatan selama 4 kali pertemuan
III SD Negeri Wonosari IV termasuk ke dalam
menggunakan lembar observasi selama proses
kategori cukup yaitu 58.05. Dengan demikian
pembelajaran menulis puisi siswa menunjukkan
dapat dinyatakan, bahwa sebagian besar siswa
persentase 71.12% dengan kategori baik.
masih termasuk ke dalam kategori kurang maka
10 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
Selanjutnya, berdasarkan tabel hasil rekapitulasi
pengamatan
selama
4
6.
kali
keterampilan siswa dalam menulis puisi belum maksimal terlihat dari produk puisi
pertemuan menggunakan lembar observasi
yang dihasilkan
selama proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas III SD Negeri Wonosari IV dapat diperoleh
bahwa
jumlah
persentase
dari
3. Siklus II
keseluruhan total aspek aktivitas guru yang
Proses dan Hasil Keterampilan Menulis Puisi pada Siklus II
diamati menunjukkan persentase 71.87 %
a. Tahap perencanaan siklus II
dengan kategori baik pada siklus I.
Tahap Perencanaan pada siklus II dilakukan
c. Tahap Refleksi
dengan
menyiapkan
perangkat
pembelajaran yang akan digunakan pada siklus Pada siklus I pembelajaran menulis puisi belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan optimal. Hasil tes tindakan siklus I sudah mengalami peningkatan akan tetapi belum mencapai standar yang diharapkan. Nilai ratarata tes keterampilan menulis puisi pada pertemuan IV pada siklus I menunjukkan angka 67.5. Beberapa aspek dan kriteria yang perlu ditingkatkan dalam memaksimalkan keterampilan
siswa
untuk
menulis
puisi
II,
dengan
fokus
pada
peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis puisi. Pada pembelajaran siklus II ini, guru dan peneliti merevisi kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pada siklus II langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sama halnya dengan siklus I. Guru juga menyiapkan gambar yang lebih jelas dan menarik sehingga gambar dapat efektif dalam membantu siswa menulis puisi.
dengan menggunakan media gambar yakni: 1.
gambar harus lebih jelas dan menarik
Pada
untuk merangsang kreativitas siswa 2.
3.
4.
5.
b. Tahap tindakan dan observasi siklus II pertemuan
I
nilai
unsur puisi yang harus ditingkatkan siswa
mencapai
adalah diksi dan amanat
Sedangkan pada pertemuan II menunjukkan
guru perlu memberikan bimbingan secara
nilai rata-rata siswa naik menjadi 71.38 dengan
terus menerus sehingga siswa bisa paham
kategori baik dan naik lagi menjadi 73.33
dan mengerti dalam menulis puisi
dengan kategori baik pada pertemuan ketiga.
motivasi
ditingkatkan
Sedangkan pada pertemuan IV menunjukkan
sehingga siswa mempunyai minat yang
nilai rata-rata siswa naik menjadi 77.22 dengan
tinggi dalam menulis puisi
kategori baik.
siswa
harus
siswa perlu bertanya jawab terkait gambar yang
ditampilkan
sehingga
dapat
69.16 dengan kategori
rata-rata cukup.
Selanjutnya, berdasarkan tabel hasil rekapitulasi
pengamatan
selama
4
kali
membuat siswa aktif berpartispasi dalam
pertemuan menggunakan lembar observasi
pembelajaran menulis puisi
siswa menunjukkan pada angka 82.58% dengan kategori sangat baik.
Peningkatan Keterampilan Menulis .... (Rina Ayu Sih Hidayati) 11
Sedangkan lembar observasi guru dapat diperoleh
bahwa
dari
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
diamati
penggunaan media gambar mampu meningkatkan
menunjukkan persentase 88.12% dengan kategori
keterampilan siswa menulis puisi siswa kelas III
sangat baik pada siklus II.
SD Negeri Wonosari IV. Hal itu terlihat pada
keseluruhan
total
jumlah
persentase
meningkat dari kondisi awal ke siklus I dan II.
aspek
yang
nilai rata-rata keterampilan menulis puisi siswa c. Tahap Refleksi Siklus II
meningkat dari 58.05 menjadi 77.22. Oleh karena
Pada siklus II ini peneliti mengamati perkembangan anak selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dijadikan sebagai bahan diskusi dan refleksi. Selanjutnya hasil refleksi diperoleh hal-hal sebagai berikut: 1) siswa sangat tertarik dengan menggunakan media gambar dalam menulis puisi 2) sebagian besar siswa
telah
dapat
menulis
puisi
dengan
memperhatikan unsur tema, diksi, larik, tipografi dan amanat, 3) keterampilan siswa dalam menulis puisi meningkat terlihat dari produk puisi yang dihasilkan. d) membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk melanjutkan ke siklus III sehingga penelitian dicukupkan ke siklus II.
itu, penelitian dicukupkan sampai siklus II. Kesimpulan 1. Proses
pembelajaran
menggunakan
apersepsi
dan
penjelasan
kepada
menunjukkan
dapat
siswa
memberikan tentang
gambar,
puisi,
menggali
pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab terkait gambar, menjelaskan gambar, memberikan bimbingan kepada siswa, dan memberikan
evaluasi
Peningkatan
tersebut
kesungguhan
siswa puisi,
menulis dapat
dalam
dilihat
dari
pembelajaran
semangat gagasannya,
puisi.
dalam antusiasme/
minat tinggi dalam menulis puisi, aktif
Rata-rata
berpartispasi dalam diskusi, rasa termotivasi, tertarik dan saling berkompetisi menulis puisi. 2. Keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar dapat ditingkatkan dengan
Kondisi Awal Pert. I Pert.II Pert.III… Pert.IV Pert. I Pert.II Pert.III… Pert.IV
100 80 60 40 20 0
gambar
motivasi,
media
mengungkapkan
Keterampilan Menulis Puisi
puisi
ditingkatkan dengan cara; guru memberikan
menulis 4. Data Peningkatan Rata-rata Tes
media
menulis
Rata-rata
cara; siswa mengamati gambar, menggali pengetahuan
awalnya
terhadap
gambar,
menuliskan kata-kata yang sesuai gambar dan mengembangkan ide beserta gagasannya ke
Gambar 2. Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Tes Keterampilan Menulis Puisi Dari diagram batang di atas, dapat
dalam puisi utuh dengan memperhatikan
diketahui rata-rata tes keterampilan menulis puisi
rata siswa meningkat dari kondisi awal
unsur-unsur puisi. Peningkatan keterampilan menulis puisi tersebut nampak dari nilai rata-
12 Jurnal Pendidikan Guru dan Sekolah Dasar Edisi 10 Tahun ke IV Juni 2015
dengan kategori cukup (58.05) menjadi kategori cukup (67.5) pada siklus I dan menjadi kategori baik (77.22) pada siklus II.
DAFTAR PUSTAKA Acep Yoni, dkk. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia Dwi Siswoyo, dkk. 2007. Ilmu pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Kemendiknas. (2003). UNDANG-UNDANG SISDIKNAS 2003. Jakarta: Sinar Grafika Nana Sudjana. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ngalim Purwanto. (2004). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rofi’udin, Akhmad dan Darmiyati Zuhdi. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang:Universitas Negeri Malang Suharsimi Arikunto. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Indeks